Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PERKEMBANGAN USAHA MITRA BMT MEKAR DA’WAH
SETELAH MENDAPATKAN PEMBIAYAAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
Riri Sartika NIM: 1111046100058
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/ 2017
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
Nama : Riri Sartika
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 9 September 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Prima Dalam RT.005/05 Blok S-8 No.3, Kel.
Tegal Alur, Kec. Kalideres, Jakarta Barat (11820)
Status : Belum Menikah
No. Hp : 089602809389
E-mail : [email protected]
B. PENDIDIKAN FORMAL
1. TK Al- Ikhlas (1997-1998)
2. SDIT Al-Qomar (1998-2004)
3. SMP Negeri 249 Jakarta (2004-2007)
4. SMA Negeri 33 Jakarta (2007-2010)
5. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2011-2017)
C. PENGALAMAN ORGANISASI
2005-2006 Wakil Ketua PMR SMP Negeri 249 Jakarta
2008-2009 Ketua Umum PMR SMA Negeri 33 Jakarta
2012-2013 Center For Islamic Economics Studies UIN Jakarta –
Sekretaris Departemen Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan Organisasi (PSDMO)
2013-2014 HMI KOMISARIAT FSH – Wakil Bidang
Pemberdayaan Perempuan
2013-2014 HMPS (Himpunan Mahasiswa Program Studi) Muamalat
– Sekretaris Bidang Kemahasiswaan
2014-2015 PSM (Paduan Suara Mahasiswa) UIN Jakarta –
Departemen Kaderisasi
vi
ABSTRAK
Riri Sartika, NIM 1111046100058. PERKEMBANGAN USAHA MITRA BMT MEKAR DA’WAH SETELAH MENDAPATKAN PEMBIAYAAN, Skripsi Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1439 H/2017 M.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Bagaimana perbedaan omset penjualan, jumlah tenaga kerja serta variasi jumlah barang dagangan sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah. Pada penelitian ini penulis membahas tentang perkembangan usaha, pembiayaan dan omset penjualan mitra. Penelitian ini dilakukan di BMT Mekar Da’wah dengan alasan untuk mengetahui tingkat perkembangan usaha mitra pembiayaan setelah BMT Mekar Da’wah menyalurkan pembiayaan.
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian ini adalah pedagang Pasar Serpong yang menerima pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah yang berjumlah 380 mitra yang merupakan pembiayaan produktif. Metode pengambilan sample menggunakan purposive random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 85 responden yang dikelompokkan berdasarkan jenis usaha. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dan dokumentasi untuk memperoleh data tentang perkembangan usaha mitra setelah mendapatkan pembiayaan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji pangkat tanda Wilcoxon.
Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Ada perbedaan antara omset penjualan sebelum dan setelah pembiayaan, mitra yang menerima pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah mengalami perkembangan usaha. (2) Ada perbedaan antara jumlah tenaga kerja sebelum dan setelah menerima pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah. (3) Ada perbedaan antara variasi jumlah barang dagangan sebelum dan setelah menerima pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah.
Kata Kunci : perkembangan usaha, omset penjualan, pembiayaan.
Pembimbing : AM. Hasan Ali, MA.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Bismillahirrahmaanirrahiim.. Segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat, islam serta iman yang
tiada habis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriringan
salam penulis sanjungkan kepada baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa
umatnya dari zaman kegelapan ke zaman yang terang-benderang seperti sekarang
ini, kaya akan keilmuan dan pengetahuan.
Penulisan karya ilmiah ini berjudul “Perkembangan Usaha Mitra BMT
Mekar Da’wah setelah Mendapatkan Pembiayaan”, ditujukan sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan studi strata 1 (S1) dan memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi (SE) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sebagai penghargaan sedalam-dalamnya, penulis sampaikan kepada orang-
orang yang penulis sayangi yang telah memberikan dukungan dan do’a demi
terselesaikannya skripsi ini. Rasa terima kasih ini penulis tujukan kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, P.hd, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak AM. Hasan Ali, MA, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak
Dr. Abdurrauf, MA, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
viii
4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE, selaku Ketua Program Studi Perbankan
Syariah dan Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si, selaku Sekretaris Program Studi
Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Alimin Mesra, M.Ag, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan pengarahan selama proses skripsi ini berlangsung.
6. Bapak Hasan Ali, MA, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan motivasi dan membantu dalam penyelesain skripsi ini.
7. Bapak Noryamin Aini, MA, yang telah sangat banyak sabar membimbing saya
dalam proses penulisan skripsi ini dan sangat menginspirasi penulis.
8. Segenap pengurus BMT Mekar Da’wah, khususnya Bapak Ismail selaku
Ketua Pengurus, Bapak Irfan Ahmad Riva’i selaku Manager Operasional,
Bapak Ahmad Fauzi dan Chandra Ghufta, Nurisma Septia Anggraeni, SE.,
Shara Devi Maharani Al-amin dan Ibu Salamah, atas waktu dan kesediaannya
dalam rangka pengumpulan data skripsi, sehingga penulis dapat
merampungkan skripsi ini.
9. Mama dan Papa tercinta Ruslan Abdul Gani dan Rini Triyani yang selalu
memberikan kasih sayang dan cinta yang tiada terhingga, serta motivasi dan
doa untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Saudara dan saudari yang penulis sayangi Rahmat Ramadansah, Rusnia Pratiwi
Agustin dan Rangga Wisnu Wibowo yang selalu memberikan keceriaan dan
tiada henti memotivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
ix
11. Aldi Maulana dan Bunda Mega Azwita yang selalu memberikan semangat,
motivasi dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabat tercinta Husnul Qari, SE.Sy, Rembulan Rahmadia Fitri, SE.Sy, Dessy
Rachma Damayanti, SE.Sy., Sharfina Putri Kartika, SE.Sy., Eko Siswandanu,
SE., Burhanudin Yusuf Solihin, SE.Sy., Elis Sri Ramdani, Siti Hanna, dan Ka
Endra Rukmana yang selalu memberikan motivasi tiada habisnya sehingga
penulis dapat merampungkan skripsi ini.
13. Teman-teman Perbankan Syariah Angkatan 2011, Keluarga PSM UIN Jakarta,
khususnya angkatan Propizio Diantary Febrilia R, S.Pd, Putri S Alia, Delia
Ulfa, Ega Mira Handayani, dan Ratna Andita Dewi, SE (Swarnagita) yang
selalu memberikan kebahagiaan dan mengajarkan proses untuk menuju baik.
14. Keluarga HMI KOMFAKSY yang telah memberikan banyak cerita dalam
masa perjuangan di kampus tercinta, dan leader Oriflame Ka Yuyun
Sukmawati, Ka Lailiyah Oktavianti, Ratih Pratiwi Damayanti, Fadhilah Rahmi
Karim, SE., Sandra Virna Agustin yang selalu memotivasi penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
banyak atas dukungan dan do’a. Semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan dengan pahala yang berlipat ganda dan selalu diberkahi oleh Allah
SWT. Amin Yaa Rabbal Alamiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Ciputat, November 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR DIAGRAM ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 6
C. Batasan Masalah.............................................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 8
E. Tujuan ............................................................................................................. 8
F. Manfaat ........................................................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan .................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 12
A. Perkembangan Usaha .................................................................................... 12
B. Indikator Perkembangan Usaha ..................................................................... 15
C. Pendapatan .................................................................................................... 16
1. Pendapatan dari Gaji dan Upah ................................................................. 16
xi
2. Pendapatan dari Aset Produktif ................................................................. 17
3. Pendapatan dari Pemerintah (Transfer Payment) ....................................... 17
D. UMKM ......................................................................................................... 18
1. Konsep dan Definisi UMKM .................................................................... 18
2. Karakteristik UMKM ................................................................................ 19
E. Produk Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ........................................................ 20
F. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ............................................................. 24
G. Kerangka Konsep dan Teori .......................................................................... 29
H. Hipotesis ....................................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 36
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................................... 36
B. Jenis Data/Sumber Data................................................................................. 36
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 37
D. Teknik Pengambilan Sampel ......................................................................... 38
E. Teknik Pengolahan Data ................................................................................ 39
F. Metode Analisis Data .................................................................................... 39
1. Uji Normalitas .......................................................................................... 39
2. Uji Pangkat Tanda Wilcoxon .................................................................... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 44
A. Gambaran Umum Tentang BMT Mekar Da’wah ........................................... 44
1. Sejarah Ringkas Objek Penelitian ............................................................. 44
a. Sejarah Perusahaan ................................................................................... 44
b. Visi dan Misi Perusahaan .......................................................................... 45
xii
c. Struktur Organisasi BMT Mekar Da’wah .................................................. 46
B. Deskripsi Responden ..................................................................................... 47
1. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 48
2. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Usia .......................................... 48
3. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................... 49
4. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Usaha ............................... 51
5. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Kegiatan Usaha ........................ 52
C. Analisis Data dan Pembahasan ...................................................................... 53
1. Analisis Uji Pangkat Tanda Wilcoxon ....................................................... 53
2. Perkembangan Usaha Mitra Pembiayaan .................................................. 57
3. Perkembangan Usaha Mitra Menurut Jenis Usaha ..................................... 62
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 72
A. Kesimpulan ................................................................................................... 72
B. Saran ............................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 75
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 40
Tabel 4. 1 Deskriptif Statistik Omset Penjualan ................................................. 53
Tabel 4. 2 Hasil Pangkat Omset Penjualan ......................................................... 54
Tabel 4. 3 Uji Beda Omset Penjualan ................................................................. 54
Tabel 4. 4 Hasil Pangkat Jumlah Tenaga Kerja .................................................. 55
Tabel 4. 5 Uji Beda Jumlah Tenaga Kerja .......................................................... 56
Tabel 4. 6 Hasil Pangkat Variasi Jumlah Barang Dagangan................................ 56
Tabel 4. 7 Uji Beda Variasi Jumlah Barang Dagangan ....................................... 57
Tabel 4. 8 Omset Penjualan Usaha Sembako ...................................................... 63
Tabel 4. 9 Omset Penjualan Dagang Pakaian...................................................... 63
Tabel 4. 10 Omset Penjualan Tukang Jahit ......................................................... 64
Tabel 4. 11 Omset Penjualan Usaha Salon ......................................................... 64
Tabel 4. 12 Omset Penjualan Usaha Pangkas Rambut ........................................ 65
Tabel 4. 13 Omset Penjualan Dagang Sayuran ................................................... 65
Tabel 4. 14 Omset Penjualan Dagang Ikan ......................................................... 66
Tabel 4. 15 Omset Penjualan Usaha Warung Nasi .............................................. 67
Tabel 4. 16 Omset Penjualan Dagang Bumbu .................................................... 67
Tabel 4. 17 Omset Penjualan Dagang Kelapa Parut ............................................ 68
Tabel 4. 18 Omset Penjualan Konter Pulsa ......................................................... 69
Tabel 4. 19 Omset Penjualan Lain-lain dan Alat kesehatan ................................ 69
xiv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1. 1 Jumlah Perkembangan Mitra Pembiayaan BMT Mekar Da'wah ..... 5
Diagram 4. 1 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 48
Diagram 4. 2 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Usia .............................. 49
Diagram 4. 3 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....... 50
Diagram 4. 4 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Usaha................... 51
Diagram 4. 5 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Kegiatan Usaha ............ 52
Diagram 4. 6 Omset Penjualan Mitra BMT Mekar Da'wah................................. 58
Diagram 4. 7 Penambahan Jumlah tenaga kerja .................................................. 60
Diagram 4. 8 Variasi Barang Dagangan Mitra BMT Mekar Da'wah ................... 61
Diagram 4. 9 Perkembangan Usaha Mitra Menurut Jenis Usaha berdasarkan omset
penjualan (bulanan) ............................................................................................ 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sangat
pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pedagang-pedagang kecil, toko-
toko kecil, usaha kecil rumahan dan sejenisnya yang kita temui di sekitar kita.
Karena jika kita berbicara masalah usaha kecil menengah tidak lepas dari
kebutuhan manusia seperti sandang dan pangan. Selain itu, jenis usaha yang
berkembang dewasa ini seperti dibidang kuliner banyak yang memodifikasi
satu jenis makanan sehingga bervariasi rasa dan bentuknya, di bidang
fashion, di bidang otomotif seperti bengkel yang berskala kecil, teknologi dan
pendidikan
Dalam banyak literatur disebutkan bahwa pembentukan struktur
ekonomi suatu wilayah sangat ditentukan oleh peran serta masyarakat.
Sementara itu, secara struktural konfigurasi ekonomi Indonesia didominasi
oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), yaitu sekitar 51,3
juta unit usaha atau 99,97% dari seluruh unit usaha yang ada, sisanya adalah
usaha besar. Jumlah UMKM yang besar, dominan dan penyebarannya hingga
ke pelosok daerah ini adalah gambaran kekuatan ekonomi nasional. Oleh
2
karena itu UMKM merupakan aspek yang sangat penting dalam
pembangunan ekonomi Indonesia.1
Permodalan merupakan salah satu masalah yang hampir dialami oleh
setiap pelaku usaha, mulai dari usaha mikro, kecil sampai usaha besar. Tidak
ada usaha yang tidak membutuhkan modal, tetapi yang menjadi permasalahan
di sini adalah kemampuan para pelaku usaha itu sendiri dalam memperoleh
permodalan untuk mengembangkan usaha mereka. Sudah tidak asing lagi
bagi para pelaku usaha besar mereka dapat mengajukan permodalan atau
sering bersentuhan langsung dengan perbankan, karena mereka cukup
bankable dan feasible.
Bankable adalah kondisi usaha itu sendiri yang memenuhi syarat-syarat
yang diperlukan oleh bank. Sementara feasible adalah kondisi usaha tersebut
yang memiliki tingkat kelayakan untuk memperoleh pinjaman. Sementara itu,
lain halnya dengan UMKM yang sama-sama membutuhkan tambahan modal
untuk mengembangkan usahanya, mereka tidak cukup bankable dan feasible
jika langsung bersentuhan dengan perbankan. Selain itu, bank juga sudah
menetapkan batas minimum kredit yang bisa dilayani yaitu minimum 10 juta
rupiah, sedangkan modal yang dibutuhkan usaha kecil dan mikro berbeda
dengan usaha besar. Jika pelaku usaha kecil, mikro dan menengah ini
dipaksakan untuk mengakses atau meminjam lebih dari 10 juta rupiah, maka
1 Euis Amalia, Keuangan Mikro Syariah: referensi untuk akademisi dan praktisi yang
mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Indonesia, (Bekasi : Gramata Publishing, 2016), h.1.
3
dikhawatirkan mereka tidak dapat membayar angsuran atau pengembalian,
sehingga sangat berisiko bagi bank.2
Pada perkembangannya saat ini telah ada Lembaga Keuangan Mikro
(LKM) yang dapat membantu permasalahan UMKM dari segi permodalan,
yaitu dalam bentuk pembiayaan, dimana LKM ini keberadaannya pun sangat
dekat dengan masyarakat dan lebih ‘bersahabat’ kepada para pelaku usaha di
dalam prakteknya. LKM memberikan kemudahan dalam pengajuan atau
proses pembiayaan, jumlah plafond, besarnya angsuran, dan cara melakukan
angsurannya.
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dibedakan menjadi dua yaitu
Lembaga Keuangan Mikro Konvensional dan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah (LKMS). Pelayanan keuangan konvensional dapat ditemukan antara
lain pada lembaga keuangan bank yang menggunakan sistem bunga,
sedangkan pelayanan keuangan syariah berlaku prinsip-prinsip syariah Islam
yang dapat ditemukan antara lain pada Bank Syariah, Asuransi Syariah dan
Koperasi Syariah.
Salah satu LKMS yang menjadi tempat penelitian ini adalah Baitul
Maal Wat Tamwil (BMT). Dalam ranah Lembaga Keuangan Mikro Syariah
(LKMS) di Indonesia, pada saat ini setidaknya terdapat sekitar 3000 BMT
(Baitul Maal wat Tamwil) yaitu adalah suatu LKMS non-bank yang
mempunyai misi pemberdayaan masyarakat menengah ke bawah (sektor riil).
2 Euis Amalia, Keuangan Mikro Syariah: referensi untuk akademisi dan praktisi yang
mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Indonesia, h. 10.
4
Misi tersebut dilaksanakan melalui fungsi gandanya yaitu sebagai lembaga
sosial (baitul maal) dan lembaga bisnis yang profit oriented (baitut tamwil).3
Sejak awal keberadaannya hingga saat ini beroperasi, BMT
berkembang sangat pesat dan sudah berdiri hampir semua wilayah provinsi di
Indonesia. BMT telah menjadi ikon tentang sebuah Lembaga Keuangan
Mikro Syariah (LKMS) di Indonesia. Barangkali ada nama lain, seperti Baitul
Qiradh (BQ) di Aceh, atau mengambil salah satu bentuk kelembagaan dari
BMT, baik Baitut Tamwil (seperti Baitut Tamwil Muhammadiyah atau BTM)
ataupun Baitul Maal yang umumnya merupakan lembaga amil zakat.
Prinsipnya adalah lembaga keuangan yang melayani dan mengintermediasi
masyarakat miskin, maupun para pelaku usaha mikro dalam sistem syariah
dalam transaksinya.4
Salah satu BMT yang aktif untuk memajukan masyarakat ekonomi
lemah adalah BMT Mekar Da’wah. BMT ini memiliki komitmen sesuai
dengan salah satu misinya yaitu meningkatkan taraf hidup dan kemampuan
mitra baik sosial maupun ekonomi masyarakat melalui muamalah sesuai
syariah. Sebagai lembaga keuangan, BMT memberikan penyaluran
pembiayaan dalam jumlah yang relatif kecil pada setiap unit usaha mikro
yang menjadi mitranya. Akibatnya, pembiayaan oleh BMT lebih mampu
menyentuh kebutuhan pengusaha mikro yang secara struktur merupakan unit
usaha terkecil namun memiliki jumlah unit usaha paling besar di Indonesia.
3 Vita Sarasi, “Pengembangan Usaha Mikro oleh Baitul Maal wa Tamwil (BMT) dalam
Perspektif Tekno-Ekonomi”, Seminar Nasional Universitas Widyatama: Techno-economy dalam pembangunan ekonomi Indonesia, 25 Januari 2009, h. 1.
4 Euis Amalia, Keuangan Mikro Syariah: referensi untuk akademisi dan praktisi yang mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Indonesia, h. 20-21.
5
Karena usaha mikro memiliki jumlah yang besar dan kebutuhan akan
lembaga keuangan juga sangat penting untuk meningkatkan permodalan,
maka BMT Mekar Da’wah memiliki perkembangan mitra yang cukup
signifikan dari tahun ke tahun.
Sumber : Laporan RAT BMT Mekar Da’wah (diolah)
Dari Diagram 1.1, dapat dilihat perkembangan jumlah mitra
pembiayaan BMT Mekar Da’wah, sejak tahun 2011 sejumlah 495 mitra
pembiayaan mengalami kenaikan yang cukup besar hingga mencapai 700
mitra pembiayaan di tahun 2012. Pada tahun 2013 kembali mengalami jumlah
kenaikan mitra bertambah menjadi 762 mitra pembiayaan, begitu pula tahun
2014 terus mengalami perkembangan jumlah mitra pembiayaan yaitu
sebanyak 846 mitra pembiayaan. Pada tahun 2015 mengalami penurunan
jumlah mitra, hal ini dikarenakan banyak mitra yang lunas dan ekspansi
Diagram 1. 1 Jumlah Perkembangan Mitra Pembiayaan BMT Mekar Da'wah
495
700762
846
705761
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Mitra Linear (Jumlah Mitra)
6
pembiayaan tidak maksimal karena kondisi ekonomi negara ini yang menjadi
pertimbangan. Namun, pada tahun 2016 jumlah mitra pembiayaan naik
kembali sejumlah 761 mitra pembiayaan. Kesimpulannya, secara linear
jumlah mitra pembiayaan BMT Mekar Da’wah mengalami perkembangan
yang cukup baik dari tahun 2011-2016.
Dari fenomena di atas, apakah mitra pembiayaan yang dibantu BMT
Mekar Da’wah dari segi permodalan sudah memberikan dampak positif
terhadap perkembangan usaha mitra pembiayaan? Mengetahui manfaat
tersebut menjadi penting untuk mengevaluasi sisi positif keterlibatan atau
kehadiran BMT untuk perkembangan ekonomi masyarakat lemah. Masalah
ini oleh penulis dijadikan tema bahasan yang itu menarik dan akan
memberikan manfaat untuk masyarakat yang penulis beri judul
“Perkembangan Usaha Mitra BMT Mekar Da’wah setelah
Mendapatkan Pembiayaan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, berikut identifikasi masalah yang
dapat diuraikan, diantaranya:
1. Dari mana saja Usaha Kecil Menengah memperoleh bantuan modal?
2. Apa masalah yang dihadapi oleh Usaha Kecil Menengah dalam
mengembangkan usahanya?
3. Apakah mitra pembiayaan mengalami perkembangan usaha setelah
mendapatkan pembiayaan oleh BMT Mekar Da’wah?
7
4. Jenis usaha apa saja yang diberikan pembiayaan oleh BMT Mekar
Da’wah?
5. Apa perkembangan yang dialami oleh mitra pembiayaan merata di setiap
jenis usaha?
6. Apa peran yang dilakukan oleh BMT terhadap mitra pembiayaan, selain
dalam bentuk penyaluran pembiayaan?
C. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian dan memudahkan analisis, maka
penulis perlu membuat batasan-batasan penelitian yaitu:
1. Ruang lingkup penelitian ini adalah mitra pembiayaan BMT Mekar
Da’wah yang berada di Pasar Serpong.
2. Objek penelitian ini adalah mitra BMT Mekar Da’wah yang memiliki
usaha kecil yang dilihat dari trend jenis usaha. Tren waktu tidak
disertakan pada penelitian ini karena keterbatasan peneliti.
3. Mitra BMT Mekar Da’wah yang dijadikan objek penelitian adalah yang
melakukan pembiayaan minimal 3 kali, dan masih terdaftar sebagai mitra
binaan. Karena dengan minimal pembiayaan sebanyak 3 kali dapat
dijadikan indikator dalam menilai perkembangan pendapatan setelah
menerima pembiayaan.
4. Tolok ukur untuk menilai perkembangan adalah omset penjualan per hari,
jumlah tenaga kerja dan jumlah macam barang.
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu:
1. Bagaimana perbedaan omset penjualan sebelum dan setelah mendapatkan
pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah?
2. Bagaimana perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan setelah
mendapatkan pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah?
3. Bagaimana perbedaan jumlah barang dagangan sebelum dan setelah
mendapatkan pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah?
E. Tujuan
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui dan menganalisis perbedaan omset penjualan sebelum dan
setelah mendapatkan pembiayaan pada BMT Mekar Da’wah.
2. Mengetahui dan menganalisis perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan
setelah mendapatkan pembiayaan pada BMT Mekar Da’wah.
3. Mengetahui dan menganalisis perbedaan jumlah barang dagangan sebelum
dan setelah mendapatkan pembiayaan pada BMT Mekar Da’wah.
9
F. Manfaat
Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. Teoritis
a. Dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti
pribadi.
b. Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian sejenis dan dapat
dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada
maupun yang akan datang.
c. Dapat memberikan deskripsi pola pembinaan yang baik untuk usaha
kecil menengah (UKM).
2. Praktis
a. Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan
terkait dengan masalah yang diteliti, khususnya lembaga keuangan
mikro syariah, yaitu tentang perkembangan usaha mitra pembiayaan
setelah mendapatkan pembiayaan.
b. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan referensi pengetahuan mahasiswa tentang
lembaga keuangan syariah, dalam hal ini mengenai BMT. Dengan
adanya penelitian ini diharapkan mahasiswa memahami
perkembangan usaha mitra pembiayaan setelah mendapatkan
pembiayaan dari BMT.
10
c. Bagi Instansi Terkait
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan bahan
pertimbangan terhadap BMT Mekar Da’wah dalam penyaluran
pembiayaan kepada usaha kecil dan Menengah.
G. Sistematika Penulisan
Berdasarkan Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab I merupakan pendahuluan yang berisi penjelasan yang erat sekali
hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam bab-bab. Penjelasan
tersebut meliputi, latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II menyajikan kajian kepustakaan yang digunakan dalam penelitian,
yaitu etos kerja, pentingnya pendampingan BMT, modal kerja dan besarnya
pembiayaan berbasis bagi hasil serta pendapatan. Landasan teori tersebut
diperoleh dari berbagai literatur yang dapat membantu penulis berpikir kritis
dan analitis saat memahami dan menafsirkan data serta review studi terdahulu
yang dapat menghindarkan dari tuduhan duplikasi dan penjiplakan.
11
BAB III METODE PENELITIAN
Bab III menyajikan data penelitian, berupa deskripsi data berkenaan dengan
teknik pengumpulan data, proses penelitian dan variabel yang diteliti secara
objektif.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV merupakan analisis terhadap data penelitian yang ada dideskripsikan
guna menjawab masalah penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab V berisi kesimpulan dan saran yang ditarik dari pembuktian atau uraian
yang telah ditulis terlebih dahulu dan bertalian erat dengan pokok masalah.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan Usaha
Kemampuan usaha kecil untuk tumbuh dan berkembang, tentu saja
berbeda dari satu jenis usaha ke jenis usaha yang lain. Perkembangan adalah
perubahan ke arah yang lebih baik. Perkembangan menurut bahasa adalah
perihal berkembang; menjadi besar; menjadi bertambah sempurna.5
Perkembangan usaha dapat didefinisikan usaha yang dalam
perjalanannya terdapat perubahan yang lebih baik, dari segi peningkatan
omset penjualan dan peningkatan pendapatan. Ada beberapa tahapan
perkembangan usaha yaitu tahap conceptual, start up, stabilisasi,
pertumbuhan (growth stage), dan kedewasaan. Tahapan-tahapan
perkembangan usaha pada kajian ini begitu luas, tidak mungkin dibahas
secara keseluruhan, maka yang mungkin dibahas dalam penelitian ini
perkembangan usaha dalam aspek conceptual, yaitu:6
a. mengenal peluang potensial, mengetahui peluang potensial sebuah usaha
akan lebih penting daripada konsep berupa ide besar yang belum tentu
dapat dipraktekan. Hal penting harus diketahui adalah masalah-masalah
yang ada di pasar, kemudian mencari solusi dari permasalahan yang telah
5 Dendi Sugono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama), h. 662. 6 Soeharto Prawirokusumo, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, (Yogyakarta:
BPFE UGM, 2010), h. 185-188.
13
terdeteksi. Solusi inilah yang akan menjadi gagasan yang dapat
direalisasikan.
b. analisa peluang, mendirikan sebuah bisnis perlu perencanaan yang matang.
Tindakan yang bisa dilakukan untuk merespon peluang bisnis adalah
dengan melakukan analisa peluang berupa market research kepada calon
pelanggan potensial. Analisa ini dilakukan untuk melihat respon pelanggan
terhadap produk, proses, dan pelayanannya.
c. mengoganisasi sumber daya, ketika suatu usaha sudah dinyatakan berdiri
maka hal lain yang perlu dilakukan adalah memenejemen sumber daya
manusia dan uang. Pada tahap inilah yang sering disebut sebagai tahap
memulai usaha. Pada tahap ini dikatakan sangat penting karena merupakan
kunci keberhasilan pada tahap selanjutnya. Tahap ini bisa disebut sebagai
tahap warming up.
d. langkah mobilisasi sumber daya, adalah langkah terakhir sebelum ke tahap
start up. Masa konseptual disebut juga masa gestasi suatu usaha yang
waktunya dapat berlangsung sejak 6 bulan sampai dengan 2 tahun.
Sebelum memulai usaha, terlebih dahulu diperlukan pemilihan bidang
yang ingin ditekuni. Pemilihan bidang usaha ini sangat penting agar kita
mampu mengenal seluk-beluk usaha tersebut dan mampu mengelolanya
dengan baik serta dapat berkembang pesat. Adapun faktor-faktor yang
mampu mempengaruhi perkembangan sebuah usaha antara lain:7
7 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 36-38.
14
1. Minat atau Bakat
Minat atau bakat sudah ada dan dapat timbul dari dalam diri seseorang.
Artinya, ketertarikan pada suatu bidang sudah tertanam dalam dirinya.
Minat juga dapat tumbuh setelah dipelajari dari berbagai cara. Namun,
seseorang yang memiliki minat dari dalam atau bakat dari keturunan
akan lebih mudah dan lebih cepat beradaptasi dalam mengembangkan
usahanya.
2. Modal
Modal secara luas dapat diartikan uang. Untuk memulai usaha terlebih
dahulu diperlukan sejumlah uang. Dalam arti sempit modal dapat
dikatakan sebagai keahlian seseorang. Dengan keahlian tertentu
seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memiliki modal uang
untuk menjalankan usahanya.
3. Waktu
Waktu adalah masa seseorang untuk menikmati hasil dari usahanya.
Setiap usaha memiliki masa yang berbeda-beda ada yang dalam jangka
waktu pendek dan ada pula dalam waktu jangka menengah atau panjang.
Dalam jangka pendek artinya di bawah satu tahun usaha tersebut sudah
memberikan hasil, misalnya usaha dagang, agribisnis, usaha jasa,
peternakan ikan atau ayam. Kemudian dalam jangka menengah misalnya
usaha peternakan kambing, sedangkan jangka panjang seperti pertanian
karet atau kelapa sawit.
15
4. Laba
Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besarnya margin laba yang
diinginkan. Di samping itu, dalam hal laba yang perlu dipertimbangkan
adalah jangka waktu memperoleh laba tersebut. Margin laba yang
dimaksud adalah jumlah laba yang akan diperoleh (dalam persentasi
tertentu), sedangkan jangka waktu adalah lama tidaknya memperoleh
laba, sesaat atau terus menerus.
B. Indikator Perkembangan Usaha
Tolok ukur perkembangan usaha atau keberhasilan usaha haruslah
merupakan parameter yang dapat diukur sehingga tidak bersifat nisbi atau
bahkan bersifat maya yang sulit untuk dapat dipertanggungjawabkannya.
Semakin konkrit tolok ukur itu semakin mudah bagi semua pihak untuk
memahami serta membenarkan atas diraihnya keberhasilan tersebut.
Muhammad Soleh setelah merujuk beberapa penelitian menganjurkan
peningkatan omset penjualan, pertumbuhan tenaga kerja, dan pertumbuhan
pelanggan sebagai pengukuran perkembangan usaha.8
Para peneliti seperti yang telah dirujuk oleh Suryati menyatakan
ukuran terhadap keberhasilan dari perkembangan bisnis tersebut dapat berupa
besar kecilnya penghasilan (income) atau keuntungan (profit) yang diperoleh.
Alur tolok ukur perkembangan usaha dalam penelitian ini dilihat dari jumlah
8 Muhammad Soleh, “Analisis Strategi Inovasi dan Dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: UKM Manufaktur di Kota Semarang)”, (Tesis: Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, 2008), h. 26.
16
pendapatannya, yaitu akan terjadi peningkatan pendapatan apabila
perkembangan usaha juga meningkat.9
C. Pendapatan
Pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang yang diterima oleh
perorangan, perusahaan, dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa,
bunga, komisi, ongkos dan laba.10 Pendapatan adalah total penerimaan (uang
dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu.
Ada tiga sumber penerimaan rumah tangga, yaitu:
1. Pendapatan dari Gaji dan Upah
Gaji dan upah adalah balas jasa terhadap ketersediaan menjadi tenaga
kerja. Besar gaji atau upah seseorang secara teoritis sangat tergantung dari
produktivitasnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas,
yaitu sebagai berikut:
a. Keahlian (Skill). Keahlian adalah kemampuan teknis yang dimiliki
seseorang untuk menangani pekerjaan yang dipercayakan. Makin tinggi
jabatan seseorang, keahlian yang dibutuhkan makin tinggi karena itu
gaji atau upahnya makin tinggi.
b. Mutu Modal Manusia (Human Capital). Mutu modal manusia adalah
kapasitas pengetahuan, keahlian, kemampuan yang dimiliki seseorang,
baik karena bakat bawaan (inborn) maupun hasil pendidikan dan
latihan. Seseorang dapat menjadi pemain bola profesional karena bakat
9 Suryati, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah BMT Binamas terhadap Perkembangan
Usaha dan Pendapatan Nasabah Mudharabah di BMT Binamas Purworejo”, (Skripsi S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2012).
10 BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar, 2003), cet.III
17
seperti Pele dan Maradona. Bisa juga karena pendidikan dan latihan
walaupun bakatnya tidak sebesar Pele dan Maradona. Negara-negara
Eropa Barat (Jerman dan Belanda) umumnya menghasilkan pemain
profesional dari sekolah sepak bola yang dikelola secara profesional.
c. Kondisi Kerja (Working Condition). Yang dimaksud dengan kondisi
kerja adalah lingkungan dimana seseorang bekerja. Penuh resiko atau
tidak. Kondisi kerja dianggap makin berat bila resiko kegagalan atau
kecelakaan kerja mungkin tinggi. Untuk pekerjaan yang makin beresiko
tinggi upah atau gaji semakin besar walaupun tingkat keahlian yang
dibutuhkan tidak jauh berbeda. Misalnya bayaran tukang batu akan
lebih mahal bila bekerja di bangunan pencakar langit dibanding
membangun rumah sangat sedehana (RSS).11
2. Pendapatan dari Aset Produktif
Aset produktif adalah aset yang memberikan pemasukan atau balas jasa
penggunaannya. Ada dua kelompok aset produktif, Pertama, aset finansial
(financial assets), seperti deposito yang menghasilkan pendapatan bunga,
saham yang menghasilkan deviden dan keuntungan atas modal (capital
gain) bia diperjualbelikan. Kedua,aset bukan finansial (real assets), seperti
rumah yang memberikan penghasilan sewa.
3. Pendapatan dari Pemerintah (Transfer Payment)
Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer adalah
pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atau input yang
11 Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro, Suatu Pengantar, ed.
III, (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2006), h. 292.
18
diberikan. Di negara-negara yang telah maju, penerimaan transfer
diberikan, misalnya dalam bentuk tunjangan penghasilan bagi para
penganggur (unemployment compensation), jaminan sosial bagi orang-
orang miskin dan berpendapatan rendah (sosial security).
D. UMKM
1. Konsep dan Definisi UMKM
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi.12
Pada prinsipnya, pembedaan antara Usaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK),
Usaha Menengah (UM) dan Usaha Besar (UB) umumnya didasarkan pada
nilai aset awal (tidak termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata per
tahun, atau jumlah pekerja tetap. Namun, definisi UMKM berdasarkan tiga
alat ukur ini berbeda menurut negara. Karena itu, memang sulit
membandingkan pentingnya atau peran UMKM antarnegara. Tidak ada
kesepakatan umum dalam membedakan sebuah UMI dari sebuah UK, atau
sebuah UK dari sebuah UM, dan yang terakhir ini dari sebuah UB. Namun
demikian, secara umum, sebuah UMI mengerjakan lima (5) atau kurang
pekerja tetap; walaupun banyak usaha dari kategori ini tidak mengerjakan
pekerja yang digaji, yang disebut self-employment. Sedangkan, UKM bisa
berkisar antara kurang dari 100 pekerja, misalnya di Indonesia, dan 300
pekerja, misalnya di China. Selain menggunakan jumlah pekerja, banyak
12 Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia :Isu-Isu Penting,
(Jakarta: LP3ES, 2012), h.11.
19
negara yang menggunakan nilai aset tetap (tidak termasuk gedung dan
tanah) dan omset dalam mendefinisikan UMKM. Bahkan di banyak negara,
definisi UMKM berbeda antarsektor, misalnya di Thailand, India dan China,
atau bahkan berbeda antarlembaga atau departemen pemerintah, misalnya
Indonesia dan Pakistan.13
2. Karakteristik UMKM
Di dalam literatur diakui secara luas bahwa di negara sedang
berkembang (NSB), UMKM sangat penting karena karakteristik-
karakteristik utama mereka yang berbeda dengan UB, yakni:14
1) jumlah perusahaan sangat banyak (jauh melebihi jumlah usaha besar),
terutama dari kategori usaha mikro dan usaha kecil. Usaha mikro dan
kecil tersebar di seluruh pelosok pedesaan, termasuk di wilayah-
wilayah relatif terisolasi;
2) karena sangat padat karya, yang berarti mempunyai potensi
pertumbuhan kesempatan kerja sangat besar, pertumbuhan UMKM
dapat dimasukkan sebagai elemen penting dari kebijakan nasional
untuk meningkatkan kesempatan kerja dan menciptakan pendapatan,
terutama bagi masyarakat miskin;
3) tidak hanya dari mayoritas dari UMKM, terutama usaha mikro, di
negara sedang berkembang khususnya di pedesaan, kegiatan-kegiatan
produksi dari usaha ini juga, pada umumnya, berbasis pertanian.
13 Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia :Isu-Isu Penting, h. 11. 14 Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia :Isu-Isu Penting, h.2-
3.
20
Karena itu, upaya-upaya pemerintah mendukung UMKM sekaligus
juga merupakan cara tak langsung namun efektif untuk mendukung
pembangunan dan pertumbuhan produksi di sektor pertanian;
4) UMKM memakai teknologi-teknologi yang lebih “cocok” (jika
dibandingkan dengan teknologi-teknologi canggih yang umum dipakai
oleh perusahaan-perusahaan modern/usaha besar) terhadap proporsi
dari faktor-faktor produksi dan kondisi lokal yang ada di negara
sedang berkembang, yakni sumber daya alam (SDA) dan tenaga kerja
berpendidikan rendah yang berlimpah (walau jumlahnya bervariasi
menurut negara atau wilayah di dalam sebuah negara), tetapi modal
serta sumber daya manusia (SDM), atau tenaga kerja berpendidikan
tinggi sangat terbatas;
5) banyak UMKM bisa tumbuh pesat. Bahkan banyak UMKM bisa
bertahan pada saat ekonomi Indonesia dilanda krisis besar tahun
1997/1998. Karena itu, kelompok usaha ini dianggap sebagai
perusahaan-perusahaan yang memiliki fungsi sebagai basis bagi
pengembangan usaha lebih besar. Misalnya, usaha mikro bisa menjadi
landasan bagi pengembangan UK, sedangkan UK bagi UM, dan UM
bagi UB.
E. Produk Baitul Maal wat Tamwil (BMT)
Penjelasan mengenai produk BMT dengan mengacu pada Fatwa Dewan
Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dapat dikemukakan
21
sebagai berikut: Pertama, produk penghimpunan dana yang ada di BMT pada
umumnya berupa simpanan atau tabungan yang didasarkan pada akad wadiah
dan akad mudharabah. Untuk itu, dalam BMT dikenal adanya dua jenis
simpanan, yaitu simpanan wadiah dan simpanan mudharabah. Secara fikih,
akad wadiah ditinjau dari boleh tidaknya penerima titipan untuk
memanfaatkan barang titipan tersebut dibedakan menjadi dua macam, yaitu:15
1) Wadiah al-Amanah, yaitu akad wadiah keika pihak yang menerima
titipan tidak boleh memanfaatkan barang yang dititipkan.
2) Wadiah ad-Dhamanah, yaitu akad wadiah ketika pihak yang menerima
titipan diperbolehkan untuk memanfaatkan uang/barang yang dititipkan,
dengan ketentuan bahwa jika sewaktu-waktu pemilik barang
membutuhkan, uang/barang yang bersangkutan masih utuh. BMT akan
menggunakan akad Wadiah ad-Dhamanah dalam produk simpanannya
sehingga ia dapat menggunakan dana yang disimpan oleh mitra untuk
kegiatan produktif. Hal demikian juga mendatangkan keuntungan bagi
mitra, yakni bahwa mitra dimungkinkan mendapatkan bonus yang
besarnya bergantung pada kebijakan BMT dan tidak boleh diperjanjikan
di muka. Melalui simpanan wadiah, nasabah BMT terhindar dari risiko
kerugian, tetapi potensi penghasilan atau keuntungan yang akan
diperoleh juga kecil karena sangat bergantung pada kebijakan dari BMT
yang bersangkutan.
15 Zarmawis Ismail, dkk., Peranan LKM Non-Bank dalam Pembiayaan Usaha Mikro,
(Jakarta: LIPI Press, 2014), h. 21-22.
22
Kedua, produk penghimpunan dana yang disediakan oleh BMT bisa
mendasarkan pada akad-akad tradisional Islam, yakni akad jual beli, akad
bagi hasil, akad sewa-menyewa, dan akad pinjam-meminjam.
1) Jual Beli, adalah akad antara penjual dan pembeli untuk melakukan
transaksi jual beli, dengan objeknya adalah barang dan harga. Adapun
penerapan dari akad jual beli ini dalam transaksi BMT tampak dalam
produk pembiayaan murabahah, salam, dan istishna.16
2) Bagi Hasil, produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi
hasil adalah sebagai berikut:17
(a) Pembiayaan Musyarakah
Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah (syirkah atau
syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para
pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka
miliki secara bersama-sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan
dua pihak atau lebih di mana mereka secara bersama-sama
memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud
maupun tidak berwujud.
(b) Pembiayaan Mudharabah
Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang populer dalam
produk perbankan syariah dan BMT yaitu mudharabah.
Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak
dimana pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan sejumlah
16 Zarmawis Ismail, dkk., Peranan LKM Non-Bank dalam Pembiayaan Usaha Mikro, h. 23. 17 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Ed. 4, Cet. 7, (Jakarta:
PT RajaGragindo Persada, 2010), h. 102.
23
modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian
keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerja sama dalam paduan
kontribusi 100% modal kas dari shahib al-maal dan keahlian dari
mudharib. Perbedaan yang esensial dari musyarakah dan
mudharabah terletak pada besarnya kontribusi atas manajemen dan
keuangan atau salah satu di antara itu. Dalam mudharabah modal
hanya berasal dari satu pihak, sedangkan dalam musyarakah modal
berasal dari dua pihak atau lebih.
3) Sewa-menyewa (Ijarah)
Transaksi Ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada
dasarnya prinsip Ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi
perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual-beli objek
transaksinya adalah barang, pada ijarah objek transaksinya adalah jasa.18
4) Pinjam-meminjam yang Bersifat Sosial
Dalam operasional BMT, transaksi pinjam-meminjam ini dikenal dengan
nama pembiayaan qardh, yaitu pinjam-meminjam dana tanpa imbalan
dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman
sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Ada juga qardh al-
hasan (pinjaman kebajikan), yang pada dasarnya dalam hal mitra tidak
mampu mengembalikan maka seyogianya pihak pemberi pinjaman bisa
mengikhlaskannya.19
18 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 101. 19 Zarmawis Ismail, dkk., Peranan LKM Non-Bank dalam Pembiayaan Usaha Mikro, h.
24.
24
F. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Dalam melakukan penelitian, terdapat penelitian yang serumpun dan
mirip dengan penelitian yang sudah dilakukan. Berikut ini penulis
memaparkan hasil penelusuran penulis tentang studi terdahulu berkaitan
dengan penelitian yang akan dilakukan.
1. Penelitian Isnaini Nurrohmah, mengetahui bagaimana pebedaan omset
penjualan, jumlah tenaga kerja, serta jumlah pelanggan sebelum dan
seseudah menerima pembiayaan musyarakah pada Koperasi Jasa
Keuangan Syariah di BMT Beringharjo Yogyakarta. Metode
pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Jumlah
responden dalam penelitian 50 orang dan teknik analisis data
menggunakan uji pangkat tanda Wilcoxon. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa ada perbedaan antara jumlah omset penjualan
sebelum dan sesudah pembiayaan, ada perbedaan antara jumlah tenaga
kerja sebelum dan sesudah pembiayaan, dan ada perbedaan antara
jumlah pelanggan sebelum dan sesudah pembiayaan.20
Persamaan:
Penelitian terdahulu dengan sekarang memiliki persamaan yaitu pada
tujuan penelitian mengetahui adanya perbedaan perkembangan usaha
sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan dan teknik analisis
yang digunakan yaitu uji pangkat tanda Wilcoxon.
Perbedaan:
20 Isnaini Nurrohmah, “Analisis Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Sebelum dan Sesudah Menerima Pembiayaan Musyarakah Pada BMT: (Studi Kasus: BMT Beringharjo Yogyakarta), (Skripsi S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015)
25
Penelitian terdahulu dengan sekarang memiliki perbedaan pada
variabel ketiga yaitu antara jumlah pelanggan dengan jumlah barang
sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan penelitian terdahulu adalah simple random
sampling.
2. Penelitian Aldesta Nurika Perwitasari Tunas, menganalisis pengaruh
pembiayaan syariah terhadap perkembangan usaha mikro kecil studi
kasus pada BMT TAMZIS, Depok. Metode yang digunakan analisis
regresi berganda. Hasil analisis menunjukkan faktor-faktor yang
memengaruhi akses UMKM terhadap pembiayaan mikro syariah
BMT adalah lama usaha, omset usaha, total aset, dan jumlah
tabungan. Jumlah pembiayaan mikro syariah berpengaruh positif
terhadap perkembangan UMKM.21
Persamaan :
Penelitian terdahulu dengan sekarang sama-sama menganalisis
perkembangan usaha mikro dan studi kasus di satu BMT.
Perbedaan :
Penelitian terdahulu menggunakan metode analisis regresi berganda,
dengan variabel yang diteliti lama usaha, omset usaha, total aset, dan
jumlah tabungan. Sedangkan penelitian sekarang dengan metode
analisis Uji beda Wilcoxon dengan variabel omset penjualan, jumlah
tenaga kerja, dan jumlah macam barang.
21Aldesta Nurika Perwitasari Tunas, “Analisis Pengaruh Pembiayaan Syariah terhadap Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Menengah di Kota Depok,” (Skripsi S1, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2014)
26
3. Penelitian Andi Abdullah Sa’ad, membahas pengaruh pembiayaan
murabahah terhadap peningkatan pendapatan nasabah BMT Berkah
Madani. Jenis desain penelitian deskriptif dari olahan data kuantitatif,
menggunakan uji korelasi rank spearman dan uji dua sampel
berpasangan Wilcoxon. Pembiayaan murabahah yang diberikan BMT
Berkah Madani berpengaruh positif terhadap perubahan pendapatan
nasabah.22
Persamaan :
Penelitian terdahulu dan sekarang sama-sama memfokuskan pada
peningkatan pendapatan mitra BMT, dan menggunakan uji dua
sampel berpasangan Wilcoxon.
Perbedaan :
Penelitian terdahulu dengan sekarang memiliki perbedaan pada
pembiayaan yang diteliti yaitu pembiayaan murabahah.
4. Penelitian Andi Hakim, menganalisis pengaruh pemberian
pembiayaan dari koperasi jasa keuangan syariah BMT Dana Syariah
terhadap peningkatan pendapatan pedagang pasar Kota Surakarta
Tahun 2010. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif kuantitatif. Diambil sampel 30 nasabah. Teknik analisis
yang digunakan Analisis Regresi Sederhana. Hasil penelitian
pengujian diperoleh Fhitung 2,06 > Ftabel 1,87 membuktikan bahwa
22Andi Abdullah Sa’ad, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Peningkatan
Pendapatan Nasabah BMT Berkah Madani”, (Skripsi S1, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010).
27
pemberian pembiayaan dari BMT Dana Syariah berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan pedagang pasar di Kota Surakarta.23
Persamaan:
Penelitian terdahulu dan sekarang sama-sama memfokuskan pada
peningkatan pendapatan mitra BMT, dan objek penelitiannya
memiliki karakteristik yang sama yaitu pedagang pasar.
Perbedaan:
Penelitian terdahulu dan sekarang memiliki perbedaan pada teknik
analisis yang digunakan yaitu analisis regresi sederhana.
5. Penelitian Sutriani, menganalisis pengaruh etos kerja terhadap
pendapatan penjual ikan keliling di Desa Jambewangi Kecamatan
Sempu Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif, lokasi penelitian menggunakan metode
purposive area, dengan jumlah responden 40 orang. Analisis yang
digunakan yaitu analisis inferensial yang terdiri dari persamaan regresi
linear sederhana, analisis varian garis regresi, efektivitas garis regresi
dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etos kerja mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan penjual ikan keliling di
23 Andi Hakim, “Pengaruh Pemberian Pembiayaan dari Koperasi Jasa Keuangan Syariah
BMT Dana Syariah terhadap Peningkatan Pendapatan Pedagang Pasar Kota Surakarta Tahun 2010”, (Skripsi S, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010).
28
Desa Jambewangi Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi tahun
2014.24
Persamaan:
Penelitian terdahulu dan sekarang sama-sama berfokus pada
pendapatan penjual atau omset penjualan.
Perbedaan:
Penelitian terdahulu dengan sekarang memiliki perbedaan pada
metode yang digunakan yaitu analisis inferensial, persamaan regresi
berganda, varian regresi dan efektivitas regresi serta Uji F.
6. Penelitian Yustinus Nugroho Budi Santoso, membahas apakah faktor
modal mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan pedagang kaki
lima dan apakah faktor lokasi menimbulkan perbedaan pendapatan
pedagang kaki lima di lokasi penelitian. Penelitian studi kasus ini
dilakukan di Jalan Gejayan dan Jalan Malioboro pada bulan Agustus
2000. Populasi berjumlah 250 dan sampel sebanyak 25 responden
dengan metode Proporsional Random Sampling. Metode
pengumpulan data dengan wawancara, kuesioner dan observasi.
Analisis data menggunakan regresi linear sederhana dan korelasi
linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan faktor modal
24 Sutriani, “Pengaruh Etos Kerja Terhadap Pendapatan Penjual Ikan Keliling Di Desa
Jambewangi Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014”, (Skripsi S1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember, 2014).
29
mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan pedagang kaki lima dan
faktor lokasi menimbulkan perbedaan pendapatan.25
Persamaan:
Penelitian terdahulu dengan sekarang memiliki persamaan yang
menjadi fokus penelitian adalah perbedaan pendapatan pedagang kaki
lima.
Perbedaan:
Penelitian terdahulu dan sekarang memiliki perbedaan pada metode
pengambilan sampel yaitu proporsional random sampling dan analisis
yang digunakan adalah regresi linear sederhana dan korelasi linear
sederhana.
G. Kerangka Konsep dan Teori
1. Kerangka Konsep
a. Omset Penjualan
Pengertian omset penjualan menurut Chaniago adalah keseluruhan
jumlah pendapatan yang didapat dari hasil penjualan barang/jasa dalam
kurun waktu tertentu.26 Menurut Swastha, omset penjualan adalah
akumulasi dari kegiatan penjualan suatu produk barang dan jasa yang
dihitung secara keseluruhan selama kurun waktu tertentu secara terus-
menerus atau dalam satu proses akuntansi.27 Dari definisi di atas dapat
25 Yustinus Nugroho Budi Santoso, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya
Pendapatan Pedagang Kaki Lima”, (Skripsi S1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, 2001)
26 A. Arifinal Chaniago, Ekonomi 2, (Bandung: Angkasa, 1998), h. 14. 27 Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemsaran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 1990),
h.14.
30
disimpulkan bahwa omset penjualan adalah keseluruhan jumlah
penjualan barang/jasa dalam kurun waktu tertentu, yang dihitung
berdasarkan jumlah uang yang diperoleh.
Dalam praktek, kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa
faktor sebagai berikut:
1. Kondisi dan kemampuan penjual
2. Kondisi pasar
3. Modal
4. Kondisi organisasi perusahaan
5. Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye,
pemberian hadiah, yang sering mempengaruhi penjualan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi turunnya penjualan
meliputi:28
1. Faktor Internal
Yaitu sebab yang terjadi karena perusahaan dalam hal ini UKM itu
sendiri:
a. Penurunan promosi penjualan
b. Penurunan komisi penjualan
c. Turunnya kegiatan salesman
d. Turunnya jumlah saluran distribusi
e. Pengetatan terhadap piutang yang diberikan
28 Patrick Forsyth, Manajemen Penjualan, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
1990), h.17.
31
2. Faktor Eksternal
Yaitu sebab yang terjadi karena pihak lain:
a. Perubahan kebijakan pemerintah
b. Bencana alam
c. Perubahan pola konsumen
d. Munculnya pesaing baru
e. Munculnya barang pengganti
b. Modal Kerja
Modal kerja merupakan investasi dalam harta jangka pendek atau
investasi dalam harta lancar (current assets). Modal kerja dapat
dikategorikan menjadi dua yaitu modal kerja kotor (gross working
capital) dan modal kerja bersih (net working capital). Modal kerja kotor
adalah jumlah harta lancar, dan modal kerja bersih adalah jumlah harta
lancar dikurangi jumlah utang lancar (current liabilities). Manajemen
modal kerja mengelola harta lancar dan utang lancar agar harta lancar
selalu lebih besar daripada utang lancar.
Current assets dan current liabilities kedua-duanya merupakan
short-term financing. Tujuan dari short-term financial management
adalah untuk mengelola tiap-tiap unsur current assets (inventory,
accounts receivable, cash dan marketable securities) dan current
liabilities (accounts payable, accruals dan notes payable) untuk
mencapai keseimbangan antara profitabilitas dan risiko yang
memberikan kontribusi yang positif kepada nilai perusahaan.
32
Modal menurut bahasa sebagai uang yang dipakai sebagai pokok
(induk) untuk berdagang, melepas uang dan sebagainya, harta benda
(uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk
menghasilkan sesuatu yang dapat menambah kekayaan.29 Selanjutnya
kata usaha berarti kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau
badan untuk mencapai sesuatu maksud, pekerjaan, perbuatan, daya
upaya, ikhtiar untuk mencapai menghasilkan sesuatu.30 Modal usaha
adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat
pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai
kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.31
Dengan demikian, modal usaha berarti dana awal berupa uang atau
barang yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan.
c. Pendampingan BMT
Karjono mengatakan, seperti yang dikutip oleh Ismawan bahwa
pendampingan adalah suatu strategi (cara untuk mencapai tujuan)
dimana hubungan antara pendamping dengan yang didampingi aalah
hubungan dialogis (saling mengisi) di antara dua subjek. Diawali
dengan memahami relitas ke arah yang lebih baik.32
29 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1990) cet. ke-3, h. 113. 30 Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: Widya
Karya, 2011), h. 623. 31 Agnes Sawir, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 129. 32 Ismawan Bambang, dkk, LSM dan Program Inpres Desa tertinggal, (Jakarta: PT Penebar
Swadata, 1994), h.40.
33
Departemen Sosial Republik Indonesia mendefinisikan
pendampingan sosial sebagai suatu proses menjalin relasi sosial antara
pendamping dengan Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Lembaga
Keuangan Mikro (LKM) dan masyarakat sekitarnya dalam rangka
memecahkan masalah, memperkuat dukungan, mendayagunakan
berbagai sumber dan potensi dalam pemenuhan kebutuhan hidup, serta
meningkatkan akses anggota terhadap pelayanan sosial dasar, lapangan
pekerjaan dan fasilitas pelayanan publik lainnya. Tujuan pendampingan
adalah pemberdayaan dan penguatan (empowerment).33
2. Kerangka Kerja
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan usaha
kecil dan menengah di Pasar Serpong sebelum dan setelah memperoleh
pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah. Analisis perkembangan UKM
dapat dilihat dari perbedaan besarnya omset penjualan, jumlah tenaga
kerja, dan jumlah macam barang pada UKM sebelum dan setelah
menerima pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah. Berikut di bawah ini
gambar kerangka pemikiran penelitian.
33 Ismawan Bambang, dkk, LSM dan Program Inpres Desa tertinggal, h.40.
34
Berdasarkan Bagan 2.1 dapat dijelaskan yaitu upaya untuk
mengatasi permasalahan modal UKM adalah dengan penyaluran
pembiayaan. Dengan penyaluran pembiayaan, diharapkan dapat
meningkatkan perkembangan usaha pelaku UKM. Indikator yang
terdapat pada perkembangan UKM adalah omset penjualan (per bulan),
peningkatan jumlah tenaga kerja, dan peningkatan jumlah macam barang
dagangan. Suatu usaha dikatakan berkembang ditandai dengan
meningkatnya omset penjualan dan akan meningkat jumlah tenaga kerja.
Diharapkan ketika UKM telah mendapatkan pembiayaan ada perbedaan
omset penjualan, jumlah tenaga kerja, dan jumlah macam barang
BMT Mekar Da’wah
Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil dari BMT
Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah
Jumlah Macam Barang
Jumlah Tenaga Kerja
Omset Penjualan (Per bulan)
Bagan 2. 1 Kerangka Berpikir
35
dagangan sebelum dan sesudah pembiayaan. Ketika ada peningkatan dari
ketiga indikator tersebut maka UKM yang menerima pembiayaan berarti
usahanya mengalami perkembangan.
H. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan dan kajian terhadap penelitian terdahulu yang
relevan, maka hipotesis yang akan diujikan kebenarannya secara empiris
adalah:
1. Ho : Tidak ada perbedaan omset penjualan mitra BMT Mekar Da’wah
sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan.
