23
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Manusia cenderung akan berkelompok-kelompok untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Kelompok-kelompok tersebut membentuk sebuah organisasi sesuai dengan tujuan dan harapan kelompok. Manusia adalah komponen utama sebuah organisasi. Dengan adanya manusialah sebuah organisasi bisa berjalan. Keadaan sebuah organisasi bergantung terhadadap perilaku manusianya yang akan menciptakan perilaku organisasi bersamaan dengan berjalannya sistim organisasi. Perilkau organisasi sering dibahas dalam berbagai disiplin ilmu karena pentingnya hal perilaku organisasi ini untuk dibahas. Dalam perilaku organisasi terdapat beberapa model perilaku organisasi. Jenis model perilaku organisasi dipengaruhi oleh sikap dan perilaku manusia di dalam organisasi tersebut. Selain model perilaku organisasi, makalah ini akan membahas pendektan perilaku organisasi, motif dan perilaku individu dalam organisasi dan motif dan perilaku kelompok dalam organisasi. 2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan masalah sebagai berikut. a.Bagaimana model dalam perilku organisasi yang ada dalam masyarakat ? b.Apa saja pendekatan dalam perilaku organisasi ? c.Bagaimana motif dan perilaku individu dalam organisasi ? d.Bagaimana motif dan perilaku kelompok dalam organisasi ? 1

PERILAKU ORGANISASI.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perilaku organisasi

Citation preview

Page 1: PERILAKU ORGANISASI.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dalam hidupnya.

Manusia cenderung akan berkelompok-kelompok untuk memenuhi kebutuhan masing-

masing. Kelompok-kelompok tersebut membentuk sebuah organisasi sesuai dengan tujuan

dan harapan kelompok.

Manusia adalah komponen utama sebuah organisasi. Dengan adanya manusialah sebuah

organisasi bisa berjalan. Keadaan sebuah organisasi bergantung terhadadap perilaku

manusianya yang akan menciptakan perilaku organisasi bersamaan dengan berjalannya

sistim organisasi.

Perilkau organisasi sering dibahas dalam berbagai disiplin ilmu karena pentingnya hal

perilaku organisasi ini untuk dibahas. Dalam perilaku organisasi terdapat beberapa model

perilaku organisasi. Jenis model perilaku organisasi dipengaruhi oleh sikap dan perilaku

manusia di dalam organisasi tersebut. Selain model perilaku organisasi, makalah ini akan

membahas pendektan perilaku organisasi, motif dan perilaku individu dalam organisasi dan

motif dan perilaku kelompok dalam organisasi.

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan masalah sebagai berikut.

a. Bagaimana model dalam perilku organisasi yang ada dalam masyarakat ?

b. Apa saja pendekatan dalam perilaku organisasi ?

c. Bagaimana motif dan perilaku individu dalam organisasi ?

d. Bagaimana motif dan perilaku kelompok dalam organisasi ?

3. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dirumuskan tujuan sebagai berikut.

a. Untuk menjelaskan model dalam perilku organisasi yang ada dalam masyarakat.

b. Untuk memaparkan pendekatan dalam perilaku organisasi.

c. Untuk menjelaskan motif dan perilaku individu dalam organisasi.

d. Untuk menjelaskan motif dan perilaku kelompok dalam organisasi.

1

Page 2: PERILAKU ORGANISASI.docx

BAB II

PEMBAHASAN

1. MODEL DALAM PERILAKU ORGANISASI

Organisasi-organisasi berbeda dari kualitas pengembangan perilau organisasinya.

Perbdaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan model-model yang berbeda dalam perilaku

organisasi yang mendominasi pemikiran manajemen organisasi yang bersangkutan. Model

yang dipraktikkan oleh manajer biasanya bersumber pada asumsinya tentang manusia yang

mengarahkan tentang interpretasinya mengenai berbagai peristiwa dalam manajemen.

Muchlas (2005:33) berpendapat bahwa ada empat model dalam perilaku organisasi yaitu

otokratik, kastodial, suportif, dan kolegial.

a. Model Otokratik

Mereka yang dalam posisi pimpinan harus memiliki kekuasaan untuk memerintah dan

karyawan yang tidak mengikuti perintah akan dihukum. Orientasi manajerial yang

otrokratik ini bersuasana formal, ofisial, dan berdasarkan kewenangan. Manajemen

begitu yakin tentang hal-hal yang baik untuk perusahaan sehingga kewajiban karyawan

hanya mengikuti perintah. Orientasi karyawan adalah kepatuhan terhadap atasan, bukan

rasa hormat terhadap manajer. Akibat psikologisnya adalah terjadinya ketergantungan

karyawan terhadap atasan dengan prestasi kerja yang minimal, sekedar untuk

mendapatkan upah kerja yang dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Model ini masih

berguna dengan persyaratan tertentu, misalnya ketika perusahaan dalam keadaan krisis.

b. Model Kastodial

Model kastodial mengarahkan kepada ketergantungan terhadap organisasi. Daripada

tergantung kepada atasan untuk sekedar memenuhi kebutuhan pokok keluarga, lebih baik

tergantung kepada organisasi untuk perasaan aman dan kesejahteraan mereka. Para

karyawan yang bekerja dalam suasana kastodial secara psikologis terlalu mendambakan

penghargaan dan bonus. Akibatnya, mereka betah, puas, dan bahagia, tetapi motivasi

mereka kurang kuat sehingga hanya memberikan kooperasi yang pasif saja. Kelemahan

model ini adalah hampir seluruh produktivitas karyawan hanya sekedar kapasitas rata-

rata, tidak ada motivasi untuk meningkatkan produktivitas meskipun mampu.

c. Model Suportif

Model suportif ini tergantung pada kualitas kepemimpinan bukan pada kekuasaan dan

uang. Melalui kepemimpinan ini manajemen memberikan suasana yang dapat membantu

karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugas organisasi sesuai dengan kapasitasnya.

Pemimpin di sini berasumsi bahwa karyawan tidak pasif dan tidak menentang kemauan

organisasi. Orientasi menejerial di sini adalah memberikan bantuan untuk mneingkatkan

prestasi kerja karyawan, bukan sekedar memberikan upah/bonus seperti yang dilakukan

di pendekatan kastodial.

2

Page 3: PERILAKU ORGANISASI.docx

d. Model Kolegial

Model kolegial dikonsepkan sebagai sebuah tim. Model kolegial ini tergantung pada

kemampuan manajemen membangun perasaan kemitraan dengan para karyawan.

Hasilnya para karyawan merasa dibutuhkan dan berguna. Orientasi menejerial di sini

adalah kerja dalam tim, manajer bertindak sebagai pelatih yang membentuk tim yang

lebih kuat. Dalam model ini respon yang diberikan karyawan adalah tanggung jawab.

Dari keempat model tersebut semua mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-

masing. Empat model perilaku organisasi ini dapat diterapkan dalam beberapa situasi

organisasi yang berbeda-beda. Berikut ini rangkuman empat model perilaku organisasi.

OTOKRATIK KASTODIAL SUPORTIF KOLEGIAL

Dasar model Kekuasaan/kekuatanSumber-sumber ekonomi

Kepemimpinan Kemitraan

Orientasi manajerial

Kewenangan Uang Bantuan Kerja tim

Orientasi karyawan

KepatuhanKeamanan dan keuntungan

Prestasi kerjaPerilaku yang bertanggung jawab

Hasil psikologis pada karyawan

Ketergantungan kepada atasan

Ketergantungan kepada organisasi

Partisipasi Disiplin diri

Kebutuhan karyawan yang terpenuhi

Kebutuhan pokok keluarga (nafkah hidup)

KeamananStatus dan pengakuan

Aktualisasi diri

Hasil/ prestasi kerja

Minimal KooperatifDorongan kerja yang terpacu

Antusiasme sedang

2. PENDEKATAN PERILAKU ORGANISASI

Griffin dalam Sulastomo (online) menyadur tiga pendekatan untuk membahas perilaku

organisasi.Ketiga pendekatan itu adalah sebagai berikut.

a. Pendekatan sistem

Organisasi sebagai kehidupan organis yang harus terus menerus beradaptasi kepada suatu

perubahan lingkungan untuk mempertahankan hidup. Pengorganisasian merupakan proses

memahami informasi melalui pembuatan, pemilihan, dan penyimpanan informasi.

Perilaku organisasi bersandar pada rangkaian proses dan sistem.

b. Pendekatan budaya

Kurniadin (2012:246) berpendapat bahwa budaya diyakini mempunyai pengaruh terhadap

kehidupan organisasi.

3

Page 4: PERILAKU ORGANISASI.docx

c. Pendekatan kritik

Kepentingan-kepentingan perusahaan sudah mendominasi hampir semua aspek dalam

masyarakat, dan kehidupan kita banyak ditentukan oleh keputusan-keputusan yang dibuat

atas kepentingan pengaturan organisasi-organisasi perusahaan, atau manajerialisme.

Dengan  adanya  interaksi  atau  hubungan  antar  individu  dalam organisasi, maka

penelaahan terhadap perilaku organisasi haruslah dilakukan  melalui  pendekatan-pendekatan

sumber  daya  manusia (supportif),  pendekatan  kontingensi,  pendekatan  produktivitas

dan pendekatan  sistem.  

a. Pendekatan  sumber  daya manusia  dimaksudkan  untuk membantu  pegawai  agar

berprestasi  lebih  baik, menjadi  orang  yang  lebih bertanggung  jawab,  dan  kemudian

berusaha  menciptakan  suasana  dimana mereka  dapat  menyumbang  sampai  pada  batas

kemampuan  yang  mereka miliki,  sehingga  mengarah  kepada  peningkatan  keefektifan

pelaksanaan tugas.  Pendekatan  ini  berarti  juga  bahwa  orang  yang  lebih  baik

akan mencapai hasil yang  lebih baik pula,  sehingga pendekatan  ini disebut pula dengan

pendekatan suportif.  

b. Pendekatan kontingensi berarti bahwa adanya  lingkungan  yang  berbeda  menghendaki

praktik  perilaku  yang berbeda  pula  untuk  mencapai  keefektifan.  Disini  pandangan

lama  yang mengatakan  bahwa  prinsip-prinsip  manajemen  bersifat  universal

dan perilaku  dapat  berlaku  dalam  situasi  apapun,  tidak  dapat  diterima sepenuhnya.  

c. Pendekatan  produktivitas  dimaksudkan  sebagai  ukuran seberapa  efisien  suatu

organisasi  dapat  menghasilkan  keluaran  yang diinginkan.  Jadi,  produktivitas  yang

lebih  baik  merupakan  ukuran  yang bernilai  tentang seberapa baik penggunaan sumber

daya dalam masyarakat. Dalam hal  ini perlu diingat bahwa konsep produktivitas  tidak

hanya diukur dalam  kaitannya  dengan masukan  dan  keluaran  ekonomis,  tetapi

masukan manusia  dan  sosial  juga  merupakan  hal  yang  penting.  Dengan

demikian, apabila  perilaku  organisasi  yang  lebih  baik  dapat mempertinggi

kepuasan kerja,  maka  akan  dihasilkan  keluaran  manusia  yang  baik  pula,  dan

pada akhirnya akan menghasilkan produktivitas pada derajat yang diinginkan. 

d. Pendekatan  sistem  terutama  diterapkan  dalam  sistem  sosial, dimana  di  dalamnya

terdapat  seperangkat  hubungan  manusia  yang  rumit yang  berinteraksi  dalam  banyak

cara.  Ini  berarti,  dalam  mengambil keputusan para manajer harus mengkaji hal-hal

diluar situasi langsung untuk menentukan  dampaknya  terhadap  sistem  yang  lebih

besar,  sehingga memerlukan analisis biaya dan manfaat (cost – benefit analysis).

Berbagai sumber memaparkan pendekatan yang digunakan dalam memandang perilaku

organisasi. Semua pendekatan memiliki pandangan masing-masing yang semakin

memperkaya pengetahuan dan kritis dalam memandang perilau organisasi.

4

Page 5: PERILAKU ORGANISASI.docx

3. MOTIF DAN PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI

Perilaku manusia adalah suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan

lingkungannya.Ketika individu memasuki dunia organisasi maka karakteristik yang

dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan

pengalaman masa lalunya. Dan organisasijuga mempunyai karakteristik yaitu keteraturan

yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang,

tanggung jawab, sistem penggajian, sistem pengendalian dan lain sebagainya. Jika

karakteristik antara individu digabungkan dengan karakteristik organisasi maka akan

terwujud perilaku individu dalam organisasi . Jadi perilaku individu dalam organisasi adalah

suatu fungsi dari interaksi antara seorang individu dengan lingkungannya ( organisasi ).

Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan, dengan kata lain perilaku kita pada

umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Dan dalam

mencapai tujuan tertentu seseorang selalu mempunyai motif .Motif timbul dan

mempertahankan aktivitas serta menentukan arah umum perilaku seseorang.Motif atau

kebutuhan merupakan dorongan utama aktivitas. 

Atmandai (online) berpendapat bahwa setelah bertahun-tahun teori dan riset

dikembangkan, akhirnya secara umum disepakati, hal sebagai berikut.

Perilaku timbul karena sutu sebab

Perilaku diarahkan pada tujuan

Perilaku yang dapat diamati masih dapat diukur. Membuat laporan, menyusun program,

merangkai sperpart computer, dll.

Perilaku yang tidak langsung dapat diamati seperti: berfikir, berpresepsi juga penting

dalam mencapai tujuan

Perilaku bermotivasi. 

 

a. Dasar-Dasar Perilaku Individu

Perilaku individu/ manusia adalah suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu

dengan lingkungannya.Semua perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa karakteristik

yaitu:

a. Karakteristik biografis

Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari:

Usia

Usia sangat mempengaruhi manusia berperilaku terutama dalam organisasi,

semakin tua usianya maka perilaku/ produktifitas akan semakin berkurang.

