Upload
bigmiracle-zahara
View
227
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
nice
Citation preview
PERSIAPAN PRODUK
Kelompok 3Risky Mailalhaq (260112130510)Syamza (260112130511)Berty P. (260112130512)Megawati (260112130513)
PROGRAM STUDI APOTEKER
FARMASI UNPAD 2014
Persyaratan kondisi fasilitas
produksi
Persyaratan kondisi
bahan awal
Kelengkapan dokumen Scale up
Kualifikasi personal
Persyaratan Kondisi Fasilitas Produksi
(Ruangan dan Mesin)
PRODUKSISemua kegiatan pembuatan mulai dari penerimaan bahan awal, pengolahan sampai dengan pengemasan untuk menghasilkan obat jadi.
RUANGAN MESIN
RUANGAN
• Bangunan untuk pembuatan obat memiliki ukuran, rancang-bangun, konstruksi serta letak yang memadai agar memudahkan dalam pelaksanaan kerja, pembersihan dan pemeliharaan yang baik.
• Tiap sarana kerja harus memadai, sehingga setiap risiko terjadinya kekeliruan, pencemaran silang dan pelbagai kesalahan lain yang dapat menurankan mutu obat dapat dihindarkan.
Lokasi,Gedung, Rancang Bangun
•Mencegah terjadinya pencemaran dari lingkungan sekelilingnya, seperti pencemaran dari udara, tanah dan air maupun dari kegiatan di dekatnya.
Lokasi •Dibangun dan dipelihara agar terlindung dari pengaruh cuaca, banjir, rembesan melalui tanah serta masuk dan bersarangnya binatang kecil (tikus, burung, serangga atau hewan lainnya).
Gedung • Kesesuaian dengan kegiatan lain.• Memungkinkan kegiatan produksi dilaksanakan
secara logis dan berurutan.• Luasnya ruang kerja berkaitan dengan kegiatan,
kelancaran arus kerja, komunikasi dan pengawasan yang efektif
• Kawasan produksi ≠ lalu lintas umum atau tempat penyimpanan bahan
Rancang Bangun
Sistem Pengendalian Udara
• AHU (Air Handling Unit)• Kualitas kebersihan udara
ditentukan oleh– Filter-filter yang dipakai
dalam AHU– Pergantian udara per jam
sirkulasi• Harus ada HEPA Filter yang
diinstal
INSTALASI LUBANG UDARA MASUK (‘Diffuser’)
Persyaratan rancang-bangun dan tata letak ruang yang harus dipenuhi:• Dicegah risiko tercampur-baurnya obat yang
berbeda karena dapat terjadi kontaminasi silang oleh obat/bahan-bahan lain dan risiko terlewatnya salah satu langkah dalam proses produksi.
• Diberi perhatian khusus bagi pengolahan bahan yang sangat beracun/ bahan yang dapat menimbulkan sensitisasi seperti hormon, bahan sitotoksik dan antibiotika tertentu.
• Obat yang mengandung golongan penisilin dan sefalosporin diproduksi dalam suatu bangunan terpisah yang dilengkapi peralatan pengendali udara khusus.
• Kontaminasi silang terhadap produk oleh bahan biologi aktif atau produk obat seperti steroida tertentu atau bahan sitotoksik yang dalam jumlah sangat sedikit dapat menyebabkan efek fisiologis.
10
BANGUNAN PRODUKSI
BANGUNAN NON PRODUKSI
B A NGUNAN
PENGOLAHAN NON PENGOLAHAN
1. KORIDOR GREY2. R. PENIMBANGAN 3. R. STAGING4. R. PROSES5. R. PRODUK ANTARA6. R. PENCETAKAN / PENGISIAN.7. R. IPC8. R. PENYALUTAN9. R. PRODUK RUAHAN 10. R. KEMAS PRIMER11. R. KEMAS SEKUNDER12. R. PENCUCIAN ALAT
1. R. LOKER KARYAWAN2. R. ANTARA KARYAWAN3. R. GUDANG BAHAN BAKU
& PENGEMAS4. R. ANTARA BARANG5. R. KEMAS SEKUNDER & CODING 6. R. GUDANG OBAT JADI7. R. SAMPLING8. R. MINUM9. R. WC (GREY) **
1. R. SHOLAT 2. R. KANTIN3. R. PENGOLAHAN AIR PRODUKSI4. R. GENSET5. R. STEAM BOILER 6. R. BENGKEL7. R. GUDANG API8. R. PENGOLAHAN AIR LIMBAH9. R. AHU
Untuk kegiatan-kegiatan berikut diperlukan daerah tertentu:• Penerimaan bahan• Karantina barang masuk• Penyimpanan bahan awal• Penimbangan dan penyerahan• Pengolahan• Penyimpanan produk ruahan• Pengemasan• Karantina obat jadi selama menunggu pelulusan akhir• Penyimpanan obat j adi• Pengiriman barang• Laboratorium• Pencucian peralatan
Setiap daerah harus:Keadaan bersih dan rapiDiperiksa secara teraturDiperbaiki bila diperlukan
• Daerah pengolahan produk steril terpisah dengan daerah produksi lain.
• Dirancang dan dibangun secara khusus. • Ruang-ruang terpisah diperlukan bagi kegiatan-
kegiatan berikut: Pembukaan kemasan komponen Pencucian peralatan serta wadah Pengolahan Pengisian dan penutupan wadah langsung Ruang penyangga udara yang menghubungkan
ruang ganti pakaian dengan ruang pengisian. Penggantian pakaian steril sebelum memasuki
ruang steril.
Licin, bebas dari keretakan, sambungan terbuka, mudah dibersihkan, dan mudah
didesinfeksi
Lantai Dinding Langit-Langit
Permukaan Bagian dalam Ruangan
Dibuat dari bahan kedap air, permukaannya rata dan memungkinkan pembersihan secara
cepat dan efisien
Sudut-sudut antara dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam berbentuk lengkungan
• Saluran air limbah cukup besar dan mempunyai bak kontrol serta ventilasi yang baik.
• Saluran terbuka sedapat mungkin dicegah tetapi bila diperlukan cukup dangkal untuk memudahkan pembersihan dan desinfeksi.
• Lobang pemasukan dan pengeluaran udara serta pipa-pipa dan salurannya dipasang untuk mencegah timbulnya pencemaran terhadap produk.
• Pipa, fiting lampu, titik ventilasi dan instalasi lain di daerah produksi dipasang sedemikian rupa untuk menghindarkan terbentuknya ceruk yang tidak dapat dibersihkan.
• Pemasangan tulang atap, pipa dan saluran udara di dalam ruangan dicegah.
• Pipa-pipa yang terpasang di dalam ruangan tidak boleh menempel di dinding tetapi digantungkan untuk memudahkan pembersihan.
• Tenaga listrik memadai untuk menjamin kelancaran fungsi peralatan produksi dan laboratorium.
• Gudang penyimpanan bahan cukup luas, terang, ditata dan dilengkapi untuk memungkinkan penyimpanan bahan dan produk dalam keadaan kering, bersih, dan teratur.
• Penyimpanan khusus untuk bahan mudah-terbakar, bahan mudah-meledak dan bahan yang sangat beracun, narkotika, obat berbahaya lain, produk dan bahan yang ditolak, ditarik kembali/ dikemablikan.
• Sarana gudang dengan kondisi khusus, misalnya suhu, kelembaban dan keamanan tertentu.
• Pintu yang membuka langsung ke lingkungan luar dari ruang produksi seperti pintu bahaya kebakaran hendaklah selalu ditutup rapat untuk mencegah masuknya cemaran.
• Pintu-pintu di dalam gedung yang difungsikan sebagai perintang terhadap kontaminasi silang hendaklah selalu dalam keadaan tertutup apabila sedang tidak digunakan.
• Bangunan hendaklah mendapat penerangan yang efektif dan mempunyai ventilasi dengan fasilitas pengendali udara (termasuk suhu, kelembaban dan penyaring) yang sesuai untuk kegiatan dalam bangunan maupun dengan lingkungan sekitarnya.
PEMBUATAN PRODUK STERIL
Klasifikasi Ruang Bersih Dan Sarana Udara Bersih Menurut EN ISO 14644-1
Kelas A = ISO 4.8Kelas B (nonoperasional) = ISO 5Kelas C nonoperasional = ISO 7 dan operasional ISO 8Kelas D nonoperasional = ISO 8
Pada pembuatan produk steril dibedakan 4 Kelas kebersihan:
• Kelas A: Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi, misal zona pengisian, wadah tutup karet, ampul dan vial terbuka, penyambungan secara aseptis.
• Umumnya kondisi ini dicapai dengan memasang unit aliran udara laminar (laminar air flow) di tempat kerja.
• Sistem udara laminar hendaklah mengalirkan udara dengan kecepatan merata berkisar 0,36 – 0,54 m/detik (nilai acuan) pada posisi kerja dalam ruang bersih terbuka.
• Aliran udara searah berkecepatan lebih rendah dapat digunakan pada isolator tertutup dan kotak bersarung tangan.
• Kelas B: Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis, Kelas ini adalah lingkungan latar belakang untuk zona Kelas A.
• Kelas C dan D: Area bersih untuk melakukan tahap proses pembuatan yang mengandung risiko lebih rendah.
Batas mikroba yang disarankan untuk pemantauan area bersih selama kegiatan berlangsung
Catatan: (*) Nilai rata-rata (**) Cawan papar dapat dipaparkan kurang dari 4 jam
Kelas Contoh Kegiatan untuk Produk Dengan Sterilisasi Akhir
A Pengisian produk, bila ada risiko di luar kebiasaan
C Pembuatan larutan, bila ada risiko di luar kebiasaan. Pengisian produk
D Pembuatan larutan dan penyiapan komponen untuk proses pengisian selanjutnya
Kelas Contoh Kegiatan Pembuatan Secara Aseptis
A Pembuatan dan pengisisan secara aseptis C Pembuatan larutan yang akan disaring D Penanganan komponen setelah pencucian
Jumlah maksimum partikel /m³ yang diperbolehkanKeterangan
Kelas At Rest Operasional
0,5µm 5µm 0,5µm 5µm
Eruang proses
3.500.000
20.000
Tidak di- tetapkan
Tidak di- tetapkan
Jumlah mikroba ditetapkan oleh masing-masing industri farmasi, misal: ruang pengolahan dan pengemasan primer.
Fruang penge-masan sekunder
Tidak di- tetapkan
Tidak di- tetapkan
Tidak di- tetapkan
Tidak di- tetapkan
Ruang pengemasan sekunder tidak berhubungan langsung dengan area luar; untuk memasuki ruang ini disarankan melewati suatu ruang penyangga udara (airlock) atau ruang antara (ante- room).
Ggudang, tehnik, lab, kantin
Tidak di- tetapkan
Tidak di- tetapkan
Tidak di- tetapkan
Tidak di-tetapkan Ruang penyimpanan (gudang).
Rekomendasi Jumlah Partikel di Lingkungan Produksi Nonsteril.
26
Area Produksi berdasarkan Kualitas Kebersihan
SPESIFIKASI KUAL. KEBERSIHAN CAKUPAN AREAR. Antara Tergantung Antara dua ruang dengan
kualitas kebersihan berbeda
Black Area > 100.000 Gudang, Ruang Pengemasan Sekunder, Laboratorium
Grey Area <= 100.000 R. Timbang, R. PengolahanR. Pengemasan Primer
White Area <= 10.000 R. Filling Steril, R. LAF -Mikrobiologi
Steril <= 100 Di bawah LAF
partikel / m3
PEMBUATAN OBAT PRODUK BIOLOGI
• Prinsip: hendaklah digunakan fasilitas tersendiri untuk mencegah risiko pencemaran silang antar obat produk biologi, terutama pada tahap proses pembuatan di mana digunakan organisme hidup.
• Contoh: produksi vaksin BCG, produk tuberkulin, penanganan Bacillus anthracis, Clostridium botulinum dan Clostridium tetani sampai proses inaktivasi selesai.
PEMBUATAN GAS MEDISINAL
• Pembuatan gas medisinal umumnya dilakukan dengan menggunakan sistem tertutup.
• Gas medisinal hendaklah diisikan di daerah terpisah dari gas nonmedisinal dan tidak boleh terjadi pertukaran tabung di antara dua daerah ini
Daerah pengisian hendaklah memiliki ukuran yang cukup dan tata letak yang tepat untuk memungkinkan : a. Pemberian batas pemisah bagi gas yang
berbeda.b. Penandaan yang jelas serta pemisahan tabung
kosong dan tabung dalam berbagai tahap proses (misalnya: “tunggu pengisian”, “telah diisi”, “karantina”, “diluluskan”, “ditolak”).
• Penting diperhatikan: Air yang digunakan untuk pendinginan selama pengempaan udara, jika bersentuhan dengan gas medisinal hendaklah dipantau mutu mikrobiologisnya.
PEMBUATAN INHALASI DOSIS TERUKUR BERTEKANAN (AEROSOL)
• Pembuatan dan pengisian hendaklah sedapat mungkin dilakukan dengan sistem tertutup.
• Memenuhi persyaratan kelas kebersihan D. • Suhu dan kelembaban ruang harus
dikendalikan mencegah mencegah kondensasi dan penguapan propelan.
PEMBUATAN PRODUK DARI DARAH ATAU PLASMA MANUSIA
• Bangunan dan fasilitas yang digunakan untuk menyiapkan komponen darah dalam sistem-tertutup (closed-system) dijaga dalam kondisi bersih serta higienis dan muatan pencemaran mikroba pada peralatan kritis, permukaan dan lingkungan tempat penyiapan hendaklah dipantau.
• Fasilitas berada dalam”proses terbuka” (open process) di area kelas A dengan latar belakang area kelas B.
Hal penting yang perlu diperhatikan:• Tersedia alat pencatat suhu dan catatannya
dikaji secara teratur.• Lemari pendingin (refrigerator) dan lemari
pembeku (freezer) hendaklah dibebaskan dari es secara teratur dan dibersihkan.
• Apabila fasilitas penyimpanan dingin dimatikan, pembersihan total hendaklah dilakukan.
PEMBUATAN RADIOFARMAKA
• Tata letak ruang fasilitas radioisotop disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilakukan, luas area yang diperlukan, dan prosedur serta peraturan yang dipersyaratkan untuk melindungi personil dari kontaminasi radioaktif.
• Menentukan perbedaan tekanan udara antar ruang, arah alir udara dan kualitas udara yang tepat bertujuan sebagai analisis risiko.
• Semua radiofarmaka ditangani dalam lemari asam, glove boxes atau hot cells, biohazard safety cabinet.
Fasilitas di bawah ini hendaklah memenuhi persyaratan: a) Glove box, hendaklah dijaga kebersihannya sesuai jenis
produk yang diproses. Gunakan peralatan Kelas A untuk produk steril. Gunakan peralatan kelas C untuk produk nonsteril.
b)Bila ruangan kedap udara maka laboratorium radioaktif, ruang preparasi, dan ruang pengawasan mutu hendaklah memenuhi persyaratan kelas D untuk menghindarkan kontaminasi oleh mikroorganisme dan debu. Bila ruangan tidak kedap udara maka memenuhi persyaratan kelas C.
c) Glove box untuk penanganan zat radioaktif dapat memenuhi persyaratan biohazard safety cabinet.
• Semua radiofarmaka untuk penggunaan parenteral harus steril.
• Endotoksin bakteri menyebabkan efek pirogenik. Pengujian pirogen in-vivo secara teratur pada kelinci (durasi uji: 24±5 jam) untuk memastikan apirogenisitas produk mungkin tidak dapat dilakukan sebelum pelulusan/penggunaan produk.
• Uji in vitro untuk bakteri endotoksin dapat menggunakan metode Limulus Amoebocyte Lysate (LAL).
PENGGUNAAN RADIASI PENGION DALAM PEMBUATAN OBAT
• Fasilitas hendaklah didesain dan dioperasikan untuk memisahkan wadah yang sudah diiradiasi dan yang belum untuk mencegah kontaminasi silang.
• Jika produk dikemas di dalam wadah iradiasi tertutup, mungkin tidak perlu dilakukan pemisahan produk farmasi terhadap nonfarmasi, bilamana tidak ada risiko produk farmasi terkontaminasi dengan produk nonfarmasi.
• Kemungkinan kontaminasi produk oleh radionuklida dari sumber radiasi harus dihilangkan.
PERALATAN
RANCANG BANGUN& KONSTRUKSI
PEMASANGAN& PENEMPATAN
PEMELIHARAAN
MESIN
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan obat memiliki rancang-bangun dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dengan tepat, sehingga mutu yang dirancang bagi tiap produk obat terjamin secara seragam dari bets ke bets, serta untuk memudahkan pembersihan dan perawatan.
Rancang-Bangun dan Konstruksi Peralatan yang Tepat
• Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan baku, produk antara, produk ruahan atau obat jadi tidak boleh bereaksi, mengadisi atau meng-absorbsi, yang dapat mengubah identitas, mutu atau kemurniannya di luar batas yang telah ditentukan.
• Tidak boleh merugikan terhadap produk, misalnya bocornya katup, menetesnya zat pelumas/zat lain yang sejenis, atau karena perbaikan, pemeliharaan, modifikasi atau adaptasi yang salah.
• Bahan-bahan yang diperlukan untuk suatu tujuan khusus, seperti pelumas, pendingin, tidak boleh bersentuhan langsung dengan bahan yang diolah karena dapat merubah identitas, mutu atau kemurnian bahan baku, bahan antara, produk ruahan atau obat jadi.
• Pengolahan bahan kimia yang mudah terbakar, ditempatkan di daerah bahan yang mudah terbakar, dilengkapi dengan perlengkapan elektris yang kedap eksplosi.
• Peralatan dapat dibersihkan dengan mudah, baik bagian dalam maupun bagian luar.
• Peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur, menguji dan mencatat diperiksa ketelitiannya secara teratur serta dikalibrasi menurut suatu program dan prosedur yang tepat.
• Hasil pemeriksaan dan kalibrasi hendaklah dicatat dan catatan tersebut disimpan dengan baik.
Pemasangan dan Penempatan
• Peralatan ditempatkan dapat memperkecil pencemaran silang antar bahan di daerah yang sama, jarak yang cukup renggang , dilengkapi dengan pengaman.
• Saluran air, uap, udara bertekanan atau hampa udara dipasang sedemikian rupa.
• Tiap peralatan utama diberi nomor pengenal yang jelas.
• Semua pipa, tangki, selubung pipa uap atau pipa pendingin diberi isolasi yang baik.
• Sistem pemanas, ventilasi, pengatur suhu udara, air minum, pemurnian air, penyulingan air, uap, udara bertekanan dan gas divalidasi untuk memastikan berfungsi sesuai dengan tujuannya.
Pemeliharaan
• Dirawat menurut jadwal yang tepat agar tetap berfungsi dengan baik dan mencegah terjadinya pencemaran yang dapat merubah identitas, mutu atau kemurnian produk.
• SOP tertulis untuk perawatan dibuat dan dipatuhi.
• Buku catatan harian berisi tanggal, waktu, produk, kekuatan dan nomor setiap bets atau lot yang diolah dengan peralatan yang bersangkutan.
Persyaratan kondisi bahan awal
Bahan awal
Definisi:Semua bahan, baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat, yang berubah maupun tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak semua bahan tersebut masih terdapat di dalam produk ruahan.
Bahan awal
Pengadaan bahan awal hanya dari pemasok yang disetujui dan memenuhi spesifikasi
Semua penerimaan, pengeluaran dan
jumlah bahan tersisa hendaklah
dicatat
Sebelum diluluskan untuk digunakan, tiap bahan awal
hendaklah memenuhi
spesifikasi dan diberi label
Tiap pengiriman/bets
bahan awal diberi nomor rujukan yang
menunjukkan identitas
pengiriman/bets selama
penyimpanan dan pengolahan
Apabila dalam satu pengiriman terdapat lebih dari satu bets maka untuk tujuan
pengambilan sampel, pengujian
dan pelulusan, dianggap sbg bets
yang terpisah
cont’d
Bahan awal
Pada tiap penerimaan
dilakukan pemeriksaan visual
(kondisi umum, keutuhan
wadah&segel, ceceran&adanya kerusakan bahan,
kesesuaian catatan pengiriman dengan label dari pemasok)
Wadah dari mana sampel bahan awal diambil hendaklah diberi identifikasi
Sampel bahan awal hendaklah diuji
pemenuhannya thd spesifikasi. Dapat
ditunjukkan dengan sertifikat analisis yang
diperkuat dgn pemastian identitas
yang dilakukan sendiri
Hendaklah diambil langkah yang
menjamin bahwa semua wadah pada suatu pengiriman
berisi bahan baku yang benar, dan melakukan pengamanan terhadap
kemungkinan salah penandaan wadah
oleh pemasok
Bahan awal yang diterima dikarantina
sampai disetujui dan diluluskan
untuk pemakaian oleh kepala bagian Pengawasan Mutu
cont’d
Bahan awal
Bahan awal di area penyimpanan
hendaklah diberi label yang tepat hendaklah memuat keterangan (nama bahan ,bila perlu nomor kode
bahan; nomor bets/kontrol yang
diberikan pada saat penerimaan bahan,
status bahan, tanggal daluwarsa
Label yang menunjukkan status
bahan awal hendaklah
ditempelkan oleh personil yang
ditunjuk
Persediaan bahan awal hendaklah diperiksa secara
berkala untuk meyakinkan wadah
tertutup rapat , diberi label dgn benar, dan dlm
kondisi baik
Bahan awal yang dapat mengalami kerusakan
karena terpapar panas, hendaklah disimpan di
dalam ruangan yang suhu udaranya
dikendalikan dengan ketat; bahan yang peka terhadap kelembaban
dan/atau cahaya hendaklah disimpan
ruangan yang dikendalikan kondisinya
cont’d
Bahan awal
Penyerahan bahan awal untuk
produksi dilakukan oleh personil yang
berwenang sesuai prosedur yang
disetujui
Alat timbang diverifikasi tiap hari sebelum dipakai untuk membuktikan
bahwa kapasitas, ketelitian dan ketepatannya
memenuhi persyaratan
Semua bahan awal yang ditolak diberi penandaan yang menyolok,
ditempatkan terpisah dan
dimusnahkan/dikembalikan kepada
pemasoknya
Spesifikasi bahan awalhendaklah mencakup, di mana diperlukan:a) deskripsi bahan, termasuk
nama yang ditentukan dan kode referen (kode produk) internal;
rujukan monografi farmakope, bila ada;pemasok yang disetujui dan, bila mungkin, produsen bahan;standar mikrobiologis, bila ada;
b) petunjuk pengambilan sampel dan pengujian / prosedur rujukan;
c) persyaratan kualitatif dan kuantitatif dengan batas penerimaan;d) kondisi penyimpanan dan tindakan pengamanan; dane) batas waktu penyimpanan sebelum dilakukan pengujian
kembali.
