Upload
devina-wangsa
View
231
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ppt hiv
Citation preview
+Laporan KasusPria 35 tahun berobat ke rumah sakit karena diare hilang timbul selama 4 minggu ini.
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
-demam ringan-batuk berdahak- letih
Nafsu makan dan berat badan menurun
Diare hilang timbul dan perut mulas. Feces disertai darah dan lendir
dala
m
dala
m
seja
k
3-4 minggu 3 bulan terakhir 2 minggu lalu
Selama 1 tahun terakhir batuk, pilek, radang ternggorokan yang sembuh bila ke dokter
Sering sariawan
Belum menikah dan pernah memakai jasa pekerja seks komersial
+ Pemeriksaan FisikKeadaan umum: lemah dan agak pucat. TB 165cm, BB 50 kg
Tanda vital: suhu 37.5oC, nadi 90x/menit, tensi 100/70mmHg, nafas 24x/menit
Mata: konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, mata cekung (-)
THT: oral thrush (+), bibir kering
Paru: vesikuler +/+, rhonki +/+ basah kasar, wheezing -/-
Jantung: S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: supel, nyeri tekan (-), bising usus (-), turgor cukup
Ekstremitas: akral hangat, edema -/-, CRT ,2”
Pemeriksaan LabHb 11.5 g/dl, Ht 40%, eritrosit 4jt/uL, trombosit 170.000/uL, LED 30 mm/jam
Hitung jenis: 0/3/4/70/15/8
Anti HIV reaktif, CD4 T cell 200/uL
Rontgen thorax: infiltrat pada kedua apex pulmo
+Defisiensi Imunologi
Imunodefisiensi primer/kongenitaldisebabkan oleh kelainan genetik pada 1 atau lebih
komponen pada sistem imun dan biasanya gejala muncul pada usia-usia saat antibodi maternal menghilang.
Imunodefisiensi sekunder disebabkan oleh infeksi, kelainan nutrisi, atau terapi
medis yang menyebabkan hilangnya fungsi dari komponen pada sistem imun.
+Penyebab Timbulnya
Immunodefisiensi Sekunder
Infeksi virus seperti campak Jerman atau rubella, campak, Epstein-Barr virus dan human immunodeficiency virus atau HIV dapat merusak sistem kekebalan tubuh.
Sakit, luka traumatik atau konsumsi obat terapeutik yang merusak fungsi sistem kekebalan.
Gizi buruk
Usia ekstrem, seperti pada neonatus dan lansia.
Keganasan
+ Jenis dan Derajat Berat Immunodefisiensi
DefekSel T
DefekSel B
DefekKomplemen
DefekFagosit
Bakteri berkapsul
Neisseria
Candida
Reaktivasi herpes simplex & herpes zoster
Tuberculosis
Pneumosistis
Kaposi’s Sarcoma
EBV/Limfoma
Jamur invasifCytomegalovirus
Mycobacteria virulensi rendah
Maki
n t
inggi dera
jat
bera
tnya
Patogen intraseluler Patogen ekstraseluler
+Oral Thrush
Infeksi Candida albicans yang terakumulasi dalam mulut karena imunodefisiensi (infeksi oportunis)
- Menyebabkan nyeri hebat sewaktu menelan dan mengunyah.
- Pada individu yang imunokompeten umumnya resisten
- Derajat beratnya individu yang terinfeksi candida albican ini termasuk derajat ringan.
+Pemeriksaan yang Mengarah pada ODHA
Demam ringan Merasa letih BB turun dalam 3 bulan
terakhir Nafsu makan turun Diare hilang timbul Perut mulas Sering sariawan Batuk-batuk berdahak Pilek Radang tenggorokan
Hb 11,5 g/dL
Eritrosit 4jt/uL
LED 30mm/jam
Anti HIV reaktif
CD-4 T cell 200/uL
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Lab
+Struktur HIV
p24, p7 nukleokapsid
p17 matrix
gp120 membran (envelope); berikatan dengan CD4 dan reseptor kemokin
gp41 gabung dengan sel host.
Reverse transcriptase enzim; mentranskripsi RNA virus jadi DNA
Protease enzim; memecah prekursor poliprotein virus dan membangkitkan fungsi protein virus
Integrase enzim; mengintegrasi DNA virus ke dalam DNA sel host.
+ Golongan Obat Antiretroviral Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)
menghambat enzim reverse-transcriptase virus dan mengakhiri proses elongasi DNA virus selanjutnya. (butuh enzim kinase sel )
Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI)spesifik menghambat aktivitas enzim reverse transcriptase dengan mengikat secara langsung tempat yang aktif pada enzim tanpa aktivasi sebelumnya.
Obat golongan Protease Inhibitor (PI) menghambat enzim protease HIV yang dibutuhkan.
Obat golongan Fusion Inhibitormenghambat masuknya HIV ke dalam sel target pada orang yang terinfeksi. Obat ini secara spesifik mencegah fusi glikoprotein transmembran gp120 dengan reseptor cd4 pada sel inang.
Golongan integrase inhibitormencegah pemaduan kode genetik hiv dengan kode genetik sel dengan menghambat langkah kelima dari siklus hidupnya.
+HAART (Highly Active
Antiretroviral Therapy)
Dapat menekankan pengembangbiakan/penggandaan HIV dan perjalanan menuju AIDS dengan menggabungkan tiga atau lebih obat antiretroviral dalam kombinasi
Terapi ini dibuktikan mengurangi jumlah virus dalam darah menjadi tingkat yang tidak dapat dideteksi, untuk jangka waktu yang cukup lama.
Kombinasi yang biasanya digunakan:
3 NRTI
2 NRTI + PI
2NRTI + NNRTI
+Anti-HIV Tidak Protektif
Pada tahap awal invasi HIV terhadap sel TH, gp120 berikatan dengan reseptor CD4+. Regio dari gp120 juga menjadi sasaran target untuk tempat berikatannya dengan antibodi.
Terjadinya mutasi pada gp120 adalah alasan mengapa anti-HIV tidak efektif untuk melindungi diri
dari infeksi HIV, sehingga anti-HIV tidak dapat mengenali dan mengeliminasi virus HIV
+Faktor Genetik
penyebab pembagian tipe perkembangan AIDS menjadi:
Slow progression AIDS berkembang dengan pelan (2-10 tahun)
Long-term non progression terdapat virus HIV namun tidak terdeteksi dan tidak bermanifestasi menjadi penyakit AIDS
Rapid progression AIDS berkembang secara cepat (2-3 tahun)
3 kategori kelainan genetik berupa polimorfism :Gen untuk reseptor pada permukaan sel
memberi kontribusi terhadap masuknya virus HIV pada sel pejamu. Contoh: gen untuk CCR5, CXCR4
Gen untuk HLA pada sistem imun pejamuHeterozigositas yang terjadi pada loci HLA (Human Leukocyte
Antigen) menunjukkan terjadinya perkembangan penyakit AIDS yang pelan
Gen untuk sitokin atau respon imun pejamuBeberapa studi menunjukkan bahwa sitokin bisa menghambat atau
menstimulasi replikasi pada HIV-1. Contoh: TNF, IL-10, IL-4, reseptor untuk IFN-.
+Mekanisme HIV Menghindari
Sistem Imun
Bermutasi sehingga dapat menghindari deteksi oleh antibodi atau sel T yang terbentuk.
Menghindari sel T sitotoksik dengan cara menghambat ekspresi molekul MHC kelas I.
Mengakibatkan ketidakseimbangan sel TH2 dan TH1 sehingga terjadi hambatan imunitas selular yang mengakibatkan peningkatkan kerentanan pejamu terhadap infeksi HIV.
+Pemeriksaan Lab In Vitro
ELISA
Deteksi anti-HIV.
Western Blot (WB)
Teknik pemisahan protein virus yaitu gp120, gp41, dan p24 pada kapsid virus dengan cara elektroforesis. Dilihat dengan mengintepretasikan pita-pita yang terbentuk.
Uji lanjutan
Enumerasi (perhitungan) CD3,
CD4, CD8. Respon proliferasi
terhadap antigen, HLA.
+Pencegahan Terhadap HIV
A : abstinence
B : be faithful after marriage
C : condoms
D : do not share needles
+Penatalaksanaan HIV/AIDS
Konseling dan Edukasi
Perbaiki gaya hidup (kurangi merokok, hindari pemicu infeksi oportunistik, rajin berolahraga)
Terapi Antiretrovirus (ARV)
Mengatasi infeksi opportunistik
Non-medikamentosa Medikamentosa
+Prognosis
Prognosis pada pasien ini tergantung dari stadium klinis dan presentase CD4 yang dimiliki.
Ad vitam : ad malam
sangat rawan terjangkit infeksi opportunistik dan penyakit-penyakit komplikasi, seperti tbc dan lain-lain.
Ad sanationam : ad malam
kemungkinan sembuh kecil, karena penyakit ini tidak dapat diobati, hanya dapat dihambat dan jumlah CD4 dalam tubuh menurun.
Ad functionam : ad malam
Organ-organ terinfeksi , sehingga kinerja berkurang.