9
 RINGKASAN EKSEKUTIF ITA LESTARI, 2009. Analisis Penerapan Etika Bisnis di PT Astra Internasional, Tbk. Di bawah bimbingan AIDA VITAYALA HUBEIS dan NUNUNG NURYARTONO. Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Di dalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu t ujuan. Perkembangan pesat teknologi setelah perang dunia kedua memacu dunia bisnis di negara - negara kapitalis menjadi semakin dinamis, tetapi sayangnya kurang disertai dengan pemikiran dan kesadaran moral para pelakunya, sehingga menimbulkan skandal - skandal bisnis yang merugikan masyarakat, seperti hancurnya enron dan Lehman Brothers. Oleh karena itu, sejak tahun 1970 - an, etika dalam dunia bisnis menjadi semakin sering dibicarakan dan dituntut realisasinya. Setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas GCG (Good Corporate Governan ce) diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan jika tidak ingin mengalami hal sama dengan kasus Enron maupun Lehman Brothers. Menurut hasil penelitian SWA (2005), PT Astra Internasional Tbk (AI) merupakan salah satu perusahaan publik yang telah menerapkan tata kelola perusahaan. Astra Internasional berhasil bertahan setelah menerapkan tata kelola perusahaan sejak tahun 1987 (21 tahun). Dengan pengalamannya selama kurang lebih 50 tahun dan penerapan etika bisnis perusahaan selama 21 tahun, maka menjadi pertimbangan yang menarik untuk lebih meneliti AI dilihat dari etika bisnis yang telah diterapkan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan gambaran mengenai penerapan etika bisnis yang telah diterapkan perusahaan agar kasus Enron maupun Lehman Brother tidak terjadi di PT Astra Internasional, Tbk. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah (1) bagaimana karakteristik karayawan AI dan karyawan Outsourcing ? (2 ) bagaimana penerapan etika bisnis AI terutama dari segi prinsip - prinsip GCG, (3) bagaimana manajemen hubungan antar pegawai, khususnya antara staff dan manajer AI serta karyawan outsourcing yang bekerja di AI, serta (4) bagaimana pemahaman karyawan AI dan karyawan outsourcing terhadap budaya perusahaan. Dari permasalahan yang diungkapkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menganalisis karakteristik karyawan AI dan outsourcing yang diharapkan dapat memperkuat pemahaman responden terhadap etika bisnis (2) menelaah penerapan etika bisnis AI terutama dari segi prinsip - prinsip GCG serta etika dalam bekerja, (3) menganalisis manajemen hubungan antar pegawai mengenai pemahaman terhadap nilai - nilai etika bisnis perusahaan, khususnya antara staff dan manajer AI serta karyawan outsourcing yang bekerja di AI, dan (4) menganalisis pemahaman karyawan terhadap budaya perusahaan. Penelitian dilaksanakan di PT Astra Internasional, Tbk (AI), pada bulan Mei hingga Agustus 2008. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus secara kualitatif dan kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui individual in - depth interview, observasi, penyebar an kuesioner, dan studi literatur. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah non-probability sampling menggunakan purposive sampling untuk penentuan departemen dan karyawan outsourcing dan sensus untuk penentuan responden karyawan AI. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 45 orang, terdiri dari 31 karyawan AI dengan posisi di bawah manajer, 3 karyawan AI dengan posisi manajer, dan 11 karyawan outsourcing. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif, uji Thurstone, uji Indeks Skoring, uji Rentang Kriteria, uji Mann Whitney, serta Uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sesuai dengan prinsip GCG, yaitu accountability, independency, transparency and disclosure, responsibility, serta fairness dan ditambah dengan honesty (kejujuran), ternyata bagi manajer dan karyawan outsourcing, honesty merupakan faktor yang paling diprioritaskan diantara prinsip - prinsip GCG lainnya. Prioritas selanjutnya adalah independency, transparency and disclosure, accountability, responsibility, dan terakhir adalah fairness. Tetapi bagi staff AI, ternyata prinsip terpenting adalah independency, dilanjutkan dengan responsibility lalu

Perusahan Pro Etika Bisnis

Embed Size (px)

Citation preview

5/14/2018 Perusahan Pro Etika Bisnis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perusahan-pro-etika-bisnis 1/9

 

RINGKASAN EKSEKUTIF

ITA LESTARI, 2009. Analisis Penerapan Etika Bisnis di PT Astra Internasional, Tbk. Di bawah

bimbingan AIDA VITAYALA HUBEIS dan NUNUNG NURYARTONO.

Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi dunia

semakin membaik. Di dalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara.Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Perkembangan

pesat teknologi setelah perang dunia kedua memacu dunia bisnis di negara - negara kapitalis menjadi

semakin dinamis, tetapi sayangnya kurang disertai dengan pemikiran dan kesadaran moral para

pelakunya, sehingga menimbulkan skandal - skandal bisnis yang merugikan masyarakat, seperti

hancurnya enron dan Lehman Brothers. Oleh karena itu, sejak tahun 1970 - an, etika dalam dunia

bisnis menjadi semakin sering dibicarakan dan dituntut realisasinya. Setiap perusahaan harus

memastikan bahwa asas GCG (Good Corporate Governance) diterapkan pada setiap aspek bisnis dan

di semua jajaran perusahaan jika tidak ingin mengalami hal sama dengan kasus Enron maupun

Lehman Brothers. Menurut hasil penelitian SWA (2005), PT Astra Internasional Tbk (AI) merupakan

salah satu perusahaan publik yang telah menerapkan tata kelola perusahaan. Astra Internasional

berhasil bertahan setelah menerapkan tata kelola perusahaan sejak tahun 1987 (21 tahun). Dengan

pengalamannya selama kurang lebih 50 tahun dan penerapan etika bisnis perusahaan selama 21tahun, maka menjadi pertimbangan yang menarik untuk lebih meneliti AI dilihat dari etika bisnis yang

telah diterapkan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan gambaran mengenai penerapan etika

bisnis yang telah diterapkan perusahaan agar kasus Enron maupun Lehman Brother tidak terjadi di PT

Astra Internasional, Tbk.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah (1) bagaimana

karakteristik karayawan AI dan karyawan Outsourcing ? (2) bagaimana penerapan etika bisnis AI

terutama dari segi prinsip - prinsip GCG, (3) bagaimana manajemen hubungan antar pegawai,

khususnya antara staff dan manajer AI serta karyawan outsourcing yang bekerja di AI, serta (4)

bagaimana pemahaman karyawan AI dan karyawan outsourcing terhadap budaya perusahaan. Dari

permasalahan yang diungkapkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menganalisis

karakteristik karyawan AI dan outsourcing yang diharapkan dapat memperkuat pemahaman

responden terhadap etika bisnis (2) menelaah penerapan etika bisnis AI terutama dari segi prinsip -prinsip GCG serta etika dalam bekerja, (3) menganalisis manajemen hubungan antar pegawai

mengenai pemahaman terhadap nilai - nilai etika bisnis perusahaan, khususnya antara staff dan

manajer AI serta karyawan outsourcing yang bekerja di AI, dan (4) menganalisis pemahaman

karyawan terhadap budaya perusahaan.

Penelitian dilaksanakan di PT Astra Internasional, Tbk (AI), pada bulan Mei hingga Agustus 2008.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus secara kualitatif dan

kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang

diperoleh melalui individual in - depth interview, observasi, penyebaran kuesioner, dan studi literatur.

Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah non-probability sampling menggunakan purposive

sampling untuk penentuan departemen dan karyawan outsourcing dan sensus untuk penentuan

responden karyawan AI. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 45 orang, terdiri dari

31 karyawan AI dengan posisi di bawah manajer, 3 karyawan AI dengan posisi manajer, dan 11karyawan outsourcing. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif, uji

Thurstone, uji Indeks Skoring, uji Rentang Kriteria, uji Mann Whitney, serta Uji Kruskal Wallis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sesuai dengan prinsip GCG, yaitu accountability, independency,

transparency and disclosure, responsibility, serta fairness dan ditambah dengan honesty (kejujuran),

ternyata bagi manajer dan karyawan outsourcing, honesty merupakan faktor yang paling

diprioritaskan diantara prinsip - prinsip GCG lainnya. Prioritas selanjutnya adalah independency,

transparency and disclosure, accountability, responsibility, dan terakhir adalah fairness. Tetapi bagi

staff AI, ternyata prinsip terpenting adalah independency, dilanjutkan dengan responsibility lalu

5/14/2018 Perusahan Pro Etika Bisnis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perusahan-pro-etika-bisnis 2/9

 

honesty. Penerapan etika dalam bekerja menempatkan kejujuran sebagai faktor yang paling

diprioritaskan dan hampir semua responden mengatakan bahwa berpartisipasi dalam company event

merupakan salah satu kegiatan perusahaan yang tidak harus menjadi prioritas utama, bahkan

ditempatkan di pilihan terakhir dalam faktor penilaian etika dalam melaksanakan pekerjaan.

Umumnya baik karyawan AI maupun karyawan outsourcing mengetahui bagaimana etika bisnis

diterapkan yaitu melalui observasi lingkungan bekerja, dilanjutkan dengan mengetahui dari atasan.

Untuk pemahaman terhadap nilai - nilai etika bisnis yang diterapkan oleh perusahaan, masih terdapatperbedaan pemahaman terutama dari faktor accountability, responsibility, serta transparency and

disclosure. Perbedaan pemahaman ini masih dianggap wajar oleh perusahaan karena perbedaan

tersebut lebih kepada perbedaan pola pikir masing - masing tingkat jabatan. Dalam penerapan

terhadap nilai-nilai budaya perusahaan juga masih terdapat perbedaan pemahaman, yaitu jika

menghadapi persoalan dan perasaan boleh menyatakan secara terbuka. Selanjutnya, nilai untuk

melakukan sesuatu secara bekerjasama (teamwork) merupakan nilai tertinggi atau nilai yang

dianggap paling penting oleh karyawan Astra Internasional, Tbk, sedangkan nilai terendah yang

dianggap oleh karyawan Astra Internasional, Tbk adalah apa yang dipandang perlu oleh karyawan

terkadang dipandang salah oleh manajer. Untuk manajer AI, nilai terendah adalah "seia - sekata"

antara atasan dan bawahan dalam melakukan tindakan. Bagi karyawan outsourcing, nilai budaya

perusahaan yang kurang dinilai baik oleh perusahaan adalah taktis, cerdik, dan sedikit curang adalah

cara berpikir. Selanjutnya, terdapat hubungan baik antara etika bisnis, etika bekerja, dan budayaperusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa masih terdapat perbedaan

pemahaman baik terhadap penerapan nilai - nilai etika bisnis perusahaan maupun budaya

perusahaan. Oleh karena itu, walaupun masih dianggap wajar oleh perusahaan, tetapi hal ini harus

menjadi lampu kuning bagi perusahaan untuk terus memantau perbedaan pemahaman baik terhadap

penerapan nilai - nilai etika bisnis perusahaan maupun budaya perusahaan. Pihak perusahaan bisa

lebih mengkaji cara training awal yang telah diterapkan karena salah satu cara penyampaian nilai -

nilai etika bisnis adalah melalui JTP (Job Training Program). Cara yang dapat dilakukan perusahaan

yaitu (1) mempersiapkan trainees untuk lebih memahami mengenai filosofi etika bisnis dan usahakan

agar trainees mencari sendiri pemahaman etika tersebut, (2) ciptakan pemahaman pentingnya etika

individual sehingga diharapkan trainees juga dapat lebih memahami pentingnya penerapan etika

bisnis, (3) ambil beberapa contoh penerapan etika bisnis yang realistik agar lebih mudah dipahamioleh para trainees, dan (4) latihan secara terus menerus. Selain itu, untuk meminimalisasikan

perbedaan pemahaman antara manajer dan staff AI dapat dilakukan beberapa cara memelihara

keharmonisan dan keseimbangannya dalam hubungan kerja dan hubungan pribadi, membina

semangat kebersamaan pada seluruh anggota organisasi dengan pertemuan - pertemuan informal di

dalam internal organisasi, memberikan kesempatan dan tanggapan positif terhadap ide, usul, atau

saran yang diajukan maupun permasalahan yang dihadapi pegawai yang terkait dengan pekerjaan.

5/14/2018 Perusahan Pro Etika Bisnis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perusahan-pro-etika-bisnis 3/9

 

 Manfaat Etika Bisnis bagi Perusahaan dengan

menerapkan etika bisnis

Perusahaan tidak saja telah menjadi institusi ekonomi yang kian penting dan strategis,tetapi juga telah menjadi suatu kekuatan besar untuk perubahan sosial. Perusahaan telah

menjadi alat yang dominan untuk mentransformasikan iptek menjadi barang dan jasa yang

berdaya guna secara ekonomis dan dalam perjalanan selanjutnya telah membuat

terjadinya suatu perubahan sosial yang sangat luar biasa. Pada saat yang bersamaan

harapan masyarakat terhadap peran perusahaan kian meluas.Perkembangan jaman yang

semakin maju menjadikan laju pertumbuhan perekonomian dunia semakin cepat dan

dengan diberlakukannya sistem perdagangan bebas membuat batas kita dan batas dunia

semakin “kabur” (borderless world). 

Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini? Karena untuk

membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta

mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu

landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik,

sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika

perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.

Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan selalu

menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang karena :

  Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik

intern perusahaan maupun dengan eksternal.

  Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.

  Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga

  Akan meningkatkan keunggulan bersaing.

Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan dari

konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan

pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi. Hal ini akan dapat menurunkan nilai

penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-

nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang

tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yany tidak etis misalnya

diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Karyawan yang berkualitas

adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan oleh karena itu semaksimal mungkin

5/14/2018 Perusahan Pro Etika Bisnis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perusahan-pro-etika-bisnis 4/9

 

harus tetap dipertahankan.

Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-

nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi

yakni dengan cara :

  Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)

  Memperkuat sistem pengawasan

  Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.

5/14/2018 Perusahan Pro Etika Bisnis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perusahan-pro-etika-bisnis 5/9

 

Perry Minnis adalah Direktur Kepatuhan & Etika Global untuk Alcoa, sebuah logam dan

pertambangan dengan lebih dari 120.000 karyawan di 44 negara. Minnis, yang memulai dengan

 Alcoa di bidang keuangan 39 tahun lalu, menjalankan Etika Global & bagian Kepatuhan untuk 

melacak metrik dan menentukan apakah perusahaan memiliki dampak positif pada

masyarakat. Menurut Minnis, "manajemen kami memiliki fokus yang sangat kuat pada

keselamatan. Alcoa dianggap salah satu perusahaan paling aman di dunia "Etika perusahaan.

Dan Kepatuhan Dewan, yang meliputi CEO, wakil presiden, dan direktur departemen, dibentuk 

untuk memberitahu semua eksekutif terbaru dalam operasi.Dewan menyajikan temuan-temuan

kepada Dewan setiap tiga bulan.

Minnis mengatakan kepada kami bahwa Kode Etik Alcoa telah terkondensasi untuk diterapkan

ke peran tertentu dan diterjemahkan ke dalam bahasa yang berbeda untuk membuat alat yang

efektif untuk seluruh karyawan. Kode ini juga diberikan kepada pemasok, sehingga mereka

memahami harapan Alcoa dan kebijakan. "Jika nilai vendor atau kebijakan berbeda drastis dari

 Alcoa, kemungkinan mereka tidak akan melakukan bisnis dengan kami," menekankan

Minnis. Dia melanjutkan, "Yang paling penting adalah nilai-nilai kita. Kami memiliki

seperangkat nilai-nilai dan kebijakan yang konsisten di seluruh perusahaan, dan kami melatih

semua karyawan untuk mematuhi dan menjunjung tinggi nilai-nilai. "

Sandy Cutler, CEO Eaton Corporation, berbicara dengan sangat rinci tentang keyakinan dasar

 yang membuat Eaton sebuah perusahaan berbasis nilai. Nilai-nilai inti telah memungkinkan

Eaton untuk mempertahankan fondasi yang kuat dan rasa stabilitas selama perubahan internal

 yang terakhir dan merger. Daripada mendekati etika sebagai isu kepatuhan, Cutler percaya, "Ini

tentang melakukan hal yang benar bisnis melalui filosofi internal dan komitmen

pelanggan. Kami akan kehilangan bisnis sebelum kita akan berkompromi nilai-nilai kita. "

Eaton mempekerjakan 61.000 orang di 125 negara, dan hampir semua produk mereka

menargetkan membantu orang dan perusahaan secara efektif menggunakan energi. Misalnya,

Eaton mengembangkan teknologi dengan EPA untuk UPS, yang memungkinkan perusahaan

pelayaran untuk menghemat 70% dalam ekonomi bahan bakar. Selain itu, Eaton

mengembangkan teknologi bus hibrida listrik untuk digunakan mungkin selama Olimpiade

Beijing.

5/14/2018 Perusahan Pro Etika Bisnis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perusahan-pro-etika-bisnis 6/9

 

Eaton menempatkan nilai tinggi pada kontribusi di tempat kerja dan masyarakat, bahwa

mereka adalah komponen kunci untuk melakukan bisnis yang tepat. "Orang-orang akan bekerja

di mana perusahaan dan nilai-nilai masyarakat keterlibatan mencerminkan mereka sendiri,"

tegas Cutler.Setiap karyawan di Eaton memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan jika

mereka percaya moral pribadi mereka beresiko. Jika sebuah perusahaan berkomitmen untuk 

melakukan bisnis secara etis, "Anda dapat memotong dari atas dan bawah akan tetap bekerja,"

mempertahankan Cutler.

Ketika kita berbicara ke Knight Kiplinger tentang perusahaan kakeknya dimulai, harga dirinya,dedikasi dan gairah sudah jelas. Ketika Kiplinger berbicara tentang budaya etika perusahaan, ia

menekankan bahwa mereka "bekerja ekstra untuk klien mereka dan karyawan mereka." Pendiri

 WM Kiplinger, seorang konservatif liberal dan sosial ekonomi tahun 1920-an, percaya pada

kapitalisme komunal dalam perusahaan dan berbagi kesuksesan dengan karyawannya dengan

memberikan saham perusahaan kepada karyawan, antara manfaat besar lainnya.

Seperti banyak penerbit hari ini, Kiplinger menghadap kali lebih keras, namun percaya bahwa

"dalam lebih sulit kali, pengetatan ikat pinggang harus mulai dari atas dan bukan di bagian

 bawah." Menetapkan nada etika di atas, Kiplinger mempertahankan gagasan bahwa "kita semua

ini bersama-sama" dengan bonus eksekutif pembekuan bukan pekerjaan pemotongan. "Sangat

mudah bagi perusahaan untuk bertindak murah hati dan etis selama masa anugerah. Justru

ketika masa sulit datang yang Anda lihat bagaimana sebuah perusahaan benar-benar adalah. "

Mempertahankan kepercayaan dengan non-karyawan pemegang saham keluarga juga penting

 bagi Kiplinger. "Perusahaan kami adalah model bagaimana menangani secara etis dengan

anggota keluarga yang tidak bekerja di bisnis tetapi memiliki saham dalam bisnis," kata

Kiplinger.Di tengah menjaga stabilitas perusahaan dan keberlanjutan, Kiplinger menjunjung

tinggi tanggung jawabnya kepada para pembacanya dan seringkali akan menolak iklan yang

nilai kecil atau tidak ada untuk pembacanya.

5/14/2018 Perusahan Pro Etika Bisnis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perusahan-pro-etika-bisnis 7/9

 

 Kami berbicara dengan Brackett Denniston, General Counsel untuk General Electric tentang

menciptakan budaya etika dan mempertahankan program kepatuhan yang kuat. Denniston

percaya "perusahaan yang baik berpikir tentang sisi manusianya," dan bagaimana orang

dipengaruhi oleh praktek bisnis. Untuk menjawab kebutuhan karyawan dan masyarakat, GE

aktif di organisasi seperti NAFTA dan National Electrical Manufacturers Association, dan

merupakan pendiri Transparency International, sebuah masyarakat global yang melawan

dampak korupsi pada orang di seluruh dunia. "Anda harus bertindak seperti seorang pemimpin,

menjadi pemimpin, dan menyadari dampak dari tindakan Anda dan bagaimana mereka

mempengaruhi ratusan ribu orang," kata Denniston.

GE tanggal kembali ke 1892 dan hati-hati mempertimbangkan dampak sosial dari produk dan

operasi pada masyarakat dimana perusahaan beroperasi. Dari mesin jet untuk peralatan rumah

tangga dan jasa keuangan untuk plastik, General Electric didedikasikan untuk mengubah ide

menjadi produk terkemuka untuk membantu memecahkan tantangan dunia. Kepatuhan dan

pemerintahan tantangan sama-sama penting untuk GE dan tetap tidak bisa ditawar aspek 

operasi. "Sebuah praktik kepatuhan yang kuat dimulai dengan dasar-dasar kewarganegaraan

 yang baik memasukkan ke dalam budaya perusahaan," kata Denniston.

Ketika kita berbicara dengan Neil Nyberg, VP Ethics & Compliance dan Gary Pilnick, General

Counsel untuk Kellogg, mereka menyatakan,

"WK Kellogg percaya melakukan hal-hal dengan cara yang benar dan membangun perusahaan

ini pada integritas." Dalam bisnis selama 100 tahun, Kellogg telah mengambil kebanggaan

dalam etika dan program kepatuhan dikenal sebagai Menurut Pilnick "Nilai K.", "Mulai Ini

dengan nilai, yang menuntun perilaku dan pilihan etis. "

Pendiri WK Kellogg ingin melakukan hal-hal baik untuk orang, dimulai dengan gizi dan

lingkungan, dan mulai mempromosikan ramah lingkungan proses dengan memproduksi kotak 

pertama sereal dalam kemasan daur ulang pada tahun 1906. Hari ini, Kellogg menggunakan

kemasan daur ulang 100%. Selain itu, Kellogg yang menciptakan Komite Tanggung Jawab Sosial

5/14/2018 Perusahan Pro Etika Bisnis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perusahan-pro-etika-bisnis 8/9

 

pada tahun 1979 yang sekarang berhubungan dengan lingkungan, masalah kesehatan &

keselamatan, kecanduan dan penyalahgunaan, dan masalah lain yang berdampak karyawan dan

masyarakat.

Menurut Nyberg, budaya dan keanekaragaman benar-benar penting. "Kami melihat diri kita

sebagai teladan. Komitmen kami untuk etika mutlak non-negotiable "Kellogg baru ini menerima

penghargaan dari Asosiasi Nasional untuk Kemajuan Orang Kulit Berwarna untuk keragaman

dalam kepatuhan dan etika.. Kellogg juga sponsor 2007 nasional untuk Lomba untuk Cure, dan

memiliki program komprehensif untuk Hari United Way of Caring, di mana perusahaan

menyumbangkan seluruh waktu. "Anda dapat memberitahu di mata karyawan bahwa itu adalah

pengingat besar dari apa yang kita miliki dan betapa beruntungnya kita," kata Nyberg.

Dalam bisnis selama 170 tahun, John Deere membanggakan diri memungkinkan Dengan nilai-

nilai inti integritas, inovasi kualitas, dan komitmen "berkembang manusia.", Perusahaan

menyediakan produk canggih dan layanan untuk pertanian, konstruksi kehutanan, dan

lansekap, serta mesin manufaktur untuk digunakan dalam alat berat. James R. Jenkins, Senior

 VP dan General Counsel untuk Deere & Company, mengatakan kepada kami "John Deere

sepenuhnya mengakui perlunya untuk melakukan bisnis dengan integritas. Pendekatan yang

luas kami untuk kewarganegaraan, ditambah dengan kepemimpinan pasar, membantu kita

memperbaiki dunia saat tumbuh bisnis. "

Deere percaya dalam menciptakan dan mendistribusikan layanan dengan cara yang

menghormati keterbatasan sumber daya bumi sambil memberikan tempat kerja yang aman dan

sehat untuk membantu karyawan mengembangkan potensi mereka sepenuhnya. Deere terus

memperkuat komitmennya untuk membantu menemukan solusi kebijakan yang

menguntungkan lingkungan. "Kami percaya bahwa kebijakan yang efektif untuk mengatasi

perubahan iklim global harus meliputi pengembangan dan dukungan dari sumber energi

terbarukan termasuk pertanian, kehutanan, angin dan bio-teknologi, serta perbaikan

pengolahan dan distribusi," kata Jenkins.

Dengan komitmen penuh gairah untuk melakukan apa yang benar dan beroperasi secara etis,

John Deere membuat pedoman perilaku mereka transparan kepada karyawan, pelanggan, dan

pemasok. Bertindak keluar dari berprinsip, kepentingan jangka panjang diri, Deere memberikan

kontribusi untuk kebaikan yang lebih besar dengan mendukung kualitas hidup di komunitas

5/14/2018 Perusahan Pro Etika Bisnis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perusahan-pro-etika-bisnis 9/9

 

mereka, melindungi lingkungan dan melestarikan sumber daya berharga. Menurut Jenkins,

"Kami percaya bahwa kinerja yang luar biasa tidak akan berkelanjutan jika dengan

mengorbankan nilai-nilai kita."