Penyimpanan Bahan Awal dan Bahan PengemasPemisahan secara fisik/cara lain yang tervalidasi hendaklah disediakan untuk
penyimpanan bahan atau produk yang ditolak, daluwarsa, ditarik dari peredaran atau obat atau bahan kembalianserta diberi identitas yang tepat
Semua bahan awal&bahan pengemas yang diserahkan ke area penyimpanan hendaklah diperiksa kebenaran identitas, kondisi wadah dan tanda pelulusan
oleh bagian Pengawasan Mutu
Bila identitas/kondisi wadah bahan awal atau bahan pengemas diragukan hendaklah dikirim ke area karantina. Selanjutnya pihak Pengawasan Mutu
hendaklah menentukan status bahan tersebut
Bahan awal&bahan pengemas yang ditolak hendaklah tidak disimpan bersama-sama dengan bahan yang sudah diluluskan, tapi dalam area khusus
yang diperuntukkan bagi bahan yang ditolak
Bahan cetak hendaklah disimpan di “area penyimpanan terlarang” (restricted storage area) dan penyerahan di bawah pengawasan yang ketat
Stok tertua bahan awal dan bahan pengemas dan yang mempunyai tanggal daluwarsa paling dekat hendaklah digunakan terlebih dahulu (prinsip FIFO dan
FEFO)
Bahan awal dan bahan pengemas hendaklah diuji ulang terhadap identitas, kekuatan, mutu dan kemurnian, sesuai kebutuhan, misalnya setelah disimpan lama/terpapar ke udara, panas /kondisi lain yang berdampak buruk terhadap
mutu
SPESIFIKASI AND PROSEDUR PENGUJIAN
Prosedur pengujian divalidasi dengan
memperhatikan fasilitas & peralatan yang ada
Semua kegiatan pengujian dilakukan
sesuai dengan metode yang telah disetujui pada saat pemberian izin edar
Spesifikasi dan prosedur pengujian untuk tiap
bahan awal mencakup spesifikasi dan prosedur
pengujian mengenai:
identitas, kemurnian,
mutu kadar/potensi
Pengujian Bahan awal obat
Tujuan: menetapkan kesesuaian dengan persyaratan bahan awal obat, meliputi:
• Identitas• Mutu• Kemurnian • Kadar
IDENTITAS
Pengujian harus spesifik.
Pengujian dan spesifikasi lain yang tertera
dapat membantu pembuktian
identitas bahan yang diuji
Cara/metode: cara kimia, fisika, fisikokimia,
kromatografi, imunokimia
Identifikasi: suatu cara untuk
membuktikan bahwa bahan yang
diperiksa mempunyai
identitas yang sesuai dengan
yang tertera pada etiket Identitas suatu bets bahan
awal biasanya dipastikan apabila sampel diambil dari tiap wadah dan dilakukan uji
identitas terhadap tiap sampel. Pengambilan sampel boleh dilakukan dari sebagian
wadah bila telah dibuat prosedur tervalidasi untuk
memastikan bahwa tidak satu pun wadah bahan awal yang
salah label identitasnya.
MUTU
Mutu suatu bets bahan awal dapat
dinilai dengan mengambil dan
menguji sampel yang representatif.
Fungsi lain: dpt digunakan sbg cara identifikas (kalau murni), sbg cara pengujian
kemurnian (kalau tidak murni)
Tujuan: menetapkan tetapan fisika (titik
lebur, titik didih, rotasi optik/rotasi jenis.,indeks bias)
yang dapat digunakan sbg atribut mutu
(atribut= parameter uji)
Jumlah yang diambil untuk menyiapkan sampel
representatif ditentukan scr statistik dan dicantumkan dalam pola pengambilan
sampel. Jumlah sampel yang dapat dicampur menjadi satu sampel komposit hendaklah
ditetapkan dgn pertimbangan sifat bahan, informasi tentang
pemasok dan homogenitas sampel komposit itu.
KEMURNIAN
Pengujian impuritas
dapat dilakukan melalui uji
kuantitatif atau uji batas impuritas
dalam sampel.
Metode pengujian: susut pengeringan,
kadar air, sisa pemijaran, kadar air,
sisa pemijaran)
Tujuan: membuktikan bahwa bahan
bebas dari senyawa asing dan cemaran
atau mengandung
senyawa asing dan cemaran pada batas
tertentu
Kedua pengujian tersebut bertujuan merefleksikan secara tepat karakteristik kemurnian dari sampel.
KADAR
Metode yang digunakan: gravimetri; volumetri;
spektrofotometri UV, VIS,
IR; kromatografi
Tujuan: menetapkan
kadar senyawa aktif dalam bahan
yang diuji
Kelengkapan Dokumen
Dokumentasi
bagian dari sistem informasi manajemen dan dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu.
Untuk memastikan bahwa tiap personil menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga memperkecil risiko terjadi salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul karena hanya mengandalkan komunikasi lisan.
DEFINISI FUNGSI
Dokumen Yang Diperlukan
SpesifikasiSpesifikasi Bahan AwalSpesifikasi Bahan
PengemasSpesifikasi Produk Antara
dan Produk RuahanSpesifikasi Produk Jadi
Dokumen ProduksiDokumen Produksi IndukProsedur Pengolahan IndukProsedur Pengemasan IndukCatatan Pengolahan BetsCatatan Pengemasan Bets
Prosedur dan Catatan- Penerimaan- Pengambilan Sampel- Pengujian- Lain-lain
Spesifikasi
Spesifikasi Bahan Awal
Spesifikasi Bahan Pengemas
Spesifikasi Produk Antara dan Produk
Ruahan
Spesifikasi Produk Jadi
Spesifikasi Bahan Awal • nama yang ditentukan dan kode
produk internal
• rujukan monografi farmakope
• kondisi penyimpanan dan tindakan pengamanan
• batas waktu penyimpanan sebelum dilakukan pengujian kembali
• persyaratan kualitatif dan kuantitatif dengan batas penerimaan
• petunjuk pengambilan sampel dan pengujian
Spesifikasi Bahan Pengemas•deskripsi bahan
•petunjuk pengambilan sampel dan pengujian atau prosedur rujukan
•persyaratan kualitatif dan kuantitatif dengan batas penerimaan
•kondisi penyimpanan dan tindakan pengamanan
•batas waktu penyimpanan sebelum dilakukan pengujian kembali
Spesifikasi Produk Antara dan Produk Ruahan
Spesifikasi Produk Jadi•nama produk yang ditentukan dan kode produk
•formula atau rujukan
•deskripsi bentuk sediaan dan uraian kemasan &ukuran kemasan
•petunjuk pengambilan sampel dan pengujian/prosedur rujukan
•persyaratan kualitatif & kuantitatif dengan batas penerimaan
•kondisi penyimpanan & tindakan pengamanan khusus
•masa edar/simpan
Dokumen Produksi
Dokumen Produksi Induk
Prosedur Produksi Induk
Catatan Produksi Bets
Dokumen Produksi Induk1. Komposisi atau formula produk untuk tiap satuan
dosis dan satu sampel ukuran bets2. Daftar lengkap bahan awal (akan berubah atau
tidak selama proses)
3. Spesifikasi bahan awal
4. Daftar bahan pengemas
5. Spesifkasi bahan kemasan primer
6. Prosedur pengolahan dan pengemasan
7. Daftar alat pengolahan dan pengemasan
8. Pengawasan selama pengolahan dan pengemasan
9. Masa edar/simpan
Prosedur Pengolahan Induk1. nama produk dengan kode referen produk (spesifikasi)
2. deskripsi bentuk sediaan, kekuatan produk dan ukuran bets
3. daftar dari semua bahan awal yang harus digunakan, (nama, jumlah, kode)
4. pernyataan mengenai hasil akhir yang diharapkan dengan batas penerimaan, pernyataan mengenai lokasi pengolahan dan peralatan utama yang harus digunakan
5. metode atau rujukan metode yang harus digunakan untuk mempersiapkan peralatan kritis
6. instruksi rinci tahap proses (misalnya pemeriksaan bahan, perlakuan awal, urutan penambahan bahan, waktu pencampuran, suhu);
7. instruksi untuk semua pengawasan selama proses dengan batas penerimaannya
8. bila perlu, syarat penyimpananproduk ruahan (wadah, pelabelan dan kondisi penyimpanan khusus, di mana perlu; dan semua tindakan khusus yang harus diperhatikan.
Prosedur Pengemasan Induk
• nama produk1.
• deskripsi bentuk sediaan dan kekuatannya2.
• ukuran kemasan (angka, berat atau volume) produk dalam wadah akhir3.
• daftar lengkap semua bahan pengemas yang diperlukan untuk satu bets standar (jumlah, ukuran dan jenis bersama kode atau nomor referen bahan pengemas)
4.
• tindakan khusus yang harus diperhatikan, termasuk pemeriksaan secara cermat area dan peralatan untuk memastikan kesiapan jalur (line clearance) sebelum kegiatan dimulai.
5.
• pengawasan-selama-proses termasuk pengambilan sampel dan batas penerimaan.6.
Catatan Pengolahan Betsa) nama produk;
b) tanggal dan waktu dari permulaan, dari tahap antara yang signifikan dan
dari penyelesaian pengolahan;
c) nama personil yang bertanggung jawab untuk tiap tahap
d) paraf operator untuk berbagai langkah pengolahan dan bila paraf
personil yang memeriksa tiap kegiatan (misalnya penimbangan)
e) nomor bets dan/atau nomor kontrol analisis dan jumlah nyata bahan awal yang ditimbang atau diukur (termasuk
nomor bets dan jumlah bahan hasil pemulihan atau hasil pengolahan ulang
yang ditambahkan);f) kegiatan pengolahan atau kejadian dan peralatan utama yang digunakan;
g) catatan pengawasan-selama proses dan paraf personil yang melaksanakan
serta hasil yang diperoleh
h) Jumlah produk yang diperoleh dari tahap pengolahan
i) catatan mengenai masalah khusus yang terjadi termasuk uraiannya
dengan tanda tangan pengesahan untuk segala penyimpangan terhadap
Prosedur Pengolahan Induk.
Catatan Pengemasan Betsnama produk;
tanggal dan waktu tiap kegiatan pengemasan;
nama personil yang bertanggung jawab untuk pengemasan;
catatan pemeriksaan terhadap identitas dan konformitas dengan Prosedur Pengemasan Induk termasuk hasil pengawasan selama proses;
rincian kegiatan pengemasan yang dilakukan, termasuk referensi peralatan dan jalur pengemasan yang digunakan;
apabila dimungkinkan, sampel bahan pengemas cetak yang digunakan, termasuk spesimen dari kodifikasi bets, pencetakan tanggal daluwarsa serta semua pencetakan tambahan
catatan mengenai masalah khusus yang terjadi termasuk uraiannya dengan tanda tangan pengesahan untuk semua penyimpangan
Prosedur dan Catatan
PenerimaanPengambilan
SampelPengujian Lain-lain
• Penerimaan– Hendaklah tersedia prosedur tertulis dan catatan penerimaan untuk
tiap pengiriman tiap bahan awal, bahan pengemas primer dan bahan pengemas cetak.
– Hendaklah tersedia prosedur tertulis untuk penandaan karantina internal dan penyimpanan bahan awal, bahan pengemas dan bahan lain, sesuai keperluan.
• Pengambilan Sampel– Hendaklah tersedia prosedur tertulis untuk pengambilan sampel yang
mencakup personil yang diberi wewenang mengambil sampel, metode dan alat yang harus digunakan, jumlah yang harus diambil dan segala tindakan pengamanan yang harus diperhatikan untuk menghindarkan kontaminasi terhadap bahan atau segala penurunan mutu
• Pengujian– Hendaklah tersedia prosedur tertulis untuk pengujian bahan dan
produk yang diperoleh dari tiap tahap produksi yang menguraikan metode dan alat yang harus digunakan. Pengujian yang dilaksanakan hendaklah dicatat
PROSEDUR DAN CATATAN
Lain-lainprosedur pelulusan dan penolakan tertulis bahan dan produk, penjualan produk
jadi oleh kepala Manajemen Mutu (Pemastian Mutu).
Catatan distribusi tiap bets produk disimpan untuk memfasilitasi penarikan kembali bets bila perlu
prosedur tertulis dan catatan yang berkaitan mengenai tindakan yang harus diambil atau kesimpulan yang dicapai
Prosedur pengoperasian untuk peralatan pembuatan dan pengujian
Tersedia buku catatan tentang semua kegiatan validasi, kalibrasi, perawatan, pembersihan, perbaikan, disertai tanggal, identitas personil yang melaksanakan
SCALE UP
Proses peningkatan ukuran batch.
Scale up dari sebuah proses adalah prosedur untuk menerapkan proses yang sama pada volume output yang
berbeda.
Formulation related
• Mengidentifikasi dan mengontrol komponen penting dan variabel lainnya
Equipment related
• Identifikasi dan kontrol parameter penting and rentang pengoperasian
Documentation
• Evaluasi, validasi dan control akhir
Production and process related
• Pengembangan dan validasi prosedur pengolahan
Product related
TUJUAN SCALE UP
Tahapan dalam Scale up Menentukan produk ekonomi berdasarkan proyeksi ukuran pasar
proyeksi dan penjualan yang kompetitif dan memberikan bimbingan untuk biaya produksi yang diizinkan
Melakukan penelitian laboratorium dan perencanaan scale up pada saat yang sama
Menentukan langkah pengendalian yang utama dalam proses yang diajukan
Mengadakan penelitian pendahuluan yang lebih besar dari penelitian laboratorium dengan perlengkapan yang akan digunakan dalam langkah laju pengendalian untuk membantu dalam perancangan pabrik
Merancang dan membangun pilot plant termasuk ketentuan untuk proses dan kontrol lingkungan, pembersihan dan sistem sanitasi, kemasan dan sistem penanganan limbah, dan memenuhi persyaratan badan pengawas
Mengevaluasi hasil pilot plant (produk dan proses) termasuk ekonomi proses untuk membuat koreksi dan keputusan tentang ya atau tidak untuk melanjutkan dengan skala pengembangan pabrik
KESALAHAN Scale up
• Scaling berdasarkan mekanisme unit operasi yang salah
• Karakterisasi peralatan yang tidak lengkap seperti multishaft mixers/homogenizers
• Kurangnya pengetahuan tentang proses, kurangnya informasi proses yang penting
• Pemanfaatan berbagai jenis peralatan pada berbagai tingkat scale-up
• Harapan yang tidak realistis seperti disipasi panas • Perubahan dalam produk dan proses (seperti
perubahan formulasi, perubahan fasa, perubahan dalam rangka penambahan) selama scale-up.
Skala lab
TAHAP PRODUK SEDIAAN FARMASI
- Untuk pengembangan sediaan obat skala produksi- Volume 1-2 mL- Meliputi fisika kimia bahan, pemasok bahan baku,
kemasan pasar
Skala lab
• Proses uji coba sebelum obat dibuat dalam skala produksi
• Untuk keperluan produksi obat untuk penelitian uji bioekuivalensi
Skala pilot
ALASAN DILAKUKAN SKALA PILOT
• Pilot plan membantu mengawasi produk dan proses pada skala sedang sebelum dikeluarkannya biaya yang besar untuk produksi skala penuh
• Biasanya tidak dapat diprediksi efek dari sejumlah penambahan pada skala besar
• Tidak mungkin membuat desain langsung yang berhasil dari rencana produksi skala besar dari data lab sendiri
Untuk evaluasi hasil dari uji lab dan pembuatan produk serta koreksi dan pengembangan proses
Memproduksi sejumlah kecil produk sensori, kimia, evaluasi mikrobiologi, pengujian pasar terbatas atau pemberian sampel pada pelanggan potensial dan uji stabilitas penyimpanan
Menyediakan data yg dapat digunakan utk membuat keputusan meneruskan atau menghentikan proses produksi
TUJUAN SKALA PILOT
Skala Produksi
Skala produksi
PERSONALIA
SDM
u/ pembentukan & penerapan sistem pemastian mutu yg memuaskan & pembuatan obat yg benar
Industri farmasi bertanggung jawab menyediakan personil terkualifikasi dlm jumlah memadai u/ melaksanakan tugas.
Memahami tanggung jawabnya, Memahami CPOB, Memperoleh pelatihan awal & berkesinambungan (termasuk
istruksi mengenai higiene yg berkaitan dg pekerjaannya. Tidak dibebani tanggung jawab yg berlebihan u/ menghindari
resiko thd mutu obat
PERSONIL KUNCI
Ka bagian
produksi
Ka bagian manaje
men mutu
Ka bagian
pengawasan mutu
Masing-masing dipimpin o/ seorang apoteker
Dg orang yg berbeda & tidak saling bertanggung jawab 1 thd yg lainnya
PERSONIL KUNCI
Diberi wewenang penuh dan sarana yang memadai u/ dapat melaksanakan tugasnya secara efektif.
Tidak mempunyai kepentingan lain di luar organisasi yg dapat menghambat/membatasi kewajibannya dlm melaksanakan tanggung jawab
apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi
memperoleh pelatihan yang sesuai
memiliki pengalaman praktis yang memadai dalam bidang pembuatan obat
memiliki keterampilan manajerial u/ melaksanakan tugasnya secara profesional
KRITERIA PERSONIL KUNCI
Tanggung jawab penuh
Tanggung jawab bersama
PERSONIL KUNCI
WEWENANG & TANGGUNG JAWAB PENUH Ka Bagian Produksi
• memastikan bahwa obat diproduksi & disimpan sesuai prosedur agar memenuhi persyaratan mutu yg ditetapkan;
• memberikan persetujuan petunjuk kerja yg terkait dengan produksi & memastikan bahwa petunjuk kerja diterapkan secara tepat;
• memastikan bahwa catatan produksi telah dievaluasi & ditandatangani oleh kepala bagian Produksi sebelum diserahkan kepada kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu);
• memeriksa pemeliharaan bangunan & fasilitas serta peralatan di bagian produksi;
• memastikan bahwa validasi yg sesuai telah dilaksanakan; • memastikan bahwa pelatihan awal & berkesinambungan bagi
personil di departemennya dilaksanakan & diterapkan sesuai kebutuhan.
WEWENANG & TANGGUNG JAWAB PENUH Ka Bagian Pengawasan Mutu
• Menyetujui /menolak bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan & produk jadi;
• memastikan bahwa seluruh pengujian yg diperlukan telah dilaksanakan;
• memberi persetujuan terhadap spesifikasi, petunjuk kerja pengambilan sampel, metode pengujian & prosedur pengawasan mutu lain;
• memberi persetujuan & memantau semua analisis berdasarkan kontrak;
• memeriksa pemeliharaan bangunan & fasilitas serta peralatan di bagian pengawasan mutu;
• memastikan bahwa validasi yg sesuai telah dilaksanakan; • memastikan bahwa pelatihan awal & berkesinambungan bagi
personil di departemennya dilaksanakan & diterapkan sesuai
WEWENANG & TANGGUNG JAWAB PENUH Ka Bagian Manajemen Mutu
• memastikan penerapan (&, bila diperlukan, membentuk) sistem mutu; • ikut serta dalam / memprakarsai pembentukan manual mutu
perusahaan; • memprakarsai dan mengawasi audit internal atau inspeksi diri berkala; • melakukan pengawasan terhadap fungsi bagian Pengawasan Mutu; • memprakarsai dan berpartisipasi dalam pelaksanaan audit eksternal
(audit terhadap pemasok); • memprakarsai dan berpartisipasi dalam program validasi; • memastikan pemenuhan persyaratan teknik /peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) yg berkaitan dengan mutu produk jadi;
• mengevaluasi/mengkaji catatan bets; • meluluskan /menolak produk jadi u/ penjualan dg mempertimbangkan
semua faktor terkait.
TANGGUNG JAWAB BERSAMA PERSONIL KUNCI
• otorisasi prosedur tertulis & dokumen lain, termasuk amandemen; • pemantauan dan pengendalian ling-kungan pembuatan obat; • higiene pabrik; • validasi proses; • pelatihan; • persetujuan dan pemantauan terhadap pemasok bahan; • persetujuan dan pemantauan terhadap pembuat obat berdasarkan
kontrak; • penetapan dan pemantauan kondisi penyimpanan bahan dan
produk; • penyimpanan catatan; • pemantauan pemenuhan terhadap persyaratan CPOB; • inspeksi, penyelidikan dan pengambilan sampel, u/ pemantauan
faktor yang mungkin berdampak terhadap mutu produk.
• IF hendaknya memberikan pelatihan bagi seluruh personil karena tugasnya harus berada di dalam area produksi, gudang penyimpanan / laboratorium (termasuk personil teknik, perawatan dan petugas kebersihan), & bagi personil lain yg kegiatannya dapat berdampak pada mutu produk.
• Di samping pelatihan dasar dalam teori & praktik CPOB, personil baru hendaklah mendapat pelatihan sesuai dg tugas yg diberikan.
• Pelatihan berkesinambungan hendaklah juga diberikan, & efektifitas penerapannya hendaklah dinilai secara berkala.
• Catatan pelatihan hendaklah disimpan.
PELATIHAN
• Pelatihan spesifik hendaklah diberikan kepada personil yg bekerja di area di mana pencemaran merupakan bahaya, misalnya area bersih / area penanganan bahan berpotensi tinggi, toksik/bersifat sensitisasi.
• Pengunjung /personil yg tdk mendapat pelatihan sebaiknya tdk masuk ke area produksi & laboratorium pengawasan mutu. Bila tdk dpt dihindarkan, hendaklah mereka diberi penjelasan lebih dahulu, terutama mengenai higiene perorangan & pakaian pelindung yg dipersyaratkan serta diawasi dg ketat.
• Konsep Pemastian Mutu & semua tindakan yg tepat u/ meningkatkan pemahaman & penerapannya hendaklah dibahas secara mendalam selama pelatihan.
• Pelatihan hendaklah diberikan oleh orang yg terkualifikasi.
TERIMA KASIH