Upload
mutiaradara
View
153
Download
22
Embed Size (px)
DESCRIPTION
membahana etiologi, patogenesis. staging dan penatalkansanaan
Citation preview
KARSINOMA NASOFARING
DISUSUN OLEH:MUTIARA DARA RATIH, S. Ked
Pembimbing:dr. Moelyadhi Utomo, Sp. THT
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya2015
04/18/2023 2
PENDAHULUAN
• Karsinoma nasofaring (KNF):tumor ganas daerah kepala dan leher terbanyak di Indonesia, angka kejadian sebesar 60%
• Cina Selatan (Guang-Dong)→prevalensi 39,84/100.000 penduduk
04/18/2023 3
• Ras mongoloid berisiko terhadap KNF:Cina bagian selatan, Hongkong, Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura dan Indonesia
• Faktor risiko: infeksi Virus Ebstein-Barr, letak geografis, rasial, jenis kelamin, kebiasan hidup, dan genetik
04/18/2023 4
Anatomi & Histologi
• batas atas:basisphenoid dan basiocciput.
• Posterior : lengkungan vertebra atlas.
• Dasar : palatum mole.• anterior :koana• lateral :muara tuba
eustachius torus tubarius, fossa Rosenmuller
04/18/2023 5
FUNGSI NASOFARING
• Menyalurkan udara dari hidung ke laring dan trakea• Menyamakan tekanan antara tuba eustacius dan
nasofaring• Elevasi palatum mole:membantu proses menelan,
berbicara, dan muntah• Ruang resonansi produksi suara• Kanal drainase :sekresi mukus nasal dan kelenjar
nasofaring
04/18/2023 Free Template from www.brainybetty.com 6
• Insiden di Amerika Utara berkulit putih adalah 0,25% dari seluruh kanker, sementara pada campuran Cina dan Amerika sebesar 18%
• jarang ditemukan di India dan kejadiannya berkisar hanya 0,41% dari seluruh kanker
• Penduduk Cina Selatan, Taiwan dan Indonesia adalah yang paling berisiko tinggi terhadap kanker ini.
04/18/2023 7
Karsinoma Nasofaring : Etiologi
• karsinogen lingkungan:asap rokok, kebiasaan mengkonsumsi ikan asin, makanan yang diawetkan yang mengandung nitrosamines
• Kerentanan genetik:translokasi, amplifikasi dan delesi dari kromosom 3p, 5p, dan 3q berkontribusi terhadap KNF
• Infeksi EBV: sel epitel, sel T, sel makrosit, dan sel natural killer
04/18/2023 8
PATOGENESIS
04/18/2023 9
PREDILEKSI
• Dekade ke 5-7 • Jenis kelamin laki-laki 2-3 kali lebih sering
dibandingkan perempuan
04/18/2023 10
GAMBARAN KLINIS
• Berdasarkan pertumbuhan tumor:– Proliferatif: Saat tumor polipoid mengisi
nasofaring sehingga menimbulkan gejala obstruksi nasal.
– Ulseratif: Epistaksis gejala yang umum didapatkan– Infiltratif: Pertumbuhan infiltratif secara
submukosa
04/18/2023 Free Template from www.brainybetty.com 11
04/18/2023 12
• Gejala dibagi 4 kelompok:a. Nasal: Obstruksi nasal, nasal discharge,
denasal speech (rhinolalia clausa) dan epistaksis
b. Otologi: kehilangan pendengaran konduktif, otitis media supuratif atau serosa, tinitus
04/18/2023 13
c. Ekstensi intrakranial: oftalmoplegia, berkurangnya refleks kornea, eksoftalmus dan kebutaan, jugular foramen Syndrome, Trotter's triad.
d. Metastasi ke KGBservikal
04/18/2023 14
Diagnosis
• Anamnesis: keluhan pada telinga, hidung, gangguan saraf kranial, pembesaran KGB
• Pemeriksaan fisik: KGB servikal, fungsi nervus kranialis
• Pemeriksaan serologi EBV: -IgA, EA-IgA, EBV-DNAseAb
• Pencitraan:– CT Scan– MRI– Bone scan– PET-CT
• Biopsi
04/18/2023 15
Diagnosis Banding
• Kelainan hiperplastik nasofaring• Angiofibroma nasofaring• Limfadenitis koli• TB kelenjar leher• Limfoma malignum
04/18/2023 16
Klasifikasi
04/18/2023 17
04/18/2023 18
Stadium
• TNM menurut UICC (Union for International Cancer Control ) 2002:
04/18/2023 19
04/18/2023 20
04/18/2023 Free Template from www.brainybetty.com 21
Penatalaksanaan
• Stadium 1 = Radioterapi• Stadium II dan III: Kemoradiasi• Stadium IV dengan N<6 : Kemoradiasi• Stadium IV dengan N>6 : Kemoterapi dosis
penuh dilanjutkan kemoradiasi
04/18/2023 Free Template from www.brainybetty.com 22
• Radiasi• Kemoterapi: adjuvan, neoadjuvan, konkomitan• Pembedahan• rehabilitatif:– Psikis– Fisik
04/18/2023 Free Template from www.brainybetty.com 23
04/18/2023 Free Template from www.brainybetty.com 24
04/18/2023 Free Template from www.brainybetty.com 25
Prognosis dan Faktor Prediktif
• Dengan menggunakan staging TNM 2002 menunjukkan disease-specific-survival (DSS) 5 tahun untuk stadium 1 adalah 98%, stadium II A dan B adalah 95%, stadium III 86%, stadium IV A-B 73%.
04/18/2023 Free Template from www.brainybetty.com 26
• Prognosis diperburuk oleh beberapa faktor seperti:
- Stadium yang lebih lanjut- Usia lebih dari 40 tahun - SCC dan ditemukan infeksi EBV- Adanya pembesaran kelenjar leher - Adanya kelumpuhan saraf otak dan adanya
kerusakan tulang tengkorak - Adanya metastasis jauh
04/18/2023 Free Template from www.brainybetty.com 27
Kesimpulan
• Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas bagian kepala leher tersering dengan lokasi predileks di bagian fosa rosenmuller.
• Insidensi KNF dipegaruhi oleh tiga faktor yaitu karsinogen lingkungan, kerentanan genetik dan infeksi Ebstein Barr Virus.
• Gejala yang ditimbulkan dapat berupa gejala nasal seperti obstruksi nasal, nasal discharge, denasal speech, dan epistaksis; gejala otologi berupa tintus, tuli konduktif dan dizziness; gejala oftalmoneurologi berupa diplopia, eksoftalmus dan kebutaan; dan metastasis metastasis KGB servikal.
04/18/2023 Free Template from www.brainybetty.com 28
• KNF secara histopatologis dibagi menjadi tiga jenis yaitu karsinoma berkeratin, karsinoma tidak berkeratin berdiferensiasi, dan karsinoma tidak berkeratin dan tidak berdiferensiasi.
• Penatalaksanaan berdasarkan stadiumnya. Stadium 1 = Radioterapi, Stadium II dan III: Kemoradiasi, Stadium IV dengan N<6 : Kemoradiasi, Stadium IV dengan N>6 : Kemoterapi dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi.
• Prognosis ditentukan dari stadium, usia pasien, jenis kelamin, ras, pembesaran KGB, kelumpuhan saraf otak dan adanya metastasis jauh.
04/18/2023 Free Template from www.brainybetty.com 29
• Roezin A. Adham M. Karsinoma nasofaring. dalam: Soepardi EA, Iskandar N, bashiruddin J, Restuti RD, editor. Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 7. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2012. p. 158-63.
• Snell R. Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta: EGC, 2010. 366-48.• Dhingra PL, Dhingra S. Diseases of Ear, Nose and Throat. Edisi kelima. Gurgaon:Elsevier India;2010. p. 262-6.• Human Protein Atlas. Nasopharynx [Internet]. Diakses 20 maret 2015. Available from:
http://www.proteinatlas.org/learn/dictionary/normal/nasopharynx • Ali MY. Histology of Human Nasopharyngeal mucosa. J anat. 1965;99(3): 657-72.• Wolden SL, editor. Cancer of nasopharynx. In: ACS Atlas of Clinical Oncology Cancer of Head and Neck, BC
Decker Inc Hamilton London 2001 : p.146-154.• Hoffman H. Patulous Eustachian Tube - Management of the Symptom of Autophony . [Internet] 2014. [Diakses 9
maret 2015]. Available https://wiki.uiowa.edu/display/protocols/Patulous+Eustachian+Tube++-++Management+of+the+Symptom+of+Autophony (7)
• Jaiswal I. Nasopharynx. [Internet]2013. [Diakses 19 maret 2015]. Available from: http://www.slideshare.net/ishajaiswal169/nasopharynx (8)
• Ballenger JJ. Leher, orofaring dan nasofaring. Dalam: Penyakit telinga hidung tenggorok kepala leher, Alih bahasa Samsurizal, ed 13. jilid 1. Jakarta: Bina Rupa Aksara;1994.p.295-416.
• Xiang G, Taixing L. Tumor Kepala dan Leher. dalam: Desan W, editor. Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;2013. p.263-77.
04/18/2023 Free Template from www.brainybetty.com 30
• Saad S, Wang TJC. Nasopharyngeal carcinoma: Current treatment options and future directions. J Nasopharyng Carcinoma 2014;1(16):1-9.
• Mu-Sheng Zeng and Yi-Xin Zeng. Pathogenesis and Etiology of Nasopharyngeal Carcinoma. In lLu JJ, Cooper JS, Lee AWM. Nasopharyngeal cancer multidiciplinary management. Springer. 2010. 9-19.
• Korcum AF, Ozyra E, Ayhan A. Epstein-Barr Virus Gene and Nasopharyngeal Cancer. Turkis Journal of Cancer;2006: 36 (3).97-101.
• Tanner J, Weis J,Fearon D, Whang Y, Kieff. E. Epstein-barr virus gp350/220 binding to the B lymphocyte C3d receptor mediates adsorption, capping, and endocytosisVolume 50, Issue 2, 17 July 1987, Pages 203–213.
• Nordin A. Nasopharyngeal carcinoma: East Malaysian perspective. [Internet] 2013. [Diakses 19 Maret 2015]. Available from: http://www.mmgazette.com/nasopharyngeal-carcinoma-east-malaysian-perspective-dr-ahmad-nordin/ (15)
• Razek AAKA, King A. MRI and CT of Nasopharyngeal Carcinoma. American Rontgen Ray Society 2012;198:11-7.• Thompson LDR. Update on Nasopharyngeal Carcinoma. Head and Neck Pathol (2007) 1:81–86• Chan JKC, Bray F, McCarron P, Foo W, Lee AWM, Yip T, Kuo TT, Pilch BZ, Wenig BM, Huang D, Lo KW, Zeng YX, Jia WH.
Nasopharyngeal carcinoma. In: Barnes EL, Eveson JW, Reichart P, Sidransky D, editors. Pathology and genetics of head and neck tumours. Kleihues P, Sobin LH, series editors. World Health Organization Classification of Tumours. Lyon, France: IARC Press, 2005:85–97.
• American Society of Clinical Oncology. Nasopharyngeal Cancer-Stages and Grades [Internet]. [Diakses 19 maret 2015]. Available from: http://www.cancer.net/cancer-types/nasopharyngeal-cancer/stages-and-grades (18)
• Alberta Health Service. Nasopharyngeal Treatment. [Internet] 2013. [Diakses pada 13 maret 2015]. Available from: www.albertahealthservices.ca
• Wei WI, Sham JS. Cancer of the nasopharynx. In: Cancer of the head and neck, ed. 3th, WB. Saunders Company:Philadelphia;1996. p.16;277-91. [Diakses pada 19 Maret 2015]. Available from: http://highwirepress