Upload
vantu
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KONSENTRASI CARBOPOL 940 SEBAGAI GELLING
AGENT TERHADAP SIFAT FISIS DAN STABILITAS GEL HAND
SANITIZER MINYAK DAUN MINT (Oleum Mentha piperita)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Verica Septi Permatasari
NIM : 108114120
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH KONSENTRASI CARBOPOL 940 SEBAGAI GELLING
AGENT TERHADAP SIFAT FISIS DAN STABILITAS GEL HAND
SANITIZER MINYAK DAUN MINT (Oleum Mentha piperita)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Verica Septi Permatasari
NIM : 108114120
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Winners are not people who never fail
but people who never quit
Don’t give up !
The beginning is always the hardest
SET A GOAL and make it happen !
Today is a beautiful day simply because God made it
Thank You God for Blessing Me More Than I Deserve
I dedicate this work to :
my Dearest God
my Father and my Mother
my Brother and my Family
my Almamater
and all who I love
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat dan
penyertaan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Konsentrasi Carbopol 940 Sebagai Gelling Agent
Terhadap Sifat Fisis dan Stabilitas Gel Hand Sanitizer Minyak Daun Mint (Oleum
Mentha piperita)“ sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi
(S. Farm) pada Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama menyelesaikan skripsi ini penulis mengalami banyaknya
kesulitan dan hambatan. Keberhasilan penulis dalam penyusunan skripsi ini
tentunya tidak terlepas dari dukungan, bantuan, nasehat, bimbingan, kritik dan
saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan tulus dan kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Papa, Mama dan Adikku (Eric) yang tercinta atas segala doa, dukungan,
semangat, perhatian, kasih sayang dan perjuangan untuk membiayai
penulis selama perkuliahan.
2. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt. , selaku dosen
pembimbing atas bimbingan, arahan, semangat, masukan, kritik dan saran
selama penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.
4. Ibu Melania Perwitasari, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah
berkenan meluangkan waktu untuk menguji serta masukan dan saran yang
diberikan kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Ibu C.M. Ratna Rini Nastiti, M.Pharm., Apt., selaku dosen penguji yang
telah berkenan meluangkan waktu untuk menguji serta masukan dan saran
yang diberikan kepada penulis dan selaku dosen pembimbing akademik atas
segala perhatian yang diberikan kepada penulis.
6. Segenap Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
yang telah membagikan banyak ilmu serta pengalaman dan kesabarannya
dalam mengajar dan membimbing penulis selama perkuliahan.
7. Bapak Musrifin, Bapak Parlan, Bapak Mukminin, Mas Kunto, Mas Bimo,
Mas Agung dan laboran-laboran lain atas segala bantuan yang telah
diberikan kepada penulis.
8. Mitra kerja skripsi, Vivi dan Didit atas segala bantuan, dukungan,
semangat, kebersamaan serta suka duka yang telah dilewati bersama
selama penelitian sampai penyusunan skripsi ini.
9. Henny dan Sherly Damima atas motivasi, bantuan, perhatian dan
persahabatan yang terjalin selama ini.
10. Yoanita, Fanny, dan Agnes atas persahabatan, kebersamaan, motivasi dan
bantuan yang telah diberikan selama ini.
11. Christian Gunawan dan Gomes yang telah menjadi teman belajar dan
memberikan masukan selama penelitian.
12. Teman-teman FST B 2010, atas bantuan, dukungan, kebersamaan selama
perkuliahan dan praktikum serta keceriaan dan semangat kekeluargaan
yang terjalin selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
13. Semua teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2010, khususnya FSM C
2010 atas kebersamaan dan dukungannya.
14. Asrama Putri Kinasih berserta isinya atas kebersamaannya selama ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Seperti pepatah, “tak ada gading yang tak retak”, demikian juga penulis
menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna mengingat
keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
untuk kebaikan di kemudian hari. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 3 Juli 2014
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. .i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vi
PRAKATA ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ...xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
INTISARI ........................................................................................................... xvii
ABSTRACT ........................................................................................................ xviii
BAB I. PENGANTAR ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1. Permasalahan .................................................................................... 5
2. Keaslian Penelitian ........................................................................... 5
3. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
B. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
1. Tujuan Umum .....................................................................................6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2. Tujuan Khusus ....................................................................................6
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA .................................................................... 7
A. Gel ............................................................................................................ 7
B. Hand Sanitizer .......................................................................................... 8
C. Minyak Daun Mint (Oleum Mentha piperita) ........................................... 8
D. Bahan Formulasi ....................................................................................... 9
1. Gelling Agent .......................................................................................9
2. Trietanolamin (TEA) .........................................................................11
3. Gliserin ..............................................................................................12
4. Preservative .......................................................................................13
E. Sifat Fisis ................................................................................................ 13
a. Uji viskositas ......................................................................................13
b. Uji daya sebar .....................................................................................14
F. Stabilitas .................................................................................................. 14
G. Uji Daya Antibakteri .............................................................................. 14
H. Landasan Teori ....................................................................................... 15
I. Hipotesis ................................................................................................. 16
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... ...17
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................. .17
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian .......................................................................... 17
2. Definisi Operasional ........................................................................18
C. Bahan penelitian...................................................................................... 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
D. Alat penelitian ........................................................................................ 19
E. Tata Cara Penelitian ............................................................................... 20
1. Identifikasi minyak daun mint ......................................................... 20
2. Formula gel hand sanitizer .............................................................. 21
3. Pembuatan gel .................................................................................. 22
4. Uji sifat fisis dan stabilitas gel ......................................................... 23
a. Uji organoleptis dan pH ............................................................23
b. Uji daya sebar ...........................................................................23
c. Uji viskositas dan pergeseran viskositas ...................................23
d. Uji daya antibakteri ...................................................................24
F. Analisis Hasil .......................................................................................... 25
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 27
A. Identifikasi dan verifikasi minyak daun mint .......................................... 27
B. Pembuatan gel minyak daun mint ........................................................... 28
C. Uji sifat fisis dan stabilitas gel ................................................................. 31
1. Uji Organoleptis dan pH ..................................................................32
2. Uji daya sebar ..................................................................................32
3. Uji viskositas ....................................................................................37
4. Pergeseran viskositas ....................................................................... 41
D. Uji antimikroba gel minyak daun mint terhadap bakteri Escherichia
coli........................................................................................................... 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 48
A. Kesimpulan ........................................................................................... 48
B. Saran ...................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 49
LAMPIRAN ......................................................................................................... 53
BIOGRAFI PENULIS ………………………………………………………….. 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Formula gel hand sanitizer ............................................................ 22
Tabel II. Formula gel hand sanitizer hasil modifikasi ................................. 22
Tabel III. Hasil verifikasi minyak daun mint ................................................ 27
Tabel IV. Data uji organoleptis dan uji pH gel minyak daun mint ............... 32
Tabel V. Daya sebar gel (x ̅ ± SD) setelah 48 jam pembuatan .................... 33
Tabel VI. Uji normalitas data daya sebar ...................................................... 34
Tabel VII. Uji kesamaan varians data daya sebar ........................................... 35
Tabel VIII. Uji one-way ANOVA data daya sebar .......................................... 36
Tabel IX. Uji Tukey-HSD data daya sebar ..................................................... 36
Tabel X. Viskositas gel (x ̅ ± SD) setelah 48 jam pembuatan ..................... 38
Tabel XI. Uji normalitas data viskositas ........................................................ 39
Tabel XII. Uji kesamaan varians data viskositas ............................................ 40
Tabel XIII. Uji one-way ANOVA data viskositas............................................ 40
Tabel XIV. Uji Tukey-HSD data viskositas ...................................................... 41
Tabel XV. Persentase pergeseran viskositas gel (x̅ ± SD) .............................. 42
Tabel XVI. Uji t berpasangan data pergeseran viskositas ................................ 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Unit monomer asam akrilat dari polimer carbopol .......................... 11
Gambar 2. Trietanolamin ................................................................................... 11
Gambar 3. Gliserin ............................................................................................. 12
Gambar 4. Uji daya antibakteri dengan metode sumuran dan media MHA ...... 46
Gambar 5. Reaksi oksidasi menthol ................................................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Certificate of Analysis Oleum Mentha piperita ............................... 54
Lampiran 2. Verifikasi minyak daun mint ........................................................... 55
Lampiran 3. Hasil uji sifat fisis dan stabilitas fisik gel hand sanitizer minyak daun
mint .................................................................................................. 56
Lampiran 4. Analisis statistika sifat fisis dan stabilitas fisik menggunakan
program software R-i386 3.0.3 ........................................................58
Lampiran 5. Dokumentasi .................................................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
INTISARI
Masyarakat kurang menyadari akan kebiasaan mencuci tangan dapat
membuat orang-orang menderita beberapa penyakit yang berhubungan dengan
gangguan gastrointestinal. Hand sanitizer adalah salah satu alternatif untuk
menjaga kebersihan tangan dari mikroorganisme yang praktis digunakan
kapanpun dan dimanapun. Minyak daun mint (Oleum Mentha piperita) terbukti
memiliki efek antimikroba yang peneliti formulasikan menjadi sediaan gel hand
sanitizer mengurangi penggunaan alkohol. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui signifikansi pengaruh dari konsentrasi carbopol 940 terhadap sifat
fisis dan stabilitas gel.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pola searah.
Hasil penelitian yang diperoleh di analisis dengan analisis statistik one-way
ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% dengan parameter sifat fisis gel hand
sanitizer yang diuji meliputi organoleptis, pH, daya sebar, viskositas, stabilitas gel
meliputi pergeseran viskositas setelah penyimpanan selama satu bulan serta daya
antibakteri dari setiap formula gel hand sanitizer minyak daun mint. Data
dianalisis menggunakan software R-i386 3.0.3.
Hasil yang diperoleh adalah dengan penambahan carbopol 940
berpengaruh signifikan terhadap respon viskositas dan daya sebar karena memiliki
nilai p-value < 0,05. Nilai p-value yang didapat dari respon viskositas adalah
4,86x10-10
sedangkan nilai p-value respon daya sebar adalah 1,61x10-07
. Gel yang
telah diformulasikan kurang efektif sebagai antimikroba.
Kata kunci: gel hand sanitizer, oleum Mentha piperita, carbopol 940, sifat fisis
dan stabilitas gel, one-way ANOVA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
ABSTRACT
Lack of people awareness of hand washing habit can made those
people suffered from several diseases related to GI disorder. Hand sanitizer is
one of alternative solution to guarantee sanity of the hand that practically easy to
use anywhere and anytime. Oleum Mentha piperita shows antimicrobial activity
that formulated become hand sanitizer to reduce alcohol usage. This research
aimed to prove the significant effects from concentration carbopol 940 on
physical properties and stability gel.
This study was experimental research by one way. The data gotten
from the experiment was analyzed with statistic test one-way ANOVA performed
at 95% confidence interval. The physical properties of hand sanitizer that will be
evaluated include of organoleptic, pH, spreadability, viscosity, stability of gel
which was viscosity shift between the viscosity after one month of storage and
antimicrobial activity for each formula. All data were analyzed with assistance of
R-i386 3.0.3 software.
The results show that adding of carbopol 940 was significantly affect
the viscosity and spreadability which have p-value < 0,05. The viscosity’s p-value
is about 4,86x10-10
than the spreadability’s p-value is about 1,61x10-07
. Gel that
was formulated have no effective antimicrobial activity.
Key words: hand sanitizer, oleum Mentha piperita, carbopol 940, the physical
properties and stability, one-way ANOVA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Kesehatan menjadi aspek sangat penting bagi manusia karena jika
manusia terserang penyakit maka akan mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
Salah satu contoh penyebab terjangkitnya penyakit adalah kurangnya kebiasaan
mencuci tangan. Tangan merupakan salah satu anggota tubuh yang sangat
berperan penting dalam beraktivitas sehari-hari. Masyarakat tidak sadar bahwa
pada saat beraktivitas tangan seringkali terkontaminasi dengan mikroorganisme.
