Upload
buinguyet
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI KECIL PEMBUATAN TAHU
DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA
(Studi Kasus di Desa Kanoman, Kalurahan Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak,
Kabupaten Boyolali)
Skripsi
Oleh:
Karulina Sabrina
K8407034
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI KECIL PEMBUATAN TAHU
DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA
(Studi Kasus di Desa Kanoman, Kalurahan Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak,
Kabupaten Boyolali)
Oleh:
Karulina Sabrina
K8407034
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini Telah Disetujui untuk Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 8 Juni 2011
Pembimbing I
Dra. Siti Rochani, M.Pd
NIP. 195402131980032001
Pembimbing II
Drs. MH. Sukarno, M.Pd
NIP. 195106011979031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari : Senin
Tanggal : 20 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang
Ketua : Drs. Suparno, M. Si.
Sekretaris : Drs. Slamet Subagya, M. Pd
Anggota I : Dra. Siti Rochani, M. Pd
Anggota II : Drs. MH. Sukarno, M. Pd
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Karulina Sabrina. K8407034. PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI
KECIL PEMBUATAN TAHU DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA
(Studi Kasus di Desa Kanoman, Kalurahan Gagaksipat, kecamatan
Ngemplak, Kabupaten Boyolali). Skripsi, Surakarta: Fakultas keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyerapan tenaga kerja di
sektor industri kecil pembuatan tahu, yang dilihat dari (1) pertumbuhan sektor
industri kecil pembuatan tahu di Dukuh Kanoman (2) kontribusi industri kecil
pembuatan tahu bagi penyerapan tenaga kerja di Dukuh Kanoman (3) bagaimana
penyerapan tenaga kerja industri kecil pembuatan tahu di Dukuh Kanoman.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif
dengan studi kasus tunggal terpancang. Sumber data dalam penelitian ini berupa
manusia (informan), peristiwa dan aktivitas, dokumen lain yang menunjang
penelitian, serta studi pustaka. Pengumpulan data dengan menggunakan observasi,
wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Teknik cuplikan menggunakan
purposive dengan snowball. Untuk mencari validitas data menggunakan
triangulasi sumber (data) dan triangulasi metode. Teknik analisis dengan
menggunakan teknik analisis interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan pertama, pertumbuhan
industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman mengalami pertumbuhan setiap
tahunnya. Industri kecil ini, akan muncul setiap tahun satu atau dua industri kecil.
Industri kecil pembuatan tahu didirikan dengan alasan masyarakat yang
menginginkan suatu kesejahteraan dan guna peningkatan pendapatan. Kedua,
kontribusi yang ditawarkan dengan adanya industri kecil pembuatan tahu ini
adalah (a) Tersedianya lapangan kerja. Dengan industri kecil pembuatan tahu
dapat membuka peluang pekerjaan, sehingga pengangguran dalam masyarakat
dapat berkurang. (b) Memberikan pendapatan dan kesejahteraan karena tenaga
kerja rata-rata mengalami kenaikan 42.8% setiap minggunya. Dari pendapatan
yang diperoleh mereka di sektor industri kecil pembuatan tahu dapat mencukupi
kebutuhan hidup sehari-hari mereka dan keluarganya. Ketiga, penyerapan tenaga
kerja industri kecil pembuatan tahu berasal dari Dukuh Kanoman sendiri dan
berasal dari Dukuh lain. Industri kecil dapat menyerap tenaga kerja karena
angkatan kerja di Dukuh Kanoman produktif mencapai 65.8% dari jumlah
penduduk Kanoman yang berjumlah 1171 jiwa. Sehingga penyerapan lebih bisa
menekan laju pengangguran yang ada dalam masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Karulina Sabrina. K8407034. GROWTH SMALL INDUSTRIAL SECTOR IN
ABSORPTION MANPOWER (Case Study in Kanoman Village, Kalurahan
Gagaksipat, Ngemplak District, Boyolali Regency). Thesis, Surakarta: Teacher
Training and Education Faculty. Thesis, Surakarta Sebelas Maret University.
The objective of this research is to know labour absorption in small
industry sector of tahu production, can be seen from (1) the growth of small
industry sector of tahu production in Kanoman village, (2) The contribution of
small industry in tahu production for labor absorption in Kanoman village, (3)
How is labor absorption in small industry of tahu production in Kanoman village.
The research uses descriptive qualitative method by using case study of
singular side. The source of date that is used in this research are informan, event
and activity, documents relate to this research, book study. The techniques of
collecting data are observation, interview, book study and documentation.
Quotation technique uses purposive with snowball. To look for data validity uses
triangulation source and triangulation method. The technique of analyzing data
uses interactive technique.
Based on the result of research, it can be concluded that: (1) the growth of
small industry of tahu production in Kanoman village improve every year. It will
appear every year as many as one until two small industry. It is held by some
reasons: first, the society wants a welfare and increase their income. Second, the
contribution that is offered by small industry of tahu production: (a) the available
of job vacancy. It opens opportunity for labour to enter in sector, so that jobless
decrease in society, (b) give income and welfare because the labour increases
from 42.8 % every week. They get income from small industry of tahu production
to complete their daily need. Third, the labour absorption in small industry of tahu
production comes from Kanoman village and others area. Small industry can
absorpt labour because the rate of labour in Kanoman village is productive. It
reachs 65.8% of population in Kanoman village. The amount of population 1171
persons, so that the absorption is able to face jobless in society.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat kecuali orang- orang yang khusu’
( QS Albaqarah: 45 )
Lakukanlah apa yang bisa engkau perbuat saat ini, dan janganlah engkau
menundanya sampai esok hari.
( Penulis )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan hasil
karya ini kepada:
1. Bapak ibu, adik-adik dan kakakku yang sangat aku
sayangi
2. Teman-temanku Pendidikan Sosiologi Antropologi
2007 yang selalu mendukungku
3. Agamaku yang menjadi tameng dari perbuatan keji
dan mungkar
4. Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT ,atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya dan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini
untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkangelar sarjana pendidikan.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan, petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga dalam
kesempatan ini peneliti ingin mengucapakan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, Dekan Fakulatas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sbelas Maret Surakarta;
2. Drs. H. Syaiful Bachri, M. Pd, ketua jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan;
3. Drs. H. MH. Sukarno, M. Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi
Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sebelas
Maret Surakarta dan sebagai Pembimbing II dalam penelitian;
4. Ibu Dra. Siti Rochani M. Pd, selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, arahan dan nasehat dalam penyusunan skripsi ini;
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, hingga terselesaikannya
skripsi ini.
Peneliti menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran
terhadap kekurangan yang ada sangat peneliti harapkan dan peneliti mengucapkan
terima kasih. Peneliti berharap semoga skripsi ini turut memberikan sumbangan
manfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2011
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................. i
PENGAJUAN ....................................................................................................... ii
PERSETUJUAN .................................................................................................. iii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ v
MOTTO ................................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 8
1. Masyarakat Desa ............................................................................................ 8
a. Pengertian Masyarakat ............................................................................... 8
b. Masyarakat Desa ....................................................................................... 12
2. Industri Kecil................................................................................................. 13
a. Pengertian Industri ..................................................................................... 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
b. Klasifikasi Industri .................................................................................... 14
c. Perkembangan Industri Kecil ..................................................................... 18
3. Tenaga Kerja ................................................................................................... 26
a. Pengertian Tenaga Kerja ............................................................................ 26
b. Macam Tenaga Kerja ................................................................................ 28
4. Kaitan Industri Kecil dalam Penyerapan Tenaga Kerja...................................... 31
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................................ 32
C. Kerangka Berfikir .............................................................................................. 34
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 35
1. Tempat Penelitian .......................................................................................... 35
2. Waktu Penelitian ............................................................................................ 36
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................................................ 36
1. Bentuk Penelitian ............................................................................................ 36
2. Strategi Penelitian ........................................................................................... 38
C. Sumber Data ....................................................................................................... 39
D. Teknik Cuplikan ................................................................................................. 41
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 42
F. Validitas Data ..................................................................................................... 44
G. Analisis Data ...................................................................................................... 46
H. Prosedur Penelitian ............................................................................................. 48
BAB IV SAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA PENELITIAN ...................... 50
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................................ 50
1. Keadaan Geografis ....................................................................................... 50
2. Keadaan Monografi ...................................................................................... 51
a. Penduduk menurut umur ............................................................................ 51
b. Penduduk menurut Pekerjaan ..................................................................... 52
B. Deskripsi Masalah Penelitian .............................................................................. 52
1. Pertumbuhan Sektor industri ......................................................................... 54
2. Kontribusi Industri Kecil Pembuatan Tahu ................................................... 59
a. Tersedianya Lapangan Kerja ...................................................................... 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
b. Memberikan Pendapatan dan Kesejahteraan............................................... 65
3. Penyerapan Tenaga Kerja ............................................................................. 69
C. Temuan studi yang Dihubungkan dengan Kajian teori ......................................... 73
1. Pertumbuhan Sektor Industri pembuatan Tahu ............................................... 73
2. Kontribusi Industri Kecil Pembuatan Tahu ..................................................... 75
a. Tersedianya Lapangan Kerja ...................................................................... 75
b. Memberikan Pendapatan dan Kesejahteraan............................................... 77
3. Penyerapan Tenaga Kerja ............................................................................. 79
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................................ 82
A. Simpulan ............................................................................................................ 82
B. Implikasi ............................................................................................................ 83
C. Saran .................................................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 85
LAMPIRAN .......................................................................................................... 88
1. Lampiran 1 ...................................................................................................... 89
2. Lampiran 2 ...................................................................................................... 94
3. Lampiran 3 ...................................................................................................... 129
4. Lampiran 4 ...................................................................................................... 132
5. Lampiran 5 ...................................................................................................... 133
6. Lampiran 6 ...................................................................................................... 134
7. Lampiran 7 ...................................................................................................... 135
8. Lampiran 8 ...................................................................................................... 136
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Waktu dan Kegiatan Penelitian .......................................................... 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
1. Skema 1 Kerangka Berfikir ............................................................................ 34
2. Skema 2 Model Analisis Data Interaktif ......................................................... 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Interview Guide ............................................................................................. 89
2. Fieldnote ....................................................................................................... 94
3. Foto-foto Penelitian ....................................................................................... 129
4. Surat Permohonan Ijin Menyusun research Kepada rektor UNS ..................... 132
5. Surat permohonan Ijin Menyusun Skripsi....................................................... 133
6. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi Kepada PD I .................................. 134
7. Surat Permohonan Ijin Penelitian Kepada Kepala Desa .................................. 135
8. Surat Keterangan Telah Melaksanakan penelitian........................................... 136
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan dalam segala aspek kehidupan telah merubah kehidupan
masyarakat. Karena arus globalisasi perubahan yang terjadi semakin nyata, arus
globalisasi terjadi karena ketergantungan masyarakat dunia saling meningkat.
Didalam perkembangan, sektor ekonomi juga memegang peranan penting dalam
pembangunan. Karena dari sektor ekonomi dapat memberikan kontribusi dan
kstabilan suatu negara, sebagian besar masyarakat menginginkan suatu
perekonomian baik dan stabil.
Salah satu masalah pembangunan yang mendesak untuk dipecahkan oleh
pemerintah negara-negara berkembang adalah bagaimana menciptakan
kesempatan kerja bagi masyarakat, khususnya yang hidup di daerah pedesaan
merupakan mayoritas negara-negara tersebut. Indonesia adalah negara
berkembang dimana pembangunan perekonomian yang intensif sangat penting
dilakukan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan
perekonomian Indonesia diarahkan pada berbagai sektor yang berkontribusi
penting pada peningkatan produksi.
Kemiskinan setiap tahun meningkat, membutuhkan perhatian khusus dan
menjadi sorotan dunia. Untuk meningkatkan kualitas perekonomian yang stabil,
maka banyak perorangan yang mendirikan industri. Pembinaan industri
merupakan usaha jangka panjang untuk merubah struktur ekonomi kearah
ekonomi yang kokoh dan seimbang antara pertanian dan industri. Ini berarti
pembangunan industri akan memperluas lapangan kerja, memeratakan
kesempatan kerja, memeratakan kesempatan berusaha, mempertinggi
pemanfaatan sumberdaya manusia dan mempercepat laju pembangunan
dikawasan industri kecil.
Berbicara masalah kesempatan kerja, tidak lepas dari sektor industri.
Industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan ekonomi yang dianggap
penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
merupakan proses perubahan struktur ekonomi dari struktur ekonomi pertanian
atau agraris ke struktur ekonomi industri. Tidak dapat dipungkiri bahwa
industrialisasi memberikan dampak yang positif bagi perekonomian di Indonesia,
dengan kata lain sektor industri muncul menjadi penyumbang nilai tambah yang
dominan dan telah tumbuh pesat mengimbangi laju pertumbuhan sektor pertanian.
Pada tahun 1992, ternyata sektor industri telah menggeser peranan sektor
pertanian dalam pembangunan. Industri telah menyumbang PDB (Produk
Domestik Bruto). Sektor industri secara keseluruhan menyumbang 40% terhadap
PDB, dimana peranan industri manufaktur cukup menonjol karena menyumbang
21% terhadap PDB. Pada tahun yang sama, sumbangan sektor pertanian menurun
drastis hingga tinggal 19% dari PDB (Sumber: BPS 2000). Maka sektor industri
merupakan salah satu sektor yang berpengaruh penting dalam pembangunan dan
perekonomian.
Pentingnya industri, khususnya di negara-negara sedang berkembang
sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial di negara tersebut
seperti tingkat kemiskinan yang tinggi, jumlah pengangguran yang besar terutama
dari golongan masyarakat berpendidikan rendah, ketimpangan distribusi
pendapatan, dan proses pembangunan yang tidak merata antara kota dan desa.
Keberadan industri sangatlah penting bagi kelangsungan perekonomian suatu
negara, termasuk didalamnya industri kecil. Meskipun secara “material” industri
berskala besar lebih menjanjikan berbagai kendala tertentu, namun argumentasi
yang menopang tetap pentingnya pendukungan terhadap keberadaan industri kecil
itu setidaknya adalah suatu “spirit” untuk memeratakan kesempatan berusaha,
baik dari sisi tinjauan sosial, sektoral, ataupun regional. Untuk itu, keberadaan
atau pertumbuhan industri kecil diharapkan dapat memberi suatu kontribusi
positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah
tersebut.
Menurut Kenneth James (1993:4) “industri kecil dan menengah sangat
penting pada masing-masing negara, dipandang dari sudut perusahaan dan
kesempatan kerja”. Pengembangan industri berskala kecil akan membantu
mengatasi masalah pengangguran mengingat teknologi yang digunakan adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
teknologi padat karya, sehingga bisa memperbesar lapangan kerja dan kesempatan
usaha, yang pada saatnya mendorong pembangunan daerah dan kawasan
pedesaan.
Di Indonesia, hakikat pembinaan dan makna esensial dari industri kecil
tidaklah dapat dipisahkan dari aspek-aspek normatif yang mendasarinya.
Kemakmuran yang menjadi cita-cita dan kehendak politik bagi bangsa Indonesia
adalah kemakmuran bagi masyarakat luas, bukan kemakmuran individu atau
perseorangan. Dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 ayat 1 dan 2,
disebutkan, ayat 1: “perekonomian Indonesia disusun seagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dalam ayat 2: “Bumi, air, dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Sehingga kemakmuran merupakan milik
masyarakat luas Indonesia.
Industri kecil merupakan milik perorangan yang dikelola sendiri oleh
pemiliknya dan dalam skala kecil. Industri kecil juga merupakan hal penting
dalam menyumbang laju pertumbuhan ekonomi dalam masyarakat. Industri kecil
dapat menyerap tenaga kerja walaupun jumlah tenaga kerja yang dimiliki sedikit.
Sehingga dengan adanya industri ini dapat mengurangi pengangguran yang ada di
dalam masyarakat dan menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat sehingga
memiliki potensi sumber daya manusia yang tinggi.
Hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Boyolali
mencapai 931.537 orang. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk per tahun
selama 10 tahun terakhir, yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 0,38%. Jumlah
penduduk yang paling banyak di Kabupaten Boyolali adalah Kecamatan
Ngemplak dengan jumlah penduduk sebanyak 81.138 orang. Jadi sekitar 0.87%
dari penduduk Boyolai. http//www.boyolalikab.go.id/?brt=detail&id=480
Walaupun data statistik menunjukkan kecamatan Ngemplak merupakan
daerah yang paling banyak penduduknya, tetapi daerah ini memiliki potensi
perindustrian yang baik. Salah satu daerah yang memiliki potensi perindustrian
yang besar adalah di Desa Kanoman tepatnya di Kalurahan Gagaksipat,
Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Industri yang dikembangkan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
daerah ini adalah sub sektor industri kecil yang mengalami suatu pertumbuhan
dalam pengembangannya. Industri kecil paling banyak di daerah ini adalah
bergerak di bidang pembuatan tahu. Desa Kanoman dibagi menjadi dua karena
dipisahkan oleh jalan raya yang cukup besar yakni jalan Embarkasi Donohudan,
tetapi desa ini tetap menjadi satu kesatuan.
Desa Kanoman sendiri, terletak berdekatan dengan Bandara Adi
Soemarmo Solo dan Embarkasi Haji Donohudan serta merupakan bagian dari
pengembangan Solo Raya. Daerah ini berbatasan dengan kota Solo, walaupun
daerah ini termasuk Kabupaten Boyolali, tetapi letaknya jauh dari kota Boyolali
dan lebih dekat dengan kota Solo. Karena letaknya yang cukup strategis,
mengakibatkan sektor industri masuk dengan mudah dan mengalami pertumbuhan
yang pesat. Kanoman merupakan Desa yang sedang mengalami perkembangan
baik dari segi perekonomian dan pembangunan serta termasuk desa ke arah
pengembangan industrialisasi. Desa ini terbagi menjadi 2, yakni Kanoman Etan
dan Kanoman Kulon. Walaupun terbagi menjadi 2, tetapi masih dalam satu
kesatuan desa.
Desa Kanoman terkenal di masyarakat luas merupakan sentra industri
dalam pembuatan tahu dan masyarakatnya sudah dikenal luas dengan kawasan
industri tahu walaupun masih banyak industri-industri lain disana. Jumlah industri
kecil pembuatan tahu ada 20 unit yang masih beroprasi. Selain banyak pabrik
tahu, disana juga banyak para warga masyarakat yang bekerja sebagai pedagang
tahu yang biasanya mereka jual ke pasar-pasar lokal. Biasanya orang-orang yang
membuatkan kedelainya menjadi tahu, berasal dari daerah sekitar dan para warga
masyarakat.
Masyarakat desa Kanoman dulunya banyak yang bekerja pada sektor
pertanian. Tetapi kini sudah banyak yang berpindah ke sektor industri setelah
sektor ini memasuki daerah Kanoman. Dengan adanya pemasukan sektor industri
di daerah ini, maka warga masyarakat mengembangkan industri kecil tahu untuk
penambahan income pendapatan mereka serta memberikan nilai tambah di dalam
perekonomian masyarakat. Dari jumlah total pengahasilan warga masyarakat
setiap bulan, tercatat 42.8% mengalami kenaikan. Pendapatan yang dulu hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, kini sudah dapat memenuhi
kebutuhan tambahan lain yang diperlukan.
Dari sektor industri kecil pembuatan tahu ini, dapat memberikan arah
positif bagi warga masyarakat yang tinggal di kawasan industri tersebut. Tingkat
kesejahteraan warga masyarakat semakin meningkat. Dengan mendirikan industri
tahu kecil, mereka mulai mengembangkan usaha, walaupun usaha itu kecil tetapi
dapat memberikan keuntungan besar. Sektor industri tahu di daerah ini semakin
lama semakin berkembang dan masyarakat desa tersebut semakin banyak yang
membuka industri tahu. Kehadiran industri disuatu pemukiman merupakan
pemasukan pengetahuan dan teknologi baru bagi masyarakat. Karena keberadaan
industri pada masyarakat akan merubah suasana lingkungan dalam masyarakat.
Selama industri masuk ke Desa Kanoman, sektor pertanian mulai terdesak
dan semakin sedikit warga bekerja pada sektor ini. Mereka lebih memilih bekerja
di pabrik-pabrik ataupun mendirikan usaha kecil sendiri yang lebih banyak
menguntungkan dan menghasilkan income lebih besar. Karena pengembangan
begitu pesat, industri ini semakin dikembangkan oleh para pemilik industri kecil
sehingga membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan ditambahkan, agar industri
yang dikelola dapat mengalami kemajuan dan tidak mengalami kekurangan tenaga
kerja.
Penduduk Desa Kanoman ada sekitar 1171 jiwa yang tebagi atas laki- laki
529 jiwa, perempuan 642 jiwa serta jumlah Kepala Keluarga ada 187 KK.
Dengan jumlah angkatan kerja sebesar 771 atau 65.8% dari total jumlah
penduduk. Sebagian besar penduduk Kanoman termasuk dalam usia produktif.
Dari jumlah angkatan kerja tersebut, yang bekerja pada sektor pertanian sebesar
125 jiwa atau 16.21%. Ada 263 jiwa sebagai sebagai buruh industri kecil pada
sektor usaha tahu atau 34.11%. 20 orang sebagai pengusaha industri kecil atau
2.59% . Pedagang ada 212 jiwa atau 27.49%. Pegawai sektor formal (PNS,
POLRI,TNI) sebesar 56 jiwa atau 7.26%. Pekerja yang lain ada 95 jiwa atau
12.32%. (Data Desa Kanoman, dalam angka 2010).
Penduduk desa Kanoman yang bekerja pada sektor industri tahu, terbagi
dalam sub-sub bagian. Ada sebagai pemilik usaha pembuatan tahu, para pekerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
yang berada di industri pembuatan tahu, pedagang tahu, pekerja penggoreng tahu.
Salah satu alasan utama yang melandasi pentingnya berbagai usaha
pengembangan industri kecil adalah potensi alamiahnya besar dalam memberi
andil bagi penyelesaian masalah kesempatan kerja. Sehingga dengan adanya
industri tahu, masyarakat di daerah sekitar turut merasakan hasilnya. Mereka bisa
mendapatkan lapangan pekerjaan baru untuk bekerja. Industri kecil ini, selain
menguntungkan pihak yang memiliki industri juga memberikan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat dan dapat menyerap tenaga kerja dalam masyarakat.
Kesejahteraan dalam masyarakatpun dapat terjamin melaui industri kecil
pembuatan tahu ini.
Dari uraian di atas penulis tertarik mengadakan suatu penelitian yang
berjudul “PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI KECIL PEMBUATAN
TAHU DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA” (Studi Kasus di Desa
Kanoman, Kalurahan Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali).
B. Rumasan Masalah
Dari latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pertumbuhan industri yang ada di Desa Kanoman?
2. Bagaimana kontribusi industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman bagi
masyarakat?
3. Bagaimana penyerapan tenaga kerja industri kecil pembuatan tahu di Desa
Kanoman?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang ada, maka tujuannya adalah:
1. Untuk mengetahui pertumbuhan industri di Desa Kanoman.
2. Untuk mengetahui kontribusi industri kecil pembuatan tahu di desa Kanoman
bagi masyarakat.
3. Untuk mengetahui bagaimana penyerapan tenaga kerja industri kecil
pembuatan tahu di Desa Kanoman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberilkan gambaran tentang
pengembangan industri kecil pembuatan tahu sehingga dapat digunakan
sebagai acuan perencanaan sosial yang mencakup manfaat usaha dan
pengembangan sumber daya manusia terkait dengan industri kecil
pembuatan tahu.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam Pengembangan
industri kecil dan memberikan masukan kepada pemerintah tentang
penyuluhan mengenai cara mengembangkan industri kecil pembuatan
tahu. Cara yang diberikan adalah melalui pemberian penyuluhan kepada
warga masyarakat tentang pengembangan industri kecil pembuatan tahu.
2. Manfaat Teoretis
a. Menambah pengetahuan tentang adanya petumbuhan sektor industri yang
terjadi di daerah pedesaan bagi masyarakat.
b. Menambah wawasan tentang perluasan tenaga kerja melalui industri kecil
pembuatan tahu bagi masyarakat.
c. Dapat dipakai sebagai acuan bagi penelitian-penelitian sejenis untuk tahap
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Masyarakat Desa
a. Pengertian Masyarakat
Kata masyarakat merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris yaitu
society dan dari bahasa Arab yaitu syaraka yang berarti bergaul, ikut serta, peran
serta. Jadi, masyarakat merupakan kelompok besar manusia yang relative
permanen, serta menganut dan menjunjung tinggi suatu sistem nilai dan
kebudayaan tertentu. Berdasarkan hukum alam, manusia merupakan makhluk
sosial yang selalu hidup dalam kelompok. Hidup bersama dan bermasyarakat
demikian penting bagi manusia, sehingga merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari hakekat manusia itu sendiri.
Menurut Talcott Parson dalam Kamanto Sunarto (2004:54) “masyarakat
suatu sistem sosial yang swasembada (self-subsistent), melebihi masa hidup
individu normal, dan merekrut anggota secara reproduksi biologis serta
melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya”. Untuk lebih khusus,
menurut Munandar (2001:122) “masyarakat disebut pula kesatuan sosial,
mempunyai ikatan- ikatan kasih sayang yang erat”.
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang
yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana
sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada
dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah
suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat
adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama
lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu
sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
masyarakat. (http://desa/masyarakat-desa-dan-masyarakat-kota.html)
Community menurut Arthur Hillman dalam Basrowi (2005:36) adalah “A
definition of community must be inclusive enough to take account; of the variety
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
of both; psysical and social forms which community take”, dengan kata lain
masyarakat sebagai community cukup memperhitungkan dua variasi dari suatu
yang berhubungan dengan kehidupan bersama (antar manusia) dan lingkungan
alam. Ciri community ditekankan pada kehidupan bersama dengan bersandar pada
lokalitas dan derajad hubungan sosial atau sentimen.
Menurut Soerjono Soekanto (2003:149) “istilah community dapat
diterjemahkan sebagai masyarakat setempat, istilah mana menunjuk pada
warga sebuah desa, kota, suku atau bangsa. Apabila anggota-anggota
sesuatu kelompok itu besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa
sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi
kepentingan-kepentingan hidup yang utama.”
Jadi, masyarakat adalah sekelompok manusia yang tinggal di dalam suatu
wilayah tertentu dengan batas-batas yang jelas dan yang menjadi faktor utamanya
adalah adanya hubungan yang kuat diantara sesama anggota kelompok
dibandingkan hubungan dengan orang-orang di luar kelompoknya.
Menurut Marion Levy dalam Kamanto Sunarto (2004:54) mengemukakan
empat kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu kelompok dapat disebut masyarakat,
yaitu:
1) Kemampuan bertahan melebihi masa hidup seorang individu.
2) Rekruitmen seluruh atau sebagian anggota melebihi reproduksi.
3) Kesetiaan pada suatu “sistem tindakan utama bersama”.
4) Adanya sistem tindakan utama yang bersifat “swasembada”
Masyarakat juga memiliki ciri-ciri. Menurut Abdul Syani dalam Basrowi
(2005:40-41) mengungkapkan bahwa masyarakat ditandai ciri-ciri: a) adanya
interaksi b) ikatan pola tingkah laku yang khas di dalam semua aspek kehidupan
yang bersifat mantap dan kontinyu c) adanya rasa identitas terhadap kelompok,
dimana individu yang bersangkutan menjadi anggota kelompoknya.
Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan untuk menyebut kesatuan
khusus unsur masyarakat, antara lain:
(1) Kategori sosial, adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu
ciri yang bersifat objektif. Contohnya: komunitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
(2) Golongan sosial, adalah kesatuan manusia yang ditandai oleh ciri-ciri tertentu
dan memiliki identitas idealisme. Contohnya: golongan pemuda.
(3) Struktur sosial, yaitu susunan masyarakat yang didasarkan pada tipe-tipe
masyarakat. Contohnya: masyarakat desa atau kota, sederhana atau modern.
Soerjono Soekanto (2003:153) “dalam masyarakat yang modern, sering
dibedakan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan”. Antara
masyarakat desa dengan masyarakat kota, memiliki beberapa perbedaan.
Perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian
masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapapun kecilnya
suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Sebaliknyapada masyarakat
bersahaja pengaruh dari kota sama sekali tidak ada.
Tonnies dalam Kamanto Sunarto (2004:129) “membagi masyarakat
menjadi dua, yaitu masyarakat desa (gemeinschaft) dan masyarakat kota
(gesselschaft)”. Masyarakat desa dan masyarakat kota memiliki perbedaan,
perbedaan tersebut mendasar dari keadaan lingkungan, yang mengakibatkan
dampak dari personalitas dan segi-segi kehidupan. Masyarakat desa lebih bersifat
kekeluargaan dan gotong royong di dalamnya dan masih dijunjung tinggi.
Sedangkan masyarakat kota, kehidupannya lebih individualistik dan pemikiran
yang dimiliki lebih realistik.
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat
dan lebih mendalam daripada hubungan mereka dengan warga masyarakat
pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem
kekeluargaan. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari
pertanian. Golongan orang-orang tua pedesaan umumnya memegang peranan
penting. Orang akan meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-
kesulitan yang dihadapi. Pengendalian sosial masyarakat terasa sangat kuat,
sehingga perkembangan jiwa individu sangat sukar untuk dilaksanakan. Rasa
persatuan erat sekali, yang kemudian saling mengenal dan saling menolong yang
akrab. Apabila ditinjau dari pemerintahan, maka hubungan antara penguasa
dengan rakyat, berlangsung secara tidak resmi. Segala sesuatu didasarkan pada
musyawarah. Wilayah pedesaan merupakan sebuah interaksi dinamis antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
sistem yang secara struktural terdiri dari lima komponen subsistem yang
menyusun desa. Perilaku interaktif ini dapat memberikan output tertentu sebgai
tujuan sasaran pembinaan pedesaan. Lima komponen yang menyusun desa
menurut Muhammad dalam Yayuk dan Mangku Poernomo ( 1985:23) adalah:
a. Komponen sumberdaya pertanian dan lingkungan hidup.
b. Komponen perekonomian wilayah pedesaan.
c. Komponen kelembagaan sosial pedesaan.
d. Komponen Sumber daya manusia.
e. Komponen Sarana dan Prasarana fisik.
Masyarakat perkotaan atau urban community adalah masyarakat kota yang
tidak tentu jumlah penduduknya. Ciri utama masyarakat kota:
1) Kehidupan beragama berkurang dibanding dengan kehidupan agama di desa.
Masyarakat kota karena kesibukan dalam menjalani aktivitas kerja, biasanya
dalam bidang religi akan semakin ditinggalkan karena kehidupan kota yang
metropolis.
2) Orang kota umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung
pada orang lain.
3) Pembagian kerja di antara warga kota juga lebih tegas dan punya batas-batas
nyata.
4) Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan, juga lebih banyak
di peroleh warga kota dari pada warga desa, karena sistem pembagia kerja
yang tegas.
5) Jalan pikiran yang rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan,
menyebabkan interaksi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada
faktor pribadi.
6) Jalan kehidupan yang cepat di kota, menyebabkan pentingnya faktor waktu,
sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, untuk dapat mengejar
kebutuhan hidup.
7) Perubahan sosial tampak dengan nyata di kota, karena kota biasanya terbuka
dalam menerima pengaruh luar. (Soerjono Soekanto, 2003:153-157)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b. Masyarakat Desa
Dalam penelitian ini, akan banyak membahas tentang masyarakat desa,
karena kajian utama penelitian ini di daerah pedesaan. Desa bisa diidentikkan
dengan kehidupan yang masih menggantungkan hidup pada sektor pertanian.
Seiring dengan perkembangan dan arus globalisasi, maka desa menjadi
berkembang.
Sebelum membahas lebih jauh masyarakat desa, berikut akan diuraikan
pengertian desa. Desa sendiri berasal dari bahasa India yakni swadesi yang berarti
tempat asal, tempat tinggal, negeri asal atau tanah leluhur yang merujuk pada satu
kesatuan hidup, dengan satu kesatuan norma, serta memiliki batas yang jelas.
Menurut Munandar (2001:130) pengertian masyarakat desa adalah:
Masyarakat desa adalah suatu persekutuan hidup permanen pada suatu
tempat, kampung, babakan, dengan sifat yang khas, yaitu: (a)
kekeluargaan, (b) adanya kolektivitas, (c) ada kesatuan ekonomis yang
memenuhi kebutuhannya sendiri. Jadi, masyarakat desa adalah suatu
sistem sosial yang menempati suatu wilayah yang memiliki sifat
kekerabatan yang sangat kental”.
Selain itu, pedesaan memiliki ciri-ciri umum pedesaan. Seorang ahli
Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat
tradisional (Gemeinschaft) yang mengenal ciri-ciri sebagai berikut :
a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta ,
kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan
tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita
orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu
mereka mementingkan kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri, tidak
suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus
memperlihatkan keseragaman persamaan.
c. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya
dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu.
Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya
berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak
diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan
suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya
prestasi).
e. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam
hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan
sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada
desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.
(http://masyarakat desa/masyarakat-desa-dan-masyarakat-kota.html)
Ciri-ciri masyarakat desa tersebut, tidak semua masih bertahan sampai saat
ini. Karena adanya perubahan dalam segala bidang kehidupan, masyarakat juga
mulai mengalami perkembangan. Mata pencaharian masyarakat yang semula
hanya identik dengan pertanian dan peternakan, mengalami perkembangan.
Setelah sektor industri memasuki desa, dalam mata pencaharian masyarakat mulai
beragam. Walaupun pertanian masih merupakan sektor utama bagi mereka
mencari nafkah.
Pada umumnya masyarakat desa dalam kehidupan sehari- hari masih patuh
pada tradisi dan adat istiadat yang dianut turun temurun. Bukan berarti tradisi dan
adat istiadat yang dianut semuanya tidak menunjang usaha pembangunan,
sebagian justru dibutuhkan dan berguna dalam proses pembangunan. Desa juga
memiliki karakteristik tersendiri, masyarakat desa disatukan oleh ideologi atau
persamaan cita-cita dan perasaan kebersamaan. Istilah yang dipakai dalam
sosiologi untuk mendefinisikannya adalah community sentiment atau sentimen
kelompok yang dibedakan dalam tiga unsur yakni seperasaan, sepenanggungan,
dan saling memerlukan. Seperasaan adalah sikap individu yang selalu
menyelaraskan kepentingannnya dengan kelompok, sehingga kepentingan
kelompok merupakan manifestasi kepentingannya. Sepenanggungan merupakan
perasaan bahwa individu adalah anggota kelompok dimana ia mempunyai
tanggung jawab yang pasti dalam kelompoknya. Sementara saling memerlukan
adalah kesadaran bahwa tergantung dan memerlukan kelompok itu dalam
menyokong kehidupannya.
B. Pertumbuhan Industri Kecil
a. Pengertian Industri
Dalam perkembangan yang terjadi saat ini serta perubahan yang terjadi,
sektor industri telah memegang peranan penting dalam masyarakat. Sektor
industri telah menciptakan barang dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
masyarakat yang semakin kompleks dan beragam. Sektor industri telah memasuki
ranah pedesaan karena sebagian besar masyarakat pedesaan merupakan para
pencari kerja dan penyumbang tenaga kerja terbesar. Masyarakat yang semula
bekerja dari sektor pertanian, kini berubah bekerja ke sektor indusri. Karena
dengan sektor industri, bagi masyarakat lebih menguntungkan dan menghasilkan
pendapatan tercepat.
Menurut Dumairy (1997:227), “industri merupakan suatu sektor ekonomi
yang di dalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah
menjadi barang jadi atau barang setengah jadi”. Pengertian industri juga meliputi
semua perusahaan yang mempunyai kegiatan tertentu dalam mengubah secara
mekanik atau secara kimia bahan-bahan organis sehingga menjadi hasil baru.
Menurut Nurimansjah Hasibuan (1993:3) secara makro, pengertian
industri adalah:
Kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang
yang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat saling
mengganti yang sangat erat. Namun demikian, dari segi pembentukan
pendapatan, yakni cenderung bersifat makro, industri adalah kegiatan
ekonomi yang menciptakan nilai tambah.
Jadi, dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan, industri adalah suatu
usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi
barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.
b. Klasifikasi Industri
Industri dapat digolongkan berdasarkan beberapa sudut tinjauan atau
pendekatan. Menurut Dumairy (1997:232), “industri digolongkan antara lain
berdasarkan kelompok komoditas, berdasarkan skala usaha, dan berdasarkan
hubungan arus produknya”. Penggolongan yang paling universal adalah
berdasarkan “baku internasional klasifikasi industri” (international standard of
industrial classification, ISIC). Penggolongan menurut ISIC ini didasarkan atas
pendekatan kelompok komoditas yang secara garis besar dibedakan menjadi 9
golongan, yaitu: (a) industri makanan, minuman, dan tembakau (b) industri tekstil,
pakaian jadi, dan kulit (c) industri kayu dan barang-barang dari kayu, termasuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
perabot rumah tangga (d) industri kertas dan barang-barang dari kertas, percetakan
dan penerbitan (e) industri kimia dan barang-barang dari kimia, minyak bumi,
batu bara, karet dan plastik (f) industri barang galian bukan logam, kecuali
minyak bumi, dan batu bara (g) industri logam dasar (h) industri barang dari
logam, mesin dan peralatannya (i) industri pengolahan lainnya.
Untuk keperluan perencanaan anggaran negara dan analisis pembangunan,
pemerintah membagi sektor industri pengolahan menjadi tiga sub sektor yaitu:
1) Subsektor industri pengolahan non migas
2) Sub sektor pengilangan minyak bumi
3) Sub sektor pengolahan gas alam cair
Sedangkan untuk keperluan pengembangan sektor industri sendiri, serta
berkaitan dengan administrasi Departemen Perindustrian dan Perdagangan,
industri di Indonesia digolong- golongkan berdasarkan hubungan arus produknya
menjadi:
1) Industri hulu, yang terdiri atas:
(a) Industri kimia dasar
(b) Industri mesin, logam dasar dan elektronika
2) Industri hilir, yang terdiri atas:
(a) Aneka industri
(b) Industri kecil
Subsektor industri penggolongan non migas merupakan kegiatan industri
yang merubah bentuk baik secara mekanis maupun kimiawi dari bahan organik
atau anorganik menjadi produk baru yang lebih tinggi mutunya. proses tersebut
dapat dilakukan dengan mesin atau tangan, baik dibuat di pabrik atau dibuat di
rumah tangga, termasuk perakitan bagian-bagian suku cadang barang-barang
industri di pabrik seperti perakitan mobil dan elektronik. Untuk subsektor
pengilangan minyak bumi merupakan semua hasil pengilangan minyak yang
dihasilakan oleh perusahaan pengilangan minyak. Biasanya kilangan minyak
tersebut berasal dari bahan-bahan organik yang berada di perut bumi selama
berjuta-juta tahun yang lalu. Sedangkan untuk subsektor pengolahan gas alam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
cair, merupakan semua hasil dari gas bumi yang di kelola oleh perusahaan gas
alam cair sehingga dapat dihasilkan gas alam cair yang berkualitas baik.
Industri Hulu merupakan inustri yang hanya mengolah bahan mentah
menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan
baku untuk kegiatan industri yang lain. Industri hulu terbagi menjadi dua bagian
yaitu: a) Industri Kimia Dasar yakni merupakan industri yang memerlukan modal
yang besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. b) Industri
mesin logam dasar dan elektronika merupakan industri yang mengolah bahan
mentah logam menjadi mesin-mesin berat dan rekayasa mesin perakitan.
Industri hilir merupakan industri yang mengolah barang setengah jadi
menjadi barang jadi, yang bisa langsung dinikmati oleh para konsumen. Industri
ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a) Aneka Idustri dimana industri ini
merupakan industri yang tujuannya menghasilkan barang-barang kebutuhan
sehari-hari. b) Industri Kecil, merupakan industri yang bergerak dengan jumlah
pekerja sedikit dan dengan menggunakan teknologi yang sederhana.
Penggolongan industri dengan pendekatan besar kecilnya skala usaha
dilakukan oleh beberapa lembaga, dengan kriteria yang berbeda. Biro Pusat
Statistik membedakan skala industri menjadi empat lapisan berdasarkan jumlah
tenaga kerja per unit usaha, yaitu:
(a) Perusahaan/ industri besar jika mempekerjakan 100 orang atau lebih.
(b) Perusahaan/ industri sedang jika mempekerjakan 20 sampai 99 orang.
(c) Perusahaan/ industri kecil jika mempekerjakan 5 sampai 19 orang.
(d) Industri kerajiinan rumah tangga jika mempekerjakan < 5 orang (termasuk
tenaga kerja yang tidak dibayar)
Menurut Djoko Santoso (2008:6), klasifikasi industri dapat dibedakan
berdasarkan atas: a) hubungan vertikal, b) hubungan horizontal, c) skala
usahanya, d) tingkat jenis produksinya.
Klasifikasi industri berdasarkan hubungan vertikal terdiri dari industri hulu
dan industri hilir. Industri hulu dapat digunakan oleh perusahaan lain. Misalnya,
perusahaan yang membuat bata, genteng, kayu (papan dan balok). Sedangkan
industri hilir adalah kelompok perusahaan yang menggunakan produk perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
lain sebagai bahan baku untuk kemudian diproses menjadi barang setengah jadi
atau barang jadi.
Klasifikasi industri berdasarkan hubungan horizontal maksudnya adalah
peninjauan atas dasar hubungan sejajar atas produk yang dihasilkan masing-
masing perusahaan.
Klasifikasi industri atas dasar skala usahanya ditentukan oleh besar
kecilnya modal yang ditanamkan, sehingga klasifikasinya dapat dibagi menjadi
industri skala usaha kecil, industri skala usaha menengah, dan industri skala usaha
besar.
Klasifikasi industri atas tingkat jenis produksinya digolongkan menurut
tingkatan jenis produksinya, yaitu industri ringan, industri menengah, dan industri
berat.
Industri semakin lama semakin mengalami perkembangan begitu pula
industri yang ada di desa. Perkembangan ini terjadi dikarenakan masuknya sektor
industri ini menambah pendapatan dalam pemasukan masyarakat desa. Banyak
masyarakat desa yang mulai beralih untuk melakukan perubahan dari mata
pencaharian sebagi petani, berubah ke sektor industri. Karena bagi mereka dari
sektor industri ini dapat menghasilkan pendapatan income yang cepat
dibandingkan dengan sektor pertanian yang waktu panen terkadang sampai 3
bulan. Sehingga pendapatan mereka kurang menentu. Setelah ada industri, mereka
mulai beralih untuk mencari pendapatan dengan cara lain. Selain pendapatan atau
upah yang didapat tidak 3 bulan sekali, mereka juga dapat membuka peluang
kerja bagi masyarakat di daerah sekitarnya.
Industri juga memberikan manfaat yang lain. Menurut Irsan Azhari Saleh
(1986:5) manfaat industri adalah sebagai berikut:
a) Terpenuhinya kebutuhan masyarakat, baik itu sandang, pangan, dan papan,
b) terciptanya lapangan kerja baru, semakin banyak jumlah industri yang
dibangun maka banyak pula tenaga kerja yang diserap terutama pada
industri padat karya,
c) dapat meningkatkan pendapatan perkapita,
d) dapat ikut serta mendukung pembangunan nasional di bidang ekonomi
terutama sektor industri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Jadi, industri memberikan manfaat yang sangat besar bagi perekonomian
di suatu negara. Serta dari sektor ini, pembukaan lapangan pekerjaan di
masyarakat dapat merata dan pengurangan pengangguran dapat teratasi dengan
baik.
c. Perkembangan Industri Kecil
Salah satu bentuk industri adalah industri kecil. Industri kecil memberikan
pengaruh juga dalam perekonomian di suatu negara, selain industri besar. Industri
kecil juga memberikan pengaruh dalam hal ketenagakerjaan. Selain dapat
menyerap tenaga kerja, juga dapat mengurangi pengangguran dalam masyarakat.
Sebelum lebih jauh membahas tentang industri kecil, terlebih dahulu dapat
dikemukakan beberapa pengertian industri kecil.
Menurut UU No. 9 Tahun 1995, “Industri kecil merupakan usaha kecil
yang kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria
kekayaan bersih ataupun hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana
diatur dalam undang-undang”. Menurut Irzan Azhari Saleh (1986:4),” industri
kecil merupakan unit usaha industri yang mempekerjakan antara 5 sampai dengan
19 orang tenag kerja”. Biro Pusat Statistik memberikan batasan tentang industri
kecil adalah suatu usaha atau badan usaha yang menggunakan tenaga kerja
umumnya sampai 19 orang, kecuali untuk bidang kegiatan, usaha tertentu, dan
menggunakan tenaga penggerak 20 tenaga ke bawah.
http://www.scribd.com/doc/56156211/10/Pengertian-Industri-Kecil-dan-Kerajinan
Jadi, industri kecil adalah suatu kegiatan mengolah bahan mentah menjadi
barang jadi yang biasanya dalam lingkup kecil hasilnya dan biasanya dikelola
oleh keluarga. Industri kecil juga merupakan bagian dari sektor informal, karena
memiliki ciri-ciri pokok yang sama dengan sektor informal.
1) Mudah dimasuki oleh siapapun.
2) Menggunakan sumberdaya setempat.
3) Usahanya umumnya dimiliki keluarga.
4) Beroprasi dalam skala kecil-kecilan.
5) Bersifat padat karya dan menggunakan teknologi yang sudah disesuaikan
dengan kondisi setempat.
6) Tidak menuntut keterampilan yang berasal dari pendidikan formal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
7) Pasar yang dihadapi tidak diatur oleh pemerintah dan sangat kompetitif.
(Djuhari Wirakartakusumah,1999:93).
Dari beberapa definisi di atas, secara umum terdapat kesamaan sifat dan
karakter tentang industri kecil, antara lain memiliki modal kecil, usaha dimiliki
pribadi, menggunakan teknologi sederhana, serta tenaga kerja relatif sedikit.
Karena itu industri kecil sangat cocok dikembangkan di pedesaan, sifat industri di
pedesaan biasanya mendekati informal, yaitu menunjukkan indikasi yang kurang
stabil, modal relatif kecil, pemasaran terbatas, menyerap tenaga kerja relatif
sedikit dan bersifat sementara.
Dalam perkembangannya, indutri kecil tetap mengalami kemajuan serta
tidak mengalami kematian ataupun hilang dalam ranah perindustrian dan
perekonomian, dikarenakan ada beberapa alasan:
1) Sebagian besar populasi industri kecil berlokasi di daerah pedesaan, sehingga
bila dikaitkan dengan kenyataan tenaga kerja yang semakin meningkat serta
luas tanah garapan pertanian yang relatif berkurang, industri kecil merupakan
jalan keluar.
2) Beberapa jenis kegiatan industri kecil banyak yang menggunakan bahan baku
dari sumber-sumber dilingkungan terdekat telah menyebabkan biaya produksi
dapat ditekan rendah.
3) Harga jual yang relatif murah serta tingkat pendapatan kelompok “bawah”
yang rendah merupakan suatu “kondisi berjawab” tersendiri yang memberi
peluang bagi industri kecil untuk tetap bertahan.
4) Tetap adanya permintaan terhadap beberapa jenis komoditi yang tidak
diproduksi (misal batik tulis, anyaman dan sebagainya) juga merupakan salah
satu apek pendukung yang kuat.
