7
Kasus Topik: Asma Bronkiale Tanggal (kasus): 29 Mei 2012 Persenter: dr. Ira Sugihartana, S.Ked Tangal presentasi: 25 Juli 2012 Pendamping: dr. Putu Kusumawati Tempat presentasi: RS Tk IV Singaraja Obyektif presentasi: Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi: perempuan, 43 tahun, sesak nafas disertai suara 'ngik-ngik', timbul tiba-tiba pada pagi hari saat udara dingin. Sebelumnya pasien pernah mengeluhkan hal yang sama terutama bila udara dingin atau terkena debu. Pasien memiliki riwayat asma Tujuan: menegakkan diagnosis dan melakukan penatalaksanaan Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit 1

Portofolio Asma Fix

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Portofolio Asma Fix

Kasus

Topik: Asma Bronkiale

Tanggal (kasus): 29 Mei 2012 Persenter: dr. Ira Sugihartana, S.Ked

Tangal presentasi: 25 Juli 2012 Pendamping: dr. Putu Kusumawati

Tempat presentasi: RS Tk IV Singaraja

Obyektif presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi: perempuan, 43 tahun, sesak nafas disertai suara 'ngik-ngik', timbul tiba-tiba pada pagi hari saat udara dingin. Sebelumnya pasien pernah mengeluhkan hal yang sama terutama bila udara dingin atau terkena debu. Pasien memiliki riwayat asma sejak masih kecil.

Tujuan: menegakkan diagnosis dan melakukan penatalaksanaan

Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

1

Page 2: Portofolio Asma Fix

Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data pasien: Nama: SK Nomor Registrasi: 904267

Nama klinik: Telp:- Terdaftar sejak: 29 Mei 2012

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/ Gambaran Klinis: Diagnosis asma ditegakkan karena dari anamnesa didapatkan keluhan sesak nafas yang timbul tiba-tiba pada pagi hari karena cuaca dingin. Keluhan sesak disertai dengan perasaan tidak nyaman di dada, susah mengeluarkan nafas dan juga disertai dengan suara 'ngik-ngik'. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suara wheezing pada paru dan setelah pemberian nebulizer keluhan dikatakan membaik. Dari data yang diperoleh gambaran klinis yang dialami pasien menjurus pada asma bronkiale.

2. Riwayat Kesehatan/Penyakit: Pasien memiliki riwayat asma sejak masih anak-anak. Namun, sejak kurang lebih setahun penyakit asmanya dikatakan tidak pernah kambuh.

3. Riwayat Pengobatan: Pasien biasanya menggunakan obat inhalasi bila asmanya kambuh. Pasien menggunakan obat tersebut hanya bila sedang serangan dan tidak ada mengkonsumsi obat-obat asma lainnya tiap harinya.

4. Riwayat keluarga: Ayah pasien dikatakan memiliki riwayat penyakit yang sama.

2

Page 3: Portofolio Asma Fix

5. Riwayat pekerjaan: Pasien tidak bekerja dan hanya sebagai ibu rumah tangga.

Daftar Pustaka:

a. Mangunegoro, H. Widjaja, A. Sutoyo, DK. Yunus, F. Pradjnaparamita. Suryanto, E. et al. (2004), Asma Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

b. Sundaru, H. Sukamto. (2006), Asma Bronkial, In: Sudowo, AW. Setiyohadi, B. Alwi, I. Simadibrata, M. Setiati, S. (eds), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Keempat, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, pp: 247-252.

c. McFaden, ER. (2005), Asthma, In: Kasper, DL. Pauci, AS. Longo, DL. Draunwald, E. Hauser, SL. Jameson, JL. (eds), Harrison’s Principal of Medicine, 16th ed, Vol 2, McGraw-Hill, Philladelphia, pp:1508-1515.

d. Chesnutt, MS. Prendergast, TJ. (2007), Lung, In: McPhee, SJ. Papadakis, MA. (eds) Current Medical Diagnosis and Treatment, 46 th ed, McGrawHill, Philadelphia, pp: 230-241.

e. Rani, AA. Soegondo, S. Nasir, UAZ. Wijaya, IP. Nafrialdi. Mansjoer, A. (2006), Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, PB PAPDI, Jakarta.

Hasil pembelajaran:

1. Diagnosis Asma Bronkiale

2. Gambaran klinis yang terdapat pada asma bronkiale

3. Menentukan faktor-faktor risiko yang mungkin menyebabkan asma bronkiale

4. Penatalaksanaan asma bronkiale yang rasional

5. Edukasi untuk sedapat mungkin menghindari faktor penyebab dan memperhatikan pengobatan yang diperlukan pada asma natalaksaan non medikamentosa

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

3

Page 4: Portofolio Asma Fix

1. Subyektif: Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang timbul sejak kurang lebih 30 menit sebelum masuk rumah sakit. Keluhan sesak nafas dikatakan timbul secara tiba-tiba setelah pasien pulang dari pasar dan ingin mengantar anaknya ke sekolah dengan sepeda motor. Pada saat sesak nafas, pasien juga merasakan rasa tidak nyaman di dada. Nafas dikatakan terasa berat dan disertai bunyi "ngik-ngik". Namun pasien masih mampu berjalan dari kendaraannya hingga ke unit gawat darurat.

Pasien juga mengalami batuk kurang lebih sejak satu minggu sebelum masuk rumah sakit. Batuk dikatakan hilang timbul. Batuk tidak disertai dahak maupun darah. Batuk lebih sering dirasakan pada pagi hari dan malam hari terutama bila cuaca dingin. Saat ini batuk masih dialami penderita namun sudah berkurang dibanding sebelumnya.

Menurut pasien, dirinya memang memiliki penyakit asma sejak masih kecil. Pasien juga sudah memiliki obat asma inhalasi yang biasa dipakai pasien bila sesak nafasnya kambuh. Pasien mengkonsumsi obat asma inhalasi hanya bila sedang serangan saja dan tidak ada mengkonsumsi obat-obat asma lainnya setiap harinya. Sejak kurang lebih setahun penyakit sesak nafasnya tidak pernah kambuh lagi.

2. Objektif: Pada pasien ini didapatkan respirasi 26 kali per menit dengan status present lain dalam batas normal. Dari pemeriksaan fisik paru didapatkan suara wheezing pada seluruh lapangan paru. Sedangkan pemeriksaan status general lain dalam batas normal.

3. ” Assessment ”: Untuk dapat menegakkan diagnosa asma bronkiale dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesa diharapkan diperoleh data tentang keluhan, faktor resiko asma, dan riwayat penyakit. Dari pemeriksaan fisik diharapkan didapatkan tanda spesifik untuk asma bronkiale.

Pada pasien ini dari anamnesa didapatkan keluhan sesak nafas yang timbul tiba-tiba pada pagi hari karena cuaca dingin. Keluhan sesak disertai dengan perasaan tidak nyaman di dada, susah mengeluarkan nafas dan juga disertai dengan suara 'ngik-ngik'. Pasien juga memiliki riwayat asma sejak masih kanak-kanak. Dari anamnesa yang diperoleh keluhan yang dialami pasien menjurus pada asma bronkiale. Faktor resiko yang mungkin diduga sebagai penyebab pada kasus ini adalah udara dingin pada pagi hari.

4

Page 5: Portofolio Asma Fix

Pada pasien ini melalui pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan adanya suara wheezing pada lapangan paru. Setelah pemberian oksigen dan nebulizer, dari evaluasi pemeriksaan paru didapatkan suara wheezing yang jauh berkurang dibandingkan pemeriksaan fisik awal. Dengan data yang diperoleh gejala klinis yang didapat pada pasien ini mengarah pada asma bronkiale. Pemeriksaan penunjang lain yang dapat diusulkan untuk dilakukan adalah pemeriksaan spirometri paru.

4. ”Plan”:Diagnosis: bila tersedia pada tempat pelayanan dapat dilakukan spirometri untuk mengetahui lebih jauh mengenai fungsi paru pada pasien asma bronkiale. Dengan pemeriksaan spirometri juga dapat dilakukan evaluasi terapi yang kita berikan terhadap pasien.

Pengobatan: Untuk terapi medikamentosa diberikan O2 sebanyak 2 liter/menit, nebulizer combivent 1 ampul, methylprednisolon 3x1 tablet, salbutamol sirup 3xC1 dan ambroxol sirup 3xC1. Pemberian nebulizer combivent telah sesuai dengan penanganan serangan asma akut yang berfungsi untuk relaksasi otot polos saluran nafas, meningkatkan pembersihan mukosilier dan permeabilitas pembuluh darah, memodulasi pelepasan mediator sel mast dan basofil. Kombinasi dengan ipratropium bromide bertujuan untuk meningkatkan respon bronkodilatasi dengan cara memblok pelepasan asetilkolin saraf kolinergik jalan nafas. Glukokortikosteroid sistemik diberikan untuk mempercepat resolusi pada serangan asma, terutama jika pemberian agonis β2 kerja singkat inhalasi pada pengobatan awal tidak memberikan respon serta mengurangi proses inflamasi yang terdapat pada saluran nafas. Pemberian salbutamol berfungsi sebagai pelega untuk mengatasi gejala asma yang dapat diberikan 3-4 kali sehari. Ambroxol dalam hal ini diberikan karena pasien mengeluhkan batuk sejak kurang lebih satu minggu sebelum masuk rumah sakit.

Edukasi: Pasien disarankan agar sedapat mungkin menghindari faktor risiko yang dapat menstimulasi terjadinya serangan asma seperti udara dingin, debu rumah, asap rokok, serta faktor mencetus lain seperti akivitas fisik yang berlebihan dan stres. Pasien juga sebaiknya mengenali dengan baik gejala-gejala asma yang dialaminya sehingga sedapat mungkin mendapatkan terapi atau menuju ke tempat pelayanan kesehatan bila keluhan dirasakan berat dan tidak membaik dengan obat inhalasi pada umumya.

5

Page 6: Portofolio Asma Fix

6

Page 7: Portofolio Asma Fix

7