Upload
ledang
View
238
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KOMPOSISI BEESWAX DAN CANDELILLA WAX
SEBAGAI BASIS TERHADAP SIFAT FISIS SEDIAAN LIPSTIK
DENGAN PELEMBAB MINYAK BUAH ALPUKAT
(Persea americana Mill.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Dinar Catur Mardianti
NIM: 078114129
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PENGARUH KOMPOSISI BEESWAX DAN CANDELILLA WAX
SEBAGAI BASIS TERHADAP SIFAT FISIS SEDIAAN LIPSTIK
DENGAN PELEMBAB MINYAK BUAH ALPUKAT
(Persea americana Mill.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Dinar Catur Mardianti
NIM: 078114129
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Tugas kita bukanlah untuk berhasil
Tugas kita adalah untuk mencoba,
Karena di dalam mencoba itulah,
kita menemukan dan belajar
Membangun kesempatan untuk berhasil…… -Mario Teguh-
Kupersembahkan karya kecil ini kepada mereka yang paling kucintai, kusayangi, dan kuhormati di dunia ini, yang selalu mencintaiku,
menyayangiku, dan berbagi senyum denganku dengan cara mereka masing-masing yang terkadang tidak ku mengerti.
“ALLAH S.W.T”
Mama dan Papa tercinta atas kasih sayangnya
Mas Rully, Teh Lidya, dan Naura “kaka” tersayang
Keluargaku, Sahabat-sahabatku
Teman-teman Farmasi
Almamaterku, Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Pengasih dan Penyayang atas semua berkat dan penyertaan-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Komposisi Beeswax dan Candelilla Wax Sebagai Basis Terhadap Sifat Fisis
Sediaan Lipstik Dengan Pelembab Minyak Buah Alpukat (Persea americana
Mill.)” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Farmasi (S.Farm) pada
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama perkuliahan, penelitian dan proses penyusunan skripsi, penulis
telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak yang berupa doa, dukungan,
sarana, bimbingan, nasihat, kritik, dan saran. Oleh karena itu, penulis dengan
kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ipang Djunarko, M. Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Rini Dwiastuti, M. Sc., Apt., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar
telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran, dan kritik kepada penulis
sejak penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.
3. Dewi Setyaningsih, M. Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk menguji, serta atas saran dan kritik yang
membangun kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
4. Prof. Dr. Sri Noegrohati, Apt., selaku dosen penguji yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk menguji, serta atas saran dan kritik yang diberikan
kepada penulis.
5. Christofori Maria Ratna Rini Nastiti, M. Pharm., Apt., dan Christine
Patramurti, M.Si., Apt., atas segala dukungannya selama ini.
6. Segenap dosen Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta atas
kesabarannya dalam mengajar dan membimbing penulis selama perkuliahan.
7. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Ottok, Mas Iswandi, Mas Parlan atas segala
bantuan dan kerja sama selama penulis melakukan penelitian.
8. Mama, Papa, Mas Rully, Teh Lidya, Naura “kaka” atas doa, dukungan, cinta,
kasih sayang, dan perhatian yang selalu menyertai penulis.
9. Cinthya Wijayani dan Ranindya Siska Pramitasari, para partnerku selama
penelitian, penyusunan skripsi, dan selama masa kuliah. Terima kasih atas
segala masukan, kerja sama, dukungan, bantuan, canda tawa, keluh kesah, dan
semangatnya selama penyusunan skripsi ini.
10. Lia “perfect”, Yunita, Fanny, Veny, Fifi, Septi, Cinthya, Lilis, Elis, Siska,
Tiwi, Yemi, Benny, Pace, dan teman-teman FST “jumawa” 2007
seperjuanganku. Terima kasih atas segala persahabatan, kerja sama, bantuan,
dukungan, suka duka, dan “kejumawaan” selama masa perkuliahan.
11. Ting-ting, Reta, Mikha, Chandra, Yande, Vero, Catharina “Sule”, dan Yemoi
atas segala persahabatan, semangat, “kegejean”, “kehebohan”, dan canda tawa
yang tak terlupakan selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
12. Teman-teman “Lantai 1”: Lia, Fanny, Septi, Oneng, Yoga, Manda, Yemi,
Daniel, Ius, Robby, Tika, Puput, Mala, Bella, Riris, Santi, Siwi, Wicak, Sere,
Reka, Oki.
13. Teman-teman kelas C 2007, teman-teman angkatan 2007, dan semua teman-
teman Farmasi atas segala kebersamaannya.
14. Segenap karyawan dan laboran yang telah membantu selama perkuliahan
penulis di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
15. Semua pihak dan teman-teman yang telah membantu yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu oleh penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................ vi
PRAKATA ................................................................................................ vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii
INTISARI ................................................................................................. xix
ABSTRACT ............................................................................................... xx
BAB I. PENGANTAR .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
1. Perumusan masalah ......................................................... 4
2. Keaslian Penelitian .......................................................... 5
3. Manfaat Penelitian ........................................................... 5
B. Tujuan Penelitian .................................................................. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ..................................................... 7
A. Bibir ..................................................................................... 7
1. Tinjauan umum ............................................................... 7
2. Kerusakan bibir ............................................................... 8
B. Alpukat ................................................................................. 9
1. Morfologi ........................................................................ 9
2. Kandungan ....................................................................... 10
3. Kegunaan ......................................................................... 10
C. Kosmetik .............................................................................. 11
D. Kosmetik Dekoratif .............................................................. 13
1. Pembagian kosmetik dekoratif ......................................... 13
2. Pembagian zat pewarna pada kosmetik dekoratif ............. 14
E. Lipstik (Pewarna Bibir) ......................................................... 15
1. Pembagian tipe lipstik ..................................................... 16
2. Komposisi lipstik ............................................................. 16
3. Pembuatan lipstik ............................................................ 17
4. Persyaratan lipstik ........................................................... 18
F. Beeswax ................................................................................ 19
G. Candelilla Wax ..................................................................... 21
H. Desain Faktoial .................................................................... 22
I. Landasan Teori ...................................................................... 24
J. Hipotesis ............................................................................... 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 27
A. Jenis Rancangan Penelitian ................................................... 27
B. Variabel Penelitian ............................................................... 27
C. Definisi Operasional ............................................................. 28
D. Bahan Penelitian ................................................................... 29
E. Alat Penelitian ...................................................................... 30
F. Tata Cara Penelitian .............................................................. 30
1. Pembuatan lipstik dengan pelembab minyak buah alpuka (Persea
americana Mill.) ............................................................. 30
2. Uji sifat fisis sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah
alpukat (Persea Americana Mill.) ................................... 33
G. Analisis Data ......................................................................... 34
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 36
A. Pembuatan Basis Lipstik ...................................................... 37
B. Pembuatan Lipstik ................................................................ 41
C. Sifat fisis Sediaan Lipstik Minyak Buah Alpukat .................. 45
D. Efek Beeswax, Candelilla Wax, dan Interaksinya Terhadap Sifat
Fisis Sediaan Lipstik ........................................................... 51
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 64
A. Kesimpulan .......................................................................... 64
B. Saran .................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 66
LAMPIRAN ............................................................................................. 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BIOGRAFI PENULIS … .......................................................................... 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan
dua level ............................................................................... 23
Tabel II. Formula basis lipstik .............................................................. 30
Tabel III. Formula lipstik ..................................................................... 31
Tabel IV. Formula lipstik minyak buah alpukat (Persea americana Mill.) 31
Tabel V. Range penggunaan bahan yang masih diperbolehkan ............. 45
Tabel VI. Hasil pengukuran sifat fisis sediaan lipstik ............................ 49
Tabel VII. Hasil pengukuran kekerasan sediaan lipstik .......................... 52
Tabel VIII. Efek beeswax, candelilla wax dan interaksinya terhadap respon
kekerasan sediaan lipstik ....................................................... 53
Tabel IX. Analisis variansi (Partial sum of square-Type III) respon kekerasan
sediaan lipstik ....................................................................... 54
Tabel X. Hasil pengukuran daya lekat sediaan lipstik .......................... 56
Tabel XI. Efek beeswax, candelilla wax dan interaksinya terhadap respon daya
lekat sediaan lipstik .............................................................. 56
Tabel XII Analisis variansi (Partial sum of square-Type III) respon daya lekat
sediaan lipstik ....................................................................... 57
Tabel XIII Hasil perhitungan persen pergeseran kekerasan sediaan lipstik 60
Tabel XIV Efek beeswax, candelilla wax dan interaksinya terhadap respon
pergeseran kekerasan sediaan lipstik ..................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel XV Analisis variansi (Partial sum of square-Type III) respon pergeseran
kekerasan sediaan lipstik ....................................................... 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Anatomi bibir ........................................................................... 7
Gambar 2. Buah alpukat ............................................................................ 9
Gambar 3. Struktur beeswax ..................................................................... 21
Gambar 4. Grafik hubungan efek beeswax dan candelilla wax terhadap respon
kekerasan lipstik ...................................................................... 54
Gambar 5. Grafik hubungan efek beeswax dan candelilla wax terhadap respon
daya lekat lipstik ...................................................................... 58
Gambar 6. Grafik hubungan efek beeswax dan candelilla wax terhadap respon
pergeseran kekerasan lipstik .................................................... 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data ektraksi minyak buah alpukat (Persea americana Mill.) 70
Lampiran 2. Prosedur ekstraksi minyak buah alpukat (Persea americana Mill.) 71
Lampiran 3. Keterangan melakukan ekstraksi minyak buah alpukat .......... 72
Lampiran 4. Determinasi alpukat (Persea americana Mill.) ...................... 73
Lampiran 5. Perhitungan jumlah penambahan minyak buah alpukat .......... 74
Lampiran 6. Penentuan rentang kekerasan dan daya lekat lipstik ............... 75
Lampiran 7. Perhitungan formula sediaan lipstik ....................................... 77
Lampiran 8. Data penimbangan ................................................................. 78
Lampiran 9. Material Safety Data Sheet dari bahan-bahan yang digunakan 80
Lampiran 10. Notasi desain faktorial dan percobaan desain faktorial ......... 89
Lampiran 11. Sifat fisis dan stabilitas sediaan lipstik minyak buah alpukat alpukat
(Persea americana Mill.) ...................................................... 90
Lampiran 12. Data hasil analisis menggunakan SPSS 18 ........................... 95
Lampiran 13. Uji normalitas data kekerasan, daya lekat, dan pergeseran kekerasan
sediaan lipstik ....................................................................... 96
Lampiran 14. Uji ANOVA dengan Design Expert 7.0.0 dan grafik interaksi 102
Lampiran 15. Foto lipstik minyak buah alpukat (Persea americana Mill.) .. 110
Lampiran 16. Dokumentasi ....................................................................... 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
INTISARI
Sifat fisis sediaan lipstik minyak buah alpukat ditentukan dari komposisi
waxes pada basis lipstik yang digunakan. Basis yang digunakan pada sediaan
lipstik terdiri dari waxes, minyak, dan lemak. Waxes yang biasa digunakan pada
basis lipstik adalah beeswax dan candelilla wax. Minyak buah alpukat yang
diambil dari daging buah alpukat dapat digunakan sebagai pelembab pada sediaan
lipstik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek beeswax, candelilla wax,
dan interaksi keduanya terhadap sifat fisis dari sediaan lipstik. Penelitian ini
merupakan rancangan yang bersifat kuasi eksperimental menggunakan aplikasi
desain faktorial dengan dua faktor, yaitu beeswax-candelilla wax dan dua level,
yaitu level rendah-level tinggi. Sifat fisis sediaan lipstik yang diamati adalah
kekerasan dan daya lekat lipstik 48 jam setelah pembuatan. Selain sifat fisis,
dilihat stabilitas dari sediaan lipstik yaitu stabilitas kekerasan yang diamati dengan
pergeseran kekerasan setelah penyimpanan 1 bulan. Data dianalisis secara statistik
menggunakan Design Expert 7.0.0 dengan taraf kepercayaan 95% untuk
mengetahui signifikansi (p<0,05) dari setiap faktor dan interaksinya dalam
memberikan efek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beeswax, candelilla wax, dan
interaksi keduanya memberikan efek yang tidak signifikan terhadap kekerasan.
Beeswax memberikan efek yang signifikan terhadap daya lekat. Untuk stabilitas
kekerasan, interaksi antara beeswax dengan candelilla wax memberikan efek yang
signifikan terhadap pergeseran kekerasan.
Kata kunci : beeswax, candelilla wax, lipstik, minyak buah alpukat (Persea
americana Mill.), desain faktorial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
ABSTRACT
Physical characteristics of a lipstick avocado oil is determined from the
composition of waxes in the base used in lipstick. The base used in lipstick
preparations consist of waxes, oils, and fats. Waxes commonly used in lipstick
preparations base is beeswax and candelilla wax. Avocado oil taken from the meat
of an avocado can be used as a moisturizer in the preparation of this lipstick.
This study aims to determine the effects of beeswax, candelilla wax, and
interactions of beeswax and candelilla wax toward the physical characteristics of
lipstick. This study represents a quasi experimental design using the application of
factorial design with two factors such as beeswax-candelilla wax and two levels
such as low level-high level. There are some physical characteristics which are
evaluated such as lipstick hardness 48 hours and lipstick adhesion 48 hours, some
stability characterictics is evaluated such as the alteration of hardness after 1
month storage. The data were analyzed statically using Design Expert 7.0.0. with
confidence level 95%, to know the significancy (p<0,05) of every factor and
interaction in contributing to the effect.
The result of this research showed that beeswax, candelilla wax, and the
interactions give insiginificant effect against the hardness. Beeswax give
significant effect against the adhesion. Interaction beeswax and candelilla wax
give siginificant effect against the alteration of hardness.
Keywords: beeswax, candelilla wax, lipstick, avocado oil (Persea americana
Mill.), factorial design
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Tanaman alpukat (Persea americana Mill.) adalah tanaman yang
termasuk dalam famili Lauraceae (Jaelani, 2009). Buah alpukat yang telah
matang bisa dibuat menjadi emoliensia, yaitu bahan kosmetik yang dapat
menghaluskan dan melembutkan kulit wajah (Jaelani, 2009). Hal ini karena buah
alpukat merupakan satu-satunya buah yang kaya minyak. Kandungan minyak
dalam buah alpukat per 100 gram daging buah alpukat sekitar 6,5 gram (Jaelani,
2009). Kandungan minyak dalam buah alpukat biasa disebut dengan avocado oil.
Buah alpukat yang didalamnya terdapat minyak buah alpukat (avocado oil) juga
bisa digunakan sebagai pelembab alami. Menurut Yohana (2004) konsentrasi
minyak buah alpukat sebesar 5% mempunyai fungsi untuk melembabkan dan
menghaluskan kulit kering, serta aman untuk digunakan. Minyak buah alpukat
(avocado oil) yang berfungsi sebagai pelembab dapat dikembangkan ke dalam
suatu bentuk formulasi sediaan farmasi.
Dalam penelitian ini, dipilih bentuk sediaan lipstik sebagai alternatif
pemanfaatan buah alpukat. Sediaan lipstik dipilih karena pada sediaan lipstik
mengandung campuran minyak dan hasil ekstraksi buah alpukat yang digunakan
juga berupa minyak, dengan ini diharapkan hasil ekstraksi buah alpukat yang
didalamnya terdapat minyak buah alpukat dapat tercampur sempurna dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
campuran lipstik, sehingga menghasilkan suatu sediaan lipstik yang berfungsi
sebagai pelembab.
Lipstik adalah kosmetik untuk bibir yang dicetak dalam bentuk batang,
dibuat dengan mendispersikan bahan pemberi warna dalam basis yang
mengandung campuran minyak, lemak, dan waxes. Lipstik digunakan untuk
memberikan warna dan penampilan yang menarik pada bibir (Wilkinson, J. B. dan
Moore, R. J., 1982). Sediaan lipstik termasuk ke dalam jenis kosmetik dekoratif.
Kekhasan kosmetik dekoratif adalah bahwa kosmetik ini bertujuan semata-mata
untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan noda-noda atau
kelainan pada kulit tertutupi. Persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain
adalah warna yang menarik, bau yang harum menyenangkan, tidak lengket, dan
sudah tentu tidak merusak atau mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku, dan bagian
lainnya (Tranggono, R. I., dan Latifa, F., 2007). Sediaan lipstik termasuk ke
dalam jenis kosmetik dekoratif, maka zat pewarna memegang peran sangat besar
dalam sediaan lipstik. Selain zat pewarna, penggunaan waxes dalam basis lipstik
juga memegang peranan yang penting. Adanya waxes dalam basis lipstik dapat
memperkuat bentuk stik pada sediaan lipstik.
