Upload
linasundari86
View
37
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menyikapi kondisi yang semakin kompleks seperti sekarang ini, guru
dituntut mampu membekali para siswa berbagai keterampilan yang dipandang
urgent dalam kehidupan. Hal yang paling utama dipersiapkan adalah adanya
keterampilan bernalar dan bersikap menempatkan sesuatu yang tepat pada
tempatnya. Maka dalam hal ini guru lah yang dipandang paling berperan untuk
mengarahkan siswanya pada tataran persiapan menyongsong kehidupan
sebenarnya kelak. Kegagalan guru dalam mengarahkan dan mengembangkan ilmu
dan keterampilannya di sekolah akan mengakibatkan hancurnya masa depan anak-
anak dewasa kelak.
Kegagalan dan merosotnya penghayatan masyarakat terhadap nilai-nilai
sosial dan etike, kenakalan remaja dan sebagainya yang terjadi selama ini sering
dianggap sebagai miseducation (salah asuhan) dan faktor penentu yang
diharapkan mampu memperbaikinya adalah guru. Oleh sebab itu salah satu upaya
untuk mengantisipasi kemerosotan nilai-nilai sosial dan etike di tengah
masyarakat terutama di kalangan generasi muda adalah dengan cara membenahi
proses pendidikan. Di sinilah relevansinya untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran dan pendidikan secara terpadu dan simultan, baik secara formal,
non-formal, maupun in-formal.
Salah satu komponen pembelajaran yang perlu terus dikembangkan dan
ditingkatkan kemampuannya adalah komponen guru, dalam hal ini adalah
kompetensinya. Komponen guru merupakan salah satu komponen
terpenting dalam pendidikan nilai, karena posisinya sebagai sumber belajar dan
sumber identifikasi nilai moral dan sumber keteladanan bagi peserta didik.
Keberadaan guru adalah sangat penting dan tidak bisa digantikan oleh sumber-
sumber lain, karena peran guru tidak hanya semata-mata sebagai transfer of
knowledge saja, tetapi guru masih berperan sangat penting dan dominan, sehingga
1
apabila guru tidak berkompeten terutama dalam pembentukan kepribadian pada
siswa, maka tidak akan menghasilkan apa-apa. Peran guru yang sebenarnya
adalah sebagai fasilitator, namun yang perlu mendapat penekanan itu adalah
kemampuan guru mensupport para siswanya untuk mampu mengembangkan
kreativitasnya dan membangun sendiri pengetahuan yang datang dari luar,
sehingga terbangunlah pengetahuan dan keterampilan mengkonstruksi kognitif
yang ada terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungan.
Menurut pendapat paham konstruktivisme bahwa pengetahuan itu
merupakan konstruksi dari kita yang sedang belajar. Sebagai guru yang
merupakan jabatan fungsional di bidang pendidikan dengan sendirinya juga
dituntut dalam keahlian, pengetahuan dan keterampilan tertentu atau yang disebut
sebagai sebuah kompetensi guru. Secara minimal guru memiliki kompetensi
kepribadian (personal) dan kompetensi kemasyarakatan (sosial).
Guru bukan hanya bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri tetapi lebih dari itu
yaitu tanggung jawab kepada masyarakat luas, bukan bertanggungjawab untuk
satu generasi melainkan sampai ke generasi selanjutnya.Untuk menimbuhkan
sikap aktif, kreatif, inovatif dari siswa tidaklah mudah. Fakta yang terjadi adalah
guru dianggap sebagai sumber belajar yang paling benar.
Di sisi lain rendahnya kreatifitas dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA merupakan salah satu indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan
guru perlu untuk dicermati lebih serius lagi. Hal yang lazim dijumpai dalam
suatu pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya prestasi siswa di antaranya :
(1) kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru; (2) rendahnya
semangat belajar siswa; (3) banyaknya siswa yang tidak berani bertanya atau
mengemukakan pendapat; (4) metode pembelajaran yang digunakan kurang
bervariatif (monoton); (5) media pembelajaran yang terbatas; (6) Tidak
berorientasi pada kebutuhan masyarakat setempat.
Salah satu bentuk kepedulian dan sebagai kontribusi pemikiran yang dapat
dijadikan acuan dalam mengatasi rendahnya prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPA di SDS. JFK School Kec. Cikupa adalah dengan melalui
2
pembelajaran Keterampilan Proses, merupakan keterampilan belajar sepanjang
hayat yang didasarkan pada serangkaian langkah-langkah kegiatan untuk
mendapatkan atau menguji sesuatu pengetahuan yang dapat berupa konsep atau
prinsip, yaitu meliputi observasi, inferensi, merumuskan masalah, melakukan
prediksi dan membuat hipotesis, merancang penyelidikan, melakukan interpretasi
dan komunikasi ilmiah. Tujuannya untuk mempelajari berbagai macam ilmu serta
dapat pula digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dianggap
berhasil apabila materi yang diperlukan pada proses pembelajaran dapat diserap
dengan baik oleh siswa. Untuk mengetahui daya serap siswa pada materi pelajaran
biasanya diadakan evaluasi yang hasilnya dinyatakan dengan nilai.Pada
kenyataannya nilai siswa sangat bervariasi.Seperti pada siswa SDS. JFK School
nilai yang diperoleh untuk mata pelajaran IPA masih sangat rendah.
Tabel 1. Daftar Nilai Siswa Pra Siklus
NO. NAMA SISWAPrasiklus
1 Basuki 80
2 Ahmad fatoni 40
3 Andian 50
4 Doni S. 50
5 Denni Firmanto 60
6 Ferdi 45
7 Sumita 70
8 Bagus susilo 55
9 Tri Widodo 65
10 Saiful anam 70
11 Firmansyah 40
12 Aji Supardi 55
13 Dian Saputa 60
14 Bayu Saputram 40
15 Khairul Anam 50
3
16 Aristantiningsih 65
17 Puji Lestari 55
18 Fauziah 60
19 Anikmah 70
20 Rosidah 75
21 Evi Rianti 40
22 Tiara Mukti 50
23 Ernawati 70
24 Susi Susanti 55
25 Sumiati 40
26 Sindi auliah 45
27 Anis Safitri 50
Jumlah 1505
Rata-rata 55,74
Penyebabnya dapat berasal dari berbagai hal, misalnya minat siswa yang kurang
menarik.
Untuk mengetahui penyebab rendahnya nilai mata pelajaran IPA pada kelas
IV SDS. JFK School, penulis sebagai guru mengadakan refleksi terhadap proses
belajar mengajar yang dilakukan sendiri melalui tindakan kelas (classroom action
research).
Berdasarkan data peningkatan hasil tes belajar IPA dari pra siklus dapat dilihat
pada tabel diatas.
Pada tahap refleksi ini penulis mengadakan perbaikan pembelajaran,
perbaikan pembelajaran ini dibuat untuk mata pelajaran yang hasil evaluasinya
masih dibawah standar yaitu pelajaran IPA. Sebelum melakukan proses perbaikan
pembelajaran penulis membuat perencanaan pembelajaran. Dalam menulis
rencana pembelajaran, penulis melakukan langkah-langkah diantaranya
4
mengidentifikasi masalah, menganalisis penyebab masalah, merenungkan masalah
dan merencanakan perbaikan pembelajaran.
Dalam upaya perbaikan, penulis mengadakan penelitian tindakan
kelas untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran.Data yang di peroleh
menunjukan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sangat
rendah.Khususnya mata pelajaran IPA.
Berdasarkan hasil tes formatif yang dilaksanakan pada akhir
pembelajaran, nilai siswa tidak memuaskan.Menurut data hasil tes formatif
hanya 11 dari 27 siswa kelas IV SDS. JFK School yang memperoleh nilai
di atas rata-rata standar ketuntasan minimal.
B. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah yang kemudian dianalisis oleh penulis dan
dengan bantuan teman sejawat baik dalam pembelajaran IPA dengan konsep
struktur tubuh manusia dan fungsinya. Dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
1. “Bagaimana meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar IPA kelas IV
SDS. JFK School melalui pendekatan pembelajaran keterampilan proses ?”.
C. Tujuan Perbaikan
Tujuan perbaikan pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan pemahaman
dan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Dalam perbaikan ini penulis
menggunakan alat peraga yang penulis sesuaikan dengan materi yang diajarkan,
dan penulis juga menggunakan metode yang bervariasi agar pembelajaran lebih
aktif.
Dampak dari penggunaan alat peraga pada sebuah pembelajaran sangat
besar pengaruhnya. Manfaat alat peraga bagi siswa antara lain adalah:
a. Meningkatkan motivasi belajar siswa
5
b. Menyediakan variasi belajar
c. Memberi gambaran struktur yang memudahkan belajar
d. Memberikan contoh yang selektif
e. Merangsang berpikir analisis
f. Menyediakan situasi belajar yang kurang bersifat formal ( tanpa
beban atau tekanan )
Manfaat alat peraga IPA bagi guru antara lain :
g. Memberikan pedoman dalam merumuskan tujuan pembelajaran
h. Memberikan sistematika mengajar
i. Memudahkan kendali pengajaran
j. Membantu kecermatan dan ketelitian dalam penyajian
k. Membangkitkan rasa percaya diri dalam mengajar
l. Meningkatkan kualitas pengajaran
D. Manfaat dan Kegunaan Perbaikan
Manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi guru
a. Dapat memberikan sumbangan dan kontribusi terhadap peranan guru
Mata Pelajaran IPA sebagai perwujudan profesionalisme guru dalam
pembelajaran keterampilan proses.
b. Dapat memperbaiki kinerja guru dalam pembelajaran yang di sekolah
dengan menerapkan teori-teori yang ada
c. Dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam berinovasi untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Manfaat bagi siswa
a. Dapat memberikan informasi yang memadai mengenai peranan guru
yang berkaitan dengan kreativitas dan prestasi belajar baik dari aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik yang diwujudkan dalam perilaku,
kepribadian dan kemandirian siswa.
6
b. Dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
c. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
3. Manfaat bagi sekolah
a. Memberikan informasi yang berharga untuk kalangan akademisi atau
para peneliti yang akan mengkaji bahwa peranan guru merupakan
komponen yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam
sistem pendidikan secara umum (universal).
b. Dapat meningkatkan kualitas kelulusan
c. Dapat meningkatkan daya serap siswa
BAB II
7
KAJIAN PUSTAKA
Pada perbaikan pembelajaran ini, penulis mengutip beberapa teori
pembelajaran yang menurut penulis ada hubungannya atau relevan dengan
permasalahan pembelajaran yang sedang penulis hadapi. Teori pembelajaran ini
penulis jadikan acuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang penulis
lakukan.
A. Pengertian Kreativitas Belajar
Kreativitas menurut Utami Munandar, 1990 dalam Hera Lestari Mikarsa
(2007 : 3.25) bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat
kombinasi baru, berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur yang ada.
Pendapatnya lagi ia menyebutkan bahwa secara operasional kreativitas adalah
kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam
berpikir, serta kemampuannya untuk mengelaborasi (memperkaya,
mengembangkan, dan memerinci) suatu gagasan. Kebanyakan orang mengartikan
kreativitas sebagai daya cipta, khususnya hal-hal yang baru, walaupun tidak selalu
harus baru.
Kreativitas menurut konsep atau pendekatan 4 P, meruapakan suatu
pendekatan yang melihat dari segi pribadi, pendorong (press), proses, dan produk
kreativitas. Jadi dapat disimpulkan bahwa kreativitas itu merupakan kemampuan
untuk membuat, mencipta, memadukan, mengembangkan dari sesuatu atas dasar
kecerdasan berfikirnya, dari yang belum ada menjadi ada dan dari yang sudah ada
dimodifikasi menjadi sesuatu yang baru yang lebih bermakna.
B. Pengertian Prestasi / Hasil Belajar
8
Berikut ini akan paparan definisi tentang prestsi menurut pendapat para ahli :
a. Menurut Kamus Umum W.J.S Poerwadarminta, prestasi adalah hasil yang
telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).
b. Dalam Kamus Edisi Ketiga (2000) didefinisikan bahwa prestasi adalah
hasil yang telah diperoleh (dicapai dan lain-lain) ataupun pencapaian
terhadap sesuatu.
c. L.W.Rue (1993) berpendapat bahwa prestasi adalah hasil pencapaian
tugas yang merujuk kepada kerja bagi setiap individu.
d. Philip Ricciardi (1996) menyatakan pula bahwa prestasi merupakan hasil
yang berhasil dicapai dengan kuantitas tertentu atau nilai kerja yang
dilakukan terhadap pelajaran atau hasil belajar. Menurut beliau juga,
prestasi merupakan suatu kebolehan untuk menghasilkan sesuatu yang
benar dengan cara yang benar dan dilakukan pada saat yang tepat dalam
suatu usaha yang bersesuaian.
Menurut Tuty Haryati definisi dari prestasi adalah suatu hasil luar biasa/dahsyat
yang telah dicapai. Menurutnya pula prestasi merupakan sebuah keberhasilan
berstandar tinggi yang citranya hanya diperoleh segelintir orang. Dengan
kemampuan berfikir dan menilai, prestasi diasumsikan sebagai kesuksesan
dengan ukuran yang ditentukan sendiri berdasrakan hasil penilaian yang eksternal.
Dengan nilai yang tinggi, beliau juga memaknai prestasi sebagai barang mewah
dimana hanya sedikit orang saja yang sanggup menyandangnya.
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:
a. Prestasi adalah hasil pencapaian terhadap tugas yang diberikan kepada
individu maupun organisasi.
b. Prestasi tidak mengandung konotasi negatif, artinya keberhasilan dalam
kebaikan, karena semua orang selalu mngharapkannya.
Jadi istilah prestasi lebih terkesan pada sebuah hasil yang dicapai setelah
melalui upaya yang sungguh-sungguh. Hasil belajar dapat didefinisikan sebagai
9
sesuatu yang telah dicapai seseorang setelah ia mengalami proses belajar, dengan
terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan atau yang
dilaluinya. Penilaian hasil belajar perlu dilakukan oleh guru untuk mengetahui
sejauh mana tujuan untuk instruksional yang telah diajarkan dalam kegiatan
pembelajaran yang telah dikuasai siswa. Dalam istilah yang lebih umum hasil
belajar disamakan dengan sebuah prestasi. Baik hasil/prestasi yang dimaksudkan
merupakan hasil yang bersifat kuantitatif daupun kualitatif.
Sedangkan kata belajar berasal dari kata dasar “ajar” yang mendapat
awalan ber- menjadi belajar, yang berarti “berusaha supaya memperoleh
kepandaian, ilmu dan sebagainya.” Agoes Soejanto mendefinisikan belajar adalah
sebagai berikut: “Belajar adalah suatu proses perubahan yang terus menerus pada
diri manusia karena usaha untuk mencapai ke arah kehidupan atas bimbingan
tentang cita-citanya dan sesuai dengan cita-cita dan falsafahnya”.
Berbeda dengan Agoes Soejanto, Prof. Dr. Nasution dalam bukunya
mengemukakan bahwa:
“Belajar adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat syaraf ….. Definisi lain
belajar adalah penambahan atau pengetahuan …… Definisi ketiga merumuskan
bahwa belajar adalah sebagi perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan”.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan sebuah prestasi yang diraih oleh seseorang atas usahanya -
mengalami proses perubahan secara terus menerus dalam hidupnya sesuai dengan
cita-cita dan falsafahnya.
c. Pengertian Pembelajaran Keterampilan Proses
Carin (1992) dalam Nono Sutarno (2007) menyampaikan pentingnya
keterampilan proses yaitu : 1) dalam praktiknya apa yang dikenal dalam IPA
merupakan hal yang tidak terpisahkan dari metode penyelidikan; 2) keterampilan
proses IPA merupakan keterampilan belajar sepanjang hayat yang dapat
digunakan bukan saja untuk mempelajari berbagai macam ilmu tetapi juga dapat
10
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bahasan berikut akan dibahas
tentang beberapa keterampilan proses sains yang meliputi :
1. Observasi dan Inferensi
Keterampilan mengobservasi merupakan keterampilan yang
dikembangkan dengan menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi
serta mengidentifikasi dan memberi nama karakteristik dari objek atau kejadian.
Sedangkan keterampilan mengiferensi menurut Esler dan Esler (1984) dapat
dikatakan sebagai keterampilan untuk membuat kesimpulan sementara.
2. Merumuskan Masalah
Rumusan masalah yang tepat akan sangat menentukan jalannya
penyelidikan dengan baik. Bila masalah yang dibuat tidak jelas maka akan
menyulitkan kita dalam membuat prediksi, membuat hipotesis, maupun dalam
melakukan penyelidikan.
3. Melakukan Prediksi dan Membuat Hipotesis
Keterampilan memprediksi adalah keterampilan untuk menduga
memperkirakan, meramalkan beberapa kejadian/keadaan yang akan datang
berdasarkan dari kejadian/keadaan yang terjadi sekarang. Keterampilan untuk
membuat hipotesis melibatkan keterampilan untuk menduga sesuatu yang
menunjukkan hubungan sebab akibat atara dua variabel.
4. Merancang Penyelidikan
Melakukan eksperimen (percobaan) biasanya dilakukan untuk menguji
kebenaran dari teori yang telah dipelajari atau untuk membuktikan bahwa
hipotesis yang telah dibuat sebelumnya benar atau tidak.
5. Membuat Interpretasi
11
Membuat hasil pengamatan atau hasil observasi menjadi bermakna disebut
dengan interpretasi data. Interpretasi data ini penting karena makna dan pengertian
yang diperoleh dapat dikomunikasikan dengan baik. Bila kita melihat
keterampilan proses dalam IPA, perlu kita ingat bahwa IPA dimulai dengan
mengajukan pertanyaan.
6. Komunikasi Ilmiah
Keterampilan mengkomunikasikan menurut Abruscato (1988) adalah
keterampilan untuk menyampaikan hasil pengamatan atau menyampaikan hasil
penyelidikan. Definisi operasional adalah metode untuk memberi definisi,
mengukur, atau mendeteksi adanya variabel. Misalnya untuk membuat definisi
operasional dari mencelupkan mengangkat dan menuang.
Pengetahuan tidak dapat dipindahkan secara lebih dari pikiran guru
kesiswa, namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman
nyata. Belajar sains merupakan konstruktif yang menghendaki partisipatif aktif
dari siswa sehingga peran guru berubah,dari sumber dan pemberi informasi
menjadi pendiagnosis dan fasilitator belajar siswa.
D. Mengenal Alat Indera Manusia ( Mata/Indra Penglihat)
Mata adalah indra penglihat. Bentuk bola mata bulat seprti bola bekel atau
bola pingpong. Diameternya lebih lebih kurang 2 cm. Sebagian besar terletak di
dalam rongga tengkorak.
a. Bagian-bagian mata
12
Bagian-bagian mata yang melindungi mata adalah alis mata, kelopak mata, dan
bulu mata.
Alis mata berguna untuk melindungi mata dari keringat yang mengalir dari dahi.
Kelopak mata berguna unruk melindungi mata dari benda-benda asing, misalnya
debu,asap, dan keringat. Bulu mata juga berguna untuk melindungi mata dari
benda asing. Mata juga dilengkapi dengan kelenjar air mata dan otot mata.
Kelenjar air mata menghasilkann air mata. Air mata berfungsi sebagai pelumas
agar mata mudah digerakkan.
b. Bagian-bagian mata yang erat hubungannya dengan fungsi penglihatan,
yaitu
1. Kornea (selaput bening)
2. Iris (selaput pelangi) dan pupil (anak mata)
3. Lensa
4. Badan bening
5. Retina (selaput jala)
6. Saraf mata
13
c. Cara kerja mata
Gambarb
14
d. Kepekaan mata terhadap rangsang
Kemampuan mata setiap orang untuk melihat dapat berbeda. Hal itu
disebabkan oleh perbedaan kepekaan. Ada orang yang tahan dengan cahaya yang
banyak,ada yang tidak tahan. Ada orang yang dapat melihat dalam suasana redup
(remang-remang), ada yang tidak dapat.
Demikian pula, kemampuan bagian-bagian mata setiap orang dapat
berbeda. Ada orang yang lensa matanya dapat berakomondasi dengan baik, ada
juga yang tidak. Akibatnya, ada orang yang dapat melihat benda yang letaknya
jauh dengan jelas, ada juga yang tidak.
15
e. Memelihara kesehatan mata
Mata sangat penting bagi kita. Mata memiliki bagian-bagian yang amat
sensitif (peka) terhadap benda asing. Tentu saja, bagian-bagian mata itu
mudah terluka. Oleh karena itu, mata perlu mendapat pemeliharaan yang baik.
Kelainan dan penyakit yang dapat menyerang mata diuraikan berikut ini.
1. Miopi (rabun jauh)
2. Hipermetropi (rabun dekat)
3. Presbiopi (mata tua)
4. Rabun senja
5. Buta warna
6. Mata merah
7. Katarak
Beberapa kelainan dan penyakit mata dapat dicegah dengan melakukan
hal-hal berikut.
1. Makan makanan yang banyak mengandung vitamin A.
2. Menjaga kebersihan mata sehingga mata tidak kemasukan kotoran.
3. Membiasakan membaca buku dengan jarak sekitar 30 cm dengan
penerangan yang cukup.
4. Segera memeriksakan ke dokter mata jika mata mulai tidak mampu
melihat dengan baik.
E. Deskripsi Materi Pokok Alat Indera Manusia ( Mata/Indra Penglihat)
Materi pokok alat indera manusia disampaikan pada siswa kelas IV
semester 1 sesuai dengan kurikulum 2007 Berbasis Kompetensi, IPA kelas IV SD.
Menurut Depdiknas Nomor 19 Tahun 2005 pasal 20. Materi pokok alat indera
manusia dapat diuraikan sebagai berikut :
16
Tabel 2. Kompetensi dasar dan Indikator Struktur dan fungsi mata
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok
Mendeskripsika
n hubungan
antara struktur
panca indera
dengan
fungsinya
1. Mendiskusikan alat
indra manusia
berdasarkan
pengamatan
2. menjelaskan fungsi alat
indra
Struktur panca
indra dengan
fungsinya
Menerapkan cara
memelihara
kesehatan panca
indera
1. Mencari informasi
tentang kelainan alat
indra yang disebabkan
oleh kebiasaan buruk,
misalnya membaca
ditempat yang kurang
terang, minum air
panas
2. Memberi contoh cara
merawat alat indra
Pemeliharaan
kesehatan panca indera
17
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian sebagai perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas IV
semester satu SDS JFK School Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih satu bulan yaitu mulai
tanggal 17 September sampai dengan 28 September 2012, dengan 12
jam pelajaran (6 kali pertemuan). Siswa yang menjadi subjek penelitian ini
berjumlah 27 orang siswa, yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 12 orang
perempuan. Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti (guru bidang study),
seorang obsever, dan kepala Sekolah sebagai penanggung jawab. Sebagai
gambaran kongkret jadwal penelitian ini adalah :
Tanggal 17 September 2012 dilaksanakan untuk siklus I
Tanggal 24 September 2012 dilaksanakan untuk siklus II
Tanggal 28 September 2012 dilaksanakan untuk siklus III
3. Mata Pelajaran
Adapun mata pelajaran yang di teliti adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Dengan kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan anatar panca indra manusia
dengan fungsinya.
4. Kelas
Kelas yang dijadikan tempat penelitian ini adalah Kelas IV SDS JFK
School Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang.
18
5. Karakteristik Siswa
Keberadaan siswa kelas IV SDS JFK School secara umum tergolong anak
yang biasa-biasa, baik ditinjau dari segi kecerdasan (intellegensia) maupun
kepribadian dan moralitasnya. Namun dari segi latar belakang keluarganya,
mereka cukup beragam. Secara ekonomi keluarga mereka cukup beragam, mulai
dari ekonomi klas rendah, ekonomi menengah (yang mayoritas) , dan ekonomi
klas tinggi (walaupun tidak terlalu banyak namun juga ada beberapa anak yang
berasal dari keluarga mampu). Demikian juga latar belakang pendidikan keluarga
(orang tua murid) amat beragam, mulai dari SD sampai yang Sarjana. Sedangkan
ditinjau dari sisi kondisi sosial dan lingkungan, nampaknya banyak potensi alam
yang belum dimanfaatkan secara optimal, maka dengan pendekatan pembelajaran
keterampilan proses ini diharapkan menambah pengalaman dan keterampilan anak
dalam kehidupan sehari-hari bersama keluarga, sekaligus bekal pokok bagi
mereka kelak sudah dewasa.
Pra Siklus
1. Perencanaan
Guru membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran I (terlampir)
a. Menyusun jadwal mengajar
b. Membuat perangkat pembelajaran
c. Menyusun skenario pembelajaran sesuai dengan materi yang akan
disampaikan
d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam
kegiatan pembelajaran
e. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan
2. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan, yang meliputi :
a. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dan membagi kelompok belajar;
19
b. Guru memotivasi siswa agar belajar bersama dalam kelompok dan
bertanggung jawab pada kelompoknya;
c. Guru menyampaikan materi yang telah ditentukan dan mengefektifkan
diskusi kelompok, bertanya jawab dan demonstrasi;
d. Guru bersama teman sejawat mengamati proses kegiatan diskusi kelompok
yang sedang berlangsung dan guru memberikan bimbingan pada siswa;
e. Setiap kelompok menulis hasil kerja kelompoknya di papan tulis, diwakili
oleh salah satu siswa dari kelompoknya dan memberikan kesempatan pada
kelompok lain untuk menanggapinya;
f. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi;
g. Guru memberikan tes tertulis secara individu di akhir siklus;
h. Siswa yang mendapat nilai kurang dari dan rata-rata nilai yang kurang dari
ketentuan minimal, maka dilakukan perbaikan.
3. Pengamatan/Pengumpulan Data
Dalam pengamatan penelitian tindakan kelas ini peneliti bekerja sama
dengan guru (teman sejawat) yaitu seorang guru dari SDS JFK School,
yang bertugas mengamati selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
Hasil pengamatan ini dituangkan dalam catatan lapangan yang telah dipersiapkan.
a. Lembar Pengamatan 1 adalah data skunder (data yang berasal dari selain
subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran.
b. Lembar pengamatan 2 adalah data skunder (data yang berasal dari selain
subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam pelaksanaan
pembelajaran.
c. Lembar Pengamatan 3 adalah data primer yang digunakan untuk menilai
aktivitas belajar siswa pada setiap siklus.
20
4. Refleksi
Refleksi ini merupakan kegiatan dalam menganalisis, memahami dan
membuat kesimpulam berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan.
Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan observasi, serta menentukan
perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar perbaikan
pada siklus berikutnya.
Tabel 3. Daftar Nilai Siswa Pra Siklus
NO. NAMA SISWAPrasiklus
1 Basuki 80
2 Ahmad fatoni 40
3 Andian 50
4 Doni S. 50
5 Denni Firmanto 60
6 Ferdi 45
7 Sumita 70
8 Bagus susi;o 55
9 Tri Widodo 65
10 Saiful anam 70
11 Firmansyah 40
12 Aji Supardi 55
13 Dian Saputa 60
14 Bayu Saputram 40
15 Khairul Anam 50
16 Aristantiningsih 65
17 Puji Lestari 55
18 Fauziah 60
19 Anikmah 70
20 Rosidah 75
21
21 Evi Rianti 40
22 Tiara Mukti 50
23 Ernawati 70
24 Susi Susanti 55
25 Sumiati 40
26 Sindi auliah 45
27 Anis Safitri 50
Jumlah 1505
Rata-rata 55,74
B. Deskripsi Per Siklus
Adapun pelaksanaan penelitian ini melalui langkah siklus sebanyak tiga
siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu :
Perencanaan (planning), Pelaksanaan (acting), Pengamatan (observing) dan
Refleksi (reflecting) (Suharsini Arikunto, 2006).
Setelah perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan melalui hasil
observasi teman sejawat dapat disimpulkan bahwa, langkah-langkah perbaikan
pembelajaran mata pelajaran IPA tentang alat indera manusia dengan fungsinya
secara umum sudah meningkat. Namun ada beberapa hal yang masih perlu
diperbaiki seperti pemahaman siswa tentang rangka manusia, fungsi rangka dan
bagian-bagian rangka serta cara memelihara rangka tubuh manusia masih kurang.
Pada perbaikan pembelajaran IPA siklus I, II dan III dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Rencana Perbaikan
Untuk mengatasi masalah pembelajaran diatas, maka perlu dibuat perencanaan
pelajaran guna untuk perbaikan proses pembelajaran melalui penelitian tindakan
kelas. Adapun rencana perbaikan adalah sebagai berikut :
22
SIKLUS I
3. Perencanaan
Guru membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran I (terlampir)
a. Menyusun jadwal mengajar
b. Membuat perangkat pembelajaran
c. Menyusun skenario pembelajaran sesuai dengan materi yang akan
disampaikan
d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam
kegiatan pembelajaran
e. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan
4. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan, yang meliputi :
a. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dan membagi kelompok belajar;
b. Guru memotivasi siswa agar belajar bersama dalam kelompok dan
bertanggung jawab pada kelompoknya;
c. Guru menyampaikan materi yang telah ditentukan dan mengefektifkan
diskusi kelompok, bertanya jawab dan demonstrasi;
d. Guru bersama teman sejawat mengamati proses kegiatan diskusi kelompok
yang sedang berlangsung dan guru memberikan bimbingan pada siswa;
e. Setiap kelompok menulis hasil kerja kelompoknya di papan tulis, diwakili
oleh salah satu siswa dari kelompoknya dan memberikan kesempatan pada
kelompok lain untuk menanggapinya;
f. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi;
g. Guru memberikan tes tertulis secara individu di akhir siklus;
h. Siswa yang mendapat nilai kurang dari dan rata-rata nilai yang kurang
dari ketentuan minimal, maka dilakukan perbaikan.
23
i. Pengamatan/Pengumpulan Data
Dalam pengamatan penelitian tindakan kelas ini peneliti bekerja sama
dengan guru (teman sejawat) yaitu seorang guru dari SDS JFK
School, yang bertugas mengamati selama proses kegiatan pembelajaran
berlangsung. Hasil pengamatan ini dituangkan dalam catatan lapangan
yang telah dipersiapkan.
j. Lembar Pengamatan 1 adalah data skunder (data yang berasal dari selain
subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran.
k. Lembar pengamatan 2 adalah data skunder (data yang berasal dari selain
subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam pelaksanaan
pembelajaran.
l. Lembar Pengamatan 3 adalah data primer yang digunakan untuk menilai
aktivitas belajar siswa pada setiap siklus.
m. Refleksi
Refleksi ini merupakan kegiatan dalam menganalisis, memahami dan
membuat kesimpulam berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan.
Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan observasi, serta menentukan
perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar perbaikan
pada siklus berikutnya.
SIKLUS II
1. Perencanaan
Guru membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran II (terlampir)
a. Menyusun jadwal mengajar
b. Membuat perangkat pembelajaran
b. Menyusun skenario pembelajaran sesuai dengan materi yang akan
disampaikan
c. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam
kegiatan pembelajaran
24
d. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan
2. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan, yang meliputi :
a. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dan membagi kelompok belajar;
b. Guru memotivasi siswa agar belajar bersama dalam kelompok dan
bertanggung jawab pada kelompoknya;
c. Guru menyampaikan materi yang telah ditentukan dan mengefektifkan
diskusi kelompok, bertanya jawab dan demonstrasi;
d. Guru bersama teman sejawat mengamati proses kegiatan diskusi kelompok
yang sedang berlangsung dan guru memberikan bimbingan pada siswa;
e. Setiap kelompok menulis hasil kerja kelompoknya di papan tulis, diwakili
oleh salah satu siswa dari kelompoknya dan memberikan kesempatan pada
kelompok lain untuk menanggapinya;
f. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi;
g. Guru memberikan tes tertulis secara individu di akhir siklus;
h. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 60 dan rata-rata nilai yang kurang
dari ketentuan minimal, maka dilakukan perbaikan.
3. Pengamatan/Pengumpulan Data
Dalam pengamatan penelitian tindakan kelas ini peneliti bekerja sama
dengan guru (teman sejawat) yaitu seorang guru dari SDS JFK School,
yang bertugas mengamati selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
Hasil pengamatan ini dituangkan dalam catatan lapangan yang telah dipersiapkan.
a. Lembar Pengamatan 1 adalah data skunder (data yang berasal dari selain
subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran.
b. Lembar pengamatan 2 adalah data skunder (data yang berasal dari selain
subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam pelaksanaan
pembelajaran.
25
c. Lembar Pengamatan 3 adalah data primer yang digunakan untuk menilai
aktivitas belajar siswa pada setiap siklus.
4. Refleksi
Refleksi ini merupakan kegiatan dalam menganalisis, memahami dan
membuat kesimpulam berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan.
Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan observasi, serta menentukan
perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar perbaikan
pada siklus berikutnya.
Pada siklus II, pelaksaannya berdasarkan refleksi dari siklus I dan pelaksanaannya
pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap pelaksanaan : perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Namun dalam proses kegiatan pembelajaran siklus II ini
telah banyak ditemukan kelemahan-kelemahan apada siklus I dan di sini diadakan
perbaikan.
SIKLUS III
1. Perencanaan
Guru membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran III (terlampir)
a. Menyusun jadwal mengajar
b. Membuat perangkat pembelajaran
c. Menyusun skenario pembelajaran sesuai dengan materi yang akan
disampaikan
d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam
kegiatan pembelajaran
e. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan
2. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan, yang meliputi :
a. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dan membagi kelompok belajar;
b. Guru memotivasi siswa agar belajar bersama dalam kelompok dan
bertanggung jawab pada kelompoknya;
26
c. Guru menyampaikan materi yang telah ditentukan dan mengefektifkan
diskusi kelompok, bertanya jawab dan demonstrasi;
d. Guru bersama teman sejawat mengamati proses kegiatan diskusi kelompok
yang sedang berlangsung dan guru memberikan bimbingan pada siswa;
e. Setiap kelompok menulis hasil kerja kelompoknya di papan tulis, diwakili
oleh salah satu siswa dari kelompoknya dan memberikan kesempatan pada
kelompok lain untuk menanggapinya;
f. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi;
g. Guru memberikan tes tertulis secara individu di akhir siklus;
h. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 60 dan rata-rata nilai yang kurang
dari ketentuan minimal, maka dilakukan perbaikan.
3. Pengamatan/Pengumpulan Data
Dalam pengamatan penelitian tindakan kelas ini peneliti bekerja sama
dengan guru (teman sejawat) yaitu seorang guru dari SDS JFK School,
yang bertugas mengamati selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
Hasil pengamatan ini dituangkan dalam catatan lapangan yang telah dipersiapkan.
a. Lembar Pengamatan 1 adalah data skunder (data yang berasal dari selain
subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran.
b. Lembar pengamatan 2 adalah data skunder (data yang berasal dari selain
subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam pelaksanaan
pembelajaran.
c. Lembar Pengamatan 3 adalah data primer yang digunakan untuk menilai
aktivitas belajar siswa pada setiap siklus.
4. Refleksi
Refleksi ini merupakan kegiatan dalam menganalisis, memahami dan
membuat kesimpulam berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan.
Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan observasi, serta menentukan
perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar perbaikan
pada siklus berikutnya.
27
Pada siklus II, pelaksaannya berdasarkan refleksi dari siklus I dan pelaksanaannya
pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap pelaksanaan : perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Namun dalam proses kegiatan pembelajaran siklus II ini
telah banyak ditemukan kelemahan-kelemahan apada siklus I dan di sini diadalan
perbaikan.
Pada siklus III, pelaksaannya berdasarkan refleksi dari siklus II dan
pelaksanaannya pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap pelaksanaan :
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Namun dalam proses
kegiatan pembelajaran siklus III ini telah banyak dilakukan penyempurnaan-
penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan pada siklus II. Jadi pada silkus ini
merupakan siklus pamungkas dalan perbaikan.
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa
Kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui pendekatan
pembelajaran Keterampilan Proses pada siswa kelas IV semester I SDS JFK
School Kecamatan Cikupa yang berjumlah 27 siswa, selalu diamati di setiap
pertemuan pada masing-masing siklus. Secara lengkap data kreativitas belajar
siswa dari siklus I sampai III adalah :
Tabel 4. Daftar Nilai Siswa Pra Siklus dan Siklus I
NO. NAMA SISWAData Nilai
Pra Siklus Siklus I
1 Basuki 80 80
2 Ahmad fatoni 40 40
3 Andian 50 60
4 Doni S. 50 50
5 Denni Firmanto 60 60
6 Ferdi 45 45
7 Sumita 70 65
8 Bagus susi;o 55 55
9 Tri Widodo 65 65
10 Saiful anam 70 70
11 Firmansyah 40 40
12 Aji Supardi 55 55
13 Dian Saputa 60 55
14 Bayu Saputram 40 45
15 Khairul Anam 50 50
16 Aristantiningsih 65 65
29
17 Puji Lestari 55 55
18 Fauziah 60 60
19 Anikmah 70 70
20 Rosidah 75 75
21 Evi Rianti 40 40
22 Tiara Mukti 50 50
23 Ernawati 70 70
24 Susi Susanti 55 55
25 Sumiati 40 50
26 Sindi auliah 45 45
27 Anis Safitri 50 50
Jumlah 1505 1520
Rata-rata 55,74 56,29
Perbandingan hasil nilai siswa dari Pra Siklus dan Siklus I dapat dilihat
pada grafik berikut :
Grafik 1. Nilai Siswa Pra Sikus dan Siklus I
30
Berdasarkan hasil analisis tes terakhir pada siklus I diperoleh data, dari
jumlah kelas 4 sebanyak 27 siswa dengan perolehan nilai di bawah 60 sebanyak
16 siswa (59 %), perolehan nilai 60 sebanyak 3 siswa (11 %) dan perolehan nilai
diatas 60 sebanyak 8 siswa (30 %).
Data tabel perbandingan prosentasi perolehan nilai Pra siklus dan siklus I sebagai
berikut :
Tabel 5 : Prosentase Kreativitas Siswa pada Mata Pelajaran IPA
No Nilai Pra Siklus Siklus I Keterangan
Jumlah
siswa
Kreatif
Prosentase
siswa Kreatif
(%)
Jumlah
siswa
Kreatif
Prosentase
siswa Kreatif
(%)
1 40 5 19% 3 11% Tidak Tuntas
2 45 2 7% 3 11% Tidak Tuntas
3 50 6 22% 5 19% Tidak Tuntas
4 55 4 15% 5 19% Tidak Tuntas
5 60 3 11% 3 11% Tuntas
6 65 2 7% 3 11% Tuntas
7 70 3 11% 3 11% Tuntas
8 75 1 4% 1 4% Tuntas
9 80 1 4% 1 4% Tuntas
10 85 0 0 0 0 -
Jumlah 27 100% 27 100%
31
Dengan data tabel perbandingan prosentase nilai pra siklus dan siklus I
tersebut dapat dilihat hampir separuh jumlah siswa masih mengalami kesulitan
dalam memahami dan mengenal alat indera manusia (Bagian, cara kerja dan
kepekaan terhadap rangsang alat indera. Sehingga dapat digambarkan seperti
pada grafik berikut ini :
Grafik 2. Prosentase Perbandingan Nilai Siswa Pra Sikus dan Siklus I
Berdasarkan hasil grafik perbandingan nilai perolehan siswa dapat
diketahui bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa setelah diadakan
pelaksanaan perbaikan I (Siklus I). Tetapi masih banyak siswa yang belum dapat
memahami dan mengenal alat indera manusia (Bagian, cara kerja dan kepekaan
terhadap rangsang alat indera.
Siklus II
32
Data peningkatan hasil tes belajar IPA dari Pra siklus, Siklus I dan Siklus
II dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 6. Daftar Nilai Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
NO. NAMA SISWAData Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Basuki 80 80 80
2 Ahmad fatoni 40 40 50
3 Andian 50 60 60
4 Doni S. 50 50 50
5 Denni Firmanto 60 60 65
6 Ferdi 45 45 55
7 Sumita 70 65 65
8 Bagus susi;o 55 55 55
9 Tri Widodo 65 65 70
10 Saiful anam 70 70 70
11 Firmansyah 40 40 60
12 Aji Supardi 55 55 65
13 Dian Saputa 60 55 55
14 Bayu Saputram 40 45 50
15 Khairul Anam 50 50 55
16 Aristantiningsih 65 65 65
17 Puji Lestari ‘ 55 55 55
18 Fauziah 60 60 60
19 Anikmah 70 70 70
20 Rosidah 75 75 75
21 Evi Rianti 40 40 65
22 Tiara Mukti 50 50 50
23 Ernawati 70 70 75
24 Susi Susanti 55 55 50
25 Sumiati 40 50 60
33
26 Sindi auliah 45 45 65
27 Anis Safitri 50 50 60
Jumlah 1505 1520 1655
Rata-rata 55,74 56,29 61,29
Adapun perbandingan hasil nilai siswa dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus
II dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 3. Perolehan Nilai Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil analisis tes terakhir pada siklus II diperoleh data, dari
jumlah kelas 4 sebanyak 27 siswa dengan perolehan nilai di bawah 60 sebanyak 3
siswa (11 %), perolehan nilai 60 sebanyak 11 siswa (41 %) dan perolehan nilai
diatas 60 sebanyak 13 siswa (48 %).
Data tabel perbandingan prosentasi perolehan nilai Pra siklus dan siklus
II sebagai berikut :
34
Tabel 7 : Prosentase Kreativitas Siswa pada Mata Pelajaran IPA
No Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
KeteranganJml
siswa
Kreatif
(%) Jml
siswa
Kreatif
(%) Jml
siswa
Kreatif
(%)
1 40 5 19% 3 11% 0 0 Tidak Tuntas
2 45 2 7% 3 11% 0 0 Tidak Tuntas
3 50 6 22% 5 19% 5 19% Tidak Tuntas
4 55 4 15% 5 19% 5 19% Tidak Tuntas
5 60 3 11% 3 11% 5 19% Tuntas
6 65 2 7% 3 11% 6 22% Tuntas
7 70 3 11% 3 11% 3 11% Tuntas
8 75 1 4% 1 4% 2 7% Tuntas
9 80 1 4% 1 4% 1 4% Tuntas
10 85 0 0 0 0 0 0 -
Jumlah 27 100% 27 100% 27 100%
Dari data tabel perbandingan prosentase nilai pra siklus, siklus I dan siklus
II tersebut dapat diketahui masih adanya siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami dan mengerti mengenai alat indera manusia dan fungsinya yaitu
sekitar 14 siswa (30%). Hal ini menunjukkan masih adanya kelemahan dan
kekurangan guru, dalam hal ini perlunya penekanan dalam hal latihan-latihan soal
yang akan menambah pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai struktur dan
fungsi kerangka manusia.
35
Prosentase perbandingan nilai siswa yang mengalami peningkatan dalam
hal pemahaman siswa mengenai materi IPA dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 4. Prosentase Nilai Siswa Pra Siklus,Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil grafik perbandingan nilai perolehan siswa dapat
diketahui terjadi peningkatan pemahaman siswa setelah diadakan pelaksanaan
perbaikan I (Siklus I) dan siklus II. Tetapi belum dapat memahami mengenai
materi dan mengenal alat indera manusia (Bagian, cara kerja dan kepekaan
terhadap rangsang alat indera yaitu sekitar 30 % dari jumlah 27 siswa.
Siklus III
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran pada siklus III ini, guru
mengharapkan dapat meminimalisir atau menekan jumlah siswa yang masih
belum dapat memahami konteks materi IPA yaitu struktur dan fungsi kerangka
pada manusia melalui metode pembelajaran, alat peraga, serta penguasaan materi
oleh guru dibantu dengan teman sejawat.
Data peningkatan hasil tes belajar IPA dari Pra siklus, Siklus I, Siklus II
dan Siklus III dapat dilihat pada tabel berikut ini :
36
Tabel 8. Daftar Nilai Siswa Pra Siklus, Siklus I , Siklus II dan Siklus III
NO. NAMA SISWAData Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
1 Basuki 80 80 80 90
2 Ahmad fatoni 40 40 50 60
3 Andian 50 60 60 70
4 Doni S. 50 50 50 65
5 Denni Firmanto 60 60 65 75
6 Ferdi 45 45 55 60
7 Sumita 70 65 65 70
8 Bagus susi;o 55 55 55 65
9 Tri Widodo 65 65 70 80
10 Saiful anam 70 70 70 80
11 Firmansyah 40 40 60 65
12 Aji Supardi 55 55 65 70
13 Dian Saputa 60 55 55 80
14 Bayu Saputram 40 45 50 75
15 Khairul Anam 50 50 55 65
16 Aristantiningsih 65 65 65 75
17 Puji Lestari ‘ 55 55 55 60
18 Fauziah 60 60 60 70
19 Anikmah 70 70 70 80
20 Rosidah 75 75 75 75
21 Evi Rianti 40 40 65 60
22 Tiara Mukti 50 50 50 65
23 Ernawati 70 70 75 90
24 Susi Susanti 55 55 50 65
25 Sumiati 40 50 60 80
26 Sindi auliah 45 45 65 80
37
27 Anis Safitri 50 50 60 70
Jumlah 1500 1520 1640 1655
Rata-rata 55,55 56,29 60,74 72,20
Data hasil perolehan nilai siswa pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
samapai dengan siklus III ini, menunjukkan adanya peningkatan pemahaman
siswa. dapat meningkatkan pemahaman anak terhadap materi pembelajaran.
terbukti jumlah siswa yang mencapai nilai tuntas meningkat yaitu anak yang
mendapat nilai tuntas mencapai 96,66% .
Adapun perolehan hasil nilai siswa dari Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan
Siklus III dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 5. Perolehan Nilai Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil analisis tes terakhir pada siklus III diperoleh data,
Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui pendekatan
pembelajaran Keterampilan Proses pada siswa kelas IV semester I SDS JFK
School Kecamatan Cikupa dapat dilihat dari hasil ulangan yang dilaksanakan
dalam pembelajaran dari jumlah kelas 4 sebanyak 27 siswa dengan perolehan nilai
38
60 sebanyak 4 siswa (15 %), perolehan nilai 70 sebanyak 6 siswa (22 %) dan
perolehan nilai diatas 75 sebanyak 17 siswa (63 %).
Data tabel perbandingan prosentasi perolehan nilai Pra siklus, siklus I, Siklus II
dan siklus III sebagai berikut :
Tabel 9 : Prosentase Kreativitas Siswa pada Mata Pelajaran IPA
No Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
KeteranganJml
siswa%
Jml
siswa%
Jml
siswa%
Jml
siswa%
1 40 5 19% 3 11% 0 0 0 0 Tidak Tuntas
2 45 2 7% 3 11% 0 0 0 0 Tidak Tuntas
3 50 6 22% 5 19% 5 19% 0 0 Tidak Tuntas
4 55 4 15% 5 19% 5 19% 0 0 Tidak Tuntas
5 60 3 11% 3 11% 5 19% 4 15% Tuntas
6 65 2 7% 3 11% 6 22% 6 22% Tuntas
7 70 3 11% 3 11% 3 11% 5 19% Tuntas
8 75 1 4% 1 4% 2 7% 4 15% Tuntas
9 80 1 4% 1 4% 1 4% 6 22% Tuntas
39
10 85 0 0 0 0 0 0 0 0 Tuntas
11 90 2 7% Tuntas
Jumlah 27 100% 27 100% 27 100% 27 100%
Dari data tabel perbandingan prosentase nilai pra siklus, siklus I, siklus II
dan siklus III tersebut dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA melalui pendekatan pembelajaran Keterampilan Proses pada siswa
kelas IV semester I SDS JFK School Kecamatan Cikupa menunjukkan bahwa
peningkatan pemahaman siswa sangat signifikan setelah pelaksanaan perbaikan
pada siklus III.
Prosentase perbandingan nilai siswa yang mengalami peningkatan dalam
hal pemahaman siswa mengenai materi IPA dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 6 : Prosentase Nilai Pra Siklus, Siklus I, II dan Siklus III.
Berdasarkan hasil analisis tes terakhir pada siklus III diperoleh data,
Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui pendekatan
40
pembelajaran Keterampilan Proses pada siswa kelas IV semester I SDS JFK
School Kecamatan Cikupa dapat dilihat dari hasil ulangan yang dilaksanakan
dalam pembelajaran IPA, menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman siswa
sangat signifikan setelah pelaksanaan perbaikan pada siklus III, yaitu siswa yang
mendapat nilai 60 sebanyak 4 siswa (15%), dan sebanyak 23 siswa (96%) sudah
tuntas serta memahami mengenai materi.
B. Pembahasan
Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran sebanyak 3 siklus dengan
dibantu teman sejawat sebagai observasi, hasil tes akhir pada siklus ketiga
menunjukan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA
tentang struktur dan fungsi kerangka tubuh manusia. siswa yang mendapat nilai
60 sebanyak 4 siswa (15%), dan sebanyak 23 siswa (96%) sudah tuntas serta
memahami mengenai materi.
Data peningkatan hasil tes pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10. Daftar Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
NO. NAMA SISWAData Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
1 Basuki 80 80 80 90
2 Ahmad fatoni 40 40 50 60
3 Andian 50 60 60 70
4 Doni S. 50 50 50 65
5 Denni Firmanto 60 60 65 75
6 Ferdi 45 45 55 60
7 Sumita 70 65 65 70
41
8 Bagus susi;o 55 55 55 65
9 Tri Widodo 65 65 70 80
10 Saiful anam 70 70 70 80
11 Firmansyah 40 40 60 65
12 Aji Supardi 55 55 65 70
13 Dian Saputa 60 55 55 80
14 Bayu Saputram 40 45 50 75
15 Khairul Anam 50 50 55 65
16 Aristantiningsih 65 65 65 75
17 Puji Lestari ‘ 55 55 55 60
18 Fauziah 60 60 60 70
19 Anikmah 70 70 70 80
20 Rosidah 75 75 75 75
21 Evi Rianti 40 40 65 60
22 Tiara Mukti 50 50 50 65
23 Ernawati 70 70 75 90
24 Susi Susanti 55 55 50 65
25 Sumiati 40 50 60 80
26 Sindi auliah 45 45 65 80
27 Anis Safitri 50 50 60 70
Jumlah 1500 1520 1640 1655
Rata-rata 55,55 56,29 60,74 72,20
Dengan mengamati data tabel diatas dapat dikatakan telah terjadi
peningkatan nilai tes formatif. Hal ini menunjukan tingkat penguasaan terhadap
materi semakin tinggi.
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran IPA, dapat dituangkan dalam
bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 11. Prosentase Siswa Tuntas dan Tidak Tuntas
42
No WaktuTuntas Tidak Tuntas
Jumlah % Jumlah %
1 Pra siklus 10 37% 16 63%
2 Siklus I 11 41% 15 59%
3 Siklus II 17 63% 20 37%
4 Siklus III 27 100% 0 0
Tabel tersebut menunjukkan bahwa :
a. Dari segi kualitas nampak adanya peningkatan yang signifikan, yaitu nilai
rata-rata yang diperoleh siswa sebelum dilakukan perbaikan sebesar 56,29.
Tetapi setelah dilakukan perbaikan nilai rata-rata siswa meningkat sebesar
72,20.
b. Dari segi kuantitas pun terjadi peningkatan, yaitu sebelum dilakukan
perbaikan siswa yang mendapatkan nilai diatas 60 hanya 11 siswa atau 30%
dari jumlah siswa. Tetapi setelah dilakukan perbaikan siswa yang tuntas atau
nilai diatas 60 sebanyak 23 siswa atau 96% dari 27 siswa.
Faktor yang mempengaruhi siswa mengalami peningkatan perolehan dan
penguasaan penggunaan materi pelajaran yaitu telah dilaksanakannya perbaikan
pembelajaran sebanyak 3 siklus melalui pendekatan pembelajaran Keterampilan
Proses pada siswa dan metode yang bervariasi.
Tabel Nilai IPA Per Siklus yang mendapat nilai diatas 60 (Tuntas) adalah
sebagai berikut :
Tabel 12. Prosentase Nilai Tuntas Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Jumlah
Siswa%
Jumlah
Siswa%
Jumlah
Siswa%
Jumlah
Siswa%
43
18 39% 26 57% 32 70% 43 93%
Hasil peningkatan yang signifikan pada pelajaran IPA dalam setiap siklus
dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Siklus I
Pelaksanaan siklus I mata pelajaran IPA pada hari Senin tanggal 17
September 2012 diikuti oleh 27 siswa kelas IV yang terdiri dari 15 laki-laki dan
11 anak perempuan. Pertemuan ini berlangsung selama 1 x pertemuan (2 x 35
menit).
Mengawali pertemuan ini guru melakukan apersepsi yaitu dengan mengadakan tes
awal yang tujuannya untuk menjajagi kesiapan siswa dan menentukan kelompok
belajarnya. Dengan terbentuknya kelompok di kelas, guru memotivasi siswa
dengan bercerita tentang hubungan antara panca indra manusia dengan fungsinya
44
dan dilanjutkan dengan belajar berkelompok dan diskusi kelas melakukan
pengujian terhadap kemampuan melihat dengan melakukan kegiatan yang
disiapkan. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi. Pada akhir
proses pembelajaran guru mengadakan evaluasi untuk melihat keberhasilan pada
siklus I ini.
a. Hasil Observasi Kreativitas Siswa
Setiap pertemuan siklus I, selalu dilakukan pengamatan terhadap kreativitas siswa
dalam proses pembelajaran oleh seorang pengamat yaitu teman sejawat. Pada
siklus I ini kreativitas siswa dalam belajar tercatat 34,10 % dengan melihat hasil
pada siklus I ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa masih sangat rendah.
b. Hasil Belajar Siswa
Data dari tes akhir pada siklus I menunjukkan bahwa siswa memperoleh nilai 65
ke atas pada mata pelajaran IPA sebanyak 10 siswa dari jumlah siswa 27 siswa
atau 34,10 %. Ini berarti kriteria pada siklus I ini belum memenuhi target bahkan
masih jauh dari yang diharapkan, yaitu siswa yang mendapat nilai 65 keatas
sebesar 85 % atau lebih.
c. Refleksi
Pada akhir siklus I diperoleh hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria
keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan guru teman sejawat
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dari keseluruhan yang diamati
yaitu:
a. Guru belum optimal dalam memotivasi siswa untuk belajar;
b. Guru kurang tegas dalam pembagian kelompok belajar;
c. Guru kurang memperhatikan pemahaman pada siswa tentang pentingnya
kerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah.
d. Guru kurang teliti dalam mengamati keseriusan siswa mengamati suatu
objek yang ditentukan.
e. Guru belum optimal dalam menanamkan prinsip cara mengobservasi dan
menginferensi sebuah objekdan cara menyimpulkan.
Pembelajaran yang kurang memuaskan hasilnya itu juga disebabkan oleh
siswa itu sendiri, yaitu:
45
1. Sebagian siswa belum memahami hakikat dari pembelajaran yang diikuti;
2. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa banyak yang ribut dan tidak
memperhatikan penjelasan guru;
3. Siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok, tanya jawab, maupun kegiatan
pengamatan terhadap objek yang seharusnya dilakukan siswa.
Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan yang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa, yakni pada siklus II.
2. Siklus II
Pelaksanaan siklus II mata pelajaran IPA dimulai hari Kamis tanggal 24
September 2012 diikuti oleh 27 siswa kelas IV yang terdiri dari 15 laki-laki dan
12 anak perempuan. Pertemuan ini berlangsung selama 2 x 35 menit. Mengawali
pertemuan ini guru melakukan apersepsi yaitu dengan mengadakan tes awal yang
tujuannya untuk menjajagi kesiapan siswa dan menentukan kelompok belajarnya.
Dengan terbentuknya kelompok belajar di kelas, guru memotivasi siswa dengan
bercerita tentang hubungan antara panca indra manusia dengan fungsinya dan
dilanjutkan dengan belajar berkelompok dan diskusi kelas melakukan pengujian
terhadap kemampuan melihat dengan melakukan kegiatan yang disiapkan.
Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi. Pada akhir proses
pembelajaran guru mengadakan evaluasi untuk melihat keberhasilan pada siklus II
ini yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
a. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Berdasarkan komentar guru teman sejawat yang mendampingi bahwa pada siklus
II ini sudah ada peningkatan yang cukup baik. Pengamatan terhadap aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran oleh teman sejawat dapat dijadikan
pertimbangan dalam merefleksi diri. Pada siklus II ini kreativitas siswa dalam
belajar tercatat 37,33 % hal ini menunjukkan bahwa kreatifitas belajar siswa
sudah ada kemajuan dan memperoleh hasil yang cukup, walaupun belum tuntas.
b. Hasil Belajar Siswa
46
Data dari tes akhir pada siklus II menunjukkan bahwa siswa memperoleh nilai 65
ke atas pada mata pelajaran sebanyak 10 siswa dari 27 siswa atau 37,33%. Ini
berarti kriteria pada siklus II ini sudah mengalami kemajuan walaupun masih
harus dan bisa ditingkatkan lagi sesuai
dengan yang diharapkan, yaitu siswa yang mendapat nilai 65 keatas sebesar 85 %
atau lebih.
c. Refleksi
Pada akhir siklus II diperoleh hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria
keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan guru teman sejawat
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dari keseluruhan yang diamati
yaitu:
1. Guru belum optimal dalam memotivasi siswa untuk belajar;
2. Guru kurang tegas dalam pembagian kelompok belajar;
3. Guru kurang memperhatikan pemahaman pada siswa tentang pentingnya
kerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah.
4. Guru kurang teliti dalam mengamati keseriusan siswa mengamati suatu
objek yang ditentukan.
5. Guru belum optimal dalam menanamkan prinsip cara mengobservasi dan
menginferensi sebuah objekdan cara menyimpulkan.
Pembelajaran yang kurang memuaskan hasilnya itu juga disebabkan oleh siswa itu
sendiri, yaitu :
a. Sebagian siswa belum memahami hakikat dari pembelajaran yang diikuti;
b. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa banyak yang ribut dan tidak
memperhatikan penjelasan guru;
c. Siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok, tanya jawab, maupun
kegiatan pengamatan terhadap objek yang seharusnya dilakukan siswa.
Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan lagi yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, yakni pada siklus III.
3. Siklus III
47
Pelaksanaan siklus III mata pelajaran IPA dilaksanakan pada hari Jumat
tanggal 28 September 2012 diikuti oleh 27 siswa kelas IV yang terdiri dari 15
laki-laki dan 12 anak perempuan. Pertemuan ini berlangsung selama 2 x 35 menit.
Mengawali pertemuan ini guru melakukan apersepsi yaitu dengan mengadakan tes
awal yang tujuannya untuk menjajagi kesiapan siswa dan menentukan kelompok
belajarnya. Dengan terbentuknya kelompok belajar di kelas, guru memotivasi
siswa dengan bercerita tentang hubungan antara panca indra manusia dengan
fungsinya dan dilanjutkan dengan belajar berkelompok dan diskusi kelas
melakukan pengujian terhadap kemampuan melihat dengan melakukan kegiatan
yang disiapkan. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi. Pada akhir
proses pembelajaran guru mengadakan evaluasi untuk melihat keberhasilan pada
siklus II ini.
a. Hasil Observasi Kreativitas Siswa
Berdasarkan komentar guru teman sejawat yang mendampingi bahwa pada siklus
III ini sudah ada peningkatan yang sangat baik. Pengamatan terhadap kreativitas
siswa dalam proses pembelajaran oleh teman sejawat dapat dijadikan
pertimbangan dalam merefleksi diri. Pada siklus III ini kreatifitas siswa dalam
belajar tercatat 96, 66% hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa sudah
ada kemajuan dan memperoleh hasil yang sanagt signifikan, yaitu telah tuntas
mencapai target yang ditentukan.
b. Hasil Belajar Siswa
Data dari tes akhir pada siklus III menunjukkan bahwa siswa memperoleh nilai 65
ke atas pada mata pelajaran IPA sebanyak 26 siswa atau 96,66 %.
Ini berarti kriteria pada siklus III ini baik mata pelajaran IPA sudah banyak
mengalami kemajuan dan sudah memenuhi target yang diharapkan, yaitu siswa
yang
mendapat nilai 65 keatas sebesar 85 % atau lebih, dan hasil yang diperolehnya
telah sesuai dengan target yang diharapkan.
c. Refleksi
48
Pada akhir siklus III diperoleh hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria
keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan guru teman sejawat
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
Pengelolaan pembelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran Keterampilan
proses pada siklus III sudah lebih baik dari siklus II, dan terjadi peningkatan
hasil belajar siswa yakni sudah memenuhi apa yang diharapkan, karena terbukti
hasil yang dicapai siswa pada mata pelajaran IPA dengan nilai lebih dari 65
sebanyak 26 siswa dari jumlah siswa keseluruhan yaitu 27 anak atau mencapai
96,66 %.
Hal ini menunjukkan bahwa peranan guru dalam proses pembelajaran bukan
hanya sebagai pengajar, tetapi lebih ditekankan sebagai fasilitator. Guru
memfasilitasi siswa untuk berhasil dengan memberikan motivasi, dorongan dan
pendampingan dalam kegiatan pembelajaran.
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian PTK yang dilakukan melalui 3 siklus maka
dapat disimpulkan bahwa kreativitas dan prestasi siswa pada mata pelajaran IPA
dapat ditingkatkan melalui pengembangan keterampilan yang dimiliki oleh siswa
kelas IV. Sisawa diberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilann yang
terdapat dalam dirinya masing-masing sehingga perkembangan psikomotornya
dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi siswa kelas IV dalam bidang
pelajaran IPA.
Hal ini ditunjukkan oleh hasil observasi kreativitas dan hasil belajar siswa
pada penelitian tindakan kelas ini, yaitu :
Tabel 13 : Prosentase Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA
SiklusProsentase
Kreativitas
Hasil Belajar Siswa
Jumlah Nilai Rata-rata
Pra Siklus 30,22 % 1500 55,55
50
I 34,10 % 1520 56,29
II 37,33 % 1640 60,74
III 96,66% 1655 72,20
Tabel 14 : Peningkatan Prosentase Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran IPA
SiklusPeningkatan Krea-
tivitas Siswa (%)
Peningkatan Hasil
Belajar Siswa
Pra Siklus ke Siklus I 21,50% 5,56
Siklus I ke Siklus II 23,50% 2,4
Siklus II ke Siklus III 55,00% 11,86
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar meningkat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka disarankan bahwa
dengan menggunakan pendekatan pebelajaran konstruktivisme dapat menjadi
salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah guna
51
meningkatkan hasil belajar siswa. Serta hendaknya guru selalu dapat
mengembangkan metode pembelajaran yang menarik dan kreatif yang banyak
melibatkan siswa sebagai upaya pengekspresian dari diri siswa. Dan seyoyanya
guru lebih dapat mamainkan peran guru sebagai motivator dan fasilitato.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini, Penelitian Tindakan Kelas, PT Bumi Aksara, Jakarta
Bahri Djamhari Syaiful, 2002, Psikologi Belajar, PT Asdi Mahasatya, Jakarta
Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta, Jaklarta
Hamalik Oemar, 1990, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Tarsito
Bandung
Mikarsa Hera Lestari, dkk., 2007, Pendidikan Anak di SD, Universitas Terbuka
Slameto, 1995, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, PT Rineka Cipta, Jakarta
52
Sardiman, Am, 2006, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali, Jakarta
Sugiono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfa Beta, Bandung
Sutarno Nono, 2007, Materi dan Pembelajaran IPA SD, Universitas Terbuka
The Liang Gie, 1981, Proses Belajar Mengajar, Tarsito Bandung
Widodo, dkk. 2004, Alamku Sains 5 Untuk SD Kelas V, PT Bumi Aksara, Jakarta
Wilis Dahar Ratna, 1989, Teori-teori Belajar, PT Gelora Aksara Pratama
Winataputra Udin S., 2005, Strategi Belajar Mengajar, Universitas Terbuka
53
54
55
56