Upload
buidieu
View
236
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PERUBAHAN EKOLOGI DAN PERILAKU MASYARAKAT PASCA PEMBEBASAN LAHAN PROYEK JALAN LINTAS
SELATAN SELATAN (JLSS) DI DESA CISUMUR KECAMATAN GANDRUNGMANGU KABUPATEN CILACAP
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Fitria Mariah Ulfah
3401413073
JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
� Di dunia ini janganlah terlalu bergantung pada seseorang, karena bahkan
bayangmu sendiri akan meninggalkanmu saat kamu gelap (Ibnu Taimiyah).
� “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap (QS. Al-Insyirah : 6-8)
PERSEMBAHAN
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,
skripsi ini saya persembahkan untuk :
� Orang tuaku tercinta, Bapak Mad Sukarjo dan
Mamah solihah yang tiada lelah selalu mendoakan,
mendukungku, dan menanti keberhasilanku dengan
tulus
� Ponakan dan adikku tersayang Adis Hafy Maulana
dan Estri Mulya Ningsih dan kakak-kakakku yang
selalu menginspirasi Eviyanti dan Aan Setiyadi, serta
seluruh keluarga besar yang selalu mendukungku
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul Perubahan Ekologi Dan Perilaku Masyarakat Pasca
Pembebasan Lahan Proyek Jalan Lintas Selatam Selatan (JLSS) Di Desa Cisumur
Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap. Skripsi ini disusun dalam rangka
menyelesaikan studi Strata satu untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Jurusan Sosiologi dan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu, baik dalam pelaksanaan penelitian maupun penulisan
skripsi. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan untuk mengenyam ilmu pendidikan di
Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Rustono, M.Hum., Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah
mendukung untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Ilmu
Sosial.
3. Kuncoro Bayu Prasetyo, S.Ant., M.A., Ketua Jurusan Sosiologi dan
Antropologi yang telah memberikan kelancaran dalam proses administrasi.
4. Drs. Totok Rochana, M.A dan Dra. Elly Kismini, M.Si sebagai Dosen
Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan saran kepada
penulis.
vii
5. Pemerintah Desa Cisumur yang telah memberikan izin penulis untuk
melakukan penelitian dan seluruh informan yang bersedia memberikan data
yang dibutuhkan penulis.
6. Oki Kurniyawan, S.Si. yang telah membantu, memberi semangat dan
dukungan demi terselesaikannya skripsi ini.
7. Keluarga Kost Alfath (Naily, Ipeh, Irma, Lele, Rini) yang selalu ada
membantu dalam keadaan apapun.
8. Teman-teman Rumpis (Lia, Ika, Amal, Anime, Aya, Elma, Tika, Ponco)
yang selalu membuat tertawa ditengah kepenatan.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan bantuan dan dukungan dalam rangka penyusunan skripsi ini.
Atas segala bimbingan, semangat, inspirasi dan bantuannya, penulis
mengucapkan terimakasih. Semoga Allah SWT membalas bantuan yang telah
diberikan kepada penulis, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita.
Semarang, Agustus 2017
Penulis
viii
SARI Ulfah, Fitria Mariah. 2017. Perubahan Ekologi Dan Perilaku Masyarakat Pasca Pembebasan Lahan Proyek Jalan Lintas Selatan Selatan (JLSS) Desa Cisumur Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap. Jurusan Sosiologi dan
Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Dosen
Pembimbing: Drs. Totok Rochana, M.A dan Dra. Elly Kismini, M.Si. 103 halaman
Kata kunci : Pembebasan lahan, perubahan ekologi, perubahan perilaku.
Pembangunan infrastruktur jalan proyek Jalan Lintas Selatan Selatan
(JLSS) yang membutuhkan tanah milik warga mengharuskan pemerintah
melakukan proses pengadaan tanah. Pengadaan tanah atau yang sering disebut
pembebasan lahan mengakibatkan masyarakat di Desa Cisumur Kecamatan
Gandrungmangu Kabupaten Cilacap mengalami perubahan dalam hal ekologi dan
perilaku. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui proses pembebasan lahan
proyek JLSS di Desa Cisumur. (2) Mengetahui risiko ekologis yang terjadi pada
masyarakat Desa Cisumur. (3) Mengetahui pengaruh risiko ekologis terhadap
perilaku masyarakat Desa Cisumur.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Informan pada penelitian ini
berjumlah 9 orang dengan pembagian 4 orang sebagai informan utama dan 5 orang
sebagai informan pendukung. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara, serta dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi,
untuk memastikan kebenaran dari data yang diperoleh. Metode analisis yang
digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Teori yang digunakan untuk menganalisis hasil temuan adalah
masyarakat risiko oleh Ulrich Beck
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Proses pembebasan lahan yang terjadi
melalui 4 tahap yaitu perencanaan, persiapan, pelaksanaan pengadaan tanah, dan
penyerahan hasil. (2) Risiko ekologis terlihat dari perubahan dalam pemanfaatan
lahan yang dijadikan sebagai bahu jalan menjadikan sawah dan pekarangan.
Perubahan pemanfaatan lahan tersebut berpengaruh pada berkurangnya hasil
pertanian masyarakat dan jumlah tanaman yang tumbuh dipekarangan (3) Risiko
sosial yang dihadapi masyarakat Desa Cisumur sebagai dampak dari adanya
perubahan ekologi terlihat pada perubahan aktivitas dan pelapisan sosial pada
masyarakat di Desa Cisumur.
Saran bagi masyarakat Desa Cisumur diharapkan lebih memperhatikan
kondisi lingkungan agar tetap seimbang kaitannya dalam pengembangan usaha dan
pembangunan ulang rumah tinggal yang terkena pembebasan lahan agar
keberadaan lahan sawah dan pekarangan tidak semakin berkurang. Perlu adanya
penyuluhan maupun pelatihan dari kelompok yang bekerja sama dengan
Pemerintah Desa dengan tujuan memberikan motivasi dan keterampilan kepada
penduduk kaitannya dengan pengembangan usaha yang tidak mengurangi jumlah
lahan pertanian agar para petani tidak terpinggirkan karena lahan sawah semakin
berkurang. Sedangkan bagi pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap, pembangunan
jalan yang telah direncakan diharapkan segera terlaksana agar akses jalan mudah
dilalui dan mengurangi kecelakaan karena buruknya medan jalan.
ix
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii PERNYATAAN .................................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi SARI .................................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7
E. Batasan Istilah ............................................................................................... 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 10 A. Deskripsi Teoritis ........................................................................................ 10
B. Kajian Hasil-Hasil Penelitian Yang Relevan .............................................. 13
C. Kerangka Berfikir........................................................................................ 19
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................... 22 A. Pendekatan Penelitian ................................................................................. 22
B. Lokasi Penelitian ......................................................................................... 22
C. Fokus Penelitian .......................................................................................... 23
D. Sumber Data Penelitian ............................................................................... 23
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 29
F. Validitas Data ............................................................................................. 38
G. Teknik Analisis Data ................................................................................... 41
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 49 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................... 49
1. Gambaran Umum Desa Cisumur ............................................................ 49
2. Kondisi Jalan Sebelum Pembangunan JLSS ........................................... 54
x
B. Proses Pembebasan Lahan Proyek Pembangunan Jalan Lintas Selatan
Selatan (JLSS) ........................................................................................................ 56
1. Perencanaan ............................................................................................. 60
2. Persiapan Pengadaan Tanah .................................................................... 61
3. Pelaksanaan ............................................................................................. 63
4. Penyerahan Hasil ..................................................................................... 64
C. Risiko Ekologis Yang Terjadi Pada Masyarakat Desa Cisumur Pasca
Pembebasan Lahan Proyek JLSS ........................................................................... 65
1. Kondisi ekologi sebelum terjadinya pembebasan lahan proyek JLSS .... 65
2. Risiko ekologis yang terjadi pasca pembebasan lahan proyek JLSS ...... 69
D. Risiko Sosial Yang Terjadi Pada Masyarakat Desa Cisumur Pasca
Pembebasan Lahan Proyek JLSS ........................................................................... 77
1. Aktivitas Masyarakat ............................................................................... 78
2. Pelapisan Sosial ....................................................................................... 83
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 88 A. Kesimpulan ................................................................................................. 88
B. Saran ............................................................................................................ 89
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 91 LAMPIRAN .......................................................................................................... 93
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kondisi jalan sebelum pembangunan JLSS ................. ………….56
Gambar 2. JLSS yang berada di wilayah Kecamatan Kedungreja ………….58
Gambar 3. Kondisi sawah sebelum pembebasan lahan ................. ………….66
Gambar 4. Kondisi sawah setelah pembebasan lahan ................... ………….72
Gambar 5. Kondisi Pekarangan Yang Digunakan Untuk Pembangunan
Tempat Tinggal ............................................................................................... 73
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Informan Utama Penelitian ........................................................... 25 Tabel 2. Daftar Informan Pendukung Penelitian.................................................... 27
Tabel 3. Daftar Kegiatan Observasi ....................................................................... 32
Tabel 4. Jadwal Wawancara ................................................................................... 35
Tabel 5. Jenis mata pencaharian............................................................................. 51
Tabel 6. Prasarana Ibadah ...................................................................................... 52 Tabel 7. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Cisumur ....................................... 53
Tabel 8. Pemanfaatan Lahan Milik Masyarakat Desa Cisumur ............................. 68 Tabel 9. Perubahan Luas Lahan ............................................................................. 69
Tabel 11. Jumlah tanaman...................................................................................... 75
xiii
DAFTAR BAGAN Bagan 1. Kerangka Berfikir ................................................................................... 20
Bagan 2. Bagan Analisis Data ................................................................................ 48
Bagan 3. Perubahan Pelapisan Sosial Masyarakat Desa Cisumur ......................... 84
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian ................................................................... 91
Lampiran 2. Daftar Informan .......................................................................... 99
Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian .................................................................. 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia hidup di dunia tidak dapat berdiri sendiri. Terdapat hubungan
timbal balik antara unsur-unsur yang ada dalam lingkungan hidup yang di
tempati. Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang lengkap dengan benda,
daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
memperngaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain (Ramly, 2007:24). Manusia menggantungkan hidupnya dengan
kekayaan alam yang ada. Kekayaan alam berupa flora dan fauna dalam
pemenuhan pangan, dari beberapa material untuk kebutuhan sandang dan
peralatan. Kemudian masih berlanjut dalam hal pembangunanpun
bersinggungan langsung dengan alam.
Kualitas lingkungan hidup saat ini bergantung pada manusia yang
mengelolanya. Manusia dicipatakan Tuhan lengkap dengan akal yang dapat
digunakan untuk mengubah kehidupan yang awalnya berpola sederhana
menjadi pola kehidupan yang lebih modern. Banyak cara yang dilakukan
manusia untuk dapat mengubah kehidupan menjadi lebih modern. Tidak jarang
pula membawa perubahan ke arah yang negatif karena yang dilakukan tidak
mempertimbangkan secara mendalam terkait dampak yang akan
ditimbulkannya. Salah satu cara yang dilakukan untuk melakukan perubahan
adalah melalui pembangunan.
2
Pembangunan dalam bidang infrastruktur transportasi merupakan hal
yang sangat penting dalam menunjang kehidupan bermasyarakat. Infrastruktur
transportasi yang memadai berkaitan erat dengan pertumbuhan perekonomian
suatu daerah. Seperti yang dijelaskan oleh Indah (2014:82) transportasi merupakan
salah satu sarana yang sangat dibutuhkan untuk mendukung kegiatan
pembangunan suatu wilayah. Proyek pembangunan Jalan Lintas Selatan Selatan
(JLSS) merupakan salah satu contoh pembangunan infrastruktur transportasi
yang dilakukan oleh pemerintah Jawa Tengah. Menurut Kepala Dinas
Binamarga Jawa Tengah Bambang Nugroho yang dikutip dalam kompas.com
pada tanggal 16 November 2016 menjelaskan bahwa panjang jalur yang
rencananya dibangun mencapai 211 km, jalur itu membentang dari Cilacap,
Banyumas, Kebumen, Purworejo dan Wonogiri.
Pembangunan jalan lintas selatan selatan ( JLSS) merupakan salah satu
cara untuk mengangkat perekonomian yang relatif tertinggal di daerah selatan.
Serta membuka akses untuk daerah-daerah yang terpinggirkan karena minim
akses jalan. Selain hal tersebut juga diharapkan dengan adanya pembangunan
jalan lintas selatan selatan (JLSS) dapat mengurai kepadatan lalu lintas di jalur
pantai utara. Saat ini pembangunan tersebut sudah pada tahap pekerjaan fisik
yang sebelumnya telah melewati proses pembebasan lahan.
Kabupaten Cilacap merupakan salah satu wilayah yang dilewati oleh
proyek pembangunan JLSS. Pembangunan tersebut melewati wilayah-wilayah
di 4 Kecamatan, yaitu Kecamatan Kawunganten, Bantarsari Gandrungmangu,
Kedungreja dan Sidareja. Salah satu wilayah yang mengalami pembebasan
3
lahan adalah Kecamatan Gandrungmangu. Menurut Ketua Komisi A DPRD
Kabupaten Cilacap Muslikhin yang dikutip dalam sispro.co.id pada tanggal 18
Januari 2016 menjelaskan bahwa di wilayah Kecamatan Gandrungmangu
pembebasan lahan meliputi jalur sepanjang 6 km dengan luas 67.850 m2, dari
Desa Cisumur, Sidaurip, hingga Desa Gandrungmanis. Anggaran ganti rugi
disiapkan sekitar Rp 39,679 miliar. Dana bersumber dari APBN 2016 sebesar
Rp 23 miliar ditambah dari APBD Provinsi Jateng dan APBD Kabupaten
Cilacap sebesar Rp 16,679 miliar.
Perubahan tata ruang akibat pembangunan JLSS tersebut tentunya akan
membawa perubahan besar bagi masyarakat sekitar, khususnya bagi masyarakat
di Desa Cisumur Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap yang terkena
pembebasan lahan. Lahan-lahan yang awalnya merupakan lahan persawahan,
pekarangan dan perumahan milik warga berubah fungsi menjadi sarana
infrastruktur jalan.
Perubahan yang terjadi dalam masyarakat bukan saja kondisi ekologi,
namun masyarakat juga dituntut untuk bisa beradaptasi dengan kondisi yang
baru. Bukan hanya masyarakat yang terkena pembebasan lahan saja yang harus
beradaptasi, masyarakat secara umumpun ikut masuk dalam tuntutan di atas.
Mengingat bahwa terdapat pula fasilitas umum yang ikut dalam daftar
pembebasan lahan yaitu pasar. Mereka harus berbenah ulang tempat berjualan
mereka dilokasi yang baru karena pasar dipindah tempatkan.
4
Kondisi baru tersebut memunculkan beberapa kesenjangan bagi
masyarakat yang merasa diuntungkan dan dirugikan. Kalangan masyarakat
yang diuntungkan merasa bahwa hal tersebut merupakan salah satu cara untuk
menaikkan status sosial yang dimiliki sebelumnya. Akan tetapi masyarakat
yang dirugikan akan berfikir ulang bagaimana cara agar tetap bisa bertahan
dengan perubahan yang ada. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Wasikun salah
satu warga yang terkena pembebasan lahan mengatakan :
“…. Ya saya juga senang sih mbak, jd bisa berangkat haji lagi, kalo dijual ngga pas penggusuran ya eman-eman, kalo kena gusuran kaya gini kan juga harga belinya lebih tinggi dari harga biasa, selain itu kan juga program pemerintah mbak, barangkali setelah dibangun jadi lebih maju terus banyak lowongan kerjaan juga” (sumber : Kutipan
wawancara Januari 2017).
Sektor pertanian berkurang mengharuskan mereka yang hanya memiliki
lahan pertanian dalam jumlah yang sedikit untuk berpindah profesi dari yang
sebelumnya petani. Bagi petani lain yang memiliki lahan luas mereka akan
berkurang hasil panennya yang berujung pada berkurangnya pendapatan.
Perubahan lain terjadi pula di wilayah permukiman warga, yang awalnya damai,
tenteram dengan suasana kebersamaan masyarakat sekitar berganti dengan lalu
lalang kendaraan. Sering pula masyarakat dihinggapi rasa cemas karena
sebagian jalan yang sudah jadi tetapi belum beroperasi digunakan untuk balapan
liar. Selanjutnya masyarakat harus memikirkan kembali tempat tinggal yang
baru, dan tidak semua masyarakat dengan mudah mendapatkan lokasi yang
diharapkan.
5
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat tersebut kemudian
memunculkan perubahan pola perilaku dalam masyarakat. Berdasarkan
pernyataan-pernyataan yang telah diuraikan di atas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “Perubahan Ekologi dan Perilaku
Masyarakat Pasca Pembebasan Lahan Proyek Jalan Lintas Selatan
Selatan (JlSS) Desa Cisumur Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten
Cilacap”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian ini adalah bagaimana perubahan ekologi dan
pola perilaku masyarakat pasca pembebasan lahan proyek JLSS di Desa
Cisumur Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, peneliti kemudian
menguraikannya dalam beberapa pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian
dimaksudkan untuk membantu mencari data yang berkaitan dengan rumusan
masalah dalam proses penelitian. Pertanyaan penelitian tersebut adalah :
1. Bagaimana proses pembebasan lahan proyek JLSS di Desa Cisumur
Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap ?
2. Bagaimana risiko ekologis yang terjadi dalam masyarakat pasca
pembebasan lahan proyek JLSS di Desa Cisumur Kecamatan
Gandrungmangu Kabupaten Cilacap?
6
3. Bagaimana pengaruh risiko ekologis terhadap perilaku masyarakat pasca
pembebasan lahan proyek JLSS di Desa Cisumur Kecamatan
Gandrungmangu Kabupaten Cilacap ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, beberapa tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Proses pembebasan lahan proyek JLSS di Desa Cisumur Kecamatan
Gandrungmangu Kabupaten Cilacap
2. Risiko ekologis yang terjadi dalam masyarakat pasca pembebasan lahan
proyek JLSS di Desa Cisumur Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten
Cilacap.
3. Pengaruh risiko ekologis terhadap perilaku masyarakat pasca pembebasan
lahan proyek JLSS di Desa Cisumur Kecamatan Gandrungmangu
Kabupaten Cilacap.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan kajian dalam menambah pengetahuan dan dapat
memberikan sumbangan untuk pengembangan teori dalam bidang
Sosiologi dan Antropologi
b. Sebagai bahan pembelajaran SMA pada mata pelajaran Sosiologi kelas
XII materi tentang perubahan sosial dan dampaknya.
c. Sebagai bahan referensi dan bacaan bagi para pembaca dan peneliti
selanjutnya.
7
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi masyarakat
Diharapkan dapat memberi pengetahuan terkait cara menghadapi
perubahan yang terjadi dalam masyarakat agar tetap bisa bertahan.
b. Manfaat bagi pemerintah
Dapat dijadikan sebagai masukan bagi pemerintah setempat terkait
masalah pembangunan yang tetap ramah lingkungan.
c. Manfaat bagi penulis
Penelitian ini dilakukan agar dapat mempraktikkan dan menerapkan
ilmu yang didapat dibangku kuliah.
E. Batasan Istilah
1. Ekologi
Ekologi diartikan sebagai hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya (Kristanto, 2004:11). Ecology berarti ilmu
tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya
(Soemarwoto, 2004:22)
Dalam penelitian ini penulis akan membatasi pada kondisi lingkungan
setelah adanya pembebasan lahan proyek JLSS di Desa Cisumur Kecamatan
Gandrungmangu Kabupaten Cilacap.
2. Risiko Ekologis
Ulrich Beck (2015:15) menjelaskan bahwa risiko merupakan peluang
kerugian fisik karena proses-proses teknologi atau yang lainnya, dapat pula
diartikan sebagai suatu masalah tidak diinginkan yang muncul bersamaan
8
dengan modernisasi. Risiko ekologis diartikan sebagai kemungkinan
kerusakan-kerusakan fisik yang berkaitan dengan manusia dengan
lingkungannya.
Dalam penelitian ini risiko ekologis yang dimaksud adalah kerusakan
yang berkaitan dengan manusia dan lingkungan sebagai akibat dari adanya
proyek pembangunan JLSS di Desa Cisumur Kecamatan Gandrungmangu
Kabupaten Cilacap.
3. Pola perilaku masyarakat
Pola perilaku dipandang sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan
manusia dalam kehidupan sosial yang dijalani (Affandi, 2014:3-4). Pola
perilaku terdiri dari beberapa perilaku secara bersamaan yang meliputi
perilaku emosional, perilaku untuk menyelesaikan masalah, aktivitas
motorik, interaksi interpersonal, manipulasi objek. Kombinasi dari beberapa
perilaku akan membentuk pola perilaku. Setiap orang atau kelompok akan
memiliki perilaku yang berbeda. Hal ini dikarenkan karena setiap individu
memiliki peran yang berbeda-beda (Laurens, 2004:176-177).
Pola perilaku yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tindakan
yang berkaitan dengan pola pikir dan pola konsumsi yang dilakukan
masyarakat di Desa Cisumur Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten
Cilacap setelah pembebasan lahan proyek JLSS.
9
4. Proyek Jalan Lintas Selatan Selatan (JLSS)
Jalan Lintas Selatan Selatan merupakan proyek pembangunan yang
dilakukan oleh pemerintah Jawa Tengah dengan jalur yang membentang dari
Cilacap, Banyumas, Kebumen, Purworejo dan Wonogiri. Proyek JLLS yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu jalur yang dilewati dalam
proyek tersebut, yaitu di Desa Cisumur Kecamatan Gandrungmangu
Kabupaten Cilacap.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis
Teori merupakan unsur yang paling besar peranannya dalam mengamati
fenomena sosial yang menjadi pusat penelitian. Hasil dari penelitian yang telah
diperoleh, kemudian dianalisis menggunakan suatu teori. Landasan teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori masyarakat risiko yang dicetuskan
oleh Ulrich Beck. Alat analisis tersebut digunakan sebagai kerangka untuk
menganalisis permasalahan dalam membahas hasil penelitian hingga
memperoleh kesimpulan jawaban dari rumusan masalah penelitian.
Modernisasi telah membawa masyarakat pada keadaan-keadaan yang
tidak terduga sebelumnya. Keadaan tersebut mengharuskan masyarakat untuk
selalu siap dalam keadaan apapun agar tetap bisa bertahan dalam kehidupannya.
Pemikiran tentang masyarakat risiko muncul karena adanya modernisasi.
Modernisasi berarti meningkatnya penggunaan teknologi dan perubahan dalam
organisasi serta kerja, tetapi selain hal tersebut mencakup hal yang jauh lebih
banyak lagi. Hal tersebut di antaranya perubahan dalam karakteristik
masyarakat, perubahan gaya hidup, perubahan dalam struktur kekuasaan serta
pengaruhnya dalam bentuk-bentuk penindasan yang terjadi dalam masyarakat.
Dalam pandangannya, Beck (2015) menjelaskan bahwa modernisasi
bersentuhan langsung dengan masyarakat industri dan masyarakat risiko.
Masyarakat industri mempunyai prinsip pendistribusian barang, sedangkan
prinsip masyarakat risiko distribusi hal-hal buruk. Pendistribusian hal-hal buruk
11
dalam masyarakat risiko berkaitan dengan risiko-risiko yang akan dihadapi
masyarakat dengan adanya modernisasi. Dijelaskan pula oleh Beck (dalam
Piliang (2009)) risiko (risk) sebagai, “kemungkinan-kemungkinan kerusakan
fisik (termasuk mental dan sosial yang disebabkan oleh proses teknologi dan
proses-proses lainnya, seperti proses sosial, politik, komunikasi, seksual).
Dengan demikian, risiko mempunyai hubungan sangat erat dengan sistem,
model, dan proses perubahan di dalam sebuah masyarakat (industrialisasi,
modernisasi, pembangunan), yang akan menentukan tingkat risiko yang
akan mereka hadapi. Setidaknya terdapat tiga macam risiko yang di sebutkan
oleh Beck, antara lain : risiko fisik- ekologis (physical-ecological risk), risiko
sosial (social risk), dan risiko mental (psyche risk) (Piliang, 2009).
1. Risiko ekologis berkaitan dengan bahaya-bahaya fisik yang terjadi pada
manusia dan alam. Dijelaskan oleh Beck salah satu bentuk risiko ekologis
yang telah terjadi dalam kutipan berikut :
“ …Hutan-hutan juga sedang sekarat selama beberapa abad sekarang,
pertama karena diubah menjadi lahan pertanian, kemudian karena
penebangan berlebihan yang sembrono. Tetapi kematian hutan
sekarang terjadi secara global, sebagai konsekuensi implisit
industrialisasi berasamaan dengan konsekuensi sosial politik yang
sungguh berbeda. Negara yang memiliki banyak pohon seperti
Norwegia dan Swedia, yang hampir tidak memiliki industri saja ikut
terkena pangaruh. (Beck, 2015:6)
2. Risiko sosial mengarah pada berbagai macam risiko yang mengacu pada
kerusakan bangunan dan lingkungan sosial sebagai akibat dari faktor
eksternal seperti kondisi alam, perkembangan teknologi dan industri. Hal
tersebut secara bersamaan mengakibatkan tumbuhnya penyakit sosial
12
seperti ketidakpedulian, ketakacuhan, indisipliner, egoisme, immoralitas,
dan lain-lain.
3. Risiko psikologis mengacu pada hancurnya bangunan psikis, berupa
perkembangan aneka bentuk abnormalitas, penyimpangan (deviance) atau
kerusakan psikis lainnya, baik yang disebabkan faktor eksternal maupun
internal.
Penjelasan lain oleh Giddens (dalam Ritzer (2015:946) di dalam
modernitas yang lebih maju, isu sentral ialah risiko dan bagaimana risiko itu
dapat dicegah, diminimalkan dan disalurkan. Risiko didefinisikan sebagai
peluang kerugian fisik karena proses-proses teknologi dan lainnya. Risiko juga
berkaitan dengan sistem, model dan perubahan sosial.
Pada analisis penelitian ini meskipun masih dalam kerangka masyarakat
risiko oleh Ulrich Beck, tetapi lebih spesifik mengacu pada dua risiko meliputi
risiko ekologis dan risiko sosial. Penekanan pada teori masyarakat risiko adalah
proyek pembangunan JLSS merupakan salah satu wujud adanya modernisasi
menuju masyarakat industri. Dalam proyek tersebut melewati proses
pembebasan lahan milik masyarakat, hal tersebut memunculkan berbagai risiko
yang harus dihadapi oleh masyarakat di Desa Cisumur. Pada teori masyarakat
risiko yang dikemukakan oleh Ulrich Beck terdapat beberapa risiko yang
ditimbulkan dari adanya modernisasi di antaranya adalah risiko ekologis, risiko
sosial.
Pada penelitian ini juga menggunakan landasan undang-undang untuk
menjelaskan proses pembebasan lahan yang terjadi di Desa Cisumur. Dalam
13
UU No.2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum Bab 1 pasal 1 menjelaskan bahwa Pengadaan Tanah adalah
kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi ganti kerugian yang layak
dan adil kepada pihak yang berhak.
Tahapan yang dilalui pada proses pembebasan lahan di Desa Cisumur
mengacu pada UU No. 2 tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dan Perpres No.148 tahun 2015
tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaran Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum. Terdapat 4 tahap yang dilalui dalam proses pembebasan
lahan, tahap tersebut meliputi :
1. perencanaan,
2. persiapan,
3. pelaksanaan dan
4. penyerahan hasil.
B. Kajian Hasil-Hasil Penelitian Yang Relevan
Penulisan kajian pustaka berisi tentang penjelas an mengenai penelitian-
penelitian sebelumnya yang mirip dengan penelitian yang telah dilakukan.
Berbagai penelitian mengenai perubahan ekologi dan pola perilaku telah
dilakukan oleh berbagai pihak. Hasil-hasil dari penelitian tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai bahan-bahan referensi untuk tinjauan dalam berbagai
kajian. Peneliti juga menggunakan penelitian terdahulu untuk mendukung
keaslian penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
14
Husna, N., Alibasyah, R., & Indra. (2012) mengkaji tentang perubahan
ekologi, sosial dan ekonomi yang disebabkan oleh reklamasi pantai. Penelitian
tersebut berjudul “Dampak Ekologi, Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Akibat
Reklamasi Pantai Tapaktuan Aceh Selatan” dengan tujuan untuk mengkaji
dampak reklamasi pantai terhadap perubahan ekologi, sosial, dan ekonomi
masyarakat pesisir Gampong Pasar Kabupaten Aceh Selatan. Hasil
penelitiannya menunjukan bahwa perubahan ekologi terlihat dari jumlah biota
laut seperti kepiting, udang, jenis ikan karang, dan terumbu karang semakin
sedikit. Sedangkan untuk biodata darat dan vegetaasi darat seperti capung,
kupu-kupu, belalang, burung, kelapa dan rerumputan banyak dijumpai
dibangkinkan dengan sebelum adanya reklamasi. Untuk kondisi sosial dan
ekonomi menjadi lebih baik setelah adanya reklamasi.
Persamaan penelitian Husna, N., Alibasyah, R., & Indra dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama membahas
tentang perubahan ekologis yang terjadi di masyarakat. Perbedaannya terdapat
pada fokus dan metode yang digunakan. Fokus yang diambil dalam penelitian
Husna, N., Alibasyah, R., & Indra lebih luas cakupannya karena tidak hanya
membahas tentang perubahan ekologi saja melainkan aspek sosial dan
ekonominya, sedangkan dalam penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
hanya mengkaji tentang perubahan ekologi dan sedikit menyinggung tentang
sosial yang hanya dibatasi dalam pola perilaku yang dilakukan oleh masyarakat.
Metode yang digunakanpun berbeda, peneliti menggunakan motode kualitatif
15
sedangkan penelitian Husna, N., Alibasyah, R., & Indra menggunakan metode
survey purposive sampling.
Dalam jurnal lain, penelitian dilakukan oleh Widiarti, R. A., Darmawan,
A. H., & Kinseng, R. A. (2014) yang berjudul “Pengaruh Pembangunan
Mamminasata Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi Dan Ekologi Pada
Masyarakat Lokal” menjelaskan bahwa perencanaan pembangunan untuk
mengejar pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan kota seperti
Mamminasata jelas mempengaruhi perubahan sosial, ekonomi dan ekologi
masyarakat setempat. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menjelaskan
dan menganalisis dampak pembangunan Mamminasata terhadap kondisi sosio-
ekonomi, sosio-budaya, dan sosio-ekologis pada masyarakat setempat.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa konversi lahan dan
transaksi lain dalam mengambil hunian diperkotaan dengan masyarakat lokal
Samata dan Borongraukang memiliki peningkatan. Perubahan sosio-ekologi
akibat konversi lahan adalah munculnya gangguan penyaluran air irigasi dan
proses kering gabah (padi) yang merupakan salah satu bentuk keterasingan
masyarakat setempat.selain itu muncul ketergantungan pada sisi lain yang telah
menyebabkan ketimpangan sosial salah satunya adanya komunitas individu,
difusi lembaga perkotaan dan ketergantungan akses permodalan di daerah
perkotaan.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah sama-sama meneliti tentang perubahan ekologis dan sosial
setelah adanya pembangunan. Perbedaanya terletak pada fokus penelitian,
16
metode yang digunakan dan teori yang dipakai dalam menganalisis.. Dalam
penelitian tersebut fokusnya bukan hanya perubahan ekologis saja, melainkan
pada perubahan ekonomi juga. Selain itu metode yang digunakan adalah mix
method yaitu kualitatif dan kuantitatif sedangkan yang digunakan peneliti
adalah metode kualitatif. Konsep yang dipakai dalam penelitian tersebut adalah
konsep perubahan sosial sedangkan peneliti menggunakan teori masyarakat
risiko.
Penelitian lain dilakukan oleh Hijriyati, E., & Mardiana, R. (2014)
dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Ekowisata Berbasis Masyarakat
Terhadap Perubahan Kondisi Ekologi, Sosial dan Ekonomi Di Kampung
Batusuhan, Sukabumi” menjelaskan bahwa perkembangan ekowisata
mempengaruhi masyarakat pada aspek ekologi, sosial, dan ekonomi. Penelitian
tersebut bertujuan untuk menganalisis perubahan kondisi ekologis, sosial, dan
ekonomi di Kampung Batusuhan setelah adanya ekowisata berbasis
masyarakat.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa kehadiran ekowisata
berbasis masyarakat memberikan perubahan bagi masyarakat terkhusus dalam
hal ekologi, sosial, dan ekologi. Perubahan ekologi ditunjukan dengan
kesadaran masyarakat untuk melindungi lingkungannya dengan cara
membuang sampah pada tempatnya, selain itu penduduk sudah mulai
menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan. Dalam hal sosial, perubahan
ditunjukan dengan adanya peningkatan kerja sama masyarakat terutama
17
dibidang ekowisata. Pada ekonomi, kesempatan kerja yang berasal dari sektor
ekowisata bisa menjadi tambahan penghasilan bagi keluarga.
Persamaan penelitian Hijriyati, E., & Mardiana, R dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama meneliti tentang
perubahan ekologi dan perubahan sosial masyarakat. Perbedaannya yaitu pada
fokus penelitian, dalam penelitian Hijriyati, E., & Mardiana, R bukan hanya
pada perubahan ekologi dan sosialnya saja melainkan pada aspek ekonomi juga.
Perubahan-perubahan tersebut merupakan dampak dari adanya ekowisata,
sedangkan peneliti membahas tentang perubahan-perubahan sebagai dampak
dari pembangunan jalan. Selain itu perubahan dalam hal sosial dikaji secara
luas, sedangkan peneliti hanya berfokus pada perubahan ekologi, selanjutnya
pada perubahan sosial yang hanya menyoroti perubahan pola perilaku.
Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kuantitatif, sedangkan
peneliti menggunakan metode kualitatif.
Studi lain dilakukan oleh Hidayah, N., Dharmawan, A. H., & Barus, B.
(2016) dalam jurnal yang berjudul “Ekspansi Perkebunan Kelapa Sawit Dan
Perubahan Sosial Ekologi Pedesaan” menjelaskan bahwa permintaan lahan
untuk ekspansi perkebunan sawit di Provinsi Riau terus meningkat sehingga
telah memicu tingginya angka konversi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit,
ekspansi ini juga sudah mengarah pada kawasan konservasi. Banyak pula kasus
konversi lahan dilakukan secara illegal seperti yang terjadi pada kawasan hutan
lindung dan konsevasi yaitu Taman Nasional Tesso Nilo (INTN). Penelitian
tersebut mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan
18
lahan disekitas lanskap Taman Nasional Tesso Nilo, perubahan sistem nafkah
masyarakat lokal dan kerentanan rumah tangga petani.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa ekspansi kelapa sawit di sekitar
Taman Nasional Tesso Nilo telah menyebabkan hutan terdegradasi secara
masih, tutupan hutan yang tersisa saat ini hanya sekitar 20 persen. Pola nafkah
masyarakat sekitar berubah menjadi cenderung homogen dengan satu sumber
nafkah yaitu perkebunan kelapa sawit. Hal itu menyebabkan masyarakat
menjadi rentan terhadap krisis ketika harga kelapa sawit menurun. Tingginya
konsumsi pangan masyarakat yang bergantung pasokan dari luar akan
menyulitkan masyarakat ketika pendapatan mengalami penurunan.
Persamaan dengan penelitian yang telah dilakukan peneliti yaitu sama-
sama membahas tentang perubahan ekologi dan sosial masyarakat. Dari
persamaan tersebut muncul beberapa perbedaan, salah satunya adalah fokus
kajian dalam penelitian tersebut. Dalam mengkaji perubahan sosial terfokus
pada perubahan sistem nafkah setelah adanya ekspansi lahan sawit yang ada di
wilayah tersebut, sedangkan peneliti mengkaji tentang pola pikir dan pola
konsumsi masyarakat setelah adanya pembangunan jalan. Penggunaan metode
dalam penelitian tersebut juga berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sedangkan peneliti
menggunakan metode kualitatif.
Sumber rujukan lain adalah penelitian yang berasal dari luar wilayah
Indonesia yang dilakukan oleh Boateng, P. K., Appiah, D. O., & Adjei, P. O.-
W. (2016) menjelaskan persepsi petani tentang perubahan sosio-ekologis dan
19
pengaruhnya terhadap perubahan praktik pertanian dan penggunaaan lahan
pertanian. Penelitian tersebut berjudul “Perceptions of Socio-Ecological
Changes and Their Implications on Changes in Farming Practises and
Agricultural Land Uses in the Savannahs of Northeast Ghana” bertujuan untuk
mengetahui persepsi petani tentang pola perubahan ekologi dan sosial yang
terjadi, selanjutnya untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang pengaruh
perubahan ekologi dan sosial terhadap praktik pertanian dan perubahan
penggunaan lahan. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa perubahan
ekologi mempengaruhi keputusan para petani dalam mengerjakan praktik
pertanian dan penggunaan lahan pertanian.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh peneliti terletak pada fokus dan metode yang digunakan. Penelitian
tersebut berfokus pada pengaruh perubahan ekologi dalam bidang pertanian,
sedangkan fokus peneliti lebih luas mengenai perubahan ekologi, bukan hanya
pada sektor pertanian. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif
sedangkan peneliti menggunakan metode kualitatif.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan bagian yang memaparkan dimensi-
dimensi kajian utama, faktor-faktor kunci dan hubungan antar dimensi yang
disusun dalam bentuk narasi dan grafis. Kerangka berfikir digunakan pula untuk
membantu mempermudah pembaca dalam memahami alur penelitian.
Penelitian ini digambarkan dalam kerangka penelitian sebagai berikut :
20
Bagan 1. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir di atas dapat dideskripsikan bahwa terdapat
pembangunan dalam bidang infrastruktur jalan di wilayah Jawa Tengah.
Pembangunan tersebut adalah proyek Jalan Lintas Selatan Selatan atau sering
disebut dengan JLSS. Proyek pembangunan memiliki jalur yang membentang
dari Cilacap, Banyumas, Kebumen, Purworejo dan Wonogiri. Kabupaten
Cilacap merupakan salah satu wilayah yang dilewati oleh proyek pembangunan
JLSS. Pembangunan tersebut melewati beberapa kecamatan di wilayah
Kabupaten Cilacap, seperti Kecamatan Kawunganten, Bantarsari
Gandrungmangu, Kedungreja dan Sidareja. Salah satu wilayah yang mengalami
pembebasan lahan adalah Kecamatan Gandrungmangu.
Pembangunan Dalam Bidang
Infrastruktur Transportasi
Proyek Pembangunan Jalan
Lintas Selatan Selatan (JLSS)
Pembebasan Lahan
Risiko Ekologis Pola Perilaku
Masyarakat
Risiko Yang Dihadapi
Masyarakat
Teori Masyarakat
Risiko
21
Pembangunan tersebut memiliki pengaruh bagi kehidupan masyarakat,
terlebih bagi masyarakat yang terkena pembebasan lahan. Proses pembangunan
yang sebelumnya melewati proses pembebasan lahan memunculkan berbagai
risiko yang harus dihadapi oleh masyarakat. Risiko dalam hal ekologis salah
satunya. Adanya alih fungsi lahan, yang awalnya lahan pertanian dan
pemukiman warga berubah menjadi jalan yang merupakan fasilitas umum turut
merubah hubungan masyarakat dengan lingkungan sekitar.
Perubahan pada hubungan masyarakat dengan lingkungan sekitar
memunculkan risiko lain yang harus dihadapi oleh masyarakat. Risiko lain
terlihat perubahan perilaku masyarakat yang merupakan cara agar tetap bisa
bertahan dengan lingkungan baru yang disebabkan karena adanya
pembangunan jalan. Risiko-risiko yang dihadapi masyarakat tersebut yang
kemudian menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini dikaji menggunakan
teori masyarakat risiko.
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Proyek Jalan Lintas Selatan Selatan (JLSS) merupakan salah satu
pembangunan insfrastruktur transportasi di wilayah Jawa Tengah yang melewati
wilayah Desa Cisumur Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap. Jalan
tersebut dibangun pada jalan yang sebelumnya sudah ada dengan menambah lebar
badan jalan baik ke samping kanan maupun ke samping kiri. Penambahan lebar
badan jalan tersebut membutuhkan lahan milik warga yang diperoleh melalui
proses pembebasan lahan. Proses pembebasan lahan di Desa Cisumur untuk proyek
JLSS dilakukan melalui 4 tahap, yaitu perencanaan, persiapan, persiapan dan
penyerahan hasil. Ada beberapa tahap yang berjalan tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Masyarakat Desa Cisumur sangat mendukung program dari
pemerintah tersebut, terbukti dengan tidak adanya masyarakat yang melakukan
protes dalam bentuk apapun.
Adanya pembebasan lahan menjadikan masyarakat mengalami perubahan
dalam hal ekologis seperti, luas lahan persawahan dan pekarangan berkurang.
115,81 Ha luas lahan persawahan dan 173,69 luas perumahan beserta pekarangan
yang terkena pembebasan lahan. Perubahan luas lahan tersebut berpengaruh pada
berkurangnya hasil pertanian yang diperoleh masyarakat, akan tetapi tidak
menyebabkan masyarakat Desa Cisumur kekurangan bahan pangan. Pembangunan
ulang tempat tinggal dan berdirinya toko-toko setelah pembebasan lahan juga
menjadi faktor tambahan berkurangnya lahan persawahan. Selain sawah dan
87
pekarangan, ketersediaan pepohonan juga berkurang. Risiko Ekologis terlihat dari
berbagai perubahan lingkungan Di Desa Cisumur akibat pembebasan lahan proyek
JLSS.
Risiko ekologis yang dihadapi oleh masyarakat Desa Cisumur
berpengaruh pada perubahan perilaku masyarakat. Perubahan tersebut terlihat pada
aktivitas masyarakat seperti aktivitas dalam menggarap sawah, aktivitas dalam
mengolah hasil pertanian dan aktivitas keagamaan. Selain terlihat pada aktivitas
masyarakat, perubahan lain terlihat pada pelapisan sosial masyarakat Desa
Cisumur. Perubahan perilaku yang terjadi, membawa masyarakat Desa Cisumur
mengalami risiko sosial yang ditimbulkan dari adanya modernisasi.
B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada masyarakat Desa
Cisumur, penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Untuk pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap atau instansi terkait untuk
lebih memperhatikan dan melakukan pengawasan terhadap pelaksaan
program yang terjadi dilapangan agar sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan. Pembangunan jalan yang telah direncakan diharapkan segera
terlaksana agar akses jalan mudah dilalui dan mengurangi kecelakaan
karena buruknya medan jalan.
2. Perlu adanya penyuluhan maupun pelatihan dari kelompok yang bekerja
sama dengan Pemerintah Desa dengan tujuan memberikan motivasi dan
keterampilan kepada penduduk kaitannya dengan pengembangan usaha
yang tidak mengurangi jumlah lahan pertanian agar para petani tidak
terpinggirkan karena lahan sawah semakin berkurang.
3. Untuk masyarakat Desa Cisumur diharapkan lebih memperhatikan kondisi
lingkungan agar tetap seimbang kaitannya dalam pengembangan usaha dan
pembangunan ulang rumah tinggal yang terkena pembebasan lahan agar
keberadaan lahan sawah dan pekarangan tidak semakin berkurang.
89
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, M. A. (2014). Perubahan Pola Perilaku Sosial Ekonomi Buruh Tani Akibat
Industrialisasi. Jurnal Paradigma, Vol. 2. No. 1. Hal. 1-6.
Afrizal. (2015). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Beck, U. (2015). Masyarakat Risiko : Menuju Modernitas Baru. Bantul: Kreasi
Wacana.
Boateng, P. K., Appiah, D. O., & Adjei, P. O.-W. (2016). Perceptions of Socio-
Ecological Changes and Their Implications on Changes in Farming
Practises and Agricultural Land Uses in the Savannahs of Northeast Ghana.
Environments, Vol. 3. No. 33.
Daftar Nominatif Peserta Pengadaan Tanah Jaringan Jalan Lintas selatan Selatan
Provinsi Jawa Tengah Di Kabupaten Cilacap Desa Cisumur Terletak Di
Desa Cisumur Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap
Hidayah, N., Dharmawan, A. H., & Barus, B. (2016). Ekspansi Perkebunan Kelapa
Sawit Dan Perubahan Sosial Ekologi Pedesaan. Jurnal Sosiologi Pedesaan,
Hal. 249-256.
Hijriyati, E., & Mardiana, R. (2014). Pengaruh Ekowisata Berbasis Masyarakat
Terhadap Perubahan Ekologi, Sosial, Dan Ekonomi Di Kampung
Batusuhan, Sukabumi. Jurnal Sosiologi Pedesaan, Vol. 2. No. 3. Hal. 146-
159.
Husna, N., Alibasyah, R., & Indra. (2012). Dampak Ekologi, Sosial Dan Ekonomi
Masyarakat Akibat Reklamasi Pantai Tapaktuan Aceh Selatan. Jurnal Manajemen Sumber Daya Lahan, Vol. 1. No. 2. Hal. 171-178.
Indah, N. F., & Ma'arif, S. (2014). Pengaruh Keberadaan Bandara Internasional
Kualanamu Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi dan Perubahan Fisik
Kawasan Sekitarnya. Jurnal Teknik PWK, Vol. 3. No. 1. Hal. 82-89.
Kristanto, P. (2004). Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Laurens, Joyce Marcella. (2004). Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta : PT
Grasindo.
Moeleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Najmudin, R. (2007). Pariwisata Berwawasan Lingkungan: Belajar dari Kawasan Ancol. Jakarta: Grafindo.
Nurdin, N. (2016, November 16). Rencana Jalur Lintas Selatan Selatan (JLSS) Mencapai 211 Kilo meter. Diakses dari Kompas.com:
90
http://regional.kompas.com/read/2016/11/16/12541181/rencana.jalur.lintas
.selatan.di.jawa.tengah.mencapai.211.km
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 148 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaran Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum
Piliang, Yasraf A. (2009). Humanity : "risiko tinggi". Diakses dari
http://rumahwacana.wordpress.com/category/humanity, 18 Juli 2017
Proyek JLSS Jateng Dikebut. (2016, Januari 18). Diakses dari Sispro.co.id:
http://sispro.co.id/berita/proyek-jlss-jateng-dikebut-99206.htm
Ritzer, G. (2012). Teori Sosiologi : Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soemarwoto. Otto. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.
Yogyakarta : Djambatan Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Undang-undang No. 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum
Widiarti, R. A., Darmawan, A. H., & Kinseng, R. A. (2014). Pengaruh
Pembangunan Mamminasata Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi Dan
Ekologi Pada Masyarakat Lokal. Jurnal Sosiologi Pedesaan, Vol. 2. No. 2.
Hal. 103-114.