6
Buletin Taman dan Lanskap Indonesia Vol. 1 No. 3 1998 Perencanaan Lanskap Arboretum Sumber Brantas sebagai Obyek Wisata Alam ( Landscape Planning for Sumber Brantas Arboretum as Outdoor Recreation Area ) Oleh : Medha Baskara 1) Aris Munandar 2) dan Tjahjono Samingan 3) 1) Alumni Program Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 2) Staf Pengajar Program Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 3) Staf Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor ABSTRACT Sumber Brantas Arboretum is located at Malang County, East Java, which is managed by Perum Jasa Tirta (PJT) has function as water preservation. The arboretum area is about 129630 m 2 . The goal of this planning is to plan the arboretum as natural conservation area, recreation and education. The planning basic concept is to increase people’s knowledge about plants by recreational activities. Site arrangement was done by activities and facilities development based on needs and natural resources. ABSTRAK Arboretum Sumber Brantas terletak di Kabupaten Malang, yang dikelola Perum Jasa Tirta (PJT) sebagai usaha perlindungan mata air Kali Brantas. Arboretum yang direncanakan mempunyai luas 129630 m 2 yang terletak diantara Taman Hutan Raya R. Suryo dan pemukiman penduduk. Tujuan perencanaan ini adalah untuk memperoleh kawasan Arboretum yang dapat digunakan sebagai kawasan pelestarian alam, wisata dan pendidikan lingkungan hidup. Metode perencanaan sistematis Gold (1980) digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Konsep dasar perencanaan arboretum ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap tumbuh-tumbuhan terutama pohon-pohonan melalui kegiatan yang bersifat rekreatif. Penataan tapak dilakukan dengan mengembangkan bentuk aktivitas dan fasilitas berdasarkan kebutuhan dan sumber daya tapak yang ada. PENDAHULUAN Arboretum merupakan kebun koleksi tanaman pohon atau kayu-kayuan (biasanya tanaman hutan) yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan terutama ilmu kehutanan. Manfaat lain yang dapat diperoleh dari arboretum adalah sebagai pengatur tata air, pengendali erosi, pembentukan iklim mikro serta sebagai obyek wisata/rekreasi alam. Tujuan pengembangan Arboreum Sumber Brantas (ASB) yang ditentukan Perum Jasa Tirta antara lain (a) untuk pelestarian mata air Kali Brantas (daerah resapan air), (b) koleksi jenis-jenis tanaman dataran tinggi, (c) untuk sarana penelitian dan pendidikan, dan (d) untuk sarana rekreasi yang mengandung unsur pendidikan lingkungan hidup. Untuk memenuhi hal tersebut, Arboretum Sumber Brantas memiliki potensi keindahan alam pegunungan yang menarik, keragaman flora dan fauna, gejala-gejala alam serta nilai historis, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obyek pendidikan, penelitian dan rekreasi alam bagi masyarakat. Arbore-tum Sumber Brantas diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap perlindungan plasma nutfah, ilmu pengetahuan, rekreasi dan pariwisata, serta sosial ekonomi masyarakat di sekitar kawasan. Studi ini bertujuan untuk merencanakan Arbo-retum Sumber Brantas sebagai kawasan pelestarian alam (konservasi), wisata dan pendidikan lingkungan hidup masyarakat. Bagi pengelola (Perum Jasa Tirta) studi ini merupakan alternatif pengembangan kawasan Sumber Brantas serta pedoman teknis perancangan detail lansekap. Studi dilaksanakan di Sumber Brantas, Kota Administratif Batu, Malang. Lokasi studi berjarak kurang lebih 32 km arah barat laut Kota Malang dengan luas areal ± 13 ha. (Gambar 1) Metode studi yang digunakan adalah metode sistematis perencanaan yang dikemukakan Gold (1980) meliputi lima tahap, yaitu : persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis dan perencanaan. Sesuai dengan karakter tapak, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan sumber daya, yaitu menentukan tipe-tipe serta kemungkinan- kemungkinan rekreasi berdasarkan sumber daya yang tersedia dan potensial di ASB.

