19
1 PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI MAHASISWA EKSTENSI FEUI TERHADAP KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI SUATU PILIHAN KARIR Monicha Shalimar Panambang, Sri Daryanti Program Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi Univeristas Indonesia ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai manfaat dari kewirausahaan dan nilai pengorbanan dari kewirausahaan berpengaruh terhadap penilaian pada kewirausahaan sebagai suatu pilihan karir bagi mahasiswa Ekstensi FEUI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 149 responden teknik Purposive Sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dengan analisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan pada nilai manfaat dan negatif signifikan pada nilai pengorbanan kewirausahaan terhadap penilaian profesi kewirausahaan. Kata Kunci: Kewirausahaan, Pengembangan Karir, Kognitif ABSTRACT The objective of this research is to analyze how can Perceived Benefits of Entrepreneurship and Perceived Sacrifices of Entrepreneurship effect Perceived Value of Entrepreneurship.This research also applied quantitative approach. The sample comprise of 149 college students at Extension Program in Economic Faculty University of Indonesia. Sampling technique using Purposive sampling. This research used questionerire as research instrument and analyzed with Structural Equation Modeling (SEM). The result of this research findings that perceived benefits of entreprenuship have positive and statisically significant effect on perceived value of entrepreneurship and that Perceived Sacrifices of Entrepreneurship have negative and statisically significant effect Perceived Value of Entrepreneurship Key words: Entrepreneurship, Career Development, Cognitive Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

1

PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI MAHASISWA EKSTENSI FEUI TERHADAP KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI SUATU PILIHAN

KARIR Monicha Shalimar Panambang, Sri Daryanti

Program Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi Univeristas Indonesia

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai manfaat dari kewirausahaan dan

nilai pengorbanan dari kewirausahaan berpengaruh terhadap penilaian pada kewirausahaan

sebagai suatu pilihan karir bagi mahasiswa Ekstensi FEUI. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 149 responden teknik Purposive

Sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dengan analisis menggunakan

Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh positif signifikan pada nilai manfaat dan negatif signifikan pada nilai pengorbanan

kewirausahaan terhadap penilaian profesi kewirausahaan.

Kata Kunci:

Kewirausahaan, Pengembangan Karir, Kognitif

ABSTRACT

The objective of this research is to analyze how can Perceived Benefits of Entrepreneurship

and Perceived Sacrifices of Entrepreneurship effect Perceived Value of Entrepreneurship.This

research also applied quantitative approach. The sample comprise of 149 college students at

Extension Program in Economic Faculty University of Indonesia. Sampling technique using

Purposive sampling. This research used questionerire as research instrument and analyzed

with Structural Equation Modeling (SEM). The result of this research findings that perceived

benefits of entreprenuship have positive and statisically significant effect on perceived value

of entrepreneurship and that Perceived Sacrifices of Entrepreneurship have negative and

statisically significant effect Perceived Value of Entrepreneurship

Key words:

Entrepreneurship, Career Development, Cognitive

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

Page 2: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Permasalahan ekonomi makro seperti inflasi dan pengangguran merupakan masalah

perekonomian yang melanda hampir seluruh negara di dunia, terutama di negara berkembang

seperti Indonesia. Tingkat pengangguran di negara ini terbilang tinggi, Badan Pusat Statistik

(BPS) menyatakan sampai dengan Agustus 2012 jumlah pengangguran mencapai 7,24 juta.

(www.suaramerdeka.com, 2012)

Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasannya lapangan kerja yang tersedia sehingga

membuat jumlah pengangguran yang terus meningkat setiap tahunnya Salah satu alternatif

untuk mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia ialah dengan mengarahkan masyarakat

semenjak dini untuk membuka usaha sendiri atau berwirausaha. Kewirausahaan merupakan

salah satu solusi yang membantu mengurangi jumlah pengangguran yang ada di suatu negara.

Mahasiswa merupakan bagian dari generasi muda yang memiliki peran yang sangat

besar terhadap kemajuan perekonomian bangsa. Paradigma yang terlihat dimasyarakat adalah

banyak mahasiswa yang lebih memilih menjadi pegawai dibandingkan menjadi wirausaha

sebagai suatu pilihan profesi diwaktu yang akan datang.

Wirausaha sulit dibentuk dalam waktu singkat atau instan. Perguruan tinggi sudah

seharusnya mempunyai program bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan salah satunya

dengan menciptakan jiwa berwirausaha bagai mahasiswa. Sehingga kedepannya lulusan

berminat untuk menjadi wirausaha. Sebagai lembaga pendidikan terbaik di Indonesia,

Universitas Indonesia pun mendukung terciptanya wirausahawan muda dengan mendirikan

peminatan Bisnis dan Small Medium Enterprise pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi.

Segal et al, 2005 berpendapat bahwa penilaian individu terhadap wirausaha sebagai

pilihan karir yang diinginkan mungkin berhubungan dengan niat untuk terjun sebagai

wiraswasta di masa depan. Sedangkan menurut Krueger et al, 2000 bahwa keputusan karir

merupakan proses kognitif pada keyakinan, sikap dan niat berkembang. Berdasarkan pendapat

tersebut dapat dikatakan bahwa niat berwirausaha dipengaruhi oleh suatu proses kognitif.

