Perusahaan Pembiayaan Leasing Syariah

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Perusahaan Pembiayaan Leasing Syariah

    1/11

    AMKT Kersik Luwai 2013

    LeasingSyariahdi I ndonesia 1

    KATA PENGANTAR

    Bismillahrirrahmaanirrahiim

    Alhamdulillahirobbilaalamin, kita serukan kepada Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya sehingga saya sebagai penulis dapat

    menyelesaikan makalah yang berjudul Leasing Syariahdi Indonesia tanpa ada halangan

    suatu apapun.

    Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita nabi

    Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang

    islamiyah yang kita nantikan syafaatnya mulai sekarang sampai akhirat nanti.

    Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan mengupas

    tuntas masalah mengenai Leasing Syariah yang ada di Indonesia itu sendiri. Penulis

    menyadari atas keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

    kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun, dan penulis mengucapkan terima

    kasih kepada pihak pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, terutama

    kepada:

    Allah Taala yang hingga saat ini masih menghidupkan saya;

    Teman-teman terutama anggota sementara dan anggota tetap Asrama Mahasiswa

    Kalimantan Timur Kersik Luwai juga seluruh pihak yang telah membantu dalam proses

    penyusunan dan penyelesaian makalah ini.

    Dan apabila terdapat kekurangan maupun kesalahan dalam penyusunan makalah ini,

    maka saya sebagai penulis memohon maaf. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini

    dapat menambah ilmu serta bermanfaat bagi kita semua dan khususnya bagi penulis sendiri.

    Yogyakarta, 22 Oktober 2013

    Irhasul Azmi

  • 7/22/2019 Perusahaan Pembiayaan Leasing Syariah

    2/11

    AMKT Kersik Luwai 2013

    LeasingSyariahdi I ndonesia 2

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar_____________________________________________________________1

    Daftar Isi__________________________________________________________________2

    Bab I

    Pendahuluan_________________________________________________________3

    A. Latar Belakang____________________________________________________3B. Tujuan___________________________________________________________4C. Rumusan Masalah__________________________________________________4

    Bab II

    Isi__________________________________________________________________5

    A. Sejarah Leasing Syariah di Indonesia__________________________________5B. Leasing Syariah___________________________________________________6C. Landasan Hukum Leasing Syariah____________________________________7D. Realisasi Leasing Syariah___________________________________________9E. Macam-Macam Kegiatan Leasing Syariah/Ijarah_________________________9F. Perusahaan Leasing Berprinsip Syariah_________________________________9

    Bab III

    Penutup____________________________________________________________10

    A. Kesimpulan______________________________________________________10B. Saran___________________________________________________________11C. Daftar Pustaka____________________________________________________11

  • 7/22/2019 Perusahaan Pembiayaan Leasing Syariah

    3/11

    AMKT Kersik Luwai 2013

    LeasingSyariahdi I ndonesia 3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    B. LATAR BELAKANG

    Sistem keuangan Islam merupakan bagian dari konsep yang lebih luas tentang

    ekonomi Islam. Sistem keuangan Islam bukan hanya sekedar transaksi komersial, namunharus juga sampai kepada lembaga keuangan demi dapat mengimbangi tuntutan zaman.

    Bentuk sistem keuangan atau lembaga keuangan Islam harus menghindari adanya unsur riba,

    gharar dan maitsir. Dalam mengatasi riba, Islam menggantinya dengan mekanisme bagi hasil

    baik dalam perbankan syariah, koperasi syariah, asuransi syariah dan lembaga syariah

    lainnya.

    Lembaga keuangan syariah dipandang sebagai sarana oleh para masyarakat modern

    dalam prinsip Taawun (tolong-menolong untuk kebaikan) dan prinsip menghindari Al-

    Ikhtinaz yaitu menahan uang dan membiarkannya menganggur tidak berputar untuk transaksi

    yang bermanfaat bagi masyarakat. Pada masyarakat modern saat ini di kalangan UMKM

    lembaga keuangan mikro sangat berperan dalam hal keterkaitan usaha masyarakat, membantumasyarakat yang ingin berwirausaha sehingga memerlukan dana. Peran leasing disini adalah

    membantu atau meringankan masyarakan di sekor UMKM.

    Ketika berbicara tentang leasing syariah ini akan ditekankan pada pembiayaan ijarah

    sebab banyak persamaan antara leasing dengan ijarah meskipun masih ada perbedaannya dari

    segi objek pada leasing konvensional dan leasing syariah/ ijarah. Pada kesempatan kali ini,

    saya akan mencoba membahas dan menekankan tentang pembiayaan leasing syariah/ Ijarah.

    Dalam realitasnya, leasing merupakan suatu akad untuk menyewa sesuatu barang dalam

    kurun waktu tertentu. Leasing ini ada dua katagori global, yaitu operating lease dan financial

    lease. Operating lease merupakan suatu proses menyewa suatu barang untuk mendapatkan

    hanya manfaat barang yang disewanya, sedangkan barangnya itu sendiri tetap merupakanmilik bagi pihak pemberi sewa. Sewa jenis pertama ini berpadanan dengan konsep ijarah di

    dalam syariah Islam yang secara hukum Islam diperbolehkan dan tidak ada masalah.

    Leasing adalah merupakan suatu kata atau perselisihan baru dari bahasa asing yang

    masuk ke dalam bahasa Indonesia, yang sampai sekarang perdananya belum ada yang cocok.

    Istilah leasing diterjemahkan dengan kata sewa guna usaha. Secara umum leasing artinya

    equipment funding, yaitu pembiayaan peralatan/barang modal untuk digunakan pada proses

    produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak.

    Adapun financial lease merupakan suatu bentuk sewa dimana kepemilikan barangtersebut berpindah dari pihak pemberi sewa kepada penyewa. Bila dalam masa akhir sewa

    pihak penyewa tidak dapat melunasi sewanya, barang tersebut tetap merupakan milik

    pemberi sewa (perusahaan leasing). Akadnya dianggap sebagai akad sewa. Sedangkan bila

    pada masa akhir sewa pihak penyewa dapat melunasi cicilannya maka barang tersebut

    menjadi milik penyewa. Biasanya pengalihan pemilikan ini dengan alasan hadiah pada akhir

    penyewaan, pemberian cuma-cuma, atau janji dan alasan lainnya. Intinya, dalam financial

    lease terdapat dua proses akad sekaligus : sewa sekaligus beli. Dan inilah sebabnya mengapa

    leasing bentuk ini disebut sebagai sewa-beli. Leasing dalam tulisan ini dikhususkan pada

    pembahasan financial leasing atau sewa-beli ini.

  • 7/22/2019 Perusahaan Pembiayaan Leasing Syariah

    4/11

    AMKT Kersik Luwai 2013

    LeasingSyariahdi I ndonesia 4

    C. TUJUAN

    1. Untuk mengetahui pengertian dari LeasingSyariah.

    2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Leasing Syariah.

    3. Untuk mengetahui dasar hukum yang melandasi Leasing Syariah.

    4. Untuk mengetahui beberapa perusahaan yang bergerak di bidang Leasing

    Syariah.

    D. RUMUSAN MASALAH

    Dari latar belakang masalah di atas, dapat kita simpulkan bahwa rumusan masalahnya

    adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimanakah sejarah perkembangan leasing syariah di Indonesia.

    2. Apakah dasar hukum dari leasing syariah.

    3. Bagaimanakah realisasi leasing dan apa sajakah macam-macam dari leasing

    tersebut.

    4. Beberapa perusahaan leasing syariah

  • 7/22/2019 Perusahaan Pembiayaan Leasing Syariah

    5/11

    AMKT Kersik Luwai 2013

    LeasingSyariahdi I ndonesia 5

    BAB II

    ISI

    A. SEJARAH LEASING SYARIAH DI INDONESIAPerkembangan ekonomi Islam di Indonesia cukup pesat. Hal itu ditandai dengan

    meningkatnya jumlah bank syariah dan lembaga keuangan non bank. Ada beberapa yangmemang asli syariah, akan tetapi ada yang berupa unit usaha syariah. Dalam kehidupan

    perekonomian, kita tidak hanya mengenal perbankan syariah yang memang menjadi

    perhatian banyak orang. Ekonomi Islam bukan hanya sekedar membahas tentang perbankan

    Islam, tetapi semua hal yang berkaitan dengan kehidupan ekonomi manusia.

    Dengan perkembangan perbankan Islam, juga berkembang praktek ekonomi Islam

    yang lain, seperti leasing, asuransi, pasar modal, dana pensiun, pegadaian, lembaga zakat,

    koperasi dan lain sebagainya. Kemajuan ini menjadi sinyal positif untuk menunjang segala

    kebutuhan masyarakat yang diselenggarakan secara Islami, mengingat sebelumnya belum

    tersedia pelayanan dan proses pemenuhan kebutuhan masyarakat yang sesuai dengan syariat

    Islam.

    Perekonomian yang Islami, perlu adanya instrumen yang menunjang, baik yang

    disediakan oleh pemerintah maupun swasta. Perkembangan praktek ekonomi Islam di

    masyarakat cukup pesat sehingga perlu mendapatkan sebuah payung hukum dan aturan yang

    berfungsi untuk melindungi proses ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat. Termasuk

    dalam hal ini lembaga pembiayaan non bank perlu mendapatkan perhatian serius dari

    pemerintah. Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan

    dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana langsung dari

    masyarakat. Bidang usaha lembaga pembiayaan mencakup beberapa alternatif kegiatan

    pembiayaan seperti sewa guna usaha (leasing), anjak piutang (factoring), kartu kredit (credit

    card), dan pembiayaan konsumen (consumer finance).Memasuki dekade tahun 2000 industri jasa pembiayaan di Indonesia mengalami

    perkembangan yang sangat pesat sehingga menuntut industri jasa pembiayaan dapat

    menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan jasa keuangan yang

    sangat kompleks. Perkembangan industri jasa pembiayaan ini secara keseluruhan telah

    mampu menjadikannya sebagai suatu industri yang cukup menonjol dalam dunia bisnis

    khususnya sektor keuangan yang diperlukan dalam menunjang pembangunan ekonomi secara

    nasional.

    Peranan yang menonjol dari industri jasa pembiayaan adalah menyediakan dana bagi

    masyarakat yang memerlukan sumber dana pembiayaan baik untuk keperluan investasi,

    modal kerja, atau semata-mata untuk barang yang akan dipakai sendiri (konsumsi). Danayang disalurkan oleh industri jasa pembiayaan kepada masyarakat diharapkan akan dapat

    bermanfaat untuk mendorong perkembangan perekonomian nasional.

    Dengan perkembangan kegiatan industri jasa pembiayaan yang sedemikian pesat,

    Pemerintah dalam hal ini Departemen Keuangan dituntut untuk mengoptimalkan perannya

    sebagai regulator dan supervisor kegiatan jasa pembiayaan melalui upaya kebijakan yang

    mendorong kearah perkembangan industri jasa pembiayaan secara berkesinambungan. Salah

    satu upaya Departemen Keuangan dalam rangka optimalisasi peran dilakukan melalui

    peningkatan fungsi pembinaan dan pengawasan secara berkelanjutan dengan tujuan untuk

    memastikan bahwa pengelolaan kegiatan industri jasa pembiayaan telah sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk di dalamnya perusahaan pembiayaanyang berbasis syariah.

  • 7/22/2019 Perusahaan Pembiayaan Leasing Syariah

    6/11

    AMKT Kersik Luwai 2013

    LeasingSyariahdi I ndonesia 6

    Pada hari Senin, 10 Desember 2007, Bapepam dan LK melalui Peraturan Ketua

    Bapepam dan LK Nomor Per-03/BL/2007 dan Nomor Per-04/BL/2007 telah menerbitkan

    satu paket regulasi yang terkait dengan Perusahaan Pembiayaan yang melakukan kegiatan

    berdasarkan prinsip syariah, yaitu Peraturan tentang Kegiatan Perusahaan Pembiayaan

    Berdasarkan Prinsip Syariah dan Peraturan tentang Akad-Akad Yang Digunakan Dalam

    Kegiatan Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah. Penerbitan paket regulasi

    tersebut adalah untuk memberikan landasan hukum yang memadai berkaitan dengan kegiatan

    Perusahaan Pembiayaan yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah serta guna

    memenuhi kebutuhan masyarakat pada industri pembiayaan yang memerlukan keragaman

    sumber pembiayaan dan pendanaan berdasarkan pada syariat Islam.

    Pembahasan kedua peraturan dimaksud telah melibatkan Asosiasi Perusahaan

    Pembiayaan dan Dewan Syariah NasionalMajelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Terhadap

    kedua peraturan tersebut, DSN-MUI, melalui surat Nomor B-323/DSN-MUI/XI/2007 tanggal

    29 Nopember 2007 telah menyatakan bahwa secara umum kedua peraturan dimaksud tidak

    bertentangan dengan prinsip syariah dan fatwa-fatwa yang telah dikeluarkan oleh DSN-MUI.

    Adapun lingkup pengaturan dari peraturan tentang kegiatan perusahaan pembiayaan

    berdasarkan prinsip Syariah antara lain meliputi: (1) pengaturan yang terkait dengan sumberpendanaan yang antara lain dapat dilakukan melalui pendanaan Mudharabah Mutlaqah,

    pendanaan Mudharabah Muqayyadah, pendanaan Mudharabah Musytarakah dan pendanaan

    Musyarakah; (2) pengaturan yang terkait dengan kegiatan pembiayaan bagi perusahaan

    pembiayaan yang dapat dilakukan melalui pembiayaan dengan menggunakan akad-akad

    Ijarah, Ijarah Muntahiah Bit Tamlik, Wakalah Bil Ujrah, Murabahah, Salam dan Istishna : (3)

    kewajiban perusahan pembiayaan untuk memiliki Dewan Pengawas Syariah; dan (4)

    kewajiban pelaporan.

    Sedangkan peraturan tentang akad-akad yang digunakan dalam kegiatan perusahaan

    pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah, bertujuan untuk memberikan pedoman tentang hak

    dan kewajiban para pihak, obyek atas transaksi, persyaratan-persyaratan pada setiap jenisakad serta dokumentasi yang digunakan oleh perusahaan pembiayaan dalam melakukan

    kegiatan usaha pembiayaan dengan menggunakan akad-akad sebagaimana telah diatur dalam

    peraturan dimaksud.

    B. LEASING SYARIAH

    Leasing (sewa guna usaha) pertama dikenal di Amerika Serkat, yaitu berasal dari kata

    lease yang berarti menyewa. Sedangkan dalam ekonomi Islam dikenal dengan al-ijarah,

    berasal dari kata al-ajru yang berarti al-iwadhu (ganti).

    Al-Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa dalam batasan

    waktu tertentu , melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan

    kepemilikan atas barang. Dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 233 Firman Allah:

    .....dan jika Kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak ada dosa bagimu apabila

    kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah dan

    ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

    Sewa guna usaha syariah adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan

    barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi maupun tanpa hak opsi yang

    akan digunakan oleh penyewa selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara

  • 7/22/2019 Perusahaan Pembiayaan Leasing Syariah

    7/11

    AMKT Kersik Luwai 2013

    LeasingSyariahdi I ndonesia 7

    angsuran dimana menggunakan prinsip ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik. Sewa guna

    usaha syariah diatur di dalam:

    1. Peraturan Ketua Badan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor Per-

    03/BL/2007 tentang Kegiatan Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah.

    2. Peraturan Ketua Badan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor Per-

    04/BL/2007 tentang Akad-akad Yang Digunakan Dalam Kegiatan Perusahaan PembiayaanBerdasarkan Prinsip Syariah.

    3. Surat Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

    Nomor B-323/DSN-MUI/XI/2007 tanggal 29 November 2007 tentang Pernyataan DSN-MUI

    atas Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.

    Dasar hukum yang dipakai dalam sewa guna usaha syariah berlainan dengan dasar

    hukum yang dipakai dalam sewa guna usaha konvensional karena sewa guna usaha

    konvensional diatur di dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991

    tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing). Sewa guna usaha konvensional menganut

    asas-asas yang berlaku di dalam KUHPerdata dimana kiblatnya adalah hukum EropaKontinental, seperti asas kebebasan berkontrak. Sedangkan sewa guna usaha syariah

    menganut asas-asas yang kiblatnya kepada Al-Quran dan Al-Hadits.

    Adapun asas-asas dalam Hukum Perdata Islam yang digunakan di dalam sewa guna

    usaha syariah yaitu:

    Asas Kebolehan.

    Asas kebebasan dan Kesukarelawan.

    Asas Pembawa Manfaat dan Menolak Mudharat.

    Asas Kebajikan atau Kebaikan.

    Asas Adil dan Seimbang.

    Asas Larangan Merugikan Diri Sendiri dan Orang Lain.

    Asas mendapatkan hak karena usaha dan jasa.

    Asas Mengatur dan Memberi Petunjuk.

    Asas Kebebasan Berusaha.

    Asas Beritikad Baik dan Dilindungi.

    Asas Mendahulukan Kewajiban Daripada Hak.

    C. LANDASAN HUKUM LEASING SYARIAH

    1. Al-quran

    Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhan-Mu? Kami telah menentukan

    antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan

    sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat

  • 7/22/2019 Perusahaan Pembiayaan Leasing Syariah

    8/11

    AMKT Kersik Luwai 2013

    LeasingSyariahdi I ndonesia 8

    mempergunakan yang lain.Dan rahmat Tuhan-Mu lebih baik dari apa yang mereka

    kumpulkan. (QS.43:32)

    dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak dosa bagimu

    apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kamu kepada Allah

    dan ketauhilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS.2:233)

    2. Hadist

    berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada tukang bekam itu.

    berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.

    Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya

    dahulu kami menyewa tanah dengan (jalan membayar dari) tanaman yang tumbuh.

    Lalu Rasulullah melarang kami cara itu dan memerintahkan kami agar membayarnya dengan

    uang emas atau perak.

    Allah Taala berfirman: Ada tiga golongan yang pada hari kiamat (kelak) Aku akanmenjadi musuh mereka: (pertama) seorang laki-laki yang mengucapkan sumpah karena Aku

    kemudian ia curang, (kedua) seorang laki-laki yang menjual seorang merdeka lalu dimakan

    harganya, dan (ketiga) seorang laki-laki yang mempekerjakan seorang buruh lalu sang buruh

    mengerjakan tugas dengan sempurna, namun ia tidak memberinya upahnya.

    Rasulullah melarang dua bentuk akad sekaligus dalam satu obyek.

    3. Fatwa Dewan Syariah Nasional

    Fatwa DSN No:09/DSN-MUI/IV/2000 tentang IJARAH

    Fatwa DSN No: 27/DSN-MUI/III/2002 tentang AL-IJARAH AL-MUNTAHIYAH BIAL-TAMLIK

    D. REALISASI LEASING SYARIAH

    Sebelum kita mengenal lebih dalam tentang leasing syariah, terlebih dahulu kita harus

    mengenal pihak-pihak yang terlibat pada pembiayaan leasing yaitu

    Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas leasing adalah sebagaiberikut:

    1. Lessor.

    Merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan para nasabahnya untuk

    memperoleh barang-barang modal.

    2. Lessee

    Nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor untuk memperoleh

    barang modal yang diinginkan.

    3. Supplier

  • 7/22/2019 Perusahaan Pembiayaan Leasing Syariah

    9/11

    AMKT Kersik Luwai 2013

    LeasingSyariahdi I ndonesia 9

    Pedagang yang menyediakan barang yang akan dileasing sesuai perjanjian antara

    lessors dengan lessee dan dalam hal ini supplier juga dapat bertindak sebagai lessor.

    4. Asuransi

    Merupakan perusahaan yang akan menanggung resiko terhadap perjanjian antara

    lessor dengan lessee. Dalam hal ini lessee dikenakan biaya asuransi dan apabila

    terjadi sesuatu, maka perusahaan akan menanggung resiko sebesar sesuai denganperjanjian terhadap barang yang dileasingkan.

    E. MACAM-MACAM KEGIATAN LEASING SYARIAH/IJARAH

    1.Ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik majur (obyek sewa) dan mustajir

    (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang

    disewakannya. Ijarah Muntahiyah bittamlik adalah akad sewa menyewa antara pemilik obyek

    sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakannya dengan

    opsi perpindahan hak milik obyek sewa pada saat tertentu sesuai dengan akad sewa.

    2. Perpindahan hak milik obyek sewa kepada penyewa dalam ijarahmuntahiyah bit

    tamlik dapat dilakukan dengan:

    a. Hibah

    b. Penjualan sebelum akad berakhir sebesar harga yang sebanding dengan sisa

    cicilan sewa

    c. Penjualan pada akhir masa sewa dengan pembayaran tertentu yang

    disepakati pada awal akad

    d. Penjualan secara bertahap sebesar harga tertentu yang disepakati dalam

    akad.

    3. Pemilik obyek sewa dapat meminta penyewa menyerahkan jaminan atasijarah untuk

    menghindari risiko kerugian. Jumlah, ukuran, dan jenis obyek sewa harus jelas diketahui dan

    tercantum dalam akad.

    F. PERUSAHAAN LEASING BERPRINSIP SYARIAH

    Berikut beberapa contoh perusahaan dan penjelasan mengenai perusahaan

    pembiayaan leasing yang menggunakan prinsip syariah:

    1. PT. ALIF (Al-Ijarah Islamic Finance)PT. ALIF (AL-Ijarah Islamic Finance) merupakan anak perusahaan dari Bank Muamalat

    Indonesia. didirikannya perusahaan tersebut dikarenakan berkembangnya lembaga keuangan

    syariah dan sektor riil yang membutuhkan peran model pembiayaan dengan sistem Ijarah.

    Selama beroperasi di Indonesia, PT Alif didukung modal penuh oleh Bank Muamalat dan

    investor dari Timur Tengah. Berbagai proyek leasingpembiayaan berupa sindikasi telah

    dilakukan oleh PT Alif sebagai motornya.

    AL IJARAH menawarkan berbagai jenis produk pembiayaan keuangan dari pembiayaan

    keuangan komersial sampai dengan pembelian alat-alat berat, mesin sampai denganpembiayaan keuangan nasabah seperti mobil dan sepeda motor. Semua produk didasarkan

  • 7/22/2019 Perusahaan Pembiayaan Leasing Syariah

    10/11

    AMKT Kersik Luwai 2013

    LeasingSyariahdi I ndonesia 10

    pada penggunaan prinsip keuangan syariah dengan menggunakan prinsip skema pembiayaan

    keuangan Ijarah(Sewa-menyewa), Ijarah Muntahia Bittamlik (Sewa dan Beli),

    danMurabahah (Jual dan Beli).

    2. FIF SyariahPT Federal International Finance membuka layanan syariah yang dikenal dengan FIF

    Syariah dan memiliki cabang di seluruh Indonesia. FIF Syariah didirikan berdasarkan

    landasan hukum Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No. 448/KMK.017/2000 Pasal 7 ayat

    1 yang menyatakan: Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan Pembiayaan dapat

    melakukan pembiayaan berdasarkan prinsif Syariah. Sedangkan akad yang digunakan pada

    transaksi pembiayaan FIF Syariah adalah akad murabahah, sesuai dengan Fatwa Dewan

    Pengawas Syariah Majelis Ulama Indonesia No. 04/DS MUI/IV/2000 yang mengatur

    tentang murabahah. Dan sesuai dengan ketentuan tentang pengelolaan ekonomi syariah

    tentang keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah di Indonesia, maka FIF Syariah juga

    memiliki Dewan Pengawas Syariah sebagai kelengkapan operasional

    BAB III

    PENUTUP

    A. KesimpulanLeasing syariah merupakan pembiayaan alternative di bidang UMKN bagi masyarakat

    yang ingin bergelut di bidang usaha. Dalam konsep pembiayaan syariah dalam artian

    perusahaan kredit, pada saat ini sudah banyak menerapkan dengan menggunakan prinsip

    syariah. Salah satu yang menjadi indikator perusahaan menggunakan sistem syariah

    dikarenakan terbebas dari bunga atau riba dibandingkan dengan perusahaan konvensional

    yang masih menggunakan sistem bunga. Prinsip syariah yang diterapkan dapat memberikan

    kemudahan sebagian besar masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka.

    Setelah melihat produk yang ditawarkan dan penerapannya pada

    perusahaan leasing syariah di atas, kita dapat melihat ada sedikit perbedaan antara isi dari

    pengertian dan konsep Leasing atau system Ijarah dalam makalah ini dengan produk dan

    penerapannya pada perusahaan leasing syariah terbebut. Dalam konsep leasing dengan

    dasar ijarah tidak ada opsi transaksi menggunakan akad murabahah, sedangkan dalam produk

    yang ditawarkan perusahaan leasing tersebut ada opsi menggunakan akad murabahah.

    Melihat adanya penawaran produk pada perusahaan leasingsyariah dengan

    akad murabahah sejauh ini cukup sesuai. Karena murabahahmasih dalam konsep ekomoni

    Islam (syariah). Dengan adanya perusahaan pembiayaan yang berbasis syariah bukan bank

    menjadi salah satu alternatif dari metode pembiayaan yang lebih fleksibel dalam

    menyalurkan dana berupa pembiayaan secara syariah kepada masyarakat di Indonesia.

    Praktik perusahaan pembiayaan yang berlandaskan syariah akan lebih menjadi alternatif

    yang tepat dan prospektif mengingat sebagian besar umat Islam merupakan mayoritas

    penduduk di Indonesia.

  • 7/22/2019 Perusahaan Pembiayaan Leasing Syariah

    11/11

    AMKT Kersik Luwai 2013

    B. SaranUntuk menunjang perkembangan perusahaan pembiayaan syariah diperlukan

    perhatian semua pihak, agar perusahaan pembiayaan berbasis syariah dapat berkembang dan

    terkendali dengan baik berada dalam real syariah. Sekali lagi, komitmen dan peran

    pemerintah menjadi sebuah keniscayaan yang menjadi pendukung utama terhadap

    pertumbuhan dan perkembangan perusahaan pembiayaan syariah di Indonesia. Selain peranpemerintah, di butuhkan juga peran aktif dari masyarakat selaku konsumen/ nasabah bank-

    bank syariah di Indonesia agar bisa memajukan perekonomian negara Indonesia sendiri

    melalui sistem yang Islami dan penuh berkah.

    C. Daftar Pustakahttp://leasingsyariahintan.blogspot.com/

    http://darmawanachmad.wordpress.com/2010/10/29/sekilas-pengertian-leasing/

    http://ariearsipkuliah.blogspot.com/2013/01/leasing-syariah.html

    http://ekonomisyariah.info/blog/2013/06/29/al-ijarah-perusahaan-multifinance-syariah-

    pertama/

    Majalah Sharing, inspirator ekonomi & bisnis syariah edisi 73 thn VII Januari 2013

    http://leasingsyariahintan.blogspot.com/http://leasingsyariahintan.blogspot.com/http://darmawanachmad.wordpress.com/2010/10/29/sekilas-pengertian-leasing/http://darmawanachmad.wordpress.com/2010/10/29/sekilas-pengertian-leasing/http://ariearsipkuliah.blogspot.com/2013/01/leasing-syariah.htmlhttp://ariearsipkuliah.blogspot.com/2013/01/leasing-syariah.htmlhttp://ekonomisyariah.info/blog/2013/06/29/al-ijarah-perusahaan-multifinance-syariah-pertama/http://ekonomisyariah.info/blog/2013/06/29/al-ijarah-perusahaan-multifinance-syariah-pertama/http://ekonomisyariah.info/blog/2013/06/29/al-ijarah-perusahaan-multifinance-syariah-pertama/http://ekonomisyariah.info/blog/2013/06/29/al-ijarah-perusahaan-multifinance-syariah-pertama/http://ekonomisyariah.info/blog/2013/06/29/al-ijarah-perusahaan-multifinance-syariah-pertama/http://ariearsipkuliah.blogspot.com/2013/01/leasing-syariah.htmlhttp://darmawanachmad.wordpress.com/2010/10/29/sekilas-pengertian-leasing/http://leasingsyariahintan.blogspot.com/