Perencanaan Lanskap Arboretum Sumber Brantas sebagai …medha.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/Buletin-Taman-dan-Lanskap... · Arboretum Sumber Brantas terletak di Kabupaten Malang,

  • Upload
    letruc

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perencanaan Lanskap Arboretum Sumber Brantas sebagai …medha.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/Buletin-Taman-dan-Lanskap... · Arboretum Sumber Brantas terletak di Kabupaten Malang,

Buletin Taman dan Lanskap Indonesia Vol. 1 No. 3 1998

Perencanaan Lanskap Arboretum Sumber Brantas sebagai Obyek Wisata Alam

(Landscape Planning for Sumber Brantas Arboretum as Outdoor Recreation Area)

Oleh :

Medha Baskara1) Aris Munandar2) dan Tjahjono Samingan3)

1) Alumni Program Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

2) Staf Pengajar Program Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

3) Staf Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor

ABSTRACT

Sumber Brantas Arboretum is located at Malang County, East Java, which is managed by Perum Jasa

Tirta (PJT) has function as water preservation. The arboretum area is about 129630 m2. The goal of this planning is to plan the arboretum as natural conservation area, recreation and education. The planning basic

concept is to increase people’s knowledge about plants by recreational activities. Site arrangement was done by activities and facilities development based on needs and natural resources.

ABSTRAK

Arboretum Sumber Brantas terletak di Kabupaten Malang, yang dikelola Perum Jasa Tirta (PJT) sebagai

usaha perlindungan mata air Kali Brantas. Arboretum yang direncanakan mempunyai luas 129630 m2 yang terletak diantara Taman Hutan Raya R. Suryo dan pemukiman penduduk. Tujuan perencanaan ini adalah untuk memperoleh kawasan Arboretum yang dapat digunakan sebagai kawasan pelestarian alam, wisata dan

pendidikan lingkungan hidup. Metode perencanaan sistematis Gold (1980) digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Konsep dasar perencanaan arboretum ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap

tumbuh-tumbuhan terutama pohon-pohonan melalui kegiatan yang bersifat rekreatif. Penataan tapak dilakukan

dengan mengembangkan bentuk aktivitas dan fasilitas berdasarkan kebutuhan dan sumber daya tapak yang ada.

PENDAHULUAN

Arboretum merupakan kebun koleksi tanaman pohon

atau kayu-kayuan (biasanya tanaman hutan) yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan terutama ilmu kehutanan. Manfaat lain yang dapat diperoleh dari

arboretum adalah sebagai pengatur tata air, pengendali erosi, pembentukan iklim mikro serta sebagai obyek wisata/rekreasi alam.

Tujuan pengembangan Arboreum Sumber Brantas (ASB) yang ditentukan Perum Jasa Tirta antara lain (a) untuk

pelestarian mata air Kali Brantas (daerah resapan air), (b) koleksi jenis-jenis tanaman dataran tinggi, (c) untuk sarana penelitian dan pendidikan, dan (d) untuk sarana

rekreasi yang mengandung unsur pendidikan lingkungan hidup. Untuk memenuhi hal tersebut, Arboretum Sumber Brantas memiliki potensi keindahan alam pegunungan

yang menarik, keragaman flora dan fauna, gejala-gejala alam serta nilai historis, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obyek pendidikan, penelitian dan rekreasi alam

bagi masyarakat. Arbore-tum Sumber Brantas diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap perlindungan plasma nutfah, ilmu pengetahuan, rekreasi

dan pariwisata, serta sosial ekonomi masyarakat di sekitar kawasan.

Studi ini bertujuan untuk merencanakan Arbo-retum Sumber Brantas sebagai kawasan pelestarian alam (konservasi), wisata dan pendidikan lingkungan hidup

masyarakat. Bagi pengelola (Perum Jasa Tirta) studi ini merupakan alternatif pengembangan kawasan Sumber Brantas serta pedoman teknis perancangan detail

lansekap. Studi dilaksanakan di Sumber Brantas, Kota

Administratif Batu, Malang. Lokasi studi berjarak kurang lebih 32 km arah barat laut Kota Malang dengan luas areal ± 13 ha. (Gambar 1)

Metode studi yang digunakan adalah metode sistematis perencanaan yang dikemukakan Gold (1980) meliputi

lima tahap, yaitu : persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis dan perencanaan. Sesuai dengan karakter tapak, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan sumber

daya, yaitu menentukan tipe-tipe serta kemungkinan-kemungkinan rekreasi berdasarkan sumber daya yang tersedia dan potensial di ASB.

Page 2: Perencanaan Lanskap Arboretum Sumber Brantas sebagai …medha.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/Buletin-Taman-dan-Lanskap... · Arboretum Sumber Brantas terletak di Kabupaten Malang,

Buletin Taman dan Lanskap Indonesia Vol. 1 No. 3 1998

KEADAAN UMUM TAPAK

Fisik

ASB terletak pada 112° 31"18' BT dan 7°42"40' LS dengan ketinggian ± 1500m dpl. Kawasan ASB ber-sebelahan langsung dengan pintu gerbang selatan Taman

Hutan Raya (Tahura) R. Suryo yang berjarak ± 17 km dari pusat Kotatif Batu (30 menit perjalanan menanjak).

Kawasan ini merupakan salah satu dari beberapa tujuan wisata pegunungan yang banyak tersebar di sekitarnya sehingga berpotensi sebagai obyek wisata alam.

Kawasan Sumber Brantas mempunyai jenis tanah andosol yang kaya bahan organik, pH agak masam (5.9-6.3), horison atas gembur, remah, porositas tinggi,

densitas rendah dan mudah tererosi. Untuk mencapai pertumbuhan optimum tanaman pengapuran dan pemupukan merupakan usaha terbaik dalam

memperbaiki kesuburan tanah. Secara umum kesesuaian lahan terhadap pertumbuhan tanaman masih tergolong

tinggi dengan sifat fisik baik, sifat kimia sedang serta permeabilitas sedang (LPT Departemen Pertanian, 1969) sehingga penanaman berbagai jenis vegetasi dataran

tinggi dapat dilaksanakan meskipun dengan usaha pengolahan tambahan. Kawasan ASB merupakan daerah basah dengan curah

hujan tahunan berkisar 2500-4500 mm. Perbedaan musim sangat jelas, dimana musim penghujan terjadi pada bulan Desember-Maret dan musim kemarau pada

bulan Mei-Oktober/November. Suhu udara pada malam hari bisa mencapai 13°C (suhu minimum), sedangkan suhu maksimum siang hari 22°C. Kelembaban udara

cukup tinggi yaitu berkisar 65-70 % (terendah) sampai 90-97 % (tertinggi). Kondisi ini sangat berpengaruh bagi

perkembangan tanaman baik secara vegetatif maupun generatif sehingga diperlukan usaha pemeliharaan dan pengaturan penanaman yang sesuai.

Kali Brantas memiliki banyak mata air yang tersebar di sepanjang hulu sungai baik besar maupun kecil. Mata air

utama yang terdapat pada tapak memiliki debit air rata-rata 12.2 l/detik dan tidak kering walaupun musim kemarau.. Kualitas air di Sumber Brantas dinilai cukup

baik, dengan penampakan tidak berwarna (bening) dan tidak berbau. Tepian kali ini banyak ditumbuhi tanaman

pohon maupun tumbuhan asli kawasan ini yang dapat mempengaruhi kualitas sungai sehingga rawan terhadap sifat ekologis merugikan dari tanaman disekitarnya

seperti evapotransprasi yang tinggi. Biota Kawasan ASB merupakan ekosistem buatan, baik

sebelum maupun setelah pengembangan sebagai arboretum. Ekosistem alami tampak pada kawasan Tahura R.Suryo yang berada di utara dan barat tapak.

Kawasan Tahura dikategorikan sebagai Hutan Hujan Tropis dengan tipe vegetasi Sub-Montane (800m-

1500m). Vegetasi yang ada di dalam kawasan ASB merupakan pertanaman dari jenis asli maupun eksotik. Jenis pohon yang ditanam sampai saat ini kurang lebih

30 spesies dengan jumlah total ± 2100 pohon. Enam tanaman dominan di kawasan ASB adalah Calliandra calothyrsus, Eucalyptus alba, Cinnamomum

burmanii, Samanea samans, Araucaria sp dan Agathis alba. Sifat ekologis tanaman mempunyai pengaruh langsung terhadap kualitas dan sifat lingkungannya.

Secara umum vegetasi dominan mempunyai sifat berlawanan dengan sifat yang diharapkan yaitu tingkat evapotranspirasi dan zat allelopathy. Rencana untuk

memperoleh kualitas lingkungan yang sesuai dapat ditempuh dengan mengurangi dominansi jenis merugikan

dan seleksi jenis tanaman baru terutama yang dapat tumbuh secara alami. Penanaman jenis asli merupakan

Gambar 1 Kawasan Arboretum Sumber Brantas

Page 3: Perencanaan Lanskap Arboretum Sumber Brantas sebagai …medha.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/Buletin-Taman-dan-Lanskap... · Arboretum Sumber Brantas terletak di Kabupaten Malang,

Buletin Taman dan Lanskap Indonesia Vol. 1 No. 3 1998

cara termudah dalam pemilihan jenis tanaman baru untuk kawasan ini. Secara umum fauna di kawasan ASB jarang dijumpai

kecuali dari jenis burung diantaranya kutilang, tekukur, jjalak gunung, elang jawa, ayam hutan dan burung hantu. Jenis burung lebih sering terlihat di tapak dan sekitarnya

dibanding jenis mamalia yang diam di habitat asli yang jauh dari tapak. Pemanfaatan kegiatan rekreasi bird watching dapat digunakan di beberapa tempat bila

memungkinkan. Sosial

Pengunjung arboretum terdiri dari tamu dinas Perum Jasa Tirta (PJT), masyarakat sekitar dan pengunjung dari

luar Sumber Brantas yang khusus bertujuan untuk berekreasi. Kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung di dalam tapak dapat yang bersifat kerja (dinas) maupun

rekreasi. Kegiatan dalam tapak sehari-hari sebagian besar merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat sekitar ASB yang bersifat kerja (mencari rumput, mencari

tanaman hias) maupun kegiatan sehari-hari (melintas ASB dan bermain-main). Keberadaan masyarakat sekitar di dalam ASB ada yang menguntungkan dan ada yang

merugikan. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat di antisipasi dengan membuat kebijakan yang memberikan

manfaat bagi ASB dan masyarakat sendiri. Pengembangan arboretum sebagai sarana wisata mempunyai kendala yang serius karena kegiatan dalam

arboretum sangat sulit untuk dipasarkan sebagai kegiatan wisata yang diinginkan oleh masyarakat. Hal ini mendorong pengelola perlu melakukan diversitas usaha

untuk mengantisipasi perubahan-perubahan pasar (keinginan masyarakat) terhadap pengembangan arboretum sebagai obyek wisata alam.

Pengembangan Aktivitas

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan sumber daya yaitu dengan menentukan tipe-tipe serta kemungkinan-kemungkinan aktivitas pada tapak

berdasarkan sumber daya yang tersedia dan potensial. Secara garis besar aktivitas pengunjung di golongkan sesuai fungsi tapak yaitu aktivitas konservasi, pendidikan

dan rekreasi. Analisa kesesuaian sumber daya yang ada pada tapak dengan aktivitas yang dapat dikembangkan merupakan

upaya untuk mengetahui dapat/tidaknya tapak mengakomodasikan aktivitas tersebut. Dengan menggunakan sistem skore pada Tabel 1 dapat

ditentukan aktivitas rekreasi yang dapat dilakukan ditentukan berdasar kemungkinan aktivitas yang

dilakukan pengunjung dan pengelola serta kesesuaian terhadap aspek biofisik serta aspek teknik. Aktivitas pengunjung yang dapat dikembangkan (skore tinggi)

meliputi aktivitas konservasi air, tanah dan flora/fauna; rekreasi pasif; penelitian flora/fauna; pengamatan vegetasi dan satwa. Aktivitas pengelola tidak termasuk

dalam sistem skore ini karena aktivitas pelayanan, pengawasan dan administrasi merupakan kegiatan rutin pengelola terhadap Arboretum Sumber Brantas.

