10
Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari Sejati p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634 122 PERENCANAAN BANGUNAN BAGI SADAP DI DAERAH IRIGASI WARIORI, KABUPATEN MANOKWARI BUILDING PLANNING FOR SADAP IN WARIORI IRRIGATION AREA, MANOKWARI DISTRICT Wahyu Sejati 1* 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti * Penulis koresponden: [email protected] ABSTRAK Permasalahan yang ada adalah bahwa Daerah Irigasi (DI) Wariori tidak mampu beroperasi secara baik, sehingga lahan-lahan pertanian yang sudah direncanakan, tidak dapat diairi dengan optimal dan menjadi lahan tidur. Beberapa bangunan irigasi seperti bangunan bagi dan sadap mengalami kerusakan ringan, sedang maupun rusak berat. Tujuan dari penelitian ini adalah adalah untuk melakukan perencanaan desain bangunan bagi sadap di DI. Wariori khususnya di saluran primer. Perencanaan bangunan pada saluran primer terdapat 10 bangunan bagi sadap. Pengambilan data dilakukan secara primer dan sekunder dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan. Metode yang dipakai adalah perhitungan pintu sorong untuk desain bangunan bagi sadapnya. Hasil dari curah hujan rencana dengan kala ulang 100 tahun adalah 205.20 mm/hari. Sedangkan hasil perhitungan debit untuk mengairi areal seluas 3450 ha adalah 4,51 m3/detik. Pada bangunan bagi di ruas BMJ.1 memiliki lebar pintu rencana 1 meter, bangunan bagi BMJ.2 memiliki lebar pintu rencana 1,1 m , 0,3 m dan 0,7 m. Bangunan bagi sadap BMJ 4 memiliki lebar pintu rencana 0,6 m dan 1,1 m. Bangunan bagi sadap BMJ 6 memiliki lebar pintu rencana 0,8 m. Bangunan bagi sadap BMJ 8 memiliki lebar pintu rencana 1,25 m dan 0,5 m. Bangunan bagi sadap BMJ 10 memiliki lebar pintu rencana 0,4 m dan bangunan bagi sadap BMJ.11 memiliki lebar pintu rencana 0,6 m. ABSTRACT Wariori area Irrigation have been problem is not able to operate properly, so the planned agricultural lands. It cannot be watered and become sleeping land. Several irrigation structures, such as the dividing and tapping structures, were slightly damaged, moderate or severely damaged. The purpose of this research is to plan the building design for tapping in DI Wariori especially in the primary channel. Building planning on the primary channel there are 10 buildings for tapping. Primary and secondary data were collected by direct observation in the field. The method used is the calculation of sliding doors for building design for tapping. The result of the planned rainfall with a 100 year return period is 205.20 mm / day. Meanwhile, the calculation result of the discharge for irrigating an area of 3450 ha is 4.51 m3/second. In the dividing building on the BMJ.1 section with a design door width of 1 meter, the building for BMJ.2 has a design door width of 1.1 m, 0.3 m and 0.7 m. The building for tapping BMJ 4 has a design door width of 0.6 m and 1.1 m. The building for tapping BMJ 6 has a design door width of 0.8 m. The SEJARAH ARTIKEL Diterima 23 Juli 2020 Revisi 24 Agustus 2020 Disetujui 4 Januari 2021 Terbit online 15 Januari 2021 KATA KUNCI bangunan bagi sadap DI Wariori pintu sorong irigasi debit KEYWORDS Tapping DI Wariori Sliding door Irrigation discharge

PERENCANAAN BANGUNAN BAGI SADAP DI DAERAH IRIGASI …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERENCANAAN BANGUNAN BAGI SADAP DI DAERAH IRIGASI …

Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari Sejati

p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

122

PERENCANAAN BANGUNAN BAGI SADAP DI DAERAH IRIGASI WARIORI, KABUPATEN MANOKWARI BUILDING PLANNING FOR SADAP IN WARIORI IRRIGATION AREA, MANOKWARI DISTRICT Wahyu Sejati1*

1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti * Penulis koresponden: [email protected]