Karena berbagai alasan yang dikemukakan, industri kecil mulai banyak
dikembangkan di masyarakat, khususnya di daerah pedesaan yang semakin lama
lahan pertanian yang ada terdesak oleh pembangunan pemukiman-pemukiman
serta menjadi daerah yang padat. Sehingga industri kecil ini merupakan alternatif
lain dalam membuka lapangan kerja baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Industri kecil sekarang mulai dikembangkan seiring dengan kebutuhan
pasar yang semakin meningkat. Industri kecil yang terletak di desa, memberikan
pemasukan dalam pendapatan warga. Sehingga banyak warga desa yang beralih
membuka industri kecil. Industri juga memberikan manfaat bagi masyarakat,
seperti yang diungkapkan Mubyarto (1985:216), “industri kecil dan rumah tangga
memberi tambahan pendapatan bagi pekerja/kepala keluarga dan juga anggota
keluarga lainnya”. Jadi, industri kecil sangat berpengaruh bagi kesejahteraan
masyarakat.
Selain itu, dengan membuka industri kecil ini, dirasa masyarakat dapat
meningkatkan kesejahteraan dan dapat membuka lapangan pekerjaan baru.
Menurut Irzan Azhary (1986:5), “dengan adanya pengembangan industri ada
beberapa manfaat yang didapatkan antara lain yaitu terciptanya lapangan kerja
baru, semakin banyak jumlah industri yang dibangun maka banyak pula tenaga
kerja yang diserap terutama pada industri padat karya”.
Sehubungan dengan di atas Sri Susilo dalam Maryatmo dan Sri Susilo
(1996:4) mengungkapkan, “kontribusi industri kecil dalam perekonomian secara
makro cukup berarti. Sumbangan tersebut terutama dari segi penyerapan tenaga
kerja. Disamping itu mereka juga memberikan kontribusi dalam penciptaan nilai
tambah dan devisa ekspor non-migas meskipun nilainya relatif kecil”. Sehingga
industri kecil memberikan manfaat bagi penyerapan tenaga kerja dan menciptakan
nilai tambah bagi devisa negara.
Industri yang terdapat di daerah pedesaan macam ragamnya. Dalam
pengembagannya, industri kecil Menurut Irsan Azhary (1986:50-51),
“berdasarkan eksistensi dinamisnya dapat dibagi dalam tiga kelompok kategori,
yakni: industri lokal, industri-sentra, serta industri-mandiri”.
Pertama, industri lokal, merupakan kelompok jenis industri yang
menggantungkan kelangsungan hidupnya kepada pasar setempat yang terbatas,
serta relatif terbesar dari segi lokasinya. Skala usahanya umumnya sangat kecil
serta umumnya menggunakan sarana transportasi sederhana. Pemasaran hasil
produksinya ditangani sendiri, maka industri lokal ini kurang menggunakan
pedagang perantara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Hal menarik yang dapat dikemukakan dari industri-lokal ini adalah bahwa
sebagian besar dintaranya merupakan usaha kerajinan rumah tangga yang
sebagian besar diantaranya dikerjakan oleh anggota keluarga. Ada gejala bahwa
industri lokal ini lebih merupakan aktivitas sambilan atau musiman, dengan
berpangkal tolak dri “kultur tani” yang secara tradisional memang berpengaruh
terhadap berbagai kegiatan perekonomian Indonesia pada umumnya.
Kedua, industri sentra, merupakan kelompok jenis industri yang yang dari
segi satuan usaha mempunyai skala kecil, tetapi membentuk suatu
pengelompokan atau kawasan produksi yang terdiri dari kumpulan unit usaha
yang menghasilkan barang sejenis. Target pemasaran dari industri ini, umumnya
menjangkau pasar yang lebih luas daripada kategori yang pertama, sehingga
peranan pedagang perantara menjadi cukup menonjol.
Mengenai industri sentra, ada indikasi bahwa pertumbuhannya sangat
dipengaruhi oleh terkonsentrasinya bahan mentah bagi suatu produksi di daerah-
daerah tertentu, dalam hal ini berperan sebagai penarik (pull factor) bagi
terciptanya suatu sentra industri kecil dari jenis produk yang bersangkutan.
Sementara keahlian dan ketrampilan tertentu yang memang (atas dasar bakat,
kultur, dan berbagai alasan lainnya) telah dipunyai kelompok masyarakat di suatu
daerah sebaliknya mengambil peran sebagai pendorong (push factor) bagi
terciptanya sentra-sentra industri kecil.
Ketiga, industri mandiri, merupakan kelompok jenis industri yang masih
mempunyai sifat-sifat industri kecil, namun telah berkemampuan mengdaptasi
kemapuan teknologi produksi yang cukup canggih. Pemasaran hasil produksi
kelompok ini relatif tidak tergantung kepada peranan pedagang perantara.
Dimaksudkan dengan sifat-sifat industri kecil yang masih dipunyai oleh kelompok
industri ini, adalah skala unit-usaha yang relatif kecil dari penggunaan sistem
manajemen yang boleh dikatakan cukup. Pada dasarnya kelompok industri
mandiri ini tidaklah sepenuhnya sebagai bagian dari industri kecil, mengingat
kemampuannya yang tergolong tinggi dalam mengakomodasi berbagai aspek
modernitas. Atas dasar skala penyerapan tenaga kerja, kelompok ini termasuk
bagian dari subsektor industri kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Perkembangan industri kecil adalah salah satu prasyarat dari tercapainya
suatu stabilitas politik suatu negara karena kemampuannya memperkecil jumlah
penganggur baik yang tinggal di daerah pedesaan maupun di daerah perkotaan
(Kenneth James, 1993:24). Macetnya perkembangan industri kecil sebaliknya
akan menimbulkan situasi politik yang rawan karena banyaknya pengangguran
yang ada dalam masyarakat. Kehadiran industri kecil di desa-desa memberikan
manfaat sosial yang besar bagi masyarakat. Menurut Irsan Azhary Saleh (1986:5),
manfaat yang diberikan oleh industri kecil sebagai berikut:
a. Industri kecil dapat memberikan kesempatan berusaha yang luas dengan
pembiayaan yang relatif murah.
b. Industri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan dan mobilisasi
tabungan domestik.
c. Industri kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri
besar dan sedang, karena industri kecil menghasilkan produk yang relatif
murah dan sederhana, yang biasanya tidak dihasilkan oleh idustri besar
dan sedang. Lokasi industri kecil yang tersebar pada gilirannya telah
menyebabkan biaya transportasi menjadi minim, sehingga dengan
demikian akan memungkinkan barang-barang hasil produksi dapat sampai
ke tangan konsumen secara cepat, mudah dan murah.
Dari manfaat industri kecil tersebut dapat dijelaskan kembali, walaupun
usaha yang dilakukan oleh industri kecil relatif kecil dan terbatas, namun industri
kecil ini memberikan andil yang besar dalam menyumbang devisa negara.
Pergerakan tabungan domestik semakin baik, sehingga industri kecil yang
dijalankan dapat mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Selain itu, industri
kecil juga memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Pendapatan
perkapita yang dimiliki masyarakat juga semakin meningkat. Hal ini terjadi
karena masyarakat yang tidak bekerja terserap dalam sektor industri kecil. Dengan
demikian menunjukkan peluang yang besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari dan dapat pula memenuhi kebutuhan tambahan yang lain. Pada akhirnya
penciptaan lapangan pekerjaan merupakan jawaban dari masalah keterbatasan
lapangan pekerjaan yang ada pada dewasa ini khususnya di daerah pedesaan
karena semakin lama berkurangnya kegiatan di sektor pertanian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Dalam perkembangannya, industri kecil seringkali menghadapi kendala.
Berbagai kendala tersebut merupakan hal yang seringkali dihadapi oleh industri
kecil. Kendala yang sering dihadapi industri kecil baik kendala internal maupun
kendala eksternal. Menurut Maryatmo dan Sri Susilo (1996:3), “Kendala internal
terutama berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia. Karena keterbatasan
sumberdaya tersebut maka mereka kurang mampu memanfaatkan peluang yang
ada, baik akses pasar, akses terhadap sumber pembiayaan dan akses terhadap
teknologi. Sedangkan kendala eksternal berkaitan dengan ilkim usaha yang
kurang kondusif terhadap perkembangan industri kecil. Selama ini terkesan
berbagai kebijaksanan berpihak pada sektor usaha besar. Sehingga berbagai
fasilitas yang disediakan oleh pemerintah sebagian besar dinikmati oleh industri
besar”.
Dengan berbagai kendala yang dihadapi oleh industri kecil tersebut, maka
perlu ada pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta untuk
menanggulanginya. Alternatif yang digunakan adalah:
1) Pola keterkaitan dan kemitraan. Pola ini pada dasarnya berusaha
mengkaitkan industri kecil dan industri besar. Industri kecil diharapkan
bisa menjadi pemasok sektor hulu maupun menjadi sektor hilir dari
kegiatan industri besar. Karena kebanyakan dari sektor industri kecil
berasal dari daerah pedesaan, maka perlu adanya keadaan saling kerjasama
pila antara desa dan kota. Serta peningkatan kerjasama, seperti yang
diungkapkan oleh Robert E. Evenson dalam jurnal internasional:
“Few typical industrial district most of the activities along the value chain
have traditionally been locally undertaken and competitiveness of
producers has mainly come from intra-cluster vertical and horizontal
relationships generating collective efficiency, namely increasing returns
from incidental economies of agglomeration and active co-operation
(Rabellotti, 1997; Schmitz, 1995 and 1999)”. www.international
journal.com
Dengan kata lain, sebagian besar rantai industri telah dilakukan secara
tradisional di daerah lokal dan daya saing produsen berasal dari hubungan
vertikal dan horisontal intra cluster yang menghasilkan efesiensi kolektif,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
yaitu keuntungan meningkatkan ekonomi dari aglomerasi dan insidental
kerjasama aktif. Meskipun pola kemitraan cukup berkembang di
Indonesia, namun tampaknya banyak pula yang gagal. Kegagalan tersebut
pada umumnya disebabkan oleh tidak terpenuhinya prinsip yang
mendasari kemitraan yaitu saling membutuhkan.
2) Menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk tumbuh dan
berkembangnya industri kecil. Kondisi tersebut dapat diciptakan dengan
memberikan kesempatan yang lebih besar kepada industri kecil untuk
akses terhadap pasar, akses terhadap sumber pembiayaan, dan akses
terhadap teknologi.
3) Peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Usaha tersebut dapat dilakukan
melalui diklat untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan
kewirausahaan.
Industri kecil di berbagai daerah mempunyai karakteristik yang tidak
sama, meskipun secara umum memiliki karakteristik industri tidak berbeda.
Untuk itu perlu disusun tipologi usaha kecil dan berbagai tipe-tipe yang dimiliki
usaha kecil. Dengan demikian, akan diperoleh pendekatan yang tepat untuk
mengembangkan industri kecil.
Industri yang ada di daerah pedesaan pada mulanya merupakan bentuk
kerajinan rumah tangga maupun industri kecil. Kegiatan dalam perindustrian kecil
di pedesaan semakin lama semakin berkembang dan mengalami pertumbuhan.
Tindakan dalam mengembangkan industri kecil merupakan keputusan yang
diambil sendiri dan merupakan seuah tindakan sosial. Tindakan sosial merupakan
sebuah paradigma yang dikemukakan oleh Weber. Pemikirannya mengenai
konsep verstehen (pemahaman subyektif) sebagai metode untuk memperoleh
pemahan yang valid mengenai arti-arti subyektif tindakan sosial. Sosiologi harus
menganalisa perilaku aktual manusia individual menurut orientasi subyektif
mereka sendiri. Konsep rasionalitas merupakan kunci bagi suatu analisa obyektif
mengenai arti-arti subyektif dan juga merupakan dasar perbandingan mengenai
jenis-jenis tindakan sosial yang berbeda. Dalam hal ini, aktor sangat berperan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
penting dalam melakukan tindakan sosial. Aktor dalam hal ini adalah masyarakat
itu sendiri.
Pada dasarnya manusia adalah aktor yang bersifat aktif dan kreatif dari
sebuah realitas sosialnya dimana keputusan berada pada diri mereka sendiri.
Manusia bebas melakukan tindakan yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan
tertentu. Sejalan dengan hal itu Hinkle dalam Ritzer menjelaskan bahwa:
“manusia adalah aktor yang kreatif dari realitas sosialnya. Manusia adalah
aktif dan kreatif. Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri dari
subyek dan dari situasi eksternal dalam posisinya sebagai obyek. Sebagai
subyek, manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Jadi, tindakan manusia bukan tanpa tujuan. Dalam bertindak
manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode perangkat yang
berpikiran cocok untuk mencapai tujuan tersebut. Manusia memilih,
menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan, sedang dan telah
dilakukannya.”(Douglas George Ritzer, 2004:43-46)
Metode pemahaman yang diajukan Weber bukan hanya bersifat pemberian
penjelasan kausal saja terhadap tindakan sosial manusia seperti penjelasan dalam
ilmu alam. Atas dasar rasionalitas tindakan sosial, Weber membedakannya dalam
empat tipe. Keempat tipe tindakan tersebut adalah:
a) Rasionalitas instrumental (Zwerk rational)
Merupakan tingkat rasionalitas yang paling tinggi meliputi pertimbangan
dan pilihan yang sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan
alat yang dipergunakan untuk mencapainya.
b) Rasionalitas yang berorientasi nilai (Wertrational Action)
Dalam tindakan tipe ini alat-alat hanya merupakan obyek pertimbangan
dan perhitungan yang sadar, tujuan-tujuannya sudah ada dalam
hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut atau
merupakan nilai akhir baginya.
c) Tindakan tradisional (Traditional Action)
Tindakan tradisonal merupakan tipe tindakan sosial yang bersifat non
rasional. Kalau seseorang individu memperlihatkan perilaku karena
kebiasaan, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan.
d) Tindakan afektif (Affectual Action)
Tipe tindakan ini ditandai oleh dominasi perasaan atau emosi tanpa
refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar. (Doyle Paul
Johnson,1986:220-221)
Dari keempat tindakan sosial, maka dapat diambil kesimpulan sementara
tindakan sosial yang dilakukan oleh masyarakat pelaku kegiatan industri kecil di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
pedesaan termasuk dalam tindakan Zwerk Rational dimana tindakan ini aktor
tidak hanya sekedar menilai cara yang baik untuk mencapai tujuannya tetapi juga
menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. Tindakan masyarakat dalam melakukan
kegiatan industri dan mengembangkan kegiatan industri kecil didasarkan pada
keadaan untuk mencari jalan keluar dalam menghadapi terbatasnya lapangan
kerja, selain itu juga motivasi mereka untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka
guna mencapai kesejahteraan hidup.
3.Tenaga Kerja
a. Pengertian Tenaga Kerja
Kemiskinan merupakan bencana yang menimpa umat manusia, lebih–lebih
lagi dalam negara berkembang. Demikian pula Indonesia, kemiskinan dan
pengangguran merupakan masalah utama sejak jaman penjajahan. Disamping itu
banyak negara berkembang mempunyai penduduk yang besar dan padat.
Penduduk banyak tidak menjadi beban saja, akan tetapi juga merupakan modal
yang besar dan kuat bagi pembangunan.
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumber daya alam
melimpah. potensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia juga beraneka ragam
dan dapat dikembangkan. Untuk mengembangkan sumberdaya manusia
berpotensi, maka penyerapan tenaga kerja untuk aktivitas produksi sangatlah
diperlukan.
Biasanya pembicaraan tentang pembangunan sumber daya manusia dalam
literatur ilmu ekonomi dan ilmu administrasi, yang dilakukan dalam konteks
pembangunan, memandang manusia sebagai salah satu faktor produksi di luar
sumber daya alam, modal teknologi, dan kelembagaan. Pembangunan sumber
daya manusia dalam konteks ilmu-ilmu tersebut diartikan secara umum sebagai
upaya-upaya untuk meningkatkan daya produksi manusia. Manusia yang berdaya
produksi tinggi disebut sebagai manusia yang berkualitas.
Perluasan tenaga kerja dan penggunaan tenaga kerja yang penuh, produktif
dan memberikan imbalan dan penghargaan yang layak mempunyai peranan yang
menentukan bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial jangka panjang. Tenaga kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
bukan hanya penting sebagi subjek yang melakukan segala kegiatan
pembangunan. Akan tetapi juga penting karena pendapatan yang mereka peroleh
dari pekerjaan akan memberikan daya beli kepada masyarakat dan seterusnya
memberikan permintaan efektif mengenai barang dan jasa yang dihasilkan dalam
pembangunan.
Sektor industri yang mengalami peningkatan, membuat angkatan kerja
yang dibutuhkan juga meningkat. Masyarakat desa yang utamanya dulu bekerja
sebagai petani, sekarang mulai beralih kebidang industri. Mereka biasanya
mendirikan industri kecil rumah tangga. Dari pembentukan industri kecil di
daerah pedesaan, dapat menampung dan menyerap para tenaga kerja yang
biasanya diambil dari masyarakat sekitar. Sehingga industri kecil dapat menyerap
tenaga kerja dan membuka lowongan pekerjaan dalam pekerjaan.
Suroto (1992:17), “mengartikan tenaga kerja (manpower) adalah
kemampuan manusia untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna
menghasilkan barang atau jasa, baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang
lain.
Menurut Mulyadi (2003:59) “tenaga kerja adalah penduduk dalam usia
kerja (berusia 15 sampai 64 tahun) atau jumlah penduduk dalam suatu negara
yang dapat memproduksi barang dan jasa jika jika ada permintaan tenaga mereka,
dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut”. Penduduk dalam
angkatan kerja ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu angkatan kerja (labour
force) dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja (labour force) adalah penduduk
yang bekerja dan penduduk yang belum bekerja , namun siap untuk bekerja atau
sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Sedangkan penduduk
yang bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan jasa untuk meperoleh penghasilan, baik bekerja penuh maupun tidak
bekerja penuh. Sedangkan menurut Dumairy (1997:74) “angkatan kerja adalah
tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja, atau mempunyai
pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak bekerja, dan yang mencari
pekerjaan. Sedangkan bukan angkatan kerja ialah tenaga tenaga kerja atau
penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
sedang tidak mencari pekerjaan”. Menurut Mulyadi (2003:60), “angkatan kerja
(labor force) adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau
berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu produksi barang dan jasa.”
Jadi, berdasarkan pengertian diatas tenaga kerja dapat diartikan sebagai
seseorang yang melakukan pekerjaan memproduksi barang dan jasa dengan
menggunakan kemampuan yang ada pada dirinya.
b. Macam Tenaga Kerja
Macam tenaga kerja menurut Lyn Squire (1986:145-151), “dibedakan
dalam tiga kategori yakni tenaga kerja terdidik/tenaga ahli/tenaga mahir, tenaga
kerja terlatih, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih.”
1. Tenaga Kerja Terdidik / Tenaga Ahli / Tenaga Mahir
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang mendapatkan suatu keahlian
atau kemahiran pada suatu bidang karena sekolah atau pendidikan formal dan
non formal. Contohnya seperti sarjana ekonomi, insinyur, sarjana muda,
doktor, master, dan lain sebagainya.
2. Tenaga Kerja Terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang
tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja. Keahlian terlatih ini tidak
memerlukan pendidikan karena yang dibutuhkan adalah latihan dan
melakukannya berulang-ulang sampai bisa dan menguasai pekerjaan tersebut.
Contohnya adalah supir, pelayan toko, tukang masak, montir, pelukis, dan lain-
lain.
3. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang
hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh tenaga kerja model ini seperti kuli,
buruh angkut, buruh pabrik, pembantu, tukang becak, dan masih banyak lagi
contoh lainnya.
Menurut BPS 2000, tenaga kerja dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Skilled Labour
Yakni tenaga kerja yang melalui proses pendidikan yang dibuktikan
dengan adanya sertifikat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b. Unskilled Labour
Yakni tenaga kerja yang tidak melalui proses pendidikan tetapi dari
pengalaman-pengalaman termasuk didalamnya Unskilled Labour yang
bekerja tidak pada bidangnya.
Tenaga kerja yang dipakai dalam industri kecil pembuatan tahu adalah
tenaga kerja yang yang Unskilled Labour. Karena dalam menyerap tenaga kerja di
dalam industri kecil tersebut tidak perlu melalui proses pendidikan. Pengalaman-
pengalaman dalam bekerja lebih diutamakan oleh pemilik industri. Karena
sebagian masyarakat desa kurang mendapatkan pendidikan formal.
Dalam membahas tenaga kerja, tidak lepas dari pengangguran. Mereka
yang tidak memiliki keahlian khusus biasanya akan mengalami kesulitan dalam
mencari pekerjaan dan menganggur. “Penganggur adalah mereka yang tidak
mempunyai pekerjaan dan ingin memperolehnya” (Suroto,1992:197).
Pengangguran dapat dibagi-bagi atas beberapa faktor. Atas dasar kemampuan,
dapat dibedakan antara penganggur terpaksa dan penganggur sukarela.
Penganggur terpaksa adalah tidak memperoleh pekerjaan sekalipun bersedia
menerima pekerjaan dengan upah lebih rendah dari tingkat yang biasa berlaku.
Penganggur sukarela ialah yang memilih lebih baik menganggur daripada
menerima pekerjaan dengan upah lebih rendah dari tingkat yang biasanya berlaku.
Berdasarkan faktor yang menyebabkan dapat disebutkan beberapa macam
pengangguran seperti berikut:
a) Pengangguran Peralihan
Pengangguran peralihan disebut pula “frictional unemployment”, dimana
dalam masyarakat ada kalanya terdapat cukup banyak permintaan tenaga kerja
dan cukup pencari kerja yang memenuhi syarat bagi pekerjaan yang bersangkutan,
namun masih juga terdapat penganggur, atau juga masih ada lowongan yang tidak
terisi. Hal ini disebabkan karena pencari kerja tidak mengetahui bahwa ada
lowongan yang sesuai dengan kualifikasi yang dimilikinya dan pihak lain
pengusaha yang mencari pekerjaan tidak mengetahui bahwa ada pencari kerja
yang memenuhi syarat tersedia baginya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
b) Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman disebabkan oleh kegiatan produksi, distribusi barang
dan jasa tidak lancar karena musim. Ada pola musiman yang disebabkan oleh
faktor iklim dan ada yang disebakan kebiasan masyarakat. Pola musiman bersifat
teratur dan mudah diramalkan. Sekali mengetahui polanya untuk suatu sektor
dalam suatu wilayah, maka selanjutnya dapat meramalkan waktu dan besarnya
untuk kurun waktu mendatang.
c) Pengangguran Konjungtural
Pengangguran konjungtural disebabkan karena penurunan kegiatan ekonomi.
Kekurangan permintaan efektif mengenai barang dan jasa menyebabkan
penurunan kegiatan produksi dan distribusi barang dan jasa. Akibatnya lebih
lanjut ialah pengurangan penggunaan tenaga kerja. Maka terjadilah pengangguran
atau setengah pengangguran. Pengangguran ini terjadi selama masih ada
pengurangan kegiatan produksi sampai kegiatan ekonomi hidup kembali.
d) Pengangguran Teknologis
Jenis pengangguran ini bisa disebabkan karena adanya perubahan teknologis
produksi. Perubahan dapat menyangkut proses pekerjaan, jenis bahan yang
digunakan, ataupun tingkat produktivitas kerjanya.
e) Pengangguran Struktural
Ada dua macam pengangguran struktural yang dikenal. Yang pertama ialah
pengangguran struktural yang disebabkan oleh perubahan struktur pasar barang.
Hal ini dapat terjadi karena adanya barang atau jasa yang semula mempunyai
pasaran yang cukup baik, kemudian tidak laku dijual. Pengangguran ini bisa
terjadi juga karena sumber alam yang habis. Pengangguran struktural yang kedua
adalah yang terjadi dalam negara berkembang. Pengangguran ini disebabkan oleh
struktur perekonomian yang belum maju, kurang mampu menciptakan cukup
lapangan kerja produktif bagi seluruh angkatan kerja.
f) Pengangguran muda
Pemuda-pemuda yang belum memiliki ketrampilan dan pengalaman kerja
cukup, biasanya sukar untuk memperoleh suatu pekerjaan. Dalam waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
penggunaan tenaga kerja penuh, dimana hanya terdapat pengangguran peralihan
saja, para pemuda tersebut biasanya sudah sukar memperoleh pekerjaan.
g) Pengangguran Tua
Penganguran ini biasanya terjadi pada orang yang tidak dapat menjalani
kariernya sampai usia cukup tua untuk mengundurkan diri dari dunia pekerjaan.
Sulit mendapatkan pekerjaan karena tidak memiliki sesuatu ketrampilan yang
cukup tinggi atau ketrampilannya sudah tidak laku dalam masyarakat.
h) Pengangguran Wanita
Diseluruh dunia peranan wanita dalam kehidupan ekonomi tidaklah sama
tinggi-rendahnya tergantung pada kebudayaan dan kebiasaan masyarakat
setempat. Pengangguran wanita terjadi karena tenaga yang dibutuhkan oleh suatu
perusahaan tenaga-tenaga yang tangguh dan kuat, maka wanita yang identik
dengan lemah lembut terkadang tidak diterima dalam perusahaan yang
membutuhkan tenaga yang lebih.
i) Pengangguran yang tidak disebabkan oleh isolasi geografis
Pengangguran ini dialami oleh banyak masyarakat yang tinggal dalam
wilayah yang jauh terpencil dari pusat kegiatan ekonomi yang juga menjadi pusat
tenaga kerja. Orang yang menginginkan memperoleh pekerjaan tetap atau
tambahan tidak bisa mangetahui dimana ada lowongan pekerjaan.
(Suroto,1992:197-213).
4. Kaitan Industri Kecil dalam Penyerapan Tenaga Kerja
Dalam kaitannya antara industri kecil dengan penyerapan tenaga kerja
sangat berkaitan satu dengan yang lain. Karena dengan adanya pembukaan sektor
industri baru di dalam suatu masyarakat, biasanya akan membutuhkan tenaga
kerja di dalamnya. Sehingga, dengan adanya industri kecil dapat membuka
peluang dalam penyerapan tenaga kerja dan membuka lowongan kerja baru bagi
masyarakat.
Kaitan antara Industri kecil dan penyerapan tenaga kerja dapat
dikemukakan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
a) Sektor industri kecil mampu menyerap tenaga kerja atau angkatan kerja.
Karena dengan adanya industri kecil di tengah masyarakat, maka dalam
mengembangkan usahanya memerlukan tenaga kerja untuk melakukan
kegiatan usahanya. Dengan demikian, industri yang dijalankan dapat berjalan
dengan lancar tanpa kekurangan tenaga kerja yang diperlukan. Sehingga
penyerapan tenaga kerja sangat dibutuhkan dalam menunjang kelangsungan
industri kecil.
b) Mampu membuka lapangan kerja baru
Dengan adanya keberadaan industri kecil, maka lapangan kerja baru di dalam
masyarakat mulai terbuka. Karena biasanya industri kecil dalam mencari para
pekerja tidak membutuhkan tenaga kerja yang memiliki pendidikan yang lebih
tinggi, sehingga kesempatan kerja terbuka luas bagi masyarakat. Pengalaman
kerja lebih dibutuhkan dalam sektor industri kecil ini.
c) Mampu membuka lahan usaha baru
Industri kecil selain dapat menyerap tenaga kerja, juga mampu memberikan
peluang usaha bagi masyarakat. Umumnya industri kecil dibuka secara rumah
tangga saja, kemudian dapat berkembang menjadi lebih besar lagi. Biasanya
para pekerja bisa mendapatkan ilmu dari para pemilik industri kecil, kemudian
mereka keluar dan berusaha untuk membuka lahan industri kecil baru sesuai
dengan pengalaman kerjanya. Dengan membuka lahan usaha baru, maka
dibutuhkan tenaga kerja pula untuk melakukan kegiatan industrinya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian Suparno (2007). Pengembangan Pengrajin Industri Kecil Tahu
di Kampung Ndebegan, Mojosongo, Surakarta (Studi Kasus di Kampung
Ndebegan, Mojosongo, Surakarta). Penelitian bertujuan untuk mengetahui
pengembangan pengarajin industri kecil yang tidak mengalami pengembangan,
namun masih bertahan sampai sekarang, diantaranya untuk mengetahui faktor-
faktor internal dan faktor eksternalnya dalam hubungan dengan pengembangan
pengrajin industri tahu tersebut. Penelitian ini menggunakan strategi pendekatan
kualitatif deskriptif kasus tunggal, dengan studi observasi kasus. Pemilihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
sampel dari populasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) di kampung
Ndebegan Mojosongo Surakarta yang 70% penduduknya atau 126 kepala
keluarga membuka usaha sebagai pengrajin industri kecil tahu. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah para informan yang terdiri dari para pendiri
pengrajin tahu, para pekerja atau buruh dan data-data yag ada di lapangan tempat
pengrajin. teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam (in-
dept interviewing) dan pengamatan dilapangan.
Penelitian Titin Lestari (2010). Kontribusi industri kecil kerajinan gitar
dalam upaya penyerapan tenaga kerja (studi kasus pada masyarakat desa
Ngrombo, Kec. Baki, Kab. Sukoharjo). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
bahwa (1) alasan masyarakat desa Ngrombo mengembangkan industri kecil
kerajinan gitar yaitu untuk memanfaatkan waktu luang yang dimiliki petani selain
bekerja di sektor pertanian. Industri kecil kerajinan gitar yang berada di desa
Ngrombo merupakan allternatif mata pencaharian penduduk. Tindakan
masyarakat pedesaan melakukan kegiatan industri yaitu untuk mencari jalan
keluar dalam menghadapi keterbatasan lapangan kerja di sektor pertanian. Hal ini
dilakukan guna menekan tingkat pengangguran. (2) Keberadaan industri kerajinan
gitar yang ada di desa Ngrombo, merupakan bagian dari sektor informal industri
kerajinan gitar di Desa Ngrombo memberikan kontribusi terhadap penyerapan
tenaga kerja baru di sektor tersebut. Dari monografi desa pada tahun 2009 tercatat
1180 orang atau 46% dari total penduduk desa Ngrombo bisa masuk ke dalam
sektor industri gitar di desa Ngrombo. (3) Usaha yang dilakukan para pengrajin
dalam mengatasi harga bahan baku yang bergejolak yaitu dengan menekan jumlah
produksi gitar. Sedangkan untuk pemasarannya yaitu dengan melakukan
pemasaran secara langsung yaitu dimana pembeli datang secara langsung ke
lokasi industri kerajinan gitar di desa Ngrombo. Strategi pemmasaran yang lain
yaitu dengan menjalin hubungan kerjasama dengan distributor. Untuk menambah
wawasan kewirausahaan para pengrajin maka pemerintah desa setempat
memberikan pembinaan-pembinaan tentang kewirausahaan bagi mereka.
Penelitian Ika Setyowati (2009). Industri kecil dalam menyerap tenga kerja
(Studi Kasus Industri Kecil Genteng Press di Desa Grogol, Kec. Weru, Kab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Sukoharjo). Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri genteng pres memiliki
kemampuan dalam menyerap tenaga kerja bagi mereka yang memiliki
ketrampilan dan ketekunan. Keberadaan industri itu mampu meningkatkan
kehidupan ekonomi desa grogol dan tercukupinya kebutuhan hidup.
C. Kerangka Berpikir
Dalam suatu masyarakat terdapat kebutuhan yang semakin lama semakin
meningkat. Karena banyaknya kebutuhan yang semakin beraneka ragam
bentuknya, dan keinginan pasar yang menginginkan suatu pemenuhan kebutuhan,
maka membuat masyarakat semakin inisiatif dalam menciptakan sesuatu. Dalam
perkembangan masyarakat desa yang dulu bekerja sebagian besar pada sektor
pertanian, kini berubah menjadi sektor industri. Dalam masyarakat desa, biasanya
untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik, mereka mendirikan sektor
industri kecil. Dengan industri kecil ini, dapat menambah pemasukan (income)
pendapatan bagi masyarakat. Serta dapat menambah kesejahteraan bagi anggota
masyarakat. Karena ada pemasukan tambahan dalam pendapatan dan
kesejahteraan dari industri kecil ini, maka membutuhkan tenaga kerja yang lebih
untuk mengembangkan sektor industri kecilnya agar lebih maju. Biasanya industri
kecil ini merupakan kepemilikan pribadi yang berbentuk sektor usaha kecil.
Dengan adanya sektor industri kecil ini, maka membuka peluang untuk menyerap
tenaga kerja yang ada di masyarakat desa, serta membuka peluang kerja baru
dalam masyarakat. Dengan demikian ada timbal balik antara pembuka lahan kerja
dan para pencari kerja dengan adanya sektor industri kecil.
Secara lebih rinci demikian bagan kerangka berpikir:
Skema 1. Kerangka Berpikir
Masyarakat
Desa Pertumbuhan
Industri Kecil
Pemasukan
(income)
Kesejahteraan
Menyerap
Tenaga
Kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB III
METODE PENELITIAN
Secara umum metode adalah cara atau prosedur yang harus dilakukan
untuk dapat melakukan sesuatu secara sistematis. Sementara metodologi ialah
suatu kajian untuk mempelajari peraturan-peraturan dari suatu metode. Robert
Bogdan dan Steven J.Tailor (1993:25) mengungkapkan bahwa “metodologi
berarti proses, prinsip dan prosedur yang kita pakai dalam mendekati persoalan-
persoalan dan usaha mencari jawabannya”. Sedangkan penelitian menurut
Sudarwan Danim (2002:25), “ secara epistimologis, research berasal dari dua
kata, yaitu re dan search. Re berarti kembali atauu berulang dan search berarti
mencari, menjelajahi, atau menemukan makna”. Metode penelitian adalah kajian
untuk mempelajari peraturan-peraturan dalam penelitian. Jika ditinjau dari segi
filsafat, metodologi penelitian merupakan epistemologi penelitian, yaitu
menyangkut bagaimana seorang peneliti mengadakan penelitian (Husaini Usman
dan Purnomo Setiady A, 2000: 42). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa,
metode penelitian adalah merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang
mempelajari bagaimana prosedur kerja mencari kebenaran. Kualitas kebenaran
yang diperoleh dalam berilmu pengetahuan terkait langsung dengan kualitas
prosedur kerjanya.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini mengambil tempat di Desa Kanoman, Kalurahan
Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Pemilihan tempat
penelitian ditentukan dengan pertimbangan karena lokasi tersebut merupakan
sentra industri kecil pembuatan tahu di Kecamatan Ngemplak. Berdasarkan
monografi Desa Kanoman terdapat 20 unit usaha kecil pembuatan tahu.
Berkembangnya industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman akan
berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja di desa tersebut.
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah konsultasi pengajuan judul disetujui oleh
Dosen Pembimbing skripsi dan telah mendapatkan ijin dari berbagai pihak yang
berwenang baik dari dalam kampus maupun lembaga/instasi-instasi yang terkait.
Penelitian ini akan dilaksanakan terhitung sejak penyusunan proposal sampai
penyusunan laporan yakni dari bulan Januari sampai bulan Mei 2011. Namun
tidak menutup kemungkinan adanya perubahan waktu yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang diperlukan dalam penelitian.
Tabel 1. Waktu dan Kegiatan Penelitian
No
Kegiatan
Tahun 2011
Januari Februari Maret April Mei
1. Pengajuan
Judul
2. Penyusunan
Proposal
3. Seminar
Proposal
4. Observasi
dan perijinan
5. Pengumpulan
data
6. Analisis Data
dan penulisan
laporan
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Penelitian ini berupa deskriptif kualitatif yakni berusaha menggali
informasi sebanyak-banyaknya tentang persoalan yang dijadikan topik penelitian
dengan mengutamakan data-data verbal. Penelitian ini menggali tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
“Pertumbuhan industri kecil pembuatan tahu bagi penyerapan tenaga kerja”.
Menggali data mengenai bagaimana industri kecil pembuatan tahu menyerap
tenaga kerja di Desa Kanoman.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Menurut
Lexy J. Moleong (2004:3), “kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati”. Sedangkan Sudarwan Danim (2002:32),
“penelitian kualitatif adalah pendekatan sistematis dan subjektif yang digunakan
untuk menjelaskan pengalaman hidup dan memberikan makna atasnya.
Sedangkan menurut pendapat Kirk dan Miller dalam Lexy J. Moleong (2004:3),
“penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasanya dan dalam peristilahannya. Sehingga dapat diambil kesimpulan metode
penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan makna dari objek yang
menjadi pengamatan dan lebih memusatkan pada kualitas data tersebut.
Informasi atau data yang didapat dari lapangan berupa keterangan,
pendapat, konsep, pandangan, tanggapan yang berhubungan dengan pertumbuhan
sektor industri tahu di Desa Kanoman sebagai penyerapan tenaga kerja. Penelitian
ini bersifat lentur dan terbuka sesuai dengan kondisi yang dijumpai di lapangan.
Lentur artinya dapat berubah sesuai dengan keadaan dan kondisi yang ditemui di
lapangan, terbuka artinya penelitian ini dilakukan dengan wawancara secara
langsung, sehingga terbuka bagi masyarakat yang berperan dalam industri kecil
pembuatan tahu. Peneliti terjun langsung ke lapangan mencari informan untuk
mendapatkan informasi yang lengkap dengan mengidentifikasikan pertumbuhan
industri kecil pembuatan tahu sebagai penyerapan tenaga kerja.
Tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Melakukan observasi dengan mengamati langsung ke lokasi penelitian.
b. Menetapkan informan.
c. Melakukan wawancara dengan para informan.
d. Membuat catatan lapangan (field note).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
e. Menyajikan dan menganalisis data yang diperoleh.
f. Menarik kesimpulan.
2. Strategi Penelitian
Strategi merupakan bagian dari desain penelitian yang dapat menjelaskan
bagaimana tujuan penelitian akan dicapai dan bagaimana masalah yang dihadapi
di dalam penelitian akan dikaji dan dipecahkan untuk dipahami.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus agar dapat
menangkap masalah-masalah yang ada di lapangan kemudian dikaji lebih
mendalam lagi. Yin (2002: 1), “studi kasus memiliki ciri-ciri pertanyaan
berkenaan dengan how atau why, peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk
mengontrol peristiwa yang diselidiki, fokus penelitian terletak pada fenomena
masa kini di dalam konteks kehidupan nyata”.
Studi kasus digunakan untuk memperoleh kebenaran dalam penelitian
yaitu tentang industri kecil pembuatan tahu sebagai penyerapan tenaga kerja.
Masalah yang ada di lapangan kemudian dikonstruksi secara sosial dan tidak
bebas nilai. Informasi dari lapangan kemudian disusun ke dalam teks yang
menekankan pada masalah proses dan makna. Schramm dalam Yin (2002:17)
mengatakan “esensi studi kasus, tendensi sentral dari semua jenis studi kasus,
adalah mencoba menjelaskan keputusan-keputusan tentang mengapa studi kasus
tersebut dipilih, bagaimana mengimplementasikannya dan apa hasilnya”. Ada dua
kategori studi kasus, HB. Sutopo (2002;112-113), “yaitu studi kasus tunggal dan
studi kasus ganda”. Studi kasus tunggal adalah subjek atau lokasi penelitian
memiliki persamaan karakteristik. Sedangkan studi kasus ganda merupakan
kebalikan dari studi kasus tunggal, yaitu subjek atau lokasi penelitian memiliki
perbedaan karakteristik. Dimana penelitian dalam study kasus ganda berada di
dua atau lebih wilyah yang karakteristik lokasi berbeda.
Dalam penelitian ini stategi yang digunakan adalah studi kasus tunggal
terpancang. Menurut HB. Sutopo (2002: 112), “studi kasus tunggal adalah
penelitian hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi studi atau satu subjek)”.
Jumlah sasaran (lokasi studi) tidak menemukan suatu penelitian berupa studi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
kasus tunggal atau ganda meskipun penelitian ini dilakukan di beberapa lokasi
(beberapa kelompok atau sejumlah pribadi), kalau sasaran studi tersebut memiliki
karakteristik yang sama atau seragam maka penelitian tersebut tetap merupakan
studi kasus tunggal. Terpancang artinya terfokus, maksudnya dalam penelitian ini
memfokuskan pada suatu masalah yang sudah ditetapkan sebelum peneliti terjun
ketempat penelitian. Disebut tunggal karena penelitian ini merupakan penataan
secara rinci aspek-aspek tunggal. HB. Sutopo (2002: 112-113) mengungkapkan
“aspek tunggal bisa dilakukan pada sasaran satu orang atau lebih, satu desa,
kecamatan, kabupaten, propinsi, negara bangsa atau lebih, tergantung adanya
kesamaan karakteristiknya atau adanya keragaman”. Aspek tunggal atau
karakteristik dalam penelitian ini yaitu industri kecil pembuatan tahu guna
penyerapan tenaga kerja di Desa Kanoman.
Jadi, studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus
tunggal terpancang dimana dalam mencari data-data diperoleh dengan
menemukan masalah yang akan dijadikan subjek penelitian. Tunggal terpancang,
merupakan lokasi ataupun informan yang memiliki karakteristik yang hampir
sama walaupun jumlah lokasi ataupun informan lebih dari satu. Terpancang
artinya terfokus pada suatu hal yang akan diteliti, sehingga hasil akhir yang
diperoleh valid.
C. Sumber Data
Penelitian ilmiah memerlukan data atau informasi yang relevan dengan
persoalan yang dihadapi sehingga tepat pada sasaran. Sumber data merupakan
segala sesuatu yang digunakan sebagai data dalam suatu penelitian. Loftland dan
Loftlang yang dalam Lexy J. Moleong (2004: 12) mengatakan “sumber data
utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah
data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Sumber data penting yang dapat
dijadikan sasaran penggalian informasi dalam penelitian diantaranya: 1) Informan
(nara sumber), 2) Peristiwa atau tempat, 3) Dokumen dan arsip, 4) Studi Pustaka.
Sumber data dalam penelitain ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
1. Informan (nara sumber)
Informan yaitu individu-individu tertentu yang dapat memberikan
keterangan dan data informasi untuk kepentingan penelitian. HB. Sutopo
(2002:50) “dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (nara sumber)
sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya”. Informan
dalam penelitian ini adalah para pemilik industri kecil pembuatan tahu, tenaga
kerja dan para pedagang tahu di Desa Kanoman, Kalurahan Gagaksipat,
Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Dasar pemilihan informan ini adalah:
a. Pemilik industri kecil pembuatan tahu
Pemilikindustri kecil yaitu orang-orang yang memiliki usaha industri kecil
pembuatan tahu dan memanagemen perputaran dan distribusi tahu.
b. Tenaga kerja industri kecil pembuatan tahu
Tenaga kerja merupakan orang yang bekerja di sektor industri kecil
pembuatan tahu. Pemilihan tenaga kerja sebagai informan karena
disesuaikan dengan fokus penelitian yaitu tentang penyerapan tenaga kerja
di sektor industri kecil pembuatan tahu.
c. Pedagang tahu yang ada di Desa Kanoman.
Pedagang merupakan orang-orang yang memiliki pekerjaan sebagai
wiraswasta. Pedagang disini berfungsi sebagai distributor penjualan tahu.
d. Masyarakat Desa Kanoman
Masyarakat merupakan sutu sistem sosial yang menempati suatu wilayah
tertentu yang hidup lama dan memiliki kesatuan.
2. Peristiwa dan aktivitas
Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas, atau
perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitiannya. HB.
Sutopo (2002:51) menyatakan,”dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas,
peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti
karena menyaksikan sendiri secara langsung”. Akan tetapi tidak semua peristiwa
bisa diamati secara langsung kecuali merupakan aktivitas yang masih berlangsung
pada saat penelitian. Peristiwa atau aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
adalah kegiatan dalam kehidupan sehari-hari penduduk desa meliputi pekerjaan
yang mereka lakukan.
3. Dokumen atau Arsip
Dokumen atau arsip merupakan sumber data yang tidak kalah pentingnya
dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini dokumen yang dapat digunakan
adalah penelitian-penelitian serupa yang telah dilakukan ditempat yang berbeda,
dapat juga data atau informasi dari surat kabar, majalah atau internet. Selain itu
juga beragam foto dan catatan lapangan. HB. Sutopo (2002:54) menjelaskan
“dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu
peristiwa atau aktivitas tertentu”. Dokumen dalam penelitian ini adalah arsip serta
data mengenai besarnya jumlah tenaga kerja yang dapat terserap oleh industri
kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman. Dokumen dan arsip dapat diperoleh dari
monografi Desa Kanoman, Gagaksipat.
4. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mengambil literatur-literatur yang ada,
baik dari buku-buku ataupun dari majalah.
D. Teknik Cuplikan
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan purposive dengan
snowball. Metode purposive dilakukan dengan memilih informan yang dipandang
paling tahu, sehingga kemungkinan pilihan informan dapat berkembang sesuai
dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Dalam
teknik purposive, peneliti tidak menjadikan semua orang sebagai informan yang
dipandang tahu dan cukup memahami tentang industri kecil pembuatan tahu bagi
penyerapan tenaga kerja dan bisa diajak kerjasama, misalnya bersikap terbuka
dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
Sementara itu teknik snowball sampling akan dilakukan untuk menentukan
informan dengan menghubungi informan kunci yang pertama dan mencari
informan kunci berikutnya. Pencarian ini akan berlangsung terus menerus sampai
data yang diperlukan dalam penelitian ini terpenuhi. Teknik ini diharapkan bisa
memberikan peneliti informan kunci yang memadai. Snowball digunakan peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
untuk mencari informan kunci (key informan) yaitu peneliti mengambil orang-
orang kunci untuk dijadikan sebagai sumber data yang dapat dipercaya sehingga
menghasilkan informasi yang jelas.
Jadi, metode dengan teknik purposive dengan snowball merupakan metode
yang dilakukan dengan mencari informan kunci dari yang paling tahu kemudian
dari informan kunci tersebut dicari .lagi informan kunci yang lain, sehingga data
yang diperoleh dapat diuji kebenarannya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi langsung, wawancara dan dokumentasi.
a. Observasi Langsung
Burhan Bungin (2008:115), “observasi atau pengamatan adalah kegiatan
keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu
utamanya selain panca indra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit”.
Peneliti melihat langsung serta secara cermat melakukan pengamatan terhadap
perilaku subyek penelitian untuk mengumpulkan data yang bersifat kasat mata
atau dapat dilihat secara langsung. HB. Sutopo (2002:64) mengatakan “teknik
observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data berupa peristiwa,
tempat/lokasi, benda dan rekaman gambar. Dalam penelitian ini, digunakan
observasi berperan pasif dimana peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan
yang dilakukan oleh obyek penelitian namun peneliti hanya sebagai pengamat
saja.
Hal yang diobservasi dalam penelitian ini meliputi aktivitas sehari-hari
penduduk yang bekerja di sektor industri. Observasi dilakukan guna mandapatkan
gambaran aktivitas kehidupan sehari-hari penduduk untuk menjawab persoalan
alasan penduduk melakukan kegiatan di sektor ibdustri kecil pembuatan tahu.
b. Wawancara
Wawancara dalam penelitian kualitatif merupakan hal yang penting untuk
mendapatkan data yang valid dan dapat menjawab pertanyaan dari penelitian yang
dikaji mengenai industri kecil pembuatan tahu. Lexy J. Moleong (2004:135),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
“wawancara adalah percakapan yang dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee)
yang memberikan jawaban atau pertanyaan itu”. Wawancara dengan informan
dilakukan untuk memeperoleh informasi yang diperlukan. Wawancara yang
dilakukan bersifat in-dept interviewing atau wawancara secara mendalam.
Wawancara secara mendalam menurut Burhan Bungin (2008:108) “proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara,
dimana pewawancara atau informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif
lama. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat menggali dengan mendalam tentang
fokus masalah yang diteliti sehingga dapat menyajikan data secara lengkap
mengenai pemikiran, motivasi, serta persepsi dari informan.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan para pemilik industri
kecil, para pekerja, pedagang serta masyarakat sekitar Desa Kanoman.
Wawancara dipilih karena untuk memperoleh informasi sesuai fokus penelitian
yaitu alasan penduduk bekerja di sektor industri serta upaya yang dilakukan untuk
pengembangan industri kecil.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara tidak
terstruktur atau wawancara mendalam, peneliti tidak tahu apa yang belum
diketahuinya. Wawancara dilakukan dengan bebas dengan suasana informal dan
pertanyaan tidak terstruktur namun tetap mengarah pada fokus masalah penelitian.
Informan yang dipilih adalah informan yang dianggap tahu tentang topik
permasalahan yang bersangkutan. Peneliti mencatat informasi yang diberikan oleh
informan dan mendiskusikan yang belum jelas tanpa memberikan pengaruh
terhadap informan mengenai jawaban yang diberikan.
c. Studi Pustaka
Peneliti juga menggunakan teknik studi pustaka untuk mencari literatur-
literatur yang mendukung data dari informan. Studi pustaka dilakukan di
Perpustakaan pusat UNS dan Perpustakaan FKIP serta di Laboratorium Sosiologi
Antropologi. Studi pustaka ini dengan mencari buku-buku yang relevan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
penelitian yang akan dilakuakan mengenai industi kecil serta penyerapan tenaga
kerja.
d. Dokumentasi
Menurut HB. Sutopo (2002:54), “dokumen atau arsip merupakan bahan
tertulis yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau akivitas tertentu”. Dokumen
yang digunakan sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji,
menaksirkan, bahkan untuk meramalkan kejadian, peristiwa yang akan datang,
Teknik dokumenter dapat berupa arsip-arsip yang relevan serta benda fisik
lainnya. Dokumen dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data
berdasarkan sumber-sumber yang berasal dari buku-buku, literatur atau laporan
serat dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan penulisan sehingga sangat
penting dalam penelitian kualitatif sebagai sumber data. Dokumen yang
diperlukan dalam penelitian ini arsip serta data mengenai besarnya jumlah tenaga
kerja yang dapat terserap oleh industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman
saat ini. Dokumen ini dapat diperoleh dari monografi Kalurahan Gagaksipat
karena Desa Kanoman termasuk dalam Kalurahan Gagaksipat mengenai data
ketenaga kerjaan 2010. Pengumpulan data melalui monografi Desa Kanoman ini
dipilih untuk memudahkan peneliti mengetahui jumlah penduduk dan data
ketenagakerjan di Desa Kanoman Kalurahan Gagaksipat. Jadi dengan demikian
diperoleh data yang riil untuk nanti digali dan ditangkap makna yang tersirat dari
dokumen tersebut.
F. Validitas Data
Untuk menguji keabsahan data yang telah terkumpul, peneliti
menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data, untuk keperluan pengecekan sebagai
bahan pembanding terhadap data tersebut. Dalam hal ini penelitian menggunakan
triangulasi sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan atau informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
dengan metode kualitatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Validitas data atau kesahihan data merupakan kebenaran data dari kancah
penelitian. Hal ini dilakukan karena validitas data menunjukkan mutu seluruh
proses pengumpulan data dalam penelitian. Data yang telah dikumpulkan diolah
dan diuji kesahihannya melalui teknik pemeriksaan tertentu. Agar data yang
diperoleh benar-benar valid atau benar maka pemeriksaan keabsahan data
menggunakan teknik triangulasi. Lexy J. Moleong (2004:178) mengungkapkan, “
Triangulasi adalah teknik keabsahan pemeriksaan data yang menanfaatkan sesuatu
yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
data itu”.
Ada lima tipe triangulasi menurut Denzin dan Kimchi dalam Sudarwan
Danim (2002:38), yaitu:
1. Triangulasi teoritis
Triangulasi teoritis adalah menggunakan kerangka kerja atau perspektif
teorikat dan hipotesis yang berbeda untuk studi yang sama.
2. Triangulasi data
Triangulasi data adalah melakukan pengumpulan data untuk membuka
peluang menguji bagaiman peristiwa dialami oleh kelompok yang berbeda
dari orang-orang, pada waktu yang berbeda, dan situasi yang berbeda pula.
3. Triangulasi metode
Triangulasi metode merupakan tipe paling umum dari triangulasi yang
digunakan pada penelitian sosial.
4. Triangulasi investigator
Triangulasi investigator muncul ketika dua atau lebih investigator peneliti
terlatih dengan beragam latar belakang mengeksplorasi fenomena yang
sama.
5. Triangulasi analisis
Analisis triangulasi melibatkan penggunaan satu atau lebih teknik analisis
untuk menganalisis seperangkat data yang sama untuk tujuan validasi.
Dari uaraian tentang triangulasi di atas, peneliti menggunakan pendekatan
triangulasi data (sumber) yaitu pengumpulan data dengan menggunakan berbagai
sumber untuk mengumpulkan data yang sama. Informasi yang diperoleh selalu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dibandingkan dengan data/informasi yang lain untuk mengecek kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Selain itu, penulis
juga menggunakan triangulasi metode yaitu pengumpulan data dengan teknik
pengumpulan data yang berbeda. Teknik yang digunakan yaitu wawancara,
observasi dan dokumentasi. Sehingga data dan informasi dapat teruji secara valid
dimana hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan atau informasi yang
lebih kuat validitasnya. Cara-cara yang ditempuh dalam melaksanakan triangulasi
pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Menbandingkan apa yang dikatakan informan satu dengan informan yang
lain tentang alasan mereka bekerja di sektor industri kecil pembuatan tahu.
2. Membandingkan data hasil observasi terhadap aktivitas sehari-hari
penduduk desa dengan data hasil wawancara.
Dengan prosedur ini diharapkan data benar-benar valid dan kesimpulan yang
diperleh memiliki validitas tinggi.
G. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan dalam periode tertentu. Pada
saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban informan.
Bila jawaban dari informan setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka
peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data
yang dianggap kredibel. Ada empat macam kegiatan dalam menganalisis data
dalam penelitian ini. Kegiatan tersebut adalah:
a. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber
antara lain buku-buku yang relevan, informasi dan peristiwa di lapangan, serta
teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
b. Reduksi Data
Reduksi data yaitu proses pemilihan, penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data kasar atau mentah dari lapangan. Reduksi data secara terus-
menerus selama kegiatan penelitian di lapangan. Bahkan sebelum data terkumpul,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
antisipasi akan adanya reduksi data sudah nampak. Dalam tahap reduksi data
tersebut terdapat proses meringkas, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-
gugus, membuat pemilihan data, dan menulis memo. Kegiatan ini dilakukan untuk
menjelaskan kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian dan
pendekatan pengumpulan data. Pada saat reduksi data, peneliti menentukan
beberapa informan untuk mengidentifikasikan kontribusi industri kecil pembuatan
tahu bagi penyerapan tenaga kerja di Desa Kanoman. Di dalamnya dibahas
tentang pertumbuhan industri kecil pembuatan tahu, usaha apa yang dilakukan
para pemilik industri kecil untuk meningkatkan usahanya sehingga dapat
menyerap tenaga kerja. Selain itu peneliti juga mendapat data dari buku-buku
yang relevan dengan masalah penelitian.
c. Penyajian Data
Sajian data dilakukan merangkai data atau informasi yang telah direduksi
dalam bentuk narasi kalimat, gambar/skema, maupun tabel yang memungkinkan
kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini merupakan rangkaian
kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga bila dibaca akan mudah
dipahami mengenai berbagai hal yang terjadi dalam penelitian, yang
memungkinkan peneliti untuk melakukan sesuatu pada analisis/tindakan lain
berdasarkan pemahaman tersebut.
Pada awal pengumpulan data hingga penyajian data, peneliti melakukan
pencatatan dan membuat pertanyaan untuk membuat kesimpulan. Penyajian data
dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi langsung dan wawancara
mendalam. Adapun penyajian data untuk mendeskripsikan pertumbuhan sektor
industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman, mendeskripsikan kontribusi
industri kecil pembuatan tahu, mendeskripsikan penyerapan tenaga kerja industri
kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman. Didalamnya dibahas tentang bagaimana
cara untuk meningkatkan industri kecil pembuatan tahu, kendala-kendala yang
dihadapi oleh para pemilik industri kecil serta jalan keluar untuk keluar dari
kendala-kendala tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
d. Penarikan simpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan yang telah dicatat, dilihat,
ditemui serta di dengar yang berdasarkan pada konfigurasi yang telah dirancang.
Kesimpulan yang dihasilkan memerlukan verifikasi agar benar-benar valid dan
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dari hasil verifikasi ini dapat
diperoleh data yang telah teruji validitasnya. Untuk itu peneliti melakukan
aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali,
melihat lagi fieldnote sehingga penelitian menjadi lebih bisa dipercaya.
Model interaktif menurut Milles dan Huberman (1992:20) yaitu:
Skema 2. Model Analisis Data Interaktif
H. Prosedur Penelitian
Menurut HB. Sutopo (2002:187-190) prosedur penelitian adalah rangkaian
tahap demi tahap kegiatan dari awal sampai akhir penelitian. Dalam penelitian
kasus ini, peneliti menggunakan prosedur atau langkah-langkah dari persiapan,
pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan penelitian.
Lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Mengajukan judul penelitian kepada pembimbing.
b. Mengumpulkan bahan/sumber materi penelitian.
Pengumpulan
data
Reduksi
data
Penyajian data
Penarikan
simpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
c. Menyusun proposal penelitian.
d. Mengurus perijinan penelitian.
e. Menyiapkan instrument penelitian/ alat observasi.
2. Pengumpulan data
a. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara,
dan dokumentasi.
b. Membuat field note.
c. Memilah dan mengatur data sesuai dengan kebutuhan.
3. Analisis data
a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai dengan proposal
penelitian.
b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian
recheckkan dengan temuan lapangan.
c. Melakukan verifikasi dan pengayakan dengan pembimbing.
d. Membuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
4. Penyusunan laporan penelitian
a. Penyusunan laporan awal.
b. Review laporan yaitu mendiskusikan laporan yang telah disusun
dengan orang yang cukup memahami penelitian.
c. Melakukan perbaikan laporan sesuai hasil diskusi.
d. Penyusunan laporan akhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
BAB IV
SAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Deskripsi daerah penelitian meliputi: keadaan geografis dan keadaan
demografi masyarakat Desa Kanoman, Gagaksipat.
1. Keadaan Geografis
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Jawa
Tengah. Kabupaten Boyolali terdiri dari beberapa Kecamatan. Salah satu
Kecamatannya adalah Kecamatan Ngemplak yang memiliki penduduk yang
cukup padat yakni 81.138 jiwa, atau sekitar 0.87% dari penduduk Boyolali yang
berjumlah 931.537 jiwa. Salah satu Kalurahan di Kecamatan Ngemplak adalah
Gagaksipat. Luas wilayah Gagaksipat ± 255,6500 ha yang terbagi atas 13 RW dan
49 RT. Tanah sawah 42,0000 ha, Tanah Tegalan 57,6000 ha, Tanah Pekarangan
55,4340 ha, Tanah untuk Perkantoran 0,4300 ha, Tanah Lapangan 0,8000 ha,
Tanah untuk bangunan umum 14,9247 ha, Sungai Jalan dan lain-lain 84,4613 ha.
Adapun batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Desa Dibal, Sindon, dan Bandara Adi Sumarmo
b. Sebelah Timur : Desa Donohudan
c. Sebelah Barat : Desa Ngesrep
d. Sebelah Selatan : Kabupaten Karanganyar
Bidang Usaha yang banyak dilakukan di Desa Gagaksipat ini adalah
peternakan ayam dan industri tahu tempe. Usaha-usaha yang ada di desa ini
sedang mengalami perkembangan dan masih dalam tahap pertumbuhan kawasan
industri kecil.
Salah satu Desa yang ada di Kalurahan Gagaksipat adalah Kanoman yang
terkenal dengan sentra industri kecil pembuatan tahu. Desa Kanoman terbagi
menjadi 2 Rukun Warga (RW), RW 10 dan RW 08. RW 10 terdiri dari 3 RT dan
RW 08 terdiri dari 3 RT. Jarak Desa Kanoman dengan Kalurahan Gagaksipat
sekitar ± 200 meter. Letak Desa Kanoman sendiri memiliki batas wilayah, sebelah
utara berbatasan dengan Desa Dibal dan Wangkis, sebelah Barat berbatasan
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dengan Bandar udara Adi Sumarmo, sebelah timur berbatasan dengan Desa
Donohudan, serta sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Gagaksipat. Desa
Kanoman sendiri sangat jauh dengan Kabupaten Boyolali, dan lebih dekat dengan
kota Solo. Jarak dengan kota Solo sekitar 1 km, sedangkan dengan kota Boyolali
± 20 km.
Untuk menemukan Desa Kanoman ini, tidaklah sulit, hanya menyusuri
satu jalan utama yaitu jalan Embarkasi Donohudan saja. Jalan penghubung yang
beraspal ini kondisinya lumayan baik, karena merupakan salah satu jalur utama ke
Embarkasi Haji Donohudan. Desa Kanoman terletak dekat dengan Bandara Adi
Soemarmo Solo serta Embarkasi haji. Walaupun daerahnya merupakan pinggiran
kota, namun mengalami pertumbuhan dalam bidang perindustrian karena
merupakan pengembangan dari Solo Raya. Transportasi utama berupa sepeda
motor dan jenis kendaraan pribadi lainnnya. Sarana komunikasi sebagain besar
mengandalkan telepon genggam. Sarana hiburan didominasi oleh televisi milik
pribadi.
2. Keadaan Monografi
a. Penduduk Menurut Umur
Gagaksipat memiliki jumlah penduduk 8305 jiwa. Jika ditinjau
berdasarkan kelompok umur, jumlah penduduk Gagaksipat dapat digambarkan
sebagai berikut: 0-14 tahun berjumlah 2205 jiwa atau 26.5 % dari total jumlah
penduduk, usia 15-58 tahun berjumlah 5336 jiwa atau 64.25 %, dan usia 58 keatas
ada 764 jiwa atau 9.19 % dari total jumlah penduduk. (Monografi Gagaksipat,
data jumlah penduduk 2010). Berdasarkan gambaran jumlah penduduk
Gagaksipat, dapat diketahui bahwa yang paling banyak jumlah penduduknya
adalah pada usia produktif yakni 15-58 tahun.
Desa Kanoman merupakan bagian dari Gagaksipat. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan, penduduk Kanoman memiliki 1171 jiwa atau 13.14 % dari
Gagaksipat, yang terdiri dari laki- laki 529 jiwa atau 47.35 %, perempuan 642
jiwa atau 57.47 %. Jika ditinjau dari jenis kelaminnya, jumlah penduduk
perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Di Desa Kanoman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
terdapat 187 jumlah kepala keluarga. Dari jumlah penduduk yang ada, usia
produktif penduduk juga banyak. Sehingga angkatan kerja di Desa Kanoman
cukup tinggi jumlahnya.
b. Penduduk Menurut Pekerjaan
Penduduk Gagaksipat memiliki pekerjaan yang beragam, ada yang bekerja
sebagai petani, buruh pabrik, pedagang, pemilik usaha tahu, pekerja di sektor
usaha tahu, pegawai negeri, dan lain-lain. Jumlah penduduk Gagaksipat menurut
pekerjaan adalah sebagai berikut: bekerja di sektor pertanian 173 jiwa atau 4.62
%. Pegawai sektor formal (PNS,TNI,POLRI) sebesar 304 jiwa atau 8.12 %.
Sebagai pekerja swasta 1382 jiwa atau 36.9%. Bekerja sebagai buruh 550 jiwa
atau 14.69 %. Bekerja sebagai tukang ada 192 jiwa atau 5.13 %. Pedagang dan
penjahit 285 jiwa atau 21.6 %. Sedangkan untuk yang lainnya 285 jiwa atau 7.61
% (Monografi Kalurahan Gagaksipat, Data Ketenagakerjaan 2010).
Desa Kanoman memiliki jumlah penduduk 1171 jiwa, angkatan kerja
sebesar 771 atau 65.8% dari total jumlah penduduk. Sebagian besar penduduk
Kanoman termasuk dalam usia produktif. Dari jumlah angkatan kerja tersebut,
yang bekerja pada sektor pertanian sebesar 125 jiwa atau 16.21%. Ada 263 jiwa
sebagai buruh industri kecil pada sektor usaha tahu atau 34.11%. 20 orang sebagai
pengusaha industri kecil atau 2.59%. Pedagang 212 jiwa atau 27.49%. Pegawai
sektor formal (PNS,POLRI,TNI) sebesar 56 jiwa atau 7.26%. Pekerja yang lain 95
jiwa atau 12.32%.
Dari data Desa Kanoman, maka dapat diketahui angkatan kerja paling
tinggi diduduki oleh buruh industri kecil pada sektor pembuatan tahu. Karena
sebagian besar warga Desa Kanoman bekerja pada sektor industri kecil
pembuatan tahu. Desa ini termasuk dalam sentra industri kecil pembuatan tahu di
Kalurahan Gagaksipat.
B. Deskripsi Masalah Penelitian
Pembahasan dari hasil penelitian merupakan gambaran yang didasarkan
pada temuan data dikaitkan dengan pertanyaan penelitian yakni pertumbuhan
sektor industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman, Kontribusi industri kecil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
pembuatan tahu dalam menyerap tenaga kerja, Penyerapan tenaga kerja pada
sektor industri kecil pembuatan tahu. Terdapat 12 informan yang bersedia
diwawancarai yaitu pemilik industri kecil pembuatan tahu meliputi, SMD, HRD
dan ZND, Tenaga kerja yang meliputi MS, RHN, dan SST dan BP . Pedagang
tahu yang meliputi WSN dan SL serta yang terakhir adalah warga masyarakat
Kanoman yakni IMM, NR, dan SRP. Dari jawaban para informan diharapkan
dapat memberikan gambaran tentang persoalan yang diajukan dalam penelitian
ini.
Saat ini banyak masyarakat yang menganggur karena daya serap tenaga
kerja semakin menurun. Di daerah pedesaan juga mengalami penurunan dalam
penyerapan tenaga kerja karena lahan pertanian yang semakin lama semakin
sempit akibat pembangunan rumah penduduk yang semakin padat. Penduduk
yang semakin padat dan bertambah, otomatis akan menambah jumlah angkatan
kerja yang mencari pekerjaan. Banyaknya angkatan kerja yang tidak terserap,
serta tidak adanya pembukaan lapangan pekerjaan baru akan semakin menambah
jumlah pengangguran. Dengan demikian, masyarakat yang tidak bekerja akan
sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan akan semakin bertambah saja
jumlah kemiskinan.
Permasalahan tentang kurangnya penyerapan tenaga kerja di pedesaan
juga menimpa Desa Kanoman. Penduduk Desa Kanoman mulai mengembangkan
kegiatan-kegiatan ekonomi baru guna memperbaiki kehidupan mereka. Untuk
mempertahankan kehidupan, manusia senantiasa melakukan berbagai usaha dan
upaya. Guna mengembangkan kesempatan kerja, masyarakat Desa Kanoman
mulai membuka industri kecil pembuatan tahu dengan skala yang kecil. Industri
kecil pembuatan tahu ini mulai mengalami pertumbuhan dan perkembangan
sehingga dapat menyerap tenaga kerja dan menjadi alternatif menanggulangi
masalah ketenagakerjaan. Serta dengan adanya industri kecil pembuatan tahu ini,
pendapatan yang dimiliki masyarakat semakin meningkat dan dapat memenuhi
kebutuhan hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
1. Pertumbuhan Sektor Industri
Industri kecil merupakan industri berskala kecil yang memperkerjakan 5
sampai dengan 19 orang tenaga kerja. Industri kecil pembuatan tahu yang ada di
Desa Kanoman juga mengalami suatu pertumbuhan. Setiap tahun akan muncul
industri kecil pembuatan tahu baru. Industri kecil pembuatan tahu dalam
penelitian ini tepatnya berada di Desa Kanoman, Gagaksipat, Ngemplak,
Boyolali, pada awalnya industri tahu mulai dikembangkan oleh masyarakat
Kanoman guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Industri ini dulu hanya
ada satu di Kanoman dikelola oleh pemerintah desa, tetapi sekarang mulai tumbuh
seiring dengan keinginan masyarakat yang menginginkan perbaikan hidup.
Setelah berkembang di lingkungan, industri semakin banyak dan mulai
dikembangkan oleh masyarakat sendiri-sendiri. Seperti yang diungkapkan HRD
sebagai berikut:
“Biyen ki gur eneng 1 industri tahu mbak, niku sing gawe Koperasi Staff
Pemerintahan Kalurahan tahun 1955. Nanging goro-goro mboten enten
sing ngurus, akhire merosot bangkrut. Nah, bibar niku langsung
berkembang saking lingkungan masyarakat piyambak.” (Dahulu itu hanya
ada 1 industri tahu, itu yang membuat dari Koperasi Staff Pemerintahan
Kalurahan tahun 1955. Tetapi karena tidak ada yang mengurus akhirnya
bangkrut. Setelah itu, berkembang dari lingkungan masyarakat sendiri).
(W/HRD/28/03/2011)
Lambat laun industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman semakin
banyak dan semakin berkembang. Bahkan setiap tahun muncul satu atau dua
industri tahu. Seperti yang diungkapkan oleh WSN seorang pedagang tahu yang
lahir di Desa Kanoman dan sempat meninggalkan Desa untuk bekerja di luar
pulau Jawa kemudian kembali lagi kedaerah asal. Diakuinya industri kecil
pembuatan tahu berkembang tiap tahunnya, bahkan mulai banyak yang
menggelutinya, setiap tahun satu atau dua industri kecil mulai muncul. Berikut
pernyataan WSN:
“Dahulu pada saat saya tinggalkan hanya ada 3 atau 4 industri kecil
pembuatan tahu, pas saya kembali sudah lumayan banyak mbak, sekarang
udah banyak gini...Apalagi setiap tahunnya satu atau dua industri
pembuatan tahu didirikan oleh orang-orang...”. ( W/WSN/27/03/2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Hal demikian juga diungkapakan oleh SL sebagai salah satu dari pedagang
tahu di Desa Kanoman, kalau industri pembuatan tahu mengalami pertumbuhan
yang cukup pesat. Setiap tahun akan muncul industri kecil pembuatan tahu di
Desa Kanoman. Berikut penuturan SL:
“Pertumbuhan industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman ini sangat
baik dan berkembang terus mbak, semakin berganti tahun semakin akan
tumbuh industri kecil pembuatan tahu...”. (W/ SL/02/04/2011)
Keadaan demikian juga diungkapkan salah satu tenaga kerja yang sudah
sejak kecil hidup di Desa Kanoman sampai sekarang. Menurutnya, pertumbuhan
industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman muncul tiap tahunnya. Di tiap
gang-gang kecil di Desa Kanoman ada yang memilki industri kecil pembuatan
tahu. Seperti yang diungkapkan MS:
“...pertumbuhan industri kecil pembuatan tahu di Kanoman semakin lama
semakin meningkat mbak, tiap tahun muncul industri kecil pembuatan tahu
yang baru tiap gang kecil di desa pasti ada industri ini...”.
(W/MS/29/03/2011).
Masyarakat desa untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik,
mereka mendirikan sektor industri kecil sehingga dapat menambah pemasukan
(income) pendapatan masyarakat serta dapat meningkatkan kesejahteraan
masayarakat. Tindakan yang dilakukan masyarakat guna meningkatkan kualitas
hidupnya adalah dengan membuka industri kecil. Karena tindakan masyarakat
memiliki tujuan ingin mencapai kesejahteraan hidup yang baik. Begitu halnya
masyarakat Desa Kanoman mengembangkan industri kecil pembuatan tahu guna
meningkatkan pendapatan dan meningkatkan tingkat kesejahteraan. Banyak warga
Kanoman yang berkecimpung di industri kecil pembuatan tahu. Mereka
mendirikan industri kecil pembuatan tahu juga karena melihat pengangguran yang
banyak di daerahnya. Sehingga dengan mendirikan industri ini, diharapkan warga
masyarakat yang menganggur dapat teratasi dengan baik serta membantu
menyelesaikan masalah ketenaga kerjaan. Seperti yang diungkapkan Bapak HRD:
“...ya alesan kulo ndirekke industri tahu niki supados ningkatke
pemasukan pendapatan mbak, apa maneh kangge kesejahteraan keluargi
kula. Njih saget kangge kesejahteraan masyarakat bersama...”. (Alasan
saya mendirikan industri kecil pembuatan tahu agar dapat meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
pendapatan, apalagi untuk kesejahteraan keluarga, juga dapat untuk
kesejahteraan masyarakat bersama). (W/HRD/28/03/2011)
Alasan serupa juga juga diungkapkan oleh SMD pemilik industri kecil
pembuatan tahu yang lain. SMD juga mendirikan industri kecil pembuatan tahu
karena berkeinginan untuk meningkatkan pendapatan dalam keluarga dan
masyarakat yang bekerja di industri kecil pembuatan tahu miliknya. Dorongan
motivasi dalam dirinya yang merupakan faktor utama dalam membuka industri
kecil pembuatan tahu guna mencapai kesejahteraan hidup. Berikut penuturan
SMD:
“Alasan saya mendirikan industri kecil ini karena dapat meningkatkan
pendapatan mbak, apalagi buat masyarakat yang bekerja di industri tahu
saya, pendapatan mereka dapat naik setelah bekerja di industri kecil
pembuatan tahu ini...”. (W/SMD/26/03/2011)
Alasan yang sama juga diungkapkan oleh Bapak ZND. Industri kecil
turun temurun didirikan karena ayahandanya, juga menginginkan peningkatan
kesejahteraan hidup serta pemasukan income yang cukup menjanjikan. Seperti
yang diungkapkan ZND:
“Bapak saya mendirikan industri kecil pembuatan tahu ini karena ingin
meningkatkan kesejahteraan mbak, ya dengan industri ini kan bisa
menambah pemasukan yang lumayan mbak...”. (W/ZND/01/04/2011)
Ungkapan lain juga diungkapkan oleh salah satu warga masyarakat yang
tinggal di Desa Kanoman yaitu IMM. Untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Desa Kanoman, banyak warga masyarakat Kanoman yang mendirikan
industri kecil pembuatan tahu. Karena dulunya kesejahteraan warga dirasa kurang
terpenuhi kebutuhannya, tetapi setelah ada industri kecil pembuatan tahu warga
masyarakat terjamin kesejahteraannya. Sehigga sebagian besar warga masyarakat
Kanoman bekerja di industri ini. Seperti yang diungkapkan IMM:
“Kalau warga sini kebanyakan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka
biasanya ya mendirikan industri kecil pembuatan tahu itu mbak, atau kalau
tidak bekerja di industri kecil pembuatan tahu ini...”.
(W/IMM/06/04/2011)
Dalam mengembangkan industri kecil pembuatan tahu membutuhkan
lahan yang cukup untuk melakukan kegiatan produksi. Lahan yang digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
oleh para pemilik industri kecil pembuatan tahu yakni SMD, Bapak HRD dan
Bapak ZND untuk pemrosesan kedelai menjadi tahu merupakan lahan pribadi.
Lahan merupakan faktor utama sebagai tempat memproduksi usaha ini. Dengan
lahan yang cukup, para pemilik industri dapat dengan mudah mengembangkan
usaha miliknya. Tempat produksi yang luas dan tidak sempit membuat para
pekerja lebih betah untuk bekerja dan dalam menjalankan produksi lebih lancar
tidak berdempetan antara alat-alat yang digunakan dalam proses produksi. Seperti
yang diungkapkan ZND:
“Lahan yang saya gunakan lahan milik pribadi mbak, walau jauh dari
rumah saya...”. (W/ZND/02/04/2011)
Peralatan juga hal yang penting dalam pemrosesan pembuatan tahu
sehingga sangat diperlukan guna kelancaran proses pembuatan tahu. Alat-alat
yang digunakan dalam industri kecil pembuatan tahu masih sederhana. Hanya
diesel yang digunakan sebagai alat untuk mengolah kedelai yang akan digiling
dan dihancurkan, karena keterbatasan modal dan masyarakat kurang siap dalam
mengoperasikan alat-alat modern:
“Disel diperlukan dalam proses produksi ini, yang lain menggunakan
tenaga manusia dan pres tahu dari kayu saja”. (W/SMD/26/03/2011)
Senada dengan ungkapan SMD, ZND juga beranggapan teknologi yang
digunakan dalam pemrosesan pembuatan tahu sangat sederhana, mengandalkan
tenaga manusia yang paling utama. Hanya disel yang digunakan untuk mengolah
kedelai dan untuk peralatan yang lain digunakan kayu sebagai bahan pengepres
tahu, sepatu boat untuk beraktifitas, kain sebagai penuyaring ampas tahu serta
pisau dan ember. Disel merupakan peralatan yang modern yang dahulunya dalam
menggiling kedelai masyarakat mengandalkan batu tetapi sekarang sudah
menggunakan disel sebagai alat bantu yang lebih mudah digunakan dan tidak
banyak menguras tenaga. Seperti yang diungkapkan ZND:
“Teknologi masih sederhana banget mbak, cuma disel saja yang modern
yang lain cuma peralatan biasa dan mengandalkan tenaga para pekerja...”.
(W/ZND/01/04/2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Bagi warga masyarakat Desa Kanoman, peralatan yang digunakan
sederhana karena seandainya alat-alat yang digunakan menggunakan teknologi
yang canggih, maka warga masyarakat yang bekerja di sektor industri kecil
pembuatan tahu akan mengalami kesulitan karena pendidikan mereka yang hanya
mengenyam bangku SD dan SMP maka kurang mengetahui masalah mesin.
Walaupun demikian, dengan menggunakan tenaga manusia yang utama dapat
menjalankan proses produksi dengan lancar. Seperti yang diungkapkan Bapak
Zainudin:
“Kalau memakai peralatan yang canggih atau mesin-mesin yang canggih,
tidak bisa mengoprasikannya mbak, saya juga tidak bisa...ya tau sendiri
mbak, lulusannya sekolah hanya SD atau SMP saja...”.
(W/ZND/01/04/2011)
Menurut Ibu Surip sebagai warga masyarakat, masalah teknologi yang
digunakan dalam indstri kecil di Desa Kanoman sudah mengalami perkembangan.
Karena dahulu hanya menggunakan batu untuk menggilas kedelai, tetapi setelah
belajar pengalaman dari daerah Kartasura Sukoharjo mengenai industri kecil
pembuatan tahu, warga masyarakat yang mendirikan industri kecil mulai
mendirikan gilingan tahu sebagai alat yang modern. Dahulu warga masyarakat
Kanoman banyak yang bekerja di Kartasuro karena disana juga banyak industri
kecil pembuatan tahu. Setelah masyarakat memiliki pengalaman yang cukup,
maka mereka menginginkan sutu perbaikan kuallitas hidu yang baik, sehingga
mereka mulai mendirikan industri pembuatan tahu di daerahnya sendiri yakni di
Kanoman. Seperti yang diungkapkan SRP:
“Biyen niku nggunakke watu mbak ge giles-giles dele, nanging sak niki
sampun ngangge gilingan, ya..rodho modern sitiklah mbak. Tapi ya tetep
mbak tenaga manungsa luwih digunakke...Biyen niku ilmune ganti
ngangge gilingan saking Kartosuro mbak, biyen mriko kathah engkang
damel tahu. Pas biyen njih kathah warga mriki kerja teng mriko, nah
ilmune niku dingge damel usaha piyambak ten Desa Kanoman niki...”.
(Dahulu itu menggunakan batu untuk mengilas kedelai, tetapi sekarang
menggunakan mesin penggiling, lebih modern sedikit. Tetapi tetap
tenaga manusia lebih diperlukan. Dahulu itu ilmunya dari menggunakan
batu menjadi gilingan dari Kartasura, dulu di sana banyak yang membuat
tahu. Warga disini juga banyak yang bekerja disana, ilmunya itu
digunakan untuk membuata usaha sendiri di Desa Kanoman).
(W/SRP/10/04/2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pertumbuhan industri
kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman setiap tahun mengalami penambahan
walau hanya satu atau dua industri hingga saat ini sudah ada 20 industri kecil
pembuatan tahu yang masih aktif beroperasi. Warga masyarakat Desa Kanoman
banyak yang bekerja pada sektor industri kecil pembuatan tahu. Alasan utama
warga Kanoman mendirikan industri kecil pembuatan tahu ini karena ingin
menambah income pendapatan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Mendirikan industri kecil pembuatan tahu, warga masyarakat di Desa Kanoman
dapat menjadi masyarakat yang berkembang sejahtera.
2. Kontribusi Industri Kecil Pembuatan tahu di Desa Kanoman bagi
Masyarakat
Keberadaan industri kecil pembuatan tahu, memberikan pengaruh yang
baik bagi kehidupan masyarakat di desa Kanoman, Gagaksipat, Ngemplak,
Boyolali. Kontribusi yang ditawarkan khususnya dalam bidang sosial
ketenagakerjaan yaitu terbukanya lapangan kerja baru dalam sektor industri kecil
pembuatan tahu sehingga dapat memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat
yang menganggur. Dengan adanya industri kecil pembuatan tahu ini, pendapatan
masyarakat semakin meningkat dan kesejahteraan semakin terjamin dengan baik.
Industri kecil pembuatan tahu memiliki kontribusi yang cukup penting bagi
masyarakat sekitar, kontribusi tersebut berupa:
a. Tersedianya Lapangan Kerja
Keberadaan industri kecil pembuatan tahu bagi sebagian besar masyarakat
mampu memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat. Sebagian besar
masyarakat Desa Kanoman bekerja pada sektor industri tahu. Ada 1171 jiwa
penduduk Kanoman yang bekerja di industri pembuatan tahu 495 jiwa atau 42.27
% dari jumalah penduduk yang terbagi dalam beberapa pekerjaan. Ada 263 jiwa
sebagai sebagai buruh industri kecil pada sektor usaha tahu atau 34.11%. 20 orang
sebagai pengusaha industri kecil atau 2.59% . Pedagang 212 jiwa atau 27.49%.
Keberadaan industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman sejak dahulu
hingga sekarang mempunyai pengaruh yang besar dan positif bagi masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Desa Kanoman. Pengaruh yang berarti adalah jumlah tenaga kerja yang dapat
terserap di sektor industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman. Karena untuk
bekerja di industri ini tidak memerlukan suatu keahhlian khusus sehingga terbuka
lebar bagi masyarakat luas untuk bekerja di industri kecil pembuatan tahu. Seperti
yang diungkapkan SMD sebagai berikut:
“...asal mau bekerja tidak ada pengangguran di Kanoman, karena peluang
yang diberikan begitu luas...”. (W/SMD/26/03/2011)
Demikian pernyataan SMD mengenai kontribusi yang ditawarkan tentang
keberadaan industri kecil pembuatan tahu ini. Pengangguran dalam masyarakat
dapat teratasi dengan baik setelah muncul industri ini, karena adanya peluang
yang begitu besar bagi masyarakat untuk bekerja dalam industri pembuatan tahu.
HRD juga memberikan pernyataan yang serupa saat disinggung mengenai
kontribusi yang diberikan dari industri kecil pembuatan tahu ini.
“...sing penting mbak saking industri tahu iki, pun mboten wonten
pengangguran. Industri tahu iki saget nyerap tenaga kerja masalahe,
makane pengangguran pun mboten wonten ten mriki”. (yang terpenting
dari indusri tahu ini, sudah tidah ada pengangguran. Industri tahu dapat
menyerap tenaga kerja, karena itu sudah tidak ada pengangguran di sini.
(W/HRD/28/03/2011)
Pernyataan senada juga diungkapkan oleh ZND sebagai pemilik industri
kecil pembuatan tahu yang lain. Dia memiliki kepuasan tersendiri bisa
memberikan pekerjaan kepada orang lain. Karena dengan memberikan pekerjaan
kepada orang lain, dapat mengurangi pengangguran. Karena dengan mendirikan
industri kecil pembuatan tahu, dapat mengatasi masalah pengangguran yang
menjadi polemik yang ada dalam masyarakat. Seperti yang diungkapkan ZND:
“Saya cukup senang mbak, walaupun industri kecil pembuatan tahu saya
ini termasuk industri kecil, saya bisa mencarikan pekerjaan buat orang
sekitar sini dan daerah lain...ngurangi pengangguran lah mbak...”.
(W/ZND/01/04/2011)
Ungkapan dari pekerja industri kecil pembuatan tahu mengenai kontribusi
yang di tawarkan dari keberadaan industri kecil pembuatan tahu di Desa
Kanoman, RHN beranggapan bahwa dengan adanya industri kecil pembuatan tahu
di Desa Kanoman dapat menyerap tenaga kerja. Berikut penuturan Mas Rochman:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
“...ya dengan industri kecil pembuatan tahu di Kanoman ini, masyarakat
sudah tidak ada yang menganggur lagi mbak...”. (W/RHN/30/03/201)
Ungkapan lain datang dari pedagang tahu WSN. Dengan adanya industri
kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman, pengangguran sudah tidak ada lagi.
Berikut ungkapan beliau: “...penyerapan tenaga kerjanya juga sangat baik, karena
pengangguran udah gak ada mbak di daerah ini...”. (W/WSN/27/03/2011). WSN
sangat merasakan dampak yang ditimbulkan dengan adanya industri kecil
pembuatan tahu, selain pendapatannya yang meningkat juga pengangguran yang
ada di desa sudah dapat teratasi denagn baik. Selain itu dia juga merasa terbantu
dengan para tenaga kerja penggoreng membantu dalam membuat hasil dari olahan
tahu yang bisa dijual di pasar lokal. Sebagai seorang pedagang tahu, WSN
memiliki pegawai yang bertugas menggoreng tahu. Menurut WSN dapat
memberikan pekerjaan kepada orang lain sudah membuat hatinya sangat senang.
Seperti yang diungkapkan beliau:
“...senang mbak, bisa membantu orang untuk mendapatkan pekerjaan di
industri pembutan tahu ini...”. (W/WSN/27/03/2011).
Sebagian besar masyarakat Desa Kanoman bekerja pada sektor industri
tahu, mereka terbagi dalam beberapa pekerjaan seperti yang diungkapkan oleh
RHN yang bekerja sebagi pekerja di industri kecil pembuatan tahu sebagai
berikut:
“Sebagian besar masyarakat Desa Kanoman ini pada kerja di Industri tahu
mbak, baik sebagai pemilik, pedagang, pekerja ataupun para pencari kayu
bakar untuk menunjang berlangsungnya industri kecil pembuatan tahu, ya
karena ada 20 unit industri kecil pembuatan tahu itu juga bisa menyerap
tenaga kerja...”. (W/RHN/30/03/2011)
Karena ada 20 unit usaha yang masih beroperasi dengan baik di Kanoman,
maka dapat menyerap tenaga kerja dengan baik. Keberadaan industri kecil
pembuatan tahu di Desa Kanoman sejak dahulu hingga sekarang mempunyai
pengaruh yang tidak kecil bagi masyarakat Kanoman. Diungkapkan oleh SMD
sebagian besar warga masyarakat Kanoman menekuni kegiatan industri
pembuatan tahu, karena pendidikan yang diperoleh warga masyarakat kebanyakan
hanya lulusan SD dan SMP saja. Oleh karena itu warga masyarakat banyak yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
bekerja di industri kecil pembuatan tahu karena untuk bekerja di sana tidak
memerlukan keahlian khusus dan tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi,
asalakan bersedia untuk bekerja dengan sungguh-sungguh maka akan diterima di
industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman. Seperti yang diungkapkannya
sebagai berikut:
“Sebagian besar masyarakat Kanoman sini menekuni kegiatan industri
pembuatan tahu, yang terbagi-bagi sebagai pemilik pembuatan tahu,
pedagang, dan para pekerja. Memang ada 1 atau 2 orang yang memiliki
pendidikan tingi, tetapi kebanyakan anak-anak lulus SMP sudah terjun
menjadi pekerja di industri kecil pembuatan tahu..”. (W/SMD/26/03/2011)
Ungkapan serupa diungkapkan SR sebagai warga masyarakat Desa
Kanoman, menurutnya banyak warga masyarakat yang berkecimpung di industri
kecil pembuatan tahu ini. Berikut ungkapan SR:
“...wah, sebagian besar penduduk Desa Kanoman ini memang
berkecimpung di industri pembuatan tahu mbak, ada yang jadi pemilik,
pedagang, pencari grajen, dan tenaga kerja...”. (W/NR/06/04/2011)
SRP sebagai warga masyarakat juga memberikan pendapatnya kalau
manfaat yang diberikan dari industri kecil ini bagi masyarakat adalah sudah tidak
ada lagi pengangguran. Masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan sekarang sudah
memiliki pekerjaan. Walaupun berkecimpung di industri ini warga masyarakat
pendapatannya pas-pasan, tetapi sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
sebagian uangnya dapat ditabung guna keperluan investasi masa depan. Lanjut
SRP:
“...ya bibar wonten industri tahu niki warga masyarat engkang mboten
gadah gawean, sak niki sampun angsal gawean teng industri tahu niku..”.
(Setelah ada industri tahu ini warga masyarakat yang tidak mempunyai
pekerjaan sekarang sudah mendapatkan pekerjaan di industri tahu ini).
(W/SRP/10/04/2011)
IMM selaku warga masyarakat memberikan pendapat lain mengenai
kontribusi industri kecil pembuatan tahu. Menurut pendapatnya, kontribusi lain
yang ditawarkan dari industri kecil pembuatan tahu dapat memberikan manfaat
tentang keberadaan biogas yang ada di desanya. Limbah hasil buangan dari
produksi tahu di jadikan gas, sehingga warga masyarakat dapat menikmati gas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
dari limbah tahu yang dihasilkan. Limbah yang dihasilkan dari industri
menimbulkan dampak bau yang kurang mengenakkan, polusi udara dan air dapat
terjadi karena limbah industri dibuang ke sungai. Keadaan yang demikian,
membuat warga dan pemerintah membuat inisiatif membuat boigas. Biogas
tersebut memberikan manfaat lain sebagai penghematan gas yang semula warga
membeli gas sekarang sudah menggunakan gas buatan dari limbah industri tahu.
Sehingga dengan menghemat gas ini, masyarakat dapat menjadi sejahtera. Sesuai
dengan apa yang di paparkannya:
“...wah, biogas itu juga memberikan manfaat bagi masyarakat mbak, itu
dari limbah tahu yang ada di industri kecil pembuatan tahu, lumayan bisa
mengirit gas...”. (W/IMM/06/04/2011)
Penuturan tentang kontribusi lain industri kecil pembuatan tahu datang
dari Bapak Sumidi selaku pemilik industri kecil. Tidak ada penyuluhan yang
dilakukan oleh pemerintah mengenai industri kecil pembuatan tahu. Tetapi, dalam
3 tahun yang lalu, pemerintah daerah Kabupaten Boyolali memberikan bantuan
kepada Bapak Sumidi dan pemilik industri tahu yang lain untuk membangun
boigas. Tahun 2008 yang lalu, hasil pembuangan limbah tahu yang dapat
merugikan masyarakat akibat baunya yang kurang mengenakkan, maka dibuat
biogas agar dapat dimanfaatkan dengan baik. Dengan adanya biogas, masyarakat
Desa Kannoman dapat menggunakan kompor gas tanpa membeli gas terlebih
dahulu. Saluran-saluran dari biogas di salurkan ke 13 Kepala Keluarga dari satu
biogas industri pembuatan tahu. Bantuan yang diberikan pemerintah ini diberikan
kepada 5 pemilik usaha kecil pembuatan tahu. Lanjut SMD:
“...memang gak ada penyuluhan mbak dari pemerintah, tapi ada bantuan
dari pemerintah untuk mebuat biogas dari limbah pabrik. ya tau sendiri
mbak, limbah tahu itu bau sekali, tetapi dari pemerintah dimanfaatkan
dengan mendirikan biogas agar tidak merugikan masyarakat tetapi malah
bisa menguntungkan masyarakat. Ada 5 tempat mbak disini yang limbah
tahunya dijadikan biogas, ya lumayan dari boigas ini bisa menyalurkan gas
ke tetangga-tetangga, satu tempat biogas bisa 13 KK yang menikmati
gas...”. (W/SMD/26/03/2011)
Pandangan lain dari pekerja mengenai keberadaan industri kecil
pembuatan tahu dalam menyerap tenaga kerja, saat ditanya mengapa tetap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
bertahan bekerja di industri kecil pembuatan tahu, memberikan jawaban yang
beragam. Berikut pandangan mereka tentang keberadaan industri kecil pembuatan
tahu:
“Saya lebih suka mbak kerja di pembuatan tahu, walau hasilnya mepet tapi
bisa untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan pendapatannyapun dapat
meningkat.”. (W/MS/29/03/2011)
MS menikmati bekerja di industri kecil pembuatan tahu, walaupun
pendapatan yang dimilikinya pas-pasan tetapi ebutuhan hidup dan keluarganya
sudah dapat terpenuhi dengan baik serta dia dapat menabung guna masa depan
anak-anaknya. Walaupun menabung hanya sedikit-sedikit baginya yang terpenting
dapat membantunya kelak apabila dalam kesusahan. Alasan lain juga
diungkapkan oleh tenaga kerja industri kecil pembuatan tahu lainnya. RHN lebih
memilih bekerja di sektor industri tahu karena adanya kesempatan kerja yang
besar dan tidak disia-siakan. Kesempatan dan peluang kerja yang besar membuat
warga masyarakat semakin berantusias bekerja di industri kecil pembautan tahu.
Seperti yang diungkapkan RHN:
“Kesempatan kerja sangat besar mbak...jadi saya memilih bekerja di sektor
industri kecil pembuatan tahu ini, ya daripada nganggur di rumah, pinter-
pinter aja memanfaatkan kesempatan itu”. (W/RHN/30/03/2011)
Menurut RHN, dia pernah bekerja di sektor lain selain bekerja di sektor
industri kecil pembuatan tahu. Dia pernah bekerja sebagai buruh bangunan tetapi
tidak betah karena gajinya tidak seberapa tetapi tenaga yang dikeluarkan sangat
besar. Saat ditanya mengapa kembali memilih bekerja di industri tahu dia berkata:
“...lha keahlinnya cuma itu mbak membuat tahu...mau gimana lagi,
lagipula gajinya ya lumayan mbak bisa mencukupi kebutuhan hidup dan
meningkatkan kesejahteraan...”. (W/RHN/30/03/2011)
Bagi RHN, karena keahliannya hanya bisa membuat tahu, sehingga dia
kembali lagi bekerja di industri kecil pembuatan tahu. Dengan gaji yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan hidup, maka dia lebih memilih
bekerja di sektor industri ini. Alasan lain diungkapkan SST tetap bertahan bekerja
di Industri kecil pembuatan tahu adalah sebelum bekerja pada industri kecil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
pembuatan tahu ini, dia bekerja sebagai buruh bangunan lepas yang
pendapatannya kurang menentu. Seperti yang diungkapkan SST:
“Dahulu saya bekerja menjadi buruh bangunan mbak, ya tau sendiri
kerjanya kasar, capek, dan gajinya gak seberapa gak cukup untuk
memenuhi kebutuhan. Tapi setelah mas saya membuka industri kecil
pembuatan tahu saya ditarik kerja di sana, ya kerjanya gak berat-berat
amat saya nikmati aja mbak...”. (W/SST/03/04/2011)
BP sebagai orang yang berasal dari luar daerah Kanoman juga
memberikan pendapat kalau bekerja di sektor industri pembuatan tahu karena
keinginannya untuk tidak menganggur.
