49
MPKT-A Ilham Rahman Baiti Rahma Maudina Stevi Dianasari M. Reza Laras Shintya

Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

MPKT-A

Ilham Rahman

Baiti Rahma Maudina

Stevi Dianasari

M. Reza

Laras Shintya

Page 2: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Bab II. Dasar-Dasar Filsafat

Page 3: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Mengapa ilmuwan perlu filsafat?

Berkaitan dengan asumsi, fondasi, metode, dan implikasi dari ilmu pengetahuan.

Filsafat ilmu berurusan dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan.

Page 4: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Dasar Kajian Filsafat Etika;

Sejarah menunjukkan bahwa tanpa dasar etis, ilmu pengetahuan dapat menghasilkan kerugian dan kerusakan di dunia.

Epistemologi;Memberi dasar bagi perolehan pengetahuan. Timbul berbagai

macam pertanyaan seperti “bagaimana kita mengetahui apa yang kita ketahui? Sejauh mana ilmu pengetahuan dapatbekerja tanpa mengkaji pengetahuan? Apa itu pengetahuan?”

LogikaMenjawab berbagai pertanyaan seperti “bagaimana kita

memastikan pikiran yang digunakan dalam usaha perolehan pengetahuan adalah pikiran yang tepat?

Tanpa logika, filsafat dan ilmu pengetahuan tidak dapat memastikan langkah-langkah perolehan pengetahuan secara benar.

Page 5: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Hubungan Filsafat dengan Karakter

Aktivitas dalam filsafat mencakup kegiatan berpikir, mencari kemungkinan lain dari situasi, menjaga kesetiaan, berani mengambil risiko, dan sebagainya merupakan aktivitas yang dapat menguatkan karakter.

Page 6: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Pengertian

Philos berarti kebijaksanaan; Sophos berarti pecinta

Cinta akan kebenaran atau kebijaksanaan

Filsafat adalah usaha manusia untuk memahami segala perwujudan kenyataan secara kritis, radikal dan sistematis.

Page 7: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Kritis Berfilsafat berarti memilah-milah obyek dan

memberi penilaian. Radikal

Mendalam, sampai ke akar-akarnya. Sistematis

Upaya memahami segala sesuatu itu dilakukan menurut suatu aturan tertentu, runut dan bertahap.

Page 8: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Cabang dan Aliran Filsafat

Ontologi Mengkaji tentang ‘ada’ (being) atau tentang apa

yang nyata Epistemologi

Mengkaji hakikat dan ruang lingkup pengetahuan Axiologi

Mengkaji nilai-nilai yang menentukan apa yang seharusnya dilakukan manusia

Page 9: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Ontologi

Ontologi, dapat ditangkap oleh indra Metafisika, tidak dapat dijangkau secara

inderawi.

Page 10: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Epistemologi

Mengkaji teori-teori tentang sumber-sumber, hakikat, dan batas-batas pengetahuan.

Memiliki 4 pokok : Epistemologi dalam arti sempit Filsafat ilmu Keabsahan pengetahuan Batas-batas pengetahuan

Page 11: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Axiologi

Bidang filsafat yang mencoba menjawab pertanyaan “Apa yang dilakukan manusia dan apa yang seharusnya dilakukan manusia?”

Page 12: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Aliran Filsafat

Rasionalisme : berpandangan bahwa semua pengetahuan bersumber dari akal.

Empirisme : menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan

Kritisisme : kritik terhadap rasionalisme dan empirisme yang dianggap terlalu ekstrem dalam mengkaji pengetahuan manusia.

Page 13: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Idealisme : berpendirian bahwa pengetahuan adalah proses-proses mentarl ataupun proses-proses psikologi yang sifatnya subyektif

Vitalisme : memandang hidup tidak dapat sepenuhnya dijelaskan secaa mekanis karena pada hakikatnya manusia berbeda dengan benda mati.

Fenomenologi : mengkaji penampakan atau gejala-gejala dan memandang gejala serta kesadaran selalu saling terkait.

Page 14: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Alternatif Langkah belajar Filsafat

Menurut Kattsoff, langkah-langkah umum yang disarankan dalam menganalisis dan sintesis adalah:

Memastikan adanya masalah yang diragukan kesempurnaannya.

Menguji prinsip-prinsip kesahihannya dan menentukan sesuatu yang tak dapat diragukan kebenarannya.

Meragukan dan menguji secara rasional segala hal yang terkait dengan kebenaran.

Mengenali apa yang dikatakan orang lain mengenai masalah yang bersangkutan dan menguji penyelesaian-penyelesaiannya.

Page 15: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Menyarankan suatu hipotesis yang kiranya memberikan jawaban atas masalah yang diajukan.

Menguji konsekuensi-konsekuensi dengan melakukan verifikasi terhadap hasil-hasil penjabaran yang telah dilakukan.

Menarik kesimpulan mengenai masalah yang mengawali penyelidikan.

Page 16: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Bab III. Dasar-dasar Logika

Page 17: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Apakah logika itu?

Cabang matematikaMerupakan cabang matematika yang mengkaji

seluk-beluk perumusan pernyataan atau pernyataan yang benar, khususnya pernyataan yang menggunakan bahasa formal.

Cabang filsafatCabang dari filsafat yang mengkaji prinsip, hukum

dan metode berpikir yang benar, tepat dan lurus.

Page 18: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Kategori

Reaksi Waktu Lokasi Posisi Memiliki atau mengenakan

Substansi Kualitas Kuantitas Relasi Aksi

Menurut AristotelesDasar kategori adalah pengetahuan tentang ‘ada’, yaitu ontologi dan metafisika.

Page 19: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Menurut Immanuel Kant : Manusia sudah memiliki pengetahuan bawaan dalam bentuk kategori-kategori yang dibawanya sejak lahir.

Empat (4) kelompok besar : Kuantitas : universal dan partikular Kualitas : afirmatif, negatif atau infinit Relasi : kategorikal, hipotetikal atau disjunktif Modalitas : problematik, asertorik atau apodeiktik

Page 20: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Menurut George Willhelm Friedrich Hegel, kategori adalah ide-ide yang menjelaskan realitas.

Ditemukan sekitar 272 kategori

Menurut Charles Sanders Pierce, kategori adalah istilah-istilah paling umum yang dapat digunakan untuk membagi-bagi atau menggolong-golongkan pengalaman

Tiga kategori utama : firstness, secondness, dan thirdness.

Page 21: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Menurut Gilbert Ryle, kategori berjumlah tak terhingga dan tak teratur.

Totalitas kategori tidak dapat ditentukan polanya.

Page 22: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Term

Setiap hal yang dipersepsi adalah ide, yang menghasilkan suatu konsep. Setiap konsep ditandakan dalam bentuk term. Rangkaian term yang bermakna disebut pernyataan.

Dapat berupa formal dan instrumental Contoh formal : gambar, potret dan film Instrumental dapat berupa alamiah (tangis

menandakan kesedihan, dll) dan konvensional (morse, rambut lalu lintas, dll)

Page 23: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

3 jenis makna term : Denotatik : makna sesungguhnya Sense : makna lain Emotif : berdasarkan perasaan atau emosi

Page 24: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Definisi

Definisi adalah pernyataan yang menerangkan hakikat suatu hal.

Kendala yang sering muncul dalam pembuatan definisi adalah keterbatasan pengetahuan dan keterbatasan term. Sehingga sering menghasilkan definisi yang terlalu luas dan penggunaan term yang sama untuk mewakili hal yang berbeda.

Page 25: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Penggolongan Definisi Definisi Nominal (Sinonim); Menerangkan makna kata seperti yang

dimuat dalam kamus. Misal : introspeksi ‘menilai diri sendiri’, kursi ‘tempat duduk’.

Definisi Real; menerangkan arti hal itu sendiri. Misal : sikap adalah ‘kecenderung memberikan tanggapan

secara positif atau negatif terhadap objek tertentu’ Definisi Esensial; menerangkan inti dari suatu hal dengan

menyebutkan genus dan diferentia-nya. Contoh : “Manusia adalah makhluk rasional

Definisi Deskriptif; mengemukakan segi-segi yang positif tetapi belum tentu esensial mengenai suatu hal. Distingtif, properti - Kausal, penyebab Genetik, asal mula atau proses - Aksidental, tidak esensial

Page 26: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Definisi yang menggunakan contoh.

Contohnya : “Minuman sehat itu diantaranya adalah air dan susu”

Kurang memadai karena tidak mencakup keseluruhan ide yang terkandung dalam hal yang didefinisikan

Page 27: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Aturan Membuat Definisi

1. Definisi harus lebih jelas dari apa yang di definisikan

2. Definisi tidak boleh mengandung ide atau term dari yang didefinisikan

3. Definisi dan yang didefinisikan harus dapat dibolak-balik dengan pas

4. Definisi harus dinyatakan dalam kalimat positif

Page 28: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Divisi

Divisi adalah uraian suatu keseluruhan ke dalam bagian-bagian berdasarkan satu kesamaan karakteristik tertentu. Divisi Real

Fisik Bagian esensial; harus lengkap, jika ada yang hilang maka hilang

pula esensinya. Contoh: “manusia terdiri dari badan dan jiwa”. Bagian integral; jika ada bagiannya hilang,tidak menghilangkan

esensi. Contoh: “Pasir terdiri dari butiran-butiran” Metafisik; bagiannya tidak dapat dipisahkan karena

kenyataannya bagian-bagian itu merupakan ketunggalan

Page 29: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Divisi Logis; dalam divisi logis mental manusialah yang membagi keseluruhan hal menjadi bagian-bagian. Manusia menambahkan unsur-unsur tertentu kepada suatu hal untuk menjadikannya kelas.Misal : “Hal” “Hal yang hidup”, “hal hidup yang

berindera”

Page 30: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Aturan Pembuatan Divisi

1. Tidak boleh ada bagian yang terlewati.

2. Bagian tidak boleh melebihi keseluruhan.

3. Tidak boleh ada bagian yang meliputi bagian yang lain.

4. Divisi harus jelas dan teratur.

5. Jumlah bagian harus terbatas; kalau kebanyakan akan kacau. Jika diperlukan, dibuat sub-bagian.

Page 31: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Penalaran

Penalaran adalah penarikan kesimpulan berdasarkan alasan-asalan yang relevan. Alasan-alasan itu dapat berupa bukti, data, informasi akurat, atau penjelasan tentang hubungan antara beberapa hal

Page 32: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Penyimpulan Langsung

Kebenaran pertama-tama dapat dicapai melalui penyimpulan langsung (immediate inference), yaitu penyimpulan yang ditarik sesuai dengan prinsip-prinsip logika. Prinsip-prinsip logika terdiri atas prinsip identitas, prinsip kontradiksi, dan prinsip tanpa nilai tengah (excluded middle)

Contoh : Apakah matahari itu jauh atau dekat?

Page 33: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Penyimpulan Tak Langsung

Untuk dapat memperoleh pengetahuan yang benar tentang hal-hal yang tidak dapat dibuktikan dengan penyimpulan langsung atau indera, kita perlu membandingkan ide-ide. Penyimpulan melalui perbandingan ide-ide adalah penyimpulan tak langsung

Page 34: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Jenis Penalaran

Ada dua jenis penaralan, yaitu deduksi atau penalaran deduktif dan induksi atau penalaran induktif

Contoh Deduksi : Semua tanaman tak berindera.

Puteri malu adalah tanaman.

Jadi: Puteri malu tak berindera Contoh Induksi : Air, di mana pun, di muka bumi atau di laut, pada

tingkat permukaan laut akan membeku pada nol derajat Celcius. Tetapi air dimanapun air

belaka.

Jadi: Semua air pada tingkat permukaan laut membeku pada nol derajat Celcius

Page 35: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Kesalahan Penyimpulan

Kesalahan penyimpulan digolongkan atas dua, yakni kesalahan material dan kesalahan formal. Kesalahan material adalah kesalahan putusan yang digunakan sebagai pertimbangan yang seharusnya memberikan fakta atau kebenaran. Kesalahan formal ialah kesalahan yang berasal dari urutan penyimpulan yang tidak konsisten

Page 36: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Argumentasi

Ungkapan verbal dari penalaran atau penyimpulan tak langsung adalah argumentasi . Ada dua macam argumentasi yang umum digunakan dalam logika, yaitu silogisme kategoris dan silogisme hipotetis. Silogisme kategoris adalah argumentasi yang menggunakan proposisi kategoris yang oleh Aristoteles disebut analitika. Silogisme hipotetis adalah argumentasi yang menggunakan proposisi hipotetis (silogisme hipotetis) yang oleh Aristoteles disebut dialektika

Page 37: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Silogisme Kategoris

Bentuk dasar silogisme kategoris ialah: Jika A adalah bagian dari C maka B adalah bagian dari C (Adan B adalah anggota dari C). Silogisme kategoris ini mengikuti hukum “Semua atau Tidak Sama Sekali” (All or None atau Dictum de Omni et Nullo); artinya, berlaku untuk seluruh anggota kelas, atau tidak sama sekali

Contoh : Tiada hewan (M) berkaki tiga (P).

Semua beruang (S) adalah hewan (M).

Jadi: Tiada beruang (S) berkaki tiga (P).

Page 38: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Silogisme Hipotesis

Premis mayor silogisme hipotetis adalah proposisi hipotetis sedangkan premis minor dan kesimpulannya adalah proposisi kategoris. Dalam silogisme hipotetis, tidak term mayor, term minor atau term tengah. Premis mayor terdiri atas anteseden dan konsekuen.

Contoh “Jika hari hujan, maka tanah basah”, hari hujan adalah anteseden dan tanah basah adalah konsekuen

Page 39: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Hukum Silogisme

1. Silogisme hanya mengandung 3 term

2. Term mayor atau term minor tidak boleh menjadi universal dalam kesimpulan jika dalam premis hanya bersifat pertikular

3. Term tengah tidak boleh muncul dalam kesimpulan

4. Term tengah harus digunakan sebagai proposisi universal dalam premis-premis, setidak-tidaknya satu kali

5. Jika kedua premis afirmatif, maka kesimpulan juga afirmatif

Page 40: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

6. Tidak boleh kedua premis negatif, setidaknya salah satu harus afirmatif

7. Kalau salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif. Kalau salah satu premis partikular, kesimpulan harus partikular

8. Tidak boleh kedua premis partikular, setidaknya salah satu harus universal.

Page 41: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Sesat Pikir

Sesat pikir menurut logika tradisional adalah kekeliruan dalam penalaran berupa penarikan kesimpulan-kesimpulan dengan langkah-langkah yang tidak sah, yang disebabkan oleh dilanggarnya kaidah-kaidah logika.

Menurut Copi, penggolongan sesat pikir dibagi menjadi dua, yaitu : formal dan informal

Page 42: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Sesat Pikir Formal

a. Empat termRumah mempunyai halaman. Buku mempunyai halaman. Jadi: Buku adalah rumah.

b. Term tengah yang tak terdistribusikanKucing makan daging. Anto makan daging. Jadi: Anto adalah kucing.

c. Proses ilisitBanyak orang Indonesia pemalas.Pemalas tidak bisa maju. Jadi: Orang Indonesia tidak bisa maju.

Page 43: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

d. Premis-premis afirmatif tetapi kesimpulannya negatif Semua orang Indonesia adalah manusia. Sebagian orang Indonesia bernafas. Jadi: Sebagian orang Indonesia tidak bernafas.

e. Premis negatif dan kesimpulan afirmatif Tiada hewan yang berkaki tiga. Semua hewan peka terhadap rangsang.Jadi: Semua yang peka terhadap rangsang berkaki tiga.

f. Dua premis negatif Tiada buku Jono yang mudah dibaca.Tiada buku yang mudah dibaca bermutu. Jadi: Semua buku Jono bermutu.

Page 44: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

g. Mengafirmasi konsekuensi Kalau lampu menyala, perabot-perabot di rumah saya nampak. Perabot-perabot di rumah saya nampak. Jadi: Lampu menyala.

h. Menolak anteseden Jika guru pandai maka murid pandai. Murid tidak pandai. Jadi: Guru tidak pandai.

i. Mengiyakan suatu pilihan dalam suatu susunan argumentasi disjungsi subkontrer (atau)

Hari hujan atau panas. Hari hujan. Jadi: Hari tidak panas.

j. Mengingkari suatu pilihan dalam suatu disjungsi yang kontrer (dan) Nativisme dan empirisme tidak benar. Nativisme benar. Jadi : Empirisme tidak benar.

Page 45: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Sesat Pikir Nonformal1. Perbincangan dengan ancaman 2. Salah guna (Abusive)3. Argumentasi berdasarkan

kepentingan (circumstantial) 4. Argumentasi berdasarkan

ketidaktahuan 5. Argumentasi berdasarkan belas

kasihan 6. Argumentasi yang disangkutkan

dengan orang banyak 7. Argumentasi dengan

kewibawaan ahli walaupun keahliannya tidak relevan

8. Accident atau argumentasi berdasarkan ciri-ciri tak esensial

9. Perumusan yang tergesa-gesa (converse accident)

1. Sebab yang salah 2. Penalaran sirkular 3. Sesat pikir karena terlalu banyak

pertanyaan yang harus dijawab sehingga jawaban tak sesuai dengan pertanyaan

4. Kesimpulan tak relevan. 5. Makna ganda (equivocation) 6. Makna ganda ketata-bahasaan

(amphiboly) 7. Sesat pikir karena perbedaan

logat atau dialek bahasa 8. Kesalahan komposisi 9. Kesalahan divisi 10. Generalisasi tak memadai

Page 46: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

BAB IV. DASAR-DASAR ETIKA

Page 47: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Dasar-dasar Etika Perbedaan Etika dan Moralitas

Etika adalah cabang ilmu filsafat yang menyelidiki suatu sistem prinsip moral dan berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan radikal seperti: ‘Apa artinya baik? ‘, ‘Apa itu keputusan moral?’, ‘Apakah moral itu subjektif atau objektif?’, ‘Bagaimana menjalani kehidupan yang baik?’

Moralitas mengacu pada nilai baik atau tidak baik yang disepakati dan diadopsi dalam suatu lingkungan tertentu dan lebih dipahami sebagai suatu keyakinan untuk menjalani hidup yang baik, sehingga sistem moralitas seringkali sangat bergantung dengan komutitasnya, misalnya agama atau budaya tertentu.

Page 48: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

Moralitas sangat berhubungan dengan etika karena hal itu adalah objek kajiannya. Etika adalah suatu abstraksi dalam memahami atau mendefinisikan moral dengan melakukan refleksi atasnya. Etika membahas persoalan moral pada situasi tertentu dengan pendekatan tertentu pula.

Klasifikasi etika Etika normatif, berfokus pada prinsip-prinsip yang seharusnya

dari tindakan yang baik. Etika terapan, penerapan teori-teori etika secara lebih spesifik

baik pada domain privat atau publik. Etika deskriptif, hanya melakukan observasi terhadap apa yang

dianggap baik oleh individu atau masyarakat. Metaetika, berfokus apa arti dari pernyataan-pernyataan etika.

Page 49: Presentasi 1 MPKT-A - FG 6.ppt

THANK YOU