Click here to load reader
Upload
ekadesisetiowati
View
106
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Picu Schmitt
Citation preview
EKA DESI SETIOWATI
4201412041
1. PICU SCHMITT (SCHMITT TRIGGER)
Picu Schmitt sebenarnya merupakan rangkaian bistabil (flip-flop) yang keadaan
keluarannya dikendalikan melalui tingkat tegangan pada masukannya. Picu Schmitt sering
digunakan untuk mengubah masukan gelombang sinus menjadi gelombang kotak. Gelombang
kotak tersebut dapat menyediakan pulsa pemicu yang tajam untuk mengendalikan rangkaian
lain. Picu Schmitt sangat baik untuk pembentukan kembali pulsa-pulsa yang cacat pada tepi-
tepinya, atau dengan kata lain Picu Schmitt sangat handal untuk penghapusan desah (noise) yang
menumpang pada suatu isyarat.
Rangkaian Picu Schmitt dapat dibuat dengan menggunakan gerbang logika NAND tiga
masukan sejumlah tiga buah, dan dua diantara tiga tersebut dirangkai untuk membuat bistabil.
Rangkaian Picu Schmitt seutuhnya dapat diperhatikan pada gambar di bawah ini:
Suatu bentuk rangkaian astabil yang sederhana dapat dibuat dengan menggunakan Picu Schmitt.
Sebagai contoh astabil dari PicuSchmitt 7413 atau 7411 dapat dilihat pada gambar
Jika masukan NAND-1 yaitu A=0 maka titik B=1 dan arus akan mengalir dari B ke A melalui
R. Akibatnya keadaan A menjadi naik menuju 1. Jika A=1, maka B akan berubah dari 1 ke 0
dan arus mengalir dari A ke B melalui R. Demikian seterusnya proses tersebut terjadi berulang-
ulang. Jika diperhatikan dengan seksama, keadan Q selalu berkebalikan dengan keadaan B,
artinya jika B=0, maka Q=1 dan jika B=1, maka Q=0. Ternyata frekuensi keluaran astabil yang
tersusun dari Picu Schmitt dapat diandalkan kestabilannya.
Picu Schmitt bersifat sebagai komparator yang memiliki dua tingkat tegangan pada
masukannya. Bila tingkat tegangan itu dilampaui oleh suatu isyarat masukan maka keluarannya
akan mengalami perubahan keadaan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar 9.11. V+ adalah
tegangan ambang atas dan V- menyatakan tegangan ambang bawah. Jika tegangan masukan
Vi>V- maka keadaan keluarannya menjadi tinggi, dan jika Vi<V+ maka keadaan keluarannya
menjadi rendah. Karena ambang atas dan bawah tidak sama mengakibatkan Picu Schmitt
mempunyai histerisis. Kurva histerisisnya tampak pada gambar
Histerisis inilah yang menjadi cirri khas Picu Schmitt yaitu bahwa rangkaian tidak segera
menyambung balik sesudah isyarat masukan turun tepat di bawah suatu tegangan ambang (atas)
tetapi pada tingkat tegangan yang jauh lebih rendah (pada ambang bawah). Lambang Picu
Schmitt dengan histerisis sebagai cirri khasnya tampak pada gambar
Cara lain untuk membangun raangkaian Picu Schmitt adalah menggnakan suatu penyangga
(buffer) seperti CD-4050 dengan memasang balikan positif seperti tampak pada gambar
Secara praktis harga-harga ambang atas dan bawah dapat dinyatakan sebagai
2. SCHMITT TRIGGER
Merupakan rangkaian yang dapat menghasilkan gelombang kotak yang berasal dari
suatu input. Pada dasarnya merupakan komparator yang memiliki nilai hysterisis, dimana nilai
ini dibatasi oleh UTP dan LTP. Rangkaian ini banyak dipakai pada saklar elektronik, pembangkit
gelombang asimetris.
Schimitt triger pada dasarnya adalah komparator dengan 2 nilai pembanding (upper trip
point/UTP dan lower trip point/LTP). Bekerjanya sebagai berikut. Misalkan sinyal digital
dimasukan ke schmitt triger. Pada saat sinyal berada di logika 1, maka output schmitt trigger
harus 1 juga (tergantung jenis, kalau digital buffer input dan output sama, tapi kalau inverter,
outputnya kebalikan input). Apabila sinyal tersebut mendapat gangguan noise sehingga level
menjadi turun, maka selama levelnya masih diatas LTP, output akan tetap. Kebalikannya jika
sinyal berada di logika rendah, pada saat sinyal mendapay noise dan lebel jadi naik, maka selama
level tidak melebihi UTP, output akan tetap. Jadi schmitt triger akan menghilangkan pengaruh
noise tersebut.
Aplikasinya biasanya ada di bagian input suatu sistem. Trigger Schmit merupakan
komperator regeneratif yang berfungsi sebagai pembanding dengan umpan balik positif. Untuk
mengubah tegangan masuk yang perubahannya sangat lambat kedalam keluaran yang berubah
tajam bentuk gelombangnya (hampir tiodak kontinu) dan timbul tepat pada harga tertentu dari
tegangan masuk diperlukan rangkaian pemicu schmit dimana sinyal masuk dapat diambil
sembarang selama bentuk gelombangnya peroidi dengan amplitudo cukup besar untuk melewati
titik perpindahan atau batas jangkauan histerissis (VH) sehingga menhasilkan keluaran
gelombang persegi.
Pada dasarnya rangkaian pemicu schmit op-amp seperti terlihat pada gambar 2.9,
dimana adanya pembagian tegangan seghingga diperoleh umpan balik positif.
Gambar 4.1 (a) Pemicu Schmit (b) Histerisis
Keluaran akan tetap pada keadaan yang diberikan sampai masuknya melebihi tegangan
acuan, misalnya bila keluarannya mengalami kejenuhan positif, maka tegangan acuannya adalah
+Bvjen tegangan masukan Bvjen harus dinaikkan lebih sedikit dari + Bvjen dengan demikian
tegangan kesalahannya berbalik polaritas dengan tegangan keluarannya beralih kekeadaan
rendah pada Bvjen. Sebaliknya, bila keluarannya ada pada keadaan negatif, maka akan tetap
negatif sampai tegangan masuknya menjadi lebih negatif dari pada Bvjen. Pada saat itu
keluarannya beralih dari negatif ke positif. Umpan balik positif mengakibatkan efek yang tidak
wajar pada rangkaian, dimana ia menguatkan tegangan acuan. Agar mempunyai polaritas yang
sama dengan tegangan keluaran.
Tegangan acuan menjadi positif bila keluaran tinggi dan negatif bila keluaran rendah,
dimana perbedaan dua titik perpindahan ini disebut Histerissis, karena adanya umpan balik
positif. Histerissis dibutuhkan karena dapat mencegah kesalahan pemicuan yang disebabkab
derau, misalnya ada pemicu schmit tanpa histerissis, maka derau secara acak dari keadaan rendah
ke keadaan tinggi. Dengan menggunkan pemicu Schmit dapat menghasilkan keluaran
gelombang persegi, terlepas dari bentuk gelombang sinyal masukannya. Dengan kata lain
tegangan masukan tidak harus sinusoidal, dimana selama bentuk gelombangnya periodik dan
mempunyai amplitudo yang cukup besar untuk melewati titik perpindahan. Maka akan
didapatkan keluaran gelombang persegi dari pemicu. Seperti pada gambar 4.2, dimana sinyal
masukannya periodik. Pemicu schmit menghasilkan gelombang persegi, dengan tanggapan
bahwa sinyal masukkannya cukup besar untuk melewati titik kedua titik perpindahan.
Bila pada saat sedang berayun keatas pada setengah siklus positif tegangan masukannya
melebihi UTP (Upper Trip Point), maka tegangan keluarannya beralih ke . Vjen dan pada
setengah siklus berikutnya, teganagan masukannya menjadi lebih negatif dari pada LTP dan
keluarannya beralih ke +Vjen. Gelombang persegi ini mempunyai frekuensi yang sama dengan
sinyal masukan.
Gambar 4.2 Sinyal Masukan dan Keluaran dari Schmit Trigger
Rangkaian terpadu yang mencakup fungsi pemicu Schmitt yaitu 741S14 yang
merupakan heksa inverter pemicu Schmitt, dalam arti setiap keluaran dari pemicu Schmitt
dibalikkan dimana IC tersebut berisi enam buah inverter pemicu Schmitt dalam satu kemasan.
1. Pendahuluan
Multivibrator adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua buah piranti aktif dengan
keluaran yang saling berhubungan dengan masukan yang lain. Umpan balik positif yang
dihasilkan menyebabkan piranti yang satu harus di cut off, sedangkan piranti yang lain
dipaksa melakukan penghantaran. Multivibrator dikelompokkan kedalam bistabil,
monostabil dan astabil. Rangkaian multivibrator bistabil memiliki ciri-ciri, bahwa
rangkaian ini tetap berada pada tingkatan (level) keluaran yang diberikan apabila tidak
dikenakan sinyal (trigger) dari luar. Penerapan sinyal dari luar akan menyebabkan
perubahan keadaan, dan tingkat keluaran ini akan tetap sampai ada sinyal dari luar
berikutnya. Jadi rangkaian bistabil memerlukan dua sinyal sebelum kembali kekeadaan
awal. Multivibrator monostabil atau one shot, menghasilkan satu pulsa dengan selang
waktu tertentu dalam menanggapi suatu sinyal trigger dari luar. Ini berarti bahwa hanya
satu saja keadan stabil. Penerapan trigger mengakibatkan perubahan keadaan kuasi stabil,
yang berarti bahwa rangkaian tetap berada pada keadaan kuasistabil pada selang waktu
yang ditentukan dan kemudian kembali kekeadaan awal. Akibatnya adalah sinyal trigger
internal dibangkitkan yang menghasilkan transisi keadaan stabil. Multivibrator astabil
atau free running adalah multivibrator yang memiliki dua keadaan kuasi stabil ( bukan
keadaan stabil), dan kondisi rangkaian berosilasi diantaranya. Dalam hal ini tidak
diperlukan sinyal trigger luar untuk menghasilkan perubahan keadaan. Karena sifat
osilasi diantara dua keadaan ini, rangkaian astabil digunakan untuk menghasilkan
gelombang segi empat.
2. Pembahasan
2.1. Multivibrator
Multivibrator merupakan osilator. Sedangkan osilator adalah rangkaian elektronika
yang menghasilkan perubahan keadaan pada sinyal output. Osilator dapat
menghasilkan clock / sinyal pewaktuan untuk sistem digital seperti komputer.
Osilator juga bisa menghasilkan frekuensi dari pemancar dan penerima radio.
Multivibrator adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua buah piranti aktif dengan
keluaran yang saling berhubungan dengan masukan yang lain. Umpan balik positif
yang dihasilkan menyebabkan piranti yang satu harus di cut off, sedangkan piranti
yang lain dipaksa melakukan penghantaran.
Multivibrator dikelompokkan kedalam bistabil, monostabil dan astabil. Rangkaian
multivibrator bistabil memiliki ciri-ciri, bahwa rangkaian ini tetap berada pada
tingkatan (level) keluaran yang diberikan apabila tidak dikenakan sinyal (trigger) dari
luar. Penerapan sinyal dari luar akan menyebabkan perubahan keadaan, dan tingkat
keluaran ini akan tetap sampai ada sinyal dari luar berikutnya. Jadi rangkaian bistabil
memerlukan dua sinyal sebelum kembali kekeadaan awal.
Multivibrator monostabil atau one shot, menghasilkan satu pulsa dengan selang
waktu tertentu dalam menanggapi suatu sinyal trigger dari luar. Ini berarti bahwa
hanya satu saja keadan stabil. Penerapan trigger mengakibatkan perubahan keadaan
kuasi stabil, yang berarti bahwa rangkaian tetap berada pada keadaan kuasistabil pada
selang waktu yang ditentukan dan kemudian kembali kekeadaan awal. Akibatnya
adalah sinyal trigger internal dibangkitkan yang menghasilkan transisi keadaan stabil.
Multivibrator astabil atau free running adalah multivibrator yang memiliki dua
keadaan kuasi stabil ( bukan keadaan stabil), dan kondisi rangkaian berosilasi
diantaranya. Dalam hal ini tidak diperlukan sinyal trigger luar untuk menghasilkan
perubahan keadaan. Karena sifat osilasi diantara dua keadaan ini, rangkaian astabil
digunakan untuk menghasilkan gelombang segi empat.
Pada dasarnya ada 3 jenis dari multivibrator, yaitu:
1. Astable Multivibrator
2. Monostable Multivibrator
3. Bistable Multivibrator
2.2. Jenis-Jenis Multivibrator
2.2.1. Astable Multivibrator
Multivibrator merupakan jenis osilator relaksasi yang sangat penting.
Rangkaian osilator ini menggunakan jaringan RC dan menghasilkan
gelombang kotak pada keluarannya.
Astabel multivibrator biasa digunakan pada penerima TV untuk mengontrol
berkas elektron pada tabung gambar. Pada komputer rangkaian ini digunakan
untuk mengembangkan pulsa waktu.
Astable multivibrator atau disebut freerunning multivibrator adalah
mutivibrator yang tidak mempunyai stable state yang permanen. Setiap
transistor secara bergantian saturated dan cut off.
Multivibrator difungsikan sebagai piranti pemicu (trigerred device) atau freerunning.
Multivibrator pemicu memerlukan isyarat masukan atau pulsa. Keluaran multivibrator dikontrol
atau disinkronkan (sincronized) oleh isyarat masukan. Astable multivibrator termasuk jenis free-
running.
Sebuah multivibrator terdiri atas dua penguat yang digandeng secara silang. Keluaran penguat
yang satu dihubungkan dengan masukan penguat yang lain. Karena masing-masing penguat
membalik isyarat masukan, efek dari gabungan ini adalah berupa balikan positif.
Dengan adanya (positif) balikan, osilator akan “regenerative” (selalu mendapatkan tambahan
energi) dan menghasilkan keluaran yang kontinyu. Astabil Multivibrator adalah suatu rangkaian
yang mempunyai dua state dan yang berosilasi secara kontinu guna menghasilkan bentuk
gelombang persegi atau pulsa dioutputnya. Pada multivibrator astabil, outputnya tidak stabil
pada setiap state, tapi akan berubah secara kontinudari 0 ke 1 dan dari 1 ke 0. Prinsip ini sama
dengan rangkaian osilator dan kondisi ini sering disebut dengan free running.
Operasi dari osilator seperti pada gambar Rangkaian Multivibrator Astabil Schmitt Trigger
adalah:
1. Tegangan supply IC dalam keadaan hidup/ ON, sehingga Vkap adalah 0 V dan Vout akan
tinggi/ sama dengan tegangan IC ≈5 V.
2. Kapasitor akan mulai mengisi yang sama dengan tegangan Vout.
3. Ketika Vkap menuju tegangan positif (VT+) dari schmitt trigger yaitu sebesar 5 V, maka
output
4. Dari Schmitt akan berubah menjadi rendah (≈0 V).
5. Karena Vout ≈ 0 V, maka akan terjadi pengosongan kapasitor terhadap 0 V.
6. Ketika Vka pdrop menuju tegangan negatif (VT-), maka output Schmitt akan kembali
menjadi tinggi.
7. Kejadian seperti ini akan terus berulang, dimana saat pengisian tegangan kapasitor
menjadi VT+ dan saat pengosongan tegangan kapasitor turun menjadi VT-.
Bentuk gelombang dari Vout dan Vkap dapat dilihat pada gambar dibawah.
Contoh Soal:
a. Buatlah bentuk gelombang dari rangkaian multivibrator astabil Schmitt trigger
berdasarkan rangkaian Scmitt Trigger yang mempunyai spesifikasi CMOS 74HC14
(VCC = 5 V).VOH = 5 V,VOL = 0 V VT+ = 2,75 V,VT-= 1,67 V
b. itunglah waktu yang dibutuhkan saat pengisian tegangan kapasitor(tHI), pengosongan
tegangan kapasitor(tLO), duty cycle dan rekuensi jika R = 10 KΩ dan C = 0,022 μF.
Jawab:
a. Bentuk gelombang darirangkaian Schmitt Trigger Multivibrator Astabil adalah:
b. Untuk mencari tHI adalah:
ΔV = VT+ −VT-
ΔV = 2,75 V −1,67 V = 1,08 V
E = 5 V −1,67 V = 3,33 V tHI= RC ln= (10 KΩ).(0,022 μF) ln= 86,2 μs
Untuk mencari tLO adalah:
ΔV = 2,75 V −1,67 V = 1,08 V
E = 2,75 V −0 V = 2,75 V
tLO= RCln= (10 KΩ).(0,022 μF) ln=110 μs
Untuk mencari duty cycl (perbandingan antara lebar waktu saat kondisi high/tinggi dengan total
perioda suatu gelombang) adalah:
D = = = 0,439 = 43,9 %
Untuk mencari frekuensi adalah:
f = = = 5,10 KHz
2.2.2 Monostable Multivibrator
Multivibrator monostable : disebut juga multivibrator one-shoot, menghasilkan pulsa output
tunggal pada waktu pengamatan tertentu saat mendapat trigger dari luar.
Monostable multivibrator memiliki satu kondisi stabil sehingga sring juga disebut sebagai
multibrator one-shot.
Saat osilator terpicu untuk berubah ke suatu kondisi pengoperasian, maka pada waktu singkat
akan kembali ke titik awal pengoperasian.
Konstanta waktu RC menentukan periode waktu perubahan keadaan. Monostable multivibrator
termasuk jenis osilator triggered. Skema rangkaian monostable multivibrator diperlihatkan pada
gambar.Rangkaian memiliki dua kondisi yaitu kondisi stabil dan kondisi tak stabil.
Rangkaian akan rileks pada kondisi stabil saat tidak ada pulsa. Kondisi tak stabil diawali dengan
pulsa pemicu pada masukan. Setelah selang waktu 2 1 0,7 ´ R C , rangkaian kembali ke kondisi
stabil. Rangkaian tidak mengalami perubahan sampai ada pulsa pemicu yang datang pada
masukan.
Pada multivibrator monostable, kondisi one-shoot mempunyai satu state stabil, dimana ini terjadi
jika clock berada pada negative edge trigger (tergantung jenis IC-nya). Saat mendapat trigger, Q
menjadi LOW pada panjang t tertentu (tw), selanjutnya berubah ke nilai sebaliknya (HIGH),
hingga bertemu lagi dengan negative edge trigger berikutnya dari clock. Salah satu IC
Multivibrator monostable adalah 74121.
Multivibrator monostabil adalah suatu rangkaian yang banyak dipakai untuk membangkitkan
pulsa output yang lebarnya dan amplitudonya tetap. Multivibrator monostabil ini dapat dibuat
dengan menggunakan komponen-komponen tersendiri atau dapat diperoleh dalam paket
terintegrasi.
Cara kerja rangkaian tersebut adalah:
1. Ketika tegangan diberikan, anggaplah bahwa dalam keadaan tinggi, Q = rendah, = tinggidan
pada C terjadi pengosongan tegangan, sehingga titik D = tinggi.
2. Jika diberikan pulsa negatif pada, maka Q menjadi tinggi dan = rendah.
3. Tegangan kapasitor akan berubah dengan segera dan titik D akan drop menjadi 0 V.
4. Karena pada titik d = 0 V, maka akan menyebabkan salah satu input pada gerbang 1 menjadi
rendah, meskipun di trigger menjadi tinggi. Oleh karena itu Q tetap dalam keadaan tinggi dan =
rendah.
5. Beberapa lama kemudian akan terjadi pengisian kapasitor terhadap VCC. Ketika tegangan
kapasitor pada titik D menuju level tegangan input (VIH) dari gerbang 1 dalam keadaan tinggi,
maka Q akan menjadi rendah dan menjadi tinggi.
6. Rangkaian kembali pada state yang stabil, sampai munculnya sinyal trigger dari. Dan pada
kapasitor terjadi lagi pengosongan tegangan ≈ 0 V.
Bentuk gelombang pada gambar menunjukkan karakteristik input/output dari rangkaian dan akan
digunakan untuk membangun suatu persamaan untuk menentukan tw.Pada kondisi state stabil( =
tinggi), tegangan pada titik D akan sama dengan VCC.
2.2.3 Bistable Multivibrator
Bisatable Multivibrator : ditrigger oleh sebuah sumber dari luar (external source) pada salah satu
dari dua state digital. Ciri khas dari multivibrator ini adalah state-nya tetap bertahan pada nilai
tertentu, sampai ada trigger kembali yang mengubah ke nilai yang berlawanan. SR Flip-flop
adalah contoh multivibrator bistable. Bistable multivibrator mempunyai dua keadaan stabil.
Pulsa pemicu masukan akan menyebabkan rangkaian diasumsikan pada salah satu kondisi stabil.
Pulsa kedua akan menyebabkan terjadinya pergeseran ke kondisi stabil lainnya. Multivibraator
tipe ini hanya akan berubah keadaan jika diberi pulsa pemicu. Multivibrator ini sering disebut
sebagai flip-flop. Ia akan lompat ke satu kondisi (flip) saat dipicu dan bergeser kembali ke
kondisi lain (flop) jika dipicu. Rangkaian kemudian menjadi stabil pada suatu kondisi dan tidak
akan berubah atau toggle sampai ada perintah dengan diberi pulsa pemicu.
Multivibrator ini disebut juga dengan flip flop atau latch (penahan) yang mempunyai dua state.
Flip flop merupakan elemen dasar dari rangkaian logika sekuensial. Output dari flip flop
tergantung dari keadaan rangkaian sebelumnya.
Gambar 5 Diagram menunjukkan trigger pulsa 3 buah input.Sesudah pulsa ke tiga outputnya
tetap tinggi
Pada dasarnya multivibrator adalah dua amplifier dengan feedback positif dari output amplifier
kedua ke input amplifier yang pertama. Multivibrator ini mempunyai dua keadaan stabil.
Gambar 6 Bistable Multivibrator
Keadaan stabil pertama adalah bila Tr1 tidak menghantar, maka Basis Tr2 pasti pada posisi low
dan berarti Tr2 menghantar. Keadaan ini stabil sampai ada switching pulse yang mengakibatkan
Tr1 menghantar, dengan begitu Tr2 tidak menghantar dan terjadilah keadaan stabil kedua.
2.3 Merancang Multivibrator Digital Dengan Gerbang Logika
Dalam elektronika digital saklar transistor dikembangkan menjadi gelombang-gelombang logika,
selanjutnya gelombang logika dikembangkan menjadi berbagai bentuk multivibrator. Ada empat
macam multivibrator tiga diantaranya yaitu: astabil, monostabil dan picu Schmitt.
Astabil berfungsi sebagai osilator relaksasi yang dapat digunakan sebagai pembangkit isyarat
dan pembangkit Clock. Monostabil mempunyai satu keadaan stabil sehingga dapat digunakan
untuk menghasilkan pulsa dengan lebar tertentu oleh adanya transisi logika.
Sedangkan Picu Schmitt berubah keadaan bila isyarat masukan melampaui suatu harga tegangan
tertentu. Picu Schmitt tak lain adalah komparator dengan histeresis sehingga dapat digunakan
sebagai komparator jendela dengan waktu naik yang cepat serta dapat digunakan sebagai astabil.
2.4 Astable Multivibrator Dari IC 555
Gambar 7 Blok Diagram dari IC 555 dengan komponen eksternal
IC 555 sudah banyak dikenal sebagai suatu IC pewaktu yang general purpose. IC 555 berasal
dari tiga buah resistor yang terdapat pada rangkaian tersebut yang masing-masing nilainya adalah
5 KΩ. Resistor ini akan membentuk rantai pembagi tegangan dari VCC ke ground. Ada tegangan
sebesar 1/3 VCC pada komparator 1 yang melewati resistor 5 KΩ yang pertama. Dan tegangan
2/3 VCC pada komparator 2 yang melewati resistor 5 KΩ yang kedua. Komparator disini
berfungsi untuk menunjukkan tinggi atau rendahnya output berdasarkan perbandingan level
tegangan analog pada input. Jika input positif lebih besar dari input negatif maka outputnya akan
bernilai tinggi. Sebaliknya jika input positif lebih kecil dari input negatif maka outputnya akan
bernilai rendah.
Untuk menentukan Duty Cycle (D) dan frekuensi:
Untuk menentukan tLO
:tLO = 0,693 . RB.C
Untuk menentukan tHI:
tHI = 0,693 . (RA+ RB)C
Contoh Soal:
Tentukan tHI, tLO, untuk rangkaian multivibrator 555 berdasarkan gambar dibawah ini:
Jawab:
a. tLO = 0,693 . RBC
= 0,693 . (10 KΩ) . 680 pF
= 4,71 μs
b. tHI = 0,693 .(RA+ RB)C
= 0,693 . (4,7 KΩ+ 10 KΩ) . 680 pF
= 6,93 μs
2.5 Multivibrator Monostabil Dari IC 555
Gambar Hubungan pin IC pewaktu 555 dengan Multivibrator Monostabil
Gambar Bentuk Gelombang pada masing-masing output/input
2.6 IC MULTIVIBRATOR MONOSTABIL 7412