Jenis kelamin

Ada yang menyatakan bahwa ada perbedaan antara pria dan wanita yang

mempengaruhi kinerja dan perilakunya dalam organisasi, dan ada juga yang

mengatakan tidak ada perbedaan antara keduanya.

Status perkawinan

5

Page 6: PERILAKU ORGANISASI.docx

Status perkawinan akan meningkatkan rasa tanggung jawab seseorang terhadap

pekerjaannnya karena nilai pekerjaannya lebih berharga dan penting karena

bertanggung jawab pada keluarga, biasanya karyawan yang telah menikah lebih

puas dengan pekerjaanya disbanding yang belum menikah.

Masa kerja 

Masa kerja yang lebih lama menunjukkan pengalaman kerja yang lebih dari

seseorang dibanding rekannya yang baru dan ini akan mempengaruhi perilakunya

dalam bekerja. 

b. Kemampuan

Setiap manusia mempunyai kemampuan berfikir tapi kemampuan ini berbeda-beda

ada yang lebih dan ada yang kurang. Seluruh kemampuan seseorang pada hakikatnya

tersusun dari dua factor yaitu: kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

c. Kepribadian 

Kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta

menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang.Hal ini paling sering

digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan diperlihatkan oleh

seseorang.

d. Determinan kepribadian

Keturunan

Karakteristik kepribadian tidak seluruhnya ditentukan oleh keturunan, tetapi

kebanyakan seorang anak memiliki karakteristik yang hamper sama dengan orang

tuanya.

Lingkungan 

Lingkungan memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk kepribadian

seseorang seperti budaya, keluarga, teman-teman, dan kelompok-kelompok social

serta pengaruh-pengaruh lain yang kita alami.

Situasi

Kepribadian seseorang walaupun pada umumnya mantap dan konsisten, berubah

dalam situasiyang berbeda. Tuntutan yang berbeda dari situasi yang berlainan

memunculkan aspek-aspek yang berlainan dari kepribadian seseorang.

e. Pembelajaran

Pembelajaran adalah setiap perubahan yang relative permanen dari perilaku yang

terjadi sebagai hasil pengalaman. Suatu perubahan proses berfikir atau sikap seorang

individ, jika tidak diiringi dengan perubahan perilaku, nelum merupakan

pembelajaran. Perbedaan dimensi individu dalam sebuah organisasi dipengaruhi oleh:

konsep diri, cirri kepribadian, sikap, kemampuan, dan emosi. Konsep diri adalah

bagaimana anda memandang diri sendiri, kepribadian adalah bagaimana anada

menampilkan diri anda didepan orang lain.

6

Page 7: PERILAKU ORGANISASI.docx

b. Sifat-sifat Manusia

Untuk memahami sifat-sifat manusia kita harus menganalisa prinsip-prinsip dasar pada

manusia tersebut. Prinsip-prinsip itu adalah:

1. Perilaku manusia tidak sama karena perbedaan kemampuan. 

Setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda dengan yang lainnya.Karena

keterbatasannya seseorang berbuat dan berperilaku berbeda dengan yang lainnya.

Sebagai contoh: Seseorang bisa mengerjakan tugas dalam waktu 10 menit, orang lain

memerlukan waktu 30 menit dengan tugas yang sama. Begitu juga dalam organisasi

seorang atasan bisa mengatasi persoalan yang rumit hanya memerlukan waktu

beberapa saja, tapi tidak dengan pimpinan yang lain, ia memerlukan puasa tiga hari

tiga malam, dan hal-hal yang lai yang harus dilakukannya untuk menyelesaikan

masalah itu. Perbedaan kemampuan ini ada yang menyatakan karena dibawa sejak

lahir dan takdir, adajuga menyatakan karena perbedaannya menyerap informasi dari

suatu segala, ada juga yamg menyatakan karena keduanya. Perbedaan kemampuan

seseorang dapat dipergunakan untuk memprediksi pelaksanaan dan hasil kerja

seseorang yang bekerja sama dalam organisasi. 

2. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda

Manusia berperilaku karena didorong oleh serangkaian kebutuhan dan kebutuhan

setiap manusia pasti berbeda Kebutuhan merupakan beberapa pernyataan di dalam diri

seseorang yang menyebabkan seseorang itu berbuat untuk mencapainya sebagai suatu

objek atau hasil. Begitu juga dalam organisasi seperti seorang karyawan yang

didorong untuk mendapatkan tambahan gaji supaya bisa hidup satu bulan dengan

keluarganya, tingkah lakunya akan berbeda dengan seorang karyawan yang didorong

oleh keinginan untuk mendapatkan jabatan, kedudukan agar mendapatkan harga diri

didepan orang lain. Kadang kala seseorang ketika sudah memenuhi kebutuhan yang

satu dia akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang belum tercapaikan. Pemahaman

tentang kebutuhan yang berbeda dari seseorang ini amat bermanfaat untuk memahami

konsep perilaku seseorang dalam organisasi.