Zonasi Tapak Berdasarkan analisa kemampuan sumber daya menampung aktivitas yang dapat dilakukan, maka di

dalam ASB dapat dikembangkan zona intensif di area tengah dan selatan tapak, zona semi intensif di utara dan sebagian area selatan serta zona non-intensif di area

sekitar mata air Kali Brantas dan perbatasan tahura. Zona Intensif diperuntukkan sebagai zona pengelolaan dan pelayanan kegiatan rekreasi. Zona ini dikembangkan

untuk peruntukan lahan sebagai pintu gerbang, area parkir, area bagi pengelola, area kegiatan rekreasi dan pendidikan, pusat informasi, serta sirkulasi kendaraan

dan manusia. Zona Semi Intensif diperuntukkan sebagai zona

penanaman dan pengembangan koleksi tanaman arboretum. Peruntukan lahan yang dapat dikembangkan pada zona ini adalah area koleksi pohon, area koleksi

tanaman bawah dan ephifit, pembibitan, penelitian flora/fauna dan sirkulasi manusia. Zona Non-Intensif di peruntukkan sebagai zona

perlindungan mata air dan bantaran Kali Brantas serta pelestarian ekosistem alami tahura. Dalam zona ini dilakukan tindakan konservasi terhadap tanah, air,

flora/fauna yang ada pada tapak dan sekitarnya.

Konsep Konsep Perencanaan Konsep dasar studi perencanaan ini adalah meningkatkan

pengetahuan pengunjung terhadap tumbuh-tumbuhan terutama pohon-pohonan melalui kegiatan yang bersifat rekreatif. Hal tersebut dijabarkan dalam bentuk aktivitas

yang dikembangkan serta penataan fasilitas arboretum. Pengunjung diajak lebih mengenal pohon-pohanan baik secara biologi, ekonomi maupun budaya melalui kegiatan

pengamatan maupun kegiatan lain dalam tapak. Konsep perencanaan tapak merupakan pengem-bangan

pemanfaatan potensi tapak, pemecahan masa-lah/hambatan serta disesuaikan dengan kebutuhan ruang yang ada. Konsep ini pada prinsipnya merupakan

pengembangan fungsi-fungsi Arboretum Sumber Brantas yaitu konservasi, rekreasi dan pendidikan lingkungan hidup. Untuk mengakomodasikan fungsi-fungsi diatas

terhadap tapak dibuat konsep pengembangan yang terdiri dari konsep tata hijau, konsep aktivitas, konsep sirkulasi dan konsep tata ruang.

Konsep Tata Hijau Konsep tata hijau diwujudkan dalam rencana

penataan vegetasi. Peletakan pohon disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada serta fungsi area pada

tapak. Vegetasi yang digunakan terbagi menjadi vegetasi konservasi, koleksi dan estetik. Vegetasi konservasi digunakan pada daerah-daerah sekitar badan air (mata air

dan aliran Kali Brantas), daerah rawan erosi (tebing dan area kemiringan tinggi) dan daerah perbatasan dengan tahura. Vegetasi koleksi merupakan vegetasi utama

arboretum yang terdiri dari berbagai macam spesies tumbuhan terutama pohon-pohonan. Vegetasi estetik merupakan tanaman pemberi keindahan yang digunakan

Page 4: Perencanaan Lanskap Arboretum Sumber Brantas sebagai …medha.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/Buletin-Taman-dan-Lanskap... · Arboretum Sumber Brantas terletak di Kabupaten Malang,

Buletin Taman dan Lanskap Indonesia Vol. 1 No. 3 1998

sebagai unsur rekreatif untuk menarik pengunjung ke dalam kawasan ASB. Penataan koleksi tanaman Arboretum Sumber Brantas

didasarkan pada kelompok satuan taxon famili. Penataan kelompok berdasarkan evolusi tanaman berbunga yang telah disusun oleh J. Hutchinson (1969) dengan satu

kelompok famili pada satu blok penanaman. Pola penempatan kelompok famili disesuaikan dengan urutan skema klasifikasi dikotil berkayu J. Hutchinson seperti

pada Gambar 2. Hal ini disebabkan Arboretum merupakan kebun koleksi pohon atau kayu-kayuan sehingga sistem klasifikasi Hutchinson yang

diaplikasikan dalam pola penataan tanaman hanya dikotil berkayu.

Konsep Aktivitas Pemanfaatan sumber daya tapak direncanakan untuk

aktivitas rekreasi, pendidikan serta konservasi oleh masyarakat yang dilakukan sendiri maupun secara berkelompok. Aktivitas pengunjung ditujukan untuk

lebih dekat dengan alam. Pengunjung memperoleh manfaat lebih besar apabila kegiatan dalam tapak tidak terganggu serta memperoleh pelayanan pengelola dengan

baik. Hal tersebut mendorong pengaturan waktu dan jenis aktivitas pengelolaan. Kegiatan pemeliharaan

arboretum difokuskan pada pagi hari sedangkan pelaya-nan pengunjung difokuskan pada siang dan sore hari.

Konsep Ruang Pembagian ruang didasarkan pada pemanfaatan kawasan oleh pengunjung dan pengelola mengikuti fungsi yang

ada (konservasi, rekreasi dan pendidikan lingkungan hidup). Semakin mendekati kawasan tahura, pengunjung semakin terlibat dalam suasana ekosistem alami. Tata

ruang pada tapak terdiri dari ruang penerimaan koleksi pohon,pengelolaan serta preservasi

Ruang penerimaan merupakan area pertama yang ditemui pengunjung sebelum memasuki kawasan arboretum. Peletakan ruang ini didasarkan pada kedekatan terhadap

akses jalan raya. Kegiatan yang ada pada ruang ini adalah penerimaan pengunjung yang akan berekreasi berupa pembayaran tiket masuk dan pelayanan informasi

kawasan ASB. Pada area ini disediakan pula tempat penjualan tanaman hias maupun bibit-bibit pohon hasil pembibitan ASB, souvenir dan makanan.

Ruang koleksi pohon termasuk dalam peman-faatan intensif dan semi intensif. Pelayanan pengelola di ruang ini memberikan kenyamanan, keamanan serta informasi

yang lengkap terhadap koleksi tanaman sehingga pengunjung benar-benar terlibat dengan lingkungan

sekitar. Penyediaan fasilitas pendidikan disesuaikan dengan bentukan lahan, program pengelolaan serta

standar yang ada diantaranya fasilitas papan nama tanaman, shelter, dan rambu-rambu peringatan. Ruang pengelolaan merupakan ruang khusus bagi

pengelola untuk mengawasi dan mengatur seluruh kegiatan kawasan ASB. Dalam ruang ini kegiatan yang dilakukan termasuk intensif sehingga peletakan ruang

jauh dari kawasan preservasi. Peletakan ruang pengelolaan berada ditengah-tengah kawasan memanjang untuk mempermudah pengawasan, pemeliharaan, dan

pengelolaan kawasan secara keseluruhan. Ruang preservasi merupakan ruang khusus untuk menunjang pelestarian dan perlindungan air, tanah, serta

ekosistem alami. Ruang ini merupakan penyangga serta perpanjangan dari habitat satwa dalam tahura dengan

lebar 20-30m. Kegiatan pengunjung dalam kawasan ini termasuk non-intensif yaitu rekreasi bersifat visual. Fasilitas yang disediakan lebih sedikit daripada ruang

lain kecuali fasilitas rambu peringatan. Konsep Sirkulasi

Sirkulasi utama yang direncanakan mengikuti pola melingkar yang menjangkau seluruh kawasan. Sirkulasi utama menghubungkan seluruh ruang serta pemersatu

bagi tapak yang memiliki bentuk memanjang. Pada sirkulasi utama ini dibuat sedemikian rupa sehingga

pengunjung nyaman memakainya meski dari dua arah yang berbeda. Sirkulasi penunjang dibuat lebih sempit dan sederhana untuk menampung satu arah pejalan kaki.

Sirkulasi ini juga menghubungkan fasilitas-fasilitas dengan sirkulasi utama.

Perencanaan Hasil rencana pengembangan pada tapak berbentuk gambar rencana tapak (site plan) yang menggambarkan

pola peletakan tata hijau dan fasilitas dalam tapak. Gambar site plan merupakan pengembang-an konsep

perencanaan yang merupakan perpaduan empat konsep meliputi konsep tata hijau, konsep aktivitas, konsep ruang dan konsep sirkulasi yang dapat dilihat pada

Gambar 3.

DAFTAR PUSTAKA Gold, S.M. 1980. Recreation planning and design.

McGraw Hill Book Co. New York. 332 p.

Lembaga Penelitian Tanah Departemen Pertanian. 1969. Naskah peta tanah eksplorasi Jawa dan Madura. Lembaga Penelitian

Tanah Departemen Pertanian.Bogor. Hutchinson. J. 1969. Evolution and Phylogeny of

flowering olants dycotyledons Facts and theory. Academic Press. London.

Page 5: Perencanaan Lanskap Arboretum Sumber Brantas sebagai …medha.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/Buletin-Taman-dan-Lanskap... · Arboretum Sumber Brantas terletak di Kabupaten Malang,

Buletin Taman dan Lanskap Indonesia Vol. 1 No. 3 1998

Tabel 1. Matriks Hubungan Antara Sumber Daya dan Aktivitas di ASB

AKTIVITAS P E N G U N J U N G PENGELOLA

KOMPONEN LAHAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

T a n a h jenis tanah • • • • • • • • • • •

drainase tanah • • • • • • • • • •

tekstur permukaan tanah • • • • • • •

erosi • •

K e m I r I n g a n

L a h a n

0 - 3 % • • • • • • • • • • •

3 - 8 % • • • • • • • • • • •

8 - 15 % • • • • • • • • •

15 - 25 % • • •

25 - 40 % • •

> 40 % • •

I k l I m

CH/HH • • • • • • • • •

kelembaban • • • • • • •

suhu udara • • • • • • • • • • •

penyinaran matahari • • • • • • • •

H I d r

o l o g i kualitas air • • • • • • • • • •

kedalaman air tanah • • • • • •

ketersediaan air • • • • • • • • • • • •

F l o r a

jenis vegetasi di tapak • • • • • •

jenis vegetasi di luar tapak • • • • • • • • •

gulma • • •

kerapatan • • • • • • •

F a u

n a

burung • • • • •

mamalia • • • •

satwa pengganggu •

mata air ASB • • • • • • • • • •

kali brantas • • • • • • • • • • •

F a s I l I t

a s

kantor pengelola • • • • • •

shelter • • •

jalan setapak • • • • • • • • •

parkir •

rencana pengembangan wisata tahura

• • • • • • • • • • •

S k o r e 21 20 20 9 21 11 23 17 15 20 18 10 12

Keterangan : 1. aktivitas konservasi air 6. piknik & berkemah 11. pelayanan 2. aktivitas konservasi tanah 7. penelitian flora/fauna 12. pengawasan 3. aktivitas konservasi flora/fauna 8. pengamatan vegetasi 13. administrasi

4. rekreasi aktif 9. pengamatan satwa 5. rekreasi pasif 10. mempelajari historis Kali Brantas

• aktivitas yang sesuai dengan sumber daya

Page 6: Perencanaan Lanskap Arboretum Sumber Brantas sebagai …medha.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/Buletin-Taman-dan-Lanskap... · Arboretum Sumber Brantas terletak di Kabupaten Malang,

Buletin Taman dan Lanskap Indonesia Vol. 1 No. 3 1998

Gambar 3. Site Plan Arboretum Sumber Brantas

Gambar 2. Pola Penataan Area Koleksi Pohon berdasarkan Klasifikasi J Hutchinson