ABSTRAK Permasalahan yang ada adalah bahwa Daerah Irigasi (DI) Wariori tidak mampu beroperasi secara baik, sehingga lahan-lahan pertanian yang sudah direncanakan, tidak dapat diairi dengan optimal dan menjadi lahan tidur. Beberapa bangunan irigasi seperti bangunan bagi dan sadap mengalami kerusakan ringan, sedang maupun rusak berat. Tujuan dari penelitian ini adalah adalah untuk melakukan perencanaan desain bangunan bagi sadap di DI. Wariori khususnya di saluran primer. Perencanaan bangunan pada saluran primer terdapat 10 bangunan bagi sadap. Pengambilan data dilakukan secara primer dan sekunder dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan. Metode yang dipakai adalah perhitungan pintu sorong untuk desain bangunan bagi sadapnya. Hasil dari curah hujan rencana dengan kala ulang 100 tahun adalah 205.20 mm/hari. Sedangkan hasil perhitungan debit untuk mengairi areal seluas 3450 ha adalah 4,51 m3/detik. Pada bangunan bagi di ruas BMJ.1 memiliki lebar pintu rencana 1 meter, bangunan bagi BMJ.2 memiliki lebar pintu rencana 1,1 m , 0,3 m dan 0,7 m. Bangunan bagi sadap BMJ 4 memiliki lebar pintu rencana 0,6 m dan 1,1 m. Bangunan bagi sadap BMJ 6 memiliki lebar pintu rencana 0,8 m. Bangunan bagi sadap BMJ 8 memiliki lebar pintu rencana 1,25 m dan 0,5 m. Bangunan bagi sadap BMJ 10 memiliki lebar pintu rencana 0,4 m dan bangunan bagi sadap BMJ.11 memiliki lebar pintu rencana 0,6 m. ABSTRACT Wariori area Irrigation have been problem is not able to operate properly, so the planned agricultural lands. It cannot be watered and become sleeping land. Several irrigation structures, such as the dividing and tapping structures, were slightly damaged, moderate or severely damaged. The purpose of this research is to plan the building design for tapping in DI Wariori especially in the primary channel. Building planning on the primary channel there are 10 buildings for tapping. Primary and secondary data were collected by direct observation in the field. The method used is the calculation of sliding doors for building design for tapping. The result of the planned rainfall with a 100 year return period is 205.20 mm / day. Meanwhile, the calculation result of the discharge for irrigating an area of 3450 ha is 4.51 m3/second. In the dividing building on the BMJ.1 section with a design door width of 1 meter, the building for BMJ.2 has a design door width of 1.1 m, 0.3 m and 0.7 m. The building for tapping BMJ 4 has a design door width of 0.6 m and 1.1 m. The building for tapping BMJ 6 has a design door width of 0.8 m. The

SEJARAH ARTIKEL

Diterima 23 Juli 2020

Revisi 24 Agustus 2020

Disetujui 4 Januari 2021

Terbit online 15 Januari 2021

KATA KUNCI bangunan bagi sadap

DI Wariori

pintu sorong

irigasi

debit

KEYWORDS Tapping

DI Wariori

Sliding door

Irrigation

discharge

Page 2: PERENCANAAN BANGUNAN BAGI SADAP DI DAERAH IRIGASI …

Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari Sejati

p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

123

building for tapping BMJ 8 has a design door width of 1.25 m and 0.5 m. The building for tapping BMJ 10 has a design door width of 0.4 m and the building for tapping BMJ.11 has a design door width of 0.6 m.

1. PENDAHULUAN

Daerah Irigasi (D. I.) Wariori berada di Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, Provinsi

Papua Barat dengan sumber air berasal dari Sungai Wariori. Dibangunnya jaringan irigasi ini

bertujuan untuk mengairi lahan pertanian yang berada di daerah transmigran. Permasalahan

yang ada adalah bahwa DI Wariori tidak mampu beroperasi secara baik, sehingga lahan- lahan

pertanian yang sudah direncanakan, tidak dapat diairi dengan optimal dan menjadi lahan tidur

dan sebagian telah berubah menjadi tanaman kelapa sawit. (Alles Klar Prima, 2018)

Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan untuk

pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan

penggunaannya. Jaringan irigasi yang dimaksud dalam hal ini adalah jaringan irigasi pembawa

dan pembuang utama yang meliputi saluran primer dan sekunder berikut bangunan-bangunan

irigasi yang ada didalamnya.

Berdasarkan cara pengaturan, pengukuran, serta kelengkapan fasilitas, jaringan

irigasi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu (1) jaringan irigasi sederhana, (2)

jaringan irigasi semi teknis dan (3) jaringan irigasi teknis. Untuk jaringan irigasi DI. Wariori

direncanakan sebagai jaringan irigasi teknis, yang mana saluran irigasi pembawa akan didesain

dengan kontruksi pasangan batu kali, sedangkan bangunan irigasi akan dilengkapi dengan

bangunan pengatur dan pengukur debit. Jaringan irigasi DI. Wariori yang direncanakan

meliputi:

- Saluran irigasi pembawa primer, sekunder dan tersier

- Saluran pembuang primer dan sekunder

- Bangunan irigasi (bagi/bagi sadap/sadap)

- Bangunan pelengkap (gorong-gorong, bangunan terjun dll.)

Konsep dasar dalam perencanaan suatu sistem tata jaringan irigasi adalah

merencanakan sistem tata jaringan yang efisien, murah, serta handal dari aspek kekuatan

konstruksi dan handal dari aspek pendistribusian air keseluruh areal layanan secara cepat, adil,

merata dan sesuai debit kebutuhan air yang direncanakan. Pada DI Wariori saat ini sistem

pengambilan air sudah tersedia yaitu berupa Bendung Wariori yang pembangunannya sudah

selesai dibangun pada pertengahan tahun 2017. (Alles Klar Prima, 2018)

Page 3: PERENCANAAN BANGUNAN BAGI SADAP DI DAERAH IRIGASI …

Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari Sejati

p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

124

Apabila air irigasi dibagi dari saluran primer sekunder, maka akan dibuat bangunan

bagi. Bangunan bagi terdiri dari pintu-pintu yang dengan teliti mengukur dan mengatur air

yang mengalir ke berbagai saluran. Salah satu dari pintu-pintu bangunan bagi berfungsi

sebagai pintu pengatur muka air, sedangkan pintu-pintu sadap lainnya mengukur debit. Pada

cabang saluran dipasang pintu pengatur untuk saluran terbesar dan dipasang alat-alat

pengukur dan pengatur di bangunan-bangunan sadap yang lebih kecil. (Bagian Bangunan KP-

04)

Bangunan bagi sadap terdiri dari bangunan sadap tersier; bangunan/pintu sadap ke

saluran sekunder dengan kelengkapan pintu sadap dan alat ukur; serta bangunan/pintu

pengatur muka air. Tata letak dari bangunan bagi sadap ini bisa dibuat 2 alternatif, yaitu:

Bentuk Menyamping

Bentuk Numbak

a. Bentuk Menyamping

Posisi bangunan/pintu sadap tersier atau sekunder berada disamping kiri atau kanan saluran

dengan arah aliran ke petak tersier atau sekunder mempunyai sudut tegak lurus (pada

umumnya) sampai 45°. Bentuk ini mempunyai kelemahan kecepatan datang kearah lurus

menjadi lebih besar dari pada yang kearah menyamping, sehingga jika diterapkan sistem

proporsional kurang akurat. Sedangkan kelebihannya peletakan bangunan ini tidak

memerlukan tempat yang luas, karena dapat langsung diletakkan pada saluran tersier/saluran

sekunder yang bersangkutan.

Gambar 1. Letak Bangunan Bagi Sadap Bentuk Menyamping

Sumber: Subari, Marasi Deon, Indri S, Bambang Misgiyanta, 2013

Page 4: PERENCANAAN BANGUNAN BAGI SADAP DI DAERAH IRIGASI …

Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari Sejati

p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

125

a. Bentuk Numbak

Bentuk numbak meletakkan bangunan bagi sekunder, sadap tersier dan bangunan

pengatur pada posisi sejajar, sehingga arah alirannya searah. Bentuk seperti ini

mempunyai kelebihan kecepatan datang aliran untuk setiap bangunan adalah sama.

Sehingga bentuk ini sangat cocok diterapkan untuk system proporsional. Tetapi bentuk ini

mempunyai kelemahan memerlukan areal yang luas, semakin banyak bangunan sadapnya

semakin luas areal yang diperlukan.

