31
KEJANG DEMAM KOMPLEK OLEH: RIVIA KRISHARTANTY ILMU KESEHATAN ANAK RSUP DR.MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014

ppt kejang demam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gdfsgfsffs

Citation preview

KEJANG DEMAM KOMPLEK

OLEH:

RIVIA KRISHARTANTY

ILMU KESEHATAN ANAK

RSUP DR.MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

SRIWIJAYA 2014

LAPORAN KASUSIdentifikasi

•Nama : An. I

•Umur : 1 tahun 7 bulan

•JenisKelamin : Laki-laki

•Agama : Islam

•Bangsa : Indonesia

•Alamat : Jl. Slamet Riyadi Lr.Jambu no.239 kel. Kuto Batu

•MRS : 13 Oktober 2014

•Masuk lewat : IGD

ANAMNESIS

• Keluhan Utama: Kejang

• Keluhan Tambahan: Batuk dan Pilek

• Riwayat Perjalanan Penyakit:

• ± Sejak 1 minggu SMRS penderita batuk (+) berdahak, pilek (+), dan demam (-) ± 7 jam SMRS penderita demam tinggi mendadak, terus-menerus, kejang (+) sebanyak 2 kali. Lama kejang yang pertama ± 5 menit dan kejang yang kedua lamanya ± 15 menit, kejangnya umum, tonik klonik, pada saat kejang mata mendelik ke atas.Inter dan post iktal tertidur, dan interval kejang ± 4 jam. Batuk (+) berdahak, pilek (+). Anak kemudian dibawa ke RS Pelabuhan, kemudian diberi obat kejang yang diberikan lewat anus, kejang kemudian berhenti. Penderita disarankan rujuk ke RSMH. Riwayat pernah kejang saat usia 8 bulan, kejang setiap demam tinggi hampir setiap bulan. Riwayat kejang dalam keluarga ada adik dari ayah penderita.

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum:

•Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

•Sensorium : Compos Mentis

•Nadi : 136 x/menit

•Pernapasan : 26 x/menit

•Temperatur : 390C

•Berat badan : 8,6 kg

•Panjang badan : 79 cm

•Lingkar kepala : 45 cm

•Tonus otot : Eutoni

•Anemis : tidak ada

•Ikterus : tidak ada

•Sianosis : tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK

• Kepala :NCH (-), CA (-), SI (-).

• Faring : Hiperemis, Tonsil: T2-T2 hiperemis.

• Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-).

• Thorax: Simetris, retraksi (-)

• Cor: BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)

• Pulmo : Vesikuler (+) normal, wheezing (-), rhonki (-).

• Abdomen: Datar, lemas, hati dan lien tidak teraba, Bising usus (+) normal

• Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 3’’

STATUS NEUROLOGIS

Pemeriksaan Tungkai

Kanan

Tungkai

Kiri

Lengan

Kanan

Lengan Kiri

Gerakan Luas Luas Luas Luas

Kekuatan 5 5 5 5

Tonus Eutoni Eutoni Eutoni Eutoni

Klonus - - - -

Refleks

Fisiologi

Normal Normal Normal Normal

Refleks

Patologis

- - -

GRM -

RIWAYAT KEHAMILAN DAN KANDUNGAN

•GPA : G2P1A0

• Periksa hamil : tiap bulan ke bidan

Kebiasaan ibu sebelum/selama kehamilan

•Minum alkohol : tidak pernah

•Merokok : tidak pernah

•Makan obat-obatan tertentu : tidak pernah

• Penyakit atau komplikasi kehamilan ini : tidak ada

Riwayat Persalinan

•Presentasi : normal

•Cara persalinan : spontan pervaginam

•KPSW : tidak ada

•Riwayat demam saat persalinan : tidak ada

•Riwayat ketuban kental, hijau, bau : tidak ada

Keadaan bayi saat lahir

•Jenis kelamin : Laki-laki

•Kelahiran : tunggal

•Kondisi saat lahir : hidup, langsung menangis

• Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat pernah kejang saat usia 8 bulan, kejang setiap demam tinggi hampir

setiap bulan.

• Riwayat Penyakit dalam Keluarga

Riwayat kejang dalam keluarga ada adik dari ayah penderita.

• Riwayat Pengobatan

Tidak Ada

• Riwayat Makanan

0-5 bulan anak diberikan ASI,

3 bulan- 6 bulan diberikan ASI, susu formula, dan bubur susu,

6 bulan- 1 tahun diberikan ASI, susu formula, dan bubur tim,

1 tahun- sekarang diberikan nasi, ASI, susu formula.

• Riwayat Imunisasi

• BCG : (+)

• Polio : polio 1 (-), polio 2 (-), polio 3 (-), polio 4 (-)

• DPT : DPT 1 (-), DPT 2 (-), DPT 3 (-)

• Campak : (-)

• Hepatitis: Hib 1 (-), Hib 2 (-), Hib 3 (-)

• Kesan : Imunisasi dasar tidak lengkap

Diagnosis kerja

•Kejang Demam Komplek + tonsilofaringitis akut

Terapi

MRS Neuropediatri

Diazepam rectal 5 mg (ke 2) + O2 nasal 2 lt/menit bila kejang

Propiretik supp 120 mg diberikan di IRD

Paracetamol 3 x 120 mg (PO) bila T > 38,5ºC

Diazepam 3 x 2 mg (PO) bila T > 38,5ºC

Ambroxol syr 3 x 1/3 cth po

Amoxcillin syr 3 x 1 cth

Prognosis

•Quo ad Vitam : Bonam

•Quo ad Fungsionam : Dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

DEFENISI

• Kejang demam = bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh

(suhu rektal di atas 38°C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium

• Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami

kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi SSP

atau epilepsy yang kebetulan terjadi bersama demam.

• Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang

demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam.

EPIDEMIOLOGI

• 2-4% dari populasi anak 6 bulan- 5 tahun

• 80-90% merupakan kejang demam sederhana

• 20% kasus kejang demam komplek

• 8% berlangsung > 15 menit

• 16% berulang dalam waktu 24 jam

• 2-4% berkembang menjadi epilepsy

• Kejang pertama terbanyak antara umur 17-23 bulan

PERBEDAAN KEJANG DEMAM DENGAN KEJANG YANG DISERTAI DEMAM

Kejang Demam Demam disertai kejang

Faktor predisposisi genetic Besar Kecil tidak bermakna

Lama kejang 1-3 menit jarang kejang lama Lebih dari 10 menit

Manifestasi klinis saat kejang Pada saat demam sebagian besar karena ISPA

Infeksi SSP (ensefalitis, meningitis)

Kelainan patologi yang mendasari

Tidak ada Kelainan vaskuler dan edema

Status neurologis Jarang Sering

PATOFISIOLOGI

1. Meningkatkan metabolism menurunkan energy

2. Merusak GABA-ergik menurunkan fungsi inhibisi

3. Meningkatkan asam glutamate, meurunkan glutamin

4. Meningkatkan mobilitas ion Na+ depolarisasi membran

KLASIFIKASI

•Kejang demam sederhana (Simplex febrile seizure)

•Kejang demam komplek ( Complex febrile seizure)

PERBEDAAN KEJANG DEMAM SEDERHANA DENGAN KOMPLEK

Klinis Kejang denan sederhana Kejang demam komplek

Durasi Kurang dari 15 menit Lebih dari 15 menit

Berulang dalam satu episode 1 kali Lebih dari 1 kali

Defisit neurologi - ±

Riwayat kejang dalam keluarga

± ±

Riwayat kejang keluarga tanpa demam

± ±

Abnormalitas neurologis ± ±

Tipe kejang Umum Umum/fokal

FAKTOR RESIKO

• Faktor resiko kejang demam adalah:

1.Riwayat kejang demam dalam keluarga

2.Pemulangan neonates >28 hari

3.Keterlambatan perkembangan

4.Anak dengan pengawasan

5.Kadar natrium rendah

6.Temperatur yang tinggi

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Laboratorium

• Pungsi Lumbal

1.Bayi < 12 bulan sangat dianjurkan

2.Bayi 12-18 bulan dianjurkan

3.Bayi > 18 bulan tidak rutin

Jika secara klinis yakin bukan meningitis tidak perlu dilakukan LP

• Elektroensefalografi (EEG)

• Radiologis (Foto X-ray kepala, USG, CT-Scan, MRI)

KOMPLIKASI • Faktor resiko berulangnya kejang demam adalah:

1.Riwayat kejang demam dalam keluarga

2.Usia kurang dari 15 bulan

3.Temperatur yang rendah saat kejang

4.Cepatnya kejang setelah demam

Faktor resiko terjadinya epilepsy adalah

1.Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas belum kejang demam pertama

2.Kejang demam kompleks

3.Riwayat epilepsy pada orang tua atau saudara kandung

PENATALAKSANAAN

• Penatalaksaan saat kejang

1.Di rumah

2.Dirumah sakit

• Pemberian obat pada saat demam

1.Antipiretik

2.Antikonvulsan

• Pemberian obat rumatan :

1.Indikasi

2.Jenis antikonvulsan

3.Lama pengobatan

• Edukasi untuk orang tua

• Antipiretik

1.Parasetamol 10-15 mg/kg, 4-5x/hari

2.Ibuprofen 5-10 mg/kg, 3-4x/hari

• Antikonvulsan

Diazepam 0,3 mg/kg per-oral atau 0,5 mg/kg pada saat demam > 38,5°C

• Obat rumatan

1.Asam Valporate 15-4 mg/kg/hari, 2-3 dosis

2.Pada sebagian kecil kasus, terutama KDK pada bayi < 12 bulan, diberikan

s/d 1 tahun bebas kejang

EDUKASI ORANG TUA

• Kecemasan orang tua terhadap kejang harus dikurangi dengan cara:

1.Meyakinkan bahwa kejang demam mempunyai prognosis baik

2.Memberitahukan cara penanganan kejang

3.Memberikan informasi kemungkinan kejang kembali

4.Pemberian obat untuk mencegah frekuensi kejang demam memang efektif,

efek samping obat harus tetap diingatkan.

INDIKASI RAWAT INAP

1. Kejang demam komplek

2. Hiperpireksia

3. Usia < 6 bulan

4. Kejang demam pertama

5. Terdapat kelainan neurologis

ANALISIS KASUS

• Telah dilaporkan pada kasus, seorang laki-laki yang berusia 1tahun 7 bulan dengan berat badan 8,6 kg, panjang badan 79 cm dan lingkar kepala 45 cm datang ke RSMH Palembang karena sebelumnya mengalami demam tinggi yang lama dan disertai kejang, batuk (+), pilek (+) Tidak disertai dengan muntah, dan mencret.

• Dari anamnesis didapatkan± Sejak 1 minggu SMRS penderita batuk (+) berdahak, pilek (+), dan demam (-) ± 7 jam SMRS penderita demam tinggi mendadak, terus-menerus, kejang (+) sebanyak 2 kali. Lama kejang yang pertama ± 5 menit dan kejang yang kedua lamanya ± 15 menit, kejangnya umum, tonik klonik, pada saat kejang mata mendelik ke atas.Inter dan post iktal tertidur, dan interval kejang ± 4 jam. Batuk (+) berdahak, pilek (+). Anak kemudian dibawa ke RS Pelabuhan, kemudian diberi obat kejang yang diberikan lewat anus, kejang kemudian berhenti. Penderita disarankan rujuk ke RSMH.

• Dari pemeriksaan fisik didapatkan bahwa pada pemeriksaan faring didapatkan faring hiperemis dan pembesaran tonsil (T2-T2), dan dari pemeriksaan laboratorium didapatkan kesan leukositosis. Prognosis untuk penyakit ini adalah bonam. Gejala penyakit yang ada, ditatalaksanai dengan memberikan pengobatan berupa amoxcilin 3 x 150 mg, Diazepam intermitten 3 x 2 mg, bila suhu > 38,5ºC, dan paracetamol 3 x 150 mg, bila suhu > 38,5ºC.

TERIMA KASIH