120
POLA PENGEMBANGAN DAN STRUKTUR PARAGRAF PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD NEGERI NGARGOSARI, SAMIGALUH, KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun Oleh: Juwang Listriani 08 1224 070 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

  • Upload
    trannhu

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

POLA PENGEMBANGAN DAN STRUKTUR PARAGRAF

PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV

SD NEGERI NGARGOSARI, SAMIGALUH, KULON PROGO

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun Oleh:

Juwang Listriani

08 1224 070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan sebagai tanda terima kasihku kepada:

Allah SWT yang telah melancarkan studiku.

Ibuku tersayang Ngadiyah dan Bapak subardi (Alm) yang selalu memberikan doa,

dukungan, dan mengingatkanku untuk terus berjuang.

Kakak-kakakku, Eko Timur Wiyanto dan Dwi Riyanto yang selalu mendukungku.

Roni Prabowo, terima kasih atas kesetiaan, dukungan, dan bantuan baik suka duka

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

iv  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebutkan di dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Februari 2013

Penulis,

Juwang Listriani

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

HALAMAN MOTO

Tak ada kata bodoh selagi kita belajar

Tak ada kata sulit selagi kita berusaha

Tak ada kata takut selagi kita benar

Tak ada kata putus asa selagi kita berdoa

Tak ada kata menyesal selagi kita hadapi rintangan

(Juwang Listriani)

Sedikit benih kebaikan dan sedikit kata-kata cinta dapat membuat bumi bahagia

(Julia Carney)

Berfikir positif itu lebih penting daripada memikirkan hal-hal yang negatif

Berdoa itu akan membuat kita lebih tenang daripada kita memegang buku yang tak ada ujungnya

Tenang, yakin, dan percaya diri akan memudahkan jalan kita.

(Juwang Listriani)

vi  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Juwang Listriani

Nomor Mahasiswa : 081224070

Demi pengembangan ilmu dan pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang berjudul:

POLA PENGEMBANGAN DAN STRUKTUR PARAGRAF

PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV

SD NEGERI NGARGOSARI, SAMIGALUH, KULON PROGO

TAHUN AJARAN 2011/2012

beserta perangkat yang ada bila diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya

memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan

royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 18 Februari 2013

Yang menyatakan,

Juwang Listriani

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

ABSTRAK

Listriani, Juwang. 2013. Pola Pengembangan dan Struktur Paragraf pada Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini mengkaji pola pengembangan dan struktur paragraf pada karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Tahun Ajaran 2011/2012. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan struktur paragraf pada karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari, (2) mendeskripsikan pola pengembangan paragraf pada karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualititatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perintah menulis karangan deskripsi. Analisis data dilakukan dengan mengelompokkan paragraf deskripsi berdasarkan pola pengembangan dan struktur paragraf yang digunakan siswa. Setelah melakukan pengelompokan, peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan dan tiga struktur paragraf pada karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari. Kesepuluh pola itu adalah pola pengembangan deduktif, pola pengembangan induktif, pola pengembangan deduktif-induktif, pola pengembangan ineratif, pola pengembangan perbandingan, pola pengembangan pertanyaan, pola pengembangan sebab akibat, pola pengembangan contoh, pola pengembangan perulangan, pola pengembangan definisi. Dari Sepuluh pola pengembangan, pola pengembangan deduktif paling banyak digunakan siswa. Tiga struktur paragraf dalam karangan deskripsi siswa kelas IV SD Ngargosari yaitu (1) paragraf dengan dua unsur (kalimat utama dan kalimat penjelas), (2) paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas), (3) kalimat dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi. Siswa banyak menggunakan paragraf dengan dua unsur.

Berdasarkan hasil penelitian itu penulis memberikan saran bagi guru Bahasa Indonesia dan peneliti lain. Bagi guru Bahasa Indonesia hendaknya memberikan penjelasan dan contoh-contoh pola pengembangan dan struktur paragraf. Hal ini dilakukan agar siswa semakin terampil dan bervariasi dalam mengembangkan paragraf dengan pola-pola pengembangan yang ada dan struktur paragraf. Bagi peneliti lain diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian yang sejenis dengan karangan yang berbeda.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

ABSTRACT

Listriani, Juwang. 2013. The Pattern of Paragraph Development and Paragraph Structure in Descriptive Compositions of the Students Grade IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Academic Year 2011/2012. Thesis. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Sanata Dharma University.

This research examined the pattern of paragraph development and paragraph structure in descriptive compositions of the students grade IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Academic Year 2011/2012. This research was aimed to (1) describe the pattern of paragraph structure in descriptive compositions of the students grade IV SD Negeri Ngargosari, (2) describe the pattern of paragraph development in descriptive compositions of the students grade IV SD Negeri Ngargosari. This research was a descriptive qualitative research. The instrument used in this research was a task to write a descriptive composition. The data were analyzed by grouping the descriptive paragraphs based on the pattern of paragraph development and paragraph structure used by the students. After doing the grouping, the researcher analyzed the compositions using the determined codes. The results showed that there were nine patterns of paragraph development and three patterns of paragraph structures. The nine development patterns were deductive, inductive, deductive-inductive, inerative, comparison, questions, cause-result, example, repetition, and definition. From the nine development patterns, the most frequent to be used were deductive and inductive. The three paragraph patterns in the students’ descriptive compositions were (1) a paragraph with two elements (main sentence and supporting sentence), (2) a paragraph with three elements (main sentence, supporting sentence, and affirmatives), and (3) a paragraph with three elements (main sentence, supporting sentence, and transition). Most students wrote a paragraph with two elements. Based on the results, the researcher would like to give some suggestions to Indonesian language teachers and other researchers. The Indonesian language teachers should give explanation and examples of the paragraph development and structure patterns. It aims to make the student get the skill of developing paragraph. The other researcher could develop the other similar research with different writing.

ix  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat-Nya, sehingga skripsi

yang berjudul Pola Pengembangan dan Struktur Paragraf pada Karangan Deskripsi

Siswa Kelas IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Tahun Ajaran

2011/2012 dapat terselesaikan oleh penulis. Skripsi ini disusun untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Seni, Universitas Sanata Dharma.

Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu dan

memberi dorongan serta dukungannya dalam penulisan skripsi ini.

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa,

Sastra Indonesia, dan Daerah.

3. Bapak Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar,

teliti, menasehati, serta memberi motivasi sehingga penulis dapat menyeleseikan

skripsi ini dengan baik.

4. Bapak Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II yang

dengan sabar serta memberikan motivasi sehingga penulis menyeleseikan skripsi

ini dengan baik.

5. Robertus Marsidiq, karyawan sekretariat PBSID yang dengan sabar memberikan

pelayanan kepada penulis.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

xii

6. Kedua orang tuaku tercinta, bapakku Subardi dan ibuku Ngadiyah, serta kedua

kakakku (Mas Eko dan Mas Dwi) yang selalu memberi motivasi, semangat, dan

doanya untukku.

7. Bapak Haryanto, S.Pd, Selaku Kepala Sekolah SD Negeri Ngargosari yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian di SD Negeri Ngargosari.

8. Bapak Yuwono, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Negeri Ngargosari yang telah

banyak membantu peneliti baik saran maupun pelaksanaan.

9. Para Dosen PBSID, yang telah dengan sabar mendampingi penulis selama

menempuh pendidikan di PBSID.

10. Roni Prabowo, terima kasih atas kesetiaan, dorongan dan semangat sehingga

penulis dapat menyeleseikan skripsi ini.

11. Teman-temanku, Siti Sudarti, S.Pd., Binedigta Yuni P.L, Puspitaningtyas, Lisa,

Nana dan teman-teman PBSID 2008. Terima kasih atas perhatian, kebersamaan,

dan kerjasamanya selama ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca.

Yogyakarta, 18 Februari 2013

Penulis

Juwang Listriani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v

HALAMAN MOTO .................................................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH ....................................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 3

B. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3

C. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

D. Batasan Istilah ................................................................................... 4

E. Sistematika Penyajian ....................................................................... 6

xii  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7

A. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 7

B. Kajian Teori ....................................................................................... 9

1. Paragraf ........................................................................................ 9

2. Struktur Paragraf .......................................................................... 10

a. Kalimat Topik ................................................................. 11

8.

B.

C. Instrum

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 38

b. Kalimat Penjelas .............................................................. 11

c. Kalimat Penegas .............................................................. 13

d. Transisi ............................................................................ 13

3. Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf .......................................... 15

a. Kesatuan .......................................................................... 15

b. Kepaduan ........................................................................ 16

c. Kelengkapan .................................................................... 16

4. Pola Pengembangan Paragraf ...................................................... 17

5. Karangan ..................................................................................... 27

a. Pengertian Karangan ........................................................ 27

b. Jenis Karangan ................................................................ 27

6. Paragraf Deskripsi ....................................................................... 29

a. Pengertian Paragraf Deskripsi .......................................... 29

b. Ciri-Ciri Paragraf Deskripsi ............................................ 30

c. Jenis-Jenis Paragraf Deskripsi ........................................ 30

7. Gambar ........................................................................................ 32

Karakteristik Siswa Kelas IV ...................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 36

A. Jenis Penelitian .................................................................................. 36

Sumber Data ...................................................................................... 37

en Penelitian ......................................................................... 37

xiii  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

E.

BAB IV H

A. Deskripsi D

42

C. Pem

44

B.

C. Saran

DAFT

LAMPIRAN

BIODAT

Teknik Analisis Data ......................................................................... 39

ASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 42

ata ................................................................................... 42

B. Analisis Data .....................................................................................

1. Pola Pengembangan yang digunakan siswa Kelas IV

SD Negeri Ngargosari .......................................................... 43

2. Unsur Paragraf yang digunakan siswa Kelas IV

SD Negeri Ngargosari ........................................................... 43

bahasan ....................................................................................... 44

a. Pola Pengembangan Paragraf ................................................

b. Struktur Paragraf ................................................................... 57

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 64

A. Kesimpulan ....................................................................................... 64

Implikasi ............................................................................................ 65

.................................................................................................. 66

AR PUSTAKA .................................................................................. 68

................................................................................................. 70

A PENULIS .................................................................................. 100

xiv  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Penelitian

1. Kisi-kisi Wawancara

2. Hasil Wawancara

Lampiran 2 : Soal

1. Perintah soal

2. Lembar Jawaban

Lampiran 3 : Karangan Siswa

1. Data Karangan Siswa

2. Analisis Karangan

Daftar kode-kode pola pengembangan dan struktur parag3. raf

Lampiran 4

1.

2. Surat K

: Surat Izin Penelitian

SD Negeri Ngargosari

eterangan Sudah Penelitian

3. Presensi Siswa

xv  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Soal perintah mengarang 1

Gambar 2 : Soal Perintah mengarang 2

Gambar 3 : Soal Perintah mengarang 3

xvi  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

xvii  

DAFTAR TABEL

ncara

bangan yang digunakan siswa.

Tabel 1 : kisi-kisi wawa

Tabel 2 : Hasil pola pengem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang lengkap dan utuh

yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak bertatap muka

dengan orang lain (Tarigan, 1982:4). Melalui menulis, manusia dapat

mengekspresikan perasaan dan sikap dalam dirinya. Keterampilan menulis ini tidak

akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan-latihan yang teratur dan

banyak.

Karangan terdiri dari beberapa paragraf. Paragraf adalah seperangkat kalimat

tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan

dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan (Tarigan,

1987:11). Paragraf yang tersusun baik merupakan alat bantu bagi pengarang dan

pembaca. Seperangkat kalimat itu akan membantu pengarang mengembangkan jalan

pikirannya secara sistematis pula.

Kemampuan mengembangkan paragraf diperlukan bagi siswa agar dapat

mengembangkan kalimat-kalimat menjadi paragraf yang baik. Pola pengembangan

paragraf ini erat hubungannya dengan struktur paragraf karena dalam pembentukan

paragraf membutuhkan unsur-unsur paragraf agar paragraf tersusun logis dan

sistematis.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

2

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pola pengembangan

paragraf dan struktur paragraf sangat penting dalam pembentukan paragraf. Pola

pengembangan paragraf dan struktur paragraf perlu diajarkan siswa sejak duduk di

bangku sekolah dasar sehingga mereka dapat membuat paragraf dengan baik dan

sistematis. Banyaknya materi Bahasa Indonesia namun kurangnya waktu dalam

proses belajar mengajar membuat materi pola pengembangan dan struktur paragraf

kurang diperhatikan. Selain itu, masih ada guru yang kurang memahami jenis-jenis

paragraf dan cara menulis paragraf yang baik.

Paragraf terdiri dari empat macam yaitu cerita (narasi), lukisan (deskripsi),

paparan (eksposisi), dan bincangan (argumentasi) (The Liang Gie, 2002:25). Fokus

penelitian ini adalah bentuk paragraf deskripsi. Paragraf deskripsi membutuhkan

keterampilan dalam menggunakan pancaindra. Hal ini disebabkan paragraf deskripsi

adalah paragraf yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan

perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan (Keraf, 1980:93).

Peneliti memilih kelas IV sebagai objek yang diteliti karena di kelas IV

terdapat materi yang berkaitan dengan menulis deskripsi, yaitu pada semester 2.

Kompetensi Dasar yang mengacu pada materi tersebut, yaitu menyusun karangan

tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf

besar, tanda titik, tanda koma, dll). Standar Kompetensinya berbunyi,

mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk

karangan, pengumuman dan pantun anak. Peneliti ingin mengetahui siswa kelas IV

SD Negeri Ngargosari sudah dapat membuat karangan deskripsi dengan pola

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

3

pengembangan dan struktur paragraf yang baik. Selain itu, dipilihnya Sekolah Dasar

Negeri Ngargosari karena dekat dengan tempat tinggal peneliti. Tempat tinggal

peneliti yang dekat dengan SD Negeri Ngargosari memudahkan peneliti untuk

mengambil data.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut.

1. Struktur paragraf apa sajakah yang digunakan pada karangan deskripsi

siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari?

2. Pola pengembangan apa sajakah yang digunakan pada karangan deskripsi

siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan struktur paragraf pada karangan deskripsi siswa kelas IV SD

Negeri Ngargosari.

2. Mendeskripsikan pola pengembangan paragraf pada karangan deskripsi siswa

kelas IV SD Negeri Ngargosari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

4

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat oleh sedikitnya tiga pihak

yaitu pihak sekolah, guru kelas SD Negeri Ngargosari, dan peneliti lain.

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran kepada sekolah tentang

kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan berbagai pola

pengembangan dan struktur paragraf melalui media gambar kelas IV SD.

2. Bagi Guru Kelas

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran kepada guru kelas untuk

menambah pengetahuan mengenai variasi pola pengembangan paragraf pada

karangan deskripsi dengan media gambar siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari.

3. Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai referensi penelitian lain untuk

mengembangkan topik yang berhubungan dengan paragraf deskripsi dan pola

pengembangannya.

E. Batasan Istilah

Berikut ini batasan istilah yang terdapat dalam penelitian ini. Istilah tersebut

meliputi paragraf, pola pengembangan paragraf, struktur paragraf, karangan, dan

karangan deskripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

5

1. Paragraf

Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis sistematis yang merupakan

satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang

tersirat dalam keseluruhan karangan (Tarigan, 1987:11).

2. Pola pengembangan paragraf

Pola pengembangan paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf

berdasarkan kalimat topik. Pengembangan berarti kemampuan merinci secara

maksimal gagasan bawahan dan pengurutan gagasan bawah ke dalam urutan yang

teratur (Keraf, 1988:84).

3. Struktur paragraf

Struktur paragraf adalah penulisan paragraf berdasarkan kelengkapan unsur

atau posisi paragraf dalam paragraf (Tarigan, 1987:21).

4. Karangan

Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang

dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca (The Liang Gie, 2002:3).

5. Karangan deskripsi

Karangan deskripsi adalah sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha

para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

dibicarakan (Keraf, 1982:93).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

6

F. Sistematika Penyajian

Hasil penelitian ini disusun dalam lima bab. Bab I berisi pendahuluan. Pada bab

ini diuraikan tentang latar belakang masalah rumusan masalah, tujuan penelitian,

batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II memaparkan kajian teori. Kajian

teori menguraikan penelitian terdahulu, pengertian paragraf, struktur paragraf, syarat

pembentukan paragraf, pola pengembangan paragraf, karangan deskripsi, jenis-jenis

karangan deskripsi, dan langkah-langkah menulis deskripsi.

Bab III berisi metodologi penelitian. Metodologi penelitian menguraikan jenis

penelitian, subjek penelitian, sumber data, instrumen penelitian, prosedur

pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV diuraikan tentang deskripsi data,

hasil penelitian, dan pembahasannya. Selanjutnya, bagian terakhir atau bab V. Bab V

memaparkan tentang kesimpulan, implikasi, dan saran.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

  

BAB II

LANDASAN TEORI

a. Penelitian Terdahulu

Peneliti menemukan tiga penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu

penelitian Pudyastuti (2009), Gitasari (2008), dan penelitian Verawati (2010).

Penelitian Pudyastuti (2009) berjudul “Pola Pengembangan Paragraf

Deskripsi berdasarkan Observasi yang Digunakan Siswa Kelas X SMA Santa Maria,

Yogyakarta, Tahun Ajaran 2008/2009”. Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan

pola pengembangan yang digunakan siswa kelas X Santa Maria,Yogyakarta, dalam

membuat paragraf deskripsi berdasarkan observasi, dan (2) mendeskripsikan urutan

pola pengembangan paragraf deskripsi jika dilihat dari tingkat keseringannya. Hasil

dari penelitian menunjukkan bahwa pola pengembangan yang digunakan siswa

dalam menulis paragraf deskripsi adalah pola pengembangan statis dan pola

pengembangan fisik. Pola pengembangan statis dibuat oleh dua puluh tujuh siswa dan

pola pengembangan fisik dibuat oleh dua belas siswa.

Penelitian Gitasari (2008) berjudul “Pola Pengembangan Paragraf Deduktif

Berdasarkan Grafik pada Siswa Kelas XII SMA Institut Indonesia 1, Yogyakarta,

Tahun Ajaran 2008/2009”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pola-pola

pengembangan yang digunakan siswa dalam membuat paragraf deduktif berdasarkan

grafik dan mendeskripsikan urutan pola pengembangan paragraf deduktif jika dilihat

dari tingkat keseringan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pola

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

8  

pengembangan rincian, sebab akibat, dan contoh merupakan pola pengembangan

yang digunakan siswa kelas XII SMA Institut Indonesia 1, Yogyakarta, dalam

membuat paragraf deduktif. Urutan pola pengembangan berdasarkan tingkat

keseringan yang menduduki posisi pertama pola pengembangan rincian, sedangkan

pola pengembangan sebab akibat, dan pola pengembangan contoh berada di

bawahnya dengan jumlah yang terlalu jauh.

Penelitian Verawati (2011) berjudul “Pola Pengembangan Paragraf dan

Struktur Paragraf pada Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Kalibening,

Dukun, Magelang, Tahun Ajaran 2010/2011”. Penelitian ini bertujuan

mendeskripsikan pola pengembangan paragraf dan struktur paragraf yang digunakan

dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening, Dukun, Magelang,

Tahun Ajaran 2010/2011. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada

sembilan macam pola pengembangan dan empat struktur paragraf pada karangan

narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening. Kesembilan pola itu adalah (1) pola

pengembangan deduktif, (2) pola pengembangan induktif, (3) pola pengembangan

campuran, (4) pola pengembangan perulangan, (5) pola pengembangan menerangkan,

(6) pola pengembangan pertanyaan, (7) pola pengembangan sebab akibat, (8) pola

pengembangan contoh, dan (9) pola pengembangan merinci. Empat struktur paragraf

itu adalah (1) paragraf dengan dua unsur paragraf (kalimat utama dan kalimat

penjelas), (2) paragraf dengan tiga unsur paragraf (kalimat utama, kalimat penjelas,

dan kalimat penegas), (3) paragraf dengan tiga unsur paragraf (kalimat utama, kalimat

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

9  

penjelas, dan transisi, (4) paragraf dengan empat unsur paragraf (kalimat utama,

kalimat penjelas, transisi, dan kalimat penjelas).

Penelitian di atas dapat digunakan peneliti sebagai inspirasi untuk melakukan

penelitian sejenis. Peneliti memilih siswa SD kelas IV sebagai subjek penelitian dan

paragraf deskripsi sebagai sumber data. Selain itu, peneliti juga meneliti struktur

paragraf dan pola pengembangan pada paragraf deskripsi dengan media gambar yang

belum diteliti peneliti lain.

b. Kajian Teori

1. Paragraf

Bab ini akan memaparkan pengertian paragraf menurut beberapa ahli.

Pengertian paragraf menurut beberapa ahli sebagai berikut. Paragraf adalah

seperangkat kalimat tersusun logis sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi

pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan

karangan (Tarigan, 1987:11). Akhadiah dalam bukunya Pembinaan Kemampuan

Menulis Bahasa menyebutkan bahwa paragraf merupakan inti penuangan buah

pikiran dalam sebuah karangan.

Ramlan (1993:1) mendefinisikan lebih luas bahwa paragraf merupakan bagian

dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang

mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya.

Pengertian lain, paragraf merupakan bagian karangan tulis yang membentuk satu

kesatuan pikiran/ide/gagasan (Rahardi, 2009:158). Keraf mendefinisikan sedikit

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

10  

berbeda, yaitu paragraf atau alenia tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu

kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat (Keraf, 1980:62).

Dari definisi-definisi yang telah disampaikan dapat ditarik kesimpulan bahwa

paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun secara logis yang di dalamnya

berisi informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya, dan membentuk satu

kesatuan pikiran.

2. Struktur Paragraf

Struktur paragraf adalah penulisan paragraf berdasarkan kelengkapan unsur

atau posisi unsur paragraf dalam paragraf (Tarigan, 1987:21). Paragraf harus tersusun

secara logis sistematis. Kelengkapan unsur paragraf itu menyangkut unsur apa saja

yang ada dalam paragraf. Menurut Tarigan (1987) alat bantu untuk menciptakan

susunan logis sistematis ialah unsur-unsur paragraf yaitu kalimat utama, kalimat

pengembang, kalimat penegas, dan transisi.

a. Kalimat Topik atau Kalimat Utama

Kalimat topik atau kalimat utama adalah perwujudan pernyataan ide pokok

paragraf dalam bentuk umum atau abstrak (Tarigan,1987:18). Pokok pikiran itu

dituangkan dalam satu kalimat diantara kalimat-kalimat yang tergabung dalam sebuah

paragraf (Wiyanto, 2004:25). Kalimat yang mengandung ide pokok disebut dengan

kalimat topik atau kalimat utama.

Kalimat dalam bentuk umum atau abstrak merupakan kalimat yang belum jelas

maksudnya sehingga diperlukan kalimat-kalimat berikutnya untuk memperjelas

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

11  

maksud dari kalimat tersebut. Kalimat utama berperan sebagai pengantar untuk

sampai kepada masalah yang akan diuraikan. Kalimat utama harus dapat menarik

minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada

masalah yang akan diuraikan.

Menurut Ramlan (1993: 2—3) setiap paragraf mempunyai ide poko, baik secara

tersurat maupun secara tersirat. Ide pokok yang tersurat mungkin terletak pada bagian

awal paragraf, bagian akhir paragraf, dan mungkin terletak pada bagian awal dan

akhir paragraf. Ide pokok yang tersirat tidak dinyatakan dalam sebuah kalimat, namun

seluruh kalimat yang terdapat dalam paragraf tetap mendukung satu pikiran pokok.

Contoh kalimat utama sebagai berikut.

Kita ketahui bahwa tanah air kita dihuni oleh ribuan jenis tumbuh-tumbuhan yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Di antaranya ada yang sudah dibudidayakan, ada pula yang belum diketahui manfaatnya. Kita juga mengetahui adanya kekhawatiran bahwa jumlah persediaan makanan semakin gawat, berhubung jumlah bertambah terus, meskipun keluarga berencana dikatakan berhasil, (Akhadiah, 1988:146). Paragraf di atas diawali dengan kalimat utama yang membicarakan tanah air kita

yang dihuni berbagai tumbuh-tumbuhan. Kalimat berikutnya merupakan kalimat

penjelas dari kalimat utama.

b. Kalimat Pengembang atau Kalimat Penjelas

Kalimat pengembang atau kalimat penjelas adalah kalimat yang berisi pikiran

penjelas yang diwujudkan dalam kalimat-kalimat yang isinya menjelaskan, merinci,

membandingkan, atau memberi contoh secara khusus (Wiyanto, 2004:27). Susunan

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

12  

kalimat pengembang tidak boleh sembarangan. Urutan kalimat pengembang harus

sesuai dengan kalimat utama. Kalimat pengembang dapat dibedakan menjadi dua,

yakni yang sifatnya utama atau mayor dan sifatnya minor atau tidak utama

(Rahardi,2010:60). Kalimat penjelas mayor berfungsi menjelaskan secara langsung

ide pokok dan kalimat utama yang terdapat di dalam paragraf itu. Jadi, hubungan

antara kalimat utama dan kalimat penjelas utama di dalam sebuah paragraf itu bersifat

langsung.

Kalimat penjelas minor berfungsi menjelaskan langsung kalimat penjelas mayor

dan dapat juga menjelaskan secara tidak langsung gagasan utama dan/atau kalimat

utama suatu paragraf. Jadi, sebuah kalimat penjelas minor yang telah menjelaskan

secara langsung kalimat penjelas utama tertentu tidak serta merta dapat digunakan

untuk menjelaskan kalimat penjelas utama yang lainnya. Berikut contoh kalimat

pengembang.

Agaknya kita tidak akan ragu-ragu mengatakan bahwa setiap mahkluk hidup memerlukan air. Misalnya tumbuh-tumbuhan di sekitar rumah kita. Pada musim kemarau panjang, tumbuh-tumbuhan, terutama yang kecil, mati kekeringan. Tumbuh-tumbuhan besar pun akan mati kalau tidak mendapatkan air dalam waktu yang lama. Demikian pula binatang piaraan kita, selain memerlukan makanan juga memerlukan air minum. Kebutuhan air itu lebih banyak lagi bagi manusia. Selain membutuhkan air untuk mandi, mencuci pakaian, dan memasak makanan, kita membutuhkan air untuk minum. (Wiyanto, 2004:27).

Paragraf di atas diawali dengan kalimat utama yang menginfomasikan bahwa

setiap makhluk hidup memerlukan air. Kalimat berikutnya berupa uraian-uraian

untuk memperjelas kalimat utama.

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

13  

c. Kalimat Penegas

Kalimat penegas, yaitu kalimat di dalam paragraf yang tugasnya adalah untuk

memberi penegasan (Rahardi, 2010:79). Wiyanto (2004:28) mengungkapkan bahwa

kalimat penegas berfungsi menegaskan dengan cara mengulang kalimat topik pada

bagian akhir paragraf. Kehadiran kalimat penegas dalam suatu paragraf tidak mutlak,

boleh ada atau tidak. Kalimat penegas ada bila pengarang merasa memerlukannya

untuk menunjang kejelasan informasi. Kalimat penegas hadir apabila kalimat penjelas

yang terlalu banyak dan membutuhkan sebuah kalimat penegas agar paragraf itu

menjadi jelas maksudnya. Contoh paragraf penegas sebagai berikut.

Gedung yang dibangun delapan belas tahun yang lalu itu kini keadaannya rusak berat. Tembok bagian depan mengelupas di beberapa tempat dan bagian belakang retak-retak. Gentingnya banyak yang pecah dan tentu saja bocor kalau hujan turun. Kayu penyangga genting banyak yang patah sehingga atap bangunan tampak bergelombang. Plafon sudah tidak utuh, lantai hancur, dan beberapa jendela kaca pecah. Bahkan sejumlah pintunya keropos dimakan rayap (Wiyanto, 2004:28).

Paragraf di atas diawali dengan kalimat utama yang menginformasikan bahwa

gedung yang dibangun delapan belas tahun rusak berat. Kalimat-kalimat berikutnya

merupakan kalimat penjelas yang meneruskan deskripsi kerusakan di gedung

tersebut. Pada akhir paragraf merupakan kalimat penegas yang menerangkan bahwa

sejumlah pintu sudah keropos.

d. Transisi

Transisi merupakan perekat atau penghubung paragraf satu dengan paragraf

lain sehingga hubungan itu terasa logis (Wiyanto, 2004:22). Kehadian transisi dalam

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

14  

paragraf bergantung pada pertimbangan pengarang. Transisi juga berfungsi sebagai

penghubung antarparagraf dalam suatu karangan agar padu, menyatu, dan utuh

(Widjono, 2007:184).

Berbeda dengan Rahardi (2010:15) yang mengungkapkan bahwa transisi adalah

kata-kata yang berfungsi sebagai penanda peralihan atau transisi dari kalimat yang

satu dengan yang lainnya dalam sebuah paragraf. Dalam hal ini peneliti lebih

mengacu pada pendapat Wiyanto dikarenakan transisi merupakan penghubung antar

paragraf, sedangkan transisi dari kalimat yang satu dengan yang lain disebut penanda

kohesi. Penanda kohesi adalah hubungan perkaitan antarproposisi yang dinyatakan

secara eksplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat

yang membentuk wacana (TBBI, 2003:427). Menurut Widjono (2007:184—185),

kata-kata transisi yang menyatakan hubungan adalah sebagai berikut.

a. Sebab,akibat: sebab, karena, akibatnya, maka, oleh karena itu, oleh sebab itu, dampaknya

b. Hasil, akibat: akibatnya, hasilnya, dampaknya, akhirnya, jadi, sehingga. c. Pertentangan: tetapi, namun, berbeda dengan sebaliknya, kebalikan dari

pada itu, kecuali itu, meskipun demikian, walaupun demikian. d. Waktu: ketika e. Syarat: jika, jikalau, apabila,kalau f. Cara: cara yang demikian, cara ini g. Penegasan: jadi, dengan demikian, jelaslah bahwa h. Tambahan informasi: tambahan pula, selain itu, oleh karena itu, lebih

daripada itu, lebih lanjut, di samping itu, lebih-lebih, dalam hal demikian, sehubungan dengan hal itu, dengan kata lain,singkatnya, tegasnya.

i. Urutan:mula-mula, pertama, kedua, akhirnya, proses ini,sesudah itu, selanjutnya.

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

15  

3. Syarat–syarat Pembentukan Paragraf

Pengembangan sebuah paragraf diperlukan beberapa pesyaratan seperti,

kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. Menurut Akhadiah (1989) syarat pembentukan

paragraf sebagai berikut.

a. Kesatuan

Dalam penulisan sebuah karangan setiap paragraf hanya mengandung satu

gagasan pokok atau satu topik (Akhadiah, 1988:148). Rahardi (2010: 117)

menyebutkan hal yang sama bahwa di dalam sebuah paragraf tidak dimungkinkan

terdapat lebih dari satu ide atau pikiran. Pikiran atau ide yang hanya ada satu tersebut

selanjutnya harus dijabarkan dengan secara terperinci, dengan secara jelas, dengan

secara tuntas lewat kalimat-kalimat penjelas di dalam paragraf itu.

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa suatu paragraf harus

memperlihatkan dengan jelas maksud atau tema tertentu. Maksud atau tema itu

biasanya didukung oleh sebuah kalimat pokok atau kalimat topik. Semua kalimat

dalam paragraf harus membicarakan gagasan pokok. jadi kesatuan lebih

menitikberatkan hubungan gagasan pokok dengan kalimat yang lain dalam satu

paragraf. Contoh paragraf yang mempunyai kesatuan sebagai berikut.

Setiap Negara pada dasarnya harus mampu menghidupi dirinya sendiri dari kondisi, posisi, dan potensi wilayahnya masing-masing. Tetapi, tidak setiap wilayah kondisinya memungkinkan, posisinya menguntungkan, atau mempunyai potensi yang cukup untuk memberikan kesejahteraan kepada rakyat yang bermukim di wilayah itu., sehingga harus mencukupinya dari tempat lain yang hampir selalu menyangkut kepentingan negara lain. (Akhadiah, 1988:149).

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

16  

b. Kepaduan (Koherensi)

Kepaduan dalam paragraf dapat dilihat dari susunan kalimat yang runtut dan

teratur, sehingga hubungan antara kalimat yang satu dengan yang lainnya akan

tersusun dengan logis (Akhadiah, 1988:150). Widjono (2007: 182) mengungkapkan

bahwa paragraf dinyatakan padu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang

berhubungan logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf menghasilkan

kejelasan struktur dan makna paragraf. Dari pengertian di atas kepaduan lebih

mengutamakan pada hubungan antara kalimat yang satu dan kalimat yang lain.

Contoh paragraf yang memiliki kepaduan sebagai berikut.

Dalam mengajarkan sesuatu, langkah pertama yang perlu kita lakukan ialah menentukan tujuan mengajarkan sesuatu itu. Tana adanya tujuan yang sudah ditetapkan , materi yang kita berikan, metode yang kita gunakan, dan evaluasi yang kita susun, tidak akan banyak memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar-mengajar. Dengan mengetahui tujuan pengajaran, kita dapat menentukan materi yang akan kita ajarkan, metode yang kita gunakan, serta bentuk evaluasinya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif (Akhadiah, 1988: 150).

c. Kelengkapan

Kelengkapan paragraf dapat dilihat dari kalimat-kalimat penjelas yang cukup

untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Namun, suatu paragraf

dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan

pengulangan-pengulangan (Akhadiah, 1988:152). Dari pengertian di atas dapat

dijelaskan bahwa suatu paragraf dikatakan lengkap apabila berisi kalimat-kalimat

penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat pokok. Contoh paragraf

yang memiliki kelengkapan sebagai berikut.

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

17  

Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya peminat atau penggemar jenis binatang laut, seperti halnya penggemar penghuni darat atau burung-burung yang indah. Tidak ada penyediaan dana untuk melindungi ketam kenari, kima, atau tiram mutiara sebagaimana halnya untuk panda dan harimau. Jenis mahkluk laut tertentu, tiba-tiba punah sebelum manusia sempat melindunginya. Tiram raksasa di kawasan Indonesia bagian barat kebanyakan sudah punah. Sangat sukar menemukan tiram hidup dewasa ini, padahal rumah tiram yang sudah mati mudah ditemukan. Demikian juga halnya dengan kepiting kelapa dan kepiting begal yang biasa menyebar dari pantai barat Afrika sampai bagian barat Laut Teduh, kini hanya dijumpai didaerah kecil yang terpencil. Dari mana dana diperoleh untuk melindungi semua ini? (Akhadiah, 1988:153).

4. Pola Pengembangan Paragraf

Pada bagian ini akan dipaparkan pola pengembangan paragraf. Menurut

Wiyanto (2004:59—64), pengembangan paragraf berdasarkan letak kalimat utama

dibagi menjadi lima jenis. Berikut paparan dari kelima pola pengembangan.

a. Paragraf Deduksi

Paragraf deduksi adalah paragraf yang dimulai dengan kalimat topik. Kalimat

topik itu kemudian dikembangkan dengan pemaparan ataupun deskripsi sampai

bagian-bagian kecil sehingga pengertian kalimat topik yang bersifat umum menjadi

jelas (Tarigan, 1987:30). Paragraf deduksi juga disebut paragraf umum-khusus.

Paragraf umum-khusus yaitu paragraf yang dimulai dengan pernyataan kalimat topik

berupa kesimpulan, kemudian disusul dengan sejumlah rincian yang

menjelaskan/mendukung kesimpulan tersebut. Contoh paragraf deduksi adalah

sebagai berikut.

1) Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. 2) Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. 3) Kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama berabad-abad di

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

18  

seluruh tanah air kita. 4) Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya “persaingan bahasa”, maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa nasional (Akhadiah, 1988:161).

Paragraf di atas diawali kalimat utama, yang ada pada kalimat (1). Berisi pikiran

utama, yang menginformasikan bahwa Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional.

Kalimat (2—5) merupakan kalimat penjelas. Kalimat (2) menjelaskan bahwa

kedudukan itu sejak dicetuskan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

Kalimat (3) menjelaskan bahwa bahasa melayu yang mendasari bahasa Indonesia

menjadi lingua franca. Kalimat (4) menjelaskan bahwa adanya faktor tidak terjadinya

“persaingan bahasa”.

b. Paragraf Induksi

Paragraf induksi adalah paragraf yang dimulai dengan penjelasan bagian-bagian

konkret atau khusus yang dituangkan dalam beberapa kalimat pengembang (Tarigan,

1987: 30). Paragraf induksi juga disebut paragraf khusus-umum. Paragraf khusus-

umum yaitu paragraf yang dimulai dengan sejumlah kalimat penjelas yang kemudian

disimpulkan pada akhir paragraf. Contoh paragraf induksi adalah sebagai berikut.

1) Sejak suaminya meninggal dunia dua tahun yang lalu, Ny. Ahmad sering sakit. 2) Setiap bulan ia pergi ke dokter memeriksakan sakitnya. 3) Harta peninggalan suaminya semakin menipis untuk biaya hidup sehari-hari bersama tiga orang anaknya yang masih belajar. 4) Anaknya yang tertua dan adiknya masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta, sedangkan yang nomor tiga masih duduk di bangku SMA. 5) Sungguh berat beban hidupnya (Ramlan, 1993:6).

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

19  

Paragraf di atas diawali kalimat penjelas ditunjukkan pada kalimat (1—3) dan

diakhiri kalimat utama (5). Kalimat (1) menjelaskan bahwa Ny. Ahmad sering sakit

sejak suaminya meninggal. Kalimat (2) menjelaskan bahwa setiap bulan ia berobat.

Kalimat (3) harta peninggalan suaminya semakin menipis. Kalimat (4) menjelaskan

bahwa kakak tertua dan adiknya yang masih kuliah dan nomor tiga yang masih di

bangku SMA. Kalimat (5) menjelaskan bahwa berat sekali penderitaan hidupnya.

c. Paragraf Deduktif-Induktif

Pola paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama

di awal dan di akhir paragraf. Ciri paragraf ini ditandai oleh berulangnya gagasan

utama pada awal yang ditegaskan kembali di bagian akhir. (Suwarna, 2012:73).

Sebagai pengulangan atau penegas, wujud kalimat utama yang berada di akhir

paragraf itu tidak selalu sama dengan kalimat yang berada di awal paragraf.

Akan tetapi, kedua kalimat itu tetap menunjukkan pokok pikiran yang sama

meskipun wujudnya bervariasi. Dengan kata lain, paragraf deduktif-induktif adalah

paragraf yang meletakkan kalimat topiknya di awal paragraf dan diulangi pada akhir

paragraf. Pengulangan ini berfungsi untuk menegaskan kalimat topik. Contoh

paragraf deduktif-induktif sebagai berikut.

(1) Pasar tanah Abang mulai dibanjiri pedagang yang hendak mempersiapkan dagangannya sejak pukul 05.00. (2) Aktifitas jual beli di pasar ini mulai sekitar pukul 08.00. (3) Barang dagangannya sebagian besar berupa produk tekstil, dari yang paling murah dengan satuan harga berdasarkan timbangan sampai dengan tekstil berkualitas impor dan ekspor. (4) Pasar ini memperdagangkan berbagai jenis tekstil yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat ekonomi tinggi, menengah, maupun lapis bawah. (5) Pasar Tanah Abang merupakan pusat perdagangan yang tidak pernah sepi oleh

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

20  

penjual maupun pembeli. (6) Para pembeli mulai berdatangan pukul 08.00. (7) Jumlah pembeli ini meningkat sampai pukul 11.30. (8) Pada tengah hari, jumlah pembeli menurun. (9) Namun, jumlah tersebut memuncak kembali pukul 14.00 sampai dengan 16.30 (Widjono, 2007:179).

Paragraf di atas diawali dengan kalimat penjelas yang ditunjukkan pada kalimat

(1—4). Kemudian kalimat (5) merupakan kalimat utama. Kalimat (6—9) merupakan

kalimat penjelas. Kalimat (1) menjelaskan bahwa Pasar Tanah Abang dibanjiri

pedagang. Kalimat (2) menjelaskan bahwa ada aktivitas jual beli. Kalimat

(3) menjelaskan bahwa barang diperdagangkan. Kalimat (4) menjelaskan bahwa

tekstil kebutuhan masyarakat. Kalimat (5) merupakan kalimat utama yang

menginformasikan bahwa Pasar Tanah Abang tidak pernah sepi. Kalimat

(6) menjelaskan tentang kedatangan pembeli. Kalimat (7) menjelaskan tentang

puncak kedatangan pembeli.

d. Paragraf Ineratif

Paragraf ineratif adalah paragraf yang menempatkan gagasan utama paragraf itu

di tengah-tengah paragraf (Rahardi, 2010:128). Kalimat-kalimat yang berada di awal

paragraf seolah-olah merupakan pengantar untuk menuju puncak. Yang dianggap

puncak disini adalah kalimat utamanya. Sesudah sampai bagian puncak, penulis

masih menambahkan kalimat-kalimat penjelas lagi. Contoh paragraf ineratif sebagai

berikut.

(1) Etos kerja masyarakat sangat tinggi. (2) Mereka juga sangat disiplin. (3) Masalah disiplin ini sudah mendarah daging bagi mereka.(4) Dimana-mana, baik dirumah, di jalan, di tempat umum, maupun di kantor, semuanya sangat disiplin. (5) Masyarakat Jepang memang layak diteladani. (6) Mereka rajin untuk

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

21  

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. (7) Dimana saja, asal ada kesempatan, mereka membaca. (8) Bagi mereka, membaca tidak harus di ruang baca. (9) Mereka melakukannya di dalam gerbong kereta yang melaju, di stasiun, dan bahkan sambil berdiri antre beli tiket (Wiyanto, 2004:62).

Kalimat utama pada paragraf di atas terletak di kalimat kelima, “Masyarakat

Jepang memang layak diteladani.” Kalimat-kalimat yang terletak di awal merupakan

pemaparan atau pengantar untuk menuju pada kalimat pokok, sedangkan kalimat-

kalimat yang terletak setelah kalimat utama merupakan kalimat penjelas.

e. Paragraf Tanpa Kalimat Utama

Adakalanya didapatkan bahwa sebuah paragraf tidak memiliki kalimat utama.

Artinya, gagasan pokoknya mungkin sekali ada, tetapi memang sengaja tidak

dirumuskan dalam bentuk kalimat utama (Rahardi, 2010:130). Untuk menemukan

gagasan utamanya, pembaca harus mengambil kesimpulan dari seluruh kalimat yang

ada. Paragraf tanpa kalimat utama ini biasanya digunakan dalam cerita (narasi) atau

lukisan (deskripsi). Berikut contoh paragraf tanpa kalimat utama.

(1) Begitu upacara pengibaran bendera selesai, rakyat dan pemuda Magelang berduyun-duyun meninggalkan puncak Gunung Tidar. (2) Mereka menuruni lereng gunung bagian barat dengan rasa bangga sebagai bangsa merdeka. (3) Namun, tiba-tiba terdengar letusan senjata api dari balik gunung sebelah utara. (4) Bukan satu dua letusan, melainkan berondongan peluru tajam yang mengancam jiwa mereka (Wiyanto,2004:63).

Seluruh kalimat di atas kedudukannya sama penting. Sangat sulit mencari

kalimat topik dalam paragraf itu. Semuanya membentuk kesatuan dari paragraf.

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

22  

Selain jenis pola pengembangan paragraf menurut Wiyanto, penulis memaparkan

pula jenis paragraf berdasarkan cara pengembangannya menurut Tarigan (1987).

Paragraf berdasarkan cara pengembangannya meliputi enam macam, sebagai berikut.

a. Paragraf Perbandingan

Paragraf perbandingan adalah paragraf yang kalimat topik berisi perbandingan

dua hal, misalnya yang bersifat abstrak dengan yang bersifat konkret. Kalimat topik

tersebut dikembangkan dengan memperinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang

konkret atau bagian-bagian kecil (Tarigan, 1987:31). Jadi, yang dimaksud dengan

paragraf perbandingan adalah suatu cara penulis menunjukkan kesamaan dan

perbedaan suatu objek atau ide dengan mempergunakan dasar tertentu. Contoh

paragraf perbandingan sebagai berikut.

(1) Ratu Elizabet tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. (2) Kalau keluar kota paling senang mengenakan pakaian yang praktis. (3) Ia menyenangi topi dan scraf. (4) Lain halnya dengan Margareth Thatcher. (5) Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan rambutnya. (6) Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. (7) Ia lebih cenderung berbelanja di tempat yang agak murah. (8) Ia hanya memakai topi pernikahan, ke pemakaman dan upacara resmi pembukaan parlemen (Nasucha, 2009:46).

Paragraf di atas berisi tentang perbedaan gaya berpakaian Ratu Elizabet dan

Margareth Thatcher. Kalimat (1) menjelaskan Ratu Elizabet yang tidak begitu tertarik

dengan mode. Kalimat (2) menjelaskan bahwa keluar kota menggunakan pakaian

yang praktis. Kalimat (3) ia suka topi dan scraf. Kalimat (4) menjelaskan bahwa

berbeda dengan Margareth Thatcher. Kalimat (5) Margareth melembutkan pakaian

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

23  

dan rambutnya sejak menjadi pemimpin partai konservatif. Kalimat (6) menjelaskan

bahwa ia membeli pakaian dua kali setahun. Kalimat (7) menjelaskan bahwa ia

berbelanja di tempat murah. Kalimat (8) ia memakai topi penikahan ke pemakaman

dan upacara pembukaan parlemen.

b. Paragraf Pertanyaan

Paragraf pertanyaan adalah kalimat topik yang dikembangkan dengan kalimat

tanya dan kalimat berita (Keraf, 1987:32). Dari kutipan di atas dapat dijelaskan

bahwa kalimat topik dikembangkan dari kalimat berupa pertanyaan dan berita.

Contoh paragraf pertanyaan sebagai berikut.

(1) Mengapa Jepang yang miskin sumber daya alamnya bisa menjadi negara maju? Tidak mengherankan, (2) karena Jepang sudah mampu mengmbangkan sumber daya manusianya. (3) Orang jepang giat belajar dan tekun bekerja. (4) Semboyan hidupnya, “Jibun no koto de shinasai”. (5) Artinya, ‘lakukan sendiri keperluanmu’. (6) Dengan semboyan itu orang jepang tidak mengharapkan apalagi menggantungkan bantuan orang lain. (7) Apa yang dapat dikerjakan langsung dikerjakan sendiri. (8) Karena semuanya begitu, orang jepang sangat produktif sehingga negaranya maju (Wiyanto, 2004:72).

Paragraf di atas diawali kalimat utama yang berupa kalimat tanya pada kalimat

(1). Kemudian disusul dengan kalimat penjelas sebagai jawaban dari pertanyaan

kalimat (1).

c. Paragraf Sebab akibat

Paragraf sebab akibat adalah kalimat topik yang dikembangkan dengan

memberikan sebab atau akibat dari pernyataan pada kalimat topik (Keraf, 1987:32).

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

24  

Kalimat dalam suatu paragraf dapat membentuk sebab dan akibat. Dalam suatu

kalimat sebab dapat berfungsi sebagai kalimat topik, dan akibat sebagai kalimat

penjelas. Dapat juga sebaliknya, akibat sebagai kalimat topik. Untuk memahami

akibat diperlukan sejumlah penyebab sebagai perinciannya. Contoh paragraf sebab

akibat sebagai berikut.

(1) Jalan Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. (2) Lebih dari separuh jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan perdagangan dan kaki lima. (3) Untuk mengatasinya, pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar. (4) Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diijinkan berdagang. (5) Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas (Nasucha, 2009:47).

Paragraf di atas diawali dengan kalimat utama yang berisi tentang akibat dari

Jalan Kebon Jati macet dan semrawut. Hal itu ditunjukkan pada kalimat (1). Kalimat

(2—5) merupakan kalimat penjelas yang berisi tentang sebab Jalan Kebon Jati

menjadi macet dan semrawut.

d. Paragraf Contoh

Paragraf contoh adalah paragraf yang dimulai dengan kalimat topik kemudian

kalimat topik itu dikembangkan dengan memberikan contoh-contoh sehingga kalimat

topik jelas pengertiannya (Keraf, 1987:33). Dari pengertian di atas dapat dijelaskan

bahwa suatu paragraf yang sulit dipahami agar dapat memberikan penjelasan yang

jelas diperlukan contoh-contoh konkret. Contoh paragraf contoh adalah sebagai

berikut.

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

25  

(1) Masih berkisar tentang pencemaran lingkungan, Gubenur Jawa Tengah, Mardiyanto, memberi contoh tentang jambu mete di Mayong Jepara yang diserang ulat kipat atau Cricula Trifenestrata. (2) Ulat ini timbul akibat berdirinya perternakan ayam di tengah-tengah perkebunan tersebut. (3) Menurut Gubenur, izin pertenakan ayam di Mayong itu diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (Nasucha, 2009:47).

Paragraf di atas diawali kalimat utama yang ditujukan pada kalimat (1). Kalimat

(1) menginformasikan jambu mete di Mayong Jepara yang diserang ulat kipat.

Kalimat (2—3) merupakan kalimat penjelas. Kalimat (2) menjelaskan bahwa ulat itu

timbul akibat pertenakan ayam di dekat perkebunan itu. Kalimat (3) menjelaskan

bahwa izin pertenakan ayam untuk kesejahteraan rakyat.

e. Paragraf Perulangan

Paragraf perulangan adalah kalimat topik yang dikembangkan dengan

perulangan kata/kelompok kata atau bagian-bagian kalimat yang penting (Keraf,

1987:33). Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa pengulangan-pengulangan

kata atau kalimat dapat digunakan untuk memperjelas suatu paragraf. Contoh

paragraf perulangan sebagai berikut.

(1) Ada kaitan yang erat antara makan, hidup, dan berfikir pada manusia. (2) Setiap manusia perlu makan, makan untuk hidup. (3) Namun, hidup tidak hanya makan. (4) Hidup manusia mempunyai tujuan tertentu. (5) Tujuan hidup dapat berbeda antara satu dengan lainnya, tetapi ada persamaannya, yakni, salah satu di antaranya melangsungkan keturunan. (6) Keturunan sebagai penerus generasi bangsa. (7) Generasi yang lebih baik dan tangguh. (8) Tangguh menghadapi segala rintangan dan tantangan. (9) Rintangan dan tantangan membuat manusia berfikir. (10) Berfikir bukan sembarang berfikir tetapi berfikir jernih untuk memecahkan berbagai persoalan hidup dan kehidupan (Tarigan, 1987:33—34).

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

26  

Paragraf di atas diawali dengan kalimat utama yang menginformasikan kaitan

antara makan, hidup, dan berfikir pada manusia. Kemudian kalimat (2-9) merupakan

penjelas dari kalimat (1). Kalimat (2) ada beberapa kata yang mengulang kalimat

(1) seperti, manusia perlu makan, makan untuk hidup. Kemudian kata hidup diulang

pada kalimat (2—4). Kata keturunan pada kalimat (4) diulang pada kalimat (5). Kata

generasi pada kalimat (5) diulang pada kalimat (6). Kata tangguh yang terdapat pada

kalimat (6) diulang pada kalimat (7) diulang pada kalimat (8), dan seterusnya.

f. Paragraf Definisi

Paragraf definisi merupakan paragraf yang memiliki suatu pengertian atau

istilah yang terkandung dalam kalimat topik. Istilah atau pengertian itu memerlukan

penjelasan-penjelasan panjang agar maknanya dapat ditangkap oleh pembaca (Keraf,

1987:34). Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa penjelasan-penjelasan panjang

digunakan untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal.

Contoh paragraf definisi adalah sebagai berikut.

(1) Apakah psikologi itu? R.S. Woodworth berpendapat, “Psikologi adalah ilmu”. (2) Menurut Crow dan Crow “Psikologi adalah kejiwaan manusia dalam berinteraksi dengan dunia sekitarnya.” (2) Sementara itu, Santian mengemukakan bahwa psikologi merupakan perwujudan tingkah laku manusia (Alek, 2011:227).

Paragraf di atas diawali dengan kalimat utama yang membicarakan istilah

psikologi yang dikemukakan R. S. Woodworth. Kalimat (2—3) merupakan penjelas

dari beberapa ahli lain mengenai istilah Psikologi.

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

27  

5. Karangan

a. Pengertian Karangan

Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang

dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca (The Liang Gie, 2002:3).

Menurut Maryani dan Mumu (2002:231) karangan adalah bentuk tulisan yang

mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang

utuh.

Pengungkapkan buah pikiran tersebut harus jelas dan teratur sehingga

menyakinkan pembaca. Dari uraian di atas terdapat persamaan pendapat bahwa

karangan adalah hasil pengungkapkan buah pikiran. Maka, dapat disimpulkan bahwa

karangan adalah hasil karya tulis manusia yang isinya merupakan kumpulan beberapa

paragraf.

b. Jenis Karangan

Karangan dibagi menjadi lima berdasarkan jenisnya. Berikut pengertian dari

masing-masing jenis karangan.

1) Karangan Narasi

Karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu

kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau

mengalami sendiri peristiwa itu (Keraf, 1982:135-136).

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

28  

2) Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan

sejelas-jelasnya suatu objek sehingga objek itu seolah-olah berada di depan

mata kepala pembaca (Keraf, 1982:135).

3) Karangan Eksposisi

Karangan eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau

retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok

pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang (Keraf,

1983:3).

4) Karangan Argumentasi

Karangan argumentasi adalah sebuah karangan untuk mempengaruhi pembaca

mengambil sikap serta pandangan yang sesuai dengan keinginan penulis dengan

mengajukan bukti-bukti yang benar dapat diyakini dan dirangkai melalui

permainan bahasa (Sujanto, 1988:36).

5) Karangan Persuasi

Karangan persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk menyakinkan

seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini

atau pada waktu yang akan datang (Keraf, 1982:118).

Dari kelima jenis karangan di atas, peneliti akan menfokuskan salah satu jenis

karangan yaitu karangan deskripsi. Hal ini dikarenakan peneliti menyesuaikan judul

yang diambil yaitu “Pola pengembangan dan struktur paragraf pada karangan

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

29  

deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, tahun

ajaran 2011/2012”.

6. Paragraf Deskripsi

a. Pengertian

Pada bagian ini, akan dipaparkan definisi paragraf deskripsi. Ketiga definisi

tersebut sebagai berikut.

1) Paragraf deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang

bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari

objek yang sedang dibicarakan (Keraf, 1982:93).

2) Paragraf deskripsi adalah paragraf yang bertujuan memberikan kesan/impresi

kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan semacamnya

yang ingin disampaikan penulis (Wiyanto, 2004:64).

3) Paragraf deskripsi disebut juga paragraf melukiskan hal-hal kecil yang

tertangkap oleh pancaindra. (Arifin& Tasai, 1984:146).

Ketiga pengertian di atas memiliki kesamaan. Keraf menjelaskan bahwa

paragraf deskripsi memberikan perincian-perincian objek yang sedang dibicarakan.

Hal yang sama dijelaskan oleh Wiyanto yang menyebutkan bahwa paragraf deskripsi

bertujuan untuk memberikan kesan kepada pembaca terhadap sesuatu yang ingin

disampaikan penulis. Sedangkan Arifin & Tasai menjelaskan bahwa paragraf

deskripsi untuk melukiskan sesuatu yang tertangkap pancaindra. Berdasarkan

pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa paragraf deskripsi adalah sebuah

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

30  

bentuk tulisan yang tertangkap oleh pancaindra yang bermaksud untuk memberikan

perincian terhadap objek yang ingin disampaikan penulis.

b. Ciri-ciri Paragraf Deskripsi

Beberapa ciri khas paragraf deskripsi yang dapat membedakannya dengan jenis

karangan lainnya. Menurut Keraf (1981), paragraf deskripsi memiliki beberapa ciri

sebagai berikut.

1) Penulis memindahkan kesan-kesannya mengenai objek yang diamati

2) Mempunyai tujuan untuk menciptakan daya khayal pada pembaca seolah-

seolah mereka melihat objek itu sendiri.

3) Memberikan rincian-rincian dari objek yang sedang dibicarakan.

Dari ketiga ciri di atas sangatlah jelas bahwa paragraf deskripsi lebih

mengutamakan alat pancaindra. Selain pancaindra penulis juga dapat menggunakan

perasaannya untuk menggambarkan objek yang diamati. Seperti yang diungkapkan

oleh Sujanto (1988:11) paragraf deskripsi merupakan paparan tentang persepsi yang

ditangkap oleh pancaindra. Kita melihat, mendengar, mencium, dan merasakan

melalui alat-alat sensori kita, dan dengan kata-kata kita mencoba melukiskan apa-apa

yang kita tangkap dengan pancaindra itu agar dapat dihayati oleh orang lain.

c. Jenis-jenis Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi dapat dibagi menurut jenisnya. Dalam penelitian ini penulis

akan memaparkan jenis-jenis paragraf deskripsi. Paragraf deskripsi menurut Keraf

(1981:94), dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut.

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

31  

1) Deskripsi Sugestif

Dalam deskripsi sugestif penulis bermaksud menciptakan sebuah pengalaman

pada diri pembaca, pengalaman karena perkenalan langsung dengan obyeknya.

Sasaran deskripsi sugestif adalah dengan perantaraan tenaga, rangkaian kata-kata

yang dipilih penulis untuk menggambarkan ciri, sifat, dan watak dari objek tersebut,

dapat menciptakan sugesti tertentu pada pembaca (Keraf, 1981:94). Dari pengertian

di atas dapat disimpulkan bahwa deskripsi sugestif dapat menciptakan atau

memunculkan daya khayal para pembaca melalui kata-kata yang dipilih penulis untuk

menggambarkan ciri, sifat, dan watak objek. Berikut contoh paragraf deskripsi

sugestif.

Jauh di sana terhampar rumput hijau. Pada beberapa tempat lalang berbunga putih beralun-alun sama berayun dengan rumput diembus udara petang. Di bawah lengkungan pembatasan bumi dengan langit, segaris hijau kebiru-biruan pohon-pohon. Langit yang kuning muda bersisik putih, diantaranya terjalin warna sepuhan emas perada. Dari balikgaris hijau kebiruan naik memancar warna merah bernyala yang makin ke atas hilang melayang warnanya. Jauh sedikit dari sana, tumpukan awan berbagi bentuk yang terkadang lekas berubah rupa, diembuskan kesenjaan, menyapu halus puspa warna. Diantara langit kebiruan bersisikan putih tersenyum simpul kemalu-maluan, bulan sabit (Keraf, 1981:102).

2) Deskripsi Ekspositoris

Paragraf deskripsi ekspositoris adalah paragraf deskripsi yang hanya bertujuan

memberikan identifikasi atau informasi objeknya sehingga pembaca dapat

mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tadi. Paragraf deskripsi

ekspositoris tidak berusaha untuk menciptakan kesan atau imajinasi pada diri

pembaca (Keraf, 1981:94). Berbeda dengan deskripsi sugestif, deskripsi ekspositoris

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

32  

bertujuan untuk menyampaikan informasi secara teknis dan tidak menimbulkan daya

khayal pembaca. Pembaca dapat mengenali objek tersebut bila bertemu atau

berhadapan dengan objek itu. Berikut contoh paragraf deskripsi ekspositoris.

Di penghujung Agustus silam, kebun lengkeng seluas tujuh hektar di Sijangkung, Singkawang, Kalimantan Barat memang tengah banjir buah. Bulatan-bulatan berwarna cokelat kekuningan nyaris menenggelamkan hijaunya daun. Karenanya seratnya buah, dahan pohon lengkeng setinggi satu meter itu doyong ke bawah. Satu dahan digelayuti dompol-dompol berisi puluhan buah hamper seukuran bola pimpong. Beberapa dahan disangga bambu supaya tidak patah (Wiyanto, 2004: 65). 7. Gambar

Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua

dimensi sebagai curahan perasaan dan pikiran (Hamalik, 1994:43). Sadiman,

2008:29 mengemukakan bahwa gambar adalah media yang paling umum dipakai.

Gambar merupakan bahasa yang umum dapat dimengerti dan dinikmati. Gambar

digunakan sebagai media dalam pengajaran yang mengandung nilai-nilai pendidikan

dan dapat menumbuhkan kreativitas siswa untuk berfikir secara kritis.

Pengembangan paragraf dengan cara menganalisis gambar walaupun terasa

agak sukar sangat banyak manfaatnya bagi siswa, antara lain:

1) Mengembangkan keterampilan melihat hubungan sebab akibat atau pesan

yang tersirat dalam gambar,

2) Mengembangkan daya imajinatif siswa,

3) Melatih kecermatan dan ketelitian siswa dalam memperhatikan sesuatu,

4) Mengembangkan daya interpretasi bentuk visual ke dalam bentuk kata-kata

atau kalimat,

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

33  

5) Merupakan hasil pengamatan ke dalam bentuk kalimat topik serta

menggambarkan ke dalam kalimat-kalimat pengembang (Tarigan, 1987:56).

Penggunaan gambar akan efektif apabila disesuaikan dengan tingkatan anak,

baik dalam hal besarnya gambar, detail, warna, dan latar belakang yang perlu untuk

tafsiran. Gambar dapat digunakan untuk suatu maksud dalam pelajaran, memberikan

pengalaman dasar dalam bahasa, ilustrasi, dan menjelaskan konsep. Selain itudapat

dijadikan alat untuk memperkaya fakta dan memperbaiki kekurangjelasan.

Suatu gambar akan dikatakan baik jika memenuhi beberapa syarat. Syarat-

syarat gambar menurut Sadiman (1986) sebagai berikut.

1) Autentik

Gambar tersebut harus jujur melukiskan situasi seperti orang melihat benda

sebenarnya.

2) Sederhana

Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok

gambar.

3) Ukuran relatif

Gambar dapat memperbesar atau memperkecil benda sebenarnya.

4) Pembuatan

Gambar sebaiknya mengandung gerak atau pembuatan. Gambar yang baik

tidaklah menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan

aktivitas tertentu.

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

34  

5) Artistik

Gambar hendaknya menunjukkan aktivitas tertentu. Anak-anak lebih tertarik

dan akan lebih memahami gambar yang kelihatannya sedang bergerak

(Hamalik, 1994:67—68).

8. Karakteristik Siswa SD Kelas IV

Setiap anak mengalami tahap-tahap pertumbuhan. Menurut Waloejo (1960:36) ada

3 tahap pertumbuhan anak. Tahap-tahap pertumbuhan tersebut sebagai berikut.

a. Pada usia 7/8 tahun anak mulai menghubung-hubungkan dengan kekuatan

fantasi.

b. Pada usia 8-9 tahun anak mulai mengesampingkan fantasi. Anak mencoba

menguraikan dan mengenal bagian-bagian meskipun pengertian tentang

hubungan arti belum ada.

c. Pada usia 9-10 tahun anak mulai mengetahui hubungan waktu dan tempat

serta sebab akibat.

Menurut Semiawan (1988:11) bahwa pada usia sekolah hakikatnya adalah

belajar sambil bekerja atau melakukan aktivitas. Siswa memperoleh pengalaman dari

lingkungan sekitar seperti pergaulan,bermain, mengenal nama-nama tumbuhan dan

binatang. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa anak kelas IV SD

berusia lebih kurang 9 sampai 10 tahun. Bagi anak yang normal seiring dengan

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

35  

  

pertumbuhannya perkembangan berfikirnya juga mengalami perubahan. Pada

penelitian ini, gambar berfungsi sebagai media untuk menulis karangan deskripsi

karena gambar sifatnya menarik, penuh warna, konkrit, dan mudah dipahami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Arikunto

(1991:291) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala menurut

apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Adapun yang dideskripsikan dalam

penelitian ini adalah pola-pola pengembangan dan struktur paragraf pada karangan

deskripsi siswa. Penelitian ini juga termasuk dalam penelitian kualitatif. Menurut

Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006:4), penelitian kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang dan perilaku yang diamati.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Menurut Moleong (2006:11) dalam metode deskriptif, data yang dikumpulkan

adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Berdasarkan metode tersebut,

peneliti akan meneliti struktur dan pola pengembangan paragraf pada karangan

deskripsi siswa kelas IV. Data-data yang telah dianalisis itu, kemudian dipisahkan

berdasarkan kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegasnya sesuai dengan

klasifikasi pola pengembangan dan stuktur paragraf.

36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

37  

B. Sumber data

Suharsimi Arikunto (1989:102) menyatakan bahwa sumber data dalam

penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini

yaitu karangan deskripsi dari 17 orang siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari,

Samigaluh, Kulon Progo. Hasil karangan tersebut kemudian dianalisis berdasarkan

pola pengembangan dan struktur paragrafnya.

C. Instrumen Penelitian

Penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini yaitu,

(1) peneliti sendiri, (2) perintah membuat karangan, (3) gambar, dan (4) wawancara.

Instrumen penelitian merupakan alat untuk memperoleh data yang diperlukan dalam

penelitian. Adapun alat yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini

adalah perintah menulis paragraf deskripsi. Dalam penelitian ini peneliti berperan

langsung dalam proses pengumpulan data dan analisis data.

Dalam penelitian ini, informasi keadaan siswa dalam pembelajaran

mengarang diperoleh melalui wawancara dengan guru kelas IV yang bernama

Yuwono, SPd. Selanjutnya peneliti membuat soal mengarang berdasarkan hasil

wawancara. Sebelum melakukan wawancara, dibuat kisi-kisi pedoman wawancara

untuk guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang sudah terlampir.

Hasil wawancara akan menjadi dasar untuk membuat soal mengarang

deskripsi. Media yang digunakan untuk memudahkan siswa mengarang adalah

gambar.. Media gambar diharapkan lebih dapat membantu siswa menuangkan ide dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

38  

gagasannya. Pemilihan gambar berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV

SD Negeri Ngargosari. Berdasarkan hasil wawancara guru menyarankan agar

gambar yang digunakan untuk penelitian yang bersifat konkret dan sederhana. Untuk

mendapatkan data, peneliti menugaskan siswa untuk menulis karangan deskripsi

berdasarkan gambar yang sudah disediakan. Siswa dapat memilih salah satu gambar

untuk dibuat paragraf deskripsi. Peneliti menyajikan beberapa gambar dengan

maksud agar siswa memiliki kebebasan dan disesuaikan dengan keadaan siswa.

Instrumen penelitian ini sebagai berikut.

Petunjuk Mengerjakan Tugas

1. Tulis nama dan nomor presensimu di sudut kanan atas dalam lembar jawaban

soal!

2. Jawaban ditulis pada lembar yang telah disediakan!

3. Waktu yang tersedia untuk mengerjakan adalah 30 menit!

4. Buatlah paragraf deskripsi dengan berdasarkan gambar yang sudah

disediakan.

5. Setelah selesai mengerjakan, lembar jawab diserahkan kembali kepada

petugas!

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

wawancara dan tes. Wawancara dilakukan dengan guru Bahasa Indonesia SD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

39  

Negeri Ngargosari untuk mengetahui kondisi siswa sebelum peneliti melakukan

penelitian. Selain wawancara, peneliti juga menggunakan teknik tes. Tes yang

dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tes yang menampilkan gambar sebagai

bahan untuk mengarang paragraf deskripsi. Teknik ini dipilih karena cara ini

merupakan cara yang tepat untuk mengetahui pola pengembangan dan struktur

paragraf dalam karangan siswa.

Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut:

1. Peneliti dan guru yang bersangkutan menetapkan hari dan jam untuk

pengambilan data.

2. Pada hari Rabu 6 Juni 2012, Kamis 7 Juni 2012, dan Jumat, 8 Juni 2012 diadakan

pengambilan data yang diawasi langsung oleh peneliti.

3. Setelah selesai peneliti mengumpulkan hasil karangan siswa berupa karangan

deskripsi.

4. Hasil penelitian dikumpulkan untuk dianalisis.

E. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen (via Moleong, 2006: 248) analisis data kualitatif

adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, disintesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,

dan memutuskan apa yang dapat diceritakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

40  

Peneliti menggunakan teknik deskriptif. Teknik ini digunakan untuk mengalisis

data hasil karangan siswa, karena peneliti hanya mendeskripsikan pola

pengembangan paragraf dan struktur paragraf. Langkah-langkah dalam menganalisis

data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Peneliti membaca karangan siswa dengan teliti.

2. Peneliti mengelompokkan hasil karangan deskripsi berdasarkan pola

pengembangan dan struktur paragraf yang digunakan.

3. Peneliti mengklasifikasikan dan memberikan kode di setiap paragraf yang

ditulis siswa berdasarkan pola pengembangan yang digunakan. Kode-kode

tersebut adalah sebagai berikut. Pola Peragraf Deduktif dengan kode PPD, Pola

Paragraf Induktif dengan kode PPI, Pola paragraf Deduktif-Induktif dengan

kode PPDI, Pola pengembangan Ineratif dengan kode PPIn. Pola

pengembangan tanpa kalimat utama dengan kode PPTKU. Pola Pengembangan

Perbandingan dengan kode PPP, Pola Pengembangan Pertanyaan dengan kode

PPT, Pola Pengembangan Sebab Akibat dengan kode PPSa, Pola

Pengembangan Contoh dengan kode PPCon, Pola Pengembangan Perulangan

dengan kode PPU, Pola Pengembangan Definisi dengan kode PPDe.

4. Setelah dilakukan pengelompokan dan pengkodean, peneliti melakukan

penghitungan pola pengembangan dan struktur paragraf. Untuk memudahkan

penghitungan peneliti membuat tabel yang dilengkapi dengan kode (01-17)

digunakan untuk menandai nomor urut siswa. Angka 1-3 digunakan untuk

menandai tahapan pengumpulan data, karena pengumpulan data dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

41  

dengan tiga tahap. Apabila disajikan secara lengkap, kode untuk pola

pengembangan paragraf deskripsi sebagai berikut. (01,1,{PPD}) dapat dibaca

bahwa siswa nomor urut satu membuat paragraf deskripsi pada tahap satu

dengan menggunakan pola pengembangan deduktif.

5. Setelah melakukan pengkodean, peneliti mulai menghitung dan menjumlah

pola pengembangan paragraf yang digunakan berdasarkan jenisnya. Untuk

memudahkan pembaca peneliti memasukkan hasil penghitungan ke dalam

tabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab empat ini mendeskripsikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan

secara keseluruhan. Analisis akan difokuskan pada pola pengembangan dan struktur

paragraf yang digunakan siswa dalam mengarang deskripsi.

A. Deskipsi Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa hasil karangan siswa kelas

IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo. Dari tiga tahap diperoleh 17

sumber data. Tahap pertama diambil pada tanggal 6 Juni 2012, tahap kedua diambil

pada tanggal 7 Juni 2012, dan tahap terakhir pada tanggal 8 Juni 2012. Total hasil

data yang diperoleh melalui tiga tahap itu adalah 41 karangan deskripsi, 11 paragraf

tidak dapat diteliti. Dari ketiga tahap itu peneliti menemukan pola pengembangan dan

struktur paragraf.

B. Analisis Data

Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai pola pengembangan dan struktur

paragraf pada karangan deskripsi siswa. Di bawah ini paparan mengenai hasil

penelitian.

42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

43  

1. Pola Pengembangan yang Digunakan Siswa Kelas IV SD Negeri Ngargosari

Penelitian berjudul “Pola Pengembangan dan Struktur Paragraf pada

Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo

Tahun Ajaran 2011/2012” dilakukan tiga tahap. Dari tiga tahap itu, peneliti

menemukan 10 pola pengembangan. Kesepuluh pola pengembangan itu yaitu, 1) Pola

Pengembangan Deduktif (PPD), 2) Pola Pengembangan Induktif (PPI),3) Pola

Pengembangan Pengulangan (PPU), 4) Pola Pengembangan Contoh (PPCon), 5) Pola

Pengembangan Definisi (PPDe), 6) Pola Pengembangan Deduktif-Induktif (PPDI),

7) Pola Pengembangan Sebab Akibat (PPSa), 8) Pola Pengembangan Perbandingan

(PPP), 9) Pola Pengembangan Pertanyaan (PPT), 10) Pola Pengembangan Ineratif

(PPIn).

2. Unsur Paragraf yang Digunakan Siswa Kelas IV SD Negeri Ngargosari

Penelitian berjudul “Pola pengembangan dan Struktur Paragraf pada

Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo

Tahun Ajaran 2011/2012, peneliti juga meneliti struktur paragraf yang digunakan

siswa dalam mengarang deskripsi. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan tiga

bentuk unsur paragraf. Ketiga bentuk unsur paragraf itu adalah (1) paragraf dengan

dua unsur (kalimat utama dan kalimat penjelas), (2) paragraf dengan tiga unsur

(kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi), (3) paragraf dengan tiga unsur

paragraf (kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

44  

C. Pembahasan

Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai hasil pembahasan pola

pengembangan dan struktur paragraf. Hasil pembahasan pola pengembangan dan

struktur paragraf sebagai berikut.

1. Pola Pengembangan Paragraf.

Pada penelitian ini ditemukan sepuluh pola pengembangan paragraf. Kesepuluh

pola itu adalah Pola Pengembangan Deduktif, Pola Pengembangan Induktif, Pola

Pengembangan Deduktif-Induktif, Pola Pengembangan Ineratif, Pola Pengembangan

Perbandingan, Pola Pengembangan Pertanyaan, Pola Pengembangan Sebab Akibat,

Pola Pengembangan Contoh, Pola Pengembangan Pengulangan, dan Pola

Pengembangan Definisi.

a) Pola Pengembangan Deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan pernyataan kalimat

topik berupa kesimpulan, kemudian disusul dengan sejumlah rincian yang

menjelaskan/mendukung kesimpulan tersebut. Berdasarkan data yang di peroleh,

peneliti menemukan paragraf yang menggunakan pola pengembangan deduktif pada

karangan deskripsi. Berikut contoh paragraf yang menggunakan pola pengembangan

deduktif.

(1) 1)Pak Prabowo adalah seorang dokter di rumah sakit Wates. 2)Pak Prabowo berusia 50 (lima puluh tahun). 3) Ia memakai baju putih lengan pendek. 4) Pak Prabowo salah satu dokter senior di rumah sakit Wates. 5) Pak Prabowo adalah dokter yang baik hati, ia suka menolong orang yang sakit. 6) Dan Pak Prabowo bekerja setiap hari senin sampai jumat.(05,3,{PPD}).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

45  

Kalimat (1) Pak Prabowo adalah seorang dokter di rumah sakit Wates.

Kalimat itu menginformasikan di rumah sakit Wates ada dokter yang bernama pak

prabowo. Kalimat (2) Pak Prabowo berusia 50 (Lima puluh tahun). Kalimat kedua

menginformasikan bahwa Pak Prabowo telah berumur 50 tahun. Kalimat (3) Ia

memakai baju putih lengan pendek. Kalimat ketiga menginformasikan Pak Prabowo

hari ini memakai baju putih lengan pendek. Kalimat (4) Pak Prabowo salah satu

dokter senior di rumah sakit wates. Kalimat empat menginformasikan bahwa Pak

Prabowo adalah dokter senior. Kalimat (5) Pak Prabowo adalah dokter yang baik

hati, ia suka menolong orang yang sakit. Kalimat kelima menginformasikan bahwa

Pak Prabowo baik hati dan suka menolong. Kalimat (6) Dan Pak Prabowo bekerja

setiap hari senin sampai jumat. Kalimat keenam menginformasikan Pak Prabowo

bekerja setiap hari senin sampai jumat.

Berdasarkan paparan di atas dapat di simpulkan bahwa kalimat utama terdapat

pada kalimat (1) yang menginformasikan bahwa di Rumah Sakit Wates ada seorang

dokter bernama Pak Prabowo. Kalimat (2—6) merupakan kalimat penjelas atau

pengembangan dari kalimat (1). Selain contoh di atas, pola pengembangan deduktif

yang lain dapat dilihat pada lampiran 3.

b) Pola Pengembangan Induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang dimulai dengan sejumlah kalimat

penjelas yang kemudian disimpulkan pada akhir paragraf. Berdasarkan data yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

46  

diperoleh, peneliti menemukan paragraf deskripsi menggunakan pola pengembangan

induktif. Berikut contoh paragraf dengan pola pengembangan induktif.

(2) 1)Kereta api penumpangnya juga banyak. 2) Kereta api itu warnanya orange. 3) Kereta api itu jendelanya juga sangat banyak, relnya juga sangat panjang sampai relnya melingkar. 4)Kereta api itu mengantarkan penumpang antar kota. 5)Sungguh menyenangkan naik kereta api itu. (04,1{PPI}).

Kalimat (1) kereta api penumpangnya juga banyak. Kalimat pertama

menginformasikan penumpang di kereta api banyak. Kalimat (2) Kereta api itu

warnanya orange. Kalimat kedua menginformasikan warna kereta api orange.

Kalimat (3) Kereta api itu jendelanya juga sangat banyak, relnya juga sangat

panjang sampai relnya melingkar. Kalimat ketiga menginformasikan kereta api itu

mempunyai candela banyak dan rel yang panjang sampai melingkar. Kalimat

(4) Kereta api itu mengantarkan penumpang antar kota. Kalimat keempat

menginformasikan kereta api sering mengantarkan penumpang antar kota. Kalimat

(5) Sungguh menyenangkan naik kereta api. Kalimat kelima menginformasikan

bahwa naik kereta api sangat menyenangkan.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat (1—4)

merupakan kalimat penjelas. Kalimat (1—4) menjelaskan ciri-ciri dari kereta api dan

kegunaannya. Kalimat (5) merupakan kalimat utama berupa kesimpulan dari kalimat

sebelumnya. Kalimat kelima menginformasikan naik kereta api sangat

menyenangkan. Selain contoh di atas, pola pengembangan induktif yang lain dapat

dilihat pada lampiran 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

47  

C. Pola Pengembangan Deduktif-Induktif

Paragraf Deduktif-Induktif adalah paragraf yang meletakkan kalimat topiknya di

awal paragraf dan diulangi pada akhir paragraf. Berdasarkan data yang diperoleh,

peneliti menemukan paragraf deskripsi dengan pola pengembangan deduktif-induktif.

Contoh paragraf dengan pola pengembangan deduktif-induktif sebagai berikut.

(3) 1)Di kebun ada sebuah pohon yang besar. 2) Buahnya berduri dan tajam. 3) Bau buah ini sangat menyengat di hidung. 4) Buah itu namanya buah durian. 5) Buah durian itu rasanya enak dan lezat sekali. 6) Buah durian itu berwarna kuning.(11,2,{PPCam}).

Kalimat (1) Di kebun ada sebuah pohon besar. Kalimat pertama

menginformasikan bahwa sebuah pohon besar tumbuh di kebun. Kalimat

(2) Buahnya berduri dan tajam. Kalimat kedua menginformasikan bahwa ciri buah

itu berduri dan tajam. Kalimat (3) Bau buah ini sangat menyengat di hidung. Kalimat

ketiga menginformasikan bahwa bau buah itu sangat terasa di hidung. Kalimat

(4) buah itu namanya buah durian. Kalimat keempat menginformasikan buah itu

bernama durian. Kalimat (5) Buah durian itu rasanya enak dan lezat sekali. Kalimat

kelima menginformasikan buah durian rasanya enak dan lezat. Kalimat (6) Buah

durian itu berwarna kuning. Kalimat keenam menginformasikan bahwa durian

warnanya kuning.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa paragraf ini memiliki dua

kalimat utama yaitu kalimat (1) dan (4). Seperti yang dipaparkan dalam bab II bahwa

kalimat utama dapat berada di awal kalimat, di tengah kalimat, dan di akhir kalimat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

48  

Kalimat (2, 5, 6) merupakan kalimat penjelas dari kalimat utama. Peneliti juga

menemukan pola pengembangan deduktif-induktif lain yang dilihat pada lampiran 3.

c) Pola Pengembangan Ineratif

Paragraf ineratif adalah paragraf yang menempatkan gagasan utama paragraf itu

di tengah-tengah paragraf. Dari pengertian di atas, peneliti menemukan paragraf

deskripsi dengan pola pengembangan ineratif dari data yang diperoleh. Contoh

paragraf dengan pola pengembangan ineratif sebagai berikut.

(4) 1) Buah durian bisa di jual dimana-mana. 2) Di dalamnya berwarna putih,

buahnya aneh. 3) Walau harganya mahal, orang tetap suka durian. 4) Isinya bisa

ditanam di kebun. 5) Durinya tajam-tajam dan panjang (14,2,{PPIn}).

Kalimat (1) Buah durian bisa di jual dimana-mana. Kalimat pertama

menginformasikan bahwa buah durian mudah ditemukan karena dijual dimana-mana.

Kalimat (2) di dalamnya berwarna putih, buahnya aneh. Kalimat kedua

menginformasikan daging durian berwarna putih. Kalimat (3) walau harganya

mahal, orang tetapa sukadurian. Kalimat tiga menginformasikan bahwa buah durian

ini diminati banyak orang walaupun mahal harganya. Kalimat (4) Isinya bisa ditanam

di kebun. Kalimat keempat menginformasikan bahwa isi durian dapat ditanam

kembali. Kalimat (5) durinya tajam-tajam dan panjang. Kalimat kelima

menginformasikan bahwa durian mempunyai duri yang panjang dan tajam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

49  

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa paragraf di atas termasuk jenis

paragraf ineratif karena kalimat utamanya terletak di tengah paragraf. Kalimat utama

terdapat pada kalimat (3). Kalimat pertama merupakan pengantar untuk menuju

puncak atau kalimat utamanya, sedangkan kalimat yang terletak setelah kalimat

utama merupakan kalimat penjelas.

d) Pola Pengembangan Perbandingan

Paragraf perbandingan adalah paragraf yang kalimat topik berisi perbandingan

dua hal, misalnya yang bersifat abstrak dengan yang bersifat konkret. Dari pengertian

di atas, peneliti menemukan paragraf deskripsi dengan pola pengembangan

perbandingan dari data yang diperoleh. Contoh paragraf dengan pola pengembangan

perbandingan sebagai berikut.

(5) 1) Buah durian itu unik. 2) Durian itu kulitnya tebal tetapi buahnya sedikit. 3) Rasanya enak, warnanya kuning tetapi harganya mahal. 4) Isi durian itu ada dua sampai empat lapis. 5) Pohonnya besar tetapi daunnya kecil. 6) Pohon durian itu tumbuh di kebun. (13,2,{PPP}).

Kalimat (1) Buah durian itu unik. Kalimat pertama menginformasikan bahwa

durian adalah buah yang unik. Kalimat (2) Durian itu kulitnya tebal tetapi buahnya

sedikit. Kalimat kedua menginformasikan bahwa kulit durian itu tebal tetapi

dagingnya sedikit. Kalimat (3) rasanya enak, warnanya kuning tetapi harganya

mahal. Kalimat ketiga menginformasikan bahwa buah durian itu enak, warnanya

kuning tetapi harganya mahal. Kalimat (4) Isi durian itu ada dua lapis sampai empat

lapis. Kalimat keempat menginformasikan bahwa isi durian bisa ada dua lapis atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

50  

empat lapis. Kalimat (5) pohonnya besar tetapi daunnya kecil. Kalimat kelima

menginformasikan bahwa pohon durian itu besar tetapi daunnya kecil. Kalimat

(6) pohon durian itu tumbuh di kebun. Kalimat keenam menginformasikan bahwa

durian tumbuhnya di kebun.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat (1) merupakan kalimat

utama yang menjelaskan bahwa buah durian itu unik. Kalimat (1—6) merupakan

kalimat penjelas atau pengembang dari kalimat utama yang berupa kalimat-kalimat

perbandingan.

e) Pola Pengembangan Pertanyaan

Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti menemukan paragraf deskripsi dengan

pola pengembangan pertanyaan. Paragraf pertanyaan adalah paragraf yang kalimat

topik yang dikembangkan dengan kalimat tanya dan kalimat berita. Contoh paragraf

dengan pola pengembangan pertanyaan sebagai berikut.

(6) 1) Taukah kamu buah durian? 2) Buah durian biasanya berwarna kuning dan rasanya enak, baunya harum dan berduri kulitnya. 3) Durian dibelah menjadi lima lapis. 4) Isi durian besar-besar kalau yang berwarna hijau belum matang. 5) Ciri-cirinya berwarna kuning, rasanya enak, berduri, baunya harum dan harus berhati-hati membelahnya dan harganya mahal. 6) Pohonnya besar-besar, biasanya durian rasanya pahit dan manis.(14,2,{PPT}).

Kalimat (1) Taukah kamu buah durian?. Kalimat pertama menginformasikan

bahwa ada sebuah pertanyaan mengenai buah durian. Kalimat (2) Buah durian

biasanya berwarna kuning dan rasanya enak, baunya harum dan berduri. Kalimat

kedua menginformasikan bahwa durian yang sudah matang berwarna kuning dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

51  

baunya harum. Kalimat (3) Durian dibelah menjadi lima lapis. Kalimat ketiga

menginformasikan bahwa buah durian dapat di belah menjadi 5 lapis. Kalimat (4) Isi

durian besar-besar kalau yang berwarna hijau belum matang. Kalimat keempat

menginformasikan bahwa buah durian yang berwarna hijau belum matang serta isi

dari durian matang besar-besar. Kalimat (5) ciri-cirinya berwarna kuning, rasanya

enak, berduri, baunya harum dan harus berhati-hati membelahnya dan harganya

mahal. Kalimat kelima menginformasikan bahwa ciri buah durian yaitu berduri,

rasanya enak, baunya harum dan mahal. Kalimat (6) Pohonnya besar-besar, biasanya

durian rasanya pahit dan manis.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat (1) merupakan kalimat

utama yang berupa pertanyaan. Selanjutnya, kalimat (2—6) merupakan kalimat

penjelas atau jawaban dari kalimat (1).

f) Pola Pengembangan Sebab Akibat

Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti menemukan paragraf deskripsi dengan

pola pengembangan sebab akibat. Paragraf sebab akibat adalah paragraf yang kalimat

topik yang dikembangkan dengan memberikan sebab atau akibat dari pernyataan

pada kalimat topik. Contoh paragraf deskripsi dengan pola pengembangan sebab

akibat sebagai berikut.

(7) 1) Gajah itu sangat besar. 2)Gajah makannya rumput. 3)Belalainya sangat panjang. 4)Gajah berkembang biak dengan beranak. 5)Gajah adalah hewan yang langka jadi harus dilindungi. 6)Gajah tempat tinggalnya di kebun binatang, karena banyak di buru orang untuk diambil gadingnya. (07,2,{PPSa}).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

52  

Kalimat (1) Gajah itu sangat besar. Kalimat pertama menginformasikan bahwa

gajah yang besar. Kalimat (2) Gajah makannya rumput. Kalimat kedua

menginformasikan bahwa gajah makan rumput. Kalimat (3) Gajah berkembang biak

dengan beranak. Kalimat ketiga menginformasikan bahwa gajah dapat

memperbanyak keturunan dengan beranak. Kalimat (4) Gajah adalah hewan yang

langka jadi harus dilindungi. Kalimat keempat menginformasikan bahwa gajah

adalah hewan langka yang harus dilindungi. Kalimat (5) Gajah tempat tinggalnya di

kebun binatang, karena banyak di buru orang untuk diambil gadingnya. Kalimat

kelima meginformasikan bahwa gajah dilindungi di kebun binatang karena banyak di

buru manusia.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat (1—4) merupakan kalimat

penjelas yang menyatakan sebab sedangkan kalimat (6) merupakan kalimat utama

yang menyatakan akibat, yaitu gajah banyak di buru maka ditempatkan di kebun

binatang.

g) Pola Pengembangan Contoh

Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti menemukan paragraf deskripsi dengan

pola pengembangan contoh. Paragraf contoh adalah paragraf yang dimulai dengan

kalimat topik kemudian kalimat topik itu dikembangkan dengan memberikan contoh-

contoh sehingga kalimat topik jelas pengertiannya. Contoh paragraf deskripsi dengan

pola pengembangan contoh sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

53  

(8) 1) Kereta api jendelanya juga sangat banyak. 2) Kereta api punya gerbong. 3) Kereta api itu mengangkut penumpang antar kota. 4) Contohnya ke Solo, Jakarta, Surabaya, dan lain-lain.5) Orang yang mau naik kereta api harus ke stasiun. (17,1,{PPCon}).

Kalimat (1) Kereta api jendelanya juga sangat banyak. Kalimat pertama

menginformasikan bahwa kereta api mempunyai jendela banyak. Kalimat (2) kereta

api punya gerbong. Kalimat kedua menginformasikan bahwa kereta api juga

mempunyai gerbong. Kalimat (3) Kereta api itu mengangkut penumpang antar kota.

Kalimat ketiga menginformasikan kereta api untuk mengantarkan penumpang antar

kota. Kalimat (4) contohnya ke Solo, Jakarta, Surabaya, dan lain-lain. Kalimat

keempat menginformasikan bahwa kota-kota yang dilalui kereta api seperti Solo,

Jakarta, Surabaya, dan lain-lain. Kalimat (5) Orang yang mau naik kereta api harus

ke stasiun. Kalimat kelima menginformasikan bahwa orang harus ke stasiun jika

ingin naik kereta api.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat (1—2) merupakan

kalimat penjelas yang menjelaskan bahwa kereta api mempunyai gerbong dan

candela yang banyak. Kalimat ketiga merupakan kalimat utama yang menjelaskan

bahwa kereta api sering mengantarkan penumpang antar kota. Begitu juga dengan

kalimat (4-5) merupakan kalimat penjelas dari kalimat (1) yang berupa contoh.

Peneliti juga menemukan pola pengembangan contoh lain yang dapat dilihat pada

lampiran 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

54  

h) Pola pengembangan Pengulangan

Seperti yang dijelaskan pada bab II, paragraf pengulangan adalah paragraf yang

kalimat topik yang dikembangkan dengan perulangan kata/kelompok kata atau

bagian-bagian kalimat yang penting. Berikut contoh pola pengembangan pengulangan

dalam karangan deskripsi.

(9) 1) Gajah itu sangat besar. 2) Gajah itu mempunyai belalai yang sangat panjang. 3) Belalai itu bisa digunakan untuk mencari makan dan minum. 4) Gajah itu mempunyai kaki empat dan bisa digunakan untuk berjalan. 5) Kaki gajah sangat besar. 6) Dia mempunyai ekor dibelakang. (05,2,{PPU}).

Kalimat (1) Gajah itu sangat besar. Kalimat (2) gajah itu mempunyai belalai

yang sangat panjang. Kalimat (3) Belalai itu bisa digunakan untuk mencari makan

dan minum. Ketiga kalimat di atas menginformasikan bahwa gajah besar itu

mempunyai belalai yang panjang untuk mencari makan dan minum. Kalimat

(4) Gajah itu mempunyai kaki empat dan bisa digunakan untuk berjalan. Kalimat

keempat menginformasikan bahwa gajah mempunyai kaki empat untuk berjalan.

Kalimat (5) kaki gajah sangat besar. Kalimat (6) Dia mempunyai ekor dibelakang.

Kedua kalimat tersebut menginformasikan bahwa gajah mempunyai ekor dan kaki

besar. Peneliti juga menemukan pola pengembangan pengulangan lain yang dapat

dilihat pada lampiran 3.

i) Pola Pengembangan Definisi

Paragraf definisi adalah paragraf yang memiliki suatu pengertian atau istilah

yang terkandung dalam kalimat topik. Istilah atau pengertian itu memerlukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

55  

penjelasan-penjelasan panjang agar maknanya dapat ditangkap oleh pembaca. Dari

pengertian di atas, peneliti menemukan paragraf deskripsi dengan pola

pengembangan definisi. Berikut contoh paragraf definisi dengan pola pengembangan

definisi.

(10) 1) Gajahnya ada bermacam-macam jenis. 2) Salah satunya gajah afrika yang ekornya juga panjang, telinganya tebal, telinganya besar. 3) Ada dua gajah warnanya abu-abu matanya hitam dan putih. 4) Gajah juga makan rumput seperti kambing, sapi, kerbau. 5) Gajah juga punya kuku. (04,2{PPDe).

Kalimat (1) Gajah ada bermacam-macam jenis. Kalimat pertama

menginformasikan bahwa gajah banyak jenisnya. Kalimat (2) Salah satunya gajah

afrika yang ekornya juga panjang, telinganya tebal, telinganya besar. Kalimat kedua

menginformasikan bahwa gajah afrika mempunyai ekor panjang, telinganya besar

dan tebal. Kalimat (3) Ada dua gajah warnanya abu-abu, matanya hitam dan putih.

Kalimat ketiga menginformasikan bahwa dua gajah berwarna abu-abu dan matanya

hitam dan putih. Kalimat (4) Gajah juga makan rumput seperti kambing, sapi,

kerbau. Kalimat keempat menginformasikan bahwa gajah makan rumput. Kalimat

(5) gajah juga punya kuku. Kalimat kelima menginformasikan bahwa kaki gajah ada

kukunya.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat (2) merupakan kalimat

utama yang menjelaskan tentang gajah afrika. Sedangkan kalimat (1,3,4,5)

merupakan kalimat penjelas yang memperjelas tentang definisi gajah Afrika. Peneliti

juga menemukan pola pengembangan definisi lain yang dapat dilihat pada lampiran

3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

56  

Dari kesembilan pola pengembangan di atas, pola pengembangan deduktif dan

induktif paling banyak digunakan siswa dalam membuat karangan deskripsi. Di

bawah ini dipaparkan tabel penggunaan pola pengembangan dalam karangan siswa.

Tabel 2

Pola Pengembangan yang Digunakan Siswa dalam Mengarang

No Pola Pengembangan Jumlah

1 Pola pengembangan deduktif 32 paragraf

2 Pola pengembangan induktif 13 paragraf

3 Pola pengembangan Deduktif-Induktif 3 paragraf

4 Pola pengembangan Ineratif 1 paragraf

5 Pola pengembangan contoh 1 paragraf

6 Pola pengembangan pengulangan 12 paragraf

7 Pola pengembangan sebab akibat 1 paragraf

8 Pola pengembangan perbandingan 1 paragraf

9 Pola pegembangan pertanyaan 1 paragraf

10 Pola pengembangan definisi 4 paragraf

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IV SD Negeri

Ngargosari dalam mengarang paragraf deskripsi banyak menggunakan pola

pengembangan deduktif. Hal tersebut terbukti siswa menggunakan pola

pengembangan deduktif sebanyak 32 paragraf. Hal ini di sebabkan tingkat

kemampuan siswa SD yang masih terbatas. Pada Bab II dijelaskan bahwa siswa kelas

IV SD Ngargosari masuk dalam kategori usia 9-10 tahun. Anak mulai mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

57  

hubungan waktu dan tempat serta sebab akibat. Faktor usia inilah yang menyebabkan

jalan pikiran anak yang masih terbatas. Anak belum bisa membayangkan benda yang

terlalu kompleks dan bervariasi. Sehingga dalam penelitian ini gambar yang

sederhana digunakan untuk memudahkan siswa dalam mengarang.

Selain itu, peneliti menemukan dalam satu paragraf terdapat dua pola

pengembangan. Misalnya sebuah paragraf dapat masuk ke dalam pola pengembangan

deduktif dikarenakan letak kalimat utama di awal paragraf. Namun, paragraf ini juga

menggunakan pola pengembangan perulangan karena kalimat yang selalu diulang-

ulang. Peneliti menafsirkan bahwa penyebab hal tersebut terjadi karena tingkat

pemahaman anak yang terbatas sehingga siswa dalam membuat kalimat

membutuhkan pemikiran yang cukup panjang dibandingkan anak SMP dan SMA.

2. Struktur Paragraf

Pada bagian ini akan dipaparkan struktur paragraf. Peneliti menemukan tiga

struktur paragraf pada karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari

meliputi 1) paragraf dengan dua unsur (kalimat utama dan kalimat penjelas),

2) paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas),

3) paragraf dengan tiga unsur paragraf (kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi).

a. Paragraf dengan Dua Unsur (kalimat utama dan kalimat penjelas)

Dari data yang diperoleh, peneliti menemukan paragraf yang terdiri dari dua

unsur paragraf. Kalimat itu terdiri dari kalimat utama dan kalimat penjelas. Di bawah

ini contoh paragraf yang terdiri dari dua unsur pada karangan deskripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

58  

(1) Kereta Api itu transportasi darat. Kereta api itu sangat panjang rodanya ada dua puluh empat. Kereta api itu ada roda, lampu, dan lain-lain. Kereta Api itu jalannya sangat cepat sekali. Kereta Api itu berhenti di stasiun. Kereta api itu berjalan di rel. (04,1,{PPU}).

Paragraf di atas memiliki dua unsur paragraf yaitu kalimat utama dan kalimat

penjelas. Di bawah ini paparan dari analisisnya.

1) Kereta Api itu transportasi darat.KU. 2) Kereta api itu sangat panjang

rodanya ada dua puluh empat. 3) Kereta api itu ada roda, lampu, dan lain-

lain. 4) Kereta Api itu jalannya sangat cepat sekali. 5) Kereta Api itu

berhenti di stasiun. 6) Kereta api itu berjalan di rel.KPj

Paragraf di atas memiliki dua unsur. Kalimat (1) merupakan kalimat utama yang

menjelaskan bahwa kereta api merupakan transportasi darat. Kalimat (2—6)

merupakan kalimat penjelas. Kalimat (2) menjelaskan kereta api itu rodanya ada dua

puluh empat. Kalimat (3) menjelaskan kereta api memiliki roda, lampu, dan lain-lain.

Kalimat (4) menjelaskan kereta api berjalan dengan cepat. Kalimat (5) menjelaskan

kereta api berjalan di atas rel. Selain paragraf di atas, paragraf dengan dua unsur

(kalimat utama dan kalimat penjelas) yang dapat dilihat pada lampiran 3.

b. Paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat

penegas).

Dari data yang diperoleh, peneliti menemukan paragraf yang terdiri dari tiga

unsur yaitu, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Berikut contoh

paragraf yang terdiri dari tiga unsur paragraf.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

59  

(2) Aku punya gajah yang besar. Gajahku telinganya besar dan hidungnya panjang. Gajahku kakinya ada empat dan besar semua. Aku senang punya gajah yang besar. (17,2,{PPD}).

Paragraf di atas memiliki tiga unsur paragraf yaitu kalimat utama, kalimat penjelas,

dan kalimat penegas. Berikut paparan dari analisisnya.

1) Aku punya gajah yang besar. KU. 2) Gajahku telinganya besar dan

hidungnya panjang. 3) Gajahku kakinya ada empat dan besar semua.KPj.

4) Aku senang punya gajah yang besar. KPg.

Kalimat (1) merupakan kalimat utama yang menjelaskan gajah itu besar. Kalimat

(2—3) merupakan kalimat penjelas. Kalimat (2) menjelaskan gajahnya bertelinga

besar dan hidungnya panjang. Kalimat (3) menjelaskan gajahnya mempunyai kaki

empat yang besar. Kalimat (4) merupakan kalimat penegas. Kalimat keempat

menjelaskan rasa senang memiliki gajah besar. Selain paragraf di atas, paragraf

dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat penegas) dapat dilihat

pada lampiran 3.

c. Paragraf dengan tiga unsur paragraf (kalimat utama, kalimat penjelas, dan

transisi)

Dari data yang diperoleh peneliti menemukan paragraf yang terdiri dari tiga

unsur paragraf. Kalimat itu terdiri dari kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi.

Di bawah ini contoh paragraf yang terdiri dari tiga unsur pada karangan deskripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

60  

(3) Karena waktu perkenalan sudah habis, bu Sri menerangkan perkalian dan pembagian. Bu sri dulu mengajar di SD Trayu. Bu Sri senang menjadi guru matematika karena menyenangkan. Guru yang sabar akan bisa mengajari murid yang bodoh. (02,3,{PPD}).

Paragraf di atas memiliki tiga unsur paragraf yaitu kalimat utama, kalimat penjelas,

dan transisi. Berikut paparan dari analisisnya.

1) Karena waktu perkenalan sudah habis, bu Sri menerangkan perkalian dan

pembagian. 2) Bu sri dulu mengajar di SD Trayu. 3) Bu Sri senang menjadi

guru matematika karena menyenangkan. KPj. 4) Guru yang sabar akan bisa

mengajari murid yang bodoh. KU.

Kalimat (1—3) merupakan kalimat penjelas. Di awal kalimat di awali dengan

kata transisi karena. Kalimat (1) menjelaskan Bu Sri menjelaskan perkalian dan

pembagian karena waktu sudah habis. Kalimat (2) menjelaskan Bu Sri pernah

mengajar di SD Trayu. Kalimat (3) Bu Sri yang suka menjadi guru matematika.

Kalimat (4) menjelaskan bahwa guru sabar dapat mengajari murid yang kurang

pintar.

Dari pembahasan transisi jarang digunakan dalam karangan siswa. hal ini karena

siswa belum mengetahui kegunaan dari transisi dan penempatannya. Siswa banyak

menggunakan kata penghubung namun tidak pada tempatnya. Berikut contoh

penggunaan kata penghubung yang berlebihan.

Pak Yanto naik kereta api. Kereta itu sangat panjang sekali. Banyak rodanya dan banyak pintunya. Kereta apinya berwarna hitam, dan kereta apinya berbentuk kotak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

61  

dan ada lebing. Ada banyak kaca. Pak Yanto menghitung rodanya ada 36, keretanya panjang sekali dan ada penumpangnya.

Dari kutipan di atas sangat jelas siswa banyak menggunakan kata penghubung

“dan” yang berlebihan dan tidak efektif. Selain paragraf di atas, paragraf dengan tiga

unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi) dapat dilihat pada lampiran 3.

Dari ketiga unsur paragraf di atas, siswa banyak menulis paragraf deskripsi

menggunakan dua unsur. Hal ini terjadi dikarenakan siswa kurang memahami materi

unsur-unsur paragraf. Selain itu tingkat pemahaman siswa yang terbatas membuat

materi unsur-unsur paragraf belum dijelaskan secara rinci.

Berdasarkan analisis pola pengembangan dan struktur paragraf, 11 paragraf

tidak dipakai oleh peneliti karena tidak sesuai dengan topik yang digunakan pada

penelitian. Berikut ini merupakan paragraf yang dianggap peneliti tidak sesuai dengan

tema.

Paragraf 1

Ada anak sedang belajar sepeda motor. Yang bernama C. Ronaldo. Ronaldo dibelikan motor oleh ayahnya. Ronaldo sedang belajar motor di lapangan. Dia dilatih oleh ayahnya di lapangan. Motor Ronaldo berwarna merah. Ronaldo besok Jumat ada balapan. Ronaldo sekarang sedang berlatih trel. Ronaldo disuruh memutari lapangan Banjor. Ronaldo disuruh memutari dengan kecepatan tinggi. Rodanya dua di depan dan belakang. Knalpotnya dibuat blobongan. Dia semakin cepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

62  

Paragraf 2

Mobil Erlin

Aku punya teman baru bernama Erlin, dia punya mobil. Dia punya mobil baru berwarna merah. Mobil Erlin bisa mengangkut barang. Erlin sangat senang sekali dan barang-barang yang berat bisa diangkut pakai mobil. Mobil Erlin sangat indah di dalamnya sangat rapi sekali. Erlin sering membersihkan barang-barang di dalam mobinya, kadang ia juga mencuci mobil.

Contoh paragraf di atas bukan paragraf deskripsi. Paragraf di atas melenceng

dari tema yaitu menulis paragraf deskripsi. Kedua paragraf di atas lebih mengarah

kepada paragraf narasi karena isinya mengisahkan atau menceritakan kegiatan yang

dilakukan.

Hasil karangan siswa dapat dianalisis berdasarkan struktur paragraf dan pola

pengembangannya, selain itu karangan tersebut dapat di analisis berdasarkan jenis

paragraf deskripsi. Seperti yang dipaparkan bab II, jenis paragraf deskripsi dibagi

menjadi dua bagian. Kedua jenis paragraf deskripsi yakni deskripsi sugestif dan

deskripsi ekspositoris. Peneliti hanya menemukan jenis deskripsi ekspositoris karena

paragraf ini tidak bertujuan menimbulkan daya khayal. Berikut contoh paragraf

deskripsi ekspositoris.

Durian di Kebun

(4) 1) Di kebun ada sebuah pohon besar. 2) Buahnya berduri dan tajam. 3) Bau buah ini sangat menyengat di hidung. 4) Buah itu namanya buah durian. 5) Buah durian itu rasanya enak dan lezat sekali. 6) Buah durian itu berwarna kuning. (11,2,{PPCam})

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

63  

Paragraf di atas merupakan salah satu contoh paragraf deskripsi ekspositoris.

Hal ini dibuktikan dari judul paragraf dan isi paragraf. Judul paragraf di atas adalah

“Durian di Kebun”. Judul tersebut membuktikan bahwa durian dapat ditemukan

di kebun. Hal lain yang membuktikan bahwa paragraf di atas adalah paragraf

deskripsi ekspositoris adalah isi paragraf. Seperti yang di paparkan bab II, paragraf

deskrispsi ekspositoris bertujuan memberikan identifikasi atau informasi objeknya

sehingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek

tadi. Dari pengertian di atas sangatlah jelas bahwa paragraf di atas termasuk paragraf

deskripsi ekspositoris.

Kalimat pertama menjelaskan dikebun ada sebuah pohon yang besar. Kalimat

kedua menjelaskan bahwa durian itu berduri dan tajam. Kalimat ketiga menjelaskan

bahwa durian yang matang baunya sangat menyengat. Kalimat keempat memberikan

penjelasan dari ciri-ciri pada kalimat sebelumnya buah itu bernama buah durian.

Kalimat kelima menjelaskan bahwa buah durian sangat lezat. Kalimat keenam

menjelaskan bahwa buah durian yang matang berwarna kuning.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

BAB V

PENUTUP

Bab enam merupakan bab penutup laporan penelitian ini. Bab ini mencakup

kesimpulan, implikasi, dan saran terhadap penelitian yang telah dilakukan dan

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti lain yang berkaitan dengan topik

penelitian.

A. Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik

kesimpulan bahwa dalam membuat paragraf deskripsi, siswa kelas IV SD Negeri

Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta menggunakan sepuluh pola

pengembangan paragraf, yaitu 1) Pola Pengembangan Deduktif (PPD), 2) Pola

Pengembangan Induktif (PPI), 3) Pola Pengembangan Deduktif-Induktif (PPDI),

4) Pola Pengembangan Ineratif, 5) Pola Pengembangan Pengulangan (PPU), 6) Pola

Pengembangan Contoh (PPCon), 7) Pola Pengembangan Sebab Akibat (PPSa),

8) Pola Pengembangan Pertanyaan (PPT), 9) Pola Pengembangan Perbandingan

(PPP), 10) Pola Pengembangan Definisi (PPDe).

Dari kesembilan pola tersebut pola pengembangan deduktif dan paling banyak

digunakan siswa yaitu sebanyak 32 paragraf. Hal tersebut terjadi karena tingkat

kemampuan berfikir siswa yang masih terbatas. Selain itu, berdasarkan analisis

peneliti tidak menemukan paragraf tanpa kalimat utama.

64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

65  

Berdasarkan analisis struktur paragraf, peneliti menemukan tiga struktur

paragraf pada karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari, yaitu

1) paragraf dengan dua unsur (kalimat utama dan kalimat penjelas), 2) paragraf

dengan tiga unsur paragraf (kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas),

3) paragraf dengan tiga unsur paragraf (kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi).

Berdasarkan analisis siswa banyak menggunakan dua unsur dalam karangannya. Hal

ini terjadi karena siswa belum dapat memahami materi unsur-unsur paragraf.

Berdasarkan hasil penelitian transisi belum banyak digunakan oleh siswa.

Peneliti menafsirkan bahwa siswa belum mengetahui keguanaan transisi dan

penempatannya. Siswa banyak menggunakan kata penghubung tidak sesuai dan

berlebihan sehingga kalimat dalam paragraf itu menjadi rancu.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Hasil penelitian menujukkan bahwa siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari sudah

menggunakan sepuluh jenis pola pengembangan. Kebanyakan siswa kelas IV SD

Negeri Ngagosari menggunakan pola pengembangan deduktif dalam karangannya.

Dari hasil penelitian, siswa belum banyak menggunakan pola pengembangan

perbandingan, petanyaan, dan sebab akibat . Oleh karena itu, pengajaran mengenai

paragraf deskripsi harus diberikan secara berulang-ulang agar siswa semakin

meningkatkan menulis paragraf dengan pola pengembangan yang beragam. Guru

juga harus memberikan contoh-contoh pola pengembangan paragraf yang belum

diketahui siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

66  

Selain pola pengembangan, siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari belum banyak

menggunakan unsur-unsur paragraf. Siswa kebanyakan menggunakan dua unsur

paragraf yaitu, kalimat utama dan kalimat penjelas. Pengajaran dalam membuat

paragraf, hendaknya memperhatikan unsur-unsur paragraf agar siswa memperoleh

pemahaman mengenai paragraf sehingga hasil belajar dapat tercapai. Dari hasil

penelitian menjukkan bahwa siswa belum memahami cara membuat paragraf yang

baik dari pola pengembangan, struktur paragraf, maupun ejaannya.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan implikasi di atas, peneliti memberikan beberapa

saran untuk guru bahasa Indonesia dan peneliti lain.

1. Guru Bahasa Indonesia

Guru bahasa Indonesia hendaknya memberikan penjelasan dan contoh macam

pola pegembangan dan unsur-unsur paragraf. Pelatihan menulis terus menerus akan

memudahkan siswa dalam menulis. Hal ini perlu dilakukan agar siswa tidak hanya

terfokus pada salah satu pola pengembangan saja tetapi dapat menggunakan pola

pengembangan yang lain, mengingat dari hasil penelitian pola pengembangan

deduktif dan induktif yang paling banyak digunakan siswa. Guru hendaknya

menekankan pentingnya ejaan dalam sebuah tulisan. Dengan memperhatikan ejaan,

maka diharapkan siswa terbiasa menulis dengan memperhatikan ejaan selain unsur-

unsur paragraf.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

67  

2. Peneliti lain

Bagi peneliti lain hasil pola pengembangan dan struktur paragraf deskripsi ini

diharapkan dapat menjadi bahan petimbangan bagi penelitian-penelitian yang akan

diadakan pada masa yang akan datang pada jenjang SMP dan SMA. Penelitian ini

juga bisa dikembangkan pada jenis paragraf yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

  

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa. Jakarta: Erlangga.

Alex & Achmad. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Rawamangun.

Arifin, E Zaenal dan Amran Tasai. 1984. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti

Keraf, Gorys. 1981. Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: Nusa Indah.

Maryani, Yani dan Mumu. 2002. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas 1, 2, dan 3SMU. Bandung: Pustaka Setia.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Nasucha, Yakub, Muhammad Rohmadi, Agus Budi Wahyudi. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Media Perkasa.

Pudyastuti, Maria. 2009. Pola Pengembangan Paragraf Deskripsi Berdasarkan Observasi yang Digunakan Siswa Kelas X SMA Santa Maria.Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Rahardi, Kunjana. 2009. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang. Yogyakarta: Erlangga.

Rahardi, Kunjana. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Erlangga.

Rahardi, Kunjana. 2010. Teknik-Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Ramlan, M. 1993. Paragraf, Alur Pikiran & Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset.

68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

69  

Sujanto. 1998. Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara untuk Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suwarna, Dadan. 2012. Ceradas Bahasa Indonesia, Berbahasa dengan Pemahaman dan Pendalaman. Tangerang: Jelajah Nusa.

Tarigan, Djago. 1987. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung: angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

The Liang Gie. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty.

Verawati, Hedwigis Risa. 2011. Pola Pengembangan dan Struktur Paragraf pada Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Kalibening, Dukun, Magelang, Tahun Ajaran 2010/2012. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Widjono. 2007. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Gramedia.

Widyamartaya, A. 1990. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius.

Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Gramedia.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

71  

Tabel 1

Tabel Kisi-kisi Pedoman Wawancara

Untuk Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

No Pertanyaan Jumlah

Butir Soal

Nomor

Pertanyaan

1 Jenis karangan yang disukai siswa 1 1

2 Kondisi siswa dalam pembelajaran membuat

karangan

1 2

3. Kesulitan yang dihadapi siswa saat mengarang 1 3

4. Kebiasaan siswa dalam membuat karangan 1 4

5. Media yang digunakan untuk mengarang 1 5

6. Minat siswa untuk membuat karangan 1 6

7. Keaktifan siswa dalam membuat karangan 1 7

8. Hal-hal yang menyebabkan siswa aktif mengarang 1 8

9. Motivasi siswa untuk membuat karangan 1 9

10 Hal-hal yang menyebabkan siswa termotivasi untuk

mengarang

1 10

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

72  

Hasil Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia

No Pertanyaan Jawaban Pertanyaan 1. Jenis karangan apa yang disukai

siswa?

Siswa menyukai jenis karangan narasi dan deskripsi. Karena di kelas IV siswa harus bisa mengarang deskripsi, maka siswa banyak mengarang deskripsi walaupun masih sederhana.

2. Bagaimana kondisi siswa dalam

pembelajaran membuat

karangan?

Ada beberapa siswa yang aktif dan pintar dalam mengarang, namun ada siswa yang susah jika di suruh mengarang,

3. Apa kesulitan yang dihadapi

siswa saat mengarang?

Kesulitan siswa dalam mengarang yaitu siswa belum bisa merumuskan ide-ide yang dimilikinya ke dalam paragraf yang baik.

4. Bagaimana kebiasaan siswa

dalam membuat karangan

Siswa selalu melihat benda-benda yang ada sekitarnya untuk memudahkan mereka dalam membuat paragraf, selain itu siswa selalu membuat judul terlebih dahulu kemudian paragraf inti.

5. Media apa yang digunakan

untuk mengarang?

Untuk memudahkan dalam mengarang, guru menggunakan media gambar yang objektif dan sederhana. Siswa kelas IV masih membutuhkan gambar-gambar yang sederhana karena mereka masih kesulitan dalam membuat paragraf.

6. Bagaimana minat siswa untuk

membuat karangan?

Sebagian siswa sangat senang dan berminat dalam mengarang namun ada siswa yang kurang berminat dalam mengarang.

7. Bagimana keaktifan siswa dalam

membuat karangan

Saat ini semua siswa kelas IV aktif dalam mengarang, walupun ada beberapa hasil karangan kurang memuaskan.

8. Hal-hal yang sajakah yang

menyebabkan siswa aktif

mengarang?

Siswa aktif mengarang jika mendapatkan pujian dari guru. Selain itu, mendapatkan nilai bagus dan hadiah membuat siswa aktif mengarang.

9. Apa motivasi siswa untuk

membuat karangan?

Motivasi siswa jika mendapatkan nilai bagus, mendapatkan hadiah, dan pujian dari guru.

10 Apa yang membuat siswa mudah

dalam mengarang?

Gambar yang digunakan masih sederhana dan mudah dipahami oleh siswa. Selain itu, gambar dekat dengan lingkungan anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

73

LAMPIRAN 2

PETUNJUK MENGERJAKAN

Pilihlah gambar yang kamu sukai, kemudian tuliskan yang ada dalam gambar dengan

ketentuan sebagai berikut:

1. Tuliskan ciri-ciri dari gambar itu!

2. Rangkailah ciri-ciri gambar itu ke dalam beberapa paragraf dengan bahasa yang baik dan

benar!

3. Kumpulkan kepada guru jika sudah selesai!

Soal 1

A. Mobil

B. Kereta Api

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

74  

C. Sepeda motor

Soal II

A. Durian

B. Gajah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

75  

Soal III

A. Dokter

 

 

B. Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

76  

Lampiran Lembar Jawab

Nama :

Nomor :

Kelas :

SD :

………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

77

LAMPIRAN 3

DAFTAR KARANGAN SISWA

No Nama Siswa Judul Karangan Keterangan 1. Ade Kurniawan Kereta Api BD 2. Cristian Tuwuh Kawiargo Di Lapangan ada Sebuah

Anak TD

3. Tri Wijayanto Mobil Baru BD 4. Ahmad Alfin Hidayat Kereta Api BD 5. Avi Lupi Rinasti Mobil-Mobilan Baru TD 6. Erika Indriyani Mobil Erlin TD 7. Erlin Prastika Dewi Mobil Rika TD 8. Gabriel Yudha Putra Pradana Mobil Indra BD 9. Indra Yudha Perdana Mobil Baru Milik Ade TD 10. Milzam Maqinudin Mobil Baru Zulfan TD 11. Muhammad Khanif

Kurniawan Mobil Milzam TD

12. Raden Dhimas Ageng Pambudhi

Bermain Mobil BD

13. Siwi Nur Pratiwi Mobil Zulfan TD 14. Umi Nur Rahmatin Stasiun Kereta Api BD 15. Utia Nafisa Rahmatin Mobil Baru BD 16. Yusuf Zulfan Hasyim Mobil Baru Milik Milzam BD 17. Bagas Anggit Prastyo Kereta Api BD 18. Ade Kurniawan Gajah Dewasa BD 19. Cristian Tuwuh Kawiargo Beli Durian BD 20. Tri Wijayanto Durian BD 21. Ahmad Alfin Hidayat Gajah yang Besar BD 22. Avi Lupi Rinasti Gajah BD 23. Erika Indriyani Gajah BD 24. Erlin Prastika Dewi Gajah Milik Rika BD 25. Gabriel Yudha Putra Pradana Gajahku BD 26. Indra Yudha Perdana Gajah di Kebun Binatang BD 27. Milzam Maqinudin Durian BD 28. Muhammad Khanif

Kurniawan Durian di Kebun BD

29. Raden Dhimas Ageng Pambudhi

Gajah BD

30. Siwi Nur Pratiwi Durian BD 31. Umi Nur Rahmatin Durian BD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

78

32. Utia Nafisa Rahmatin Durian TD 33. Yusuf Zulfan Hasyim Gajah yang Besar BD 34. Bagas Anggit Prastyo Gajah Punyaku BD 35. Ade Kurniawan Dokter yang Baik Hati BD 36. Cristian Tuwuh Kawiargo Guru Baru Matematika BD 37. Tri Wijayanto Guru Baru BD 38. Ahmad Alfin Hidayat Dokter yang Baik Hati TD 39. Avi Lupi Rinasti Dokter Memeriksa Pasien BD 40. Erika Indriyani Guru Baik BD 41. Erlin Prastika Dewi Dokter yang Baik Hati BD 42. Gabriel Yudha Putra Pradana Dokter yang Baik Hati BD 43. Indra Yudha Perdana Dokter yang Baik Hati BD 44. Milzam Maqinudin Guru Baru TD 45. Muhammad Khanif

Kurniawan Dokter yang Baik Hati BD

46. Raden Dhimas Ageng Pambudhi

Guru Baru BD

47. Siwi Nur Pratiwi Guru Baru di SDN Ngargosari

BD

48. Umi Nur Rahmatin Guru Baru BD 49. Utia Nafisa Rahmatin Dokter yang Baik BD 50. Yusuf Zulfan Hasyim Kakakku Dokter BD 51. Bagas Anggit Prastyo Guru yang Mulia BD

Keterangan:

TD : Tidak Bisa Diteliti

BD :Bisa Diteliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

Hasil Analisi Pola Pengembangan dan Struktur Paragraf

NO Judul Karangan

Unsur Utama transisi Pola Pengembangan

Paragraf

Kode Kal. Utama, Kal. Penjelas, Kal. Penegas

1. Kereta Api Pak Yanto naik kereta api.KU Kereta itu sangat panjang sekali. Banyak rodanya dan banyak pintunya. Kereta apinya berwarna hitam, dan kereta apinya berbentuk kotak dan ada lebing. Ada banyak kaca. Pak Yanto menghitung rodanya ada 36, keretanya panjang sekali dan ada penumpangnya.KPj

PPD (01, 1, {PPD})

Kereta api ada masinisnya. Kereta api berjalan di atas rel dan di dekat kereta api ada lampu untuk penerangan. Rel kereta api berwarna coklat. KPj.Kereta api adalah alat transportasi darat yang banyak disukai orang.KU. Setiap hari raya pasti banyak penumpang.KPg.

PPI/ PPU (01,1,{PPI}, {PPU})

2. Mobil Baru Mobil baru itu milik Pak Ade. Mobil Pak Ade sangat bagus sekali.KU. Mobil dia berwarna merah. Mobil itu sangat canggih sekali mempunyai roda 4 (empat) dan ada lampu 2 (dua) di depan mobil itu.KPj

PPD (03,1,{PPD})

3. Kereta Api Kereta Api itu transportasi darat.KU. Kereta api itu sangat panjang rodanya ada dua puluh empat. Kereta api itu ada roda, lampu, dan lain-lain. Kereta Api itu jalannya sangat cepat sekali. Kereta Api itu berhenti di stasiun. Kereta api itu berjalan di rel.KPj

PPU/PPD (04,1, {PPU}, {PPD})

Kereta api penumpangnya juga banyak. Kereta api itu warnanya orange. Kereta api itu jendelanya juga sangat banyak, relnya juga sangat panjang sampai relnya melingkar.Kereta api itu mengantarkan penumpang antar kota. KPj.Sungguh menyenangkan naik kereta api itu. KU.

PPI (04,1,{PPI})

Kalau penumpang mau naik kereta api harus membayar Kalau PPI (04,1,{PPI})

79  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

karcis. Kereta api juga mengantarkan penumpang antar provinsi juga. Kereta api juga banyak punya gerbong yang lebar dan panjang. Pintunya juga banyak.KPj. Kereta api adalah benda yang luar biasa. KU.

4. Mobil Indra Mobil Indra yang baru.KU. Mobil indra warnanya merah putih. Mobil Indra bermerk terkenal. Jok mobil Indra berwarna hita m. Mobil indra baru dibelikan ayahnya, indra sangat senang sekali punya mobil baru. Indra mau bermain mobil-mobilan dengan riang, senang, dan gembira. Indra gembira karena menaiki mobil.KPj

PPD (08,1, {PPD})

Mobil Indra mempunyai roda dua di depan, dua dibelakang. Mobil Indra mempunyai lampu 4 di depan dan dibelakang. Indra baru pertama kali dibelikan mobil-mobilan sama ayahnya yang baik hati.KPj .Indra senang karena dibelikan mobil-mobillan.KU

PPI (08,1,{PPI})

5. Bermain Mobil

Andi sedang bermain mobil barunya dibelikan oleh ayahnya.KU Andi sangat senang sekali karena mobilnya sangat bagus sekali berwarna hitam. Mobil itu mempunyai empat roda di depan dan di belakang. Ada lampu juga di depan dan dibelakang. KPj

PPD (12,1, {PPD})

6. Stasiun Kereta Api

Di stasiun ada banyak kereta api. Kereta api adalah alat transportasi darat.KU. Kereta api mempunyai banyak roda dan ada cendela, pintu, lampu, klakson, dan lain-lain. Disamping kereta api ada tiang, di dekat klaksonnya ada asap. Kereta api bisa mengangkut orang, barang, dan mobil. KPj

PPD (14,1, {PPD})

Kereta api mempunyai banyak gerbong. KU. Ada gerbong 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12. Di dalam kereta api ada penjual makanan dan minuman. Kereta api berjalan dengan cepat sekali dan membunyikan klaksonnya. Banyak penumpang yang memasuki kereta api. Bahan bakar kereta api adalah arang, warna kereta

PPD (14,1,{PPD})

80  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

api adalah biru putih, di dalam kereta api tidak boleh merokok dan membuang sampah di dalamnya.KPj.

7. Mobil Baru Mobil Indra baru. KU. Mobil indra berwarna hijau. Mobil diberi paman. Indra sangat senang karena punya mobil baru. Indra diberikan mobil baru oleh pamannya. Mobil indra mempunyai kaca, roda, sepion, setir dan ada lampunya.KPj. Indra senang karena diberikan oleh pamannya. KPg

PPD (15,1, {PPD})

8. Mobil Baru Milzan dibelikan ayahnya mobil-mobilan baru. KU. Mobil baru milik milzam rodanya ada empat dan lampu di depan ada dua. Milzam menaiki mobil barunya dengan sangat gembira sekali. KPj

PPD (16,1,{PPD})

9. Kereta Api Kereta api itu sangat panjang. Kereta api rodanya banyak sekali. Kereta api adalah transportasi darat.KU. Kereta api itu jalannya cepat sekali. Kereta api berhenti di stasiun. Kereta api berjalan di rel.KPj.

PPD (17,1,{PPD})

Kereta api jendelanya juga sangat banyak. Kereta api punya gerbong. Kereta api itu mengangkut penumpang antar kota. KU. Contohnya ke Solo, Jakarta, Surabaya, dan lain-lain.Orang yang mau naik kereta api harus ke stasiun. KPj.

PPCon (17,1,{PPCon})

10. Gajah Dewasa

Gajah itu sangat besar. KU. Gajah itu mempunyai belalai yang sangat panjang. Belalai itu bisa digunakan untuk mencari makan dan minum. Gajah itu mempunyai kaki empat dan bisa digunakan untuk berjalan. Kaki gajah sangat besar. Dia mempunyai ekor dibelakang. KPj

PPU (01,2,{PPU})

11. Beli Durian Durian itu kulitnya dilapisi duri. Saya suka durian karena manis. KU.Rasanya manis dan lezat sekali. Saya suka membeli satu karung. Saya dan kakak membeli yang sangat kuning. Saya suka karena bentuknya bagus. Isinya besar dan dagingnya manis. KPj.

PPU (02,2,{PPU})

12. Durian Durian yang enak itu milik Pak Budi. KU. Pak Budi beli di pasar durian. Durian itu enak sekali dan duriannya

PPD (03,2,{PPD})

81  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

berwarna kuning. Durian itu berduri jadi harus hati-hati jika membelahnya.KPj

13. Gajah yang Besar

Di kebun binatang saya melihat gajah. KU. Belalainya panjang, kakinya ada empat, matanya ada dua, badannya besar, kakinya besar. Ada taringnya. Taringnya dua panjang, warnanya putih. KPj

PPD (04,2,{PPD})

Gajahnya ada bermacam-macam jenis. Salah satunya gajah afrika yang ekornya juga panjang, telinganya tebal, telinganya besar. KU.Ada dua gajah warnanya abu-abu matanya hitam dan putih. Gajah juga makan rumput seperti kambing, sapi, kerbau. Gajah juga punya kuku. KPj

PPDe (04,2,{PPDe})

Gajah itu kotor dan bau sekali tapi gajah itu kotorannya bisa dimanfaatkan sebagai pembersih lantai dan pupuk. Gajah makanannya tiga kali sehari. Gajah makannya banyak. Gajah juga punya anak. Anak gajah itu lucu. Gajah juga bisa diperlombakan . Gajah juga suka mengamuk kalau dipaksa-paksa. KPj.Kita juga harus melindungi gajah karena gajah termasuk satwa dilindungi.KU.

PPU (04,2,{PPU})

14. Gajah Waktu itu aku melihat gajah. KU. Gajah ini belalainya panjang, telinganya besar, tanduknya dua, matanya dua, ekornya satu, kakinya empat, dan badannya kuat. Gajah itu suka makan rumput, dan buah-buahan yang segar. KPj. Aku akan memberi makan buah apel yang segar. KU.

Waktu itu PPDI (05,2,{PPDI})

15. Gajah Gajah itu bertubuh besar. KU.Belalainya panjang, matanya ada dua. Dan kakinya ada empat. Badannya lebar. Gajah berwarna abu-abu. Gajah itu kulitnya tebal, gajah itu punya anak. Saya melihat gajah itu yang belalainya panjang. Gajah suka memakan tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. KPj

PPD (06,2,{PPD})

16. Gajah milik Gajah itu sangat besar. Gajah makannya rumput. PPSa/PPU (07,2,{PPSa},

82  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

Rika Belalainya sangat panjang. Gajah berkembang biak dengan beranak. Gajah adalah hewan yang langka jadi harus dilindungi. KPj. Gajah tempat tinggalnya di kebun binatang, karena banyak di buru orang untuk diambil gadingnya.KU.

{PPU})

Gajah itu berwarna abu-abu. Telinganya sangat besar dan ada dua telinga. Matanya ada dua. Kakinya empat dan ekornya panjang. Mempunyai kulit tebal dan hangat.KPj. Jadi jika melihat gajah dengan dekat harus berhati-hati. KU

PPI (07,2,{PPI})

17. Gajahku Gajah yang kunaiki sama keluargaku berwarna hitam. KU. Gajah yang kunaiki sangat besar. Gajah yang kunaiki belalainya panjang, telinga yang besar ada dua, kaki ada empat, mata ada dua dan lain-lain. Gajah itu sudah memiliki anak dua.KPj.

PPD (08,2,{PPD})

18. Gajah di Kebun Binatang

Gajah yang besar. KU. Gajah yang ada di kebun binatang sangat besar dan gemuk. Gajah mempunyai gading yang cukup besar. Gajah juga punya belalai yang panjang. KPj.

PPU (09,2,{PPU})

Gajah yang gemuk. KU.Gajah mempunyai telinga yang lebar dan agak tebal. Gajah mempunyai dua mata, dan gajah mempunyai empat kaki dan satu ekor yang cukup panjang. KPj.

PPU (09,2,{PPU})

19. Durian Buah ini bernama durian. KU. Durian ini berwarna kuning. Durian ini tumbuhnya di kebun dan pohonnya besar. Durian ini rasanya enak. Durian ini ada durinya dan tajam. Durian bisa dibelah menjadi 4 bagian. Isi durian banyak. KPj.

PPU (10,2,{PPU})

20. Durian di Kebun

Di kebun ada sebuah pohon yang besar. KU. Buahnya berduri dan tajam. Bau buah ini sangat menyengat di hidung.KPj. Buah itu namanya buah durian. KU. Buah durian itu rasanya enak dan lezat sekali. Buah durian itu berwarna kuning. KPj.

PPDI (11,2,{PPDI})

83  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

Buah durian ini isinya besar. Buah durian ini biasanya dibelah menjadi dua bahkan buah durian ini bisa dibelah menjadi lima bagian. Buah durian ini hidupnya di tempat yang luas dan sejuk. KPj.Walaupun buah ini harganya mahal tapi buah ini diminati orang –orang asing. KU.

PPU (11,2, {PPU})

21. Gajah Gajah itu sangat besar. KU. Belalainya sangat panjang, dan gadingnya panjang ada dua, kakinya besar ada empat. Telinganya besar ada dua. Matanya ada dua, warnanya hitam. KPj.

PPD (12,2,{PPD})

Seperti hewan-hewan lain gajah itu makanannya rumput.KU. Gajah mempunyai ekor yang panjang. Badan gajah sangat besar sekali seperti raksasa yang sangat besar. Gajah juga makan buah-buahan. KPj.

Seperti PPD (12, 2,{PPD})

22. Durian Buah durian itu unik.KU. Durian itu kulitnya tebal tetapi buahnya sedikit. Rasanya enak, warnanya kuning tetapi harganya mahal. Isi durian itu ada dua sampai empat lapis. Pohonnya besar tetapi daunnya kecil. Pohon durian itu tumbuh di kebun.KPj.

PPP (13,2,{PPP})

Walaupun harganya mahal tetapi banyak yang suka dengan buah durian. Membelah durian harus perlahan-lahan karena berduri. Durian sangat enak rasanya. KPj. Durian memang banyak disukai orang.KU

Walaupun PPI (13,2,{PPI})

23. Durian Taukah kamu buah durian?KU.Buah durian biasanya berwarna kuning dan rasanya enak, baunya harum dan berduri kulitnya. Durian dibelah menjadi lima lapis. Isi durian besar-besar kalau yang berwarna hijau belum matang. Ciri-cirinya berwarna kuning, rasanya enak, berduri, baunya harum dan harus berhati-hati membelahnya dan harganya mahal. Pohonnya besar-besar biasanya durian rasanya pahit dan manis. KPj.

PPT/ PPDe (14,2,{PPT}, {PPDe})

Buah durian bisa di jual dimana-mana. Di dalamnya berwarna putih, buahnya aneh. Walau harganya mahal, orang tetap suka durian.KU. Isinya bisa ditanam di kebun.

PPI / PPIn (14,2,{PPI}, {PPIn})

84  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

Durinya tajam-tajam dan panjang . KPj. 24. Gajah yang

Besar Di kebun binatang ada seekor gajah. KU. Gajah itu sangat besar sekali. Gajah itu mempunyai dua mata, gajah warna abu-abu. Di sana gajah dirawat dengan baik. Gajah itu dimandiin dan dikasih makan.KPj

PPD (16,2,{PPD})

Makanannya adalah rumput dan buah-buahan. Gajah mempunyai empat ekor kaki, dua ekor gading, telinganya sangat besar sekali. KPj. Gajah itu sangat besar. KU.

PPI (16,2,{PPI})

25. Gajah punyaku

Aku punya gajah yang besar. KU. Gajahku telinganya besar dan hidungnya panjang. Gajahku kakinya ada empat dan besar semua.KPj. Aku senang punya gajah yang besar. KPg.

PPD (17,2, {PPD})

Gajahku suka makan rumput. Gajahku punya gading dua. Ekornya pendek dan warnanya abu-abu. Gajahku bertelinga lebar dan besar.KPj. Gajahku memang hewan yang besar. KU.

PPI (17,2,{PPI})

26. Dokter yang Baik Hati

Pak Yanto adalah seorang dokter di Rumah Sakit Samigaluh. KU.Pak Yanto memakai baju berwarna putih. Setiap hari senin sampai sabtu Pak Yanto bekerja di rumah sakit. Pak Yanto dokter yang baik hati sehingga pasien banyak yang mengantri. Pak Yanto berusia 45 tahun. Rambutnya berwarna hitam dan kumisnya berwarna hitam. KPj.

PPD (01,3,{PPD})

27. Guru Baru Matematika

SD Totogan mempunyai guru yaitu guru matematika.Guru itu bernama Bu Sri.KU. Bu Sri masih muda. Bu Sri guru yang cerdas. Rambutnya panjang dan kulitnya putih. Pagi ini bu guru memakai rok pendek, pakai kacamata. Bu Guru sangat tertib, berangkat pagi. Guru itu cantik dan muda. KPj.

PPD (02,3,{PPD})

Karena waktu perkenalan sudah habis, bu Sri menerangkan perkalian dan pembagian. Bu sri dulu mengajar di SD Trayu. Bu Sri senang menjadi guru

Karena PPI (02,3,{PPD})

85  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

matematika karena menyenangkan. KPj. Guru yang sabar akan bisa mengajari murid yang bodoh. KU.

28. Guru Baru SD Negeri 121 Jakarta mempunyai guru baru. Guru itu bernama Bu Sari. KU.Bu Sari mengajar kelas V (lima) dan dia masih muda. Bu Sari memakai baju berwarna coklat lengan pendek dan rok panjang. Dia mengenalkan namanya kepada anak-anak. Bu guru memakai sepatu berwarna hitam. KPj.

PPD (03,3,{PPD})

29. Dokter Memeriksa Pasien

Pak Prabowo adalah seorang dokter di Rumah Sakit Wates. KU.Pak Prabowo berusia 50 (lima puluh tahun). Ia memakai baju putih lengan pendek. Pak Prabowo salah satu dokter senior di Rumah Sakit Wates. Pak Prabowo adalah dokter yang baik hati, ia suka menolong orang yang sakit. Dan Pak Prabowo bekerja setiap hari senin sampai jumat. KPj.

PPD (05,3,{PPD})

Pak Dokter memakai baju putih lengan pendek, berkaca mata, berkumis, dan berambut putih. Pak dokter itu sangat baik dia juga suka berbagi lelucon kepada para pasiennya. Ternyata pasien itu sakit sesak nafas dan harus dirawat di rumah sakit. Di rumah sakit ada meja, tirai, dan candela.KPj. Pak Prabowo memang dokter yang hebat.KU.

PPI (05,3,{PPI})

30. Guru Baik SD Ngargosari mempunyai guru yang baik hati bernama Bu Titik. KU. Bu Titik memakai jilbab. Bu Titik suka mengajar Bahasa Indonesia. Bu Titik sedang memegang kertas karangan, dan dibelakang Bu Titik ada kursi dan meja. Rambut Bu Titik pendek. Bu Titik sayang sama anak-anak. KPj.

PPD (06,3,{PPD})

31. Dokter yang Baik Hati

Pak Prabowo adalah seorang dokter di Rumah Sakit Sarjito. KU. Pagi ini Pak Prabowo kedatangan pasien-

PPDe/PPD (07,3,{PPDe}, {PPD})

86  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

pasien yang sedang sakit tipes. Pak Prabowo kesusahan untuk mengatasinya. Ciri-ciri Pak Prabowo yaitu memakai kacamata, memakai baju warna putih, adakumisnya warna hitam, rambutnya warna hitam. Di lehernya ada stetoskop untuk memeriksa pasien. KPj.

32. Dokter yang Baik Hati

Pak Anton adalah seorang dokter di Rumah Sakit Jogja. KU. Pak Anton usianya 55 tahun. Rambutnya hampir putih dan mempunyai kumis. Setiap minggu sampai sabtu Pak Anton bekerja di rumah sakit. Pak Anton adalah dokter yang mulia dan baik hati sehingga banyak pasien yang merasa aman bila diperiksa. KPj.

PPD (08,3,{PPD})

33. Dokter yang Baik Hati

Pak Prabowo adalah seorang dokter di Rumah Sakit Wates. KU. Pak Prabowo berusia 56 tahun. Rambutnya putih dan berkumis. Setiap hari senin sampai jumat Pak Prabowo bekerja di rumah sakit. Pak Prabowo memakai baju putih lengan panjang. Pak Prabowo sangat baik hati. Pak Prabowo sedang memeriksa pasiennya. KPj.

PPD (09,3,{PPD})

34. Guru Baru SD Ngargosari mempunyai guru baru. Guru itu bernama Bu Fitri. KU.Bu Fitri masih muda. Rambutnya panjang dan berkulit putih. Pagi ini Bu Fitri memakai baju coklat lengan panjang dan rok pendek. Bu Fitri sangat anggun dengan sepatu hak tinggi yang dipakainya. Wajahnya bulat membuat terlihat guru itu masih muda. KPj.

PPD (10,3,{PPD})

35. Dokter yang baik hati

Pak Prabowo adalah seorang dokter di Rumah Sakit Wates. KU.Pak Prabowo sudah berusia 56 tahun. Pak Prabowo mendapatkan pasien yang bernama Doni. Doni di rawat di rumah sakit karena demam. Pak Prabowo buka praktek jam 05.00 sampai jam 17.00 sore. Pak Prabowo sudah berkumis putih, rambutnya juga putih. Pak Prabowo bekerja di rumah sakit wates setiap hari senin sampai sabtu. KPj.

PPD/PPU (11,3,{PPD}, {PPU})

87  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

36. Guru Baru SD Ngargosari mempunyai guru baru bernama Bu Titik. KU. Bu Titik masih muda. Ia mengenalkan namanya. Ia berusia 40 tahun. Ia sedang menerangkan pelajaran IPS. Ia memakai baju berwarna coklat lengan pendek dan rok pendek. Bu titik anggun dengan hak tinggi yang dipakainya. KPj.Ia berambut pendek. Wajahnya yang bulat membuat terlihat guru itu masih muda. KPg.

PPD (12,3,{PPD})

Bu Titik menunjukkan gambar dan memulai pelajaran tentang gambar itu. Rumah Bu Titik dekat dengan Balai Desa. Ia suka pelajaran IPS, teman-teman juga suka pelajaran IPS. Pelajaran IPS membuat pintar karena mudah diingat setiap hari. Teman-teman jelas dengan penjelasan Bu Guru. KPj. Akhirnya pelajaran sekolah hari ini berakhir dengan ceria dan menyenangkan. KU.

PPI (12,3,{PPI})

37. Guru Baru di SDN Ngargosari

SD Ngargosari mempunyai guru baru. Guru itu bernama Bu Marul. KU.Bu Marul masih muda. Bu Marul suka memakai kerudung warna putih. Pagi ini Bu Marul memakai baju coklat lengan panjang dan rok panjang. KPj.Bu Marul sangat baik sekali. KPg.

PPD (13,3,{PPD})

Bu Marul memang istimewa.KU.Wajahnya cantik dan wajah Bu Marul bulat. Dia memakai kacamata. Bu Marul memakai sepatu hak yang tinggi. Bu Marul mulai pelajaran Bahasa Inggris. Bu Marul menunjukkan gambar yang akan dijelaskan. Suara yang keras membuat aku dan teman-teman dengar dan paham apa yang dikatakan Bu Marul. KPj.Akhirnya pelajaran sekolah selesai karena penjelasan Bu Marul keras dan jelas dan menyenangkan untuk didengar.KU.

PPDI (13,3,{PPDI})

Sebelum memulai palajaran Bu Titik bercerita dahulu.Kata Bu Titik, ia pindah karena dekat dengan rumah. KPj.Bu Titik bercerita mempunyai penyakit asma, jadi ia minta pindah tempat mengajar.KU.

Sebelum PPI (13,3,{PPI})

38. Guru Baru SD Ngargosari mempunyai guru baru. KU. Guru itu PPD (14,3,{PPD})

88  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

bernama Bu Titik. Bu Titik masih muda, memakai kacamata, rambutnya pendek berkulit putih, memakai baju coklat lengan pendek, dan rok pendek. Bu Titik sangat menyukai sepatu hak tinggi yang dipakainya. Wajahnya yang bulat, hidungnya mancung, dan masih muda dan cantik. KPj.

39. Dokter yang Baik

Dokter itu adalah orang yang baik. KU. Ia bisa mengobati berbagai macam penyakit. Seperti penyakit asma, tipes, kanker, batuk, pilek, dan lain-lain. Dokter juga bermacam-macam. Ada dokter gigi, dokter bedah, dokter hewan, dan lain-lain. KPj.Dokter selalu akan membantu orang yang sakit. KPg.

PPDe (15,3,{PPDe})

Dokter bekerja di puskesmas atau di rumah sakit. Dokter sering membawa stetoskop untuk memeriksa pasien. Jika pasien sudah diperiksa, maka ia akan di berikan resep obat.KPj. Dokter adalah orang yang paling ahli mengobati orang sakit. KU.

PPI (15,3,{PPI})

40. Kakakku Dokter

Aku mempunyai kakak seorang dokter. KU.Ia sangat cantik sekali. Kakak sering memakai jas warna putih. Rambut kakak yang panjang sering ia ikat dengan penjepit rambut. Kakak berangkat pukul 07.00 pulang pukul 21.00. KPj.Kakakku memang dokter yang hebat.KU. Kakak kadang tidak pulang jika ada pasien yang dioperasi. Kakak kadang memakai rok pendek kadang memakai celana panjang. Kakak selalu membawa tas kotak warna hitam jika berangkat kerja. KPj.

PPDI (16,3,{PPDI})

Kakakku tidak memandang orang. Kakak selalu membantu orang yang sakit. Contohnya saat tetanggaku berobat tapi tidak bisa membayar kakak tidak minta bayaran.KPj. Kakak memang dokter yang baik hati.KU.

PPCon (16,3,{PPCon})

41. Guru yang Mulia

Guru itu sangat mulia. KU. Ia mengajar murid-murid agar menjadi pintar. Guru mengajar dari pagi sampai siang, ada juga yang mengajar sampai sore. Dan guru

PPDe

(17,3,{PPDe})

89  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

90  

ada bermacam-macam. Ada guru matematika, guru bahasa Indonesia, guru olahaga, guru agama, dan lain-lain. Guru selalu berpakaian rapi. KPj. Kemarin guru-guru memakai baju coklat semua karena hari senin. Guru selalu memakai sepatu hak tinggi yang perempuan. Guru mengajarkan kami banyak hal. Guru tidak pernah putus asa mengajari kami sampai paham. KPj.Guru memang orang yang sangat berjasa.KU.

Kemarin PPI (17,3,{PPI})

Keterangan :

KU : Kalimat Utama

KPj : Kalimat Penjelas

KPg : Kalimat Penegas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

91  

Tabel Kode Pola Pengembangan dan Struktur Paragraf

No Pola Pengembangan

dan unsur paragraf

Kode

1. Pola Pengembangan

Deduktif

(01,1,{PPD}), (03,1,{PPD}),(08,1,{PPD}),

(12,1{PPD}),(14,1,{PPD}),

(15,1,{PPD}),

(16,1,{PPD}), (17,1,{PPD}), (03,2,{PPD}),

(04,2,{PPD}), (06,2,{PPD}), (08,2,{PPD}),

(12,2,{PPD}), (12,2,{PPD}), (16,2,{PPD}),

(17,2{PPD}), (01,3,{PPD}), (02,3,{PPD}),

(02,3,{PPD}), (03,3,{PPD}), (05,3,{PPD}),

(06,3,{PPD}), (08,3,{PPD}), (09,3,{PPD}),

(10,3,{PPD}), (11,3,{PPD}), (12,3,{PPD}),

(13, 3,{PPD}), (14,3,{PPD}).

2. Pola pengembangan

Induktif

(01,1,{PPI}), (04,1,{PPI}), (08,1,{PPI}),

(07,2,{PPI}), (13,2,{PPI}), (14,2,{PPI}),

(16,2{PPI}), (05,3,{PPPI}), (12,3,{PPI}),

(13,3,{PPI}). (15,3,{PPI}), (17,3{PPI})

3. Pola pengembangan

Deduktif-Induktif

(16,3,{PPDI})

4. Pola pengembangan

contoh

(16,3,{PPCon}).

5. Pola pengembangan

pengulangan

(04,1,{PPU}), (01,2,{PPU}), (02,2{PPU}),

(04,2,{PPU}), (09,2,{PPU}), (09,2,{PPU}),

(10,2,{PPU}), (11,2,{PPU}).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

92  

6. Pola pengembangan

definisi

(15,3{PPDe}), (17,3,{PPDe})

7. Paragraf dengan dua

unsur

(01,1,{PPD}), (03,1,{PPD}), (04,1,{PPU}),

(04,1, {PPI}), (08,1,{PPD}), (08,1,{PPI}),

(12,1,{PPD}), (14,1,{PPD}), (16,1,{PPD}),

(17,1,{PPD}), (17,1,{PPCon}), (01,2,{PPU}),

(02,2,{PPU}), (03,2,{PPD}), (04,2,{PPD}),

(04,2,{PPDe}), (04,2,{PPU}), (06,2,{PPD}),

(07,2,{PPSa}), (07,2,{PPI}), (08,2,{PPD),

(09,2,{PPU}), (10,2,{PPU}), (11,2,{PPDI}),

(11,2,{PPU}), (12,2,{PPD}), (13,2,{PPP}),

(14,2,{PPT}), (14,2,{PPI}), (16,2,{PPD}),

(16,2,PPD}), (17,2,{PPI}), (01,3,{PPD}),

(02,3,{PPD}), (02,3,PPD}), (03,3,{PPD}),

(05,3,{PPD}), (05,3,{PPI}), (06,3,{PPD),

(07,3,{PPD}). (15,3,{PPI}), (16,3,{PPCon}),

(17,3,{PPDe})

8. Paragraf dengan tiga

unsur (kalimat utama,

kalimat penjelas, dan

kalimat penegas)

(01,1,{PPI}), (15,1,{PPD}).(15,3,{PPDe})

9. Paragraf dengan tiga

unsur (kalimat utama,

kalimat penjelas, transisi)

(05,2,{PPCam}), (12,2,{PPD}), (13,2,{PPI}),

(13,3,{PPI}). (17,3,{PPI}).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

93  

Contoh kode (05,2,{PPDI})

Keterangan:

1. Huruf pertama menunjukkan nomor urut siswa dari nomor 1-17. Jadi 05

menunjukkan siswa yang berada di urutan lima.

2. Huruf kedua menunjukkan tahap penelitian. Penelitian dilakukan tiga tahap.

Jadi, angka 2 menujukkan tahap kedua penelitian dilakukan.

3. Huruf ketiga menunjukkan pola pengembangan. PPDI menujukkan bahwa

paragraf di atas menggunakan pola pengembangan deduktif-induktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

10 2035 Mil nudin

SPd.

olah

KEHADIRAN SISWA

Nomor Nomor Urut Nama September1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 22

1 2023 Ade Kurniawan2 2024 Cristian Tuwuh Kawiargo3 2025 Tri Wijayanto4 2026 Ahmad Alfin Hidayat5 2028 Avi Lupi Rinasti6 2030 Erika Indriyani7 2032 Erlin Prastika Dewi8 2033 Gabriel Yudha Putra Perdana9 2034 Indra Yudha Perdana10 2035 Milzam Maqinudinzam Maqi11 2036 Muhamad Khanif Kurniawan12 2037 Raden Dhimas Ageng Pambudi13 2039 Siwi Nur Pratiwi14 2040 Umi Nur Rahmatin15 2041 Utia Nafisa Rahmatin16 2042 Yusuf Zulfan Hasyim17 2043 Bagas Anggit Prastyo

Kepala Sek Guru Kelas

Haryanto, Yuwono, SPd.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan

100  

BIODATA PENULIS

Juwang Listriani lahir di Kulon Progo pada tanggal 10 Juli

1990. Memulai pendidikan formal di TK Marsudi Luhur dan

diselesaikannya tahun 1996. Ia melanjutkan pendidikan di

SD Totogan dan diselesaikannya pada tahun 2002. Setelah

lulus, ia melanjutkan pendidikan di SLTP N 1 Samigaluh dan

lulus tahun 2005. Pendidikan SMA ditempuh di SMA Negeri

1 Kalibawang lulus tahun 2008. Tahun 2008 ia melanjutkan pendidikan lagi di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP), Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa,

Sastra Indonesia, dan Daerah. Tugas akhir diselesaikan dengan menulis skripsi

berjudul “Pola Pengembangan dan Struktur Paragraf pada Karangan Deskripsi Siswa

Kelas IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Tahun Ajaran 2011/2012”.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI