11
Preparasi Senyawa Koordinasi Berdasarkan Reaksi Subtitusi

Preparasi Senyawa Koordinasi Berdasarkan Reaksi Subtitusi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Preparasi Senyawa Koordinasi Berdasarkan Reaksi Subtitusi

Citation preview

Preparasi Senyawa Koordinasi Berdasarkan Reaksi Subtitusi

Preparasi Senyawa Koordinasi Berdasarkan Reaksi SubtitusiDua landasan penting dengan adanya penelitian pada preparasi dan karakterisasi- adanya tuntutan praktis kebutuhan individu manusia dan industri- untuk meningkatkan pengetahuan melalui penemuan fakta-fakta atau fenomena-fenomena sistematis.Preparasi senyawa koordinasi umumnya dilakukan di laboratorium melalui teknik-tenik pekerjaan laboratorium sederhana, sedangkan dalam masa modern sudah melibatkan peralatan yang canggih. Teknik Preparasi Senyawa KoordinasiPenguapan LambatPenguapan LambatMerupakan teknik paling sederhana dan paling baik untuk senyawa yang tidak sensitif terhadap udara luar. Cara preparasi :Dipilih pelarut yang cocok , selanjutnya larutan dibuat dalam pelarut yang cocok hingga jenuh. Larutan dipindahkan ke dalam cawan yang bersih kemudian ditutup dengan penutup yang tidak kedap udara (alumunium foil atau kaca tipis datar). Ditempatkan cawan ditempat yang aman untuk melakukan penguapan.Pendinginan Lambat

Teknik ini digunakan untuk sistem zat terlarut-pelarut yang kelarutannya sedang dan titik didih pelarut lebih kecil dari 100 0C. Cara preparasi :Larutan jenuh dimasukkan ke dalam tabung reaksi besar yang dilengkapi penutup. Pindahkan tabung reaksi ke dalam termos yang berisi air hangat (tinggi air lebih tinggi dari larutan dalam tabung dan suhu air dibawah titik didih larutan). Selanjutnya dibukia termos dan dibiarkan sampel yang ada dalam tabung terdinginkan oleh udara hingga terbentuk kristal.Variasi Antara Penguapan dan Pendinginan Lambat

Teknik ini digunakan untuk sistem dengan pelarut tunggal dan sistem pelarut biner atau terner. Variasi komposisi pelarut digunakan untuk menghambat pertumbuhan kristal yang satu dan menumbuhkan kristal lain yang memiliki morfologi dan ukuran yang cocok. Cara preparasinya :Untuk pelarut tunggal, pelarut diuapkan pada batas tertentu dan selanjutnya didinginkan dalam campuran es dengan garam dapur. Untuk mempercepat pengkristalan digunakan kristal sejenis yang telah tersedian untuk menginisiasi pengintian.

Difusi Uap

Metode ini digunakan untuk zat yang jumlahnya kecil. Cara preparasi :Larutan suatu zat dengan pelarut P1 disimpan dalam tabung TPelarut kedua P2 disimpan dalam beaker glass tertutup.Tabung reaksi T dimasukkan dalam beaker glass yang berisi pelarut P2. Difusi P2 secara lambat akan masuk kedalam tabung T (yang berisi larutan P1)sehingga dalam tabung akan terbentuk kristalDifusi Pelarut

Metode ini digunakan untuk menangani zat yang jumlahnya sedikit dan sensitif terhadap udara atau kelembapan. Cara preparasinya :Melarutkan zat terlarut kedalam pelarut P1 dalam tabung reaksi. Selanjutnya pelarut P2 diteteskan secara perlahan kedalam tabung sehingga pelarut P! dan P2 terpisah.

Difusi Reaktan

Metode ini digunakan jika menginginkan terbentuknya zat baru. Cara preparasinya:Digunakan pelarut P2 yang dapat melarutkan pelarut P1 tetapi tidak melarutkan zat yang diinginkan. Zat yang diinginkan tersebut diharapkan dapat mengkristal dalam pelarut P2

Konveksi

Metode ini dilakukan dengan menciptakan kristal pada perbedaan suhu pada tempat penumbuh kristal. Cara preparasinya :Menciptakan larutan jenuh pada wadah panas yang kemudian uap akan mengalir kebagian wadah yang dingin dan terjadilah pengintian kristal.

Counterion

Metode yang digunakan untuk memperbaiki kualitas kristal. Cara preparasinya :Dicari dan digunakan ion-ion yang konfirmasinya relatif terbatas atau ion yang tidak bereaksi dengan ion yang diinginkan. Jika menginginkan kation kompleks tertentu maka perlu dicari kation lain yang cocok untuk mengikat dan mengendapkan anionnya.Ionisasi Senyawa Netral

Metode ini digunakan jika yang dimiliki senyawa netral yang mengandung gugus donor atau akseptor proton. Cara preparasinya :Untuk menumbuhklan kristal dilakukan melalui proses protonasi atau deprotonasi. Metode ini menekankan pada proses ionisasi dengan memanfaatkan terjadinya ikatan hidrogen sebagai pendukung pembentuk kristal yang baik.