Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI MAHASISWA EKSTENSI FEUI TERHADAP KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI SUATU PILIHAN
KARIR Monicha Shalimar Panambang, Sri Daryanti
Program Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi Univeristas Indonesia
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai manfaat dari kewirausahaan dan
nilai pengorbanan dari kewirausahaan berpengaruh terhadap penilaian pada kewirausahaan
sebagai suatu pilihan karir bagi mahasiswa Ekstensi FEUI. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 149 responden teknik Purposive
Sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dengan analisis menggunakan
Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh positif signifikan pada nilai manfaat dan negatif signifikan pada nilai pengorbanan
kewirausahaan terhadap penilaian profesi kewirausahaan.
Kata Kunci:
Kewirausahaan, Pengembangan Karir, Kognitif
ABSTRACT
The objective of this research is to analyze how can Perceived Benefits of Entrepreneurship
and Perceived Sacrifices of Entrepreneurship effect Perceived Value of Entrepreneurship.This
research also applied quantitative approach. The sample comprise of 149 college students at
Extension Program in Economic Faculty University of Indonesia. Sampling technique using
Purposive sampling. This research used questionerire as research instrument and analyzed
with Structural Equation Modeling (SEM). The result of this research findings that perceived
benefits of entreprenuship have positive and statisically significant effect on perceived value
of entrepreneurship and that Perceived Sacrifices of Entrepreneurship have negative and
statisically significant effect Perceived Value of Entrepreneurship
Key words:
Entrepreneurship, Career Development, Cognitive
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permasalahan ekonomi makro seperti inflasi dan pengangguran merupakan masalah
perekonomian yang melanda hampir seluruh negara di dunia, terutama di negara berkembang
seperti Indonesia. Tingkat pengangguran di negara ini terbilang tinggi, Badan Pusat Statistik
(BPS) menyatakan sampai dengan Agustus 2012 jumlah pengangguran mencapai 7,24 juta.
(www.suaramerdeka.com, 2012)
Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasannya lapangan kerja yang tersedia sehingga
membuat jumlah pengangguran yang terus meningkat setiap tahunnya Salah satu alternatif
untuk mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia ialah dengan mengarahkan masyarakat
semenjak dini untuk membuka usaha sendiri atau berwirausaha. Kewirausahaan merupakan
salah satu solusi yang membantu mengurangi jumlah pengangguran yang ada di suatu negara.
Mahasiswa merupakan bagian dari generasi muda yang memiliki peran yang sangat
besar terhadap kemajuan perekonomian bangsa. Paradigma yang terlihat dimasyarakat adalah
banyak mahasiswa yang lebih memilih menjadi pegawai dibandingkan menjadi wirausaha
sebagai suatu pilihan profesi diwaktu yang akan datang.
Wirausaha sulit dibentuk dalam waktu singkat atau instan. Perguruan tinggi sudah
seharusnya mempunyai program bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan salah satunya
dengan menciptakan jiwa berwirausaha bagai mahasiswa. Sehingga kedepannya lulusan
berminat untuk menjadi wirausaha. Sebagai lembaga pendidikan terbaik di Indonesia,
Universitas Indonesia pun mendukung terciptanya wirausahawan muda dengan mendirikan
peminatan Bisnis dan Small Medium Enterprise pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi.
Segal et al, 2005 berpendapat bahwa penilaian individu terhadap wirausaha sebagai
pilihan karir yang diinginkan mungkin berhubungan dengan niat untuk terjun sebagai
wiraswasta di masa depan. Sedangkan menurut Krueger et al, 2000 bahwa keputusan karir
merupakan proses kognitif pada keyakinan, sikap dan niat berkembang. Berdasarkan pendapat
tersebut dapat dikatakan bahwa niat berwirausaha dipengaruhi oleh suatu proses kognitif.
Monroe (1979) dan Zeithamal (1988) mendefinisikan nilai kewirausahaan adalah pada
setiap waktu dan keadaan individu secara keseluruhan penilaian kewirausahaan dilakukan
berdasarkan persepsi dari apa yang diterima dan apa yang diberikan saat memulai usaha baru.
Definisi tersebut menyoroti, karakteristik interaktif dan dinamis dirasakan nilai
kewirausahaan. Hal ini juga menunjukkan bahwa nilai yang dirasakan dari kewirausahaan
dibangun terdiri atas dua komponen yaitu Perceived Benefits of Entrepreneurship dan
Perceived Sacrifices of Entrepreneurship. Ladden et al, (2007). Perceived Benefits of
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
3
Entrepreneurship (nilai manfaat kewirausahaan) dan Perceived Sacrifices of
Entrepreneurship (nilai pengorbanan kewirausahaan).
Penelitian ini mencoba mengembangkan penelitian sebelumnya yang dilakukan di
China tentang proses kognitif dalam pemilihan karir. Fokus penelitian ini untuk mengetahui
persepsi nilai kewirausahaan dalam proses kognitif bagi mahasiswa Ekstensi FEUI terhadap
kewirausahaan sebagai suatu pilihan karir dimasa depan berdasarkan penggabungan faktor-
faktor Perceived Benefits of Entrepreneurship dan Perceived Sacrifices of Entrepreneurship.
Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh Perceived Benefits of Entrepreneurship terhadap Perceived
Value of Entrepreneurship bagi mahasiswa Ekstensi FEUI?
2. Bagaimanakah pengaruh Perceived Sacrifices of Entrepreneurship terhadap
Perceived Value of Entrepreneurship bagi mahasiswa Ekstensi FEUI?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh Perceived Benefits of Entrepreneurship terhadap Perceived
Value of Entrepreneurship bagi mahasiswa Ekstensi FEUI.
2. Mengetahui pengaruh Perceived Sacrifices of Entrepreneurship terhadap
Perceived Value of Entrepreneurship bagi mahasiswa Ekstensi FEUI.
TINJAUAN TEORITIS
Saat ini, telah banyak literatur yang ada dengan berbagai definisi tentang kewirausahaan
yang berbeda, domain, dan konteks terhadap kewirausahaan (Gartner, 1988). Salah satu
masalah utama yang menghambat kemajuan dalam pembentukan paradigma umum untuk
kewirausahaan adalah kurangnya pendapat yang konsensus mengenai definisi dari
entrepreneurship. Dalam tinjauan ulang pada buku teks dan jurnalnya, Morris (1998),
menemukan lebih dari tujuh puluh definisi yang berbeda untuk entrepreneurship dalam
periode selama hampir lima tahun.
Menurut Hisrich, Peter dan Shepherd (2008) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah
proses menciptakan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang
diperlukan, menanggung resiko keuangan, fisik, serta resiko sosial yang mengiringi,
menerima imbalan moneter yang dihasilkan serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
4
Perceived Value of Entrepreurship (Nilai Kewirausahaan)
Monroe (1979) dan Zeithamal (1988) mendefinisikan nilai kewirausahaan adalah pada
setiap waktu dan keadaan individu secara keseluruhan penilaian kewirausahaan dilakukan
berdasarkan persepsi dari apa yang diterima dan apa yang diberikan saat memulai usaha baru.
Definisi tersebut menyoroti, karakteristik interaktif dan dinamis dirasakan nilai
kewirausahaan (Perceived Value of Entrepreurship) . Hal ini juga menunjukkan bahwa nilai
yang dirasakan dari kewirausahaan dibangun terdiri atas dua komponen yaitu Perceived
Benefits of Entrepreneurship dan Perceived Sacrifices of Entrepreneurship. Ladden et al,
(2007). Perceived Benefits of Entrepreneurship (nilai manfaat kewirausahaan) dilihat dari
lima indikator seperti ekonomi, sosiologi, psikologi dan perilaku konsumen dan Perceived
Sacrifices of Entrepreneurship (nilai pengorbanan kewirausahaan) dilihat dari indikator
pertimbangan moneter dan non moneter.
Perceived Benefits of Entrepreneurship (Nilai Manfaat Kewirausahaan)
Nilai manfaat yang dirasakan pada kewirausahaan terdiri dari lima dimensi yang
disesuaikan dari Sheth et al 's. (1991). Kelima nilai model memperluas aplikasi dalam
beragam disiplin ilmu seperti ekonomi, sosiologi, psikologi dan konsumen perilaku (Ledden
et al, 2007) dan korespondensi dengan penelitian kewirausahaan. Berikut ini merupakan
penjelasan dari kelima dimensi tersebut diantaranya :
- Emotional Value
Dalam konteks kewirausahaan, nilai emosional (EMV) adalah perasaan dan afektif
yang terbangun dari aktivitas kewirausahaan. Jika mengambil tindakan kewirausahaan bisa
memenuhi kebutuhan emosional individu, EMV kewirausahaan akan menjadi tinggi dan
individu akan memiliki niat lebih untuk memulai sebuah usaha baru. Shane et.al (2003)
berpendapat bahwa "gairah, cinta egois pekerjaan" adalah motif utama yang mendorong orang
untuk membangun suatu organisasi dan yang membuatnya menguntungkan.
- Economic Value
Dalam konteks kewirausahaan, nilai ekonomi (ECV) mengacu pada manfaat ekonomi
yang diperoleh dari menjalankan bisnis baru. Hasil pengusaha atau pengusaha oportunistik,
keuntungan komersial dari usaha baru adalah faktor penting untuk keputusan kewirausahaan.
Keuntungan akan membawa uang kepada mereka untuk hidup, karena semakin tinggi
keuntungan, semakin bernilai meraih peluang kewirausahaan.
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
5
- Social Value
Merupakan manfaat yang diperoleh melalui antar pribadi atau kelompok interaksi.
Dalam konteks kewirausahaan, nilai ini dapat berkaitan dengan status sosial yang diterima
dari menjadi seorang pengusaha atau manfaat dari membangun hubungan dengan orang lain.
Keterampilan sosial mereka dapat ditingkatkan melalui proses kewirausahaan.
- Epistemic Value
Nilai epistemik (EPV) mengacu pada manfaat yang diperoleh melalui kemampuan
aktivitas kewirausahaan untuk membangkitkan rasa ingin tahu, memberikan hal baru dan
memuaskan dalam keinginan akan pengetahuan. Lingkungan kewirausahaan adalah sebuah
lingkungan terbuka, dimana masalah yang dihadapi wirausaha antara relita dengan harapan.
Tidak mungkin bagi pengusaha untuk memiliki pengetahuan struktur secara sempurna dan
kerangka yang akan mereka pelajari dalam proses kewirausahaan.
- Self-Actualization Value
Nilai aktualisasi diri (SAV) berkaitan dengan nilai yang potensi pengusaha dan ambisi
dapat diwujudkan melalui kegiatan kewirausahaan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa
uang bukanlah faktor penting untuk sebagian besar pengusaha terutama yang berteknologi
tinggi. Individu yang lebih memilih untuk menjalankan bisnis mereka sendiri merasa seperti
karir akan membawa pengalaman kerja lebih menarik (misalnya perasaan prestasi, bekerja
secara mandiri, orisinalitas dan kreativitas, dan mengawasi orang lain) daripada bekerja untuk
sebuah organisasi (Brenner et al, 1991).
Perceived Sacrifices of Entrepreneurship (Nilai Pengorbanan Kewirausahaan)
Ladden et al (2007) menjelaskan bahwa konsep dari nilai pengorbanan kewirausahaan
terbagi atas dua pertimbangan yaitu Monetary Value (nilai moneter) dan Non Monetary Value
(nilai non moneter) Berikut ini merupakan penjelasan dari kedua dimensi tersebut
diantaranya:
- Monetary Value
Konsep pengorbanan dirasakan kewirausahaan terdiri baik moneter dan non-moneter
pertimbangan (Ledden et al, 2007). Moneter Pengorbanan (MS) merupakan pengorbanan
yang dibuat pada istilah moneter, misalnya dalam konteks kewirausahaan, MS dapat
berhubungan dengan awal biaya tetap, biaya litbang, biaya tenaga kerja, dll.
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
6
- Non Monetary Value
Non-moneter pengorbanan. Non-moneter pengorbanan (NMS) account untuk
pengorbanan yang dibuat non-berupa uang hal seperti waktu, kesehatan usaha energi, dll.
Kognitif
Robbins (2006) menyatakan bahwa sikap adalah pernyataan evaluatif baik disukai
atau tidak disukai tentang suatu objek, orang, atau kejadian-kejadian. Lebih lanjut Robbins
(2006) mengatakan bahwa ada salah satu pembentuk sikap, yaitu : Komponen kognitif
merupakan komponen kepercayaan didasari oleh pengetahuan, persepsi, dan pengalaman
seseorang mengenai suatu objek. Pengetahuan dan persepsi yang diperoleh berdasarkan
pengalaman langsung dengan objek sikap. Pengetahuan dan persepsi yang ditimbulkan
biasanya mengambil bentuk kepercayaan yaitu kepercayaan bahwa objek sikap mempunyai
berbagai sifat dan bahwa perilaku tertentu akan menghasilkan hasil-hasil tertentu.
Berikut ini merupakan kerangka berfikir berdasarkan teori menggabungkan antara teori
Perceived Benefits of Entrepreneurship Sheth et al 's, 1991. dan Perceived Sacrifices of
Entrepreneurship oleh Ladden et al, 2007.
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian Persepsi Nilai Kewirausahaan
Sumber: Wu, Lingfei. And Li, Jun. (2010) Perceived Value of Entrepreneurship A Study of the Cognitive Process of Entrepreneurial Career Decision. Journal of Chinese Entrepreneurship
H1
H2
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
7
Mengacu pada rumusan masalah, tinjauan teoritis dan beberapa penelitian terdahulu
yang diuraikan maka hipotesis yang dikemukakan oleh penelitian adalah sebagai berikut :
H1 : Perceived Benefits of Entrepreneurship memiliki pengaruh terhadap
Perceived Value of Entrepreneurship
H2 : Perceived Sacrifices of Entrepreneurship memiliki pengaruh terhadap
Perceived Value of Entrepreneurship
METODE
Desain Penelitian
Rencana mencakup garis besar dari apa yang dilakukan peneliti berawal dari penulisan
hipotesis kemudian implikasi operasional hingga ke analisis akhir data. Desain penelitian
dibagi menjadi tiga yaitu, eksploratori, deskriptif dan sebab akibat (Cooper & Schindler,
2006). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain riset deskriptif dan kausal.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dengan cara Self Administrated Questionaire, dimana
responden diminta untuk mengisi kuesioner yang dibagikan ditempat dan tidak dibawa pergi
(Zikmund, 1997). Jenis kuesioner yang digunakan adalah terstruktur yaitu kuesioner dengan
pertanyaan tertutup. Digunakan untuk memudahkan peneliti dalam menilai jawaban
responden dan menganalisis data, serta memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan. Skala pengukuran yang digunakan adalah likert scale dengan 7
(tujuh) poin yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya.
Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling, yang
berarti responden dipilih oleh peneliti berdasarkan kriteria yang diperlukan, sehingga peneliti
menentukan elemen apa yang dimasukkan ke dalam sampel (Malhotra, 2007). Populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia Salemba dan Depok. Hair et al (2006) dan Wijanto (2008) menyarankan bahwa
paling rendah rasio lima responden pervariabel teramati akan mencukupi untuk distribusi
normal ketika sebuah variabel laten mempunyai indikator dan rasio 10 responden per variabel
teramati mencukupi ukuran sampel yang diperlukan untuk estimasi.
Berdasarkan hal tersebut, sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program
Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Depok dan Salemba yang masih aktif
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
8
sebagai mahasiswa. Minimal jumlah responden dalam penelitian ini adalah 28 x 5 = 140
responden. Pada penelitian ini jumlah responden yang digunakan adalah 149 responden.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
Purposive sampling. Purposive Sampling adalah teknik sampling yang dilakukan oleh peneliti
jika peneliti memilki pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu di dalam
pengambilan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian Kriteria-kriteria yang harus
dipenuhi bagi sampel penelitian ini adalah mahasiswa aktif program Ekstensi Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, baik di Salemba maupun di Depok.
Metode Analisis dan Pengelolaan Data
Pada penelitian ini menggunakan beberapa metode analisis dalam pengelolaan data,
diantaranya:
- Metode Pretest
Pretest kuesioner bertujuan untuk menguji reliabilitas dan validitas dari kuesioner.
Pada tahap pretest, kuesioner disebarkan pada kelompok kecil responden yang
biasanya berjumalah 30 orang. Peneliti mengolahnya dengan software SPSS 17 for
Windows.
- Analisis Reliabilitas
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot
(pengukuran sekali saja). Disini pengukuran variabelnya dilakukan sekali dan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi
antar jawaban pertanyan. Suatu kostruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,600 (Maholtra, 2007).
- Analisis Validitas
Factor loading digunakan sebagai koefisien validitas untuk mengetahui apakah
indikator tersebut valid atau tidak. Rile of thumb nilai factor loading diatas 0,50
dinyatakan sebagi indikator yang valid. Pada output SPSS factor loading dapat dilihat
pada table component matrix. Factor loading menggambarkan besarnya korelasi
antara setiap indikator dengan faktor skor yang terbentuk. Semakin tinggi nilai ini
menggambarkan sifat validitas indikator lebih tinggi.
Sebelum di interpretasikan koefisien validitas dari factor loading maka harus
memenuhi asumsi analisis faktor yang perlu diperhatikan seperti nilai Kaiser-Meyer-
Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) diatas 0.5, nilai, MSA diatas 0,50 serta
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
9
kecukupan korelasi antara setiap butir pertanyaan yang mengukur variable laten yang
sama dalam uji Barlett’s test dengan nilai p-value diatas 0,05. (Ghozali, 2011).
- Analisis Structural Equation Model
Tahap analisis SEM pertama kali adalah melakukan Confirmatory Factor
Analysis (CFA) terhadap setiap variabel laten. Tahap CFA adalah evaluasi terhadap
model pengukuran. Mengukur seberapa baik hubungan antara setiap indikator dengan
variabel latennya dan indikator mengukur variabel laten dalam validitas model.
Kemudian mengukur keandalan dalam mengukur variabel laten yang disebut
reliabilitas.
Evaluasi validitas indikator dalam proses CFA di lihat dari nilai Standardized
Loading Factor (SLF). Rule of thumb nilai SLF diatas 0,50 atau lebih baik diatas 0,70
sebagai indikator yang valid. Reliablitas dalam CFA tidak dilakukan dengan
Cronbach’s alpha tapi dengan Construct Reliability (CR). Nilai ini dapat
diinterpretasikan seperti Cronbach’s alpha dimana rule of thumb nilai CR diatas 0,60
dapat dikatakan reliabel.
Kemudian setelah menguji reliabilitas perlu diperhatikan nilai average
variance extracted (AVE) yang menggambarkan variasi data indikator berada pada
variabel laten. Semakin tinggi nilai AVE menggambarkan sifat reliabilitas yang baik.
Jika rule of thumb nilai AVE diatas 0,50 dapat diterima.
Langkah selanjutnya dalam SEM adalah menguji atau mengkonfirmasi model
struktural berdasarkan data empiris dengan melakukan pengujian hipotesis. Pengaruh
antara variable dapat dimaknai oleh nilai t statistik dimana rule of thumb nilai t
statistik >1,96 atau > -1,96 pada posisi wilayah penerimaan pada two way approach.
Berarti suatu variabel laten berpengaruh secara signifikan terhadap variabel laten
lainnya, artinya hipotesis diterima.
Selain uji signifikansi, perlu diperhatikan nilai R square yang menggambarkan
besarnya varian variabel endogen yang mampu dijelaskan oleh sejumlah variabel
eksogen. Semakin tinggi nilai R square menunjukan kebaikan model lebih baik.
Langkah terakhir dalam SEM adalah mengecek keseluruhan model
pengukuran dan model struktural melalui beberapa ukuran Goodness of Fit (GoF).
Pada penelitian ini digunakan Good of Fit Absolute yaitu membandingkan antara nilai
covariance sampel data dengan covariance prediksi seperti RMSEA dan GFI index.
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
10
Kemudian mengukur incremental seperti NFI, CFI, IFI dan RFI. Berikut pada tabel
indeks-indeks yang dapat digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model:
Tabel 3. 2 Goodness of Fit Indices
Ukuran GoF Target Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) < 0,08 Normed Fit Index (NFI) = > 0,90 Non-Normed Fit Index (NNFI) = > 0,90 Comparative Fit Index (CFI) = > 0,90 Incremental Fit Index (IFI) = > 0,90 Relative Fit Index (RFI) = > 0,90 Goodness of Fit Index (GFI) = > 0,90
Sumber: Wijayanto, 2008
Setelah menganalisis data menggunakan SEM dan model diterima atau telah
dievaluasi kesesuaiannya (good fit), maka langkah selanjutnya adalah menguji
hipotesis dan melakukan penerapan pola yang dihasilkan. Tetapi jika model
dinyatakan tidak fit, maka dilakukan modifikasi model untuk menghasilkan model
alternatif yang akan dibandingkan model aslinya. Model yang lebih baik dipilih
setelah mendapat justifikasi teoritis, kemudian setelah itu dilakukan uji hipotesis yang
kemudian dilanjutkan dengan penerapan hasil.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan diuraikan hasil pengelolaan data kuesioner yang telah diperoleh
dari responden. Analisis statistik yang digunakan terdiri dari beberapa tahap yaitu analisis
reliabilitas dan validitas serta analisis SEM. Hasil analisis data tersebut digunakan untuk
menjawab tujuan dan masalah penelitian.
- Uji Pretesting Reliabilitas
Menurut Malhotra (2007), apabila koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan berada
diatas 0,6 maka pertanyaan-pertanyaan didalam kuesioner dapat dikatakan memiliki
konsistensi internal (reliable). Hasil pretesting uji reliabilitas terhadap 30 responden pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
11
Tabel 4.11 Hasil Pretesting Uji Reliabilitas
Variable Cronbach's Alpha
Reliabilitas
Perceived value of entrepeneurship 0,717 Reliable Emotional value 0,732 Reliable Economic value 0,616 Reliable Social value 0,713 Reliable Epistemic value 0,841 Reliable Self actualization 0,645 Reliable Monetary sacrifice 0,709 Reliable Non monetary sacrifice 0,881 Reliable
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2012
Hasil dari Tabel 4.1. diatas, dapat dilihat bahwa seluruh variabel memiliki nilai
Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap item pertanyaan dari
delapan variabel dalam kuesioner memiliki tingkat keandalan yang baik sebagai alat ukur
yang dapat memberikan informasi variabel dengan reliabilitas yang baik, maka penelitian
dapat dilanjutkan.
Hasil Pre-testing Uji Validitas
Sebelum di interpretasikan koefisien validitas dari factor loading maka harus
memenuhi asumsi analisis faktor yang perlu diperhatikan seperti nilai Kaiser-Meyer-Olkin
Measure of Sampling Adequacy (KMO) diatas 0.5, nilai, MSA diatas 0,50 serta kecukupan
korelasi antara setiap butir pertanyaan yang mengukur variable laten yang sama dalam uji
Barlett’s test dengan nilai p-value diatas 0,05. (Ghozali, 2011).
Tabel 4.12 Hasil Pretesting Uji Validitas
Variable KMO Sig. Barlett’s Item MSA
Rotated Component
Matrix Perceived value of entrepeneurship 0,500 0,001 PV 1
PV 2 0,50 0,50
0,886 0,886
Emotional value 0,694 0,000
EMV1 EMV2 EMV3 EMV4
0,727 0,654 0,679 0,766
0,730 0,816 0,779 0,656
Economic value 0,612 0,016
EMV1 EMV2 EMV3
0,589 0,587 0,722
0,800 0,806 0,649
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
12
Tabel 4.12 Hasil Pretesting Uji Validitas (Lanjutan)
Variabel KMO Sig. Barlett’s Item MSA
Rotated Component
Matrix
Social value 0,572 0,000 SV1 SV2 SV3
0,688 0,545 0,560
0,644 0,898 0,838
Epistemic value 0,777 0,000
EPV1 EPV2 EPV3 EPV4 EPV5 EPV6 EPV7 EPV8
0,763 0,796 0,798 0,781 0,691 0,821 0,742 0,831
0,838 0,757 0,640 0,828 0,627 0,688 0,594 0,639
Self actualization 0,500 0,007 SAV1 SAV2
0,500 0,500
0.860 0,860
Monetary sacrifice 0,714 0,001
MS1 MS2 MS3 MS4
0,828 0,782 0,684 0,671
0,543 0,735 0,818 0,822
Non monetary sacrifice 0,500 0,000 NMS1
NMS2 0,500 0,500
0,945 0,945
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2012
KMO
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh variabel mempunyai nilai Kaiser-
Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) memenuhi syarat di atas 0.5, maka
dapat disimpulkan bahwa uji analisis faktor dapat dilanjutkan (Ghozali, 2011).
Sig. Bartlett’s
Ghozali (2008) mengatakan bahwa Uji Bartlett’s Test merupakan uji statistik untuk
menentukan ada tidaknya korelasi antar variabel. Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat
bahwa nilai dari Sig. Bartlett’s berada dibawah 0.05, hal ini menunjukkan variabel dan
sampel yang digunakan memiliki hubungan antar sesama indikator dalam variabel.
Penelitian ini dapat dilanjutkan.
MSA
Mengetahui korelasi antar-variabel independent dapat diperhatikan nilai MSA
(Measure of Sampling Adequacy). Berdasarkan Tabel 4.12, seluruh item pada variabel
menunjukkan nilai Measure of sampling Adequancy (MSA) berada di atas 0,5.
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
13
Rotated Component matrix
Ghozali (2008) mengatakan bahwa alat penting untuk interpretasi faktor adalah factor
rotation. Berdasarkan tabel 4.6. di atas, extraction method menggunakan principal
component analysis untuk menentukan factor loading. Dari data tersebut dapat dilihat
bahwa factor loading dari seluruh pertanyaan pada variabel mempunyai nilai yang berada
di atas 0,5.
Berdasarkan hasil analisis uji validitas melalui hasil perhitungan yang dilihat dari
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO, Bartlett’s Test Measure of
Sampling Adequacy (MSA) dan Rotated Component Matrix dapat disimpulkan bahwa
seluruh item pada variabel adalah dinyatakan valid dan penelitian dapat dilanjutkan.
Analisis Structural Model (Model Struktural)
Structural Model atau model strukural adalalah model dalam SEM yang merupakan
model yang menunjukan alur antara variabel laten. Menguji pengaruh antara variabel laten
apakah sesuai dengan data empiris atau sebaliknya. Model ini dilakukan setelah mendapatkan
model CFA setiap variable laten yang valid dan reliabel.
- Analisis Kausal
Berdasarkan model struktural dapat diketahui bagaimana pengaruh antar variabel
laten, dalam hal ini yaitu pengaruh nilai manfaat dan pengorbaan terhadap nilai
kewirausahaan yang disebut analisis kausal. Berdasarkan hasil output LISREL pada lampiran,
berikut ini adalah tabel yang menunjukan hasil estimasi parameter Standaridized (nilai bobot)
model struktural untuk model tersebut.
Tabel 4.23 Analisis Pengaruh Variabel
Path Estimasi Standard Error t value Keterangan
PBE ----> PVE 0,56 0,095 5,85 Ada Pengaruh Signifikan
PSE -----> PVE -0,39 0,100 -3,80 Ada Pengaruh Signifikan
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2012
Variable laten Perceived Benefit Entrepreneurship (PBE) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Perceived Value of Entrepeneurship (PVE) yang ditunjukan oleh estimasi
atau koefisien sebesar 0,56 dan nilai t statistic 5,85 > 1,96 (signifikan). Hal ini menunjukakn
bahwa ada pengaruh positif secara signifikan setiap kenaikan persepsi PBE terhadap
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
14
peningkatan persepsi PVE. Meningkatnya persepsi PBE maka akan meningkakan persepsi
PVE.
Variable laten Perceived Sacrifices of Entrepreneurship (PSE) mempunyai pengaruh
signifikan terhadap Perceived Value of Entrepeneurship (PVE) dengan estiamsi sebesar -0,39
dan nilai t statistik -3,80 > -1,96 (signifikan). Meskipun demikian variable laten PSE
mepunyai pengaruh negatif signfikan terhdap PVE. Hal ini menunjukan bahwa menurunnya
persepsi PSE maka akan meningkatkan nilai PVE.
Secara keseluruhan, meskipun kedua variabel memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap PVE akan tetapi pengaruh PBE lebih tinggi dari pengaruh PSE. Nilai koeofosin alur
PBE terhadap PVE adalah 0,56 dan pengaruh PSE terhadap PVE adalah -0,39. Berikut model
persamaan stuktural yang terbentuk:
Gambar 4.4 Model Struktural Estimasi
Sumber : Hasil Olahan, Penulis 2012
Gambar 4.5 Model Struktural t-value
Sumber : Hasil Olahan, Penulis 2012
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
15
Uji Kecocokan Model Struktural (Goodness of fit)
Uji Goodness of Fit bertujuan untuk menilai apakah data yang dikumpulkan sesuai
dan cocok dengan model. Berdasarkan pada output analisis SEM dengan menggunakan
LISREL maka diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.24 Hasil Uji Goodness of Fit Keseluruhan Model
Ukuran Goodness of Fit Target Keterangan
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.00 < 0,08 Good Fit Normed Fit Index (NFI) = 0.99 = > 0,90 Good Fit Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1,00 = > 0,90 Good Fit Comparative Fit Index (CFI) = 1,00 = > 0,90 Good Fit Incremental Fit Index (IFI) = 1,00 = > 0,90 Good Fit Relative Fit Index (RFI) = 0.98 = > 0,90 Good Fit Goodness of Fit Index (GFI) = 1.00 = > 0,90 Good Fit
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2012
Berdasarkan hasil diata, secara keseluruhan pemeriksaan GoF mellaui beberapa
ukuran mencapai tingkat kecocokan yang dapat diterima yaitu nilai RMSEA 0.0072 < 0,08
(good fit) serta nilai GFI index 0,96 > 0,90 (good fit). Ukuran incremental seperti NFI, NNFI,
IFI, CFI dan RFI berada dalam tingkat yang dapat diterima yaitu diatas 0,90. Hal ini
menunjukan bahwa data empiris yang ada mampu mengkonfirmasi hubungan antara variable
laten dengan indikatornya dan antara variable laten dengan tingkat kecocokan yang tinggi.
- Koefisian Determinan (R2)
Koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada reduced form equation yang diambil dari
output hasil olahan model struktural:
Reduced Form Equations:
PVE = 0.56*PBE - 0.39*PSE, Errorvar.= 0.53 , R² = 0.47 (0.095) (0.10) (0.13) 5.85 -3.80 4.03 Berikut merupakan interpretasi dari persamaan di atas:
Nilai ini adalah nilai R2 yang menyatakan besarnya pengaruh bersama kedua variable
laten eksogen yaitu PBE dan PSE terhadap PVE. Nilai R2 yang dicapai adalah 0,47 atau 47%
variasi atau keragaman PVE mampu diterangkan oleh PBE dan PSE.
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
16
Analisis Hipotesis
Analisis pengujian hipotesis dilakukan sesuai dengan analisis hubungan kausal pada t-
value dimana hioptesis alternatif akan diterima pada t-value > 1,96. Berikut ini adalah tabel
hipotesis pada penelitian ini:
Tabel 4.25 Hasil Hipotesis Penelitian
Hipotesis Peryataan Hipotesis t Value Keterangan
H1
Perceived Benafit of Entrepreneurship
memiliki pengaruh terhadap Perceived
Value of Entrepreneurship
5,85
Hipotesis diterima. Data
mendukung hipotesis
H2
Perceived Sacrifices of Entrepreneurship
memiliki pengaruh terhadap Perceived
Value of Entrepreneurship
-3,80
Hipotesis diterima. Data
mendukung hipotesis
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2012
Keterangan: H1 : Berdasarkan nilai t-value yang ditunjukkan untuk menguji hipotesis maka hipotesis H1
DITERIMA, karena nilainya lebih tinggi dari syarat t-value yaitu sebesar 5,85 > 1,96. Hal ini
menunjukkan bahwa Perceived Benafit of Entrepreneurship memiliki pengaruh terhadap
Perceived Value of Entrepreneurship. Dimana penilaian mahasiswa terhadap kewirausahaan
memiliki pengaruh positif dari nilai manfaat yang dirasakan bila menjadai wairausaha.
H2 : Berdasarkan nilai t-value yang ditunjukkan untuk menguji hipotesis maka hipotesis H1
DITERIMA, karena nilainya lebih tinggi dari syarat t-value yaitu sebesar -3,80 > -1,96. Hal
ini menunjukkan bahwa Perceived Sacrifices of Entrepreneurship memiliki pengaruh
terhadap Perceived Value of Entrepreneurship. Dimana penilaian mahasiswa terhadap
kewirausahaan memiliki pengaruh negatif dari nilai pengorbanan yang dirasakan bila menjadi
wirausaha.
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
17
KESIMPULAN
Sesuai dengan tujuan penulisan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
Perceived Benefits of Entrepreneurship dan Perceived Sacrifices of Entrepreneurship
terhadap Perceived Value of Entrepreneurship bagi mahasiswa Ekstensi FEUI, maka peneliti
berusaha untuk membuat beberapa kesimpulan. Berdasarkan analisis data pada bab
sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Penelitian ini telah membuktikan bahwa terdapat Perceived Benefits of
Entrepreneurship pengaruh positif dan signifikan terhadap Perceived Value of
Entrepreneurship. Menandakan setiap terjadi peningkatan persepsi nilai manfaat
menjadi wirausaha maka meningkatkan persepsi mahasiswa Ekstensi FEUI terhadap
kewirausahaan. Meningkatnya persepsi terhadap kewirausahaan mempengaruhi
mahasiswa terhadap niat menjadi wirausaha.
2. Berdasarkan hasil output Perceived Sacrifices of Entrepreneurship memiliki pengaruh
negatif terhadap Perceived Value of Entrepreneurship Hal ini menunjukan bahwa
menurunnya persepsi nilai pengorbanan maka akan meningkatkan nilai kewirausahaan
dimana jika penilaian terhadap monetary dan non monetary sacrifices rendah maka
persepsi penilaian terhadap kewirausahaan meningkat. Pengorbanan yang dirasakan
mahasiswa rendah maka minat menjadi wirausaha semakin tinggi.
DAFTAR REFERENSI
Brenner, O,C Pringle, C.D and Greenhaus, J.H (1991), “Perceived fullfillment of
organizational employment versus entrepreneruship: work values and career
intentions of business college graduates” Journal of Small Business Management, Vil.
29 No.3, pp 62-74
Carter, N., Gartner W., Shaver K. & Gatewood E. 2003.The Career Reason of
Nescant Enterprenuer. Journal Of Business Venturing, 18: 13-39
Cooper Donald R, Shindler Pamela S (2008) Bussiness methods. Eight Edition. New York.
Mc Graw-Hill
Gartner, W.B. (1988) Who is an entrepreneur? Is the wrong question, American Journal
of Small Business, 12, 4, 11-32
Ghozali, Imam. (2008).Structural Equation Modeling.Teori Konsep dan aplikasi dengan
lisreal 8.80.Badan Penerbit, Universitas Diponegoro.Yogyakarta
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
18
Ghozali, Imam (2011) Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang.
Badan penerbit, universitas Diponegoro.
Hair, J.F.et.al (2006) Multivariate Data Analysis. Fifth Edition, New Jersey Prentice-Hall
International, Inc.
Hisrich, D.R, Peters P Michael & Shepherd A.D. (2008) Entrepreneurship.7th ed. New York:
McGraw-Hill.
Ledden, Lesley (2007) The Relationship Between Personal Value and Perceived Value of Education. Journal of Business Reasearch, vol 60, 9, pg 965-974
Malhotra, Naresh K. (2007). Marketing research.5th ed. New Jersey. Pearson Education
International
Monre, K.B (2008).Pricing, Marketing Profitable Decisions, Mc Graw-Hill, New York
Runiasari,Kartika. November 5, 2012. Pengangguran di Indonesia mencapai 7,24
Juta Orang. http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/11/05/13467 9/Pengangguran-di-Indonesia-Capai-724-Juta-Orang
Shane, S. Lock, E.A and Collins, C.J (2003) Entrepreneurial Motivation, Human Resource
Management Review, Vol.13 No.2,pp 257-79
Sheth, J.N., Newman, B.I and Gross, B.L (1991) Why we buy what we buy: a theory of
consumption .
Wijanto, Setyo Hari. (2008). Structural Equation Modellingdengan LISREL 8.8. Yogyakarta:
GrahaIlmuvalues. Journal of Business Research, Vol. 22 No.2, pp 159-70
Wu, Lingfei. And Li, Jun. (2010) Perceived Value of Entrepreneurship A Study of the Cognitive Process of Entrepreneurial Career Decision. Journal of Chinese Entrepreneurship.
Zeithamal, V.A (1998), Consumer perceptions of price, quality and value: a means-end model
and synthesis of evidence, Journal of Marketing, Vol.52 No 3, pp. 2-22
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=86m:minimnya-
jumlah-pengusaha-ancamperekonomian&catid=50:bind-berita&Itemid=97
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=889:entrepeneur-ubah-mindset-generasi-muda&catid=50:bind-berita&Itemid=97.
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
19
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013