8
AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) (Vol 6 No. 2 Tahun 2018) POTENCY OF EEL Anguilla marmorata in NORTH LOMBOK REGENCY, WEST NUSA TENGGARA PROVINCE Bagus Dwi Hari Setyono 1 · Muhammad Junaidi 1 · Muhammad Marzuki 1 · Paryono 1 · Fariq Azhar 1 Abstract Anguilla spp. is one of the fishery commodities that have high economic value. North Lombok regency is one of the central part of Indonesia which is suspected to have potential as an eel migration route. This study aims to obtain information about the identifi- cation of Anguilla spp fish populations. in North Lombok Regency. The results showed that the waters area of North Lombok Regency has the potential of eel fish source Anguilla marmorata. The timing of eel migration is still unknown, so further research is needed which will cover a full year. Keywords Eel, Anguilla spp, North Lombok, Potency, West Nusa Tenggara Received : 02 Desember 2017 Accepted : 07 Januari 2018 PENDAHULUAN Ikan sidat merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Permintaan ikan sidat di pasar internasional yaitu dari negara- negara di Asia, Eropa, Amerika, dan Australia yang mencapai Rp 250.000,00 ton/tahun (Ringuet et al., 2002). Harga ikan sidat di pasar inter- nasional saat ini berkisar antara Rp180.000,00 sampai Rp300.000,00/kg (FAO, 2014). Harga 1 )Program Vokasi (PDD) Universitas Mataram di Kabupaten Lombok Utara. E-mail: [email protected] sidat pada pasar lokal untuk ukuran konsumsi berkisar antara Rp120.000,00 sampai Rp180.000,00/kg (KKP, 2011). Permintaan ikan sidat yang be- sar belum terpenuhi seluruhnya. Berdasarkan data KKP (2011), dari Rp130.000,00 ton/tahun permintaan pasar global hanya 16,8% yang bisa dipenuhi dari hasil tangkapan dan budidaya. Tingginya permintaan pasar global terhadap ikan sidat dikarenakan ikan ini memiliki kandun- gan yang tinggi akan protein, lemak, vitamin A, B1, B2, C, D, dan E serta beberapa mineral lain dalam dagingnya (Rovara, 2007). Suitha and Suhaeri (2008) juga menyatakan bahwa kandungan EPA ikan sidat 1.337 mg/100 g men- galahkan ikan salmon yang hanya 820 mg/100 g atau tenggiri 748 mg/100 g. Kandungan DHA ikan sidat 742 mg/100 g, lebih tinggi dari ikan salmon dan tenggiri yang hanya 492 mg/100 g dan 409 mg/100 g. Perairan Indonesia yang terdiri dari sungai dan laut memiliki potensi yang cukup besar bagi penyebaran ikan sidat. Kondisi ini sesuai den- gan ikan sidat yang bersifat katadromus, yaitu ikan sidat dewasa akan melakukan migrasi ke laut untuk melakukan pemijahan, sedangkan larva ikan sidat hasil pemijahan akan kembali lagi ke perairan tawar. Pengembangan budidaya ikan sidat sudah dimulai sejak tahun 1894 hingga sekarang (Usui, 1974). Namun demikian, masih terdapat kendala dalam budidaya ikan sidat, an- tara lain ketersediaan benih yang bergantung pada pola migrasi di alam. Menurut Sugeha et al. (2008), pola migrasi ikan sidat mengalami perubahan. Hasil penelitiannya menunjukkan

POTENCY OF EEL Anguilla marmorata in NORTH LOMBOK …

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POTENCY OF EEL Anguilla marmorata in NORTH LOMBOK …

AQUASAINS(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)(Vol 6 No. 2 Tahun 2018)

POTENCY OF EEL Anguilla marmorata in NORTHLOMBOK REGENCY, WEST NUSA TENGGARAPROVINCE

Bagus Dwi Hari Setyono1 · Muhammad Junaidi1 · MuhammadMarzuki1 · Paryono1 · Fariq Azhar1

Abstract Anguilla spp. is one of the fisherycommodities that have high economic value.North Lombok regency is one of the centralpart of Indonesia which is suspected to havepotential as an eel migration route. This studyaims to obtain information about the identifi-cation of Anguilla spp fish populations. in NorthLombok Regency. The results showed that thewaters area of North Lombok Regency has thepotential of eel fish source Anguilla marmorata.The timing of eel migration is still unknown, sofurther research is needed which will cover afull year.

Keywords Eel, Anguilla spp, North Lombok,Potency, West Nusa Tenggara

Received : 02 Desember 2017

Accepted : 07 Januari 2018

PENDAHULUAN

Ikan sidat merupakan salah satu komoditas perikananyang memiliki nilai ekonomis tinggi. Permintaanikan sidat di pasar internasional yaitu dari negara-negara di Asia, Eropa, Amerika, dan Australiayang mencapai Rp 250.000,00 ton/tahun (Ringuetet al., 2002). Harga ikan sidat di pasar inter-nasional saat ini berkisar antara Rp180.000,00sampai Rp300.000,00/kg (FAO, 2014). Harga

1)Program Vokasi (PDD) Universitas Mataram diKabupaten Lombok Utara.E-mail: [email protected]

sidat pada pasar lokal untuk ukuran konsumsiberkisar antara Rp120.000,00 sampai Rp180.000,00/kg(KKP, 2011). Permintaan ikan sidat yang be-sar belum terpenuhi seluruhnya. Berdasarkandata KKP (2011), dari Rp130.000,00 ton/tahunpermintaan pasar global hanya 16,8% yang bisadipenuhi dari hasil tangkapan dan budidaya.

Tingginya permintaan pasar global terhadap ikansidat dikarenakan ikan ini memiliki kandun-gan yang tinggi akan protein, lemak, vitaminA, B1, B2, C, D, dan E serta beberapa minerallain dalam dagingnya (Rovara, 2007). Suithaand Suhaeri (2008) juga menyatakan bahwakandungan EPA ikan sidat 1.337 mg/100 g men-galahkan ikan salmon yang hanya 820 mg/100g atau tenggiri 748 mg/100 g. Kandungan DHAikan sidat 742 mg/100 g, lebih tinggi dari ikansalmon dan tenggiri yang hanya 492 mg/100 gdan 409 mg/100 g.

Perairan Indonesia yang terdiri dari sungai danlaut memiliki potensi yang cukup besar bagipenyebaran ikan sidat. Kondisi ini sesuai den-gan ikan sidat yang bersifat katadromus, yaituikan sidat dewasa akan melakukan migrasi kelaut untuk melakukan pemijahan, sedangkanlarva ikan sidat hasil pemijahan akan kembalilagi ke perairan tawar. Pengembangan budidayaikan sidat sudah dimulai sejak tahun 1894 hinggasekarang (Usui, 1974). Namun demikian, masihterdapat kendala dalam budidaya ikan sidat, an-tara lain ketersediaan benih yang bergantungpada pola migrasi di alam. Menurut Sugehaet al. (2008), pola migrasi ikan sidat mengalamiperubahan. Hasil penelitiannya menunjukkan

Page 2: POTENCY OF EEL Anguilla marmorata in NORTH LOMBOK …

570 Bagus Dwi Hari Setyono1 et al.

bahwa pola migrasi antara ikan sidat di bagianbarat, tengah, dan timur tidaklah sama. Peneli-tian yang dilakukan secara serentak di tiga wilayahtersebut menemukan bahwa musim kemaraumerupakan puncak kelimpahan sidat di Indone-sia bagian tengah yaitu pada bulan April sam-pai Oktober. Adapun di wilayah Indonesia bagianbarat dan timur pada musim kemarau kelimpa-hannya rendah.

Kabupaten Lombok Utara merupakan salah satuwilayah Indonesia bagian tengah yang memi-liki potensi sidat. Berdasarkan kondisi wilayah,terdapat beberapa aliran sungai yang bermuarake laut memungkinkan menjadi alur migrasiikan sidat. Menurut informasi dari masyarakat,sidat atau yang biasa disebut sebagai ikan tune,dapat ditangkap dengan alat pancing di beber-apa lokasi. Ukuran ikan sidat yang ditangkapbervariasi, ada yang mencapai lengan tanganorang dewasa. Berdasarkan informasi tersebut,maka perlu dilakukan studi tentang identifikasijenis ikan sidat di Kabupaten Lombok Utara.Hal tersebut menjadi penting untuk mendukungusaha budidaya yang sangat bergantung padastok benih di alam.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh in-formasi tentang identifikasi jenis ikan sidat diKabupaten Lombok Utara. Hasil penelitian inidiharapkan dapat menjadi informasi awal dalamrangka pengembangan sumberdaya ikan sidatdi Kabupaten Lombok Utara.

MATERI DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei,yaitu mengambil sampel ikan sidat pada lokasiyang diduga terdapat potensi sumberdaya ikansidat. Pengumpulan data meliputi data primerdan data sekunder. Data primer meliputi lokasipenangkapan ikan sidat, identifikasi jenis ikansidat yang tertangkap, dan waktu migrasi ikansidat. Data sekunder dikumpulkan melalui studipustaka mengenai keadaan umum lokasi peneli-tian dan berbagai aspek biologi ikan sidat. Datayang diperoleh dibahas secara deskriftiv. Iden-tifikasi ikan sidat dilakukan dengan metode Elie(1982) dalam Fahmi (2010).

Penangkapan ikan sidat Anguilla spp. dilakukanpada tiga lokasi yang berbeda, yaitu Sungai

Table 1 Kisaran Ruas Tulang Anodorsal Ikan SidatAnguilla spp. (Watanabe et al., 2005)

SpesiesJumlah Ruas

Morfometrik (%)Tulang Anodorsal

A. bicolor pacifica 1 – 3 < 0,2A. bicolor bicolor 1 – 3 0,2 - 0,8

A, marmorata 14 – 18 16 – 20A. nebulosa nebulosa 19 – 22 > 20

Sire, Sungai Kapu, dan Sungai Montongpaal(Gambar 1). Pemilihan lokasi penangkapan di-dasarkan pada informasi warga sekitar yang meny-atakan bahwa pada lokasi tersebut diketahuiterdapat potensi ikan sidat. Pengambilan datadilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada tangg-gal 25-27 Agustus, 24-26 September, dan 26Oktober. Pemlihan waktu penangkapan terse-but didasarkan pada fase terjadinya bulan gelapdalam penanggalan kalender lunar. Hal terse-but sesuai dengan karakteristik ikan sidat yangmelakukan migrasi pada musim penghujan saatbulan gelap tiba. Haraldstad et al. (1985) meny-atakan bahwa ikan sidat tidak melakukan mi-grasi selama bulan purnama. Hal tersebut terkaitdengan intensitas cahaya dan perilaku menghin-dari predator. Usui (1974) menguatkan hal terse-but bahwa ikan sidat tidak melakukan migrasipada kawasan sungai di Eropa yang terkenapaparan sinar cahaya dari mercusuar pantai meskipunfase bulan gelap sedang berlangsung.

Karakter kunci Anal Dorsal Vertebrata (ADV),yaitu perhitungan jumlah ruas tulang anodor-sal (anodorsal vertebrae) merupakan salah satumetode dalam melakukan identifikasi ikan si-dat (Ndobe, 2010). Hal tersebut karena setiapjenis (spesies) ikan sidat memiliki nilai ADVyang sfesifik. Ruas tulang anodorsal yang di-hitung adalah ruas-ruas yang tepat berada diantara ujung sirip dorsal dan ujung sirip anal(Gambar 2). Apabila ada ruas tulang punggungyang simetris dengan ujung sirip dorsal atauujung sirip anal atau kedua ujung sirip terse-but, maka ruas tersebut tadi tidak dihitung. Hubun-gan antara kisaran ruas tulang anodorsal ikansidat Anguilla spp. dengan jenis spesiennya da-pat dilihat pada Tabel 1.

Elie (1982) dalam Fahmi (2010) menyatakanbahwa pengukuran morfometrik juga dapat di-gunakan sebagai penguatan data dalam menen-tukan jenis ikan sidat. Nilai morfometrik menggam-barkan perbandingan antara selisih panjang dor-

Page 3: POTENCY OF EEL Anguilla marmorata in NORTH LOMBOK …

Potency of Eel North Lombok Regency 571

Figure 1 Muara Sungai Montongpaal, Kabupaten Lombok Utara

Keterangan: a-d = panjang total (TL) b-d = panjangdorsal (DL) c-d = panjang anal (AL) b-c = Anodorsal

Figure 2 Karakter kunci perhitungan ADV

sal dan anal dengan panjang total yang dika-likan 100 %. Sama halnya dengan ADV, ni-lai morfometrik setiap ikan sidat juga memi-liki sfesifikasi tersendiri, yaitu yang disajikanpada Tabel 1 (Tesch et al., 2003). Pengukurannilai morfometrik dapat diketahui berdasarkanpersamaan (1).

A/D% =DL − AL

T Lx100% (1)

Penangkapan ikan sidat dilakukan dengan meng-gunakan dua jenis alat tangkap, yaitu bubu danpancing. Desain bubu dapat dilihat pada Gam-bar 3. Kedua jenis alat tangkap tersebut dip-ilih berdasarkan pertimbangan keamanan fak-tor lingkungan, yaitu alat tangkap tidak bersi-fat menggangu keseimbangan ekosistem.

Bubu merupakan alat penangkap ikan yang ramahlingkungan. Prinsip kerja alat tangkap ini adalahmenjebak ikan agar dapat memasuki ruang kosongpada bagian bubu. Agar ikan tertarik untuk ma-suk ke dalam ruangan bubu, maka pada bagiandalam bubu diberikan rumbai tali rafia yangtelah dilapisi umpan yang berperan sebagai shel-ter dan atraktan. Jalur masuk menuju ruangandi dalam bubu didesain sedemikian rupa, yaituberbentuk runcing, sehingga diharapkan ikan

yang telah memasuki ruangan tersebut tidakdapat keluar lagi. Penggunaan bubu sebagai alattangkap ikan, terutama ikan sidat, telah digu-nakan pada berbagai kawasan penghasil benihikan sidat, antara lain di kawasan Teluk PosoSulawesi Tengah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penangkapan benih ikan sidat disajikanpada Tabel 2. Hasil pengamatan pada Tabel 2menunjukkan bahwa Kabupaten Lombok Utaramemiliki potensi sumberdaya ikan sidat. Sun-gai Montongpal merupakan lokasi pengamatandengan jumlah tangkapan ikan sidat terbanyak,yaitu 6 ekor yang terdiri dari 4 ekor berukuranfase elver ( 1-2 gram/ekor) dan 2 ekor sisanyaberukuran fase yellow eel (± 100 gram/ekor)(Gambar 4).

Tertangkapnya ikan sidat fase elver pada kawasanperairan Sungai Montongpal mengindikasikanbahwa kawasan perairan tersebut merupakanjalur migrasi ikan sidat. ? menyatakan bahwaikan sidat yang sudah cukup dewasa dan siapuntuk memijah, akan melakukan migrasi darikawasan perairan yang lebih tinggi (hulu sun-gai) menuju ke kawasan perairan yang lebihrendah (muara sungai). Ikan sidat tersebut ke-mudian menetap untuk beberapa waktu padakawasan muara untuk mempersiapkan migrasiselanjutnya, yaitu menuju ke perairan laut. Ikansidat akan memijah pada kawasan laut dengankedalaman sekitar 400 meter, kemudian saatmemasuki fase glass eel atau elver, ikan si-dat akan kembali melakukan migrasi menujuperairan tawar melalui muara sungai.

Page 4: POTENCY OF EEL Anguilla marmorata in NORTH LOMBOK …

572 Bagus Dwi Hari Setyono1 et al.

Figure 3 Alat tangkap ikan sidat (bubu)

Table 2 Hubungan panjang dan berat rata-rata serta pesebaran lokasi tangkap ikan sidat

No Lokasi penangkapan Jumlah (ekor) Panjang (cm) Berat (g)1 Sungai Kapu 2 26 - 30 42 - 472 Sungai Montongpal 6 Sep-38 0,8 – 1043 Sungai Sire 0 - -

Figure 4 Ikan sidat yang tertangkap pada kawasan Sungai Montongpal

Ikan sidat memiliki karakterisitik sebagai hewanyang hidup secara berkelompok. Hal tersebutsesuai dengan hasil penelitian Harianto (2014)yang menunjukkan bahwa ikan sidat dapat tum-buh lebih baik pada suatu lingkungan denganpadat tebar yang lebih tinggi, hingga mencapaibatas optimumnya. Ikan sidat yang tertangkappada fase elver di kawasan Sungai Montong-pal mengindikasikan bahwa masih adanya pelu-ang terdapatnya benih-benih ikan sidat dengan

jumlah yang lebih banyak yang dapat ditangkap.Desain alat tangkap yang ramah lingkunganmenjadi suatu isu yang perlu diperhatikan agarpemanfaatan potensi sumberdaya ikan sidat da-pat berjalan dengan optimal dengan tidak meng-ganggu kestabilan ekosistem. Oleh karena itu,penangkapan ikan sidat pada kawasan tersebutmasih sangat perlu untuk dikaji lebih jauh den-gan memperhatikan metode alat tangkap yangbaik.

Page 5: POTENCY OF EEL Anguilla marmorata in NORTH LOMBOK …

Potency of Eel North Lombok Regency 573

Pergerakan migrasi ikan sidat dari perairan lautmenuju perairan tawar terjadi pada kisaran waktutertentu dalam siklus tahunan. Ndobe (2010)menyatakan bahwa pergerakan migrasi ikan si-dat terjadi pada musim penghujan yaitu padasaat-saat memasuki bulan gelap. Matsui (1982)mendukung hal tersebut yaitu sesuai denganpernyataannya bahwa pergerakan migrasi ikansidat Anguilla japonica dapat terhenti pada kawasansungai yang terkena paparan sinar oleh cahayamercusuar. Hasil penelitian Haryono and Wahyude-wantoro (2017) menguatkan hal tersebut, yaitubahwa ikan sidat yang tertangkap pada musimpenghujan berjumlah lebih banyak dibandingkanpada saat musim kemarau pada satu lokasi penangka-pan yang sama. Berdasarkan hal tersebut, un-tuk mengetahui potensi ikan sidat pada kawasanSungai Montongpal secara keseluruhan, makadiperlukan suatu kajian dalam rentang waktuyang mencakup dua musim (penghujan dan ke-marau) yaitu minimal satu tahun.

Aoyama (2009) menyatakan bahwa sidat ter-diri dari sekitar 18 jenis spesies yang terse-bar di seluruh dunia. Berdasarkan Sugeha et al.(2008), dari seluruh jenis spesies tersebut, ter-dapat 9 jenis yang berada di kawasan peraianIndonesia. Kesembilan jenis tersebut antara lain:Anguilla bicolor bicolor, Anguilla bicolor pasi-fica, Anguilla marmorata, Anguilla nebulosanebulosa, Anguilla borneensis, Anguilla inte-rioris, Anguilla celebensis, obscura, dan An-guilla megastoma. Fahmi (2015), menyatakanbahwa ikan sidat tersebut tersebar pada kawasansepanjang pantai Sumatra, pesisir selatan Jawa,Bali, NTB, NTT, sepanjang pantai timur Kali-mantan, perairan Sulawesi (terutama SulawesiTengah), Maluku, dan Papua.

Keberadaan sumberdaya ikan sidat di Indone-sia menjadi suatu landasan penting sehinggaupaya pengembangannya dapat dikatakan layakuntuk dilakukan. Sebagai bagian dalam upayapengembangan, maka langkah awal yang da-pat dilakukan adalah dengan melakukan pemetaanlokasi pesebaran serta jenis ikan sidat yang ada.Suatu kawasan lokasi yang terdapat jenis ikansidat, terutama jenis yang paling diminati pasar,yaitu A. bicolor dan A. marmorata, maka kawasantersebut berpotensi menjadi lokasi penangka-pan sumber benih yang kemudian dipeliharadalam kegiatan akuakultur. Untuk mengetahuijenis ikan sidat hasil tangkapan di suatu kawasan

lokasi, maka harus dilakukan suatu kegiatanidentifikasi.

Berdasarkan hasil pengamatan identifikasi je-nis ikan sidat yang disajikan pada Tabel 3, da-pat diketahui bahwa ikan sidat tangkapan padakawasan perairan sungai Kapu dan Montong-pal diduga berjenis Anguilla marmorata. Ruastulang anodorsal ikan sidat tersebut berjum-lah 14 – 15 buah. Jumlah tersebut sesuai den-gan pernyataan Watanabe et al. (2005), bahwaikan sidat A. marmorata memiliki jumlah ruastulang anodorsal berkisar 14 – 18. Hasil per-hitungan morfometrik sebesar 17-20 % jugamendukung hal tersebut, yaitu bahwa kisarannilai morfometrik ikan sidat A. marmorata adalah16 – 20 % (Watanabe et al., 2005).

Fahmi (2010) dan Budiharjo (2010), menyatakanbahwa perairan selatan Pulau Jawa dan Sumat-era yang berbatasan langsung dengan SamudraHindia merupakan kawasan pesebaran ikan si-dat A. bicolor bicolor. Ikan sidat A. marmorataterdapat pada perairan bagian utara yang tidakberbatasan dengan Samudra Hindia. Affandi(2017), menyatakan bahwa pesebaran ikan si-dat A. marmorata di perairan Indonesia meliputiSulawesi, Papua, Maluku, dan perairan bagianutara Nusa Tenggara. Kabupaten Lombok Utaratermasuk ke dalam jalur pesebaran tersebut se-hingga sangat memungkinkan terdapatnya ikansidat berjenis A. marmorata pada kawasan perairan-nya.

Faktor lingkungan yang merupakan gambarankualitas suatu kawasan perairan merupakan halyang berpengaruh penting terhadap kelimpa-han sumberdaya ikan, termasuk ikan sidat An-guilla spp. Lucas and Baras (2001), menyatakanbahwa ikan sidat merupakan ikan yang melakukanmigrasi pada setiap fase kehidupannya. Saatmasih berada dalam fase glass eel, ikan sidatmelakukan migrasi dari lingkungan perairan lautmenuju lingkungan perairan estuari. Saat mema-suki fase elver, ikan sidat akan bergerak mema-suki kawasan perairan tawar dan akan terus berg-erak hingga sampai bagian hulu sungai untukhidup dan menetap sampai pada fase silver eel.Silver eel yang sudah matang gonad akan kem-bali melakukan migrasi ke perairan laut untukmelakukan reproduksi (Davey and Jellyman,2005). Dou et al. (2008), menyatakan bahwaaktivitas migrasi tersebut dapat berlangsung karena

Page 6: POTENCY OF EEL Anguilla marmorata in NORTH LOMBOK …

574 Bagus Dwi Hari Setyono1 et al.

Table 3 Identifikasi ikan sidat hasil tangkapan

No Lokasi penangkapan Dorsal (cm) Anal (cm) Ruas tulang anodorsal Morfometrik (%) Warma1 Sungai Kapu 22 17 15 17 Corak bertotol2 Sungai Montongpal 7 5 14 20 Corak bertotol3 Sungai Sire - - - - -

adanya rangsangan berupa nilai atau kadar ter-tentu pada faktor lingkungan (parameter fisika-kimia perairan) di habitatnya.

Beberapa faktor lingkungan (parameter fisika-kimia perairan) yang mempengaruhi aktivitaskehidupan serta kegiatan migrasi ikan sidat an-tara lain; suhu, pH, DO, salinitas, dan kekeruhan.Hasil pengamatan kualitas perairan pada kawasanperairan tempat pengamatan dapat dilihat padaTabel 4.

Hasil pengamatan kualitas air pada beberapalokasi pengambilan contoh ikan sidat menun-jukkan bahwa kondisi lingkungan di lokasi terse-but masih berada pada kisaran nilai yang opti-mum untuk kehidupan dan pertumbuhan ikansidat. Kim et al. (2006) yang didukung olehHarrison et al. (2014) menyatakan bahwa nilaisuhu lingkungan sangat berpengaruh terhadapterjadinya proses ruaya. Suhu lingkungan mem-pengaruhi aktivitas benih sidat terkait dengangerakan berenang maupun meloncat. Usui meny-atakan bahwa kisaran nilai suhu optimal yangdapat mendukung kehidupan ikan sidat adalah21-31 oC. Ritonga (2014) menyatakan bahwanilai pH yang optimum untuk kehidupan ikansidat adalah 6,0-8,0. Herianti (2005), meny-atakan bahwa kadar oksigen terlarut yang baikbagi kehidupan ikan sidat adalah >3,0 ppm.

Kecerahan perairan yang tinggi pada setiap kawasansungai tempat pengambilan contoh mengindikasikanbahwa pada kawasan sungai tersebut belum ter-jadi peningkatan debit air akibat banjir dari daerahhulu sungai. Haryono and Wahyudewantoro (2017)menyatakan bahwa aktivitas banjir merupakansalah satu indikator penting dalam kegiatan mi-grasi ikan sidat. Intensitas debit air yang tinggidari daerah hulu dapat menjadi pemicu ikansidat untuk melakukan migrasi. Terlebih saatfase bulan gelap, maka secara alamiah ikan si-dat akan menjadi lebih aktif dan lebih terpicuuntuk melakukan migrasi. Dou et al. (2008)menyatakan bahwa ikan sidat cenderung lebihaktif pada malam hari (nokturnal). Pada saatterang, benih sidat lebih banyak berlindung den-

gan sedikit makan dan sebaliknya akan meningkatpada saat gelap.

SIMPULAN

Kawasan perairan Lombok Utara, khususnyapada kawasan Sungai Montongpal, memilikipotensi sumberdaya ikan sidat jenis Anguillamarmorata.

References

Affandi, R. (2017). Strategi pemanfaatan sum-berdaya ikan sid at, anguilla spp. di indone-sia [strategy on utilization of eel (, anguillasp.) resources in indonesia]. Jurnal IktiologiIndonesia, 5(2):77–81.

Aoyama, J. (2009). Life history and evolutionof migration in catadromous eels (genus an-guilla).

Budiharjo, A. (2010). Migrasi Larva Sidat(Anguilla spp.) di Muara Sungai Progo.PhD thesis, Universitas Gadjah Mada.

Davey, A. J. and Jellyman, D. J. (2005). Sexdetermination in freshwater eels and man-agement options for manipulation of sex.Reviews in fish biology and fisheries, 15(1-2):37–52.

Dou, S.-Z., Yamada, Y., Okamura, A., Shin-oda, A., Tanaka, S., and Tsukamoto,K. (2008). Temperature influence onthe spawning performance of artificially-matured japanese eel, anguilla japonica, incaptivity. Environmental biology of fishes,82(2):151–164.

Fahmi, M. R. (2010). Phenotypic platisitykunci sukses adaptasi ikan migrasi: Studikasus ikan sidat (anguilla sp.). In ProsidingForum Inovasi Teknologi Akuakutur. Depok:Balai Riset Budidaya Ikan Hias.

Fahmi, M. R. (2015). Conservation genetic oftropical eel in indonesian waters based on

Page 7: POTENCY OF EEL Anguilla marmorata in NORTH LOMBOK …

Potency of Eel North Lombok Regency 575

Table 4 Pengukuran parameter fisika kimia perairan

No Lokasi Suhu (oC) pH DO (ppm) Salinitas (ppt) Kecerahan (%)1 Sungai Kapu 20-28 7.2-7.8 4.5-6.5 0 1002 Sungai Montongpal 20-27 7.4-7.8 4.3-5.4 0 1003 Sungai Sire 22-29 7.5-8.1 4.0-5.7 0 100

population genetic study. In Prosiding Sem-inar Nasional Masyarakat Biodiversitas In-donesia, volume 1, pages 38–43.

FAO (2014). Globefish research programme,eel anguilla spp.: production and trade.Technical report, Food and Agriculture Or-ganization.

Haraldstad, Ø., Vøllestad, L., and Jonsson, B.(1985). Descent of european silver eels,anguilla anguilla l., in a norwegian water-course. Journal of Fish Biology, 26(1):37–41.

Harianto, E. (2014). Kinerja produksi ikansidat (anguilla marmorata) ukuran 7 gramdengan kepadatan tinggi pada sistem re-sirkulasi melalui kajian fisiologis.

Harrison, A. J., Walker, A. M., Pinder, A. C.,Briand, C., and Aprahamian, M. W. (2014).A review of glass eel migratory behaviour,sampling techniques and abundance esti-mates in estuaries: implications for assess-ing recruitment, local production and ex-ploitation. Reviews in fish biology and fish-eries, 24(4):967–983.

Haryono, H. and Wahyudewantoro, G. (2017).Pemetaan habitat ruaya benih ikan sidat (an-guilla bicolor) dan potensinya di pantai se-latan jawa. Omni-Akuatika, 12(3).

Herianti, I. (2005). Rekayasa lingkungan un-tuk memacu perkembangan ovarium ikansidat (anguilla bicolor). Oseanologi danLimnologi, 37:25–41.

Kim, W. S., Yoon, S. J., Kim, J. W., Lee,J. A., and Lee, T. W. (2006). Metabolic re-sponse under different salinity and tempera-ture conditions for glass eel anguilla japon-ica. Marine Biology, 149(5):1209–1215.

KKP (2011). Panduan budidaya ikan sidatAnguilla spp. Kementerian Kelautan danPerikanan.

Lucas, M. and Baras, E. (2001). Migrationof Freshwater Fishes. Blackwell Science,1 edition.

Matsui, I. (1982). Theory and practice of eelculture. AA. Balkema, Rotterdam.

Ndobe, S. (2010). Struktur ukuran glass eelikan sidat (anguilla marmorata) di muarasungai palu, kota palu, sulawesi tengah. Me-dia Litbang Sulteng, 3(2).

Ringuet, S., Muto, F., and Raymakers,C. (2002). Eels: their harvest andtrade in europe and asia. TRAF-FIC BULLETIN-CAMBRIDGE-TRAFFICINTERNATIONAL-, 19(2):80–106.

Ritonga, T. P. T. (2014). Respons benih ikansidat (anguilla bicolor bicolor) terhadap de-rajat keasaman (ph).

Rovara, O. (2007). Karakteristik reproduksi,upaya maskulinisasi dan pematangan gonadikan sidat betina (anguilla bicolor bicolor)melalui penyuntikan ekstrak hipofisis.

Sugeha, H. Y., Suharti, S. R., Wouthuyzen, S.,and Sumadhiharga, K. (2008). Biodiversity,distribution and abundance of the tropicalanguillid eels in the indonesian waters. Ma-rine Research in Indonesia, 33(2):129–138.

Suitha, M. I. and Suhaeri, A. (2008). Budidayasidat.

Tesch, F. et al. (2003). The eel. The eel., (Ed.3).

Usui, A. (1974). Eel Culture. Fishing NewsBooks.

Watanabe, S., Aoyama, J., Nishida, M., andTsukamoto, K. (2005). Evaluation of thepopulation structure of anguilla bicolor bi-color using total number of vertebrae andthe mtdna control region. Coastal MarineScience, 29(2):65–169.

Page 8: POTENCY OF EEL Anguilla marmorata in NORTH LOMBOK …

576 Bagus Dwi Hari Setyono1 et al.