“...saya dari Karangpandan kesini buat merantau mbak, soalnya cari kerja
di sana sulit, jadi saya ke Kanoman ini untuk mencari kerja. Alhamdulilah
mbak sudah dapat di industri pembuatan tahu ini, biar gak nganggur gitu
mbak...”. (W/BP/04/04/2011)
Jadi, industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman dapat menyerap
tenaga kerja serta membuka peluang usaha bagi warga masyarakat. karena
sebagian besar warga masyarakat bekerja pada sektor industri kecil pembuatan
tahu, maka keberadaan industri kecil dapat menyerap tenaga kerja.
b. Memberikan Pendapatan dan Kesejahteraan
Dalam industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman, pendapatan yang
diperoleh oleh warga masyarakat yang bekerja di industri kecil pembuatan tahu
akan mengalami kenaikan. Kenaikan yang diperoleh warga masyarakat biasanya
42.8 %. Seperti yang diungkapkan beberapa pekerja yang bekerja di industri kecil
pembuatan tahu di Desa Kanoman. Penuturan MS yang diungkapkan seperti
berikut:
“Dahulu saya pernah bekerja di pabrik sebagi buruh pabrik mbak, tapi
penghasilannya itu gak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Lha
setiap hari itu cuma dapat Rp20.000,00 aja...ya terus saya balik lagi ke
industri pembuatan tahu. Soalnya penghasilannya tiap hari rata-rata
Rp35.000,00. Alhamdulilah, walau mepet tapi kebutuhan sehari-hari
terpenuhi...”. (W/MS/29/03/2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
MS sangat terpengaruh dengan bekerja di sektor industri pembuatan tahu
menurutnya bekerja di industri kecil pembuatan tahu mengalami kenaikan dalam
penghasilan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
HRD juga memberiakan alasan dengan memiliki industri kecil pembuatan
tahu, mendapat penghasilan yang cukup dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
menyekolahkan anak-anaknya. Seperti yang diungkapkan HRD:
“Lumayan mbak, tiap bulan angsal penghasilan rata-rata Rp.1.000.000,-
iku penghasilan bersih. duitnya saget ge nyekolahke anak, nyukupi
kebutuhan sehari-hari mbak..”. (Lumayan mbak, tiap bulan mendapatkan
penghasilan rata-rata Rp.1.000.000,00 itu penghasilan bersih. Uangnya
dapat menyekolahkan anak-anak, mencukupi kebutuhan sehari-hari).
(W/HRD/28/03/2011)
ZND sebagai pemilik industri kecil pembuatan tahu juga memberikan
pendapat dengan adanya industri kecil pembuatan tahu ini pendapatan yang
diperolehnya juga naik. ZND dapat menyekolahkan anak-anaknya serta dapat
membangun rumah yang bagus dari hasil laba dari pemilikan industri kecil
pembautan tahu. Seperti yang diungkapkan beliau:
“Setiap bulan rata-rata penghasilan saya Rp 1.000.000,00 bisa untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan menyekolahkan anak-anak...”.
(W/ZND/01/04/2011).
Penuturan lain juga diungkapkan oleh RHN sebagai seorang tenaga kerja
di industri pembuatan tahu yang penghasilannya saat bekerja di bangunan kurang
cukup memenuhi kebutuhan hidupnya. Tiap hari rata-rata hanya mendapatkan
uang Rp 20.000,00 saja, tetapi setelah bekerja di industri kecil pembuatan tahu,
Mas Rochman mandapatkan uang rata-rata Rp35.000,00-Rp45.000,00. Berikut
penuturannya:
“dahulu saya bekerja menjadi tukang bangunan, pendapatan saya hanya
Rp 20.000,00 mepet banget mabk itu, ya saya balik lagi bekerja di industri
tahu, lumayan Rp35.000,00-Rp45.000,00 per hari saya dapatkan...”.
(W/RHN/30/03/2011)
Jadi dengan bekerja di industri kecil pembuatan tahu, pendapatan yang
diterima RHN mengalami kenaikan. Sehingga RHN lebih memilih bekerja di
sektor industri kecil pembuatan tahu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
SST juga berpendapat kalau penghasilan yang di dapat saat menjadi buruh
bangunan hanya Rp 20.000,00 sedangkan untuk bekerja di sektor industri
pembuatan tahu gaji yang diterima SST sekitar Rp 35.000,00 tiap harinya. Tetapi
tergantung kalau pesanan yang menyelepkan kedelai banyak, maka gaji SST dapat
naik hingga Rp 50.000,00 perharinya karena lembur untuk membuat tahu. Seperti
yang diungkapkan SST:
“Upah saya saat bekerja di bangunan mepet banget mbak Rp 20.000,00
tiap harinya, tapi kalau di industri pembuatan tahu gaji saya Rp 35.000,00
perhari malah kadang bisa naik jadi Rp 50.000,00 kalau lembur yang
nyelep tahu banyak...”. (W/SST/03/04/2011)
BP sebagai pendatang dari daerah lain yang bekerja di Kanoman juga
mengakui memilih bekerja pada industri kecil pembutan tahu. Sebelumnya dia
pernah bekerja pada peternak ayam, penghasilan yang dia dapat hanya sekitar Rp
15.000,00-Rp 20.000,00 tetapi setelah bekerja di industri kecil pembuatan tahu dia
bisa mendapatkan uang Rp 35.000,00-Rp 50.000,00 per harinya. Seperti yang
diungkapkan BP:
“Lumayan mbak, penghasilan meningkat setelah bekerja di industri kecil
pembuatan tahu. Dulu pas saya kerja di peternak ayam gaji tiap hari rata-
rata Rp 20.000,00 tapi setelah saya bekerja di industri tahu ini saya bisa
dapakan uang Rp 35.000,00-Rp 50.000,00...”. (W/BP/04/04/2011)
Penuturan lain juga datang dari para pedagang tahu yang ada di Desa
Kanoman. LS dan WSN. Menurut SL, dengan berdagang beliau mendapatkan
uang Rp 50.000,00 tiap harinya dengan penghasilan bersih Rp 25.000,00. Dengan
penghasilan tersebut, kehidupan beliau dapat meningkat dengan baik. Sesuai
dengan yang dikatakan ibu Lestari:
“Penghasilan saya tiap hari bersih Rp 25.000,00 lumayan lah mbak, bisa
mencukupi kebutuhan hidup serta kehidupan saya meningkat dengan
baik...”. (W/SL/02/04/2011)
WSN mendapatkan pendapatan bersih tiap satu minggu rata-rata
Rp175.000,00. Tetapi kalau pendapatan kotornya mencapai Rp500.000,00 tiap
minggunya. Dengan pendapatan yang lumayan tersebut, WSN dapat
menyekolahkan anak-anaknya rata-rata lulus SMA. Seperti yang diungkapkan
beliau:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
“...penghasilannya lumayan mbak tiap minggunya saya bisa mendapatkan
uang Rp 175.000,00 itu penghasilan bersih. Lumayanlah mbak, bisa
membantu keuangan keluarga...”. (W/WSN/27/03/2011)
Dengan adaya industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman, warga
masyarakat serta tenaga kerja dan pemilik industri dapat menikmati
keuntungannya. Kesejahteraan dan pendapatan yang diperoleh dalam masyarakat
Kanoman sendiri mengalami peningkatan yang baik. Masyarakat dapat memenuhi
kebutuhan hidup dan dapat menyekolahkan anak-anaknya, serta dapat menabung
guna investasi yang akan datang.
Membahas tentang kesejahteraan masyarakat setelah adanya industri kecil
pembuatan tahu di Desa Kanoman, menurut NR relatif. Untuk yang berjualan tahu
bisa dibilang dapat tercukupi dan terpenuhi kehidupan sehari-harinya. Berikut
penuturan NR:
“...untuk dibilang sejahtera itu relatif mbak, tapi untuk yang berkecimpung
di industri kecil pembuatan tahu bisa dibilang dapat memenuhi dan
mencukupi kebutuhan hidup...”. (W/NR/06/04/2011)
Menurut SRP, alasan kebanyakan warga Kanoman mendirikan industri
kecil pembuatan tahu adalah keinginan warga yang menginginkan kesejahteraan.
Seperti yang diungkapkan SRP:
“...geh alesane ndirekke industri tahu niki ben saget sejahtera mbak,
rejekine benluwih lancar...”. (Alasanya mendirikan industri tahu ini agar
dapat sejahtera, rizkinya lebih lancar). (W/SRP/10/04/2011)
Bagi ZND sebagai pemilik industri kecil pembuatan tahu, memiliki
industri kecil ini dapat memberikan pendapatan yang cukup guna kesejahteraan
hidup karena dapat memenuhi kebutuhan. Seperti yang diungkapkan ZND:
“...lumayan mbak, tiap bulan rata-rata penghasilan saya Rp 1.000.000,00
bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menyekolahkan anak-anak...”.
(W/ZND/01/04/2011).
HRD sebagai pemilik industri kecil yang lain juga memberi alasan
mendirikan industri kecil pembuatan tahu adalah guna meningkatkan
kesejahteraan bagi kehidupan. Karena dari sektor industri kecil pembuatan tahu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
ini, HRD dapat memperoleh pemasukan atau income yang cukup dan dapat
memenuhi kebutuhan hidup. Seperti yang diungkapkan HRD:
“...ya alesan kulo ndirekke industri tahu niki supados ningkatke
pemasukan pendapatan mbak, apa maneh kangge kesejahteraan keluargi
kula. Njih saget kangge kesejahteraan masyarakat bersama...”. (Alasan
asaya mendirikan indsutri tahu ini agar meningkatkan pemasukan
pendapatan, serta untuk kesejahteraan keluarga saya. Dapat pula untuk
kesejahteraan masyarakat bersama). (W/HRD/28/03/2011)
Jadi, Industri kecil pembuatan tahu ini dapat memberikan income
pendapatan bagi warga masyarakat dengan keberadaan industri ini, masyarakat
semakin sejahtera karena upah yang diterima dapat naik setelah bekerja di industri
tahu. masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan baik dan dapat
menerima penghasilan yang cukup. Kebutuhan akan jasmani dan rohani dapat
tercukupi dengan baik. Kebutuhan rohani yang diterima masyarakat misalnya
kebutuhan akan rekreasi dapat di nikmati warga. Sedangkan kebutuhan jasmani,
mereka dapat memperbaiki rumah-rumah mereka serta menyekolahkan anak-
anaknya.
3. Penyerapan Tenaga Kerja
Industri kecil memberikan manfaat tentang adanya penyerapan tenaga
kerja. Dengan adanya industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman,
masyarakat dapat menikmati hasil olahan industri sekaligus dapat mendapatkan
pekerjaan. Pengangguran yang terjadi di Desa Kanoman dapat teratasi. Apabila
industri yang dimilliki oleh pemilik industri sudah mengalami kemajuan, maka
tenaga kerja sangatlah di perlukan guna kelancaran industri dalam proses
pembuatan tahu. Penyerapan tenaga kerja industri kecil pembuatan tahu di Desa
Kanoman tidak hanya berasal dari Desa Kanoman sendiri, tetapi juga berasal dari
Desa lain di sekitar Kanoman dan daerah-daearah lainnya.
SMD selaku pemilik industri kecil pembuatan tahu melakukan kegiatan
proses industri setiap hari. SMD tidak bekerja sendirian melainkan dibantu oleh
anak dan saudara-saudaranya. Kebanyakan para pekerja merupakan lulusan SD,
memiliki 5 pekerja dalam industri kecil pembuatan tahunya. Sistem yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
digunakan dalam upah para pekerja dilakukan setiap minggu. Hal ini seperti yang
diungkapakan beliau:
“yang bekerja di tempat saya itu saudara-saudara dekat saya kok mbak,
ada juga yang tetangga saya. Pekerja di industri tahu ini jumlahnya 5
orang, yang dibagi-bagi. Ada yang memotong tahu, ada yang mengepres
tahu, ada pula yang menggilingnya di mesin. Upahnya saya berikan tiap
minggunya mbak, tiap hari rata-rata Rp 50.000,00 tapi kadang bisa lebih
kalau nglembur...”. (W/SMD/26/03/2011)
Dengan mengambil tenaga kerja dari saudara-saudaranya, merasa senang
karena dapat memberikan pekerjaan kepada saudaranya yang tidak memilki
pekerjaan. Sehingga warga masyarakat dan saudaranya yang tidak memiliki
pekerjaan dapat bekerja dan tidak ada pengangguran lagi. Seperti yang
diungkapkan:
“...senang mbak saya, walau kecil industri tahu saya ini, tapi bisa
memberikan kerja bagi meraka...”. (W/SMD/26/03/2011)
Mengenai penyerapan tenaga kerja, Bapak Sumidi menjawab kalau tenaga
kerja yang dia miliki berasal dari 2 wilayah. Pertama berasal dari Desa Kanoman
itu sendiri dan berasal dari Desa lain yang berada di sekitar daerah Kanoman.
Seperti yang diungkapkan:
“...tenaga kerja saya tidak hanya dari Kanoman saja mbak, tapi juga dari
daerah lain juga di sekitar Kanoman...”. (W/SMD/26/03/2011)
Menjalankan usaha kecil pembuatan tahu di rumahnya sendiri, membuat
HRD harus mencari tenaga kerja. HRD memiliki 4 tenaga kerja sekaligus tenaga
kerja penggoreng tahu. Tenaga kerjanya berasal dari beberapa desa yang ada
disekitar Kanoman, bukan dari keluarga sendiri. Ada yang berasal dari Dk. Dibal,
Dk. Wangkis dan ada yang berasal dari Dk. Kanoman sendiri. Ada juga yang
berasal dari luar daearah seperti dari Karanganyar. Seperti yang diungkapakan
HRD: ”...tenaga kerja kulo niku mboten saking Kanoman sedoyo, wonten saking
Dibal, Wangkis, lan paling adoh dewe saking Karanganyar...”. (Tenaga kerja
saya tidak hanya berasal dari Kanoman semua, dari Dibal, Wangkis, serta paling
jauh berasal dari Karanganyar). (W/HRD/28/03/2011). Tenaga kerja yang berasal
dari daerah lain, menginap di dekat rumah HRD. Tepatnya di samping kanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
industri tahu beliau, ada ruangan kecil yang berukuran 5x3 meter yang digunakan
untuk menginap mereka. HRD memberikan tempat bagi mereka agar mereka
dapat bekerja dengan mudah dan lebih dekat. Bagi HRD siapapun yang bekerja di
tempatnya, yang terpenting mereka mau bekerja dan memiliki keinginan yang
kuat untuk bekerja sungguh-sungguh. Seperti yang diutarakan HRD:
”...kulo niku mboten mathok sinten sing kerjo ten gone kulo, saking Desa
Kanoman, Desa liyo, nopo saking daerah liyo sing penting niku purun
kerjo sungguh-sungguh ...”. (Saya tidak pernah menekankan siapa yang
bekerja di tempat saya, dari Desa Kanoman, desa yang lain ataupun dari
daerah lain, yang terpenting mau bekerja dengan sungguh-sungguh).
(W/HRD/28/03/2011)
Bapak ZND juga memberikan pendapatnya mengenai penyerapan tenaga
kerja. Tenaga kerja yang ada di tempatnya tidak tergantung pada orang-orang
yang berasal dari Desa Kanoman saja, tetapi juga berasal dari Desa lain di sekitar
Kanoman. Seperti yang diungkapkan ZND:
“Penyerapan tenaga kerja tidak hanya dari Desa Kanoman saja mbak, tapi
juga dari Desa lain di sekitar Kanoman...”. (W/ZND/01/04/2011)
Penyerapan tenaga kerja di luar Desa Kanoman ini, menunjukkan kalau
industri kecil pembuatan tahu dapat memberikan kesejahteraan bagi Desa lain di
sekitarnya. Industri ini selain menguntungkan pihak pemilik industri, juga
menguntungkan masyarakat sekitar. Mengenai para pekerja yang dari Desa
Kanoman, biasanya merupakan tetangga ZND. Seperti diungkapkan
beliau:”...kalau tenaga kerja dari Desa Kanoman biasanya tetangga-tetangga saya
mbak, yang membutuhkan pekerjaan..” (W/ZND/01/04/2011). Sedangkan yang
berasal dari Desa lain atau daerah lain, bisanya merupakan salah satu saudara
dekat ZND dan para perantau yang ingin mendapatkan pekerjaan. Seperti yang
diungkapkan beliau:
“...kalau yang dari luar Kanoman, pekerja yang saya miliki itu saudara
saya mbak,tapi ada juga mbak para perantau dari daerah lain yang bekerja
di sini, yang pingin dapat pekerjaan...”. (W/ZND/01/04/2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Pernyataan lain juga diungkapkan oleh SST dan BP yang berasal dari luar
Desa Kanoman tetapi SST dapat bekerja di sektor industri kecil pembuatan tahu.
Seperti yang diungkapkan SST:
“Saya bukan berasal dari Desa Kanoman, tapi saya bisa bekerja di sektor
industri kecil pembuatan tahu tersebut..”. (W/SST/03/04/2011)
Bagi BP yang bukan asli orang Kanoman, industri kecil pembuatan tahu di
Desa ini sangat menguntungkan bagi masyarakat lainnya. Bekerja di sektor
industri kecil pembuatan tahu tidak perlu membutuhkan ketrampilan khusus,
hanya pengalaman dan mau bekerja keras dapat diterima bekerja di industri kecil
pembuatan tahu. Lebih lanjut BP berkata:
“Industri kecil ini tidak mebutuhkan keahlian khusus mbak, jadi seperti
saya ini yang dari ,luar daearah yang tidak punya ketrampilan khusus dapat
diterima kerja di sini...”. (W/BP/04/04/2011)
Pernyataan lain juga diungkapkan salah satu warga masyarakat Desa
Kanoman SRP. SRP mengakui dengan adanya industri kecil pembuatan tahu,
banyak warga masyarakat yang bekerja di industri kecil ini, bukan hanya warga
Kanoman tetapi warga dari daerah lain juga bekerja di industri. Lanjut SRP:
“...bibar wonten industri tahu niki warga saget oleh damelan, mboten
saking Kanoman tok mbak, saking desa liyo kaliyan daerah sing benten
njih kerjo ten mriki...”. (Setelah ada industri tahu ini warga dapat
memperoleh pekerjaan, bukan hanya berasal Kanoman saja, dari desa lain
dan daerah lain yang berbeda dapat bekerja di sini). (W/SRP/10/04/2011)
Industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman dapat menyerap tenaga
kerja. Tanga kerja bukan hanya berasal dari Desa Kanoman saja, tetapi juga
berasal dari daerah lain dan daerah sekitar Kanoman. Jadi dengan adanya industri
kecil pembuatan tahu dapat mengurangi pengangguran dalam masyarakat.
Keberadaa industri kecil pembuatan tahu membrikan manfaat yang baik bagi
penyerapan tenaga kerja. Pengangguran yang menjadi masalah dalam masyarakat
dapat teratasi dengan adanya industri kecil pembautan tahu. Masyarakat desa yang
masih dalam kategori pengangguran dapat masuk dalam sektor ini, karena sektor
industri kecil pembuatan tahu tidak memerlukan kealian yang khusus untuk
bekerja di sana. Hanya pengalaman-pengalaman dan keinginan yang kuat serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
sungguh-sungguh bekerja maka dapat bekerja di sektor industri kecil pembuatan
tahu.
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori
1. Pertumbuhan industri kecil pembuatan tahu
Masyarakat dapat memberikan kotribusi yang baik bagi kelangsungan
perekonomian suatu negara. Munandar (2001:122) masyarakat disebut pula
kesatuan sosial, mempunyai ikatan- ikatan kasih sayang yang erat. Dalam hal ini,
masyarakat akan memberikan kontribusi yang baik bagi pembangunan di suatu
daerah. Begitu pula di daerah pedesaan, masyarakat desa masih memiliki suatu
persekutuan hidup yang memiliki sifat kekeluargaan yang masih kental.
Menurut Munandar (2001:130) masyarakat desa adalah suatu persekutuan
hidup permanen pada suatu tempat, kampung, babakan, dengan sifat yang
khas, yaitu: (a) kekeluargaan, (b) adanya kolektivitas, (c) ada kesatuan
ekonomis yang memenuhi kebutuhannya sendiri. Jadi, masyarakat desa
adalah suatu sistem sosial yang menempati suatu wilayah yang memiliki
sifat kekerabatan yang sangat kental.
Masyarakat desa sedang mengalami pertumbuhan dalam bidang
perindustrian. Desa Kanoman merupakan suatu daerah yang letaknya sangat
strategis. walaupun daerah ini termasuk desa, tetapi mengalami pertumbuhan yang
baik karena terletak di antara Embarkasi Haji Donohudan dan Bandara
Adisumarmo Solo. Sehingga, unutuk mengembangkan kawasan industri di daerah
ini tidaklah sulit. Industri yang berkembang di daerah pedesaan khususnya di
Desa Kanoman Gagaksipat merupakan sektor industri kecil yang mengalami
pertumbuhan. Industri kecil ini berkecimpung dalam industri kecil pembuatan
tahu. Industri ini mulai dikembangkan oleh warga masyarakat yang menginginkan
perubahan dalam kehiduapnnya.
Dalam mendirikan indsutri kecil pembuatan tahu di desa Kanoman, para
pemilik industri seperti SMD, HRD dan ZND untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup, mereka melakukan tindakan sosial dengan mendirikan industri kecil
pembuatan tahu. Seseorang individu yang melakukan sebuah tindakan berarti
terkandung suatu tujuan yang ingin dicapai. Inisiatif untuk mendirikan industri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
kecil pembuatan tahu berasal dari diri mereka sendiri. Pada dasarnya manuisa
adalah aktor yang bersifat aktif dan kreatif dari sebuah realitas sosialnya dimana
keputusan berada pada diri mereka sendiri. Manusia bebas melakukan tindakan
yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sejalan dengan hal itu
Hinkle dalam Ritzer menjelaskan bahwa:
“manusia adalah aktor yang kreatif dari realitas sosialnya. Manusia adalah
aktif dan kreatif. Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri dari
subyek dan dari situasi eksternal dalam posisinya sebagai obyek. Sebagai
subyek, manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Jadi, tindakan manusia bukan tanpa tujuan. Dalam bertindak
manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode perangkat yang
berpikiran cocok untuk mencapai tujuantersebut. Manusia memilih,
menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan, sedang dan telah
dilakukannya.”(Douglas George Ritzer,2004: 43-46)
Tindakan sosial merupakan sebuah paradigma yang dikemukakan oleh
Weber. Pemikirannya mengenai konsep verstehen (pemahaman subyektif) sebagai
metode untuk memperoleh pemahan yang valid mengenai arti-arti subyektif
tindakan sosial. Sosiologi harus menganalisa perilaku aktual manusia individual
menurut orientasi subyektif mereka sendiri. Konsep rasionalitas merupakan kunci
bagi suatu analisa obyektif mengenai arti-arti subyektif dan juga merupakan dasar
perbandingan mengenai jenis-jenis tindakan sosial yang berbeda. Dalam hal ini,
aktor sangat berperan penting dalam melakukan tindakan sosial. Aktor dalam hal
ini adalah masyarakat itu sendiri. Sebagai aktor, masyarakat mulai melakukan
suatu tindakan guna mencapai suatu tujuan yang dicapai.
Metode pemahaman yang diajukan Weber bukan hanya bersifat pemberian
penjelasan kausal saja terhadap tindakan sosial manusia seperti penjelasan dalam
ilmu alam. Atas dasar rasionalitas tindakan sosial, Weber membedakannya dalam
empat tipe. Keempat tipe tindakan tersebut adalah:
1. Rasionalitas instrumental (Zwerk rational)
Merupakan tingkat rasionalitas yang paling tinggi meliputi pertimbangan
dan pilihan yang sadar yang berhubungan denagn tujuan tindakan itu dan
alat yang dipergunakan untuk mencapainya.
2. Rasionalitas yang berorientasi nilai (Wertrational Action)
Dalam tindakan tipe ini alat-alat hanya merupakan obyek pertimbangan
dan perhitungan yang sadar, tujuan-tujuannya sudah ada dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut atau
merupakan nilai akhir baginya.
3. Tindakan tradisional (Traditional Action)
Tindakan tradisonal merupakan tipe tindakan sosial yang bersifat non
rasional. Kalau seseorang individu memperlihatkan perilaku karena
kebiasaan, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan.
4. Tindakan afektif (Affectual Action)
Tipe tindakan ini ditandai oleh dominasi perasaan atau emosi tanpa
refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar. (Doyle Paul
Johnson,1986:220-221)
Dari keempat tindakan sosial, dalam penelitian di Desa Kanoman tindakan
sosial yang dilakukan oleh masyarakat pelaku kegiatan industri kecil pembuatan
tahu termasuk dalam tindakan Zwerk Rational dimana tindakan ini aktor tidak
hanya sekedar menilai cara yang baik untuk mencapai tujuannya tetapi juga
menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. Tindakan masyarakat dalam melakukan
kegiatan industri dan mengembangkan kegiatan industri kecil pembuatan tahu
didasarkan pada keadaan untuk mencari jalan keluar dalam menghadapi
terbatasnya lapangan kerja, selain itu juga motivasi mereka untuk mencukupi
kebutuhan hidup mereka guna mencapai kesejahteraan hidup.
Jadi tindakan yang dilakukan masyarakat pelaku industri yang ada di desa
Kanoman meupakan salah satu tindakan Zwrek Rational yang memiliki tujuan
yang ingin dicapai para pelaku indstri kecil pembuatan tahu. SMD, HRD dan
ZND memiliki alasan mendirikan indutri kecil pembutan tahu ini supaya
kesejahteraan meningkat serta pemasukan pendapatan income dapat mengalami
kenaikan. Tujuan yang lain juga keinginan untuk membuka lapangan kerja baru
guna penyerapan tenaga kerja.
2. Kontribusi Industri Kecil Pembuatan Tahu
a. Tersedianya Lapangan Kerja
Industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman dapat memberikan
kontribusi yang dapat mengurangi pengangguran yang ada di daerah pedesaan.
Pengangguran yang menjadi polemik dalam masyarakat dapat teratasi dengan
keberadaan industri ini, sehingga dapat menekan pengangguran di Desa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Kanoman.“Penganggur adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan dan
ingin memperolehnya” (Suroto,1992:197).
Industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman mempunyai karakteristik
yaitu alat-alat yang digunakan masih cukup sederhana, tenaga manusia sangat
penting digunakan dalam berproduksi hanya diesel sebagai alat modern yang
menunjang proses pembuatan tahu. Pada umumnya masyarakat Desa Kanoman
menggunakan lahan miliknya sendiri untuk proses produksi. Tenaga kerja yang
digunakan biasanya juga berasal dari keluarga sendiri dan masyarakat sekitar serta
dari daerah lain. Jadi industri kecil pembuatan tahu di desa Kanoman, memiliki
karakteristik yang sama dengan sektor informal. Industri kecil juga merupakan
bagian dari sektor informal, karena memiliki ciri- ciri pokok yang sama dengan
sektor informal.
1) Mudah dimasuki oleh siapapun.
2) Menggunakan sumberdaya setempat.
3) Usahanya umumnya dimiliki keluarga.
4) Beroprasi dalam skala kecil- kecilan.
5) Bersifat padat karya dan menggunakan teknologi yang sudah disesuaikan
dengan kondisi setempat.
6) Tidak menuntut ketrampilan yang berasal dari pendidikan formal.
7) Pasar yang dihadapi tidak diatur oleh pemerintah dan sangat kompetitif.
(Djuhari Wirakartakusumah,1999:93).
Jadi, industri kecil pembuatan tahu merupakan bagian dar sektor informal
sebagai sumber penciptaan lapangan kerja baru dan peluang berusaha. Pembukaan
lapangan kerja baru tersebut berdampak pada penekanan pengangguran di Desa
Knaoman. Untuk itu cukup jelas bahwa dengan berdirinya industri kecil
pembuatan tahu ini telah mampu memberikan lapangan kerja baru sehingga dapat
menyerap tenaga kerja. Sejalan dengan hal tersebut, Irzan Azhary mengemukakan
: “dengan adanya pengembangan industri ada beberapa manfaat yang didapatkan
antara lain yaitu terciptanya lapangan kerja baru, semakin banyak jumlah industri
yang dibangun maka banyak pula tenaga kerja yang diserap terutama pada
industri padat karya”. (Irsan Azhary,1986:5). Dengan hal tersebut maka, industri
kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman dapat memberikan lapangan kerja baru
bagi masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
HRD dan ZND sebagai pemilik industri kecil merasa senang karena dapat
memberikan peluang kerja bagi masyarakat sekitar serta dapat mengurangi
pengangguran yang ada di Desa Kanoman. Serta kontribusi yang diberikan oleh
industri ini pembukaan lapangan kerja akan lebih terbuka lebar.
b. Memberikan Pendapatan dan Kesejahteraan
Kegiatan industri kecil pembuatan tahu yang berada di Desa Kanoman,
merupakan suatu kegiatan rutin yang dilakuakan oleh masyarakat sekitar. Industri
kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman ini memberikan manfaat dan kontribusi
yang baik bagi kesejahteraan dan peningkatan pendapatan yang terjadi si daerah
pedesaan. Karena dengan industri kecil pembuatan tahu ini akan memberiakan
nilai tambah pula bagi perekonomian masyarakat Desa Kanoman. Industri di
daerah pedesaan, merupakan suatu usaha masyarakat dalam meningkatkan
pembangunan dalam suatu wilayah. Dengan mendirikan industri ini kesejahteraan
masyarakat akan semakin meningkat karena industri dapat memberikan nilai
tambah dalam kegiatan perekonomian. Menurut Nurumansjah Hasibuan (1993:3)
secara makro, pengertian industri adalah:
Kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang
yang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat saling
mengganti yang sangat erat. Namun demikian, dari segi pembentukan
pendapatan, yakni cenderung bersifat makro, industri adalah kegiatan
ekonomi yang menciptakan nilai tambah.
Jadi dengan demikian nilai tambah yang diberikan suatu industri untuk
masyarakat adalah peningkatan pendapatan atau pemasukan (income) serta
kesejahteraan yang diinginkan oleh masyarakat.
Kehadiran industri kecil di desa-desa memberikan manfaat sosial yang
besar bagi masyarakat. Menurut Irsan Azhary Saleh (1986:5) manfaat yang
diberikan oleh industri kecil sebagai berikut:
1. Industri kecil dapat memberikan kesempatan berusaha yang luas
dengan pembiayaan yang relatif murah.
2. Industri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan dan
mobilisasi tabungan domestik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
3. Industri kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri
besar dan sedang, karena industri kecil menghasilkan produk yang
relatif murah dan sederhana, yang biasanya tidak dihasilkan oleh idustri
besar dan sedang. Lokasi industri kecil yang tersebar pada gilirannya
telah menyebabkan biaya transportasi menjadi minim, sehingga dengan
demikian akan memungkinkan barang- barang hasil produksi dapat
sampai ke tangan konsumen secara cepat, mudah dan murah.
Dari manfaat industri kecil tersebut dapat dijelaskan kembali, walaupun
usaha yang dilakukan oleh industri kecil relatif kecil dan terbatas, namun industri
kecil ini memberikan andil yang besar dalam menyumbang devisa negara serta
memberikan kesempatan berusaha yang seluasnya kepada masyarakat dalam
mengembangkan perekonomiam nasioanl. Pergerakan tabungan domestik
semakin baik, sehingga industri kecil yang dijalankan dapat mengalami
pertumbuhan setiap tahunnya. Selain itu, industri kecil juga memberikan manfaat
bagi kesejahteraan masyarakat. Pendapatan perkapita yang dimiliki masyarakat
juga semakin meningkat. Hal ini terjadi karena masyarakat yang tadinya tidak
bekerja terserap dalam sektor industri kecil. Ini menunjukkan mempunyai peluang
yang besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat pula memenuhi
kebutuhan tambahan yang lain. Seperti yang diungkapkan Mubyarto (1985:216),
“industri kecil dan rumah tangga memberi tambahan pendapatan bagi
pekerja/kepala keluarga dan juga anggota keluarga lainnya”.
Para pekerja yang bekerja di industri kecil pembuatan tahu di Kanoman
juga mendapatkan manfaat berkat kontribusi yang ditawarkan oleh industri ini.
Tenaga kerja yang bekerja di industri kecil pembuatan tahu ini memilih bekerja
dan bertahan di industri ini karena upah yang diperoleh sebagai pekerja industri
kecil pembuatan tahu lebih besar dari pada sebagi buruh pabrik atau buruh
bangunan. Untuk tenaga kerja rata-rata setiap minggunya mendapatkan upah rata-
rata mencapai Rp245.000,00. Bahkan jika lembur upah itu dapat lebih besar lagi.
Pendapatan yang lebih besar diperoleh oleh para pemilik industri kecil pembuatan
tahu, tiap bulan rata-rata pendapatan bersihnya mencapai Rp1.000.000,00.
Sedangkan untuk para pedagang tahu, pendapatan yang diperoleh adalah rata-rata
Rp175.000,00 tiap minggunya. Dari pendapatan yang diperoleh mereka di sektor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
industri kecil pembuatan tahu dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari
mereka dan keluarganya.
3. Penyerapan Tenaga Kerja
Perluasan tenaga kerja dan penggunaan tenaga kerja yang penuh, produktif
dan memberikan imbalan dan penghargaan yang layak mempunyai peranan yang
menentukan bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial jangka panjang. Tenaga kerja
bukan hanya penting sebagi subjek yang melakukan segala kegiatan
pembangunan. Akan tetapi juga penting karena pendapatan yang mereka peroleh
dari pekerjaan akan memberikan daya beli kepada masyarakat dan seterusnya
memberikan permintaan efektif mengenai barang dan jasa yang dihasilkan dalam
pembangunan. Sektor industri yang mengalami peningkatan, membuat angkatan
kerja yang dibutuhkanpun juga meningkat. Masyarakat desa yang utamanya dulu
bekerja sebagai petani, sekarang mulai beralih kebidang industri. Mereka biasanya
mendirikan industri kecil rumah tangga. Dari pembentukan industri kecil di
daerah pedesaan ini, dapat menampung dan menyerap para tenaga kerja yang
biasanya diambil dari masyarakat sekitar. Sehingga industri kecil dapat menyerap
tenaga kerja dan membuka lowongan pekerjaan dalam pekerjaan.
Dalam pertumbuhannya, industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman,
dapat menyerap tenaga kerja. Tenaga kerja sangat penting dalam proses produksi
agar kelancaran terjadi di dalamnya. Di Desa Kanoman, angkatan kerja produktif
mencapai 65.8% dari jumlah penduduk Kanoman yang berjumlah 1171 jiwa.
Menurut Mulyadi (2003:59), “tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja
(berusia 15 samapai 64 tahun). Jadi, pada usia 15 sampai 64 tahun, seseorang
banyak yang mencari kerja dan membutuhkan pekerjaan. Dengan adanya industri
kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman, maka dapat menyerap tenaga kerja yang
masih produktif untuk bekerja sehingga mengurangi pengangguran yang terjadi di
Desa Kanoman.
Masyarakat Desa Kanoman dalam menjalankan usahanya tidak hanya
menggunakan tenaga kerja yang berasal dari Desa Kanoman saja, tetapi dari luar
Desa Kanoman. Pengangguran yang dulunya menjadi polemik di dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
masyarakat, sekarang sudah dapat di hilangkan sedikit demi sedikit dengan
kehadiran industri kecil pembuatan tahu. Penganggur adalah mereka yang tidak
mempunyai pekerjaan dan dan ingin memperolehnya (Suroto,1986:172).
Tenaga kerja yang dibutuhkann dalam industri kecil pembuatan tahu di Desa
Kanoman, tidak perlu membutuhkan keahlian khusus. Sejalan dengan hal tersebut,
BPS 2000 membagi tenaga kerja menjadi dua yaitu:
a. Skilled Labour
Yakni tenaga kerja yang melalui proses pendidikan yang dibuktikan
dengan adanya sertifikat.
b. Unskilled Labour
Yakni tenaga kerja yang tidak melalui proses pendidikan tetapi dari
pengalaman-pengalaman termasuk didalamnya Unskilled Labour yang
bekerja tidak pada bidangnya.
Tenaga kerja yang dipakai dalam industri kecil pembuatan tahu adalah
tenaga kerja yang yang Unskilled Labour. Karena dalam menyerap tenaga kerja di
dalam industri kecil tersebut tidak perlu melalui proses pendidikan. Pengalaman-
pengalaman dalam bekerja lebih diutamakan oleh pemilik industri serta memiliki
keinginan untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. Karena sebagian masyarakat
desa mendapatkan pendidikan kebanyakan hanya lulusan SD. Keinginan yang
sungguh-sungguh untuk bekerja menjadi modal utama dapat masuk di industri
kecil pembuatan tahu. Karena apabila bekerja dengan tidak sungguh-sungguh
maka hasil yang akan dicapai tidak akan baik.
Sejalan dengan hal tersebut, Irsan Azhari Saleh (1986:5) memberikan
pendapatnya tentang manfaat industri adalah sebagai berikut:
1. Terpenuhinya kebutuhan masyarakat, baik itu snadang, pangan, dan
papan,
2. terciptanya lapangan kerja baru, semakin banyak jumlah industri yang
dibangun maka banyak pula tenaga kerja yang diserap terutama pada
industri padat karya,
3. dapat meningkatkan pendapatan perkapita,
4. dapat ikut serta mendukung pembangunan nasional di bidang ekonomi
terutama sektor industri.
Jadi, industri memberikan manfaat yang sangat besar bagi perekonomian
di suatu negara. Sektor ini memberikan lapangan pekerjaan di masyarakat dan
pengurangan pengangguran dapat teratasi dengan baik. Begitu halnya dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman juga memberikan manfaat bagi
penyerapan tenaga kerja sehingga pengangguran yang menjadi masalah sosial
dalam suatu wilayah dapat teratasi dengan baik. Karena pembukaan industri di
suatu wilayah dapat menyerap tenaga kerja.
Dengan adanya industri kecil pembuatan tahu, maka memberikan
kontribusi yang positif bagi masyarakat Desa Kanoman sendiri dan masyarakat
desa lain yang berada di sekitarnya. Industri kecil pembuatan tahu dapat menyerap
tenga kerja, dapat meingkatkan kesejahteraan masyarakat, serta dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat. Sehingga perekonomian Desa Kanoman
dapat meningkat dengan baik setelah adanya industri kecil pembuatan tahu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan analisis data penelitian tentang
Pertumbuhan Sektor Industri Kecil Pembuatan Tahu Bagi Penyerapan Tenaga
Kerja (Studi Kasus di Desa Kanoman, Kalurahan Gagaksipat, Kecamatan
Ngemplak, Kabupaten Boyolali) peneliti dapat mengambil simpulan sebagi
berikut:
Pertama, perkembangan industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman
mengalami kemajuan setiap tahunnya, sehingga pertumbuhannya menaglami
kemajuan cukup pesat. Industri kecil ini, akan muncul setiap tahun satu atau dua
industri kecil. Industri kecil pembuatan tahu didirikan dengan alasan masyarakat
yang menginginkan suatu kesejahteraan dan guna peningkatan pendapatan.
Kedua, kontribusi yang ditawarkan dengan adanya industri kecil
pembuatan tahu ini adalah:
a. Tersedianya lapangan kerja
Dengan adanya industri kecil pembautan tahu di Desa Kanoman, maka akan
membuka lapangan kerja baru bagi warga masyarakat. Sehingga,
pengangguran yang menjadi masalah dapat ditekan. Industri kecil pembuatan
tahu merupakan bagian dar sektor informal sebagai sumber penciptaan
lapangan kerja baru dan peluang berusaha. Pembukaan lapangan kerja baru
tersebut berdampak pada penekanan pengangguran di Desa Kanoman.
b. Memberikan pendapatan dan kesejahteraan
Industri kecil pembuatan tahu di Desa Kanoman juga memberikan kontribusi
bagi penambahan pendapatan masyarakat. Untuk tenaga kerja rata-rata setiap
minggunya mendapatkan upah rata-rata mencapai Rp245.000,00. Pendapatan
yang lebih besar diperoleh oleh para pemilik industri kecil pembuatan tahu,
tiap bulan rata-rata pendapatan bersihnya mencapai Rp1.000.000,00.
82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Sedangkan untuk para pedagang tahu, pendapatan yang diperoleh adalah rata-
rata Rp175.000,00 tiap minggunya. Dari pendapatan yang diperoleh mereka di
sektor industri kecil pembuatan tahu dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-
hari mereka dan keluarganya.
Ketiga, penyerapan tenaga kerja industri kecil pembuatan tahu berasal dari
Desa Kanoman sendiri dan berasal dari Desa lain. Industri kecil dapat menyerap
tenaga kerja karena angkatan kerja di Desa Kanoman produktif mencapai 65.8%
dari jumlah penduduk Kanoman yang berjumlah 1171 jiwa. Sehingga penyerapan
lebih bisa menekan laju pengangguran yang ada dalam masyarakat.
B. IMPLIKASI
1. Implikasi Teoritis
Berdasarkan simpulan di atas bahwa alasan bagi para pemilik industri
membuka industri kecil pembuatan tahu menurut Weber merupakan suatu
tindakan sosial yang memiliki makna subyektif. Makna subyektif terlihat dari
adanya tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh para pelaku industri kecil pembuatan
tahu. Hal tersebut dalam analisis konsep rasionalitas tindakan sosial Weber
merupakan tindakan rasional berorientasi nilai dimana tindakan ini aktor tidak
hanya sekedar menilai cara yang baik untuk mencapai tujuannya tetapi juga
menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. Tindakan masyarakat dalam melakukan
kegiatan industri dan mengembangkan kegiatan industri kecil pembuatan tahu
didasarkan pada keadaan untuk mencari jalan keluar dalam menghadapi
terbatasnya lapangan kerja, selain itu juga motivasi mereka untuk mencukupi
kebutuhan hidup mereka guna mencapai kesejahteraan hidup.
2. Implikasi Praktis
Bekerja di industri kecil pembuatan tahu merupakan cara yang digunakan
warga masyarakat Kanoman guna meningkatkan kesejahteraan dan penambahan
income pendapatan yang dilakukan masyarakat. Fakta di lapangan menunjukkan
bahwa setelah bekerja di industri kecil pembuatan tahu, upah yang diterima oleh
para pekerja mengalami kenaikan 42.8%. Serta dengan adanya industri kecil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
pembuatan tahu, warga masyarakat tidak ada yang menganggur lagi karena dapat
menyerap tenaga kerja dan membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat yang
membutuhkan pekerjaan.
C. SARAN
Setelah mengaadakan penelitian dan pengkajian tentang Pertumbuhan
Sektor Industri Masyarakat Desa Kanoman (Studi Kasus Industri Kecil
Pembuatan Tahu bagi Penyerapan tenaga Kerja di Desa Kanoman, Kalurahan
Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali), peneliti memberikan
saran-saran untuk menambah wawasan mengenai hal tersebut sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah, diharapkan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada
warga masyarakat tentang pentingnya industri kecil dan memberikan
dorongan kepada masyarkat supaya mengembangkan industri kecil
pembuatan tahu di Desa Kanoman karena dapat mengurangi masalah
pengangguran dalam masyarakat.
2. Bagi pemilik industri diharapkan dapat memberikan upah yang sesuai
dengan hasil kerja keras para pegawainya yang telah bekerja dengan baik.
3. Sebaiknya limbah pabrik yang dapat menimbulkan bau tidak
mengenakkan dapat dimanfaatkan untuk dibuat biogas yang dapat
menguntungkan masyarakat.
4. Sebaiknya industri kecil pembuatan tahu dapat dipertahankan
keberadaannya karena dapat meningkatkan income pendapatan masyarakat
dan kesejahteraan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Zulfikar. 2010. Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota.
http://masyarakatdesa/masyarakat-desa-dan-masyarakat-kota.html
(diakses tanggal 20 Desember 2010, pukul 13.32 WIB)
Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Bogdan dan Steven J. Taylor. 1993. Kualitatif Dasar-Dasar Penelitian. Surabaya:
Usana Offset.
Burhan Bungin. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada.
Djoko Santoso. 2008. Managemen Industri dan Pemasaran. Surakarta: FKIP.
Djuhari Wirakartakusumah. 1999. Bayang-Bayang Ekonomi Klasik. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Douglas George Ritzer. Teori Sosiologi Modern, edisi ke VI. 2004. Penerbit:
Kencana. Jakarta.
Doyle Paul Djohnson. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT
Gramedia.
Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Husnaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2000. Metodologi Penelitian
Sosial. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Irawan dan Suparmoko. 1982. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Gajah Mada.
Irzan Azhary Saleh. 1986. Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandingan.
Jakarta: LP3ES.
Kenneth James, Narongchai Akrasanee. 1993. Aspek-Aspek Finansial Usaha
Kecil dan Menengah. Jakarta: LP3ES.
Kamanto Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Lyn Squire.1986. Kebijaksanaan Kesempatan Kerja (Sebuah Survey Masalah-
Masalah dan Bukti- Bukti). Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Maryatmo dan Srisusilo. 1996. Dari Masalah Usaha Kecil Sampai Masalah
Ekonomi Makro. Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Milles, Matthew dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosadakarya.
Moleong, Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Rosdakarya: Bandung.
Mubyarto. 1985. Berbagai Aspek Pembangunan Pedesaan. Yogyakarta: Aditya
Media.
Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia (Dalam Perspektif
Pembangunan). Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia.
Munandar. 2001. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rafika Aditama.
Nurimansyah Hasibunan. 1993. Ekonomi Industri : Persaingan Monopoli, dan
Regulasi. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia.
Robert E. Evenson. 1997. Economic growth, International Technological
Spillovers and public Policy: Theory and Empirical Evidence From Asia.
http://international Journal.com (diakses tanggal 2 Januari 2011, pukul
16.00 WIB)
Robert K. Yin. 2002. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Soedarti Soebekti. 2001. Penduduk Indonesia (Hasil Sensus Penduduk Tahun
2000). Jakarta: BPS.
Soerjono Soekanto. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Sudarwan Danim. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Suroto. 1992. Strategi Pembanguan dan Perencanaan Tenaga Kerja. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta, Sebelas Maret
University Press.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
UU No 9 Th. 1995 tentang Usaha Kecil. Jakarta: Sinar Grafika
Yayuk dan Mangku Poernomo.1985 . Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Lapp pera
Pustaka.
http://www.scribd.com/doc/56156211/10/Pengertian-Industri-Kecil-dan-Kerajinan
(diakses tanggal 2 Januari 2011, pukul 16.25)
http//:www.boyolalikab.go.id/?brt=detail&id=480 (diakses tanggal 30 Desember
2010, pukul 14.12 WIB)