Monroe (1979) dan Zeithamal (1988) mendefinisikan nilai kewirausahaan adalah pada

setiap waktu dan keadaan individu secara keseluruhan penilaian kewirausahaan dilakukan

berdasarkan persepsi dari apa yang diterima dan apa yang diberikan saat memulai usaha baru.

Definisi tersebut menyoroti, karakteristik interaktif dan dinamis dirasakan nilai

kewirausahaan. Hal ini juga menunjukkan bahwa nilai yang dirasakan dari kewirausahaan

dibangun terdiri atas dua komponen yaitu Perceived Benefits of Entrepreneurship dan

Perceived Sacrifices of Entrepreneurship. Ladden et al, (2007). Perceived Benefits of

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

Page 3: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

3

Entrepreneurship (nilai manfaat kewirausahaan) dan Perceived Sacrifices of

Entrepreneurship (nilai pengorbanan kewirausahaan).

Penelitian ini mencoba mengembangkan penelitian sebelumnya yang dilakukan di

China tentang proses kognitif dalam pemilihan karir. Fokus penelitian ini untuk mengetahui

persepsi nilai kewirausahaan dalam proses kognitif bagi mahasiswa Ekstensi FEUI terhadap

kewirausahaan sebagai suatu pilihan karir dimasa depan berdasarkan penggabungan faktor-

faktor Perceived Benefits of Entrepreneurship dan Perceived Sacrifices of Entrepreneurship.

Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengaruh Perceived Benefits of Entrepreneurship terhadap Perceived

Value of Entrepreneurship bagi mahasiswa Ekstensi FEUI?

2. Bagaimanakah pengaruh Perceived Sacrifices of Entrepreneurship terhadap

Perceived Value of Entrepreneurship bagi mahasiswa Ekstensi FEUI?

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh Perceived Benefits of Entrepreneurship terhadap Perceived

Value of Entrepreneurship bagi mahasiswa Ekstensi FEUI.

2. Mengetahui pengaruh Perceived Sacrifices of Entrepreneurship terhadap

Perceived Value of Entrepreneurship bagi mahasiswa Ekstensi FEUI.

TINJAUAN TEORITIS

Saat ini, telah banyak literatur yang ada dengan berbagai definisi tentang kewirausahaan

yang berbeda, domain, dan konteks terhadap kewirausahaan (Gartner, 1988). Salah satu

masalah utama yang menghambat kemajuan dalam pembentukan paradigma umum untuk

kewirausahaan adalah kurangnya pendapat yang konsensus mengenai definisi dari

entrepreneurship. Dalam tinjauan ulang pada buku teks dan jurnalnya, Morris (1998),

menemukan lebih dari tujuh puluh definisi yang berbeda untuk entrepreneurship dalam

periode selama hampir lima tahun.

Menurut Hisrich, Peter dan Shepherd (2008) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah

proses menciptakan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang

diperlukan, menanggung resiko keuangan, fisik, serta resiko sosial yang mengiringi,

menerima imbalan moneter yang dihasilkan serta kepuasan dan kebebasan pribadi.

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

Page 4: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

4

Perceived Value of Entrepreurship (Nilai Kewirausahaan)

Monroe (1979) dan Zeithamal (1988) mendefinisikan nilai kewirausahaan adalah pada

setiap waktu dan keadaan individu secara keseluruhan penilaian kewirausahaan dilakukan

berdasarkan persepsi dari apa yang diterima dan apa yang diberikan saat memulai usaha baru.

Definisi tersebut menyoroti, karakteristik interaktif dan dinamis dirasakan nilai

kewirausahaan (Perceived Value of Entrepreurship) . Hal ini juga menunjukkan bahwa nilai

yang dirasakan dari kewirausahaan dibangun terdiri atas dua komponen yaitu Perceived

Benefits of Entrepreneurship dan Perceived Sacrifices of Entrepreneurship. Ladden et al,

(2007). Perceived Benefits of Entrepreneurship (nilai manfaat kewirausahaan) dilihat dari

lima indikator seperti ekonomi, sosiologi, psikologi dan perilaku konsumen dan Perceived

Sacrifices of Entrepreneurship (nilai pengorbanan kewirausahaan) dilihat dari indikator

pertimbangan moneter dan non moneter.

Perceived Benefits of Entrepreneurship (Nilai Manfaat Kewirausahaan)

Nilai manfaat yang dirasakan pada kewirausahaan terdiri dari lima dimensi yang

disesuaikan dari Sheth et al 's. (1991). Kelima nilai model memperluas aplikasi dalam

beragam disiplin ilmu seperti ekonomi, sosiologi, psikologi dan konsumen perilaku (Ledden

et al, 2007) dan korespondensi dengan penelitian kewirausahaan. Berikut ini merupakan

penjelasan dari kelima dimensi tersebut diantaranya :

- Emotional Value

Dalam konteks kewirausahaan, nilai emosional (EMV) adalah perasaan dan afektif

yang terbangun dari aktivitas kewirausahaan. Jika mengambil tindakan kewirausahaan bisa

memenuhi kebutuhan emosional individu, EMV kewirausahaan akan menjadi tinggi dan

individu akan memiliki niat lebih untuk memulai sebuah usaha baru. Shane et.al (2003)

berpendapat bahwa "gairah, cinta egois pekerjaan" adalah motif utama yang mendorong orang

untuk membangun suatu organisasi dan yang membuatnya menguntungkan.

- Economic Value

Dalam konteks kewirausahaan, nilai ekonomi (ECV) mengacu pada manfaat ekonomi

yang diperoleh dari menjalankan bisnis baru. Hasil pengusaha atau pengusaha oportunistik,

keuntungan komersial dari usaha baru adalah faktor penting untuk keputusan kewirausahaan.

Keuntungan akan membawa uang kepada mereka untuk hidup, karena semakin tinggi

keuntungan, semakin bernilai meraih peluang kewirausahaan.

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

Page 5: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

5

- Social Value

Merupakan manfaat yang diperoleh melalui antar pribadi atau kelompok interaksi.

Dalam konteks kewirausahaan, nilai ini dapat berkaitan dengan status sosial yang diterima

dari menjadi seorang pengusaha atau manfaat dari membangun hubungan dengan orang lain.

Keterampilan sosial mereka dapat ditingkatkan melalui proses kewirausahaan.

- Epistemic Value

Nilai epistemik (EPV) mengacu pada manfaat yang diperoleh melalui kemampuan

aktivitas kewirausahaan untuk membangkitkan rasa ingin tahu, memberikan hal baru dan

memuaskan dalam keinginan akan pengetahuan. Lingkungan kewirausahaan adalah sebuah

lingkungan terbuka, dimana masalah yang dihadapi wirausaha antara relita dengan harapan.

Tidak mungkin bagi pengusaha untuk memiliki pengetahuan struktur secara sempurna dan

kerangka yang akan mereka pelajari dalam proses kewirausahaan.

- Self-Actualization Value

Nilai aktualisasi diri (SAV) berkaitan dengan nilai yang potensi pengusaha dan ambisi

dapat diwujudkan melalui kegiatan kewirausahaan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa

uang bukanlah faktor penting untuk sebagian besar pengusaha terutama yang berteknologi

tinggi. Individu yang lebih memilih untuk menjalankan bisnis mereka sendiri merasa seperti

karir akan membawa pengalaman kerja lebih menarik (misalnya perasaan prestasi, bekerja

secara mandiri, orisinalitas dan kreativitas, dan mengawasi orang lain) daripada bekerja untuk

sebuah organisasi (Brenner et al, 1991).

Perceived Sacrifices of Entrepreneurship (Nilai Pengorbanan Kewirausahaan)

Ladden et al (2007) menjelaskan bahwa konsep dari nilai pengorbanan kewirausahaan

terbagi atas dua pertimbangan yaitu Monetary Value (nilai moneter) dan Non Monetary Value

(nilai non moneter) Berikut ini merupakan penjelasan dari kedua dimensi tersebut

diantaranya:

- Monetary Value

Konsep pengorbanan dirasakan kewirausahaan terdiri baik moneter dan non-moneter

pertimbangan (Ledden et al, 2007). Moneter Pengorbanan (MS) merupakan pengorbanan

yang dibuat pada istilah moneter, misalnya dalam konteks kewirausahaan, MS dapat

berhubungan dengan awal biaya tetap, biaya litbang, biaya tenaga kerja, dll.

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

Page 6: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

6

- Non Monetary Value

Non-moneter pengorbanan. Non-moneter pengorbanan (NMS) account untuk

pengorbanan yang dibuat non-berupa uang hal seperti waktu, kesehatan usaha energi, dll.

Kognitif

Robbins (2006) menyatakan bahwa sikap adalah pernyataan evaluatif baik disukai

atau tidak disukai tentang suatu objek, orang, atau kejadian-kejadian. Lebih lanjut Robbins

(2006) mengatakan bahwa ada salah satu pembentuk sikap, yaitu : Komponen kognitif

merupakan komponen kepercayaan didasari oleh pengetahuan, persepsi, dan pengalaman

seseorang mengenai suatu objek. Pengetahuan dan persepsi yang diperoleh berdasarkan

pengalaman langsung dengan objek sikap. Pengetahuan dan persepsi yang ditimbulkan

biasanya mengambil bentuk kepercayaan yaitu kepercayaan bahwa objek sikap mempunyai

berbagai sifat dan bahwa perilaku tertentu akan menghasilkan hasil-hasil tertentu.

Berikut ini merupakan kerangka berfikir berdasarkan teori menggabungkan antara teori

Perceived Benefits of Entrepreneurship Sheth et al 's, 1991. dan Perceived Sacrifices of

Entrepreneurship oleh Ladden et al, 2007.

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian Persepsi Nilai Kewirausahaan

Sumber: Wu, Lingfei. And Li, Jun. (2010) Perceived Value of Entrepreneurship A Study of the Cognitive Process of Entrepreneurial Career Decision. Journal of Chinese Entrepreneurship

H1

H2

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

Page 7: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

7

Mengacu pada rumusan masalah, tinjauan teoritis dan beberapa penelitian terdahulu

yang diuraikan maka hipotesis yang dikemukakan oleh penelitian adalah sebagai berikut :

H1 : Perceived Benefits of Entrepreneurship memiliki pengaruh terhadap

Perceived Value of Entrepreneurship

H2 : Perceived Sacrifices of Entrepreneurship memiliki pengaruh terhadap

Perceived Value of Entrepreneurship

METODE

Desain Penelitian

Rencana mencakup garis besar dari apa yang dilakukan peneliti berawal dari penulisan

hipotesis kemudian implikasi operasional hingga ke analisis akhir data. Desain penelitian

dibagi menjadi tiga yaitu, eksploratori, deskriptif dan sebab akibat (Cooper & Schindler,

2006). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain riset deskriptif dan kausal.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dengan cara Self Administrated Questionaire, dimana

responden diminta untuk mengisi kuesioner yang dibagikan ditempat dan tidak dibawa pergi

(Zikmund, 1997). Jenis kuesioner yang digunakan adalah terstruktur yaitu kuesioner dengan

pertanyaan tertutup. Digunakan untuk memudahkan peneliti dalam menilai jawaban

responden dan menganalisis data, serta memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan. Skala pengukuran yang digunakan adalah likert scale dengan 7

(tujuh) poin yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya.

Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling, yang

berarti responden dipilih oleh peneliti berdasarkan kriteria yang diperlukan, sehingga peneliti

menentukan elemen apa yang dimasukkan ke dalam sampel (Malhotra, 2007). Populasi

dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia Salemba dan Depok. Hair et al (2006) dan Wijanto (2008) menyarankan bahwa

paling rendah rasio lima responden pervariabel teramati akan mencukupi untuk distribusi

normal ketika sebuah variabel laten mempunyai indikator dan rasio 10 responden per variabel

teramati mencukupi ukuran sampel yang diperlukan untuk estimasi.

Berdasarkan hal tersebut, sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program

Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Depok dan Salemba yang masih aktif

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

Page 8: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

8

sebagai mahasiswa. Minimal jumlah responden dalam penelitian ini adalah 28 x 5 = 140

responden. Pada penelitian ini jumlah responden yang digunakan adalah 149 responden.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

Purposive sampling. Purposive Sampling adalah teknik sampling yang dilakukan oleh peneliti

jika peneliti memilki pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu di dalam

pengambilan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian Kriteria-kriteria yang harus

dipenuhi bagi sampel penelitian ini adalah mahasiswa aktif program Ekstensi Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, baik di Salemba maupun di Depok.

Metode Analisis dan Pengelolaan Data

Pada penelitian ini menggunakan beberapa metode analisis dalam pengelolaan data,

diantaranya:

- Metode Pretest

Pretest kuesioner bertujuan untuk menguji reliabilitas dan validitas dari kuesioner.

Pada tahap pretest, kuesioner disebarkan pada kelompok kecil responden yang

biasanya berjumalah 30 orang. Peneliti mengolahnya dengan software SPSS 17 for

Windows.

- Analisis Reliabilitas

Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot

(pengukuran sekali saja). Disini pengukuran variabelnya dilakukan sekali dan

kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi

antar jawaban pertanyan. Suatu kostruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,600 (Maholtra, 2007).

- Analisis Validitas

Factor loading digunakan sebagai koefisien validitas untuk mengetahui apakah

indikator tersebut valid atau tidak. Rile of thumb nilai factor loading diatas 0,50

dinyatakan sebagi indikator yang valid. Pada output SPSS factor loading dapat dilihat

pada table component matrix. Factor loading menggambarkan besarnya korelasi

antara setiap indikator dengan faktor skor yang terbentuk. Semakin tinggi nilai ini

menggambarkan sifat validitas indikator lebih tinggi.

Sebelum di interpretasikan koefisien validitas dari factor loading maka harus

memenuhi asumsi analisis faktor yang perlu diperhatikan seperti nilai Kaiser-Meyer-

Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) diatas 0.5, nilai, MSA diatas 0,50 serta

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

Page 9: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

9

kecukupan korelasi antara setiap butir pertanyaan yang mengukur variable laten yang

sama dalam uji Barlett’s test dengan nilai p-value diatas 0,05. (Ghozali, 2011).

- Analisis Structural Equation Model

Tahap analisis SEM pertama kali adalah melakukan Confirmatory Factor

Analysis (CFA) terhadap setiap variabel laten. Tahap CFA adalah evaluasi terhadap

model pengukuran. Mengukur seberapa baik hubungan antara setiap indikator dengan

variabel latennya dan indikator mengukur variabel laten dalam validitas model.

Kemudian mengukur keandalan dalam mengukur variabel laten yang disebut

reliabilitas.

Evaluasi validitas indikator dalam proses CFA di lihat dari nilai Standardized

Loading Factor (SLF). Rule of thumb nilai SLF diatas 0,50 atau lebih baik diatas 0,70

sebagai indikator yang valid. Reliablitas dalam CFA tidak dilakukan dengan

Cronbach’s alpha tapi dengan Construct Reliability (CR). Nilai ini dapat

diinterpretasikan seperti Cronbach’s alpha dimana rule of thumb nilai CR diatas 0,60

dapat dikatakan reliabel.

Kemudian setelah menguji reliabilitas perlu diperhatikan nilai average

variance extracted (AVE) yang menggambarkan variasi data indikator berada pada

variabel laten. Semakin tinggi nilai AVE menggambarkan sifat reliabilitas yang baik.

Jika rule of thumb nilai AVE diatas 0,50 dapat diterima.

Langkah selanjutnya dalam SEM adalah menguji atau mengkonfirmasi model

struktural berdasarkan data empiris dengan melakukan pengujian hipotesis. Pengaruh

antara variable dapat dimaknai oleh nilai t statistik dimana rule of thumb nilai t

statistik >1,96 atau > -1,96 pada posisi wilayah penerimaan pada two way approach.

Berarti suatu variabel laten berpengaruh secara signifikan terhadap variabel laten

lainnya, artinya hipotesis diterima.

Selain uji signifikansi, perlu diperhatikan nilai R square yang menggambarkan

besarnya varian variabel endogen yang mampu dijelaskan oleh sejumlah variabel

eksogen. Semakin tinggi nilai R square menunjukan kebaikan model lebih baik.

Langkah terakhir dalam SEM adalah mengecek keseluruhan model

pengukuran dan model struktural melalui beberapa ukuran Goodness of Fit (GoF).

Pada penelitian ini digunakan Good of Fit Absolute yaitu membandingkan antara nilai

covariance sampel data dengan covariance prediksi seperti RMSEA dan GFI index.

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

Page 10: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

10

Kemudian mengukur incremental seperti NFI, CFI, IFI dan RFI. Berikut pada tabel

indeks-indeks yang dapat digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model:

Tabel 3. 2 Goodness of Fit Indices

Ukuran GoF Target Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) < 0,08 Normed Fit Index (NFI) = > 0,90 Non-Normed Fit Index (NNFI) = > 0,90 Comparative Fit Index (CFI) = > 0,90 Incremental Fit Index (IFI) = > 0,90 Relative Fit Index (RFI) = > 0,90 Goodness of Fit Index (GFI) = > 0,90

Sumber: Wijayanto, 2008

Setelah menganalisis data menggunakan SEM dan model diterima atau telah

dievaluasi kesesuaiannya (good fit), maka langkah selanjutnya adalah menguji

hipotesis dan melakukan penerapan pola yang dihasilkan. Tetapi jika model

dinyatakan tidak fit, maka dilakukan modifikasi model untuk menghasilkan model

alternatif yang akan dibandingkan model aslinya. Model yang lebih baik dipilih

setelah mendapat justifikasi teoritis, kemudian setelah itu dilakukan uji hipotesis yang

kemudian dilanjutkan dengan penerapan hasil.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan diuraikan hasil pengelolaan data kuesioner yang telah diperoleh

dari responden. Analisis statistik yang digunakan terdiri dari beberapa tahap yaitu analisis

reliabilitas dan validitas serta analisis SEM. Hasil analisis data tersebut digunakan untuk

menjawab tujuan dan masalah penelitian.

- Uji Pretesting Reliabilitas

Menurut Malhotra (2007), apabila koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan berada

diatas 0,6 maka pertanyaan-pertanyaan didalam kuesioner dapat dikatakan memiliki

konsistensi internal (reliable). Hasil pretesting uji reliabilitas terhadap 30 responden pada

penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

Page 11: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

11

Tabel 4.11 Hasil Pretesting Uji Reliabilitas

Variable Cronbach's Alpha

Reliabilitas

Perceived value of entrepeneurship 0,717 Reliable Emotional value 0,732 Reliable Economic value 0,616 Reliable Social value 0,713 Reliable Epistemic value 0,841 Reliable Self actualization 0,645 Reliable Monetary sacrifice 0,709 Reliable Non monetary sacrifice 0,881 Reliable

Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2012

Hasil dari Tabel 4.1. diatas, dapat dilihat bahwa seluruh variabel memiliki nilai

Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap item pertanyaan dari

delapan variabel dalam kuesioner memiliki tingkat keandalan yang baik sebagai alat ukur

yang dapat memberikan informasi variabel dengan reliabilitas yang baik, maka penelitian

dapat dilanjutkan.

Hasil Pre-testing Uji Validitas

Sebelum di interpretasikan koefisien validitas dari factor loading maka harus

memenuhi asumsi analisis faktor yang perlu diperhatikan seperti nilai Kaiser-Meyer-Olkin

Measure of Sampling Adequacy (KMO) diatas 0.5, nilai, MSA diatas 0,50 serta kecukupan

korelasi antara setiap butir pertanyaan yang mengukur variable laten yang sama dalam uji

Barlett’s test dengan nilai p-value diatas 0,05. (Ghozali, 2011).

Tabel 4.12 Hasil Pretesting Uji Validitas

Variable KMO Sig. Barlett’s Item MSA

Rotated Component

Matrix Perceived value of entrepeneurship 0,500 0,001 PV 1

PV 2 0,50 0,50

0,886 0,886

Emotional value 0,694 0,000

EMV1 EMV2 EMV3 EMV4

0,727 0,654 0,679 0,766

0,730 0,816 0,779 0,656

Economic value 0,612 0,016

EMV1 EMV2 EMV3

0,589 0,587 0,722

0,800 0,806 0,649

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

Page 12: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

12

Tabel 4.12 Hasil Pretesting Uji Validitas (Lanjutan)

Variabel KMO Sig. Barlett’s Item MSA

Rotated Component

Matrix

Social value 0,572 0,000 SV1 SV2 SV3

0,688 0,545 0,560

0,644 0,898 0,838

Epistemic value 0,777 0,000

EPV1 EPV2 EPV3 EPV4 EPV5 EPV6 EPV7 EPV8

0,763 0,796 0,798 0,781 0,691 0,821 0,742 0,831

0,838 0,757 0,640 0,828 0,627 0,688 0,594 0,639

Self actualization 0,500 0,007 SAV1 SAV2

0,500 0,500

0.860 0,860

Monetary sacrifice 0,714 0,001

MS1 MS2 MS3 MS4

0,828 0,782 0,684 0,671

0,543 0,735 0,818 0,822

Non monetary sacrifice 0,500 0,000 NMS1

NMS2 0,500 0,500

0,945 0,945

Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2012

KMO

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh variabel mempunyai nilai Kaiser-

Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) memenuhi syarat di atas 0.5, maka

dapat disimpulkan bahwa uji analisis faktor dapat dilanjutkan (Ghozali, 2011).

Sig. Bartlett’s

Ghozali (2008) mengatakan bahwa Uji Bartlett’s Test merupakan uji statistik untuk

menentukan ada tidaknya korelasi antar variabel. Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat

bahwa nilai dari Sig. Bartlett’s berada dibawah 0.05, hal ini menunjukkan variabel dan

sampel yang digunakan memiliki hubungan antar sesama indikator dalam variabel.

Penelitian ini dapat dilanjutkan.

MSA

Mengetahui korelasi antar-variabel independent dapat diperhatikan nilai MSA

(Measure of Sampling Adequacy). Berdasarkan Tabel 4.12, seluruh item pada variabel

menunjukkan nilai Measure of sampling Adequancy (MSA) berada di atas 0,5.

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

Page 13: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

13

Rotated Component matrix

Ghozali (2008) mengatakan bahwa alat penting untuk interpretasi faktor adalah factor

rotation. Berdasarkan tabel 4.6. di atas, extraction method menggunakan principal

component analysis untuk menentukan factor loading. Dari data tersebut dapat dilihat

bahwa factor loading dari seluruh pertanyaan pada variabel mempunyai nilai yang berada

di atas 0,5.

Berdasarkan hasil analisis uji validitas melalui hasil perhitungan yang dilihat dari

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO, Bartlett’s Test Measure of

Sampling Adequacy (MSA) dan Rotated Component Matrix dapat disimpulkan bahwa

seluruh item pada variabel adalah dinyatakan valid dan penelitian dapat dilanjutkan.

Analisis Structural Model (Model Struktural)

Structural Model atau model strukural adalalah model dalam SEM yang merupakan

model yang menunjukan alur antara variabel laten. Menguji pengaruh antara variabel laten

apakah sesuai dengan data empiris atau sebaliknya. Model ini dilakukan setelah mendapatkan

model CFA setiap variable laten yang valid dan reliabel.

- Analisis Kausal

Berdasarkan model struktural dapat diketahui bagaimana pengaruh antar variabel

laten, dalam hal ini yaitu pengaruh nilai manfaat dan pengorbaan terhadap nilai

kewirausahaan yang disebut analisis kausal. Berdasarkan hasil output LISREL pada lampiran,

berikut ini adalah tabel yang menunjukan hasil estimasi parameter Standaridized (nilai bobot)

model struktural untuk model tersebut.

Tabel 4.23 Analisis Pengaruh Variabel

Path Estimasi Standard Error t value Keterangan

PBE ----> PVE 0,56 0,095 5,85 Ada Pengaruh Signifikan

PSE -----> PVE -0,39 0,100 -3,80 Ada Pengaruh Signifikan

Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2012

Variable laten Perceived Benefit Entrepreneurship (PBE) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Perceived Value of Entrepeneurship (PVE) yang ditunjukan oleh estimasi

atau koefisien sebesar 0,56 dan nilai t statistic 5,85 > 1,96 (signifikan). Hal ini menunjukakn

bahwa ada pengaruh positif secara signifikan setiap kenaikan persepsi PBE terhadap

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

Page 14: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

14

peningkatan persepsi PVE. Meningkatnya persepsi PBE maka akan meningkakan persepsi

PVE.

Variable laten Perceived Sacrifices of Entrepreneurship (PSE) mempunyai pengaruh

signifikan terhadap Perceived Value of Entrepeneurship (PVE) dengan estiamsi sebesar -0,39

dan nilai t statistik -3,80 > -1,96 (signifikan). Meskipun demikian variable laten PSE

mepunyai pengaruh negatif signfikan terhdap PVE. Hal ini menunjukan bahwa menurunnya

persepsi PSE maka akan meningkatkan nilai PVE.

Secara keseluruhan, meskipun kedua variabel memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap PVE akan tetapi pengaruh PBE lebih tinggi dari pengaruh PSE. Nilai koeofosin alur

PBE terhadap PVE adalah 0,56 dan pengaruh PSE terhadap PVE adalah -0,39. Berikut model

persamaan stuktural yang terbentuk:

Gambar 4.4 Model Struktural Estimasi

Sumber : Hasil Olahan, Penulis 2012

Gambar 4.5 Model Struktural t-value

Sumber : Hasil Olahan, Penulis 2012

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

Page 15: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

15

Uji Kecocokan Model Struktural (Goodness of fit)

Uji Goodness of Fit bertujuan untuk menilai apakah data yang dikumpulkan sesuai

dan cocok dengan model. Berdasarkan pada output analisis SEM dengan menggunakan

LISREL maka diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.24 Hasil Uji Goodness of Fit Keseluruhan Model

Ukuran Goodness of Fit Target Keterangan

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.00 < 0,08 Good Fit Normed Fit Index (NFI) = 0.99 = > 0,90 Good Fit Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1,00 = > 0,90 Good Fit Comparative Fit Index (CFI) = 1,00 = > 0,90 Good Fit Incremental Fit Index (IFI) = 1,00 = > 0,90 Good Fit Relative Fit Index (RFI) = 0.98 = > 0,90 Good Fit Goodness of Fit Index (GFI) = 1.00 = > 0,90 Good Fit

Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2012

Berdasarkan hasil diata, secara keseluruhan pemeriksaan GoF mellaui beberapa

ukuran mencapai tingkat kecocokan yang dapat diterima yaitu nilai RMSEA 0.0072 < 0,08

(good fit) serta nilai GFI index 0,96 > 0,90 (good fit). Ukuran incremental seperti NFI, NNFI,

IFI, CFI dan RFI berada dalam tingkat yang dapat diterima yaitu diatas 0,90. Hal ini

menunjukan bahwa data empiris yang ada mampu mengkonfirmasi hubungan antara variable

laten dengan indikatornya dan antara variable laten dengan tingkat kecocokan yang tinggi.

- Koefisian Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada reduced form equation yang diambil dari

output hasil olahan model struktural:

Reduced Form Equations:

PVE = 0.56*PBE - 0.39*PSE, Errorvar.= 0.53 , R² = 0.47 (0.095) (0.10) (0.13) 5.85 -3.80 4.03 Berikut merupakan interpretasi dari persamaan di atas:

Nilai ini adalah nilai R2 yang menyatakan besarnya pengaruh bersama kedua variable

laten eksogen yaitu PBE dan PSE terhadap PVE. Nilai R2 yang dicapai adalah 0,47 atau 47%

variasi atau keragaman PVE mampu diterangkan oleh PBE dan PSE.

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

Page 16: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

16

Analisis Hipotesis

Analisis pengujian hipotesis dilakukan sesuai dengan analisis hubungan kausal pada t-

value dimana hioptesis alternatif akan diterima pada t-value > 1,96. Berikut ini adalah tabel

hipotesis pada penelitian ini:

Tabel 4.25 Hasil Hipotesis Penelitian

Hipotesis Peryataan Hipotesis t Value Keterangan

H1

Perceived Benafit of Entrepreneurship

memiliki pengaruh terhadap Perceived

Value of Entrepreneurship

5,85

Hipotesis diterima. Data

mendukung hipotesis

H2

Perceived Sacrifices of Entrepreneurship

memiliki pengaruh terhadap Perceived

Value of Entrepreneurship

-3,80

Hipotesis diterima. Data

mendukung hipotesis

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2012

Keterangan: H1 : Berdasarkan nilai t-value yang ditunjukkan untuk menguji hipotesis maka hipotesis H1

DITERIMA, karena nilainya lebih tinggi dari syarat t-value yaitu sebesar 5,85 > 1,96. Hal ini

menunjukkan bahwa Perceived Benafit of Entrepreneurship memiliki pengaruh terhadap

Perceived Value of Entrepreneurship. Dimana penilaian mahasiswa terhadap kewirausahaan

memiliki pengaruh positif dari nilai manfaat yang dirasakan bila menjadai wairausaha.

H2 : Berdasarkan nilai t-value yang ditunjukkan untuk menguji hipotesis maka hipotesis H1

DITERIMA, karena nilainya lebih tinggi dari syarat t-value yaitu sebesar -3,80 > -1,96. Hal

ini menunjukkan bahwa Perceived Sacrifices of Entrepreneurship memiliki pengaruh

terhadap Perceived Value of Entrepreneurship. Dimana penilaian mahasiswa terhadap

kewirausahaan memiliki pengaruh negatif dari nilai pengorbanan yang dirasakan bila menjadi

wirausaha.

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

Page 17: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

17

KESIMPULAN

Sesuai dengan tujuan penulisan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh

Perceived Benefits of Entrepreneurship dan Perceived Sacrifices of Entrepreneurship

terhadap Perceived Value of Entrepreneurship bagi mahasiswa Ekstensi FEUI, maka peneliti

berusaha untuk membuat beberapa kesimpulan. Berdasarkan analisis data pada bab

sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penelitian ini telah membuktikan bahwa terdapat Perceived Benefits of

Entrepreneurship pengaruh positif dan signifikan terhadap Perceived Value of

Entrepreneurship. Menandakan setiap terjadi peningkatan persepsi nilai manfaat

menjadi wirausaha maka meningkatkan persepsi mahasiswa Ekstensi FEUI terhadap

kewirausahaan. Meningkatnya persepsi terhadap kewirausahaan mempengaruhi

mahasiswa terhadap niat menjadi wirausaha.

2. Berdasarkan hasil output Perceived Sacrifices of Entrepreneurship memiliki pengaruh

negatif terhadap Perceived Value of Entrepreneurship Hal ini menunjukan bahwa

menurunnya persepsi nilai pengorbanan maka akan meningkatkan nilai kewirausahaan

dimana jika penilaian terhadap monetary dan non monetary sacrifices rendah maka

persepsi penilaian terhadap kewirausahaan meningkat. Pengorbanan yang dirasakan

mahasiswa rendah maka minat menjadi wirausaha semakin tinggi.

DAFTAR REFERENSI

Brenner, O,C Pringle, C.D and Greenhaus, J.H (1991), “Perceived fullfillment of

organizational employment versus entrepreneruship: work values and career

intentions of business college graduates” Journal of Small Business Management, Vil.

29 No.3, pp 62-74

Carter, N., Gartner W., Shaver K. & Gatewood E. 2003.The Career Reason of

Nescant Enterprenuer. Journal Of Business Venturing, 18: 13-39

Cooper Donald R, Shindler Pamela S (2008) Bussiness methods. Eight Edition. New York.

Mc Graw-Hill

Gartner, W.B. (1988) Who is an entrepreneur? Is the wrong question, American Journal

of Small Business, 12, 4, 11-32

Ghozali, Imam. (2008).Structural Equation Modeling.Teori Konsep dan aplikasi dengan

lisreal 8.80.Badan Penerbit, Universitas Diponegoro.Yogyakarta

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

Page 18: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

18

Ghozali, Imam (2011) Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang.

Badan penerbit, universitas Diponegoro.

Hair, J.F.et.al (2006) Multivariate Data Analysis. Fifth Edition, New Jersey Prentice-Hall

International, Inc.

Hisrich, D.R, Peters P Michael & Shepherd A.D. (2008) Entrepreneurship.7th ed. New York:

McGraw-Hill.

Ledden, Lesley (2007) The Relationship Between Personal Value and Perceived Value of Education. Journal of Business Reasearch, vol 60, 9, pg 965-974

Malhotra, Naresh K. (2007). Marketing research.5th ed. New Jersey. Pearson Education

International

Monre, K.B (2008).Pricing, Marketing Profitable Decisions, Mc Graw-Hill, New York

Runiasari,Kartika. November 5, 2012. Pengangguran di Indonesia mencapai 7,24

Juta Orang. http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/11/05/13467 9/Pengangguran-di-Indonesia-Capai-724-Juta-Orang

Shane, S. Lock, E.A and Collins, C.J (2003) Entrepreneurial Motivation, Human Resource

Management Review, Vol.13 No.2,pp 257-79

Sheth, J.N., Newman, B.I and Gross, B.L (1991) Why we buy what we buy: a theory of

consumption .

Wijanto, Setyo Hari. (2008). Structural Equation Modellingdengan LISREL 8.8. Yogyakarta:

GrahaIlmuvalues. Journal of Business Research, Vol. 22 No.2, pp 159-70

Wu, Lingfei. And Li, Jun. (2010) Perceived Value of Entrepreneurship A Study of the Cognitive Process of Entrepreneurial Career Decision. Journal of Chinese Entrepreneurship.

Zeithamal, V.A (1998), Consumer perceptions of price, quality and value: a means-end model

and synthesis of evidence, Journal of Marketing, Vol.52 No 3, pp. 2-22

http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=86m:minimnya-

jumlah-pengusaha-ancamperekonomian&catid=50:bind-berita&Itemid=97

http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=889:entrepeneur-ubah-mindset-generasi-muda&catid=50:bind-berita&Itemid=97.

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013

Page 19: PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI

19

Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013