H1 : Ada perbedaan omset penjualan mitra BMT Mekar Da’wah
sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan.
2. Ho : Tidak ada perbedaan jumlah tenaga kerja mitra BMT Mekar
Da’wah sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan.
H1 : Ada perbedaan jumlah tenaga kerja mitra BMT Mekar Da’wah
sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan.
3. Ho : Tidak ada perbedaan variasi jumlah barang dagangan mitra BMT
Mekar Da’wah sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan.
H1 : Ada perbedaan variasi jumlah barang dagangan mitra BMT
Mekar Da’wah sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan yang dilakukan di Pasar
Serpong. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif.
Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan,
meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang
timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang
terjadi.34
B. Jenis Data/Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Data Primer
Data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perseorangan
seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan
oleh peneliti.35 Untuk mendapatkan data primer ini, penulis melakukan
penyebaran kuesioner kepada mitra BMT yang mengajukan pembiayaan
musyarakah maupun mudharabah yang dijadikan objek penelitian, jenis
pembiayaan tidak diperhatikan dalam penelitian ini.
34 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), h. 36.
35 Sofyan Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17 (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 128.
37
2) Data Sekunder
Data yang digunakan untuk penunjang data primer pada penelitian ini
adalah dengan studi kepustakaan dan Laporan Keuangan BMT Mekar
Da’wah Tahun 2011-2016.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian lapangan
atau survey. Penelitian lapangan dilakukan untuk mendapatkan data-data dan
informasi yang didapat dari sumber terpercaya, penulis turun langsung ke
obyek penelitian yaitu para mitra pembiayaan di BMT Mekar Da’wah dengan
media-media sebagai berikut:
a. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu
daftar pertanyaan kepada respondeden untuk diisi.36 Dalam penelitian ini,
penyebaran kuesioner dilakukan oleh penulis kepada mitra pembiayaan
BMT Mekar Da’wah. Selain itu, pengambilan data dan penyebaran
kuisioner juga dilakukan dengan bantuan dari pihak BMT Mekar Da’wah
kepada mitra pembiayaan.
Responden dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1) Responden merupakan mitra yang sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali
mengambil program pembiayaan untuk tujuan produktif di BMT
Mekar Da’wah.
36 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula,
(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2004), h. 78.
38
2) Mitra pembiayaan harus memiliki alamat yang jelas dan memiliki
nomor kontak yang dapat dihubungi.
3) Diutamakan mitra yang berdomisili dekat dan/atau lokasi usaha
mereka dengan BMT Mekar Da’wah mengingat terdapat
keterbatasan.
4) Keterbatasan dalam pengambilan sampel berhubungan dengan
waktu, tenaga, biaya, dan jarak.
b. Dokumentasi
Mengumpulkan data berdasarkan data-data yang diperoleh dengan cara
mengumpulkan data berdasarkan laporan-laporan yang terkait dengan
masalah penelitian ini. Data dokumentasi yang diperlukan adalah data total
jumlah mitra penerima pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mitra BMT Mekar Dakwah
yang mendapatkan pembiayaan.
Teknik pengambilan sampel menggunakan cara non probabilitas dengan
purposive sampling. Pengambilan sampel dalam hal ini dengan pertimbangan
tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian).37
Kriteria dalam penelitian ini yaitu mitra BMT yang telah mengajukan
pembiayaan minimal 3 (tiga) kali. Responden yang dijadikan objek penelitian
ini sebanyak 85 responden dan dikelompokkan menurut jenis usaha.
37 Ety Rochaety, dkk., Metode Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS, Ed. Revisi,
(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), h. 66.
39
E. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Aplikasi SPSS
for Windows version 20.0.
F. Metode Analisis Data
1. Uji Normalitas
Untuk memenuhi prasyarat analisis data, maka dilakukan uji
normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
bersangkutan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam
penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov untuk melihat apakah
data terdistribusi secara normal atau tidak. Apabila nilai signifikansinya
lebih dari 0,05 maka data terdistribusi normal. Namun, apabila nilai
signifikansinya kurang dari 0,05 maka data terdistribusi tidak normal.
Berikut adalah tabel hasil perhitungan uji normalitas:
40
Tabel 3. 1 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Rata-rata
omset
penjualan
sebelum
mendapat
permodala
n (per
bulan)
Rata-rata
omset
penjualan
setelah
mendapat
permodalan
(per bulan)
Jumlah
tenaga
kerja
sebelum
mendapat
permodala
n
Jumlah
tenaga
kerja
setelah
mendapat
permodala
n
Jumlah
macam
barang
dagangan
sebelum
mendapat
permodala
n
Jumlah
macam
barang
dagangan
setelah
mendapat
permodala
n
N 85 85 85 85 85 85
Normal Parametersa Mean 46111764.
71 58094117.65 1.36 1.99 2.41 3.22
Std.
Deviation 3.335E7 4.115E7 .508 .748 2.518 2.661
Most Extreme
Differences
Absolute .168 .152 .411 .270 .312 .216
Positive .168 .152 .411 .270 .312 .216
Negative -.106 -.109 -.247 -.247 -.288 -.202
Kolmogorov-Smirnov Z 1.548 1.402 3.785 2.491 2.881 1.990
Asymp. Sig. (2-tailed) .017 .039 .000 .000 .000 .001
a. Test distribution is Normal.
Tabel di atas menunjukkan hasil analisis uji normalitas terhadap
omset penjualan (per bulan) sebelum dan setelah pembiayaan, jumlah
tenaga kerja sebelum dan setelah pembiayaan dan jumlah macam barang
dagangan sebelum dan setelah pembiayaan. Untuk melihat hasil dari uji
normalitas dapat dilihat pada nilai Asymp.Sig (2-tailed), jika nilai Asymp.
Sig. kurang dari 0,05 maka distribusi data tidak normal dan jika nilainya
di atas 0,05 maka distrubusi data dinyatakan memenuhi asumsi
normalitas atau berdistribusi normal.
41
Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil nilai Asymp.Sig (2-tailed)
pada omset penjualan sebelum pembiayaan adalah sebesar 0,017. Oleh
karena nilai Asymp. Sig < 0,05, maka distribusi data untuk omset
penjualan sebelum pembiayaan adalah tidak normal. Untuk omset
penjualan setelah pembiayaan diperoleh hasil Asymp. Sig (2-tailed)
0,039. Oleh karena nilai Asymp. Sig < 0,05, maka distribusi data omset
penjualan setelah pembiayaan tidak normal.
Untuk data jumlah tenaga kerja sebelum mendapat pembiayaan
diperoleh nilai Asymp. Sig (2-tailed) 0,000. Oleh karena nilai Asymp. Sig
< 0,05, maka distribusi data untuk jumlah tenaga kerja sebelum
pembiayaan tidak normal. Untuk data jumlah tenaga kerja setelah
pembiayaan diperoleh hasil Asymp. Sig (2-tailed) 0,000. Oleh karena
nilai Asymp. Sig < 0,05, maka distribusi data untuk jumlah tenaga kerja
setelah pembiayaan tidak normal.
Untuk data jumlah macam barang sebelum pembiayaan diperoleh
hasil Asymp. Sig (2-tailed) 0,000. Oleh karena nilai Asymp. Sig < 0,05,
maka distribusi data untuk jumlah macam barang sebelum pembiayaan
tidak normal. Untuk data jumlah macam barang setelah pembiayaan
diperoleh hasil Asymp. Sig (2-tailed) 0,001. Oleh karena nilai Asymp. Sig
< 0,05, maka distribusi data untuk jumlah macam barang setelah
pembiayaan tidak normal.
Dapat disimpulkan bahwa seluruh data yang digunakan dalam
penelitian berdistribusi tidak normal. Maka metode statistiknya
42
nonparametrik. Stastistik nonparametrik adalah statistik bebas sebaran
(tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau
tidak). Metode statistik nonparametrik tepat digunakan apabila kondisi
yang dihadapi dalam penelitian memiliki beberapa karakteristik tertentu.
Karakteristik kondisi itu antara lain adalah:38
a) Data atau sampel yang dianalisis berasal dari populasi dengan pola
distribusi data yang tidak tersebar secara normal atau tidak diketahui
normalitasnya
b) Variabel yang diteliti hanya bisa diukur dalam skala pengukuran
nonimal.
c) Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian tidak
melibatkan suatu parameter populasi.
Sampel yang digunakan adalah dua sampel yang saling
berhubungan (two dependent sample). Jadi, uji nonparametrik yang dapat
digunakan adalah uji pangkat tanda Wilcoxon, uji tanda, dan uji Mc
Nemar. Penelitian ini tujuannya mengetahui perbedaan perkembangan
sebelum dan setelah menerima pembiayan pada BMT Mekar Da’wah.
Maka teknik analisis menggunakan uji pangkat tanda Wilcoxon.
2. Uji Pangkat Tanda Wilcoxon39
38 Fitri Lukiastuti dan Muliawan Hamdani, Statistika Non Parametris, (Yogyakarta:
CAPS, 2012), h. 6.
39 Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitiatif: Teori dan Aplikasi pada Penelitian
Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Prebadamedia, 2015), h. 294.
43
Uji pangkat tanda Wilcoxon adalah pengujian hipotesis statistika
non-parametrik digunakan ketika membandingkan dua sampel
berhubungan, sampel yang sama, atau pengukuran ulang pada sampel
tunggal untuk menilai apakah ada perbedaan pada dua pengukuran pada
sampel yang sama. Hal ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk
paired t-test ketika data tidak memenuhi asumsi normal.
Karakteristik uji:
a. Data berpasangan dan berasal dari populasi yang sama;
b. Setiap pasangan yang dipilih secara acak dan independen;
c. Data diukur setidaknya dalam skala ordinal, namun tidak harus
normal.
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tentang BMT Mekar Da’wah40
1. Sejarah Ringkas Objek Penelitian
a. Sejarah Perusahaan
Ide berawal dari pengembangan ekonomi umat dengan berbasis
syariah Islam dengan berbentuk koperasi syariah atau Baitul Maal wat-
Tamwil dengan nama BMT Taruna Qur’an yang memulai kerja atau
operasional awal November 2003 dan resmi berdiri 12 Februari 2004
dengan nama BMT Mekar Da’wah, manajemennya BMT Taruna
Qur’an Yogyakarta.
Manajemen Taruna Yogyakarta mengalami kendala cukup berat
yang menyebabkan di Bulan Juli 2004, penanganan BMT Mekar
Da’wah terpisah dari BMT Taruna Qur’an Yogyakarta sebagai induk,
hingga diambil alih sebuah komunitas yang peduli syariah dari Jakarta.
Pembenahan manajemen itu dilaksanakan tim Counterpart dan
mengalami perkembangan positif sehingga cukup layak dianggap
sebuah lembaga keuangan mikro yang berbasis syariah Islam.
Meskipun kondisi internal dan eksternal di BMT Mekar Da’wah
mengalami pasang surut, tetapi kinerja operasional membaik walau
40 BMT Mekar Da’wah, Sekilas Pintas BMT Mekar Da’wah Serpong, (Banten: BMT
Mekar Da’wah, 2013), h. 2-3.
45
sering terjadi pergantian pengurus, pengelola, dan lokasi usaha.
Pergantian tersebut mulai membentuk tim kinerja BMT yang semakin
solid menginjak tahun 2008.
Pemulihan keadaan yang makin solid terlihat pada tahun 2009.
Kinerja dari BMT baik di Baitul Tamwil tertata rapi dan pada sisi
Baitul Maal menunjukkan peranannya. BMT Mekar Da’wah di
Serpong makin diakui serta dipercaya, bahkan menjadi lembaga yang
mendapat tempat tersendiri.
BMT Mekar Da’wah beralamat di Jl. Serpong Raya No.134
Serpong, Tangerang-Banten 15310. BMT Mekar Da’wah lahir dari
kepedulian untuk berbagi, saling membantu dan bermitra dengan
sesama umat muslim sebagai perwujudan ibadah dalam rangka
menggapai Ridha Allah SWT.
BMT Mekar Da’wah sebagai lembaga keuangan mikro syariah
mengajak masyarakat sekitar untuk lebih mengenal, peduli dan mau
mempraktekan konsep ekonomi Islam yang sesuai dengan perintah
Allah SWT dan ajaran Rasulullah SAW, yaitu berkeadilan, bermanfaat
dan bebas maghrib (maisir – gharar – riba).
b. Visi dan Misi Perusahaan
BMT Mekar Da’wah dalam pelaksanaan kegiatannya, mengusung
visi dan misi sebagai berikut:
Visi dari BMT Mekar Da’wah adalah:
46
“Menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang handal karena
kualitas pelayanan dan kinerja operasional, dalam pengembangan dan
pemberdayaan sumber dayanya hingga berkesinambungan dan selalu
berusaha sesuai prinsip syariah”.
Adapun misi dari BMT Mekar Da’wah adalah:
1) Meningkatkan taraf hidup dan kemampuan baik sosial maupun
ekonomi masyarakat melalui muamalah sesuai syariah.
2) Meningkatkan baik kuantitas maupun kualitas pelayanan dan
kinerja operasional dalam bermuamalah.
3) Membangun kepercayaan dan mengembangkan kerjasama dengan
berbagai pihak, baik Serpong hingga skala nasional.
4) Usaha yang memiliki keunggulan kompetitif, accountable, serta
terpercaya dalam bermuamalah dan tetap dalam koridor yang
sesuai dengan prinsip syariah.
5) Mewujudkan lembaga yang ideal bagi pengembangan diri dan
pembentukan sumber daya yang selalu tetap konsisten dalam
menerapkan kinerjanya sesuai dengan prinsip syariah.
c. Struktur Organisasi BMT Mekar Da’wah
Struktur organisasi dari KSU-S BMT Mekar Da’wah saat ini
merupakan kepengurusan periode 2016-2020 adalah sebagai berikut:
1) Dewan Pengawas dan Pembina Syariah dan Manajemen
Ketua/Anggota : Dr. Euis Amalia, S.Ag
47
Anggota : Wiroso, SE., MM.
Anggota : Yusuf, S.Kom
2) Dewan Pengurus
Ketua/Anggota : Ismail
Sekretaris/Anggota : Azhar Ahmad Mas
Bendahara/Anggota : Mudzakir Murod
3) Pengelola
General Manajer (PLT) : Mudzakir Murod
Manajer Simpan Pinjam : Irfan Ahmad Riva’i
Kepala Marketing : Ahmad Fauzi
Kepala Operasional : Nurisma Septia Anggraeni
Staf Marketing : Chandra Gufta Kas
Staf Operasional : Shara Devi Maharani Al-
Amin
Office Girl : Salamah
B. Deskripsi Responden
Pada pembahasan berikut disajikan deskripsi data yang diperoleh dalam
penelitian. Data hasil penelitian diperoleh secara langsung dari
kuesioner/angket yang telah disiapkan oleh peneliti. Responden dalam
penelitian ini berjumlah 85 mitra BMT Mekar Da’wah atau Pasar Serpong
yang mendapatkan pembiayaan.
48
Laki-laki58%
Perempuan42%
JENIS KELAMIN
Laki-laki
Perempuan
1. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada penelitian ini menyajikan informasi mengenai keadaan umum
responden berdasarkan jenis kelamin. Adapun besarnya persentase antara
responden laki-laki dan perempuan disajikan pada diagram lingkaran
berikut:
Berdasarkan Diagram 4.1, hasil identifikasi keadaan umum menurut jenis
kelamin menunjukkan 49 mitra (57,6%) adalah laki-laki, sedangkan
perempuan sebanyak 36 mitra (42,4%) sebagai responden dalam
penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mitra yang
menjadi responden adalah laki-laki.
2. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Usia
Data lain yang disajikan mengenai keadaan umum responden adalah usia.
Besarnya persentase berdasarkan kisaran umur responden disajikan pada
diagram lingkaran berikut :
Diagram 4. 1 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
49
Diagram 4. 2 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Usia
3%38%
44%
15%
USIA
20-29 th 30-39 th 40-49 th 50 th ke atas
Hasil identifikasi keadaan umum responden berdasarkan usia pada
Diagram 4.2 paling banyak dikisaran usia antara 40-49 tahun yaitu
berjumlah 37 responden (44%). Kisaran usia 30-39 tahun berjumlah 32
responden (38%). Sedangkan untuk kisaran usia 50 tahun ke atas
berjumlah 13 responden (15%), dan untuk kisaran usia termuda yaitu 20-
29 tahun berjumlah 3 responden (3%).
3. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Informasi yang disajikan mengenai data keadaan umum responden
berdasarkan tingkat pendidikan yang diperoleh dari penelitian. Adapun
besarnya persentase berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada
diagram lingkaran berikut:
50
Berdasarkan Diagram 4.3, hasil identifikasi keadaan umum menurut
jenjang pendidikan menunjukkan 13 responden (15%) lulus SD, lulus
SMP sebanyak 21 responden (25%), lulus SMA/SMK sebanyak 44
responden (52%), lulus S1 sebanyak 5 responden (6%) dan 2 responden
(2%) tidak tamat sekolah. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden berlatar belakang pendidikan SMA/SMK.
Mayoritas responden setelah lulus SMA/SMK tidak menlajutkan kuliah
melainkan meneruskan usaha orang tua atau merintis usaha sebagai
pedagang di Pasar Serpong.
15%
25%
52%
6%
2%
Tingkat Pendidikan
SD SMP SMA/SMK S1 Tidak Tamat Sekolah
Diagram 4. 3 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
51
4. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Usaha
Pada bagian ini menyajikan informasi mengenai data keadaan umum
responden berdasarkan jenis usaha. adapun besarnya persentase
berdasarkan jenis usaha disajikan pada diagram batang berikut:
Hasil identifikasi jenis usaha responden pada Diagram 4.4 menunjukkan
penjual alat kesehatan 1 responden (1%). Jenis usaha dagang pakaian dan
counter pulsa sebanyak 3 responden (masing-masing 3% dan 4%). Jenis
usaha salon sebanyak 4 responden (5%). Jenis usaha tukang jahit
sebanyak 5 responden (6%). Jenis usaha pangkas rambut, dagang ikan,
dagang kelapa parut, dan usaha lain-lain yaitu antara lain, dagang buah,
dagang sepatu, makanan ringan sebanyak 6 responden (7 %). Jenis usaha
warung nasi dan dagang bumbu masing- masing sebanyak 10 responden
(12%). Mayoritas responden dalam penelitian ini jenis usaha dagang
3
54
6
1312
6
10 10
6
3
6
1
0
2
4
6
8
10
12
14
Jenis Usaha
Diagram 4. 4 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Usaha
52
sembako sebanyak 12 responden (14%) dan dagang sayuran sebanyak 13
responden (15%).
5. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Kegiatan Usaha
Bagian ini menyajikan informasi mengenai data keadaan umum
responden berdasrkan kegiatan usaha. adapun besarnya persentase
berdasarkan kegiatan usaha disajikan pada diagram lingkaran berikut:
Diagram 4. 5 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Kegiatan Usaha
Berdasarkan Diagram 4.5, hasil identifikasi kegiatan usaha nenunjukkan
hampir semua menjadi pekerjaan pokok responden yaitu sebanyak 84
responden (99%) dan sisanya hanya 1 responden (1%) yang menjadikan
kegiatan usaha menjadi pekerjaan sampingan. Maka hampir semua
responden menggantungkan pendapatannya pada usaha yang mereka
jalankan di Pasar Serpong.
99%
1%
Kegiatan Usaha
Pekerjaan Pokok
Pekerjaan Sampingan
53
C. Analisis Data dan Pembahasan
1. Analisis Uji Pangkat Tanda Wilcoxon
Uji pangkat tanda Wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil-
hasil pengamatan yang berpasangan dari dua data, apakah berbeda atau
tidak. Dalam penelitian ini menganalisis perubahan pada variabel
perkembangan usaha mitra sebelum dan setelah pembiayaan pada BMT
Mekar Da’wah.
a. Omset Penjualan
Suatu usaha dapat dikatakan berkembang salah satunya dengan
adanya kenaikan omset penjualan. Hasil analisis menggunakan uji
pangkat tanda Wilcoxon mengenai omset penjualan sebelum dan
setelah menerima pembiayaan dapat dilihat sebagai berikut:
Pada Tabel 4.1 menunjukkan perhitungan pangkat tanda
Wilcoxon, terjadi peningkatan omset penjualan. Rata-rata omset
penjualan sebelum menerima pembiayaan sebesar Rp46.111.756,00
dan setelah pembiayaan rata-rata omset penjualan sebesar
Rp58.094.118,00.
Tabel 4. 1 Deskriptif Statistik Omset Penjualan
Omset Penjualan
Sebelum Setelah N 85 85
Mean 46.111.765,00 58.094.118,00 Std. Deviation 3.335E7 4.115E7
Minimum 4500000 7500000 Maksimum 2.E8 2.E8
54
a. Setelah < Sebelum b. Setelah > Sebelum c. Setelah = Sebelum
Perbandingan omset penjualan sebelum dan setelah pembiayaan
pada BMT Mekar Da’wah terlihat pada Tabel 4.2, terdapat 5
responden dengan hasil omset penjualan setelah mendapatkan
pembiayaan lebih rendah daripada sebelum menerima pembiayaan, 15
responden yang mengalami omset tetap, dan 65 responden
mempunyai omset penjualan lebih besar dari sebelum mendapatkan
pembiayaan.
Tabel 4. 3 Uji Beda Omset Penjualan
Setelah – Sebelum Z -6.461a Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Berdasarkan hasil dari perhitungan uji pangkat tanda Wilcoxon,
maka nilai Z yang di dapat sebesar -6,461 dangan p value (Asymp. Sig
2 tailed) sebesar 0,000 di mana kurang dari batas kritis penelitian 0,05.
Yang berarti terdapat perbedaan omset penjualan sebelum dan setelah
mendapatkan pembiayaan pada BMT Mekar Da’wah.
N Mean Rank Sum of Ranks
Setelah – Sebelum
Negative Ranks 5a 29.40 147.00 Positive Ranks 65b 35.97 2338.00 Ties 15c
Total 85
Tabel 4. 2 Hasil Pangkat Omset Penjualan
55
b. Jumlah Tenaga Kerja
Perkembangan usaha dapat dilihat dari bertambahnya jumlah
tenaga kerja. Hasil analisis menggunakan uji pangkat tanda Wilcoxon
mengenai jumlah tenaga kerja sebelum dan setelah mendapatkan
pembiayaan dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4. 4 Hasil Pangkat Jumlah Tenaga Kerja
a. Setelah < Sebelum b. Setelah > Sebelum c. Setelah = Sebelum
Pada Tabel 4.4 menunjukkan perbandingan jumlah tenaga kerja
sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan pada BMT Mekar
Da’wah, tidak ada responden yang setelah mendapatkan pembiayaan
lebih rendah jumlah tenaga kerjanya daripada sebelum menerima
pembiayaan, 37 responden memiliki tenaga kerja tetap dan 48
responden mempunyai jumlah tenaga kerja yang lebih baik dari
sebelum mendapatkan pembiayaan.
N Mean Rank Sum of Ranks
Setelah – Sebelum
Negative Ranks 0a .00 .00 Positive Ranks 48b 24.50 1176.00 Ties 37c Total 85
56
Tabel 4. 5 Uji Beda Jumlah Tenaga Kerja
Setelah – Sebelum Z -6.637a Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Berdasarkan dari hasil perhitungan uji pangkat tanda Wilcoxon,
maka nilai Z yang didapat sebesar -6,637 dengan p value (Asymp. Sig
2 tailed) sebesar 0,000 dimana kurang dari batas kritis penelitian 0,05
berarti terdapat perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan setelah
mendapatkan pembiayaan pada BMT Mekar Da’wah.
c. Variasi Jumlah Macam Barang Dagangan
Perkembangan usaha dapat dilihat dari bertambahnya jumlah
macam barang dagangan. Hasil analisis menggunakan uji pangkat
tanda Wilcoxon mengenai jumlah macam barang dagangan sebelum
dan setelah mendapatkan pembiayan dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4. 6 Hasil Pangkat Variasi Jumlah Barang Dagangan
a. Setelah < Sebelum b. Setelah > Sebelum c. Setelah = Sebelum
Pada Tabel 4.6 menunjukkan perbandingan variasi jumlah
barang dagangan sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan pada
N Mean Rank Sum of Ranks
Setelah – Sebelum
Negative Ranks 0a .00 .00 Positive Ranks 40b 20.50 820.00 Ties 45c
Total 85
57
BMT Mekar Da’wah, tidak ada responden yang setelah mendapatkan
pembiayaan lebih rendah jumlah macam barang dagangannya
daripada sebelum menerima pembiayaan, terdapat 45 responden
memiliki variasi jumlah barang dagangan yang tetap dan 40 responden
mempunyai variasi jumlah barang dagangan yang lebih besar dari
sebelum mendapatkan pembiayaan.
Tabel 4. 7 Uji Beda Variasi Jumlah Barang Dagangan
Setelah – Sebelum Z -5.655a Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Berdasarkan dari hasil perhitungan uji pangkat tanda Wilcoxon,
maka nilai Z yang didapat sebesar -5,655 dengan p value (Asymp. Sig
2 tailed) sebesar 0,000 dimana kurang dari batas kritis penelitian 0,05.
Artinya, terdapat perbedaan jumlah variasi jumlah barang dagangan
sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan pada BMT Mekar
Da’wah.
2. Perkembangan Usaha Mitra Pembiayaan
Variasi mitra pembiayaan berdasarkan atas kemajuan usaha dapat
dinilai dari beberapa indikator. Adapun yang menjadi indikator dalam
perkembangan usaha dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Omset penjualan
Omset penjualan menjadi salah satu indikator terukurnya maju
atau tidak sebuah usaha dikarenakan ketika mitra mendapatkan
58
5
65
15
0
10
20
30
40
50
60
70
Omset penjualan sebelum pembiayaan > omset
penjualan setelah pembiayaan
Omset penjualan sebelum pembiayaan < omset
penjualan setelah pembiayaan
Omset penjualan sebelum pembiayaan = omset
penjualan setelah pembiayaan
pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah, secara tidak langsung akan
menambah modal usaha dan berkaitan dengan volume penjualan.
Diagram 4. 6 Omset Penjualan Mitra BMT Mekar Da'wah
Dari 85 responden mitra pembiayaan BMT Mekar Da’wah yang
menjadi sampel penelitian, ditemukan hasil yang bervariasi mengenai
omset penjualan sebelum dan setelah pembiayaan. Terdapat 65
responden (76,5 %) mitra pembiayaan yang mengalami peningkatan
omset penjualan, mitra pembiayaan yang mengalami penurunan omset
setelah pembiayaan adalah 5 responden (5,9%), dan mitra pembiayaan
yang omset penjualannya tidak mengalami perubahan sebanyak 15
responden (17,6%) mitra pembiayaan. Kenaikan omset penjualan
sebelum dan setelah pembiayaan adalah sebesar 25,98 %.
Omset penjualan sebelum dan setelah pembiayaan mengalami
peningkatan dikarenakan alokasi pembiayaan yang diberikan BMT
Mekar Da’wah oleh mitra digunakan seluruhnya untuk modal usaha,
59
maka hasilnya lebih optimal dan omset mengalami peningkatan.
Sedangkan mitra yang alokasi dana pembiayaannya tidak seluruhnya
digunakan untuk modal usaha, mengalami omset yang stagnan.
Adapun sedikit dari mitra yang mengalami penurunan omset setelah
diberikan pembiayaan dikarenakan daya beli masyarakat akan produk
menurun, pindah lokasi usaha, dan kurangnya manajemen pengelolaan
hasil usaha oleh mitra itu sendiri.41
b. Penambahan jumlah tenaga kerja
Penambahan jumlah tenaga kerja menjadi salah satu indikator
perkembangan usaha mitra pembiayaan. Ketika terjadi kenaikan
volume penjualan, yang diikuti dengan penambahan modal
pembiayaan, maka mitra membutuhkan penambahan tenaga kerja.
Tenaga kerja diharapkan dapat menjadikan keberlangsungan
usaha mitra pembiayaan menjadi lebih efektif dan efisien. Berikut
hasil yang ditemukan bahwa setelah mendapatkan pembiayaan tenaga
kerja mitra pembiayaan mengalami peningkatan atau penambahan
tenaga kerja.
41 Interview Pribadi dengan Ahmad Fauzi, Kepala Marketing BMT Mekar Da’wah,
Serpong, 18 Oktober 2016.
60
Diagram 4. 7 Penambahan Jumlah tenaga kerja
48, 56%37, 44%
Jumlah tenaga kerja setelah mendapat pembiayaan > Jumlah tenaga kerja sebelum mendapat pembiayaan
Jumlah tenaga kerja setelah mendapat pembiayaan = Jumlah tenaga kerja sebelum mendapat pembiayaan
Pada Diagram 4.7, menunjukkan sebanyak 56% mitra pembiayaan
mengalami penambahan tenaga kerja setelah menerima pembiayaan
dari BMT. Sedangkan sebanyak 44% lainnya tidak mengalami
penambahan jumlah tenaga kerja atau dikategorikan tetap. Dari hasil
pengolahan data, kenaikan jumlah tenaga kerja pada mitra BMT
sebelum dan setelah pembiayaan sebersar 23,1%.
c. Variasi barang yang diperjualbelikan
Penambahan varian barang yang diperjualbelikan secara tidak
langsung mencerminkan penambahan atas modal yang dimiliki oleh
mitra. Selain itu, variasi barang juga menjawab permintaan dari
pelanggan, maka mitra menambah varian barang yang
diperjualbelikan atau biasa dikenal dengan istilah diferensiasi usaha
61
373839404142434445
Variasi barang dagangan setelah mendapat
pembiayaan > Variasi barang dagangan sebelum mendapat
pembiayaan
Variasi barang dagangan setelah mendapat
pembiayaan = Variasi barang dagangan sebelum mendapat
pembiayaan
40
45
Berikut hasil penelitian mengenai variasi barang yang
diperjualbelikan oleh mitra mengalami peningkatan dijawab oleh
responden sebanyak 40 responden (52,94%) mitra pembiayaan,
sedangkan yang tidak mengalami variasi barang yang diperjualbelikan
dirasakan oleh 45 responden (47,06%) mitra pembiayaan.
Diagram 4. 8 Variasi Barang Dagangan Mitra BMT Mekar Da'wah
Kesimpulannya, variasi barang dagangan yang diperjualbelikan juga
sebagai tolak ukur perkembangan usaha mitra pembiayaan sebesar
16,9%.
d. Bertambah kekayaan atau aset
Berdasarkan hasil wawancara, penulis memperoleh informasi
bahwa tidak semua mitra mengalami bertambahnya kekayaan atau
aset. Namun, ada beberapa mitra yang dimana usahanya mengalami
keuntungan sehingga ia dapat melakukan saving ataupun membeli
aset. Sebagai contoh, Pak Suryana Ruhaedin dalam interview, salah
62
satu pedagang sayur di Pasar Serpong, setelah mendapatkan
pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah, memiliki aset berupa 3 buah
motor, yang sebelumnya hanya 1 buah motor, mobil losbak untuk
mengangkut sayur-sayuran, dan mobil pribadi Avanza.
Selain itu, Jumhana, pedagang kelapa parut, usahanya kian
berkembang setelah mendapat pembiayaan dari BMT. Kekayaanya
bertambah berupa jumlah tabungan di rekening BMT Mekar Da’wah,
yang semula tabungan per hari Jumhana, Rp30.000,- s.d. Rp50.000,-
saat ini ia bisa menabung sebesar Rp100.000,- s.d. Rp200.000,- / hari.
Tabungannya saat ini sudah mencapai kurang lebih Rp20.000.000,-.
Dari penjabaran di atas, mitra BMT Mekar Da’wah mengalami
kemajuan atau perkembangan usaha setelah mendapatkan pembiayaan
dari BMT Mekar Da’wah.
3. Perkembangan Usaha Mitra Menurut Jenis Usaha
Pada pembahasan ini, penulis mengelompokkan usaha mitra
pembiayaan ke dalam beberapa kelompok jenis usaha. Untuk melihat
perkembangan usaha merata atau tidak pada setiap jenis usaha, dapat
dilihat dari omset penjualan per jenis usaha sebagai berikut:
63
Tabel 4. 8 Omset Penjualan Usaha Sembako
Tabel 4. 9 Omset Penjualan Dagang Pakaian
No NAMA
Omset
Penjualan (per
bulan)
Omset
Penjualan (per
bulan) Kenaikan
Persen
tase
Rata-
rata
Sebelum
Pembiayaan
Setelah
Pembiayaan (%)
Kenai-
kan
(%)
1 MUSTAJI Rp105.000.000 Rp105.000.000 Rp0 0,00
28,10 2 SITI SURYANI Rp52.500.000 Rp64.500.000 Rp12.000.000 22,86
3 UMI RUSMINI Rp9.000.000 Rp12.000.000 Rp3.000.000 33,33
No NAMA
Omset
Penjualan (per
bulan)
Omset
Penjualan (per
bulan) Kenaikan
Persen
tase
Rata-
rata
Sebelum
Pembiayaan
Setelah
Pembiayaan (%)
Kenai-
kan
(%)
1 ARIFIN Rp45.000.000 Rp60.000.000 Rp15.000.000 33,33
33,33
2 JUBITA BR H. Rp75.000.000 Rp75.000.000 Rp0 0,00
3 ADAH AMAN Rp30.000.000 Rp45.000.000 Rp15.000.000 50,00
4 RUSDI B. HOTIB Rp60.000.000 Rp60.000.000 Rp0 0,00
5 HETI SUHETI Rp45.000.000 Rp60.000.000 Rp15.000.000 33,33
6 AGUS Rp27.000.000 Rp27.000.000 Rp0 0,00
7 LIHAN Rp90.000.000 Rp120.000.000 Rp30.000.000 33,33
8 SANTI H. Rp45.000.000 Rp60.000.000 Rp15.000.000 33,33
9 ANDRI N. Rp45.000.000 Rp60.000.000 Rp15.000.000 33,33
10 SADIR Rp60.000.000 Rp45.000.000 (Rp15.000.000) -25,00
11 SYAHRUDIN Rp90.000.000 Rp105.000.000 Rp15.000.000 16,67
12 M.YUSUF Rp90.000.000 Rp120.000.000 Rp30.000.000 33,33
64
Tabel 4. 10 Omset Penjualan Tukang Jahit
No. NAMA
Omset
Penjualan (per
bulan)
Omset
Penjualan (per
bulan) Kenaikan
Persen
tase
Rata-
rata
Sebelum
Pembiayaan
Setelah
Pembiayaan (%)
Kenai-
kan
(%)
1 KOMAR Rp12.000.000 Rp13.500.000 Rp1.500.000 12,50
22,92
2
N.NURHASANA
H Rp15.000.000 Rp15.000.000 Rp0 0,00
3 JUNIARTI Rp24.000.000 Rp24.000.000 Rp0 0,00
4 SUSANTI Rp12.000.000 Rp10.500.000 (Rp1.500.000) -12,50
5
SUPRAPTI(MA'E
) Rp13.500.000 Rp18.000.000 Rp4.500.000 33,33
Tabel 4. 11 Omset Penjualan Usaha Salon
No. NAMA
Omset
Penjualan (per
bulan)
Omset
Penjualan (per
bulan) Kenaikan
Persen
tase
Rata-
rata
Sebelum
Pembiayaan
Setelah
Pembiayaan (%)
Kenai-
kan
(%)
1 HOLILAH Rp7.500.000 Rp9.000.000 Rp1.500.000 20,00
31,67
2 YUSI JUARIAH Rp18.000.000 Rp18.000.000 Rp0 0,00
3
NANAHERLYA
NA Rp12.000.000 Rp18.000.000 Rp6.000.000 50,00
4 ARISTIAWATI Rp18.000.000 Rp22.500.000 Rp4.500.000 25,00
65
Tabel 4. 12 Omset Penjualan Usaha Pangkas Rambut
No. NAMA
Omset
Penjualan (per
bulan)
Omset
Penjualan (per
bulan) Kenaikan
Persen
tase
Rata-
rata
Sebelum
Pembiayaan
Setelah
Pembiayaan (%)
Kenai-
kan
(%)
1 ADE DAUD Rp9.000.000 Rp18.000.000 Rp9.000.000 100,00
49,64
2
JAJANG
DINDIN Rp13.500.000 Rp13.500.000 Rp0 0,00
3
MADIN B.
KAMSURI Rp10.500.000 Rp7.500.000 (Rp3.000.000) -28,57
4
M.BADRU
HIDAYAT Rp9.000.000 Rp13.500.000 Rp4.500.000 50,00
5 RAZAB Rp10.500.000 Rp13.500.000 Rp3.000.000 28,57
6
MUHAMAD
LATIF Rp15.000.000 Rp18.000.000 Rp3.000.000 20,00
Tabel 4. 13 Omset Penjualan Dagang Sayuran
No. NAMA
Omset
Penjualan (per
bulan)
Omset
Penjualan (per
bulan) Kenaikan
Perse-
ntase
Rata-
rata
Sebelum
Pembiayaan
Setelah
Pembiayaan (%)
Kenai
kan
(%)
1 MUKHLIS Rp60.000.000 Rp90.000.000 Rp30.000.000 50,00
31,71
2
SURYANA
RUHAEDIN Rp150.000.000 Rp195.000.000 Rp45.000.000 30,00
3 NURYANI Rp90.000.000 Rp105.000.000 Rp15.000.000 16,67
4 MINYATI Rp75.000.000 Rp90.000.000 Rp15.000.000 20,00
5 SRI LESTARI Rp30.000.000 Rp45.000.000 Rp15.000.000 50,00
6 ENDANG Rp60.000.000 Rp60.000.000 Rp0 0,00
66
SRIWAHYUNI
7
HENI
RUSMIATI Rp90.000.000 Rp135.000.000 Rp45.000.000 50,00
8 IRWAN NASPI Rp45.000.000 Rp30.000.000
(Rp15.000.000
) -33,33
9 ASEP DADANG Rp60.000.000 Rp75.000.000 Rp15.000.000 25,00
10 SA'DIYAH Rp21.000.000 Rp30.000.000 Rp9.000.000 42,86
11
KELANA D.
KURNIA Rp105.000.000 Rp120.000.000 Rp15.000.000 14,29
12 TRI NURJANAH Rp120.000.000 Rp150.000.000 Rp30.000.000 25,00
13 EMI SUHAEMI Rp30.000.000 Rp37.500.000 Rp7.500.000 25,00
Tabel 4. 14 Omset Penjualan Dagang Ikan
No. NAMA
Omset
Penjualan (per
bulan)
Omset
Penjualan (per
bulan) Kenaikan
Persen
tase
Rata-
rata
Sebelum
Pembiayaan
Setelah
Pembiayaan (%)
Kenai
kan
(%)
1 TOHIR Rp4.500.000 Rp7.500.000 Rp3.000.000 66,67
39,68
2
SULIS
TINAWATI Rp105.000.000 Rp165.000.000 Rp60.000.000 57,14
3
PAJAR
AGUSTIAN Rp105.000.000 Rp120.000.000 Rp15.000.000 14,29
4
LAMSIR
PANJAITAN Rp60.000.000 Rp75.000.000 Rp15.000.000 25,00
5 SUPRIATNA Rp60.000.000 Rp75.000.000 Rp15.000.000 25,00
6 SUWITO Rp300.000.000 Rp450.000.000
Rp150.000.00
0 50,00
67
Tabel 4. 15 Omset Penjualan Usaha Warung Nasi
No. NAMA
Omset
Penjualan (per
bulan)
Omset
Penjualan (per
bulan) Kenaikan
Persen
tase
Rata-
rata
Sebelum
Pembiayaan
Setelah
Pembiayaan (%)
Kenai
kan
(%)
1
N. ELIH
HERLISYAH Rp15.000.000 Rp45.000.000 Rp30.000.000 200,00
65,31
2 SULASMI Rp30.000.000 Rp60.000.000 Rp30.000.000 100,00
3 FITRIYANI Rp52.500.000 Rp60.000.000 Rp7.500.000 14,29
4 WAGINO Rp30.000.000 Rp30.000.000 Rp0 0,00
5 NGADIMAN Rp37.500.000 Rp37.500.000 Rp0 0,00
6
JULIANNA
RITA Rp60.000.000 Rp75.000.000 Rp15.000.000 25,00
7 ANDRIANI Rp18.000.000 Rp18.000.000 Rp0 0,00
8 SRI WULAN Rp21.000.000 Rp30.000.000 Rp9.000.000 42,86
9 HERIYAH Rp60.000.000 Rp75.000.000 Rp15.000.000 25,00
10
FIFIN
AGUSNIAWATI Rp30.000.000 Rp45.000.000 Rp15.000.000 50,00
Tabel 4. 16 Omset Penjualan Dagang Bumbu
No. NAMA
Omset
Penjualan (per
bulan)
Omset
Penjualan (per
bulan) Kenaikan
Persen
tase
Rata-
rata
Sebelum
Pembiayaan
Setelah
Pembiayaan (%)
Kenai
kan
(%)
1
ANI
MARDIANA Rp22.500.000 Rp30.000.000 Rp7.500.000 33,33 37,41
2 SUMARNO Rp75.000.000 Rp90.000.000 Rp15.000.000 20,00
3 RUKMAN Rp45.000.000 Rp60.000.000 Rp15.000.000 33,33
68
4
JAJANG
NURJAMAN Rp90.000.000 Rp120.000.000 Rp30.000.000 33,33
5
AJAT
SUDRAJAT Rp45.000.000 Rp60.000.000 Rp15.000.000 33,33
6
MUHAMAD
NURYANA Rp60.000.000 Rp60.000.000 Rp0 0,00
7 NOVI YANTI Rp60.000.000 Rp90.000.000 Rp30.000.000 50,00
8 JAJA PRIATNA Rp24.000.000 Rp30.000.000 Rp6.000.000 25,00
9 UJANG VIRGO Rp45.000.000 Rp75.000.000 Rp30.000.000 66,67
10 GUSTINA Rp36.000.000 Rp51.000.000 Rp15.000.000 41,67
Tabel 4. 17 Omset Penjualan Dagang Kelapa Parut
No. NAMA
Omset
Penjualan (per
bulan)
Omset
Penjualan (per
bulan) Kenaikan
Persen
tase
Rata-
rata
Sebelum
Pembiayaan
Setelah
Pembiayaan (%)
Kenai
kan
(%)
1 MURTA Rp30.000.000 Rp45.000.000 Rp15.000.000 50,00
53,94
2 AHMAD AZIS Rp120.000.000 Rp150.000.000 Rp30.000.000 25,00
3
ALIYUDIN
KELAPA Rp45.000.000 Rp60.000.000 Rp15.000.000 33,33
4 DAMAN Rp24.000.000 Rp45.000.000 Rp21.000.000 87,50
5 DADANG K Rp13.500.000 Rp24.000.000 Rp10.500.000 77,78
6 ALAM Rp9.000.000 Rp13.500.000 Rp4.500.000 50,00
69
Tabel 4. 18 Omset Penjualan Konter Pulsa
No. NAMA
Omset
Penjualan (per
bulan)
Omset
Penjualan (per
bulan) Kenaikan
Persen
tase
Rata-
rata
Sebelum
Pembiayaan
Setelah
Pembiayaan (%)
Kenai
kan
(%)
1
ENDANG
KARNADI, ST Rp30.000.000 Rp45.000.000 Rp15.000.000 50,00 73,33
2 BUDI HIDAYAT Rp15.000.000 Rp18.000.000 Rp3.000.000 20,00
3 AHMAD FAUZI Rp6.000.000 Rp15.000.000 Rp9.000.000 150,00
Tabel 4. 19 Omset Penjualan Lain-lain dan Alat kesehatan
No. NAMA
Omset
Penjualan (per
bulan)
Omset
Penjualan (per
bulan) Kenaikan
Persen
tase
Rata-
rata
Sebelum
Pembiayaan
Setelah
Pembiayaan (%)
Kenai
kan
(%)
1
BAGAS TRI
HASTARYO Rp75.000.000 Rp75.000.000 Rp0 0,00
67,95
2
IMAN
SUANGSA Rp39.000.000 Rp60.000.000 Rp21.000.000 53,85
3 NUR FAUZIAH Rp30.000.000 Rp30.000.000 Rp0 0,00
4 PATONAH Rp90.000.000 Rp135.000.000 Rp45.000.000 50,00
5
APEP
SAPRUDIN Rp30.000.000 Rp60.000.000 Rp30.000.000 100,00
6 M.RIMAT Rp120.000.000 Rp90.000.000
(Rp30.000.000
) -25,00
7
YAYAN
SURYANA Rp18.000.000 Rp30.000.000 Rp12.000.000 66,67 66,67
70
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%
33.33%28.10%22.92%
31.67%
49.64%
31.71%39.68%
65.31%
37.41%
53.94%
73.33%66.67%67.95%
Berdasarkan Tabel Omset Penjualan Per Jenis Usaha, dijelaskan
perkembangan omset penjualan sebelum dan setelah pembiayaan, ada
yang mengalami kenaikan, tetap, dan menurun. Artinya, terdapat variasi
perkembangan usaha pada setiap jenis usaha.
Berdasarkan Diagram 4.9, jenis usaha yang mengalami perkembangan
yang cukup besar diantaranya usaha konter pulsa sebesar 73,33 %, usaha
alat kesehatan sebesar 66,67% , usaha warung nasi sebesar 65,31% dan
kelapa parut sebesar 53,94%. Sedangkan usaha lainnya, perkembangan
omset yang dicapai kurang dari 50%.
Dari penjelasan data di atas, dapat diketahui mitra usaha yang
mendapatkan pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah tidak merata pada
setiap jenis usaha.
Selain itu ditemukan pula, ada usaha yang berkembang pesat dan ada
juga yang lambat perkembangannya. Hal ini dikarenakan, jenis usaha yang
Diagram 4. 9 Perkembangan Usaha Mitra Menurut Jenis Usaha berdasarkan omset penjualan (bulanan)
71
mengalami perkembangan omset yang cukup tinggi disertai dengan
keterampilan dari UKM itu sendiri dalam mengelola dengan baik,
penyerapan tambahan modal yang sesuai, manajemen yang baik dan
strategi pemasaran yang sangat baik dari UKM itu sendiri, terlihat dari
jenis usaha yang cukup berkembang dalam hal ini adalah warung nasi,
konter pulsa, pedagang kelapa parut dan alat kesehatan. Sedangkan usaha
yang perkembangannya cukup lambat, namun tetap dikategorikan dengan
usaha yang berkembang dikarenakan modal yang diserap oleh mitra usaha
tidak sepenuhnya untuk penambahan modal, tetapi ada yang digunakan
untuk kebutuhan rumah tangga atau keperluan pendidikan anak, dimana
tetap ada perkembangan omset namun tidak terlalu signifikan.42
42 Interview Pribadi dengan Suryana Ruhaedin, Mitra BMT Mekar Da’wah, Mitra BMT
Mekar Da’wah, Serpong, 17 Oktober 2016.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Ada perbedaan antara omset penjualan sebelum dan setelah pembiayaan.
Omset penjualan setelah lebih baik dibandingkan dengan omset penjualan
sebelum pembiayaan. Ada kenaikan pada omset penjualan setelah
pembiayaan yaitu sebesar 25,98%. Hasil perbandingan omset penjualan
mitra sebelum dan setelah menerima pembiayaan pada BMT Mekar
Da’wah, terdapat 5 responden dengan hasil omset penjualan setelah
menerima pembiayaan lebih rendah daripada sebelum menerima
pembiayaan, 15 responden tetap, dan 65 responden mempunyai omset
penjualan lebih baik dari sebelum menerima pembiayaan. Mitra
pembiayaan yang menerima pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah
mengalami perkembangan usaha karena mayoritas omset penjulan setelah
lebih banyak dari omset penjualan sebelum.
2. Ada perbedaan antara jumlah tenaga kerja sebelum dan setelah
pembiayaan. Jumlah tenaga kerja setelah lebih baik dibanding dengan
jumlah tenaga kerja sebelum. Ada kenaikan pada jumlah tenaga kerja
setelah pembiayaan yaitu sebesar 23,1%. Hasil perbandingan jumlah
tenaga kerja sebelum dan setelah menerima pembiayaan pada BMT
73
Mekar Da’wah, tidak ada responden dengan hasil jumlah tenaga kerja
setelah menerima pembiayaan lebih rendah daripada sebelum menerima
pembiayaan, 37 responden tetap, dan 48 responden mempunyai jumlah
tenaga kerja lebih baik dari sebelum menerima pembiayaan. Dilihat dari
kenaikan yang cukup besar tetapi ternyata 37 mitra BMT tetap. Sehingga
mitra yang menerima pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah cukup
berkembang dilihat dari jumlah tenaga kerja yang dimiliki mitra.
3. Ada perbedaan antara variasi jumlah barang dagangan sebelum dan setelah
pembiayaan. Variasi jumlah barang dagangan setelah lebih banyak
dibanding dengan variasi jumlah barang dagangan sebelum. Ada kenaikan
pada variasi jumlah barang dagangan setelah pembiayaan yaitu sebesar
16,9%. Hasil perbandingan variasi jumlah barang dagangan sebelum dan
setelah menerima pembiayaan pada BMT Mekar Da’wah, tidak ada
responden dengan hasil variasi jumlah barang dagangan setelah menerima
pembiayaan lebih rendah daripada sebelum menerima pembiayaan, 45
responden tetap, dan 40 responden mempunyai variasi jumlah barang
dagangan lebih baik dari sebelum menerima pembiayaan. Dilihat dari
kenaikan yang cukup besar tetapi ternyata 45 mitra BMT tetap. Sehingga
mitra yang menerima pembiayaan stagnan atau perkembangan usahanya
stabil dilihat dari jumlah variasi jumlah barang dagangan dari BMT Mekar
Da’wah.
74
B. Saran
Berdasarkan uraian tentang pembahasan dan kesimpulan di atas, penulis
dapat mengungkapkan beberapa saran antara lain, sebagai berikut:
1. Mitra BMT Mekar Da’wah diharapkan lebih berinovasi dan berkreasi
dalam mengembangkan usahanya, serta lebih bertanggung jawab terhadap
pengalokasian pembiyaan yang telah diberikan oleh BMT Mekar Da’wah.
2. Diharapkan BMT Mekar Da’wah mengadakan pelatihan pembukuan atau
laporan keuangan khusus untuk UKM yang menjadi mitra BMT Mekar
Da’wah, agar mitra BMT Mekar Da’wah dapat membuat laporan
keuangan harian, bulanan dan tahunan yang dapat bermanfaat bagi mitra
sendiri maupun BMT Mekar Da’wah dalam melihat perkembangan
usahanya.
3. Diharapkan BMT Mekar Da’wah membuat SOP untuk pendampingan
mitra pembiayaan. Sehingga bukan hanya membantu dalam penambahan
modal usaha berupa akses pembiayaan, tetapi juga berperan terhadap
keberlangsungan usaha mitra pembiayaan.
4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat memfokuskan penelitian mengenai
perkembangan usaha pada sektor jenis usaha lainnya atau pun fokus per
jenis usaha saja, sehingga dapat terlihat perkembangan usaha pada periode
tertentu. Selain itu, objek penelitiannya bisa dikembangkan lebih luas lagi,
misal BMT se-Kota Tangerang Selatan.
75
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik, ed. Agama, Etos Kerja, dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 1978.
Ahmad, Supriadi, dkk., Ed. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Pusat
Peningkatan dan Jaminan Mutu Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2012.
Amalia, Euis. Keuangan Mikro Syariah: referensi untuk akademisi dan praktisi
yang mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Indonesia.
Gramata Publishing: Bekasi, 2016.
Bambang, Ismawan, dkk. LSM dan Program Inpres Desa tertinggal. Jakarta: PT
Penebar Swadata, 1994.
Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta,
2008.
Boediono dan Wayan Koster. Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001.
Chandra, Purdi E. Trik Sukses Menuju Sukses. Yogyakarta: Grafika Indah, 2000.
Chaniago, A. Arifinal. Ekonomi 2. Bandung: Angkasa, 1998.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. cet.III.
Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
76
Forsyth, Patrick. Manajemen Penjualan. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 1990.
Geertz, C. “Ethos, World View, and the analysis of Sacred Symbols” dalam
Interpretation of Culturesí. New York: Basic Book, 1973.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2006.
Hakim, Andi. “Pengaruh Pemberian Pembiayaan dari Koperasi Jasa Keuangan
Syariah BMT Dana Syariah terhadap Peningkatan Pendapatan Pedagang
Pasar Kota Surakarta Tahun 2010.” Skripsi S1, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.
Hosen, Muhammad Nadratuzzaman. Diktat Mata Kuliah Pengantar Ilmu
Ekonomi. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2012.
Ismail, Zarmawis, dkk. Peranan LKM Non-Bank dalam Pembiayaan Usaha
Mikro. Jakarta: LIPI Press, 2014.
Kasmir. Kewirausahaan, ed. I-II. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006.
Mankiw, Gregory. Pengantar Ekonomi. Penerjemah Haris Munandar. Jakarta:
Erlangga, 2003.
Marbun, BN. Kamus Manajemen, cet.III. Jakarta: Pustaka Sinar, 2003.
Nurrohmah, Isnaini. “Analisis Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Sebelum dan Sesudah Menerima Pembiayaan Musyarakah pada Koperasi
77
Jasa Keuangan Syariah BMT (Studi Kasus: BMT Beringharjo
Yogyakarta).” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta, 2015.
Prawirokusumo, Soeharto. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil.
Yogyakarta: BPFE UGM, 2010
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. Teori Ekonomi Mikro, Suatu
Pengantar, ed. III. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2006.
Rochaety, Ety, dkk. Metode Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS, ed. Revisi.
Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009.
Sa’ad, Andi Abdullah. “Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Peningkatan
Pendapatan Nasabah BMT Berkah Madani.” Skripsi S1 Fakultas Syariah
dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Santoso, Yustinus Nugroho Budi. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tinggi
Rendahnya Pendapatan Pedagang Kaki Lima.” Skripsi S1 Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, 2001.
Sawir, Agnes. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001.
Soleh, Muhammad. “Analisis Strategi Inovasi dan Dampaknya terhadap Kinerja
Perusahaan (Studi Kasus: UKM Manufaktur di Kota Semarang).” Tesis
Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, 2008.
78
Suharso dan Ana Retnoningsih. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang:
Widya Karya, 2011.
Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2004.
Suryani dan Hendryadi. Metode Riset Kuantitiatif: Teori dan Aplikasi pada
Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta:
Prebadamedia, 2015.
Suryati. “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah BMT Binamas terhadap
Perkembangan Usaha dan Pendapatan Nasabah Mudharabah di BMT
Binamas Purworejo.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Yogyakarta, 2012.
Sutriani. “Pengaruh Etos Kerja Terhadap Pendapatan Penjual Ikan Keliling Di
Desa Jambewangi Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi Tahun
2014.” Skripsi S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Jember, 2014.
Swastha, Basu dan Irawan. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta:
Liberty, 1990.
Tambunan, Tulus. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia :Isu-Isu
Penting. Jakarta: LP3ES, 2012.
Tasmara, Toto. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani, 2002.
79
Tunas, Aldesta NP. “Analisis Pengaruh Pembiayaan Syariah terhadap
Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Menengah di Kota Depok.”
Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,
2014.
Widodo, Sri. “Pengaruh Pemberian Kredit Modal Kerja Terhadap Penghasilan
Petani Ikan”, Jurnal diakses pada 12 Desember 2014 dari
http://upy.ac.id/ekonomi/files/PENGARUH%20PEMBERIAN%20KRE
DIT%20MODAL%20KERJA%20TERHADAP%20%20PENGHASILA
N%20PETANI%20(SRI%20WIDODO).pdf
80
Lampiran I ANGKET PENELITIAN
“Perkembangan Usaha Mitra BMT Mekar Da’wah Setelah mendapatkan Pembiayaan”
A. Keadaan Umum Responden
1. Nama : ..................................
2. Umur : .......... th
3. Jenis Kelamin : L/P
4. Pendidikan Terakhir : 1. SD 3. SMA 5. Tidak
Tamat Sekolah
2. SMP 4. S1
5. Jenis Usaha :
5.1 Tempat usaha
1. Menetap
a. Sewa
b. Milik Sendiri
2. Berpindah
5.2 Objek Usaha
1. Dagang
a. Makanan
1. Sayuran
2. Sembako
3. Daging
4. Ikan
5. Ayam Potong
6. Warung Nasi
7. Lain-lain, sebutkan.......
b. Pakaian
c. Peralatan
1. Alat kesehatan
2. Peralatan rumah tangga
3. Lain-lain, sebutkan..................
2. Jasa
a. Tukang Jahit
b. Salon
c. Pangkas Rambut
d. Lain-lain, Sebutkan.........................
6. Bermitra dengan BMT Mekar Dakwah sejak tahun : ....................
7. Kegiatan usaha sebagai:
a. Pekerjaan Pokok
b. Pekerjaan Sampingan
B. Permodalan
1. Hal apakah yang mendorong anda mengajukan permodalan ? (Pilihan
boleh lebih dari satu)
Jawab:
a. Kekurangan modal
b. Tingkat bagi hasil lebih menguntungkan
c. Kemudahan dalam
memperoleh pembiayaan
d. Ingin mengembangkan usaha
e. Lain-lain, sebutkan ....................
2. Berapa kali Anda mendapatkan permodalan dari BMT Mekar Da’wah?
Jawab : a. 1 - 3 kali c. 7 – 10 kali
b. 4 - 6 kali d. > 10 kali
3. Selain permodalan dari BMT adakah kredit/pinjaman di tempat lain?
Jawab : a. Ya, sebutkan...................................
b. Tidak.
4. Berapa jumlah permodalan yang Anda dapatkan saat ini?
Jawab: Rp ................................
5. Dari permodalan yang anda dapatkan, berapakah yang digunakan untuk
mengembangkan usaha?
Jawab: Rp .................................
6. Dari permodalan yang anda dapatkan, untuk apa sajakah pengelolaan dana
tersebut?
Jawab:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
7. Berapa angsuran yang anda bayarkan?
Jawab: Rp ...............................
8. Sistem apa yang digunakan dalam pengembalian dana ?
Jawab: a. Harian b. Mingguan c.
Bulanan
9. Pernahkah Anda telat membayar angsuran pembiayaan? Berapa lama?
1. Ya
a. 1-6 hari c. 1 -2 bulan e. 5-6 bulan
b. 2-3 minggu d. 3-4 bulan
2. Tidak
C. Perkembangan Usaha dan Pendapatan
1. Berapa omset penjualan anda sebelum mendapatkan permodalan ?
(Pertanyaan untuk mitra yang usahanya sudah berjalan)
Jawab:
a. Perhari Rp ............................
b. Perbulan Rp .........................
2. Berapa omset penjualan anda setelah mendapatkan permodalan?
(Pertanyaan untuk mitra yang usahanya sudah berjalan)
Jawab:
a. Perhari Rp .............................
b. Perbulan Rp ..........................
3. Berapa jumlah tenaga kerja sebelum mendapatkan permodalan?
(Pertanyaan untuk mitra yang usahanya sudah berjalan)
Jawab:.................................................
4. Berapa jumlah tenaga kerja setelah mendapatkan permodalan?
(Pertanyaan untuk mitra yang usahanya sudah berjalan)
Jawab:.................................................
5. Berapa jumlah macam barang dagangan sebelum mendapatkan
permodalan? (khusus untuk mitra jenis usaha dagang)
Jawab: ................................................
6. Berapa jumlah macam barang dagangan sesudah mendapatkan
permodalan? (khusus untuk mitra jenis usaha dagang)
Jawab: ...................
7. Sesudah mendapatkan permodalan, adakah perluasan tempat usaha?
Jawab: ..............
C. Sikap/Pandangan Responden terhadap “Peranan BMT terhadap
Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah di Sekitar Pasar Serpong”
1. Ketika mengajukan pembiayaan, apa saja syarat-syarat yang diperlukan ?
No. Persyaratan Ya Tidak
1 Kelengkapan Identitas (Foto copy KTP,
Foto Copy KK)
2 Jaminan
3 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
4 Laporan Keuangan Usaha
5 Pengajuan Proposal
6 Survey
7 Referensi
2. Bagaimana cara pembayaran angsuran yang sering Anda lakukan?
a. Pembayaran dilakukan di tempat usaha mitra (dijemput)
b. Pembayaran dilakukan di kantor BMT Mekar Da’wah
c. Transfer ke rekening BMT Mekar Da’wah
3. Adakah di bawah ini manfaat dari BMT Mekar Da’wah yang Anda
rasakan?
No. Manfaat BMT Ya Tidak
1 Menjauhkan UKM dari praktek ekonomi
non-islami (rentenir)
2 Membina dan membantu pendanaan
UKM
3 Menciptakan UKM yang mandiri
4 Meningkatkan kualitas SDM UKM yang
profesional dan islami
5 Meningkatkan kesejahteraan UKM
6 Membangun kepercayaan dan kerjasama
dengan UKM
4. Apa Kesan dan Pesan Anda terhadap BMT Mekar Dakwah?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Responden
(_____________)
Nama Jelas
77
Lampiran 2
NO.
A1- Nama
A2-
A
3-
A4-
A51 -
A52-
A6 - Tahun
B2- Berapa kali
B3- Pinjaman
B4- Plafond
B7 - Jml
B8- Jangka
C1- Omset
C2- Omset
C3- TK
C4- TK
C5- Jml macam
C6 Jml macam
C7- Perluasan
Um ur
JK
Didi k
TUsa ha
OUsah a
Bermitra
permodalan
lain
Angsura n
Waktu
sebelum
setelah
sebelu m
Setelah
barang sebelum
barang setelah
tempat
1
TOHIR
31
1
2
1
113
2012
2
2
3000000
36000
100
Hari
45000000
60000000
1
1
1
1
2
2
ARIFIN
34
1
2
2
112
2010
2
1
10000000
1300000
10
Bulan
75000000
75000000
2
2
9
9
1
3
JUBITA BR H.
54
2
4
1
112
2009
2
1
5000000
652000
10 bulan
30000000
45000000
2
2
9
9
1
4
ANI MARDIANA
46
2
3
2
115
2008
3
2
3000000
38000
100
Hari
60000000
60000000
1
1
7
7
2
5
MURTA
51
1
3
1
116
2005
1
2
5000000
42000
100 hari
45000000
60000000
1
1
1
1
2
6
SUMARNO
52
1
1
1
118
2012
2
2
5000000
652000
10
Bulan
27000000
27000000
1
2
1
1
2
7
RUKMAN
46
1
5
2
115
2007
3
2
5000000
42000
100
Hari
90000000
120000000
1
2
1
1
2
8
HOLILAH
34
2
2
2
22
2012
1
2
2000000
25000
100
Hari
45000000
60000000
1
1
1
9
ENDANG KARNADI, ST
34
1
4
2
117
2010
3
2
3000000
215000
15
Mingg
45000000
60000000
1
1
3
3
2
10 N. ELIH HERLISYAH
50
2
2
2
118
2008
1
2
3000000
38000 100
Hari
60000000
45000000
1
2
2
2
1
11
ADE DAUD
38
1
1
1
23
2009
1
2
35000000
500000 35
Bulan
90000000
105000000
2
3
1
12
SULASMI
43
2
3
1
114
2011
3
2
6000000
2180000 3
Bulan
90000000
120000000
3
3
3
8
2
13
ADAH AMAN
48
1
3
1
112
2011
1
2
2500000
325000 10
Bulan
105000000
105000000
1
1
9
9
2
NO.
A1- Nama
A2-
A
3-
A4-
A51 -
A52-
A6 - Tahun
B2- Berapa kali
B3- Pinjaman
B4- Plafond
B7 - Jml
B8- Jangka
C1- Omset
C2- Omset
C3- TK
C4- TK
C5- Jml macam
C6 Jml macam
C7- Perluasan
Um ur
JK
Didi k
TUsa ha
OUsah a
Bermitra
permodalan
lain
Angsura n
Waktu
sebelum
setelah
sebelu m
Setelah
barang sebelum
barang setelah
tempat
14 RUSDI B. HOTIB
53
1
3
1
112
2013
2
1
3000000
390000 10
Bulan
52500000
64500000
2
3
9
9
2
15
MUKHLIS
53
1
1
1
111
2009
3
2
10000000
120000 100
Hari
9000000
12000000
1
2
1
3
2
16
HETI SUHETI
44
2
2
1
112
2010
2
2
2000000
260000 10
Bulan
12000000
13500000
2
2
9
9
2
17
AGUS
47
1
3
1
112
2014
1
2
3000000
680000 12
Bulan
15000000
15000000
2
2
9
9
2
18
LIHAN
61
1
3
2
118
2010
3
2
6000000
680000
12
Bulan
24000000
24000000
2
4
1
1
2
19
SANTI HERAWATI
42
2
2
1
112
2013
1
2
3000000
340000
12
Bulan
12000000
10500000
2
2
9
9
2
20
SURYANA RUHAEDIN
53
1
1
1
111
2006
3
2
10000000
1300000
10
Bulan
13500000
18000000
1
2
2
4
2
21
NURYANI
51
2
1
1
111
2010
1
2
10000000
1300000
10
Bulan
7500000
9000000
2
2
2
4
1
22
MINYATI
50
2
5
1
111
2012
1
2
15000000
1950000
10
Bulan
18000000
18000000
1
1
2
4
1
23
SRI LESTARI
48
2
1
1
111
2010
2
2
5000000
650000
10
Bulan
12000000
18000000
2
2
1
3
2
24
ENDANG SRIWAHYUNI
46
2
2
1
111
2009
1
2
10000000
1300000
10
Bulan
18000000
22500000
1
1
2
4
1
25
JAJANG NURJAMAN
34
1
3
1
115
2013
2
2
40000000
4534000
12
Bulan
9000000
18000000
2
2
1
1
1
26
BAGAS TRI HASTARYO
42
1
3
1
118
2010
2
2
20000000
2267000
12
Bulan
13500000
13500000
2
2
1
1
1
27
MUSTAJI
45
1
3
1
118
2009
2
2
8000000
907000
12
Bulan
10500000
7500000
2
2
1
1
2
NO.
A1- Nama
A2-
A
3-
A4-
A51 -
A52-
A6 - Tahun
B2- Berapa kali
B3- Pinjaman
B4- Plafond
B7 - Jml
B8- Jangka
C1- Omset
C2- Omset
C3- TK
C4- TK
C5- Jml macam
C6 Jml macam
C7- Perluasan
Um ur
JK
Didi k
TUsa ha
OUsah a
Bermitra
permodalan
lain
Angsura n
Waktu
sebelum
setelah
sebelu m
Setelah
barang sebelum
barang setelah
tempat
28
FITRIYANI
39
2
3
1
118
2011
2
2
6000000
680000
12
Bulan
9000000
13500000
2
2
1
1
1
29 SULIS TINAWATI
45
2
2
1
118
2008
2
2
100000000
9667000 15
Bulan
10500000
13500000
2
3
1
1
1
30 ANDRI NOVIANTO
54
1
2
1
118
2008
2
2
5000000
60000 100
Hari
15000000
18000000
1
1
1
1
2
31
KOMAR
51
1
3
2
21
2012
2
2
1500000
195000 10
Bulan
60000000
90000000
1
1
2
32 NANAN NURHASANAH
48
2
1
2
21
2010
1
2
2000000
260000 10
Bulan
150000000
195000000
1
1
2
33
JUNIARTI
48
2
3
2
21
2009
3
2
5000000
567000 12
Bulan
90000000
105000000
1
1
2
34 IMAN SUANGSA
47
1
2
1
118
2008
2
2
3000000
340000 12
Bulan
75000000
90000000
2
2
1
1
2
35
NUR FAUZIAH
45
2
3
1
118
2012
2
2
4000000
454000 12
Bulan
30000000
45000000
2
2
1
1
2
36
PATONAH
44
2
2
2
118
2008
2
2
50000000
3584000 24
Bulan
60000000
60000000
2
3
1
1
1
37
PAJAR AGUSTIAN
46
1
3
1
113
2011
2
2
8000000
907000
12
Bulan
90000000
135000000
1
2
1
1
2
38
LAMSIR PANJAITAN
52
1
3
1
113
2008
2
2
30000000
3400000
12
Bulan
45000000
30000000
2
2
1
1
2
39
APEP SAPRUDIN
40
1
3
1
118
2008
1
2
5000000
567000
12
Bulan
60000000
75000000
2
2
1
1
2
40
WAGINO
40
1
1
2
114
2010
2
2
5000000
567000
12
Bulan
21000000
30000000
1
2
1
1
2
41
AJAT SUDRAJAT
31
1
3
1
115
2015
1
2
3000000
340000
12
Bulan
105000000
120000000
1
1
1
1
2
NO.
A1- Nama
A2-
A
3-
A4-
A51 -
A52-
A6 - Tahun
B2- Berapa kali
B3- Pinjaman
B4- Plafond
B7 - Jml
B8- Jangka
C1- Omset
C2- Omset
C3- TK
C4- TK
C5- Jml macam
C6 Jml macam
C7- Perluasan
Um ur
JK
Didi k
TUsa ha
OUsah a
Bermitra
permodalan
lain
Angsura n
Waktu
sebelum
setelah
sebelu m
Setelah
barang sebelum
barang setelah
tempat
42
MUHAMAD NURYANA
36
1
3
1
115
2016
1
2
6000000
680000
12
Bulan
120000000
150000000
1
1
1
1
2
43
NOVI YANTI
28
2
3
1
115
2014
2
2
5000000
60000
100
Hari
30000000
37500000
1
2
1
1
2
44
AHMAD AZIS
40
1
3
1
118
2012
2
2
5000000
428000
18
Bulan
4500000
7500000
1
1
1
1
2
45
YUSI JUARIAH
40
2
1
2
22
2008
2
2
6000000
1380000
5
Bulan
105000000
165000000
1
1
2
46
JAJA PRIATNA
36
1
2
3
118
2014
2
2
3000000
590000
6
Bulan
105000000
120000000
1
1
1
1
2
47
JAJANG DINDIN
37
1
3
2
23
2013
1
2
10000000
856000
18
Bulan
60000000
75000000
1
1
1
48 HENI RUSMIATI
41
2
3
1
111
2009
2
2
7000000
794000 12
Bulan
60000000
75000000
2
2
1
4
2
49
NGADIMAN
43
1
1
2
114
2012
1
2
20000000
2267000 12
Bulan
30000000
45000000
2
2
1
1
1
50 ALIYUDIN KELAPA
44
1
2
1
116
2008
2
2
5000000
567000 12
Bulan
15000000
45000000
1
1
1
1
2
51
SUPRIATNA
45
1
3
1
113
2008
1
2
10000000
1134000 12
Bulan
30000000
60000000
1
1
1
1
2
52
M.RIMAT
43
1
3
2
118
2009
2
2
40000000
2376500 34
Bulan
52500000
60000000
2
2
1
1
2
53
SUSANTI
34
2
3
2
21
2012
1
2
1784000
251800 9
Bulan
30000000
30000000
1
1
2
54 SUPRAPTI (MA'E)
38
2
2
2
21
2007
3
2
2000000
260000 10
Bulan
37500000
37500000
1
1
2
55
IRWAN NASPI
30
1
2
1
111
2010
1
2
10000000
1134000 12
Bulan
60000000
75000000
1
1
3
5
2
NO.
A1- Nama
A2-
A
3-
A4-
A51 -
A52-
A6 - Tahun
B2- Berapa kali
B3- Pinjaman
B4- Plafond
B7 - Jml
B8- Jangka
C1- Omset
C2- Omset
C3- TK
C4- TK
C5- Jml macam
C6 Jml macam
C7- Perluasan
Um ur
JK
Didi k
TUsa ha
OUsah a
Bermitra
permodalan
lain
Angsura n
Waktu
sebelum
setelah
sebelu m
Setelah
barang sebelum
barang setelah
tempat
56
SADIR
43
1
3
2
112
2009
1
2
5000000
1150000
5
Bulan
18000000
18000000
2
2
9
9
1
57
JULIANNA RITA
46
2
3
2
114
2010
2
2
2000000
260000
10
Bulan
21000000
30000000
2
2
1
1
2
58
MADIN B. KAMSURI
45
1
3
1
23
2007
2
2
4000000
460000
12
Bulan
60000000
75000000
1
1
2
59
ANDRIANI
39
2
1
2
114
2005
2
2
5000000
567000
12
Bulan
30000000
45000000
1
1
2
2
2
60
UJANG VIRGO
39
1
3
1
115
2007
4
2
3000000
90000
100
Hari
22500000
30000000
1
1
1
1
2
61
SYAHRUDIN
35
1
2
1
112
2012
2
2
10000000
967000
15
Bulan
75000000
90000000
2
3
9
9
2
62
ASEP DADANG
43
1
2
1
111
2011
1
2
5000000
650000
10
Bulan
45000000
60000000
1
1
3
3
2
63
SA'DIYAH
40
2
3
1
111
2010
1
2
3000000
340000
12
Bulan
90000000
120000000
1
1
1
1
2
64
KELANA DWI KURNIA
39
2
3
1
111
2005
4
2
7000000
794000
12
Bulan
45000000
60000000
1
2
1
1
1
65
TRI NURJANAH
48
2
2
2
111
2015
1
1
100000000
6167000
24
Bulan
60000000
60000000
2
2
1
1
1
66
GUSTINA
48
2
3
2
115
2012
1
2
5000000
984000
6
Bulan
60000000
90000000
1
1
2
3
2
67
EMI SUHAEMI
39
2
1
2
118
2006
4
2
15000000
1400000 12
Bulan
24000000
30000000
1
1
2
3
1
68
SRI WULAN
42
2
3
3
114
2006
4
2
2000000
227000 12
Bulan
45000000
75000000
1
1
3
4
2
69
HERIYAH
45
2
3
2
114
2013
1
2
50000000
3084000 24
Bulan
36000000
51000000
1
2
3
3
1
NO.
A1- Nama
A2-
A
3-
A4-
A51 -
A52-
A6 - Tahun
B2- Berapa kali
B3- Pinjaman
B4- Plafond
B7 - Jml
B8- Jangka
C1- Omset
C2- Omset
C3- TK
C4- TK
C5- Jml macam
C6 Jml macam
C7- Perluasan
Um ur
JK
Didi k
TUsa ha
OUsah a
Bermitra
permodalan
lain
Angsura n
Waktu
sebelum
setelah
sebelu m
Setelah
barang sebelum
barang setelah
tempat
70 FIFIN AGUSNIAWATI
30
2
2
2
114
2008
3
2
4000000
650000 8
Bulan
30000000
45000000
2
2
1
1
2
71
BUDI HIDAYAT
30
1
2
1
118
2007
3
2
4000000
520000 10
Bulan
120000000
150000000
1
1
1
1
2
72
SITI SURYANI
36
2
3
1
12
2007
2
2
5000000
650000 5
Bulan
45000000
60000000
2
3
4
6
2
73
DAMAN
42
1
3
1
116
2011
2
2
5000000
567000 12
Bulan
24000000
45000000
1
1
1
1
2
74
DADANG K
31
1
3
1
116
2009
3
2
2000000
334000 6
Bulan
13500000
24000000
1
1
1
1
2
75
MUHAMMAD YUSUF
33
1
3
1
118
2008
3
2
4000000
285000
20
Bulan
9000000
13500000
1
2
1
1
2
76
M.BADRU HIDAYAT
34
1
3
1
118
2006
3
2
10000000
800000
20
Bulan
30000000
45000000
1
2
1
1
2
77
RAZAB
32
1
3
2
23
2012
1
2
1000000
560000
2
Bulan
15000000
18000000
1
2
2
78
MUHAMAD LATIF
38
1
3
2
23
2011
1
2
1000000
156000
8
Bulan
6000000
15000000
1
1
2
79
NANA HERLYANA
35
2
3
2
22
2010
1
2
5000000
650000
10
Bulan
75000000
75000000
1
2
2
80
ARISTIAWATI
30
2
4
1
22
2008
3
2
50000000
1584000
60
Bulan
39000000
60000000
1
3
1
81
UMI RUSMINI
34
2
1
3
118
2013
1
2
1550000
259000
6
Bulan
30000000
30000000
1
1
1
1
2
82
ALAM
36
1
3
2
118
2010
2
2
1800000
354000
6
Bulan
90000000
135000000
1
1
1
1
2
83
SUWITO
29
1
2
2
113
2006
3
2
100000000
599000
200
Hari
30000000
60000000
2
3
1
1
1
NO.
A1- Nama
A2-
A
3-
A4-
A51 -
A52-
A6 - Tahun
B2- Berapa kali
B3- Pinjaman
B4- Plafond
B7 - Jml
B8- Jangka
C1- Omset
C2- Omset
C3- TK
C4- TK
C5- Jml macam
C6 Jml macam
C7- Perluasan
Um ur
JK
Didi k
TUsa ha
OUsah a
Bermitra
permodalan
lain
Angsura n
Waktu
sebelum
setelah
sebelu m
Setelah
barang sebelum
barang setelah
tempat
84
AHMAD FAUZI
26
1
4
2
117
2013
1
2
10000000
1150000
12
Bulan
120000000
90000000
1
2
1
3
1
85
YAYAN SURYANA
38
1
4
2
131
2006
3
2
10000000
1300000
10
Bulan
18000000
30000000
1
2
1
1
1
46111765 58094118 1,376 1,694117647 2,42254 2,8309859
0,259854573 0,230769231 0,1686047
77
Lampiran III
HASIL WAWANCARA
MITRA PEMBIAYAAN BMT MEKAR DA’WAH
Nama : Jumhana
Usaha : Dagang Kelapa Parut
Tgl Wawancara : 17 Oktober 2016 pkl. 10.00 WIB
1. Bagaimana awal mula Bapak/Ibu merintis usaha ini?
Jawab: Awal mula Saya merintis usaha kelapa parut ini, Saya awalnya bantu
usaha kaka saya. Kemudian banyak belajar, dan ‘ngeliatin’ apa-apa aja yang
dia lakuin tiap harinya. Saya ya... intinya, bantu-bantulah kasarnya. Akhirnya,
saran dari kakak saya, untuk bisa langsung terjun membuka lapak kelapa
parut ini, modal nekat saya jalani saja. Itu sekitar tahun 2014 yang lalu.
2. Berapa modal awal yang Bapak/Ibu gunakan untuk memulai usaha?
Jawab: Modalnya sih dulu, gak begitu banyak, kira-kira sekitar Rp2.500.000,-
3. Berapa omset penjualan Bapak/Ibu setiap bulan? Apakah setelah mendapat
pembiayaan, omset penjualan meningkat?
Jawab: Omset penjualan sebelum pembiayaan sehari bisa Rp1.500.000,-
setelah dapet pembiayaan dari BMT bisa mencapai Rp2.000.000,- /hari
bahkan bisa lebih.
4. Berapa jumlah tenaga kerja Bapak/Ibu saat ini? Apakah setelah mendapat
pembiayaan, jumlah tenaga kerja meningkat?
Jawab: Sekarang, alhamdulillah udah punya 1 orang karyawan yang
membantu. Karena, sebelumnya saya sendiri aja. Soalnya, makin banyak
persediaan kelapanya, dan pesanan kadang banyak juga, jadi emang butuh
karyawan.
5. Apakah setelah mendapat pembiayaan, variasi jumlah barang dagangan
meningkat?
Jawab: Ya, jadi sebelumnya dengan modal awal yang seadanya, Saya hanya
menjual kelapa parut saja. Setelah Saya ngajuin dari BMT, Saya perlahan
untuk mencoba melayani kelapa peras/santan gitu.
6. Selama memperoleh pembiayaan, apa Bapak/Ibu kesulitan untuk membayar
angsuran?
Jawab: Alhamdulillah lancar terus, tidak ada kendala. Karena per harinya
Saya bisa nabung atau naro tabungan di BMT Mekar Da’wah, jadi terkadang
angsuran per bulan suka dipotong aja dari tabungan, kira-kira nabung per hari
bisa Rp100.000,- sampai dengan Rp200.000,-.
7. Apakah dari usaha yang Bapak/Ibu jalani, aset yang bapak miliki bertambah?
Jawab: Aset secara fisik sih engga, tapi alhamdulillah tabungan wadiah di
BMT ada sekitar 20juta-an hehehe...
Nama : Suryana Ruhaedin
Usaha : Dagang Sayuran
Tgl Wawancara : 17 Oktober 2016 pkl. 11.30 WIB
1. Bagaimana awal mula Bapak/Ibu merintis usaha ini?
Jawab: Saya merintis usaha ini sejak tahun 2008. Namun baru ‘ngajuin’
pembiayaan dari BMT dari Tahun 2011. Saya berdua istri jalanin usaha
sayuran ini.
2. Berapa modal awal yang Bapak/Ibu gunakan untuk memulai usaha?
Jawab: Modal awal dulu dari 8jutaan, itu juga dulunya pinjem lewat pinjeman
uang lepas (rentenir), yang penting ada modal buat muter usaha. Tapi,
alhamdulillah semenjak kenal BMT udah gak ke rentenir lagi karna bunganya
besar banget sekitar 20% per bulan.
3. Berapa omset penjualan Bapak/Ibu setiap bulan? Apakah setelah mendapat
pembiayaan, omset penjualan meningkat?
Jawab: Omset penjualan per harinya sekarang sekitar Rp4.000.000 sampai
Rp5.000.000,- per harinya, kalo sebulan ya sekitar Rp120.000.000,- Cuma
itukan kotornya ya Neng. Dulunya sebelum dapet pembiayaan sekitar 3jutaan
per hari. Lumayan alhamdulillah makin kesini makin nambah.
4. Apakah setelah mendapat pembiayaan, jumlah tenaga kerja meningkat?
Jawab: Iya, sebelumnya berdua aja sama istri. Sekarang ada nambah 2 yang
bantu-bantu. Karena saya banyak pesenan selain di Pasar Serpong ini, buka
lapak di tempat lain juga dan banyak pesenan dari pesantren anak, restoran
rumah makan juga buat nyediain bahan sayurannya mereka.
5. Apakah setelah mendapat pembiayaan, variasi jumlah barang dagangan
meningkat?
Jawab: Karena ada tambahan modal dai BMT, sebelumnya cuma beberapa
sayuran aja, sekarang lebih fokus ke cabe, tapi belinya lebih banyak. Kadang
juga order ayam potong sama beras ambil di temen. Karena suka ada yang
pesen itu ke Saya.
6. Selama memperoleh pembiayaan, apa Bapak/Ibu kesulitan untuk membayar
angsuran?
Jawab: Lancar aja, gak kesulitan. Karena dari awal udah ngitung-ngitung juga
buat kemampuan bayarnya. Pernah yang nunggak-nunggak itu kalo pulang
kampung aja.
7. Apakah dari usaha yang Bapak/Ibu jalani, aset yang bapak miliki bertambah?
Jawab: Alhamdulillah udah nambah motor 2 buah, sebelumnya cuma punya 1
motor. Mobil losbak juga punya sendiri buat ngangkut sayuran, sama ada
mobil pribadi 1 walaupun boleh beli second .. hehe..
Nama : Suwito
Usaha : Dagang Telur
Tgl Wawancara : 18 Oktober 2016 pkl. 10.30 WIB
1. Bagaimana awal mula Bapak/Ibu merintis usaha ini?
Jawab: Berawal dari membantu usaha kakak, terus Saya mencoba mandiri
untuk membuka usaha dagang telur ini, tapi sampe sekarang buat operasional
tetep bareng sama kakak. Bermitra dengan BMT sejak Tahun 2012 dulu
pinjem sama BMT buat tambahan modal itu Rp20.000.000,-. Saya membeli
telur dari peternak di daerah Jawa, mulai dari 2 truk. Jenis telurnya telur asin,
telur ayam, dan telur puyuh.
2. Berapa modal awal yang Bapak/Ibu gunakan untuk memulai usaha?
Jawab: Modal awal sendiri dengan modal 10 juta.
3. Apakah setelah mendapat pembiayaan, omset penjualan meningkat?
Jawab: Iya.. dari awal semula omset pembiayaannya sekitar 8-9 juta per hari,
sekarang sudah sekitar 16 juta rupiah per hari. Karena banyak langganan juga,
agen-agen pada ngambil di sini.
4. Apakah setelah mendapat pembiayaan, jumlah tenaga kerja meningkat?
Jawab: Iya nambah, awalnya cuma berdua kakak. Sekarang sudah nambah 3
orang karyawan.
5. Apakah setelah mendapat pembiayaan, variasi jumlah barang dagangan
meningkat?
Jawab: Untuk variasi jumlah sih dari dulu tidak ada tambahan, hanya jumlah
telurnya aja atau persediaan telurnya jadi lebih banyak dari biasanya.
6. Selama memperoleh pembiayaan, apa Bapak/Ibu kesulitan untuk membayar
angsuran?
Jawab: Tidak ada.
7. Apakah dari usaha yang Bapak/Ibu jalani, aset yang bapak miliki bertambah?
Jawab: Alhamdulillah dulu rumah masih ngontrak, sekarang udah ada rumah
2, yang 1 dikontrakin. Mobil sebelumnya APV, udah bisa ganti mobil
INOVA terbaru.
Nama : Titi Juniarti
Usaha : Tukang Jahit
Tgl Wawancara : 19 Oktober 2016 pkl. 14.00 WIB
1. Bagaimana awal mula Bapak/Ibu merintis usaha ini?
Jawab: Awal saya merintis usaha ini dengan modal yang pas-pasan. Karena
dulu saya punya keterampilan jahit dan belajar jahit dari Ibu juga, Saya
memberanikan diri untuk membuka usaha ini. Untuk nambah-nambah
kebutuhan keluarga.
2. Berapa modal awal yang Bapak/Ibu gunakan untuk memulai usaha?
Jawab: Modal awal sih lumayan karna mesti beli mesin jahitnya sama
beberapa alat lainnya sekitar 5jutaan.
3. Apakah setelah mendapat pembiayaan, omset penjualan meningkat?
Jawab: Tergantung pelanggan sih, tidak begitu meningkat banget. Tapi
alhamdulillah lancar terus. Omsetnya gak nentu banget bisa 500-800ribu/hari.
4. Apakah setelah mendapat pembiayaan, jumlah tenaga kerja meningkat?
Jawab: Tidak, saya cuma sendiri aja. Maklum usaha rumahan.
5. Apakah setelah mendapat pembiayaan, variasi jumlah barang dagangan
meningkat?
Jawab: Yaa.. biasanya dulu awal hanya vermak levis gitu, tapi akhirnya bisa
dapet orderan jahit.
6. Selama memperoleh pembiayaan, apa Bapak/Ibu kesulitan untuk membayar
angsuran?
Jawab: Terkadang sih, soalnya kadang uang hasil usahanya emang kan buat
kebutuhan sehari-hari, jadi kadang suka kepake. Tapi, alhamdulillah BMT
mah asal ada omongan gitu alasannya apa jadi gada dendanya.
7. Apakah dari usaha yang Bapak/Ibu jalani, aset yang bapak miliki bertambah?
Jawab: Yaaa.. begini-beginin aja dek, udah bisa nambah-nambah buat
keperluan rumah tangga aja udah lumayan.
Nama : N. Elih Herlisyah
Usaha : Warung Nasi/Gado-gado
Tgl Wawancara : 20 Oktober 2016 pkl. 11.00 WIB
1. Bagaimana awal mula Bapak/Ibu merintis usaha ini?
Jawab: Awal saya merintis usaha gado-gado ini awalnya hanya dari makanan
kecil, dan minuman sekitar tahun 2004. Terus, gak sengaja bapak (suami)
bilang, “kenapa gak coba usaha gado-gado? Kan umi enak masakan gado-
gado nya juara” Sempet pengen, tapi masih belum pede karna awal dagang
iseng aja di rumah. Akhirnya dari usaha gado-gado banyak yang suka dan
sampai sekarang ini, alhamdulillah.
2. Berapa modal awal yang Bapak/Ibu gunakan untuk memulai usaha?
Jawab: Modal awal buat usaha sekitar 4 juta, karena selain bahan makanan
kan buat tempat jualannya kaya meja dan sebagainya.
3. Berapa omset sebelum dan setelah mendapat pembiayaan? Apakah setelah
mendapat pembiayaan, omset penjualan meningkat?
Jawab: omset sebelum dapet pembiayaan dari BMT sekitar Rp500.000,- per
hari. Sekarang sampai saat ini dapet pembiayaan dari BMT mencapai 1juta
sampai dengan 1,5 juta per hari. Alhamdulillah namanya usaha kan perlu
modal yaah, jadi cukup ngebantu banget.
4. Apakah setelah mendapat pembiayaan, jumlah tenaga kerja meningkat?
Jawab: Engga, soalnya sendiri. Paling ada yang bantu 1 orang tapi bantu-
bantu aja gak seharian.
5. Apakah setelah mendapat pembiayaan, variasi jumlah barang dagangan
meningkat?
Jawab: Iya, yang tadinya Cuma makanan kecil dan minuman, jadi jualan
gado-gado, sekarang juga nambah gorengan dan makanan kecil lainnya.
6. Selama memperoleh pembiayaan, apa Bapak/Ibu kesulitan untuk membayar
angsuran?
Jawab: Tidak, soalnya Saya juga nabung tiap hari. Jadi, karyawan BMT nya
suka tiap hari kesini buat ambil tabungan, jadi ngerasa lebih mudah aja
menyisihkannya.
7. Apakah dari usaha yang Bapak/Ibu jalani, aset yang bapak miliki bertambah?
Jawab: Alhamdulillah tempat usaha milik sendiri yang tadinya sewa.
Lampiran 4 Analisis Data Uji Normalitas
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Rata-rata omset penjualan sebelum
mendapat permodalan (per bulan) 85 4.61E7 3.335E7 4500000 2.E8
Rata-rata omset penjualan setelah
mendapat permodalan (per bulan) 85 5.81E7 4.115E7 7500000 2.E8
Jumlah tenaga kerja sebelum
mendapat permodalan 85 1.36 .508 1 3
Jumlah tenaga kerja setelah
mendapat permodalan 85 1.99 .748 1 4
Jumlah macam barang dagangan
sebelum mendapat permodalan 85 2.41 2.518 1 9
Jumlah macam barang dagangan
setelah mendapat permodalan 85 3.22 2.661 1 9
Analisis Data Omset Penjualan
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Rata-rata omset penjualan
sebelum mendapat
permodalan (per bulan)
85 4.61E7 3.335E7 4500000 2.E8
Rata-rata omset penjualan
setelah mendapat
permodalan (per bulan)
85 5.81E7 4.115E7 7500000 2.E8
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Rata-rata
omset
penjualan
sebelum
mendapat
permodalan
(per bulan)
Rata-rata
omset
penjualan
setelah
mendapat
permodalan
(per bulan)
Jumlah
tenaga
kerja
sebelum
mendapat
permodala
n
Jumlah
tenaga
kerja
setelah
mendapat
permodalan
Jumlah
macam
barang
dagangan
sebelum
mendapat
permodalan
Jumlah
macam
barang
dagangan
setelah
mendapat
permodala
n
N 85 85 85 85 85 85
Normal
Parametersa
Mean 46111764.71 58094117.65 1.36 1.99 2.41 3.22
Std. Deviation 3.335E7 4.115E7 .508 .748 2.518 2.661
Most Extreme
Differences
Absolute .168 .152 .411 .270 .312 .216
Positive .168 .152 .411 .270 .312 .216
Negative -.106 -.109 -.247 -.247 -.288 -.202
Kolmogorov-Smirnov Z 1.548 1.402 3.785 2.491 2.881 1.990
Asymp. Sig. (2-tailed) .017 .039 .000 .000 .000 .001
a. Test distribution is Normal.
Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Rata-rata omset penjualan
setelah mendapat
permodalan (per bulan) -
Rata-rata omset penjualan
sebelum mendapat
permodalan (per bulan)
Negative Ranks 5a 29.40 147.00
Positive Ranks 65b 35.97 2338.00
Ties 15c
Total 85
a. Rata-rata omset penjualan setelah mendapat permodalan (per bulan) < Rata-rata omset penjualan
sebelum mendapat permodalan (per bulan)
b. Rata-rata omset penjualan setelah mendapat permodalan (per bulan) > Rata-rata omset penjualan
sebelum mendapat permodalan (per bulan)
c. Rata-rata omset penjualan setelah mendapat permodalan (per bulan) = Rata-rata omset penjualan
sebelum mendapat permodalan (per bulan)
Test Statisticsb
Rata-rata omset penjualan
setelah mendapat permodalan
(per bulan) - Rata-rata omset
penjualan sebelum mendapat
permodalan (per bulan)
Z -6.461a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Analisis Data Jumlah Tenaga Kerja
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Jumlah tenaga kerja setelah
mendapat permodalan -
Jumlah tenaga kerja
sebelum mendapat
permodalan
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 48b 24.50 1176.00
Ties 37c
Total 85
a. Jumlah tenaga kerja setelah mendapat permodalan < Jumlah tenaga kerja sebelum
mendapat permodalan
b. Jumlah tenaga kerja setelah mendapat permodalan > Jumlah tenaga kerja sebelum
mendapat permodalan
c. Jumlah tenaga kerja setelah mendapat permodalan = Jumlah tenaga kerja sebelum
mendapat permodalan
Test Statisticsb
Jumlah tenaga kerja setelah mendapat
permodalan - Jumlah tenaga kerja sebelum
mendapat permodalan
Z -6.637a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Jumlah tenaga kerja
sebelum mendapat
permodalan
85 1.36 .508 1 3
Jumlah tenaga kerja setelah
mendapat permodalan 85 1.99 .748 1 4
Analisis Data Jumlah Barang Dagangan Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Jumlah macam barang
dagangan sebelum
mendapat permodalan
85 2.41 2.518 1 9
Jumlah macam barang
dagangan setelah mendapat
permodalan
85 3.22 2.661 1 9
Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Jumlah macam barang
dagangan setelah mendapat
permodalan - Jumlah macam
barang dagangan sebelum
mendapat permodalan
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 40b 20.50 820.00
Ties 45c
Total 85
a. Jumlah macam barang dagangan setelah mendapat permodalan < Jumlah macam barang
dagangan sebelum mendapat permodalan
b. Jumlah macam barang dagangan setelah mendapat permodalan > Jumlah macam barang
dagangan sebelum mendapat permodalan
c. Jumlah macam barang dagangan setelah mendapat permodalan = Jumlah macam barang
dagangan sebelum mendapat permodalan
Test Statisticsb
Jumlah macam barang dagangan setelah
mendapat permodalan - Jumlah macam
barang dagangan sebelum mendapat
permodalan
Z -5.655a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test