Gambar 2. Letak Bangunan Bagi Sadap Bentuk Menyamping

Sumber: Bagian Bangunan KP- 04

Berdasarkan hasil survei dan pengamatan di lapangan, maka untuk perencanaan jaringan

irigasi DI. Wariori, data bangunan bagi dan sadap yang direncanakan dapat dilihat pada

tabel 1.

Page 5: PERENCANAAN BANGUNAN BAGI SADAP DI DAERAH IRIGASI …

Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari Sejati

p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

126

Tabel 1. Kebutuhan Bangunan Bagi dan Sadap di Saluran Induk DI. Wariori

No Nama Saluran

Bangunan

Total Bagi Sadap Bagi sadap

Saluran Induk Majemus

1 Ruas I (Intake - BMJ 1) 1 1

2 Ruas II (BMJ 1 - BMJ 2) 2 1 3

3 Ruas III (BMJ 2 - BMJ 4) 2 3 5

4 Ruas IV (BMJ 4 - BMJ 6) 3 2 4 9

5 Ruas V (BMJ 6 - BMJ 8) 2 2 4

6 Ruas VI (BMJ 8 - BMJ 10) 2 2 2 6

7 Ruas VII (BMJ 10 - BMJ 11) 2 1 3

Sumber: hasil survey dan pengamatan

1. METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian DI. Wariori berada pada Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, Provinsi

Papua.

Gambar 3. Salah satu lokasi bangunan bagi sadap di DI. Wariori

Sumber: Dokumentasi penulis

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dan data primer. Data

primer berupa data dimensi saluran, dimensi bangunan bagi dan sadap, serta kondisi

kerusakan bangunan yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan oleh penulis. Data

sekunder berupa data curah hujan yang diperoleh dari BWS Papua Barat. Metode penelitian

Page 6: PERENCANAAN BANGUNAN BAGI SADAP DI DAERAH IRIGASI …

Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari Sejati

p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

127

merupakan langkah penting dalam sebuah studi perencanaan jaringan irigasi baik perencanaan

saluran maupun perencanaan bangunan. Dalam perencanaan bangunan bagi sadap ini

menggunakan metode seperti pada gambar 4.

Gambar 4. Diagram Alir Penelitian

2. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perhitungan Curah Hujan Rencana

Data hujan yang tersedia adalah 9 tahun yang berasal dari stasiun hujan SP.1. Berdasarkan

data tersebut kemudian diolah menggunakan metode log normal, log pearson III, metode

normal dan metode gumbel serta diuji sebarannya dengan Chi-Square dan Smirnov

Kolomogrov. Berikut hasil rekapitulasi curah hujan rencana dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi Curah Hujan Rencana

Kala Ulang Normal Log Normal Gumbel Log Pearson

2 124.50 119.52 119.88 119.29

5 153.59 156.24 162.18 156.78

Mulai

Data

Primer

Data

sekunder

Analisis Hidrologi

Analisis Hidrolika

(Bangunan Bagi Sadap

Selesai

Page 7: PERENCANAAN BANGUNAN BAGI SADAP DI DAERAH IRIGASI …

Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari Sejati

p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

128

Kala Ulang Normal Log Normal Gumbel Log Pearson

10 168.83 179.78 190.19 180.62

25 183.67 206.10 225.58 210.28

50 195.50 229.83 251.83 231.72

100 205.20 251.30 277.89 252.32

Sumber: Hasil Perhitungan

Selanjutnya dilakukan analisa untuk pemilihan hujan rancangan. Metode yang digunakan

adalah metode smirnov kolmogorov dan chi square. Berikut ini adalah ringkasan

perhitungannya dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Rekapitulasi Uji Distribusi

No Metode Analisa

Frekuensi

Smirnov-Kolmogorov Chi-Square

Nilai Kritis Nilai Hitung Nilai Kritis Nilai Hitung

1 Gumbel 43.20 10.70 7.88 1.22

2 Normal 43.20 6.95 7.88 0.33

3 Log Normal 43.20 9.09 7.88 1.22

4 Log Pearson 43.20 6.23 7.88 1.22

Sumber: Hasil Perhitungan

Perhitungan Debit Banjir Rencana

Untuk memperkirakan debit banjir yang didasarkan pada data curah hujan dihitung

dengan menggunakan Metode Hidrograf Satuan Nakayasu. Hasil perhitungan debit banjir

dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 4. Rekapitulasi Debit Banjir Rencana Nakayasu