3. Orang berfikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang bagaimana

bertindak.

Kebutuhan manusia dapat dipenuhi lewat perilakunya masing-masing.Dan dalam

menentukan perilaku seseorang membuat pilihan dalam bentuk sejumlah rangkain

perilaku yang terbuka baginya.

4. Seseorang memahami lingkungannya dengan hubungannya dengan pengalaman masa

lalunya

Memahami lingkungan adalah suatu proses aktif, dimana seseorang mencoba

membuat lingkungannya itu mempunyai arti baginya. Proses yang aktif ini mengakui

secara selektif aspek-aspek yang berbeda dari lingkungannya, menilai apa yang

dilihatnya dalam hubungannya dengan pengalaman masa lalu, dan mengevaluasi apa

7

Page 8: PERILAKU ORGANISASI.docx

yang dialami itu dalam kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilainya.

Oleh karena kebutuhan-kebutuhan dan pengalaman seseorang itu seringkali berbeda

sifatnya, maka persepsinya terhadap lingkungan juga akan berbeda. Sebagai contoh:

orang-orang dalam organisasi yang sama seringkali mempunyai perbedaan di dalam

berpengharapan mengenai suatu jenis perilaku yang membuahkan suatu penghargaan,

misalnya naiknya gaji dan cepatnya promosi, dan lain-lain. 

5. Seseorang mempunyai reaksi senang atau tidak senang 

Setiap orang dalam menanggapi sesuatu hal akan memiliki tindakan-tindakan yang

berbeda, dikarenakan mereka mengevaluasi suatu hal dengan cara senang atau tidak

senang. Seseorang merasa puas mendapatkan gaji tertentu dan ada juga merasa tidak

puas mendapatkan gaji yang sama. Hal seperti ini dapat dikatakan bahwa orang

membuat salah persepsi terhadap suatu hasil yang dicapai oleh orang lain yang

mengakibatkan kurang tepatnya proses perbandingannya.perasaan senang atau tidak

senang ini akan membuat seseorang berbuat berbeda dengan orang lain dalam rangka

menanggapi suatu hal. 

6. Banyak faktor yang menentukan sikap dan perilaku seseorang

Perilaku seseorang itu ditentukan oleh banyak factor.Ada kalanya perilaku seseorang

dipengaruhi oleh kemampuannya, ada pula oleh kebutuhannya dan ada juga

dipengaruhi oleh pengharapan dan lingkungannya. Oleh karena banyaknya factor yang

mempengaruhi perilaku manusia, maka sering kali suatu organisasi akan mendapatkan

kesulitan di dalam menciptakan suatu keadaan yang memimpin kearah tercapainya

evektifitas pelaksanaan kerja. 

Dapat diketahui bahwa diantara banyaknya factor yang mempengaruhi perilaku

seseorang, kiranya perlu diadakan penelitian yang seksama manakah fakor-faktor

yang paling dominan dalam mempengaruhi perilaku tersenut.Dari faktor yang sudah

diketahui tersebut kemudian dikembangkan untuk mendapatkan keevektivitasan

pelaksanaan pekerjaan dalam suatu organisasi.Kalau didapatkan hasil bahwa perilaku

untuk menciptakan evektivitas kerja banyak ditentukan karena kebutuhannya maka

seorang pemimpin dapat merancang suatu suatu rencana kerja yang mengarah

terpenuhinya kebutuhan tersebut.Kalau seandainya disebabkan karenakemampuan

karyawan, maka pemimpin dapat merencanakan peningkatan kemampuan tersebut

baik dengan jalan latihan jabatan atau di sekolahan. Dalam organisasi variable

individu, keorganisasian, dan psikologis tidak hanya mempengaruhi perilaku tetapi

juga prestasi.

4. MOTIF DAN PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI

Setiap individu dalam kehidupannya mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda,

sehingga dengan sifat dan karakteristik setiap individu yang berbeda-beda, tentunya akan

mempunyai potensi yang besar pula apabila diwujudkan kedalam suatu kepentingan dan

8

Page 9: PERILAKU ORGANISASI.docx

tujuan bersama atau kelompok. Setelah setiap individu masuk kedalam kepentingan dan

tujuan kelompok, maka perilaku mereka akan menjadi perilaku kelompok untuk

kebersamaan. 

Perilaku kelompok adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh dua atau lebih individu

yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling bergantung untuk menghasilkan

prestasi yang positif baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan diri.

Bila satu kelompok terdapat dalam satu organisasi maka anggotanya harus: Termotivasi

untuk bergabung, menganggap kelompok sebagai kesatuan unit dari orang yang berinteraksi,

berkontribusi da;lam berbagai jumlah proses kelompok, dan mencapai kesepakatan dan

ketidaksepakatan melalui berbagi interaksi.

Suatu kelompok dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelompok formal dan kelompok

informal. Kelompok formal adalah kelompok yang didefenisikan oleh struktur organisasi

seperti: preiden dengan staf menterinya, ketua DPR dengan anggota komisi, dan lain-lain.

Kelompok informal adalah kelompok yang terstruktur atau tidak, formal atau tidak ditetapkan

secara organisasi, muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak sosial. 

Kelompok merupakan bagian dalam kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan terlibat

dalam aktifitas kelompok, demikian juga kelompok merupakan bagian dari organisasi, dalam

organisasi akan banyak ditemui kelompok-kelompok.Karakteristik suatu kelompok yaitu:

adanya dua orang atau lebih, berinteraksi satu sama lain, saling memebagi beberapa tujuan

yang sama, dan melihat dirinya sebagai suatu kelompok. 

a. Dasar-Dasar Perilaku Kelompok

Dasar-dasar perilaku kelompok terdiri dari:kondisi eksternal pada kelompok, sumber daya

anggota,sumber kelompok, proses kelompok,tugas-tugas kelompok,kinerja dan kepuasan,

teori psikologi.

1. Kondisi eksternal pada kelompok

Startegi organisasi: meliputi tujuan-tujuan organisasi dan cara-cara untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan tersebut.

Struktur otoritas: ketentuan mengenai otoritas yang dimilki oleh setiap bagian/ setiap

individu dalam suatu organisasi karena setiap individu atau kelompok memilki

otoritas yang berbeda.

Peraturan formal: ketentuan mengenai aturan, prosedur, kebijakan, dan ragam lain

dari peraturan induk membakukan perilaku karyawan.

Sumber daya organisasional: merupakan sumber daya uang, waktu, bahan mentah,

peralatan yang dialokasikan oleh organisasi pada kelompok.

Proses seleksi perilaku para personil: criteria-kriteria tertentu yang digun akan dalam

proses merekrut karyawan, proses seleksi tersebut akan menempatkan man in the

right place

9

Page 10: PERILAKU ORGANISASI.docx

Evaluasi kinerja dan system ganjaran: proses melakukan evaluasi terhadap hasil

kerja anggota kelompok setelah dievaluasi, maka perlu diteruskan dengan system

ganjaran akan hasil evaluasi tersebut.

Budaya organisasi: merupakan standar untuk keryawan mengenai perilaku yang

dapat diterima dengan baik dan yang tidak dapat diterima.

2. Sumber daya anggota

Adapun sumber daya yang berperan sangat penting pada anggota individu, yaitu

kemampuan dan karakteristik kepribadian.

Kemampuan

Ada hubungan antara kemampuan intelektual dengan relevansi tugas terhadap

kinerja kelompok.

Karakteristik kepribadian

Ada hubungan antara karakterisitik kepribadian yang positif dalam budaya terhadap

produktifitas, semangat, dan kekohesifan kelompok.

3. Struktur kelompok

Kelompok kerja memiliki struktur yang dapat membentuk perilaku anggota kelompok

tertentu. Ada beberapa variable struktur kelomp[ok yaitu: kepemimpinan formal, peran,

norma, status kelompok, ukuran kelompok, dan komposisi kelompok.

Kepemimpina formal

Pemimpin formal hampir selalu ada dalam setiap kelompok kerja. Pemimpin ini

mempunyai peran penting dalam keberhasilan kelompok.

Peran 

Tiap-tiap anggota kerlompok memainkan suatu peran. Hasilny akan baik apabila

peran dimainkan dengan konsisten. Tapi sering seseorang dituntu memainkan peran

yang berbeda. Didalam berperan juga seringkali terjadi konflik dan pengalaman

selain tuntutan dari pemberi peran dalam organisasi.

Norma

Adalah standar perlaku yang dapat diterima dengan baik dalam suatu kelompok dan

digunakan oleh semua anggota dalam kelompok tersebut. Norma tiap kelompok akan

berbeda denngan norma kelompok lainnya.

Status

Status adalah posisi yang didefenisikan secara social yang diberikamn kepada

kelompok atau anggota oleh orang lain. Status mempengaruhi kekuatan norma dan

tekanan dalam kelompok.

Komposisi

Untuk menyelesaikan suatu kegiatan, kelompok yang terdiri dari beranekaragam

keterampilan dan pengetahuan akan lebih efektif disbanding kelompok yang

anggotanya homogen.

4. Proses kelompok

10

Page 11: PERILAKU ORGANISASI.docx

Dalam tugas kelompok, sumbangan tiap individu tidak tampak dengan jelas karena ada

individu yang mengurangi upayanya sehingga hasil yang diperoleh oleh kelompoktidak

maksimal tetapi ada juga individu yang menciptakan keluaran (output) lebih besar dari pada

masukkan (input)

5. Tugas-tugas kelompok

Tugas yang memiliki tingkat ketidakpastian tinggi menuntut lebih banyak pemrosesan

informasi, tergantung pada: 

Pengambilan keputusan kelompok

Keputusan yang diambil oleh dua orang atau lebih lebih naik dari pada satu orang.

Kenyataannya pada saat ini banyak keputusan dalam organisasi yang diambil oleh

kelompok, tim, komite. Ada beberapa keuntungan dan kerugian dari pengambilan

keputusan berdasarkan pada kelompok, yaitu:

Keuntungan kelompok: informasi dan pengetahuan lebih lengkap, lebih banyak

pendekatan dan alternativ dapat dikembangkan, meningkatkan dukungan dan keputusan

terhadap keputusan yang dibuat dan dilaksanakan oleh kelompok, dan kegitimasi

meningkat. Keruguian dari kelompok: menghabiskan waktu, tekanan untuk sesuai,

dominasi oleh beberapa orang, tanggung jawab kembar.

Teknik pengambilan keputusan 

Tekniki pengambilan keputusan dalam kelompok yaitu: interaksi, sumbang saran. Teknik

kelompok nominal, teknik delphhi, pertemuan elektronik.

6. Kinerja dan kepuasan

Ada beberapa factor yang berhubungan dengan dengan kinerja yaitu: persepsi peran,

norma, status, ukuran kelompok, susunan demografis, tugas kelompok, dan kekohesifan.

Keputusan anggota dipengaruhi oleh hubungan persepsi, peran kinerja antara atasan dan

bawahan.

7. Teori psikologi

The collaborative Classroom. Kegiatan kerjasama adalah jika 2 orang atau lebih bekerja

sama untuk tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Dengan demikian terdapat dua

unsure yaitu kerjasama, saling ketergantungan yang positif. Kekompakan dalam kelompok

akan terwujud bila setiap anggota mempunyai perasaan bahwa dirinya merupakan begian

dari suatu kelompok dan perasaan tersebut harus beredasarkan pada kepercayaan.

b. Saling Pengertian Antar Kelompok

1. Pengaruh konflik antar kelompok

Konflik antar kelompok terjadi karena tiap-tiap kelompok ingin mengejar kepentingan

atau tujuan kelompoknya masing-masing. Konflik yang terjadi anatar kelompok dapat

memberikan hasil yang bermanfaat bagi organisasi (fungsional) atau dapat memberikan

hasil yang negative (disfungsional). Dan konflik mempunyai kaitan dengan prestasi kerja

kelompok atau organisasi, diman ia dapat bersifat deskruktif maupun konstruktif.

11

Page 12: PERILAKU ORGANISASI.docx

2. Hubungan antar kelompok

Hubungan antar kelompok terdiri dari jaringan dan koalisi, peran ganda, peran khusus

manajemen. 

3. Negosiasi

Proses negosiasi dapat menyebabkan kelanjutan kerjasama untuk mencapai tujuan

bersama dan usaha kerjasama untuk menciptakan nilai-nilai yang tidak terdapat

sebelumnya. Proses negosiasi adalah pengalaman yang sangat berorientasi pada manusia.

Untuk menambah pemahaman akan tujuan, kebutuhan, dan keinginan pihak lain,

perunding yang sukses beusaha untuk memahami sifat kepribadian yang relevan dari

individu yang lain yang berunding.

c. Teori-Teori Pembentukan Kelompok

Ada beberapa kedekatan yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan

kelompok, yaitu:

1. Teori kedekatan

Teori ini adalah teori yang sangat dasar dan menjelaskan tentang adanya afiliasi diantara

orang-orang tertentu. Seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan adanya

kedekatan.

2. Teori interaksi

Teori ini menjelaskan pembentukan kelompok berdasarkan aktivitas-aktivitas, interaksi-

interaksi, sentiment-sentimen (perasaan dan emosi). Dan semuanuya saling berhubungan.

Semakin banyak aktifitas seseorang dilakukan dengan orang lain, semakin beraneka

interaksi-interaksinya dan semaki kuat tumbuhnya sentiment-sentimen mereka.

Semakin banyak interaksi-interaksi diantara orang-orang, maka semakin banyak

kemungkinan aktivitas-aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain.

Semakin banyak aktivitas-aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain, dan

semakin banyak sentiment seseorang dipahami olleh orang lain, maka semakin banyak

kemungkinan ditularkan aktivitas dan interaksi-interaskri.

3. Teori keseimbangan

Teori menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah didasarkan atas

kesamaan sikap didalam menanggapi sesuatu tujuan

4. Teori pertukaran

Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori kedekatan,

teori interaksi, dan teori keseimbangan memeinkan peranan dalam teori ini.

d. Motif Pembentukan Kelompok

Ada beberapa alasan mengapa mausia/setiap individu memerlukan kelompok atau

membentuk kelompok, yaitu:

1. Untuk pemuasan kebutuhan

12

Page 13: PERILAKU ORGANISASI.docx

Keinginan untuk memuaskan kebutuhan menjadi motifasi utama dalam pembentukan

kelompok, khususnya dalam hak keamanan, social, harga diri dan kebutuhan aktualisasi

diri. Khusus aktualisasi diri ini dapat dipuaskan apabila bergabung dengan kelompok.

2. Adanya kedekatan dan daya tarik

Setiap individu memerlukan adany interaksi antarpribadi, oleh karena itu perlu adanya

kedekatan atau daya tarik tertentu berdasarkan pada persepsi, sikap, prestasi, atau

kesamaan motivasi.

3. Adanya tujuan kelompok

Setiap manusia pasti emepunyai tujuan dalam hidupnya, apalagi tujuan tersebut

diaplikasikan dalam kelompok akan mempunyai derajat yang lebih tinggi, manakala

setiap keinginan dan tujuan tersebut menyatu dan menghasilkan tujuan kelompok.

4. Alasan ekonomi

Suatu hal yang dapat diharapkan dari kelompok adalah kekuatan yang mempunyai nilai

lebih. Jika ada motif ekonomi dapat mendorong adanya kerja kelompok yang lebih

optimal, dan jika individu bekerja optimal maka yang diuntungkan adalah kelompok

Dasar-dasar yang membuat terjadinya hubungan antar kelompok dalam buku prilaku organisasi

karya miftah thoha yaitu: 

1. Kesempatan untuk berinteraksi

Interaksi antar individu akan menimbulkan adanya daya tarik, dan karena adanya daya

tarik antar individu itu akan menimbulkan hubungan kelompok.

2. Kesamaan latar belakang

Kesamaan latar belakang seperti misalnya: usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, ras

kebangsaan, dan lainnya akan memudahkan dan cenderung membuat individu mau untuk

berinteraksi satu sama lain. Kesamaan latar belakang juga merupakan daya tarik

mengapa seseorang melakukan hubungan dan interaksi sesamanya. Sebagai contoh

mahasiswa Malaysia yang belajar di Indonesia akan cenderung berhubungan dengan

sesamanya.

3. Kesamaan sikap

Daya tarik orang-orang yang berinteraksi yang disebabkan oleh kesamaan sikap dapat

diliahat dalam pergaulan-pergaulan: antara mahasiswa, orang bertetangga, teman

sejawat, pasangan yang sudah menikah, tentara, buruh, dan lain-lain. Kesamaan yang

mereka miliki didasarkan dari pengalaman yang melatarbelakangi itu membawa orang-

orang kearah kesamaan sikap. Dan karena kesamaan sikap itu membuat mereka

cenderung bergaul sesamanya. 

13

Page 14: PERILAKU ORGANISASI.docx

SIMPULAN

Perilaku organisasi adalah bagian dari manajemen, yang dalam praktiknya lebih

merupakan seni manajemen. Seorang menejer atau pimpinan tidak harus terikat pada

pengetahuan manajemen secara kaku, tetapi lebih memilih model perilaku organisasi dalam

manajemen yang efektivitas dan efisiensinya bersifat variatif tergantung struktur organisasi,

proses manajemen, situasi, tempat, waktu pengambilan keputusan.

Motif individu dan kelompok dalam berorganisasi sangat beragam, semua bergantung

kepada faktor biografis, kemmapuan, kepribadian, lingkungan, dan kondisi eksternal kelompok.

Hal ini harus disikapi dengan baik agar tercipta perilaku organisasi yang menimbulkan rasa

aman, nyaman, dan dapat memenuhi semua kebutuhan bersama.

14

Page 15: PERILAKU ORGANISASI.docx

DAFTAR RUJUKAN

http://atmandai.blogspot.com/2010/10/perilaku-individu-dan-kelompok-dalam-organisasi.html

http://sulastomo.blogspot.com/2010/12/pendekatan-dalam-organisasi.html

http://studimanajemen.blogspot.com/2012/10/pendekatan-perilaku-organisasi.html

Kurniadin, Didin & Imam Muchali. 2012. Manajemen Pendidikan: Konsep dan Prinsip

Pengelolaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruz Media

Muclas, Makmuri. 2005. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gadjahmada University Press.

15