19
Nama : Agus Suhendri Kelas : XI-IA 2 No : 10 Nama : Hachika tita Pradana Nama : Ika Septianingsih Nama : Wahyu Christiani

presentasi tari gambyong

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: presentasi tari gambyong

Nama : Agus SuhendriNama : Agus Suhendri

Kelas : XI-IA 2Kelas : XI-IA 2

No : 10 No : 10

Nama : Hachika tita PradanaNama : Hachika tita Pradana

Nama : Ika SeptianingsihNama : Ika Septianingsih

Nama : Wahyu ChristianiNama : Wahyu Christiani

Page 2: presentasi tari gambyong

Bagan KonsepBagan Konsep

Sejarah Tari GambyongSejarah Tari GambyongSejarah Tari GambyongSejarah Tari Gambyong

Masa PerkembangannyaMasa PerkembangannyaMasa PerkembangannyaMasa Perkembangannya

Gerakan Dalam Tari GambyongGerakan Dalam Tari GambyongGerakan Dalam Tari GambyongGerakan Dalam Tari Gambyong

Identitas Tari Gambyong itu sendiriIdentitas Tari Gambyong itu sendiriIdentitas Tari Gambyong itu sendiriIdentitas Tari Gambyong itu sendiri

PenutupPenutupPenutupPenutup

Page 3: presentasi tari gambyong

Sejarah Tari GambyongSejarah Tari GambyongSejarah Tari GambyongSejarah Tari Gambyong

Kembali Ke Bagan KonsepKembali Ke Bagan Konsep

Page 4: presentasi tari gambyong

Sejarah Tari GambyongSejarah Tari GambyongSejarah Tari GambyongSejarah Tari Gambyong

Kembali Ke Bagan KonsepKembali Ke Bagan Konsep

Page 5: presentasi tari gambyong

Sejarah Tari GambyongSejarah Tari GambyongSejarah Tari GambyongSejarah Tari Gambyong

Kembali Ke Bagan KonsepKembali Ke Bagan Konsep

Page 6: presentasi tari gambyong

Kembali Ke Bagan KonsepKembali Ke Bagan Konsep

Masa PerkembangannyaMasa PerkembangannyaMasa PerkembangannyaMasa Perkembangannya

Page 7: presentasi tari gambyong

Kembali Ke Bagan KonsepKembali Ke Bagan Konsep

Masa PerkembangannyaMasa PerkembangannyaMasa PerkembangannyaMasa Perkembangannya

Page 8: presentasi tari gambyong

Kembali Ke Bagan KonsepKembali Ke Bagan Konsep

Masa PerkembangannyaMasa PerkembangannyaMasa PerkembangannyaMasa Perkembangannya

Page 9: presentasi tari gambyong

Kembali Ke Bagan KonsepKembali Ke Bagan Konsep

Gerakan Dalam Tari GambyongGerakan Dalam Tari GambyongGerakan Dalam Tari GambyongGerakan Dalam Tari Gambyong

Page 10: presentasi tari gambyong

Kembali Ke Bagan KonsepKembali Ke Bagan Konsep

Gerakan Dalam Tari GambyongGerakan Dalam Tari GambyongGerakan Dalam Tari GambyongGerakan Dalam Tari Gambyong

Page 11: presentasi tari gambyong

Kembali Ke Bagan KonsepKembali Ke Bagan Konsep

Identitas Tari Gambyong itu sendiriIdentitas Tari Gambyong itu sendiriIdentitas Tari Gambyong itu sendiriIdentitas Tari Gambyong itu sendiri

Selayang PandangSelayang PandangSelayang PandangSelayang Pandang

KeistemewaanKeistemewaanKeistemewaanKeistemewaan

LokasiLokasiLokasiLokasi

AksesAksesAksesAkses

Page 12: presentasi tari gambyong

Selayang PandangSelayang PandangSelayang PandangSelayang Pandang

Kembali Ke Bagan KonsepKembali Ke Bagan Konsep

Page 13: presentasi tari gambyong

Selayang PandangSelayang PandangSelayang PandangSelayang Pandang

Kembali Ke Bagan KonsepKembali Ke Bagan Konsep

Page 14: presentasi tari gambyong

Kembali Ke Bagan KonsepKembali Ke Bagan Konsep

KeistemewaanKeistemewaanKeistemewaanKeistemewaan

Page 15: presentasi tari gambyong

gerak sesuai dengan manifestasi dan kelincahan Tari Gambyong. Dengan penggunaan kain yang diwiru, maka pada saat berjalan atau bergerak, lipatan kain (wiron) itu akan membuka dan menutup serta kelihatan hidup sehingga dapat memperkuat impresif kenesnya. Maka, busana yang dianggap sesuai dengan ekspresi tari Gambyong adalah busana angkinan dengan gelung gedhe. Bagian bahu dibuat terbuka, bahkan kadang-kadang payudara dinaikkan sehingga tampak montok dengan sebutan /glathik mungup/ (lekukan payudara, tampak seperti burung gelathik muncul). Perkembangan busana tari Gambyong yang beragam saat ini lebih terkesan dekoratif dan kurang memerhatikan kemungguhan (kesesuaian) tari. Meskipun demikian, perkembangan busana itu tetap membuat penyajian tari Gambyong semakin beragam dan menarik. Penyajian tari Gambyong akan dapat mencapai nilai estetis apabila dilakukan oleh penari yang memiliki basis tari yang kuat. Kemantapan sajian tari dari seorang penari dipengaruhi oleh latar belakang budaya yang membentuk diri penari, di samping faktor kebiasaan dan kematangan. Kebiasaan dan kematangan pada tari Gambyong akan membentuk penari itu menjadi penari yang luluh atau menyatu dengan tari yang disajikan. Karena disadari penari tidak sekadar bergerak secara fisik saja, tetapi yang lebih penting adalah mampu mengungkapkan intuisi lewat gerak yang dinamis dan proporsional. Tari Gambyong memiliki daya tarik yang sangat kuat karena estetika gerak-geraknya yang bersifat erotis. Motif-motif geraknya merupakan gerak-gerak nonrepresentatif (/tan wadhag/) atau gerak-gerak yang sangat distilisasi sehingga tari tersebut mempunyai yang lebih luas bagi penonton atau penikmat. Selain itu, motif-motif gerak yang bervariasi dengan tempo gerak yang cepat serta cekatan menjadikan tari Gambyong lebih dinamis. Juga karena spesifiknya motif-motif gerak tarinya yang disebabkan oleh tuntutan untuk dapat menimbulkan kesan erotis menjadikan penyajian tari Gambyong menarik untuk dinikmati para penonton atau penikmat.

gerak sesuai dengan manifestasi dan kelincahan Tari Gambyong. Dengan penggunaan kain yang diwiru, maka pada saat berjalan atau bergerak, lipatan kain (wiron) itu akan membuka dan menutup serta kelihatan hidup sehingga dapat memperkuat impresif kenesnya. Maka, busana yang dianggap sesuai dengan ekspresi tari Gambyong adalah busana angkinan dengan gelung gedhe. Bagian bahu dibuat terbuka, bahkan kadang-kadang payudara dinaikkan sehingga tampak montok dengan sebutan /glathik mungup/ (lekukan payudara, tampak seperti burung gelathik muncul). Perkembangan busana tari Gambyong yang beragam saat ini lebih terkesan dekoratif dan kurang memerhatikan kemungguhan (kesesuaian) tari. Meskipun demikian, perkembangan busana itu tetap membuat penyajian tari Gambyong semakin beragam dan menarik. Penyajian tari Gambyong akan dapat mencapai nilai estetis apabila dilakukan oleh penari yang memiliki basis tari yang kuat. Kemantapan sajian tari dari seorang penari dipengaruhi oleh latar belakang budaya yang membentuk diri penari, di samping faktor kebiasaan dan kematangan. Kebiasaan dan kematangan pada tari Gambyong akan membentuk penari itu menjadi penari yang luluh atau menyatu dengan tari yang disajikan. Karena disadari penari tidak sekadar bergerak secara fisik saja, tetapi yang lebih penting adalah mampu mengungkapkan intuisi lewat gerak yang dinamis dan proporsional. Tari Gambyong memiliki daya tarik yang sangat kuat karena estetika gerak-geraknya yang bersifat erotis. Motif-motif geraknya merupakan gerak-gerak nonrepresentatif (/tan wadhag/) atau gerak-gerak yang sangat distilisasi sehingga tari tersebut mempunyai yang lebih luas bagi penonton atau penikmat. Selain itu, motif-motif gerak yang bervariasi dengan tempo gerak yang cepat serta cekatan menjadikan tari Gambyong lebih dinamis. Juga karena spesifiknya motif-motif gerak tarinya yang disebabkan oleh tuntutan untuk dapat menimbulkan kesan erotis menjadikan penyajian tari Gambyong menarik untuk dinikmati para penonton atau penikmat.

Kembali Ke Bagan KonsepKembali Ke Bagan Konsep

KeistemewaanKeistemewaanKeistemewaanKeistemewaan

Page 16: presentasi tari gambyong

Kembali Ke Bagan KonsepKembali Ke Bagan Konsep

LokasiLokasiLokasiLokasi

Page 17: presentasi tari gambyong

Kembali Ke Bagan KonsepKembali Ke Bagan Konsep

AksesAksesAksesAkses

Page 18: presentasi tari gambyong
Page 19: presentasi tari gambyong

Kembali Ke Halaman Sebelumnya

Kembali Ke Halaman Sebelumnya