Tr Q (m3/detik)

2 442.77

5 539.08

10 589.52

25 638.63

50 677.80

100 709.91

Sumber: Hasil Perhitungan

Page 8: PERENCANAAN BANGUNAN BAGI SADAP DI DAERAH IRIGASI …

Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari Sejati

p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

129

Perhitungan Rencana Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan Bagi BMJ.1

Debit masuk (Q Ruas 1) = 4,51 m3/dtk

Debit keluar (Q Ruas 2) = 3,11 m3/dtk

Debit keluar (Q Saluran Sek. Koyani Ruas 1 ) = 1,26 m3/dtk

Lebar saluran hulu bangunan = 2,00 m

Pintu ke saluran Induk Majemus Ruas 2

El. MA di depan pintu = + 70.75 m

Tinggi air di depan pintu (h1) = 1,16 m

El Dasar saluran di depan pintu = + 69,59 m

Bukaan pintu rencana (a) = 0,45 m

maka h1/a = 2,58

K (asumsi) = 1

Diperoleh dari grafik h2/a = 0,91

μ = 0,56

Elevasi muka air hilir = + 70,5 m

Elevasi dasar saluran hilir = + 69,59 m

Q = K x μ x a x b x √2 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ1

3,11 m3/dtk = 1 x 0,56 x 0,45 x b x √2 𝑥 9,81 𝑥 1,16

b = 2,6 m

Pintu ke Saluran Sekunder Koyani Ruas 1 El. MA di depan pintu = + 70.75 m

Tinggi air di depan pintu (h1) = 0,86 m

El Dasar saluran di depan pintu = + 69,89 m

Bukaan pintu rencana (a) = 0,30 m

maka h1/a = 2,87

K (asumsi) = 1

Diperoleh dari grafik h2/a = 2,15

μ = 0,57

Elevasi muka air hilir = + 70,25 m

Elevasi dasar saluran hilir = + 69,61 m

Page 9: PERENCANAAN BANGUNAN BAGI SADAP DI DAERAH IRIGASI …

Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari Sejati

p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

130

Q = K x μ x a x b x √2 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ1

1,26 m3/dtk = 1 x 0,57 x 0,30 x b x √2 𝑥 9,81 𝑥 0,86

b = 1,79 m

Gambar 5. Ilustrasi gambar bangunan bagi BMJ.1 Saluran Induk Majemus Ruas 2

Selanjutnya perhitungan kebutuhan pintu di bangunan bagi dan sadap DI. Wariori

dilakukan dengan cara yang sama dengan diatas yang dilakukan dengan sistem tabel,

sebagaimana disajikan pada tabel 4.

