Presentation Penanganan HIV

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    1/26

    PENANGANAN PASIEN

    HIV-AIDS

    BY

    D SUDIANA, S.KEP

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    2/26

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    3/26

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    4/26

    BAGAN ALUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM INFEKSI HIV DEWASA

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    5/26

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    6/26

    PEMERIKSAAN DAN TATALAKSANA SETELAH DIAGNOSIS HIV DITEGAKKAN

    1.Penilaian Stadium Klinis

    2.Penilaian Imunologi (Pemeriksaan jumlah

    CD4)

    3.Pemeriksaan laboratorium sebelum memulai

    terapi

    4.

    Persyaratan lain sebelum memulai terapiARV

    5.Pengobatan Pencegahan Kotrimoksasol (PPK)

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    7/267

    Stadium klinis HIV dewasa

    (WHO 2006)

    Stadium Klinis 1

    Tidak ada gejala

    Pembesaran Kelenjar Limfe Menetap

    (Persistent GeneralizedLymphadenopathy)

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    8/268

    Stadium Klinis 2

    Berat badan menurun

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    9/26

    Stadium Klinis 3 Berat badan menurun $10% dari BB semula

    "iare kronis !g tdk diketahui pen!ebabn!a berlangsung $ 1

    bulan "emam persisten tanpa sebab !ang #elas !ang (intermiten

    atau konstan $ &,'oC) $ 1 bulan

    andidiasis ral persisten (thrush)

    Oral Hairy Leukoplakia *B paru

    Infeksi bakteri berat (pnemonia, empiema, p!omiositis,infeksi tulang atau sendi, meningitis atau bakteremia)

    +tomatitis ulseratif nekrotizing akut, gingiitis atauperiodontitis

    -nemi (< .g/d), netropeni (< 0,'102/) dan/atautrombositopeni kronis !g tdk dpt diterangkan sebabn!a

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    10/26!"

    #$% wasting syndrome(&& t'r'n !" diare kronik

    * ! bln ata' demam *! bln yg tdk disebabkan penylain)

    Pne'monia Pneumocystis (PCP) Pne'monia bakteri berat yg ber'lang

    $nfeksi herpes simpleks kronis (orolabial+ genitalata' anorektal * ! b'lan ata' ,iseral)

    Kandidiasis esofag's (ata' trakea+ bronk's+ par') T& ekstra par'

    -arkoma Kaposi $nfeksi .ytomegalo,ir's (.M%) (retinitis ata' organ

    lain) Toksoplasmosis --P

    /nsefalopati #$% Kri tokok's ektra 'lmoner termas'k menin itis

    Stadium Klinis 4

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    11/26!!

    Stadium Klinis 4 (lanjutan)

    $nfeksi mikobakteri non0T& diseminata

    Progressi,e m'ltifo1al le'koen1ephalopathy

    .ryptosprodiosis kronis

    $sosporiasis kronis

    Mikosis diseminata (histoplasmosis ata'1o11idioidomy1osis ekstra par')

    -eptikemi ber'lang (a2l2 -almonella non0typhoid)

    Limfoma (serebral ata' non #odgkin sel &)

    Karsinoma ser,iks in,asif

    Leishmaniasis diseminata atipik

    3efropati ata' kardiomiopati terkait #$% ygsimtomatis

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    12/26

    PEMERIKSAAN LAB

    1.Darah lengkap*

    2.SGOT / SGPT*

    3.Kreatinin Serum*

    4.Urinalisa*

    5.HbsAg*6.Anti-HCV (untuk ODHA IDU atau dengan riwayat IDU)

    7.Profil lipid serum

    8.Gula darah

    9.VDRL/TPHA/PRP

    10.Ronsen dada (utamanya bila curiga ada infeksi paru)

    11.Tes Kehamilan (perempuan usia reprodukstif dan perluanamnesis mens

    terakhir)

    12.Jumlah virus / Viral Load RNA HIV** dalam plasma (bila tersedia dan

    bila pasien mampu)

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    13/26

    PERSYARATAN LAIN

    Sebelum mendapat terapi ARV pasien harus dipersiapkan

    secara matang dengan konseling kepatuhan karena terapi

    ARV akan berlangsung seumur hidupnya.

    Untuk ODHA yang akan memulai terapi ARV dalam keadaan

    jumlah CD4 di bawah 200 sel/mm3 maka dianjurkan untuk

    memberikan Kotrimoksasol (1x 960 mg sebagai pencegahan

    IO)2 minggu sebelum terapi ARV. Hal ini dimaksudkan

    untuk: 1. Mengkaji kepatuhan pasien untuk minum

    obat,dan 2. Menyingkirkan kemungkinan efek samping

    tumpang tindih antara kotrimoksasol dan obat ARV,

    mengingat bahwa banyak obat ARV mempunyai efek

    samping yang sama dengan efek samping kotrimoksasol.

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    14/26

    PENGOBATAN PENCEGAHAN KOTRIMOKSASOL (PPK)

    Pemberian kotrimoksasol untuk mencegah

    terjadinya PCP (Pneumocystis carinii pneumonia )

    dan Toxoplasmosis

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    15/26

    PEMBERIAN KOTRIMOXSASOL SEBAGAI PROFILAKSISIndikasi Saat Penghentian Dosis Pemantauan

    Bila tidak tersedia jumlah

    pemeriksaan jumlah CD4, semua

    pasien diberikan kotrimoxsasol

    segera setelah dinyatakan HIV

    positif

    2th setelah penggunaan

    kotrimoxsasol jika

    mendapatkan ARV

    960 mg/ hari

    dosis tunggal

    Efek samping berupa

    hipersensitivitas

    seperti demam, rash,

    sindrom steven

    Johnson, tanda

    penekanan sumsum

    tulang, seperti anemi,

    trombositopeni,

    lekopeni, pansitopeni.

    Interaksi obat dengan

    ARV dan obat lain

    yang digunakan dalam

    pengobatan penyakit

    terkait HIV

    Bila tersedia pemeriksaan

    jumlah sel CD4 dan terjangkau,

    kotrimoxsasol diberikan pada

    pasien dengan jumlah CD4 200 sel/mm3

    pada pemeriksaan 2 kali

    interval 6 bulan berturut jika

    mendapatkan ARV

    Semua bayi lahir dari ibu hamil

    HIV positif berusia 6 minggu

    Dihentikan pada usia 18

    bulan hasil tes HIV negative

    Jika tes HIV positif

    dihentikan pada usia 18

    bulan jika mendaopatkan

    terafi ARV

    Trimetropim 8-

    10mg/kg BB

    dosis tunggal

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    16/26

    TATALAKSANA PEMBERIAN ARV

    1.Saat Memulai Terapi ARV

    A. Tidak tersedia pemeriksaan CD4

    Mulai terapi ARV adalah didasarkan pada penilaian

    klinis.

    B. Tersedia pemeriksaan CD4

    2.Mulai terapi ARV pada semua pasien dengan jumlah CD4

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    17/26

    Prinsip dalam pemberian ARV adalah

    a. Paduan obat ARV harus menggunakan 3 jenis obat yang

    terserap dan berada dalam dosis terapeutik. Prinsip tersebut

    untuk menjamin efektivitas penggunaan obat.

    b. Membantu pasien agar patuh minum obat antara lain dengan

    mendekatkan akses pelayanan ARV .

    c. Menjaga kesinambungan ketersediaan obat ARV dengan

    menerapkan manajemen logistik yang baik.

    17

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    18/26

    TABEL SAAT MEMULAI TERAPI PADA ODHA DEWASA

    Target Populasi Stadium Klinis Jumlah sel CD 4 Rekomendasi

    ODHA Dewasa

    Stadium 1 dan 2

    >350 sel/mm3 Belum mulai terapi.

    Monitor gejala klinis dan

    jumlah sel CD4 setiap 6-

    12 bulan

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    19/26

    2.MEMULAI TERAPI ARV PADA KEADAAN INFEKSI OPORTUNISTIK (IO)

    YANG AKTIF

    Jenis Infeksi Opportunistik Rekomendasi

    Progresif Multifocal

    Leukoencephalopathy, Sarkoma

    Kaposi, Mikrosporidiosis, CMV,

    Kriptosporidiosis

    ARV diberikan langsung

    setelah diagnosis infeksi

    ditegakkan

    Tuberkulosis, PCP, Kriptokokosis,

    MAC

    ARV diberikan setidaknya 2

    minggu setelah pasienmendapatkan pengobatan

    infeksi opportunistik

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    20/26

    PADUAN ARV LINI PERTAMA YANG DIANJURKAN

    AZT +3TC + NVF

    ( Zidovudine + lamivudine ( Duviral ) +

    Nevirapine ) ATAU

    AZT +3TC + EFV

    ( Zidovudine + lamivudine ( Duviral ) +

    Efavirent ) ATAU

    TDF +3TC ( atau

    FTC ) + NVF

    (Tenofovir + lamivudine ( atau

    Emtricitabine ) + Nevirapine )ATAU

    TDF + 3TC ( atau

    FTC ) + EFV

    (Tenofovir + lamivudine ( atau

    Emtricitabine ) + Efavirent )

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    21/26

    Populasi Target Pilihan yang direkomendasikan Catatan

    Dewasa dan Anak

    AZT atau TDF + 3TC (atau FTC) +

    EFV atau NVP

    Merupakan pilihan paduan yang

    sesuai untuk sebagian besar

    pasien , gunakan FDC jika tersedia.

    Perempuan Hamil AZT + 3TC + EFV atau NVP Tidak boleh menggunakan EFV

    pada trimester pertama

    TDF bias merupakan pilihan

    Ko-infeksi HIV/TB AZT atau TDF + 3TC (FTC) + EFV Mulai terapi ARV segera setelah

    terapi TB dapat ditoleransi (antara

    2 minggu sampai 8 minggu)

    Gunakan NVP atau trple NRTI bila

    EFV tidak dapat digunakan

    Ko-infeksi HIV/ Hepatitis B

    kronik aktif

    TDF + 3TC (FTC) + EFV atau NVP Pertimbangkan pemeriksaan HBsAg

    terutama bila TDF merupakan

    merupakan paduan lini pertama.

    Diperlukan penggunaan 2 ARV yang

    memiliki aktivitas anti-HBV

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    22/26

    Toksisitas ARV I dan rekomendasi substitusi

    ARV Toksisitas aran ubstitusi

    AZT

    Anemia berat a atau b d!T

    Asidosis laktat T"# atau A$%d

    d4T

    Asidosis &aktat&ipoatrophy ' sindrom metabolike

    T"# atau A$%d

    (europati Periferal A)T

    EFV

    Toksisitas sistem saraf pusatpersisten dan berat f (VP atau P*h

    Potensial teratogenisitas +trimesterpertama kehamilan atau ,anitayang tidak menggunakankontrasepsi adekuat-

    (VP atau P*h

    NVP

    epatitis /#V atau P*h

    Reaksi hipertensitivitasRash berat atau life0threatening+tevensens01honson syndrome- g

    /#V atau Pih

    + &opinavir -

    22

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    23/26

    23

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    24/26

    24

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    25/26

    25

  • 7/26/2019 Presentation Penanganan HIV

    26/26

    26

    HATUR NUHUN