5
Ciri Orang Besar Memulai Perubahan oleh Fitria Meysti Sari dikutip dari Lembar Jumat EMPATI Edisi 013 4 Februari 2011 Pagi yang indah selalu dihadirkan Allah swt untuk kita yang memiliki keterpautan hati dan merasakan betapa besar cinta-Nya pada hambanya. Mata yang masih bisa melihat keindahan itu, udara yang masih bisa kita hirup, aliran darah dan denyut nadi yang masih bisa kita rasakan, menunjukkkan kita masih diberi eksistensi oleh-Nya. Rasulullah melihat umatnya dari syurga Firdaus- Nya, mendoakan kita yang tak kenal letih memperjuangkan risalah dakwah untuk kejayaan Islam di bumi Allah ini. Semoga kelak kita semua dikumpulkan bersama Baginda Rasul dan para keluarga serta sahabat. Terkadang kta terlalu banyak menggunakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk segalala sesuatu di luar diri kita. Juga terlalu banyak energi dan potensi kita untuk memikirkan yang selain diri kita, baik itu kesalahan, keburukan, ataupun kelalaian. Namun ternyata sikap yang kita anggap kebaikan itu tidak efektif untuk memperbaiki yang kita anggap salah. Banyak orang menginginkan orang lain berubah, tapi ternyata yang diinginkan itu tak kunjung terwujud. Kita sering melihat orang yang menginginkan Indonesia berubah. Tapi, pada saat yang sama, ternyata keluarganya ‘babak belur’, di kampus tak disukai, di lingkungan masyarakat tak

Perubahan Dimulai Dari Diri Sendiri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perubahan Dimulai Dari Diri Sendiri

Ciri Orang Besar Memulai Perubahan

oleh Fitria Meysti Saridikutip dari Lembar Jumat EMPATI Edisi 013 4 Februari 2011

Pagi yang indah selalu dihadirkan Allah

swt untuk kita yang memiliki keterpautan

hati dan merasakan betapa besar cinta-

Nya pada hambanya. Mata yang masih

bisa melihat keindahan itu, udara yang

masih bisa kita hirup, aliran darah dan

denyut nadi yang masih bisa kita rasakan,

menunjukkkan kita masih diberi eksistensi

oleh-Nya. Rasulullah melihat umatnya dari

syurga Firdaus-Nya, mendoakan kita yang

tak kenal letih memperjuangkan risalah

dakwah untuk kejayaan Islam di bumi

Allah ini. Semoga kelak kita semua

dikumpulkan bersama Baginda Rasul dan

para keluarga serta sahabat.

Terkadang kta terlalu banyak

menggunakan waktu, tenaga, dan pikiran

untuk segalala sesuatu di luar diri kita.

Juga terlalu banyak energi dan potensi

kita untuk memikirkan yang selain diri

kita, baik itu kesalahan, keburukan,

ataupun kelalaian. Namun ternyata sikap

yang kita anggap kebaikan itu tidak efektif

untuk memperbaiki yang kita anggap

salah. Banyak orang menginginkan orang

lain berubah, tapi ternyata yang

diinginkan itu tak kunjung terwujud. Kita

sering melihat orang yang menginginkan

Indonesia berubah. Tapi, pada saat yang

sama, ternyata keluarganya ‘babak belur’,

di kampus tak disukai, di lingkungan

masyarakat tak bermanfaat. Itu namanya

terlampau muluk.

Jangankan mengubah Indonesia,

mengubah keluarga sendiri saja tidak

mampu. Banyak yang menginginkan

situasi negara berubah, tapi mengapa

merubah sikap adik saja tidak mampu.

Jawabannya adalah kita tidak pernah

punya waktu yang memadai untuk

bersungguh-sungguh mengubah diri

sendiri. Tentu saja jawaban tidak mutlak

benar. Tapi perlu diingat baik-baik,

siapapun yang bercita-cita besar,

rahasianya adalah perubahan diri sendiri.

Ingin mengubah Indonesia, caranya

adalah ubah saja diri sendiri. Betapa pun

kuatnya keinginan kita untuk mengubah

orang lain, tapi kalau tidak dimulai dari

diri sendiri, semua itu akan menjadi

hampa, hanya akan menjadi bahan

tertawaan. Orang disekitar kita akan

menyaksikan kesesuaian ucapan dengan

tindakan kita.

Page 2: Perubahan Dimulai Dari Diri Sendiri

Boleh jai orang yang banyak memikirkan

diri sendiri itu dinilai egois. Pandangan itu

ada benarnya jika kita memikirkan diri

sendiri lalu hasilnya juga hanya untuk diri

sendiri. Tapi yang dimaksud disini adalah

MEMIKIRKAN DIRI SENDIRI, SEBAGAI

UPAYA SADAR DAN SUNGGUH-SUNGGUH

UNTUK MEMPERBAIKI YANG LEBIH LUAS.

Perumpaan yang lebih jelas untuk

pandangan ini adalah seperti kita

membangun pondasi untuk membuat

rumah. Apalah artinya kita memikirkan

dinding, memikirkan genteng, memikirkan

tiang yang kokoh, akan tetapi pondasinya

tidak pernah kita bangun. Jadi yang

menjadi titik kelemahan manusia adalah

lemahnya kesungguhan untuk mengubah

diri, yang diawali dengan keberanian

meliha kekurangan diri.

Pemimpin manapun bakal jatuh terhina

manakala tidak punya keberanian

mengubah dirinya. Orang sukses manapun

bakal rubuh kalau dia tidak punya

keberanian untuk mengubah dirinya.

KATA KUNCINYA ADALAH KEBERANIAN.

Berani mengejek itu gampang, berani

menghujat itu mudah, tapi, tidak

sembarang orang yang berani melihat

kekurangan diri sendiri. Ini hanya milik

orang-orang sukses sejati. Orang yang

berani membuka kekurangan orang lain,

itu biasa. Orang yang memperbincangkan

orang lain, itu tidak istimewa. Sebab itu

biasa dilakukan oleh orang yang tidak

memiliki apa sekali pun. Tapi kalau ada

orang yang berani melihat kekurangan diri

sendiri, bertanya tentang kekurangan itu

secara sitematis, lalu dia buatkan sistem

untuk melihat kekurangan dirinya, inilah

calon orang besar.

Mengubah diri dengan sadar, itu juga

mengubah orang lain. Walaupun dia tidak

berucap sepatah katapun untuk

perubahan itu, perbuatannya sudah

menjadi ucapan yang sangat berarti bagi

orang lain. Percayalah, kegigihan kita

memperbaiki diri, akan membuat orang

lain melihat dan merasakannya. Memang

pengaruh dari kegigihan merubah diri

sendiri tidak akan spontan langsung

dirasakan,. Tapi percayalah, itu akan

membekas dalam benak orang. Makin

lama, bekas itu membuat orang simpati

dan juga terdorong untuk melakukan

perubahan ke arah yang lebih baik. Ini

akan semakin berimbas, bak bola salju

yang semakin bergulir akan semakin

besar.

Jadi kalau ada yang bertanya tentang

sulitnya mengubah keluarga, sulitnya

mengubah anak, jawabannya dalam diri

orang itu sendiri. Jangan dulu

Page 3: Perubahan Dimulai Dari Diri Sendiri

menyalahkan orang lain, ketika mereka

tidak mau berubah. Kalau kita seorang

ustadz atau kyai, jangan dulu

menyalahkan santri, lihat dulu diri sendiri.

Kalau kita pemimpin, jangan banyak

menyalahkan bawahannya, lihat dulu diri

sendiri seperti apa, daripada banyak

menyalahkan yang lain, lebih baik

berusaha sekuat mungkin memperbaiki

diri sehingga menjadi teladan bagi semua.

Insyaallah walau tanpa banyak berkata,

dia akan membuat perubahan cepat

terasa, jika berani memperbaiki diri.

Jadikan perkataan makin halus, etos kerja

makin sungguh-sungguh, ibadah kian

tangguh. Ini akan disaksikan orang lain.

Membicarakan dalil itunsuatu kebaikan.

Tapi pembicaraan itu akan menjadi

bumerang ketika perilaku kita tidak sesuai

dengan dalil yang kita bicarakan. Jauh

lebih utama orang yang tidak bicara dalil,

tapi berbuat sesuai dalil. Walaupun tidak

dikatakan orang itu sudah menjadi bukti

dalil tersebut. Semoga kita bisa menjadi

orang yang sadar bahwa kesuksesan

diawali dari keberanian melihat

kekurangan diri sendiri. JADILAH KAU

SEDEMIKIAN KUAT SEHINGGA TIDAK ADA

YANG DAPAT MENGGANGGU KEDAMAIAN

PIKIRANMU.

Lihatlah sisi yang menyenangkan dari

setiap hal, senyumlah pada setiap orang.

Gunakanlah waktumu sebanyak mngkin

untuk meningkatkan kemampuanmu

sehingga kau tak punya waktu lagi untuk

mengkritik orang lain.

Jadilah kau terlalu besar untuk khawatir,

dan terlalu mulia untuk meluapkan

kemarahan.

So, mari kita mulai .... Perubahan besar

pasti dimulai dari satu langkah kecil, dan

itu dimulai dari diri kita sendiri.