Tabel 5. Rekapitulasi Perencanaan Bangunan Bagi DI. Wariori

Sumber: Hasil Perhitungan

Masuk Keluar

1 2 3 4.00 m3/dt 5.00 m3/dt 1 2 3 4 5

I SALURAN INDUK MAJEMUS

Sal. Induk Majemus Ruas I 4.51 m3/dt

Sal. Induk Majemus Ruas II 3.11 m3/dt 2.6 m 1.00 3 2 0.6

Sal. Sek. Koyani 1.26 m3/dt 1.79 m 1.00 2 1 0.6

Sal. Induk Majemus BMJ 1 - BMJ 2 (Ruas II) 3.11 m3/dt

Sal. Induk Majemus Ruas III (BMJ 2 - BMJ 4) 2.60 m3/dt 2.1 m 1.10 2 1 0.6

Sal. Sek. Wariori Ruas VI (BMJ2 - BMJ2.1) 0.03 m3/dt 0.2 m 0.30 1 0

Sal. Sek. Wariori Ruas I (BMJ 2 - BW 2) 0.43 m3/dt 1.3 m 0.70 2 1 0.6

Sal. Induk Majemus Ruas III (BMJ 2 - BMJ 4) 2.60 m3/dt

Sal.Sek. Sembab Kiri Ruas I (BMJ4-BSKi1) 0.39 m3/dt 1.20 m 0.60 2 1 0.6

Sal. Sek. Sembab Kanan Ruas I (BM J4 - BS Ka 1) 0.37 m3/dt 1.13 m 0.60 2 1 0.6

Sal. Induk Majemus Ruas IV (BMJ 4 - BMJ 6) 1.76 m3/dt 3.21 m 1.10 3 2 0.6

Sal. Induk Majemus Ruas IV (BMJ 4 - BMJ 6) 1.76 m3/dt

Sal. Sek. Boga Ruas I (BMJ 6 -BB1) 0.33 m3/dt 0.71 m 0.8 1 0

Sal.Induk Majemus Ruas V (BMJ6 - BMJ8) 1.40 m3/dt 1.54 m 0.8 2 1 0.6

Sal.Induk Majemus Ruas V.1 (BMJ6 - BMJ7) 1.40 m3/dt

Sal.Induk Majemus Ruas V.2 (BMJ6-BMJ8) 1.40 m3/dt

Sal.Induk Majemus Ruas VI (BMJ7-BMJ8) 1.40 m3/dt

Sal. Sek. Sumber Boga Ruas I (BMJ 8 - BSB 1) 1.02 m3/dt 2.43 m 1.25 2 1 0.6

Sal Tersier MJ 8 Ka 0.06 m3/dt 0.45 m 0.50 1 0

Sal.Induk Majemus Ruas VI (BMJ8 - BMJ 10) 0.18 m3/dt 0.43 m 0.50 1 0

Sal.Induk Majemus Ruas VII (BMJ8 - BMJ 10) 0.18 m3/dt

Sal Tersier MJ 10 Ki 1 0.04 m3/dt 0.30 m 0.40 1 0

Sal. Induk Majemus Ruas VII (BMJ 10 - BMJ 11) 0.12 m3/dt 0.31 m 0.40 1 0

Sal. Induk Majemus Ruas VII (BMJ 10 - BMJ 11) 0.12 m3/dt

Sal Tersier MJ 11 Ki 1 0.08 m3/dt 0.51 m 0.60 1 0

BMJ 75

8 BMJ 11

6 BMJ 8

7 BMJ 10

2 BMJ 2

3 BMJ 4

4 BMJ 6

Lebar bukaan

pintu kebutuhan

(b-m)

Lebar

pintu

rencana

(b/n-m)

Jumlah pintu

rencana (n-

set)

Jumlah pilar

(n-bh)

Lebar

pilar (b-

m)

1 BMJ 1

No.

Nama

Bangun

an

Nama Ruas Layanan

Debit (Q - m3/det)

Page 10: PERENCANAAN BANGUNAN BAGI SADAP DI DAERAH IRIGASI …

Perencanaan Bangunan Bagi Sadap di Daerah Irigasi Wariori, Kabupaten Manokwari Sejati

p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 122 – 131, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8634

131

3. KESIMPULAN

Berdasarkan dari survey dan hasil perhitungan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bangunan bagi dan sadap yang terletak di DI. Wariori banyak mengalami kerusakan

sehingga diperlukan perencanaan desain untuk rehabilitasi bangunan bagi dan

sadapnya.

2. Dalam perencanaan desain bangunan bagi harus mengetahui debit dari hulu dan hilir

untuk menghitung lebar pintu dan bukaan pintu di masing-masing bangunan bagi dan

sadapnya.

3. Rehabilitasi bangunan bagi dan sadap diperlukan untuk mengoptimalkan kinerja

jaringan irigasi DI. Wariori sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi.

4. UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Goentono selaku direktur PT. Aller

Klar Prima dan bapak Ir. Edy Gatot, MT sebagai tim konsultan atas ilmu, saran dan

masukannya dalam penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pekerjaan Umum. 2013. Perencanaan Jaringan Irigasi KP-01. Standar

Perencanaan Irigasi. Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber

Daya Air. Penerbit PU. Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum. 2013. Bagian Bangunan KP-04. Standar Perencanaan

Irigasi. Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.

Penerbit PU. Jakarta.

Prima, Alles Klar. Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Wariori 3450 Ha di

Kabupaten Manokwari. Engineering Consultant. 2018.

Subari, Marasi Deon, Indri S, Bambang Misgiyanta. 2013. Kajian Bangunan Bagi Sadap

Proporsional Bentuk Numbak Di Laboratorium, Balai Irigasi, Puslitbang SDA

Bandung