Upload
suzzanadira
View
243
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Kelarutan suatu senyawa didefinisikan sebagai jumlah terbanyak (yang dinyatakan baik dalam gram atau dalam mol) yang akan larut dalam kesetimbangan dalam volume pelarut tertentu pada suhu tertentu. Meskipun pelarut – pelarut selain air digunakan dalam banyak aplikasi, larutan dalam air adalah yang paling penting dan banyak digunakan (Oxtoby, 2001).
Nilai Ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam larutan, apakah belum
jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan membandingkan hasil kali ion dengan hasil
kali kelarutan, kriterianya adalah sebagai berikut :
1. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-masing kurang dari
nilai Ksp maka larutan belum jenuh dan tidak terjadi endapan.
2. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya masing-masing sama dengan
nilai Ksp maka kelarutannya tepat jenuhnamun tidak terjadi endapan.
3. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai Ksp, maka
larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk endapan.
4. II. PRINSIP PERCOBAAN
Jika sejumlah besar pelarut dibiarkan berhubungan dengan sejumlah terbatas pelarut, pelarutan terjadi secara terus menerus. Hal ini berlaku karena adanya proses pengendapan, yaitu kembalinya spesies (atom, ion, atau molekul) ke keadaan tak larut. Pada waktu pelarutan dan pengendapan terjadi denggan laju atau kecepatan yang sama, kuantitatif terlarut yang larut dalam sejumlah pelarut tetap sama pada setiap waktu. Proses ini adalah suatu keseimbangan dinamis dan larutannnya dinamakan larutan jenuh. Konsentrasi larutan jenuh dikenal dengan kelarutan zat terlarut dalam pelarut tertentu.
III. TINJAUAN PUSTAKA
Ksp senyawa dapat ditentukan dari percobaan laboratorium dengan mengukur kelarutan (massa senyawa yang dapat larut dalam tiap liter larutan) sampai keadaan tepat jenuh. Dalam keadaan itu, kemampuan pelarut telah maksimum untuk melarutkan atau mengionkan zat terlarut. Kelebihan zat terlarut walaupun sedikit akan menjadi endapan. Hasil kali kelarutan dalam keadaan sebenarnya merupakan nilai akhir yang dicapai oleh hasil kali ion-ion ketika kesetimbangan tercapai antara fase padat dari garam yang hanya sedikit larut dan larutan itu (Syukri, 1999).
Hasil kali konsentrasi dari ion-ion pembentuknya untuk setiap suhu tertentu adalah konstan, dengan konsentrasi ion dipangkatkan bilangan yang sama dengan jumlah masing-masing ion yang bersangkutan. Kelarutan merupakan jumlah zat yang terlarut yang dapat larut dalam sejumlah pelarut sampai membentuk larutan jenuh. Sedangkan hasil kali kelarutan merupakan hasil akhir yang dicapai oleh hasil kali ion ketika kesetimbangan tercapai antra fase padat dari garam yang hanya sedikit larut dalam larutan tersebut (Keenan, 1991).
Kelarutan endapan-endapan yang dijumpai dalam analisis kuantitatif meningkat dengan bertambahnya temperatur. Dengan beberapa zat pengaruh temperatu ini kecil, tetapi dengan zat-zat lain pengaruh itu dapat sangat nyata. Jadi kelarutan perak klorida pada 10 dan 100 oC masing-masing adalah 1,72 dan 21,1 mg dm-3, sedangkan kelarutan barium sulfat pada kedua temperatur itu masing-masing adalah 2,2 dan 3,9 mg dm-3. Dalam beberapa hal, efek ion sekutu mengurangi kelarutan menjadi begitu kecil sehingga efek temperatur, yang tanpa efek ion sekutu akan kentara, menjadi sangat kecil (Bassett, 1994).
Ksp = HKK = hasil perkalian [kation] dengan [anion] dari larutan jenuh suatu elektrolit yang sukar larut menurut kesetimbangan heterogen. Kelarutan suatu elektrolit ialah banyaknya mol elektrolit yang sanggup melarut dalam tiap liter larutannya. Jika konsentrasi ion total dalam larutan meningkat, gaya tarik ion menjadi lebih nyata dan aktivitas (konsentrasi efektif) menjadi lebih kecil dibandingkan konsentrasi stoikhiometri atau terukurnya. Untuk ion yang terlibat dalam proses pelarutan, ini berarti bahwa konsentrasi yang lebih tinggi harus terjadi sebelum kesetimbangan tercapai dengan kata lain kelarutan akan meningkat (Oxtoby, 2001).
http://annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/hasil-kali-kelarutan-ksp/
Pembahasan Pada praktikum ini bertujuan dalam penentuan hasil kali kelarutan garam, adapun Bahan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah Kalsium karbonat Pb(NO3)2 dan KI . Hal yang
terlebih dahulu dilakukan adalah pembuatan larutan sampel sebanyak 5 percobaan/tabung,
dengan cara mereaksikan Pb(NO3)2 dengan larutan KI. Kita buat sebanyak 5 percobaan/tabung
dan dimana setiap tabung memiliki perbedaan volume Pb(NO3)2 dan KI. Setelah itu kita
menghitung adsorbansinya pada setiap tabung. Adapun hasil yang didapat pada campuran larutan
ini adalah terbentuknya endapan berwarna kuning, hal ini terjadi karena hasil kali kelarutan Pb2+
dengan I- kelewatan jenuh. Untuk mengetahui berapa banyak I- dan Pb2+ mengendap kita dapat
lihat dari grafik larutan sampel hubungan adsorbansi dengan konsentrasi I-.
Setelah diketahui konsentrasi Pb2+ dan I- yang mengendap, maka kita pun dapat
menghitung Ksp sampel tersebut pada setiap tabung. Adapun Ksp PbI2 hasil perhitungan dari
praktikum ini jauh berbeda dengan nilai Ksp PbI2 secara teori , dimana secara teori Ksp PbI2 yakni
1,4 x 10-8 . Kesalahan ini terjadi mungkin karena kurang tepat dalam melakukan pengukuran
volume zat larutan atau pemberian /pengisian larutan pada setiap tabung. Selain itu juga dapat
disebabkan dalam pembacaan grafik standar yang kurang tepat, dimana kesalahan ini
menyebabkan penentuan konsentrasi yang mengendap tidak tepat.
VIII. Kesimpulan
Cara penentuan Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah mengalikan konsentrasi ion-ion dalam
larutan jenuh, masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya, dimana pada suhu
tertentu terjadi keseimbangan antara ion-ion tersebut dengan padatan. Kita dapat juga melakukan
dengan cara lain yaitu mengendapkan PbI2 mencuci kelebihan ion yang ada dan melarutkan
padatan garam inert yang terdapat dalam larutan.
Ksp dari tiap tabungManfaat dan Fungsi Tetapan Hasil Kali Kelarutan ( Ksp )
Ksp suatu senyawa ion yang sukar larut dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang kelarutan senyawa tersebut dalam
air.
Semakin besar harga Ksp suatu zat, maka zat tersebut akan semakin mudah larut.
Harga Ksp suatu zat juga dapat digunakan untuk meramalkan terjadi tidaknya endapan suatu zat tersebut jika 2 larutan yang
mengandung ion-ion dari senyawa yang sukar larut, dicampurkan.
Untuk meramalkan terjadi tidaknya endapan suatu senyawa AmBn, jika larutan yang mengandung ion An+ dan ion Bm-
dicampurkan maka digunakan konsep hasil kali ion ( Qsp ).
Qsp AmBn = [ An+ ]m . [ Bm- ]n
o Jika Qsp < Ksp maka belum terbentuk larutan jenuh maupun endapan AmBn
o Jika Qsp = Ksp maka terbentuk larutan jenuh AmBn
o Jika Qsp > Ksp maka terbentuk endapan AmBn
7. Analisa Percobaan
Pada percobaan ini yang dilakukan pertama kali adalah menyiapkan larutan Pb(NO3)2
0,075 M sebanyak 250 ml dan KCL 1 M sebanyak 100 ml. Setelah itu KCl 1 M sebanyak 100 ml
tadi ditempatkan pada buret 50 ml yang berbeda. Sedangkan larutan Pb(NO3)2 0,075 M
dimasukkan kedalam 6 tabung reaksi masing-masing 10 ml, masing-masing tabung reaksi
ditambahkan KCl dengan jumlah yang berbeda yaitu 0,5 1,0 1,2 1,4 1,5 2,0. Sedangkan
penambahan KCl kami mengamati tabung reaksi mana yang telah terbentuk endapan. Larutan
yang telah terbentuk endapan terlebih dulu adalah tabung reaksi nomor 5 dengan penambahan
KCl sebanyak 1,5 ml dan diikutioleh tabung reaksi nomor 6 dengan KCl sebanyak 2,0 ml.
Sehingga dapat dikatakan bahwa larutan yang berada pada keadaan tepat jenuh adalah tabung
nomor 5.
Setelah mengetahui larutan yang berada pada keadaan tepat jenuh yaitu larutan dengan
KCl sebanyak 1,5 ml, kami mengulangi prosedur dengan penambahan KCl pada larutan
Pb(NO3)2 dengan ketelitian 0,1 ml yang dimulai dari 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0, hal ini dilakukan
untuk mengetahui banyaknya volume KCl yang dapat menyebabkan terbentuknya endapan.
Kemudian pada tabung reaksi yang lain, kami memasukkan larutan Pb(NO3)2 sebanyak 10 ml
ada 5 tabung reaksi yang berbeda kemudian ditambah KCl 1 M masing-masing 1,5 2,0 2,5 3,0
3,5 ml dan pada penambahan ini semua larutan suda mengalami pembentukan endapan.
Kemudian campuran yang membentuk endapan dipanaskan di atas hot plate sambil diaduk
dengan termometer untuk mengetahui pada derajat berapa endapan berada pada keadaan tepat
jenuh.
8. Kesimpulan
a. Pada V KCl 1,5 ml terdapat endapan awal yang berarti larutan telah tepat jenuh
b. semakin besar suhu yang diberikan maka kelarutanpun akan semakin besar
c. semakin besar konsentrasi, semakin besar pula Kspnya
d. – Ksp = 10,625 x 10 -5
- ∆H° = -12,060 x 10 -5 kg/mol
4.5 Pembahasan
Dalam percobaan penentuan hasil kali kelarutan, digunakan dua larutan yaitu
Pb(NO3)2 0,075 M dan KCl 1 M. Dalam reaksi diketahui terbentuk endapan PbCl2.
Pb(NO3)2 + 2 KCl PbCl2 + 2 KNO3
+ 2
Endapan PbCl2 merupakan endapan yang sedikit larut dalam air. Pelarutan endapan
dilakukan dengan metode pemanasan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat
proses pelarutan endapan. Semakin banyak endapan yang terbentuk, makin lama proses
pelarutan dan makin besar juga suhu yang dibutuhkan endapan untuk larut.
Selain itu, volume KCl yang ditambahkan ternyata juga mempengaruhi nilai hasil kali
kelarutan (Ksp). Makin besar volume KCl yang ditambahkan, makin kecil nilai hasil kali
kelarutan (Ksp) yang diperoleh. Hal ini dikarenakan besar volume KCl mempengaruhi
banyaknya endapan yang terbentuk, sehingga mempengaruhi besar nilai hasil kali kelarutan
(Ksp).
Larutan Pb(NO3)2 0,075 M dan KCl 1 M dimasukkan ke dalam dua buret yang berbeda
sebanyak 50 mL. Sebelum dimasukkan dalam buret, buret tersebut dibilas dengan larutan contoh,
untuk menyamakan kondisi larutan dengan buret yang akan digunakan. Pada saat memasukan
larutan tersebut ke dalam buret, diusahakan tidak ada gelembung pada buret. Hal ini bertujuan
agar tidak mempengaruhi jumlah volume sehingga tidak berpengaruh pada hasil perhitungan.
Larutan Pb(NO3)2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan volume yang tetap yaitu 10 mL,
sedangkan volume KCl dibuat bervariasi yaitu 0,5 mL; 1,0 mL; 1,5 mL; 2,0 mL; 2,5 mL; 3,0
mL. Perlakuan ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa volume KCl yang diperlukan sampai
keadaan jenuhnya dilewati sehingga endapan mulai terbentuk. Pada saat kedua larutan tersebut
dicampurkan, larutan harus dikocok agar larutan tercampur merata dan reaksi berjalan lancar.
Setelah dikocok, campuran tersebut didiamkan beberapa saat untuk melihat pada volume berapa
terbentuk endapan. Endapan yang terbentuk merupakan endapan putih PbCl2 yang terbentuk
akibat gabungan ion-ion didalam larutan membentuk partikel yang memiliki ukuran lebih besar
yang selanjutnya mengendap.
Pada pencampuran 0,5 mL; 1,0 mL KCl belum terbentuk endapan artinya hasil kali
konsentrasi ion-ion dalam larutan belum melewati nilai hasil kali kelarutan (Ksp = 0). Endapan
baru terbentuk pada penambahan 1,5 mL; 2 mL; 2,5 mL; 3 mL yang berarti hasil kali
konsentrasinya sudah melewati hasil kali kelarutannya (Ksp < 0). Endapan yang terbentuk pada
campuran-campuran tersebut lalu dipanaskan dan pada saat pemanasan endapan dalam larutan
tersebut disertai dengan pengadukan menggunakan termometer. Pemanasan dan pengadukan ini
bertujuan untuk mempercepat larutnya endapan. Pada saat endapan dalam larutan tersebut larut
semuanya, diukur suhunya. Penambahan KCl yang lebih banyak akan menghasilkan endapan
yang yang banyak pula dan suhu yang diperlukan untuk melarutkan endapan akan semakin besar
jika endapan yang dilarutkan juga lebih banyak. Jadi banyaknya endapan yang dilarutkan
bernading lurus dengan suhu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka
kelarutan semakin kecil.
Dan dari pengamatan maka didapatkan bahwa panas pelarutan dari PbCl2 adalah 15,5021
kJ/mol.
5.2 Saran
Adapun saran selama praktikum Ksp ini:
Sebaiknya praktikum dimulai pada pagi hari, bukan pada siang hari.
Untuk laboratorium agar alat-alat yang dibutuhkan dalam praktikum supaya diperbanyak agar
waktu yang digunakan akan lebih efisien.
Untuk asisten adalah mempertahankan cara menjelaskan kepada praktikannya, karena dalam
penyampaian informasi dan pembagian tugas sudah sangat baik.
VII. Analisa Pengamatan
Pada praktikum yang kami lakukan pada larutan Pb(NO3)2 ditambah dengan larutan KCl
0.50 ml belum mengendap, 1,00 ml belum mengendap pada 1,50 ml telah terjadi pengendapan
serta 2.00 ml terjadi pengendapan. Pada volume antara 1.00 sampai 1,50 dilihat lagi ketelitian
pada volume tersebut dan diperoleh volume 1,4 mengalami pengendapan. Endapan warna yang
diberikan yaitu endapan putih. Tujuan dari setiap tabung terlebih dahulu di isi dengan Pb(NO3)2
dan dilanjutkan volume KCl yang berbeda adalah untuk membandingkan supaya diperoleh suatu
grafik.
Pada saat pemanasan tabung reaksi memperlihatkan endapan yang akn larut tetapi harus
diperhatikan suhu ketika semua endapan hilang atau melarut. Hubungan suhu dan endapan
adalah semakin tinggi suhu semakin kecil endapan akan cepat larut.
VIII. Kesimpulan
Praktikum pada volume 0.075 M Pb(NO3)2 ditambah volume 1,0 KCl M
10 ml Pb(NO3)2 + 0,50 ml KCl ---------> tidak mengendap
10 ml Pb(NO3)2 + 1,00 ml KCl ---------> tidak mengendap
10 ml Pb(NO3)2 + 1,50 ml KCl ---------> mengendap
10 ml Pb(NO3)2 + 2,00 ml KCl ---------> mengendap
Suhu pelarutan endapan didapat dan Ksp (log Ksp)
10 ml Pb(NO3)2+ 1,50 ml KCl adalah 48oC , 1,1x10-3 (-2,95)
10 ml Pb(NO3)2+ 2,00 ml KCl adalah 63oC , 9,76x10-3 (-3,01)
10 ml Pb(NO3)2+ 2,50 ml KCl adalah 73oC , 8,64x10-3 (-3,06)
10 ml Pb(NO3)2+ 3,00 ml KCl adalah 78oC , 7,68x10-3 (-3,11)
10 ml Pb(NO3)2+ 3,50 ml KCl adalah 80oC , 6,67x10-3 (-3,16)
Dari grafik diperoleh AHO = -331,24 j/mol
Semakin tinggi suhu semakin kecil nilai Ksp nya, semakin banyak endapan yang terjadi maka
makin kecil hasil kali kelarutan.
Semakin banyak endapan maka semakin besar suhu untuk melarutksn endapan
Hal yang mempengaruhi Ksp adalah suhu, endapan yang terjadi, sifat pelarut, pengaruh pH