Pada penelitian ini, waxes yang digunakan dalam basis lipstik pada
sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat (Persea americana Mill.)
adalah beeswax dan candelilla wax. Seperti yang kita ketahui, sediaan lipstik yang
acceptable adalah sediaan lipstik yang tidak mudah patah, mudah dioleskan pada
kulit bibir, dapat melekat cepat pada kulit bibir setelah dioleskan, dan
menghasilkan warna yang merata. Jika digunakan satu jenis wax dalam basis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
lipstik, misalnya beeswax, belum dapat menghasilkan sifat fisis yang baik.
Beeswax memang dapat digunakan sebagai satu-satunya bahan wax, tetapi
penggunaan tersebut dapat menghasilkan batang yang agak tumpul dengan terlalu
banyak seretan (Smolinske dan Susan C., 1992). Untuk itu, digunakan kombinasi
beeswax dan candelilla wax sebagai waxes dalam basis lipstik, agar sediaan lipstik
yang dihasilkan tidak mudah patah dan dapat melekat lama pada kulit bibir.
Dipilih beeswax dan candelilla wax sebagai waxes dalam basis lipstik pada
penelitian ini karena beeswax merupakan komponen yang penting dalam lipstik
dan dapat membuat lipstik menjadi keras (Jellinek, 1970). Candelilla wax dapat
membuat lipstik menjadi gloss dan keras (Smolinske dan Susan C., 1992). Selain
itu, beeswax dan candelilla wax merupakan waxes yang biasa dipakai pada
pembuatan sediaan lipstik.
Waxes dalam basis lipstik merupakan bagian yang sangat penting
dalam menentukan sifat fisis dari sediaan lipstik. Selain itu, perlu diperhatikan
juga sifat fisis setelah 1 bulan penyimpanan dan diharapkan sediaan lipstik stabil
selama penyimpanan. Sifat fisis yang penting untuk dievaluasi, yaitu kekerasan
dan daya lekat dari sediaan lipstik. Kekerasan dari sediaan lipstik berpengaruh
ketika dioleskan pada kulit bibir dan lipstik juga harus mampu melekat cepat
setelah dioleskan pada kulit bibir sehingga dapat diterima oleh konsumen. Oleh
karena itu, penggunaan beeswax dan candelilla wax dalam basis lipstik perlu
diperhatikan komposisinya. Beeswax dapat membuat lipstik menjadi keras, tetapi
terlalu banyak pemakaian beeswax akan membuat lipstik menjadi tumpul
(Jellinek, 1970). Pemakaian candelilla wax pada basis lipstik akan membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
lipstik menjadi gloss dan keras, tetapi terlalu banyak pemakaian candelilla wax
akan membuat lipstik menjadi sangat keras, sehingga sulit untuk dioleskan pada
kulit bibir.
Model rancangan penelitian yang memungkinkan untuk mengevaluasi
efek dari beeswax dan candelilla wax adalah desain faktorial dengan dua faktor
dan dua level. Desain faktorial dengan dua faktor dan dua level merupakan
metode rasional untuk menyimpulkan dan mengevaluasi secara obyektif efek
faktor terhadap kualitas suatu sediaan. Faktor yang diteliti adalah beeswax dan
candelilla wax, sedangkan level yang diteliti adalah variasi jumlah beeswax dan
candelilla wax, pada level rendah dan level tinggi. Signifikansi dari setiap faktor
dan interaksinya dalam memberikan efek dianalisis menggunakan ANOVA
dengan program Design Expert 7.0.0 pada taraf kepercayaan 95%.
Dari uraian di atas, penelitian ini dilakukan untuk melihat efek beeswax
dan candelilla wax terhadap sifat fisis sediaan lipstik dengan pelembab minyak
buah alpukat (Persea americana Mill.), yang nantinya dapat disimpulkan bahwa
beeswax, candelilla wax, dan interaksi keduanya dapat berpengaruh signifikan
terhadap terhadap sifat fisis sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat
(Persea americana Mill.).
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
diteliti: Apakah pengaruh komposisi beeswax dan candelilla wax sebagai basis
pada level yang diteliti memberikan efek yang signifikan terhadap sifat fisis
sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat (Persea americana Mill.)?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan oleh penulis, penelitian
mengenai pengaruh komposisi beeswax dan candelilla wax sebagai basis terhadap
sifat fisis sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat (Persea
americana Mill.) belum pernah dilakukan oleh peneliti lain.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi
bagi ilmu pengetahuan kefarmasian, khususnya dalam bidang formulasi mengenai
komposisi beeswax dan candelilla wax sebagai basis pada sediaan lipstik dengan
pelembab minyak buah alpukat (Persea americana Mill.).
b. Manfaat metodologis. Penelitian ini diharapkan dapat menambah
informasi mengenai penggunaan desain faktorial dalam mengamati efek beeswax
dan candelilla wax terhadap sifat fisis pada sediaan lipstik dengan pelembab
minyak buah alpukat (Persea americana Mill.).
c. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat membantu formulasi
dalam sediaan lipstik, terutama untuk mengetahui efek beeswax, candelilla wax,
dan interaksinya dalam menentukan sifat fisis sediaan lipstik dengan pelembab
minyak buah alpukat (Persea americana Mill.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah membuat sediaan lipstik dari
bahan alam, yaitu minyak buah alpukat.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
komposisi beeswax dan candelilla wax sebagai basis yang dapat memberikan efek
yang signifikan terhadap sifat fisis sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah
alpukat (Persea americana Mill.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Bibir
1. Tinjauan umum
Bagian yang lebih rendah dari bibir atas disebut vermilion dan ditandai
oleh warna merah. Perbatasan antara bibir dan kulit di sekitarnya disebut
vermilion border. Istilah cupid’s bow digunakan untuk menggambarkan bagian
cekung atau mencelupkan vermillion border di tengah bibir atas. Di atas tengah
bibir atas terdapat lesung yang disebut philtral dimple, dan tonjolan besar di
kedua sisi lesung pipit ini adalah philtral column. Bagian dari bibir atas diantara
dua philtral column dikenal sebagai philtrum (Anonim a, 2010).
Gambar 1. Anatomi bibir (Anonim a, 2010)
Kulit bibir mengandung lebih sedikit melanosit (sel yang memproduksi
pigmen melanin yang memberikan warna kulit) dibandingkan kulit lainnya
(Anonim b, 2010). Bibir tiap orang apapun warna kulitnya, berwarna merah.
Warna merah disebabkan warna darah yang mengalir di dalam pembuluh di
lapisan bawah kulit bibir (Wibowo, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Bibir merupakan kulit yang memiliki ciri tersendiri, karena lapisan
jangatnya sangat tipis. Stratum germinativum tumbuh dengan kuat dan korium
mendorong papilla dengan aliran darah yang banyak tepat di bawah permukaan
kulit. Pada kulit bibir tidak terdapat kelenjar keringat, tetapi pada permukaan kulit
bibir sebelah dalam terdapat kelenjar liur, sehingga bibir akan nampak selalu
basah (Ditjen POM, 1985).
2. Kerusakan bibir
Stratum corneum pada bibir sangat tipis dan dermisnya tidak
mengandung kelenjar keringat maupun kelenjar minyak, sehingga bibir mudah
kering dan pecah-pecah terutama jika dalam udara yang dingin dan kering, hanya
air liur yang merupakan pembasah alami untuk bibir. Jadi kulit bibir lebih tipis
dari kulit wajah, karena itu bibir jadi lebih mudah luka dan mengalami pendarahan
(Wibowo, 2005; Tranggono, R. I., dan Latifa, F., 2007).
Sangat jarangnya terdapat kelenjar lemak pada bibir menyebabkan
bibir hampir bebas dari lemak, sehingga dalam cuaca yang dingin dan kering,
lapisan jangat akan cenderung mengering, pecah-pecah (Ditjen POM, 1985).
Karena ketipisan lapisan jangat, lebih menonjolnya stratum
germinativum, dan aliran darah lebih banyak mengaliri di daerah permukaan kulit
bibir, maka bibir menunjukkan sifat lebih peka dibandingkan dengan kulit
lainnya. Karena itu hendaknya berhati-hati dalam memilih bahan yang digunakan
untuk sediaan cat bibir, terutama dalam hal memilih lemak, pigmen, dan zat
pengawet yang digunakan untuk maksud pembuatan sediaan itu (Ditjen POM,
1985).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Lipstik merupakan penyebab paling umum dermatitis bibir (cheilitis)
karena alergi. Penyebabnya dapat berupa bahandasar minyaknya (wax, lanolin,
cocoa), zat pewarnanya, zat pewanginya, bahan antioksidannya, atau bahan
pengawetnya. Cheilitis menunjukkan bibir yang bengkak, pecah-pecah, dan
kemudian hiperpigmentasi pada bibir dan daerah sekitarnya (Tranggono, R. I., dan
Latifa, F., 2007).
B. Alpukat
Alpukat termasuk dalam famili Lauraceae ini merupakan tanaman
komersial yang enak dikonsumsi. Alpukat tumbuh baik di tanah yang gembur dan
kondisi tanah yang tidak becek pada ketinggian 200–1000 m di atas permukaan
laut (Jaelani, 2009). Alpukat berasal dari Amerika Tengah, tumbuh di daerah
tropik dan subtropik dengan curah hujan antara 1800 mm sampai 4500 mm tiap
tahun (Ditjen POM, 1978).
1. Morfologi
Gambar 2. Buah alpukat (Kumalaningsih, 2006)
Pohon, tinggi 3 m sampai 10 m, rantai teguh berambut halus. Daun
berdesakan di ujung ranting, bundar telur atau bentuk jorong, menjangat, mula-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
mula berambut pada kedua belah permukaannya, lama-lama menjadi licin,
panjang 10 cm sampai 20 m, lebar 3 cm sampai 10 cm, panjang tangkai 1,5 cm
sampai 5 cm. Perbungaan berupa malai terletak dekat ujung ranting berbunga
banyak. Buah berbentuk bola lampu sampai berbentuk bulat telur, panjang 5 cm
sampai 20 cm, lebar 5 cm sampai 10 cm, tanpa sisa bunga, warna hijau atau
kuning kehijauan, berbintik-bintik ungu atau ungu sama sekali, gundul, harum:
berbiji satu berbentuk bola, garis tengah 2,5 cm sampai 5 cm (Ditjen POM, 1978).
2. Kandungan
Beberapa komposisi zat yang dikandung untuk setiap 100 gram daging
buah alpukat, antara lain: kalori (85 kal), protein (0,9 gram), minyak (6,5 gram),
karbohidrat (7,7 gram), kalsium (10 mg), fosfor (20 mg), besi (0,9 mg), vitamin A
(180 SI), vitamin B1 (0,05 mg), vitamin C (13 mg), air (84,3 gram), buah alpukat
juga merupakan sumber vitamin E (Jaelani, 2009; Jordan, 2010).
3. Kegunaan
Alpukat mampu menurunkan risiko stroke dan serangan jantung,
karena alpukat merupakan satu-satunya buah yang kaya lemak. Minyak buah
alpukat didominasi asam lemak tidak jenuh, seperti asam oleat, asam palmitat, dan
asam linoleat. Minyak alpukat membantu menurunkan kadar “kolesterol jahat”
(LDL) dan menaikkan “kolesterol baik” (HDL), sehingga secara nyata menekan
risiko stroke dan serangan jantung (Kumalaningsih, 2006).
Bagian tanaman alpukat yang banyak dimanfaatkan adalah buahnya
sebagai makanan buah segar. Selain itu pemanfaatan daging buah alpukat yang
biasa dilakukan masyarakat Eropa adalah digunakan sebagai bahan pangan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
diolah dalam berbagai masakan. Manfaat lain dari daging buah alpukat adalah
untuk bahan dasar kosmetik (Indriani, Y. Hetty dan Suminarsih, Emi, 1997).
Tekstur buah alpukat yang lunak dan lembut mengandung berbagai zat
yang sangat baik untuk campuran bahan kosmetik. Buah alpukat yang telah
matang bisa dibuat menjadi emoliensia, yaitu bahan kosmetik yang dapat
menghaluskan dan melembutkan kulit wajah (Jaelani, 2009).
Konsentrasi minyak buah alpukat sebesar 5% mempunyai fungsi untuk
melembabkan dan menghaluskan kulit kering, serta aman untuk digunakan
(Yohana dkk, 2004). Minyak alpukat sangat mudah terpenetrasi ke dalam kulit
dan dapat memberi nutrisi bagi kulit kering. Minyak alpukat termasuk minyak
yang sangat kental dan tebal (Milford, Francine, 2002). Minyak alpukat dapat
menghaluskan dan melembutkan semua jenis kulit, terutama kulit kering
(Loughran, Joni, 2002).
Minyak alpukat banyak digunakan dalam sediaan kosmetik karena
sangat stabil dalam penyimpanan dan memiliki waktu tahan lebih dari sepuluh
tahun (Schiller, C., and Schiller, D., 2008).
C. Kosmetik
Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias.
Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari
bahan-bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Sekarang kosmetik dibuat
manusia tidak hanya dari alam tetapi juga bahan buatan untuk maksud
meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor: HK.00.05.42.1018 Tahun 2008 Tentang Bahan
Kosmetik, definisi kosmetik adalah setiap bahan atau sediaan yang dimaksudkan
untuk digunakan pada seluruh bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut,
kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau
badan dan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Bahan
kosmetik adalah bahan atau campuran bahan yang berasal dari alam dan atau
sintetik yang merupakan komponen kosmetik. Bahan pewarna adalah bahan atau
campuran bahan yang digunakan untuk memberi dan atau memperbaiki warna
pada kosmetik. Bahan pengawet adalah bahan atau campuran bahan yang
digunakan untuk mencegah kerusakan kosmetik yang disebabkan oleh
mikroorganisme (Ditjen POM, 2008).
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor: HK.00.01.3362 Tanggal 7 September 2006 tentang
Kosmetik yang Mengandung Bahan dan Zat Warna yang Dilarang dinyatakan
bahwa bahan pewarna Merah K.10 (Rhodamin B) dan Merah K.3 (Cl Pigment
Red 53; D&C Red No.8: 15585) merupakan zat warna sintetis yang pada
umumnya digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini
dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan dan merupakan karsinogenik
(dapat menyebabkan kanker) serta Rhodamin dalam konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan kerusakan hati (Ditjen POM, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
D. Kosmetik Dekoratif
Kekhasan kosmetik dekoratif adalah bahwa kosmetik ini bertujuan
semata-mata untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan
noda-noda atau kelainan pada kulit tertutupi. Kosmetik dekoratif tidak perlu
menambah kesehatan kulit. Kosmetik ini dianggap memadai jika tidak merusak
kulit atau sesedikit mungkin merusak kulit (Tranggono, R. I., dan Latifa, F.,
2007).
Dalam kosmetik dekoratif, peran zat warna dan zat pewangi sangat
besar. Pemakaian kosmetik dekoratif lebih untuk alasan psikologis daripada
kesehatan kulit. Sedikit persyaratan untuk kosmetik dekoratif, antara lain: warna
yang menarik, bau yang harum menyenangkan, tidak lengket, tidak menyebabkan
kulit tampak berkilau, dan sudah tentu tidak merusak atau mengganggu kulit,
rambut, bibir, kuku, dan lainnya (Tranggono, R. I., dan Latifa, F., 2007).
1. Pembagian kosmetik dekoratif
Pembagian kosmetik dekoratif:
a. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan
pemakaiannya sebentar. Misalnya: bedak, lipstik, pemerah pipi, eye
shadow
b. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu
yang lama baru luntur. Misalnya: kosmetik pemutih kulit, cat rambut,
pengeriting rambut, dan preparat penghilang rambut (Tranggono, R. I., dan
Latifa, F., 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Pembagian zat pewarna pada kosmetik dekoratif
Zat pewarna untuk kosmetik dekoratif, yaitu:
a. Zat warna alam yang larut
Zat ini sekarang sudah jarang dipakai dalam kosmetik. Sebetulnya dampak
zat warna alam ini pada kulit lebih baik daripada zat warna sintetis, tetapi
kekuatan pewarnaannya relatif lemah, tak tahan cahaya, dan relatif mahal.
Misalnya: alkalin zat warna merah yang diekstrak dari kulit akar alkana,
carmin zat warna merah yang diperoleh dari tubuh serangga coccus cacti
yang dikeringkan.
b. Zat warna sintetis yang larut
Zat warna sintetis pertama kali disintesis dari anilin, sekarang benzen,
toluen, dan hasil isolai dari cool-tar lain yang berfungsi sebagai produk
awal bagi kebanyakan zat warna dalam kelompok ini sehingga sering
disebut sebagai pewarna aniline atau cool-tar.
c. Pigmen-pigmen alam
Pigmen alam adalah pigmen warna pada tanah yang memang terdapat
secara alamiah, misalnya: aluminium silikat, yang warnanya tergantung
pada kandungan besi oksida atau mangan oksida (misalnya: kuningoker,
coklat, merah bata, coklat tua). Zat warna ini murni, sama sekali tidak
berbahaya, penting untuk mewarnai bedak-krim dan make-up stick.
Warnanya tidak seragam, tergantung asalnya, dan pada pemanasan kuat
menghasilkan pigmen warna baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
d. Pigmen-pigmen sintetis
Daya larutnya dalam air, alkohol, dan minyak rendah sehingga umumnya
hanya digunakan dalam bentuk bubuk padat yang terdispersi halus.
e. Lakes alam dan sintetis
Lakes dibuat dengan mempresipitasikan satu atau lebih zat warna yang
larut air di dalam satu atau lebih substrat yang tidak larut dan mengikat
sedemikian rupa (biasanya dengan reaksi kimia) sehingga produk akhirnya
menjadi bahan pewarna yang hampir tidak larut dalam air, minyak, atau
pelarut lain (Tranggono, R. I., dan Latifa, F., 2007).
E. Lipstik (Pewarna Bibir)
Pewarna bibir terdapat dalam berbagai bentuk, seperti: cairan, krayon,
dan krim. Pewarna bibir hakekat fungsinya adalah untuk memberikan warna bibir
menjadi merah, semerah delima merekah, yang dianggap akan memberikan
ekspresi wajah sehat dan menarik (Ditjen POM, 1985).
Lipstik adalah kosmetik untuk bibir dicetak dalam bentuk batang,
dibuat dengan mendispersikan bahan pemberi warna dalam basis yang
mengandung campuran minyak, lemak, dan waxes. Lipstik digunakan untuk
memberikan warna dan penampilan yang menarik pada bibir. Bibir yang
mempunyai tekstur kasar dan tipis dapat dibuat tampak lebar, dan bibir yang tebal
sensual dapat dibuat tampak tipis dengan menggunakan lipstik (Wilkinson, J. B.
dan Moore, R. J., 1982).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Lipstik digunakan oleh hampir seluruh wanita untuk membuat warna
bibir menjadi lebih terang. Dibuat dari bahan utama basis lilin-minyak kental yang
cukup untuk membentuk sebuah batang, dengan pewarna yang terlarut atau
terdispersi dalam miyak dan disitulah pigmen tersuspensi, pengharum dan
pewarna yang sesuai; dibekukan dan selesai, lipstik merupakan alat yang tepat
untuk membuat make-up menjadi segar kembali, dan mungkin merupakan produk
kosmetik yang paling banyak digunakan (Smolinske dan Susan C., 1992).
1. Pembagian tipe lipstik
Secara umum lipstik dibedakan menjadi dua tipe, yaitu lipstik
berminyak (creamy type lipstick) dan lipstik tidak luntur (high-stain type lipstick).
Lipstik dengan sifat berminyak akan membuat bibir selalu kelihatan basah
sekaligus dapat melembabkan bibir karena kandungan minyaknya yang tinggi,
tetapi kekurangan pewarna bibir jenis ini adalah mudah terhapus dari bibir.
Sedangkan lipstik tidak luntur melekat lama pada bibir, tetapi cenderung membuat
bibir menjadi kering karena kandungan minyaknya yang lebih sedikit (Barel,
2000).
2. Komposisi lipstik
Komposisi pada lipstik, yaitu:
a. Emolien: castor oil, ester, lanolin/lanolin oil, organically modified
silicones (phenyltrimethicone dan alkil dimethicones), jojoba oil, dan
golongan triglyceride.
b. Waxes: candelilla, carnauba, beeswax, microcrystalline, ozokerite/ceresin,
paraffin. Fungsi waxes adalah untuk memperkuat bentuk stik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
c. Wax modifiers (plasticizers): untuk memperbaiki tekstur, pengaplikasian,
dan stabilitas dari sediaan lipstik, seperti setil asetat, asetil lanolin,
petroleum (white dan yellow).
d. Pewarna.
e. Zat aktif: bahan yang ditambahkan yang berfungsi sebagai pelembab,
misalnya: ekstrak lidah buaya, tokoferil asetat.
f. Bahan pengisi: bahan-bahan serbuk, mika, silikat, starches.
g. Antioksidan/pengawet: BHT, ekstrak mawar, metilparaben, propilparaben,
tokoferol (Schlossman, 2000; Sagarin, 1957).
Zat aktif yang ditambahkan dalam formula lipstik adalah sebagai
pelembab dan pelembut, yaitu untuk memperbaiki kulit bibir yang kering dan
pecah-pecah (Barel, 2000).
3. Pembuatan lipstik
Secara umum metode pembuatan lipstik adalah pencetakan hasil
leburan menurut tahapan berikut ini:
a. Pelarutan zat warna dalam fase minyak. Proses pelarutan ini bila perlu
dapat dibantu dengan pemanasan untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
b. Penyiapan komponen basis lemak dan lilin dengan teknik
peleburan/pelelehan, penyaringan (bila perlu), dan pengadukan.
Komponen basis tersebut dapat dilelehkan bersamaan dalam satu wadah,
tetapi sebaiknya dipisah antara lilin dan lemak, setelah keduanya melebur,
baru dicampur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. Pendispersian zat warna ke dalam campuran basis lemak dan lilin yang
telah dilebur dengan pengadukan sampai homogen, setelah suhu turun
ditambahkan pengharum.
d. Pencetakan lipstik. Setelah dicetak, lipstik akan segera membeku dan siap
untuk dikemas (Nowack, 1985).
4. Persyaratan lipstik
Persyaratan karakteristik pada lipstik, lipstik yang baik harus memiliki
karakterisik sebagai berikut :
a. Lipstik harus memiliki penampilan yang menarik, yaitu permukaan yang
halus dari warna yang seragam, bebas dari kerusakan seperti berlubang-
berlubang atau permukaan yang tidak halusdisebabkan oleh agregat warna
atau kristal. Hal tersebut harus dikontrol baik pada saat penyimpanan
maupun pada saat penggunaan.
b. Lipstik harus tidak berbahaya, baik secara dermatologi maupun saat
digunakan.
c. Lipstik harus mudah digunakan, memberikan lapisan pada bibir tidak
terlalu berlebihan berminyak maupun terlalu kering, yaitu cukup permanen
tapi cukup mudah saat sengaja dihapuskan, dan mempunyai warna yang
stabil (Wilkinson, J. B. dan Moore, R. J., 1982).
d. Lipstik yang baik harus mudah digunakan, satu kali pengaplikasian
sebaiknya dapat bertahan pada bibir selama enam jam atau lebih,
sebaiknya tidak memberikan kesan berminyak yang berlebihan, warna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tersebar merata, serta tidak mudah retak dan patah (Howard, M., George
and Poucher, A.W., 1974).
e. Lipstik yang diinginkan oleh masyarakat antara lain dapat cukup melekat
pada bibir, tetapi tidak sampai lengket, tidak mengiritasi atau
menimbulkan alergi pada bibir, melembabkan bibir dan tidak
mengeringkannya, serta penampilannya baik bentuk maupun warna harus
menarik (Tranggono, I.R., dan Latifah, F., 2007).
F. Beeswax
Beeswax adalah agen pengeras lipstik yang tradisional, dan masih
digunakan secara luas. Beeswax dapat digunakan sebagai satu-satunya bahan wax,
tapi penggunaan tersebut dapat menghasilkan batang yang agak tumpul dengan
terlalu banyak seretan (Smolinske dan Susan C., 1992).
Lilin lebah kuning (yellow beeswax) merupakan lilin yang dihasilkan dari
sarang lebah Apis melifera L. atau spesies Apis yang lainnya. Mengandung lebih
kurang 70% ester, terutama miristil palmitat. Di samping itu juga mengandung
asam bebas, hidrokarbon, ester kolesterol dan zat warna (Ditjen POM, 1979).
Lilin lebah kuning berupa padatan berwarna kekuningan atau kuning
kecoklatan, berbau seperti madu, rapuh bila dingin dan liat bila dipanaskan.
Mempunyai titik leleh 62 – 65ºC (Wade, A., 1982).
Lilin lebah (beeswax) kuning yang diputihkan disebut lilin lebah putih
(White beeswax), yang berwarna putih kekuningan dengan rasa sedikit berbeda
dari lilin lebah kuning, sedangkan sifat yang lainnya sama dengan lilin lebah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kuning (Whindolz, 1983). Beeswax merupakan pengikat yang baik dan dapat
membantu membentuk massa yang homogen (Board, Niir, 2002).
Beeswax merupakan komponen yang penting dalam lipstik, membuat
lipstik menjadi keras. Terlalu banyak pemakaian beeswax akan membuat lipstik
menjadi tumpul (Jellinek, 1970). Beeswax tidak larut dalam air, agak sukar larut
dalam etanol dingin. Larut sempurna dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak
lemak dan minyak atsiri (Ditjen POM, 1995).
Menurut Material Safety Data Sheet, beeswax memiliki potensial efek
terhadap kesehatan dan sifat fisika kimia. Potensi efek terhadap kesehatan
(identifikasi bahaya), yaitu:
1. Pada mata: materi padat dari beeswax diharapkan tidak dapat menyebabkan
iritasi mata, uap dari lilin cair dapat menyebabkan mata berair.
2. Pada kulit: materi padat dari beeswax diharapkan tidak dapat menyebabkan
iritasi kulit, namun kontak dengan lilin cair dapat menyebabkan luka bakar
termal, tidak ada efek yang merugikan dari ketika terjadi penyerapan pada
kulit.
3. Pada pernafasan: uap yang dihasilkan dari pelelehan lilin menjadi lilin cair
diharapkan memiliki konsentrasi kecil untuk dapat menyebabkan iritasi pada
pernafasan.
4. Pada pengecapan: diharapkan tidak ada efek yang merugikan.
5. Tanda-tanda dan gejala efek: mungkin terjadi iritasi hidung dan tenggorokan.
6. Resiko kanker: tidak ada data tersedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Sifat fisika kimia dari beeswax menurut Material Safety Data Sheet, yaitu:
1. Tingkat pembakaran: tidak ada data
2. Warna: kuning.
3. Bentuk: padatan.
4. Bau: tidak berbau.
5. Titik leleh: 62–65oC
6. Kelarutan di air: tak berarti.
7. Berat jenis: sekitar 0,96 (Anonim a, 2009).
Gambar 3. Struktur beeswax (Anonim c, 2009)
G. Candelilla Wax
Candelilla wax adalah lilin murni dari tanaman Euphobiaceae yang
hidup di gurun Meksiko bagian utara. Komponen dari candelilla wax yaitu 30%
C16-C34 asam lemak ester dan 45% hidrokarbon, seperti hentriac-ontane (C31H64)
dengan 25% alkohol bebas, seperti myricyl alcohol. Candelilla wax membuat
lipstik menjadi gloss dan keras (Smolinske dan Susan C., 1992).
Candelilla wax tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik, aseton,
kloroform, benzene. Digunakan dalam lipstik dengan mengkombinasikannya
dengan wax yang lain (Anonim c, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Menurut Material Safety Data Sheet, candelilla wax memiliki potensial
efek terhadap kesehatan dan sifat fisika kimia. Potensi efek terhadap kesehatan
(identifikasi bahaya), yaitu:
1. Pada mata: dapat menyebabkan iritasi.
2. Pada kulit: berhati-hati saat memegang lilin panas.
3. Pada pernafasan: saat ini tidak berbahaya.
4. Pada pengecapan: saat ini tidak berbahaya.
Sifat fisika kimia dari beeswax menurut Material Safety Data Sheet, yaitu:
1. Warna: coklat atau kuning kecoklatan.
2. Titik leleh: 66–71oC
3. Ester: 40–47%
4. Asam: 12,3–20,6%
5. Hidrokarbon: 40–60% (Anonim b, 2009).
H. Desain Faktorial
Desain faktorial digunakan untuk mencari efek dari berbagai faktor atau
kondisi terhadap hasil penelitian. Desain faktorial adalah desain pilihan untuk
menentukan secara serentak efek dari beberapa faktor sekaligus interaksinya. Desain
faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi yaitu teknik untuk memberikan
model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih variabel bebas
(Bolton, 1990).
Desain faktorial mengandung beberapa pengertian, yaitu faktorial, level,
efek, dan respon. Faktor dimaksudkan sebagai setiap besaran yang mempengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
harga kebutuhan produk pada prinsipnya dapat dibedakan antara faktor kuantitatif
dan kualitatif (Voigt, 1994). Level merupakan nilai atau tetapan untuk faktor. Pada
percobaan dengan desain faktorial perlu ditetapkan level yang diteliti yang meliputi
level rendah dan level tinggi. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan variasi
tingkat faktor. Respon merupakan sifat atau hasil percobaan yang diamati. Respon
yang diukur harus dapat dikuantitatifkan (Bolton, 1990).
Jumlah percobaan untuk penelitian desain faktorial dihitung dari jumlah
level yang digunakan dalam penelitian, dipangkatkan dengan jumlah faktor yang
digunakan. Jumlah percobaan untuk penelitian dengan 2 level dan 2 faktor adalah 22
= 4. Penambahan formula untuk jumlah percobaan = 3 adalah formula (1) untuk
percobaan I, formula a untuk percobaan II, formula b untuk percobaan III, dan
formula ab untuk percobaan IV (Bolton, 1990).
Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level
Formula Faktor A Faktor B Interaksi
1 - - +
a + - -
b - + -
ab + + +
Keterangan:
– = level rendah
+ = level tinggi
Formula 1 = Faktor A pada level rendah, faktor B pada level rendah.
Formula a = Faktor A pada level tinggi, faktor B pada level rendah.
Formula b = Faktor A pada level rendah, faktor B pada level tinggi.
Formula ab = Faktor A pada level tinggi, faktor B pada level tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Persamaan umum untuk desain faktorial adalah :
y = b0 + b1.XA + b2.XB + b12.XA.XB
Keterangan :
Y = respon hasil atau sifat yang diamati
XA, XB = level bagian A dan B, yang nilainya antara -1 sampai +1
b0, b1, b2, b12 = koefisien, dapat dihitung dari percobaan
b0 = rata-rata hasil semua percobaan
Besarnya efek dapat dicari dengan menghitung selisih antara rata- rata
respon pada level tinggi dan rata-rata respon pada level rendah dibagi dengan
jumlah level (Bolton, 1990).
Desain faktorial memiliki keuntungan, yaitu metode ini memungkinkan
untuk mengidentifikasi efek masing-masing faktor, maupun efek interaksi antar
faktor (Bolton, 1990).
I. Landasan Teori
Kulit bibir lebih tipis daripada kulit wajah, selain itu stratum corneum
pada bibir sangat tipis dan dermisnya tidak mengandung kelenjar keringat maupun
kelenjar minyak, sehingga kulit bibir mudah kering dan pecah-pecah terutama jika
dalam udara yang dingin dan kering, hanya air liur yang merupakan pembasah
alami untuk bibir. Buah alpukat yang telah matang bisa dibuat menjadi
emoliensia, yaitu bahan kosmetik yang dapat digunakan untuk menghaluskan dan
melembutkan kulit wajah, karena buah alpukat merupakan satu-satunya buah yang
kaya minyak. Kandungan minyak dalam buah alpukat per 100 gram daging buah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
alpukat sekitar 6,5 gram. Konsentrasi minyak buah alpukat sebesar 5%
mempunyai fungsi untuk melembabkan dan menghaluskan kulit kering, serta
aman untuk digunakan
Salah satu produk kosmetik bibir yang paling sering digunakan adalah
lipstik. Lipstik merupakan sediaan dalam bentuk batang, dibuat dengan
mendispersikan bahan pemberi warna dalam basis yang mengandung campuran
minyak, lemak, dan waxes. Lipstik termasuk ke dalam jenis kosmetik dekoratif.
Kekhasan dari kosmetik dekoratif adalah kosmetik ini hanya bertujuan untuk
mengubah penampilan agar tampak lebih cantik dan noda-noda atau kelainan pada
kulit dapat tertutupi. Persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain warna yang
menarik, bau yang harum menyenangkan, tidak lengket, dan sudah tentu tidak
merusak atau mengganggu kulit, rambut, bibir, dan kuku. Sediaan lipstik termasuk
ke dalam jenis kosmetik dekoratif, maka zat pewarna memegang peranan penting
dalam sediaan lipstik. Selain zat pewarna, adanya waxes pada lipstik juga
memegang peranan penting.
Pemilihan dan komposisi waxes dalam basis lipstik dapat menentukan
sifat fisis sediaan lipstik. Waxes yang dipakai dalam basis lipstik pada penelitian
ini adalah beeswax dan candelilla wax. Adanya waxes akan membuat lipstik
menjadi keras dan tidak mudah patah.
Beeswax dan candelilla wax merupakan waxes yang biasa digunakan
sebagai basis dalam sediaan lipstik. Apabila digunakan satu jenis wax dalam basis
lipstik, misalnya beeswax, belum dapat menghasilkan sifat fisis yang baik.
Beeswax memang dapat digunakan sebagai satu-satunya bahan wax, tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
penggunaannya dapat menghasilkan batang lipstik yang agak tumpul dengan
terlalu banyak seretan. Untuk itu, digunakan kombinasi beeswax dan candelilla
wax sebagai waxes dalam basis lipstik, agar sediaan lipstik yang dihasilkan tidak
mudah patah dan dapat melekat cepat pada kulit bibir setelah dioleskan. Dipilih
beeswax dan candelilla wax sebagai waxes dalam basis lipstik pada penelitian ini
karena beeswax merupakan komponen yang penting dalam lipstik dan dapat
membuat lipstik menjadi keras dan candelilla wax dapat membuat lipstik menjadi
gloss dan keras.
Komposisi beeswax dan candelilla wax akan berpengaruh terhadap respon
yang dihasilkan. Komposisi dari beeswax dan candelilla wax harus diperhatikan,
karena jika terlalu banyak penambahan beeswax membuat lipstik menjadi tumpul,
sedangkan jika terlalu banyak penambahan candelilla wax dapat membuat lipstik
menjadi sangat keras.
Komposisi dari beeswax dan candelilla wax yang memungkinkan
berpengaruh terhadap sifat fisis pada sediaan lipstik yang dapat dievaluasi
menggunakan desain faktorial dua faktor dan dua level.
J. Hipotesis
Komposisi beeswax dan candelilla wax sebagai basis dapat memberikan
efek yang signifikan terhadap sifat fisis sediaan lipstik dengan pelembab minyak
buah alpukat (Persea americana Mill.).
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian kuasi eksperimental
dengan model rancangan penelitian secara desain faktorial.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komposisi beeswax dan
candelilla wax sebagai waxes dalam formula basis lipstik dengan pelembab
minyak buah alpukat (Persea americana Mill.), dalam level rendah dan level
tinggi.
2. Variabel tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisis sediaan
lipstik adalah kekerasan dan daya lekat dari sediaan lipstik.
3. Variabel pengacau terkendali
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah alat dan
bahan yang digunakan, suhu pemanasan, suhu pendinginan, lama pendinginan,
dan lama waktu pencampuran.
4. Variabel pengacau tak terkendali
Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu dan
kelembaban ruangan untuk pembuatan dan penyimpanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
C. Definisi Operasional
1. Lipstik adalah kosmetik untuk bibir dicetak dalam bentuk batang, dibuat
dengan mendispersikan bahan pemberi warna dalam basis yang mengandung
campuran minyak, lemak, dan waxes.
2. Minyak daging buah alpukat adalah hasil ekstraksi daging buah alpukat
(Persea americana Mill.) dengan pelarut heksan, yang mengandung minyak
buah alpukat (avocado oil), yang diperoleh dari Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Universitas Gajah Mada (LPPT UGM) Yogyakarta.
3. Faktor adalah besaran yang mempengaruhi respon, pada penelitian ini
digunakan 2 faktor, yaitu beeswax dan candelilla wax.
4. Level adalah nilai atau tetapan untuk faktor, pada penelitian ini terdapat 2
level, yaitu level rendah dan level tinggi. Level rendah beeswax adalah 0,4369
gram dan level tinggi 0,5504 gram. Level rendah candelilla wax adalah 0,7281
gram dan level tinggi 0,8563 gram.
5. Beeswax adalah malam yang telah diputihkan diperoleh dari sarang lebah Apis
mellifera Linne, atau spesies Apis lain, berupa malam keras yang akan
menghasilkan permukaan lipstik menjadi lebih halus.
6. Candelilla wax adalah malam yang diambil dari tanaman Euphobiaceae, dapat
membuat lipstik menjadi gloss dan keras.
7. Respon adalah besaran yang akan diamati perubahan efeknya. Respon dalam
penelitian ini adalah sifat fisis sediaan lipstik.
8. Sifat fisis sediaan lipstik adalah parameter untuk mengetahui kualitas fisis
sediaan lipstik. Dalam penelitian ini adalah kekerasan dan daya lekat lipstik 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
jam setelah pembuatan serta stabilitas kekerasan setelah 1 bulan penyimpanan.
Stabilitas kekerasan diamati dengan adanya pergeseran kekerasan setelah 1
bulan penyimpanan.
9. Kekerasan adalah kemampuan lipstik untuk bertahan agar tidak mudah patah.
Nilainya didapat dengan menggunakan alat uji kekerasan lipstik yang dibebani
beban dengan berat maksimal 1400 gram dan dinyatakan dalam satuan detik.
10. Daya lekat adalah kemampuan lipstik untuk melekat cepat pada bibir setelah
lipstik dioleskan. Nilainya didapat dengan menggunakan alat uji daya lekat
yang dibebani beban dengan berat 800 gram dan dinyatakan dalam satuan
detik.
11. Efek adalah perubahan yang disebabkan adanya variasi faktor dan level.
12. Desain faktorial adalah model rancangan penelitian yang memungkinkan
untuk evaluasi efek dari dua faktor, yaitu beeswax dan candelilla wax dan dua
level, yaitu level rendah dan level tinggi.
D. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak buah alpukat
(Persea americana Mill.) dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Universitas Gajah Mada (LPPT UGM) Yogyakarta, beeswax dari PT. Agung Jaya
Yogyakarta, candelilla wax dari PT. Tirta Buana Kemindo Jakarta, white
petrolatum jelly dari PT. Brataco Chemica Yogyakarta, technical white oil dari
CV. Tekun Jaya Yogyakarta, talc dari Laboratorium Solid-Semi Solid Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, crodamol GTCC dari PT. Tirta Buana Kemindo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Jakarta, castor oil dari PT. Brataco Chemica Yogyakarta, sil.556 dari PT. Tirta
Buana Kemindo Jakarta, propilparaben (nipasol) dari Laboratorium Kimia
Organik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pewarna pigment dari industri
kosmetik.
E. Alat Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas (Pyrex-
Germany), neraca analitik (Mettler Toledo GB3002-Switzerland), waterbath
(Tamson Zoetermeer 0023-Holland), hotplate (LMS-1003 Daihan Labtech
co.,LTD-Korea), termometer, cetakan lipstik, lemari pendingin (Sanken), alat uji
kekerasan lipstik Erweka, alat uji daya lekat, gelas objek (2,54 cm x 7,62 cm dan
tebal 0.8 mm microscope slides-China), stopwatch.
F. Tata Cara Penelitian
1. Pembuatan lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat (Persea
americana Mill.)
Formula basis lipstik (Wilkinson, J. B. dan Moore, R. J., 1982).
Tabel II. Formula basis lipstik
Paraffin wax 30%
Beeswax 15%
White petrolatum jelly 35%
Technical white oil 20%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Formula sediaan lisptik diambil dari sebuah industri kosmetik di Indonesia.
Tabel III. Formula lipstik
Basis lipstick 2 g
Talc 0,1 g
Crodamol GTCC 1 g
Castor oil 2,838 g
Silicone 556 0,5 g
Vit. E Acetate 0,001 g
Lemon Butter 0,2 g
Ekstrak Aleovera 0,1 g
Flavor.vanila 0,08 g
Pig. Tio2.Kemira 0,4 g
Pig. Red 0,2 g
Pig. Black 0,001 g
Pig. Yellow 0,03 g
Pig. Pearlize Putih 1 g
Pig. Pearlize Merah 1,5 g
Formula lipstik di atas dimodifikasi menjadi:
Tabel IV. Formula lipstik minyak buah alpukat (Persea americana Mill.)
F1 Fa Fb Fab
Basis lipstik:
Beeswax
Candelilla wax
White petrolatum jelly
Technical white oil
0,4369 g
0,7281 g
0,5175 g
0,3176 g
0,5504 g
0,7281 g
0,5175 g
0,3176 g
0,4369 g
0,8563 g
0,5175 g
0,3176 g
0,5504 g
0,8563 g
0,5175 g
0,3176 g
Talc 0,1 g 0,1 g 0,1 g 0,1 g
Crodamol GTCC 1 g 1 g 1 g 1 g
Castor oil 3 g 3 g 3 g 3 g
Silicone 556 0,5 g 0,5 g 0,5 g 0,5 g
Propilparaben (nipasol) 0,017 g 0,017 g 0,017 g 0,017 g
Minyak daging buah alpukat 0,364 g 0,364 g 0,364 g 0,364 g
Pigment Red 0,15 g 0,15 g 0,15 g 0,15 g
Pigment Yellow 0,15 g 0,15 g 0,15 g 0,15 g
7,2810 g 7,3948 g 7,4092 g 7,5229 g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pembuatan sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat (Persea
Americana Mill.)
a. Pembuatan basis lipstik
Candelilla wax dilelehkan di atas waterbath pada suhu 66–
68oC. Setelah meleleh sempurna, ditambahkan white petrolatum jelly,
campuran diaduk hingga homogen. Kemudian ditambahkan technical
white oil, diaduk hingga homogen. Waterbath diatur suhunya pada suhu
62–65oC. Setelah mencapai suhu tersebut, beeswax dimasukkan dan
dilelehkan, kemudian diaduk hingga homogen.
b. Pembuatan sediaan lipstik
Basis lipstik yang telah dibuat dipindahkan di atas hotplate dan
dipanaskan pada suhu 80–100oC. Campuran basis lipstik ditambahkan
crodamol GTCC dan castor oil (½ bagian dari jumlah dalam formula),
diaduk hingga homogen, kemudian talc dimasukkan dan diaduk hingga
larut.
Extender warna dibuat dengan menimbang pewarna pigment
yang dicampur dengan ½ sisa castor oil, diaduk dalam gelas arloji hingga
benar-benar larut, dan tidak ada warna yang masih dalam bentuk serbuk
(semua sudah larut homogen).
Extender warna yang telah dibuat, dimasukkan dalam
campuran basis lipstik, crodamol GTCC, dan castor oil, kemudian diaduk
hingga homogen. Kemudian ditambahkan silicone 556, minyak daging
buah alpukat dan propilparaben (nipasol), diaduk hingga homogen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Campuran dituang ke dalam cetakan lipstik yang sudah diolesi paraffin
cair (dalam keadaan panas), cetakan diketuk-ketuk agar campuran
mencapai dasar cetakan, kemudian dibiarkan dingin dan memadat pada
suhu ruangan selama 20–25 menit dan dimasukkan dalam lemari
pendingin selama kurang lebih 24 jam. Lipstik yang telah memadat
kemudian disimpan dalam suhu ruangan selama kurang lebih 24 jam,
kemudian diuji.
2. Uji sifat fisis sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat
(Persea Americana Mill.)
a. Uji kekerasan lipstik
Seperangkat alat uji kekerasan lipstik, pencatat waktu
(stopwatch), dan lipstik dengan ukuran yang sama disiapkan. Lipstik
diposisikan pada alat uji kekerasan lipstik dengan bagian ujung lipstik
menghadap ke bawah. Pengganjal pada alat uji kekerasan lipstik
dilepaskan bersamaan dengan dinyalakan pencatat waktu (stopwatch),
(alat uji kekerasan lipstik tanpa ditambah beban dianggap sebagai beban
600 gram). Apabila lipstik belum hancur setelah 1 menit, beban ditambah
sebesar 200 gram pada alat tersebut. Dengan selang waktu 1 menit,
apabila lipstik belum hancur, beban ditambahkan lagi sebesar 200 gram
pada alat, hingga total beban 1400 gram atau hingga lipstik hancur.
Apabila lipstik belum hancur pada beban 1400 gram, didiamkan dan
waktu dicatat hingga lipstik hancur. Pencatatan waktu dihentikan saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
lipstik hancur. Waktu hancur dan total beban yang digunakan dicatat
(Voigt, 1984).
b. Uji daya lekat lipstik
Seperangkat alat uji daya lekat lipstik, gelas objek, anak
timbangan 1000 gram dan 80 gram, dan pencatat waktu (stopwatch)
disiapkan. Sebanyak 0,03 gram lipstik dioleskan pada gelas objek yang
telah ditentukan luasnya (2,54 cm x 6 cm), gelas objek lain diletakkan di
atas olesan lipstik tersebut, kemudian ditekan dengan beban 1000 gram
selama 1 menit. Gelas objek dipasang pada alat uji, kemudian dilepaskan
beban seberat 80 gram dan dicatat waktunya hingga kedua gelas objek
terpisah.
G. Analisis Hasil
Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data kekerasan lipstik
dan daya lekat lipstik 48 jam setelah pembuatan, serta stabilitas kekerasan yang
diamati dengan adanya pergeseran kekerasan setelah 1 bulan penyimpanan.
Melalui model rancangan desain faktorial dapat dihitung besarnya efek beeswax,
candelilla wax, dan interaksinya dalam menentukan sifat fisis dari sediaan lipstik
dengan pelembab minyak buah alpukat (Persea Americana Mill.).
Stabilitas kekerasan lipstik setelah 1 bulan penyimpanan dianalisis
signifikansinya terhadap kekerasan lipstik 48 jam setelah pembuatan
menggunakan uji T berpasangan apabila distribusi data yang didapat normal dan
menggunakan uji Wilcoxon apabila distribusi data yang didapat tidak normal. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
hasil analisis akan diperoleh nilai p (probability value). Apabila nilai p kurang
dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara pengukuran
dan jika p lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan diantara pengukuran.
Data kekerasan lipstik dan daya lekat lipstik 48 jam setelah pembuatan,
serta stabilitas kekerasan yang diamati dengan adanya pergeseran kekerasan
setelah 1 bulan penyimpanan dianalisis menggunakan ANOVA dengan program
Design Expert 7.0.0 pada taraf kepercayaan 95%. Dari hasil analisis, akan
diperoleh nilai p (probability value). Apabila nilai p yang diperoleh kurang dari
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa setiap faktor dan interaksinya dapat
memberikan efek yang signifikan terhadap respon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini sediaan yang dibuat adalah lipstik. Lipstik
merupakan sediaan dalam bentuk batang, dibuat dengan mendispersikan bahan
pemberi warna dalam basis yang mengandung campuran minyak, lemak, dan
waxes (Wilkinson, J. B. dan Moore, R. J., 1982). Sediaan lipstik yang dibuat
mempunyai fungsi untuk melembabkan karena adanya minyak buah alpukat yang
merupakan hasil ekstraksi buah alpukat (Persea americana Mill.). Minyak buah
alpukat (avocado oil) yang digunakan sebagai pelembab dalam penelitian sediaan
lipstik ini, berasal dari ekstraksi daging buah alpukat yang dilakukan di Lembaga
Penelitian dan Pengembangan Terpadu Universitas Gadjah Mada (LPPT UGM),
dengan metode perkolasi menggunakan pelarut heksan. Menurut Yohana dkk
(2004) konsentrasi minyak buah alpukat sebesar 5% mempunyai fungsi untuk
melembabkan dan menghaluskan kulit kering, serta aman untuk digunakan.
Kandungan air di dalam stratum corneum, meskipun sedikit (hanya 10%) sangat
penting. Kelembutan dan elastisitas stratum corneum sepenuhnya tergantung pada
air yang dikandungnya dan bukan pada kandungan minyaknya. Stratum corneum
pada bibir sangat tipis dan dermisnya tidak mengandung kelenjar keringat maupun
kelenjar minyak, sehingga bibir mudah kering dan pecah-pecah terutama jika
dalam udara yang dingin dan kering, hanya air liur yang merupakan pembasah
alami untuk bibir (Tranggono, R. I., dan Latifa, F., 2007). Untuk itu, diperlukan
sediaan lipstik yang berfungsi sebagai pelembab. Sediaan lipstik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
mengandung minyak buah alpukat (avocado oil) ketika dioleskan pada kulit bibir
akan bekerja dengan membentuk lapisan minyak tipis di permukaan kulit bibir.
Lapisan minyak ini dapat menghambat penguapan air kulit dari stratum corneum
pada kulir bibir, sehingga kandungan air pada stratum corneum bibir tetap terjaga,
serta menyebabkan kulit bibir menjadi lembab dan halus.
A. Pembuatan Basis Lipstik
Pada pembuatan sediaan lipstik pada penelitian ini, terlebih dahulu
dilakukan pembuatan basis lipstik. Komponen dasar yang digunakan dalam
pembuatan basis lipstik yaitu minyak, lemak, dan waxes. Fungsi waxes adalah
untuk memperkuat bentuk stik (Sagarin, 1957).
Waxes yang dipilih dalam pembuatan basis lipstik ini adalah waxes
yang biasa digunakan dalam sediaan lipstik yang beredar di pasaran, yaitu
beeswax dan candelilla wax. Beeswax merupakan wax yang penting dalam
pembuatan basis lipstik. Beeswax dapat membuat lipstik menjadi keras, tetapi
terlalu banyak pemakaian beeswax akan membuat lipstik menjadi tumpul
(Jellinek, 1970). Hal ini karena terdapat range tertentu dalam penggunaan
beeswax pada basis lipstik. Penggunaan beeswax pada basis lipstik berkisar antara
5–20% (Keithler, 1956). Selain itu, beeswax mempunyai sifat sebagai pengikat
yang baik, dimana membantu untuk menghasilkan massa homogen. Beeswax
mempunyai sifat retensi minyak yang baik dimana berperan sebagai pengikat
untuk bergabung bersama komponen yang berbeda dalam formulasi dan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
memperbaiki struktur lipstik. Peran sebagai pengikat yang baik dapat membantu
untuk menghasilkan massa yang homogen (Behrer, 1999).
Digunakan dua jenis waxes dalam basis lipstik pada penelitian ini,
karena penggunaan satu jenis wax saja belum cukup untuk menghasilkan sediaan
lipstik yang baik. Beeswax memang dapat digunakan sebagai satu-satunya bahan
wax, tetapi penggunaan tersebut dapat menghasilkan batang yang agak tumpul
dengan terlalu banyak seretan (Smolinske dan Susan C., 1992). Selain itu,
penggunaan beeswax secara tunggal dan dalam jumlah berlebih akan
menghasilkan sediaan yang permukaan tidak rata (Sagarin, 1957). Untuk itu,
beeswax perlu dikombinasikan dengan wax lain agar dapat menghasilkan suatu
sediaan lipstik yang baik. Wax yang dipilih untuk dikombinasikan dengan
beeswax adalah candelilla wax. Penggunaan candelilla wax pada basis lipstik
dapat membuat lipstik menjadi gloss dan keras (Smolinske dan Susan C., 1992).
Faktor yang diteliti dalam pembuatan sediaan lipstik dengan pelembab
minyak buah alpukat adalah beeswax dan candelilla wax. Beeswax dan candelilla
wax merupakan waxes yang terdapat pada basis lipstik. Pemilihan level dari
beeswax dan candelilla wax pada pembuatan basis lipstik ini berdasarkan hasil
orientasi, sedangkan model rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian
ini berdasarkan pada model rancangan secara desain faktorial. Desain faktorial
dapat digunakan untuk mengevaluasi efek dari 2 faktor (beeswax dan candelilla
wax) terhadap sifat fisis sediaan lipstik (kekerasan dan daya lekat lipstik). Pada
penelitian ini, dibuat 4 formula yaitu formula 1, a, b, dan ab. Formula 1 terdiri dari
level rendah beeswax dan candelilla wax, formula a terdiri dari level tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
beeswax dan level rendah candelilla wax, formula b terdiri dari level rendah
beeswax dan level tinggi candelilla wax, dan formula ab terdiri dari level tinggi
beeswax dan candelilla wax.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat basis lipstik adalah
beeswax dan candelilla wax sebagai waxes, technical white oil sebagai minyak,
dan white petrolatum jelly sebagai lemak. Technical white oil dalam basis lipstik
berfungsi sebagai emollient dan white petrolatum jelly dalam basis lipstik
berfungsi sebagai wax modifiers yang bekerja bersama waxes dalam basis lipstik
untuk memperbaiki tekstur, pengaplikasian, dan stabilitas dari sediaan lipstik
(Schlossman, 2000). Penggunaan technical white oil yang terlalu banyak
mengakibatkan lipstik menjadi terlalu licin (Sagarin, 1957). Oleh karena itu, pada
formula basis lipstik digunakan technical white oil dalam jumlah sedikit.
Beeswax dan candelilla wax merupakan bahan yang berupa padatan,
sehingga harus dilelehkan terlebih dahulu sebelum mencampurnya dengan bahan-
bahan penyusun basis lipstik yang lain. Berdasarkan hasil orientasi, untuk
melelehkan beeswax dan candelilla wax dilakukan di atas waterbath, bukan
dengan hotplate. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kontak panas secara
langsung dengan bahan-bahan yang akan dilelehkan. Prinsip pemanasan
menggunakan waterbath yaitu dengan menggunakan panas uap air, sehingga
bahan-bahan yang dilelehkan tidak langsung kontak dengan panas.
Jika dilihat dari urutan titik lebur masing-masing waxes penyusun
basis lipstik, titik lebur candelilla wax berkisar antara 65–67oC dan titik lebur
beeswax berkisar antara 62–65oC, maka pencampuran dilakukan dimulai dari titik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
lebur yang paling tinggi, yaitu candelilla wax. Hal ini bertujuan agar menjaga
kestabilan dari beeswax yang mempunyai titik lebur di bawah candelilla wax.
Apabila pencampuran wax dilakukan dari titik lebur yang paling rendah, maka
untuk mencampur wax yang mempunyai titik lebur yang lebih tinggi, harus
menaikkan suhu dan hal ini berpotensi dapat menurunkan kestabilan dari wax
yang mempunyai titik lebur yang lebih rendah.
Pada proses pembuatan basis lipstik yang dilakukan pertama-tama
adalah melelehkan candelilla wax pada cawan porselen di atas waterbath pada
suhu 67oC, setelah sampai cukup meleleh, dimasukkan white petrolatum jelly ke
dalam cawan porselen sambil menunggu penurunan suhu menjadi 64oC. Setelah
suhu mencapai 64oC, dimasukkan beeswax ke dalam campuran, setelah beeswax
sampai cukup meleleh, kemudian dimasukkan technical white oil ke dalam
campuran. Pencampuran white petrolatum jelly dan technical white oil, tidak
dilihat dari titik leburnya, tetapi dilihat dari jumlah bahan yang digunakan dalam
pembuatan basis lipstik. Jumlah white petrolatum jelly yang digunakan dalam
pembuatan basis lipstik lebih banyak daripada jumlah technical white oil, jadi
white petrolatum jelly dimasukkan terlebih dahulu ke dalam campuran basis
lipstik daripada technical white oil. Pencampuran ini berdasarkan orientasi karena
titik lebur dari technical white oil tidak diketahui, tetapi pencampuran tersebut
tidak berpengaruh terhadap stabilitas dari sediaan lipstik yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
B. Pembuatan Lipstik
Pada penelitian ini, tahap kedua yang dilakukan setelah pembuatan
basis lipstik adalah pembuatan sediaan lipstik. Sediaan lipstik dapat dikatakan
mempunyai sistem thiksotropi. Sistem thiksotropi biasanya mengandung partikel-
partikel asimetris yang melalui berbagai titik hubungan menyusun kerangka tiga
dimensi di seluruh sampel sediaan. Pada keadaan diam, struktur ini
mengakibatkan suatu derajat kekakuan pada sistem tersebut dan ketika digunakan
struktur ini akan mulai memecah apabila titik-titik hubungan tersebut memisah
(Martin, 1983). Sistem tersebut sama hal dengan lipstik, dimana lipstik ketika
dioleskan pada kulit bibir akan menyebar dan merata di seluruh permukaan kulit
bibir, tetapi ketika lipstik tidak digunakan berupa sediaan stik yang kaku.
Sediaan lipstik termasuk ke dalam jenis kosmetik dekoratif. Kekhasan
kosmetik dekoratif adalah bahwa kosmetik ini bertujuan semata-mata untuk
mengubah penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan noda-noda atau
kelainan pada kulit tertutupi. Dalam kosmetik dekoratif, zat pewarna memegang
peran sangat besar (Tranggono, R. I., dan Latifa, F., 2007). Zat pewarna yang
biasa digunakan pada sediaan lipstik, yaitu zat pewarna alami, zat pewarna
sintetis, pewarna pigment dan pewarna lakes. Zat pewarna yang digunakan pada
sediaan lipstik dalam penelitian ini adalah pewarna pigment. Pewarna pigment
terdiri dari inorganik dan organik pigment yang digunakan untuk memberikan
intensitas dan variasi warna (Wilkinson, J. B. dan Moore, R. J., 1982). Pewarna
pigment adalah pewarna yang kurang larut dalam medium, tetapi hanya terdispersi
(Schlossman, 2000). Daya larut pewarna pigment dalam air, alkohol, dan minyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
rendah (Tranggono, R. I., dan Latifa, F., 2007). Zat pewarna pigment yang
digunakan pada sediaan lipstik dalam penelitian ini adalah campuran pigment red
dan pigment yellow.
Pewarna pigment red dan pigment yellow dicampurkan terlebih dahulu
dengan ½ bagian dari castor oil sebelum dimasukkan ke dalam campuran lipstik
dan tidak ada pewarna yang masuk dalam bentuk serbuk pada campuran lipstik,
tetapi karena sifat pewarna pigment yang hanya terdispersi dan kurang larut dalam
medium, maka pewarna pigment apabila didiamkan lama akan mengendap dan
terpisah dari pelarutnya, untuk itu sebelum dimasukkan ke dalam campuran
lipstik, harus dilakukan pengadukan kembali hingga pewarna pigment tercampur
dengan castor oil. Pelarut yang biasa digunakan untuk melarutkan pewarna pada
sediaan lipstik adalah castor oil. Castor oil berupa cairan kental dan dapat
meninggalkan lapisan film pada bibir. Castor oil dapat mencegah pengendapan
pewarna pigment sebelum preparasi, karena viskositasnya yang tinggi (Jellinek,
1970).
Campuran basis lipstik yang telah dibuat dipindahkan di atas hotplate,
karena pada pembuatan sediaan lipstik dilakukan pada suhu 80–100oC. Digunakan
hotplate, bukan waterbath karena berdasarkan orientasi penggunaan waterbath
untuk mencapai suhu 80–100oC sangat sulit dilakukan dan membutuhkan waktu
yang cukup lama.
Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan sediaan lipstik ini
adalah basis lipstik, crodamol GTCC, castor oil, talc, pewarna pigment, minyak
buah alpukat, silicone 556, dan propilparaben (nipasol). Crodamol GTCC yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
mempunyai nama lain capric triglyceride berfungsi sebagai emollient, silicone
556 yang mempunyai nama lain phenyltrimethicone juga berfungsi sebagai
emollient, talc berfungsi sebagai bahan pengisi, minyak buah alpukat sebagai zat
aktif, sedangkan castor oil digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan pewarna
pigment, tetapi castor oil juga dapat berfungsi sebagai emollient. Setengah bagian
dari castor oil digunakan sebagai pelarut pewarna pigment, sedangkan setengah
bagian castor oil yang lain langsung dimasukkan ke dalam campuran lipstik.
Minyak dari daging buah alpukat dimasukkan terakhir sebelum penambahan
pengawet, untuk mencegah kerusakan minyak buah alpukat akibat panas dari
hotplate.
Selain sebagai pelembab alami, minyak buah alpukat yang digunakan
dalam formula juga berfungsi sebagai pencegah ketengikan pada sediaan lipstik
yang dibuat. Sediaan lipstik terdiri dari minyak, lemak, dan wax yang mudah
tengik, oleh karena itu dibutuhkan bahan tambahan yang dapat mencegah
ketengikan berupa antioksidan. Dalam minyak buah alpukat terdapat kandungan
vitamin E (Milford, Francine, 2002). Vitamin E ini berfungsi sebagai antioksidan
yang dapat mencegah ketengikan yang dapat terjadi karena proses oksidasi pada
minyak dan lemak (Sagarin, 1957).
Pada formula ini juga digunakan propilparaben (nipasol) sebagai
pengawet. Dalam suatu sediaan kosmetik dibutuhkan bahan pengawet. Bahan
pengawet merupakan bahan untuk mencegah tumbuhnya atau untuk bereaksi dan
menghancurkan mikroorganisme yang bisa merusak produk atau tumbuh pada
produk (Tranggono, I.R., dan Latifah, F., 2007). Digunakan propilparaben
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
(nipasol) sebagai pengawet pada sediaan lipstik karena propilparaben (nipasol)
larut dalam fase minyak dan sediaan lipstik semuanya merupakan fase minyak.
Sebelum campuran lipstik dituang ke dalam cetakan lipstik, cetakan
lipstik dipanaskan terlebih dahulu dan dioleskan paraffin cair. Tujuan dari
pemanasan cetakan lipstik adalah agar tidak terjadi perbedaan suhu ketika
campuran lipstik dituangkan ke dalam cetakan. Suhu ketika pembuatan sediaan
lipstik antara 80–100oC, jika cetakan lipstik tidak dipanaskan terlebih dahulu akan
terjadi penurunan suhu yang drastis ketika campuran lipstik masuk ke dalam
cetakan, sedangkan dioleskan paraffin cair agar mempermudah pengeluaran
lipstik dari cetakannya.
Cara penuangan campuran lipstik ke dalam cetakan juga harus
diperhatikan. Penuangan campuran dilakukan dengan penuangan tunggal, artinya
setiap lubang dalam cetakan diisikan secara berturut-turut (Voigt, 1984). Pada
pembuatan sediaan lipstik ini, pengadukan juga harus diperhatikan. Campuran
lipstik pada penelitian ini, diaduk secara kontinyu menggunakan pengadukan
manual, agar bahan-bahan dan zat pewarna yang terdapat dalam campuran lipstik
dapat merata, sehingga diperoleh suatu sediaan lipstik yang baik dan mempunyai
warna yang merata.
Pada penelitian ini, tidak dilakukan uji iritasi terhadap sediaan lipstik
dengan pelembab minyak alpukat yang dibuat. Namun, sediaan lipstik dengan
pelembab minyak alpukat yang dibuat pada penelitian ini tidak menimbulkan
iritasi pada kulit bibir karena bahan-bahan yang digunakan dalam formula masih
berada dalam batas aman penggunaan dalam sediaan lipstik. Range penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
bahan-bahan yang terdapat dalam formula lipstik dengan pelembab minyak
alpukat dapat dilihat pada tabel V.
Tabel V. Range penggunaan bahan yang masih diperbolehkan
Bahan
Range yang
Digunakan
dalam
Penelitian (%)
Penggunaan
dalam Lipstik
atau yang
diperbolehkan
(%)
Sumber
Basis lipstik
Beeswax
Candelilla Wax
White petrolatum
Technical white oil
7,14 – 9,00
11,90 – 14,00
7,1
4,3
5 – 20
-
3 – 30
5
Mercado, C.G., et.al. (1991)
-
Mercado, C.G., et.al. (1991)
Board, Niir (2002)
Talc 1,37 - -
Crodamol GTCC 13,73 0,5 – 20 Croda (2005)
Castor oil 41,20 10 – 67 Smolinske, Susan C. (1992)
Silicone 556 6,87 - -
Minyak alpukat 5,00 2,5 – 7,5 C.Yohana dkk (2008)
Propilparaben 0,22 0,4 Rowe, et.al. (2006)
Pigmen:
Red
Yellow
2,06
2,06
1 – 10 Murphy, J.H., et.al. (1976)
C. Sifat Fisis Sediaan Lipstik dengan Pelembab Minyak Buah Alpukat
Kualitas dari suatu sediaan dapat dilihat dari sifat fisis sediaan tersebut.
Sifat fisis yang diukur dari sediaan lipstik ini adalah kekerasan dan daya lekat
sediaan lipstik 48 jam setelah pembuatan. Selain sifat fisis, stabilitas kekerasan
dari sediaan lipstik juga harus diperhatikan. Stabilitas kekerasan sediaan lipstik
diamati dengan adanya pergeseran kekerasan setelah 1 bulan penyimpanan.
Sediaan lipstik yang baik adalah sediaan lipstik yang tidak mudah
patah karena kekerasannya rendah, dan juga yang tidak terlalu keras. Nilai
kekerasan lipstik mengindikasikan kemudahan pengolesan dan lapisan yang
tertinggal pada bibir. Apabila lipstik terlalu keras, maka pengolesan akan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
sulit dan lapisan yang tertinggal sedikit. Sebaliknya apabila lipstik terlalu lunak,
maka lipstik akan mudah patah dan kehilangan bentuk serta lapisan yang
tertinggal di bibir terlalu banyak. Lipstik yang mempunyai struktur halus akan
mudah dioleskan dengan sedikit tekanan saja dan meninggalkan lapisan yang
cukup pada bibir. Lipstik yang mempunyai struktur halus akan memberikan
karakteristik penggunaan yang baik (good application characteristic) (Sagarin,
1957). Pengamatan dari sediaan lipstik bertujuan untuk melihat apakah suatu
sediaan lipstik mudah patah atau tidak, sehingga menentukan penampilan dari
sediaan lipstik dan kenyamanan penggunanya.
Untuk menentukan kekerasan yang baik dari sediaan lipstik yang
dibuat pada penelitian ini, maka dilakukan uji kekerasan terlebih dahulu terhadap
kekerasan dari sediaan lipstik yang beredar di pasaran. Pemilihan sediaan lipstik
yang beredar di pasaran berdasarkan dari jenis waxes lipstik yang digunakan pada
sediaan lipstik yang beredar di pasaran tersebut. Sediaan lipstik yang beredar di
pasaran harus memiliki jenis waxes yang sama dengan sediaan lipstik pada
penelitian ini, yaitu beeswax dan candelilla wax. Berdasarkan pengujian
kekerasan dari 2 jenis merek sediaan lipstik yang beredar di pasaran diperoleh
rentang kekerasan lipstik, yaitu 2–4 menit (120–240 detik). Untuk memperoleh
kekerasan sediaan lipstik yang sesuai dengan sediaan lipstik yang beredar di
pasaran, maka pengukuran kekerasan lipstik 48 jam setelah pembuatan perlu
dilakukan.
Kekerasan dari sediaan lipstik diukur dengan menggunakan alat uji
kekerasan. Pengujiaan kekerasan untuk sediaan lipstik pada penelitian ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
diadaptasi dari pengujian kekerasan pada sediaan suppositoria. Alat uji kekerasan
lipstik yang digunakan pada penelitian ini merupakan alat uji kekerasan untuk
suppositoria, karena lipstik berbentuk batang dan mirip dengan suppositoria,
sehingga dapat diuji menggunakan alat uji kekerasan untuk suppositoria.
Pengujian kekerasan dari sediaan lipstik dilihat dari waktu dimana dengan
penambahan beban seberat 200 gram tiap menitnya sudah dapat membuat sediaan
lipstik yang diujikan patah. Adanya penambahan beban seberat 200 gram tiap
menitnya pada uji kekerasan lipstik adalah untuk melihat waktu, pada beban
dengan berat seberapa besar dapat membuat lipstik patah. Setiap sediaan lipstik
yang akan diuji kekerasannya harus mempunyai ukuran dan berat yang sama, agar
tidak mempengaruhi hasil dari pengujian kekerasan lipstik tersebut. Apabila setiap
lipstik yang akan diuji kekerasannya, memiliki ukuran dan berat yang tidak sama,
maka akan mempengaruhi waktu hasil uji kekerasan. Pengukuran kekerasan dari
sediaan lipstik dilakukan setelah 48 jam pembuatan dan setelah 1 bulan
penyimpanan untuk melihat stabilitas kekerasan dari sediaan lipstik selama
penyimpanan 1 bulan.
Daya lekat lipstik merupakan kemampuan lipstik untuk dapat melekat
cepat pada kulit bibir. Pengamatan daya lekat pada sediaan lipstik bertujuan untuk
melihat seberapa cepat waktu yang diperlukan sediaan lipstik untuk dapat melekat
setelah dioleskan pada kulit bibir, sehingga dapat menimbulkan kenyamanan
penggunanya.
Untuk menentukan daya lekat yang baik dari sediaan lipstik yang
dibuat, maka dilakukan uji daya lekat terlebih dahulu terhadap daya lekat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
sediaan lipstik yang beredar di pasaran. Pemilihan sediaan lipstik yang beredar di
pasaran berdasarkan dari jenis waxes lipstik yang digunakan pada sediaan lipstik
yang beredar di pasaran tersebut. Sediaan lipstik yang beredar di pasaran harus
memiliki jenis waxes yang sama dengan sediaan lipstik pada penelitian ini, yaitu
beeswax dan candelilla wax. Berdasarkan pengujian daya lekat dari 2 jenis merek
sediaan lipstik yang beredar di pasaran diperoleh rentang daya lekat lipstik, yaitu
4–27 detik. Untuk memperoleh daya lekat sediaan lipstik yang sesuai dengan
sediaan lipstik yang beredar di pasaran, sehingga dapat menghasilkan daya lekat
yang cepat pada kulit bibir setelah lipstik dioleskan, maka pengukuran daya lekat
lipstik 48 jam setelah pembuatan perlu dilakukan.
Daya lekat dari sediaan lipstik diukur dengan menggunakan alat uji
daya lekat. Pengujiaan daya lekat untuk sediaan lipstik pada penelitian ini,
diadaptasi dari pengujian daya lekat pada sediaan unguenta. Sediaan lipstik yang
akan diuji daya lekatnya ditimbang sebanyak 0,03 gram. Penimbangan sebanyak
0,03 gram berdasarkan asumsi bahwa 0,03 gram tersebut adalah saat sediaan
lipstik dioleskan pada kulit bibir, karena berat lipstik standar yang beredar di
pasaran adalah 3 gram dan lipstik tersebut akan habis dalam jangka waktu
penggunaan selama 3 bulan. Sebelum diuji daya lekatnya, lipstik yang telah
ditimbang sebanyak 0,03 gram dan dioleskan pada salah satu sisi dari dua buah
gelas objek, kemudian ditekan dengan beban 1000 gram, dengan tujuan agar
sediaan lipstik tersebut dapat merata sepenuhnya pada gelas objek dan dapat
melekatkan salah satu sisi dari dua gelas objek yang telah dioleskan lipstik.
Pengujian daya lekat dari sediaan lipstik dilihat dari waktu dimana dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
penarikan beban seberat 80 gram, sediaan lipstik yang telah dioleskan merata pada
gelas objek dapat memisahkan kedua gelas objek yang salah satu sisinya saling
menempel. Pengukuran daya lekat dari sediaan lipstik, juga dilakukan setelah 48
jam pembuatan.
Stabilitas kekerasan sediaan lipstik dapat dilihat dari persen pergeseran
kekerasan. Persen pergeseran kekerasan adalah parameter yang menunjukkan
selisih kekerasan pada sediaan lipstik setelah satu bulan menyimpanan dengan
kekerasan pada awal pembuatan sediaan lipstik (48 jam). Semakin kecil persen
pergeseran kekerasan pada sediaan lipstik, maka semakin stabil sediaan yang
dibuat tersebut.
Hasil sifat fisis sediaan lipstik yang dinyatakan dalam satuan detik,
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel VI. Hasil pengukuran sifat fisis sediaan lipstik
Formula Kekerasan Daya Lekat
% Pergeseran
Kekerasan
1 165,25±29,65 7,25±3,20 11,42±11,26
a 203,50±29,94 15,25±7,27 25,13±8,01
b 173,50±24,46 11,50±1,73 25,30±11,30
ab 175,25±34,42 21±10,95 8,01±3,86
Berdasarkan data tabel VI, kekerasan sediaan lipstik 48 jam terbesar
adalah pada formula a (level tinggi beeswax dan level rendah candelilla wax) dan
kekerasan lipstik terkecil pada formula 1 (level rendah beeswax dan level rendah
candelilla wax). Daya lekat sediaan lipstik 48 jam terbesar pada formula ab (level
tinggi beeswax dan level tinggi candelilla wax) dan daya lekat lipstik terkecil pada
formula 1 (level rendah beeswax dan level rendah candelilla wax). Persen
pergeseran kekerasan lipstik terbesar adalah pada formula b (level rendah beeswax
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dan level tinggi candelilla wax) dan pergeseran kekerasan lipstik terkecil pada
formula ab (level tinggi beeswax dan level tinggi candelilla wax).
Uji statistik yang digunakan untuk melihat perbedaan yang signifikan
pada sediaan lipstik antara 48 jam (hari ke-2) dengan 1 bulan penyimpanan adalah
uji T berpasangan apabila distribusi data normal dan uji Wilcoxon apabila
distribusi data tidak normal. Uji T berpasangan dan uji Wilcoxon digunakan
apabila terdiri dari dua kelompok berpasangan, yaitu data 48 jam (hari ke-2) dan 1
bulan penyimpanan. Pada penelitian ini, sediaan lipstik yang diukur adalah
sediaan lipstik yang sama sehingga memenuhi kategori berpasangan. Uji
normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel kecil
(kurang dari 50). Data dikatakan tidak normal apabila nilai p kurang dari 0,05 dan
dikatakan normal apabila nilai p lebih dari 0,05. Berdasarkan uji Shapiro-Wilk,
nilai p respon kekerasan adalah 0,103. Dengan demikian, kekerasan memiliki
distribusi data yang normal. Oleh karena itu, digunakan uji T berpasangan untuk
melihat signifikansi respon kekerasan antara 48 jam dengan 1 bulan penyimpanan.
Sediaan lipstik dinyatakan stabil jika tidak terjadi perubahan kekerasan
yang signifikan selama penyimpanan berdasarkan uji T berpasangan. Respon
kekerasan dianggap berbeda signifikan jika nilai p kurang dari 0,05. Berdasarkan
uji T berpasangan antara kekerasan lipstik 48 jam setelah pembuatan dan
kekerasan lipstik 1 bulan penyimpanan diperoleh nilai p F1 sebesar 0,163; Fa
sebesar 0,011; Fb sebesar 0,027; dan Fab sebesar 0,408. Hal ini berarti terdapat 2
formula yang mengalami perubahan kekerasan lipstik yang signifikan selama
penyimpanan 1 bulan, yaitu pada formula a dan b, serta terdapat 2 formula yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
mengalami perubahan kekerasan lipstik yang tidak signifikan selama
penyimpanan 1 bulan, yaitu pada formula 1 dan ab. Dapat dikatakan formula a
dan b tidak stabil selama penyimpanan.
D. Efek Beeswax, Candelilla Wax, dan Interaksinya Terhadap Sifat Fisis
Sediaan Lipstik
Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain
faktorial dengan dua faktor pada dua level, yaitu level rendah dan level tinggi.
Desain formula pada penelitian ini, memiliki bobot total yang berbeda-beda.
Perbedaan bobot total karena adanya perbedaan bobot faktor yang diteliti,
sehingga bobot total masing-masing formula berbeda. Hal ini agar menjamin
perbedaan respon yang ditimbulkan pada saat pengujian, hanya disebabkan
adanya perbedaan komposisi kedua faktor yang diteliti pada level rendah maupun
level tinggi.
Data yang diperoleh dari uji sifat fisis dan stabilitas sediaan lipstik
kemudian diolah menggunakan program Design expert 7.0.0, sehingga akan
diperoleh efek beeswax, candelilla wax, dan interaksinya dalam menentukan sifat
fisis sediaan lipstik, serta persaman desain faktorial untuk setiap respon. Uji
statistik yang digunakan untuk menganalisis apakah faktor yang digunakan
signifikan atau tidak signifikan adalah dengan uji ANOVA pada tingkat
signifikansi p<0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Persamaan desain faktorial yang diperoleh dapat digunakan untuk
memprediksikan respon, yaitu dengan memasukkan faktor yang diteliti ke dalam
persamaan tersebut, apabila persamaan yang diperoleh signifikan.
Efek faktor pada masing-masing respon dapat diketahui nilainya
melalui nilai efek. Nilai efek yang paling besar menunjukkan faktor yang paling
berpengaruh terhadap respon. Faktor A untuk beeswax dan faktor B untuk
candelilla wax. Besar nilai efek dilihat sebagai harga mutlak, sedangkan tanda
positif atau negatif pada nilai efek menunjukkan pengaruhnya terhadap respon.
Apabila efek faktor terhadap respon positif berarti bahwa faktor tersebut dapat
meningkatkan respon, sedangkan efek faktor terhadap respon negatif berarti
bahwa faktor tersebut dapat menurunkan respon.
1. Kekerasan sediaan lipstik
Kekerasan dari sediaan lipstik dapat digunakan untuk menggambarkan
kestabilan dari suatu sediaan lipstik. Kekerasan lipstik merupakan kemampuan
lipstik agar tidak mudah patah, sehingga menentukan penampilan dari sediaan
lipstik dan kenyamanan penggunanya ketika lipstik dioleskan pada kulit bibir.
Hasil pengukuran respon kekerasan dari sediaan lipstik yang diperoleh
dan dinyatakan dalam satuan detik, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel VII. Hasil pengukuran kekerasan sediaan lipstik
Formula 1 a b ab
Kekerasan 165,25±29,65 203,50±29,94 173,50±24,46 175,25±34,42
Hasil pengukuran respon kekerasan lipstik terbesar ditunjukkan oleh
formula a (level tinggi beeswax dan level rendah candelilla wax), sedangkan
kekerasan lipstik terkecil pada formula 1 (level rendah beeswax dan level rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
candelilla wax). Hal ini menunjukkan bahwa beeswax merupakan wax yang dapat
membuat lipstik menjadi keras, sehingga level tinggi dari beeswax akan
menghasilkan kekerasan lipstik yang paling tinggi. Sedangkan pada candelilla
wax, karena candelilla wax memiliki potensi sebagai pengeras yang lebih besar
daripada beeswax, sehingga dengan level rendah sudah dapat menghasilkan
kekerasan lipstik yang paling tinggi.
Nilai efek beeswax, candelilla wax, dan interaksi keduanya terhadap
respon kekerasan dari sediaan lipstik, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel VIII. Efek beeswax, candelilla wax dan interaksinya terhadap respon
kekerasan sediaan lipstik
Efek
Sum of
Square % Kontribusi
A- beeswax 20,00 1600,00 11,42
B- candelilla wax |-10,00| 400,00 2,86
AB |-18,25| 1332,25 9,51
Efek yang paling besar ditunjukkan oleh beeswax dengan nilai efek
|20,00| dan % kontribusi 11,42. Hal ini menunjukkan bahwa beeswax merupakan
faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan respon kekerasan lipstik. Nilai
efek tersebut bernilai positif, maka beeswax memberikan efek peningkatan
kekerasan lipstik. Hal ini sesuai dengan teori bahwa beeswax merupakan
komponen yang dapat membuat lipstik menjadi keras (Jellinek, 1970).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel IX. Analisis variansi (Partial sum of square-Type III) respon kekerasan
sediaan lipstik
Source Sum of
square df
Mean
Square F value Prob>F
Model 3332,25 3 1110,75 1,25 0,3356 not significant
A-beeswax 1600,00 1 1600,00 1,80 0,2047
B-candelilla wax 400,00 1 400,00 0,45 0,5152
AB 1332,25 1 1332,25 1,50 0,2445
Pure Error 10675,50 12 889,63
Cor Total 14007,75 15
Persamaan desain faktorial untuk respon kekerasan lipstik adalah:
Y = -822,30376+131,76523A+70,64900B–9,34460AB
Nilai probabilitas yang diperoleh 0,3356 (Tabel IX). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa persamaan yang diperoleh untuk respon kekerasan lipstik
tidak signifikan (p>0,05), jadi persamaan yang diperoleh tidak dapat digunakan
untuk memprediksi respon kekerasan sediaan lipstik.
Gambar 4a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 4b
Gambar 4. (a) Grafik hubungan efek candelilla wax terhadap respon kekerasan
lipstik, (b) Grafik hubungan efek beeswax terhadap respon kekerasan lipstik
Pada gambar 4(a), garis hitam merupakan level rendah dan garis merah
merupakan level tinggi pada masing-masing faktor. Peningkatan candelilla wax
dari level rendah ke level tinggi, pada level rendah beeswax akan meningkatkan
respon kekerasan lipstik, sedangkan pada level tinggi beeswax akan menurunkan
respon kekerasan lipstik. Pada gambar 4(b), peningkatan beeswax dari level
rendah ke level tinggi, pada level rendah dan level tinggi candelilla wax akan
meningkatkan respon kekerasan lipstik.
Dari hasil uji statistik ANOVA dengan Design expert 7.0.0 harga p
yang dihasilkan untuk respon kekerasan lipstik memperlihatkan bahwa beeswax,
candelilla wax, dan interaksi keduanya memberikan efek yang tidak signifikan
secara statistik terhadap respon kekerasan lipstik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
p dari besswax, candelilla wax, dan interaksi keduanya lebih besar dari 0,05 (tabel
IX). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa beeswax, candelilla wax, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
interaksi keduanya tidak secara signifikan mempengaruhi respon kekerasan
sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat (Persea americana Mill.)
yang dibuat.
2. Daya lekat sediaan lipstik
Daya lekat lipstik menggambarkan waktu yang dibutuhkan oleh
sediaan lipstik untuk dapat melekat cepat pada kulit bibir setelah dioleskan,
sehingga dapat menimbulkan kenyamanan pengguna.
Respon daya lekat dari sediaan lipstik yang diperoleh dan dinyatakan
dalam satuan detik, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel X. Hasil pengukuran daya lekat sediaan lipstik
Formula 1 a B ab
Daya Lekat 7,25±3,20 15,25±7,27 11,50±1,73 21±10,95
Hasil pengukuran respon daya lekat lipstik terbesar ditunjukkan oleh
formula ab (level tinggi beeswax dan level tinggi candelilla wax), sedangkan daya
lekat lipstik terkecil pada formula 1 (level rendah beeswax dan level rendah
candelilla wax).
Nilai efek beeswax, candelilla wax, dan interaksi keduanya terhadap
respon daya lekat dari sediaan lipstik, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel XI. Efek beeswax, candelilla wax dan interaksinya terhadap respon daya lekat
sediaan lipstik
Efek
Sum of
Square % Kontribusi
A- beeswax |-0,089| 0,031 35,38
B- candelilla wax |-0,061| 0,015 16,87
AB 0,030 3,582E–003 4,04
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Efek yang paling besar ditunjukkan oleh beeswax, dengan nilai efek
|-0,089| dan % kontribusi 35,38. Hal ini menunjukkan bahwa beeswax merupakan
faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan respon daya lekat lipstik. Nilai
efek tersebut bernilai negatif, maka beeswax memberikan efek penurunan daya
lekat lipstik. Hal ini karena beeswax memiliki potensi sebagai agen untuk
mempercepat waktu lekat setelah lipstik dioleskan pada bibir.
Tabel XII. Analisis variansi (Partial sum of square-Type III) respon daya lekat
sediaan lipstik
Source Sum of
square df
Mean
Square F value Prob>F
Model 0,050 3 0,017 5,15 0,0162 Significant
A-beeswax 0,031 1 0,031 9,17 0,0089
B-candelilla wax 0,015 1 0,015 4,63 0,0524
AB 3,582E–
003 1
3,582E–
003 1,11 0,3131
Pure Error 0,039 12 3,231E–
003
Cor Total 0,089 15
Persamaan desain faktorial untuk respon daya lekat lipstik adalah:
Y = 2,66104–0,24605A–0,15278B+0,015322AB
Nilai probabilitas yang diperoleh 0,00162 (tabel XII). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa persamaan yang diperoleh untuk respon daya lekat lipstik
signifikan (p<0,05), jadi persamaan yang diperoleh dapat digunakan untuk
memprediksi respon daya lekat lipstik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar 5a
Gambar 5b
Gambar 5. (a) Grafik hubungan efek candelilla wax terhadap respon daya lekat
lipstik, (b) Grafik hubungan efek beeswax terhadap respon daya lekat lipstik
Pada gambar 5(a), garis hitam merupakan level rendah dan garis merah
merupakan level tinggi pada masing-masing faktor. Peningkatan candelilla wax
dari level rendah ke level tinggi, pada level rendah dan level tinggi beeswax akan
menurunkan respon daya lekat lipstik. Pada gambar 5(b), peningkatan beeswax
dari level rendah ke level tinggi, pada level rendah dan level tinggi candelilla wax
akan menurunkan respon daya lekat lipstik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Dari hasil uji statistik ANOVA Design expert 7.0.0 harga p yang
dihasilkan untuk respon daya lekat lipstik memperlihatkan bahwa beeswax
memberikan efek yang signifikan secara statistik terhadap respon daya lekat
lipstik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p dari beeswax kurang dari 0,05 (tabel
XII), dapat disimpulkan bahwa beeswax secara signifikan mempengaruhi respon
kekerasan sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat (Persea
americana Mill.) yang dibuat.
Pada candelilla wax dan interaksi antara beeswax dan candelilla wax
memberikan efek yang tidak signifikan secara statistik terhadap respon daya lekat
lipstik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p dari candelilla wax dan interaksi
keduanya lebih besar dari 0,05 (tabel XII). Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa candelilla wax dan interaksi keduanya tidak secara signifikan
mempengaruhi respon kekerasan sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah
alpukat (Persea americana Mill.) yang dibuat.
3. Pergeseran kekerasan sediaan lipstik
Stabilitas kekerasan dari sediaan lipstik selama penyimpanan juga
perlu diperhatikan, karena selama penyimpanan, sifat fisis dan stabilitas dari
sediaan lipstik dapat berubah. Evaluasi pergeseran kekerasan bertujuan untuk
mengetahui kestabilan kekerasan lipstik yang dihasilkan setelah disimpan dalam
jangka waktu tertentu.
Hasil perhitungan persen pergeseran kekerasan lipstik masing-masing
formula yang dinyatakan dalam satuan detik, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel XIII. Hasil perhitungan persen pergeseran kekerasan sediaan lipstik
Formula 1 a B ab
% Pergeseran Kekerasan
11,42±11,26 25,13±8,01 25,30±11,30 8,01±3,86
Persen pergeseran kekerasan lipstik terbesar adalah pada formula b
(level rendah beeswax dan level tinggi candelilla wax) dan persen pergeseran
kekerasan lipstik terkecil pada formula ab (level tinggi beeswax dan level tinggi
candelilla wax).
Nilai efek beeswax, candelilla wax, dan interaksi keduanya terhadap
respon pergeseran kekerasan dari sediaan lipstik, dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel XIV. Efek beeswax, candelilla wax dan interaksinya terhadap respon
pergeseran kekerasan sediaan lipstik
Efek
Sum of
Square % Kontribusi
A- beeswax |-1,79| 12,83 0,65
B- candelilla wax |-1,62| 10,55 0,53
AB |-15,50| 961,16 48,42
Efek yang paling besar ditunjukkan oleh interaksi antara beeswax dan
candelilla wax, dengan nilai efek |-15,50| dan % kontribusi 48,42. Hal ini
menunjukkan bahwa interaksi antara beeswax dan candelilla wax merupakan
faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan respon pergeseran kekerasan
lipstik. Nilai efek tersebut bernilai negatif, maka interaksi antara beeswax dan
candelilla wax memberikan efek penurunan pergeseran kekerasan lipstik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel XV. Analisis variansi (Partial sum of square-Type III) respon pergeseran
kekerasan sediaan lipstik
Source Sum of
square df
Mean
Square F value Prob>F
Model 984,54 3 328,18 3,94 0,0362 Significant
A-beeswax 12,83 1 12,83 0,15 0,7017
B-candelilla wax 10,55 1 10,55 0,13 0,7282
AB 961,16 1 961,16 11,53 0,0053
Pure Error 1000,31 12 83,36
Cor Total 1984,85 15
Persamaan desain faktorial untuk respon pergeseran kekerasan lipstik
adalah:
Y = -794,23559+101,82303A+63,27957B–7,93715AB
Nilai probabilitas yang diperoleh 0,0362 (tabel XV). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa persamaan yang diperoleh untuk respon pergeseran
kekerasan lipstik signifikan (p<0,05), jadi persamaan yang diperoleh dapat
digunakan untuk memprediksi respon pergeseran kekerasan lipstik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gambar 6a
Gambar 6a
Gambar 6. (a) Grafik hubungan efek beeswax terhadap respon pergeseran
kekerasan lipstik, (b) Grafik hubungan efek candelilla wax terhadap respon
pergeseran kekerasan lipstik
Pada gambar 6(a), garis hitam merupakan level rendah dan garis merah
merupakan level tinggi pada masing-masing faktor. Peningkatan candelilla wax
dari level rendah ke level tinggi, pada level rendah beeswax akan meningkatkan
respon pergeseran kekerasan lipstik, sedangkan pada level tinggi beeswax akan
menurunkan respon pergeseran kekerasan lipstik. Pada gambar 6(b), peningkatan
beeswax dari level rendah ke level tinggi, pada level rendah candelilla wax akan
meningkatkan respon pergeseran kekerasan lipstik, sedangkan pada level tinggi
candelilla wax akan menurunkan respon pergeseran kekerasan lipstik.
Dari hasil uji statistik ANOVA Design expert 7.0.0 harga p yang
dihasilkan untuk respon pergeseran kekerasan lipstik memperlihatkan bahwa
beeswax dan candelilla wax memberikan efek yang tidak signifikan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
statistik terhadap respon pergeseran kekerasan lipstik. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai p dari beeswax dan candelilla wax lebih besar dari 0,05 (tabel XV). Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa beeswax dan candelilla wax tidak secara
signifikan mempengaruhi respon pergeseran kekerasan sediaan lipstik dengan
pelembab minyak buah alpukat (Persea americana Mill.) yang dibuat.
Pada interaksi antara beeswax dan candelilla wax memberikan efek
yang signifikan secara statistik terhadap respon pergeseran kekerasan lipstik. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai p dari interaksi keduanya kurang dari 0,05 (tabel
XV). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa interaksi antara beeswax dan
candelilla wax secara signifikan mempengaruhi respon pergeseran kekerasan
sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat (Persea americana Mill.)
yang dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Beeswax, candelilla wax, dan interaksi keduanya memberikan efek yang tidak
signifikan terhadap kekerasan sebagai parameter sifat fisis sediaan lipstik
2. Beeswax memberikan efek yang signifikan terhadap daya lekat, sedangkan
candelilla wax dan interaksi antara beeswax dengan candelilla wax
memberikan efek yang tidak signifikan terhadap daya lekat sebagai parameter
sifat fisis sediaan lipstik.
3. Interaksi antara beeswax dengan candelilla wax memberikan efek yang
signifikan terhadap pergeseran kekerasan, sedangkan beeswax dan candelilla
wax memberikan efek yang tidak signifikan terhadap pergeseran kekerasan.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan, yaitu:
1. Perlu dilakukan penelitian terhadap waxes lain dalam basis sediaan lipstik
yang dapat memberikan efek yang signifikan terhadap sifat fisis dan stabilitas
sediaan lipstik, seperti: paraffin wax, mycrocrystalline wax.
2. Perlu dilakukan penambahan surfaktan atau pemanasan ketika pencampuran
pewarna pigment dengan castor oil, agar didapat warna yang lebih merata.
3. Perlu dilakukan pengujian mengenai daya sebar sediaan lipstik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
4. Perlu dilakukan penambahan fragrance dan aroma pada sediaan lipstik agar
acceptabilitas dari sediaan lipstik tidak turun selama penyimpanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
DAFTAR PUSTAKA
Anonim a, 2010, Anatomic Characteristics of the Cleft,
http://www.worldcf.org/medical-info/cleft-lip-and-palate-
resources/anatomic-characteristics-of-the-cleft/, diakses tanggal 23
Januari 2011.
Anonim b, 2010, Lips Anatomy, http://www.hairfinder.com/make-up/lips-
anatomy, diakses tanggal 26 Februari 2010.
Anonim c, 2010, Candelilla wax, http://en.wikipedia.org/wiki/lip, diakses tanggal
28 Februari 2010.
Barel, A. O., 2000, Handbook of Cosmetics Science and Technology, Marcel
Dekker Inc., New York, pp. 670–672.
Behrer, R., 1999, Beeswax Through The Ages, http://www.kosterkeunen.com/
News/customer-files/Beeswax%20Through%20The%20Ages.pdf,
diakses tanggal 30 November 2010.
Board, Niir, 2002, Handbook on Herbal Products (Medicines, Cosmetics,
Toiletries, Perfumes), Vol I, National Institute of Industrial Research,
Delhi -7 (India), pp. 37-38.
Bolton, S., 1990, Pharmaceutical Statistics and Clinical Applications, 3th Ed.,
Marcel Dekker Inc., New York, pp. 553–556.
Direktorat Jendral Pengawas Obat dan Makanan RI, 1978, Materia Medika
Indonesia, jilid II, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Direktorat Jendral Pengawas Obat dan Makanan RI, 1985, Formularium
Kosmetika Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Direktorat Jendral Pengawas Obat dan Makanan RI, 1995, Farmakope Indonesia,
jilid IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Direktorat Jendral Pengawas Obat dan Makanan RI, 1979, Farmakope Indonesia,
jilid III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Direktorat Jendral Pengawas Obat dan Makanan RI, 2006, Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Direktorat Jendral Pengawas Obat dan Makanan RI, 2008, , Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Howard, M., George and Poucher, A.W., 1974, Perfumes, Cosmetics and Soaps,
Volume III, Seventh Edition, B.I. Publications, by arrangement with
Chapman and Hall, London, pp. 211-213.
Indriani, Y. Hetty dan Suminarsih, Emi, 1997, Alpukat, Penebar Swadaya, Jakarta,
hal. 96.
Jaelani, 2009, Ensiklopedi Kosmetik Nabati, Pustaka Populer Obor, Jakarta, 30–
31.
Jellinek, S., 1970, Formulation and Function of Cosmetics, John Willey and Sons,
Inc., USA, pp. 16, 428–430.
Keithler, W M R, 1956, The Formulation of Cosmetics and Cosmetic Spesialties, ,
Drug and Cosmetic Industry, New York, pp. 387.
Kumalaningsih, S., 2006, Antioksidan Alami, Trubus Agrisarana, Surabaya, 28–
29.
Loughran, Joni, 2002, Natural Skin Care, Unisons Techno Financial Consultants
(P) Ltd., Patpar Ganj, New Delhi, pp. 107.
Milford, Francine, 2002, Aroma Care™: Make Your Own Perfume, Reiki Center
of Venice, USA, pp. 36.
Mitsui, 1997, New Cosmetic Science, Elsevier, Netherland, pp. 385–388.
Martin, 1983, Physical Pharmacy, Physical Chemical Principles in the
Pharmaceutical Sciences, Lea&Febiger, London, pp. 1089.
Nowack, G. A., 1985, Cosmetic Preparation, Verlag fur chen, Ausburg, pp. 82.
Paye, M., Barel, A.O., and Maibach, H.I., 2006, Handbook of Cosmetics Science
and Technology, Taylor and Francis Group, New York, pp. 110-111.
Rowe, R.C., Shekey P.J. dan Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients 6th Ed, Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Association, United Kingdom, pp. 110,327,441-442.
Sagarin, 1957, Cosmetics Science and Technology, Interscience Publisher Ltd,
London, pp. 271–378.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Salunkhe D. K., S. S. Deshpande and D. L. Madhavi, 1996, Food Antioxidants,
Marcel Dekker Inc., New York.
Schiller, C., and Schiller, D., 2008, The Aromatherapy Encyclopedia : A Concise
Guide to Over 385 Plant Oils, Basic Health Publications, Inc., Laguna
Beach, USA, pp. 12.
Schlossman, M. L., 2000, Decorative Products, in Maibach, H. I.,
Cosmeceuticals, Marcel dekker Inc, New York, pp. 277–279.
Smolinske dan Susan C., 1992, Handbook of Food, Drug, and Cosmetic
Excipients, CRC Press, Florida, pp. 225–228.
Tranggono, R. I., dan Latifa, F., 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik, P.T Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 6, 90–93, 100.
Voigt, R., 1984, Lehrbuch Der Pharmazentischen Technologie, 5th Ed.,
diterjemahkan oleh Soewandhi, S. N., 289–290, Universitas Gadjah
Mada Press, Yogyakarta.
Wade, A., 1982, Martindale the Extra Pharmacopaiea, 28th
Ed., The
Pharmaceutical Press, London, pp. 1065.
Wasitaatmadja, S. M., 1997, Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, Universitas
Indonesia Press, Jakarta, hal. 124.
Wibowo, D. S., 2005, Anatomi Tubuh Manusia, Grasindo, Jakarta, hal. 165.
Wilkinson, J. B. dan Moore, R. J., 1982, Harry’s Cosmeticology, Longman Group
Ltd., London, pp. 3, 14.
Windholz, M., 1983, The Merck Index, 10th
Ed., Merck and Co., Inc., Rahway,
N.J., USA, pp. 144.
Yohana, A., Sri Soeryati H.I., Riska Indryani, 2004, Formulasi Krim Nutrisi
Dengan Ekstrak Buah Alpukat (Persea americana Mill.), Fakultas
MIPA Universitas Padjadjaran, Jatinangor-Sumedang.
Young, A., 1972, Practical Cosmetic Science, 2nd
ed, Mills and Boon Limited,
London, pp. 3–5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 1. Data ektraksi minyak buah alpukat (Persea americana Mill.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 2. Prosedur ekstraksi minyak buah alpukat (Persea americana
Mill.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 3. Keterangan melakukan ekstraksi minyak buah alpukat (Persea
americana Mill.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 4. Determinasi alpukat (Persea americana Mill.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 5. Perhitungan jumlah penambahan minyak buah alpukat (Persea
americana Mill.) dalam sediaan lipstik
Minyak buah alpukat yang dapat berfungsi sebagai pelembab adalah sebesar 5%
(Yohana, 2008).
Basis lipstik 2 g
Talc 0,1 g
Crodamol GTCC 1 g
Castor oil 3 g
Silicone 556 0,5 g
Propilparaben (nipasol) 0,017 g
Pewarna pigment 0,3 g
6,917 g
Basis lipstik yang digunakan untuk menentukan jumlah minyak alpukat yang
ditambahkan pada sediaan lipstik dianggap berjumlah 2 gram sesuai dengan
formula yang didapat dari industri kosmetik.
Perhitungan minyak buah alpukat:
Untuk menghindari massa dari minyak buah alpukat yang hilang, maka
penimbangan dilebihkan 5% dari jumlah minyak buah alpukat yang akan
ditimbang.
Jumlah minyak buah alpukat yang digunakan dalam sediaan lipstik
0,346 + 0,018 = 0,364 gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 6. Penentuan rentang kekerasan dan daya lekat lipstik
Rentang kekerasan dan daya lekat lipstik berdasarkan hasil uji kekerasan
dan daya lekat dari sediaan lipstik yang beredar di pasaran. Pemilihan sediaan
lipstik yang beredar di pasaran berdasarkan dari jenis waxes lipstik yang
digunakan pada sediaan lipstik yang beredar di pasaran tersebut. Sediaan lipstik
yang beredar di pasaran harus memiliki jenis waxes yang sama dengan sediaan
lipstik pada penelitian ini, yaitu beeswax dan candelilla wax.
Pada penelitian ini, digunakan 2 merek lipstik dengan komposisi tiap
formula yang berbeda, tetapi masih mengandung waxes yang sama, yaitu beeswax
dan candelilla wax.
a. Lipstik I dari PT Fabindo Sejahtera mempunyai komposisi: castor oil, ceresin,
beeswax, euphorbia cerifera (candelilla wax), lanolin, anhydrous, octyl
palmitate, caprylic/capric triglyceride, aluminium starch octenylsuccinate,
talc, vitamin E acetate, BHT, propylparaben, flavor, pewarna.
b. Lipstik II dari PT Mustika Ratu, Tbk. mempunyai komposisi: castor oil, seed
oil, octyldodecanol, euphorbia cerifera (candelilla wax), beeswax,
phenyltrimethicone, ozokerite, quaternium-18 hectorite, olea europaea (olive)
fruit oil, ethylhexyl palmitate, tribehenin, sorbitan isostearate, palmitoyl
oligopeptide, tocopheryl acetate, parfume, pewarna.
No. Jenis Lipstik Kekerasan (detik) Daya lekat (detik)
1. Fanbo 189 27
2. Fanbo 203 5
3. Fanbo 187 8
4. Fanbo 232 4
5. Mustika Ratu 135 12
6. Mustika Ratu 139 17
7. Mustika Ratu 129 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Berdasarkan hasil uji kekerasan dan daya lekat sediaan lipstik yang
beredar di pasaran, yang memiliki jenis waxes yang sama dengan sediaan lipstik
pada penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa rentang kekerasan lipstik pada
penelitian antara 120–240 detik dan rentang daya lekat lipstik antara 4–27 detik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 7. Perhitungan formula sediaan lipstik
Basis lipstik 2 g
Talc 0,1 g
Crodamol GTCC 1 g
Castor oil 3 g
Silicone 556 0,5 g
Propilparaben (nipasol) 0,017 g
Minyak buah alpukat 0,364 g
Pewarna pigment 0,3 g
7,281 g
Variabel yang
tidak berubah
Berdasarkan hasil orientasi jumlah beeswax yang digunakan dalam formula
sediaan lipstik adalah 6%.
Perhitungan persen untuk beeswax:
Dilakukan orientasi untuk mendapatkan level tinggi pada beeswax, didapat jumlah
beeswax yang digunakan sebagai level tinggi sebesar 9%.
Basis lipstik:
Beeswax
Candelilla wax
White petrolatum
Technical white oil
0,5175 g
0,3176 g
Talc 0,1 g
Crodamol GTCC 1 g
Castor oil 3 g
Silicone 556 0,5 g
Propilparaben 0,017 g
Minyak buah alpukat 0,364 g
Pewarna pigment 0,3 g
6,1161 g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Persen beeswax yang digunakan dalam basis lipstik pada level rendah sebesar
7,14% sama dengan 0,4369 gram dan pada level tinggi sebesar 9% sama dengan
0,5504 gram.
Perhitungan persen untuk candelilla wax:
Dilakukan orientasi untuk mendapatkan level tinggi pada candelilla wax, didapat
jumlah candelilla wax yang digunakan sebagai level tinggi sebesar 14%.
Persen candelilla wax yang digunakan dalam basis lipstik pada level rendah
sebesar 11,90% sama dengan 0,7281 gram dan pada level tinggi sebesar 14%
sama dengan 0,8563 gram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 8. Data penimbangan
F1 (g) Fa (g) Fb (g) Fab (g)
Basis lipstik:
Beeswax
Candelilla wax
White petrolatum
Technical white oil
0,4369
(7,14%)
0,7281
(11,90%)
0,5175
0,3176
0,5504
(9%)
0,7281
(11,90%)
0,5175
0,3176
0,4369
(7,14%)
0,8563
(14%)
0,5175
0,3176
0,5504
(9%)
0,8563
(14%)
0,5175
0,3176
Talc 0,1 0,1 0,1 0,1
Crodamol GTCC 1 1 1 1
Castor oil 3 3 3 3
Silicone 556 0,5 0,5 0,5 0,5
Propilparaben
(nipasol)
0,017 0,017 0,017 0,017
Minyak buah alpukat 0,364 0,364 0,364 0,364
Pewarna pigment 0,3 0,3 0,3 0,3
7,2810 7,3948 7,4092 7,5229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 9. Material Safety Data Sheet dari bahan-bahan yang digunakan.
1. Beeswax
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
MSDS beeswax diambil dari sumber:
http://www.prochemical.com/MaterialSafety/Waxes/Beeswax.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
2. Candelilla Wax
MSDS candelilla wax diambil dari sumber:
http://www.bathbomb.biz/acatalog/MSDS/Candellila_Wax.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
3. White petrolatum jelly
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
MSDS white petrolatum jelly diambil dari sumber:
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927388
4. Technical white oil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
MSDS technical white oil diambil dari sumber:
http://www.ciscochem.com/msds/files/Tech_White_Oil.pdf
5. Silicone 556
MSDS silicone 556 diambil dari sumber:
http://msds.beautyalliance.com/Pravana%20064/PDF%20FORMAT%20PRA
VANA/Shine%20Mist%20Serum%20Mist%20Curl%20En%20%20Gel.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
6. Castor oil
MSDS castor oil diambil dari sumber:
http://www.naturalsourcing.com/msds/MSDS_Castor_Oil.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
7. Talc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
MSDS talc diambil dari sumber:
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927617
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 10. Notasi desain faktorial dan percobaan desain faktorial
1. Notasi desain faktorial
Formula Faktor A Faktor B Interaksi
1 - - +
a + - -
b - + -
ab + + +
Keterangan: Level tinggi : +
Level rendah: -
Faktor A: beeswax
Faktor B: candelilla wax
2. Percobaan desain faktorial
Formula Beeswax candelilla wax
1 7,14% 11,90%
a 9% 11,90%
b 7,14% 14%
ab 9% 14%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 11. Sifat fisis dan stabilitas sediaan lipstik minyak buah alpukat
alpukat (Persea americana Mill.)
1. Kekerasan lipstik
Formula 1
Replikasi 48 jam
(detik)
7 hari
(detik)
14 hari
(detik)
21 hari
(detik)
1 bulan
(detik)
1 184 152 185 133 132
2 197 242 139 183 188
3
4
139
141
147
137
126
129
124
172
130
132
Mean 165,25 169,50 144,75 153 145,50
SD 29,65 48,73 27,40 28,88 28,35
Formula a
Replikasi 48 jam
(detik)
7 hari
(detik)
14 hari
(detik)
21 hari
(detik)
1 bulan
(detik)
1 182 183 128 182 127
2 203 194 183 197 140
3
4
183
246
183
187
189
250
183
241
158
183
Mean 203,50 186,75 187,50 200,75 152
SD 29,94 5,19 49,90 27,69 24,26
Formula b
Replikasi 48 jam
(detik)
7 hari
(detik)
14 hari
(detik)
21 hari
(detik)
1 bulan
(detik)
1 138 126 181 128 126
2 194 192 174 183 140
3
4
182
180
129
133
134
125
150
127
125
120
Mean 173,50 145 153,50 147 127,75
SD 24,26 31,46 28,10 26,24 32,65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Formula ab
Replikasi 48 jam
(detik)
7 hari
(detik)
14 hari
(detik)
21 hari
(detik)
1 bulan
(detik)
1 126 135 157 151 136
2 206 188 178 169 193
3
4
187
182
210
197
250
185
246
186
212
190
Mean 175,25 182,50 192,50 188 182,75
SD 34,42 32,93 40,14 41,22 32,65
2. Daya lekat lipstik
Formula 1
Replikasi 48 jam
(detik)
7 hari
(detik)
14 hari
(detik)
21 hari
(detik)
1 bulan
(detik)
1 12 17 9 16 8
2 6 6 6 7 4
3
4
5
6
6
10
6
14
4
4
4
4
Mean 7,25 8,25 8,75 7,75 5
SD 3,20 2,63 3,77 5,68 2
Formula a
Replikasi 48 jam
(detik)
7 hari
(detik)
14 hari
(detik)
21 hari
(detik)
1 bulan
(detik)
1 26 10 9 7 8
2 12 10 7 7 6
3
4
13
10
14
8
8
8
10
6
7
8
Mean 15,25 10,50 8 7,50 7,25
SD 7,27 2,52 0,82 1,73 0,96
Formula b
Replikasi 48 jam
(detik)
7 hari
(detik)
14 hari
(detik)
21 hari
(detik)
1 bulan
(detik)
1 13 10 6 9 12
2 9 10 16 5 5
3
4
12
12
7
17
13
8
10
4
13
11
Mean 11,50 11 10,75 7 10,25
SD 1,73 4,24 4,57 2,94 3,59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Formula ab
Replikasi 48 jam
(detik)
7 hari
(detik)
14 hari
(detik)
21 hari
(detik)
1 bulan
(detik)
1 35 9 5 4 4
2 9 11 10 14 9
3
4
23
17
9
33
15
10
11
11
17
13
Mean 21 15,5 10 10 10,75
SD 10,95 11,70 4,08 4,24 5,56
3. Pergeseran kekerasan lipstik
Formula 1
Replikasi 1:
Replikasi 2:
Replikasi 3:
Replikasi 4:
Replikasi Kekerasan
48 jam (detik)
kekerasan
1bulan (detik)
Pergeseran kekerasan
(%)
1 184 132 28,26
2 197 188 4,57
3
4
139
141
130
132
6,47
6,38
Mean
SD
11,42
11,26
Formula a
Replikasi 1:
Replikasi 2:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Replikasi 3:
Replikasi 4:
Replikasi Kekerasan
48 jam (detik)
kekerasan
1bulan (detik)
Pergeseran kekerasan
(%)
1 182 127 30,22
2 203 140 31,03
3
4
183
246
158
183
13,66
25,61
Mean
SD
25,13
8,01
Formula b
Replikasi 1:
Replikasi 2:
Replikasi 3:
Replikasi 4:
Replikasi Kekerasan
48 jam (detik)
kekerasan
1bulan (detik)
Pergeseran kekerasan
(%)
1 138 126 8,70
2 194 140 27,84
3
4
182
180
125
120
31,32
33,33
Mean
SD
25,30
11,30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Formula ab
Replikasi 1:
Replikasi 2:
Replikasi 3:
Replikasi 4:
Replikasi Kekerasan
48 jam (detik)
kekerasan
1bulan (detik)
Pergeseran kekerasan
(%)
1 126 136 7,94
2 206 193 6,31
3
4
187
182
212
190
13,37
4,40
Mean
SD
8,01
3,86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 12. Data hasil analisis menggunakan SPSS 18
a. Uji normalitas sifat fisis 48 jam
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Kekerasan .258 16 .006 .907 16 .103
a. Lilliefors Significance Correction
Diperoleh nilai p > 0,05, berarti data normal
nilai p < 0,05, berarti data tidak normal
Jumlah data kurang dari 50, sehingga data yang dilihat adalah Shapiro-Wilk.
Karena signifikansi kedua data >0,05 berarti data normal, sehingga dapat
digunakan statistika paired T test.
b. Uji statistik untuk mengetahui kebermaknaan faktor selama penyimpanan
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
F1 _1bulan
–
F1 _48jam
19.75000 21.50000 10.75000 -14.46130 53,96130 1,837 3 .163
Fa_ 1bulan
–
Fa_ 48jam
51,50000 18,06470 9,03235 22,75503 80,24497 5,702 3 .011
Fb_ 1bulan
–
Fb_ 48jam
45.75000 22.63294 11.31647 9.73594 81,76406 4,043 3 .027
Fab_1bulan
–
Fab_48jam
-7.50000 15.63117 7.81558 -32.37267 17,37267 -.960 3 .408
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 13. Uji normalitas data kekerasan, daya lekat, dan pergeseran
kekerasan sediaan lipstik
Uji normalitas untuk data kekerasan, daya lekat, dan pergeseran
kekerasan dapat digunakan Design Expert 7.0.0 dengan menggunakan parameter-
parameter seperti normal plot residuals, residual vs predicted, dan box-cox plot
for power transform yang terdapat pada bagian diagnostics. Pada normal plot
residuals, data yang diperoleh dapat dikatakan normal apabila distribusi data
berada di sekitar garis lurus, sedangkan data dikatakan tidak normal apabila
diplotkan seperti kurva berbentuk huruf “S”. Pada residual vs predicted, data yang
diperoleh dikatakan distribusi data normal apabila plot yang diperoleh titik-
titiknya tersebar dan memiliki range yang konstan, sedangkan distribusi data
dikatakan tidak normal apabila akan membentuk pola megaphone “<”. Box-cox
plot for power transform data dikatakan tidak normal apabila menunjukkan
transformasi yang direkomendasikan, sedangkan data dikatakan normal apabila
tidak ada rekomendasi transformasi data (none).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
1. Kekerasan 48 jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
2. Daya lekat 48 jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
3. Pergeseran kekerasan setelah 1 bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 14. Uji ANOVA dengan Design Expert 7.0.0 dan grafik interaksi
1. Kekerasan 48 jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
2. Daya lekat 48 jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
3. Pergeseran kekerasan selama 1 bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Grafik interaksi beeswax dan candelilla wax
1. Daya lekat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
2. Pergeseran kekerasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 15. Foto lipstik minyak buah alpukat (Persea americana Mill.)
Formula 1 Formula a
Formula b Formula ab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 16. Dokumentasi
Ranting, daun, dan buah alpukat Daging buah alpukat
Alat uji kekerasan lipstik Alat uji daya lekat lipstik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Neraca analitik Mettler Toledo Hotplate LMS-1003 Daihan
Waterbath Tamson Zoetermeer 0023 Lemari pendingin Sanken
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Cetakan lipstik
Minyak buah alpukat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi yang berjudul “Pengaruh Komposisi
Beeswax dan Candelilla Wax Sebagai Basis Terhadap
Sifat Fisis Sediaan Lipstik Dengan Pelembab Minyak
Buah Alpukat (Persea americana Mill.)” ini memiliki
nama lengkap Dinar Catur Mardianti. Penulis lahir di
Cilacap pada tanggal 30 Maret 1989 sebagai anak kedua
dari dua bersaudara pasangan Bapak Sukirman dan Ibu
Eny Budiarti, dan memiliki seorang kakak bernama
Rully Irianto. Penulis menempuh pendidikan formal di
TK PIUS Cilacap pada tahun 1993–1995, SD PIUS Cilacap pada tahun 1995–
2001, SMP Negeri 1 Cilacap pada tahun 2001–2004, dan SMA Negeri 1 Cilacap
pada tahun 2004–2007. Kemudian penulis melanjutkan studi di program strata 1
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 2007–2011. Selama
masa kuliah, penulis pernah menjadi asisten Praktikum Formulasi Teknologi
Sediaan Semi Solid Liquid (2010), Formulasi Teknologi Sediaan Steril (2011), dan
Biofarmasetika (2011). Selain itu, penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan
kemahasiswaan dan kepanitiaan antara lain Pendamping Kelompok Inisiasi Sanata
Dharma (2008), panitia Pagelaran Karawitan (2008), panitia Hari Bumi
Universitas Sanata Dharma (2008), tim pengabdi pada Pengabdian Masyarakat
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma (2008–2010), berbagai kegiatan
kepanitiaan yang diselenggarakan oleh ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa
Farmasi Indonesia), dan berbagai bakti sosial yang diselenggarakan oleh JMKI
(Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI