Upload
pm-x-rote-ndao
View
257
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pijar LokaRote 2015 merupakan kumpulan kisah dari relawan lokal, pengajar muda dan relawan pusat dalam mewujudkan LokaRote 2015. Selamat menikmati.
Citation preview
Ba’a, 20-21 November 2015
PIJARRote Ndao
A N T O L O G I K I S A H
Berhenti mengeluh tidaklah cukup. Berkata-kata indah dengan penuh semangat juga tidak akan pernah cukup. Lakukan aksi nyata. Sekarang!
“
Antologi Kisah LokaRote 2015
Tim PenyusunNorbertus YunendraArsyad IriansyahAshela RisaFrans Mateus SitumorangGinanjar Ummi PratiwiHans Roberto WidiasmoroKarina ManuabaMuhammad Firdaus IsmailMuhammad SholihuddinZakiya Aryana Prawestri
Penyunting Arsyad Iriansyah
Penata Letak Frans Mateus Situmorang
FotograferArunbiarti NuriAndrew PenaDyahaya NurhayatiRizaldi SaefulGinanjar Ummi PratiwiNaybila RisfaNurhadijah Putri
Relawan Pusat LokaRote 2015
Aditya Iqbal MaulanaAulia Rizka DestianaArunbiarti NuriAmanda HusnaAstriana KinantiDessy DesmawatiDiko SatrioDyah NurhayatiFransisca KandidaGania Ika Pramesti PutriIntan MashayuIsnendi Latif NuraniNabiyla Risfa IzzatiNorbertus YunendraNurhadijah Putri Rahma YurikaRatih Kartika SariRizaldi SaefulRolland FanggidaeSiska AndayaniTaufan Dedy Nurtanto
DAFTAR ISI
24
12
58
28
Kisah Peserta24 Mahli Mesias
25 Istini
Aksi LokaRote 2015
Kisah Pengajar Muda58 Arsyad Iriansyah
65 Ashela Risa
74 Frans Mateus Situmorang
80 Ginanjar Ummi Pratiwi
83 Hans Roberto Widiasmoro
85 Karina Manuaba
88 Muhammad Firdaus Ismail
106 Muhammad Sholihuddin
110 Zakiya Aryana Prawesti
Kisah Penggerak Rote28 Anton Johannis
32 Daniel Henukh
34 Ensri Adu
37 Joksan Daud Dakabessy
41 Mariana Jehamat
49 Quinto Bolla
51 Werni Sinlae
53 Yadmi Lian
112Kisah Relawan Pusat116 Aditya Iqbal Maulana
128 Astriana Kinanti Fatrika
139 Aulia Rizka Destiana
145 Dyahaya Nurhayati
153 Fransisca Kandida
159 Gania Ika
170 Intan Mashayu
184 Nabiyla Risfa Izzati
189 Norbertus Yunendra
195 Rahma Yurika
216 Ratih Kartika Sari
233 Rizaldi Saeful
Terus Bergerak,
LokaRote 2015
Tumbuh Serentak
Memasuki tahun kelima Indonesia Mengajar
bekerja di 17 kabupaten dari Aceh
sampai Papua Barat, kami menyaksikan
ribuan orang telah ikut bergerak. Khususnya
di kabupaten Rote Ndao. Para Pengajar Muda
menemukan berbagai kalangan yang memiliki
aspirasi yang tinggi untuk memajukan pendidikan
di daerah mereka, kami menyebut mereka
sebagai Penggerak Daerah.
Saat ini, para penggerak daerah sudah demikian
terbiasanya untuk berkolaborasi satu sama lain
menghasilkan berbagai inisiatif lokal untuk
mendorong kemajuan pendidikan daerahnya.
Di sisi lain, Gerakan Indonesia Mengajar juga
menjadi saksi hadirnya berbagai kalangan di
kota-kota besar yang memiliki aspirasi yang sama
untuk terlibat. Kelas Inspirasi, Indonesia Menyala,
Saat ini, para penggerak daerah sudah demikian terbiasanya untuk berkolaborasi satu sama lain menghasilkan berbagai inisiatif lokal untuk mendorong kemajuan pendidikan daerahnya.
”
FGIM 2013 dan berbagai inisiatif kerelawanan
yang lain bertumbuh dan menjangkau keterlibatan
masyarakat sipil dari berbagai kalangan di seluruh
Indonesia. Kami percaya, kemajuan pendidikan
hanya bisa diciptakan oleh perubahan perilaku
bersama. Dan perubahan perilaku adalah hasil
dari interaksi.
Maka atas kepercayaan diri kita bersama, Festival
Gerakan Indonesia Mengajar (FGIM) 2015 diadakan
dengan format berbeda. FGIM kali ini akan fokus
untuk melebarkan interaksi penggerak di daerah
dengan relawan di luar 17 kabupaten penempatan
Pengajar Muda.
Kita, bersama-sama, akan menerobos batas-
batas interaksi yang selama ini hadir karena akses
transportasi, jarak, dan rintangan lain. Melalui FGIM
2015, kita akan ciptakan kerumunan positif untuk
kemajuan pendidikan Indonesia. LokaRote adalah
salah satunya.
Dimulai dari niat, dibenturkan dengan aksi.
LokaRote menjadi bukti bahwa Indonesia sedang
bergegas dan semangatnya bisa dirasakan hingga
ke dalam denyut nadi para penggerak pendidikan
di Rote Ndao.
Verba volant, scripta manent. Ucapan akan sirna,
sedang tulisan akan bertahan. Maka demikianlah
tulisan-tulisan ini dikumpulkan, agar selalu jadi
pengingat bagi kita, akan mimpi bersama.
Dimulai dari niat, dibenturkan dengan aksi. LokaRote menjadi bukti bahwa Indonesia sedang bergegas dan semangatnya bisa dirasakan hingga ke dalam denyut nadi para penggerak pendidikan di Rote Ndao.
”
Aksi LokaRote 2015
Lokakarya inspirasional bernama LokaRote 2015 yang
dilaksanakan di hari Jum’at dan Sabtu, tanggal 20
dan 21 November 2015 berlangsung dengan sukses.
Betapa tidak, 22 relawan pusat dari kalangan profesional telah
hadir di Kabupaten Rote Ndao dan siap berbagi ilmu serta
pengalaman kepada para peserta. Adapun peserta yang hadir
merupakan perwakilan guru, kepala sekolah, pengawas, siswa
SMA, pengelola taman baca, serta kepala cabang dinas PPO
di tiap kecamatan se Kabupaten Rote Ndao yang berjumlah
sekitar 200 orang.
Acara dibuka oleh ketua panitia, Joksan Daud Dakabessy,
yang merupakan penggerak pendidikan daerah dan berprofesi
sebagai pengawas di Kecamatan Rote Barat, dilanjutkan
dengan materi umum tentang kepemimpinan yang disampaikan
oleh CEO Nutrifood, Pak Mardi Wu, yang juga berkesempatan
hadir di LokaRote 2015.
Ada tiga wahana yang dilaksanakan dalam LokaRote 2015
yaitu Ruang Berbagi Ilmu (RUBI), Ruang Belajar (RuBel) dan
Indonesia Mengajar Broadcasting (IM Bro). Setelah rangkaian
acara pembukaan yang dilaksanakan di Gereja Efata Lekioen
selesai, peserta kemudian berpindah tempat sesuai dengan
wahana yang telah ditentukan.
Peserta RUBI tetap berada di Gereja Efata untuk masuk ke
materi psikologi anak, sedangkan peserta wahana IM Bro
berpindah ke Aula Kantor Kecamatan Lobalain. Adapun peserta
RuBel berpindah ke SMPN 2 Lobalain.
Ruang BelajarTujuan dari wahana Ruang Belajar adalah menumbuhkan
kembali semangat peserta untuk menerapkan pembelajaran
kreatif kepada siswa dengan memanfaatkan portal ruang
belajar www.belajar.indonesiamengajar.org.
Di hari pertama (20/11/2015), materi yang disampaikan kepada
peserta adalah pembuatan media kreatif berdasarkan contoh
yang sudah ada di portal ruang belajar, dilanjutkan dengan
pembuatan media kreatif dengan memunculkan ide baru dari
peserta. Peserta RuBel yang berjumlah 75 orang kemudian
dibagi menjadi tiga kelas, tiap kelas dibagi menjadi tiga
kelompok yang tiap kelompoknya terdiri dari tujuh sampai
delapan peserta.
Narasumber di kelas pertama adalah Astriana Kinanti, yang
membawakan materi metode kreatif matematika, Pohon Jam.
Di kelas kedua, metode kreatif yang disampaikan oleh Diko
Satria Putro sebagai relawan narasumber adalah metode
kreatif mata pelajaran IPA berbasis kinestetik yaitu materi
Penyerbukan Bunga. Untuk kelas ketiga, relawan pusat yang
menjadi narasumber adalah Amanda, yang menyampaikan
materi metode kreatif Petik Sendiri Soalmu.
LokaRote 2015 | 11
Relawan narasumber juga menyampaikan materi penggunaan microsoft excel yang menjadi kebutuhan para peserta dalam menyelesaikan pekerjaannya seperti pengolahan nilai siswa, rata-rata nilai, ranking dan sebagainya.
LokaRote 2015 | 12
Setelah pembuatan media kreatif sesi I selesai, kegiatan
dilanjutkan dengan pembuatan media kreatif sesi II yaitu
dengan memunculkan ide kreatif dari peserta. Hasilnya, tiap
kelompok berhasil membuat satu contoh media kreatif baru
yang kemudian dipamerkan dalam sesi world cafe. World
cafe adalah sesi dimana satu orang perwakilan tiap kelompok
memberikan penjelasan tentang metode kreatif yang telah
dihasilkan sementara anggota kelompok lainnya berkeliling
layaknya melihat pameran media kreatif.
Salah satu contoh media kreatif yang telah dibuat adalah
Kandangkan Hewanmu, yang merupakan metode kreatif
untuk materi hewan karnivora, herbivora dan omnivora.
Di hari kedua (21/11/2015), peserta hanya dibagi menjadi dua
kelas untuk mengikuti pelatihan IT. Materi yang disampaikan
adalah tentang pengoperasian dasar penggunaan komputer,
pembuatan email serta penggunaan portal RuBel. Untuk
mengawali sesi, peserta diajak untuk menonton video inspiratif
tentang peran guru terhadap siswa. Relawan narasumber
juga menyampaikan materi penggunaan microsoft excel
yang menjadi kebutuhan para peserta dalam menyelesaikan
pekerjaannya seperti pengolahan nilai siswa, rata-rata nilai,
ranking dan sebagainya.
World cafe adalah sesi dimana satu orang perwakilan tiap kelompok memberikan penjelasan tentang metode kreatif yang telah dihasilkan sementara anggota kelompok lainnya berkeliling layaknya melihat pameran media kreatif.
“
LokaRote 2015 | 13
Setelah materi pelatihan IT selesai, semua peserta RuBel
berkumpul di Aula SMPN 2 Lobalain untuk melakukan
refleksi kegiatan di wahana RuBel selama dua hari. Kemudian
dilanjutkan dengan pembahasan Rencana Tindak Lanjut (RTL)
dimana peserta berkomitmen untuk melanjutkan kegiatan
LokaRote di tingkat gugus atau kecamatan masing-masing.
IMBroDalam IMBro sendiri setidaknya 30-an siswa dan siswi SMA/
SMK terlibat dalam pelatihan mading. Di awal sesi pelatihan
dibuka dengan meningkatkan motivasi oleh Pak Predi manager
Nutrifood. Para siswa diajak untuk mengenal diri sendiri serta
merencanakan cita-cita mereka.
Reni salah satu peserta mading menyebutkan bahwa ia makin
termotivasi untuk melanjutkan mimpinya menjadi perawat di
rumah sakit. Usai kegiatan motivasi berlangsung, sesi berlanjut
dipimpin oleh Zakiya sebagai fasilitator pelatihan mading.
Sesi pengenalan apa itu mading serta tujuannya dibawakan
oleh relawan dari Jakarta yaitu Intan Mashayu dan Aulia
Rizka selama satu jam itu.
Setelahnya, pelatihan mading berkutat dengan jurnalistik itu
sendiri yang dibawakan oleh para wartawan dari Rote Online
dan Victory News. Materi yang disampaikan seperti penulisan
wawancara, artikel serta fotografi dalam mading.
LokaRote 2015 | 14
LokaRote 2015 | 15
Sesi pengenalan apa itu mading serta tujuannya dibawakan oleh relawan dari Jakarta yaitu Intan Mashayu dan Aulia Rizka selama satu jam itu. Setelahnya, pelatihan mading berkutat dengan jurnalistik itu sendiri yang dibawakan oleh para wartawan dari Rote Online dan Victory News.
Semua itu membuat para peserta makin bersemangat untuk
kembali menghidupkan mading di sekolah mereka seperti
diungkapkan oleh Dody dari siswa SMA Rote Selatan.
Cuaca yang panas tak menyurutkan semangat mereka,
buktinya mereka diberi tugas oleh fasilitator pelatihan mading
untuk membuat mading. Para peserta dibagi dalam beberapa
kelompok dan semua peserta begitu semangat unjuk gigi
menampilkan karya mading mereka.
Satu jam setengah rupanya tak cukup untuk mengimplemen-
tasikan mading mereka. Akhirnya para peserta mading akan
diminta untuk berkeliling ke karya teman-teman madingnya
lalu menuliskan hal menarik dari mading tersebut di sticky
notes yang dibagikan panitia. Tujuannya agar para peserta
mendapatkan hal-hal baru yang bisa pelajari.
Usai sudah kegiatan pelatihan mading itu, para peserta yang
tidak hanya murid tapi juga guru itu memberikan kesan
positif seperti ingin menghidupkan kembali mading bahkan
mengadakan lomba mading di sekolahnya.
“
LokaRote 2015 | 16
“
RUBIBerbeda dengan kedua wahana lainnya, RUBI menyasar tiga
materi utama dalam LokaRote 2015 ini. Materi tersebut adalah
Pengelolaan Taman Baca, Manajemen Berbasis Sekolah dan
Metode Kreatif yang berfokus pada Calistung. Ketiga materi ini
merupakan hasil diskusi antara panitia lokal, Pengajar Muda dan
panitia RUBI pusat. Untuk memperkuat fondasi penyampaian
materi pada ketiga materi tersebut, ditambahkan juga materi
psikologi anak yang kelak menjadi pengantar pada hari pertama
kegiatan (20/12/2015) yang berlangsung di Gereja Efata Lekioen,
kecamatan Lobalain.
Peserta RUBI LokaRote sendiri berjumlah total 98 orang terdiri
dari perwakilan tiap gugus di setiap kecamatan di kabupaten
Rote Ndao dan perwakilan pengurus taman baca di beberapa
titik di Rote Ndao. Setelah menerima materi psikologi anak,
peserta bergerak menuju SMP 2 Lobalain yang berjarak sekitar
200 meter dari gereja. Di sekolah inilah kemudian fokus kegiatan
RUBI bersama dengan RuBel dipusatkan.
Di SMP 2, peserta RUBI terlebih dahulu mendapatkan materi
metode kreatif Calistung yang dibagi menjadi tiga kelas
besar. Sesi yang berjalan selama 120 menit ini nyatanya cukup
seru, terlihat dari antusiasme peserta yang terlibat. Peserta
mendapatkan metode-metode baru yang dapat memperkuat
fondasi baca-tulis-hitung siswa kelas rendah.
Untuk memperkuat fondasi penyampaian materi pada ketiga materi tersebut, ditambahkan juga materi psikologi anak
LokaRote 2015 | 17
Setelah menyelesaikan sesi calistung, peserta kemudian
diberikan materi pengelolaan taman baca dan perpustakaan.
Materi yang diberikan merupakan kiat-kiat mengelola perpusta-
kaan sekolah dan taman baca masyarakat agar keduanya dapat
berjalan lebih konsisten dan menarik bagi masyarakat terutama
anak-anak.
Materi pengelolaan taman baca dan perpustakaan itu kemudian
menjadi penutup acara RUBI LokaRote pada hari pertama.
Pada hari kedua, kegiatan dimulai di SMP 2. Peserta pun
terbagi menjadi dua kelompok materi yang berbeda.
Perwakilan guru dan kepsek dari tiap gugus mendapatkan
materi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sedangkan
perwakilan taman baca masyarakat mendapatkan materi
lanjutan pengelolaan taman baca.
Peserta materi MBS pada kesempatan ini berdiskusi dalam
kelompok kecil untuk merancang sekolah idaman mereka
sedangkan peserta taman baca mengikuti lomba perancangan
taman baca ideal bagi masyarakat. Perlombaan taman baca
impian ini nyatanya sangat menarik karena pesertanya terdiri
dari berbagai latar belakang.
agar keduanya dapat berjalan lebih konsisten dan menarik bagi masyarakat terutama anak-anak.
Berbagai materi tersebut diberikan secara sukarela oleh para
relawan narasumber yang berjumlah 16 orang dan berasal dari
berbagai daerah dan latar belakang pekerjaan. Setelah ketiga
materi tersebut tersampaikan, peserta lalu berkumpul untuk
bersama-sama merancang Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang
akan dilaksanakan di kecamatan masing-masing.
Penutupan
Prosesi penutupan LokaRote 2015 dilaksanakan di Lapangan
SMPN 2 Lobalain, diawali dengan pemetaan harapan dan
komitmen dari peserta LokaRote yang dituangkan di replika
peta Indonesia dan pohon lontar sebagai simbol persatuan dan
kearifan lokal Rote Ndao. Setelah itu peserta RUBI dan RuBel
digabung berdasarkan kecamatan untuk membahas rancangan
RTL bersama.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Rote Ndao, Joseph Pandie, membacakan beberapa harapan
dan komitmen yang telah ditulis peserta dilanjutkan dengan
sambutan singkat serta penutupan secara resmi kegiatan
LokaRote 2015. Seperti yang sudah menjadi kebiasaan
masyarakat Rote Ndao, tarian kebalai pun menjadi sajian
penutup yang menambah semarak event inspiratif ini.
“
LokaRote 2015 | 20
LokaRote 2015 | 21
ANTOLOGI KISAH
LokaRote 2015 | 23
Bekerja Samauntuk Rote Ndao
Mahli Mesias NGuru - Peserta
SD Inpres Batulai
Terima kasih LokaRote yang
telah memberikan kami
banyak hal menyenangkan.
Karena LokaRote kami bisa
mendapatkan banyak teman
dari tiap-tiap kecamatan yang
ada di Kab. Rote Ndao.
Serta mendapat banyak
pengalaman tentang Metode
Kreatif dari teman-teman
LokaRote, para Relawan, dan
Kaka-Kaka pengajar Muda yang
ada di Kab. Rote Ndao
Harapan saya setelah mengikuti
kegiatan LokaRote ini adalah
seperti Istilah.. “BELUM TAHU
MAKA BERTANYA, SUDAH
TAHU MAKA BEKERJA “ artinya
jangan pernah berhenti untuk
mengembangkan minat dan
bakat yang kita punyai demi
anak-anak yang ada di Kab.
Rote Ndao.
Dan dengan adanya LokaRote
ini sangat membantu dan
Memotivasi kita untuk “
“Bekerja,,,,Bekerja,,,, dan
Bekerja,,,, “ demi Kemajuan
Khususnya Kab. Rote Ndao
dan umumnya NKRI yang
kita cintai.
Karena LokaRote kami bisa mendapatkan banyak teman dari tiap-tiap kecamatan yang ada di Kab. Rote Ndao.
LokaRote 2015 | 24
Penyegaran SudutPandang
IstiniKepala Sekolah - Peserta
SDN Papela Rote Timur
Ajang untuk kita belajar dan
berbagi bagi guru, pengawas
dan kepsek. Kalo diikuti dengan
serius akan menjadi ilmu ber-
manfaat dan sebenarnya ada
pembelajaran yang sudah didapat
tapi dilupakan sehingga guru-
guru lupa akan tupoksinya. Gaji
besar sehingga lupa tugas.
Kalo bisa LokaRote berkelanjutan
karena guru perlu dingatkan terus
dan diasah agar anak-anak lebih
baik di luar sana.
Apa yang kami dapat di LokaRote sangat bagus sekali.
Kita terpencil tapi kita bisa
asal punya aksi dan kemauan.
Melalui LokaRote diharapkan
guru dapat berperan aktif.
Sejujurnya saya sangat senang
sekali tapi ada beberapa
teman yang berkata kurang.
Terkadang malas mengikuti
kegiatan seperti ini namun
yang terpenting adalah
kemauan. Tinggal tergan-
tung cara kita mengubah
mindset teman guru saja.
LokaRote 2015 | 25
Agar guru-guru mau belajar
tidak boleh malu untuk belajar
dari anak muda. Pikiran harus
diasah terus dan tentunya tidak
waktu singkat. Perlahan pasti
bisa. Saya harap ke depannya,
pelatihan tidak hanya dido-
minasi anak muda tapi juga
mengikuti guru-guru senior.
Mungkin ada sudut pandang
yang segar untuk Rote Timur
sendiri.
Saya harap ke depannya, pelatihan tidak hanya dido-minasi anak muda tapi juga mengikuti guru-guru senior.
Rencananya akan diadakan
LokaRote kecamatan pada
rentang Januari sampai
Februari. Ide ini sudah
disampaikan ke forum
Kelompok Kerja Kepala Sekolah
(K3S).
Efek LokaRote di SD Papela
mulai terlihat dari para guru
yang menggunakan tepuk
semangat di sekolah. Walau
sedikit tapi cukup efektif
sehingga membuat kelas
menjadi ceria.
Saya berharap kita bisa
konsisten untuk memajukan
pendidikan di Rote Ndao agar
kelak orang Rote dapat menjadi
narasumber bahkan hingga
ke tingkat nasional.
LokaRote 2015 | 26
Saya berharap kita bisa konsisten untuk memajukan pendidikan di Rote Ndao agar kelak orang Rote dapat menjadi narasumber bahkan hingga ke tingkat nasional.
”
LokaRote 2015 | 27
Belajar DemokrasiUntuk Rote Ndao
Anton JohannisKepala Sekolah
Relawan Pendidikan Rote Ndao
Maraton ini karena dimulai 2
sampai 3 bulan sebelum acara.
Kekompakan bagus karena
kita rapat bergiliran tempat ke
rumah panitia lokal (panlok).
Kerjasama panlok dengan
demikian cukup terjalin.
Semangat panlok bisa ada
karena dukungan adik-adik PM.
Banyak hal yang di dapat dari
bincang-bincang di LokaRote.
Salah satunya soal demokrasi,
kita belajar dari rapat panitia.
Kadang guru jadi diktator di
kelas karena kebanyakan waktu
dihabiskan bersama murid.
LokaRote persiapannya sungguh maraton dan syukurnya kekompakan kita bagus.
Ketika berdiskusi dengan
panitia ada ego yang
harus ditekan. Bagi saya
yang selama ini di kelas
menjadi top. Saya belajar
berdemokrasi bahwa semua
pendapat tidak semua
harus diterima.
Hal yang bagus dari kita untuk
tetap optimis walau kejelasan
dana belum ada di beberapa
hari sebelum pelaksanaan.
Kita memilih jalan dengan
swadaya dan pengorbanan
panlok sungguh menginspirasi.
LokaRote 2015 | 28
Itu menandakan bahwa segala
sesuatu harus dimulai dari
diri sendiri. Entah itu finansial
maupun intelektual. Kadang
kita lalu, memulai sesuatu
dengan menunggu namun di
LokaRote kita memulai dari
apa yang kita punya.
Kita panlok misalnya, kita
bukan spesialis metode kreatif
tapi kita bisa mulai dengan
mendatangkan narasumber.
Ketika pelaksanaan kerja sama
panlok cukup akur terlihat dari
koordinasi yang sering kita
lakukan. Setiap ada kegiatan
berjalan, kita briefing singkat
menandakan kita mau bergerak
dalam bentuk tim.
Itu menandakan bahwa segala sesuatu harus dimulai dari diri sendiri. Entah itu finansial maupun intelektual.
Mempersiapkan tempat saja
kita berpindah-pindah lokasinya
karena ingin kegiatan nanti
yang terbaik untuk peserta.
Awalnya auditorium lalu
berkembang ke SMP 2 lalu ke
SD Mokdale dan beranjak ke
SD 1 Baa dan gereja Lekioen
menjadi alternatif terakhir.
Ketika pelaksanaan kerja sama panlok cukup akur terlihat dari koordinasi yang sering kita lakukan.
Ini menjadi ucapan syukur
kepada Tuhan yang selalu
membuka jalan dan akhirnya
diputuskan di Gereja dan SMP 2.
Ini semua berkat hasil kerja
keras kita semua karena
bukan sesuatu yang dapat
diselesaikan dalam 2 hari.
LokaRote 2015 | 29
Target peserta 4 per gugus dari
35 gugus di Rote Ndao dapat
tercapai. Malah lebih. Ada yang
menawarkan untuk menjadi
peserta walau tidak terdata
dalam undangan berarti animo
ada dan terbukti banyak yang
mau belajar.
Rote Tengah 90% hadir.
Yang tidak hadir pun tetap
memberikan rekomendasi
pengganti mereka. Untuk Rote
Tengah sendiri, Rencana Tindak
Lanjut (RTL) akan dimulai
Januari sampai Februari ini
dan bersyukur karena sudah
ada daerah yang memulai
sehingga kelak kita bisa
belajar dari daerah yang
sudah melaksanakan RTL.
Peserta banyak mengcopy
materi acara, hal tentunya
menunjukan semangat mereka
untuk belajar. Dengan waktu
yang singkat dan penyerapan
materi yang berbeda makanya
mereka meminta soft file acara.
LokaRote itu hal positifnya
banyak diantaranya menambah
teman yang bagi saya mereka
itu semua keluarga. Bahkan
narasumbernya ada yang
seumuran dengan anak saya
sedangkan dari para panitia
lokal, saya belajar berkomunitas
baru. Narasumber yang berlibur
di wisata Rote juga bisa
menjadi penyambung lidah
ke masyarakat yang lebih
luas tentang wisata di Rote.
Malah lebih. Ada yang menawarkan untuk menjadi peserta walau tidak terdata dalam undangan berarti animo ada dan terbukti banyak yang mau belajar.
LokaRote 2015 | 30
Selain itu, saya juga jadi belajar
bahwa ketika melakukan
sesuatu yang baik pasti akan
berjalan baik juga karena doa
kepada Tuhan. Selalu ada
tantangan tapi tentunya ada
solusi di sana.
Dampak LokaRote mungkin
belum nampak tapi mulai dari
hal kecil seperti jarimatika dan
tepuk tangan kreatif. Harapan
ke depannya ada pelatihan
semacam ini terutama IT
di Rote Ndao.
Suatu yang baik tidak punya
alasan untuk dihentikan
karena semua demi anak-anak
Indonesia.
Kita panlok harus siap
melanjutkan di waktu depan
dengan mulai dialog lagi karena
bagaimana pun kita akan
merancang hal baru.
Maka dari itu kita harus siap.
LokaRote 2015 | 31
Keberlanjutan Daniel HenukhPengawas tk. TK/SD
Relawan Pendidikan Rote Ndao
kepada relawan panitia,
Pengajar Muda dan relawan
narasumber yang begitu
semangatnya mengadakan
kegiatan LokaRote mulai dari
awal penyelenggaraan sampai
kegiatan dapat dilaksanakan.
Sungguh menginspirasi.
Saat penyelenggaraan Loka-
Rote sendiri saya bertanggung
jawab terhadap kelas ruang
belajar yang materinya adalah
metode kreatif dan pengenalan
website ruang belajar.
Saya sebelumnya mau mengucapkan banyak terimakasih,
Hanya saja dalam penyeleng-
garaannya internet tidak bisa
digunakan karena koneksi maka
kami bersama para relawan
narasumber berbagi tentang
menggunakan Microsoft Excel.
Tujuan dari LokaRote ini adalah
keberlanjutan oleh karenanya
tugas saya sebagai pengawas
di Rote Barat Daya bersama
para guru dan kepala sekolah
untuk mengadakan kegiatan
serupa di tingkat gugus untuk
membudayakan berbagi materi.
LokaRote 2015 | 32
Saya terharu ternyata salah
satu gugus sudah mengadakan
kegiatan serupa dua minggu
setelah pelaksanaan selama
tiga hari di di SD Tudameda.
Ke depan akan menyusul di
SD Madokai. Tentunya, pada
program semester dua saya
berharap terjadi peningkatan
pendidikan dalam tingkat lebih
kecil yaitu sekolah mengadakan
kegiatan serupa.
Saya cukup terharu atas paket
pengorbanan dari para relawan
narasumber untuk datang ke
Rote lalu berbagi kepada para
pendidik dengan latar belakang
mereka yang nyatanya bukan
dari pendidikan.
Terakhir, saya mau memohon
maaf sekiranya selama kegiatan
berlangsung kami belum bisa
menjamu dengan baik atau
kurang maksimal.
Soda Molek! Salam sejahtera
untuk kita semua.
Tentunya, pada program semester dua saya berharap terjadi peningkatan pendidikan dalam tingkat lebih kecil
Pak Mardi Wu memberikanseminar kepemimpinan
LokaRote 2015 | 33
AntusiasmeLokaRote
Ensri AduGuru - Relawan Pendidikan Rote Ndao
dan yang tertinggal adalah rasa
rindu. Rindu pada teman-teman
relawan narasumber yang luar
biasa semangatnya berkorban
waktu, tenaga, dan materi.
Rindu teman-teman relawan
panitia yang sudah bahu mem-
bahu mengorbankan waktu,
tenaga juga materi demi ter-
laksananya kegiatan LokaRote
2015. (Terharu saat menulis
ini kala terbayang semangat
teman-teman panitia).
Terimakasih yang tak terhingga
untuk Pemda Kabupaten Rote
Ndao yang telah membantu secara
finansial. Rasa rindu ini teriring
do’a agar kita tetap berkolaborasi
dalam semangat yang sama demi
kemajuan pendidikan dan masa
depan anak-anak terkasih di
Kabupaten Rote Ndao.
LokaRote 2015, walau telah berlalu
namun gaungnya terus terngiang
memotivasi saya untuk terus
berbuat hal-hal kecil yang bisa
memantik semangat dari orang-
LokaRote 2015 telah berlalu dua pekan lebih,
LokaRote 2015 | 34
orang luar biasa di sekeliling
saya yang mau dan turut
ambil bagian dalam setiap
kegiatan yang dilakukan untuk
pendidikan anak-anak terkasih
di Rote Ndao.
Dari tiga wahana: RUBI, RuBel
& IMBro yang dilaksakanakan
pada tanggal 20-21 November
2015 memberikan nilai tambah
bagi saya sebagai panitia
maupun peserta yang hadir
pada saat itu. Ingin sekali
saya mengikuti ketiga wahana
karena semuanya bagus dan
pastinya sangat berguna bagi
saya tapi tidak mungkin dan
saya berkesempatan mengikuti
RUBI: MBS,MBK, Pengelolaan
Taman Baca dan Perpustakaan.
Dari MBS saya jadi paham
tentang membuat sekolah
berkarakter. Dari MBK saya
mendapatkan banyak metode
kreatif untuk calistung.
Dari Pengelolaan Taman
Baca dan Perpustakaan
saya jadi menemukan jalan
mengembangkan taman
baca binaan saya karena ada
teman relawan narsum yang
bersedia membantu bahkan
ada relawan narsum yang
Keceriaan peserta IMBrodalam pelatihan mading
LokaRote 2015 | 35
sedang mengumpulkan buku
dan dalam proses pengiriman
menggunakan biaya sendiri.
Dan yang paling membahagia-
kan adalah adik-adik peserta
IMBro yang langsung mengapli-
kasikan ilmu yang mereka dapat
dalam acara Natal bersama di
gereja. Karena mereka yang
jadi panitia sehingga mereka
membimbing adik-adik sekolah
minggu membuat tulisan dan
gambar yang bertemakan
natal untuk dipajang di mading
gereja yang mereka buat.
Sebagai fasilitator, saya juga
menyaksikan langsung antusias
peserta saat menulis Rencana
Tindak Lanjut (RTL) dan
refleksi. Semuanya terprogram
dengan baik. Bahkan ada
kecamatan yang sudah eksyen
yaitu Ndao-Nuse dibimbing
langsung oleh Ketua Panitia
LokaRote 2015.
adik-adik peserta IMBro yang langsung mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat dalam acara Natal bersama di gereja
Melihat dan merasakan langsung
semuanya saya jadi terharu.
Ternyata begitu banyak orang
punya semangat dan keinginan
untuk bekerjasama membangun
negeri hanya belum menemukan
jalan saja.
Terimakasih teman untuk
semangatnya. Saya yakin bahwa
setiap tetes keringat dan derai
air mata yang diiringi do’a
untuk kemajuan negeri ini tak
akan sia-sia. Demikian tulisan
saya. Mohon maaf jika banyak
kekurangan.
Salam hangat dari Selatan NKRI.
SODAMOLEK!
LokaRote 2015 | 36
Atur Barisan kePadang Bakti
Joksan Daud DakabessyPengawas tk. TK/SD
Relawan Pendidikan Rote Ndao
Inspirasinya tentu banyak, salah
satunya berasal dari rekan-rekan
guru dari Pulau Ndao, kecamatan
Ndao Nuse. Karena merupakan
pulau yang terpisah dari pulau
Rote, peserta LokaRote dari
Pulau Ndao harus menempuh
perjalanan yang lebih panjang.
Nyatanya, peserta dari Ndao
juga harus menempuh perjalanan
dengan menggunakan dana
pribadi dan telah tiba di Ba’a,
ibukota kabupaten, sehari
sebelumnya. Semangat seperti
ini yang harus kita jaga.
LokaRote menjadi pengalaman baru yang menginspirasi saya.
Hasilnya juga terlihat langsung.
Setelah menerima materi dari
LokaRote, rekan-rekan guru dari
Ndao Nuse akan mengadakan
LokaRote di tingkat gugus
mereka.
Semangat mereka juga patut diacungi jempol!
Bayangkan saja, uang hasil
KKG mereka beli generator,
sehingga ke depannya bisa
digunakan untuk kegiatan
sekolah.
LokaRote 2015 | 37
Tak hanya itu, salah satu
peserta menginisiasi pembe-
nahan perpustakaan di sekolah
dan kemarin saat kumpul KKG
kami sudah sepakat untuk ke
depannya ada rencana untuk
iuran pembelian laptop agar
para guru bisa memiliki laptop
serta menggunakannya untuk
mengajar kreatif.
Ditinjau secara umum,
LokaRote merupakan suatu
pijakan pembenahan diri
dalam rangka memperkokoh
fondasi pendidikan dasar
yang disempurnakan dengan
keunggulan lokal dan pengem-
bangan global. Bangsa kita
kini memasuki era penjajahan
era modern.
Penjajahan modern bukan
merupakan penjajahan fisik
melawan penjajahan tetapi
penjajahan intelektual dan
skill dalam persaingan global
yang didasarkan pada karakter
bangsa.
kami sudah sepakat untuk ke depannya ada rencana untuk iuran pembelian laptop
Bangsa yang menguasai iptek
akan menjadikan bangsa lain
yang belum maju menjadi lahan
empuk pemasaran produk.
Contoh:
Bangsa Jepang membeli bijih
besi Indonesia dan diolah men-
jadi bahan baku perakitan
kendaraan yang akhirnya
dipasarkan kembali ke Indonesia
dalam jumlah banyak dengan
harga yang mahal
Kalaupun pabrik perakitan
dibangun di Indonesia, tapi masih
merupakan kerja patungan
dengan mempekerjakan tenaga
terampil Indonesia dengan tidak
menghilangkan merek negeri
Jepang. Ini berarti kita menjadi
budak di negeri sendiri.
LokaRote 2015 | 38
Nilai jual TKI kita sangat
rendah. Hal ini disebabkan oleh
latar belakang pendidikan,
penguasaan bahasa dan
penguasaan Teknologi
Informasi. TKI lebih banyak
dipekerjakan di perkebunan
kelapa sawit yang memperkaya
negara asing dan sebagai
pembantu rumah tangga, bila
dibandingkan dengan negara
tetangga lainnya.
Pendidikan kita lebih
mengutamakan pengetahuan
daripada karakter dan skill.
Contoh:
Kerusuhan yang terjadi di
Singkil sebenarnya tidak terjadi
jika segala permasalahan
diselesaikan dengan sikap
tenggang rasa dan toleransi
antar umat beragama.
Kerusuhan yang terjadi di
parlemen menggambarkan
rapuhnya pendidikan karakter.
Seharusnya mereka bercermin
pada semangat pemimpin
bangsa dalam memperjuangkan
dan mempertahankan
kemerdekaan.
Lebih banyak masyarakat
terpelajar masih menggantung-
kan harapan kepada negara
untuk mendapatkan pekerjaan
seharusnya masyarakat
terpelajar dapat menciptakan
lapangan kerja berdasarkan
latar belakang disiplin ilmu
untuk menyerap tenaga kerja.
LokaRote merupakan suatu pijakan pembe-nahan diri dalam rangka memperkokoh fondasi pendidikan dasar yang disem-purnakan dengan keunggulan lokal dan pengembangan global.
LokaRote 2015 | 39
Karena itu melalui LokaRote,
saya mengajak teman-teman
untuk saling berbagi ilmu (Tu’u
pendapat) melalui forum KKG
atau kegiatan bermartabat
lainnya dalam dunia pendidikan
dengan lebih banyak belajar
agar kita tidak tergolong
penghuni zaman lalu.
Laksanakan tupoksi sebagai
wujud rasa cinta tanah air
sehingga kita bisa ucapkan:
“Kepada yang muda kuharapkan, atur barisan di hari pagi,menuju ke arah padang bakti.”
saya mengajak teman-teman untuk saling berbagi ilmu (Tu’u pendapat) melalui forum KKG atau kegiatan bermartabat lainnya dalam dunia pendidikan dengan lebih banyak belajar.
LokaRote 2015 | 40
LokaRoteSebuah Kisah Tentang Perjalanan, Persahabatan,
Kekerabatan Dan Semangat Mengabdi
Pada Negeri.
Mariana JehamatGuru - Relawan Pendidikan Rote Ndao
Dari Negeri ujung selatan pertiwi
Hatiku bersuka karena
semangat mengabdi
Putra dan putri Negeri
Tiada imbalan yang dinanti
Hanya semangat perubahan
diyakini
Rote, 11 Desember 2015
Ini adalah sebuah kisah tentang
perjalanan, persahabatan,
kekerabatan dan semangat untuk
mengabdi pada negeri. Saya
belum lama berkenalan dengan
seorang adik yang merupakan
salah satu pengajar Muda dari
gerakan Indonesia Mengajar
bernama Ela alias Ashela Risa.
Dalam masa perkenalan
kami yang berujung pada
kekerabatan layaknya saudara,
Ela kemudian mengajak saya
mengikuti kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan oleh Ela
dan para geng PM X di Rote.
Beberapa kegiatanpun saya
ikuti dengan semangat
yang membara.
Saya kemudian bertemu
dengan orang-orang luar biasa
di Rote, yang dengan segala
usahanya, berupaya untuk
memajukan pendidikan di tanah
Ita Esa tercinta ini. Puncak dari
pertemuan-pertemuan yang
LokaRote 2015 | 41
kami lakukan adalah kegiatan
Lokakarya Inspirasional alias
LokaRote.
Kami dibagi dalam beberapa
wahana antara lain: Ruang
Belajar (RuBel), Indonesia
Mengajar Broadcasting (IMBro)
dan Ruang berbagi Ilmu (RUBI).
Nah, kami yang tinggal di Rote
menyebut diri kami sebagai
lascar “Relawan Daerah”,
sedangkan yang datang dari
luar pulau Rote merupakan
Relawan Pusat. Kegiatan ini
dilalui dengan keringat dan
titik darah penghabisan. Hehe.
Sedap-sedap ngeri, kaka.
Hampir tiga bulan kegiatan
ini dipersiapkan oleh semua
wahana. Mulai dari persiapan
materi, penanggungjawab
kegiatan, dana, acara dan
sebagainya. Satu bulan
mendekati ajal, ehhhh sori…
maksudnya mendekati
pelaksanaan kegiatan,
pertemuanpun intens terjadi
yang melibatkan relawan
daerah dan PM X dari masing-
masing wahana.
Waktu pertemuan selalu jam
3 sore. Untuk ukuran Rote
yang panasnya tak ketulungan,
waktu tersebut adalah jam
istirahat. Namun dengan
semangat yang luar biasa, rasa
kantuk dan capai diretas oleh
semua relawan daerah dan
adik-adik PM. Saya merasa
sangat berbangga melihat
antusiasme semua relawan
dan adik-adik PM.
Dalam benak saya “kalau
semua anak negeri memiliki
semangat seperti ini, Indonesia
akan tetap berjaya”. Walaupun
saya sendiri sering absen
dalam pertemuan. Oh ya,
pertemuan kami lebih sering
identik dengan nama Bincang
Sore. Sedap ko sonde?
Saya merasa sangat berbangga melihat antusiasme semua relawan dan adik-adik PM.
LokaRote 2015 | 42
Bincang sore selalu diagenda-
kan dengan baik. Agenda yang
paling lama menurut saya
adalah pembahasan dana, acara
dan relawan pusat. Semua
menjadi indah, manakala solusi
ditemukan. Tak ada interupsi,
tak ada bantah membantah, tak
ada kalimat negatif. Yang ada
semua berupaya mencari
solusi terbaik.
Salah satu nilai yang saya
peroleh saat rapat dengan
teman-teman relawan daerah
adalah indahnya budaya
mendengar.
Media yang paling berjasa untuk
memperlancar kegiatan ini adalah
Whatsapp, facebook, SMS dan
Telkomsel.
Mari kita berterimakasih
untuk mereka. Berkat mereka
komunikasi antara relawan daerah
dan Relawan pusatpun bisa
berjalan dengan baik. Atas berkat
rahmat Allah Yang Maha Kuasa
dan dengan bantuan pemerintah
daerah Rote Ndao, serta semua
komponen masyarakat yang
terlibat di dalamnya, semua
masalah dapat diatasi. Walau ada
sedikit insiden menjelang hari H.
Peserta LokaRote seriusmenyusun RTL kecamatan
LokaRote 2015 | 43
Hari-H sudah di depan mata.
Tanggal 19 November 2015,
bagi saya adalah salah satu
hari bersejarah, yang tak akan
pernah saya lupakan. Hari itu
kami menantikan kehadiran
sahabat-sahabat kami relawan
pusat berjumlah 19 orang.
Rasanya waktu itu adalah
berbahagia, berbangga,
dan euforia dalam jiwa saya
berkecamuk merdu. Hehehehe.
Bagaimana tidak, Jakarta yang
jauh disana tidak menghalangi
mereka untuk datang di pulau
terselatan pertiwi.
Hanya dengan satu harapan
yakni berbagi ilmu dengan
rekan-rekan pendidik di Rote
Ndao. Saat turun dari kapal,
senyuman manis dan sedikit
kerutan di kening akibat panas,
menjadi jamuan awal saat
tatapan mata beradu pandang.
Rasanya waktu itu adalah berbahagia, berbangga, dan eforia dalam jiwa saya berkecamuk merdu.
Syukur pada Tuhan dan
semesta yang menjaga
mereka. Topi Ti’i langga
dan selendang adat yang
disematkan di kepala dan
bahu mereka adalah symbol
hangat khas Rote Ndao
sebagai bukti penyambutan
kami yang sederhana,
namun tulus.
Semoga rasa cinta kami
untuk mereka, singgah
di hati mereka. Setelah
penyambutan, rombongan
diantar menuju Masjid
sehingga teman-teman
Kolaborasi dengan berbagaipihak demi LokaRote
LokaRote 2015 | 44
beragama Islam dapat
melaksanakan sholat. Saya
turut mengantarnya. Saya
baru pertama kali masuk ke
masjid, karena saya Katolik.
Saya cuma berpikir, alangkah
indahnya hidup berdampingan
dalam perbedaan. Asyikkan?
Kita tak perlu habiskan waktu
dengan berpikir negatif, tetapi
bersyukur karena perbedaan
yang dapat menyatukan.
Ah LokaRote.
Saya cuma berpikir, alangkah indahnya hidup berdampingan dalam perbedaan. Asyikkan?
Tanggal 20-21 November adalah
puncak semua kegiatan. Hari
pertama kegiatan, saya sudah
stand by di SMPN 2 Lobalain
sejak jam 5 pagi. Saya orang
pertama yang hadir.
Luar biasa!
Ini ulah Adik Ihu alias Mas Udin
alias Pak Oenatali (PM X).
Waktu menjadi sangat
berharga karena semua sudah
diatur sesuai skenario, untuk
menghindari kebiasaan suka
telat yang sudah mendarah
daging. Namun LokaRote
kali ini membuat saya cukup
tercengang, sebab beberapa
guru hadir bahkan sebelum
waktu yang ditentukan.
Kegiatan demi kegiatan pun
dilakukan dengan baik.
Suasana refleksi bersama peserta
LokaRote 2015 | 45
Semua peserta tampak aktif
mengikuti tiap kegiatan dari
berbagai wahana, seperti
metode belajar kreatif,
calistung, madding, penge-
lolaan taman baca, dan se-
bagainya. Para relawan dan
fasilitator tak kalah semangat.
Untuk membuat kelas-kelas
menjadi lebih meriah, LokaRote
menyediakan berbagai jenis
tepuk. Yang paling terkenal
adalah tepuk kasih sayang dan
tepuk semangat.
Selain tepuk, relawan pusat
menyediakan hadiah bagi
peserta yang mampu menjawab
tantangan dengan baik. Ada
seorang bapak dari Rote Barat
Daya berbisik “Ibu, beta
dapat buku RuBel dari pak
Diko. Soalnya, beta bisa jawab
pertanyaan Sudoku cuma satu
menit saaa….”. Selain bapak
tadi, ada juga yang bergembira
karena mendapat hadiah papan
mini. Sedangkan seorang siswa
yang mengikuti kegiatan I’m
bro bercerita “Ibu, beta pung
cerita Setan minta pensiun
terkenal ooooo”.
Yang paling terkenal adalah tepuk kasih sayang dan tepuk semangat.
Setidaknya dari kegiatan
ini selain ilmu yang mereka
peroleh ada kegembiraan
pula di dalamnya. LokaRote
pun usai ditanggal 21
November.
Tapi tidak cuma selesai
disitu! Sebab, peserta
LokaRote sudah
berkomitmen untuk
melanjutkan kegiatan ini
di gugus mereka masing-
masing sesuai dengan RTL
yang lelah mereka susun.
Keren sekali yaaaaaa.
Hari itu, wajah panitia seperti
mendapat hadiah dari
surga. Semua rasa capek
terbayar lunas. Pemerintah
Kabupaten Rote Ndao yang
diwakili oleh Kadis PPO
mengapresiasi kegiatan ini.
LokaRote 2015 | 46
Kebalai bersama menjadi
suguhan akhir kegiatan.
Tarian yang menunjukkan
kebersamaan dan kegembiraan.
Seluruh panitia, relawan daerah,
relawan pusat, Kadis PPO,
dan peserta yang lain turut
serta menghentak tanah Rote
dengan tarian khas daerah ini.
LokaRote boleh saja selesai,
namun gaungnya telah
membuat hati saya ikut
berdebar. Saya belajar banyak
dari kegiatan ini, terutama
cara menciptakan suasana
menyenangkan dalam kelas.
Hari itu, wajah panitia seperti mendapat hadiah dari surga. Semua rasa capek terbayar lunas.
Informasi yang saya dapatkan
dari rekan-rekan guru SD
termasuk relawan lokal, mereka
sudah mulai menerapkan ilmu
yang mereka peroleh dari
LokaRote kepada peserta didik,
ada pula yang sudah mulai aktif
menggalakkan taman baca dan
membuat mading kreatif.
ada pula yang sudah mulai aktif menggalakkan teman baca dan membuat mading kreatif.
Sedangkan di sekolah saya
sendiri, perpustakaan sedang
ditata agar lebih menarik
dan anak-anak juga sedang
mengumpulkan tulisan untuk
majalah dinding yang akan
terbit di bulan Januari 2016
mendatang.
LokaRote 2015 | 47
Semoga segala asa yang kita
rajut bersama di LokaRote
mengalirkan hawa yang positif
kepada setiap orang yang
mengenal dan mendengarnya.
Semoga semua peluh dan
upaya kita hari kemarin dalam
LokaRote, menginspirasi
banyak orang lain untuk
bersedia berbagi ilmu, bersedia
bahu-membahu membangun
pertiwi, bersedia menyalurkan
semangat positif, bersedia
ikhlas melayani anak bangsa.
Harapan adalah benda ber-
sayap yang siap bertengger
di tiap hati yang mau mene-
rimanya dan mengibarkan
sayapnya memeluk hati
yang lain.
Terimakasih untuk relawan
pusat atas pelajaran
berbagi ilmu dengan ikhlas.
Semangat memberi tanpa
pamrih yang kalian tunjukkan
akan selalu dikenang oleh
kami penduduk Nusa Lontar.
Harapan adalah benda bersayap yang siap bertengger di tiap hati yang mau menerimanya dan mengibarkan sayapnya memeluk hati yang lain.
LokaRote 2015 | 48
Agen PendidikanRote Ndao
Quinto BollaGuru - Relawan Pendidikan Rote Ndao
Banyak hal-hal baru yang di
dapat dari para peserta dan
panitia yang meninggalkan
kesibukannya karena harus
hadir menyampaikan
materinya di Rote. Namun
sudah mau menyempatkan
waktu untuk berbagi
merupakan pengorbanan.
Kadang terlihat biasa tapi
menjadi berbeda karena
relawan narasumber bukan
orang-orang yang latar
belakangnya pendidikan
tapi tetap mau berkontribusi
demi pendidikan. Dan itu
hal yang mulia.
Sangat inspiratif.Lalu, kita yang berada dalam
dunia pendidikan harusnya
buat apa?
Beberapa narasumber sedikit
ragu apakah saat pelaksanaan
apakah materi yang mereka
sampaikan kurang menarik
tapi bagi saya mereka sudah
sangat sempurna. Karena
sudah menyempatkan apa
yang mereka miliki. Pihak
kementerian saja belum tentu
ada waktu.
Ini buktinya, pendidikan bukan
hanya milik orang pendidikan
tapi milik semua orang.
LokaRote 2015 | 49
Ini buktinya, pendidikan bukan hanya milik orang pendidikan tapi milik semua orang.
Kehidupan berubah karena
pendidikan. Untuk panlok
sendiri saya melihat latar bela-
kang berbeda tapi cukup padu.
Mungkin kita hanya sebagian
orang kecil yang peduli dengan
pendidikan mungkin jumlahnya
0,001% ini berarti masih harus
banyak lagi yang peduli
pendidikan.
Jika boleh saya sedikit berbagi,
orang rote itu tidak mau rugi.
Harus lihat bukti dulu baru
mau bekerja. Misalnya ketika
saya jual bensin lalu laku keras
kemudian semua orang akan
berbondong-bondong ikutan
dan imbasnya harga jadi turun.
Yang kedua, sulit memulai
hal baru untuk kepentingan
bersama. Melihat kondisi
ini saya bersyukur masih
ada panitia lokal yang
memiliki kemampuan untuk
mendobrak. Saya berharap
keberlanjutannya dapat
dipantau dan sekembalinya
PM para panitia siap
melanjutkan perjuangan.
Tujuannya agar semua orang
peduli pendidikan. Dinas
pendidikan harus memantau
kegiatan ini. Dilapangan para
peserta berharap kegiatan
serupa dapat dilaksanakan
agar banyak alternatif yang
bisa mereka gunakan di kelas
agar tidak monoton. Misalnya,
untuk mendapatkan hasil 2
tidak harus 2-0 bisa juga 4-2
dan sebagainya.
Semakin banyak pengalaman
pasti akan ada perubahan
dengan demikian akan timbul
kemajuan.
LokaRote 2015 | 50
Terima Kasih,LokaRote
Werni SinlaeGuru - Relawan Pendidikan Rote Ndao
apalagi saya diikut sertakan
untuk menjadi panitia. Sehingga
dari sana saya jadi banyak
belajar baik dari relawan panitia
dan relawan narasumber.
Persiapan yang matang dan
solid dari para panitia juga
menghasilkan kegiatan yang
bagus dari persiapan ruangan
serta fasilitas lainnya.
Saya cukup senang dengan kegiatan yang positif ini,
Kegiatan ini sungguh sangat
membantu para guru dengan
kondisi sekolah-sekolah
yang masih menggunakan
pembelajaran yang kaku,
kuno dan tak aplikatif di
masyarakat.
Kiranya ke depan seusai
kegiatan ini mereka mampu
mengimplementasikannya.
LokaRote 2015 | 51
Saat kegiatan berlangsung
mungkin para peserta terlihat
kaku dan malu-malu tapi setelah
kegiatan berlangsung semua
begitu mencari bahkan kami
tertawa dengan banyak hal.
Persiapan yang matang dan solid dari para panitia juga menghasilkan kegiatan yang bagus dari persiapan ruangan serta fasilitas lainnya.
Menariknya, kegiatan ini tidak
hanya untuk para para guru
dan kepala sekolah tapi juga
mendatangkan para taman
baca. Materi taman baca
juga sangat membantu para
pengelola karena kadang saya
sendiri yang mengelola taman
baca juga bingung akan diisi
apa kegiatan taman baca.
Terima kasih atas setiap
kerjasamanya. Semoga ke
depannya kita bisa bekerja
bersama lagi. Shalom.
Pembuatan Media Kreatif RuBel
LokaRote 2015 | 52
Inspirasi LokaRote Yadmi Lian
Guru - Relawan Pendidikan Rote Ndao
Ternyata masih banyak juga
yang peduli dengan pendi-
dikan walau latar belakang
bukan pendidikan tapi
memiliki kepedulian tinggi
kepada dengan daerah
terlebih membayar sendiri.
Saya sempat cerita dengan
teman guru bahwa ini bukan
pengembangan kapasitas
yang biasa karena yang
ditekankan dalam pelatihan
ini adalah interaksi para
narasumber dan peserta
sehingga membangun
kebersamaan.
Saya pribadi sangat senang di kegiatan ini karena sangat menginspirasi.
Kalo ini terus kita buat maka
kita akan mendapatkan
metode baru untuk di kelas.
Dengan sendirinya, guru-guru
terinspirasi dan pembelajaran
berubah sebagai mana
mestinya. Selama ini guru-
guru di Rote pemahaman
terhadap mengajarnya masih
kurang kebanyakan memakai
yang ada saja sehingga tidak
ada inisiatif.
Kegiatan ini menginspirasi,
masa orang luar bisa buat
sesuatu sedangkan kita tidak
berbuat apa-apa.
LokaRote 2015 | 53
Dengan sendirinya, guru-guru terinspirasi dan pembelajaran berubah sebagai mana mestinya.
Contohnya pada RuBel, setelah
mendapatkan materi awal lalu
mereka diajak membuatnya, dan
ternyata mereka juga bisa. Hanya
kemauan saja yang belum ada dan
tidak ada pula yang mendorong
hal itu.
Setelah hari-H, gugus
melati di Rote Tengah akan
mendiskusikan kegiatan ini
di pertengahan Januari nanti.
Kami berharap kegiatan ini
tetap ada, bukan karena
IM. Bahkan ketika IM sudah
tidak ada lagi, semangat itu
membara dan kegiatan serupa
berkembang terus.
Suasana akrab pela-tihan metode kreatif
LokaRote 2015 | 54
Kami berharap kegiatan ini tetap ada, bukan karena IM. Bahkan ketika IM sudah tidak ada lagi, semangat itu membara dan kegiatan serupa berkembang terus.
”
LokaRote 2015 | 55
LokaRote 2015 | 56
LokaRote 2015 | 57
Tentang Rabu dan KamisArsyad Iriansyah
Pengajar Muda X Rote Ndao
Ponsel di meja berbunyi.
Di sana seorang perempuan
tepatnya dari Rote kembali
menyakinkan saya apakah
transport para relawan sudah
aman? Saya yang menghadapi
kenyataan bahwa mobil belum
dapat hanya menjawab:
“Ya, AMAN!”
Sebelumnya, kenalkan nama
saya Arsyad biasa dipanggil
Acad untuk kalangan teman-
teman Indonesia Mengajar. Kali
ini tugas saya cukup mudah tapi
njelimet orang jawa bilang. Saya
harus mendapatkan setidaknya
lima mobil yang akan digunakan
untuk tranportasi menjemput
relawan yang tiba di Kupang
tepatnya dari bandara lalu
diantar menuju pelabuhan
Kupang.
Saat itu dinas tidak bisa
memberikan mobil karena
mobil sedang digunakan untuk
mobilisasi pengawasan UKG.
Itu artinya tidak ada mobil yang
bisa saya gunakan.
Gayung bersambut setelah saya
menelepon dan sms sana sini.
Sekelompok anak muda yang
menamakan dirinya Geng Motor
Imut dan PIKUL membantu
saya dengan iuran mobil dan
sopir. Itu artinya saya sudah
mendapatkan satu mobil.
LokaRote 2015 | 58
Saya harus men-dapatkan setidaknya 5 mobil yang akan digunakan untuk tranportasi
Masih keki karena hari kamis
banyak mobil yang digunakan.
Saya ingat seorang manager
sekaligus owner dari hotel
terkenal di Kupang yang
mendukung kegiatan IM.
Pun, akhirnya ia juga iuran
mobil Elf dan mobil Avanza nya
untuk digunakan. Pak Minhajul
(Ketua LPMP Kupang) dengan
kerendahan hatinya turut iuran
agar mobilnya bisa digunakan
dan satu lagi mobil bapak salah
satu penggerak dari Rote yang
sedang kuliah di Australia.
Itu artinya mobil sudah cukup
banyak untuk digunakan.
Awalnya getir karena mobil tak
ada namun akhirnya beberapa
jam sebelum penjemputan, mobil
membrondong untuk digunakan.
Jadilah saya membagikan porsi
iuran mobil itu agar semua sama
rata sama rasa.
Serbuan pertanyaanSemua relawan yang dari dari
berbagi Indonesia totalnya 22 itu
rata-rata pada menyerbu saya
dengan pertanyaan apa yang
harus dilakukan ketika mereka
sampai di Kupang atau apakah
ada yang menjemput mereka.
Mungkin karena saya berjiwa
“iseng” jadilah saya menjawab:
“ Tenang, nanti ada sopir yang menjemput”
Sambutan Bandara El Tari Kupang
LokaRote 2015 | 59
Sopirnya tak lain tak bukan
saya sendiri! Hari itu datang
tepatnya rabu hanya ada
7 relawan dengan waktu
kedatangan berbeda-beda dari
siang sampai malam pukul
10 malam.
Esoknya tiba!
Hari kamis keramat menurut
saya karena perjuangan
menembus macetnya Kupang
harus dilalui agar tidak
ketinggalan kapal.
Alur pemberangkatan dibagi
atas dua kelompok yaitu
kelompok yang berangkat dari
LPMP sebanyak tujuh orang
itu dengan rombongan yang
datang pukul 07.00 WITA
dari bandara lalu meluncur ke
pelabuhan. Mobil saya sediakan
banyak di bandara karena
memang jumlah kedatangan
relawan yang tiba di Bandara
lebih banyak.
TARAAAA!
Salah perhitungan, ternyata
mobil yang harusnya turut
menjemput batal karena
terlambat bangun. Akhirnya
kelompok yang berangkat dari
LPMP menyewa angkot untuk
digunakan. Untung ada Pak
Ernest relawan penggerak dari
Rote yang sangat membantu
saya selama di Kupang.
Sedangkan saya sendiri?
Saya mengurus relawan yang
tiba di bandara lalu meluncur ke
pelabuhan. Saat itu saya dibantu
sama Kak Danny Wetangterah
dari PIKUL dengan mobil pribadi-
nya dan saya menggunakan mobil
hotel yang kami pinjam. Saat
itu, ada hal yang menurut saya
mengharu biru saat Mak Cika dan
beberapa orang di dalam mobil
itu asyik mengobrolkan persiapan
mereka untuk mengisi materi
pada LokaRote.
LokaRote 2015 | 60
Sekelebat saya menangkap
aura positif itu. Mereka yang
tak dibayar itu malah membayar
sejumlah uang untuk membeli
tiket, mengorbankan cutinya
yang sebenarnya bisa mereka
gunakan untuk bersenang-
senang bersama pacar atau
keluarganya.
Pun, akhirnya saya mengerti
bahwa seseorang yang datang
dalam perjalanan yang tengah
dilalui, pastilah dihadirkan oleh
Tuhan untuk sebuah alasan.
Mereka dihadirkan untuk
memberi pembelajaran.
Ketika kita tak cukup mampu
untuk mencari kebaikan seorang
diri, mereka diperkenalkan
untuk bisa menjadi guru bagi
kehidupan. Ya, guru kehidupan
untuk para guru di pelosok
Rote ini!
Sekelebat saya menangkap aura positif itu. Mereka yang tak dibayar itu malah membayar sejumlah uang untuk membeli tiket.
Keseruan Narasumberdalam persiapan
LokaRote 2015 | 61
Layaknya seorang laki-
laki yang memadu
kasih selalu berharap
bahwa cintanya tak bertepuk
sebelah tangan atau buruk-
buruknya ia harus menjalani
LDR karena terpisahkan oleh
benua atau pulau. Mungkin
itu sedikit gambaran saya
menggambarkan kegiatan
LokaRote yang super duper
mengelola cinta itu sendiri.
LokaRote ini nyatanya
merupakan buah dari
kolaborasi cinta. Bayangkan,
bagaimana pemerintah
Kabupaten Rote Ndao dengan
iurannya membuat acara ini
terwujud dengan bantuan
dinas pendidikan. Cinta lainnya
datang para instansi TNI yang
juga iuran truknya untuk kami
gunakan sebagai mobilisasi
relawan selama di Rote.
LokaRote:Kolaborasi Rasa Cinta
Arsyad IriansyahPengajar Muda X Rote Ndao
“ Sebuah pepatah berujar bahwa creative collaboration is awesome.”
LokaRote 2015 | 62
Para guru, kepala sekolah
dan pengawas memberikan
rasa cintanya yang bikin kami
terenyuh saat mereka duduk
di bangku peserta dan mengisi
ruang-ruang yang kosong itu
dengan pergumulan perdebatan
tentang mana yang lebih baik
untuk mereka lakukan untuk
sekolah idaman mereka.
Tak luput diskusi berat tentang
metode pembelajaran yang
mereka buat sendiri lalu
mereka bagikan ke para guru
di kelas mereka dan cinta yang
bombastis juga disajikan dalam
bentuk racauan mereka:
“ Kenapa cuma sebentar saja!”
Cinta yang lembut tapi tajam
menerjang datang dari para
panitia yang juga penggerak
pendidikan di Rote Ndao yang
bahu-membahu membuat acara
ini terwujud sehingga membuat
cinta dengan Rote begitu
dalam sehingga tak dapat
terukur berapa kedalamannya.
Di balik tugas yang menumpuk
di kantor mereka. Ya, para
relawan penggerak ini terdiri
atas beraneka ragam profesi
baik itu guru, pengawas,
pengusaha dan PNS.
Materi psikologi anakoleh Taufan Dedy
LokaRote 2015 | 63
Tentu, kecintaaan mereka
lebih dalam dari saya karena
merekalah yang lahir dan
besar di sina. Mereka beri-
kan cintanya agar kelak
cucu mereka mendapatkan
pendidikan yang lebih baik
dibandingkan dengan mereka.
Kolaborasi cinta itu akan
maknyus kalo tak ada rasa
cinta dari panitia pusat yang
juga nyatanya meraka adalah
relawan dari berbagi latar
profesi yang membantu
mewujudkan kegiatan ini agar
terwujud dari proses seleksi
relawan narasumber dan
konten materi.
Mereka berikan cintanya agar kelak cucu mereka mendapatkan pendidikan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka.
Ah, mereka membuat saya
yakin bahwa di LokaRote
saya menjadi saksi tenun
kebangsaan itu benar adanya
dan bukan cerita dongeng
belaka. Terakhir cinta yang
melebihi cinta itu sendiri,
entahlah apa namanya
itu datang dari relawan
narasumber yang tawanya
membuat kami selalu kangen
untuk berjumpa lagi.
Pembuatan metodekreatif bersama
LokaRote 2015 | 64
Ruang Belajar Asik, Menyenangkan!
Ashela Risa PM X Rote Ndao
Apakah metode mengajar
yang sering digunakan di kelas
monoton, hanya metode ceramah
saja? Atau anda merasa kesulitan
membuat media kreatif untuk
pembelajaran menyenangkan
di kelas?”
Jangan khawatir, temukan
berbagai ide metode pembe-
lajaran kreatif di portal RuBel:
www.belajar.indonesiamengajar.org
Masih banyak tenaga pendidik di
Kabupaten Rote Ndao khususnya
yang belum mengetahui dan
memanfaatkan portal RuBel
sebagai salah satu sumber
ide pembelajaran kreatif.
Itulah yang melatarbelakangi
dipilihnya Wahana Ruang
Belajar (RuBel) untuk diseleng-
garakan dalam Festival Gerakan
Indonesia Mengajar di Kabu-
paten Rote Ndao tahun 2015,
bersama dua wahana lainnya
yaitu Ruang Berbagi Ilmu
(RUBI) dan Indonesia Mengajar
Broadcasting (IM Bro).
“ Anda seorang guru? Pernah mengalami kebosanan ketika mengajar?
LokaRote 2015 | 65
Tiga wahana tersebut dipilih
oleh para penggerak pendidikan
daerah karena dirasa menjawab
kebutuhan pendidikan Rote Ndao
saat ini.
Wahana RUBI merupakan
sarana berbagi ilmu tentang
Manajemen Berbasis sekolah,
Metode Kreatif Calistung dan
Pengelolaan Taman Baca.
Sasarannya adalah kepala
sekolah, guru, dan pengelola
taman baca.
Wahana IM Bro adalah sarana
pertukaran informasi terkait
pendidikan seperti info lomba
dan beasiswa. Kegiatan yang
dilaksanakan adalah berupa
pelatihan Mading kepada siswa
SMA dan satu guru pendamping.
Wahana RuBel merupakan
sarana sosialisasi dan peman-
faatan portal RuBel sebagai
sumber pembelajaran kreatif
yang bertujuan menumbuhkan
semangat peserta untuk mene-
rapkan pembelajaran kreatif
ketika mengajar. Sasarannya
adalah kepala sekolah, guru
dan pengawas di Kabupaten
Rote Ndao.
Portal RuBel sebagai sumber pembelajaran kreatif yang bertujuan menumbuhkan semangat peserta untuk menerapkan pembelajaran kreatif ketika mengajar.
Ketiga wahana tersebut sukses
terlaksana di bawah satu payung
bernama LokaRote 2015.
Event lokakarya inspirasional ini
mengusung tema “Peningkatan
Kualitas Pendidik Melalui
Penguasaan Manajemen
Berbasis Sekolah, Metode
Kreatif, dan Teknologi”.
Bertempat di SMPN 2 Lobalain,
LokaRote 2015 dilaksanakan
selama 2 hari yaitu pada tanggal
20 – 21 November 2015.
LokaRote 2015 | 66
Ruang Belajar Asik, Asik, Asik, Ruang Belajar Asik Menyenangkan!
Wahana RuBel sendiri meng-
hadirkan 3 relawan pusat sebagai
narasumber. Ada Kak Kiki, Kak
Manda dan Kak Diko yang
menemani peserta mengikuti sesi
metode kreatif di hari pertama
dan pelatihan IT di hari kedua,
dibantu dengan para peng-
gerak daerah yang menjadi
co-fasilitator.
Oh ya, RuBel punya jingle unik
loh! Begini,”Ruang Belajar Asik,
Asik, Asik, Ruang Belajar Asik
Menyenangkan!” Jinglenya
harus dinyanyikan dengan meng-
goyangkan kedua jempol ke
depan dan harus bersemangat.
Nah, jingle ini menjadi santapan
pembuka tiap sesi agar peserta
tetap fresh mengikuti materi.
Kegiatan yang dilaksanakan
di wahana RuBel berlangsung
interaktif. Di hari pertama,
rasanya sangat menyenangkan
sekali melihat para peserta
antusias mempraktekkan atau
membuat media kreatif baik
dari contoh yang sudah ada
di portal RuBel maupun ketika
memunculkan ide kreatif sendiri.
Hari kedua juga tak kalah seru.
Sesi diawali dengan pemutaran
video inspiratif tentang penting-
nya peran guru, lalu dilanjutkan
dengan pengenalan dasar
pengoperasian komputer dan
internet. Sebenarnya hampir
semua peserta rata-rata sudah
memiliki komputer namun belum
mampu mengoperasikannya.
Karena itu beberapa peserta
mengakui bahwa perlu diada-
kannya pelatihan IT semacam ini.
Event lokakarya inspirasional ini mengusung tema “Peningkatan Kualitas Pendidik Melalui Penguasaan Manajemen Berbasis Sekolah, Metode Kreatif, dan Teknologi”.
LokaRote 2015 | 67
Setelah sesi pengenalan dasar
kemudian dilanjutkan dengan
pengenalan portal ruang belajar
serta pemanfaatannya.
Pada sesi refleksi, ada seorang
peserta yang mengungkapkan
bahwa beliau terkadang merasa
tidak percaya diri dalam
memberikan pembelajaran
kreatif, namun setelah lokakarya
ini, muncul keinginan untuk
menjadi guru yang lebih baik
lagi kedepannya dan bisa
menerapkan pembelajaran
kreatif di kelas.
Ucapan terimakasih juga disam-
paikan oleh peserta lainnya
kepada relawan pusat dalam
bentuk puisi.
namun setelah lokakarya ini, muncul keinginan untuk menjadi guru yang lebih baik lagi kedepannya dan bisa menerapkan pembelajaran kreatif di kelas.
LokaRote 2015 bukanlah
lokakarya biasa. Mengapa?
Dari persiapan hingga
pelaksanaan, ianya sungguh
menyimpan banyak cerita.
Singkatnya bisa digambarkan
melalui 6 K berikut:
Pak Daud selaku ketua panitia memberikan kata sambutan kepada relawan
Di akhir sesi, relawan pusat
mempersembahkan buku
‘Ruang Belajar’ sebagai apresiasi
kepada 3 peserta terbaik selama
mengikuti RuBel LokaRote 2015.
LokaRote 2015 | 68
Komunikasi Narasumber dalam kegiatan
ini adalah relawan FGIM yang
berjumlah sekitar 20an orang,
berasal dari berbagai daerah
di seluruh Indonesia namun
mayoritas dari pulau Jawa.
Adalah hal yang menarik dan
menantang ketika penggerak
pendidikan daerah sebagai
panitia lokal harus menjalin
komunikasi dengan relawan
dalam merancang kegiatan
ini bersama-sama. Dalam
hal ini, panitia lokal bersama
para relawan telah berhasil
melakukan komunikasi yang
baik sebelum hari H kegiatan
meskipun melalui komunikasi
jarak jauh.
KoordinasiDalam penentuan peserta
lokakarya, panitia telah
berkoordinasi dengan Dinas
Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga (PPO) Kabupaten
Rote Ndao melalui Cabang
Dinas PPO
Adalah hal yang menarik dan menantang ketika penggerak pendi-dikan daerah sebagai panitia lokal harus menjalin komunikasi dengan relawan dalam merancang kegiatan ini bersama.
Perkenalan relawan di Gereja Efata
LokaRote 2015 | 69
Akhirnya ditetapkanlah dua
kepala sekolah dan dua guru di
tiap gugus serta pengawas di
tiap kecamatan untuk menjadi
peserta kegiatan ini. Panitia
juga berkoordinasi dengan
sekolah-sekolah dan instansi-
instansi untuk memfasilitasi
peralatan berupa layar, infocus,
soundsystem dan sebagainya
guna mendukung kegiatan ini.
KolaborasiLokaRote 2015 tidak akan
sukses terlaksana tanpa adanya
kolaborasi dari berbagai pihak.
Pemda Kabupaten Rote Ndao
telah memberikan dukungan
penuh dalam hal pendanaan.
Kodim, Lanal, dan beberapa
aktor lokal lain telah membantu
menyediakan sarana trans-
portasi untuk mobilisasi relawan
pusat. Masyarakat setempat juga
telah bersedia menerima para
relawan pusat untuk menginap
di rumah mereka.
KomitmenBayangkan pengorbanan para
relawan pusat yang telah rela
mengambil cuti pekerjaan,
menyisakan waktu, uang, tenaga,
pikiran demi terselenggaranya
kegiatan ini. Itu karena adanya
komitmen untuk berbagi.
LokaRote 2015 tidak akan sukses terlaksana tanpa adanya kolaborasi dari berbagai pihak.
LokaRote 2015 | 70
Bayangkan juga para
penggerak daerah yang
pastinya memiliki kesibukan
masing-masing namun tetap
menyisakan waktu, uang,
tenaga dan pikiran untuk
datang ke pertemuan bersama
membahas rancangan kegiatan.
Itu juga terjadi karena adanya
komitmen penggerak daerah
dalam memajukan pendidikan
di Rote ndao.
KehadiranKegiatan dijadwalkan mulai
pada jam 6.45 WITA, diawali
dengan registrasi peserta.
Sejujurnya, ada kekhawatiran
bahwa peserta akan hadir
terlambat, seperti yang terjadi
di kebanyakan acara alias molor
waktu. Namun ternyata peserta
justru hadir tepat waktu, malah
banyak yang datang lebih awal
dan semangat untuk mengikuti
rangkaian acara pembukaan.
Oh ya, ada yang spesial di
acara pembukaan LokaRote
2015 ini, yaitu kehadiran Pak
Mardi Wu, CEO Nutrifood yang
berkesempatan hadir berbagi
inspirasi tentang kepemimpinan.
Namun ternyata peserta justru hadir tepat waktu, malah banyak yang datang lebih awal dan semangat untuk mengikuti rangkaian acara pembukaan.
Keberlanjutan Berbicara keberlanjutan tentu
berbicara soal dampak. Saya
sendiri menyaksikan dampak
positif yang terjadi pasca
LokaRote 2015.
Pendaftaran ulang peserta LokaRote
LokaRote 2015 | 71
Ada guru yang jadi ikut
menerapkan tepuk-tepukan
penyala semangat saat
sedang mengajar di kelas. Ada
penggerak daerah yang akan
menjadi narasumber untuk
LokaRote mini tingkat gugus
di kecamatannya.
Ada relawan pusat yang terus
menjalin komunikasi dengan
pengelola taman baca dan
berniat menyumbangkan buku.
Bahkan ada relawan pusat
yang bercucuran air mata
mendengar cerita perjuangan
seorang remaja pengelola
taman baca yang masih SMA,
namun berdedikasi tinggi
dalam menghidupkan taman
baca dilingkungannya agar
bisa dinikmati anak-anak dan
warga. Lalu muncul niat untuk
memberikan beasiswa kepada
remaja tersebut.
Luar biasa bukan?
Oh ya, 1K lagi:
Kenangan
Meskipun hanya berlangsung
beberapa hari, kenangan yang
ditinggalkan punya warna
tersendiri. Sahabat baru,
keluarga baru, semangat
baru, dan banyak pelajaran
baru yang didapatkan dari
LokaRote 2015.
Ada relawan pusat yang terus menjalin komunikasi dengan pengelola taman baca dan berniat menyumbangkan buku.
LokaRote 2015 | 72
Memantik Terang di Nusa Lote Frans Mateus Situmorang
Pengajar Muda X Rote Ndao
Matahari siang itu sebenarnya
terik, tapi tak sepanas biasa-
nya. Keringat memang ber-
cucuran, namun lega rasanya.
Dua hari lamanya, sebuah
festival telah dirayakan di
pagar terselatan Indonesia,
Kabupaten Rote Ndao.
Kita menyebutnya LokaRote,
sebuah lokakarya unik yang
diharapkan menjadi salah satu
pemantik perubahan di Rote Ndao.
Mundur dua bulan ke belakang,
kegiatan ini masih dalam
gagasan. Begitu abstrak.
21 November 2015
Dimulai dari adanya momentum
perayaan lima tahun Indonesia
Mengajar, yang hendak diwujud-
kan dalam satu rangkaian
gotong-royong.
Kita menyebutnya Festival
Gerakan Indonesia Mengajar
edisi 2015. Dari Aceh hingga
Papua. Seperti apel yang
menunggu dipetik, maka
demikianlah para relawan lokal
melihat kesempatan ini dan
tak menyia-nyiakannya demi
memajukan pendidikan di
Rote Ndao.
LokaRote 2015 | 73
Lalu waktu pun bergulir. Sempat ada keraguan: siapkah kita?
Tak seperti di kota-kota besar
lainnya, iklim kerelawanan di
daerah belum sepenuhnya
terbentuk. Kultur gotong-
royong memang masih terjaga
dengan baik di desa-desa,
namun biasanya dalam lingkup
yang lebih kecil seperti gotong-
royong membangun fondasi
rumah atau Tu’u (iuran dana)
untuk pernikahan.
Dalam bentuk kepanitiaan
tingkat kabupaten yang banyak
menguras waktu dan tenaga?
Kurasa belum banyak.
Beruntung, Rote punya
komunitas relawan pendidikan
Rote Ndao. Komunitas relawan
ini lah -yang secara tidak
resmi terbentuk sejak Forum
Kemajuan Pendidikan Daerah
Rote Ndao bulan Agustus
2015- yang kelak akan menjadi
tulang punggung kristalisasi
FGIM 2015 di Rote Ndao.
Sebagian besar relawan ini
memang bergerak di bidang
pendidikan,seperti guru,kepala
sekolah hingga pengawas.
Jumlahnya tak banyak, namun
cukup membuat semangat
ikut terbakar. Kesepakatan lalu
diambil: LokaRote 2015, siap
diwujudkan dengan kolaborasi
wahana Ruang Berbagi Ilmu,
Ruang Belajar dan Indonesia
Mengajar Broadcasting.
Beruntung, Rote punya komunitas relawan pendidikan Rote Ndao.
Rata-rata para relawan sudah
berkeluarga. Itu berarti
seharusnya mereka tak punya
waktu lebih untuk dihabiskan
untuk rapat koordinasi.
Belum lagi dengan latar
belakang mereka sebagai
aktor pendidikan dan abdi
negara yang tentunya
disibukkan dengan segala
tugas pokok dan fungsi
yang mereka emban.
LokaRote 2015 | 74
Namun seperti yang sudah
sering kita dengar, negara kita
tak pernah kekurangan orang
baik. Maka demikianlah saya
saksikan dalam keberjalanan
persiapan LokaRote ini.
Hampir tiap minggu, para
relawan itu mau berkumpul
menempuh jarak puluhan
kilometer untuk merancang
LokaRote. Tak jarang
berdiskusi sampai gelap
menyapa,sehingga membuat
beberapa dari mereka kesulitan
pulang. Maklum, lampu jalan
di rote hampir-hampir seperti
pajangan besi karena, yah,
kebanyakan tanpa lampu.
Lebih menarik lagi, walau terdiri
dari orang-orang yang berasal
dari satu “rantai makanan” yang
sama, diskusi berjalan dengan
kondisi egaliter tanpa kasta,
menunjukkan kerendahan hati
mereka dalam mewujudkan
mimpi bersama.
Hampir tiap minggu, para relawan itu mau berkumpul menempuh jarak puluhan kilometer untuk merancang LokaRote.
Kekompakan di FKPD Rote Ndao 2015
LokaRote 2015 | 75
Ketua LokaRote, Pak Daud
Dakabessy misalnya, tempat
tinggalnya yang berada
di ujung barat Rote Ndao
membuatnya harus menempuh
jarak sekitar 30 km untuk
dapat hadir di titik kumpul.
Hebatnya lagi, beliau selalu
hadir di tiap rapat, jika tidak
sedang melaksanakan tugasnya
sebagai pengawas.
Pak Dany Henukh juga demikian,
sebagai penanggungjawab
wahana Ruang Belajar (RuBel)
beliau sanggup menjamu
rapat internal yang intens di
kediamannya hingga malam
menyapa. Pak Rafael Buan dan
Pak Johannis, sebagai duo
kepala sekolah yang cukup aktif
memberikan masukan pada
proses persiapan LokaRote,
bahkan menjadi fasilitator
ulung pada hari pelaksanaan.
membuatnya harus menempuh jarak sekitar 30 km untuk dapat hadir di titik kumpul.
Kak Yani yang sigap mengum-
pulkan receh di gereja demi
kelancaran dana. Kak Into, Pak
Petrus, Bu Ensri, Kak Nova, Kak
Ela, Pak Hamid, Pak Nando dan
masih banyak lagi relawan yang
melakukan hal hebat dalam
membantu persiapan LokaRote
2015 ini.
Lalu satu hari sebelum hari
pelaksanaan. Saya melihat
para bapak-ibu itu bersama
menyusun kursi, meja dan
dekorasi yang juga dibuat
semalam suntuk. Tanpa
harus merasa tersinggung
diberikan instruksi oleh orang-
orang yang jauh lebih muda,
mereka proaktif menyiapkan
“panggung festival” agar
semuanya dapat berjalan
dengan sempurna.
Seperti telenovela, begitu
banyak hal yang sempat
menjadi rintangan dalam
mewujudkan LokaRote.
Mulai dari dialog intensif soal
peleburan ketiga wahana
dalam satu wadah bersama,
perubahan nama dan jumlah
LokaRote 2015 | 76
peserta yang berulang-ulang,
kondisi keuangan yang ber-
darah-darah, kebutuhan logistik
yang membingungkan dan
koordinasi tarik ulur dengan
panitia pusat, dan segalanya
yang membuat urat nadi sering
berdenyut lebih cepat dari
seharusnya. Namun segalanya
adalah pembelajaran, dan
syukurnya, mendekatkan.
Maka tibalah hari pelaksanaan.
Dua hari yang tidak hanya
sekedar 2 x 24 jam, melainkan
dua hari perjumpaan keringat
dan semangat berbulan-
bulan sebelumnya. Dua hari
perjumpaan yang menjadi
awal persahabatan antara
relawan pusat dan daerah.
Dua hari jabat tangan sebagai
bentuk komitmen agar berjalan
beriringan merajut tenun
kebangsaan.
Dua hari perjumpaan yang menjadi awal persahabatan antara relawan pusat dan daerah.
Melalui LokaRote, saya belajar
banyak. Tentang kerendahan
hati, dari orang-orang besar
yang mau mengecilkan dirinya
di depan mimpi bersama.
Tentang dedikasi, dari orang-
orang yang begitu berse-
mangat menyiapkan segala
sesuatunya walau tak punya
banyak pengalaman. Tentang
iman, dari orang-orang yang
mau berkorban untuk sebuah
hasil yang tak bisa mereka
pastikan.
Tentang tanggung jawab, dari
orang-orang yang siap bahu-
membahu mengisi ruang
kosong di alam semesta.
LokaRote 2015 | 77
Maka terima kasih, pada semua-
nya: teman-teman Relawan
Pendidikan Rote Ndao, panitia
pusat, narasumber, rekan-rekan
Indonesia Mengajar dimana pun
berada dan tentunya sahabat
Pengajar Muda X Rote Ndao.
Jadilah Terang, Tuhan berfirman,
maka Terang pun jadi.
Begitu mudah. Namun yakinlah,
tak perlu jadi Tuhan untuk dapat
mewujudkan terang di bumi
pertiwi.
Tentang tanggung jawab, dari orang-orang yang siap bahu-membahu mengisi ruang kosong di alam semesta.
Cukup satu lilin di setiap sudut.
Niscaya, Terang pun jadi.
yakinlah, tak perlu jadi Tuhan untuk dapat mewujudkan terang di bumi pertiwi.
LokaRote 2015 | 78
Dari Mading,Untuk Rote Ndao
Ginanjar Ummi PratiwiPengajar Muda X Rote Ndao
Saya mau membuat mading di sekolah, karena membuat mading itu ternyata asyik!",““Saya akan mengajak teman-
teman untuk mengaktifkan
kembali mading sekolah yang
sudah lama berhenti”
Begitulah kata mereka, siswa-
siswi SMP dan SMA peserta
pelatihan mading (majalah
dinding), saat ditanya apa
rencana mereka setelah pulang
dari pelatihan. November
lalu, aku melihat sekumpulan
pelajar SMP dan SMA beserta
guru pendamping di dalam
satu ruangan.
Awalnya mereka masih duduk
diam malu-malu dan mungkin
juga bingung mengapa mereka
harus datang ke pelatihan
mading. Ruangan memang
panas, keringat mengucur terus
menerus, tapi apa kalian tahu
apa yang aku saksikan?
Ahhh terlalu sulit untuk
diungkapkan betapa positif
interaksi di dalam ruangan
tersebut. Biasanya keadaan
begitu akan membuat orang
malas bergerak, tetapi sebagai
LokaRote 2015 | 79
seorang dokumentator, banyak
momen yang bisa kuabadikan
di dalam kamera.
Bukan mereka yang tertidur
saat materi, bukan juga wajah
kusut yang terpampang,
melainkan semangat mereka
yang masih terus menyala
mengalahkan hawa panas
yang menyerang.
Mereka berdiskusi asyik,
memerhatikan para pemateri
yang jauh-jauh datang dari
pulau seberang, menggunting
kertas-kertas, membuat
hiasan mading, mengarang
beberapa baris puisi, dan tak
lupa memberikan apresiasi
pada setiap kelompok atas
mading yang telah dibuat.
Suasana cair, apalagi para guru
pendamping juga ikut aktif
dalam membimbing dalam
pelatihan ini.
semangat mereka yang masih terus menyala mengalahkan hawa panas yang menyerang.
LokaRote 2015 | 80
Penggerak daerah Rote Ndao
dalam wahana IM Bro (Indonesia
Mengaja Broadcasting) yang
merencanakan pelatihan mading.
Akses informasi daerah memang
masih sulit dibenahi, apalagi
masih banyak daerah yang
kesulitan sinyal.
Pelatihan ini adalah langkah
awal membuka jendela informasi
melalui majalah dinding. Selain
untuk menyebarkan informasi,
kegiatan ini merupakan kegiatan
positif untuk anak muda
seperti mereka.
Dan melihat berjalannya
pelatihan tersebut, aku sebagai
salah satu panitia sekaligus
Pengajar Muda Rote Ndao
semakin optimis dengan
kemajuan Rote Ndao. Melihat
senyum dan semangat mereka,
masa depan Rote Ndao terlihat
lebih cerah.
Wahai anak muda, mari bersama-sama bergerak dari hal kecil. Akan kita saksikan beberapa tahun lagi hasil dari keringat kita, Rote Ndao pasti akan terpandang. Dan kita harus terus bergerak dan bersabar.”
Batinku saat menjabat
erat tangan mereka
satu persatu.
Peserta IMBro sigap membuat mading bersama
LokaRote 2015 | 81
Motivasi Pak Lambert Hans Roberto Widiasmoro
Pengajar Muda X Rote Ndao
Di tengah kondisi Rote yang begitu panas di bulan November ini
diadakanlah LokaRote 2015.
Kegiatan pelatihan ini tepat
dimulai pada tanggal 20-21
November 2015
Saat pagi harinya, ternyata yang
hadir dari sekolah penempatan
saya bukanlah guru pesrta yang
terpilih, tetapi digantikan oleh
guru lain.
Perkenalkan, guru peserta
pengganti tesebut biasa
disapa Pak Lambert, mengajar
mata pelajaran Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan.
Di LokaRote 2015 ini, beliau
mengikuti pelatihan Ruang
Belajar yang mengangkat
topik Metode Pengajaran Kreatif,
dan Teknologi dan Informasi
Teknologi.
Setelah seluruh kegiatan RuBel
selesai dilaksanakan, tiba-tiba
Pak Lambert menghampiri saya
dan berkata bahwa beliau ingin
memfasilitasi murid-muridnya
untuk bercerita tentang cita-
cita dan hobi serta membuat
karya puisi dan pantun dengan
cara ala fasilitator (beserta
propertinya) yang dilakukan
oleh pemateri.
LokaRote 2015 | 82
tiba-tiba Pak Lambert menghampiri saya dan berkata bahwa beliau ingin memfasilitasi murid-muridnya untuk bercerita
Melihat semangat beliau, selang
beberapa waktu, hari senin ini
saya coba membawakan logistik
yang diminta (kertas karton
dan sticky notes). Tak berapa
lama kemudian, beliau datang
ke ruang guru dan menunjukkan
dua buah kertas karton penuh
tempelan sticky notes berisi
tulisan campuran siswa-siswi
kelas tiga sampai enam!
Sayapun tersenyum dan
beranjak dari kursi membantu
beliau menempelkan kertas-
kertas karton tersebut, sambil
dikelilingi anak-anak yang
ramai melihat hasil karyanya
beserta guru olahraga mereka
itu. Selain itu, beliau juga
mengatakan ingin membuatkan
anak-anak majalah dinding
sekolah dan tulisan berisi kata-
kata motivasi atau inspiratif
di tiap kelas.
Memasuki bulan Desember
ini, tidak ada salahnya apabila
saya juga memanjatkan
permohonan. Saya hanya
berharap Pak Lambert bisa
terus menjaga motivasi dan
konsistensinya tanpa terhalang
apapun. Dan, saya siap
membantu mendorong agar
beliau bisa tetap konsisten
seperti ini.
LokaRote 2015 | 83
Pak Daud: Sosok Loyalitas Tanpa Batas
Karina ManuabaPengajar Muda X Rote Ndao
Joksan Daud Dakabessy,
bapak satu ini berasal dari
Pulau Alor, dirinya berkali-
kali pernah menjabat sebagai
kepala sekolah sebelum
akhirnya ditugaskan menjadi
salah seorang pengawas di
Cabang Dinas kecamatan
Rote Barat.
Berbicara soal pendidikan
di Rote Ndao dengan Pak Daud
di setiap kesempatan tak
pernah ada habisnya.
Pertama kali mengenal sosoknya pada saat Beliau hadir di sekolah dasar penempatan saya di acara temu pisah Pengajar Muda
Pak Daud yang gemar
membaca membuat dirinya
selalu menemukan hal-hal baru
untuk diperbicangkan. Masih
saya ingat betul, Pak Daud tak
henti-hentinya menekankan
untuk mengajar menggunakan
metode kreatif. Cerita Pak Daud
tak pernah habis kalau sudah
berbicara pengalamannya
mengajar dulu. Menurutnya,
pada proses kegiatan belajar-
mengajar (KBM), kelas harus
berpusat pada siswa,
LokaRote 2015 | 84
guru harus membiarkan siswa
bereksplorasi menemukan
jawaban atas pertanyaannya
sendiri sehingga tidak lagi
bergantung pada guru. Bagi
Pak Daud, di jaman sekarang
guru yang baik hanya bertindak
sebagai fasilitator.
Hmm.. ini menarik
Atas dasar pembicaraan-
pembicaraan hebat itulah,
maka saya merasa Pak Daud
sangat cocok jika diajak
bergabung dalam Forum
Kemajuan Pendidikan Daerah
(FKPD) Rote Ndao.
FKPD waktu itu membahas
tentang Festival Gerakan
Indonesia Mengajar (FGIM) 2015,
dimana acara tersebut diharap
akan membangun jejaring dan
keberlanjutan di tahun terakhir
Pengajar Muda Indonesia
Mengajar di Rote Ndao.
Ternyata benar, Pak Daud
sangat antusias!
Pak Daud datang sebagai
peserta forum yang paling
pertama. Di forum, Pak Daud
tidak segan-segan untuk
mengeluarkan pendapat-
pendapatnya.
Penyambutan relawan pusatdi pelabuhan Ba’a
LokaRote 2015 | 85
Pak Daud sendiri memilih
wahana Ruang Berbagi Ilmu
(RUBI) dan berkomitmen untuk
menjadi ketua panitia lokasi
ketika itu.
Buat saya dan kawan-kawan
PM, Pak Daud itu keren! Dari
cara beliau memimpin rapat,
ide-ide yang beliau berikan,
sampai eksekusi keputusannya
pun luar biasa.
Rapat dari Ba’a (ibukota
kabupaten) sampai ke Rote
Tengah tidak pernah beliau
permasalahkan, beliau selalu
datang pertama. Padahal kalau
dihitung-hitung jarak dari Rote
Barat ke tempat-tempat itu
lumayan jauh, lho!
Belum lagi panas teriknya
cuaca, sama sekali tidak
menggetarkan semangat Pak
Daud untuk mendatangi satu-
persatu pejabat-pejabat Rote
Ndao. Bapatua satu ini tak
pernah mengeluh.
ide-ide yang beliau berikan, sampai eksekusi keputusannya pun luar biasa
Dari Pak Daud saya belajar
untuk menjadi seorang yang
berintegritas tinggi, saya
belajar apa itu loyalitas tanpa
batas. Kegiatan LokaRote 2015
sebagai ajang perjodohan
penggerak daerah Rote Ndao
dan relawan dari seluruh
pelosok negeri adalah bukti
adanya orang-orang seperti
Pak Daud.
Bapatua satu ini tak pernah mengeluh
Semoga kita bisa bertemu
sosok-sosok lain seperti
Pak Daud di ruang positif
berikutnya! Selamat belajar,
selamat menginspirasi!
LokaRote 2015 | 86
LokaRote: Berawal dari Sebuah SuratMuhammad Firdaus Ismail
Pengajar Muda X Rote Ndao
Dua minggu sebelum kegiatan LokaRote 2015,
salah satu relawan narasumber
Dyah Nurhayati atau akrab
dipanggil Kak Aya memintaku
untuk memberikan surat
semangat kepada murid-
muridku di
SD Inpres Batulai.
Harapannya ketika Kak Aya
sampai di Rote untuk kegiatan
LokaRote, sudah mendapatkan
surat balasan dari murid-
muridku dan bisa dibawa untuk
disampaikan kepada teman-
temannya. Saat itu, Kak Aya
mengirimkan dua belas surat
semangat dari teman ber-
bagai profesi.
LokaRote 2015 | 87
Aku pun mencetak surat
semangat dari Kak Aya yang
dikirimnya via email. Dan aku
bagikan ke murid-muridku
kelas enam yang berjumlah
10 anak. Ada dua anak yang
mendapatkan dua surat,
dan yang lain mendapat
satu surat.
Salah satu yang menarik
adalah surat dari Kak Aya,
yang diberikan kepada Yani
Fanggi, yang tak lain adalah
adik angkatku selama di
Rote ini. Dalam suratnya, Kak
Aya yang berprofesi sebagai
dosen DKV ISBI Bandung ini
memberi judul dalam suratnya
“Kado Kecil untuk Bumi
Pertiwi.”
Di awali dengan kalimat yang
cukup membuat merinding
bulu kuduk, “Tulisan ini saya
dedikasikan untuk putra-putri
terbaik bangsa yg sedang
mengenyam pendidikan. “
Mungkin hanya ‘sepatah’ yang
bisa kakak bagikan dan kakak
ajarkan, namun salam semangat
untuk kalian semua, kalian adalah
pelangi terindah yang pernah
kakak temui, kalian punya warna
masing-masing yang membuat
decak kagum bagi kami para
relawan.
Kalian adalah mutiara bangsa
dengan beragam karakter
warna yang suatu hari nanti
akan memimpin negeri elok
ini, Indonesia Raya, Tanah Air
tercinta. Buatlah pelangi yang
indah disegala lini penjuru
nusantara melalui mimpi-
mimpi kalian. Tunjukkan pada
dunia bahwa kalian mampu
menaklukkannya!
Para pelangiku, bermimpilah
tentang apa yang ingin kalian
impikan, pergilah ke tempat-
tempat yang ingin kalian datangi
dan jadilah seperti apa yang
kalian inginkan!
LokaRote 2015 | 88
Raihlah cita-cita kalian setinggi
mungkin! mulailah dengan
bermimpi ‘saya ingin menjadi….’
Sembari bermimpi wujudkanlah
cita-cita itu menjadi nyata
dengan cara belajar yang tekun
tanpa mengeluh, tanpa putus
asa, karena Tuhan tidak suka
pada umatnya yang selalu
berkeluh kesah dan mudah
menyerah.
Berikut tadi adalah beberapa
penggalan kalimat dalam
Surat Semangat dari Kak Aya
yang diberikan kepada Yani.
Dan di akhir suratnya Kak Aya
menyampaikan,
Pada akhirnya, kalian adalah kumpulan warna berbeda yang akan bersama merangkai satu bentuk pelangi yang indah. Yang akan selalu menyala dan menerangi bumi ini. Terimakasih.”
Aku tidak tahu bagaimana
perasaan Yani ketika membaca
surat semangat itu. Yang pasti
setelah membacanya, Yani
langsung semangat membalas
surat untuk Kak Aya. Aku lihat
sekilas, cukup panjang surat
balasan dari Yani.
Bagiku untuk anak kelas enam
di SD ku, hal yang luar biasa
mau dan bisa membalas surat
dengan panjang. Padahal
ini kali pertama mereka
mendapatkan surat dari orang
lain. Meskipun aku tidak tahu
apa isi surat balasannya. Karena
memang bukan hak ku untuk
membaca isi surat tersebut.
Yani cuma bilang pada ku,
“Pak, bolehkah saya minta
hadiah foto Kak Aya?” tanya
Yani. “Boleh sekali, tulis sa
dalam surat,” jawabku. “Sudah
pak,” sahut Yani. “Suatu saat,
Yani pasti bisa berfoto dengan
Kak Aya,” harapku. Aamiin
LokaRote 2015 | 89
Dan semesta menjawab, pada
kegiatan LokaRote 2015, Kak
Aya pun tiba di Rote. Wanita
yang punya hobi travelling ini
menjadi salah satu narasumber
untuk materi Metode Belajar
Kreatif Calistung.
Ibu Erny Mbado, yang meru-
pakan mama ku selama di
Rote, yang tak lain adalah
mama Yani, menjadi salah satu
peserta kegiatan. Di hari kedua
kegiatan, entah karena alasan
apa, Mama Erny mengajak Yani
ke lokasi kegiatan.
Padahal kegiatan mulai
dari pagi jam 08.00 hingga
17.00 WITA. Dan di situlah
Tuhan menjawab Do’a kami.
Tidak pernah terbayangkan
sebelumnya oleh Kak Aya,
Yani, pun denganku.
Mereka bisa bertemu, cukup
terharu melihat pertemuan
mereka. Keinginan Yani untuk
meminta foto Kak Aya pun
terkabulkan. Tak hanya itu,
Yani pun bisa berfoto berdua
dengan Kak Aya.
Ibu Erny Mbado, yang merupakan mama ku selama di Rote, yang tak lain adalah mama Yani, menjadi salah satu peserta kegiatan. Di hari kedua kegiatan, entah karena alasan apa, Mama Erny mengajak Yani ke lokasi kegiatan.
LokaRote 2015 | 90
Dan di situlah Tuhan menjawab Do’a kami. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Kak Aya, Yani, pun denganku.
Keesokan harinya, Yani ber-
cerita dengan keluarga di
rumah tentang pertemuannya
dengan Kak Aya. Mendengar
cerita tersebut, lantas
sekeluarga pun berharap
mengundang Kak Aya untuk
ke rumah.
Karena tidak ada sinyal di
rumah, Mama Erny menyem-
patkan mencari titik sinyal
untuk menghubungi ku supaya
bisa mengajak Kak Aya ke
rumah. Saat itu, posisiku masih
di kota karena masih menemani
relawan narasumber yang hari
itu mengagendakan jalan-
jalan ke pantai. Aku agak telat
membaca pesan dari Mama
Erny, ketika aku balas pesan
sudah tidak terkirim,
artinya Mama sudah tidak
berada di titik sinyal.
Karena Kak Aya juga harus
segera kembali ke Bandung,
alhasil Kak Aya belum sempat
singgah ke rumah bertemu Yani
dan sekeluarga.
Beberapa hari kemudian, Mama
cerita kepada ku. “Pak, kemarin
Yani sempat tanya, bisa gak
ya suatu saat nanti Yani pergi
ke Jawa dan bertemu lagi
dengan Kak Aya?.” Cerita mama
kepadaku. “Benar Yani, mau ke
Jawa ?” tanyaku pada Yani.
“Iya Pak, saya ingin suatu saat bisa ke Jawa dan bertemu dengan Kak Aya di Jawa !” jawab Yani.
“Pasti bisa Yani, kalau Yani
punya cita-cita, asal mau terus
berusaha dan berdo’a, suatu
saat pasti Yani bisa memeluk
cita-cita itu.” tambahku.
LokaRote 2015 | 91
Begitulah kekuatan surat,
tulisan singkat yang kita
kirimkan ke anak-anak pelosok
negeri ini mungkin bagi kita
hanya hal sepele dan seperti
tak berarti. Tapi bagi mereka,
anak-anak di sudut-sudut
Indonesia yang jauh dari
informasi dan inspirasi, cerita
singkat akan sangat bisa
membangkitkan semangat
dan motivasi bagi mereka.
Memberikan kekuatan untuk
belajar dan belajar demi sebuah
mimpi yang mungkin bagi
kita sederhana, tetapi butuh
keberanian bagi mereka untuk
punya mimpi itu. Ya, mimpi
mereka sederhana, untuk bisa
pergi ke Jawa dan bertemu
sahabatnya yang ia kenal
melalui surat semangat.
Terima kasih Kak Aya atas
surat semangatnya dan
terima kasih LokaRote yang
mempertemukan Yani
dengan Kak Aya.
Tapi bagi mereka, anak-anak di sudut-sudut Indonesia yang jauh dari informasi dan inspirasi, cerita singkat akan sangat bisa membangkitkan semangat dan motivasi bagi mereka.
LokaRote 2015 | 92
Memberikan kekuatan untuk belajar dan belajar demi sebuah mimpi yang mungkin bagi kita sederhana, tetapi butuh keberanian bagi mereka untuk punya mimpi itu.
”
LokaRote 2015 | 93
Mama Erny : Penyala Pelangi
Di Dusun Sanama
Muhammad Firdaus IsmailPengajar Muda X Rote Ndao
Dusun Sanama, Desa Oelasin,
Kecamatan Rote Barat
Daya adalah dusun tempat
tinggalku selama setahun
bertugas sebagai Pengajar
Muda Indonesia Mengajar. Di
sinilah rumah dan keluarga
baruku yang tak mungkin ku
lupakan seumur hidupku.
Sudah enam bulan aku
berada di sini, dan aku
belajar banyak dari orang
tua angkatku, adik angkatku,
anak-anak di desa serta
masyarakat setempat.
Dusun yang sampai saat ini belum
bersinyal dan belum tersaluri
listrik PLN ini punya potensi
yang luar biasa untuk berkembang.
Dan salah satu potensi luar
biasa yang dimiliki dusun ini
adalah “Semangat”.
Semangat untuk maju dan
terus maju yang dimiliki seluruh
bagian dusun ini mulai anak-
anak, pemuda, masyarakat hingga
perangkat desa. Dan pada tulisanku
ini, aku akan sedikit cerita tentang
Mama Erny yang merupakan
mama angkatku di Rote.
LokaRote 2015 | 94
Aku belajar banyak dari anak-
anak di desaku. Mereka punya
semangat yang tinggi untuk
belajar. Setiap harinya mereka
harus berjalan dua hingga tiga
kilometer ke sekolah. Hujan
dan panas tak menyurutkan
semangat mereka untuk
menuntut ilmu ke sekolah.
Dan tak hanya itu, semangat
mereka untuk belajar ber-
tambah menyala dalam
dua minggu terakhir ini.
Semangat untuk maju dan terus maju yang dimiliki seluruh bagian dusun ini
Ya, dalam dua minggu ini
setiap sorenya mereka selalu
datang ke rumah untuk belajar
dan membaca. Dan tokoh
yang memantik dan lebih
menyalakan semangat anak-
anak di dusun Sanama adalah
Mama Erny.
Mama Erny atau biasa dipanggil
Ibu Erny karena profesinya
sebagai guru di salah satu SD
di kecamatan Rote Barat Daya
memang punya semangat
tinggi untuk memajukan
pendidikan di Dusun Sanama.
Di tengah-tengah kesibukannya
sebagai guru, ibu rumah
tangga dan pekerjaan lain,
ibu dari empat anak ini masih
menyempatkan waktunya untuk
menjadi guru sekolah minggu.
LokaRote 2015 | 95
Di tengah-tengah kesibukannya sebagai guru, ibu rumah tangga dan pekerjaan lain, ibu dari empat anak ini masih menyempatkan waktunya untuk menjadi guru sekolah minggu.
Selain itu, dalam satu bulan
terakhir karena tersedianya
buku-buku di rumah Ibu Erny
sering mengajak anak-anak
untuk membaca buku di rumah.
Atas dasar itu lah, aku mengajak
Ibu Erny untuk menjadi peserta
pelatihan LokaRote 2015 untuk
mendapatkan materi tentang
pengelolaan taman baca dan
metode kreatif calistung.
Dan semenjak kegiatan
LokaRote, Ibu Erny semakin
menggebu semangatnya
mengajak anak-anak untuk
membaca. Meskipun jumlah
buku yang kami miliki baru
sekitar 80 eks.
Didorong dengan semangat
tinggi anak-anak Dusun
Sanama untuk belajar, kegiatan
setiap hari di rumah kami
cukup ramai.
LokaRote 2015 | 96
Sedikitnya ada sekitar dua
puluh anak dari usia balita
hingga SMP yang datang ke
rumah kami. Kebanyakan dari
mereka membaca buku, namun
juga ada yang melakukan
aktivitas positif lainnya.
Terlihat beberapa anak
menggambar dan mewarnai.
Ya, kegitan ini merupakan
kegiatan favorit yang dilakukan
anak-anak di rumah kami.
Ada beberapa yang hobi
bermain catur, sehingga mereka
memanfaatkan kegiatan sore di
rumah kami untuk bermain salah
satu olahraga otak yang sangat
populer ini.
Dan semenjak kegiatan LokaRote, Ibu Erny semakin menggebu semangatnya mengajak anak-anak untuk membaca.
Suasana ramai dan serudi kediaman kami
LokaRote 2015 | 97
Anak berusia 2.5 tahun pun
terlihat sangat serius mewarnai.
Salah satu hasil mewarnai anak-
anak. Ya “Aku tahu banyak
karena membaca”
Begitulah keseruan kegiatan-
kegiatan kami dalam dua minggu
ini. Semakin menyala pelangi di
dusun Sanama. Setelah kegiatan
LokaRote Ibu Erny semakin
semangat mengajak anak-anak
di dusun kami untuk belajar,
membaca, mewarnai, bermain
dan aktivitas positif lain di
rumah kami.
Ibu Erny semakin memantik
semangat anak-anak untuk
belajar. Dan Ibu Erny pun resmi
memberi nama taman baca
di rumah kami dengan nama
“Taman Baca Pelangi Kasih”
Dusun Sanama, Desa Oelasin.
Begitulah keseruan kegiatan-kegiatan kami dalam dua minggu ini. Semakin menyala pelangi di dusun Sanama.
Terima Kasih Ibu Erny,
Terima Kasih LokaRote.
Kalian telah memberikan
secercah harapan yang
telah mengumpulkan warna-
warna yang berbeda untuk
membentuk suatu pelangi
yang indah. Yang akan terus
menyala dan menerangi
Dusun Sanama.
Hasil karya si kecilyang kreatif
LokaRote 2015 | 98
Ibu Erny semakin memantik semangat anak-anak untuk belajar. Dan Ibu Erny pun resmi memberi nama taman baca di rumah kami dengan nama “Taman Baca Pelangi Kasih” Dusun Sanama, Desa Oelasin.
”
LokaRote 2015 | 99
Gugus Mekar yang Layak MekarMuhammad Firdaus Ismail
Pengajar Muda X Rote Ndao
Apakah LokaRote 2015
hanya kegiatan sekali tingkat
kabupaten saja atau seperti apa?
Adakah kelanjutannya?
Kalau ada bagaimana caranya?
Kalau tidak, bagaimana
dengan guru lain yang tidak
mendapatkan jatah mengikuti
kegiatan ini?
Beberapa pertanyaan yang
terlontar dari salah satu peserta
LokaRote 2015 saat kegiatan
pada tanggal 20-21 November
2015 beberapa waktu lalu.
Pertanyaan yang juga merupakan
kekhawatiran kami Panitia Lokal
LokaRote 2015. Sejak awal setelah
mengumpulkan relawan pendi-
dikan di Rote dari berbagai
latar belakang profesi, kami
pun sudah mulai mendiskusikan
bagaimana langkah kelanjutan
dari LokaRote.
LokaRote 2015 atau singkatan
dari Lokakarya Inspirational
2015 merupakan rangkaian
Festival Gerakan Indonesia
Mengajar (FGIM) sebagai wahana
LokaRote 2015 | 100
keberlanjutan tahun terakhir
keberadaan Pengajar Muda di
penempatan. Berbeda dengan
kabupaten penemptan lain,
dimana hanya wahana Ruang
Berbagi Ilmu (RUBI) saja
yang disajikan dalam bentuk
Lokakarya, kami di Rote tiga
wahana sekaligus yaitu Ruang
Belajar (RuBel), Indonesia
Mengajar Broadcasting (IM Bro)
dan RUBI didesain dalam suatu
rangkaian kegiatan Lokakarya
selama dua hari.
Kegiatan dilakukan selama
dua hari penuh dari pagi
jam 08.00 hingga jam 17.00
WITA bertempat di Gereja
Efata, SMP N 2 Lobalain dan
Aula Kecamatan Lobalain.
Hari pertama kegiatan berisi
tentang materi masing-masing
wahana. Dan di hari kedua
kami mendiskusikan Rencana
Tindak Lanjut (RTL) dari
wahana RUBI dan RuBel. Dalam
penyusunan RTL ini, peserta
dikumpulkan pada masing-
masing kecamatan untuk
mendiskusikan apa yang
akan dilakukan di kecamatan
atau gugus masing-masing
setelah kegiatan ini, bagaimana
strateginya dan siapa penang-
gung jawab masing-masing.
Ya, kegiatan RTL ini merupakan
cara kami untuk menularkan
semangat LokaRote tingkat
kabupaten ini ke kecamatan
atau gugus. Sehingga
kegiatan tidak hanya selesai
dua hari, tetapi juga ada
keberlanjutannya di lingkup
lebih kecil.
peserta dikumpulkan pada masing-masing kecamatan untuk mendiskusikan apa yang akan dilakukan di kecamatan atau gugus masing-masing setelah kegiatan ini
LokaRote 2015 | 101
Dan pada tanggal 14 Desember
2015 kemarin, saya menda-
patkan kesempatan menyak-
sikan semangat luar biasa dari
guru-guru di Gugus Mekar
Kecamatan Rote Barat Daya.
Gugus Mekar yang terdiri dari
tiga SD, SD Derenitan, SD
Mbadokai dan SD Lotelutung
merupakan gugus pertama
yang melaksanakan kegiatan
rencana tindak lanjut tingkat
gugus dari kegiatan LokaRote
tingkat kabupaten.
saya mendapatkan kesempatan menyak-sikan semangat luar biasa dari guru-guru di Gugus Mekar Kecamatan Rote Barat Daya.
Hari itu, berkumpullah tiga
puluh guru dari tiga sekolah
untuk mendapatkan materi
tentang “Metode Belajar
Kreatif”. Empat guru yang
menjadi wakil gugus mekar
untuk mengikuti kegiatan
LokaRote tingkat kabupaten
mendapatkan kesempatan
menjadi narasumber.
Mereka berempat berbagai
materi-materi yang didapat-
kannya selama dua hari
kegiatan di Ba’a, kota
kabupaten Rote.
Hari itu, aku menjadi saksi aura
yang sungguh luar biasa positif
dari guru-guru Gugus Mekar.
Aura positif dari narasumber
dengan semangat untuk
berbagi dan aura positif dari
peserta dengan semangatnya
untuk belajar.
LokaRote 2015 | 102
Dan tentunya aura positif dari
ketiga kepala sekolah serta
ketua Kelompok Kerja Guru
(KKG) gugus mekar yang telah
merencanakan dan menyusun
kegiatan ini dengan baik.
Pada kegiatan yang berlang-
sung dari jam 09.00 hingga
15.00 ini guru-guru diberikan
materi tentang pentingnya
pembelajaran kreatif, dan
dilanjutkan praktek pembuatan
media kreatif Matematika
dan IPA. Guru-guru sangat
antusias membuat media
kreatif, semangat menggambar,
menggunting, menempel
serta menghias.
Ada satu kelompok yang
membuat dua, padahal tugas
mereka hanya membuat
satu media. Dan bahkan
kepala sekolah pun ikut aktif
menggunting kertas-kertas
yang kemudian disusun menjadi
pohon jam.
Peserta pelatihanmemamerkan karyanya
Kepala sekolah dan guruterlibat bersama
Usia boleh tua,tapi semangat selalu muda
LokaRote 2015 | 103
Celetukan dari beberapa guru
membuat suasana kelas lebih
santai dan menyenangkan.
“Pak, dulu saya tidak TK jadi
kemampuan menggunting saya
jelek pak.”
“Wahh,, su tua saya pak, gak
kelihatan kalau suruh gunting-
gunting gini.”
“Kita tepuk-tepuk lagi pak, biar
semangat,”
“Tepuk usir kambing sa.”
Ya, itulah beberapa celetukan
yang mencairkan suasana di
tengah keseriusan guru-guru
menyusun metode kreatif.
Dan di sesi akhir kagiatan salah
satu perwakilan dari Indonesia
Mengajar (Ashela Risa) menanya-
kan perasaan dan apa yang
di dapat selama kegiatan hari
itu dengan dimulai dengan
kata “Ternyata”.
“Ternyata Metode Belajar
Kreatif membuat guru dan
siswa semangat, Ternyata
Metode Kreatif ini sebetulnya
dekat dengan kita, Ternyata
dengan kegiatan seperti ini
dapat memotivasi kami untuk
lebih kreatif, Ternyata dengan
langsung praktek membuat
guru dan siswa belajar dari
kenyataan.”
Itulah beberapa “Ternyata”
yang disampaikan oleh peserta
setelah mengikuti kegiatan ini.
Dan salah satu kepala sekolah
menyampaikan:
“Kami Kepala Sekolah siap
mendorong guru-guru dan
menindaklanjuti pembelajaran
dengan metode kreatif di
sekolah masing-masing.
Kegiatan pun ditutup oleh
bapak pengawas dengan
penekanan bahwa apa yang
didapatkan hari ini, harus
dibagikan dengan teman-teman
lain yang berhalangan hadir.
LokaRote 2015 | 104
Aku sangat bersyukur, hari itu
diberi kesempatan menyaksikan
semangat mereka. Gugus Mekar
Kecamatan Rote Barat Daya
memang Layak Mekar.
Mereka telah memekarkan
optimisme dan semangat
untuk peningkatan kualitas
pendidikan anak didik mereka.
Semoga mereka juga bisa
memekarkan gugus-gugus
lain untuk mengikuti kegiatan
serupa.
Ahhh,,, semakin optimis aku dengan pendidikan di negeri ini.
Peserta bersama setelahmengakhiri sesi
LokaRote 2015 | 105
Ringan Tangan sebagaiRelawan Pendidikan
Muhammad SholihuddinPengajar Muda X Rote Ndao
“Kak, besok kotong siap-siap jam berapa buat kak?”
tanya Kak Yani (salah satu
penggerak daerah sekaligus
panitia LokaRote 2015).
“Jam 5 saja kak, sekalian
dekorasi ruangan biar pas
peserta dan pemateri datang
semuanya sudah siap” jawab
saya dengan menujuk ruangan
lab komputer yang akan kita
gunakan untuk pelatihan IT
esok hari.
“Ok, Kak... sampai ketemu esok
hari kak” respon singkat Kak
Yani sambil mengacungkan jari
jempolnya.
Esok hari pun tiba, ternyata
benar seperti dugaan saya, Kak
Yani pasti sudah sampai dan
sudah membersihkan ruangan
sebelum saya dan relawan
lainnya datang.
Melihat semangat Kak Yani
pagi hari itu, semangat saya
pun semakin bertambah dan
mulai membantu Kak Yani.
Disamping itu para panitia
di tiap wahanapun mulai
berdatangan, kami sudah
berbagi tugas jadi kami bekerja
sesuai dengan tugas masing-
masing. Sehingga persiapan
sudah selesai tepat waktu.
LokaRote 2015 | 106
Disela-sela saya memper-siapkan
ruangan ternyata ada salah satu
peserta yang sudah datang lebih
awal, beliau datang satu jam lebih
awal sebelum pelatihan dimulai.
Sehingga beliau melihat hiruk
pikuk panitia mempersiapkan
ruangan dan fasilitas buat
peserta. Akhirnya saya putuskan
untuk menghampiri beliau.
“Pagi bapak, bapak pung nama
siapa ko? Dari kecamatan apa dan
bapak ikut pelatihan di wahana
apa kemarin?” (mengingat hari ini
adalah hari ke dua pelatihan).
“Sudah bapak bersih-bersih sana,
dan siapin ruangan yang bagus.
Kalau sudah selesai nanti baru urus
saya, saya siap menunggu disini”
jawab bapak itu.
“OK bapak,10 menit lagi ruangan
su siap...” jawab saya sambil
berjalan menjauh
Esok hari pun tiba, ternyata benar seperti dugaan saya, Kak Yani pasti sudah sampai dan sudah membersihkan ruangan sebelum saya dan relawan lainnya datang.
Para co-fasilitator yang
semuanya adalah penggerak
daerah saya tanya persiapannya
ternyata mereka juga sudah
siap membantu para fasilitator
yang tidak lain adalah tiga
sahabat RuBel ( Kiki, Amanda,
dan Diko) yang datang jauh-
jauh dari Jakarta untuk berbagi
pengalaman dan ilmunya utuk
guru-guru di Rote Ndao.
LokaRote 2015 | 107
Sehingga saya dan pemateri
merasa sangat senang karena
persiapan sudah kelar sebelum
mereka datang di lokasi
pelatihan.
Singkat cerita, kami punya
banyak relawan daerah yang
ringan tangan dan ikut turun
tangan mempersiapkan
kegiatan LokaRote tanpa
memandang status dan
jabaran struktural.
Kami bersama-sama bekerja
dan saling membantu layaknya
keluarga besar di kepanitiaan
LokaRote ini
LokaRote 2015 | 108
Kami punya banyak relawan daerah yang ringan tangan dan ikut turun tangan mempersiapkan kegiatan LokaRote tanpa memandang status dan jabatan struktural.
”
LokaRote 2015 | 109
Lihat, Lilin Kami Mulai Menyala
Zakiya Aryana PramestriPM X Rote Ndao
“Ker mana Kak, pelatihannya?”
“Seru Ibu, banyak tepuk-tepuk,
permainannya, kemarin yang
tentang calistung itu juga
hal baru”
“Nah, itu bawa kertas apa,
Kak?”
“Ini kertas nanti tempel supaya
anak-anak semangat Ibu!”
Berikut perbincangan saya di
atas motor dengan Kak Santi,
pemudi dari desa penempatan
saya yang menjadi peserta
Lokakarya Inspirasional Rote
Ndao, RUBI Taman Baca.
Saya mengenal sosok Kak
Santi belum lama. Ia kembali
ke desa, setelah Idul Fitri,
sekitar satu bulan setelah
saya ditempatkan.
Sebelumnya ia sempat
mengadu nasib di Kupang,
menjadi petani rumput laut
di sana. Kembali ke desa
kami di Oeseli pantai, Kak
Santi membantu keluarganya
ber-tani rumput laut,
mengail ikan, atau bersama
bapak-bapak nelayan lain
memasang jaring ikan.
LokaRote 2015 | 110
Sore-sore kalau tidak ada
kegiatan lain, ia tak kalah
bersemangat dengan anak-
anak di desa bermain ke teras
rumah saya, membaca buku
dan majalah.
Malamnya, kalau kami sedang
belajar bersama, Kak Santi ikut
datang, ikut mengerjakan soal
matematika, ikut mengajarkan
ke anak-anak.
“Dia itu pintar, Ibu. Tapi sayang,
dulu son sempat lulus SD itu
kayaknya,” kata Mama piara
saya ketika saya tanya tentang
Kak Santi.
Sore itu, seminggu sebelum
LokaRote, Kak Santi bermain-
main di rumah saya, membaca-
baca buku sambil menemani
adiknya yang sedang membaca
juga. Saya iseng bertanya:
“Kak, beta ajak ikut pelatihan
ya Kak? Supaya nanti bisa
bantu beta urus buku-buku di
masjid supaya anak-anak bisa
baca lebih banyak lagi”
“Boleh Ibu”
“Nah, nanti di Ba’a (kota
kabupaten). Tapi dua hari kak.
Jadi nanti menginap di Ba’a
son apa-apa ko?”
“Iya ibu. Aman”
“Nanti pulang tapi masih
Minggu atau Senin dulu,
karena beta masih harus
urus kegiatan dulu. Jadinya 4
malam di Ba’a”
“Iya ibu, son apa-apa”
Saya sempat khawatir Kak
Santi kurang percaya diri
LokaRote 2015 | 111
di antara peserta yang lain.
Beberapa dari mereka sudah
punya taman baca, atau paling
tidak, sudah punya wadah
untuk bermain dengan anak-
anak seperti guru sekolah
minggu, pembina pramuka,
guru SD, dsb.
Namun, nampaknya kekha-
watiran saya tidak terbukti
dengan menyaksikannya
tertawa lepas dengan peserta
lain selama berjalannya
pelatihan. Kekhawatiran saya
juga tidak terbukti, setelah
mendengar tanggapannya
seusai pelatihan, di atas
motor sore itu.
Dua hari kemudian, seusai
majelis taklim dengan Mama-
mama di desa, Kak Santi
menghampiri saya.
“Ibu, mulai besok katong kasih
belajar anak-anak mengaji su
Ibu. Nanti saya juga mengajar!”,
ujar Kak Santi sore itu,
dengan penuh semangat
dan percaya diri.
Semburat senja hari itu sangat
jingga, menyaksikan Kak Santi
yang dengan suaranya yang
lantang mengumumkan pada
anak-anak di desa bahwa
esok hari kami akan mulai
belajar mengaji.
Namun, nampaknya kekhawatiran saya tidak terbukti dengan menyaksikannya tertawa lepas dengan peserta lain selama berjalannya pelatihan.
LokaRote 2015 | 112
Semburat senja hari itu sangat jingga, menyaksikan Kak Santi yang dengan suaranya yang lantang mengumumkan pada anak-anak di desa bahwa esok hari kami akan mulai belajar mengaji.
”
LokaRote 2015 | 113
LokaRote 2015 | 114
Pesta bersama setelahdua hari berkarya
LokaRote 2015 | 115
Indonesia MengejarAditya Iqbal MaulanaDokter - Relawan Narasumber
Saya Aditya Iqbal Maulana
dan sebelumnya tidak pernah
terbayang dalam benak
saya untuk menjadi seorang
pengajar, bahkan yang diajar
adalah mereka yang kebanyakan
berkecimpung sebagai pendidik.
Dengan latar belakang yang
jauh dari sosok pendidik, saya
seperti terbebani dalam konsep
mirip peribahasa “kebo nusu
gudel”, tapi di luar itu saya pikir
tidak ada salahnya mencoba,
toh saya suka pantai, renang di
pantai, menikmati pantai; intinya
sangat begitu maniak pantai
(meski ini sekedar tambahan
saja dari program ini).
Begitu daftar masih dengan
perasaan bimbang akhirnya
saya tetap ikut. Alhamdulillah
diterima sebagai peserta yang
akan berangkat ke Rote.
Dua kata, “luar biasa”
Saya nyaris tidak berangkat
karena masih bingung saya
harus melakukan apa, ini hal
pertama yang pernah saya
lakukan. Kalau di bidang
medis, bakti sosial, edukasi
sampai pembicara di seminar
kesehatan saya pernah punya
pengalaman; tapi soal bidang
pendidikan dan taman baca,
lagi-lagi ini pengalaman
pertama saya.
LokaRote 2015 | 116
Ditambah saya begitu sibuk
di rumah sakit, trimester akhir,
dengan tumpukan laporan
bulanan hingga persiapan
presentasi kasus medis-
nonmedis yang luar biasa
banyak membuat saya tidak
punya andil besar untuk
menyiapkan materi.
19 November 2015Setelah perjalanan panjang,
akhirnya sampai juga saya
di Kupang. Panas, kering,
tandus tetapi bau laut (cukup
membahagiakan), tidak me-
nyangka bisa melihat langsung
tulisan bandara El Tari dengan
mata kepala sendiri, sebelum-
nya hanya saat browsing atau
tapi soal bidang pendidikan dan taman baca, lagi-lagi ini pengalaman pertama saya.
tidak menyangka bisa melihat langsung tulisan bandara El Tari
di tv saja. Di sini saya mulai
termotivasi untuk bisa efektif
bergabung dengan relawan lain.
Karena entah disengaja atau
tidak, terjadi kesalahan per-
sepsi dalam penjemputan di
bandara, disini mulai merasakan
bakal terjadi hal-hal lain yang
tidak terduga.
Adalah seorang PM yang
saya kira cukup unik
kepribadiannya. Diawali
dengan prosesi penjemputan
yang dipersiapkan oleh beliau
untuk kami bertiga—bagian
rombongan terakhir dengan
pesawat yang datang, gagal
total. Kami belum pernah
bertemu dengan beliau,
tidak “aware”, dan mungkin
terdistraksi dengan rute yang
LokaRote 2015 | 117
akan segera kita tempuh untuk
mencari kardus sebagai bahan
materi workshop serta jalur
mencapai Rote.
Singkatnya karena beliaulah,
kami dengan “aman” mendarat
sampai Rote, dan karena
beliaulah banyak kejadian yang
kami alami (dan juga seharusnya
tidak dialami) dapat menciptakan
kisah perjalanan berharga ini.
Sebelum sampai di Rote,
saya bertemu dengan orang-
orang di Geng Motor Imut.
Mereka mempunyai segudang
pengalaman soal bidang sosial.
Awalnya saya beranggapan
bahwa kelompok orang-orang
seperti ini mungkin banyak,
tapi setelah melihat secara
detail bagaimana usaha mereka
dalam membuat pengairan di
sawah di pulau-pulau terpencil
yang sangat tandus dan
mungkin sangat tidak mungkin
menghasilkan apapun, sekali
lagi hanya dua kata:
LUAR BIASA!
Menurut deskripsi saya, Rote
adalah pulau yang mirip seperti
Kupang berada. Begitu panas,
tandus dan kering, namun
pemerataan pembangunan yang
saya rasakan mulai terasa meski
baru berupa simpul-simpul kecil
pembenahan disana-sini.
Bandara, kantor bupati, jalan
raya bahkan saya melihatnya
seperti di kota kecamatan kalau
di Pulau Jawa, bukan di sebuah
ibu kota kabupaten. Namun
melihat potensi tata kota dan
pengelolaan daerahnya, saya
yakin 5-10 tahun lagi Rote akan
berubah drastis.
namun pemerataan pembangunan yang saya rasakan mulai terasa meski baru berupa simpul-simpul kecil pembenahan disana-sini.
LokaRote 2015 | 118
Gereja Lekioen sebagaitempat pembukaan
LokaRote 2015 | 119
Orang-orang Rote sangat
ramah, mereka begitu murah
senyum. Ketika penyambutan
relawan dilakukan di sebuah
gereja, saya yang muslim
dapat melihat lebih dekat
bagaimana kultur, budaya
hingga interaksi sosial yang
ada di Rote; inilah gambaran
nyata bagaimana Indonesia
dengan segala toleransinya
bisa hidup berdampingan
meski masing- masing kita
sangat berbeda.
Ketika penyambutan relawan dilakukan di sebuah gereja, saya yang muslim dapat melihat lebih dekat bagaimana kultur, budaya hingga interaksi sosial yang ada di Rote.
Sasandu, bagaimana mungkin dedaunan seperti itu bisa menghasilkan suara yang begitu indah?
Banyak hal yang membuat
saya terheran-heran, meski
berkali-kali sudah dengar
ceritanya, saya melihat babi,
sapi, kerbau, anjing, bahkan
kuda dengan seenaknya
lewat-lewat di tengah jalan.
Belum lagi melihat alat musik
mereka, Sasandu, bagaimana
mungkin dedaunan seperti
itu bisa menghasilkan suara
yang begitu indah? Inilah bukti
nyata orang Rote juga begitu
kreatif.
Akhirnya saya bertemu
dengan hostfam yang akan
menampung saya selama
kegiatan berlangsung, mama
Susan dan Kak Petson
beserta keluarga, mereka
begitu hangat, bahkan
hal pertama yang mereka
tanyakan apakah saya muslim
dengan tujuan masakan apa
yang mereka akan sajikan
setiap hari.
Subhanallah.
Mereka begitu baik,
menanyakan ini itu tentang
bagaimana keadaan di Jawa.
LokaRote 2015 | 120
Seolah bumi dan langit, begitu
gambaran mereka. Hanya saja
bagi saya justru sebaliknya apa
yang mereka punya dengan
Rote beserta isinya tidak kalah
menarik mengkilapnya dengan
kehidupan di Jawa.
Jika di Rote kejujuran terhadap
siapa yang memiliki ternaknya
saja seperti hal biasa, sehingga
meski hewan ternaknya dibiar-
kan begitu saja tidak akan
diambil apalagi dicuri orang
lain. Coba bayangkan apa
yang bakal terjadi jika kita lupa
memarkir motor kita di pinggir
jalan di luar rumah semalam
saja jika di Jawa, berbeda
sekali di Rote. Begitu aman,
jujur dan sangat hangat.
20 November 2015Hari pertama kegiatan.
Hari saya dimulai dengan
berbagi ranjang dengan dua
relawan lain karena salah
satu relawan akibat faktor
nonteknis tidak memiliki
hostfam. Untungnya cukup
tidur dan bersiap berkegiatan
dengan diberikan asupan
energi sarapan oleh mama
Susan. Ikan laut keluaran
Rote begitu gurih dan
nikmat, padahal digoreng
biasa tanpa bumbu apapun.
Karena mungkin kurang
persiapan, secara pribadi
saya banyak sekali keku-
rangan dari segi materi dan
pengalaman. Dan mungkin
karena koordinasi belum
begitu baik sehingga kita
banyak kebingungan di
lapangan. Mulai dari pem-
bagian materi, pembagian
ruangan hingga acara ice
breaking yang harusnya
diberikan kepada peserta.
Peserta taman bacasigap berlatih pendataan
LokaRote 2015 | 121
Sebagai relawan yang akan
memberikan materi mengenai
pengelolaan taman baca, kami
diberikan kesempatan pada
sesi terakhir dalam RUBI.
Begitu masuk ruangan,
kembali lagi perasaan gugup
muncul kembali karena belum
pernah berpengalaman
sama sekali dalam kegiatan
ini sebelumnya. Namun
dibantu oleh patner saya
yang sepertinya jauh
berpengalaman, ditambah
antusiasme para peserta
perlahan saya mulai
bisa beradaptasi.
Di ruangan kami, kami mem-
berikan materi dengan
konsep cooling down saja,
karena peserta kebanyakan
sudah sehari penuh mendapat
materi sehingga yang kami
lakukan adalah berinteraksi
dengan peserta dengan model
sharing pengalaman saja.
Banyak hal justru didapat
dengan cara-cara ini.
Kami memiliki peserta
yang bahkan saya tidak
menyangka mereka memiliki
visi seluar-biasa itu meski
mereka masih duduk di
bangku SMA.
Diskusi seru membentuktaman baca idaman
LokaRote 2015 | 122
Mereka bercerita mereka
memiliki sebuah taman baca di
dekat sekolah mereka.
Ditanya apa misi mereka
membuat taman baca
tersebut, mereka bilang agar
anak-anak Rote mampu
belajar dengan baik dan
memiliki wawasan yang baik,
mereka bahkan menginginkan
anak-anak Rote bisa sekolah
setinggi mungkin sampai
bangku kuliah dan mereka
balik ke Rote, membangun
Rote agar lebih maju lagi.
Saya menghabiskan masa
remaja saya di Pulau Jawa,
meski saya bukan dari
golongan keluarga yang kaya,
saya merasa masa remaja saya
penuh kemewahan itu dan
saya tidak melakukan apapun
untuk orang lain bahkan
tidak terpikir sejengkalpun
berharap anak-anak lain dapat
berwawasan luas. Tapi anak-
anak ini, Virgin, Risna, Edo dan
teman-temannya memberikan
gambaran bagaimana arti
sebuah kesederhanaan dalam
visi membangun negeri ini.
Dan mereka terus berusaha
membangun taman baca
mereka agar lebih berkembang
lagi, meski yang dikorbankan
adalah uang mereka sendiri,
waktu mereka, bahkan masa
depan mereka sendiri.
Luar biasa!
Peserta-peserta lain juga
sangat inspiratif. Mereka
memberikan motivasi bagi
kami para relawan untuk
lebih giat lagi dalam berbagi
sumber daya baik berupa buku
maupun pengetahuan.
Ditanya apa misi mereka membuat taman baca tersebut, mereka bilang agar anak-anak Rote mampu belajar dengan baik dan memiliki wawasan yang baik.
LokaRote 2015 | 123
Peserta-peserta lain juga
sangat inspiratif. Mereka
memberikan motivasi bagi
kami para relawan untuk
lebih giat lagi dalam berbagi
sumber daya baik berupa buku
maupun pengetahuan.
Saya yakin buku adalah
jendela dunia yang bisa
menjembatani pengetahuan
dan mimpi-mimpi di masa
depan. Untuk saat ini memang
para peserta kegiatan ini tidak
menunjukkan secara nyata
bagaimana sebegitu hebatnya
buku dan taman baca, tapi di
masa depan melalui visi-visi
yang mereka sampaikan sudah
jelas tergambar dengan baik
bagaimana masa depan lebih
baik lagi.
21 November 2015Hari terakhir kegiatan.
Jadwal peserta untuk mela-
kukan kegiatan review atas
kegiatan yang dilakukan. Kita
membuat sebuah workshop
seolah-olah peserta men-
dapatkan dana yang besar
untuk mengelola taman baca
yang mereka dirikan, dan
mau dibuat seperti apa
kegiatan yang akan dilakukan
oleh mereka setelah mereka
mendapat dana tersebut.
Tidak banyak yang terjadi hari
ini, hanya saya melihat peserta
begitu kreatif dalam beride
mengimajinasikan pemikiran
mereka dalam program-
program yang akan dilakukan
taman baca mereka jika
mereka mendapat dukungan
dana dari pemerintah.
Yang saya lihat mereka
begitu semangat sekali
mengaplikasikan ide mereka
dalam presentasi yang
dilombakan ini. Meski hanya
workshop, mereka begitu
antusias dalam kegiatan ini.
Virgin, Risna, Edo dan teman-temannya memberikan gambaran bagaimana arti sebuah kesederhanaan dalam visi membangun negeri ini.
LokaRote 2015 | 124
Hari ini hari perpisahan dengan
semua peserta, perasaan
yang muncul hanya berharap
kesempatan untuk bertemu
lebih lama lagi dengan mereka,
merasakan kesulitan mereka,
aktif mendukung semua visi
dan misi mereka.
Mereka orang-orang yang begitu
inspiratif, ada yang datang jauh
dari pelosok ujung pulau mereka
datang demi mendapatkan
ilmu baru untuk membangun
taman baca bagi anak-anak
di lingkungannya, ada yang
masih begitu aktif melakukan
pendekatan bagi komunitas
yang memang berpikir anak-
anak hanya harus bekerja bukan
Yang saya lihat mereka begitu semangat sekali mengaplikasikan ide mereka dalam presentasi yang dilombakan ini.
belajar atau hanya sekedar
membaca buku. Bahkan
ada yang masih begitu belia
namun sudah mengorbankan
banyak hal di usia mereka
untuk membuat anak-anak di
daerah lebih berwawasan.
Luar biasa!
Hari ini ditutup dengan
menikmati sunset di pantai
bendera, mungkin tempat
ini akan saya kunjungi sekali
seumur hidup saya. Tapi
pantai ini tidak akan pernah
terlupakan, karena disinilah
saya mengingat semangat
orang-orang ini sekokoh
karang di sekitar pantai ini.
ada yang masih begitu aktif me-lakukan pendekatan bagi komunitas
Peserta mencobatepuk kasih sayang
LokaRote 2015 | 125
22 November 2015Benar-benar pulang ke Jawa.
Nembrala lalu Boa dengan
penuh semangat bermain
di pantai.
Di tengah jalan ditunjukkan
sekolah dan perumahan
tempat tinggal seorang PM
selama satu tahun terakhir.
Hal yang tidak terpikir bagi
saya adalah bagaimana
rasanya hidup di situ,
mengorbankan satu tahun
terakhir di situ. Ternyata
setelah mengalami banyak
hal inspiratif 2 hari terakhir,
saya lah yang merasa kurang
beruntung. Mereka para PM
mendapatkan pengalaman
yang luar biasa, yang mungkin
tidak pernah saya dapatkan
selama hidup.
Mereka adalah orang-
orang yang keren yang mau
mengorbankan hidupnya
satu tahun terakhir hidup dan
berinteraksi dengan orang-
orang di pulau dengan sarana
kurang memadai seperti ini.
Mereka juga berusaha
membangun orang-orang
disana berbekal ilmu yang
mereka miliki.
Setelah main ke pantai
mulailah hal-hal tidak terduga
terjadi yang mungkin sudah
diceritakan oleh teman-teman
relawan lain; yang jelas: saya
sempat mandi bareng dengan
salah satu relawan karena
mengejar kapal, sampai di
pelabuhan ternyata kapal
Relawan bersama penggerak taman baca
LokaRote 2015 | 126
telat berangkat, laksana syuting
fast and furious mengejar
pesawat dari pelabuhan
dengan mobil, namun di tengah
jalan masih kehabisan bensin
sehingga mendorong mobil,
sampai bandara ada technical
delayed dan sebenarnya agak
diuntungkan karena kita telat
mengejar pesawat yang flight
di jadwal kita sehingga dialihkan
ke tengah malam, pesawat tetap
telat berangkat dan tiket kereta
dari Surabaya ke semarang
pun hangus.
Special thanks to Intan Mashayu,
Nendra, Nendi-Ratih-Yurika,
Gania, Nabila, Kak Nuri, Kak Aya,
Kak Cika, Kak Diko, Desi, semua
PM yang ada (khusus Kak Acad--
-atas segala keamanan yang ada
dan Kak Edo-yang sudah beliin
bensin motornya Kak Acad juga)
thanks a lot karena saya juga
lupa ga ada uang di dompet,
daaaaan semua orang yang tak
sanggup lagi saya tuliskan satu-
persatu disini
Saya berusaha menulis dengan
elegan dan sangat sok puitis dan
novelis, tapi gagal.
Jadi mohon maaf bagi yang baca,
karena beginilah saya, haha.
Ngawi, 8 Desember 2015
namun di tengah jalan masih kehabisan bensin sehingga mendorong mobil
Sampai Surabaya harus
menunggu bus di terminal
sampai ketiduran dan
berakhir dengan permintaan
cuti mendadak di kantor
dan akhirnya sampai juga di
semarang.
Jika ada kesempatan
mengikuti program ini, saya
ingin ikut sekali lagi! Dalam
program yang luar biasa ini:
Indonesia Mengejar.
LokaRote 2015 | 127
Kiki Pung Cerita di Rote Ndao
Astriana Kinanti Fatrika (Kiki) Relawan Narasumber
Selama dua hari LokaRote ini
berlangsung di SMPN 2 Lobalain,
Kabupaten Rote Ndao.
Ya, kegiatan ini adalah serang-
kaian acara dari Festival Gerakan
Indonesia Mengajar 2015 yang
berlangsung di sejumlah daerah
penempatan pengajar muda
Indonesia Mengajar dimana untuk
daerah Rote Ndao terdiri dari
tiga wahana, yaitu RuBel (Ruang
Belajar), RUBI (Ruang Berbagi
Ilmu), dan IM Bro (Indonesia
Mengajar Broadcasting).
Kamis, 19 November 2015
saya dan beberapa relawan
memulai perjalanan kami
menuju Kabupaten Rote Ndao
melalui penerbangan Jakarta-
Kupang, dari bandara El-Tari
kami menuju pelabuhan untuk
menyebrang ke Kabupaten
Rote Ndao dan Alhamdulillah
sampai dengan selamat di
tempat tujuan, Ba’a.
Penyambutan relawan di pelabuhan Baa
Perkenalkan, ini tentang sebuah kegiatan loka karya yang kami sebut LokaRote 2015.
LokaRote 2015 | 128
Sebenarnya, perasaan dag dig
dug sudah muncul beberapa
hari sebelum keberangkatan.
Hmm, mungkin ini soal mental
mengingat background pendi-
dikan kami bukan berasal dari
dunia pendidikan ditambah
peserta yang akan dihadapi
adalah orang–orang yang
berpengalaman dalam bidang
pendidikan. Mereka adalah
guru/pengajar/pendidik, kepala
sekolah, dan pengawas
pendidikan dengan jam terbang
yang banyak di bidangnya.
Ada rasa insecure mengingat I’m
not capable for this one.
“ Gileee, kita ngajar guru nih yaa?”
Satu kalimat yang muncul
saat itu, dan menggambarkan
perasaan yang sama ketika kami,
sahabat ruang belajar sedang
berkumpul mempersiapkan
keberangkatan 2 hari yang akan
datang, deg-degan. “Sebisa
mungkin kita nggak menggurui
bapak/ibu guru saat LokaRote
nanti yaaa, kita sama-sama
belajar ya kaaan..”
Kami berusaha meyakinkan dan
memotivasi diri sendiri. Itulah
salah satu kekhawatiran kami,
mengingat saya pribadi masih
minim pengalaman baik itu di
dunia kerja dan organisasi hehe,
baru lulus, ya setahun yang lalu
dan sekarang memberanikan diri
menjadi pemateri/narasumber di
sebuah loka karya. Bisa dibilang
modal nekad nih. Lalu, cara
mengatasinya? Brainstorming
dengan ketua kelas RuBel.
Ketua kelas kami bercerita
tentang pengalamannya yang
kurang lebih sama dengan
yang akan dihadapi sahabat
RuBel Rote nanti, yaitu saat
harus menghadapi sejumlah
guru dalam sebuah forum
keberlanjutan. Yees, dia juga
merasakan hal yang sama
akan ketakutan-ketakutan itu,
Mereka adalah guru/pengajar/pendidik, kepala sekolah dan pengawas pendidikan dengan jam terbang tinggi di bidangnya.
LokaRote 2015 | 129
Pembuatan metode kreatif di wahana RuBel
nervous, merasa bukan bidang-
nya atau tidak berpengalaman
dalam hal itu. Ternyata he did it,
yang penting kita percaya diri
saja dan salah satu cara untuk
mengurangi nervous adalah
ngobrol dengan peserta sebelum
kegiatan dimulai karena setidaknya
dapat mencairkan suasana saat
kegiatan berlangsung. Baiklah,
agak sedikit tenang, termotivasi,
dan semangat deeh.
Jumat, 20 November 2015, hari
ini saya mengajar di ruang kelas
satu. Eitts, masih ingat cerita di
paragraf sebelumnya kan? Kali
ini saya tidak sedang mengajar
siswa/siswi SD tetapi saya
akan bertemu para pengajar
siswa/siswi tersebut untuk
mensosialisasikan portal ruang
belajar yang di dalamnya telah
terdokumentasikan sejumlah
tulisan tentang metode belajar
kreatif oleh teman-teman
pengajar muda.
Kegiatan hari pertama lancar,
meskipun awalnya saya melihat
kondisi para guru masih
agak pasif di kelas ketika
Ngobrol dengan peserta sebelum kegiatan dimulai karena setidaknya dapat mencairkan suasana.
LokaRote 2015 | 130
ditanya. Namun kepasifan
itu hanya berlangsung di
awal saja. Setelah makan
siang para peserta lebih
aktif haha, mungkin lelah dan
lapar karena matahari Rote
bersinar teraaang sekali.
Pada LokaRote RuBel hari
pertama, para guru diajak
untuk membuat metode belajar
kreatif dari contoh yang sudah
saya pilih dari website RuBel
dan membuat metode belajar
kreatif dari ide sendiri.
Untuk pembuatan metode
belajar kreatif dari ide sendiri
awalnya peserta agak sedikit
bingung mau membuat
metode seperti apa, namun
setelah dijelaskan kembali
dan diputarkan beberapa
video yang merupakan salah
satu contoh metode belajar
kreatif dengan nyanyian,
setiap kelompok pun akhirnya
menemukan ide.
Setelah makan siang para peserta lebih aktif haha, mungkin lelah dan lapar karena matahari Rote bersinar teraaang sekali.
Pemutaran contoh video
tersebut adalah salah satu
alternatif untuk memberikan
stimulus dan memancing
para guru untuk mengeluar-
kan ide–ide yang dimiliki dan
menyampaikannya dalam
kelompok. Dalam praktek
kegiatan belajar mengajar,
para guru tentunya tidak
mengajar secara berkelompok
dengan guru lain.
Nah, sementara di kegiatan
hari pertama ini mereka
dituntut untuk bekerjasama
LokaRote 2015 | 131
dengan guru – guru lain secara
berkelompok yang mungkin
memiliki keahlian di bidang studi
yang berbeda untuk membuat
satu metode belajar kreatif yang
original dari ide mereka.
Selama peserta LokaRote
RuBel membuat metode
belajar kreatif, saya berkeliling
ke setiap kelompok dan
sedikit berbincang –bincang
dengan beberapa peserta.
Dari perbincangan itu saya
menemukan para guru memiliki
semangat untuk menerapkan
metode belajar kreatif di
kelasnya tetapi guru – guru ini
belum tahu bagaimana cara
supaya mereka bisa berhasil
menerapkannya di kelas.
Mereka merasa kondisi
kelas merupakan salah satu
hambatannya dan terdapat
beberapa guru yang belum
menyadari bahwa sumber daya
yang ada di sekitar sekolah
atau tempat tinggalnya bisa
digunakan sebagai bahan
atau referensi untuk membuat
metode pembelajaran yang
menyenangkan dan efektif
bagi anak didiknya.
Selain itu, ada juga peserta
yang membicarakan soal
kurikulum, ya saya memang
tidak terlalu paham tentang
kurikulum pendidikan.
Beliau bercerita bahwa ia
sudah mendapat informasi
tentang metode belajar kreatif,
sementara untuk kurikulum
2013, beliau mengaku masih
agak sedikit kesulitan dalam
penilaian siswa mengingat ada
beberapa aspek penilaian.
Pelatihan IT bersamarelawan pusat
LokaRote 2015 | 132
Salah satunya adalah sikap dan
perilaku para siswa, dimana
para guru harus mengobservasi,
serta melakukan penilaian diri
terhadap seluruh anak didiknya.
Di sini saya hanya mampu
menanggapinya dengan
mendengarkan (menyimak)
cerita peserta tersebut tanpa
memberikan solusi langsung.
Saya rasa, saat–saat mengobrol
seperti ini, saya dan juga
teman– teman relawan lainnya
mungkin tidak bisa membantu
banyak seperti langsung mem-
berikan solusi terkait perma-
salahan yang dihadapi bapak/
ibu guru di Rote tetapi setidak-
nya dengan mendengarkan
curahan hati bapak/ibu guru
bisa memunculkan sedikit
perasaan lega bagi mereka.
Di saat itu pula saya mendapat
informasi baru dan tetap bisa
menularkan semangat yang
kita miliki dan juga menjadi
pendengar yang baik ketika
mereka bercerita mengenai
isu pendidikan di Rote.
Setidaknya dengan mendengarkan curahan hati bapak/ibu guru bisa memunculkan sedikit perasaan lega bagi mereka.
Sabtu, 21 Desember 2015,
hari ini saya akan memper-
kenalkan wadah dimana kita
bisa berbagi dan mendapatkan
referensi metode belajar
kreatif melalui pelatihan dasar
IT. Nah, untuk pelatihan IT ini
rupanya sangat dinantikan oleh
para peserta LokaRote RuBel.
Sedikit obrolan saya kemarin
dengan seorang peserta, saya
lupa nama ibu ini.
“Iya bu, kita sudah pernah
dengar soal metode kreatif
ini, tapi ini nih yang ini kita
butuh sekali”, sambil menunjuk
laptop yang ada di depannya.
LokaRote 2015 | 133
“Oiya ibu besok kita sama –
sama belajar ini ya bu, hari
ini kita selesaikan metode
belajar kreatif dulu.” Si ibu
menambahkan, “Iya, ini saya
tidak bisa e, saya pi beli laptop
untuk belajar nanti.”
“Ibu baru beli laptop ini ko? Ooo”
Tanya saya sedikit terkejut
(tanpa memasang muka
terkejut, hahah). “Iyoo, ibu
beli ee ada juga teman yang
pinjam teman, karena untuk
pelatihan ini semua disuruh
bawa laptop.”
Sepengetahuan saya, pelatihan
IT ini adalah kali pertamanya
dilakukan di Rote, hmm info-
nya seperti itu. Oh iya, di hari
pertama kemarin para peserta
sudah membawa laptop
lengkap dengan charger dan
kabel terminal, sementara
pelatihan IT akan dilaksana-
kan hari ini.
Yap, semua peserta memang
diminta untuk membawa laptop
masing – masing. Hmm yang
ada dipikiran saya selama
masih di Jakarta saat persiapan
LokaRote ini adalah para
peserta memang sudah punya
laptop tapi belum pernah
mereka pakai, dan ternyata
ada yang sampai bela – belain
untuk pinjam bahkan beli!
Woow, harusnya saya beri
tepuk kagum untuk bapak/
ibu basodara semua ketika
mendengar dan melihat
antusias guru–guru untuk
mengenal teknologi informasi
lebih jauh dengan segala usaha
mereka dalam mempersiapkan
alat yaitu laptop.
dan ternyata ada yang sampai bela– belain untuk pinjam bahkan beli!
LokaRote 2015 | 134
Agak sedih ketika hal yang
tidak diinginkan terjadi yaitu
mati listrik dan tidak ada
jaringan. Beberapa kali, kami
sahabat RuBel saat kumpul
di Jakarta sempat terpikir
mengenai kemungkinan yang
akan terjadi saat pelatihan
seperti soal jaringan dan listrik.
Dan itu terjadi saat LokaRote
hari kedua hehehe. Kurang lebih
seperti ini yang sempat terucap
dari kami saat kumpul, “nanti
semua peserta pada bawa
laptop kan ya? Kalau semua
lagi nyolok nanti tiba – tiba
jebreeet, mati semua ga tuh
listriknya? Terus, terus, untuk
koneksi internetnya oke nggak
nih, sekitar 70an peserta akan
online bersamaan?”
Ya seperti itulah, meskipun
kita sudah berusaha memper-
siapkan dengan sebaik dan
semaksimal mungkin tapi ini
terjadi di luar kehendak kita.
Pelatihan pun tetap berjalan,
saya dan teman – teman
mencoba untuk memakai
hotspot dari handphone
ternyata tidak ada sinyal
di ruangan kami, sampai
meminjam modem peserta
pun tidak bisa, but the show
must go on, akhirnya kita
hanya bisa berbagi tentang
teknologi informasi secara
offline yaitu dengan presentasi
biasa tanpa praktek langsung
khususnya untuk penggunaan
internet (membuat akun email)
dan website Ruang Belajar.
Agak sedih ketika hal yang tidak diinginkan terjadi yaitu mati listrik dan tidak ada jaringan.
Ya seperti itulah, meskipun kita sudah berusaha mempersiapkan dengan sebaik dan semaksimal mungkin tapi ini terjadi di luar kehendak kita.
LokaRote 2015 | 135
Ibaratnya website RuBel
ini yang kita “jual”, kita
sosialisasikan, kita kenalkan
kepada bapak/ibu guru tetapi
hambatan yang muncul tidak
menghentikan kami untuk tetap
berbagi ilmu atau hal – hal yang
kita ketahui tentang IT.
Akhirnya kami menggunakan
plan B, sebenarnya sebelumnya
kami belum menyiapkan plan B,
C, D, dst… eheheh. Baiklah, kita
meminta pendapat dari para
peserta kira-kira aplikasi apa
yang ingin dipelajari.
Dari pendapat – pendapat yang
kami sortir rupanya beberapa
peserta ingin tahu lebih banyak
dan mempelajari MS. Power
Point dan MS. Excel.
Alhamdulillaaaah!
Peserta tetap antusias dan
semangat. Selama ini bapak/
ibu guru masih melakukan
penghitungan manual dalam
penilaian siswa – siswanya.
Dengan belajar MS. Excel
harapannya bapak/ibu guru
lebih dimudahkan untuk
Peserta RuBel setelah sesi berakhir
LokaRote 2015 | 136
memasukkan nilai ulangan
harian, UTS, dan UAS. Tak
disangka, ternyata ada bebe-
rapa peserta RUBI yang lewat
di depan ruangan kami pun
berhenti sambil memerhatikan
apa yang sedang dipelajari,
bahkan ada sekitar 3-4 orang
yang meminta izin untuk masuk
ke kelas pelatihan IT.
Perhatian saya yang saat itu
terpusat dengan peserta RuBel
di dalam kelas tidak menyadari
bahwa ada penambahan
peserta yang masuk kelas ini,
baru tersadarkan ketika merasa
kelas menjadi lebih penuh dari
sebelumnya hehehe.
Senang sekali mendapat
kesempatan yang baik seperti
ini dan berani mengambil
kesempatan ini. Sekarang
jamannya kita yang jemput bola
hehehe. Terima kasih bapak/
ibu guru/Kepala Sekolah,
pengawas pendidikan yang
telah meluangkan waktu untuk
hadir di LokaRote 2015 selama
2 hari di tengah kesibukannya,
saya yakin peserta yang
hadir di LokaRote adalah
mereka yang memiliki potensi
di bidangnya dalam hal ini
kemajuan pendidikan untuk
Kabupaten Rote Ndao.
Sehingga, harapannya adalah
informasi atau ilmu baru yang
didapatkan tidak hanya ber-
henti pada peserta LokaRote
saja tetapi bisa menularkan
virus positif kepada rekan guru,
kepala sekolah, pengawas
pendidikan, orang tua, dan
pegiat pendidikan untuk
mensosialisasikan metode
pembelajaran kreatif dan juga
penggunaan IT termasuk di
dalamnya website RuBel.
Yakinlah, virus positif itu menular.
Senang sekali mendapat kesempatan yang baik seperti ini.
LokaRote 2015 | 137
Terima kasih untuk teman-
teman pengajar muda Rote
Ndao dan penggerak daerah
(you are local champion!) atas
kerjasamanya selama beberapa
bulan terakhir.
Kalian luar biasa, sangat
menginspirasi, keren banget,
kece, dan hebaaat. Tepuk
kagum untuk kalian semua.
Saya pun salut dengan teman–
teman relawan yang secara
sukarela bersedia meluangkan
waktu, tenaga, pikiran, dan
sejumlah paket pengorbanan
lainnya untuk berbagi dengan
saudara – saudara di Rote
Ndao, mantaaap.. teruslah
menginspirasi,
and spread positive things, kawan!
Kebalai bersamadi akhir acara
LokaRote 2015 | 138
Tujuh Hari BerhargaAulia Rizka Destiana
Relawan Panitia Pusat
Rote Ndao
Nama tempat yang mulai
familiar di telingaku saat jingle
Indom*e sering diputar di
televisi. Tak pernah terbayang-
kan olehku sebelumnya bisa
menginjakkan kaki di bumi
terselatan Indonesia itu.
Tepatnya tanggal 19 November
2015, aku bersama 21 orang
lainnya diberi kesempatan
untuk dapat menghirup udara
sejuk nan panas Pulau yang
menjadi bagian dari provinsi
Nusa Tenggara Timur tersebut.
Kami bertolak kesana bukan
tanpa tujuan dan bukan hanya
sekedar untuk memenuhi lini
masa media sosial kami dengan
foto-foto eksis yang berlatar
belakang pantai atau sunset.
Kami pergi kesana dengan
membawa suatu misi, yaitu
berbagi.
Ya berbagi, berbagi ilmu yang
menurut kami belumlah cukup
untuk mengubah tatanan sosial
dan kondisi pendidikan yang
telah ada karena keterbatasan
waktu dan kemampuan.
LokaRote 2015 | 139
Tetapi bukan itu tujuan besar
kami datang ke Bumi Rote,
melainkan untuk menyampai-
kan pesan kepada teman-
teman dan warga di Bumi
Rote bahwa mereka masih
punya teman, sahabat, saudara
yang masih memperhatikan
mereka, ingin berbagi dengan
mereka, berjejaring dengan
mereka, berinteraksi positif
dan membangun silaturahmi
dengan mereka.
Kami pergi kesana dengan membawa suatu misi, yaitu berbagi.
Bahkan hanya sekedar berdiri di halamannya saja aku belum pernah.
Cerita dan pengalaman di
Pulau Sasando ini jika aku
tulis semua mungkin bisa
menjadi sebuah buku yang
kira-kira tebalnya 0.5 cm
haha. Sepulangnya dari sana
banyak hal yang aku bawa
sebagai bekal.
Mulai dari hari pertama aku
merasakan panasnya terik
matahari hingga hari ketujuh
saat aku pulang dengan kulit
terbakar, bisa dikatakan tiada
hari tanpa pelajaran berharga.
Berikut aku sampaikan
beberapa pelajaran yang
menginspirasiku saat aku
berada disana:
Briefing di Gereja
Aku adalah seorang muslim
dan berhijab, belum pernah
selama 24 tahun hidupku aku
memasuki gereja. Bahkan hanya
sekedar berdiri di halamannya
saja aku belum pernah. Ketika
aku mendengar kabar bahwa
briefing akan dilaksanakan di
salah satu Gereja di sana aku
ragu. Apa kata orang kalau
muslimah berhijab masuk ke
dalam Gereja pikirku.
LokaRote 2015 | 140
Anjing Tidak bermaksud untuk
berkata kotor tetapi hewan
inilah yang menghiasi
pemandangan kabupaten yang
memiliki 10 kecamatan ini.
Tidak jarang anjing masuk ke
dalam rumah dan menemaniku
sarapan dan makan malam.
Sedangkan aku hanya bisa
terdiam melihat lirikan
memelas hewan berbulu itu.
MakananSuatu malam mama (sebutan
ibu/perempuan yang dituakan)
memasakkan ayam untuk
kami, kemudian dengan
gamblangnya Edo (PM X Rote)
bertanya padaku:
“ Kak Rizka udah tanya siapa yang sembelih?”
aku terdiam sesaat dan
kemudian menjawab “belum”.
Kami, muslim, memiliki aturan
dalam menyembelih hewan
ternak yang akan kami makan
sehingga kami tidak bisa
sembarangan makan. Jadilah
kami menyembelih ayam
malam hari dengan disinari
oleh senter telepon genggam.
ToleransiAku belajar banyak mengenai
Toleransi di Bumi Rote.
Sebuah kata yang sering kita
baca dan ucapkan pada saat
pelajaran kewarganeraan
(dulu PPKn), tetapi terkadang
sulit untuk diamalkan. Apa
yang terlintas dalam benak
kalian jika seorang muslim
sepertiku tinggal sementara
di daerah dengan penduduk
yang mayoritas beragamakan
Kristen dan Katolik?
Sesi tanya jawabbersama Pak Mardi
LokaRote 2015 | 141
Ketidakbebasan? Didiskreditkan?
Tidak, tidak sama sekali. Pendu-
duk Rote memiliki rasa toleransi
beragama yang tinggi. Bahkan
jika kalian bertanya kemanakah
arah kiblat, jangan kaget jika
mereka bisa menunjukkannya.
Mereka tahu waktu-waktu shalat.
Bapak dan mama selalu meng-
usir anjing di rumah jika ia mulai
mendekatiku. Mereka menyuruh
kami untuk menyembelih ayam
sendiri agar kami bisa makan
daging ayam. Saling menghor-
mati dan menghargai perbedaan
sangat terasa baik di rumah
maupun di luar rumah.
Ketidakbebasan? Didiskreditkan? Tidak, tidak sama sekali.
Venue
Ruangan ber-AC, makanan
prasmanan, dan coffee break
mungkin itu yang terbayang
dalam benak kalian jika
mengikuti seminar atau
workshop. Tetapi itu semua
tidak tersedia saat kegiatan
RUBI berlangsung.
Ruangan kelas dengan sarana
prasarana seadanya, sempat
mati listrik, ditambah dengan
matahari Rote yang selalu
bersemangat bersinar di siang
hari. Mengeluh? Tidak Puas?
Itu yang aku takutkan.
Narasumber Ah ini yang paling membuatku
stres haha. Bagaimana tidak,
latarbelakang narasumber
yang “agak” berseberangan
dengan materi yang akan
Bahkan jika kalian bertanya kemanakah arah kiblat, jangan kaget jika mereka bisa menunjukkannya. Mereka tahu waktu-waktu shalat.
LokaRote 2015 | 142
dibawakan membuat hati dan
pikiran ini was-was. Timbul
keraguan apakah mereka, para
narasumber, bisa memenuhi
ekspektasi dan menjawab
tantangan dari panitia lokal
dan peserta.
Akan tetapi diatas dari segala
keterbatasan tadi, yang aku
lihat adalah antusiasme dan
semangat baik dari para
peserta, narasumber, maupun
panitia. Segala kekurangan
yang ada tidak lantas menjadi
penghambat. Para peserta
menjalani kegiatan dengan
antusias, partisipatif, dan
semangat. Akibat terlalu ber-
semangat dan aktif, waktu
yang telah dialokasikan untuk
penyampaian materi tidak
cukup untuk memuaskan
dahaga penasaran para
peserta sehingga timbullah
sesi tanya jawab di luar kelas.
Segala kekurangan yang ada tidak lantas menjadi penghambat.
Hampir tidak bisa kudengar
keluhan para peserta yang
datang dari berbagai penjuru
Bumi Rote. Akan tetapi bukan
berarti tidak ada. Setiap
manusia toh memiliki batas
toleransi yang berbeda-beda
dalam menerima sesuatu.
Apakah ekspektasi panitia lokal dan peserta terhadap materi yang disam-paikan terpenuhi?
Aku rasa ya :)
Hostfam Sebelumnya aku sudah bercerita
sedikit tentang bapak dan
mama yang menjadi orang tua
angkatku selama aku di sana.
Mengapa aku sebut orang
tua angkat? Karena mereka
benar-benar memperlakukanku
seperti anak mereka. Memba-
ngunkanku untuk mandi dan
sarapan, menungguku saat
aku belum pulang ke rumah,
membekaliku saat aku akan
pulang ke Jakarta.
LokaRote 2015 | 143
CitizenAku sangat suka dengan pang-
gilan “mama”. Aku merasa
ada ikatan khusus ketika aku
memanggil seseorang dengan
panggilan “mama”. Aku juga
sempat berdiskusi dengan
relawan lokal mengenai pereko-
nomian di Rote. Mengobrol
dengan tukang ojek di sana.
Bertamu ke rumah-rumah
selain rumah hostfamku.
Lalu kesan apa yang kudapat?
Kehangatan dan kebaikan hati
itulah yang aku rasakan ketika
berinteraksi dengan penduduk
Rote. Hampir tidak ada cela
untuk Bumi Rote Ndao.
Aku melewati tujuh hari yang paling berharga dalam hidupku.
Karena mereka benar-benar memperlakukanku seperti anak mereka.
LokaRote 2015 | 144
LokaRote, Oase dan Au Sue Lote
Dyahaya NurhayatiRelawan Narasumber
Mengapa Rote menjadi menarik?
Cerita ini berawal dari rasa
penasaran yang amat dalam.
Rote... What a cool destination?
Rote... What a beauty? Melalui
Festival Gerakan Indonesia
Mengajar, saya berkesempatan
menjadi salah satu relawan
narasumber untuk metode
belajar kreatif calistung,
khususnya metode membaca
dan menulis.
Suatu kehormatan bagi saya
bisa tampil dihadapan para
guru dan pengerak pendidikan
di kota Ba’a, Rote Ndao yang
juga tantangan buat saya,
namun disisi lain ada rasa
ketakutan yang amat karena
merasa diri ini justru masih
harus banyak belajar.
Rasa ketakutan itu sirna, dikala
melihat antusiasme rekan-rekan
relawan dan imajinasi indahnya
kepulauan Rote yang sudah
mulai membayang. Setidaknya
saya ingin mengukur seberapa
luas kepulauan NKRI ini,
hehe, melihat sisi paling
selatan Indonesia dari sudut
pandang sumber daya alam
LokaRote 2015 | 145
dan manusianya melalui
pendidikan, alasan mutlak
untuk saya harus bergegas
tanpa berpikir panjang. And
the day is coming.
Kebanyakan orang berpikir,
bahwa dengan insentif
uang cara paling efektif
untuk menggerakkan orang.
Pendapat ini tidak salah,
tetapi tidak akan berlaku bagi
masyarakat yang bekerja
dengan idealisme serta
menghayati nilai-nilai spiritual
secara intens. Bahkan, perintis
kemerdekaan NKRI berjuang
bukan karena insentif uang.
Mereka mempertaruhkan
harta, jiwa bahkan nyawa.
Bahkan, perintis kemerdekaan NKRI berjuang bukan karena insentif uang.
LokaRoteLokaRote, salah satu contoh
konkret iuran publik yang
saya rasakan, seperti halnya
Kelas Inspirasi. Tidak peduli
seberapa jauh dan seberapa
mahal tiket saat itu, bagi kami
relawan pusat tidak ada hal
yang lebih membahagiakan
dibanding kebersamaan dalam
berbagi. Semangat itu ada
dalam setiap individu relawan
Pelatihan calistungdengan serius
LokaRote 2015 | 146
yang terpatri dalam gagasan
dan cinta, kasih mengasihi satu
sama lain tanpa pandang bulu.
Melalui penekanan peningkatan
kapasitas diri pada guru dan
penggerak pendidikan dalam
memajukan pendidikan di
daerah, tanpa terkecuali Rote.
Fokus pada pelatihan dan
pendampingan untuk berbagai
materi, diantaranya metode
belajar kreatif calistung,
manajemen berbasis sekolah
dan taman baca, yang dikemas
dalam satu wahana RUBI atau
Ruang Berbagi Ilmu.
Mereka menyerap dengan
seksama ilmu yang kami
berikan meskipun yang kami
bagi hanya sedikit.
Seperti halnya Mahatma
Gandhi, dimana gagasan,
semangat dan cinta mereka
untuk memperbaiki masyarakat
dan membangun peradaban
masih menggelorakan para
pengikutnya tanpa janji imbalan
dan jabatan. Dan perwujudan
gagasan Mahatma Gandhi disini
adalah LokaRote tersebut.
Mereka menyerap dengan seksama ilmu yang kami berikan meskipun yang kami bagi hanya sedikit.
Harapannya masyarakat Rote
tergerak tanpa insentif uang
melainkan gotong-royong
untuk berbagi dengan tulus
memajukan daerahnya.
OaseLife is a journey, hidup
adalah perjalanan yang tidak
akan pernah berakhir. Di
depan kita terbentang seribu
satu kemungkinan. Tidak ada
bekal paling berharga kecuali
tekad dan pendidikan. Hanya
pendidikan yang mampu
mengubah nasib seseorang
dan suatu bangsa, minimal
memutus mata rantai
kemiskinan.
melainkan gotong-royong untuk berbagi dengan tulus memajukan daerahnya.
LokaRote 2015 | 147
LokaRote, hari kedua, sesaat setelah saya, Kak Hayu dan Pak Daud usai menjuri lomba Taman Baca Idaman pada Kelas Pengelolaan Taman Baca (Wahana RUBI).
LokaRote adalah nafas baru
bagi bumi Rote dan isinya,
setelah sebelumnya Rote
Mengajar. Ibarat oase, mata air
di pandang tandus. Oase ini
bisa menjadi dentuman dahsyat
jika diresapi dan diwujudkan
dalam memajukan pendidikan
di kota Ba’a untuk kehidupan
yang lebih baik.
Saya yakin mereka mempunyai
potensi yang besar, hanya
saja butuh perhatian dan
kesempatan. Saya percaya,
bahwa bangsa yang takut
mencoba sebuah langkah
dan kebijakan besar pasti
tidak akan menjadi besar.
LokaRote adalah nafas baru bagi bumi Rote dan isinya.
Begitu pun seorang yang
takut keluar dari zona nyaman,
selamanya dia akan terpenjara.
Yang saya lihat para guru dan
penggerak pendidikan di kota
Ba’a ini, mereka telah berhasil
keluar dari zona nyaman,
setidaknya mau belajar dan
menjadikan LokaRote sebagai
pijakan untuk menghimpun
energi sebelum melanjutkan
segala pekerjaan.
LokaRote 2015 | 148
Au Sue LoteKami ingin Indonesia menjadi
lebih baik. Kunci untuk menjadi
Indonesia yang lebih baik
ada di pendidikan. Tidak selalu
pendidikan formal dan
LokaRote telah menjawab dan
menjadi kunci untuk perubahan
kecil di Rote Ndao. Terlihat dari
perubahan setelah LokaRote ini
berakhir. Semoga semangat itu
terus berjalan tanpa kami.
Pelajaran yang bisa dipetik dari
LokaRote, bagi saya pribadi
adalah, mari merenung sejenak:
Setiap hari berapa banyak kita menerima pertolongan orang?
Meminjam istilah Carol S.
Pearson tentang teori arketipe,
dalam diri setiap orang
terdapat struktur kejiwaan yang
disebut orphan, secara harfiah
berarti yatim-piatu.
Sadar bahwa setiap orang
bagaikan anak yatim piatu yang
selalu membutuhkan sandaran
dan uluran tangan, seharusnya
yang dikembangkan adalah
sikap dan kultur gotong-
royong.
Jika karakter anak kecil atau
anak yatim piatu yang selalu
mengharapkan pemberian
orang lain ini menonjol hingga
tua, kita akan gagal menjadi
pemimpin untuk memajukan
sebuah bangsa. Artinya jiwa
pemimpin harus kita tanamkan
dalam diri, minimal keputusan
untuk selalu berbagi kepada
sesama dengan tulus.
Setidaknya jiwa pemimpin
itu tampak pada diri para
peserta LokaRote yang tidak
lain delegasi atau utusan dari
sekolah masing-masing, mereka
sebagai perantara pembawa
pesan yang juga tonggak
perubahan untuk pendidikan
Rote lebih baik.
LokaRote 2015 | 149
Terimakasih LokaRote untuk
empat hari kebersamaan dalam
tawa, canda, perdebatan,
diskusi, gotong-royong, dan
kenangan yang telah mengubah
mindset saya dan menjadikan
hidup ini makin bermakna,
sekaligus terjalin silaturahmi
dengan insan-insan positif
tanpa lelah dari segala penjuru
nusantara.
It’s amazing.
Jadi selalu ingat segala tepuk
yang telah diajarkan, mulai dari
tepuk salut, tepuk segitiga,
tepuk masyarakat hingga tepuk
kasih sayang yang mempererat
kebersamaan kami, baik
relawan maupun peserta.
Mengutip top words, dari
pesohor kita Riri Riza bahwa:
“Menjadi anak muda adalah
sebuah kesempatan yang
mungkin tidak akan kita sadari,
dan lewat begitu saja. Menjadi
anak muda adalah kesempatan
berpetualang sejauh-
jauhnya, mencoba melawan
berbagai kekhawatiran
senekat-nekatnya. Dengan
mengalkulasi risiko sebaik-
baiknya, melakukan sesuatu
yang betul-betul kita yakini
dan kita cintai”.
Berawal dari niat yang kami
yakini dan cinta yang kami
punya, kami beruntung dan
bersyukur bisa menginjakkan
kaki ditanah Rote, tapal batas
selatan NKRI dengan membawa
misi perubahan yang lebih baik
untuk pendidikan di Rote Ndao.
jiwa pemimpin harus kita tanamkan dalam diri, minimal keputusan untuk selalu berbagi kepada sesama dengan tulus.
hidup ini makin bermakna, sekaligus terjalin silaturahmi dengan insan-insan positif tanpa lelah dari segala penjuru nusantara.
LokaRote 2015 | 150
Indonesia tanah air betaPusaka abadi nan jayaIndonesia sejak dulu kalaTetap di puja-puja bangsa
LokaRote 2015 | 151
Thank GOD, I am a volunteer
Bagi para rekan relawan, semoga
langkah positif ini tidak berhenti
disini, masih banyak yang
harus kita renungkan bersama
dan patut kita perjuangkan,
PR kita masih banyak kawan,.
selamat bernafas sejenak dan
mengenang kembali keber-
samaan kita, beta cuma bisa
bilang: Au Sue Lote! Au Sue
Lote! yang artinya Aku Cinta
Rote, Rote dan isinya Bajingan
Mamati! (keren sekali).
Menutup perjumpaan kita,
ijinkan saya untuk mengenang
4 hari istimewa itu dalam
balutan syahdu nan bermakna
karya Ismail Marzuki, Indonesia
Pusaka, saya persembahkan
untuk rekan-rekan relawan,
pejuang pendidikan yang
mendedikasikan waktu, tenaga,
pikiran bahkan materi dalam
langkah kecil untuk negeri.
Selamat bernafas sejenak dan mengenang kembali kebersamaan kita
Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa
Reff :
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata
Sungguh indah tanah air beta
Tiada bandingnya di dunia
Karya indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi bangsa yang memujanya
Reff :
Indonesia ibu pertiwi
Kau kupuja kau kukasihi
Tenagaku bahkan pun jiwaku
Kepadamu rela kuberi
Sampai ketemu disisi Indonesia
yang lain untuk perubahan
positif yang berarti! ;)
Salam, Dyah Nurhayati (AYA)
Bandung, 12 Desember 2015.
LokaRote 2015 | 152
MAUNYA ROTEFransisca Kandida
Relawan Narasumber
Ini adalah pertama kalinya
saya ke Rote. Berawal dari
gak sengaja membaca
selembaran flyer Festival
Gerakan Indonesia Mengajar
ditambah karena mau tau
bagaimana sih pulau terselatan
di Indonesia ini?
Penasaran, lalu saya coba ikut
LokaRote. Dalam rangkaian
kegiatan ini saya masuk dalam
team relawan wahana Ruang
Berbagi Ilmu (RUBI) dan akan
berbagi materi motivasi guru
dan MBS (Manajemen Berbasis
Sekolah).
Ketika sampai di Rote sehari
sebelum saya presentasi
saya coba berdiskusi dengan
Pak Daud (Ketua panita
LokaRote) karena saya
mau tau sedikit insight keadaan
pendidikan di Rote.
Hampir sejam sendiri saya
ngobrol sama Pak Daud yang
kelihatan sekali sangat antusias
membahas panjang lebar
tentang kondisi pendidikan
di Rote sampai mulutnya
berbusa-busa. Pulang ke
rumah, kebetulan saya tinggal
dengan Ibu Ensri seorang guru
SD yang menjadi salah satu
panitia lokal LokaRote.
LokaRote 2015 | 153
Bu Ensri bercerita bahwa beliau
sangat kaget melihat ada
kepala sekolah yang menulis
“Tidak memiliki potensi yang
bisa di andalkan” di angket
bagian pengisian apa potensi
yang anda miliki untuk Rote?
Kelihatan sekali mukanya
Bu Ensri kecewa dan kesal
(saya tau sekali orang di daerah
timur pasti mudah emosian).
Sebelum emosi Bu Ensri makin
tersulut dan menuju ke tingkat
amarah saya bilang ke Bu Ensri,
“OK Bu, tenang Bu tenang aja.
Besok akan saya bahas ketika
saya presentasi.”
Di awal presentasi saya tidak
heran lagi, ketika saya bertanya
kepada guru-guru dan kepsek
tentang kondisi pendidikan
di Indonesia / khususnya di
Rote menurut Anda? 4 dari 5
orang memberikan jawaban
yang negatif tentang Rote;
pendidikan di Rote masih
sangat jauh dari standard yang
bagus, kurang kualitasnya,
sarana prasarana belum bagus
kurang ini kurang itu dll.
Lalu kembali saya bertanya, di
tengah-tengah headline negatif
berita di media masa tentang
kondisi pendidikan yang
masih kurang ini itu dan opini
masyarakat terutama guru-guru
di depan saya ini yang juga
sama-sama negatif,
kenapa kita tidak mencoba melihat dari perspektif yang baik?
Peserta mengikutisesi MBS
LokaRote 2015 | 154
Bahwa di tengah masih jauhnya
kualitas pendidikan di Rote,
ternyata anak Rote ada yang
masuk peringkat 4 di lomba
sains tingkat propinsi NTT.
Ditengah kurangnya sarana dan
prasarana, ternyata anak-anak
Rote yang memainkan sasando
dan syair Rote memenangi lomba
festival kebudayaan di tingkat
Provinsi bahkan Nasional.
Kenapa kita tidak mengganti
pola pikir kita dari yang suka
mengeluh menjadi pribadi-
pribadi yang mau mencari solusi
dan mencoba memperbaiki?
Kembali saya bertanya, lalu bagaimana masa depan Rote?
Ketika workshop MBS (Mana-
jemen Berbasis Sekolah), disitu
kami membagi bapak ibu guru
dan kepsek menjadi 10 kelompok
dan mengajak mereka untuk
sama-sama brainstorming
membuat sekolah impian mereka.
Kenapa kita tidak mengganti pola pikir kita dari yang suka mengeluh menjadi pribadi-pribadi yang mau mencari solusi dan mencoba memperbaiki?
Maunya bikin sekolah yang
seperti apa sih? Tentukan visi/
misi dan rencana kerja sekolah
nya pun harus bersama-sama.
Ketika selesai, saya meminta
masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan
sekolah impian mereka.
Ada beberapa sekolah yang
mencuri perhatian saya, SD.
Ita Esa (dalam bahasa Rote
artinya Kita Satu) dimana SD
ini dalam visinya ingin sekali
punya lulusan yang tinggi
prestasi, berbudi pekerti luhur,
trampil, kreatif dan inovatif.
LokaRote 2015 | 155
Peserta mengikutisesi MBS
LokaRote 2015 | 156
Disisi lain ada SD Hati Mulia
yang ingin memiliki lulusan
yang berkarakter, yang unggul
dan memiliki hati mulia (men-
cerminkan nama sekolahnya),
masih banyak SD-SD lainnya
tapi ada satu SD yang mem-
buat sekelas tertawa tapi
menarik perhatian saya,
namanya SD Mau Maju.
Ya dari namanya saja terlihat
sangat optimis, SD ini ingin
meningkatkan pendidikan,
budaya, bahasa dan Iptek.
Ketika mempresentasikan
rencana kerjanya di tahun
kelima SD Mau Maju ini ingin
pergi ke Singapore. Lalu semua
peserta di ruang kelas tertawa
dan ada yang bertanya, “Awiii
gaya sekali e ke Singapore,
mau buat apa disana?”
Lalu sang kepala sekolah SD
Mau Maju ini menjawab, “Kami
ingin kirimkan anak-anak kami
ke Singapore biar mereka
pi (pergi) ikut dulu lomba
science internasional.”
Dilanjutkan tawa beberapa
orang di kelas.
“ Kami ingin kirimkan anak-anak kami ke Singapore biar mereka pi (pergi) ikut dulu lomba science internasional.”
Sahut saya setelahnya, “Bagus
bapak, tidak masalah bisa pergi
atau tidak ke Singapore yang
penting mau maju dulu.”
Saya percaya kalau ada
keinginan pasti ada jalan.
Diawali dari sebuah kemauan
sesimple apapun, tandanya
ada niatan untuk tidak hanya
berdiam diri tapi mau berubah
menjadi lebih baik kedepannya.
Tidak masalah orang mau
bilang apa, kadang rencana
baik kita pun bisa saja
dianggap remeh oleh orang
lain bahkan ditertawakan.
Selama workshop MBS banyak
sekali ide-ide brilliant dari
Peserta mengikutisesi MBS
LokaRote 2015 | 157
bapak ibu guru & kepala
sekolah yang saya harap bisa
melahirkan banyak SD Mau
Maju, SD Ita Esa, SD Hati Mulia
lainnya di seluruh Rote.
Kata orang tua saya nama itu
adalah doa dan ketika saya
melihat banyaknya nama-nama
SD impian yang dibuat oleh
bapak ibu guru dan kepsek
saya yakin impian itu pasti
bisa terwujud.
Tetap semangat Rote. Tuhan berkati selalu doa dan kemauan kalian :)
LokaRote 2015 | 158
Kobar Semangatdi Nusa Lote
Gania IkaRelawan Narasumber
Inilah Pengalaman saya
mengunjungi wilayah timur
Indonesia. Tidak terbesit
sebelumnya saya dapat
berkunjung di Kabupaten Rote
Ndao. ”Kenapa saya memilih
kabupaten Rote Ndao di
Festival Gerakan Indonesia
Mengajar(FGIM)?”
Kata-kata itu sering sekali saya
dengar ketika datang pertama
kali di gedung PWC untuk
berkumpul dengan teman teman
di Festival Gerakan Mengajar
(FGIM). Sungguh saya tidak
dapat membayangkan untuk
dapat ke sana atau tidak, orang
tua saya hanya berpesan ikutin
saja dulu gatheringnya untuk
masalah pergi atau tidaknya
dipikirkan nanti.
Jujur saya melihat harga
tiket sungguh tidak murah
untuk dapat berpergian ke
kabupaten paling selatan
Indonesia.
Tetapi teman saya yang
sudah pernah mengikuti
kegiatan FGIM semester
satu mengatakan kamu akan
masuk ke kubangan setan,
disaat kamu sudah mantap
untuk datang ke gatheringnya
maka kamu akan menjadi
candu untuk mengikutinya,
dan kata kata itu benar, diri
saya bertekad untuk datang
ke kabupaten Rote untuk
berbagi dan bertemu orang
orang hebat di lingkaran
FGIM ini.
LokaRote 2015 | 159
Saya membulatkan tekat untuk
menggunakan uang tabungan
saya untuk bisa membeli tiket
ke rote. Saya mencoba mencari
referensi harga tiket mana
yang lebih murah, akhirnya
munculah di sebuah web bahwa
tiket Surabaya-Kupang sedang
Promo, mungkin semesta sudah
mendukung saya untuk bisa
hadir untuk berbagi dengan
bapak ibu guru yang ada
di Rote.
Tepat tanggal 17 November,
perjalanan saya dimulai, saya
memutuskan menggunakan
transportasi kereta ekonomi ke
surabaya untuk meminimalisir
biaya ke rote. Akhirnya saya
menginap satu malam di rumah
om saya di Surabaya.
Keesokan harinya tanggal 18
November hari yang sudah saya
tunggu tunggu, jujur perasaan
saya campur was-was, takut,
senang dan bingung.
mungkin semesta sudah mendukung saya untuk bisa hadir untuk berbagi dengan bapak ibu guru yang ada di Rote.
Berbekal perkenalan saya
dan Kak Nabiyla di jakarta dan
kita janjian untuk bertemu
di Bandara Surabaya. Jujur hari
Keberangkatan saya kalau bisa
di bilang “Zonk” karena pesawat
hampir delay selama satu jam.
Relawan mendaratdi pelabuhan Ba’a
LokaRote 2015 | 160
Ketika menunggu delay di
Surabaya itu tidak sengaja
kami bertemu dengan relawan
lainnya yang juga transit
di surabaya menggunakan
maskapai yang sama.
Berbekal mengingat wajah
dan lupa nama saya pun
memanggil kakak tersebut,
kami pun berbincang-bincang
bagamaina dia masih sibuk
menyiapkan materinya, terus
kebingungan sama bagaimana
menyiapkan materi tersebut.
Yah ini yang kami rasakan kami
harus menyampaikan materi
ke orang orang yang sudah
berpengalaman.
Pengalaman saya menyam-
paikan materi pertama di
depan ibu, bapak dan kakak
penggerak taman baca
membuat saya semangat dan
ketar ketir, saya menyam-
paikan kesah saya ke partner
saya presentasi yaitu mas
adit, bagaimana saya gugup
akan menyampaikan di
depan bapak, ibu dan
kakak semuanya.
Saya begitu terkagum-kagum
mereka, ada yang sudah
mempunyai taman baca
yang sudah sukses seperti Ibu
Ensri dan ada yang lagi ingin
membangun taman baca di
tempatnya. Semangat luar
biasa ini membuat saya lebih
positif untuk membagikan
ilmu di materi yang ingin
disampaikan.
Yang saya tidak berhenti
kagum adalah saat ada
bapak dari Rote Barat, yang
saya lupa namanya bercita-
cita untuk membuka taman
baca di tempatnya dan ingin
memberikan pengetahuan
kepada orangtuanya bahwa
membaca dan mempunyai
pendidikan yan tinggi adalah
suatu hal yang terpenting.
Semangat luar biasa ini membuat saya lebih positif untuk membagikan ilmu di materi yang ingin disampaikan.
LokaRote 2015 | 161
dan ingin memberi-kan pengetahuan kepada orangtuanya bahwa membaca dan mempunyai pendidikan yang tinggi adalah suatu hal yang terpenting.
Bagaimana bapak itu bercerita
bahwa di daerahnya masih
minim anak untuk mau membca,
mereka mempunyai kemauan
keras untu belajar dan membaca
tetapi tuntutan dari orang tua
untuk bisa membantu bekerja di
ladang sebagi tujuan utama, atau
jika mereka membakang mereka
akan menghukumnya.
Ini sebuah hal ironi di negara
kita yang di anggap sudah
berkembang. Pendidikan adalah
hal utama untuk membangun
sebuah negeri. Membaca adalah
awal membuka jendela Informasi
kita untuk bisa melihat dunia
lebih luas.
Membaca adalah awal membuka jendela Informasi kita untuk bisa melihat dunia lebih luas.
Peserta seriusberbagi metode
LokaRote 2015 | 162
Pendidikan yang tinggi dan
rajinnya membaca adalah
sebuah kesinambungan yang
tinggi orang bisa membangun
daerahnya atau negerinya ini.
Saya sangat percaya bahwa
penduduk penduduk Rote
mempunyai peluang yang
sangat besar untuk mem-
bangun daerahnya, semangat
yang luar biasa ini terbukti
dari kemauan mereka, dengan
sukarela jauh-jauh datang dari
daerah mereka ke Ba’a untuk
dapat hadir untuk menerima
materi tersebut.
Hal yang membahagiakan
adalah ketika hari kedua
berlangsung,dimana saya
dan Kak Nabyla sebagai PJO
dalam materi hari kedua,
Kami memutuskan untuk
Lomba merancang Taman
Baca, dimana Para peserta di
beri Permasalahan tentang
penggunaan dana yang
diberika pemerintah sekitar 10
Juta. Hari Kedua pertama di
buka dengan games, dimana
games itu membuat semua
peserta ketawa-ketiwi dan
suasana menjadi seru.
Dimana saya kalah bermain
games dan harus menari
tarian khas Rote, dan itu kesan
pertama yang luar biasa.
semangat yang luar biasa ini terbukti dari kemauan mereka
Membuat taman baca impian
LokaRote 2015 | 163
Setelah itu lomba pun di-
mulai, kami membagi men-
jadi 4 bagian, dan saya di-
dapuk menjadi fasilitator
di kelompok 4.
Kami semua mencoba mem-
presentasikan hasil pemikiran
kami dan harus membuat yel
yel adalah yang lebih seru.
Tak dinyana di akhir sesi,
juri yang terdiri dari Bapak
Daud, KaK Aya dan Kak Hayu
memutuskan Kelompok saya
sebagai pemenang.
Bangga dan senang luar biasa
sekali, karena saya hanya
memberi gambaran apa aja
yang diperlukan dan tujuan
apa dalam lomba itu, lalu hasil
gambaran saya mereka yang
menuangkan dalam sebuah
kertas karton lebar. Pemikiran
yang luar biasa dari grup saya
bisa menghantarkan mereka
menjadi juara satu.
Hal luar biasa ini yang saya
tangkap, mereka mempunyai
semangat yang tinggi dan
kemauan yang keras untuk
membuat taman baca yang
mereka inginkan kelak ada
di Rote.
Di akhir acara seorang Ibu
bernama Fera mendekati saya
untuk meminta nomer telepon
saya dan beliau bercerita akan
membuat taman baca setelah
acara ini. Awalnya beliau tidak
berpikir untuk membuat taman
baca, beliau hanya disuruh oleh
sekolah untuk mewakili sekolah
mereka untuk mengikuti acara
FGIM ini.
mereka mempunyai semangat yang tinggi dan kemauan yang keras untuk membuat taman baca yang mereka inginkan kelak ada di Rote.
LokaRote 2015 | 164
Hal luar biasa ini dapat meng-
gugah semangat mereka untuk
membuat taman baca dan cita
cita mulia untuk mengajak
anak-anak atau warga sekitar
untuk mau membaca.
Pengalaman lainnya yang saya
dapatkan adalah bagaimana
saya selama kegiatan FGIM di
Rote sering bercengkerama
dengan bapak Daud, beliau
adalah seorang pengawas.
Bergaya bersamapenggerak taman baca
LokaRote 2015 | 165
Beliau bercerita tentang cita
cita mulianya untuk rote,
bagaimana menggerakan
guru-guru rote untuk bisa
memajukan pendidikan di Rote,
dan membuka pikiran mereka
untuk bisa membawa Rote jadi
terdepan suatu saat nanti.
Beliau bercerita, sebelum
menjadi seorang guru beliau
adalah seorang kontraktor,
dan bercita-cita sewaktu muda
untuk menjadi seorang polisi
tetapi dengan kendala uang dia
harus mengubur cita citanya
itu dan beralih ke Guru karena
pada saat itu menjadi seorang
Guru tidak memerlukan biaya
yang banyak.
Beliau bercerita kepada saya
bagaimana dia bertemu dengan
teman satu angkatannya
ketika mengikuti seleksi polisi,
beliau mengatakan kepada
temannya, “Hei mungkin kalau
saya dulu seperti kamu, maka
saya tidak akan seperti saya
sekarang, saya lebih hebat
dari kamu karena saya mampu
menciptakan banyak calon
polisi di masa datang” kata-
kata itu membuat saya ter-
kagum kagum.
bagaimana meng-gerakkan guru-guru rote untuk bisa memajukan pendidikan di Rote
Beliau benar benar sangat
peduli untuk kemajuan
pendidikan di rote, dan
memberikan pengetahuan
untuk generasi muda rote
Jika suatu saat nanti kamu
meninggalkan Rote untuk
belajar, jangan pernah lupa
kembali ke Rote untuk
mempraktekan ilmumu dan
membuat lapangan kerja
di Rote.
Dua hari bercerita dengan
bapak Daud memberikan
pikiran saya terbuka, tidak
melulu bekerja untuk
mendapatkan uang yang
banyak dan berlimpah tetapi
bagaimana bisa bermanfaat
untuk sekitar. Bapak Daud
memberikan nasihat kepada
saya seperti beliau menasihati
saya seperti anaknya tentang
suatu saat berkeluarga, bekerja
dan lain sebagaInya.
LokaRote 2015 | 166
Sungguh Tuhan Maha Pengatur, luar biasa saya bisa dipertemukan dengan Bapak Daud.
Hari terakhir setelah acara
penutupan bapak Daud berkata
kepada saya bahwa sebelum
pergi nanti pulang, bertemulah
dengan saya agar saya dapat
memberikan syal khas Alor
untuk kamu.
Hal luar biasa ini yang gak
bisa saya dapatkan bertemu
orang-orang hebat di Rote
seperti bapak Daud, Bapak
Ibu guru yang mempunyai
semangat yang tinggi untuk
datang, teman teman Panlok
yang sudah bekerja keras
menyiapkan acara ini untuk
bisa sukses di akhir dan teman
teman Pengajar Muda yang
sungguh baik luar biasa kepada
kami para Relawan yang sedia
membantu dan kami repotkan.
Hal luar biasa ini yang saya
dapatkan untuk menggugah
saya untuk terus semangat,
diluar sana masih banyak
orang yang semangatnya
tidak pernah padam di segala
kekurangan mereka dan lebih
banyak bersyukur kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sepenggal cerita ini tidak
mungkin bisa dituliskan
secara menyeluruh tetapi
pengalaman di Rote tidak
akan pernah padam di
ingatan saya.
diluar sana masih banyak orang yang semangatnya tidak pernah padam di segala kekurangan mereka dan lebih banyak bersyukur kepada Tuhan.
LokaRote 2015 | 167
Terima kasih juga untuk teman
baru saya bahwa kalian adalah
Luar biasa, kita baru saja
bertemu tetapi 2 hari sudah
memberika kesan menarik
seperti ikatan keluarga yang
telah lama terjalin.
Harapan saya untuk Keluarga
baru saya di FGIM daerah Rote
Jangan pernah lupakan dimana
kita bersendau gurau, bingung
menyiapkan segala kegiatan
acara dan kepanikan yang
kita hadapi.
Tuhan sudah menyiapkan
skenario yang indah untuk
Kita. Kita adalah keluarga
baru yang akan terus hadir
untuk kepada siapa aja yang
membutuhkannya.
Saya harap masih ada kegiatan
kegiatan postif ini yang dapat
kita lakukan setelahnya. Thank
you for the best memories in
my life. See you when I see you
my new families :)
Tuhan sudah menyiapkan skenario yang indah untuk Kita. Kita adalah keluarga baru yang akan terus hadir untuk kepada siapa aja yang membutuhkannya.
Bersama Pak Daud.ketua panitia LokaRote
LokaRote 2015 | 168
LokaRote 2015 | 169
Terima Kasih, Rote! Intan Mashayu
Relawan Panitia Pusat
Berangkat ke Rote Dengan PucatMengetahui saya akan berangkat
ke Rote, beberapa teman yang
pernah mengunjungi Rote
banyak berpesan kepada saya
semacam ini,
“Hati-hati ya, banyak berdoa
saja.”,
“Kamu serius? Aku ga berani lagi
menyeberangi selat itu.”,
“Hmmm, kamu ke Rote ya?
Banyak berdoa, semoga
cuacanya baik ya.”,
dan berbagai pesan-pesan yang
cukup menciutkan hati. Tidak
bisa menahan rasa penasaran,
saya mulai buka mesin pencari
Google dan menemukan ber-
bagai berita mengenai Selat
Rote, Selat Pukuafu, banyaknya
kecelakaan dalam pelayaran feri
Kupang – Rote dan sebaliknya.
Sejujurnya, saya agak kurang
berpengetahuan mengenai
geografi, dulu nilai peta buta
saya buruk sekali sehingga
pantas ditangisi, sehingga
saya kurang tahu selat yang
manakah yang menghubungkan
Rote dengan Kupang. Tapi
kedengarannya berita-berita
itu perlu dipikirkan secara
serius, seserius kita memper-
timbangkan ingin melanjutkan
sekolah di mana.
LokaRote 2015 | 170
Setelah menguatkan hati,
saya memutuskan untuk tetap
berangkat ke Rote dengan
menggunakan pesawat perintis.
Saya naik dengan wajah pucat.
Kulit muka saya yang gelap
tiba-tiba menjadi cerah.
Saking lebaynya, begitu pesawat
sudah mulai bergo-yang-goyang
menandakan akan segera lepas
landas, saya berpegang kuat
pada sandaran tangan di kursi.
Ternyata proses lepas landas-
nya mulus kok. Perjalanannya
juga jarang sekali bergejolak.
Proses pendaratan yang
dilakukan pun juga normal.
Tidak ada hal-hal luar biasa
yang terjadi.
Wahai semua umat manusia
yang menakut-nakuti saya, saya
sudah sampai di Rote dengan
selamat dan tidak berkurang
suatu apapun termasuk lemak.
Jadi Guys, perjalanan dari
Kupang ke Rote 100% aman.
Ini tidak hanya berlaku untuk
pesawat perintis, namun juga
kapal feri cepat. Saya telah
menjadi saksi keamanan
perjalanan menggunakan kapal
feri cepat dalam segi risiko
kecelakaan, bukan dari segi
waktu. Tolong dicatat, bukan
dari segi keamanan waktu.
Perjalanannya juga jarang sekali bergejolak. Proses pendaratan yang dilakukan pun juga normal. Tidak ada hal-hal luar biasa yang terjadi.
Kehadiran relawansiap untuk berbagi
LokaRote 2015 | 171
Bapak, Mamak, Terima Kasih Selama di Rote, saya dan
seorang teman saya, Rizka,
tinggal di rumah Bapak Paulus
Ndun dan istri, yang sangat
toleran dan penyayang.
Saya memanggil beliau dengan
sebutan Bapak dan Mamak.
Bapak adalah pengawas guru
yang disiplin dan bijak. Setiap
pagi, saya menemani beliau
ngobrol dan saya kagum
dengan pola pikir beliau.
Terbiasa hidup dengan
berbagai aturan orang tua saya
yang sangat teratur dan ketat,
di rumah Bapak dan Mamak
saya benar-benar merasa aman
dan terlindungi seperti sedang
di rumah sendiri.
Layaknya ayah sendiri, beliau
memberikan saya banyak
nasihat berharga mengenai
berbagai macam hal, bahkan
tentang pernikahan. Beliau
menekankan pentingnya makan
Layaknya ayah sendiri, beliau memberikan saya banyak nasihat berharga mengenai berbagai macam hal, bahkan tentang pernikahan.
LokaRote 2015 | 172
bersama (sambil berbincang-
bincang) dan pulang ke rumah
tepat waktu. Bapak adalah
seseorang yang cukup protektif
terhadap anggota keluarganya.
Di suatu waktu, Rizka meminta
izin untuk menginap di
markas Pengajar Muda, beliau
mengatakan,
“Kamu boleh bermain ke mana saja, tapi harus tetap pulang ke rumah.”.
Bapak benar-benar bertang-
gungjawab selayaknya seorang
ayah. Saya benar-benar kagum.
Walaupun memiliki perbedaan
keyakinan dengan saya, Bapak
memiliki rasa toleransi yang
sangat tinggi dan menjaga
agar saya dapat beribadah
dengan tenang.
Anjing dan babi adalah hewan
yang sudah sangat biasa
berkeliaran di area rumah
penduduk Rote. Namun begitu,
Bapak dan Mamak menjaga
agar anjing tidak masuk ke area
rumah bagian depan yang
saya lewati secara rutin
sehingga kesucian tempatnya
tetap terjaga. Beliau memper-
hatikan setiap detail makanan
yang dimasak sampai-sampai
meminta tolong pada seorang
relawan lain, Aditya Iqbal
Maulana, untuk mem-bantu
saya menyembelih ayam
agar saya dapat turut menyan-
tap masakan ayam Mamak
yang lezat.
Bapak memiliki rasa toleransi yang sangat tinggi dan menjaga agar saya dapat beribadah dengan tenang.
Mamak adalah seorang wanita
yang benar-benar wanita.
Beliau gemar menjahit,
memasak dan sangat rajin
menjaga rumah. Semua sudut
rumah sangat bersih tanpa
terkecuali. Mungkin kalau
Gordon Ramsay ke rumah
Mamak, beliau akan memohon
LokaRote 2015 | 173
pada Mamak untuk memberikan
2 sks kuliah mengenai keber-
sihan kepada para peserta
Master Chef.
Mamak sering menjahit
hingga larut malam, kemudian
menguras kolam ikan atau
mengerjakan pekerjaan rumah
lainnya hingga pukul 01.00 dini
hari setiap harinya. Saya sering
menemani Mamak ngobrol
hingga larut sembari Mamak
bekerja dan saya mencari
sinyal. Abis gimana dong,
Mamak tidak mau dibantu.
*alasan*
Mamak sangat keibuan.
Setiap hari tanpa lelah beliau
mengajari saya bahasa dan
logat Rote. Beliau bahkan
sengaja bangun pukul 01.30 dini
hari pada Minggu, 22 November
2015, untuk memasak karena
mengetahui bahwa saya akan
berangkat bermain ke pantai
pukul 05.00 pada hari itu.
Mamak menyampaikan bahwa
beliau ingin membawakan bekal
untuk saya dan teman-teman
agar dapat disantap saat piknik
di pantai.
Ah Bapak dan Mamak, beta rindu. :”)
Penduduk Rote yang Ramahnya Menghangat-kan HatiSelama di Rote, kami diantar
jemput oleh Kak Marcel. Beliau
adalah karyawan Dinas Peternakan
Rote. Beliau sangat baik dan
ramah. Beliau senang sekali
bercerita dan memberikan
nasihat. Dengan tulus, beliau
banyak memberikan nasihat
mengenai kehidupan, termasuk
pernikahan.
Suatu hari, beliau terlambat
menjemput dan meminta
maaf berkali-kali. Penduduk
Rote sungguh sangat sopan.
Saat masuk ke mobilnya, saya
mencium bau bensin.
Khawatir terjadi sesuatu, saya
memberitahukan pada beliau
mengenai hal tersebut. Beliau
bercerita bahwa dalam per-
jalanan menuju Rumah Bapak,
beliau melihat seorang nenek
sedang berjalan membawa
jerigen.
LokaRote 2015 | 174
Singkat cerita, Kak Marcel
berhenti dan mengantarkan
nenek tersebut sampai ke
rumahnya. Kemungkinan bau
bensin tersebut berasal dari
isi jirigen sang Nenek yang
tercecer di mobil. Hati saya
hangat sekali mendengar
penjelasan tersebut.
Virgin Nyolita ZachariasAda seorang peserta taman
baca yang menarik perhatian
saya, namanya Virgin Nyolita
Zacharias. Sejak dari hari
pertama, gadis SMA ini sudah
sangat tampak bersemangat
dan emosional.
Di sesi perkenalan peserta,
dia dengan berapi-api
mengatakan, bila diterjemahkan
ke bahasa Indonesia, “Saya
tidak peduli dicibir orang, saya
akan tetap berjuang mendirikan
taman baca.”
Mendengar hal tersebut,
saya memperhatikan bahasa
tubuhnya saja. Belum berkesan.
Namun yang saya tandai dari
anak tersebut adalah, dia cukup
berani untuk usianya.
“Saya tidak peduli dicibir orang, saya akan tetap berjuang mendirikan taman baca.”
Di hari kedua, saya memper-
hatikan simulasi pembuatan
strategi Taman Baca. Di tengah
peserta lain yang berusia
kurang lebih 30 tahun ke atas,
dia tampil sebagai pemimpin
kelompoknya. Kemudian, dia
dengan sangat mengesankan
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas.
Kematangan, kepemimpinan
dan keberanian yang sangat
mengagumkan yang didemon-
strasikan oleh siswa kelas
dua SMA.
dia dengan sangat mengesankan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
LokaRote 2015 | 175
Setelah selesai kelas, saya
mendekatinya dan mengajaknya
mengobrol mengenai banyak
hal. Dia menceritakan bahwa
dia mendirikan “taman baca”
dengan menumpang di warung
milik seorang ibu yang baik
hati. Saya yakin sudah banyak
cerita mengenai taman baca
yang didirikan gadis ini
sehingga saya menyoroti hal
lain saja ya, yaitu mengenai
cita-cita.
Saat ditanya, Virgin dengan
lantang menjawab dia ingin
melanjutkan kuliah di jurusan
Biologi, agar dapat menjadi
guru Biologi.
Lebih jauh lagi, dia menjelaskan
bahwa dia senang sekali
belajar ilmu biologi. Ketika
saya gali lebih jauh, mengapa
dia tidak ingin menjadi dokter,
jawabannya membuat tidak
hanya hati saya yang hangat,
namun kelopak mata saya
juga hangat.
Ternyata setelah saya periksa,
ada yang memotong bawang
di samping saya. Lho! Bukan,
ternyata dia ingin lebih banyak
lagi anak-anak Rote yang suka
belajar. Dia ingin lebih banyak
lagi anak-anak Rote yang suka
membaca. Dan yang lebih
penting lagi adalah gadis ini
Virgin bersama timmempresentasikan karya
LokaRote 2015 | 176
ingin lebih banyak anak Rote yang dapat menjadi dokter.
Dia menceritakan betapa
menyedihkannya kebersihan
dan perekonomian di Rote.
Anak-anak Rote harus mem-
bantu orang tuanya sepulang
sekolah dan tidak memiliki
kesempatan belajar dan
membaca. Karena tingkat
sanitasi yang kurang dan
kemampuan ekonomi yang
rendah, kesehatan kebanyakan
ibu hamil di Rote beserta
janinnya seringkali tidak
terjaga baik.
Pertolongan kesehatan yang
layak pun harus menunggu
berlayar atau terbang ke
Kupang dengan biaya mahal
dan waktu yang tidak singkat.
Dampaknya, tingkat kematian
ibu dan bayi masih sangat
tinggi.
Saya penasaran, mengapa
bukan dia saja yang menjadi
dokter.
Ada dua alasan:
1. Gadis ini tidak memiliki
biaya untuk melanjutkan kuliah
kedokteran. Dia sudah mencari
informasi mengenai fakultas
kedokteran Universitas Pelita
Harapan dan Universitas Kristen
Satya Wacana, dan menge-
tahui bahwa biayanya sangat
mahal; dan
2. Bila dia menjadi guru biologi,
dia yakin bisa menghasilkan
lebih banyak dokter. Bila dia
menjalani profesi sebagai
dokter, dia takut tidak
memiliki kesempatan untuk
mempengaruhi dan mendidik
siswa agar mau mengejar cita-
cita menjadi dokter. Mengutip
kata-katanya, lagi-lagi sudah
diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia, “Saya tidak apa-
apa mengorbankan diri saya.
LokaRote 2015 | 177
Saya hanya ingin agar anak-
anak Rote bisa dengan mudah
belajar dan sehat. Saya cinta
sekali pada bumi Rote saya ini.”,
sambil berkaca-kaca. Ah Nona
Virgin, kakak tidak mampu
berkata-kata lagi.
Bila dia menjadi guru biologi, dia yakin bisa menghasilkan lebih banyak dokter.
Yang muda, yang menginspirasi
LokaRote 2015 | 178
Kisah Para Relawan “Indonesia Mengejar”Sebelum 18 November 2015
9 orang memesan tiket
Kupang - Jakarta/Surabaya
keberangkatan pukul 15.05
WITA. Semuanya masih galau
mengenai sarana transportasi
yang akan digunakan untuk
sampai ke Kupang
(Rote - Kupang).
21 November 2015
Setelah tanya sana-sini,
termasuk ke salah satu PM
dengan kata garansinya:
“kapal cepat aamaan” dengan
ekspresi meyakinkan. Kami pun
memutuskan untuk memesan
kapal cepat Rote - Kupang.
Jadwal keberangkatan kapal
ini adalah jam 11.00 WITA dan
sampai di pelabuhan jam 14.00
WITA. Sangat aman.
22 November 2015
06.00 – 10.00 WITA
Bermain-main di pantai sampai
jam 09.30 WITA. Setelah
itu, rombongan kami dibagi
menjadi dua mobil.
Mobil yang saya tumpangi
menuju ke rumah Bapak
dan Mamak dengan santai.
Tiba-tiba teman semobil
saya mendapatkan telepon
dari salah satu teman yang
menyampaikan bahwa kapal
cepat sudah merapat. Shooting
running man akhirnya dimulai.
Kami berlarian mengambil
peralatan mandi. Masuk kamar
mandi langsung berdua. Pakai
gayung bergantian.
Begitu keluar dari kamar
mandi, semua barang-barang
segera dilempar masuk ke
dalam koper. Berganti baju
pun seadanya menggunakan
baju yang mudah dijangkau
di koper. Maksud hati ingin
berpamitan dengan dramatis
kepada Bapak dan Mamak, apa
daya situasi memaksa saya
berpamitan edisi foto polaroid
dengan senyum memaksa
sambil berlarian. Saya masuk
mobil dengan keadaan wajah
masih penuh pasir. Lupa
dibasuh karena terburu-buru.
LokaRote 2015 | 179
10.00 – 13.00 WITA
Syukurlah, Kakak yang menge-
mudikan mobil memiliki bakat
menjadi stuntman film Fast
and Furious sehingga mobilnya
bisa dipacu dengan kecepatan
tinggi dan bisa mengepot
dengan rapi walaupun babi-
babi, anjing-anjing dan kuda-
kuda menyebrang sesuka
hati dan ratusan penduduk
Rote hobi parkir motor di
tengah jalan.
Berkat Kakak-yang-berpotensi-
jadi-stuntman mobil kami bisa
sampai di pelabuhan sebelum
jam 11. Ternyata kapalnya
belum ready. Saya kesal sekali
setelah menghubungi teman-
teman di mobil kedua. Mereka
masih mampir di tempat pusat
oleh-oleh dengan cantik dan
makan dengan tenang. Jadilah
kami menunggu kapal sampai
jam 13.00 dengan badan bau
matahari, muka berpasir dan
perut keroncongan.
13.00 – 15.10 WITA
Masuk kapal dengan gelisah
karena memikirkan jadwal
pesawat yang tinggal se-
telanan ludah itu. Ya sudah
daripada galau lebih baik tidur.
Bangun dengan perasaan
tidak karuan. Mobil yang sudah
dipesan untuk mengantar
dari pelabuhan ke bandara
sudah lama sampai. Akhirnya
kapal merapat juga jam 14.45.
Dengan optimisme tinggi, kami
lari ke kedua mobil yg sudah
siap berangkat. Kali ini kami
beruntung disupiri oleh Mas-
Mas dengan level mengebut
sekelas pelatih stuntman-nya
Fast and Furious.
Jadilah kami menunggu kapal sampai jam 13.00 dengan badan bau matahari, muka berpasir dan perut keroncongan.
LokaRote 2015 | 180
Awalnya mulus. Tapi tiba-tiba di
tengah jalan, mobil yang saya
tumpangi tiba-tiba cegukan.
Tidak cukup sekali, mobil kami
cegukan sampai dengan 3
kali, kemudian kecepatannya
berkurang drastis. Mobil masih
bisa berjalan, tapi sepertinya
siput pun akan tertawa kalau
melihat mobil kami bergerak
terlalu lambat.
Dalam kondisi kritis, kami
melihat penjual bensin recehan
di pinggir jalan. Serentak kami
meminta Mas tersebut untuk
mampir membeli bensin.
Namun dengan optimisme
tinggi, Mas-Mas tersebut
berkeras bahwa SPBU sudah
sangat dekat.
Namun ternyata nyawa mobil
kami tidak tertolong. Dia harus
berhenti bernafas sebelum
mencapai SPBU. Dan posisi
kami saat itu sudah jauh sekali
dari penjual-bensin-recehan-
yang-ditolak-Mas-Mas-nya.
Dalam keadaan kritis, Mas-Mas
masih sangat optimis. Dia masih
berusaha menyalakan mesin
kembali. Dari raut mukanya,
saya menginterpretasikan
bahwa beliau ingin berkata
seperti ini, “Saya yakin mobil ini
bisa bernafas lagi.”
tapi sepertinya siput pun akan tertawa kalau melihat mobil kami bergerak terlalu lambat.
Keberangkatan relawankembali ke daerah asal
LokaRote 2015 | 181
Sudah tidak sabar lagi, saya
segera memberikan instruksi
kepada segenap penghuni
mobil malang tersebut:
1. Semua pria segera turun
dan mendorong mobil;
2. Semua wanita [cuma saya
dan seorang teman saya, Desi,
sih] harus mengejar mobil
dan pria-pria itu agar mereka
tidak menunggu kami bila
bensin sudah terisi;
3. Menyiapkan uang untuk
membayar bensin; dan
4. Mas-Mas harus segera
membuka kunci pintu mobil.
Zzzzz.
Entah mendapatkan tenaga
dari mana, semua pria yang
belum makan siang itu kuat
mendorong mobil dengan
berlari. Saya pun berlari
kencang berusaha agar tidak
tertinggal oleh mereka. Di
tengah pelarian itu [apa sih
pelarian], saya baru sadar
Desi tidak ada.
Saya tengok ke belakang,
ternyata Desi sedang asik
memotret adegan mendorong
mobil. Desiiii. Hahahaha.
Baiklah, setelah itu semua
aman terkendali.
Setelah mobil kami kenyang,
kami bisa kebut-kebutan lagi.
Akhirnya setelah perjuangan
sekelas atlet triathlon, kami
sampai juga di bandara. Kami
sampai di bandara pukul 15.15
WITA dan otomatis pesawatnya
sudah berangkat (karena flight
jam 15.05). Semua orang di
kedua mobil terpaksa harus
menunda keberangkatan.
Namun, Allah Maha Pengasih,
ternyata pesawat yang akan
kami tumpangi mengalami
technical problems sehingga
berangkat beberapa menit lebih
awal dari jadwal. Semua ini
dianggap kesalahan maskapai
sehingga kami tidak diharuskan
membayar ulang biaya pesawat
pengganti. Bahkan kami
diberikan uang ganti rugi.
LokaRote 2015 | 182
Kesan saya mengenai Rote,
penduduk Rote, alam Rote dan
cerita Indonesia “Mengejar”
sebenarnya masih sangat
panjang dengan detail yang
dramatis. Pelajaran yang saya
peroleh di Rote terlalu banyak.
Sayangnya, saya sudah tidak
mampu lagi menuangkannya
dalam tulisan karena keter-
batasan kemampuan menulis
dan waktu.
Namun, satu hal yang
pasti, perjalanan ini tidak
akan menjadi sedemikian
menyenangkan tanpa teman-
teman relawan lokal, penggerak
daerah, Pengajar Muda,
relawan-relawan narasumber
dan semua penduduk Rote.
Terima kasih Rote.
Entah mendapatkan tenaga dari mana, semua pria yang belum makan siang itu kuat mendorong mobil dengan berlari. Saya pun berlari kencang berusaha agar tidak tertinggal oleh mereka.
LokaRote 2015 | 183
LokaRote: Menimba Ilmu dari Ujung Negeri
Nabiyla Risfa IzzatiDosen - Relawan Narasumber
Pertengahan November kemarin,saya mendapat kesempatan
emas berkunjung ke Rote, Nusa
Tenggara Timur. Saya dan 20-an
kawan lainnya datang ke Rote
sebagai relawan dari acara Loka-
Rote, kegiatan berbagi ilmu yang
diinisiasi oleh Yayasan Gerakan
Indonesia Mengajar.
Saya datang dengan harapan
bisa membagi sedikit ilmu
kepada bapak-ibu guru serta
penggerak daerah disana, tak
tahunya, justru saya yang jadi
banyak belajar dari mereka.
Apa saja pelajaran yang saya
dapatkan? Ini ceritanya.
Belajar Ikhlas
Pelajaran pertama yang saya
dapatkan ini berkaitan erat dengan
materi yang saya bawakan di Loka-
Rote, yakni taman baca. Jadi,
di RUBI (Ruang Berbagi Ilmu)
LokaRote ini, tugas saya adalah
menyampaikan materi tentang
pengembangan taman baca.
Pesertanya beragam, mulai dari
bapak-ibu guru dan kepala sekolah,
juga bapak-ibu dan adik-adik
penggerak taman baca. Nah, dari
mereka saya baru tahu, ternyata
gerakan taman baca di Rote
itu maju!
Bahkan, banyak taman baca yang
didirikan oleh orang pribadi dan
didanai dengan uang mereka
sendiri. Keren kan!
LokaRote 2015 | 184
Berbicara taman baca di Rote,
jangan bayangkan sebuah
perpustakaan dengan ruangan
yang lapang dan buku berderet-
deret. Disini, kebanyakan taman
baca terletak di dalam rumah
warga atau disamping warung
depan sekolah, dengan rak-
rak sederhana dan buku
yang terbatas.
Tahu apa yang luar biasa dari
itu semua? Niatnya. Ketika
kami bertanya apa yang
melatarbelakangi mereka
membuat taman baca, jawaban-
nya mirip: supaya anak-anak
sekitar rumah mereka punya
tempat untuk belajar dan
membaca; supaya anak-anak
punya kegiatan lain selain main
di luar jam sekolah; dan karena
mereka sadar tidak semua orang
punya akses untuk membeli
buku, entah itu buku bacaan,
ataupun buku pelajaran.
supaya anak-anak sekitar rumah mereka punya tempat untuk belajar dan membaca
Dengan alasan-alasan ini,
voila! mereka dirikan taman
baca-taman baca mungil di
tempat tinggal mereka.
Mereka kumpulkan buku-
buku dari siapa saja yang
mau menyumbang.
Mereka ajak anak-anak sekitar
rumah mereka untuk membaca
dan belajar bersama. Mereka
melakukannya tanpa paksaan,
tanpa dorongan, tanpa iming-
iming penghargaan apalagi
tambahan penghasilan.
Bukankah, keikhlasan yang
seperti ini mahal harganya?
Relawan membantupeserta untuk presentasi
LokaRote 2015 | 185
Masih terkait dengan materi
yang saya bawakan, saya
ternyata juga banyak belajar
cara-cara kreatif dari teman-
teman pegiat taman baca disini.
Jadi begini, di hari kedua
LokaRote, grup taman baca
membuat materi dengan
metode lomba, judulnya
lomba taman baca idaman.
Intinya, teman-teman pegiat
taman baca dikelompokkan
dan diminta untuk membuat
kegiatan pengembangan
perpustakaan dengan dana
dan kondisi yang terbatas.
Yang kegiatannya paling
menarik dan memungkinkan
untuk dilakukan akan jadi juara.
Hasilnya ternyata luar biasa, lho.
Banyak sekali ide menarik
yang mereka hasilkan. Tenyata,
membesarkan taman baca di
tengah berbagai keterbatasan
justru membuat mereka kreatif
merancang kegiatan dengan
dana minim. Semoga suatu
saat idenya benar-benar bisa
dieksekusi.
Karena bagus-bagus banget!
Lalu ada juga cerita tentang
adik-adik Gerakan Rote
Mengajar. Mereka ini adalah
anak-anak SMA yang sangat
peduli terhadap kemajuan Rote.
Salah satu program mereka
adalah membuat taman baca
di kecamatan masing-masing.
Tahu bagaimana cara mereka
mendanai taman baca ini?
Menyusun taman bacaimpian bersama
LokaRote 2015 | 186
Dengan berjualan onde-onde
yang modalnya mereka sisihkan
dari uang jajan mereka setiap
minggu. Dengan uang itu,
mereka bisa mewujudkan
taman baca yang dimanfaatkan
sebagai tempat belajar anak-
anak di sekitar sekolah mereka.
Luar biasa kan?
Belajar Bahagia, dengan Sederhana Pelajaran berharga lain yang
saya dapatkan ini, bisa dibilang
terpetik dengan tidak sengaja.
Selama beberapa hari di Rote
dan berinteraksi dengan peserta
LokaRote, saya menyadari
sesuatu: tidak pernah sekali-
pun saya mendengar mereka
mengeluh capek.
Padahal kan, dua hari itu panas
terus ya. Padahal kan, tempat
tinggal mereka jauh dari
tempat acara. Padahal kan,
materi-materi kita bisa saja
membosankan buat mereka.
tidak pernah sekali-pun saya mendengar mereka mengeluh capek.
Tapi yang saya amati sepanjang
acara, para peserta LokaRote
justru semangatnya gas pol
terus sampai sore. Waktu
saya tanya ini ke salah satu
peserta, ibunya bilang, mana
mungkin dia capek. Dia justru
senang sekali bisa ketemu dan
kedatangan tamu-tamu jauh
yang mau repot-repot bantuin
mereka.
Duh, saya langsung baper.
Tapi baper bahagia. Ternyata,
kedatangan kita yang cuma
sebentar banget ini ada
kesannya buat mereka.
LokaRote 2015 | 187
Mana mungkin dia capek. Dia justru senang sekali bisa ketemu dan kedatangan tamu-tamu jauh yang mau repot-repot bantuin mereka.
Ternyata, berbagi ilmu itu juga
berbagi bahagia. Karena ternyata,
bahagia itu sederhana. Seseder-
hana bisa ngeliat sunset di
pantai tiang bendera (meskipun
nyampenya agak telat---tapi
gapapa deh tetep bisa ngeliat
dari truk hahaha).
Terimakasih Rote! Terimakasih
teman-teman relawan yang
keren, kakak-kakak PM Rote
yang super baik, dan semua
pegiat daerah di Rote yang
luar biasanya udah ga paham
lagi. Semoga bisa bertemu di
lain kesempatan.
Keseruan bersamadi pantai Bo’a
LokaRote 2015 | 188
Menanam Bibit Asa di Rote Ndao
Norbertus YunendraRelawan Narasumber
Jumat, 20 November 2015,
menjadi hari yang cukup
mendebarkan menurut saya.
Dan hari itu dimulai, dengan
harapan sesuai dengan mimpi
semalam. Bertemu dengan
orang baru, berfikir cepat
dengan media dan cara baru,
dan begitulah hari itu berjalan.
Saya bersama dengan 6
rekan lainnya mendapat
kesempatan untuk berbagi
ilmu tentang Pengelolaan
Taman Baca dan Perpustakaan
Menantang diri dengan sesuatu yang baru, entah mengapa bisa mengantarkan saya dalam moment ini.
dalam #LokaRote. Sebelum
eksekusi, sempat bingung
dan kewalahan mengatur
strategi jitu ditengah
kebosanan dan kelelahan
peserta.
Peserta bukan lagi anak-
anak yang justru senang
diajak bermain, tetapi mereka
adalah Pengawas Pendidikan,
Kepala Sekolah, Guru, dan
bahkan masyarakat Pengelola
Taman Baca, yang dari segi
usia saja saya sudah kalah.
Tantangan.Setengah sesi
LokaRote 2015 | 189
Dan hari itu dimulai, dengan harapan sesuai dengan mimpi semalam.
pertama berjalan dengan
cukup lancar dengan berbagai
macam pertanyaan unik dan
menggelitik dari peserta.
Saya dan tim kemudian
melanjutkannya dengan Sesi
Workshop Katalogisasi.
Cerita unik menyiapkan
material workshop ini sebe-
narnya harus diceritakan.
Bagaimana Pak Dokter mem-
bawa seonggok kardus dari
Kupang ke Rote Ndao,
dan bagaimana Ibu Dosen
dan Teknisi mau meng-
gembel potong-potong
kardus di lantai. Unik dan
patut diapresiasi.
Workshop mulai berjalan,
saya dan tim mengajak
peserta untuk mengelompokkan
banyak buku, yang ceritanya
adalah hasil sumbangan dan
pembelian dengan tema
yang acak, buku ini terbuat
dari kardus yang penuh
cerita semalaman.
Selama berjalannya workshop
ini, ada yang aktif dan ada
pula yang tidak. Tentang
teknis pengelompokkannya,
ada yang sudah mendekati
ekspektasi, tetapi ada juga
yang tidak. Nilai yang bisa
diambil dari kegiatan ini
tentunya adalah dalam hal
teknis administrasi. Secara
garis besar, para peserta
tertarik dan merasa bahwa
teknik ini sangat diperlukan.
LokaRote 2015 | 190
Sabtu, 21 November 2015
dimulai, Lomba Taman Baca
Idaman menjadi satu-satunya
agenda. Bersyukur karena Rote
Ndao menjadi satu kabupaten
dengan taman baca yang cukup
hidup. Agak miris sebenarnya,
menyadari kondisi atau
keadaan di tengah taman
baca mereka.
Mulai dari buku-buku yang
terbatas, lahan yang tidak
memadai, sampai dengan
perjuangan lainnya yang
masih jauh dari kata cukup.
Bahkan, saya mendengarkan
perjuangan anak SMP dan SMA
yang mau berkorban demi
berlangsungnya peningkatan
kualitas pendidikan di Rote
Ndao melalui taman baca yang
mereka dirikan dan kelola.
Kembali ke lomba, jadi lomba
ini akan mengajak peserta
untuk memikirkan sebuah
Program Kerja Taman Baca
yang akan dilakukan ketika
mendapatkan dana hibah dari
pemerintah. Tentunya, program
ini harus bertujuan untuk
meningkatkan minat baca anak
dan masyarakat sekitar, tidak
hanya sekedar menghabiskan
uang untuk fasilitas atau
yang lainnya.
anak SMP dan SMA yang mau berkorban demi berlangsungnya peningkatan kualitas pendidikan di Rote Ndao
LokaRote 2015 | 191
Menarik, saya bahkan
merasakan semangat mereka
jikalau ini bukan hanya
sekedar lomba. Mereka seperti
sudah mendapatkan dana
itu, dan bersama-sama ingin
meningkatkan minat baca
di Rote Ndao. Lomba selesai,
dan pemenang didapat.
Antar peserta jadi tahu
bagaimana bisa mengelola
dan membuat program kerja di
Taman Bacanya agar menarik
dan juga bermanfaat. Semakin
banyak evaluasi dan semakin
banyak pembelajaran yang
didapat.
Menarik, saya bahkan merasakan semangat mereka jikalau ini bukan hanya sekedar lomba.
Ada sebagian dari mereka yang
ternyata datang dengan tidak
membawa nama Taman Baca
yang sudah berdiri. Beberapa
peserta baru berniat untuk
mendirikan Taman Baca di
desanya. Sungguh, saya melihat
begitu besar semangat yang
mereka bawa dalam #LokaRote.
Kami mengakhiri hari itu
dengan berjejaring seluas
mungkin, saling bertukar
pikiran, saling bertukar nomor
handphone, dan bahkan ada
yang sudah saling janjian untuk
berbuat ini itu.
Membanggakan.
Memiliki tim sebanyak 7 orang
ini ternyata sungguh jauh dari
yang saya pikirkan. Terlalu
bangga dengan mereka. Para
narasumber ini bukan seorang
guru atau aktivis pendidikan,
LokaRote 2015 | 192
tetapi mereka mau berbuat
di dunia pendidikan. Satu
yang lebih membanggakan
lagi, mereka berbuat, berjanji,
bertekad, dan mengeksekusi
apa yang mereka ingin lakukan
untuk Rote Ndao. Sejujurnya
saya terlalu bangga dengan
teman-teman, karena mau dan
selalu berjejaring, mau dan
sudah mulai beraksi saat ini.
Semoga aksi ini bisa terus
kita lakukan.
Tentunya kedatangan kami ke
Rote Ndao membawa harapan
yang besar. Harapan untuk
selalu memperbaiki diri dan
mensyukuri hidup yang saya
miliki adalah satu hal yang
lebih kecil daripada harapan
lain yang saya tanamkan untuk
Rote Ndao.
Ditengah keterbatasan dan
kekurangan yang ada, semoga
Rote Ndao lahir kembali
dengan kualitas pendidikan
yang lebih meroket dan
semakin meninggi.
Semoga apa yang mereka
dapatkan di #LokaRote bisa
diterapkan seketikanya pulang
ke daerah masing-masing, tidak
pernah bosan untuk merawat,
dan tidak pernah takut untuk
berbuat. Semoga Rote Ndao
bisa semakin mandiri. Semoga
kita bisa saling berjejaring
dan semakin kuat.
Harapan untuk selalu memperbaiki diri dan mensyukuri hidup yang saya miliki adalah satu hal yang lebih kecil daripada harapan lain yang saya tanamkan untuk Rote Ndao.
LokaRote 2015 | 193
Semoga Rote Ndao bisa semakin mandiri.
Semoga kita bisa saling berjejaring dan semakin kuat.
”
LokaRote 2015 | 194
Degup Cinta di Rote Ndao
Rahma YurikaRelawan Narasumber
Aku akhirnya melihat info
FGIM tentang RUBI. Tanpa
pikir panjang aku langsung
mendaftar.
Kenapa aku pilih Rote Ndao?
Aku pernah ikut FGIM 1 di
Ancol, aku menulis surat untuk
anak di Rote Ndao. Aku hanya
ingat nama daerah itu, padahal
aku tidak tau dimana Rote
Ndao itu. Alasan aku pernah
membuat surat kesana yang
membuat ku memilih untuk ikut
FGIM RUBI di Rote Ndao. Selain
Aku tau ini pasti nikmat terindah dari Tuhan. Tuhan yang menggerakkan ku untuk aktif lagi di twitter setelah vakum cukup lama.
karena materi nya aku mengerti
dan tanggal acaranya juga
cocok. Aku mendaftar walau
ragu karena harus bayar sendiri
dan cuti kerja 2 hari. Faktanya
aku masih karyawan baru
dan belum punya cuti. Uang?
Sungguh sangat pas-pasan
jika melihat harga tiket
ke NTT hehe...
Aku percaya jika suatu hal itu
baik dan berjodoh sesusah
apapun itu Tuhan akan
memudahkan dan selalu ada
LokaRote 2015 | 195
jalan nya. Akhirnya aku dapat
email pengumuman, aku lolos
seleksi untuk menjadi relawan
RUBI (Ruang Berbagi Ilmu) .
bukannya senang aku malah
sedih di terima hahahaha…
tandanya aku harus beli tiket ke
sana dan izin dari kantor serta
yg lebih seram adalah izin dari
ortu ku.
Jalanku mudah sangat mulus
dan bebas hambatan. Setelah
rapat pertama tim MBK
(Metode Belajar Kreatif) RUBI,
aku masuk tim tersebut yang
akan membahas metode
Calistung. Aku menjadi sangat
yakin untuk menjadi relawan
RUBI. Padahal kenyataannya
aku masih belum mengerti
apapun haha
Aku mendapat izin dari bos,
restu orang tua juga kudapat
walau mereka khawatir dan
aku beli tiket peswat. Aku beli
tiket pesawat segera untuk ku
jadikan ancaman untuk diriku
sendiri. Aku sudah beli tiket ga
mungkin aku cancel, mau ga
mau aku harus tetap ikut hiks…
aku pilih tiket yg paling murah
karena keterbatasan dana
dan itu artinya aku harus
beda keberangkatan dengan
relawan lainnya.
Aku menjadi sangat yakin untuk menjadi relawan RUBI. Padahal kenyataannya aku masih belum mengerti apapun haha
Di kantor temen-temen ga
percaya aku mau menjadi
relawan tapi harus biaya sendiri.
Mereka ( bos dan temanku)
bilang seharusnya menjadi
relawan akomodasi berangkat
semua di bayarin, bukan kita
biaya sendiri. Aku tutup kuping
aja, aku bilang iya iya aja ke
mereka toh penjelasan apapun
ke mereka tidak bisa membuat
mereka bungkam. Pada akhirnya
aku bilang ke temanku:
“Aku tidak bisa menjelaskan apapun tentang ini, kecuali kamu coba dan rasakan sendiri gimana menjadi relawan dan rasakan sensasinya”
Diapun terdiam.
LokaRote 2015 | 196
Sesampainya di Kupang aku
di jemput seorang Pengajar
Muda bernama Acad. Aku
adalah fans Indonesia Mengajar
dan fans Pengajar Muda. Aku
selalu senang, kagum dan
heboh jika bertemu PM. Karena
aku merasa mereka hebat dan
keren abis. Mereka pejuang
dalam sepi, pejuang di saat
yg lainnya mundur, pejuang di
antara pejuang yg tak punya
kesempatan seperti mereka.
Itulah kenapa ketika aku
bertemu Kak Acad aku agak
syok dan heboh hahaha…
Dan minder ku pun di mulai….
Aku bertemu dengan
relawan lain dan kami ke
Rote bersama. Rote Ndao itu
pulau terseletan di Indonesia,
dekat dengan Australia. Dari
Kupang aku naik pesawat
menuju Rote dengan relawan
lain. Sejujurnya aku minder
banget, aku lebih memilih diam
dan mendengarkan mereka
mengobrol. Mereka dengan
pembahasan yang keren dan
aku tak berani ikut nimbung
hehehe…
Akhirnya aku sampai di Rote…
sebenarnya aku sudah cukup
lelah dan mabok perjalanan.
Naik pesawat tiga kali dalam
sehari membuat badan ku
goyang dan kepalaku mau
pecah. Sampai Kak Acad harus
sedikit berteriak memanggilku
karena aku bengong efek lelah.
Dari bandara kami menuju
Gereja Efata untuk berkumpul
dengan relawan lainnya. Disana
aku bersalaman dan berkenalan
dengan relawan, PM, dan
panitia lokal. Wah…aku semakin
LokaRote 2015 | 197
minder karena mereka keren-
keren banget. Kami adalah
relawan terakhir yang datang
ke Rote, kloter terakhir lah.
Setelah kami perkenalan diri di
depan, kami langsung ke SMP 2
lokasi FGIM LokaRote diadakan.
Aku hanya baru kenal dengan
tim MBK RUBI yaitu mas taufan,
Kak Nendi, Kak Cika dan Mba
Aya. Mas Taufan akan mengisi
materi psikologi, aku dan Kak
Cika mengisi materi hitung
serta Kak Nendi dan Mba Aya
mengisi materi baca tulis.
Ini pengalaman pertama ku
menjadi relawan tanpa kenal
dengan siapapun. Aku sudah
terbiasa ikut pengabdian
masyarakat, relawan bencana
dan kegiatan relawan lain nya.
Namun biasanya aku selalu
ajak teman yg aku kenal.
Pengalaman pertama ke NTT
ke tempat yg bagiku minoritas.
Disana mayoritas beragama
Kristen. Disana banyak babi
dan anjing berkeliaran bebas.
Jujur aja aku takut dan selalu
syok kalo ada anjing yang lewat
depanku tanpa permisi, rasanya
mau loncat aja saat itu.
Aku tinggal dengan ibu dan
bapak Lilik. Jauh-jauh ke NTT
kenalnya orang Jawa lagi haha.
Mereka asli dari Jogja tapi
udah lama menetap di Rote.
Mendengar perjuangan ibu
dan bapak Lilik di Rote sangat
heroic. Semua fasilitas yang
ada di pulau Jawa harus
di tinggalkan demi pekerjaan
di Rote.
Aku sangat berterima aksih
kepada mereka yang sudah
memperbolehkan aku dan Kak
Cika tinggal disana. Mereka
sudah menganggap kami
seperti anak sendiri. Kami diberi
kamar sendiri lengkap dengan
kasur empuk dan kipas angin.
Hal itu membuat kami selalu
telat bangun hehe, pernah kita
telat bangun sampe harus di
bangunkan oleh Bu Lilik, di saat
kita masih siap-siap ternyata
kita sudah dijemput. Alhasil
kita buru-buru kaya cacing
kebakaran haha.
Mereka sudah menganggap kami seperti anak sendiri.
LokaRote 2015 | 198
Untuk makanan sebenarnya
aku makan ikan dan sayur saja,
tidak makan ayam atau daging.
Aku tahu Bu Lilik paham
dengan batasan agamaku.
Hari H
Di depan gereja Efata aku
belajar metode yang akan di
tampilkan nanti. lulus kuliah
udah tapi ternyata belajar
perkalian belum usai kawan
hahaa…aku belajar bak murid
yang akan ujian hari itu haha…
kelasku dimulai selesai zuhur
dan makan siang tepat pukul
13.00 WITA.
Sesi Psikologi oleh Mas TaufanMas Taufan mengisi sesi
brainstorming untuk para guru
dengan baik. Di awali dengan
ice breaking terlihat para guru
bersemangat. Ketika masuk
materi Mas Taufan melempar
pertanyaan
Apakah wajar anak kelas 5 SD belum bisa membaca?
Beberapa guru menjawab
tidak wajar namun beberapa
menjawab wajar karena tidak
wajib anak kelas 5 SD bisa
membaca.
Aku yang mendengar itu
berpikir tugas pengajar muda,
penggerak, relawan masih
panjang agar semua guru
mempunyai pikiran sama yaitu
anak SD harus sudah bisa baca
tulis dan hitung.
Sesi RUBI MBKAkhirnya tiba giliran ku. Aku
bersama Kak Cika akan sharing
tentang metode kreatif hitung
sederhana. Metode yang kami
punya sebagian besar dari
internet dan itu semua Kak Cika
yang cari.
Sebenarnya kita sudah di bagi
per kelas untuk mengisi. Aku
yang minder dan penakut
meilih kelas di gabung dengan
kelas Kak Cika. Relawan dan
panitia yang lain mungkin
sudah lepas tangan dengan
keinginan ku ini.
LokaRote 2015 | 199
Kelas di gabung dan menjadi
sangat ramai di dalam. Kak Cika
mampu mengurus kelas dengan
baik membuat semua peserta
terfokus padanya. Aku dan
Kak Cika mempunyai konsep
mengajari metodenya hanya
kepada leader tiap kelompok.
Leadernya nanti yg akan
mengajarkan kembali ke
kelompok masing-masing.
Aku kebagian sharing metode
perkalian garis dan penjum-
lahan sederhana. Aku senang
ketika sharing kepada mereka.
Para guru juga antusias ketika
mendapat metode baru. Ada
dua kelompok dalam tiap sesi.
Setelah leader mengerti,
mereka mengajarkan kembali
ke kelompok masing-masing.
Anggota kelompok
bersemangat mendengarkan
metode yg di ajarkan leader
mereka. Saling bertanya
dan bekerja sama. Aku
membantu jika ada yang
bertanya.
Aku senang ketika sharing kepada mereka. Para guru juga antusias ketika mendapat metode baru.
Masuk sesi kedua kita ubah
sedikit konsepnya. Kita agak
percepat waktu sharing
kepada tiap leader agar tiap
Pembukaan di gerejaEfata Lekioen
LokaRote 2015 | 200
kelompok bisa saling sharing
di dalam kelas. Hal itu berhasil
sedikit hehe, dua kelompok
mampu sharing metode mereka
di depan kelas. Metode yang di
sharing yang agak susah yaitu
perkalian garis, perkalian 9,
perkalian 6. Untuk metode yang
lain bisa sharing di luar kelas.
Seperti mimpi akhirnya selesai
juga bagian ku. Namun sebenar-
nya aku sedih. Aku merasa
kurang maksimal dalam me-
nyampaikan dan kurang
waktunya. Aku juga sedih
karena aku takut, aku harus
menggambungkan kelas.
Hal itu membuat semua konsep
hancur. Maaf ya kaka pantia,
relawan lain, PM, peserta.
Karena ketakutan ku aku
harus merusak konsep yang
ada. Aku tau harusnya aku
berani berbagi sendiri dalam
kelas. Aku minta maaf dalam
lubuk hati terdalam telah
merusak konsep dan membuat
kelas menjadi tidak kondusif
#feelguilty
Sesi pertama RUBI MBK selesai.
Kami relawan MBK berkumpul
di luar kelas sambil bersyukur
telah selesai. Relawan lain,
panitia dan PM memberi kita
selamat. Dalam hati ku masih
sedih karena kurang maksimal
dalam banyak hal, hanya kata-
kata semangat dari yang lain
nya membuatku tersenyum.
Bagiku dalam hal berbagi
ternyata tidak mudah juga.
Harus siap mental dan diri. Aku
tau amunisiku sangat kurang
lengkap. Itu yang membuatku
menjadi tidak maksimal.
Semua telah usai aku berharap
masih ada walau sedikit yang
bermanfaat untuk mereka para
guru dan untuk siswa mereka.
Bagiku dalam hal berbagi ternyata tidak mudah juga. Harus siap mental dan diri.
LokaRote 2015 | 201
Setelah RUBI MBK adalah
sesi Taman Baca. Ini bukan
scopeku untuk menjelaskan.
Selama grup taman
baca berjalan aku di luar
mengobrol asyik dengan
relawan lain, dengan pantia
lokal dan PM. Aku jadi tau
perjuangan PM selama di
Rote, kisah-kisah penggerak
di Rote.
Ternyata cahaya itu tidak
padam seluruhnya. Masih
banyak yang menyala
walau mungkin cahaya
nya redup. Anak-anak di
Rote masih banyak yang
ingin mengenyam bangku
pendidikan, mempunyai
cita-cita mulia untuk daerah
mereka Rote.
Akhirnya kelas taman baca
selesai. Kita ada evaluasi
sedikit tentang acara
hari ini. Kita berkumpul
di bawah pohon rindang.
Menurut pengakuan relawan
taman baca mereka agak
bingung sebenarnya setelah
konsep kelas diubah, cuma
setelah itu mereka tetep bisa
maksimal menyampaikan dan
katanya seru. Aku bersyukur
dalam hati kesalahanku yang
fatal masih bisa mereka
handel dengan baik sehingga
peserta tetap bisa mendapat
materi taman baca.
Terima kasih semua
Malam nya kami ada
undangan menghadiri ulang
tahun bapak Bupati Rote.
Sebenarnya kami boleh
memilih untuk tidak ikut,
hanya karena semua ikut
kami memilih untuk ikut.
Di Rote pesta adalah suatu
hal yang lumrah. Pesta bisa
dilakukan ketika seseorang
naik kelas, ulang tahun
atau merayakan sesuatu
yang bahagia. Mereka bisa
berpesta hingga pagi buta.
Berdansa, mengobrol, makan
dan minum sepuasnya.
LokaRote 2015 | 202
Hari terakhir RUBI
Hari terakhir adalah sesi (MBS)
Manajemen berbasis sekolah,
taman baca dan RTL (Rencana
Tindak Lanjut). Setiap sesi
peserta tampak antusias dalam
mengikuti setiap kegiatan. Aku
sempat membantu Kak Dida di
kelas MBS. Peserta sangat asyik
dalam memberikan pendapat
dan aku sangat bersemangat.
Peserta sangat asyik dalam memberikan pendapat dan aku sangat bersemangat
Aku ikut tertawa ketika pak Sil
salah satu peserta memberikan
pendapat. Beliau bagiku sangat
ceria, bersemangat dan lucu
hehe. Terima Kasih Pak Sil
karena bapak dari hari pertama
sudah sangat bersemangat dan
antusias dalam setiap kegiatan.
Acara selanjutnya RTL dan
penutupan acara. Ketika
aku membantu RTL, aku
melihat relawan lain sibuk
membersihkan dan merapikan
kelas. Namanya naluri zaman
organisasi kuliah mungkin
ya, aku membantu mereka
membersihkan sampah dan
Peserta LokaRotemenyusun RTL bersama
LokaRote 2015 | 203
membereskan kelas. Kelompok
RTL ku sudah ada yang pegang
hehe…dari RTL ini di harapkan
kegiatan ini tidak hanya selesai
sampai disini namun bisa
berlanjut ke sekolah masing-
masing dan daerah mereka.
Setelah RTL mas Taufan
memberikan sedikit games
untuk para peserta. Selain
peserta relawan, PM dan panitia
lain juga ikut berpartisipasi.
Terlihat mereka sangat bahagia
walau umur sudah tidak
lagi muda.
Games ini mengajarkan, jika kita
bisa bekerja sama dalam jumlah
banyak sesusah apapun masalah
bisa di selesaikan bersama. Sore
itu aku melihat bahwa bahagia
bisa di ciptakan bersama tak
hanya sendiri.
Selesai acara penutupan seluruh
panitia, relawan bergegas ke
pantai tiang bendera. Wahhh
ke pantai juga akhirnya. Karena
katanya di Rote itu pantainya
bagus banget. Sayang aja kalo
udah jauh jauh kesana tapi belum
liat pantai nya.
Refleksi bersamapeserta dan panitia
LokaRote 2015 | 204
Di pantai Tiang bendera kita
sibuk foto-foto dan menikmati
sunset. Sunsetnya indah
sekaliiii…di Jakarta mana ada
sunset seindah itu haha, sehabis
melihat sunset kita segera balik
ke kota.
Aku dan Kak Cika dari pagi
sudah pamit ke hostfam karena
mengira malamnya langsung
ke pantai Nemberala. Faktanya
cuma kita berdua yang bawa
dan yang lain tidak. Alhasil kita
tidur di basecamp pengajar
muda. Tadinya kita punya niat
mau balik ke hostfam namun
ketika di jalan (aku, Kak Cika,
Kak Acad dan Kak Nendi)
mampir dulu ke cafe
cabe-cabean.
Cafenya tepat di pinggir laut
pelabuhan ba’a. ya ampuunnnn
jauh-jauh ke Rote masih
ada juga cafe cabe-cabean
hahaha. Relawan yang lain
sudah kembali ke hostfam
masing-masing. Kita aja yang
masih di luar malam-malam
pinggir laut haha. Kita disana
mendengarkan cerita dan
pengalaman kenapa kita bisa
sampai ikut ke Rote.
Pagi subuh di hari terakhir
kita semua sudah bergegas
menuju pantai Nemberala dan
pantai Boa. Pantai yang konon
katanya bagus dan sering
dipakai untuk acara surfing
internasional. Perjalanannya
lumayan jauh dan lama. Namun
aku melihat banyak wajah baru
tentang Rote. Masih banyak
daerah yang kering, susah air,
belum ada listrik dan sinyal.
Sesampainya kami di pantai
nemberala kita langsung
bergegas turun dari mobil.
Kita menikmati birunya laut
dan deburan ombak yang agak
tenang. Para lelaki memilih
bermain air di pantai, yang
wanita sibuk foto-foto hehe…
setelah itu kita lanjut ke pantai
Boa tidak jauh dari pantai
Nemberala.
LokaRote 2015 | 205
Di pantai Boa waktu kita
lebih lama disana. Menikmati
matahari pagi di birunya laut
dan putihnya pasir pantai.
Matahari belum terlalu berani
menyinari sehingga cahayanya
belum menyipitkan mata. Para
cowo (Kak Acad, Kak Edo, Mas
Taufan, Kak Nendi dan Kak
Adit) kembali berenang disini.
Mereka lebih lama berendam
macam kuda nil hehe.
Kita menikmati birunya laut dan deburan ombak yang agak tenang.
Mereka punya niat iseng untuk
menyeburkan para cewe ke
laut. Korban pertama mereka
Kak Rizka. Kak Rizka berhasil di
gotong ke bibir pantai, sebelum
di ceburkan handphone ka
rizka di ambil. Dengan aba-
aba seadanya mereka lalu
menceburkan Kak Rizka…
foyaaaaa….Kak Rizka basah
deh…korban selanjutnya adalah
Kak Nabiyla.
Refleksi bersamasembari perpisahan
LokaRote 2015 | 206
Posisi Kak Nabiyla sebenarnya
udah jauh dari mereka namun
mereka mengejar ka nabiyla
dan Kak Nabiyla berhasil
basah haha. Aku hanya sibuk
menjadi penonton mereka,
melihat mereka bahagia
dan akrab. Relawan yang
lain duduk santai sambil
mengobrol di saung yang
sudah usang.
Matahari tampak berani menun-
jukkan dirinya, membuat para
cowo kembali ke pantai dan kita
semua berkumpul di saung usang.
Di saung kita sarapan seadanya,
bekal dari hostfam Kak Rizka dan
ka Hayu. Sarapan selesai langsung
di lanjut sesi curhat seluruh PM
dan relawan. Semua curhatan nya
luar biasa, merinding sebenarnya
mendengarnya. Keren-keren semua
PM dan relawan.
LokaRote 2015 | 207
Acara di pantai selesai kita
harus segera bergegas ke
pelabuhan. Kapal cepat kita
berangkat jam 11 siang namun
karena hari minggu para ABK
pulang dari gereja sehingga
kapal merapat ke dermaga jam
12 siang. Mepet sebenarnya
kepulangan kita karena peswat
kita terbang jam 15.05 WITA.
Namun karena seorang PM
bernama Kak Acad yang
selalu berkata AMAN kita
menjadi tenang dan ikut saja.
Kenyataan nya berkata lain,
kapal cepat baru berangkat
sekitar pukul 12.30. sangat telat
dari jadwal. Kita perpisahan
di pelabuhan dengan semua
PM, panitia yag mengantar.
huhuhuhu…sedih banget
sebenarnya.
Aku sok kuat aja ga pake
nangis disana haha…aku tau
ketika aku masuk ke kapal
mungkin itu kesempatan
terakhir aku bisa bertemu
mereka lagi di Rote. Aku
paling benci perpisahan tapi
hakikatnya setiap pertemuan
pasti ada perpisahan.
Perpisahaan itu awal untuk
sebuah pertemuan lagi hehe…
Di dalam kapal kita semua
yang pulang hari itu (aku, Kak
Cika, Kak Adit, Kak Hayu, Mas
Taufan, Kak Manda, Kak Diko,
ka nendra, ka Nendi, ka Gania
dan ka Nabiyla) duduk di kursi
masing-masing. Aku meimilih
untuk langsung tidur aja,
efek minum obat anti mabok.
Ketika aku bangun jam sudah
menunjukkan pukul 14.30 wah
kita masih di tengah laut namun
jam sudah mepet sekali. Kita
semua sudah terlihat sangat
panik. Udah ga bisa duduk
tenang deh.
Mas Taufan kordinasi terus
dengan Kak Roland (relawan
yang membantu kita untuk
check in di bandara). Mas
Taufan mencoba menenangkan
kita semua yang pastinya sudah
ga bisa tenang. Kupang sudah
terlihat di depan mata namun
kapal seperti lambat melaju,
ga sampai-sampai.
Rasanya pengen terbang aja
langsung ke dermaga, gemes,
kapal sudah hampir merapat
ke dermaga kita sudah bersiap
di depan pintu keluar dengan
semua barang bawaan.
LokaRote 2015 | 208
Pokoknya harus bergerak
secepat mungkin karena jam
sudah menunjukkan pukul
15.00 kurang. Kapal akhirnya
merapat, kita semua langsung
keluar dengan cepat. Di
luar sudah ada supir yang
menjemput kita. Kita tunggu
sampai yg lain keluar dulu.
Yang paling lama keluar Mas
Taufan dan Diko.
Kita langsung berjalan cepat
menuju mobil. Tanpa pikir
panjang langsung masuk mobil.
Aku duduk paling belakang
dengan Kak Gania. Tas sudah
ga bisa masuk bagasi karena
penuh, aku pangku saja
walau berat.
Ketika semua sudah duduk
ternyata Mas Taufan belum
masuk mobil..ya elaaahhh…
akhirnya posisi berubah. Mas
Taufan duduk paling depan,
yang di depan aku lupa siapa
pindah ke tengah dan ka
Nabiyla pindah ke belakang
langsung loncat tanpa melipat
kursi dulu.
Adegan melompat Kak Nabiyla
benar-benar cepat dan heroic,
aku dan Kak Gania langsung
bergeser cepat. Ada dua mobil,
yang aku ingat di mobil ku
hanya ada aku, Kak Cika, Kak
Nabiyla, Kak Gania, Mas Taufan,
dan Kak Manda.
Pokoknya harus bergerak secepat mungkin karena jam sudah menunjukkan pukul 15.00 kurang. Kapal akhirnya merapat, kita semua langsung keluar dengan cepat.
LokaRote 2015 | 209
Mobil kami melaju sangat capet
tanpa ba..bi…bu…bagi yang
pernah nonton Running Man
ini seperti race di RM. Driver
mengendarai mobil dengan
sangat cepat…sangaaatttt…
cepaaatt…sekalii….ngerem
mendadak, ngegas lagi, klakson
tak lepas berbunyi.
Kak Cika yang latah hanya bisa
berdoa dan berteriak, hehe…ka
cika sempat memarahi motor
di depan kami yang isinya
pasangan sejoli lagi pacaran.
Dimarahi karena naik motor
asyik di tengah jalan. Aku
pegangan erat pada handel di
atas. Sangat menganggumkan
perjalanannya. Antara hidup
dan mati deh.
Drivernya asli keren, lagi ngebut
masih bisa terima telepon
beberapa kali #daebak (luar
biasa dalam bahasa korea).
Mobil terus melaju tanpa henti,
mobil yang satu sudah tidak
terlihat di belakang kami.
Driver terus membunyikan
klakson dan kami yang di
dalam hanya bisa berkata
maaf, sedang buru-buru
hehe. Untung di Kupang,
kalo di Jakarta udah ga akan
bisa ngebut efek macet.
Sebenarnya tiket kita udah
ada sama ka Roland dan
driver pun bilang kita bisa
sampai bandara tepat waktu.
Agak sedikit tenang melihat
jam udah jam 15.00. menurut
logika dan pengalaman bsa
lah maskapai itu menunggu
kita yang telat 9 orang ini.
9 orang lowh…banyak dan
sudah check in. akhirnya
sampai bandara, di pintu
masuk parkiran driver
langsung melempar uang
5000an ke petugas parker
dan langsung kembali ngebut.
Kita sekali lagi hanya bisa
bilang maaf dan tertawa
sedikit mengingat kelakuan
kita semua yang buru-buru.
LokaRote 2015 | 210
Sampai depan pintu kedatang-
an kita semua langsung turun
dari mobil secepat kilat. Kita
langsung ambil barang-barang
kita dan menuju pintu untuk
pemeriksaan. Kita lari di dalam
bandara, keamanan bandara
sampai mempersilahkan kita
lewat tanpa periksa tiket lagi.
Ternyata mulus di awal tapi
tidak ketika pemeriksaan tiket.
Petugas menanyakan tiket kita.
Kita semua lupaa ambil tiket di
loket Lion Air itu.
Aku yang langsung bergegas
ambil tiket bersama ka Roland
namun pesawat baru saja
terbang, baru saja dan belum
lama. Kita hanya telat 5-10
menit. Singkat cerita kita
ketinggalan pesawat namun
kabar baiknya kita semua
pindah jam penerbangan ke
jam 11 malam. Tanpa beli tiket
baru hanya nanti tinggal lapor
saja. Kita keluar bandara dan
mobil kedua baru saja datang,
kita cuma bisa bilang pesawat
udah terbang.
Singkat cerita kita ketinggalan pesawat namun kabar baiknya kita semua pindah jam penerbangan ke pukul 11 malam.
Kami pun akhirnya istirahat di
rumah Roland hingga malam
tiba. Relawan lain menunggu di
rumah Kak Roland aku keluar
sebentar dengan teman kuliah
ku keliling Kupang. Teman ku
bekerja di PLN Kupang. Sudah
lama kita tak bertemu. Aku
keliling kupang dan dia menjadi
guidenya. Aku tidak lama di
luar dan langsung kembali ke
rumah ka Roland, agak trauma
ketinggalan pesawat hehe…
Kami pun berangkat kembali
ke bandara di antar ka Roland.
Kami melapor di loket lion
air ternyata kami tidak bisa
langsung naik, kami harus
mengisi form refund. Ternyata
kita dapat uang ganti rugi.
LokaRote 2015 | 211
Antara senang dan sedih.
Senang karena dapet duit sedih
karena urusan ganti rugi sangat
lama. Kita duduk dan masih
menunggu tiket kita selesai.
Kak Roland terus membantu
hingga akhirnya kami dapat
tiket. Jam sudah menunjukkan
pukul 24.00. kita masuk dan
ka Roland pulang. Terima kasih
banyak Kak Roland yang juga
berjuang demi kepulangan kita
semua hehe…
Di dalam ruang tunggu kita
dapat nasi padang juga, aahhh
aku sudah tak nafsu makan.
Akhirnya aku tak ambil nasi
nya. Pesawat akhirnya lepas
landas jam 1 lebih. Letih,
lelah, ngantuk, pegel, pusing
udah komplit deh. Sampai di
Surabaya jam 3 dini hari. Kita
berpisah sama Kak Gania, Kak
Nabiyla, Kak Adit, Kak Hayu
yang turun di Surbaya. Tinggal
aku, Kak Cika, Kak Nendi, Kak
Nendra dan Mas Taufan yang
melanjutkan terbang ke Jakarta.
Penantian dan penderitaan
belum selesai bro. kita kembali
ke Jakarta dengan peswat
paling pagi jam 6.45. mw cari
penerbangan lain pun sama
saja, semua penerbangan
paling pagi jam segitu.
Akhirnya kita ikut saja daripada
ga pulang.
Sudah di pastikan besok aku
telat ke kantor. Sebagai ganti
rugi kami semua penumpang
mendapat makan di restoran
atau istirahat di hotel. Awalnya
kami makan dulu duduk santai
di restoran tapi, aku pikir
ngapain ga ke hotel aja?
Kita seenggaknya bisa bersih-
bersih. Akhirnya walau telat
kita ke hotel. Lumayan untuk
meluruskan sendi-sendi yang
mulai bengkok dan bersih
bersih. Kita pun dapat sarapan
di bawah lantas kita segera
sarapan. Sehabis sarapan kita
langsung check in ternyata kita
sudah final call. What???
LokaRote 2015 | 212
Kapan di panggilnya?? Di
tiket tertulis check ini jam 6.15
namun kita jam 6 juga udah
check in. Akhirnya kita buru-
buru lagi..tergesa-gesa lagi…
katanya kita udah ditunggu
lama.
Perjuangan masih ada, kita
jalan cukup jauh dari boarding
room ke pesawat. Kenapa
peswatnya harus parkir jauh
sih? Di dalam peswat benar saja
penumpang lain sudah duduk
manis di dalam pesawat. Kami
langsung duduk yang kebetulan
sederetan.
Sampainya di Jakarta rasanya
kaya mimpi…akhirnya bisa juga
sampai kembali di Jakarta.
Aku, Kak Cika, Kak Nendi, Kak
Nendra dan Mas Taufan pun
harus berpisah. Kita semua
kembali ke tempat masing-
masing
So, kenapa harus NTT? Kenapa harus Rote Ndao?
Karena disanalah tempat aku
akhirnya bertemu dengan
para relawan yang keren
banget, pengajar muda yang
kece, panitia yang pecah abis,
peserta yang menginspirasi.
Allah mengirim ku kesana
untuk belajar. Belajar menjadi
minoritas, belajar dari
keterbatasan, belajar dari
perbedaan, belajar berbagi dll.
Aku merasa, aku yang
mendapat banyak pelajaran
dari soal berbagi ini. Aku
melihat ketulusan dari para
pengajar muda, relawan dan
panitia. Kita hadir dengan
keterbatasan namun kita
mampu mengatasinya.
Aku mendapat banyak hal
untuk lebih pandai bersyukur,
lebih berbahagia dan lebih lagi
untuk berbagi. Aku bukanlah
siapa-siapa jika dibandingkan
dengan mereka semua yang
lebih tulus dalam berbagi.
LokaRote 2015 | 213
Tapi aku akan terus belajar
untuk terus berbagi setulus
sejernih air, sehingga kau tidak
bisa melihat lagi ada kotoran
dalam air itu.
Takdir ini indah, sangat indah.
Seindah aku menatap birunya
laut dan langit Rote.
When God give you a chance to be volunteer. Don’t think twice to reject it.
Terima kasih Rote, darimu aku
belajar mempunyai hati yang
kuat untuk terus berbagi ^^
@Ryurika - Cileungsi - 1282015
LokaRote 2015 | 214
Aku merasa, aku yang mendapat banyak pelajaran dari soal berbagi ini. Aku melihat ketulusan dari para pengajar muda, relawan dan panitia. Kita hadir dengan keterbatasan namun kita mampu mengatasinya.
”
LokaRote 2015 | 215
Pesona Rote Ratih Kartika Sari
Relawan Narasumber
Namun semuanya berubah
ketika saya menginjakan kaki
saya untuk pertama kalinya di
tanah Rote. Sambutan yang
luar biasa dari kakak-kakak
PM X Rote, panitia lokal Loka-
Rote dan antusias peserta-
peserta yang luar biasa mampu
memompa semangat dan
menghilangkan semua rasa
lelah saya dalam perjalanan
menuju Rote.
Bagi mereka kita bukanlah
orang asing. Bagi mereka, kita
bukan saja seorang relawan
melainkan saudara.
Mungkin dulu Rote adalah nama tempat yang terasing dalam hidup saya.
Rote mempunyai magnet
tersendiri bagi saya. Karena
seberapa keras usaha saya
untuk move on darinya semakin
besar gaya tariknya. Kalian
tak akan menyangka betapa
ramahnya penduduk-penduduk
disana. Bahkan rumor-rumor
negatif yang banyak saya
dengar dari masyarakat luar
hilang lenyap tak terbukti.
Kalian bisa merasakan
hangatnya sambutan yang
mereka berikan kepada kita.
Setiap malam saya selalu
berpikir bagaimana jika hari
LokaRote 2015 | 216
itu akan datang hari dimana
kita akan menyelesaikan tugas
di tanah Rote. Sesak hati ini
membayangkannya. Mungkin
kalian berpikir mana mungkin
hanya dengan waktu hanya
kurang dari seminggu begitu
banyak kenangan-kenangan
yang muncul dan tertanam
dalam hati kami.
Mana mungkin waktu yang
kurang dari satu minggu
mampu membuat kita begitu
terhanyut dalam suasana
Rote yang begitu khas.
Kalian tak akan menyangka betapa ramahnya penduduk-penduduk disana.
Tak akan mampu bibir ini
mengucap betapa banyak
hal yang ingin saya ceritakan
tentang Rote. Tak akan
mampu jemari saya mengetik
berlembar-lembar kertas
untuk mengungkapkan betapa
amazingnya Rote bagi saya.
Mengejar sunset ke pantai tiang bendera
LokaRote 2015 | 217
Bahkan dalam memori saya
masih tergambar jelas semua
tentang Rote. Bagi saya
all about Rote is the best.
Bersyukur sekali Ratih bisa
diberikan kesempatan ini untuk
bisa sedikit menularkan ilmu
yang Ratih punya.
Bersyukur karena kita bisa
berbagi ilmu antara satu
relawan dengan relawan
yang lain, berbagi materi dari
satu materi ke materi yang
lain, berbagi pengalaman
dari pengalaman satu ke
pengalaman yang lain. Karena
berbagi bukan saja proses
memberi dan menerima. Tapi
lebih dari itu.
Tak pernah terpikir bahwa disini
lah Ratih berdiri, dan disinilah
saya memulai hidup saya
berbalik 180° dari hidup saya
sebelumya. Karena disinilah
di tanah Rote saya mengerti
arti sebuah berbagi, arti
sebuah kerjasama, arti sebuah
semangat, arti sebuah saudara
dan arti sebuah perjuangan.
Rote akan selalu punya tempat
tersendiri dihati saya. Jika
Tuhan berkehendak, mungkin
suatu saat saya akan bisa
menginjakkan kaki saya lagi
di Tanah Rote. Lebih dari
sekedar memberi ilmu tapi ikut
berkontribusi langsung untuk
memajukan Rote. Aamiin. ^^
Bersyukur karena kita bisa berbagi ilmu antara satu relawan dengan relawan yang lain,
LokaRote 2015 | 218
Bermain tepuk bersamapeserta lintas usia
LokaRote 2015 | 219
Kisah Sebungkus Permen Ratih Kartika Sari
Relawan Narasumber
bahwa sebungkus permen
di Tanah Rote bisa sangat
mengaduk-aduk dan
menginspirasi jiwa saya. Saya
ingin menceritakan sedikit
pengalamaman saya selama
menjadi relawan di tanah Rote.
Cerita tentang Seorang Gadis
manis dan Sebungkus Permen.
Dialah gadis Rote yang duduk
di bangku SMA di daerah Rote
Barat Laut. Risna namanya.
Saat itu terjadi percakapan
singkat antara Ratih dengan
Risna. Ratih menanyakan apa
alasan dan tujuan dia meng-
ikuti LokaRote ini?
Mungkin selama ini tidak pernah terpikir dan terlintas di bayangan saya
Lalu dia menjawab : “Saya
mempunyai taman baca di
desa saya, Saya ingin sekali
menggembangkan taman
baca itu dan ingin agar selalu
ramai pembaca”.
Lalu hal yang paling membuat
Hati saya miris adalah ketika
Ratih bertanya apa rencana
yang telah Risna pikirkan untuk
taman bacaan disana? Lalu
dia pun menjawab ; “Kami
rencananya mau membuat
mainan untuk anak-anak
agar mereka bisa membaca
sambil bermain dan kalau
siapa yang menang kita akan
LokaRote 2015 | 220
memberikan sebungkus
permen, itupun kalau kita ada
uang, agar mereka semakin
semangat belajarnya karena
mereka beranggapan dengan
memberinya hadiah walau
sebungkus permen mereka
merasa lebih diperhatikan.
Saat itu juga saya merasa
benar-benar malu dan merasa
tersindir. Ternyata di desa
yang masih minim ini masih
ada gadis yang mempunyai
jiwa berbagi, peduli terhadap
sesama dan semangat yang luar
biasa untuk bisa memajukan
anak-anak di desanya
dengan menularkan dan giat
menggalangkan gerakan
rajin membaca.
Kami rencananya mau membuat mainan untuk anak-anak agar mereka bisa membaca
Bagai Ratih dia adalah gadis
yang benar-benar luar biasa
melihat dari semangatnya dan
ide-idenya yang cemerlang di
usianya yang masih muda. Dia
sudah mempunyai cita-cita yang
mulia yang tidak semua anak
seusianya bisa melakukannya.
Dan mengapa itulah yang
membuat Rote telah berhasil
mengubah mindset Ratih untuk
lebih bersyukur dan melihat
lebih ke sisi seberang selatan
dari Indonesia tercinta ini,
bahwa kekurangan pun tak
akan menyurutkan niat
hati seseorang untuk bisa
menularkan semangat rajin
membaca anak-anak di desanya.
Meski dia harus mengorbankan
waktu, pikiran bahkan materi
yang dia punya. Saat itulah saya
berjanji akan membantu Risna
untuk mewujudkan taman baca
impiannya.
LokaRote 2015 | 221
Karena bagi saya bukanlah
harga sebungkus permen
ataupun hadiah sebungkus
permen yang membuat mereka
semangat namun lebih dari
itu semua. Karena bagi saya
sebungkus permen adalah
media ataupun perantara
untuk bisa memotivasi
semangat mereka.
Semangatnya yang mengelora
akan selalu membekas di
hati Ratih dan akan terus
terngiang-ngiang sampai Ratih
meninggalkan kaki di pulau
paling selatan Indonesia ini:
Pulau Rote.
Semoga kisah Risna bisa
menjadi inspirasi untuk
kita semua. bahwa kekurangan pun tak akan menyurutkan niat hati sesseorang untuk bisa menularkan semangat rajin mem-baca anak-anak di desanya.
Menyusun rancangantaman baca impian
LokaRote 2015 | 222
Taman Baca Pelangi Rote Ratih Kartika Sari
Relawan Narasumber
Semangat adalah hal sederhana yang semua orang punya tapi tidak semua orang mampu menerapkan dalam hidupnya.
Semangat yang sangat luar
biasa bisa saya rasakan ketika
saya bertemu dengan seorang
gadis Rote yang mempunyai
ambisi yang besar terhadap
taman baca. Dialah Ria.
Ria adalah gadis rote yang
benar-benar mempunyai
ambisi positif dan ide-ide yang
sungguh diluar dugaan untuk
gadis seusianya. Lihat saja
antusianya dalam mini lomba
yang kita adakan tentang
membuat “Taman Bacaan
Impian”.
Saya sungguh tidak menyangka
bahwa idenya yang begitu
wah membuat saya terdiam
dan tak mampu berucap satu
katapun. Taman Baca Pelangi
Rote adalah taman baca
impian yang ingin dia wujudkan
Dengan program kerjanya
yaitu “Mewarnai hidup dengan
membaca”.
Visinya yang begitu sederhana namun sarat penuh arti.
LokaRote 2015 | 223
Sempat saya bertanya kepada
Ria, kenapa dia memberi nama
Taman bacanya dengan nama
Pelangi Rote? Kalian tau apa
yang dia jawab? Ia berkata
bahwa pelangi akan muncul
setelah hujan selesai. Yang
artinya bahwa bagi dia tak
mudah untuk mengajak anak-
anak di desanya untuk rajin
membaca.
Namun dengan semua tekad,
niat, usaha dan semangat yang
ia miliki, sedikit demi sedikit
usahanya terlihat. Ia mengatakan
bahwa setiap badai, hujan,
angin (yang artinya masalah
dari mengajak anak-anak untuk
membaca), pasti akan muncul
pelangi yang indah (yang artinya
ia berhasil mengajak anak-anak
untuk rajin membaca).
Kelompok pesertamemamerkan karyanya
LokaRote 2015 | 224
Tak sampai disitu juga, Ia
mengartikan setiap warna
dari pelangi sesuai dengan
warna hidupnya. Warna merah
dari pelangi baginya adalah
semangat yang akan terus
berkobar dan tak akan pernah
padam, semangat yang akan
terus menyala untuk dapat
menyemangati anak-anak
di desanya untuk terus rajin
membaca.
Biru baginya mempunyai arti
setiap anak harus mempunyai
mimpi setinggi langit, tak
ada batasan dalam bermimpi
dan mewujudkan cita-citanya
karena langit begitu luas
tak terbatas. Sehingga tak
seorangpun bisa menghalangi
cita-cita mereka. Lalu bagi
dia warna kuning melam-
bangkan mentari. Dimana
mentari selalu menyinari
semua yang ada di bumi
tanpa terkecuali.
Seperti itu pulalah dengan
buku, dengan membaca maka
ia berharap buku akan mampu
menerangi hidup, cita-cita dan
impian anak-anak di Rote. Dan
masih banyak warna-warna lain
yang tak bisa saya jelaskan satu
persatu disini.
Karena begitu dahsyatnya ide-
ide dan tujuan Ria tentang
taman baca di desanya.
Bahkan meskipun saya tulis di
berlembar-lembar kertas tak
kan habis untuk diceritakan.
Bertemu dengan sosok Ria
adalah sesuatu yang sangat
luar bisa bagi saya.
Semoga disuatu kesempatan
kita bisa bertemu lagi dan
berkolaborasi dalam satu
project yang sama untuk anak-
anak Rote. Semangat mu yang
luar bisa semoga bisa menjadi
inspirasi bagi yang lain.
tak ada batasan dalam bermimpi dan mewujudkan cita-citanya karena langit begitu luas tak terbatas.
LokaRote 2015 | 225
Semangat di Taman Baca Tamahena
Ratih Kartika SariRelawan Narasumber
Hari ini adalah hari terakhir saya menjadi seorang relawan di tanah Rote.
Saya bersyukur karena Tuhan
masih memberikan saya
kesempatan untuk sedikit
menilik salah satu taman baca
yang ada di Rote. Ini sungguh
merupakan kesempatan yang
saya anggap sebagai anugerah.
Karena bagi saya tak ada yang
namanya kebetulan di dunia ini.
Semua yang terjadi sudah ada
skenarionya.
Dan Tuhan sudah mentakdirkan
itu semua untuk saya. Taman
baca itu adalah Taman Baca
Tamahena.
Taman baca ini merupakan
taman baca yang dibuat oleh
Ibu Ensri dengan menyisakan
sedikit halaman rumahnya
untuk dibangun mini taman
baca untuk desanya. Bisa dilihat
mungkin taman baca ini benar-
benar mini dibandingkan taman
baca pada umumnya.
Terdapat tiga lemari kaca
untuk menyimpan buku-
buku yang ada disana. Mulai
buku pengetahuan, buku
cerita, dongeng, sampai buku
pelajaran ada disana.
LokaRote 2015 | 226
Dengan sisa waktu yang saya
miliki sebelum bertolak ke
Rote, saya menyempatkan
membacakan beberapa cerita
untuk mereka. Sungguh tak
saya sangka, bahwa antusian
mereka dalam mendengarkan
saya bercerita sangat tinggi.
Setiap apa yang sudah saya
ceritakan kepada mereka selalu
ada pertanyaan yang keluar
dari mulut mereka. Setiap
selesai saya membacakan
satu cerita selalu saya mereka
mengantri dan memberikan
saya buku cerita yang lain
untuk bisa saya bacakan
lagi dan lagi.
Bisa dilihat mungkin taman baca ini benar-benar mini dibandingkan taman baca pada umumnya.
Saat itu ada satu buku yang
berisi tentang bermain tebak-
tebakan, saya menyuruh
mereka untuk berlomba
menebak apa teka-teki yang
ada dalam buku cerita tersebut.
Tanpa kesulitan mereka bisa
menebak semua teka-teki
yang ada dalam buku tersebut.
Cerdas, tanggap, dan semangat
yang tinggi ada dalam hati
mereka. Minat dan semangat
mereka yang sangat luar biasa
membuat saya tidak ingin
meninggalkan mereka. Masih
ingin disini membacakan
mereka cerita, dongeng, dan
pengetahuan.
Tiba-tiba saya melihat ada
sebuah kertas lipat yang
ada di pojok lemari kaca.
Lalu tercetus ide untuk
mengajarkan mereka seni
melipat (origami). Senang
sekali melihat betapa cerdas-
LokaRote 2015 | 227
nya mereka menirukan apa
yang saya contohkan tanpa
kesulitan sama sekali.
Bahkan tanpa saya harus
menggulang mereka sudah lihai
membuatnya sendiri.
Dalam waktu beberapa menit
saja mereka bisa membuat
origami yang telah saya ajarkan
dengan berbagai warna, ukuran
dan bentuk. Namun sayang
hari ini tidak berkehendak pada
saya untuk bisa membacakan
beberapa cerita lagi dan
mengajarkan seni melipat yang
lain pada mereka. Terlihat raut
kekecewaan di wajah mereka,
dan itu membuat hati saya
meleleh dan terenyuh.
Andaikan ada waktu beberapa
hari lagi untuk saya agar bisa
melihat senyum di wajah
mereka dengan membacakan
beberapa cerita lagi. Saya
berharap suatu saat nanti akan
ada kesempatan bagi saya
untuk dapat kembali ke sini
untuk waktu yang lebih lama
dan bisa menceritakan semua
buku-buku yang ada disana.
Karena dengan membacakan
mereka cerita dengan antusia
mereka yang begitu tinggi
mempunyai kebanggaan
tersendiri bagi saya.
Andaikan ada waktu beberapa hari lagi untuk saya agar bisa melihat senyum di wajah mereka dengan membacakan beberapa cerita lagi.
Kebanggaan yang tak akan
pernah bisa dinilai dengan
apapun. Terima kasih karena
kalian telah mengajarkan saya
bahwa kesederhanaan dan
keterbatasan buku tidak akan
menyurutkan semangat
baca kalian.
LokaRote 2015 | 228
Saya berharap suatu saat nanti akan ada kesempatan bagi saya untuk dapat kembali ke sini untuk waktu yang lebih lama dan bisa menceritakan semua buku-buku yang ada di sana.
”
LokaRote 2015 | 229
Karena Umur Tak Akan Menyurutkan Semangat
Ratih Kartika SariRelawan Narasumber
Hari itu adalah hari pertama saya menjadi seorang relawan di LokaRote.
Saat itu saya mendapat
kesempatan untuk memberikan
materi tentang taman baca
dan perpustakaan. Saya diberi
kesempatan untuk mengisi
materi ini di akhir–akhir waktu
pelaksanaan LokaRote hari
pertama berlangsung.
Bisa dibayangkan betapa raut
wajah – wajah dari Ibu , Bapak
Guru maupun Kepala Sekolah
dan pengelola taman baca dan
perpustakaan, karena padatnya
kegiatan ini tampak lelah
namun sorot matanya penuh
antusias yang tinggi untuk bisa
mengikuti setiap momen yang
ada dalam kegiatan LokaRote.
Karena alasan itulah akhirnya
saya memutuskan untuk
memberikan materi di luar
ruangan, tepatnya di bawah
sebuah pohon yang rindang
yang desainnya seperti
taman baca outdoor.
Saat itu saya hanya ingin
sharing, berdiskusi dan Tanya
jawab seputar Taman Baca
dan perpustakaan yang telah
ada. Karena dari hasil diskusi
dan sharing – sharing itu lah
saya akan lebih mengerti
dan bisa memfokuskan apa
sebenarnya kendala dan
masalah yang mereka hadapi.
LokaRote 2015 | 230
Sehingga saya akan lebih bisa
memberikan point materi yang
memang benar-benar mereka
butuhkan.
Ketika saya sedang asyik
berdiskusi dengan peserta yang
lain, tiba-tiba datang seorang
bapak-bapak yang langsung
duduk di sebelah saya. Beliau
mengajak saya berdiskusi
dan sharing mengenai Taman
Baca. Beliau adalah salah satu
pengelola taman baca.
Ia bersama teman-temanya
mengelola taman baca yang
ada di daerahnya. Beliau
berkata kadang jika ada rejeki
lebih dia dan teman-temanya
akan membuat cemilan untuk
dibagikan kepada anak-anak
yang membaca disana agar
mereka lebih bersemangat
dalam membaca.
Beliau menunjukkan kepada
saya semua foto-foto kegiatan
di taman bacanya. Terlihat
betapa tingginya minat baca
anak-anak di daerah sana.
Beliau juga dengan berbaik
hati mau memasukkan saya
kedalam grup taman bacanya.
Terlihat semangat dan antusias
yang besar dari beliau dalam
mengelola taman baca saat
beliau menceritakan semua itu
kepada saya dengan mata yang
berbinar-binar dan mulut yang
tidak berhenti berkata.
Ternyata di Rote masih ada
orang seperti beliau yang
tak hanya berpangku tangan
mengharapkan datangnya
bantuan. Aksinya yang nyata
mampu membuktikan pada
saya bahwa semua itu ber-
awal dari niat dan tekad,
Karena dari hasil diskusi dan sharing– sharing itu lah saya akan lebih mengerti dan bisa memfokuskan apa sebenarnya kendala dan masalah yang mereka hadapi.
LokaRote 2015 | 231
Ternyata di Rote masih ada orang seperti beliau yang tak hanya berpangku tangan mengharapkan datangnya bantuan.
kapan semua akan
terealisasikan jika tidak dimulai
dari diri sendiri. Maka dari
kesadaran itulah beliau dan
teman-temanya membuat
taman baca di daerahnya.
Semoga cerita dan semangat
dari beliau bisa memberi kita
sedikit inspirasi.
LokaRote 2015 | 232
Perjalanan AlunanSasandu Rote Ndao
Rizaldi Saeful RohmanRelawan Narasumber
“Aku tidak tahu caranya menjadi pintar, maka aku bertingkah bodoh, mungkin dengan bertindak bodoh akan mengetahui caranya menjadi pintar, mungkin!” Rizaldi Saeful
Perjalanan mengajarkan
seseorang untuk bergerak,
memberikan semangat untuk
bermimpi, memberikan
keberanian merencanakan,
melaksanakan tanpa
mempedulikan alasan. Hal
tersebut yang aku rasakan.
Mencari jati diri dari perjalanan,
melihat dunia luar, menghadapi
segala resiko, dan yang
terpenting belajar bersyukur
dengan segala kondisi.
Aku Rizaldi Saeful Rohman,
Seorang Mahasiswa di salah
satu Universitas di Yogyakarta,
yang hobby menghabisakan
duit orang tua :-D, yah tidak
bisa dipungkiri, selama hidupku
tidak akan pernah terhitung
uang yang pernah orang tua
keluarkan. Tapi aku yakin kasih
sayang bukanlah uang.
Sedikit bercerita tentang
perjalanan yang luar biasa,
LokaRote 2015 | 233
awal perjalanan dimulai dari
Yogyakarta dengan target
finish di rote, yaitu salah
satu pulau paling selatan
di Indonesia. Tidak pernah
terbayangkan sebelumnya
dapat menginjakkan kaki di
Indonesia timur, instagram lah
yang membuat saya mengenal
keindahan Indonesia timur.
Instagram, salah satu sosial
media yang cukup terkenal
pada masa sekarang ini yang
sediktnya memotivasi saya
untuk melihat Indonesia dari
sudut yang lain.
Perjalanan kali ini tidak hanya
jalan-jalan menikmati keindahan
Indonesia, tetapi disponsori
dengan kegiatan kerelawanan
Kelas Bermain Kreatif Mbojo di
Bima dan ruang berbagi ilmu
LokaRote di rote.
Ini pengalaman yang luar biasa,
perjalanan yang di mulai dari
Yogyakarta menggunakan kereta
api tujuan banyuwangi yang
memakan waktu 15 jam, ah waktu
yang cukup lama memang, alat
transportasi masa ini merupakan
alat transportasi yang paling
cocok bagi traveller kere plus
mahasiswa yang masih ingusan.
Kenapa ingusan? Wajar, dari
ribuan mahasiswa mungkin
hanya sedikit orang yang rela
menghabiskan uangnya untuk
melakukan hal yang mereka
anggap tidak rasional. Wajar
saja, uang yang orang tua alirkan
untuk anaknya belajar, disia-
siakan anaknya hanya untuk
sesuatu yang tidak rasional.
Orang tua macam mana yang
ikhlas dengan hal tersebut?
Perjalanan mengajarkan seseorang untuk bergerak, memberikan semangat untuk bermimpi, memberikan keberanian merencanakan, melaksanakan tanpa mempedulikan alasan.
LokaRote 2015 | 234
Untuk menghilangkan
kedurhakaanku terhadap orang
tua, segala cara aku lakukan
untuk bisa melakukan apapun
yang aku suka, mengumpulkan
rupiah. Yah kata “rupiah”
merupakan kata-kata terhoror
bagi mahasiswa, begitu juga
bagiku. bagiku bertindak
seperti orang tuli yang tidak
mempedulikan kata-kata orang
lain terkadang menjadi solusi,
karna aku yakin impian adalah
masalah idealisme yang tertanam
sebagai kebenaran.
Perjalanan saya lanjutkan dengan
melewati bali dan Lombok
menggunakan jalur laut dan
darat, dari Lombok dilanjutkan
perjalanan ke Bima. Sambutan
yang hangat di kota bima,
“selamat datang Kota dua belas
matahari” yang merupakan kata
sambutan pertama kali ketika
menginjakan kota terebut, ah
sangat eksotis, dengan kota
dengan teluk yang besar,
menyuguhi pemandangan
yang luar biasa. Dibima ini,
aku berpura-pura mengabdi
kepada Indonesia, memberi
motivasi kepada anak-anak
Desai Sai, sebuah desa yang
jauh, dua jam perjalanan
dari kota Bima. Perjalanan
selanjutnya melawati selat
yang menghubungkan pulau
Sumbawa dan flores.
Perjalanan kali ini tidak hanya jalan-jalan menikmati keindahan Indonesia, tetapi disponsori dengan kegiatan kerelawanan Kelas Bermain Kreatif Mbojo di Bima dan Ruang Berbagi Ilmu LokaRote di Rote.
LokaRote 2015 | 235
Yah Flores, merupakan
kepulauan yang unik, disuguhi
keindahan yang luar biasa,
pulau komodo, wae rebo,
danau kelimutu, dan lain-lain.
Sayangnya, aku tidak menikmati
keseluruhan dari keeksotisan
tersebut. Perjalanan di flores
diakhiri di ende, Mengambil
penerbangan ende-kupang.
Di kupang ketemulah dengan
relawan-relawan RUBI LokaRote
Nah pengalaman ini yang
sebenarnya ingin aku bagikan.
Rote, sebuah pulau paling
selatan Indonesia, berbatasan
langsung dengan perairan
austaralia, mungkin dengan
berenang saja kita bisa sampai
Australia, haha.
Beruntung sekali dapat melihat
semangat mereka, mendapatkan
motivasi yang tidak pernah di
dapatkan di bangku sekolah.
Semangat panitia lokal dan guru-
guru pun tidak kalah hebatnya,
panitia lokal bahu membahu untuk
membuat sebuah acara LokaRote
yang keren, guru-guru sangat
antusias dalam mengikuti acara.
Ah menyenangkan sekali memang.
Bersantai bersamadi bawah pohon rindang
LokaRote 2015 | 236
Terimakasih relawan-relawan
LokaRote, terimakasih panitia
lokal, terimakasih Bapak Johannis
yang telah menampung aku di
rumahnya, oh iya perkenalkan
Bapak angkatku satu ini,
merupakan seorang kepala
sekolah disalah satu sekolah
Rote Tengah, mempunyai dua
anak yang masih bersekolah,
yang satunya laki-laki seumuran
saya, yang bapak Johannis bilang
anaknya mirip aku, hahaha.
Beruntung sekali dapat melihat semangat mereka, mendapatkan motivasi yang tidak pernah didapatkan di bangku sekolah
Senang bisa berkenalan dengan
beliau, seorang kepala sekolah
yang semangat membangun
pendidikan di Rote menjadi
lebih baik.
Perjalanan ini aku katakan
seperti perjalanan alunan
Sasandu Rote Ndao.
LokaRote 2015 | 237
Hanya ada satu negara yang pantas menjadi negaraku. Ia tumbuh dengan perbuatan dan perbuatan itu adalah perbuatanku.
Muhammad Hatta
Sampai jumpa di ruang
interaksi positif lainnya
Ba’a, 20-21 November 2015