Menurut WHO, di Indonesia ada 151.000 anak balita yang meninggal
dengan 56.000 diantaranya meninggal karena diare dan pneumonia. Hal ini bisa
dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan tangan. Salah satu
bentuk penyebaran mikroorganisme adalah melalui tangan. Tangan merupakan
alat transmisi dari mikroorganisme pada saluran pernafasan dan mulut yang
utama.
Kebersihan tangan menjadi salah satu aspek yang penting agar
terhindar dari berbagai macam penyakit infeksi akibat dari akumulasi mikroba
yang ada di tangan. Terkadang sulitnya keberadaan air dan sabun tidak sesuai
dengan yang diinginkan. Salah satu solusi sebagai pencegahan yaitu dengan
menggunakan gel antiseptik tangan (hand sanitizer) pada saat sebelum makan dan
minum sebagai alternatif karena penggunaannya yang praktis dan mudah di bawa
kemana-mana untuk menggantikan air dan sabun untuk mencuci tangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Era modern ini masyarakat lebih cenderung memilih produk-produk
hand sanitizer dalam bentuk sediaan gel karena sudah menjadi gaya hidup
kalangan menengah ke atas. Beberapa sediaan hand sanitizer dapat dijumpai di
pasaran dan cara pemakaiannya pun mudah dan praktis yaitu dengan diteteskan
pada telapak tangan, kemudian diratakan pada permukaan tangan.
Hand sanitizer adalah gel dengan berbagai kandungan yang cepat
membunuh mikroorganisme yang ada di kulit tangan (Benjamin, 2010). Hand
sanitizer banyak digunakan karena alasan kepraktisan dan pada saat darurat tidak
ada air. Hand sanitizer mudah dibawa dan bisa cepat digunakan tanpa perlu
menggunakan air. Kelebihan hand sanitizer diutarakan menurut US FDA (Food
and Drug Administration) dapat membunuh kuman dalam waktu relatif cepat
(Benjamin, 2010).
Hand sanitizer yang banyak beredar dipasaran banyak yang
mengandung alkohol sebagai bahan antiseptik atau desinfektan dalam formula
sediaannya yang berfungsi untuk desinfeksi permukaan dan kulit yang bersih
tetapi tidak dianjurkan pada luka. Golongan alkohol yang biasa digunakan adalah
etanol, propanol, isopropanol dengan konsentrasi ± 50% sampai 70% sedangkan
jenis desinfektan yang biasa digunakan antara lain klorheksidin dan triklosan
(Block, 2001 dan Gennaro, 1995). Peneliti ingin menekan penggunaan alkohol
berlebih yaitu dengan menggunakan minyak atsiri dari tanaman herbal daun mint
(Mentha piperita).
Mentha piperita merupakan tanaman yang termasuk dalam famili
Lamiaceae. Oleum mentha piperita ini diperoleh dengan destilasi uap dari daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mint dan telah lama diketahui kegunaannya untuk tujuan pengobatan (Kumar, et
al., 2011). Komponen-komponen utama dari minyak daun mint adalah menthol
(29%), menton (20-30%), dan mentil asetat (3-10%) (Gardiner, 2000). Telah
diketahui bahwa minyak atsiri beberapa spesies Lamiaceae memiliki aktivitas
antibakteri pada bakteri Gram-positif (Staphylococcus aureus) maupun bakteri
Gram-negatif (Escherichia coli, Salmonella enteritidis dan Pseudomonas
aeruginusa).
Menurut penelitian Tabari et al. (2012) dikatakan bahwa minyak daun
mint memiliki aktivitas antibakteri yang kuat terhadap bakteri Escherichia coli
dan Staphylococcus aureus. Penggunaan secara langsung minyak daun mint
kurang efektif karena minyak atsirinya mudah menguap saat berada di udara pada
temperatur kamar (Robbers et al., 1996). Pada penelitian ini minyak daun mint
diformulasikan dalam bentuk sediaan gel hand sanitizer supaya zat aktif lebih
stabil, nyaman digunakan dan memiliki nilai jual yang lebih baik. Selain itu
terdapat interaksi hidrogen antara gugus karboksilat pada carbopol dengan gugus
hidroksi pada menthol sehingga dapat mengurangi tingkat volatilitas mentol.
Gelling agent yang digunakan dalam sediaan farmasi dan kosmetik
harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain inert, aman dan tidak bereaksi
dengan bahan lain (Zatz dan Kushla, 1996). Penelitian ini, akan digunakan
carbopol 940 sebagai gelling agent karena tidak ditemukan iritasi primer,
sensitivitas, atau reaksi alergi pada penggunaan topikal (Anonim, 1983). Carbopol
940 juga memiliki viskositas yaitu antara 40.000-60.000 cP dan dapat
menghasilkan sediaan gel yang bening serta sebagai bahan pengental yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
karena memiliki viskositas yang tinggi. Carbopol digunakan sebagai gelling agent
pada konsentrasi 0,5-2,0% (Rowe et al., 2009). Carbopol bila didispersikan ke
dalam air akan membentuk larutan asam, sehingga untuk menetralkan akan
ditambah trietanolamin (TEA) yang akan meningkatkan konsistensi sehingga akan
terbentuk sediaan gel.
Peningkatan jumlah konsentrasi gelling agent dapat memperkuat
jaringan struktur gel sehingga akan terjadi kenaikan viskositas (Zatz dan Kushla,
1996). Penelitian ini perlu dilakukan agar dapat mengetahui signifikansi pengaruh
konsentrasi gelling agent terhadap sifat fisis dan stabilitas pada sediaan gel hand
sanitizer minyak daun mint.
1. Perumusan Masalah
Apakah perbedaan konsentrasi carbopol 940 sebagai gelling agent
dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sifat fisis dan stabilitas
dalam sediaan gel hand sanitizer minyak daun mint (Oleum Menta piperita)?
2. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran pustaka yang dilakukan oleh penulis,
penelitian mengenai Pengaruh Konsentrasi Carbopol 940 sebagai Gelling
Agent terhadap Sifat Fisis dan Stabilitas Gel Hand Sanitizer Minyak Daun
Mint (Oleum Menta piperita), belum pernah dilakukan. Penelitian serupa
yang pernah dilakukan antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
a. Studi Efektivitas Sediaan Gel Antiseptik Tangan Ekstrak Daun Sirih
(Piper betle Linn) yang dilakukan oleh Sari dan Isadiartuti (2006).
b. Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer dengan Bahan Aktif Triklosan
0,5% dan 1% yang dilakukan oleh Shu (2013).
c. Optimasi Kombinasi Karbopol 940 dan Hidroksipropil Metilselulosa
(HPMC) terhadap Efektivitas Gel Antiseptik Fraksi Etil Asetat Daun
Kesum (Polygonum minus Huds.) dengan Metode Simplex Lattice Design
yang dilakukan oleh Natasya (2013).
3. Manfaat
a. Manfaat teoritis
Secara teoritis, penelitian ini menambah informasi bagi dunia
ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang kefarmasian mengenai
formulasi sediaan gel hand sanitizer.
b. Manfaat praktis
Dengan penelitian ini diharapkan akan menghasilkan sediaan
gel hand sanitizer minyak daun mint (Oleum Mentha piperita) yang
memiliki sifat fisis dan stabilitas yang baik dengan carbopol 940 sebagai
gelling agent.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Membuat sediaan gel hand sanitizer minyak daun mint (Oleum
Menta piperita) yang memiliki sifat fisis dan stabilitas yang baik.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh konsentrasi carbopol
940 sebagai gelling agent terhadap sifat fisis dan stabilitas dalam sediaan gel
hand sanitizer minyak daun mint (Oleum Menta piperita) yang dihasilkan
oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Gel
Gel adalah bentuk sediaan setengah padat yang tersusun dari suspensi
partikel anorganik berukuran kecil atau molekul organik yang berukuran besar
yang tersusun dengan baik serta meresap dalam suatu cairan (Ansel, 2005). Gel
mempunyai sistem semi kaku di mana pergerakan medium dispersinya terbatas
karena adanya jalinan struktur tiga dimensi dari partikel atau makromolekul
terdispersi (Allen, 2002).
Gel merupakan sistem penghantaran obat yang sangat baik untuk cara
pemberian yang beragam dan kompatibel dengan banyak bahan obat yang berbeda
(Allen, 2002). Gel harus menunjukkan perubahan viskositas yang kecil pada
berbagai temperatur, baik saat penyimpanan maupun penggunaan. Gel dengan
tujuan penggunaan topikal tidak boleh lengket (less greassy) (Zatz dan Kushla,
1996).
Hidrogel merupakan sediaan semisolid yang mengandung material
polimer yang mempunyai kemampuan untuk mengembang dalam air tanpa larut
dan bisa menyimpan air dalam strukturnya. Salah satu alasan disukainya hidrogel
sebagai komponen dari sistem penghantaran dan pelepasan obat adalah
kompatibilitasnya yang relatif baik dengan jaringan biologis (Zatz dan Kushla,
1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Kelebihan dari gel yaitu mempunyai kandungan air yang cukup tinggi
sehingga dapat memberikan kelembaban yang bersifat mendinginkan dan
memberikan rasa nyaman pada kulit (Mitsui, 1997).
B. Hand Sanitizer
Hand sanitizer merupakan produk yang diformulasikan untuk
kebutuhan personal dalam menghilangkan bakteri dari tangan manusia tanpa
menggunakan air (Anonim, 2011).
Hand sanitizer adalah gel dengan berbagai kandungan yang cepat
membunuh mikroorganisme yang ada di kulit tangan (Benjamin, 2010). Hand
sanitizer banyak digunakan karena alasan kepraktisan. Hand sanitizer mudah
dibawa dan bisa cepat digunakan tanpa perlu menggunakan air. Hand sanitizer
sering digunakan ketika dalam keadaan darurat dimana kita tidak bisa menemukan
air. Kelebihan ini diutarakan menurut US FDA (Food and Drug Administration)
dapat membunuh kuman dalam waktu yang relatif cepat (Benjamin, 2010).
C. Minyak Daun Mint (Oleum Mentha piperita)
Minyak daun mint merupakan salah satu jenis dari golongan minyak
atsiri yang diisolasi dari daun tanaman mentha piperita dengan cara destilasi uap
dan merupakan substansi alami yang bersifat mudah menguap (Alankar, 2009).
Daun mint mengandung sekitar 1,2% - 1,5% minyak atsiri. Minyak atsiri
merupakan minyak yang menimbulkan bau, dapat menguap pada suhu kamar dan
didapatkan pada berbagai bagian tumbuhan (Gardiner, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Oleum Mentha piperita merupakan minyak yang tidak berwarna,
kekuningan, atau kehijauan-kuning cair, menjadi lebih gelap dan tebal oleh usia
dan paparan udara, memiliki bau khas aromatik peppermint dan sangat aromatik
(Anonim, 2009). Oleum Mentha piperita memiliki titik didih pada 215°C
(Anonim, 2011). Kandungan kimia yang terdapat pada Oleum Mentha piperita
antara lain limone (1-5%), sineol (3,5-14%), menthon (14-32%), menthofuran (1-
9%), isomenthone (1,5-10%), menthil asetat (2,8-10%), isopulegol (maksimal
0,2%), menthol (30-55%), pulegone (maksimal 4%), dan karvon (maksimal 1%)
(Alankar, 2009). Pada prinsipnya kandungan aktif dari daun mint adalah minyak
atsirinya. Minyak atsiri daun mint dapat menghambat pertumbuhan bakteri
terutama menthol karena aktivitas antibakterinya memberikan spektrum yang luas
(Saeed et al., 2006).
Dalam penelitian ini kegunaan dari Oleum Mentha piperita adalah
sebagai antimikroba. Kegunaan lainnya yaitu untuk meredakan perut kembung,
gastrodynia, mual, kejang perut, dan untuk menutupi rasa obat lain. Selain itu
juga digunakan untuk pengobatan penyakit selesma dan batuk.
D. Bahan Formulasi
1. Gelling agent
Gelling agent merupakan basis dari sediaan gel yang digunakan
untuk membentuk gel dan idealnya harus tidak berinteraksi dengan
komponen lain dari formulasi serta harus bebas dari kontaminasi mikroba.
Gelling agent dapat diperoleh dari alam maupun sintetik dan memiliki bobot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
molekul yang tinggi. Gelling agent dapat terdispersi dalam air dan bisa
mengembang, serta meningkatkan viskositas. Perubahan suhu dan pH selama
pembuatan dan penggunaan preservative tidak boleh mengubah rheologinya,
ekonomis, dapat membentuk gel yang tidak berwarna, menimbulkan sensasi
dingin saat digunakan di tempat aplikasi, dan bau yang menyenangkan
(Mahalingam et al., 2008).
Carbopol memiliki pemerian antara lain serbuk putih, asam,
higroskopis, dengan sedikit bau yang khas. Nama lain dari carbopol adalah
carbomer. Carbopol adalah polimer sintetik dari asam akrilat yang
mempunyai ikatan silang dengan alil sukrosa atau sebuah alil eter dari
pentaerythritol. Carbopol terdiri dari 52% – 68% gugus asam karboksilat
(COOH). Berat molekulnya secara teoritis diperkirakan sekitar 7 x 105
hingga 4 x 109 (Rowe et al., 2009).
Carbopol dapat digunakan sebagai bahan pembentuk gel pada
konsentrasi 0,5-2%, bahan pengemulsi pada konsentrasi 0,1-0,5%, dan
sebagai bahan pensuspensi pada konsentrasi 0,5-1%. Kegunaan lain dari
carbopol yaitu sebagai material bioadhesiv, controlled release agent,
emulsifying agent, rheology modifier, agen stabilisasi, agen pensuspensi, dan
pengisi tablet. Carbopol dapat mengembang di air dan gliserin, dan setelah
netralisasi di etanol 95%, membentuk struktur mikrogel tiga dimensional
(Rowe et al., 2009). Carbopol tidak toksik, tidak mensensitisasi, dan tidak
mempengaruhi aktivitas biologi obat tertentu (Barry, 1983).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Gambar 1. Unit monomer asam akrilat dari polimer carbopol
(Rowe et al., 2009)
Carbopol yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe
carbopol 940 karena tipe carbopol ini memiliki kekentalan antara 40.000 –
60.000 cP sehingga memiliki efisiensi membentuk gel dengan viskositas yang
tinggi dan dapat menghasilkan sediaan gel yang jernih (Allen, 2002).
2. Trietanolamin (TEA)
Gambar 2. Trietanolamin (Rowe et al., 2009)
Trietanolamin yang bersifat basa digunakan untuk netralisasi
carbopol. Penambahan trietanolamin pada carbopol akan membentuk garam
yang larut. Sebelum netralisasi, carbopol di dalam air akan ada dalam bentuk
tak terion pada pH sekitar 3. Pada pH ini, polimer sangat fleksibel dan
strukturnya random coil. Penambahan trietanolamin akan menggeser
kesetimbangan ionik membentuk garam yang larut. Hasilnya adalah ion yang
tolak menolak dari gugus karboksilat dan polimer menjadi kaku dan rigid,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sehingga meningkatkan viskositas (Osborne, 1990). Trietanolamin biasanya
digunakan untuk formulasi sediaan secara topikal. Trietanolamin memiliki
titik leleh 20-21°C dan pH 10,5 (Rowe et al., 2009).
3. Gliserin
Gambar 3. Gliserin (Rowe et al., 2009)
Humectant adalah bahan dalam produk kosmetik yang
dimaksudkan untuk mencegah hilangnya lembab dari produk dan
meningkatkan jumlah air (kelembaban) pada lapisan kulit terluar saat produk
digunakan (Loden, 2001).
Gliserin merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
kental, cairan higroskopis, memiliki rasa manis, kurang lebih 0,6 kali lebih
manis dari sukrosa (Rowe et al., 2009). Gliserin berfungsi sebagai
antimikroba, kosolven, emolien, humektan, plasticizer, sweetening agent, dan
tonicity agent. Pada formulasi sediaan farmasi, gliserin digunakan pada
sediaan oral, mata, topikal, dan sediaan parenteral. Gliserin terutama
digunakan sebagai humektan dan emolien pada konsentrasi ≤30% dalam
formulasi sediaan topikal dan kosmetika (Rowe et al., 2009). Nama lain dari
gliserin yaitu croderol, E422, glycerol, glycerolum, glycon G-100, kemstrene,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
optim, pricerine, 1,2,3-propanetriol; trihydroxypropane glycerol (Rowe et al.,
2009).
4. Preservative
Natrium metabisulfit berbentuk serbuk, berwarna putih, larut
dalam air, sedikit larut dalam alkohol, dan berbau khas seperti gas sulfur
dioksida, mempunyai rasa asam dan asin (Chichester and Tanner, 1975).
Dalam formulasi sediaan farmasi natrium metabisulfit biasanya digunakan
pada sediaan oral, parenteral, topikal dan juga banyak digunakan pada produk
makanan. Natrium metabisulfit digunakan sebagai antioksidan dan pengawet
antimikroba. Nama lainnya adalah sodium metabisulfit (Rowe et al., 2009).
Kebanyakan gel khususnya dari polisakarida alam akan mudah
mengalami degradasi mikrobial. Oleh karena itu perlu adanya penambahan
preservative untuk mencegah serangan mikrobial (Zatz dan Kushla, 1996).
E. Sifat Fisis
a. Uji Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan pertahanan dari suatu cairan
untuk mengalir, semakin tinggi viskositas akan semakin besar tahanannya
(Martin, et al., 1983). Proses aplikasi sediaan dan penerimaan pasien terhadap
sediaan farmasi berupa semi solid seperti gel, krim, dan salep bergantung
pada sifat alir dari produk tersebut. Pengukuran viskositas menjadi tahap
penting yang harus dilakukan untuk mengetahui sifat alir dan deformasi,
sehingga produk dapat diaplikasikan dan diterima oleh pasien dengan baik
(Herh et al., 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b. Uji daya sebar
Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak antara sediaan
dengan tempat aplikasinya yang mencerminkan kelicinan sediaan tersebut,
yang berhubungan dengan koefisien gesekan. Daya sebar merupakan aspek
yang bertanggung jawab terhadap keefektifan dan penerimaan pasien dalam
penggunaan suatu sediaan serta ketepatan transfer dosis atau melepaskan zat
aktifnya (Garg et al., 2002).
F. Stabilitas
Dalam formulasi sediaan farmasi harus memenuhi kriteria umum yaitu
stabil, baik secara kimia maupun fisika, serta efektif dan aman dipakai. Stabilitas
obat merupakan suatu keadaan di mana obat dalam kemasan tertentu yang
disimpan dengan cara dan suhu yang sesuai. Selain itu, sediaan harus berbentuk
seperti semula, yaitu tidak ada perubahan bentuk, rasa, dan perubahan lain yang
dapat ditentukan secara fisika atau kimia (Tjiang, 1978).
Adanya mikroba dapat menurunkan pH sedangkan adanya fungi dapat
menaikkan pH. Perubahan pH dapat mempengaruhi sifat fisik dan keamanan
penggunaannya. Perubahan pH yang terlalu asam atau terlalu basa dapat
mengiritasi kulit pada saat pengaplikasiannya (Kusmiyati, 2006).
G. Uji Daya Antibakteri
Uji daya antibakteri bertujuan untuk mengetahui kemampuan suatu
senyawa uji dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengukur respon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pertumbuhan populasi mikroorganisme terhadap agen antibakteri. Pengukuran
antibakteri dapat dilakukan dengan metode difusi dan metode pengenceran
(Setiabudy dan Gan, 2007).
Metode yang paling umum digunakan untuk melihat aktivitas
antibakteri adalah metode difusi. Metode difusi merupakan salah satu metode
yang digunakan untuk melihat aktivitas antimikroba dari suatu senyawa uji
dengan pengamatan diameter daerah hambatan bakteri (Jawetz et al., 1996).
Ada tiga cara yang dapat dilakukan menggunakan metode difusi yaitu
silinder, sumuran dan cakram kertas. Pada penelitian ini digunakan metode
sumuran yaitu dengan melubangi media agar padat yang telah diinokulasikan
bakteri. Jumlah dan letak sumuran disesuaikan dengan yang tujuan penelitian,
setelah itu sumuran diisi dengan larutan yang akan diuji kemudian diinkubasi.
Setelah itu amati pertumbuhan bakteri dengan melihat ada tidaknya daerah
hambatan di sekeliling sumuran (Kusmiyati, 2006).
H. Landasan Teori
Oleum Mentha piperita memiliki khasiat sebagai antibakteri dan
efektif dalam menghambat bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif.
Penggunaan secara langsung minyak daun mint kurang efektif karena mudah
menguap sehingga diformulasikan dalam bentuk sediaan gel hand sanitizer
supaya zat aktif lebih stabil dan nyaman digunakan.
Gel hand sanitaizer merupakan sediaan semisolid yang berbasis gel
yang berfungsi untuk membunuh mikroorganisme di tangan. Sediaan gel hand
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sanitaizer memiliki keunggulan karena penggunaannya yang praktis dan mudah
dibawa kemana-mana. Sediaan gel hand sanitizer berwarna bening dengan tekstur
yang lembut.
Dalam pembuatan basis sediaan gel hand sanitaizer, digunakan
gelling agent untuk menjaga konstituen cairan dan padatan dalam membentuk
karakteristik gel yang stabil dan baik. Dalam penelitian ini, digunakan Carbopol
940 sebagai gelling agent karena carbopol 940 memiliki kelebihan yaitu aman dan
tidak mempengaruhi efek biologis zat aktif.
Pada penelitian ini, dilakukakan uji viskositas dan pergeseran
viskositas, serta daya sebar sehingga dapat diketahui pengaruh konsentrasi
Carbopol 940 sebagai gelling agent terhadap sifat fisis dan stabilitas gel hand
sanitaizer.
I. Hipotesis
Penambahan konsentrasi carbopol 940 sebagai gelling agent
berpengaruh terhadap sifat fisis dan stabilitas sediaan gel hand sanitizer minyak
daun mint (Oleum Mentha piperita). Dengan H0 adalah “tidak berbeda” dan H1
adalah “berbeda secara signifikan”. Dengan taraf kepercayaan 95%, jika nilai Pr
(>F) kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima dan sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental menggunakan
rancangan penelitian dengan pola searah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
carbopol 940 sebagai gelling agent pada formula yang menghasilkan sediaan gel
hand sanitizer minyak daun mint (Oleum Mentha piperita) dengan sifat fisis dan
stabilitas yang dikehendaki.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi carbopol 940
sebagai gelling agent
b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisis gel (daya sebar
dan viskositas), stabilitas gel (persen pergeseran viskositas setelah satu
bulan penyimpanan) dan diameter zona hambat
c. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah kecepatan
putaran mixer, kondisi penyimpanan gel hand sanitizer, kepadatan
suspensi bakteri Escherichia coli, diameter lubang sumuran, suhu dan
lama inkubasi serta jumlah bahan dalam formula selain carbopol 940
d. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu,
kelembaban ruangan dan kemungkinan penguapan minyak daun mint
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Definisi Operasional
a. Gel hand sanitizer minyak daun mint adalah sedian semisolid yang
berfungsi untuk membunuh mikroorganisme di tangan, yang dibuat dari
minyak daun mint menggunakan gelling agent (Carbopol 940) sesuai
formula yang telah ditentukan, dibuat sesuai prosedur pembuatan gel
pada penelitian ini.
b. Minyak daun mint adalah minyak esensial dari daun mint (Mentha
piperita) yang diperoleh dari PT. Brataco Yogyakarta (sertifikat analisis
terlampir).
c. Gelling agent adalah pembentuk sediaan gel yang akan membentuk
matriks tiga dimensi berfungsi untuk mengentalkan, menstabilkan dan
sangat berpengaruh terhadap bentuk sediaan gel. Gelling agent yang
digunakan pada penelitian ini adalah Carbopol 940.
d. Sifat fisik gel adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui
kualitas fisik gel yang meliputi viskositas dan daya sebar.
e. Stabilitas fisik gel adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui
ada tidaknya perubahan gel dalam penyimpanan yaitu pergeseran
viskositas selama penyimpanan (1 bulan).
f. Daya sebar adalah kemampuan suatu sediaan untuk menyebar pada
permukaan tertentu setelah pemberian tekanan.
g. Viskositas adalah tahanan suatu cairan untuk mengalir.
h. Pergeseran viskositas adalah persentase dari selisih viskositas gel dalam
penyimpanan selama 1 bulan dengan viskositas gel setelah dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
i. Daya antibakteri gel hand sanitaizer minyak daun mint adalah
kemampuan dari gel hand sanitaizer minyak daun mint dalam
membunuh atau menghambat bakteri Escherichia coli yang ditunjukkan
oleh diameter zona hambat yang dihasilkan.
j. Zona hambat merupakan zona jernih yang dihasilkan dimana tidak ada
pertumbuhan bakteri Escherichia coli atau terdapat pertumbuhan sedikit
sekali dibandingkan dengan kontrol pertumbuhan.
C. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak daun mint
(Oleum Mentha piperita) yang diperoleh dari PT. Brataco Yogyakarta. Carbopol
940 (kualitas farmasetis), gliserin (kualitas farmasetis), trietanolamin, natrium
metabisulfit, media Mueller Hinton Agar (MHA) (Merck), Mueller Hinton Broth
(MHB) (Merck), bakteri uji Escherichia coli dan aquadest.
D. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas
(bekker glass dan erlenmeyer), neraca digital, mixer merk Philip modifikasi
(Elecsa, USD), pipet ukur, cawan petri, tabung reaksi, viscotester seri VT 04
(RION JAPAN), stopwatch, alat pengukur daya sebar, mistar, vortex, jarum ose,
spreader, alat pembuat sumuran, autoklaf, dan inkubator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
E. Tata Cara Penelitian
1. Identifikasi minyak daun mint
Minyak daun mint (Oleum Mentha piperita) yang diperoleh dari
PT. Brataco Yogyakarta dan telah diuji identitasnya, dibuktikan dengan
Certificate of Analysis.
a. Verifikasi indeks bias minyak daun mint
Indeks bias minyak daun mint diukur menggunakan
refractometer Abbe. Minyak daun mint diteteskan pada prisma utama,
kemudian prisma ditutup dan refraktometer diarahkan ke cahaya terang
melalui lensa skala sehingga dapat dilihat dengan jelas dan ditentukan
nilai indeks biasnya. Refraktometer dialiri air mengalir dan diatur
suhunya menjadi 20°C. Nilai indeks bias minyak daun mint ditunjukkan
oleh skala yang pada saat terdapat garis batas yang memisahkan sisi
terang dan sisi gelap pada bagian atas dan bawah. Dilakukan replikasi
sebanyak 3 kali.
b. Verifikasi bobot jenis minyak daun mint
1) Piknometer yang digunakan dicuci menggunakan air setelah itu
dicuci lagi menggunakan etanol lalu dikeringkan dan ditimbang
untuk mendapatkan bobot piknometer kosong. Piknometer diisi air
hingga penuh lalu ditutup kemudian piknometer tersebut dimasukkan
ke dalam baskom berisi es dan suhu diturukan menjadi 23°C setelah
itu dikeluarkan dari baskom dan suhu dikembalikan menjadi 25°C
lalu piknometer tersebut dilap hingga kering dan ditimbang,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
didapatkan bobot piknometer ditambah bobot air. Kemudian volume
air dihitung dengan cara bobot air dibagi dengan kerapatan air.
2) Bobot jenis minyak daun mint diukur dengan menggunakan
piknometer yang telah dikalibrasi, dengan menetapkan bobot
piknometer kosong dan bobot air pada suhu 25°C. Piknometer diisi
minyak daun mint hingga penuh lalu ditutup kemudian piknometer
tersebut dimasukkan ke dalam baskom berisi es dan suhu diturukan
menjadi 23°C setelah itu dikeluarkan dari baskom dan suhu
dikembalikan menjadi 25°C lalu piknometer tersebut dilap hingga
kering dan ditimbang, didapatkan bobot piknometer ditambah bobot
minyak daun mint. Bobot piknometer yang telah diisi minyak daun
mint kemudian dikurangi bobot piknometer kosong untuk
memperoleh bobot minyak daun mint. Kerapatan minyak daun mint
dihitung dengan cara bobot minyak daun mint dibagi dengan volume
air. Bobot jenis minyak daun mint merupakan perbandingan antara
bobot jenis minyak daun mint dengan kerapatan air, pada suhu 25°C.
Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
2. Formula gel hand sanitizer
Formula yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
formula Sari dan Isadiartuti, 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Tabel I. Formula gel hand sanitizer menurut Sari dan Isadiartuti, (2006).
Bahan Komposisi
Ekstrak daun sirih 25%
Carbopol 940 0,5%
TEA 0,5%
Gliserin 1%
Corigen odoris (melon) 8 tetes
Natrium metabisulfit 0,2%
Aquadest 200ml
Dilakukan modifikasi terhadap formula di atas sehingga
dihasilkan formula baru seperti pada tabel II.
Tabel II. Formula gel hand sanitizer hasil modifikasi
Bahan F1 (g) F2 (g) F3 (g) F4 (g) F5 (g)
Minyak daun
mint
1 1 1 1 1
Carbopol 940 1 2 3 4 5
TEA 1 1 1 1 1
Gliserin 2 2 2 2 2
Natrium
metabisulfit
0,4 0,4 0,4 0,4 0,4
Aquadest 195 194 193 192 191
3. Pembuatan gel
Carbopol 940 dikembangkan dengan aquadest dengan cara
menaburkan Carbopol 940 di atas aquadest (campuran 1). Pengembangan
dilakukan selama 24 jam. Gliserin, minyak daun mint serta Natrium
metabisulfit ditambahkan ke dalam campuran 1 dan dilakukan pengadukan
dengan mixer dengan skala 1 selama 1 menit, lalu TEA ditambahkan hingga
terbentuk gel dengan pengadukan menggunakan mixer dengan skala 1 selama
1 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
4. Uji sifat fisis dan stabilitas gel
a. Uji Organoleptis dan pH
Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bau, warna
dan homogenitas gel 48 jam setelah pembuatan. Pengukuran pH
dilakukan dengan bantuan indikator pH universal (pH strips) dengan cara
memasukkannya ke dalam sediaan dan membandingkan warna dengan
standar.
b. Uji Daya Sebar
Pengukuran daya sebar sediaan gel dilakukan setelah 48 jam
pembuatan. Pengukuran daya sebar dilakukan dengan cara gel ditimbang
0,5 gram kemudian gel diletakkan di tengah lempeng kaca bulat berskala.
Di atas gel diletakkan kaca bulat lain dan pemberat sehingga berat kaca
bulat dan pemberat 125 gram, didiamkan selama 1 menit, kemudian
dicatat diameter sebarnya (Garg et al., 2002).
c. Uji viskositas dan pergeseran viskositas
Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscotester Rion
seri VT 04 dengan cara gel dimasukkan ke dalam wadah dan dipasang
pada portable viscotester. Viskositas gel diketahui dengan mengamati
jarum penunjuk viskositas. Uji ini dilakukan dua kali, yaitu dua hari
setelah gel selesai dibuat dan setelah disimpan selama 1 bulan
(Instruction Manual Viscotester VT-03E/VT-04E; Voigt, 1994). Sediaan
dianggap memiliki stabilitas yang baik jika memiliki persentase
pergeseran viskositas kurang dari 10% (Zatz et al., 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
d. Uji daya antibakteri gel hand sanitaizer minyak daun mint
1) Pembuatan stok bakteri Escherichia coli.
Media Muller Hinton Agar (MHA) dimasukkan ke dalam
tabung reaksi sebanyak 5 mL, kemudian disterilkan dengan
menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
Selanjutnya dimiringkan dan dibiarkan memadat. Diambil 1 ose
biakan murni Escherichia coli dan diinokulasikan secara goresan
zig-zag, kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC dalam
inkubator.
2) Pembuatan suspensi Escherichia coli.
Diambil 1 ose koloni bakteri Escherichia coli dari stok
bakteri, dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi media
Mueller Hinton Broth (MHB) steril, kemudian diinkubasi selama 48
jam pada suhu 37oC dalam inkubator, selanjutnya kekeruhan
suspensi bakteri Escherichia coli disesuaikan dengan standar 0,5
Mac Farland (1,5 x 108 CFU/mL).
3) Pembuatan kontrol media.
Media MHA steril dituang ke dalam cawan petri, dan
ditunggu hingga memadat, kemudian diinkubasi selama 48 jam
dengan suhu 37oC. Setelah diinkubasi, diamati, dan dibandingkan
dengan perlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
4) Pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri uji Escherichia coli.
Dalam kondisi aseptis, suspensi bakteri dituangkan pada
cawan petri, kemudian ditambahkan media MHA steril dengan suhu
45-50oC, cawan petri digoyang sehingga pertumbuhan bakteri dapat
merata. Cawan petri tersebut kemudian diinkubasi selama 48 jam,
dengan suhu 37oC. Setelah diinkubasi, diamati pertumbuhan bakteri
uji melalui kekeruhan media dan dibandingkan dengan perlakuan.
5) Uji daya antibakteri gel terhadap Escherichia coli
Dalam kondisi aseptis, suspensi bakteri dituangkan pada
cawan petri, kemudian ditambahkan media MHA steril dengan suhu
45-50oC, cawan petri digoyang sehingga pertumbuhan bakteri dapat
merata. Media dibiarkan memadat kemudian dilakukan pelobangan
sampai ke dasar dan penambalan kembali dengan media untuk
memberikan sejumlah ruang bagi sediaan. Lubang sumuran yang
dibuat berjumlah 6, masing-masing diisi dengan gel formula 1,
formula 2, formula 3, formula 4, formula 5 dan kontrol basis. Cawan
petri tersebut kemudian diinkubasi selama 48 jam dengan suhu 37oC.
Kemudian diukur diameter zona hambat yang dihasilkan. Dilakukan
replikasi sebanyak 3 kali.
F. Analisis Hasil
Data yang diperoleh adalah data uji viskositas dan uji daya sebar 48
jam setelah pembuatan, pergeseran viskositas selama 1 bulan penyimpanan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
data daya antibakteri pada masing-masing formula gel hand sanitaizer minyak
daun mint.
Pada penelitian ini digunakan aplikasi program software R-i386 3.0.3
sebagai alat untuk melakukan uji statistika. Data-data yang diperoleh dapat
dianalisis dengan uji Shapiro-Wilk (untuk sampel yang kurang dari atau sama
dengan 50) untuk melihat kenormalan distribusi data dan selanjutnya dilakukan
uji Levene’s Test untuk melihat kesamaan variansi data. Jika data yang diperoleh
memenuhi kriteria uji statistik parametik maka selanjutnya dilakukan uji one-way
ANOVA untuk mengetahui signifikansi dari faktor dalam menentukan sifat fisik
dan stabilitas gel. Dengan taraf kepercayaan 95%, jika nilai p-value kurang dari
0,05 maka faktor dikatakan berpengaruh. Setelah itu dilakukan uji Tukey-HSD
untuk mengetahui signifikansi dari antar formula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi dan Verifikasi Minyak Daun Mint
Pada penelitian ini menggunakan minyak daun mint (Oleum mentha
piperita) yang berasal dari PT. Brataco Yogyakarta. Minyak daun mint berasal
dari daun tanaman mint (Mentha piperita L.). Identifikasi dapat dibuktikan dengan
membandingkan hasil uji verifikasi pada penelitian ini dengan Certificate of
Analysis (CoA) (Lampiran 1).
Tahap pertama dilakukan uji organoleptis terhadap minyak daun mint,
uji organoleptis tersebut meliputi bentuk, warna, dan bau. Hasil uji organoleptis
yang didapat yaitu minyak daun mint berwujud cair, berwarna kuning jernih dan
berbau khas aromatik.
Selanjutnya dilakukan verifikasi terhadap minyak daun mint yang
diperoleh dari PT. Brataco Yogyakarta. Tujuan dari verifikasi ini adalah untuk
memastikan kebenaran identitas dari minyak daun mint yang digunakan.
Verifikasi yang dilakukan meliputi penetapan bobot jenis minyak dan indeks bias
minyak yang akan digunakan pada penelitian ini.
Tabel III. Hasil verifikasi minyak daun mint
Sifat fisik Standard
(BP2007/USP29 )
CoA Hasil verifikasi
Bobot jenis 0,888-0,908 0,890 0,890 ± 0,0009
Indeks bias 1,456-1,466 1,458 1,459 ± 0,0006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Dari tabel III menunjukkan bahwa hasil verifikasi bobot jenis dan
indeks bias memenuhi kriteria standard dan tidak berbeda jauh dengan CoA. Jadi,
berdasarkan hasil verifikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa minyak daun mint
yang berasal dari PT. Brataco Yogyakarta benar minyak daun mint.
B. Pembuatan Gel Minyak Daun Mint
Dalam penelitian ini dibuat sediaan gel hand sanitizer dengan zat aktif
dari bahan alam karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan bahan sintetis
maupun semi sintetis. Salah satu bahan alam yang aman digunakan dan memiliki
aktivitas antimikroba adalah daun mint (Mentha piperita).
Komponen utama dari daun mint yaitu minyak atsiri yang mengadung
menthol. Menthol bersifat desinfektan sehingga memiliki aktivitas antibakteri.
Berdasarkan penelitian Hammer et al. (1999) minyak daun mint pada konsentrasi
0,5% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
Bentuk sediaan gel dipilih karena zat aktif yang digunakan adalah
minyak daun mint yang memiliki acceptability yang rendah bila diaplikasikan
secara langsung di kulit yang akan menghasilkan sensasi oily bila digunakan
langsung pada kulit sehingga tidak nyaman saat digunakan dan sifat dari minyak
daun mint yang mudah menguap. Minyak daun mint diformulasikan menjadi
sediaan gel supaya zat aktif lebih stabil, nyaman digunakan dan memiliki nilai
potensial yang lebih baik.
Gel merupakan sediaan semisolid yang mengandung larutan bahan
aktif tunggal maupun campuran dengan pembawa senyawa hidrofilik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
hidrofobik (Anonim, 1995). Gel juga dapat didefinisikan sebagai sistem dua
komponen dari sediaan semisolid yang kaya akan air (Barry, 1983). Gel juga
merupakan sediaan yang nyaman digunakan dan memberikan sensasi dingin pada
kulit bila digunakan. Gel pada umumnya memiliki sifat rheology pseudoplastik.
Gel bersifat tiksotropik yaitu berbentuk semipadat dengan pendiaman tetapi pada
saat pengaplikasian berbentuk cair (Zatz dan Kushla, 1996).
Dalam pembuatan gel, bahan-bahan yang digunakan terdiri dari zat
aktif dan eksipiennya. Bahan-bahan yang digunakan antara lain minyak daun
mint, carbopol 940, gliserin, trietanolamin, natrium metabisulfit dan aquadest. Zat
aktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak daun mint. Minyak daun
mint mengandung menthol dengan kegunaan sebagai antibakteri dengan
konsentrasi yang digunakan 0,5% b/b (Hammer et al., 1999).
Selain zat aktif, eksipien memiliki peranan penting dalam formulasi
suatu sediaan topikal. Eksipien harus dapat meningkatkan kelarutan zat aktif,
meningkatkan stabilitas zat aktif dan formulasi, mengatur permeasi dan pelepasan
zat aktif, mencegah kontaminasi dan pertumbuhan mikroba, serta dapat
meningkatkan aspek estetika sediaan (Heather dan Adam 2012).
Carbopol 940 digunakan sebagai gelling agent. Carbopol 940
merupakan tipe carbopol yang dapat menghasilkan sediaan gel yang jernih serta
memiliki viskositas yang tinggi yaitu 40.000-60.000 cps. Carbopol 940 digunakan
dengan konsentrasi 0,5-2% (Rowe et al., 2009). Carbopol berperan sebagai
gelling agent yang dapat terdispersi dalam air, meningkatkan viskositas serta
efisien pada konsentrasi rendah. Carbopol 940 dapat memberikan viskositas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
baik dan pada saat pengaplikasian dapat melepaskan zat aktif dengan baik.
Kelebihan dari carbopol 940 yaitu tidak mengiritasi, aman bila digunakan serta
tidak mempengaruhi efek biologis zat aktif. Carbopol 940 dapat bekerja untuk
meningkatkan viskositas sediaan karena dapat mengembang dalam air sehingga
membentuk suatu sistem gel yang kaku.
Gliserin digunakan sebagai humektan yang dapat menjaga
kelembaban sediaan gel maupun pada saat pengaplikasian gel pada kulit.
Humektan yang ditambahkan membuat sediaan menjadi lebih lunak, memberikan
kelembutan dan memberikan daya sebar yang cukup. Mekanisme gliserin sebagai
humektan untuk menjaga kelembaban adalah dengan cara membentuk ikatan
hidrogen antara gugus –OH pada gliserin dengan air yang ditambahkan saat
formulasi gel serta membentuk ikatan hidrogen antara gugus –OH pada gliserin
dengan uap air dari lingkungan pada saat pengaplikasian di kulit.
Carbopol bila didispersikan ke dalam air akan membentuk larutan
asam, sehingga untuk menetralkannya akan ditambah trietanolamin (TEA) yang
akan meningkatkan konsistensi sehingga akan terbentuk sediaan gel. Namun pada
saat penetralan, penambahan trietanolamin juga berpengaruh terhadap viskositas
sediaan, hal ini disebabkan karena keberadaan elektrolit yang bermuatan negatif
yang kemudian akan menimbulkan gaya tolak-menolak dari ion-ion tersebut,
sehingga meningkatkan viskositas (Bluher et al., 1995). Trietanolamin merupakan
basa amin sehingga dapat menaikan pH sediaan agar tidak mengiritasi kulit
dengan rentang pH kulit yaitu antara 5-6,5 (Heather dan Adam, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Pada dasarnya carbopol 940 bersifat stabil terhadap mikroorganime,
namun perlu penambahan pengawet agar terbentuk gel yang stabil dalam
penyimpanan. Gel memerlukan pengawet karena merupakan fase air sehingga
dapat mempermudah pertumbuhan mikroorganisme dan lebih besar kemungkinan
terjadi kontaminasi mikroba. Bahan pengawet dapat melawan mikroorganisme
dengan spektrum yang luas. Dalam penelitian ini, pengawet yang digunakan
adalah natrium metabisulfit. Menurut FDA, natrium metabisulfit adalah pengawet
yang aman digunakan pada makanan.
Pada penelitian ini, formulasi sediaan gel minyak daun mint dibuat
dengan pengembangan carbopol 940 dalam aquadest selama 24 jam. Pada saat
pendispersian carbopol dalam air, molekul hidrat akan menyerap air dan
meningkatkan viskositas. Setelah pengembangan 24 jam maka ditambahkan
minyak daun mint, gliserin dan natrium metabisulfit lalu dilakukan pencampuran
menggunakan mixer. Kemudian campuran tersebut ditambahkan dengan
trietanolamin agar terbentuk sistem gel dan dilakukan kembali pencampuran
dengan mixer selama 1 menit.
C. Uji Sifat Fisis dan Stabilitas Gel
Uji stabilitas penting untuk membantu meyakinkan bahwa suatu
formulasi dapat mempertahankan integritasnya. Salah satu kriteria untuk sediaan
semisolid yang baik adalah memiliki stabilitas fisik yang baik (Dukes, 1990).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pada penelitian sifat fisik yang diuji meliputi organoleptis, pH,
viskositas dan daya sebar, sedangkan stabilitas fisik yang diuji adalah pergeseran
viskositas.
1. Uji Organoleptis dan pH
Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bau, dan
homogenitas dari sediaan gel sedangkan uji pH dilakukan dengan
menggunakan indikator pH universal (pH strips).
Tabel IV. Data uji Organoleptis dan uji pH gel minyak daun mint
Kriteria F1 F2 F3 F4 F5
Warna Bening Bening bening bening bening
Bau khas
aromatik
khas
aromatik
khas
aromatik
khas
aromatik
khas
aromatik
Homogenitas Homogen Homogen homogen homogen homogen
pH 6 6 6 6 6
Dari data tabel IV dapat dilihat bahwa data dari uji organoleptis
dan uji pH gel minyak daun mint relatif sama yaitu berwarna bening,
memiliki bau khas aromatik, sediaan homogen serta memiliki pH 6. Data
tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan gel minyak daun mint ini
memenuhi kriteria pH kulit yaitu berkisar antara 5-6,5 (Heather dan Adam,
2012) sehingga gel tidak mengiritasi kulit, nyaman saat digunakan dan
diharapkan dapat diterima baik oleh pasien.
2. Uji Daya Sebar
Tujuan dari uji daya sebar adalah untuk mengetahui kemampuan
gel dapat menyebar saat diaplikasikan pada kulit. Menurut Garg et al. (2002),
daya sebar merupakan karakteristik penting dalam formulasi sediaan topikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
yang bertanggung jawab terhadap penghantaran obat ke tempat aksi,
kemudahan saat diaplikasikan di kulit, pengeluaran dari wadah, dan yang
paling penting mempengaruhi penerimaan konsumen.
Daya sebar berbanding terbalik dengan viskositas sediaan.
Semakin besar viskositas suatu sediaan, maka semakin kecil kemampuannya
untuk menyebar. Sediaan topikal yang ideal memiliki nilai daya sebar yang
tidak terlalu besar maupun terlalu kecil. Apabila daya sebar terlalu kecil,
maka akan relatif sulit untuk menyebar saat diaplikasikan pada kulit
sedangkan apabila daya sebar terlalu besar maka akan cenderung cepat untuk
menyebar saat diaplikasikan sehingga akan menimbulkan rasa yang kurang
nyaman bagi pengguna.
Pada penelitian ini uji daya sebar dilakukan setelah 48 jam
pembuatan gel untuk memenuhi parameter sifat fisik gel minyak daun mint
dengan menimbang 0,5 gram gel diletakkan di tengah lempeng kaca bulat
berskala. Di atas gel diletakkan kaca bulat lain dan pemberat sehingga berat
kaca bulat dan pemberat 125 gram kemudian didiamkan selama 1 menit lalu
dihitung daya sebarnya (Garg et al, 2002). Hasil uji daya sebar gel hand
sanitizer minyak daun mint setelah penyimpanan 48 jam dapat dilihat pada
tabel V.
Tabel V. Daya sebar gel (x̅ ± SD) setelah 48 jam pembuatan
Formula Daya sebar (cm)
F1 6,21 ± 0,08
F2 4,84 ± 0,45
F3 3,57 ± 0,16
F4 3,17 ± 0,18
F5 3,19 ± 0,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Berdasarkan tabel V, dapat dilihat bahwa respon daya sebar yang
dihasilkan tiap formula berbeda-beda. F1 memiliki respon daya sebar
tertinggi sedangkan respon daya sebar terendah dihasilkan oleh F4. Dalam
penelitian ini daya sebar yang diinginkan adalah 4-6 cm. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa hanya F2 yang memenuhi rentang daya sebar yang
diharapkan, sedangkan F1, F3, F4, dan F5 tidak memenuhi rentang daya
sebar yang diharapkan.
Pengaruh penambahan konsentrasi suatu bahan pada setiap
formula akan berpengaruh terhadap respon daya sebar dalam menentukan
sifat fisik gel minyak daun mint. Untuk mengetahuinya maka dilakukan
analisis data menggunakan aplikasi program software R-i386 3.0.3 dengan
taraf kepercayaan 95% dan dilakukan dengan uji one-way ANOVA.
Uji normalitas data dilakukan untuk melihat distribusi data yang
dihasilkan dari penelitian. Data yang diharapkan adalah data dengan distribusi
normal (Mario dan Sujarweni, 2006). Pada penelitian ini, uji normalitas yang
digunakan adalah uji Shapiro-Wilk (untuk sampel kurang dari atau sama
dengan 50). Data dapat dikatakan terdistribusi normal apabila memiliki nilai
p-value > 0,05. Hasil uji normalitas data daya sebar dapat dilihat pada tabel
VI.
Tabel VI. Uji normalitas data daya sebar
Formula Nilai p-value
F1 0,2983
F2 0,5966
F3 0,9152
F4 0,3914
F5 0,3839
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Berdasarkan tabel VI, dapat dilihat bahwa masing-masing
formula memiliki nilai p-value > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
semua formula terdistribusi normal.
Uji kesamaan varians bertujuan untuk melihat kesamaan varians
pada suatu populasi dan uji kesamaan varians menjadi salah syarat agar uji
ANOVA dapat dilakukan. Pada penelitian ini, uji kesamaan varians yang
digunakan adalah dengan uji Levene’s Test, apabila nilai p-value > 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa data memiliki kesamaan varians (Suhartono, 2008).
Hasil uji kesamaan varians daya sebar dapat dilihat pada tabel VII.
Tabel VII. Uji kesamaan varians data daya sebar
Jenis data Nilai p-value
Daya sebar 0,5725
Berdasarkan tabel VII, dapat dilihat bahwa data daya sebar
memiliki nilai p-value > 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
data memiliki kesamaan varians sehingga dapat dilakukan uji parametik.
Setelah uji Shapiro-Wilk dan uji Levene’s Test, selanjutnya
dilakukan uji one-way ANOVA yang bertujuan untuk melihat keseluruhan
data berbeda signifikan atau tidak. Data dapat dikatakan berbeda secara
signifikan apabila memiliki nilai Pr (>F) kurang dari 0,05 dengan taraf
kepercayaan 95%. Hasil uji one-way ANOVA daya sebar dapat dilihat pada
tabel VIII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel VIII. Uji one-way ANOVA data daya sebar
Jenis data Nilai Pr(>F)
Daya sebar 1,61x10-07
Berdasarkan tabel XIII, dapat dilihat bahwa data daya sebar Pr
(>F) kurang dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data
berbeda secara signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa penambahan
carbopol 940 berpengaruh terhadap respon daya sebar.
Uji Tukey-HSD digunakan untuk melihat data antar formula
berbeda secara signifikan atau tidak. Data dikatakan berbeda secara signifikan
apabila memiliki nilai p adj kurang dari 0,05 (Lampiran 4). Hasil uji Tukey-
HSD daya sebar dapat dilihat pada tabel IX.
Tabel IX. Uji Tukey-HSD data daya sebar
F1 F2 F3 F4 F5
F1 - B B B B
F2 B - B B B
F3 B B - TB TB
F4 B B TB - TB
F5 B B TB TB -
Dimana: B = data berbeda secara signifikan
TB = data tidak berbeda
Berdasarkan tabel IX dapat dilihat bahwa respon daya sebar F4-
F3, F5-F3 dan F5-F4 (Lampiran 4) tidak berbeda. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa penambahan konsentrasi carbopol 940 pada F4-F3, F5-F3
dan F5-F4 tidak memberikan pengaruh terhadap respon daya sebar. Dapat
dilihat pada tabel V, hasil respon daya sebar pada F3, F4, dan F5 memiliki
nilai yang tidak berbeda signifikan sehingga pada hasil statistik yang didapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
penambahan konsentrasi carbopol 940 tidak berpengaruh terhadap respon
daya sebar.
3. Uji Viskositas
Viskositas adalah suatu pertahanan dari suatu cairan untuk
mengalir, semakin tinggi viskositas maka semakin besar tahanannya (Sinko,
2006). Tujuan dari pengujian viskositas pada penelitian ini adalah untuk
mengetahui profil kekentalan dari sediaan gel minyak daun mint. Pengujian
sifat alir suatu sediaan diperlukan jika sifat rheologinya dapat mempengaruhi
pelepasan zat aktif dari sediaan tersebut. Sebagian besar sediaan semisolid
yang diaplikasikan pada kulit, viskositas biasanya digunakan untuk melihat
sifat alir, karena viskositas dari suatu produk dapat mengindikasikan
perubahan stabilitas fisik dari produk tersebut (Heather dan Adam, 2012).
Peningkatan viskositas akan meningkatkan waktu retensi pada tempat
aplikasi, tetapi menurunkan daya sebar (Garg et al., 2002).
Viskositas gel yang terlalu rendah akan menyebabkan gel
memiliki waktu retensi yang singkat pada kulit, sedangkan viskositas gel
yang terlalu tinggi akan menyebabkan gel sulit untuk dikeluarkan dari
wadahnya. Pengukuran viskositas dilakukan setelah 48 jam pembuatan gel
untuk melihat profil viskositas gel yang merupakan parameter dari sifat fisik
gel minyak daun mint. Hal ini dikarenakan untuk membebaskan sistem dari
pengaruh energi dan gaya geser yang ditimbulkan selama pembuatan, yang
dapat mempengaruhi nilai viskositas dan dimaksudkan agar gel sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
membentuk sistem yang stabil, yakni tidak terpengaruh oleh suhu maupun
pengadukan saat pembuatan.
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan
viscotester seri VT 04 RION JAPAN dengan rotor nomor 2. Gel dimasukkan
ke dalam gelas alumunium dan kemudian diukur viskositasnya. Nilai
viskositas gel ditunjukkan dengan skala yang ditunjukkan oleh jarum pada
alat viscotester tersebut. Viskositas pada alat ini dinyatakan dalam dPa.s.
Viskositas yang dikehendaki dari penelitian ini adalah 50-150 dPa.s. Hasil uji
viskositas gel hand sanitizer minyak daun mint setelah penyimpanan 48 jam
dapat dilihat pada tabel X.
Tabel X. Viskositas gel (x̅ ± SD) setelah 48 jam pembuatan
Formula Viskositas (dPa.s)
F1 35 ± 10
F2 81,7 ± 7,6
F3 133,3 ± 15,3
F4 241,7 ± 17,6
F5 311,7 ± 7,6
Berdasarkan tabel X, dapat dilihat bahwa nilai respon viskositas
berbeda-beda. Nilai viskositas tertinggi terdapat pada F5 sedangkan nilai
viskositas terendah terdapat pada F1. Nilai viskositas F2 dan F3 memenuhi
kriteria viskositas yang dikehendaki sedangkan F1, F4 dan F5 tidak
memenuhi kriteria viskositas yang dikehendaki.
Pengaruh penambahan konsentrasi suatu bahan pada setiap
formula akan berpengaruh terhadap respon viskositas dalam menentukan sifat
fisik gel minyak daun mint. Untuk mengetahuinya maka dilakukan analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
data menggunakan aplikasi program software R-i386 3.0.3 dengan taraf
kepercayaan 95% dan dilakukan dengan uji one-way ANOVA.
Uji normalitas data dilakukan untuk melihat distribusi data yang
dihasilkan dari penelitian. Data yang diharapkan adalah data dengan distribusi
normal (Mario dan Sujarweni, 2006). Pada penelitian ini, uji normalitas yang
digunakan adalah uji Shapiro-Wilk (untuk sampel kurang dari atau sama
dengan 50). Data dapat dikatakan terdistribusi normal apabila memiliki nilai
p-value > 0,05. Hasil uji normalitas data viskositas dapat dilihat pada tabel
XI.
Tabel XI. Uji normalitas data viskositas
Formula Nilai p-value
F1 1
F2 0,6369
F3 0,6369
F4 0,8428
F5 0,6369
Berdasarkan tabel XI, dapat dilihat bahwa masing-masing
formula memiliki nilai p-value > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
semua formula terdistribusi normal.
Uji kesamaan varians bertujuan untuk melihat kesamaan varians
pada suatu populasi dan uji kesamaan varians menjadi salah syarat agar uji
ANOVA dapat dilakukan. Pada penelitian ini, uji kesamaan varians yang
digunakan adalah dengan uji Levene’s Test, apabila nilai p-value > 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa data memiliki kesamaan varians (Suhartono, 2008).
Hasil uji kesamaan varians viskositas dapat dilihat pada tabel XII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel XII. Uji kesamaan varians data viskositas
Jenis data Nilai p-value
Viskositas 0,7560
Berdasarkan tabel XII, dapat dilihat bahwa data viskositas
memiliki nilai p-value > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data memiliki
kesamaan varians sehingga dapat dilakukan uji parametik.
Setelah uji Shapiro-Wilk dan uji Levene’s Test, selanjutnya
dilakukan uji one-way ANOVA yang bertujuan untuk melihat keseluruhan
data berbeda signifikan atau tidak. Data dapat dikatakan berbeda secara
signifikan apabila memiliki nilai Pr (>F) kurang dari 0,05 dengan taraf
kepercayaan 95%. Hasil uji one-way ANOVA viskositas dapat dilihat pada
tabel XIII.
Tabel XIII. Uji one-way ANOVA data viskositas
Jenis data Nilai Pr(>F)
Viskositas 4,86x10-10
Berdasarkan tabel XIII, dapat dilihat bahwa data viskositas Pr
(>F) kurang dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data
berbeda secara signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa penambahan
carbopol 940 berpengaruh terhadap respon viskositas.
Uji Tukey-HSD digunakan untuk melihat data antar formula
berbeda secara signifikan atau tidak. Data dikatakan berbeda secara signifikan
apabila memiliki nilai p adj kurang dari 0,05 (Lampiran 4). Hasil uji Tukey-
HSD viskositas dapat dilihat pada tabel XIV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel XIV. Uji Tukey-HSD data viskositas
F1 F2 F3 F4 F5
F1 - B B B B
F2 B - B B B
F3 B B - B B
F4 B B B - B
F5 B B B B -
Dimana: B = data berbeda secara signifikan
TB = data tidak berbeda
Berdasarkan tabel XIV dapat disimpulkan bahwa semua formula
berbeda secara signifikan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
penambahan konsentrasi carbopol 940 pada semua formula memberikan
pengaruh terhadap viskositas karena dapat dilihat pada tabel X, dengan
penambahan konsentrasi carbopol 940 memiliki perbedaan nilai viskositas
yang signifikan.
4. Pergeseran viskositas
Suatu sediaan harus bisa mempertahankan kestabilannya selama
waktu penyimpanan. Stabilitas sediaan menjadi faktor yang harus
dipertimbangkan dalam membuat suatu sediaan. Stabilitas suatu sediaan
dapat dilihat dengan pergeseran viskositas selama penyimpanan. Nilai
pergeseran viskositas didapat dengan membandingkan viskositas selama 48
jam penyimpanan dan viskositas selama 1 bulan penyimpanan.
Semakin besar nilai pergeseran viskositas maka dapat
disimpulkan bahwa sediaan semakin tidak stabil. Salah satu ketidakstabilan
yang terjadi adalah sineresis yaitu lepasnya medium dari sistem gel dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
menyebabkan perubahan viskositas. Hal ini dapat terjadi karena berbagai hal,
seperti suhu dan kelembaban penyimpanan, inkompatibilitas antar bahan
maupun kontaminasi mikroorganisme yang menyebabkan degradasi
komponen gel.
Pergeseran viskositas dari masing-masing formula dapat dihitung
dengan membandingkan viskositas gel pada 48 jam dan 1 bulan setelah
pembuatan sediaan gel. Setelah itu dapat dihitung persen pergeseran
viskositas pada masing-masing formula. Hasil pengamatan pergeseran
viskositas dapat dilihat pada tabel XV.
Tabel XV. Persentase Pergeseran viskositas gel (x̅ ± SD)
Formula
Viskositas setelah
48 jam
penyimpanan
(dPa.s)
Viskositas setelah
1 bulan
penyimpanan
(dPa.s)
% pergeseran viskositas
F1 35,0 30,0 15,1 ± 4,5
F2 81,7 73,3 10,4 ± 4,3
F3 133,3 125,0 6,3 ± 2,3
F4 241,7 231,7 4,1 ± 1,9
F5 311,7 301,7 3,2 ±1,7
Berdasarkan tabel XV dapat dilihat bahwa masing-masing
formula memiliki nilai pergeseran viskositas yang berbeda-beda. Pada F3, F4,
dan F5 memenuhi kriteria pergeseran viskositas yaitu kurang dari 10%,
sedangkan F1 dan F2 tidak memenuhi kriteria yang diinginkan karena lebih
dari 10%. Hal ini dapat dikarenakan konsentrasi carbopol 940 yang
digunakan pada formula tersebut kecil dan menghasilkan nilai viskositas yang
kecil sehingga menyebabkan terjadi pergeseran viskositas yang melebihi
kriteria yang diinginkan. Semakin kecil viskositas suatu sediaan maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
semakin tidak stabil selama penyimpanan. Suatu sediaan apabila
viskositasnya tinggi maka sediaan tersebut akan semakin stabil karena
pergerakan partikel akan cenderung lebih sulit dengan semakin kentalnya
suatu sediaan.
Pada lampiran 4 telah diketahui bahwa kelompok data viskositas
48 jam penyimpanan dan 1 bulan penyimpanan terdistribusi normal sehingga
tidak perlu lagi dilakukan uji normalitas data dan kemudian dapat dilakukan
uji t berpasangan. Data dapat dikatakan bahwa data berbeda secara signifikan
apabila memiliki nilai p-value kurang dari 0,05 dengan taraf kepercayaan
95%. Hasil uji t berpasangan data pergeseran viskositas dapat dilihat pada
tabel XIV.
Tabel XVI. Uji t berpasangan data pergeseran viskositas
Formula Nilai p-value
F1 0,003884
F2 0,03775
F3 0,03775
F4 0,07418
F5 0,07418
Berdasarkan Tabel XVI dapat disimpulkan bahwa data pergeseran
viskositas F1, F2 dan F3 berbeda secara signifikan karena nilai p-value
kurang dari 0,05, sedangkan untuk F4 dan F5 tidak berbeda secara signifikan.
Jadi dengan penambahan carbopol 940 pada F1, F2 dan F3 memberikan
pengaruh terhadap respon pergeseran viskositas sedangkan penambahan
carbopol pada F4 dan F5 tidak memberikan pengaruh terhadap respon
pergeseran viskositas. Pengamatan antara 48 jam setelah pembuatan dan 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
bulan penyimpanan pada F4 dan F5 tidak mengalami perubahan viskositas
yang signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa sediaan lebih stabil dalam
penyimpanan dibandingkan F1, F2 dan F3.
D. Uji Antimikroba Gel Minyak Daun Mint terhadap Escherichia coli
Berdasarkan penelitian Tabari et al. (2012) dikatakan bahwa minyak
daun mint diketahui memiliki aktivitas antimikroba karena mengandung menthol
yang dikenal sebagai desinfektan dengan sifat antimikroba yang efektif (Tabari et
al., 2012). Minyak daun mint memiliki daya antimikrobial terhadap bakteri gram
positif maupun gram negatif. Salah satunya adalah bakteri Escherichia coli. Pada
penelitian ini, uji antimikroba dilakukan untuk memastikan efektivitas gel hand
sanitizer terhadap bakteri Escherichia coli.
Menurut penelitian Hammer et al. (1999) diketahui bahwa minyak
daun mint pada konsentrasi 0,5% dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Escherichia coli. Uji ini perlu dilakukan karena untuk melihat aktivitasnya setelah
diformulasikan menjadi sediaan gel dengan penambahan eksipien masih tetap
menunjukkan aktivitas yang ditunjukkan oleh adanya zona hambat yaitu zona
jernih di sekitar lubang sumuran. Uji ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
daya antibakteri gel hand sanitizer minyak daun dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli.
Uji antimikroba dilakukan dengan menggunakan metode difusi
sumuran karena sediaan yang akan diuji aktivitasnya merupakan sediaan
semisolid. Metode difusi sumuran dilakukan dengan membuat sumuran pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
media Mueller Hinton Agar (MHA) yang telah diinokulasikan dengan bakteri
Escherichia coli.
Pada pengujian ini cawan petri yang telah berisi media Mueller Hinton
Agar (MHA) yang telah diinokulasikan dengan bakteri Escherichia coli dibuat
enam lubang sumuran yang kemudian diisi dengan basis, F1, F2, F3, F4 dan F5.
Selanjutnya dibuat kontrol media dan kontrol pertumbuhan bakteri Escherichia
coli. Masing-masing dilakukan replikasi tiga kali.
Aktivitas antimikroba dilihat dari besarnya zona jernih yang
dihasilkan senyawa pada area pertumbuhan, diukur dengan cara diameter zona
hambat (termasuk sediaan) dikurangi dengan diameter sumuran.
Gel yang diformulasikan menunjukkan aktivitas antibakteri karena
memiliki zona hambat seperti yang terlihat pada gambar 4 tetapi zona hambat
yang muncul tidak dapat dikuantifikasikan karena terlalu tipis dan tidak menyebar
secara homogen. Hal ini dapat disebabkan karena pada saat proses formulasi tidak
aseptis sehingga minyak daun mint yang seharusnya berfungsi sebagai antibakteri
ketika diaplikasikan sudah kehilangan aktivitas karena sudah mendesinfeksi
bakteri yang mencemari selama proses formulasi. Tidak hanya itu, tetapi juga
terkait dengan volatilitas menthol sebagai komponen utama penyusun utama
minyak daun mint yang bersifat antibakteri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 4. Uji daya antibakteri dengan metode sumuran dan media MHA
Sediaan gel kurang aktif sebagai antimikroba juga dikarenakan
kemungkinan terjadinya oksidasi oleh oksigen di udara pada menthol menjadi
menthone (Ager, 2006). Dapat dilihat pada gambar 4, menthol yang teroksidasi
sudah kehilangan gugus hidroksil (-OH) sehingga sudah tidak aktif menjadi
antimikrobial.
OH
Oksidasi
O
Menthol Menthone
Gambar 5. Reaksi oksidasi menthol (Ager, 2006)
Basis
F1
F2
F3
F4
F5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil uji daya antibakteri tidak terlalu efektif bisa disebabkan oleh
penggunaan konsentrasi minyak daun mint sebagai antibakteri yang terlalu kecil
karena penggunaan konsentrasi minyak daun mint berdasarkan literatur yang
didapat, namun pada literatur tersebut tidak diformulasikan dalam sediaan dan
pada penelitian ini diformulasikan dalam sediaan sehingga aktivitasnya dapat
berkurang karena dilakukan berbagai tahapan formulasi. Konsentrasi minyak daun
mint yang digunakan pada sediaan kecil atau pada saat formulasi sebagian dari
minyak daun mint yang digunakan telah menguap terlebih dahulu karena terkait
dengan tingkat volatilitas dari menthol yang tinggi sehingga hasilnya tidak terlalu
efektif. Kemungkinan lain bisa juga dikarenakan bahwa minyak daun mint yang
digunakan pada penelitian ini memang tidak terlalu efektif sebagai antibakteri.
Hal tersebut juga tidak dapat dipastikan karena tidak adanya kontrol positif pada
penelitian ini.
Setelah direfleksikan, peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih
memiliki keterbatasan diantaranya tidak adanya kontrol positif. Dalam penelitian
ini, kontrol positif merupakan senyawa kimia yang terbukti secara klinis
memberikan aktivitas dalam membunuh bakteri E.coli. Kontrol positif yang dapat
digunakan yaitu antibiotika golongan penisilin dan amoksisilin, sediaan hand
sanitizer yang telah beredar dipasaran dan minyak daun mint.
Perlu adanya kontrol positif agar dapat membandingkan hasil uji
antibakteri sediaan gel hand sanitizer minyak daun mint pada penelitian ini
dengan kontrol positif sehingga memungkinkan dapat dilihat perbedaan zona
hambat yang dihasilkan oleh keduanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Carbopol 940 memberikan pengaruh terhadap respon viskositas dan daya
sebar gel minyak daun mint karena dengan penambahan konsentrasi carbopol
940 menaikkan respon viskositas dan menurunkan respon daya sebar.
2. Carbopol 940 juga berpengaruh terhadap stabilitas dari F1 (1 g), F2 (2 g) dan
F3 (3 g).
B. Saran
1. Perlu dilakukan pengujian aktivitas antibakteri dari minyak daun mint
terlebih dahulu untuk menunjang efektifitas sediaan.
2. Sebaiknya formulasi sediaan gel minyak daun mint dilakukan dengan
menggunakan teknik aseptis untuk menjamin sterilitas gel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
DAFTAR PUSTAKA
Ager, D., 2006, Handbook of Chiral Chemicals, 2nd
Ed., CRC Press, Taylor &
Prancis Group., p.64.
Allen, L.V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical
Compounding, 2nd
Ed., American Pharmaceutical Association,
Washington, D.C., pp. 301-324.
Alankar, S., 2009, A Review On Peppermint Oil, Asian Journal of
Pharmaceutical and Clinical Research, Volume 2, 27-33.
Anonim, 1983, Hand Book of Pharmaceutical Exipient, American Pharmaceitical
Associatoon, Washington DC, pp. 241-242.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, pp. 511-512.
Anonim, 2011, Peppermint Oil Product Description,
http://us.chemicalbook.com/ChemicalProductProperty_US_CB2171197.as
px, diakses tanggal 9 Juni 2014.
Ansel, H.C., 2005, Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms, diterjemahkan
oleh Farida Ibrahim, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia, p.
390.
Barry, B.W., 1983, Dermatological Formulation, Marcel Dekker Inc, New York,
pp. 300-304.
Benjamin, D.T., 2010, Introduction to Hand Sanitizers.
http://www.antimicrobialtestlaboratories.com/information_about_hand_sa
nitizers.htm (2 Oktober 2013).
Block, S., 2001, Disinfection, Sterilization and Preservation. 4th. Edition.
Williams and Wilkins, Philadelphia.
Bluher, A., Haller, U., Banik, G., dan Thobois, E., 1995, The Applications of
CarbopolTM Poultices, Restaurator, p. 16.
Chichester, C.E., and Tanner, F,W., 1975, Antimicrobial Food Additives,
Chemical Rubber Co., Amsterdam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Dryer, D.L., Gerenraich, B.K., dan Wadhams, S.P., 1998, Testing a New Alcohol
Free Had Sanitizer to Combat Infection, AOR Journal, Vol. 68, No. 4, pp.
239-251.
Dukes, G.R., 1990, General Considerations for Stability Testing of Topical
Pharmaceutical Formulations in Topical Drug Delivery Formulations
diedit oleh Osborne dan Amann, Marcel Dekker, Inc., New York, p. 197.
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., dan Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid
Formulations, Pharmaceutical Technology, pp. 84-102,
www.pharmtech.com, diakses tanggal 10 Oktober 2013.
Gardiner, P., 2000, Peppermint (Mentha piperita), Longwood Herbal Task Force,
http://www.longwoodherbal.org/peppermint/peppermint.pdf, pp.1-3,
diakses tanggal 20 Februari 2014.
Gennaro, A.R., 1995, Remington: The Science and Practice of Pharmacy, Vol. II.
Mack Publishing Company, Pennsylvanis, pp. 1263 –1270.
Hammer, K.A., Carson, C.F., dan Riley, T.V., 1999, Antimicrobial Activity of
Essential Oils and Other Plant Extracts, Department of Microbiology,
Western Australia, pp. 985-990.
Heather, A.E., dan Adam C.W., 2012, Transdermal and Topical Drug Delivery:
Principles and Practice, A John Wiley & Sons, Inc., New Jersey, pp. 265,
281.
Herh, Tkachul, Wu, Bernzen, dan Rudolph, 1998, Rheology of Pharmaceutical
and Cosmetic Semisolid, http://www.atsrheosystems.com/PDF%20files/
Pharmacy%20Paper.pdf, diakses tanggal 7 Oktober 2013.
Istyastono, E.P., 2012, Mengenal Peranti Lunak R-2.14.0 for Windows : Aplikasi
Statistika Gratis dan Open Source, Penerbit Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta, pp. 21-35.
Jawetz, E., Melnick, J.L., dan Adelberg, E., 1996, Mikrobiologi Kedokteran,
EGC, Jakarta, pp. 239-241.
Kumar, S., Wahab, N., dan Warikoo, R., 2011, Bioefficacy of Mentha piperita
Essential Oil Against Dengue Fever Mosquito Aedes aegypti L, Asian
Pasific Journal of Tropical Biomedicine, pp. 85-88.
Kusmiyati, Agustini, N.W.S., 2006, Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari
Mikroalga Porphyridium cruentum, Biodiversitas, Volume 8, Nomor 1,
p.48.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Loden, M., 2001, Hydrating Substances, in Barel, A.O., Paye, M., Maibach, H.I.,
Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcel Dekker, Inc.,
New York.
Mahalingam, R., Li, X., dan Jasti, B.R., 2008, Semisolid Dosages: Ointments,
Creams, and Gels, in Gad, S.C., Pharmaceutical Manufacturing
Handbook: Production and Processes, Wiley-Interscience, New Jersey, p.
279.
Mario, T.P., dan Sujarweni W., 2006, SPSS untuk Paramedis, Penerbit Ardana
Media, Yogyakarta, p.55.
Martin, A., Swarbrick, J., and Cammarata, A., 1983, Physical Pharmacy, 3rd
ed.,
Lea&Febriger, Philadelphia, pp. 522-523.
Mitsui, T., 1997, New Cosmetic Science, Elsevier, Amsterdam, pp. 351-353.
Natasya, D., 2013, Optimasi Kombinasi Karbopol 940 dan Hidroksipropil
Metilselulosa (HPMC) terhadap Efektivitas Gel Antiseptik Fraksi Etil
Asetat Daun Kesum (Polygonum minus Huds.) dengan Metode Simplex
Lattice Design, Skripsi, Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Osborne, D.W., dan Amann, A.H., 1990, Topical Drug Delivery Formulations,
Marcell Dekker, New York, pp. 383-384.
Pauli, 2013, Herbal Medicine Vs. Prescription Medicine,
http://www.ehow.com/about_5449289_herbal-medicine-vs-prescription-
medicine.html, diakses pada 22 April 2014.
Robbers, J.E., Speedie, M.K., dan Tayler, V.E., 1996, Pharmacognosy and
Pharmacobiotechnology, International Edition, William and Wilkins,
USA, p.91.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th
edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Association, Washington DC, pp. 110-113, 312-314, 654-655, 754.
Saeed, S., Naim, A., dan Tariq, P., 2006, In Vitro Antibacterial Activity of
Peppermint, Departement of Microbiology, University of Karachi,
Pakistan, pp. 869-872.
Sari, R., dan Isadiartuti, D., 2006. Studi Efektivitas Sediaan Gel Antiseptik
Tangan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn.), Majalah Farmasi
Indonesia, 17(4), pp. 163-169.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Setiabudy, R., dan Gan, V.H., 2007, Pengantar Antimikroba. Dalam :
Farmakologi dan Terapi, Edisi V, Gaya Baru, Jakarta, pp. 571-578.
Sinko, P.J., 2006, Martin: Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika, Edisi 5, EGC,
Jakarta, pp. 5, 706-708.
Shu, M., 2013, Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer dengan Bahan Aktif
Triklosan 0,5% dan 1%, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya,
Vol.2 No.1.
Suhartono, 2008, Analisis Data Statistik dengan R, Jurusan Statistika ITS,
Surabaya, p.115.
Tabari, et. al., 2012, Comparison of Antibacterial Effects of Eucalyptus Essence
and Combination of Them on Staphylococcus aureus and Escherichia coli
Isolates, Department of Pharmacology, Iran, pp. 536-540.
Tjiang, B.J., 1978, Kriteria dan Penetapan Stabilitas Obat, Proceeding Kongres
Ilmiah Farmasi III, Yogyakarta, 47–50.
Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, edisi ke-5, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, pp. 141, 343.
Zatz, J.L., Berry, J.J., dan Aldermen D.A., 1996, Pharmaceutical Dosage Forms,
1st edition, Vol.2, Devised and Expander Marcel Dekker, Inc., New York,
pp. 287-313.
Zatz J.L., dan Kushla, G.P., 1996, Gels, in Lieberman, H.A., Rieger, M.M.,
Banker, G.S., Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse System, Vol. 2, 2nd
Edition, Marcel Dekker Inc., New York, pp. 399-421.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lampiran 1. Certificate of Analysis Oleum Mentha piperita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Lampiran 2. Verifikasi minyak daun mint
a. Indeks bias
Replikasi Indeks bias
1 1,4590
2 1,4590
3 1,4580
Rata-Rata 1,4587
SD 0,0006
b. Bobot jenis
Replikasi 1 2 3
Bobot piknometer (g) 24,0050 24,0010 24,0120
Bobot piknometer + air (g) 34,0160 34,0130 34,0180
Bobot air (g) 10,0110 10,0120 10,0060
Kerapatan air (250C) (g/mL) 0,99707 0,99707 0,99707
Volume air (mL) 10,0404 10,0414 10,0354
Replikasi 1 2 3
Bobot piknometer (g) 24,0010 24,0560 24,0220
Bobot piknometer + minyak daun mint (g) 32,9010 32,9730 32,9340
Bobot minyak daun mint (g) 8,9000 8,9170 8,9120
Volume minyak daun mint (mL) 10,0400 10,0410 10,0350
ρ minyak daun mint (g/mL) 0,8865 0,8881 0,8881
Bobot jenis minyak daun mint 0,8891 0,8907 0,8907
Rata-rata ± SD 0,8901 ± 0,0009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lampiran 3. Hasil uji sifat fisis dan stabilitas fisik gel hand sanitizer minyak
daun mint
1. Viskositas
Replikasi F1 (dPa.s) F2 (dPa.s) F3 (dPa.s) F4 (dPa.s) F5 (dPa.s)
1 45 80 120 225 305
2 25 90 150 240 320
3 35 75 130 260 310
Rata-Rata 35 81,667 133,333 241,667 311,667
SD 10 7,638 15,275 17,559 7,638
2. Daya sebar
Replikasi F1 (cm) F2 (cm) F3 (cm) F4 (cm) F5 (cm)
1 6,300 5,225 3,400 3,025 3,475
2 6,175 4,350 3,575 3,100 3,100
3 6,150 4,950 3,725 3,375 3,000
Rata-Rata 6,208 4,842 3,567 3,1667 3,192
SD 0,080 0,447 0,163 0,184 0,250
3. Pergeseran viskositas
Rumus untuk menghitung pergeseran viskositas adalah |𝑏−𝑎|
𝑎𝑥 100%
Dimana : a= viskositas gel 48 jam setelah pembuatan
b= viskositas gel setelah penyimpanan selama 1 bulan (30hari)
a. Formula 1
Replikasi Viskositas (dPa.s)
% pergeseran viskositas 48 jam 1 bulan
1 45 40 11,111
2 25 20 20
3 35 30 14,286
Rata-Rata 35 30 15,132
SD 10 10 4,505
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
b. Formula 2
Replikasi Viskositas (dPa.s)
% pergeseran viskositas 48 jam 1 bulan
1 80 70 12,500
2 90 85 5,556
3 75 65 13,333
Rata-Rata 81,667 73,333 10,463
SD 7,638 10,408 4,270
c. Formula 3
Replikasi Viskositas (dPa.s)
% pergeseran viskositas 48 jam 1 bulan
1 120 110 8,333
2 150 140 6,666
3 130 125 3,846
Rata-Rata 133,333 125 6,282
SD 15,275 15 2,268
d. Formula 4
Replikasi Viskositas (dPa.s)
% pergeseran viskositas 48 jam 1 bulan
1 225 215 4,444
2 240 235 2,083
3 260 245 5,769
Rata-Rata 241,667 231,667 4,099
SD 17,559 15,275 1,867
e. Formula 5
Replikasi Viskositas (dPa.s)
% pergeseran viskositas 48 jam 1 bulan
1 305 290 4,918
2 320 315 1,563
3 310 300 3,226
Rata-Rata 311,667 301,667 3,235
SD 7,638 12,583 1,678
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 4. Analisis statistika sifat fisis dan stabilitas fisik menggunakan
program software R-i386 3.0.3
1. Viskositas
a. Uji normalitas data viskositas
1) 48 jam
Keterangan : p-value > 0,05 data normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2) 1 bulan
Keterangan : p-value > 0,05 data normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
b. Uji Kesamaan Varians Levene’s test
1) 48 jam
Keterangan : Nilai Pr (>F) > 0,05 memiliki kesamaan varians
2) 1 bulan
Keterangan : Nilai Pr (>F) > 0,05 memiliki kesamaan varians
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
c. Uji one-way ANOVA
1) 48jam
Keterangan : p < 0,05 signifikan
2) 1 bulan
Keterangan : p < 0,05 signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
d. Uji Tukey-HSD
1) 48jam
2) 1 bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2. Daya sebar
a. Uji normalitas data daya sebar
1) 48jam
Keterangan : p-value > 0,05 data normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
2) 1 bulan
Keterangan : p-value > 0,05 data normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
b. Uji Kesamaan Varians Levene’s test
1) 48jam
Keterangan : Nilai Pr (>F) > 0,05 memiliki kesamaan varians
2) 1 bulan
Keterangan : Nilai Pr (>F) > 0,05 memiliki kesamaan varians
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
c. Uji one-way ANOVA
1) 48jam
Keterangan : p < 0,05 signifikan
2) 1 bulan
Keterangan : p < 0,05 signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
d. Uji Tukey-HSD
1) 48jam
2) 1 bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
3. Pergeseran viskositas
1) Formula 1
2) Formula 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
3) Formula 3
4) Formula 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
5) Formula 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 5. Dokumentasi
Formula 1 (48jam) Formula 2 (48jam)
Formula 3 (48jam) Formula 4 (48jam)
Formula 5 (48jam)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Formula 1 (1 bulan) Formula 2 (1 bulan)
Formula 3 (1 bulan) Formula 4 (1 bulan)
Formula 5 (1 bulan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Kontrol Media
Kontrol Pertumbuhan Bakteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Uji pH Uji Viskositas
Uji Daya Sebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi berjudul “Pengaruh Konsentrasi Carbopol
940 Sebagai Gelling Agent Terhadap Sifat Fisis dan
Stabilitas Gel Hand Sanitizer Minyak Daun Mint (Oleum
Mentha piperita)” bernama lengkap Verica Septi
Permatasari, penulis dilahirkan pada tanggal 28 September
1992 di Kabupaten Ketapang (Kalimantan Barat).
Merupakan anak pertama dari dua bersaudara yang lahir dari
pasangan Lai Hak Kong dan Tjeng Khim. Penulis memiliki satu adik laki-laki
yang bernama Eric Dwi Putra. Penulis telah menempuh pendidikan di TK Persit
Ketapang pada tahun 1996-1998, SD Pangudi Luhur Santo Yosef Ketapang pada
tahun 1998-2004, SMP Pangudi Luhur Santo Albertus Ketapang pada tahun 2004-
2007 dan SMA Pangudi Luhur Santo Yohanes Ketapang pada tahun 2007-2010.
Selanjunya penulis melanjutkan pendidikan program studi S1 di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2010-2014. Semasa kuliah,
penulis pernah menjadi pengurus KMBK Dharma Virya sebagai Sekretaris
periode 2011/2012. Selain itu penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan
kepanitiaan, seperti Sekretaris Komisi Pemilihan Umum KMBK Dharma Virya
(2011), Koordinator Kesekretariatan Seminar Motivasi Andrie Wongso (2012),
dan Koordinator Acara Seminar Vegetarian Gobind Vashdev (2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI