8
Latar Belakang Pada kehamilan normal terdapat perubahan bermakna baik pada struktur maupun fungsi dari saluran kemih, diantaranya dilatasi saluran kemih, yaitu pada kaliks, pelviks ginjal, dan ureter. Keadaan ini terjadi sebelum usia kehamilan 14 minggu karena pengaruh hormon yang melemaskan lapisan-lapisan otot saluran kemih. Pada fungsi ginjal juga terjadi peningkatan segera setelah konsepsi. Aliran plasma ginjal dan filtrasi glomerulus efektif masing-masing meningkat rata-rata 40% dan 65%. (Fadlun, 2012:14) Secara empiris, kehamilan dengan kelainan ginjal kronis merupakan kehamilan dengan resiko yang sangat tinggi. Karena kehamilan sendiri bisa menyababkan kelainan-kelainan pada ginjal seperti infeksi saluran kemih, hipertensi dan lain sebagainya. Pandangan bahwa perempuan yang menderita penyakit ginjal sebaiknya menghindari kehamilan, telah ada sejak abad lalu. Luaran bayi dipercaya akan kurang baik dan pasien yang menderita penyakit ginjal disarankan melakukan terminasi kehamilan Selain itu, data-data mengenai perempuan hamil dengan transplantasi ginjal sejak tahun 2000 telah memberikan hasil yang menggembirakan. Kesemuanya ini memberikan pandangan bahwa sebagian besar perempuan yang mempunyai gangguan fungsi ginjal minimal dapat hamil dengan kemungkinan kehamilannya berhasil mencapai 90%. (Prawirohardjo. 2009: 830) Di Amerika Serikat rasio kelahiran hidup dari perempuan dengan riwayat penyakit ginjal adalah 6,6 per 1.000 dari semua ras dan usia. Pada perempuan kulit putih rasio kelahiran adalah 3,0 per 1.000 kelahiran hidup dibandingkan 2,2 per 1.000 kelahiran hidup pasa kulit hitam. (Prawirohardjo. 2009: 830) B. Rumusan Masalah 1. Menjelaskan Pengertian penyakit Ginjal pada Kehamilan dan Persalinan 2. Menjelaskan Etiomolgi penyakit Ginjal pada Kehamilan dan Persalinan

p.ginjal Pada Kehamilan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

medical

Citation preview

Page 1: p.ginjal Pada Kehamilan

  Latar BelakangPada kehamilan normal terdapat perubahan bermakna baik pada struktur maupun fungsi

dari saluran kemih, diantaranya dilatasi saluran kemih, yaitu pada kaliks, pelviks ginjal, dan ureter. Keadaan ini terjadi sebelum usia kehamilan 14 minggu karena pengaruh hormon yang melemaskan lapisan-lapisan otot saluran kemih. Pada fungsi ginjal juga terjadi peningkatan segera setelah konsepsi. Aliran plasma ginjal dan filtrasi glomerulus efektif masing-masing meningkat rata-rata 40% dan 65%. (Fadlun, 2012:14)

Secara empiris, kehamilan dengan kelainan ginjal kronis merupakan kehamilan dengan resiko yang sangat tinggi. Karena kehamilan sendiri bisa menyababkan kelainan-kelainan pada ginjal seperti infeksi saluran kemih, hipertensi dan lain sebagainya.

Pandangan bahwa perempuan yang menderita penyakit ginjal sebaiknya menghindari kehamilan, telah ada sejak abad lalu. Luaran bayi dipercaya akan kurang baik dan pasien yang menderita penyakit ginjal disarankan melakukan terminasi kehamilan Selain itu, data-data mengenai perempuan hamil dengan transplantasi ginjal sejak tahun 2000 telah memberikan hasil yang menggembirakan. Kesemuanya ini memberikan pandangan bahwa sebagian besar perempuan yang mempunyai gangguan fungsi ginjal minimal dapat hamil dengan kemungkinan kehamilannya berhasil mencapai 90%. (Prawirohardjo. 2009: 830)

Di Amerika Serikat rasio kelahiran hidup dari perempuan dengan riwayat penyakit ginjal adalah 6,6 per 1.000 dari semua ras dan usia. Pada perempuan kulit putih rasio kelahiran adalah 3,0 per 1.000 kelahiran hidup dibandingkan 2,2 per 1.000 kelahiran hidup pasa kulit hitam. (Prawirohardjo. 2009: 830)

B.     Rumusan Masalah1.      Menjelaskan Pengertian penyakit Ginjal pada Kehamilan dan Persalinan2.      Menjelaskan Etiomolgi penyakit Ginjal pada Kehamilan dan Persalinan3.      Menjelaskan Patofisiologis penyakit Ginjal pada Kehamilan dan Persalinan4.      Menjelaskan Faktor Resiko penyakit Ginjal pada Kehamilan dan Persalinan5.      Menjelaskan Tanda dan Gejala penyakit Ginjal pada Kehamilan dan Persalinan6.      Menjelaskan Komplikasi penyakit Ginjal pada Kehamilan dan Persalinan7.      Menjelaskan Penatalaksanan penyakit Ginjal pada Kehamilan dan PersalinanC.     Tujuan1.      Mengetahui dan Memahami pengertian penyakit Ginjal pada Kehamilan dan Persalinan2.      Mengetahui dan Memahami Etiomolgi penyakit Ginjal pada Kehamilan dan Persalinan3.      Mengetahui dan Memahami Patofisiologis penyakit Ginjal pada Kehamilan dan Persalinan4.      Mengetahui dan Memahami Faktor Resiko penyakit Ginjal pada Kehamilan dan Persalinan5.      Mengetahui dan Memahami Tanda dan Gejala penyakit Ginjal pada Kehamilan dan Persalinan6.      Mengetahui dan Memahami Komplikasi penyakit Ginjal pada Kehamilan dan Persalinan7.      Mengetahui dan Memahami Penatalaksanan penyakit Ginjal pada Kehamilan dan Persalinan

Page 2: p.ginjal Pada Kehamilan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A.    Definisi dan Perubahan Anatomik Ginjal dan Saluran KemihGinjal adalah sepasang organ retroperitoneal yang integral dengan homeostasis tubuh

dalam mempertahankan keseimbangan fisika dan kimia. Ginjal menyekresi hormon dan enzim yang membantu pengaturan produksi eritrosit, tekanan darah serta metabolisme kalsium dan fosfor. Ginjal membuang sisa metabolism dan menyesuaikan ekskresi air daan pelarut. Ginjal mengatur cairan tubuh, asiditas, dan elektrolit sehingga mempertahankan komposisi cairan yang normal. (Mary Baradero, 2008 : 1)

Dalam kehamilan terdapat perubahan-perubahan fungsional dan anatomik ginjal dan saluran kemih yang sering menimbulkan gejala-gejala dan kelainan fisik dan hasil pemeriksaan laboratorium.. Ginjal akan memanjang kurang lebih 1 cm dan kembali normal setelah melahirkan. Ureter juga mengalami pemanjangan, melekuk dan kadang berpindah letak ke lateral dan akan kembali normal 8-12 minggu setelah melahirkan. (Prawirohardjo. 2009: 830)

Selain itu juga terjadi hiperlpasia dan hipertrofi otot dinding ureter dan kaliks, dan berkurangnya tonus otot-otot saluran kemih karena pengaruh kehamilan. Akibat pembesaran uterus hiperemi organ-organ pelvis dan pengaruh hormonal terjadi perubahan pada kendung kemih yang dimulai pada kehamilan 4 bulan. Kandung kemih akan berpindah lebih anterior dan superior. Pembuluh-pembuluh di daerah mukosa akan membengkak dan melebar. Otot kandung kemih mengalami hipertrofi akibat pengaruh hormon estrogen. Kapasitas kandung kemih meningkat sampai 1 liter karena efek relaksasi dari hormon progesterone. (Prawirohardjo. 2009: 830).

Gagal ginjal akut adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankanfungsinya secara normal yang terjadi secara akut/tiba-tiba dan tidak berlangsung lama.

B.     EtiologiGagal ginjal merupakan komplikasi yang sangat gawat dalam kehamilan dan nifas karena

dapat menimbulkan kematian atau kerusakan fungsi ginjal yang tidak bisa sembuh lagi.Penyakit ginjal kronis (CKD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Di Amerika Serikat (AS), prevalensi stadium akhir penyakit ginjal semakin meningkat. Jumlah pasien yang terdaftar dalam tahap akhir penyakit ginjal (ESRD)-mendanai program Medicare telah meningkat dari sekitar 10.000 penerima manfaat pada tahun 1973 untuk 86.354 pada tahun 1983, dan 547.982 pada tanggal 31 Desember, 2008.

Meskipun alasan yang tepat untuk pertumbuhan program ESRD tidak diketahui, perubahan demografi penduduk, perbedaan beban penyakit di antara kelompok-kelompok ras

Page 3: p.ginjal Pada Kehamilan

dan bawah-pengakuan tahap-tahap awal CKD dan faktor risiko untuk CKD, sebagian dapat menjelaskan pertumbuhan ini.Pasien dengan stadium akhir penyakit ginjal (ESRD) mengkonsumsi bagian yang tidak proporsional sumber daya perawatan kesehatan. Total biaya program ESRD di AS adalah sekitar $ 39460000000 pada tahun 2008. Medicare biaya per orang per tahun hampir $ 66.000 secara keseluruhan, mulai dari $ 26.668 untuk pasien transplantasi untuk $ 77.506 bagi mereka yang menerima terapi hemodialisisNamun, meskipun besarnya sumber daya berkomitmen untuk pengobatan ESRD dan perbaikan besar dalam kualitas terapi dialisis, pasien-pasien ini terus mengalami mortalitas dan morbiditas yang signifikan, dan mengurangi kualitas hidup.

C.      Penyebab Gagal GinjalTerjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang diderita oleh

tubuh yang mana secara perlahan - lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya :

         Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)         Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)         Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)         Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik         Menderita penyakit kanker (cancer)         Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ      ginjal itu sendiri

(polycystic kidney disease)         Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat infeksi atau pun  dampak dari penyakit darah

tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah; Kehilangan carian banyak yang mendadak (muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis.Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana funngsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis serangan gagal ginjal, akut dan kronik.

D.    PatofisiologiGagal ginjal mendadak (acute renal failure) merupakan komplikasi yang sangat gawat

dalam kehamilan dan nifas, karena dapat menimbulkan kematian atau kerusakan fungsi ginjalyang tidak bisa sembuh lagi.  Kejadiannya 1 dalam 1300-1500 kehamilan.

Kelainan ini didasari oleh 2 jenis patologi.1.      Nekrosis tubular akut, apabila sumsum ginjal mengalami kerusakan.2.      Nekrosis kortikal bilateral apabila sampai kedua ginjal ayng menderita.

Penderita yang mengalami gagal ginjal mendadak ini sering dijumpai pada kehamilan muda 12-18 minggu, dan kehamilan telah cukup bulan. Pada kehamilan muda, sering diakibatkan oleh abortus septic yang diakibatkan oleh bakteri Chlostridia welchii atau streptococcus. Gambaran klinik lain yaitu berupa sepsis, dan adanya tanda-tanda oligouria mendadak dan azothemia serta pembekuan darah intravaskuler (DIC), sehingga terjadi nekrosis tubular yg akut. Kerusakan ini dapat sembuh kembali bila kerusakan tubulus tidak terlalu luas

Page 4: p.ginjal Pada Kehamilan

dalam waktu 10-14 hari. Seringkali dilakukan tindakan tindakan histerektomi untuk menagatasinya, akan tetapi ada peneliti yang menganjurkan tidak perlu melakukan operasi histerektomi tersebut asalkan penderita diberikan antibiotic yang adekuat dan intensif serta dilakukan dialysis terus menerus sampai fungsi ginjal baik. Lain halnya dengan nekrosis kortikal yang bilateral, biasanya dihubungkan dengan solusio plasenta, preeclampsia berat atau eklampsia, kematian janin dalam kandungan yang lama, emboli air ketuban yang mnyebabkan terjadinya DIC,  reaksi transfuse darah atau pada perdarahan banyak yang dapat menimbulkan iskemi.

Penderita dapat meninggal dalam waktu 7-14 hari setelah timbulnya anuria. Kerusakan jaringan dapat terjadi di beberapa tempat yang tersebar atau ke seluruh jaringan ginjal.

Pada masa nifas sulit diketahui sebabnya,  sehingga disebut sindrom ginjal idiopatik postpartum. Penanggulangan pada keadaan ini, penderita diberi infuse, atau transfusi darah, diperhatikan keseimbangan elektrolit dan cairan dan segera dilakukan hemodialisis bila ada tanda-tanda uremia. Banyak penderita membutuhkan hemodialis secara teratur atau dilakukan transplantasiginjal untuk ginjal yang tetap gagal. Gagal ginjal dalam kehamilan ini dapat dicegah bila dilakukan:

1.      Penangan kehamilan dan persalinan dengan baik:2.      Perdarahan, syok, dan infeksi segera diatasi atau diobati dengan baik;3.      Pemberian trannfusi darah dengan hati-hati.E.     Faktor Resiko1.      Retensi Urin

Bentuk uterus yang inkarserta dan retroversi akan menyebabkan ureter stasis dan meregang. Hal ini akan mengakibatkan rasa nyeri ketika miski dan retensi urin akut, dan lebih jauh lagi akan menyebabkan cystitis.

2.      Ureter yang pendekWanita yang memiliki ureter yang pendek, yang lebih panjangnya hanya sekitar 3,5cm dan letaknya hampir berdekatan dengan rektum,perineum dan vagina. Ureter dapat tertekan ketika terjadi prolapsutro-vaginal, hal ini yang menyebabkan sisa urin tertinggal dan menjadi sumber infeksi.

3.      Trauma Jalan LahirTrauma dapat terjadi saat persalinan, ketika bagian dasar kandung kemih dan leher janin berada dalam posisi yang sulit.

F.      Tanda dan GejalaAdapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut antara

lain : Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri. Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.

G.    KomplikasiKomplikasi seperti hipertensi dan preeklamsi lebih sering pada perempuan dengan

penyekit ginjal polikistik. Kehamilan tampaknya tidak menyebabkan perburukan atau akselerasi / percepatan perjalanan penyakit. (Prawiroharjo.2009:841)

Page 5: p.ginjal Pada Kehamilan

Komplikasi yang dapat terjadi adalah abortus dan janin yang terinfeksi. Mortalitas ibu dan bayi apabila tidak diobati berkisar 30-40%,kelahiran prematur dan IFUD.

Prognosis pada ibu akhirnya buruk; ada yang segera meninggal, ada yang agak lama,hal itu tergantung dari luasnya kerusakan ginjal waktu diagnosis dibuat, dan ada atau tidak adanya faktor-faktor yang mempercepat proses penyakit.

Prognosis bagi janin dalam kasus tertentu tergantung pada fungsi ginjal dan derajat hipertensi. Wanita dengan fungsi ginjal yang cukup baik tanpa hipertensi yang berarti dapat melanjutkan kehamilan sampai cukup bulan  walaupun biasanya bayinya lahir dismatur akibat insufiensi plasenta. Apabila penyakit sudah berat, apalagi disertai tekanan darah yang sangat tinggi, biasanya kehamilan berakhir dengan abortus dan partus prematurus, atau janin mati dalam kandungan.

H.    Penatalaksanan           Penanganan Obstetri

Penyebab kematian dan kesakitan bayi pada pasien dengan kelainan ginjal adalah persalinan kurang bulan. Masih ada perdebatan tentang melahirkan bayi secara elektif lebih cepat dari waktunya sekitar(34-36 minggu) pada pasien dengan insufisiensi ginjal kronis atau yang sedang menjalani dialisis terutama jika paru janin sudah matang.

BAB IIIPENUTUP

A.    KesimpulanSebagai kesimpulan, penyakit yang menyertai kehamilan itu diantaranya adalah penyakit

ginjal. Semua penyakit ini memberikan dampak pada kehamilan sehingga semua penyakit harus bisa ditangani dengan baik sehingga dampak yang ada tidak besar atau minimal atau bahkan tidak ada dampak yang ditimbulkan pada kehamilan baik itu pada ibu maupun pada janin.

 Selain itu, dalam penangan penyakit ini harus diperhatikan dalam pemberian obat-obatan. Karena dengan pemberian obat-obatan yang salah dapat memberikan efek terutama kepada sang janin. Sehingga kita harus mengetahui jenis obat-obatan yang boleh diberikan kepada ibu hamil dan juga yang tidak boleh diberikan pada ibu hamil. Jangan sampai kita bermaksud memberikan pengobatan untuk kesembuhan tapi malah menyebabkan efek teratogenik pada janin.

B.     Saransebagai penolong persalinan kita harus bisa mendeteksi secara dini penyakit-penyakit yang

menyertai kehamilan sehingga dapat meminimalkan atau menghilangkan resiko cacat atau

Page 6: p.ginjal Pada Kehamilan

kematian janin. Kita harus bisa megetahui penanganan yang tepat atau pengobatan yang aman buat kehamilan ibu sehingga persalinan dapat berjalan secara fisiologi. Selain itu, kesadaran dari ibu untuk memeriksakan diri selama hamil sehingga tidak dapat terdeteksi secara dini.   

DAFTAR  PUSTAKA

Fadlun. 2012. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba MedikaNugraheny, Esti. 2010. Asuhan Kebidanan Pathologi. Yogyakarta : Pustaka RihamaPrawirohardjo Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.