48
Dosen Pengampu: Dr. Drs. Chotib, M.Si. Disusun oleh : Lidya Sri Yeni/ 1506783395 S2KK Mhs Sem 1, Semester Gasal, 2015 - 2016 Teknik dan Analisis Demografi I

Population Distribution Sumatera Barat 2010

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Population Distribution Sumatera Barat 2010

Citation preview

Page 1: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Dosen Pengampu:

Dr. Drs. Chotib, M.Si.

Disusun oleh:

Lidya Sri Yeni/1506783395

S2KK Mhs Sem 1, Semester Gasal, 2015-2016

Teknik dan Analisis Demografi I

Page 2: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Pendahuluan

Pembangunan Yang

Berorientasi

Dinamika

Kependudukan

Komposisi

Penduduk

Jumlah Dan

Distribusi

Penduduk

Formula

𝐷𝑒𝑓𝑙𝑎𝑡𝑜𝑟 𝐺𝐷𝑃 =𝐺𝐷𝑃𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙

𝐺𝐷𝑃𝑟𝑖𝑖𝑙

Persebaran penduduk

dapat memberikan

gambaran besarnya alokasi

jumlah penduduk menurut

wilayah, yang akan

berhubungan dengan arah

dan tujuan perencanaan

pembangunan.

Jumlah penduduk di

suatu wilayah tidaklah

tetap, namun akan selalu

berubah

Page 3: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Indikator PersebaranPenduduk

Page 4: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Indikator Persebaran Penduduk (1)• Persebaran Penduduk berdasarkan Kepadatan Penduduk

• Analisis Persebaran Penduduk Provinsi Sumatera Barat Menurut Kepadatan Penduduk Kasar (Crude population density)

• Analisis Persebaran Penduduk Provinsi Sumatera Barat Menurut Kepadatan Penduduk Fisiologis (Physiological density)

• Analisis Persebaran Penduduk Provisi Sumatera Barat Menurut Kepadatan Penduduk Agraris (Agriculture density)

• Persebaran Penduduk berdasarkan Distribusi Persentase

• Angka Urbanisasi Provinsi Sumatera Barat

Page 5: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Indikator Persebaran Penduduk (2)• Persebaran Penduduk berdasarkan Rasio Koefisien Gini

• Persebaran Penduduk berdasarkan Rank Size Rule

• Persebaran Penduduk berdasarkan Indeks Primasi

• Persebaran Penduduk berdasarkan Dissimilarity index

• Persebaran Penduduk berdasarkan Location quotients

• Persebaran Penduduk berdasarkan Moran’s I

Page 6: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Kepadatan PendudukKasar

Page 7: Population Distribution Sumatera Barat 2010

7

Kepadatan Penduduk Kasar (Crude Population Density)

Ukuran ini mencerminkan banyaknya penduduk per satuan luas. Luas yang dipakai sebagai penyebut adalah luas daratan suatu pulau atau suatu wilayah yang bersangkutan tanpa membedakan daerah yang tandus atau subur.

𝐶𝑃𝐷 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑊𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ (𝑘𝑚2

Page 8: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Tabel 1. Kepadatan Penduduk Kasar Provinsi Sumatera Barat menurut Kabupaten dan Kota

Tahun 2010

8

No Kabupaten/ Kota Luas Wilayah (Km2)

Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk Kasar

(1) (2) (3) (4) (5)Kabupaten

01 Kepulauan Mentawai 6.011,35 76.173 12,6702 Pesisir Selatan 5.794,95 429.246 74,0703 Solok 3.738,00 348.566 93,2504 Sijunjung 3.130,80 201.823 64,4605 Tanah Datar 1.336,00 338.494 253,3606 Padang Pariaman 1.328,79 391.056 294,2907 Agam 2.232,30 454.853 203,7608 Lima Puluh Kota 3.354,30 348.555 103,9109 Pasaman 3.947,63 253.299 64,1610 Solok Selatan 3.346,20 144.281 43,1211 Dharmasraya 2.961,13 191.422 64,6412 Pasaman Barat 3.887,77 365.129 93,92

Kota71 Kota Padang 694,96 833.562 1199,4472 Kota Solok 57,64 59.396 1030,4673 Kota Sawah Lunto 273,45 56.866 207,9674 Kota Padang Panjang 23 47.008 2043,8375 Kota Bukittinggi 25,24 111.312 4410,1476 Kota Payakumbuh 80,43 116.825 1452,5177 Kota Pariaman 73,36 79.043 1077,47

Jumlah 42.297,30 4.846.909 114,59

Sumber: Sensus Penduduk (SP) 2010.

Berdasarkan data yang pada tabel tersebut. dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk kasar (CPD) tertinggi Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010 berada di wilayah Kota Bukittinggi. Sedangkan wilayah tingkat dua yang angka kepadatan penduduk kasarnya paling rendah berada di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Page 9: Population Distribution Sumatera Barat 2010

0,00

500,00

1.000,00

1.500,00

2.000,00

2.500,00

3.000,00

3.500,00

4.000,00

4.500,00

KE

PA

DA

TA

N P

EN

DU

DU

K K

AS

AR

KABUPATEN/KOTA

Gambar 1. Pola Kepadatan Penduduk Kasar Provinsi Sumatera Barat menurut Kabupaten dan Kota

Tahun 2010

Adanya kesenjangan angka kepadatan penduduk kasar antar kabupaten/kota digambarkan dengan lebih terkonsentrasinya penduduk pada wilayah kota dibandingkan wilayah kabupaten. Kemungkinan adanya pertumbuhan penduduk di wilayah kota yang selalu menunjukan peningkatan yang terus menerus akibat dari pesatnya perkembangan ekonomi melalui perkembangan industri, pertumbuhan sarana dan prasarana jalan di wilayah kota.

Page 10: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Kepadatan Fisiologis

Page 11: Population Distribution Sumatera Barat 2010

KEPADATAN PENDUDUK FISIOLOGIS

(PHYSIOLOGICAL DENSITY)

Kepadatan penduduk fisiologis menggambarkan banyaknya penduduk terhadapsejumlah luas lahan pertanian, melalui ukuran ini secara tidak langsung dapatdiketahui jumlah penduduk yang bergantung terhadap lahan pertanian sehingga dapatdiketahui perbandingan kebutuhan penduduk akan pangan. Adanya konversi lahansecara besar-besaran dari pertanian ke pengembangan perumahan, pusatperbelanjaan dan fasilitas kehidupan masyarakat lainnya dianggap menjadi penyebabmakin tingginya angka kepadatan penduduk fisiologis.

𝑃𝐷 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛 (𝑘𝑚2

Page 12: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Tabel 2. Kepadatan Penduduk Fisiologis Provinsi Sumatera Barat menurut Kabupaten dan Kota

Tahun 2010

12Sumber: Sensus Penduduk (SP) 2010.

Selama tahun 2010, angka kepadatan penduduk fisiologis tertinggi di Kota Bukittinggi dimana puncak tertinggi pada tahun 2010 diangka 27.828, artinya terdapat 27.828 jiwa untuk setiap 1 km2 lahan pertanian. Secara tidak langsung angka ini mengindikasikan kemampuan suatu lahan pertanian terkait pemenuhan kebutuhan pangan penduduk di suatu wilayah.

No Kabupaten/ Kota Luas Lahan

Pertanian (km2)

Jumlah

Penduduk

Kepadatan Penduduk

Fisiologis

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten

01 Kepulauan Mentawai 21,76 76.173 3.500,60

02 Pesisir Selatan 307,75 429.246 1.394,79

03 Solok 235,61 348.566 1.479,42

04 Sijunjung 116,72 201.823 1.729,12

05 Tanah Datar 229,04 338.494 1.477,88

06 Padang Pariaman 242,69 391.056 1.611,34

07 Agam 286,61 454.853 1.587,01

08 Lima Puluh Kota 222,17 348.555 1.568,87

09 Pasaman 225,05 253.299 1.125,52

10 Solok Selatan 92,7 144.281 1.556,43

11 Dharmasraya 92,78 191.422 2.063,18

12 Pasaman Barat 148,4 365.129 2.460,44

Kota

71 Kota Padang 70,6 833.562 11.806,83

72 Kota Solok 8,74 59.396 6.795,88

73 Kota Sawah Lunto 17,72 56.866 3.209,14

74 Kota Padang Panjang 6,9 47.008 6.812,75

75 Kota Bukittinggi 4 111.312 27.828,00

76 Kota Payakumbuh 27,72 116.825 4.214,47

77 Kota Pariaman 28,18 79.043 2.804,93

Jumlah 2.385,14 4.846.909 2.032,13

Page 13: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Gambar 2. Pola Kepadatan Fisiologis Provinsi Sumatera Barat menurut Kabupaten dan Kota

Tahun 2010Peningkatan kepadatan penduduk secara fisiologis dapat disebabkan karena semakin tingginya persentase konversi lahan pertanian. Jika hal ini tidak mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah setempat, dikhawatirkan dimasa yang akan datang akan terjadi kerawanan pangan. Terlihat bahwa pada tahun 2010, terdapat dua wilayah yang kepadatan penduduk fisiologisnya tinggi, yaitu Kota Bukittinggi dan Padang Panjang.

0,00

5.000,00

10.000,00

15.000,00

20.000,00

25.000,00

30.000,00

Pa

sa

man

Pe

sis

ir S

ela

tan

Tan

ah

Da

tar

So

lok

So

lok S

ela

tan

Lim

a P

ulu

h K

ota

Ag

am

Pa

da

ng P

ari

am

an

Siju

nju

ng

Ju

mla

h

Dh

arm

asra

ya

Pa

sa

man

Ba

rat

Ko

ta P

ari

am

an

Ko

ta S

aw

ah

Lu

nto

Ke

pu

laua

n…

Ko

ta P

aya

ku

mb

uh

Ko

ta S

olo

k

Kota

Pad

ang…

Ko

ta P

ad

ang

Ko

ta B

ukittin

ggi

Ke

pa

da

tan

Fis

iolo

gis

Kabupaten/Kota

Page 14: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Kepadatan Agraris

Page 15: Population Distribution Sumatera Barat 2010

KEPADATAN PENDUDUK AGRARIS

(AGRICULTURE DENSITY)Ukuran ini mencerminkan banyaknya petani per satuan luas lahan pertanian.

𝐴𝐷 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑡𝑎𝑛𝑖

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛 (𝑘𝑚2

Page 16: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Tabel 3. Kepadatan Penduduk Agraris Provinsi Sumatera Barat menurut Kabupaten dan Kota

Tahun 2010

16Sumber: Sensus Penduduk (SP) 2010.

Tabel tersebut menggambarkan angka kepadatan penduduk agraris Provinsi Sumatera Barat pada rentang waktu 2010. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa pada tahun 2010 Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki angka kepadatan penduduk agraris tertinggi se-Provinsi Sumatera Barat dan yang terendah terdapat di Kota Pariaman.

No Kabupaten/ KotaLuas Lahan

Pertanian (km2)

Jumlah

Petani

Kepadatan Penduduk

Agraris

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten

01 Kepulauan Mentawai 21,76 27.103 1.245,54

02 Pesisir Selatan 307,75 88.009 285,98

03 Solok 235,61 100.673 427,29

04 Sijunjung 116,72 47.099 403,52

05 Tanah Datar 229,04 71.614 312,67

06 Padang Pariaman 242,69 54.247 223,52

07 Agam 286,61 85.199 297,26

08 Lima Puluh Kota 222,17 89.970 404,96

09 Pasaman 225,05 79.318 352,45

10 Solok Selatan 92,7 38.816 418,73

11 Dharmasraya 92,78 51.414 554,15

12 Pasaman Barat 148,4 99.010 667,18

Kota

71 Kota Padang 70,6 19.892 281,76

72 Kota Solok 8,74 2.307 263,96

73 Kota Sawah Lunto 17,72 5.837 329,40

74 Kota Padang Panjang 6,9 1.624 235,36

75 Kota Bukittinggi 4 1.413 353,25

76 Kota Payakumbuh 27,72 8.354 301,37

77 Kota Pariaman 28,18 4.301 152,63

Jumlah 2.385,14 876.200 367,36

Page 17: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Gambar 3. Pola Kepadatan Penduduk Agraris Provinsi Sumatera Barat

menurut Kabupaten dan Kota Tahun 2010

Gambar tersebut menggambarkan pola kepadatan penduduk secara agraris Provinsi Sumatera Barat. Kemungkinan adanya migrasi penduduk dari kabupaten/kota lain di dalam maupun luar Provinsi Sumatera Barat menyebabkan adanya peningkatan pembangunan infrastruktur masyarakat melalui konversi lahan pertanian. Hal ini secara tidak langsung merubah pola tatanan kehidupan masyarakat yang di masa dulu menjadikan lahan pertanian sebagai sumber penghidupan utama sekarang bergeser menjadi sektor-sektor lain, misalnya perdagangan, jasa dan transportasi.

0,00

200,00

400,00

600,00

800,00

1.000,00

1.200,00

1.400,00

Kepadata

n P

enduduk A

gra

ris

Kabupaten/Kota

Page 18: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Distribusi Penduduk

Page 19: Population Distribution Sumatera Barat 2010

PERSEBARAN PENDUDUK BERDASARKAN

DISTRIBUSI PERSENTASE.

19

Ukuran persebaran penduduk yang paling sederhana adalah distribusi

persentase penduduk. Penghitungan distribusi persentase yaitu dengan

membandingkan jumlah penduduk suatu kabupaten/kota terhadap jumlah

seluruh penduduk di suatu propinsi tanpa memperhatikan luas wilayah.

Ukuran ini diperlukan karena terkadang sulit untuk membayangkan distri

busi penduduk menurut wilayah jika yang digunakan adalah jumlah abso

lut penduduk. (BPS, 2014)

𝐷𝑃 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒 𝑛 𝐾 𝑜𝑡𝑎

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖𝑥 100%

Page 20: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Tabel 4. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Distribusi Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2010

20Sumber: Sensus Penduduk (SP) 2010.

Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah total penduduk Provinsi Sumatera Barat adalah 4.846.909 jiwa. Terlihat dari tabel tersebut bahwa Kota Padang menjadi Kota dengan distribusi penduduk yang paling besar yaitu sebesar 17,20%, sedangkan distribusi penduduk yang terendah berada pada wilayah Kota Padang Panjang dengan persentase sebesar 0,97%.

No Kabupaten/ KotaLuas Wilayah

(Km2)

Jumlah

Penduduk

Distribusi Persentase

Penduduk

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten

01 Kepulauan Mentawai 6.011,35 76.173 1,57

02 Pesisir Selatan 5.794,95 429.246 8,86

03 Solok 3.738,00 348.566 7,19

04 Sijunjung 3.130,80 201.823 4,16

05 Tanah Datar 1.336,00 338.494 6,98

06 Padang Pariaman 1.328,79 391.056 8,07

07 Agam 2.232,30 454.853 9,38

08 Lima Puluh Kota 3.354,30 348.555 7,19

09 Pasaman 3.947,63 253.299 5,23

10 Solok Selatan 3.346,20 144.281 2,98

11 Dharmasraya 2.961,13 191.422 3,95

12 Pasaman Barat 3.887,77 365.129 7,53

Kota

71 Kota Padang 694,96 833.562 17,20

72 Kota Solok 57,64 59.396 1,23

73 Kota Sawah Lunto 273,45 56.866 1,17

74 Kota Padang Panjang 23 47.008 0,97

75 Kota Bukittinggi 25,24 111.312 2,30

76 Kota Payakumbuh 80,43 116.825 2,41

77 Kota Pariaman 73,36 79.043 1,63

Jumlah 42.297,30 4.846.909 100,00

Page 21: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Gambar 4. Pola Distribusi Penduduk Provinsi Sumatera Barat menurut Kabupaten dan Kota

Tahun 2010

Kepulauan Mentawai; 76.173; 1,57%

Pesisir Selatan; 429.246; 8,86%

Solok; 348.566; 7,19%

Sijunjung; 201.823; 4,16%

Tanah Datar; 338.494; 6,98%

Padang Pariaman; 391.056; 8,07%

Agam; 454.853; 9,38%

Lima Puluh Kota; 348.555; 7,19%

Pasaman; 253.299; 5,23% Solok Selatan; 144.281; 2,98%

Dharmasraya; 191.422; 3,95%

Pasaman Barat; 365.129; 7,53%

Kota Padang; 833.562; 17,20%

Kota Solok; 59.396; 1,23%

Kota Sawah Lunto; 56.866; 1,17%

Kota Padang Panja; 47.008; 0,97%

Kota Bukittinggi; 111.312; 2,30%

Kota Payakumbuh; 116.825; 2,41%

Kota Pariaman; 79.043; 1,63%

Page 22: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Angka Urbanisasi

Page 23: Population Distribution Sumatera Barat 2010

ANGKA URBANISASI

23

𝐴𝑈 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑜𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑆𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑊𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑥 100%

Angka urbanisasi dalam analisis disini adalah angka yang menunjukkan jumlah

proporsi penduduk yang tinggal didaerah-daerah perkotaan dibandingkan

dengan total penduduk di suatu wilayah.

Page 24: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Tabel 5. Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan serta Angka Urbanisasi Provinsi Sumatera Barat

menurut Kabupaten dan Kota Tahun 2010

24Sumber: Sensus Penduduk (SP) 2010.

Ada perbedaan yang cukup mencolok antara angka urbanisasi kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Barat, angka urbanisasi kota jauh lebih tinggi dari angka urbanisasi kabupaten. Angka urbanisasi untuk kota-kota di Provinsi Sumatera Barat antara 62,36% sampai dengan 100%, sedangkan angka urbanisasi di kabupaten berkisar antara 5,35% sampai 37,31 %.

No Kabupaten/ KotaPenduduk

Perkotaan

Penduduk

Perdesaan

Angka

Urbanisasi

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten

01 Kepulauan Mentawai 6.878 69.295 9,03

02 Pesisir Selatan 42.784 386.462 9,97

03 Solok 18.658 329.908 5,35

04 Sijunjung 29.834 171.989 14,78

05 Tanah Datar 76.328 262.166 22,55

06 Padang Pariaman 127.676 263.380 32,65

07 Agam 150.703 304.150 33,13

08 Lima Puluh Kota 34.329 314.226 9,85

09 Pasaman 32.611 220.688 12,87

10 Solok Selatan 30.775 113.506 21,33

11 Dharmasraya 71.423 119.999 37,31

12 Pasaman Barat 55.191 309.938 15,12

Kota

71 Kota Padang 799.750 33.812 95,94

72 Kota Solok 58.312 1.084 98,17

73 Kota Sawah Lunto 35.464 21.402 62,36

74 Kota Padang Panjang 44.787 2.221 95,28

75 Kota Bukittinggi 111.312 0 100,00

76 Kota Payakumbuh 91.279 25.546 78,13

77 Kota Pariaman 59.728 19.315 75,56

Jumlah 1.877.822 2.969.087 38,74

Page 25: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Gambar 5. Pola Angka Urbanisasi Penduduk di Provinsi Sumatera Barat

menurut Kabupaten dan Kota Tahun 2010

Kota Bukit tinggi memiliki angka urbanisasi 100% diikuti oleh Kota Solok yang mencapai angka 98,17%. Kota Padang dan Kota Padang Panjang memiliki angka urbanisasi yang hampir sama yaitu 95,94% untuk Kota Padang, dan 95,28% untuk Kota Padang Panjang. Sedangkan untuk dua kabupaten/kota yang memiliki angka urbanisasi terendah adalah Kabupaten Solok (5,35%) dan Kabupaten Kepulauan Mentawai (9,03%).

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

Solo

k

Kep

ula

uan

Men

taw

ai

Lim

a P

ulu

h K

ota

Pes

isir

Sel

atan

Pas

aman

Siju

nju

ng

Pas

aman

Bar

at

Solo

k Se

lata

n

Tan

ah D

atar

Pad

ang

Par

iam

an

Aga

m

Dh

arm

asra

ya

Ko

ta S

awah

Lu

nto

Ko

ta P

aria

man

Ko

ta P

ayak

um

bu

h

Ko

ta P

adan

g P

anja

ng

Ko

ta P

adan

g

Ko

ta S

olo

k

Ko

ta B

uki

ttin

ggi

AN

GK

A U

RB

AN

ISA

SI

KABUPATEN/KOTA

Page 26: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Rasio KetimpanganGini dan General Entrhropy

Page 27: Population Distribution Sumatera Barat 2010

RASIO KOEFISIEN GINI

27

Gini ratio salah satunya digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan persebaran penduduk suatu wilayah. Ketimpangan persebaran penduduk digambarkan dalam kurva lorentz yang diilustrasikan dengan plotting persentase kumulatif dari jumlah wilayah (Yi) terhadap persentase kumulatif dari jumlah penduduk (Xi).

Rumus untuk menghitung Rasio gini yang merefleksikan luas kurva Lorenz:

k

i

iii yyf1

*

1

*1 GR

Dimana :yi: proporsi kumulatif dari jumlah pendapatan

rumahtangga sampai kelas ke ifi: proporsi jumlah rumahtangga dalam kelas ke ik: jumlah kelas

No. Nilai Koefisien Distribusi Jumlah penduduk

(1) (2) (3)

1. < 0,4 Tingkat Ketimpangan Rendah

2. 0,4-0,5 Tingkat Ketimpangan Sedang

3. > 0,5 Tingkat Ketimpangan Tinggi

Selanjutnya rasio gini tersebut memiliki kriteria sebagai berikut:

Page 28: Population Distribution Sumatera Barat 2010

General Entrhropy

N

1 )( GE

N

i

i

y

y1

1)1(

1

Di mana 𝑦 adalah rata-rata jumlah penduduk per orang. Nilai-nilai ukuran GE bervariasi mulai dari nol sampai tidak terhingga, dengan nol mewakili distribusi yang merata, sedangkan nilai yang lebih tinggi mewakili tingkat ketimpangan yang lebih tinggi. Parameter α dalam kelas GE mewakili bobot yang diberikan untuk jarak-jarak antara jumlah penduduk di berbagai bagian yang berbeda dari distribusi jumlah penduduk, dan dapat memiliki nilai rill berapa pun. Untuk nilai α yang lebih rendah, GE lebih sensitif terhadap perubahan di bagian bawah dari distribusi tersebut, dan untuk nilai α yang lebih tinggi, GE lebih sensitif terhadap perubahan yang memengaruhi bagian atas.

Terdapat ukuran yang juga termasuk dalam famili ukuran ketimpangan ”general entrhropy”. Rumus secara umum yang dapat ditulis sbb:

Page 29: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Tabel 7. Penghitungan Gini Coefficient Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010

29Sumber: Sensus Penduduk (SP) 2010.

Hasil perhitungan nilai rasio koefisien Gini terhadap Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010 (berdasarkan Sensus Penduduk 2010) adalah sebesar 0, 39669. Hasil ini menunjukkan bahwa persebaran penduduk di Provinsi Sumatera Barat, meskipun tidak besar, masih memiliki ketidakseimbangan persebaran penduduk. Artinya, penduduk di Provinsi Sumatera Barat relatif terpusat di wilayah tertentu, dalam hal ini Kabupaten/Kota tertentu.

Generalized Entropy indices GE(a),

where a = population difference

sensitivity parameter, and Gini coefficient

------------------------------------------

All obs | GE(-1) GE(0) GE(1) GE(2) Gini

------------------------------------------

| 0.43844 0.30332 0.26384 0.29997 0.39669

------------------------------------------

Page 30: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Gambar 6. Kurva Lorentz Koefisien Gini Propinsi Sumatera Barat Tahun 2010

Hal ini menunjukkan masih terdapat wilayah (dalam hal ini Kabupaten/Kota) yang menjadi tempat pemusatan penduduk.

Page 31: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Rank Size Rule

Page 32: Population Distribution Sumatera Barat 2010

RANK SIZE RULEUntuk memahami pola distribusi spasial populasi penduduk perkotaan digunakan ukuran Rank Size Rule. Metode ini berusaha melihat hubungan antara ukuran populasi penduduk suatu kota dengan peringkatnya yang dikaitkan dengan kota lain dalam suatu wilayah. Rank Size Rule pertama kali dikembangkan oleh George Zipf (1949) yang menyimpulkan bahwa ukuran distribusi aktivitas ekonomi dari suatu kota akan mengikuti distribusi Pareto, sekaligus juga memiliki bentuk parameter tertentu (jamak dikenal sebagai Hukum Zipf).

𝑃𝑖 =𝐾

𝑟𝑖𝑛

Pi adalah jumlah penduduk suatu kota, ri adalah peringkat suatu kota (rank), dan K adalah jumlah populasi dari kota terbesar. Sedangkan n adalah konstanta dengan nilai n=1

Page 33: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Tabel 8. Rank Size Rule Penduduk Sumatera Barat menurut Kabupaten dan Kota Tahun 2010

33Sumber: Sensus Penduduk (SP) 2010.

kita menggunakan Rank Size Rule ini, ketika kita misalnya mengalikan jumlah penduduk yang ada di Padang Pariaman dengan peringkatnya dalam hierarki aktivitas ekonomi perkotaan di Sumatera Barat akan sama dengan jumlah penduduk di kota Padang (yang merupakan kota terbesar di Sumatera Barat).

No Kabupaten/ KotaJumlah

PendudukRank

Rank Size Rule

Expectations

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten

01 Kepulauan Mentawai 76.173 16 52.098

02 Pesisir Selatan 429.246 3 277.854

03 Solok 348.566 6 138.927

04 Sijunjung 201.823 10 83.356

05 Tanah Datar 338.494 8 104.195

06 Padang Pariaman 391.056 4 208.391

07 Agam 454.853 2 416.781

08 Lima Puluh Kota 348.555 7 119.080

09 Pasaman 253.299 9 92.618

10 Solok Selatan 144.281 12 69.464

11 Dharmasraya 191.422 11 75.778

12 Pasaman Barat 365.129 5 166.712

Kota

71 Kota Padang 833.562 1 833.562

72 Kota Solok 59.396 17 49.033

73 Kota Sawah Lunto 56.866 18 46.309

74 Kota Padang Panjang 47.008 19 43.872

75 Kota Bukittinggi 111.312 14 59.540

76 Kota Payakumbuh 116.825 13 64.120

77 Kota Pariaman 79.043 15 55.571

Page 34: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Gambar 7. Rank Size Rule Propinsi Sumatera Barat Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2010

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

900.000

RA

NK

SIZ

E R

UL

E E

XP

EC

TA

TIO

NS

KABUPATEN/ KOTA

Page 35: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Indeks Primasi

Page 36: Population Distribution Sumatera Barat 2010

RANK SIZE RULEPrimacy Index (PI) didefinisikan sebagai ratio dari populasi penduduk kota terbesar terhadap populasi penduduk kota kedua, namun dalam literatur lain dinyatakan bahwa PI adalah ratio dari penduduk kota utama terhadap penjumlahan penduduk 3 kota berikutnya. Beberapa ahli lebih cenderung menyebut definisi ini dengan Four City Primacy Index (FCPI) yang didefinsikan sebagai ratio dari populasi penduduk kota terbesar (Primate City) terhadap penjumlahan populasi penduduk 3 kota berikutnya.

For two city Primacy index,

𝑃𝐼 =𝐶𝐼

𝑘=22 𝐶𝑘

For four city Primacy index,

𝑃𝐼 =𝐶𝐼

𝑘=24 𝐶𝑘

Page 37: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Tabel 9. Penghitungan Primacy Index Penduduk Sumatera Barat Tahun 2010

37Sumber: Sensus Penduduk (SP) 2010.

1. Menurut rumus yang pertama dari Primacy Index yaitu membagi populasi kota terbesar dengan populasi kota kedua, Kota Padang Belum bisa disebut Primate karena kota pertama < 2 kali dari kota kedua.

2. Menurut cara penghitungan yang kedua atau FCPI diperoleh dengan membandingkan populasi kota terbesar terhadap jumlah populasi dari 3 kota berikutnya, disimpulkan jika FCPI bernilai < 0,92 maka hirarki kabupaten/kota di suatu propinsi dikatakan optimal atau tidak ada kabupaten/kota yang lebih utama dari kota lainnya.

No Kabupaten/KotaJumlah

Penduduk

Two City

Primacy

Index P1/P2

FCPI

P1/(P2+P3+P4)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Kota Padang 833.562 1,833 0,654

2 Agam 454.853

3 Pesisir Selatan 429.246

4 Padang Pariaman 391.056

Page 38: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Dissimilarity index

Page 39: Population Distribution Sumatera Barat 2010

DISSIMILARITY INDEX

Seperti halnya gini ratio, nilai Dissimilarity index menunjukkan ketidakseimbangan persebaran penduduk.

𝐷 =1

2

𝑖−1

𝑁

𝑋𝑖 − 𝑌𝑖dissim jumlah_penduduk(obs=19)

Dissimilarityindex

jumlah_penduduk 0.3030

Tabel 10. Penghitungan Dissimilarity index Penduduk Sumatera Barat Tahun 2010

Hasil perhitungan nilai Dissimilarity index terhadap Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010 (berdasarkan Sensus Penduduk 2010) adalah sebesar 0,3030. Hasil ini menunjukkan bahwa persebaran penduduk di Provinsi Sumatera Barat, meskipun tidak besar, masih memiliki ketidakseimbangan persebaran penduduk. Artinya, penduduk di Provinsi Sumatera Barat relatif terpusat di wilayah tertentu, dalam hal ini Kabupaten/Kota tertentu.

Page 40: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Location Quotients

Page 41: Population Distribution Sumatera Barat 2010

LOCATION QUOTIENTS

41

𝐿𝑄 =𝑋 𝑖

𝑌𝑖

Xi = persentase populasi pertama

Yi = persentase populasi kedua

LQ = 1 = over-representation

0 = under-representation

Persebaran Penduduk berdasarkan Location quotients

Page 42: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Tabel 11. Penghitungan Location quotients Penduduk Sumatera Barat menurut Kabupaten dan Kota

Tahun 2010

42Sumber: Sensus Penduduk (SP) 2010.

Berdasarkan perhitungan LQ selama periode tahun 2010, maka secara rata-rata dapat diidentifikasikan wilayah yang merupakan wilayah basis adalah Kota Padang, Agam dan Pesisir Selatan dengan nilai LQ masing-masing sebesar 2,132; 1,163 dan 1,098. Ketiga wilayah ini merupakan wilayah yang memiliki penduduk yang besar sehingga tidak menutup kemungkinan adanya penduduk commuter ke daerah lain.

No Kabupaten/ Kota Jumlah PendudukLocation

quotients

(1) (2) (3) (4)

Populasi

Pertama

01 Kepulauan Mentawai 76.173 0,195

02 Pesisir Selatan 429.246 1,098

03 Solok 348.566 0,891

04 Sijunjung 201.823 0,516

05 Tanah Datar 338.494 0,866

07 Agam 454.853 1,163

08 Lima Puluh Kota 348.555 0,891

09 Pasaman 253.299 0,648

10 Solok Selatan 144.281 0,369

11 Dharmasraya 191.422 0,490

12 Pasaman Barat 365.129 0,934

71 Kota Padang 833.562 2,132

72 Kota Solok 59.396 0,152

73 Kota Sawah Lunto 56.866 0,145

74 Kota Padang Panja 47.008 0,120

75 Kota Bukittinggi 111.312 0,285

76 Kota Payakumbuh 116.825 0,299

77 Kota Pariaman 79.043 0,202

Populasi

Kedua

06 Padang Pariaman 391.056 1,000

Page 43: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Moran’s I

Page 44: Population Distribution Sumatera Barat 2010

MORAN’S I

44

Indeks Moran paling sering digunakan untuk mengukur autokorelasi spasial, yaitu korelasi antara variabel dengan dirinya sendiri berdasarkan ruang atau dapat juga diartikan suatu ukuran kemiripan dari objek di dalam suatu ruang (jarak, waktu dan wilayah).

𝐼 = 𝑛 𝑖

𝑛 𝑗𝑛 𝑦𝑖 − 𝑦 𝑦𝑗 − 𝑦

𝑖𝑗 𝑗

𝑛𝑤𝑖𝑗 𝑖𝑛 𝑦𝑖 − 𝑦 2

(Banerjee, 2004)

n = jumlah wilayahwij = ukuran kedekatan spasial antara wilayah i dan j

1 = jika wilayah i dan j bersebelahan0 = jika tidak bersebelahan

I = +1 = autokorelasi spasial positif-1 = autokorelasi spasial negatif

0 = tidak ada pola spasial

Page 45: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Gambar 8. Moran’s I Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Barat

Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2010Dari hasil analisis terhadap pengujian Indeks Moran diperoleh kesimpulan bahwa pada taraf signifikansi 5% dinyatakan bahwa terdapat autokorelasi spasial terhadap jumlah penduduk di provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010. Nilai indeks moran tahun 2010 sebessar -0,075, yang berada pada rentang -1 < I < 0 dan menunjukkan adanya autokorelasi spasial negatif. Autokorelasi spasial negatif menunjukkan adanya lokasi yang berdekatan mempunyai jumlah penduduk yang berbeda, atau tidak adanya pengelompokan spasial.

Page 46: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Kesimpulan

1. Berdasakan perhitungan, kepadatan penduduk kasar (CPD) tertinggi Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010 berada di wilayah Kota Bukittinggi. Sedangkan wilayah tingkat dua yang angka kepadatan penduduk kasarnya paling rendah berada di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

2. Kepadatan penduduk fisiologis di Provinsi Sumatera Barat tertinggi terdapat di Kota Bukittinggi dimana puncak tertinggi pada tahun 2010 diangka 27.828, artinya terdapat 27.828 jiwa untuk setiap 1 km2 lahan pertanian.

3. Angka kepadatan penduduk agraris di Sumatera Barat paling tinggi tahun 2010 tertinggi terdapat di Kabupaten Pasaman Barat dan yang terendah di Kota Pariaman.

Page 47: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Kesimpulan4. Pada Tahun 2010 distribusi persentase penduduk Provinsi Sumatera Barat cukup beragam dan terpusat di 4 kabupaten/kota dimana sekitar hampir 50% penduduk berada pada kabupaten/kota tersebut.

5. Hasil perhitungan nilai rasio koefisien Gini terhadap Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010 menunjukkan angka konsentrasi Gini yakni menjadi 0,39669, yang berarti terjadi penurunan pemusatan penduduk di beberapa Kabupaten/Kota tertentu

6. Pada tahun 2010, hierarki kab/kota di Sumatera Barat tidak mengikuti Rank Size Rule

7. Nilai indeks primasi di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010 adalah 0,654.

Page 48: Population Distribution Sumatera Barat 2010

Terima KasihMohon Maaf Atas Kekurangan

ر حمد للهمين ال

عال

ب ال