Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM TRANEKSAMATDENGAN AGEN PENDERIVAT O-FTALALDEHID SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Natalia Windari Rahardjo
NIM : 088114052
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2012
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM TRANEKSAMATDENGAN AGEN PENDERIVAT O-FTALALDEHID SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Natalia Windari Rahardjo
NIM : 088114052
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2012
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM TRANEKSAMATDENGAN AGEN PENDERIVAT O-FTALALDEHID SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Natalia Windari Rahardjo
NIM : 088114052
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM TRANEKSAMATDENGAN AGEN PENDERIVAT O-FTALALDEHID SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Natalia Windari Rahardjo
NIM : 088114052
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2012
i
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM TRANEKSAMATDENGAN AGEN PENDERIVAT O-FTALALDEHID SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Natalia Windari Rahardjo
NIM : 088114052
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2012
i
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM TRANEKSAMATDENGAN AGEN PENDERIVAT O-FTALALDEHID SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Natalia Windari Rahardjo
NIM : 088114052
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Persetujuan Pembimbing
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM TRANEKSAMATDENGAN AGEN PENDERIVAT O-FTALALDEHID SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
Skripsi yang diajukan oleh:
Natalia Windari Rahardjo
NIM : 088114052
telah disetujui oleh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Trust in the LORD; and do good; so shalt thou dwell in theland, and verily thou shalt be fed. (Psalm 37:3)
We learn wisdom from failure much more than success. We often
discover what we will do, by finding out what we will not do.
Samuel Smiles
Karya ini kupersembahkan untuk:
Papa, Mama, Adikku atas doa, perhatian dan semangat yang
diberikan padaku.
Om Kiong Bing dan keluarganya yang telah banyak membantuku
dalam penyelesaian studi ini.
Penolong dan penyemangatku Franky
Almamaterku Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yogyakarta, Februari 2012
Penulis
Natalia Windari Rahardjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas SanataDharma:
Nama : Natalia Windari Rahardjo
Nomor mahasiswa : 088114052
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM TRANEKSAMATDENGAN AGEN PENDERIVAT O-FTALALDEHID SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalandata, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasiknnya di Internet ataumedia lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari sayamaupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama sayasebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 3 April 2012
Yang menyatakan
(Natalia Windari Rahardjo)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala anugerah dan penyertaan-Nya kepada penulis selama menyelesaikan
penelitian dan penyusunan naskah skripsi ini.
Skripsi berjudul “Validasi Metode Penetapan Kadar Asam Traneksamat
dengan Agen Penderivat O-Ftaladehid secara Spektrofotometri Ultraviolet” ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Keberhasilan dalam penulisan skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan berbagai pihak yang telah memberikan saran, kritik, dan dukungan
kepada penulis, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada:
1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Prof. Dr. Sudibyo Martono, M.S., Apt. selaku dosen pembimbing yang
dengan penuh kesabaran memberikan pengarahan, masukan, dukungan,
kritik dan saran baik selama penelitian maupun penyusunan skripsi ini.
3. Jeffry Julianus, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan, kritik dan saran yang bermanfaat untuk skripsi ini.
4. Prof. Dr. Sri Noegrohati, Apt. selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan, kritik dan saran yang bermanfaat untuk skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Lucia Wiwid Wijayanti M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan semangat, masukan dan dukungan yang bermanfaat
kepada penulis dalam menjalankan studi di Fakultas Farmasi USD.
6. Christine Patramurti, M.Si., Apt. selaku dosen yang telah banyak
memberikan kritik, saran dan dukungan yang bermanfaat dalam
penyusunan skripsi ini.
7. PT. Ifars-Solo yang telah bersedia memberikan baku asam traneksamat
yang berguna dalam skripsi.
8. Anggun Aji Mukti, Fitriana Susanti dan Agnes Anania yang telah banyak
memberikan bantuan baik reagen o-ftalaldehid, diskusi, maupun
semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Segenap dosen dan karyawan atas ilmu dan pengalaman yang berharga
sehingga berguna dalam proses penyusunanan skripsi ini.
10. Pak Parlan dan Mas Bimo selaku laboran Laboratorium Kimia Organik
dan Laboratorium Kimia Analisis Instrumental, Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas bantuan dan kerjasamanya
selama penelitian.
11. Pak Bambang dan Mas Devi selaku laboran Laboratorium Analisis
Makanan, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang
telah banyak membantu selama proses penelitian di laboratorium.
12. Papa, Mama dan Novi, yang tak pernah bosan memberikan semangat,
doa, dan dukungan sampai akhirnya skripsi ini selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
13. Om Kiong Bing dan keluarganya. Terimakasih atas segala bantuan yang
telah diberikan kepada penulis sehingga studi ini dapat selesai.
14. Teman seperjuanganku, Franky Limawan. Terima kasih atas
kebersamaan, kekompakan, semangat, pengalaman baik maupun buruk
selama melakukan penelitian ini. Semoga pengalaman berharga yang
telah kita lewati dapat berguna bagi masa depan kita kelak.
15. Yanuar, Jefta, Pius, Yuni, Elisa, Melisa, Usi, Satya, Edward, Widi dan
Cynthia. Terimakasih atas semua bantuan dan semangat yang diberikan
sehingga skripsi ini dapat selesai.
16. Teman-teman kosku Mba Icha, Bobo, Novia, Feny, Dewi, Elen, Novi,
Felis, Puji dan Anin yang selalu memberikan semangat dalam
penyelesaian skripsi ini.
17. Teman-teman FST A dan B 2008, terimakasih atas kebersamaan yang
telah kita lalui di fakultas farmasi ini. Semoga kebersamaan ini dapat
terus berlanjut.
18. Semua pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembacanya.
Yogyakarta, Februari 2012
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...........................................................................................v
PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...........................................................................vi
PRAKATA........................................................................................................................................vii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................x
DAFTAR TABEL.............................................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................................xvii
INTISARI..........................................................................................................................................xx
ABSTRACT........................................................................................................................................xxi
BAB I PENGANTAR .....................................................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................................................1
1. Perumusan masalah..................................................................................................................4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2. Keaslian Penelitian...................................................................................................................5
3. Manfaat Penelitian ...................................................................................................................5
B. Tujuan Penelitian..........................................................................................................................6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................................................7
A. Asam Traneksamat.......................................................................................................................7
B. O-Ftalaldehid (OPA) ....................................................................................................................8
C. Derivatisasi ...................................................................................................................................10
D. Spektrofotometri UV....................................................................................................................13
E. Teknik Perhitungan Kuantitatif ....................................................................................................18
F. Kesalahan dalan Analisis ..............................................................................................................19
G. Validasi Metode Analisis .............................................................................................................21
1. Spesifisitas ...............................................................................................................................22
2. Linieritas ..................................................................................................................................23
3. Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ)..................................................................23
4. Ketepatan (accuracy) ...............................................................................................................24
5. Ketelitian (precision) ...............................................................................................................24
H. Landasan Teori .............................................................................................................................25
I. Hipotesis ........................................................................................................................................27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................................................29
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................................................................29
B. Variabel Penelitian .......................................................................................................................29
C. Definisi Operasional .....................................................................................................................30
D. Bahan............................................................................................................................................30
E. Alat ...............................................................................................................................................31
F. Tata Cara Penelitian......................................................................................................................31
1. Pembuatan Dapar Borat pH 8 ..................................................................................................31
2. Pembuatan Larutan OPA..........................................................................................................31
3. Pembuatan Larutan Stok Asam Traneksamat ..........................................................................32
4. Pembuatan Larutan Intermediet Baku Asam Traneksamat......................................................32
5. Pembuatan Larutan Seri Baku dan Kurva Baku Asam Traneksamat ......................................32
6. Recovery Baku .........................................................................................................................33
7. Akurasi dan Presisi Menggunakan Standar Adisi....................................................................33
8. Analisis Hasil ...........................................................................................................................34
9. Penetapan Kadar Asam Traneksamat dalam Sampel Kapsul ..................................................35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................37
A. Pembuatan Larutan.......................................................................................................................37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1. Larutan Asam traneksamat.......................................................................................................37
2. Larutan Dapar Borat.................................................................................................................37
3. Larutan OPA ............................................................................................................................38
4. Larutan Baku Asam traneksamat .............................................................................................41
B. Pembuatan Kurva Baku Asam Traneksamat ................................................................................44
C. Validasi Metode............................................................................................................................47
1. Spesifisitas ...............................................................................................................................47
2. Linieritas ..................................................................................................................................52
3. Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ)..................................................................52
4. Akurasi .....................................................................................................................................56
5. Presisi .......................................................................................................................................58
D. Penetapan Kadar Asam Traneksamat dalam Kapsul....................................................................59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................................64
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................64
B. Saran .............................................................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................65
LAMPIRAN......................................................................................................................................69
BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................................................132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Kategori pengujian parameter validasi ..................................................Error! Bookmark not defined.22
Tabel II. Kriteria penerimaan recovery berdasarkan kadar analit ......................Error! Bookmark not defined.24
Tabel III. Kriteria penerimaan RSD dari ketentuan Horwitz dan dari
ketentuan AOAC Peer Verified Methods (PVM) berdasarkan
kadar analit.................................................................................................Error! Bookmark not defined.25
Tabel IV. Data replikasi kurva baku asam traneksamat ........................................Error! Bookmark not defined.46
Tabel V. Hasil penetapan kadar asam traneksamat dalam sampel batch 1 .......Error! Bookmark not defined.61
Tabel VI. Hasil penetapan kadar asam traneksamat dalam sampel batch 2...... Error! Bookmark not defined.62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur asam traneksamat .................................................................Error! Bookmark not defined.7
Gambar 2. Struktur o-ftalaldehid .........................................................................Error! Bookmark not defined.8
Gambar 3. Reaksi o-ftalaldehid dengan amina primer ........................................Error! Bookmark not defined.9
Gambar 4. Diagram Tingkat Energi Elektronik...................................................Error! Bookmark not defined.14
Gambar 5. Spektrofotometer Single-beam...........................................................Error! Bookmark not defined.17
Gambar 6. Spektrofotometer Double-beam .........................................................Error! Bookmark not defined.17
Gambar 7. Reaksi Cannizzaro pada OPA ............................................................Error! Bookmark not defined.40
Gambar 8. Usulan reaksi fotodegradasi OPA ......................................................Error! Bookmark not defined.41
Gambar 9. Spektra absorbansi OPA dalam dapar borat pH 8..............................Error! Bookmark not defined.42
Gambar 10. Penurunan absorbansi hasil derivatisasi asam traneksamat
dengan OPA .......................................................................................Error! Bookmark not defined.43
Gambar 11. Reaksi antara asam traneksamat dengan OPA dengan adanya
merkaptoetanol menghasilkan senyawa hasil
derivatisasi............... ..........................................................................Error! Bookmark not defined.44
Gambar 12. Gugus kromofor dan auksokrom dari senyawa hasil
derivatisasi .........................................................................................Error! Bookmark not defined.44
Gambar 13. Hubungan antara kadar asam traneksamat dengan absorbansi
hasil derivatnya replikasi I .................................................................Error! Bookmark not defined.47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 14. Spektra hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
setelah 4 menit reaksi .........................................................................Error! Bookmark not defined.48
Gambar 15. Spektra hasil degradasi produk derivatisasi asam
traneksamat dengan OPA setelah 35 menit reaksi .............................Error! Bookmark not defined.49
Gambar 16. Reaksi degradasi produk derivatisasi asam traneksamat
dengan OPA ......................................................................................Error! Bookmark not defined.49
Gambar 17. Spektra hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
setelah 4 menit reaksi dan tingkat overlapping yang terjadi..............Error! Bookmark not defined.50
Gambar 18. Spektra larutan asam traneksamat dalam sampel kapsul
tanpa derivatisasi menggunakan OPA ...............................................Error! Bookmark not defined.51
Gambar 19. Spektra larutan asam traneksamat 30 µg/mL (dari sampel
kapsul) dengan OPA setelah 4 menit reaksi.......................................Error! Bookmark not defined.51
Gambar 20. Kurva baku untuk menghitung LOD dan LOQ replikasi I ................Error! Bookmark not defined.53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Sertifikat analisis asam traneksamat.................................................. Error! Bookmark not defined.70
Lampiran 2. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam
dapar borat pH 8 segera setelah dibuat .............................................. Error! Bookmark not defined.71
Lampiran 3. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam
dapar borat pH 8 setelah 1 jam dibuat ............................................... Error! Bookmark not defined.72
Lampiran 4. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam
dapar borat pH 8 setelah 2 jam dibuat ............................................... Error! Bookmark not defined.73
Lampiran 5. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam
dapar borat pH 8 setelah 3 jam dibuat ..............................................sError! Bookmark not defined.74
Lampiran 6. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam
dapar borat pH 8 setelah 4,5 jam dibuat ............................................ Error! Bookmark not defined.75
Lampiran 7. Hasil scanning panjang gelombang hasil derivatisasi asam
traneksamat dan OPA setelah 4 menit reaksi .................................... Error! Bookmark not defined.76
Lampiran 8. Hasil scanning panjang gelombang hasil degradasi dari
hasil derivatisasi antara asam traneksamat dan OPA setelah
35 menit reaksi................................................................................... Error! Bookmark not defined.77
Lampiran 9. Spektra penurunan absorbansi hasil derivatisasi asam
traneksamat dengan OPA selama 1 jam ............................................ Error! Bookmark not defined.78
Lampiran 10. Contoh perhitungan kadar larutan baku asam traneksamat ............... Error! Bookmark not defined.80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Lampiran 11. Perhitungan persamaan kurva baku asam traneksamat ..................... Error! Bookmark not defined.81
Lampiran 12. Range linieritas kurva baku asam traneksamat.................................. Error! Bookmark not defined.83
Lampiran 13. Pembuatan kurva baku asam traneksamat untuk
menghitung LOD dan LOQ............................................................... Error! Bookmark not defined.87
Lampiran 14. Perhitungan LOD dan LOQ teoritis................................................... Error! Bookmark not defined.90
Lampiran 15. Perhitungan LOD dan LOQ praktis ................................................... Error! Bookmark not defined.92
Lampiran 16. Perhitungan akurasi dan presisi larutan baku asam
traneksamat ........................................................................................ Error! Bookmark not defined.94
Lampiran 17. Spektra larutan asam traneksamat dalam serbuk kapsul
tanpa derivatisasi menggunakan OPA............................................... Error! Bookmark not defined.97
Lampiran 18. Spektra hasil derivatisasi asam traneksamat dari sampel
kapsul................................................................................................. Error! Bookmark not defined.98
Lampiran 19. Penetapan kadar asam traneksamat dalam kapsul batch 1 ................ Error! Bookmark not defined.99
Lampiran 20. Perhitungan akurasi dan presisi larutan baku asam
traneksamat dalam sampel serbuk kapsul batch 1............................. Error! Bookmark not defined.104
Lampiran 21. Penetapan kadar asam traneksamat dalam kapsul batch 2 ................ Error! Bookmark not defined.109
Lampiran 22. Perhitungan akurasi dan presisi larutan baku asam
traneksamat dalam sampel serbuk kapsul batch 2............................. Error! Bookmark not defined.113
Lampiran 23. Penetapan kadar asam traneksamat dalam sampel serbuk
kapsul batch 1.................................................................................... Error! Bookmark not defined.118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Lampiran 24. Penetapan kadar asam traneksamat dalam sampel serbuk
kapsul batch 2.................................................................................... Error! Bookmark not defined.119
Lampiran 25. Perhitungan standar deviasi slope dan intersep dari kurva
baku untuk LOQ dan standar deviasi slope dan intersep
dari kurva adisi pada batch 1............................................................. Error! Bookmark not defined.120
Lampiran 26. Perhitungan standar deviasi slope dan intersep dari kurva
baku untuk LOQ dan standar deviasi slope dan intersep
dari kurva adisi pada batch 2............................................................. Error! Bookmark not defined.124
Lampiran 27. Uji signifikansi slope pada kurva LOQ dengan slope pada
kurva adisi batch 1 dan batch 2 ......................................................... Error! Bookmark not defined.128
Lampiran 28. Uji signifikansi intersep pada kurva LOQ dengan intersep
pada kurva adisi batch 1 dan batch 2 ................................................ Error! Bookmark not defined.130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
INTISARI
Asam traneksamat merupakan senyawa dengan amina primer yang hanyamemiliki gugus kromofor pendek dan tidak memiliki auksokrom, sehingga tidakdapat ditetapkan kadarnya secara langsung menggunakan spektrofotometerultraviolet (UV) ataupun visible (Vis). Untuk dapat menetapkan kadarnya, perludilakukan derivatisasi menggunakan agen penderivat tertentu dan menghasilkansenyawa turunan asam traneksamat yang memiliki kromofor dan auksokrom yangcukup untuk dapat ditetapkan kadarnya menggunakan spektrofotometer UV. Olehkarena itu, dalam penelitian ini dilakukan pengembangan metode spektrofotometriUV dengan derivatisasi menggunakan agen penderivat o-ftalaldehid (OPA) untukmenetapkan kadar asam traneksamat dalam kapsul asam traneksamat®.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancanganpenelitian deskriptif. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan kurva bakumenggunakan regresi linier antara kadar asam traneksamat dengan absorbansihasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA. Untuk menentukan validitasmetode, digunakan parameter spesifisitas, linearitas, batas deteksi, bataskuantitasi, ketepatan, dan ketelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) darikurva baku hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA sebesar 0,9998,rentang nilai recovery-nya sebesar 98,44-101,63%, rentang nilai CV sebesar0,190-1,261%, batas deteksinya 0,227 µg/mL dan batas kuantitasinya 0,758µg/mL pada pengukuran di panjang gelombang 334 nm. Maka dapat disimpulkanbahwa metode ini memiliki validitas yang baik untuk spesifisitas, linearitas, batasdeteksi, batas kuantitasi, ketepatan, dan ketelitiannya.
Kata kunci : asam traneksamat, o-ftalaldehid (OPA), spektrofotometri UV,
validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
ABSTRACT
Tranexamic acid is a compound with primary amine which have shortchromophore and have not auxochrome, so can not be directly determined byultraviolet (UV) spectrophotometry method nor visible (Vis) spectrophotometry.To determine that compound, it needs derivatization with a specific derivatizingagent to produce the derivate of tranexamic acid which have enough chromophoreand auxochrome to determined by ultraviolet (UV) spectrophotometry method.This research is to develop spectrophotometry method with derivatization by o-phthalaldehyde (OPA) to determine the level of tranexamic acid concentration inpharmaceutical product (asam traneksamat® capsule).
This research is a descriptive non experimental research. In this study,done by making a standard curve of derivate of tranexamic acid by using a linearregression between concentration of tranexamic acid against the derivate oftranexamic acid absorbance. To determine the validity of the method, parameterssuch as selectivity, linearity, limit of detection, limit of quantitation, accuracy, andprecision were determined.
The result of correlation coefficient (r) of standard curve of derivate oftranexamic acid was 0.9998, range of recovery values were 98.44-101.63%, rangeof CV values were 0.190-1.261%, limit of detection was 0.227 µg/mL and limit ofquantitation was 0.758 µg/mL, which measured in 334 nm. Therefore, it can beconcluded that the method has good validity for specificity, linearity, limit ofdetection, limit of quantitation, accuracy, and precision.
Keywords: tranexamic acid, o-phthalaldehyde (OPA), UV spectrophotometry,validation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Asam traneksamat merupakan senyawa yang digunakan untuk
pengobatan jangka pendek pada orang yang memiliki gangguan pendarahan
(hemofilia) untuk mencegah dan mengurangi pendarahan ketika pencabutan gigi.
Senyawa ini juga digunakan pada orang dengan kondisi risiko pendarahan tinggi
untuk mengontrol pendarahan pada saat-saat seperti setelah operasi atau cidera,
selama mimisan berat, atau selama menstruasi berat. Asam traneksamat bekerja
dengan membantu pembekuan darah secara normal untuk mencegah dan
menghentikan pendarahan berkepanjangan. Senyawa ini termasuk dalam kelas
obat yang disebut anti-fibrinolitik (Anonim, 2011).
Saat ini asam traneksamat telah tersedia dalam beberapa bentuk sediaan
obat salah satunya yaitu bentuk kapsul. Untuk menjaga keamanan dan khasiat dari
suatu sediaan obat, diperlukan suatu metode yang valid dan cepat dalam
menetapkan kadar asam traneksamat, sehingga kualitas dan mutu sediaan kapsul
tersebut terjamin.
Dilihat dari struktur molekulnya, asam traneksamat merupakan senyawa
amin primer dan merupakan turunan dari asam amino lisin (Dunn and Goa, 1999).
Senyawa ini tidak memiliki kromofor dan auksokrom yang cukup sehingga tidak
dapat ditetapkan kadarnya secara langsung menggunakan spektrofotometri UV
atau vis. Oleh karena itu, metode derivatisasi dibutuhkan untuk menghasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
senyawa turunan asam traneksamat dengan perpanjangan kromofor dan
bertambahnya auksokrom untuk dapat dideteksi menggunakan spektrofotometri
UV sehingga dapat ditetapkan kadarnya dengan lebih spesifik dan sensitif.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu analisis
kuantitatif asam traneksamat dalam serum manusia menggunakan kromatografi
cair detektor electrospray ionisasi spektrofotometri masa (Delyle, Abe, Batisse,
Tremey, Fischler, Devillier et al., 2010), determinasi asam traneksamat
menggunakan kromatografi cair spektrofotometri massa tandem (Chang, Yin,
and Chow, 2004), determinasi asam traneksamat dalam tablet dengan HPLC dan
detektor ELS (Evaporative Light Scattering) (Patil, Rane, Sangshetti, and Shinde,
2010), metode spektrofotometri untuk estimasi simultan ethamsylate dan asam
traneksamat dalam sediaan tablet kombinasi (Issarani, Vankar, and Nayak, 2010).
Namun demikian, beberapa instrumen tersebut di atas yang digunakan dalam
penelitian asam traneksamat tidak dimiliki oleh kebanyakan laboratorium analisis
di Indonesia karena terlalu canggih.
Penetapan kadar asam traneksamat dapat dilakukan dengan metode
konvensional titrasi. Dilihat dari strukturnya, asam traneksamat memiliki sifat
asam yang terletak pada gugus karboksilatnya, sehingga dapat ditetapkan
kadarnya menggunakan metode titrasi alkalimetri. Analisis asam traneksamat
dapat dilakukan secara titrasi alkalimetri dengan deteksi menggunakan
potensiometri (Anonim, 2005a). Namun, titrasi konvensional hanya dapat
dilakukan pada senyawa tunggal dengan kadar besar seperti pada bahan baku atau
sediaan dengan zat aktif tunggal. Hal ini disebabkan karena titrasi konvensional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
memiliki selektifitas dan sensitifitas yang lebih rendah dibandingkan dengan
metode spektrofotometri UV.
Berdasarkan data tersebut, masih jarang ditemukan adanya penetapan
kadar asam traneksamat menggunakan spektrofotometri padahal metode
spektrofotometri memiliki kelebihan mudah dan cepat dalam penggunaannya,
memiliki selektivitas dan sensitivitas yang cukup baik untuk penetapan kadar
senyawa tunggal dalam suatu sediaan serta merupakan metode dengan instrumen
yang umum digunakan pada laboratorium di Indonesia. Untuk dapat dianalisis
menggunakan spektrofotometri, asam traneksamat harus diderivatisasi
menggunakan agen penderivat sehingga menghasilkan senyawa yang memiliki
kromofor dan auksokrom.
Salah satu agen penderivat yang dapat digunakan untuk derivatisasi asam
traneksamat yaitu o-ftaladehid (OPA) (Danielson, Gallaghe, and Bao, 2000). OPA
banyak digunakan untuk derivatisasi asam amino karena reaksinya cepat dan
hanya bereaksi dengan amina primer dalam medium larutan basa (pH 9-11) dan
dengan adanya merkaptan (seperti 2-mercaptoethanol) untuk membentuk derivat
indol yang berfluoresensi (Coppex, 2000). OPA dipilih karena memiliki kelebihan
lain seperti, OPA memiliki sensitivitas yang tinggi bila dibandingkan dengan agen
penderivat lain yang umum digunakan seperti fluoresamin dan ninhidrin.
Fluoresamin mudah terhidrolisis dalam air, derivat fluoresen yang dihasilkan
fluoresamin sangat tidak stabil dalam pelarut air dan sensitivitasnya 2-5 kali lebih
rendah dari pada hasil derivatisasi dengan OPA. Reaksi antara amina primer (α-
asam amino) dengan ninhidrin membutuhkan waktu yang lebih lama jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dibandingkan dengan OPA (Coppex, 2000). OPA memiliki gugus aldehid yang
dapat bereaksi dengan gugus amina primer pada asam traneksamat dan
menghasilkan senyawa hasil derivatisasi yang memiliki kromofor dan auksokrom
sehingga dapat dideteksi menggunakan spektrofotometri UV.
Penelitian ini merupakan penelitian gabungan dari optimasi metode
dengan agen penderivat o-ftalaldehid secara spektrofotometri UV, sehingga
setelah mendapatkan metode yang optimal, perlu dilakukan validasi metode agar
metode tersebut dapat digunakan untuk penetapan kadar asam traneksamat dalam
sediaan kapsul asam traneksamat®. Validasi metode ini dilakukan untuk
memenuhi parameter spesifisitas, presisi, akurasi dan linieritas sehingga ada
jaminan bahwa metode yang digunakan ini dapat dipercaya. Setelah parameter
validasi metode pengukuran asam traneksamat tersebut terpenuhi, maka
didapatkan metode yang valid dan reprodusibel dalam penetapan kadar asam
traneksamat dalam sediaan kapsul asam traneksamat®.
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disusun permasalahan
sebagai berikut:
1. Apakah penetapan kadar asam traneksamat dengan agen penderivat
OPA secara spektrofotometri UV memenuhi parameter spesifisitas,
linieritas, batas deteksi, batas kuantitasi, akurasi dan presisi?
2. Apakah metode spektrofotometri ultraviolet (UV) yang telah
tervalidasi dapat diaplikasikan untuk penetapan kadar asam
traneksamat dalam kapsul asam traneksamat®?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Keaslian Penelitian
Berdasarkan data-data penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
masih jarang ditemukan metode untuk menetapkan kadar asam traneksamat
menggunakan spektrofotometri UV di Indonesia. Sejauh peneliti mengetahui,
determinasi asam traneksamat dalam tablet pernah dilakukan menggunakan
metode HPLC dan detektor ELS (Patil et al., 2010). Determinasi asam
traneksamat dalam serum manusia pernah dilakukan dengan HPLC menggunakan
derivatisasi pre-kolom fenil isotiosianat (Matsubayashi, Kojima, and Tachizawa,
1988) dan menggunakan kromatografi cair yang dikombinasikan dengan deteksi
spektrofotometri massa ionisasi electrospray (Delyle et al., 2010).
Analisis asam traneksamat menggunakan metode spektrofotometri yang
pernah dilakukan sebelumnya yaitu estimasi asam traneksamat dan ethamsilat
secara berkesinambungan dalam tablet kombinasi (Issarani et al., 2010). Selain
itu, determinasi asam traneksamat dalam sediaan hidrogel dengan metode
spektrofotometri juga pernah dilakukan menggunakan penderivat naphthalene-
2,3-dicarboxaldehyde/cyanide (Duangrat, Wongsri, and Pongpaibul, 2007).
3. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi
di dunia kefarmasian, khususnya di bidang industri obat asam traneksamat
mengenai metode spektrofotometri UV dengan agen penderivat OPA untuk
menetapkan kadar asam traneksamat dalam sediaan kapsul asam traneksamat®
yang memiliki akurasi, presisi, spesifisitas dan linearitas yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
b. Manfaat metodologis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan ilmiah mengenai metode alternatif untuk penetapan kadar asam
traneksamat, yaitu menggunakan agen penderivat OPA dengan metode
spektrofotometri UV.
c. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat menyediakan metode
penetapan kadar asam traneksamat yang valid dan dapat dimanfaatkan oleh pihak
industri dalam penjaminan kualitas produknya.
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka penelitian
ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui spesifisitas, linieritas, batas deteksi, batas kuantitasi,
akurasi dan presisi metode penetapan kadar asam traneksamat dengan
agen penderivat OPA secara spektrofotometri UV.
2. Mengetahui bahwa metode spektrofotometri UV yang telah tervalidasi
untuk menetapkan kadar asam traneksamat menggunakan agen
penderivat OPA dapat diaplikasikan pada sediaan kapsul asam
traneksamat®.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Asam Traneksamat
Gambar 1. Struktur asam traneksamat
Asam traneksamat seperti yang ditunjukkan oleh gambar 1 memiliki
rumus molekul C8H15NO2 dengan berat molekul 157,21 g/mol dan titik lebur 386-
392° C. Kelarutan asam traneksamat dalam air sekitar 1g/6 mL, sangat sedikit
kelarutannya dalam alkohol, eter, praktis tidak larut dalam kebanyakan pelarut
organik lain dan tidak higroskopis (Anonim, 2001). Asam traneksamat (trans-4-
(Aminomethyl) cyclohexanecarboxilic acid) merupakan turunan sintetik asam
amino lisin yang memiliki efek antifibrinolitik dengan cara memblok sisi ikatan
lisin dengan plasminogen dan banyak digunakan untuk mengatasi gangguan
pendarahan (Dunn and Goa, 1999).
Asam traneksamat memiliki gugus fungsional karboksil dan amina,
dimana nilai absorptivitas molar dari karboksil yaitu sebesar 50-70 M-1.cm-1
dengan panjang gelombang 200-210 nm sedangkan nilai absorptivitas molar
amina sebesar 2,80 M-1.cm-1 dengan panjang gelombang 195 nm (Willard,
Merritt, Dean, and Settle, 1988). Namun pada panjang gelombang sekitar 210 nm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
masih ditemukan banyak gangguan yang berasal dari pelarut yang dapat dideteksi
juga pada panjang gelombang sekitar 210 nm. Selain itu, nilai absorptivitas molar
senyawa ini sangat kecil, maka akan kesulitan untuk dideteksi menggunakan
spektrofotometer UV.
B. O-Ftalaldehid (OPA)
Gambar 2. Struktur o-ftalaldehid
OPA dengan rumus molekul C8H6O2 seperti yang ditunjukkan gambar 2
memiliki bentuk kristal atau serbuk berwarna kuning. Bobot molekul OPA
sebesar 134,14 g/mol, OPA larut dalam metanol dan dietil eter (Anonim, 2005b).
OPA banyak digunakan untuk derivatisasi asam amino karena reaksinya cepat dan
hanya bereaksi dengan amina primer dalam medium larutan basa (pH 9-11) dan
dengan adanya merkaptan (seperti 2-mercaptoethanol) untuk membentuk derivat
indol yang berfluoresensi (Gambar 3). Reaksi derivatisasi terjadi pada suhu ruang
selama 2 menit dalam campuran dapar borat (pH 6-8 untuk amina primer) dan
metanol. Reaksi derivatisasi menggunakan OPA pada amina primer sempurna
dalam waktu 5 menit pada suhu ruangan, namun hasil derivatnya yang berupa
isoindol sangat tidak stabil (Coppex, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gambar 3. Reaksi o-ftalaldehid dengan amina primer
Analisis protein menggunakan OPA cepat dan sensitif. Reaksinya selesai
dalam waktu kurang dari 1 menit. Reaksi ini berlangsung secara spontan,
sehingga reaksinya berlangsung dalam beberapa menit. Metode ini sensitif (dapat
mendeteksi protein dalam rentang kadar nanogram) dan o-ftalaldehid lebih stabil
dibandingkan fluorescamine (Ahmed, 2004).
OPA memberikan sensitivitas deteksi yang lebih besar dibanding agen
penderivat lainnya. Hal ini disebabkan karena dua kriteria penting: yang pertama,
OPA tidak berfluoresensi sendiri sehingga tidak akan mengganggu deteksinya
(Toyo’oka, 1999). Kedua, reaksinya terjadi dengan cepat pada suhu kamar
sehingga meminimalkan penggunaan waktu yang lama (Blackburn, 1989).
Kelebihan OPA dibandingkan ninhidrin yaitu selain sensitivitasnya
rendah, ninhidrin memerlukan waktu reaksi yang lama dan biaya instrumen yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
tinggi (Lindroth, Hamberger, and Sandberg, 1985). Reaksi derivatisasi
menggunakan OPA dapat diaplikasikan untuk derivatisasi pre- atau post- kolom.
Pada pre-kolom, derivatisasi dapat dicapai secara manual atau otomatis dengan
mengontrol waktu reaksi dan interval waktu sebelum injeksi. Metode tersebut
memberikan sensitivitas yang tinggi dan reprodusibilitas analisis. OPA juga
digunakan pada analisis post-kolom karena waktu reaksi yang singkat dan sifat
fluorogenik (tidak berfluoresen) (Coppex, 2000).
C. Derivatisasi
Dalam suatu analisis, kemungkinan banyak terdapat zat-zat yang
memberikan absorbansi maksimal pada panjang gelombang 200-210 nm,
umumnya merupakan bahan-bahan yang digunakan sebagai pelarut, khususnya
yang mempunyai ikatan hidrogen. Proses derivatisasi dilakukan untuk mengatasi
keadaan tersebut dengan cara:
1. Mereaksikan zat yang dianalisis dengan zat tertentu sehingga terjadi pergeseran
panjang gelombang maksimal ke arah pergeseran merah.
2. Mereaksikan zat yang dianalisis dengan zat tertentu sehingga menghasilkan
senyawa yang berfluoresensi.
Perlu diperhatikan bahwa zat penderivat harus memberikan reaksi yang
cepat dan stabil serta meningkatkan sensitivitas pengukuran (Mulja dan
Suharman, 1995). Selain OPA, agen penderivat yang dapat digunakan untuk
derivatisasi amina menurut Toyo’oka (1999) yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1. Ninhidrin
Ninhidrin hanya bereaksi dengan amina primer (terutama α-asam amino
kecuali untuk sistein). Hasil derivatisasinya memiliki sensitivitas yang rendah,
waktu reaksi yang lama dan biaya instrument yang tinggi.
2. Fluoresamin
Fluoresamin mudah terhidrolisis dalam air, derivat fluoresen yang
dihasilkan fluoresamin sangat tidak stabil dalam pelarut air dan sensitivitasnya
2-5 kali lebih rendah dari pada hasil derivatisasi dengan OPA.
3. 1-Fluoro-2,4-dinitrobenzene (FDNB)
FDNB bereaksi dengan gugus amina primer dan sekunder menghasilkan
2,4-dinitrophenyl (DNP). Meskipun produk derivat yang dihasilkan stabil,
namun FDNB bersifat toksik, sehingga penanganannya menggunakan
protective gloves.
4. 4-Fluoro-3-nitrobenzotrifluoride (FNBT)
FNBT bereaksi dengan amina primer dan tidak dapat bereaksi dengan
amina sekunder. FNBT dapat bereaksi dengan poliamina menghasilkan N-2’-
nitro-4-trifluoromethylphenyl polyamine (NTP-polyamine).
5. 2,4,6-Trinitrobenzene-1-sulfonic Acid (TNBS)
TNBS bereaksi dengan gugus amina primer dan peptida pada larutan
dengan pH 8 dan suhu ruang tanpa menghasilkan reaksi samping yang tidak
diinginkan. Produk derivatnya (N-trinitrophenyl) memiliki absoptivitas molar
yang tinggi pada panjang gelombang 340 nm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Agen penderivat yang dapat digunakan untuk menderivatisasi gugus
karboksil menurut Toyo’oka (1999) yaitu:
1. Reagen alkil halida
Contoh reagen alkil halida yaitu phenacyl bromide (PHB), p-
bromophenacyl bromide (BPB), α-bromo-2’-acetonaphtone (BAN) dan
panacyl bromide (PB). Reagen alkil halida bereaksi dengan asam karboksilat
dalam asetonitril di bawah kondisi sejuk dan reaksinya dikatalisis oleh crown
ether dan ion potasium atau basa organik seperti trietilamin dan etilamin.
2. Amina aromatis
Contoh reagen amina aromatis yaitu p-methoxyaniline, p-chloroaniline
dan 1-naphthylamine yang dapat langsung bereaksi dengan asam klorida pada
gugus karboksil. Derivat amida dapat dibentuk dengan amina aromatis dengan
mengkonversikan asam karboksilat menjadi asam klorida. Senyawa yang biasa
digunakan untuk membentuk asam klorida yaitu triethylphosphin atau oxalyl
chloride dan thionyl chloride.
3. Hidrazin
2-Nitrophenylhydrazides (NPH) bereaksi dengan rantai asam amino
pendek dan panjang dan juga rantai asam karboksilat lurus dan bercabang
dengan adanya 1-ethyl-3-(3-dimethylaminopropyl)carbodiimide hydrochloride
(EDC).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
4. Hidroksil amina
Hidroksil amina dapat digunakan untuk derivatisasi sederhana dan cepat
pada ester asam lemak hingga asam hidroksamik, yang menyerap dengan kuat
pada panjang gelombang rendah daerah UV (206 atau 213 nm).
D. Spektrofotometri UV
Spektrofotometri UV adalah salah satu teknik analisis spektroskopik
yang menggunakan radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat (190-380 nm)
dengan menggunakan alat spektrofotometer. Pada analisis menggunakan
spektrofotometri UV, dilakukan pembacaan absorbansi (penyerapan) atau
transmitansi (penerusan) radiasi elektromagnetik oleh suatu molekul. Hasil
pembacaan absorbansi disebut sebagai absorban (A) dan tidak memiliki satuan,
sedangkan hasil pembacaan transmitansi disebut transmitan dan memiliki satuan
%T (Mulja dan Suharman, 1995).
Absorbansi cahaya oleh molekul dalam daerah spektra ultraviolet dan
visible tergantung dari struktur elektronik molekul (Sastrohamidjojo, 2001).
Apabila suatu molekul dikenai radiasi elektromagnetik (REM) maka akan terjadi
eksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi yang dikenal sebagai orbital elektron
antiikatan kalau ada kesesuaian dengan energi untuk eksitasi. Ada empat tipe
transisi elektronik yang mungkin terjadi yaitu σ → σ* , π → π*, n → π*, n → σ*.
Eksitasi elektron (σ → σ*) membutuhkan energi yang terbesar dan terjadi pada
daerah ultraviolet jauh yang diberikan oleh ikatan tunggal, misalnya alkana.
Eksitasi elektron π → π* diberikan oleh ikatan rangkap dua dan rangkap tiga, juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
terjadi pada daerah ultraviolet jauh. Eksitasi elektron (n → σ*) terjadi pada gugus
karbonil yang terjadi pada ultraviolet jauh (Mulja dan Suharman, 1995). Diagram
tingkat energi elektronik dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Diagram tingkat energi elektronik (Pavia, Lampman, and Kriz, 2001)
Bouguer, Lambert dan Beer membuat suatu persamaan matematik yang
menghubungkan antara absorban atau transmitan terhadap intensitas radiasi atau
konsentrasi zat yang dianalisis dan tebal larutan yang mengabsorbsi:
A= = ε. b. c (1)
dimana: T = % transmitan
A = absorban
ε = koefisien ekstingsi molar (L.mol-1 cm-1)
c = konsentrasi (mol.L-1)
b = tebal larutan (cm)
Hubungan antara nilai % dengan absorptivitas molar (ε) adalah
sebagai berikut:
ε = % x M-1. cm-1. (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Nilai ε didefinisikan sebagai daya serap molar atau koefisien ekstingsi
molar. Nilai ε adalah karakteristik untuk molekul atau ion penyerap dalam pelarut
tertentu, pada panjang gelombang tertentu dan tidak bergantung pada konsentrasi
dan panjang gelombang lintasan radiasi (Sastrohamidjojo, 2001). Secara umum,
dapat dikatakan bahwa nilai ε sangat mempengaruhi puncak spektra yang
dihasilkan oleh suatu zat. Rincian nilai ε terhadap puncak spektra adalah: 1-10:
sangat lemah; 10-102: lemah; 102-103: sedang; 103-104: kuat; 104-105: sangat kuat
(Mulja dan Suharman, 1995).
Radiasi dari spektrofotometer, diserap oleh molekul melalui adanya
eksitasi elektron pada ikatan antar atom penyusun senyawa, sehingga awan
elektron mengalami redistribusi. Radiasi yang digunakan biasanya berada pada
daerah panjang gelombang >200 nm untuk menghindari gangguan dari
pembacaan absorban pelarut. Semakin lemah ikatan antar atom maka dibutuhkan
lebih sedikit energi radiasi untuk mengeksitasi elektronnya. Pada daerah panjang
gelombang >200 nm, energi yang dibutuhkan tidak cukup untuk mengeksitasi
elektron σ ke σ*, sehingga diperlukan ikatan antar atom dengan ikatan yang lebih
lemah, yaitu ikatan dengan elektron π yang dengan mudah tereksitasi menjadi π*
pada panjang gelombang >200 nm. Adanya ikatan rangkap terkonjugasi (ikatan
rangkap yang diselingi ikatan tunggal), dapat meningkatkan intensitas absorpsi
yang terjadi dan juga meningkatkan panjang gelombang pengukuran (Watson,
2003).
Pemilihan pelarut yang digunakan dalam spektroskopi UV merupakan
hal yang cukup penting. Kriteria pelarut yang baik adalah yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
mengabsorbsi radiasi UV pada daerah yang sama dengan analitnya. Biasanya,
pelarut yang dipilih adalah yang tidak memiliki sistem terkonjugasi. Air, etanol
95% dan n-heksan merupakan pelarut yang banyak digunakan. Zat-zat tersebut
tidak terlihat dalam daerah spektra ultraviolet dimana puncak absorbsi analit
biasanya muncul (Pavia et al., 2001).
Analisis kuantitatif zat tunggal pada spektrofotometri menggunakan
pengukuran absorbansi senyawa pada panjang gelombang maksimum, yaitu
panjang gelombang dimana terjadi eksitasi elektronik yang memberikan
absorbansi yang maksimum (Mulja dan Suharman, 1995). Beberapa alasan
digunakannya panjang gelombang maksimum dalam suatu analisis kuantitatif
adalah sebagai berikut:
- Pada panjang gelombang maksimum diperoleh kepekaan analisis yang
maksimal, karena pada panjang gelombang tersebut perubahan absorbansi
untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar.
- Di sekitar panjang gelombang maksimum, bentuk kurva absorbansi datar dan
pada kondisi tersebut hukum Lambert-Beer akan terpenuhi.
- Jika dilakukan pengukuran ulang akan memberikan kesalahan yang kecil
ketika digunakan panjang gelombang maksimum (Gandjar dan Rohman, 2007).
Pada umumnya konfigurasi dasar spektrofotometer UV berupa susunan
peralatan optik yang terkonstruksi sebagai berikut (Gambar 5 dan 6):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Gambar 5. Spektrofotometer Single-beam
Gambar 6. Spektrofotometer Double-beam
Spektrofotometer single beam, memiliki kelebihan antara lain sistemnya lebih
sederhana dan murah dibandingkan spektrofotometer double beam, tetapi
keterbatasannya adalah tidak dapat mengkoreksi perubahan respon serapan akibat
turbiditas sampel atau perbedaan intensitas cahaya baik dari sumber radiasi
maupun dari pengaruh luar. Keterbatasan ini merupakan alasan dikembangkannya
spektrofotometer double beam. Kelebihan spektrofotometer double beam adalah
mampu mengkoreksi perubahan respon serapan akibat perbedaan intensitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
cahaya, fluktuasi pada kelistrikan instrumen, dan serapan blangko.
Keterbatasannya adalah sistem double beam lebih rumit dan harganya lebih mahal
daripada spektrofotometer single beam (Haven, Tetrault, and Schenken, 1994).
E. Teknik Perhitungan Kuantitatif
Pada banyak industri farmasi, produk obat dapat diproduksi dengan
berbagai variasi konsentrasi. Untuk mengembangakan dan melakukan validasi
suatu metode, dapat digunakan 3 macam teknik perhitungan kuantitatif:
1. Single-Point Calibration
Suatu metode analisis dapat dikembangkan dan divalidasi dengan
menggunakan satu konsentrasi standar yang digunakan untuk menguji semua
level konsentrasi analit. Metode ini dipilih karena sederhana dan mudah
dilakukan untuk menguji kadar analit. Walaupun demikian, metode ini
membutuhkan cara ekstraksi dan pengenceran yang berbeda untuk tiap
konsentrasi analit agar dapat dihasilkan final solution dengan konsentrasi
yang mendekati konsentrasi standar.
2. Multiple-Point Calibration
Metode lain yang dapat digunakan untuk kuantifikasi kadar analit adalah
dengan membuat berbagai konsentrasi standar yang mencakup seluruh
konsentrasi analit. Plot standar yang dihasilkan, selanjutnya digunakan untuk
menghitung konsentrasi analit dalam sampel. Namun, metode ini hanya valid
apabila semua konsentrasi analit tercakup dalam plot standar yang dibuat.
Keuntungan metode ini adalah tidak diperlukan proses preparasi sampel yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
berbeda-beda untuk tiap konsentrasi analit. Keterbatasannya adalah
pembuatan konsentrasi standar yang bervariasi, dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya kesalahan penimbangan atau pengenceran dalam
pembuatan larutan standar.
3. One Standard Calibration for Each Strength
Metode yang menjadi alternatif terakhir untuk mengembangkan dan
memvalidasi metode adalah dengan membuat satu konsentrasi standar untuk
tiap konsentrasi analit. Metode ini ditempuh apabila tidak diperoleh respon
analit yang linier pada rentang konsentrasi standar yang dibuat (Chan, Lam,
Lee, and Zang, 2004).
F. Kesalahan dalam Analisis
Istilah kesalahan didasarkan pada perbedaan antara hasil pengukuran
(nilai perhitungan) dengan nilai sebenarnya. Nilai sebenarnya dari suatu kuantitas
yang diukur merupakan sesuatu yang tidak pernah kita ketahui secara pasti,
namun nilai sebenarnya (true value) diterima jika nilai tersebut mempunyai
ketidakpastian yang paling kecil diantara nilai-nilai lain dari suatu pengukuran
kuantitas (Gandjar dan Rohman, 2007). Menurut Gandjar dan Rohman (2007),
ada tiga macam kesalahan dalam analisis kimia yaitu: 1). Kesalahan gamblang
(gross error), 2). Kesalahan acak (random error), dan 3). Kesalahan sistematik
(systematic error).
Kesalahan gamblang merupakan kesalahan yang sudah jelas karena
melibatkan kesalahan yang besar, akibatnya kita harus memutuskan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
mengabaikan percobaan yang telah kita lakukan dan memulainya dari awal lagi
secara menyeluruh. Contoh kesalahan gamblang adalah sampel tumpah; pereaksi
yang akan digunakan tercemar; larutan yang dipersiapkan salah; dan alat yang
akan digunakan rusak.
Kesalahan acak merupakan kesalahan yang nilainya tidak dapat
diramalkan dan tidak ada aturan yang mengaturnya serta nilainya berfluktuasi.
Kesalahan acak merupakan jenis kesalahan yang selalu terjadi dalam analisis
sebagai akibat adanya sedikit variasi yang tidak dapat ditentukan (dikontrol)
dalam pelaksanaan prosedur analisis.
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang mempunyai nilai
definitif (nilai tertentu). Hasil analisis yang mengandung kesalahan ini dapat
mengarah ke arah yang lebih kecil atau ke arah yang lebih besar dari rata-rata.
Kesalahan sistematik bersifat ajeg (konstan) dan berhubungan dengan ketelitian
(akurasi) hasil analisis. Kesalahan jenis ini mengakibatkan penyimpangan tertentu
dari rata-rata (mean). Beberapa faktor yang mempengaruhi kesalahan sistematik
antara lain:
a. Kesalahan personil dan operasi
Kesalahan ini disebabkan oleh cara pelaksanaan analisis dari analis (personil)
dan bukan karena metode.
b. Kesalahan alat dan pereaksi
Kesalahan ini dapat disebabkan oleh pereaksi yang kurang murni, alat yang
kurang valid atau pemakaian alat yang kurang tepat walaupun alatnya sendiri
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
c. Kesalahan metode
Kesalahan metode dapat disebabkan kesalahan pengambilan sampel dan
kesalahan akibat reaksi kimia yang tidak sempurna (Gandjar dan Rohman,
2007).
Untuk memperkecil kesalahan sistematik dapat dilakukan beberapa cara,
antara lain:
1. Kalibrasi (peneraan) alat yang dipakai
Cara ini dimaksudkan untuk memperkecil kesalahan alat.
2. Dilakukan penetapan blanko
Di sini dilakukan pekerjaan seperti pada percobaan sebenarnya, tetapi dengan
tidak menggunakan sampel yang diselidiki (Gandjar dan Rohman, 2007).
G. Validasi Metode Analisis
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap
parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan
bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita,
2004). Parameter-parameter yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode
analisis antara lain spesifisitas, linearitas, akurasi, presisi, LOD dan LOQ.
Perbedaan prosedur pengujian suatu analit membutuhkan parameter
validasi yang berbeda. Kategori pengujian yang paling umum yang data
validasinya sangat dibutuhkan menurut USP-NF (United States Pharmacopeial
Convention, 2007) tabel I yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
a. Kategori I : prosedur analitik untuk penetapan kadar komponen utama dalam
bahan baku atau bahan aktif (termasuk pengawet) dalam produk akhir
farmasetik.
b. Kategori II : prosedur analitik untuk penetapan ketidakmurnian dalam bahan
baku atau senyawa degradasi pada produk akhir farmasetik.
c. Kategori III : prosedur analitik untuk penetapan karakteristik dayaguna obat
(misalnya disolusi, pelepasan obat).
d. Kategori IV : prosedur analitik untuk uji identifikasi.
Tabel I. Kategori pengujian parameter validasi
KarakteristikAnalisis
Kategori IKategori II
Kategori III Kategori IVKuantitatif Limit Test
Akurasi Ya Ya * * TidakPresisi Ya Ya Tidak Ya TidakSpesifisitas Ya Ya Ya * YaBatas deteksi Tidak Tidak Ya * TidakBatas Kuantitasi Tidak Ya Tidak * TidakLinieritas Ya Ya Tidak * TidakRentang Ya Ya * * Tidak
Keterangan : * tergantung dari masing-masing uji
1. Spesifisitas
Spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur
zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang
mungkin ada dalam matriks sampel. Spesifisitas metode ditentukan dengan
membandingkan hasil analisis sampel yang mengandung cemaran, hasil urai,
senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, atau pembawa plasebo dengan hasil
analisis sampel tanpa penambahan bahan-bahan tersebut (Harmita, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2. Linieritas
Linearitas adalah kemampuan metode analisis (pada rentang tertentu)
untuk menghasilkan respon yang proporsional terhadap konsentrasi analit di
dalam sampel. Syarat suatu metode dikatakan memiliki linearitas yang baik
adalah apabila nilai koefisien korelasi (r)-nya ≥ 0,999, terutama untuk penetapan
kadar senyawa utama (Snyder, Kirkland, and Glajch, 1997).
3. Batas Deteksi (limit of detection / LOD) dan Batas Kuantitasi (limit of
quantitation / LOQ)
Batas deteksi adalah konsentrasi terkecil analit dalam sampel yang dapat
dideteksi dan masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan respon
blanko. Batas deteksi dinyatakan sebagai perbandingan signal-to-noise (S/N)
antara hasil uji sampel dengan analit yang diketahui konsentrasinya dan blangko.
Rasio signal-to-noise untuk batas deteksi sekurang-kurangnya 3:1 (Snyder et al.,
1997). Penentuan batas deteksi juga dapat didasarkan pada perhitungan tiga kali
nilai standar deviasi blangko dibagi dengan nilai slope kurva baku (Anonim,
2005c).
Batas kuantitasi merupakan konsentrasi terkecil analit dalam sampel
yang masih dapat memenuhi kriteria akurasi dan presisi (Harmita, 2004). Batas
kuantitasi dapat dihitung berdasarkan perhitungan sepuluh kali nilai standar
deviasi blangko dibagi dengan nilai slope kurva baku (Anonim, 2005c).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
4. Ketepatan (accuracy)
Ketepatan (accuracy) adalah ukuran yang menunjukkan kedekatan hasil
analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen
perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Ada tiga cara dalam
menentukan akurasi yaitu: 1). Dengan membandingkan dengan reference
standard; 2). Menghitung recovery analit yang ditambahkan ke dalam blangko
matriks dan 3). Standar adisi analit (Snyder et al., 1997). Kriteria rentang recovery
yang dapat diterima ditentukan berdasarkan kadar analit, seperti yang tertera pada
tabel II.
Tabel II. Kriteria penerimaan recovery berdasarkan kadar analit
Kadar Analit (%) Unit Recovery range (%)100 100% 98-10210 10% 98-1021 1% 97-103
0,1 0,1% 95-1050,01 100 ppm 90-1070,001 10 ppm 80-1100,0001 1 ppm 80-1100,00001 100 ppb 80-1100,000001 10 ppb 60-1150,0000001 1 ppb 40-120
(AOAC cit., Gonzales and Herrador, 2007)
5. Ketelitian (precision)
Ketelitian adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara
hasil uji individual yang diperoleh dari pengambilan sampel berulang yang telah
dihomogenkan dengan suatu metode analisis (Snyder et al., 1997). Presisi
umumnya dinyatakan dengan koefisien variasi (CV) atau standar deviasi relatif
(RSD), seperti yang tertera pada tabel III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tabel III. Kriteria penerimaan RSD dari ketentuan Horwitz dan dari ketentuan AOAC PeerVerified Methods (PVM) berdasarkan kadar analit
Kadar Analit (%) UnitHorwitz%RSD
AOAC PVM%RSD
100 100% 2 1,310 10% 2,8 1,81 1% 4 2,7
0,1 0,1% 5,7 3,70,01 100 ppm 8 5,30,001 10 ppm 11,3 7,30,0001 1 ppm 16 110,00001 100 ppb 22,6 150,000001 10 ppb 32 210,0000001 1 ppb 45,3 30
(Gonzales and Herador, 2007)
H. Landasan Teori
Asam traneksamat merupakan turunan sintetik asam amino lisin yang
memiliki efek antifibrinolitik dan banyak digunakan untuk mengatasi gangguan
pendarahan. Asam traneksamat memiliki gugus fungsional karboksil dan amin,
dimana nilai absorptivitas molar dari karboksil yaitu sebesar 50-70 M-1.cm-1
sedangkan nilai absorptivitas molar amina sebesar 2,80 M-1.cm-1. Karena nilai
absorptivitas molar dari senyawa ini sangat kecil, maka tidak dapat dideteksi
menggunakan spektrofotometer UV. Selain itu, dilihat dari strukturnya, asam
traneksamat hanya memiliki gugus kromofor pendek dan tidak memiliki
auksokrom sehingga tidak dapat dideteksi menggunakan spektrofotometer UV.
Derivatisasi terhadap asam traneksamat dilakukan agar didapatkan senyawa yang
memiliki gugus kromofor dan auksokrom sehingga dapat dideteksi menggunakan
spektrofotometer UV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
OPA merupakan agen penderivat yang memiliki gugus aldehid yang akan
bereaksi dengan amina primer pada asam traneksamat. Senyawa hasil derivatisasi
ini akan memiliki gugus kromofor dan auksokrom sehingga dapat ditetapkan
kadarnya menggunakan spektrofotometer UV dengan lebih spesifik dan sensitif.
OPA dipilih karena reaksinya cepat dan hasilnya sensitif.
Penetapan kadar asam traneksamat dapat dilakukan dengan metode
konvensional titrasi. Dilihat dari strukturnya, asam traneksamat memiliki sifat
asam yang terletak pada gugus karboksilatnya, sehingga dapat ditetapkan
kadarnya menggunakan metode titrasi alkalimetri. Namun, titrasi konvensional
hanya dapat dilakukan pada senyawa tunggal dengan kadar besar seperti pada
bahan baku atau sediaan dengan zat aktif tunggal. Hal ini disebabkan karena titrasi
konvensional memiliki selektivitas dan sensitivitas yang lebih rendah
dibandingkan dengan metode spektrofotometri UV.
Metode spektrofotometri UV digunakan karena cukup selektif dan
sensitif untuk menetapkan kadar senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat
dengan OPA. Selain itu, prosesnya cepat dan alatnya mudah digunakan sehingga
spektrofotometri UV banyak digunakan untuk menetapkan kadar senyawa tunggal
dalam jumlah besar dalam suatu sediaan. Senyawa hasil derivatisasi yang lebih
sensitif ini diharapkan memiliki linieritas yang baik antara kadar dengan
absorbansinya, memiliki batas deteksi dan batas kuantitasi yang lebih kecil serta
memberikan nilai presisi dan akurasi yang memenuhi kriteria.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penetapan kadar asam
traneksamat dengan agen penderivat OPA menggunakan spektrofotometer UV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dapat memenuhi parameter validasi seperti spesifisitas, linieritas, batas deteksi,
batas kuantitasi, presisi dan akurasi yang baik. Spesifisitas dapat diketahui dari
perbandingan absorbansi masing-masing senyawa, baik senyawa hasil derivatisasi
dan OPA maupun asam traneksamat dan hasil derivat asam traneksamat dengan
OPA akan memiliki panjang gelombang yang berbeda pada rekaman spektra UV-
nya. Linieritas dianalisis berdasarkan nilai r ≥ 0,999, batas deteksi dan batas
kuantitasi berdasarkan perhitungan antara standar deviasi blangko dan slope kurva
baku, akurasi dianalisis berdasarkan % recovery untuk analit 100% adalah 98-
102% (AOAC cit., Gonzales and Herrador, 2007) dan presisi dianalisis
berdasarkan CV (Coefficient of Varience) ≤ 1,3% (AOAC cit., Gonzales and
Herrador, 2007). Penentuan % recovery yang harus memenuhi syarat tersebut
ditujukan untuk mengurangi kesalahan sistematik sedangkan penentuan CV yang
harus memenuhi syarat yang ditetapkan tersebut ditujukan untuk mengurangi
kesalahan acak.
I. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori di atas, dapat disusun hipotesis sebagai
berikut:
1. Penetapan kadar asam traneksamat menggunakan agen penderivat OPA
dengan metode spektrofotometri UV memiliki validitas yang baik untuk
parameter spesifisitas, linearitas, batas deteksi, batas kuantitasi, akurasi,
dan presisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2. Metode spektrofotometri ultraviolet (UV) yang telah tervalidasi dapat
diaplikasikan untuk menetapkan kadar asam traneksamat dalam sediaan
kapsul asam traneksamat®.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan
rancangan penelitian deskriptif. Jenis penelitian non eksperimental karena subjek
penelitian tidak diberikan perlakuan, yaitu pH, operating time (OT) dan panjang
gelombang pengukuran tetap. Rancangan penelitian bersifat deskriptif karena
peneliti hanya mendeskripsikan keadaan yang ada.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah seri kadar baku asam
traneksamat.
2. Variabel tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah spesifisitas, linearitas,
batas deteksi, batas kuantitasi, akurasi, dan presisi.
3. Variabel pengacau terkendali
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah cahaya, suhu
reaksi, pengotor pada alat, dan kemurnian pelarut yang digunakan. OPA bersifat
fotosensitif sehingga mudah terdegradasi jika terpapar cahaya. Untuk mencegah
hal tersebut maka larutan OPA yang telah dibuat dimasukkan dalam gelas Beaker
yang telah dibungkus aluminium foil. Suhu reaksi diatur pada suhu lemari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pendingin (2-8ºC). Alat yang digunakan dicuci dengan menggunakan asam
pencuci dan metanol. Pelarut yang digunakan adalah pelarut dengan derajat pro
analysis yang memiliki tingkat kemurnian yang tinggi.
C. Definisi Operasional
1. Baku asam traneksamat yang divalidasi adalah baku asam traneksamat yang
diperoleh dari P.T. Ifars - Solo (Certificate of Analysis terlampir di
Lampiran 1).
2. Larutan dapar yang digunakan merupakan larutan dapar borat dengan pH 8
yang merupakan hasil optimasi Limawan (2012).
3. Spektrofotometri yang digunakan adalah seperangkat alat spektrofotometer
UV merek Hitachi U-2900.
4. Absorbansi yang diukur merupakan absorbansi senyawa hasil derivatisasi
asam traneksamat menggunakan agen penderivat OPA.
5. Parameter validasi metode yang digunakan adalah spesifisitas, linearitas,
batas deteksi, batas kuantitasi, akurasi, dan presisi.
D. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi baku asam
traneksamat (P.T. Ifars) dengan kemurnian 99,8% secara titrasi, o-ftalaldehid
(p.a., Nacalai), merkaptoetanol, metanol, asam borat, NaOH, KCl, (p.a., E.
Merck), kapsul asam traneksamat®, kertas saring, kapas merk Selection, aquades
(Laboratorium Analisis Makanan UGM).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
E. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Spektrofotometer
UV-Vis merk Hitachi U-2900, kuvet UV, pH meter merk Hanna HI 83141, neraca
merk Precisa A 125 SCS dengan kepekaan 0,1 mg (4 digit di belakang koma,
satuan g), neraca analitik merk Boeco Germany dengan kepekaan 0,1 mg (4 digit
di belakang koma, satuan g), mikropipet skala 100-1000 µL merk Socorex,
mikropipet skala 10-200 µL merk Gilson pipetman dan seperangkat alat gelas
yang lazim digunakan di laboratorium analisis.
F. Tatacara Penelitian
1. Pembuatan dapar borat pH 8
Ditimbang 1,55 g H3BO3 dan 1,85 g KCl, kemudian dilarutkan dalam
aquades sampai 250 mL. Larutan tersebut diambil sebanyak 125 mL, kemudian
ditambahkan dengan 9,75 mL larutan NaOH 0,1 M dan aquades sampai volume
250 mL. pH larutan diukur, kemudian pH-nya ditepatkan menjadi 8 dengan
menambahkan larutan H3BO3 atau larutan NaOH (Perrin and Dempsey, 1974).
2. Pembuatan larutan OPA
Ditimbang lebih kurang saksama 100,0 mg OPA, kemudian dilarutkan
dalam 2 mL metanol. Ditambah 100 µL merkaptoetanol dan dapar borat pH 8
hingga volume tepat 200 mL, kemudian dicampur hingga homogen. Larutan
disimpan dalam lemari pendingin dan ditempat gelap (± 1 jam). Larutan OPA
inilah yang kemudian ditambahkan pada larutan baku asam traneksamat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3. Pembuatan larutan stok asam traneksamat (2 mg/mL)
Ditimbang lebih kurang saksama 100,2 mg baku asam traneksamat,
kemudian dilarutkan dengan aquades. Larutan dimasukkan ke dalam labu takar
50,0 mL dan ditambahkan aquades hingga tanda.
Keterangan: Tingkat kemurnian baku asam traneksamat 99,8% (b/b) dengan teknik titrasi,
sehingga untuk memperoleh asam traneksamat 100 mg, maka bobot baku asam traneksamat yang
ditimbang sebesar 100,2 mg.
4. Pembuatan larutan intermediet baku asam traneksamat (1 mg/mL)
Larutan stok asam traneksamat 2 mg/mL dipipet 5 mL dan dimasukkan
dalam labu ukur 10,0 mL. Aquades ditambahkan hingga tanda.
5. Pembuatan larutan seri baku dan kurva baku asam traneksamat
Dipipet 50; 100; 150; 200; dan 250 µL dari larutan intermediet asam
traneksamat 1 mg/mL, kemudian dimasukkan dalam labu takar 5,0 mL yang telah
dibungkus kertas aluminium. Larutan OPA pH 8 yang telah didinginkan pada
suhu 2-8ºC selama ± 1 jam ditambahkan hingga volume tepat 5,0 mL kemudian
digojog, sehingga diperoleh kadar seri baku sebesar 10; 20; 30; 40; dan 50 µg/mL.
Absorbansinya diukur pada panjang gelombang 334 nm menggunakan
spektrofotometer UV setelah didiamkan di tempat gelap pada suhu lemari
pendingin selama 4 menit (terhitung setelah 45 detik penambahan larutan OPA
pH 8). Kurva regresi linear antara kadar asam traneksamat dengan absorbansi
senyawa hasil derivatisasi dibuat, kemudian ditentukan persamaan garis regresi
linear dan tentukan nilai koefisien korelasinya. Syarat suatu metode dikatakan
memiliki linearitas yang baik adalah apabila nilai koefisien korelasi (r)-nya ≥
0,999, terutama untuk penetapan kadar senyawa utama (Snyder et al., 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
6. Recovery baku
Larutan intermediet asam traneksamat 1000 µg/mL dipipet sebanyak 50;
150; dan 250 µL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 5,0 mL yang telah
dibungkus dengan kertas aluminium. Larutan OPA pH 8 yang telah didinginkan
pada suhu lemari pendingin selama 1 jam ditambahkan pada masing–masing labu
hingga volume tepat 5,0 mL. Labu digojog dan didiamkan di tempat gelap pada
suhu lemari pendingin selam 4 menit (terhitung setelah 45 detik penambahan
larutan OPA pH 8). Replikasi masing-masing konsentrasi dilakukan sebanyak 5
kali sehingga diperoleh 15 data. Absorbansi yang diperoleh dicatat. Kadar asam
traneksamat dihitung dengan memasukkan nilai absorbansi ke persamaan kurva
baku yang diperoleh.
7. Akurasi dan presisi menggunakan standar adisi
Ditimbang lebih kurang seksama 117,6 mg (untuk batch 1) dan 121, 7
mg (untuk batch 2) serbuk kapsul yang telah dihomogenkan dalam mortir. Untuk
akurasi dan presisi kadar rendah: ditambahkan 10,0 mL larutan baku asam
traneksamat (10 mg/mL). Untuk akurasi dan presisi kadar sedang: ditambahkan
20,0 mL larutan baku asam traneksamat (10 mg/mL). Untuk akurasi dan presisi
kadar tinggi: ditambahkan 30,0 mL larutan baku asam traneksamat (10 mg/mL).
Masing-masing dimasukkan dalam gelas beker dan dilarutkan dengan aquades,
kemudian dimasukkan dalam labu ukur 100,0 mL dan ditambah aquades hingga
volume tepat 100,0 mL. Campuran tersebut digojog hingga homogen. Penyarian
asam traneksamat dilakukan menggunakan corong, kapas dan kertas saring
sebanyak 3 kali. Larutan sampel diambil 100 µL, dimasukkan dalam labu ukur 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
mL. Larutan OPA pH 8 ditambahkan hingga volume tepat 10,0 mL.
Absorbansinya diukur pada λ 334 nm setelah didiamkan di tempat dingin dan
gelap selama 4 menit. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap kadar
(rendah, sedang dan tinggi) sehingga didapatkan 9 data untuk setiap batch.
8. Analisis Hasil
Validasi metode analisis yang digunakan dalam penetapan kadar asam
traneksamat pada penelitian ini dapat ditentukan berdasarkan parameter berikut:
a. Spesifisitas
Pada metode ini, spektra panjang gelombang maksimum yang dihasilkan
oleh campuran larutan OPA dengan pelarut dibandingkan dengan spektra panjang
gelombang maksimum yang dihasilkan oleh campuran larutan OPA dengan asam
traneksamat. Jika panjang gelombang maksimum (selective UV-wavelength) dari
pola spektra berbeda, dapat dikatakan bahwa metode tersebut spesifik (Ermer and
Miller, 2005). Spesifisitas metode ini juga dapat dilihat dari besarnya overlapping
yang terjadi antara produk derivatisasi dengan larutan OPA.
b. Linearitas kurva baku
Linearitas dilihat dari nilai koefisien korelasi (r) dari hasil pengukuran
seri larutan baku asam traneksamat. Suatu metode dikatakan memiliki linearitas
yang baik jika nilai r ≥ 0,999 (Snyder et al., 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
c. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ)
Absorbansi larutan baku konsentrasi terkecil setelah diderivatisasi
dengan OPA diukur minimal 3 kali. Nilai LOD diperoleh pada 3 x SD blangko
dibagi slope kurva baku dan nilai LOQ diperoleh pada 10 x SD blangko dibagi
slope kurva baku (Anonim, 2005c).
d. Ketelitian (precision)
Ketelitian metode analisis dinyatakan dengan koefisien variasi (CV) yang
dihitung dengan cara berikut:
CV = . x 100%
Kriteria presisi yang diterima untuk kadar zat analit 100% adalah CV ≤
1,3% (AOAC cit., Gonzales and Herrador, 2007).
e. Ketepatan (accuracy)
Akurasi metode analisis dinyatakan dengan % perolehan kembali
(recovery) yang dihitung dengan cara berikut:
% recovery = x 100%
Kriteria akurasi yang diterima untuk kadar zat analit 100% adalah 98-
102% (AOAC cit., Gonzales and Herrador, 2007).
9. Penetapan kadar asam traneksamat dalam sampel kapsul
Uji keseragaman bobot dilakukan dengan cara: ditimbang 20 kapsul.
Ditimbang lagi kapsul satu persatu. Isi semua kapsul dikeluarkan, ditimbang
seluruh bagian cangkang kapsul, dihitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata
tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari ± 7,5% untuk kapsul yang memiliki bobot
rata-rata lebih dari 120 mg (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI,
1995).
Dua puluh kapsul asam traneksamat® yang telah dilakukan uji
keseragaman bobot kapsul dihomogenkan dalam mortir. Kemudian ditimbang
saksama serbuk kapsul 119,5 mg untuk batch 1 dan 121,1 mg untuk batch 2 yang
setara dengan 100 mg asam traneksamat (sesuai leaflet yang tertulis). Serbuk
kapsul dilarutkan dalam aquades hingga volume tepat 100,0 mL dan digojog
hingga homogen. Penyarian dilakukan 3 kali menggunakan kapas dan kertas
saring sehingga didapatkan filtrat yang jernih. Filtrat dipipet 300 µL, kemudian
dimasukkan dalam labu ukur 10 mL. Larutan OPA pH 8 ditambahkan hingga
volume tepat 10,0 mL. Diamkan ditempat gelap dan dingin selama 4 menit
(setelah 45 detik penambahan larutan OPA). Absorbansinya diukur menggunakan
spektrofotometer UV. Replikasi dilakukan sebanyak 5 kali untuk setiap batch
sehingga didapatkan 5 data absorbansi untuk setiap batch. Kadar terukur asam
traneksamat dihitung dengan cara memasukkan absorbansi yang didapat ke dalam
persamaan regresi linier kurva baku dan ditentukan kadar rata-rata asam
traneksamat untuk setiap batch. Menurut Supplement II Japanese Pharmacopeia
kapsul asam traneksamat mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih
dari 105,0% dari yang tertera pada label kemasan asam traneksamat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembuatan Larutan
1. Larutan Asam Traneksamat
Asam traneksamat baku yang digunakan merupakan senyawa
berbentuk serbuk yang sangat mudah larut dalam air dan memiliki tingkat
kemurnian 99,8% secara titrasi (CoA pada Lampiran 1.). Pada pembuatan
larutan asam traneksamat digunakan pelarut aquades, yaitu air yang
mengalami penyulingan untuk menjamin kemurniannya dan tidak
mengandung bahan-bahan lain yang mungkin dapat mengganggu analisis.
Aquades juga dipilih karena memenuhi kriteria yang baik untuk analisis
secara spektrofotometri ini, diantaranya tidak memberikan serapan pada
daerah yang sama dengan analit, tidak berinteraksi dengan analit, tidak
berwarna dan memiliki kemurnian yang cukup tinggi jika digunakan untuk
keperluan analisis.
2. Larutan Dapar Borat
Larutan dapar borat terdiri dari campuran asam borat (H3BO3) dan
kalium klorida (KCl) serta larutan natrium hidroksida (NaOH) untuk
mengatur agar larutan berada pada kondisi pH tertentu, dalam penelitian
ini dibuat larutan dapar borat dengan pH 8 yang merupakan hasil optimasi
(Limawan, 2012). Dapar borat ini berfungsi untuk memberikan suasana
basa dan mempertahankan pH pada waktu reaksi derivatisasi terjadi. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
ini dilakukan karena reaksi derivatisasi antara amin primer dengan agen
penderivat OPA hanya berlangsung dalam suasana basa.
3. Larutan OPA
Pembuatan larutan OPA mengikuti cara pembuatan reagen yang
terdapat dalam deskripsi produk “OPA, Amine Detection Reagent” dari
Uptima. OPA dilarutkan dalam metanol karena OPA larut dalam metanol
(Anonim, 2005b). Metanol merupakan pelarut organik yang memiliki
indeks polaritas 5,1 (Snyder, Kirkland, and Dolan, 2010) dan memiliki
kelarutan dalam air 100% (Stauffer, Dolan, and Newman, 2008). Metanol
digunakan juga karena pada panjang gelombang di atas 210 nm tidak
memberikan serapan yang berarti, sehingga tidak mengganggu pengukuran
absorbansi analit.
Setelah OPA dilarutkan dalam metanol, kemudian ditambahkan
merkaptoetanol, yaitu senyawa pengkopling untuk menambah gugus
auksokrom pada derivat yang terbentuk antara asam traneksamat dengan
OPA. Gugus auksokrom yang terbentuk akan memperpanjang konjugasi
gugus kromofor dan menaikkan intensitas absorpsi senyawa hasil
derivatisasi sehingga nilai absorptivitas molar derivat meningkat. Hal ini
menyebabkan peningkatan nilai absorbansi pada konsentrasi yang sama.
Merkaptoetanol merupakan senyawa organik sehingga lebih mudah
bercampur dalam pelarut metanol.
Dapar borat yang ditambahkan ke dalam larutan OPA adalah dapar
borat pH 8 yang merupakan hasil optimasi Limawan (2012). Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dilakukan karena pada suasana basa, amin primer berada dalam bentuk
molekul seluruhnya sehingga reaksi derivatisasi amin primer dengan agen
penderivat OPA dapat berlangsung optimal. Gugus NH2 dalam suasana
basa memiliki sifat nukleofilik yang kuat. Namun pH dari dapar borat juga
harus diatur sedemikian sehingga tidak lebih dari 10, karena pada pH lebih
tinggi dari 10 memungkinkan terjadinya reaksi Cannizzaro (self reaction)
pada gugus aldehid dari OPA menghasilkan ion o-hidroksimetil benzoat
(Gambar 9). Senyawa tersebut sukar bereaksi dengan amin primer pada
asam traneksamat karena gugus C karbonilnya menjadi kurang elektrofilik
dibandingkan C karbonil OPA. Hal ini disebabkan karena adanya
stabilisasi resonansi antara elektron bebas dari gugus O karbonil kepada
gugus C karbonilnya. Menurut McDonald and Sibley (1981), pada pH 10-
14 terjadi penurunan absorptivitas molar atau koefisien ekstingsi molar (ε)
dari OPA karena berkurangnya gugus kromofor dari OPA, dimana ikatan
rangkap pada gugus aldehid OPA akan hilang sehingga ε menjadi lebih
kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
O
O
H 2 O
O H
O H
O
O
O H
O
-O H
O
O
O H
-O H
O
O
OO
O
O
-O H -O H
Gambar 7. Reaksi Cannizzaro pada OPA (McDonald and Sibley, 1981)
Menurut Blackburn (1989), jika reaksi derivatisasi dilakukan pada
pH di bawah 6 maka reaksi derivatisasi amin primer menggunakan agen
penderivat OPA tidak dapat berlangsung karena pada pH di bawah 6 gugus
amina dari asam traneksamat akan terprotonasi, sehingga kehilangan sifat
nukleofilisitasnya dan tidak dapat bereaksi dengan gugus aldehid dari
OPA.
Larutan OPA ini hanya tahan selama 2 jam maka kemudian
disimpan dalam lemari pendingin untuk mencegah degradasi OPA oleh
cahaya. OPA bersifat fotodegradatif dan mudah teroksidasi oleh udara
sehingga OPA disimpan dalam ruangan yang gelap dan dingin. OPA yang
telah mengalami oksidasi berubah menjadi bentuk karboksilatnya (Gambar
8). Gambar 8 merupakan usulan reaksi karena belum ada referensi yang
menunjukkan reaksi fotodegradasi OPA yang sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 8. Usulan reaksi fotodegradasi OPA(Anania, 2011)
Dalam suasana basa, asam 2-formilbenzoat dan asam ftalat berada
dalam bentuk terion, sehingga reaksi adisi amina nukleofilik oleh gugus
amina pada asam traneksamat sukar terjadi. Stabilisasi resonansi antara
gugus O dengan C karbonil akan menyebabkan atom C karbonil semakin
stabil dan kurang elektrofilik. Jika OPA telah mengalami fotodegradasi,
maka reaksi derivatisasi dengan asam traneksamat tidak akan terjadi.
Untuk mencegah fotodegradasi dari OPA, maka digunakan aluminium foil
untuk melapisi permukaan labu ukur yang digunakan untuk menyimpan
OPA dan untuk reaksi, karena diharapkan aluminium dapat melindungi
larutan dari cahaya.
Menurut Limawan (2012), hasil derivatisasi asam traneksamat
dengan OPA memiliki nilai ekstingsi molar sebesar 9413,09 L M-1.cm-1.
Senyawa dengan nilai ԑ tersebut memiliki absorptivitas molar berada pada
tingkat kuat untuk diukur menggunakan spektrofotometer UV (Mulja dan
Suharman, 1995).
4. Larutan Baku Asam Traneksamat
Larutan baku asam traneksamat terdiri dari larutan asam
traneksamat yang direaksikan dengan larutan OPA. Secara teoritis, reaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
antara asam traneksamat dengan OPA membutuhkan perbandingan
molekul yang sama yaitu 1 : 1. Tetapi, sebagai jaminan bahwa semua
molekul asam traneksamat telah terderivatisasi, maka penambahan OPA
dibuat berlebih. Pada pembuatan larutan baku ini perbandingan mol antara
asam traneksamat dengan OPA sekitar 1 : 11. Pada gambar 9, larutan
OPA memberikan absorbansi pada panjang gelombang 220 nm sampai
320 nm dan memiliki panjang gelombang maksimum pada 260,5 nm
sehingga sisa OPA yang tidak bereaksi dengan asam traneksamat tidak
akan mengganggu nilai absorbansi hasil derivatisasi yang terbentuk.
Gambar 9. Spektra absorbansi OPA (0,5 mg/mL) dalam dapar borat pH 8
Setelah larutan OPA di tambahkan ke dalam asam traneksamat,
campuran tersebut didiamkan di tempat gelap pada suhu lemari pendingin
sekitar 2-8º C selama 4 menit (terhitung setelah 45 detik penambahan
larutan OPA). Reaksi dilakukan pada suhu 2-8º C untuk menghindari
terjadinya reaksi Cannizaro. Menurut Coppex (2000), reaksi yang terjadi
antara asam traneksamat berlangsung sangat cepat sekitar 2 menit dan
produk derivatnya sangat tidak stabil pada suhu ruang maka reaksinya
dilakukan pada suhu lemari pendingin, untuk memperlambat proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
degradasi produk derivatnya (Gambar 10). Menurut Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan RI (1995), suhu lemari pendingin adalah
suhu dengan rentang 2-8º C. Waktu reaksi yang digunakan yaitu selama 4
menit terhitung setelah 45 detik penambahan larutan OPA. Prosedur ini
merupakan hasil optimasi Limawan (2012) karena pada waktu reaksi 4
menit tersebut reprodusibilitas pengukuran absorbansi hasil derivatisasi
paling bagus.
Gambar 10. Penurunan absorbansi hasil derivatisasi asam traneksamat denganOPA
Dengan adanya merkaptoetanol, OPA bereaksi dengan asam
traneksamat menghasilkan senyawa yang memiliki gugus kromofor dan
auksokrom (Gambar 11). Gambar 12 menunjukkan gugus kromofor dan
auksokrom pada senyawa hasil derivatisasi. Senyawa hasil derivatisasi ini
yang absorbansinya diukur menggunakan spektrofotometer UV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
COHO
NH2
H
H
O
O
o-f talaldehidasam traneksamat
OH
N
S
OH
COHO
asam 4-((1-(2-hidroksietiltio)-2H -isoindol-2-il)metil)sikloheksankarboksilat
Gambar 11. Reaksi antara asam traneksamat dengan OPA dengan adanya merkaptoetanolmenghasilkan senyawa hasil derivatisasi
Gambar 12. Gugus kromofor dan auksokrom dari senyawa hasil derivatisasi (Guguskromofor ditunjukkan oleh garis merah, sedangkan gugus auksokrom ditunjukkan oleh
garis biru)
Konsentrasi seri larutan baku asam traneksamat yang dibuat yaitu
10; 20; 30; 40; dan 50 µg/mL. Kemudian dibuat kurva regresi linier untuk
asam traneksamat.
B. Pembuatan Kurva Baku Asam Traneksamat
Setelah masing-masing seri larutan baku asam traneksamat direaksikan
dengan larutan OPA dan diukur absorbansinya, dibuat kurva baku dan persamaan
regresi liniernya. Kurva baku ini menunjukkan hubungan antara absorbansi hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
derivatisasi dengan kadar asam traneksamat. Absorbansi yang terbaca merupakan
absorbansi produk derivatisasi asam traneksamat dengan OPA, yang merupakan
representasi absorbansi asam traneksamat karena asam traneksamat akan bereaksi
seluruhnya dengan OPA membentuk produk derivatnya (A derivat ≈ A asam
traneksamat). Kadar asam traneksamat dalam sampel dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan regresi linier kurva baku yang dibuat.
Kurva baku asam traneksamat dibuat menggunakan lima seri kadar asam
traneksamat, yaitu 10; 20; 30; 40 dan 50 µg/mL, dan untuk masing-masing kadar
dilakukan replikasi 3 kali. Seri kadar kurva baku ini dipilih berdasarkan rentang
dimana konsentrasi asam traneksamat yang digunakan masih memberikan nilai
absorbansi yang proporsional atau menunjukkan linieritas yang baik dengan
konsentrasinya. Pada lampiran 12 ditunjukkan bahwa absorbansi dari 13 seri
kadar asam traneksamat masih memberikan nilai linieritas yang baik, yang
dinyatakan dengan nilai koefisien korelasi (r). Menurut Snyder et al. (1997),
syarat suatu metode dikatakan memiliki linearitas yang baik adalah apabila nilai
koefisien korelasi (r)-nya ≥ 0,999, terutama untuk penetapan kadar senyawa
utama. Pada lampiran 12 dicantumkan data yang didapat pada penelitian ini yaitu
pada replikasi I nilai r = 0,9977, pada replikasi II nilai r = 0,9992 sedangkan pada
replikasi III nilai r = 0,9993. Hal ini membuktikan bahwa pada rentang kadar
asam traneksamat 1 µg/mL hingga 100 µg/mL masih memberikan linieritas yang
baik, sehingga untuk pembuatan kurva baku asam traneksamat dapat dipilih
rentang kadar yang masih linier. Pada penelitian ini dipilih seri kadar asam
traneksamat dari 10; 20; 30; 40 dan 50 µg/mL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Pengukuran absorbansi dilakukan pada panjang gelombang maksimum
derivat yang terbentuk, yaitu pada panjang gelombang 334 nm dengan waktu
reaksi optimum 4 menit (terhitung setelah 45 detik penambahan larutan OPA
pertama kali) berdasarkan hasil optimasi yang dilakukan Limawan (2012).
Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi seri kadar asam traneksamat,
diperoleh data seperti yang tertera pada tabel IV. Bersasarkan data absorbansi
tersebut kemudian ditentukan persamaan kurva baku dan nilai koefisien
korelasinya (r) untuk masing-masing replikasi.
Tabel IV. Data replikasi kurva baku asam traneksamat
Kadar asamtraneksamat
(µg/mL)
Absorbansi*Replikasi I
Absorbansi*Replikasi II
Absorbansi*Replikasi III
10 0,292 0,288 0,29520 0,576 0,565 0,57330 0,830 0,832 0,84540 1,121 1,133 1,13250 1,378 1,378 1,371
Persamaan kurvabaku
y = 0,02717x +0,0243
y = 0,02748x +0,0148
y = 0,02711x +0,0299
Koefisien korelasi r = 0,9998 r = 0,9996 r = 0,9996* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
Berdasarkan data pada tabel IV tersebut dipilih persamaan kurva baku
yang memiliki linieritas paling baik. Linieritas menunjukkan hubungan antara
kadar asam traneksamat dengan absorbansi derivatnya dan dapat dilihat dari nilai
koefisien korelasi (r). Menurut Snyder et al. (1997), syarat suatu metode
dikatakan memiliki linearitas yang baik adalah bila nilai koefisien korelasi (r)-nya
≥ 0,999, terutama untuk penetapan kadar senyawa utama. Ketiga replikasi kurva
baku tersebut memiliki nilai r > 0,999 sesuai yang disyaratkan, namun yang
digunakan selanjutnya yaitu persamaan kurva baku replikasi I karena memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
nilai koefisien korelasi yang paling besar, yang menunjukkan bahwa hubungan
antara kadar asam traneksamat dan absorbansi derivatnya semakin proporsional.
Artinya, absorbansi hasil derivat akan meningkat secara proporsional seiring
dengan peningkatan kadar asam traneksamat. Gambar 13 berikut ini merupakan
gambar hubungan antara kadar asam traneksamat dengan absorbansi derivatnya.
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPAGambar 13. Hubungan antara kadar asam traneksamat dengan absorbansi hasil
derivatnya replikasi I
C. Validasi Metode
Parameter validitas metode untuk penetapan kadar asam traneksamat
secara spektrofotometri UV yang diamati dalam penelitian ini adalah spesifisitas,
linieritas, LOD, LOQ, akurasi dan presisi.
1. Spesifisitas
Spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya
mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya
komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel (Harmita, 2004). Pada
y = 0,02717x + 0,0243r = 0,9998
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
0 20 40 60
Abs
orba
nsi*
Kadar Asam Traneksamat (µg/mL)
Replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
penelitian ini, spesifisitas metode dibuktikan dengan cara membandingkan
panjang gelombang maksimum dari larutan OPA dengan panjang gelombang
maksimun dari produk derivatisasi antara asam traneksamat dengan OPA serta
tingkat overlapping yang terjadi. Jika panjang gelombang maksimum (selective
UV-wavelength) dari pola spektra berbeda, maka dapat dikatakan bahwa
metode tersebut spesifik (Ermer and Miller, 2005), karena pada panjang
gelombang tersebut tidak ada absorbansi dari senyawa lain, hanya senyawa
analit saja yang terukur.
Berdasarkan data yang diperoleh, panjang gelombang maksimum
larutan OPA yaitu 260,5 nm yang ditunjukkan pada gambar 9, sedangkan
panjang gelombang maksimum hasil derivatisasi asam traneksamat dengan
OPA yaitu 334 nm yang ditunjukkan pada gambar 14. Setelah kedua gambar
tersebut dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa OPA tidak memberikan
absorbansi pada panjang gelombang 334 nm, sehingga metode ini dikatakan
spesifik.
Gambar 14. Spektra hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA setelah 4 menitreaksi
Metode ini juga dapat membedakan absorbansi produk derivat dengan
hasil degradasi produk derivat. Hal ini dibuktikan dari spektra hasil degradasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
produk derivat yang memiliki panjang gelombang maksimum berbeda dengan
panjang gelombang maksimum produk derivat seperti yang tertera pada
gambar 15. Hasil degradasi produk derivat memiliki panjang gelombang
maksimum sebesar 246-280 nm.
Gambar 15. Spektra hasil degradasi produk derivatisasi asam traneksamat (30 µg/mL)dengan OPA setelah 35 menit reaksi
Gambar 16. Reaksi degradasi produk derivatisasi asam traneksamat dengan OPA(Coppex, 2000)
Berdasarkan lampiran 7 dan 8, dapat diketahui bahwa senyawa hasil
degradasi produk derivat memiliki absorbansi yang meningkat setelah 35 menit
reaksi karena data yang didapat menunjukkan bahwa pada konsentrasi asam
traneksamat yang sama, setelah 4 menit reaksi, senyawa pada panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
gelombang 246 nm memiliki absorbansi sebesar 0,259, sedangkan setelah 35
menit reaksi, senyawa pada panjang gelombang 246 nm memiliki absorbansi
sebesar 0,482. Hal ini berbanding terbalik dengan absorbansi produk derivat.
Pada konsentrasi asam traneksamat yang sama, setelah 4 menit reaksi, produk
derivat dengan panjang gelombang 334 nm memiliki absorbansi sebesar 0,799,
sedangkan setelah 35 menit reaksi, produk derivat dengan panjang gelombang
334 nm memiliki absorbansi sebesar 0,108. Hal ini menunjukkan bahwa seiring
berjalannya waktu, produk derivatisasi yang terbentuk juga semakin kecil
karena telah terdegradasi.
Gambar 17. Spektra hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA setelah 4 menitreaksi dan tingkat overlapping yang terjadi
Keterangan:
Gambar 17 menunjukkan bahwa tingkat overlapping yang terjadi
antara produk derivat dengan hasil degradasi produk derivat sangat kecil
sehingga dapat dikatakan bahwa adanya hasil degradasi produk derivat tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
mengganggu pengukuran absorbansi produk derivatisasi asam traneksamat
dengan OPA.
Berdasarkan spektra larutan asam traneksamat dalam sampel kapsul,
tidak ada absorbansi pada panjang gelombang 344 nm seperti yang ditunjukkan
pada gambar 18, selain itu, setelah larutan sampel yang mengandung asam
traneksamat diderivatisasi dengan OPA juga tidak ada absorbansi yang
mengganggu pengukuran hasil derivat pada panjang gelombang 334 nm seperti
yang ditunjukkan oleh gambar 19.
Gambar 18. Spektra larutan asam traneksamat (30 µg/mL) dalam sampel kapsul tanpaderivatisasi menggunakan OPA
Gambar 19. Spektra larutan asam traneksamat 30 µg/mL (dari sampel kapsul) dengan OPAsetelah 4 menit reaksi
Pengukuran absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat
dengan OPA dilakukan pada panjang gelombang 334 nm karena pada panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
gelombang tersebut tidak terdapat gangguan senyawa lain baik dari eksipien,
pereaksi, pelarut maupun hasil degradasinya, sehingga metode ini spesifik
untuk penetapan kadar asam traneksamat.
2. Linieritas
Linieritas suatu metode dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi (r)
yang didapat dari persamaan kurva baku asam traneksamat setelah
diderivatisasi dengan OPA. Suatu metode dikatakan memiliki linearitas yang
baik jika nilai r ≥ 0,999 (Snyder et al., 1997). Nilai r menunjukan hubungan
antara kadar analit dengan absorbansi yang dihasilkan. Jika nilai r semakin
mendekati 1, maka hubungan antara kadar analit dengan absorbansinya
semakin linier. Pada penelitian ini didapatkan nilai r untuk tiga replikasi kurva
baku yaitu sebesar 0,9998; 0,9996 dan 0,9996 (Tabel IV). Ketiga replikasi
kurva baku tersebut memiliki nilai r ≥ 0,999 sehingga dapat dikatakan bahwa
metode ini memenuhi syarat linieritas yang baik.
3. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ)
Untuk penetapan kadar zat aktif dalam suatu sediaan obat yang
termasuk kategori I, sebenarnya tidak memerlukan parameter validasi batas
deteksi dan batas kuantitasi. Namun pada penelitian ini dilakukan penetapan
batas deteksi dan batas kuantitasi untuk memberikan informasi mengenai
sensitivitas metode dalam pengukuran absorbansi hasil derivatisasi asam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
traneksamat dengan OPA. Informasi LOD dan LOQ ini dapat berfungsi untuk
menentukan kadar seri baku yang digunakan.
Menurut ICH, LOD merupakan konsentrasi terkecil dari suatu analit
dalam sampel yang masih dapat terdeteksi, tetapi tidak perlu terkuantifikasi
pada nilai sebenarnya (Ermer and Miller, 2005). Penentuan batas deteksi dapat
didasarkan pada perhitungan tiga kali nilai standar deviasi blangko dibagi
dengan nilai slope kurva baku yang dibuat pada rentang kadar mendekati LOQ
(Anonim, 2005c).
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPAGambar 20. Kurva baku untuk menghitung LOD dan LOQ replikasi I
Untuk penentuan LOD dan LOQ secara teoritis dibutuhkan persamaan
kurva baku baru yang berada pada kadar rendah mendekati LOQ. Rentang
konsentrasi yang digunakan pada kurva baku untuk perhitungan LOD dan LOQ
tidak boleh melebihi 10-20 kalinya LOD. Hal ini bertujuan agar konsentrasi
LOD dan LOQ yang didapat mendekati nilai sebenarnya dan tidak terjadi
penyimpangan kadar yang terlalu jauh, karena pada rentang konsentrasi
y = 0,0267x + 0,0011r = 0,99997
00,10,20,30,40,50,60,70,80,9
0 10 20 30 40
Abs
orba
nsi*
Kadar Asam Traneksamat(µg/mL)
Replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tersebut, peningkatan variasi biasanya dapat diasumsikan memiliki pengaruh
yang kecil terhadap parameter dispersi dari regresi linier (Ermer and Miller,
2005). Kurva baku untuk menghitung LOD dan LOQ direplikasi 3 kali,
kemudian dipilih satu kurva baku yang memiliki nilai koefisien korelasi paling
besar yaitu pada replikasi I (Gambar 20) dan digunakan untuk menghitung nilai
LOD dan LOQ teoritis. Berdasarkan kurva baku replikasi I diketahui nilai
slope sebesar 0,0267 (Lampiran 13). Selanjutnya dilakukan pengukuran
absorbansi blangko sebanyak 15 kali untuk mengetahui nilai standard
deviation (SD)-nya. Blangko yang digunakan adalah larutan OPA dalam dapar
borat pH 8. Data absorbansi blangko yang diperoleh dapat dilihat pada
lampiran 14.
Secara teoritis, nilai LOD dapat dihitung sesuai rumus. Hasil dari
perhitungan LOD secara teoritis yaitu:
LOD = = ,, = 0,227 µg/mL (Lampiran 14).
LOQ merupakan konsentrasi terkecil dari analit di dalam sampel yang
masih dapat terkuantifikasi dengan memenuhi standar presisi dan akurasi yang
baik (Ermer and Miller, 2005). Batas kuantitasi dapat dihitung berdasarkan
perhitungan sepuluh kali nilai standar deviasi blangko dibagi dengan nilai slope
kurva baku (Anonim, 2005c).
Slope yang digunakan untuk menghitung LOQ secara teoritis juga
berasal dari slope kurva baku replikasi I yaitu sebesar 0,0267. Begitu juga
dengan SD blangko untuk menghitung LOQ berasal dari pengukuran
absorbansi blangko OPA dalam dapar borat sebanyak 15 kali (Lampiran 14).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Perhitungan LOQ secara teoritis dapat dilihat pada lampiran 14. Hasil
perhitungan LOQ secara teoritis yaitu
LOQ = = ,, = 0,758 µg/mL (Lampiran 14).
LOQ pada penetapan kadar zat aktif dalam suatu sediaan tidak dapat
digunakan sebagai kadar terkecil dari kurva baku, namun dapat digunakan
sebagai kadar dalam rentang konsentrasi yang masih dapat dikuantifikasi
secara reliabel dan reprodusibel dengan presisi dan akurasi melalui penggunaan
hubungan konsentrasi-respon pada metode bioanalisis (Chan et al., 2004).
Setelah diketahui nilai LOD dan LOQ teoritis, kemudian dibuktikan
dengan melakukan pengukuran absorbansi pada kadar LOD dan LOQ tersebut
untuk mengetahui nilai absorbansi pada kadar LOD dan LOQ teoritis. Data
penelitian yang didapat menunjukkan bahwa metode yang digunakan masih
dapat mendeteksi analit pada kadar 0,227 µg/mL dengan nilai absorbansi rata-
rata sebesar 0,0822. Namun pada kadar analit 0,758 µg/mL, metode yang
digunakan sudah dapat menghasilkan nilai absorbansi rata-rata sebesar 0,0968
yang dapat digunakan untuk perhitungan kadar analit dalam metode
bioanalisis, karena pada kadar tersebut telah dicapai reprodusibilitas yang baik
yang dapat dilihat dari nilai CV = 0,864. Syarat reprodusibilitas yang baik
menurut AOAC yaitu nilai CV ≤ 1,3 (AOAC cit., Gonzales and Herrador,
2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
4. Akurasi
Ketepatan (accuracy) adalah ukuran yang menunjukkan kedekatan
hasil analis dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai
persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan (Snyder et al.,
1997). Syarat % recovery yang baik menurut AOAC cit., Gonzales and
Herrador yaitu 98-102%. Dalam penelitian ini penentuan ketepatan dilakukan
menggunakan cara yang ketiga yaitu dengan menggunakan standar adisi analit
karena cara yang pertama dan kedua tidak mungkin dilakukan kecuali jika
peneliti mendapatkan blank matriks dari sampel obat yang digunakan. Oleh
karena itu, maka diperlukan penetapan kadar sampel terlebih dahulu untuk
mengetahui kadar analit dalam sampel kapsul sehingga memudahkan peneliti
dalam perhitungan.
Berdasarkan lima kali replikasi penetapan kadar asam traneksamat
dalam serbuk kapsul batch 1 didapatkan kadar asam traneksamat rata-rata
sebesar 85,05% (b/b) untuk batch 1 dan 82,15% (b/b) untuk batch 2, untuk
perhitungannya secara rinci dapat dilihat pada lampiran 19 dan 21. Kemudian
setelah diketahui kadar asam traneksamat dalam sampel serbuk kapsul, peneliti
dapat memperkirakan melalui perhitungan kadar terukur yang akan digunakan
agar setelah diadisi menggunakan larutan baku asam traneksamat dengan tiga
level kadar, absorbansi yang dihasilkan masih berada dalam rentang kurva
baku yang dipergunakan untuk perhitungan kadar yang telah terbukti linier.
Ekstrapolasi tidak dikehendaki karena diluar rentang kurva baku yang
digunakan tidak ada jaminan linieritas antara kadar analit dengan absorbansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
yang dihasilkan. Adisi larutan baku asam traneksamat dilakukan pada tiga level
konsentrasi yaitu kadar rendah, sedang dan tinggi. Hal ini bertujuan untuk
membuktikan bahwa penggunaan metode pada kadar rendah, sedang dan tinggi
tersebut memberikan hasil yang tepat. Berdasarkan hasil pengukuran
absorbansi larutan serbuk kapsul batch 1 setelah diadisi menggunakan tiga
level kadar larutan baku, didapatkan data bahwa pada level rendah, recovery
yang didapatkan sebesar 99,87 – 101,63%; pada level sedang, recovery yang
didapatkan sebesar 98,73 – 98,96% dan pada level tinggi, recovery yang
didapatkan sebesar 99,96 - 101,43%. Perhitungan secara lengkap tercantum
pada lampiran 20. Recovery yang didapatkan pada batch 1 level rendah, sedang
dan tinggi tersebut memenuhi syarat yang ditetapkan AOAC untuk recovery 98
– 102%.
Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi larutan serbuk kapsul batch
2 setelah diadisi menggunakan tiga level kadar larutan baku, didapatkan data
bahwa pada level rendah, recovery yang didapatkan sebesar 99,32 – 101,00%;
pada level sedang, recovery yang didapatkan sebesar 99,10 – 100,73% dan
pada level tinggi, recovery yang didapatkan sebesar 98,44 - 100,96%.
Perhitungan secara lengkap tercantum pada lampiran 22. Recovery yang
didapatkan pada batch 2 level rendah, sedang dan tinggi tersebut memenuhi
syarat yang ditetapkan AOAC untuk recovery 98 – 102%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
5. Presisi
Ketelitian adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara
hasil uji individual yang diperoleh dari pengambilan sampel berulang yang
telah dihomogenkan dengan suatu metode analisis (Snyder et al., 1997).
Menurut United Stated Pharmacopeia Convention (2005), presisi suatu metode
ditentukan berdasarkan koefisien variasi (CV) yang diperoleh dari pengulangan
pengukuran suatu sampel homogen. Kriteria presisi yang diterima untuk kadar
zat analit 100% adalah CV ≤ 1,3% (AOAC cit., Gonzales and Herrador, 2007).
Menurut dokumen ICH Q2(R1), cara untuk menentukan repeatability
dapat dilakukan dengan menggunakan 9 kali penetapan dengan 3 level
konsentrasi dan 3 kali replikasi untuk masing-masing konsentrasi. Setelah
dilakukan tiga kali replikasi pada level kadar rendah, sedang dan tinggi
didapatkan data koefisien variasi sebagai berikut: pada sampel kapsul batch 1
CV level rendah sebesar 0,899%; CV level sedang sebesar 0,190% dan CV
level tinggi sebesar 0,660%. Sedangkan pada sampel kapsul batch 2 CV level
rendah sebesar 0,841%; CV level sedang sebesar 0,799% dan CV level tinggi
sebesar 1,261%. CV yang didapatkan pada batch 1 dan batch 2 baik pada level
rendah, sedang dan tinggi memenuhi syarat yang ditetapkan AOAC untuk
syarat CV ≤ 1,3%.
Presisi dan akurasi yang dilakukan menggunakan standar adisi ini
bertujuan untuk mengetahui apakah selama proses preparasi sampel ada analit
yang hilang. Untuk mengetahui baik atau tidaknya metode yang digunakan ini
maka dapat dilihat dari parameter akurasi presisi. Pada lampiran 25 dan 26 dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
diketahui nilai standar deviasi dari slope dan intersep kurva LOQ; kurva adisi
sampel batch 1 dan kurva adisi sampel batch 2. Setelah dilakukan analisis statistik
menggunakan independent t-test dengan taraf kepercayaan 95% maka dapat
diketahui bahwa slope yang didapat dari kurva LOQ jika dibandingkan dengan
slope yang didapat dari kurva adisi pada batch 1 dan batch 2 secara statistik tidak
berbeda signifikan (Lampiran 27). Intersep yang didapat dari kurva LOQ jika
dibandingkan dengan intersep yang didapat dari kurva adisi pada batch 1 dan
batch 2 secara statistik juga tidak berbeda signifikan (Lampiran 28) sehingga
dapat disimpulkan bahwa preparasi sampel yang dilakukan tidak mempengaruhi
kadar asam traneksamat yang didapat secara signifikan.
D. Penetapan Kadar Asam Traneksamat dalam Kapsul
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penetapan kadar asam
traneksamat dalam kapsul ini merupakan probability sampling secara simple
random sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan secara random sehingga
setiap unit populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai
sampel. Cara random merupakan usaha untuk mendapatkan sampel yang
representatif karena adanya bias pemilihan dapat diperkecil sekecil mungkin
(Nasution, 2003).
Sampel yang digunakan berupa sediaan kapsul dari satu jenis merk
dengan zat aktif asam traneksamat. Dalam satu jenis merk tersebut diambil 20
kapsul dengan nomor kode produksi (batch) yang sama. Pemilihan nomor kode
produksi yang sama bertujuan untuk mendapatkan kriteria homogenitas karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
mengalami proses produksi yang sama. Pada penelitian ini dilakukan penetapan
kadar asam traneksamat pada 2 nomor kode produksi untuk mengetahui apakah
metode yang telah tervalidasi dapat diaplikasikan pada sampel kapsul asam
traneksamat. Sampel yang digunakan berjumlah 20 kapsul untuk setiap batch,
dengan tujuan agar pemilihan sampel representatif yaitu sampel yang dianalisis
benar-benar mencerminkan populasi yang diwakilinya. Pada penetapan kadar
asam traneksamat dalam kapsul asam traneksamat® ini dilakukan 5 replikasi untuk
menjamin reprodusibilitas dari kadar terukur yang didapat.
Uji keseragaman bobot dilakukan pada setiap 20 kapsul yang digunakan
untuk analisis. Pengujian ini berfungsi untuk menjamin bahwa 20 kapsul yang
dianalisis memenuhi keseragaman bobot sesuai yang dipersyaratkan Farmakope
Indonesia Edisi IV (1995). Setelah pengujian tersebut, serbuk kapsul
dihomogenkan dalam mortir dan stamper, agar kadar yang terukur dapat mewakili
populasi sampel. Proses penyiapan sampel dilakukan dengan cara melarutkan
serbuk kapsul dengan akuades kemudian disaring menggunakan kertas saring dan
kapas sebanyak 3 kali yang merupakan hasil optimasi dari Limawan (2012).
Penyaringan ini bertujuan agar partikel-partikel bahan tambahan yang tidak larut
yang ada pada serbuk kapsul dapat tertinggal pada kapas dan kertas saring
sehingga filtrat yang dihasilkan jernih. Filtrat yang jernih ini yang kemudian
ditetapkan kadar asam traneksamatnya dengan diderivatisasi menggunakan OPA
secara spektrofotometri UV. Sampel yang akan diderivatisasi diharapkan jernih
agar pada saat pengukuran hasil derivat menggunakan spektrofotometer UV tidak
terjadi scattering. Scattering merupakan pengahamburan cahaya oleh karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
adanya partikel-partikel tidak larut, sehingga absorbansi yang dihasilkan tidak
reprodusibel.
Pada penetapan kadar asam traneksamat dalam kapsul digunakan kondisi
spektrofotometer UV yang telah divalidasi sehingga panjang gelombang
pengukuran yang digunakan yaitu 334 nm. Sebagai jaminan spesifisitas,
dilakukan scanning filtrat sampel yang belum diderivatisasi dengan OPA.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dinyatakan bahwa tidak ada
serapan lain pada penjang gelombang 334 nm sehingga absorbansi pada panjang
gelombang 334 nm merupakan absorbansi asam traneksamat dalam kapsul yang
telah diderivatisasi dengan OPA (Gambar 18 dan 19). Hasil penetapan kadar asam
traneksamat dalam sediaan kapsul asam traneksamat® terdapat pada tabel V untuk
batch 1 dan tabel VI untuk batch 2.
Tabel V. Hasil penetapan kadar asam traneksamat dalam sampel batch 1
Replikasike-
Absorbansi*Kadar asamtraneksamat(mg)/kapsul
Kadar asamtraneksamat dalam %
(b/b)I 0,854 254,606 101,84II 0,846 252,151 100,86III 0,85 253,378 101,35IV 0,859 256,140 102,46V 0,851 253,685 101,47
Rata-rata 253,992 101,60 ± 0,595SD 0,595CV 0,586
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel VI. Hasil penetapan kadar asam traneksamat dalam sampel batch 2
Replikasike-
Absorbansi*Kadar asamtraneksamat(mg)/kapsul
Kadar asamtraneksamat dalam %
(b/b)
I 0,838 249,571 99,828II 0,838 249,365 99,746III 0,834 248,344 99,337IV 0,836 248,752 99,501V 0,832 247,526 99,010
Rata-rata 248,711 99,484 ± 0,329SD 0,329CV 0,331
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
Pada penetapan kadar ini dapat diketahui ketelitian (precision) yang
berupa repeatability, yaitu derajat kedekatan hasil yang diperoleh pada kondisi
kerja yang sama dalam waktu pengukuran yang dekat (Snyder et al., 1997).
Penentuan precision pada sampel dilakukan sebanyak 5 replikasi dengan kondisi
kerja dan analis yang sama. Ketelitian dinyatakan dengan koefisien variasi (CV).
Pada penelitian ini CV yang diperoleh pada penetapan kadar asam traneksamat
dalam kapsul asam traneksamat® batch 1 setelah dilakukan 5 replikasi yaitu
sebesar 0,586%, sedangkan pada batch 2 yaitu sebesar 0,331%. Nilai kedua CV
tersebut masuk dalam persyaratan yang ditentukan untuk kadar analit 100% yaitu
CV ≤ 1,3% (AOAC cit., Gonzales dan Herrador, 2007), sehingga dapat dikatakan
bahwa metode spektrofotometri UV pada penetapan kadar asam traneksamat
dalam kapsul asam traneksamat® memiliki ketelitian yang baik.
Tabel V menunjukkan bahwa kadar rata-rata asam traneksamat dalam
kapsul asam traneksamat® batch 1 setelah dilakukan 5 replikasi yaitu sebesar
101,60 ± 0,595% (b/b). Tabel VI menunjukkan bahwa kadar rata-rata asam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
traneksamat dalam kapsul asam traneksamat® batch 2 setelah dilakukan 5
replikasi yaitu sebesar 99,484 ± 0,329% (b/b). Hal ini sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan pada Supplement II Japanese Pharmacopeia yang menyatakan
bahwa kapsul asam traneksamat mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak
lebih dari 105,0% dari yang tertera pada label kemasan kapsul asam traneksamat.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode derivatiasai dengan OPA
dan pengukuran hasil derivat menggunakan spektrofotometri UV dapat
diaplikasikan pada penetapan kadar asam traneksamat dalam kapsul asam
traneksamat® dan kadar asam traneksamat dalam kapsul asam traneksamat® sesuai
dengan yang tertera pada label kemasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Metode spektrofotometri UV untuk penetapan kadar asam traneksamat dalam
kapsul dengan agen penderivat OPA memiliki validitas yang baik untuk
parameter spesifisitas, linieritas, batas deteksi, batas kuantitasi, akurasi, dan
presisi.
2. Metode yang telah tervalidasi tersebut dapat diaplikasikan untuk menetapkan
kadar asam traneksamat dalam sediaan kapsul asam traneksamat®.
B. Saran
Perlu dilakukan optimasi dan validasi mengenai pengaruh suhu terhadap
stabilitas hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, H., 2004, Principles and Reactions of Protein Extraction, Purification,and Characterization, CRC Press, USA, pp. 64-66.
Anania, A., 2011, Validasi Metode Penetapan Kadar Heptaminol HCl denganAgen Penderivat O-ftalaldehid secara Spektrofotometri Ultraviolet,Skripsi, p. 27.
Anonim, 2001, The Merck Index: An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, andBiological, 13th ed., Merck & Co., Inc., USA, p. 9648.
Anonim, 2005a, European Pharmacopoeia, 5th edition, European Directorate forthe Quality of Medicine, Strasbourg, p. 2610.
Anonim, 2005b, Material Safety Data Sheet for O-Phtalaldehyde,http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9926544, diakses tanggal24 November 2011.
Anonim, 2005c, Validation Of Analytical Procedures: Text And MethodologyQ2(R1), International Conference On Harmonization Of TechnicalRequirements For Registration Of Pharmaceuticals For Human Use, 7,11-12.
Anonim, 2011, Tranexamic Oral – Cyclokapron,http://www.medicinenet.com/tranexamic_acid-oral/article.htm, diaksestanggal 3 November 2011.
Blackburn, S., 1989, Handbook of Chromatography, CRC Press, USA, p. 268.
Chan, C. C., Lam, H., Lee, Y. C., and Zang, X. M., 2004, Analytical MethodValidation and Instrument Performance Verification, John Wiley &Sons, New Jersey, pp. 14, 109.
Chang, Q., Yin, O. Q. P., and Chow, M. S. S., 2004, Liquid Chromatography-Tandem Mass Spectrometry Method for the Determination ofTranexamic Acid in Human Plasma, J. Chromatogr. B, pp. 275-280.
Coppex, L., 2000, Derivatives for HPLC Analysis, Diploma Thesis, University ofGenf., pp. 8-9, 20-21, 16-17, 60.
Danielson, N.D., Gallagher, P.A., and Bao, J.J., 2000, Chemical Reagents andDerivatization Procedures in Drug Analysis, Encyclopedia of AnalyticalChemistry, John Wiley & Sons Ltd, Chichester, pp. 7042–7076, 10-11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Delyle, S. G., Abe, E., Batisse, A., Tremey, B., Fischler, M., Devillier, P., et al.,2010, A Validated Assay for the Quantitative Analysisof TranexamicAcid in Human Serum by Liquid Chromatography Coupled withElectrospray Ionization Mass Spectrometry, Clin. Chim. Acta, 411, pp.438-443.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, FarmakopeIndonesia, jilid IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,p. li.
Duangrat, C., Wongsri, K., and Pongpaibul, Y., 2007, Spectrofluorimetricdetermination of tranexamic acid in hydrogel patch formulations byderivatization with naphthalene-2,3-dicarboxaldehyde/cyanide, J CosmetSci., 58 (3), pp. 215-27.
Dunn, C.J. and Goa, K.L., 1999, Tranexamic Acid: A Review of Its Use inSurgery and Other Indications, Adis International Ltd., New Zealand, 57(6), pp. 1005-32.
Ermer, J. and Miller, J. H., 2005, Method Validation in Pharmaceutical Analysis,Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim, pp. 53, 101, 110.
Gandjar, I.G. dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,Yogyakarta, pp. 11-15, 220-265.
Gonzales, A. G. and Herrador, M. A., 2007, A Practical Guide to AnalyticalMethod Validation, Including Measurement Uncertainty and AccuracyProfiles, Trends Anal. Chem., 26 (3), pp. 232-234.
Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya,Majalah Ilmu Kefarmasian, 1 (3), pp. 117-134.
Haven, M. C., Tetrault, G.A., and Schenken, J. R., 1994, LaboratoryInstrumentation, John Wiley & Sons, Inc., New York, pp. 88-90.
Issarani, R., Vankar, K. K., and Nayak, D. K., 2010, Spectrophotometric Methodsfor Simultaneous Estimation of Ethamsylate and Tranexamic Acid fromCombined Tablet Dosage Form, Int J. Chem Tech Res., 2 (1), pp. 74-78.
Limawan, F., 2012, Optimasi Metode Penetapan Kadar Asam Traneksamatdengan Agen Penderivat OPA secara Spektrofotometri UV, Skripsi,Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pp. 30-49.
Lindroth, P., Hamberger, A., and Sandberg, M., 1985, Neuromethods; 3, AminoAcids, The Humana Press, Inc., USA, pp. 98-100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Matsubayashi, K., Kojima, C., and Tachizawa, H., 1988, Determination oftranexamic acid in human serum by high-performance liquidchromatography using selective pre-column derivatization with phenylisothiocyanate, J Chromatogr., 433, pp. 225-34.
McDonald, R. S. and Sibley, C. E., 1981, The intramolecular Cannizzaro reactionof phthalaldehyde, Can J. Chem., 59, pp. 1061-1067.
Mulja, M. dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, Universitas Airlangga,Surabaya, pp. 26-34, 267.
Otsuji, H., 2004, Ultraviolet-visible Reference Spectra in the Supplement II to theJapanese Pharmacopeia, 14th ed., The Minister of Health, Labour andWelfare, Japan, pp.1745-1746.
Patil, K.R., Rane, V. P., Sangshetti, J. N. and Shinde D. B., 2010, AssayDetermination of Tranexamic acid in Pharmaceutical Dosage Form(Tablet) Using HPLC and ELS Detector, Eurasian J. Anal. Chem., 5 (3),pp. 204-211.
Pavia, D.L., Lampman, G.M., and Kriz, G.S., 2001, Introduction to Spectroscopy,3th ed, Thomson Learnin, Inc., USA, pp. 187, 353-359.
Perrin, D.D. and Dempsey, B., 1974, Buffers for pH and Metal Ion Control,Chapman and Hall, London, p. 147.
Nasution, R., 2003, Teknik Sampling, Digitized by USU digital library, pp. 2-3.
Sastrohamidjojo, H., 2001, Spektroskopi, Liberty, Yogyakarta, pp. 1-43.
Snyder, L.R., Kirkland, J.J., and Glajch, J.L., 1997, Practical HPLC MethodDevelopment, 2nd ed., John Wiley & Sons, Inc., New York, pp. 67-68,161, 687-691.
Snyder, L. R., Kirkland, J. J., and Dolan, J. W., 2010, Introduction to ModernLiquid Chromatography, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey, p. 33.
Stauffer, E., Dolan, J.A., and Newman, R., 2008, Fire Debris Analysis, Elsevier,Inc., USA, p. 389.
Toyo’oka, T., 1999, Modern Derivatization Methods for Separation Sciences,John Wiley and Sons, England, pp. 43, 65-67, 74, 78-83.
United States Pharmacopeial Convention, 2007, USP30 – NF 25, United StatesPharmacopeial Convention Inc., Rockville, p. 225.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Watson, D.G., 2003, Pharmacutical Analysis: A Textbook for Pharmacy Studentsand Pharmaceutical Chemists, Churchill Livingstone, USA, p. 77.
Willard, H.H., Merritt, L.L., Dean, J.A., and Settle, F.A., 1988, InstrumentalMethods of Analysis, 7th ed., A Division of Wadsworth, Inc. California, p.185.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 1. Sertifikat analisis asam traneksamat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 2. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam dapar borat pH 8
segera setelah dibuat
Spektra larutan OPA (0,5 mg/mL) dalam dapar borat pH 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 3. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam dapar borat pH 8
setelah 1 jam dibuat
Spektra larutan OPA (0,5 mg/mL) dalam dapar borat pH 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 4. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam dapar borat pH 8
setelah 2 jam dibuat
Spektra larutan OPA (0,5 mg/mL) dalam dapar borat pH 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 5. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam dapar borat pH 8
setelah 3 jam dibuat
Spektra larutan OPA (0,5 mg/mL) dalam dapar borat pH 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 6. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam dapar borat pH 8
setelah 4,5 jam dibuat
Spektra larutan OPA (0,5 mg/mL) dalam dapar borat pH 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 7. Hasil scanning panjang gelombang hasil derivatisasi antara asam traneksamat
(30µg/mL) dan OPA setelah 4 menit reaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 8. Hasil scanning panjang gelombang hasil degradasi dari hasil derivatisasi antara
asam traneksamat (30µg/mL) dan OPA setelah 35 menit reaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 9. Spektra penurunan absorbansi hasil derivatisasi asam traneksamat dengan
OPA selama 1 jam
ABS = absorbansi hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA pada suhu dingin
........... lanjutan (19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lanjutan (18)...........
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 10. Contoh perhitungan kadar larutan baku asam traneksamat
a. Skema pembuatan
Kurang lebih 100,2 mg serbuk baku asam traneksamat ditimbang saksama
↓
Larutkan dalam 50 mL aquades (Li)
↓
Pipet 5 mL larutan stok asam traneksamat (Li) masukan dalam labu ukur 10
mL kemudian tambahkan aquades hingga volume tepat 10 mL (Larutan
intermediet).
Pipet 50; 100; 150; 200 dan 250 µL larutan intermediet, masukkan ke dalam
labu ukur 5 mL
↓
Tambahkan larutan OPA pH 8 hingga volume tepat 5,0 mL.
b. Perhitungan seri kadar asam traneksamat
Bobot baku asam traneksamat hasil penimbangan = 100,2 mg
Kadar asam traneksamat dalam 50 mL aquades =, , %= 2 mg/mL
= 2000 µg/mL (Li)
Kadar asam traneksamat dalam larutan intermediet = 1000 µg/mL
Dengan perhitungan : V1 x C1 = V2 x C2
5 mL x 2000 µg/mL = 10 mL x C2
C2 = 1000 µg/mL
Seri Kadar Perhitungan Kadar Asam Traneksamat
150 µL x 1000 µg/mL5 mL = 10 µg/mL
2100 µL x 1000 µg/mL5 mL = 20 µg/mL
3150 µL x 1000 µg/mL5 mL = 30 µg/mL
4200 μL x 1000 μg/mL5 mL = 40 μg/mL
5250 µL x 1000 µg/mL5 mL = 50 µg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 11. Perhitungan persamaan kurva baku asam traneksamat
a. Pengukuran absorbansi seri larutan baku asam traneksamat
Kadar asam traneksamat(µg/mL)
Absorbansi* I Absorbansi* II Absorbansi* III
10 0,292 0,288 0,29520 0,576 0,565 0,57330 0,830 0,832 0,84540 1,121 1,133 1,13250 1,378 1,378 1,371
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
b. Perhitungan persamaan kurva baku asam traneksamat menggunakan regresi
linier
Replikasi I : y = 0,02717x + 0,0243
r = 0,9998
Replikasi II : y = 0,02748x + 0,0148
r = 0,9996
Replikasi III : y = 0,02711x + 0,0299
r = 0,9996
c. Kurva baku asam traneksamat
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
y = 0,02717x + 0,0243r = 0,9998
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
0 20 40 60
Abs
orba
nsi*
Kadar Asam Traneksamat (µg/mL)
Replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
y = 0,02748x + 0,0148r = 0,9996
00,20,40,60,8
11,21,41,6
0 20 40 60
Abs
orba
nsi*
Kadar Asam Traneksamat (µg/mL)
Replikasi II
y = 0,02711x + 0,0299r = 0,9996
00,20,40,60,8
11,21,41,6
0 20 40 60
Abs
orba
nsi*
Kadar Asam Traneksamat (µg/mL)
Replikasi III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 12. Range linieritas kurva baku asam traneksamat
a. Skema pembuatan
Kurang lebih 100,2 mg serbuk baku asam traneksamat ditimbang saksama
↓
Larutkan dalam 50 mL aquades (Li)
↓
Pipet 5 mL larutan stok asam traneksamat (Li) masukan dalam labu ukur 10
mL kemudian tambahkan aquades hingga volume tepat 10,0 mL (Larutan
intermediet).
Pipet 5; 15; 25; 50; 100; 150; 200; 250; 300; 350; 400; 450 dan 500 µL larutan
intermediet, masukkan dalam labu ukur 5 mL
↓
Tambahkan larutan OPA pH 8 hingga volume tepat 5,0 mL.
b. Perhitungan seri kadar asam traneksamat
Bobot baku asam traneksamat hasil penimbangan = 100,2 mg
Kadar asam traneksamat dalam 50 mL aquades =, , %= 2 mg/mL
= 2000 µg/mL (Li)
Kadar asam traneksamat dalam larutan intermediet = 1000 µg/mL
Dengan perhitungan : V1 x C1 = V2 x C2
5 mL x 2000 µg/mL = 10 mL x C2
C2 = 1000 µg/mL
Seri Kadar Perhitungan Kadar Asam Traneksamat
15 μL x 1000 μg/mL5 mL = 1 μg/mL
215 μL x 1000 μg/mL5 mL = 3 μg/mL
325 μL x 1000 μg/mL5 mL = 5 μg/mL
450 μL x 1000 μg/mL5 mL = 10 μg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
5100 μL x 1000 μg/mL5 mL = 20 μg/mL
6150 μL x 1000 μg/mL5 mL = 30 μg/mL
7200 μL x 1000 μg/mL5 mL = 40 μg/mL
8250 μL x 1000 μg/mL5 mL = 50 μg/mL
9300 μL x 1000 μg/mL5 mL = 60 μg/mL
10350 μL x 1000 μg/mL5 mL = 70 μg/mL
11400 μL x 1000 μg/mL5 mL = 80 μg/mL
12450 μL x 1000 μg/mL5 mL = 90 μg/mL
13500 μL x 1000 μg/mL5 mL = 100 μg/mL
c. Hasil pengukuran hasil derivatisasi baku asam traneksamat dengan OPA
menggunakan spektrofotometer UV
Kadar asamtraneksamat (µg/mL)
Absorbansi*
Rep I Rep II Rep III
1 0,026 0,034 0,0313 0,080 0,081 0,0805 0,137 0,135 0,13710 0,269 0,275 0,26420 0,533 0,543 0,52630 0,805 0,840 0,83140 1,141 1,109 1,05350 1,411 1,379 1,31360 1,650 1,672 1,65870 1,950 1,898 1,95280 2,190 2,211 2,15590 2,349 2,366 2,452100 2,518 2,624 2,629
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
d. Perhitungan persamaan kurva baku asam traneksamat dengan regresi linier
Replikasi I : y = 0,0262x + 0,0283
r = 0,9977
Replikasi II : y = 0,0266x + 0,0209
r = 0,9992
Replikasi III : y = 0,0269x + 0,0020
r = 0,9993
e. Kurva baku asam traneksamat
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
y = 0,0262x + 0,0283r = 0,9977
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
0 50 100 150
Abs
orba
nsi*
Kadar Asam Traneksamat (µg/ml)
Replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
y = 0,0266x + 0,0209r = 0,9992
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
0 50 100 150
Abs
orba
nsi*
Kadar Asam Traneksamat (µg/ml)
Replikasi II
y = 0,0269x + 0,0020r = 0,9993
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
0 50 100 150
Abs
orba
nsi*
Kadar Asam Traneksamat (µg/ml)
Replikasi III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 13. Pembuatan kurva baku asam traneksamat untuk menghitung LOD dan LOQ
a. Dari range linieritas kurva baku asam traneksamat, diambil 5 titik terendah
untuk memperoleh persamaan regresi kurva baku yang akan digunakan untuk
perhitungan LOD dan LOQ
Kadar asam traneksamat(µg/mL)
Absorbansi*
Rep I Rep II Rep III
3 0,080 0,081 0,0805 0,137 0,135 0,13710 0,269 0,275 0,26420 0,533 0,543 0,52630 0,805 0,840 0,831
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
b. Perhitungan persamaan kurva baku asam traneksamat dengan regresi linier
Replikasi I : y = 0,0267x + 0,0011
r = 0,99997
karena r paling bagus maka digunakan untuk perhitungan LOD dan LOQ
Replikasi II : y = 0,0280x - 0,0056
r = 0,9997
Replikasi III : y = 0,0275x - 0,0068
r = 0,9993
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
c. Kurva baku asam traneksamat untuk perhitungan LOD dan LOQ
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
y = 0,0267x + 0,0011r = 0,99997
00,10,20,30,40,50,60,70,80,9
0 10 20 30 40
Abs
orba
nsi*
Kadar Asam Traneksamat (µg/mL)
Replikasi I
y = 0,0280x - 0,0056r = 0,9997
00,10,20,30,40,50,60,70,80,9
0 10 20 30 40
Abs
orba
nsi*
Kadar Asam Traneksamat (µg/mL)
Replikasi II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
y = 0,0275x - 0,0068r = 0,9993
00,10,20,30,40,50,60,70,80,9
0 10 20 30 40
Abs
orba
nsi*
Kadar Asam Traneksamat (µg/mL)
Replikasi III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 14. Perhitungan LOD dan LOQ teoritis
Bobot OPA hasil penimbangan = 100,5 mg
a. Skema pembuatan larutan blangko (OPA dalam larutan dapar borat pH 8)
Timbang 100 mg OPA, masukkan dalam gelas Beaker.
↓
Tambahkan 2 mL metanol p.a. dan 100 µL merkaptoetanol p.a. Aduk hingga
OPA larut dan masukkan dalam labu ukur 200 mL.
↓
Tambahkan larutan dapar borat pH 8 hingga volume tepat 200 mL dan gojog
hingga homogen.
b. Pengukuran absorbansi larutan blangko
No. Absorbansi* Rata-rata SD CV
1 0,072
0,0697 0,002024 2,9048
2 0,0713 0,0694 0,075 0,0756 0,0697 0,0688 0,0699 0,0710 0,0711 0,0712 0,0713 0,06814 0,06715 0,067
c. Perhitungan SD dan CV blangko
SD =( )
= 0,002024
CV = = 2,9048
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
d. Perhitungan LOD teoritis
LOD = = ,, = 0,227 µg/mL
e. Perhitungan LOQ teoritis
LOQ = = ,, = 0,758 µg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 15. Perhitungan LOD dan LOQ praktis
a. Skema pembuatan
Kurang lebih 100,2 mg serbuk baku asam traneksamat ditimbang saksama
↓
Larutkan dalam 50 mL aquades (Li)
↓
Pipet 5 mL larutan stok asam traneksamat (Li) masukan dalam labu ukur 10
mL kemudian tambahkan aquades hingga volume tepat 10 mL (Larutan
intermediet).
↓
Untuk LOD: pipet 2,27 µL larutan intermediet, masukkan dalam labu ukur 10
mL
Untuk LOQ: pipet 7,58 µL larutan intermediet, masukkan dalam labu ukur 10
mL
↓
Tambahkan larutan OPA pH 8 hingga volume tepat 10 mL
↓
Ukur absorbansi setelah 4 menit reaksi. Lakukan 5 kali replikasi untuk LOD
dan LOQ
b. Perhitungan kadar asam traneksamat untuk LOD dan LOQ
Bobot baku asam traneksamat hasil penimbangan = 100,2 mg
Kadar asam traneksamat dalam 50 mL aquades = 100 mg/50 mL
= 2 mg/mL
= 2000 µg/mL (Li)
Kadar asam traneksamat dalam larutan intermediet = 1000 µg/mL
Dengan perhitungan : V1 x C1 = V2 x C2
5 mL x 2000 µg/mL = 10 mL x C2
C2 = 1000 µg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Seri Kadar Perhitungan Kadar Asam Traneksamat
12,27 μL x 1000 μg/mL10 mL = 0,227 μg/mL
27,58 μL x 1000 μg/mL10 mL = 0,758 μg/mL
c. Hasil pengukuran LOD dan LOQ praktis
LOD LOQKadar (µg/mL) 0,227 µg/mL 0,758 µg/mL
Absorbansi*
Rep I 0,083 0,098Rep II 0,078 0,097Rep III 0,084 0,096Rep IV 0,082 0,096Rep V 0,084 0,097
SD 0,00248998 0,00083666Rata-rata 0,0822 0,0968
CV 3,029 0,864* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 16. Perhitungan akurasi dan presisi larutan baku asam traneksamat
Bobot baku asam traneksamat hasil penimbangan = 100,2 mg
Kadar asam traneksamat dalam 50 mL aquades =, , %= 2 mg/mL (Li)
a. Skema pembuatan
Pipet 5 mL larutan stok asam traneksamat (Li) masukan dalam labu ukur 10
mL kemudian tambahkan aquades hingga volume tepat 10 mL (Larutan
intermediet).
↓
Pipet 50; 150 dan 250 µL larutan intermediet asam traneksamat, masukkan
labu ukur 5 mL.
↓
Tambahkan larutan OPA pH 8 pada labu ukur tersebut hingga volume tepat 5
mL.
↓
Gojog campuran tersebut dan diamkan dalam suhu kulkas (20ºC).
↓
Ukur absorbansinya setelah 4 menit (terhitung setelah 45 detik penambahan
OPA) pada λ 334 nm. Lakukan 5 kali replikasi untuk masing-masing
konsentrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
b. Perhitungan akurasi dan presisi
Larutan asam traneksamat dengan kadar 10 µg/mL
Replikasike-
Absorbansi*Kadar asam
traneksamat terukur(µg/mL)
Kadar asamtraneksamat teoritis
(µg/mL)
Recovery(%)
1 0,294 9,9264 10 99,262 0,295 9,9632 10 99,633 0,300 10,1472 10 101,474 0,298 10,0736 10 100,745 0,300 10,1472 10 101,47
Rata-rata 10,0515SD 0,1028CV 1,02* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
Contoh perhitungan kadar terukur
Persamaan kurva baku asam traneksamat yaitu y = 0,02717x + 0,0243
x = kadar terukur; y = absorbansi
y = 0,02717x + 0,0243
0,294 = 0,02717x + 0,0243
x = 9,9264 µg/mL
Demikian pula untuk perhitungan kadar terukur yang lain.
Contoh perhitungan % recovery
% recovery = 100%% recovery =
, // 100% = 99,26%
Demikian pula untuk perhitungan % recovery yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Larutan asam traneksamat dengan kadar 30 µg/mL
Replikasike-
Absorbansi*Kadar asamtraneksamat
terukur (µg/mL)
Kadar asamtraneksamat teoritis
(µg/mL)Recovery (%)
1 0,837 29,9117 30 99,702 0,844 30,1693 30 100,563 0,838 29,9485 30 99,834 0,853 30,5005 30 101,675 0,843 30,1325 30 100,44
Rata-rata 30,13SD 0,2342CV 0,7773
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
Larutan asam traneksamat dengan kadar 50 µg/mL
Replikasi ke- Absorbansi*Kadar asamtraneksamat
terukur (µg/mL)
Kadar asamtraneksamat teoritis
(µg/mL)Recovery (%)
1 1,376 49,7497 50 99,502 1,381 49,9337 50 99,873 1,376 49,7497 50 99,504 1,373 49,6393 50 99,285 1,375 49,7129 50 99,42
Rata-rata 49,7571SD 0,1085CV 0,2181* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 17. Spektra larutan asam traneksamat (30 µg/mL) dalam serbuk kapsul tanpa
derivatisasi menggunakan OPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 18. Spektra hasil derivatisasi asam traneksamat dari sampel kapsul (30 µg/mL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 19. Penetapan kadar asam traneksamat dalam kapsul batch 1
a. Uji keseragaman bobot 20 kapsul
Bobot 20 kapsul = 7,1945 g
Kapsulno
Bobot kapsul + isi(g)
Bobot cangkang kapsul(g)
Bobot isi kapsul(g)
1 0,3692 0,0617 0,30752 0,3623 0,0618 0,30053 0,3618 0,0605 0,30134 0,3636 0,0603 0,30335 0,3544 0,0612 0,29326 0,3599 0,0614 0,29857 0,3408 0,0612 0,27968 0,3578 0,0626 0,29529 0,3544 0,0601 0,294310 0,3595 0,061 0,298511 0,3653 0,0606 0,304712 0,3541 0,062 0,292113 0,3587 0,062 0,296714 0,3559 0,0619 0,29415 0,3597 0,0612 0,298516 0,3612 0,0618 0,299417 0,3661 0,0611 0,30518 0,3634 0,0606 0,302819 0,3671 0,0623 0,304820 0,3627 0,0596 0,3031
Jumlah 5,973Rata-rata 0,29865
SD 0,006301838CV 2,110%
Kadar teoritis asam traneksamat dalam sampel sebesar 250 mg/kapsul.
Setiap 298,65 mg serbuk kapsul mengandung 250 mg asam traneksamat.
Kadar teoritis asam traneksamat dalam serbuk kapsul yaitu:
, 100% = 83,71% (b/b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Serbuk kapsul yang harus ditimbang untuk mendapat asam traneksamat 100
mg yaitu: 100 ,= 119,5 mg
b. Data penimbangan sampel untuk 5 replikasi
Replikasi I
Bobot kertas : 0,1074 g
Bobot kertas + zat : 0,2269 g
Bobot kertas + sisa : 0,1075 g
Bobot zat : 0,1194 g
Replikasi II
Bobot kertas : 0,1075 g
Bobot kertas + zat : 0,2270 g
Bobot kertas + sisa : 0,1076 g
Bobot zat : 0,1194 g
Replikasi III
Bobot kertas : 0,1075 g
Bobot kertas + zat : 0,2270 g
Bobot kertas + sisa : 0,1076 g
Bobot zat : 0,1194 g
Replikasi IV
Bobot kertas : 0,1076 g
Bobot kertas + zat : 0,2271 g
Bobot kertas + sisa : 0,1077 g
Bobot zat : 0,1194 g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Replikasi V
Bobot kertas : 0,1075 g
Bobot kertas + zat : 0,2271 g
Bobot kertas + sisa : 0,1077 g
Bobot zat : 0,1194 g
c. Skema kerja optimasi penyarian pada penetapan kadar asam traneksamat dalam
sampel
Timbang kurang lebih saksama 119,5 mg serbuk kapsul yang telah
dihomogenkan dalam mortir
↓
Masukkan dalam gelas Beaker dan dilarutkan dengan aquades
↓
Masukkan dalam labu ukur 100,0 mL dan tambahkan aquades hingga volume
tepat 100,0 mL kemudian gojog hingga homogen
↓
Lakukan penyarian asam traneksamat menggunakan corong, kapas dan kertas
saring sebanyak 3 kali; 4 kali dan 5 kali
↓
Ambil 300 µL larutan sampel, masukkan dalam labu ukur 10 mL
↓
Tambahkan larutan OPA pH 8 hingga volume tepat 10,0 mL
↓
Ukur absorbansinya pada λ 334 nm setelah didiamkan di tempat dingin dan
gelap selama 4 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
d. Hasil optimasi penyarian asam traneksamat
Tabel absorbansi hasil derivatisasi sampel asam traneksamat dengan OPA
Jumlah PenyaringanAbsorbansi*
% kadar asam traneksamatdalam serbuk kapsul (b/b)
Rep I Rep II Rep III Rep I Rep II Rep III
3 kali 0,854 0,890 0,828 85,252 88,951 82,5814 kali 0,853 0,881 0,823 85,149 88,026 82,0675 kali 0,802 0,862 0,811 79,909 86,074 80,834
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
Contoh perhitungan % kadar (b/b)
Persamaan kurva baku asam traneksamat yaitu y = 0,02717x + 0,0243
x = kadar terukur; y = absorbansi
y = 0,02717x + 0,0243
0,854 = 0,02717x + 0,0243
x = 30,537 µg/mL
Bobot terukur = (30,537 µg/mL x 10 mL) x (100000 µL / 300 µL)
= 101791,2 µg
= 101,791 mg
Kadar asam traneksamat dalam serbuk kapsul =, , 100%
= 85,25% (b/b)
Demikian pula untuk perhitungan % kadar (b/b) yang lain.
e. Skema kerja penetapan kadar asam traneksamat dalam sampel
Timbang kurang lebih 119,5 mg serbuk kapsul yang telah dihomogenkan
dalam mortir
↓
Masukkan dalam gelas Beaker dan dilarutkan dengan aquades
↓
Masukkan dalam labu ukur 100,0 mL dan tambahkan aquades hingga volume
tepat 100,0 mL kemudian gojog hingga homogen
↓
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lakukan penyarian asam traneksamat menggunakan corong, kapas dan kertas
saring sebanyak 3 kali
↓
Ambil 300 µL larutan sampel, masukkan dalam labu ukur 10 mL
↓
Tambahkan larutan OPA pH 8 hingga volume tepat 10,0 mL
↓
Ukur absorbansinya pada λ 334 nm setelah didiamkan di tempat dingin dan
gelap selama 4 menit
f. Hasil penetapan kadar asam traneksamat dalam serbuk kapsul
Replikasike-
Absorbansi*Kadar asamtraneksamat
terukur (µg/mL)
Bobot terukur(mg)
% Kadar(b/b)
I 0,854 30,537 101,79 85,25II 0,846 30,243 100,81 84,43III 0,850 30,390 101,30 84,84IV 0,859 30,721 102,40 85,77V 0,851 30,427 101,42 84,94
Rata-rata 85,05* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
Contoh perhitungan % kadar (b/b)
Persamaan kurva baku asam traneksamat yaitu y = 0,02717x + 0,0243
x = kadar terukur; y = absorbansi
y = 0,02717x + 0,0243
0,854 = 0,02717x + 0,0243
x = 30,537 µg/mL
Bobot terukur = (30,537 µg/mL x 10 mL) x (100000 µL / 300 µL)
= 101791,2 µg
= 101,791 mg
Kadar asam traneksamat dalam serbuk kapsul =, , 100%
= 85,25% (b/b)
Demikian pula untuk perhitungan % kadar (b/b) yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 20. Perhitungan akurasi dan presisi larutan baku asam traneksamat dalam
sampel serbuk kapsul batch 1
a. Perhitungan serbuk kapsul batch 1 untuk penimbangan
Kadar rata-rata asam traneksamat dalam serbuk kapsul batch 1 = 85,05% (b/b),
artinya setiap 100 mg serbuk kapsul mengandung 85,05 mg asam traneksamat.
Untuk mendapatkan 100 mg asam traneksamat dalam serbuk kapsul batch 1,
maka serbuk kapsul yang harus ditimbang yaitu sebesar:100 mg x 100 mg85,05 mg = 117,58 mg ≈ 117,6 mgb. Data penimbangan serbuk kapsul batch 1 untuk akurasi dan presisi
Rendah Sedang Tinggi
Bobot (g) Rep I Rep II Rep III Rep I Rep II Rep III Rep I Rep II Rep III
Kertas 0,1075 0,1076 0,1045 0,1075 0,1076 0,1045 0,1076 0,1076 0,1046Kertas + zat 0,2252 0,2253 0,2222 0,2253 0,2253 0,2222 0,2253 0,2253 0,2223Kertas + sisa 0,1076 0,1077 0,1045 0,1077 0,1076 0,1046 0,1077 0,1076 0,1046Zat 0,1176 0,1176 0,1177 0,1176 0,1177 0,1176 0,1176 0,1177 0,1177
c. Data penimbangan larutan baku asam traneksamat (10 mg/mL) untuk adisi
Replikasi I
Bobot kertas : 0,0875 g
Bobot kertas + zat : 1,0901 g
Bobot kertas + sisa : 0,0903 g
Bobot zat : 0,9998 g
Bobot baku asam traneksamat hasil penimbangan = 999,8 mg
Kadar asam traneksamat dalam 100 mL aquades =, , %= 9,978 mg/mL
Replikasi II
Bobot kertas : 0,1390 g
Bobot kertas + zat : 1,1419 g
Bobot kertas + sisa : 0,1400 g
Bobot zat : 1,0019 g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Bobot baku asam traneksamat hasil penimbangan = 1001,9 mg
Kadar asam traneksamat dalam 100 mL aquades =, , %= 9,998 mg/mL
Replikasi III
Bobot kertas : 0,1391 g
Bobot kertas + zat : 1,1417 g
Bobot kertas + sisa : 0,1396 g
Bobot zat : 1,0021 g
Bobot baku asam traneksamat hasil penimbangan = 1002,1 mg
Kadar asam traneksamat dalam 100 mL aquades =, , %= 10,00 mg/mL
d. Skema kerja akurasi dan presisi larutan asam traneksamat dalam sampel serbuk
kapsul batch 1
Timbang lebih kurang saksama 117,6 mg serbuk kapsul yang telah
dihomogenkan dalam mortir
↓
Untuk akurasi dan presisi kadar rendah: tambahkan 10,0 mL larutan baku asam
traneksamat (10 mg/mL).
Untuk akurasi dan presisi kadar sedang: tambahkan 20,0 mL larutan baku asam
traneksamat (10 mg/mL)
Untuk akurasi dan presisi kadar tinggi: tambahkan 30,0 mL larutan baku asam
traneksamat (10 mg/mL)
↓
Masukkan dalam gelas Beaker dan dilarutkan dengan aquades
↓
Masukkan dalam labu ukur 100,0 mL dan tambahkan aquades hingga volume
tepat 100,0 mL kemudian gojog hingga homogen
↓
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lakukan penyarian asam traneksamat menggunakan corong, kapas dan kertas
saring sebanyak 3 kali
↓
Ambil 100 µL larutan sampel, masukkan dalam labu ukur 10 mL
↓
Tambahkan larutan OPA pH 8 hingga volume tepat 10,0 mL
↓
Ukur absorbansinya pada λ 334 nm setelah didiamkan di tempat dingin dan
gelap selama 4 menit
↓
Lakukan 3 kali replikasi untuk setiap kadar (rendah, sedang dan tinggi)
sehingga didapatkan 9 data
e. Perhitungan akurasi dan presisi larutan asam traneksamat dalam sampel kapsul
batch 1
Larutan asam traneksamat dengan level rendah
Absorbansi*Kadar asamtraneksamat
teoritis (µg/mL)
Kadar asamtraneksamat
terukur (µg/mL)
Recovery(%)
Rep I 0,576 19,98 20,305 101,63Rep II 0,567 20,00 19,974 99,87Rep III 0,575 20,01 20,269 101,29
Rata-rata 20,183SD 0,181CV 0,899
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
Contoh perhitungan kadar teoritis asam traneksamat dalam sampel yang telah
di adisi baku asam traneksamat
Replikasi I kadar rendah
Konsentrasi teoritis dalam aquades 100 mL
=( , , %) ,
= 1,998 mg/mL
= 1998 µg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Ambil 100 µL ad OPA 10,0 mL
V1 x C1 = V2 x C2
100 µL x 1998 µg/mL = 10 mL x C2
C2 = 19,98 µg/mL
Contoh perhitungan kadar terukur
Persamaan kurva baku asam traneksamat yaitu y = 0,02717x + 0,0243
x = kadar terukur; y = absorbansi
y = 0,02717x + 0,0243
0,576 = 0,02717x + 0,0243
x = 20,305 µg/mL
Demikian pula untuk perhitungan kadar terukur yang lain.
Contoh perhitungan % recovery
% recovery = 100%% recovery =
, /, / 100% = 101,63%
Demikian pula untuk perhitungan % recovery yang lain.
Larutan asam traneksamat dengan level sedang
Absorbansi*Kadar asamtraneksamat
teoritis (µg/mL)
Kadar asamtraneksamat
terukur (µg/mL)
Recovery(%)
Rep I 0,828 29,960 29,580 98,73Rep II 0,830 30,006 29,654 98,83Rep III 0,831 30,002 29,691 98,96
Rata-rata 29,642SD 0,056CV 0,190
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Larutan asam traneksamat dengan level tinggi
Absorbansi*Kadar asamtraneksamat
teoritis (µg/mL)
Kadar asamtraneksamat
terukur (µg/mL)
Recovery(%)
Rep I 1,125 39,940 40,511 101,43Rep II 1,115 40,004 40,143 100,35Rep III 1,111 40,010 39,996 99,96
Rata-rata 40,217SD 0,265CV 0,660
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 21. Penetapan kadar asam traneksamat dalam kapsul batch 2
a. Uji keseragaman bobot 20 kapsul
Bobot 20 kapsul = 7,2832 g
Kapsulno
Bobot kapsul + isi(g)
Bobot cangkang kapsul(g)
Bobot isi kapsul(g)
1 0,3668 0,0606 0,30622 0,3658 0,0618 0,3043 0,3671 0,0618 0,30534 0,3651 0,0600 0,30515 0,3643 0,0624 0,30196 0,3640 0,0615 0,30257 0,3594 0,0618 0,29768 0,3687 0,0596 0,30919 0,3547 0,0619 0,292810 0,3683 0,0611 0,307211 0,3661 0,0613 0,304812 0,3696 0,0634 0,306213 0,3692 0,0638 0,305414 0,3518 0,0605 0,291315 0,3675 0,0615 0,30616 0,3684 0,0635 0,304917 0,3656 0,0612 0,304418 0,3550 0,0616 0,293419 0,3638 0,0615 0,302320 0,3660 0,0614 0,3046
Jumlah 6,055Rata-rata 0,30275
SD 0,005000579CV 1,652%
Kadar teoritis asam traneksamat dalam sampel sebesar 250 mg / kapsul.
Setiap 302,75 mg serbuk kapsul mengandung 250 mg asam traneksamat.
Kadar teoritis asam traneksamat dalam serbuk kapsul yaitu:
, 100% = 82,58% (b/b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Serbuk kapsul yang harus ditimbang untuk mendapat asam traneksamat 100
mg yaitu: 100 ,= 121,1 mg
b. Data penimbangan sampel untuk 5 replikasi
Replikasi I
Bobot kertas : 0,1045 g
Bobot kertas + zat : 0,2257 g
Bobot kertas + sisa : 0,1046 g
Bobot zat : 0,1211 g
Replikasi II
Bobot kertas : 0,1047 g
Bobot kertas + zat : 0,2259 g
Bobot kertas + sisa : 0,1047 g
Bobot zat : 0,1212 g
Replikasi III
Bobot kertas : 0,1046 g
Bobot kertas + zat : 0,2258 g
Bobot kertas + sisa : 0,1047 g
Bobot zat : 0,1211 g
Replikasi IV
Bobot kertas : 0,1048 g
Bobot kertas + zat : 0,2260 g
Bobot kertas + sisa : 0,1048 g
Bobot zat : 0,1212 g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Replikasi V
Bobot kertas : 0,1047 g
Bobot kertas + zat : 0,2259 g
Bobot kertas + sisa : 0,1047 g
Bobot zat : 0,1212 g
c. Skema kerja penetapan kadar asam traneksamat dalam sampel
Timbang kurang lebih saksama 121,1 mg serbuk kapsul yang telah
dihomogenkan dalam mortir
↓
Masukkan dalam gelas Beaker dan dilarutkan dengan aquades
↓
Masukkan dalam labu ukur 100,0 mL dan tambahkan aquades hingga volume
tepat 100,0 mL kemudian gojog hingga homogen
↓
Lakukan penyarian asam traneksamat menggunakan corong, kapas dan kertas
saring sebanyak 3 kali
↓
Ambil 300 µL larutan sampel, masukkan dalam labu ukur 10 mL
↓
Tambahkan larutan OPA pH 8 hingga volume tepat 10,0 mL
↓
Ukur absorbansinya pada λ 334 nm setelah didiamkan di tempat dingin dan
gelap selama 4 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
d. Hasil penetapan kadar asam traneksamat dalam serbuk kapsul
Replikasike-
Absorbansi*Kadar asamtraneksamat
terukur (µg/mL)
Bobot terukur(mg)
% Kadar(b/b)
I 0,838 29,948 99,83 82,43II 0,838 29,948 99,83 82,37III 0,834 29,801 99,34 82,03IV 0,836 29,875 99,58 82,16V 0,832 29,728 99,09 81,76
Rata-rata 82,15* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
Contoh perhitungan % kadar (b/b)
Persamaan kurva baku asam traneksamat yaitu y = 0,02717x + 0,0243
x = kadar terukur; y = absorbansi
y = 0,02717x + 0,0243
0,838 = 0,02717x + 0,0243
x = 29,948 µg/mL
Bobot terukur = (29,948 µg/mL x 10 mL) x (100000 µL / 300 µL)
= 99828,242 µg
= 99,83 mg
Kadar asam traneksamat dalam serbuk kapsul =, , 100%
= 82,43% (b/b)
Demikian pula untuk perhitungan % kadar (b/b) yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 22. Perhitungan akurasi dan presisi larutan baku asam traneksamat dalam
sampel serbuk kapsul batch 2
a. Perhitungan serbuk kapsul batch 1 untuk penimbangan
Kadar rata-rata asam traneksamat dalam serbuk kapsul batch 2 = 82,15% (b/b),
artinya setiap 100 mg serbuk kapsul mengandung 82,15 mg asam traneksamat.
Untuk mendapatkan 100 mg asam traneksamat dalam serbuk kapsul batch 2,
maka serbuk kapsul yang harus ditimbang yaitu sebesar:100 mg x 100 mg82,15 mg = 121,73 mg ≈ 121,7 mgb. Data penimbangan serbuk kapsul batch 2 untuk akurasi dan presisi
Rendah Sedang Tinggi
Bobot (g) Rep I Rep II Rep III Rep I Rep II Rep III Rep I Rep II Rep III
Kertas 0,1047 0,1048 0,1048 0,1048 0,1048 0,1048 0,1047 0,1048 0,1048Kertas + zat 0,2265 0,2266 0,2266 0,2266 0,2266 0,2266 0,2265 0,2266 0,2266Kertas + sisa 0,1048 0,1049 0,1048 0,1049 0,1048 0,1049 0,1048 0,1049 0,1049Zat 0,1217 0,1217 0,1218 0,1217 0,1218 0,1217 0,1217 0,1217 0,1217
c. Data penimbangan larutan baku asam traneksamat (10 mg/mL) untuk adisi
Replikasi I
Bobot kertas : 0,1390 g
Bobot kertas + zat : 1,1418 g
Bobot kertas + sisa : 0,1398 g
Bobot zat : 1,0020 g
Bobot baku asam traneksamat hasil penimbangan = 1002,0 mg
Kadar asam traneksamat dalam 100 mL aquades =, , %= 9,999 mg/mL
Replikasi II
Bobot kertas : 0,1390 g
Bobot kertas + zat : 1,1419 g
Bobot kertas + sisa : 0,1403 g
Bobot zat : 1,0016 g
Bobot baku asam traneksamat hasil penimbangan = 1001,6 mg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Kadar asam traneksamat dalam 100 mL aquades =, , %= 9,996 mg/mL
Replikasi III
Bobot kertas : 0,1391 g
Bobot kertas + zat : 1,1422 g
Bobot kertas + sisa : 0,1408 g
Bobot zat : 1,0014 g
Bobot baku asam traneksamat hasil penimbangan = 1001,4 mg
Kadar asam traneksamat dalam 100 mL aquades =, , %= 9,994 mg/mL
d. Skema kerja akurasi dan presisi larutan asam traneksamat dalam sampel serbuk
kapsul batch 2
Timbang lebih kurang saksama 121,7 mg serbuk kapsul yang telah
dihomogenkan dalam mortir
↓
Untuk akurasi dan presisi kadar rendah: tambahkan 10,0 mL larutan baku asam
traneksamat (10 mg/mL).
Untuk akurasi dan presisi kadar sedang: tambahkan 20,0 mL larutan baku asam
traneksamat (10 mg/mL)
Untuk akurasi dan presisi kadar tinggi: tambahkan 30,0 mL larutan baku asam
traneksamat (10 mg/mL)
↓
Masukkan dalam gelas Beaker dan dilarutkan dengan aquades
↓
Masukkan dalam labu ukur 100,0 mL dan tambahkan aquades hingga volume
tepat 100,0 mL kemudian gojog hingga homogen
↓
Lakukan penyarian asam traneksamat menggunakan corong, kapas dan kertas
saring sebanyak 3 kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
↓
Ambil 100 µL larutan sampel, masukkan dalam labu ukur 10 mL
↓
Tambahkan larutan OPA pH 8 hingga volume tepat 10,0 mL
↓
Ukur absorbansinya pada λ 334 nm setelah didiamkan di tempat dingin dan
gelap selama 4 menit
↓
Lakukan 3 kali replikasi untuk setiap kadar (rendah, sedang dan tinggi)
sehingga didapatkan 9 data
e. Perhitungan akurasi dan presisi larutan asam traneksamat dalam sampel kapsul
batch 2
Larutan asam traneksamat dengan level rendah
Absorbansi*Kadar asamtraneksamat
teoritis (µg/mL)
Kadar asamtraneksamat
terukur (µg/mL)
Recovery(%)
Rep I 0,570 19,997 20,085 100,44Rep II 0,573 19,994 20,195 101,00Rep III 0,564 20,000 19,864 99,32
Rata-rata 20,048SD 0,169CV 0,841
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
Contoh perhitungan kadar teoritis asam traneksamat dalam sampel yang telah
di adisi baku asam traneksamat
Replikasi I kadar rendah
Konsentrasi teoritis dalam aquades 100 mL
=( , , %) ,
= 1,9997 mg/mL
= 1999,7 µg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Ambil 100 µL ad OPA 10,0 mL
V1 x C1 = V2 x C2
100 µL x 1999,7 µg/mL = 10 mL x C2
C2 = 19,997 µg/mL
Contoh perhitungan kadar terukur
Persamaan kurva baku asam traneksamat yaitu y = 0,02717x + 0,0243
x = kadar terukur; y = absorbansi
y = 0,02717x + 0,0243
0,570 = 0,02717x + 0,0243
x = 20,085 µg/mL
Demikian pula untuk perhitungan kadar terukur yang lain.
Contoh perhitungan % recovery
% recovery = 100%% recovery =
, /, / 100% = 100,44%
Demikian pula untuk perhitungan % recovery yang lain.
Larutan asam traneksamat dengan level sedang
Absorbansi*Kadar asamtraneksamat
teoritis (µg/mL)
Kadar asamtraneksamat terukur
(µg/mL)
Recovery(%)
Rep I 0,838 29,996 29,948 99,84Rep II 0,832 29,998 29,728 99,10Rep III 0,845 29,986 30,206 100,73
Rata-rata 29,961SD 0,239CV 0,799
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Larutan asam traneksamat dengan level tinggi
Absorbansi*Kadar asam
traneksamat teoritis(µg/mL)
Kadar asamtraneksamat
terukur (µg/mL)Recovery (%)
Rep I 1,094 39,995 39,371 98,44Rep II 1,104 39,986 39,739 99,38Rep III 1,121 39,98 40,364 100,96
Rata-rata 39,824SD 0,502CV 1,261
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 23. Penetapan kadar asam traneksamat dalam sampel serbuk kapsul batch 1
Replikasike-
Absorbansi*Kadar asamtraneksamat(mg)/kapsul
Kadar asamtraneksamat dalam %
(b/b)I 0,854 254,606 101,84II 0,846 252,151 100,86III 0,85 253,378 101,35IV 0,859 256,140 102,46V 0,851 253,685 101,47
Rata-rata 253,992 101,60 ± 0,595SD 0,595CV 0,586
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
Contoh perhitungan bobot rata-rata kapsul batch 1 Replikasi I
Kadar AT =, , 298,65 mg/kapsul
= 254,606 mg/kapsul
Kadar AT (%) =, 100%
= 101,84% (b/b)
Demikian pula untuk perhitungan kadar asam traneksamat yang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 24. Penetapan kadar asam traneksamat dalam sampel serbuk kapsul batch 2
Replikasike-
Absorbansi*Kadar asamtraneksamat(mg)/kapsul
Kadar asamtraneksamat dalam %
(b/b)
I 0,838 249,571 99,828
II 0,838 249,365 99,746
III 0,834 248,344 99,337
IV 0,836 248,752 99,501
V 0,832 247,526 99,010Rata-rata 248,711 99,484 ± 0,329
SD 0,329CV 0,331
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
Contoh perhitungan bobot rata-rata kapsul batch 2 Replikasi I
Kadar AT =, , 302,75 mg/kapsul
= 249,571 mg/kapsul
Kadar AT (%) =, 100%
= 99,828% (b/b)
Demikian pula untuk perhitungan kadar asam traneksamat yang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 25. Perhitungan standar deviasi slope dan intersep dari kurva baku untuk LOQ
dan standar deviasi slope dan intersep dari kurva adisi pada batch 1
Kurva baku asam traneksamat untuk perhitungan LOD dan LOQ
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
Kurva presisi akurasi menggunakan standar adisi pada batch 1
KadarAT
Kadar ATteoritis
(µg/mL)Rep I
Abs*
Kadar ATteoritis
(µg/mL)Rep II
Abs*
Kadar ATteoritis
(µg/mL)Rep III
Abs*
Rata-ratakadar AT
teoritis(µg/mL)
Rata-rataabs*
Rendah 19,98 0,576 20 0,567 20,01 0,575 19,996 0,573
Sedang 29,96 0,828 30,006 0,83 30,002 0,831 29,989 0,829
Tinggi 39,94 1,125 40,004 1,115 40,01 1,111 39,984 1,117Abs* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
AT = asam traneksamat
y = 0,0267x + 0,0011r = 0,99997
00,10,20,30,40,50,60,70,80,9
0 10 20 30 40
Abs
orba
nsi*
Kadar Asam Traneksamat (µg/mL)
Replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
Least Square Analysis membandingkan kurva LOQ dengan kurva adisi sampel
batch 1
1. Kurva Baku LOQ y = 0,0267x + 0,0011
x = kadar asam traneksamat (µg/mL)
y = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA/ = standar deviasi residual
Sb = standar deviasi slope
Sa = standar deviasi intersep − ( − )3 0,080 -10,6 112,365 0,137 -8,6 73,9610 0,269 -3,6 12,9620 0,533 6,4 40,9630 0,805 16,4 268,96∑ = 68 ∑ = 1,824 ∑( − ̅) = 509,2̅ = = 13,6 ; =
,= 0,3648
y = 0,0272x + 0,0234r = 0,9994
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
0 10 20 30 40 50
Abso
rban
si*
Kadar asam traneksamat (µg/mL)
Presisi Akurasi Batch 1
Rep I
Rep II
Rep III
Rata-rata 3 rep
kurva baku LOQ
Linear (Rata-rata 3 rep)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Kurva Baku LOQ y = 0,0267x + 0,0011 | − | ( − )3 9 0,080 0,0812 0,0012 1,44 x 10-6
5 25 0,137 0,1346 0,0024 5,76 x 10-6
10 100 0,269 0,2681 0,0009 8,1 x 10-7
20 400 0,533 0,5351 0,0021 4,41 x 10-6
30 900 0,805 0,8021 0,0029 8,41 x 10-6∑ = 1434∑( − ) =
2,083 x 10-5
/ = ∑ ( )=
,= 2,635 x 10-3
Perhitungan standar deviasi slope (Sb)= /{∑( ̅) } =, { , } = 1,167 x 10-4
Nilai t (t-value) untuk derajat kebebasan n-2 = 3 dan tingkat kepercayaan 95%
yaitu 3,18, maka batasan nilai slope pada tingkat kepercayaan 95% yaitu
sebesar: = 0,0267 ± 3,18 × 1,167 × 10 = 0,0267 ± 0,000371Perhitungan standar deviasi intersep (Sa)= / ∑∑ ( ̅) = 2,635 × 10 × , = 2,635 × 10 × 0,5632= 1,977 x 10-3
Nilai t (t-value) untuk derajat kebebasan n-2 = 3 dan tingkat kepercayaan 95%
yaitu 3,18, maka batasan nilai intersep pada tingkat kepercayaan 95% yaitu
sebesar: = 0,0011 ± 3,18 × 1,977 × 10 = 0,0011 ± 0,006282. Kurva adisi sampel kapsul batch 1 y = 0,0272x + 0,0234
x = kadar asam traneksamat (µg/mL)
y = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA/ = standar deviasi residual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Sb = standar deviasi slope
Sa = standar deviasi intersep − ( − )19,996 0,573 -9,994 99,88029,989 0,829 -0,001 0,00000139,984 1,117 9,994 99,880∑ = 89,969 ∑ = 2,519 ∑( − ̅) = 199,760̅ = ,
= 29,990 ; =,
= 0,840
Kurva adisi sampel kapsul batch 1 y = 0,0272x + 0,0234| − | ( − )19,996 399,840 0,573 0,5673 0,0057 3,249 x 10-5
29,989 899,340 0,829 0,8391 0,0101 1,0201 x 10-4
39,984 1598,720 1,117 1,1110 0,006 3,6 x 10-5∑ = 2897,9∑( − ) =
1,705 x 10-4
/ = ∑ ( )=
,= 0,0131
Perhitungan standar deviasi slope (Sb)= /{∑( ̅) } =,{ , } = 9,269 x 10-4
Nilai t (t-value) untuk derajat kebebasan n-2 = 1 dan tingkat kepercayaan 95%
yaitu 12,71, maka batasan nilai slope pada tingkat kepercayaan 95% yaitu
sebesar: = 0,0272 ± 12,71 × 9,269 × 10 = 0,0272 ± 0,0118Perhitungan standar deviasi intersep (Sa)= / ∑∑ ( ̅) = 0,0131 ,× , = 0,0131 × 4,8356= 0,0288
Nilai t (t-value) untuk derajat kebebasan n-2 = 1 dan tingkat kepercayaan 95%
yaitu 12,71, maka batasan nilai intersep pada tingkat kepercayaan 95% yaitu
sebesar: = 0,0234 ± 12,71 × 0,0288 = 0,0234 ± 0,3661
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 26. Perhitungan standar deviasi slope dan intersep dari kurva baku untuk LOQ
dan standar deviasi slope dan intersep dari kurva adisi pada batch 2
Kurva baku asam traneksamat untuk perhitungan LOD dan LOQ
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
Kurva presisi akurasi menggunakan standar adisi pada batch 2
KadarAT
Kadar ATteoritis
(µg/mL)Rep I
Abs*
Kadar ATteoritis
(µg/mL)Rep II
Abs*
Kadar ATteoritis
(µg/mL)Rep III
Abs*
Rata-ratakadar AT
teoritis(µg/mL)
Rata-rataabs*
Rendah 19,997 0,57 19,994 0,573 20 0,564 19,997 0,569
Sedang 29,996 0,838 29,998 0,832 29,986 0,845 29,993 0,838
Tinggi 39,995 1,094 39,986 1,104 39,98 1,121 39,987 1,106Abs* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
AT = asam traneksamat
y = 0,0267x + 0,0011r = 0,99997
00,10,20,30,40,50,60,70,80,9
0 10 20 30 40
Abs
orba
nsi*
Kadar Asam Traneksamat (µg/mL)
Replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
Least Square Analysis membandingkan kurva LOQ dengan kurva adisi sampel
batch 2
1. Kurva Baku LOQ y = 0,0267x + 0,0011
x = kadar asam traneksamat (µg/mL)
y = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA/ = standar deviasi residual
Sb = standar deviasi slope
Sa = standar deviasi intersep − ( − )3 0,080 -10,6 112,365 0,137 -8,6 73,9610 0,269 -3,6 12,9620 0,533 6,4 40,9630 0,805 16,4 268,96∑ = 68 ∑ = 1,824 ∑( − ̅) = 509,2̅ = = 13,6 ; =
,= 0,3648
y = 0,0268x + 0,032r = 0,99999
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
0 10 20 30 40 50
Abso
rban
si
Kadar asam traneksamat (µg/mL)
Presisi Akurasi Batch 2
Rep I
Rep II
Rep III
rata-rata 3 rep
Kurva baku LOQ
Linear (rata-rata 3 rep)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Kurva Baku LOQ y = 0,0267x + 0,0011 | − | ( − )3 9 0,080 0,0812 0,0012 1,44 x 10-6
5 25 0,137 0,1346 0,0024 5,76 x 10-6
10 100 0,269 0,2681 0,0009 8,1 x 10-7
20 400 0,533 0,5351 0,0021 4,41 x 10-6
30 900 0,805 0,8021 0,0029 8,41 x 10-6∑ = 1434∑( − ) =
2,083 x 10-5
/ = ∑ ( )=
,= 2,635 x 10-3
Perhitungan standar deviasi slope (Sb)= /{∑( ̅) } =, { , } = 1,167 x 10-4
Nilai t (t-value) untuk derajat kebebasan n-2 = 3 dan tingkat kepercayaan 95%
yaitu 3,18, maka batasan nilai slope pada tingkat kepercayaan 95% yaitu
sebesar: = 0,0267 ± 3,18 × 1,167 × 10 = 0,0267 ± 0,000371Perhitungan standar deviasi intersep (Sa)= / ∑∑ ( ̅) = 2,635 × 10 × , = 2,635 × 10 × 0,5632= 1,977 x 10-3
Nilai t (t-value) untuk derajat kebebasan n-2 = 3 dan tingkat kepercayaan 95%
yaitu 3,18, maka batasan nilai intersep pada tingkat kepercayaan 95% yaitu
sebesar: = 0,0011 ± 3,18 × 1,977 × 10 = 0,0011 ± 0,006282. Kurva adisi sampel kapsul batch 2 y = 0,0268x + 0,032
x = kadar asam traneksamat (µg/mL)
y = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA/ = standar deviasi residual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Sb = standar deviasi slope
Sa = standar deviasi intersep − ( − )19,997 0,569 -9,995 99,90029,993 0,838 0,001 0,00000139,987 1,106 9,995 99,900∑ = 89,977 ∑ = 2,513 ∑( − ̅) = 199,800̅ = ,
= 29,992 ; =,
= 0,838
Kurva adisi sampel kapsul batch 2 y = 0,0268x + 0,032| − | ( − )19,997 399,880 0,569 0,5679 0,0011 1,21 x 10-6
29,993 899,580 0,838 0,8358 0,0022 4,84 x 10-6
39,987 1598,960 1,106 1,1036 0,0024 5,76 x 10-6∑ = 2898,42∑( − ) =
1,181 x 10-5
/ = ∑ ( )=
,= 0,0034
Perhitungan standar deviasi slope (Sb)= /{∑( ̅) } =,{ , } = 2,4054 x 10-4
Nilai t (t-value) untuk derajat kebebasan n-2 = 1 dan tingkat kepercayaan 95%
yaitu 12,71, maka batasan nilai slope pada tingkat kepercayaan 95% yaitu
sebesar: = 0,0268 ± 12,71 × 2,4054 × 10 = 0,0268 ± 0,00306Perhitungan standar deviasi intersep (Sa)= / ∑∑ ( ̅) = 0,0034 ,× , = 0,0034 × 4,8355= 0,0074
Nilai t (t-value) untuk derajat kebebasan n-2 = 1 dan tingkat kepercayaan 95%
yaitu 12,71, maka batasan nilai intersep pada tingkat kepercayaan 95% yaitu
sebesar: = 0,032 ± 12,71 × 0,0074 = 0,032 ± 0,0940
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 27. Uji signifikansi slope pada kurva LOQ dengan slope pada kurva adisi batch 1
dan batch 2
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
slope_loq .175 3 . 1.000 3 1.000
slope_adisi1 .175 3 . 1.000 3 1.000
slope_adisi2 .175 3 . 1.000 3 1.000
a. Lilliefors Significance Correction
Uji signifikansi slope pada kurva LOQ dengan slope pada kurva adisi batch 1
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
slope Equal
variances
assumed
3.749 .125-
.0734 .945
-
.000500000.006816100
-
.019424526.018424526
Equal
variances
not
assumed
-
.0732.004 .948
-
.000500000.006816100
-
.029771926.028771926
Nilai signifikansi slope kurva LOQ sebesar 0,945 dan nilai signifikansi
slope kurva adisi batch 1 sebesar 0,948. Kedua nilai tersebut > 0,05 sehingga
dapat dikatakan bahwa secara statistik, keduanya tidak berbeda signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Uji signifikansi slope pada kurva LOQ dengan slope pada kurva adisi batch 2
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
slope Equal
variances
assumed
3.044 .156-
.0564 .958
-
.000100000.001779629
-
.005041043.004841043
Equal
variances
not
assumed
-
.0562.059 .960
-
.000100000.001779629
-
.007551377.007351377
Nilai signifikansi slope kurva LOQ sebesar 0,958 dan nilai signifikansi
slope kurva adisi batch 2 sebesar 0,960. Kedua nilai tersebut > 0,05 sehingga
dapat dikatakan bahwa secara statistik, keduanya tidak berbeda signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 28. Uji signifikansi intersep pada kurva LOQ dengan intersep pada kurva adisi
batch 1 dan batch 2
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
interseploq .175 3 . 1.000 3 1.000
intersep_adisi1 .175 3 . 1.000 3 1.000
intersep_adisi2 .175 3 . 1.000 3 1.000
a. Lilliefors Significance Correction
Uji signifikansi intersep pada kurva LOQ dengan intersep pada kurva adisi batch 1
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality
of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Differenc
e
Std. Error
Differenc
e
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
intersep_loq_
adisi1
Equal
variances
assumed
3.86
3
.12
1
-
.10
5
4 .921
-
.0223000
0
.2113990
3
-
.6092378
0
.5646378
0
Equal
variances not
assumed
-
.10
5
2.00
1.926
-
.0223000
0
.2113990
3
-
.9313641
4
.8867641
4
Nilai signifikansi intersep kurva LOQ sebesar 0,921 dan nilai signifikansi
intersep kurva adisi batch 1 sebesar 0,926. Kedua nilai tersebut > 0,05 sehingga
dapat dikatakan bahwa secara statistik, keduanya tidak berbeda signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Uji signifikansi intersep pada kurva LOQ dengan intersep pada kurva adisi batch 2
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality
of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Differenc
e
Std. Error
Differenc
e
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
intersep_loq_
adisi2
Equal
variances
assumed
3.46
8
.13
6
-
.56
8
4 .600
-
.0309000
0
.0543919
1
-
.1819161
4
.1201161
4
Equal
variances not
assumed
-
.56
8
2.01
8.627
-
.0309000
0
.0543919
1
-
.2629564
0
.2011564
0
Nilai signifikansi intersep kurva LOQ sebesar 0,600 dan nilai signifikansi
intersep kurva adisi batch 2 sebesar 0,627. Kedua nilai tersebut > 0,05 sehingga
dapat dikatakan bahwa secara statistik, keduanya tidak berbeda signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi yang berjudul “Validasi Metode
Penetapan Kadar Asam Traneksamat dengan Agen
Penderivat O-Ftalaldehid secara Spektrofotometri UV”
memiliki nama lengkap Natalia Windari Rahardjo lahir
di Purwokerto, 21 Desember 1990. Anak pertama dari
pasangan Bpk. Drs. Mulyono Rahardjo dan Ibu Winarti
ini menempuh pendidikan TK di TK Santa Maria
Purwokerto, dan melanjutkan pendidikan SD di SD
Santa Maria Purwokerto. Penulis kemudian menempuh
pendidikan SMP di SMP Bruderan Purwokerto pada tahun 2002 dan SMA Negeri
1 Purwokerto pada tahun 2005.
Setelah lulus SMA, penulis melanjutkan pendidikan ke Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2008. Selama kuliah, penulis
mengikuti beberapa kegiatan fakultas yaitu panitia acara Pharmacy Performance
and Event Cup (PPEC) 2008, panitia Seminar “Herbal Medicine” 2008, peserta
Kampanye Informasi Obat (KIO), panitia Pharmacy Performance (PP) 2009,
panitia Pelepasan Wisuda 2010, panitia Temu Alumni Lustrum III tahun 2010,
anggota Cosmetic Study Club (CSC) 2010-2011 dan anggota Pengabdian
Masyarakat (PM) mengenai Penyuluhan Penggunaan Kosmetik Antioksidan tahun
2011.
Penulis juga sempat menjadi asisten untuk beberapa mata kuliah
praktikum, antara lain Kimia analisis 2010 dan 2011, Farmakognosi-Fitokimia I
2010 dan Kromatografi 2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI