97
i PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST DI KELAS VIII M. Ts MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN BLORA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh : EKO SUMARDI NIM : 093111240 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

i

PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN

HADIST DI KELAS VIII M. Ts MUHAMMADIYAH 3

KUNDURAN BLORA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Islam

Oleh :

EKO SUMARDI

NIM : 093111240

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Eko Sumardi

NIM : 093111240

Jurusan/Program studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang di rujuk sumbernya.

Semarang, 7 Juni 2011

Saya yang menyatakan,

Eko sumardi

NIM 093111240

Meterai tempel

Rp.6000,00

Page 3: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

iii

Page 4: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

iv

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS TARBIYAH

Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka Telp.Fax (024) 7601295, 7615387

NOTA PEMBIMBING Semarang, 9 Juni 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu ‘alaikum wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN

HADIST DI KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH 3

KUNDURAN BLORA

Nama : Eko Sumardi

NIM : 093111240

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diuji dalam Sidang Munaqosah.

Wassalamu ‘alaikum wr. Wb.

Pembimbing

Page 5: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

v

ABSTRAK

Judul : Problematika Metode Pembelajaran Qur’an Hadist di kelas

VIII M.Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora

Nama : Eko Sumardi

NIM : 093111405

Skripsi ini membahas metode pembelajaran qur’an hadist di kelas VIII

MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora. Hal ini dilatar belakangi berdasarkan

penulis yang pernah memandu dan mengawasi anak-anak kelas VIII M.Ts

Muhammadiyah membaca al qur’an (tadarus) sepuluh menit dimulainya jam

pelajaran pertama atau 10 menit sebelum jam 7 pagi. Latar belakang tersebut

menuntut keingintahuan penulis terhadap metode pembelajaran qur’an hadist di

kelas VIII M.Ts Muhammadiyah Blora. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab

permasalahan: (1) metode apakah yang digunakan dalam pembelajaran qur’an

hadist di kelas VIII M.Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora? (2) Problematika

apakah yang dihadapi guru qur’an hadist dalam pembelajaran qur’an hadist di

kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora?. Permasalahan tersebut

dibahas melalui studi lapangan (diskriptif kualitatif) yang di laksanakan di M. Ts

Muhammadiyah kelas VIII serta dijadikan sumber data untuk mendapatkan potret

metode pembelajaran serta hal-hal yang terkait yang sudah penulis sampaikan.

Datanya diperoleh dengan cara wawancara, observasi, Dokumentasi dan

menggunakan angket. Semua data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis

metode induktif dan metode deduktif , Triangulasi data serta dengan bantuan

teknik analisis kuantitatif untuk mempresentase hasil dari angket siswa.

Penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Metode Ceramah, Metode

Membaca, Metode Diskusi, Metode Tanya Jawab, Metode Drill menurut penulis

adalah drill atau latihan menulis, Metode Hafalan. (2) problematika terhadap

penggunaan metode metode yang digunakan guru qur’an hadist kelas VIII M. Ts

Muhammadiyah 3 Kunduran sebagai berikut :Faktor asal sekolah anak dan juga

pendidikan non formal keagamaan akan sangat berpengaruh terutama terhadap

metode membaca, menulis, menghafal, Faktor kemampuan anak yang berbeda-

beda akan berpengaruh pada metode pembelajaran, disinilah guru sangat penting

untu menentukan metode yang tepat. Ceramah adalah metode yang sangat sering

digunakan di, menurut penulis memang mengharuskan dengan menggunakan

ceramah mata pelajaran ini selain itu juga dengan pertimbangan faktor siswa yang

lebih banyak lulusan dari SD, Faktor dari guru yang bersangkutan juga menjadi

problematika dalam metode pembelajaran, Penggunaan metode drill menulis, drill

membaca ataupun drill menghafalkan masih kurang intensitasnya.

Page 6: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

vi

MOTTO

karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.s. Al Insyiroh: 5)1

1 Depag, Al Qur’an dan terjemahnya (Semarang: CV. Toha Putra, 1989), hal.910-911

Page 7: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan

nikmat,rahmat, hidayah, dan inayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta para keluarga , sahabat, dan orang – orang mukmin

yang senantiasa mengikutinya.

Skripsi yang berjudul Problematika Metode Pembelajaran Qur’an

Hadist di Kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora ini disusun dalam

rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Dalam proses penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan,

pikiran, maupun tenaga serta do’a dari berbagai pihak terutama dari kedua orang

tua penulis. Dengan penuh kerendahan hati penulis tidak lupa mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Suja’i M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang.

2. Bapak Nasirudin M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan

Bapak Mursid, M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.

3. Bapak Ahmad Muthohar, M.Ag, selaku Ketua Program Kualifikasi

Pendidikan Agama Islam.

4. Bapak Ahmad Ismail, MA, M. Hum selaku pembimbing yang telah banyak

mengarahkan dan memberi petunjuk sampai tersusunnya skripsi ini.

5. Bapak Ibu serta semua keluarga yang selalu mendoakan,memberikan

dukungan,dan semangat.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,sehingga dapat selesai tepat pada

waktunya.

Page 8: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

viii

Atas bantuan, bimbingan dan motivasi serta do’a yang di

panjatkan pada Ilahi Robbi untuk penulis, maka penulis menyampaikan banyak

terima kasih dan semoga amal baiknya tercatat oleh Allah SWT sebagai

a’malussholihin dan dibalas dengan balasan yang sebaik baiknya .Yang terakhir

semoga karya ini menjadi sesuatu yang bermanfaat khususnya bagi penulis dan

kepada para pembaca pada umumnya.

Semarang, 8 Juni 2011

Penulis

(Eko Sumardi)

Page 9: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………. i

PERNYATAAN KEASLIAN ……………………………………… ii

PENGESAHAN …………………………………………………... iii

NOTA PEMBIMBING …………………………………………… iv

ABSTRAK …………………………………………………… v

MOTTO …………………………………………………………… vi

KATA PENGANTAR …………………………………………… vii

DAFTAR ISI …………………………………………………… ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah ………………………………… 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …..……………….. 4

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka ……………………………………… 6

B. Mata Pelajaran Qur’an hadist ……………………... 13

C.Konsep Metode Pembelajaran qur’an hadist ……… 17

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian …………………………………. 30

B. Tempat, Waktu dan obyek Penelitian ……………. 30

C. Sumber Penelitian …………...…………………… 41

D. Fokus Penelitian ……….………………………… 41

E. Teknik Pengumpulan Data……...………………… 42

F. Teknik Analisis Data..…….………………………. 43

G. Triangulasi Data ……..…….…………………….. 45

Page 10: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

x

BAB IV : PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST DI M. Ts

MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN

A. Skenario Pembelajaran …..……………….… 46

B. Analisis Metode Pembelajaran qur’an hadist di M. Ts

Muhammadiyah 3 Kunduran dan

Problematikanya……………………………… 48

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan …………………………………………... 59

C. Saran - Saran ……………………………………… 60

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR SINGKATAN

DAFTAR LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 11: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan persoalan hidup dan kehidupan manusia

sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

bangsa. Pendidikan telah mampu mengembangkan sumber daya manusia

yang merupakan karunia Allah SWT, serta memiliki kemampuan untuk

mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga kehidupan manusia

semakin beradab. Pendidikan adalah salah satu faktor yang paling penting

dalam pembangunan nasional, dijadikan andalan utama untuk berfungsi

semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia

Indonesia, di mana Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa menjadi

sumber motivasi kehidupan segala bidang.1

Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang

system Pendidikan Nasional dan PeraturanPelaksanaannya disebutkan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.2

Sebagai pengajar atau pendidik, guru memiliki peran yang penting

dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya.

Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara

seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan

memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan

dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar

mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses

1 Fuad ihsan, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995) hlm.4.

2 Tim Redaksi Sekala Jalmakarya, Undang-Undang tentang Sisdiknas dan peraturan

pelaksanaannya 2000-2001, (Jakarta : Mini Jaya Abadi, 2003), hlm.5.

Page 12: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

2

belajar mengajar. Sebagai fasilitator, guru berusaha menciptakan kondisi

belajar mengajar yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pencapaian hal tersebut di atas dalam proses belajar mengajar,

menuntut guru mampu mengelola proses belajar mengajar yang dapat

memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar, karena

memang siswalah sebagai subjek utama dalam belajar. User mengemukakan

bahwa untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif setidaknya

ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa, yakni (1)

melibatkan siswa secara aktif, (2) menarik minat dan perhatian siswa, (3)

membangkitkan motivasi siswa, (4) prinsip individualitas, serta (5) peragaan

dalam pengajaran.3

Penggunaan model atau metode pembelajaran harus disesuaikan

dengan kurikulum yang berlaku, baik kesesuaian waktu, juga kesesuaian

penggunaan perangkat pembelajaran yang ada agar mampu membantu

mensukseskan standar kompetensi yang akan dilaksanakan dalam kurikulum

tersebut.

Berkaitan dengan hal metode pembelajaran, Allah SWT berfirman

dalam surat Al-Baqarah ayat 151:

Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus

kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan

mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan

kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.4

3 User, Usman Muhammad Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2004).hlm.21-31 4 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, terj. Yayasan

Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 38

Page 13: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

3

Berdasarkan ayat tersebut di atas penulis dapat simpulkan bahwa

ayat ini berbicara tentang metode pembelajaran yang tepat, dan harus

disesuaikan dengan situasi dan kondisi, terutama dengan mempertimbangkan

keadaan orang yang akan belajar (peserta didik).

Selain itu juga, proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah

dan sekaligus menyenangkan agar siswa tidak tertekan secara psikologis dan

merasa bosan terhadap suasana di kelas serta apa yang diajarkan oleh

gurunya. Menyikapi hal tersebut, maka harapan yang selalu diinginkan oleh

guru adalah bagaimana bahan pengajaran yang disampaikan dapat dikuasai

oleh siswa secara tuntas. Ini merupakan sesuatu yang sulit dilakukan.

Kesulitan itu dikarenakan siswa bukan hanya sebagai individu dengan segala

keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar

belakang yang berbeda. Paling tidak ada tiga aspek yang membedakan siswa

yang satu dengan lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis dan biologis.5

Sudah menjadi kebiasaan di M. Ts Muhammadiyah sepuluh menit

sebelum jam pelajaran dimulai di kelas VIII dan IX membaca al qur’an

bersama-sama. Penulis pernah memandu dan mengawasi anak-anak kelas

VIII membaca al qur’an ternyata ada anak yang membacanya kurang begitu

baik. berangkat dari keterangan tersebut penulis bermaksud mengadakan

penelitian dengan judul penelitian PROBLEMATIKA METODE

PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST DI KELAS VIII M. Ts

MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN BLORA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang diatas maka penulis akan

meneliti hal-hal sebagai berikut :

5 Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) Cet

ke-3.hlm.1

Page 14: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

4

1. Metode apakah yang digunakan dalam Pembelajaran Qur’an hadist di

Kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora?

2. Problematika apakah yang dihadapi guru qur’an hadist dalam

pembelajaran qur’an hadist di kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3

Kunduran Blora?

C. Tujuan dan manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian ini :

1. Mengetahui metode yang digunakan oleh Guru mata pelajaran Qur’an

hadist di Kelas VIII MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora tahun

2010/2011.

2. Mengetahui problematika yang dihadapi guru qur’an hadist dalam

pembelajaran qur’an hadist di M. Ts Muhammadiyah 3 kunduran

sehingga nanti pada bab terakhir penulis dapat memberi saran kepada

yang berkepentingan sebagai masukan yang konstruktif.

Penelitian mempunyai manfaat yang sangat besar bagi

pengembangan suatu teori, baik untuk kepentingan pengembangan teori itu

sendiri maupun untuk kepentingan praktis di dalam menyelenggarakan

sesuatu, menurut Muhammad Fauzi kegunaan tersebut antara lain :

a. Hasil penelitian dapat dijadikan peta yang menggambarkan tentang

keadaan suatu obyek yang sekaligus melukiskan tentang kemampuan

sumber daya, kemungkinan – kemungkinan yang ditemukan di dalam

melaksanakan sesuatu.

b. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana diagnosis dalam

mencari sebab kegagalan sehingga dapat dengan mudah dicari upaya

untuk menanggulanginya.

c. Hasil penelitian dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijakan

dalam menyusun strategi pengembangan selanjutnya.

Hasil penelitian dapat melukiskan tentang kemampuan

dalam pembiayaan, peralatan, perbekalan, serta tenaga kerja baik secara

Page 15: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

5

kualitas maupun kuantitas yang sangat berperan bagi keberhasilan suatu

bidang.6 Sedangkan menurut penulis manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Ikut menyumbangkan pemikiran dalam dunia pendidikan dan

pengajaran, khususnya pembelajaran Qur’an Hadist .

2. Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan dan peningkatan

mutu pembelajaran qur’an hadist khusunya di kelas VIII MTs

Muhammadiyah 3 Kunduran Blora.

3. Dari penelitian ini nantinya dapat diketahui problematika yang

dihadapi guru qur’an hadist dalam pembelajaran qur’an hadist di kelas

VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran sekaligus nantinya penulis

dapat memberikan saran yang penulis sampaikan di bab terakhir.

6 Muchamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif, (Semarang: Walisongo press,2009), hal.7,8

Page 16: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

6

BAB II

METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Metode dan Belajar

Secara etimologis istilah metode berasal dari bahasa Yunani

“metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata: yaitu “metha‟‟ yang berarti

melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode

adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan

guna mencapai apa yang telah ditentukan.1 Dalam bahasa arab metode di

sebut “Thariqat”.

Metode bertujuan mengantarkan sebuah pembelajaran keaarah

tujuan tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang diinginkan.

Karenanya terdapat suatu prinsip yang umum dalam memfungsikan

metode, yaitu prinsip agar pembelajaran dapat dilaksanakan dalam suasana

menyenangkan, menggembirakan, penuh daorongan dan motivasi sehingga

materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima peserta didik.

Banyaknya metode yang ditawarkan oleh para ahli sebagaimana dijumpai

dalam buku-buku kependidikan lebih merupakan usaha untuk

mempermudah atau mencari jalan yang paling sesuai dengan

perkembangan jiwa peserta didik dalam menjalani sebuah pembelajaran.

Perlu menjadi pertimbangan bahwa ada materi yang berkenaan

dengan dimensi afektif dan psikomotorik dan ada materi yang berkenaan

dengan dimensi afektif dan psikomotorik, dan ada materi yang berkenaan

dengan dimensi afektif, yang kesemuanya itu menghendaki pendekatan

metode yang berbeda-beda.

2. Landasan Metode Pembelajaran

Pembelajaran sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak

dari landasan dan mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Beberapa

landasan pembelajaran yang kami kutip dari buku Strategi Pembelajaran

Agama Islam berbasis PAIKEM yaitu sebagai berikut :

1 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994),

hlm. 652

Page 17: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

7

1. Landasan Religius Islami berdasarkan Al-Qur‟an dan sunnah

2. Landasan Filosofi

3. Landsan Sosiologis

4. Landasan Psikologis2

3. Faktor-faktor dalam Proses Pembelajaran

Metode pembelajaran bersifat fleksibel dan sangat tergantung

dengan berbagai faktor, “No single methode is the best”,tidak ada satu

metode yang terbaik, yang ada adalah metode yang sesuai. Berikut

beberapa faktor yang melekat dalam proses belajar mengajar :

a. Faktor tujuan Pembelajaran yang akan dicapai,

b. Faktor anak didik yang perlu mendapat perhatian adalah

pada bakat, minat, intelegensi, tingkat kematangan, usia

dan jumlah murid perkelas.

c. Faktor situasi yang mencakup tempat belajar dan waktu

belajar/lama belajar

d. Faktor materi dan fasilitas belajar mengajar

e. Faktor pribadi guru berkaitan dengan kemampuan

professional guru, kemampuan personal, senioritas dan

pengalaman.3

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata

mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yant tersaji dalam bentuk

informasi/materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya

akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu

menyebutkan kembali secara lisan(verbal) sebagian besar informasi yang

terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan guru, disamping anggapan

itu ada juga belajar adalah latihan semata.4

Dengan menguasai ilmu pengetahuan melalui proses belajar,

manusia akan memperoleh posisi atau derajat yang tinggi. Sebagaimana

Firman Allah SWT. dalam Al-Qur‟an surat al-Mujadalah ayat 11:

2 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM, (Semarang : Rasail, 2009), ,hlm.

11-17 3 Chabib Thoha, Abdul Mu‟ti, PBM PAI di Sekolah , hlm. 229

4 Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Remaja

Rosdakarya,1995), hlm.89

Page 18: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

8

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:

"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah

Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.5

Untuk mengetahui pengertian yang objektif tentang belajar,

perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar itu sendiri. Belajar

merupakan proses yang dilakukan manusia untuk memperoleh berbagai

macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Akan tetapi, sebagian orang

beranggapan bahwa belajar merupakan aktivitas menghafalkan materi

pelajaran atau informasi. Para ahli pendidikan atau psikologi pendidikan

memberikan definisi belajar yang berbeda-beda antara satu dengan yang

lainnya. Berikut ini beberapa definisi belajar menurut para ahli, antara lain:

Belajar adalah proses berpikir.6 Menurut Nana Sudjana Belajar adalah

suatu proses yang yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri

sesorang.7 Belajar menurut Morris L. Bigge seperti yang dikutip Darsono

adalah perubahan yang menetap dalam diri seseorang yang tidak dapat

diwariskan secara genetis, perubahan itu terjadi pada pemahaman(insight),

perilaku, persepsi, motivasi atau campuran dari semuanya secara sistematis

sebagai akibat pengalaman dalam situasi-situai tertentu8, Proses belajar itu

berbeda dengan proses kematangan. Kematangan adalah proses di mana

5 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, terj. Yayasan

Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 793. 6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta:Kencana,2007) cet ke-3,hlm. 107 7 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar-Mengajar, ( Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 1989), Cet.3, hlm.28

8 Max Darsono dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: CV. IKIP Semarang Press,

2000), hlm.57

Page 19: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

9

tingkah laku dimodifikasi sebagai akibat dari pertumbuhan dan

perkembangan struktur serta fungsi-fungsi jasmani.9 Sehubungan dengan

pengertian itu perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku

yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan

jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar mengajar.

4. Ciri-ciri Belajar

Ciri-ciri belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada

beberapa perbuatan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar,

berikut adalah ciri-ciri belajar.

a. Perubahan yang terjadi secara sadar

b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional (terus-menerus dan tidak

statis)

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku10

5. Teori Pokok Belajar

Teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip yang saling

berhubungan dan merupakan penjelasan atas sekumpulan fakta dan

penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Diantara sekian

banyak teori yang sangat menonjol adalah :

a. Koneksionisme (connectionism)

Teori dikembangkan oleh Edward L. Thorndike

(1974/1949), simpulan teori ini bahwa belajar adalah

hubungan antara stimulus dan respons, teori ini juga disebut

“S-R theory” dan “S-R Pschyology of learning”

b. Pembiasaan Klasik (classical conditioning)

Teori berkembang berdasarkan eksperimen Ivan Pavlov

ilmuan besar Rusia (1849-1936), dasar teori ini adalh

9 Abu ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), cet ke

2, hlm. 127 10

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), cet.kedua,

hlm. 15-16

Page 20: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

10

prosedur penciptaan reflex baru dengan cara mendatangkan

stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut.

c. Pembiasaan Perilaku Respons (operant conditioning)

Pencipta teori ini adalah B. F Skinner (lahir 1904), operant

adalah sejumlah perilaku atau respons yang membawa efek

yang sama terhadap lingkungan yang dekat (Reber,1988),

Respon dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului

oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh

reinforce.11

6. Jenis-jenis Belajar

Dari segi jenisnya belajar dapat diklasifikasikan menjadi lima

jenis belajar yaitu :

a. Perceptional sensory type of learning, yaitu belajar berdasarkan

pengamatan inderawi sensual dengan proses mengamati, melihat

mendengar, meraba, merasa dan proses persepsi lainnya.

b. Motor type of learning, dalam belajar anak menggunakan segala

aktifitas geraknya, berdasarkan stimulus dari guru anak

memberikan respon berupa gerak-gerak tertentu, ini lebih tepat

kaitannya dengan materi keterampilan seperti kesenian, olah raga,

teknik, bahasa dan sebagainya.

c. Memory type of learning, yaitu tipe belajar lebih menekankan pada

hafalan seperti menghafal rumus-rumus, definisi/pengertian,

ketentuan-ketentuan dalam perundang-undangan, nama-nama

(tokoh, kota, Negara, dan sebagainya), hadits-hadits, ayat-ayat Al

– Qur‟an serta do‟a-do‟a dan bacaan-bacaan shalat. Disini

upayanya adalah bagaimana materi hafalan itu tidak mudah

dilupakan dalam memori anak. Penggunaan sehari-hari terhadap

terhadap materi hafalan seperti do‟a-do‟a tentu akan lebih melekat

dalam memori anak.

11

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, hlm. 105-108

Page 21: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

11

d. Problem solving type of learning, yaitu tipe belajar yang lebih

menekankan pada kemampuan daya piker dalam memecahkan

suatu masalah (problem solving). 12

7. Hasil Belajar

Bukti bahwa sesorang telah belajar ialah terjadinya perubahan

tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,

dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur

subjektif dfan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah

sedangkan unsure motoris adalah unsur jasmaniah. Bahwa seseorang

sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya dalam

rohaniahnya tidak bias kita lihat.

Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-

aspek tersebut seperti dibawah ini.

a. Pengetahuan f. emosional

b. Pengertian g. Hubungan social

c. Kebiasaan h. Jasmani

d. Keterampilan i. Budi pekerti

e. Apresiasi j. Sikap

Kalau seseorang telah melakukan perbuatan belajar maka akan

terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau beberapa aspek tingkah

laku tersebut.13

8. Faktor-faktor Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar sebagai suatu proses sudah barang tentu harus ada yang

diproses (masukan atau input), dan hasil dari pemrosesan (keluaran atau

output). Jadi dalam hal ini kita dapat menganalisis kegiatan belajar itu

dengan pendekatan analisis sistim. Dengan pendekatan system ini

sekaligus kita dapat melihat adanya berbagai faktor yang dapat

12

Chabib Thoha, Abdul Mu‟ti, PBM-PAI Eksistensi dan Proses Belajar-Mengajar

Pendidikan Agama Islam,(Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

bekerjasama dengan Pustaka Pelajar), hlm. 218-219 13

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,(Jakarta : Bumi Aksara, 2008), cet.ke 8,

hlm.30

Page 22: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

12

mempengaruhi proses dan hasil belajar. Dengan pendekatan sistim,

kegiatan belajar dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Faktor Kegiatan Belajar

Gambar di atas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw input)

merupakan bahan baku yang perlu diolah, dalam hal ini diberi pengalaman

belajar tertentu dalam proses belajar mengajar (teaching-learning process).

Di dalam proses belajar-mengajar itu turut berpengaruh pula sejumlah faktor

lingkungan yang merupakan masukan lingkungan (environmental input) dan

berfungsi sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan

(instrumental input) guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki

(output). Berbagai faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dalam hal

menghasilkan keluaran tertentu.

Disamping yang disebutkan diatas itu, masih ada faktor lain yaitu

diterangkan sebagai berikut :

Faktor dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Faktor luar, faktor ini mencakup Lingkungan dan Instrumental ,

yang termasuk faktor lingkungan adalah alami dan sosial. Faktor

instrumental terdiri dari Kurikulum, bahan pelajaran, Guru, sarana

Prasarana, administrasi/Manajemen

2. Faktor dalam, faktor ini mencakup Fisiologi dan Psikologi. Yang

termasuk faktor fisiologi adalah kondisi fisik dan panca indera,

RAW INPUT TEACHING-LEARNING

PROCESS

INSTRUMENTAL

INPUT

ENVIROMENTAL INPUT

OUTPUT

Page 23: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

13

sedangkan yang termasuk psikologi adalah bakat, minat,

kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.14

a. Tujuan dan Efektifitas Metode

Metode yang dipilih oleh pendidik tidak boleh bertentangan dengan

tujuan pembelajaran. Pemilihan metode tertentu dalam suatu pembelajaran

bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan

dan kesuksesan operasional pembelajaran.

Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh

yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai

suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang

diharapkan.15

Sedangkan Muhaimin mendefinisikan metode pembelajaran

adalah cara kerja pendidik atau guru memproses obyek sehingga mencapai

tujuan pembelajaran.16

Penulis dapat menyimpulkan bahwa Metode pembelajaran PAI

didefinisikan sebagai cara-cara tertentu yang paling cocok untuk dapat

digunakan dalam mencapai hasil-hasil pembelajaran PAI yang berada

dalam kondisi pembelajaran tertentu.

B. Mata Pelajaran Qur’an hadist

1. Pengertian qur‟an hadist

Qur‟an Hadist yang dimaksud adalah pelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) yang diajarkan dengan tujuan, ruang lingkup serta SK dan KD

yang termuat dalam Standar Isi sesuai dengan Permenag No. 2 Tahun

2008.

2. Tujuan Pengajaran qur‟an hadist

Setiap program pendidikan/pengajaran tentu mempunyai tujuan

yang ingin dicapai, yang mana masing-masing program

pendidikan/pengajaran mempunyai tujuan yang tidak selalu sama antara

satu sama lainnya, tergantung dari latar belakang dibentuknya atau

14

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990), hlm.

106-107 15

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam hlm.8 16

Muhaimin, op. cit., hlm. 92.

Page 24: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

14

dibukanya program pendidikan/pengajaran tersebut. Sebuah program

pendidikan yang dibentuk untuk menjadikan anak mahir bermain sepak

bola tentu akan mempunyai tujuan yang berbeda dengan program

pendidikan yang ingin menjadikan anak mahir bermain musik.

Tujuan yang dijadikan acuan dalam pengajaran qur‟an hadist di

MTs Muhammadiyah 3 Kunduran adalah sebagaimana yang tercantum

dalam Standar Kompetensi Lulusan Peraturan Menteri Agama No. 2

Tahun 2008 adalah :

a. Memahami dan mencintai al-Qur‟an dan hadist sebagai pedoman

hidup umat islam.

b. Meningkatkan pemahaman al – Qur‟an, al – Faatihah, dan surat

pendek pilihan melalui upaya penerapan cara membacanya,

menangkap maknanya, memahami kandungan isinya, dan

mengaitkannya dengan fenomena kehidupan.

Menghafal dan memahami makna hadist-hadist yang terkait

dengan tema isi kandungan surat atau ayat sesuai dengan tingkat

perkembangan anak.

3. Materi qur‟an hadist

Qur‟an Hadist adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam yang juga disebut dengan PAI disamping ada Akidah

Akhlak, Fikih dan juga Sejarah Kebudayaan Indonesia yang masing-

masing saling terkait, mengisi dan melengkapi. Qur‟an hadist merupakan

mata pelajaran yang syarat dengan dasar pokok agama islam yang

fundamental yaitu Al Qur‟an dan juga Al Hadist yang di laksanakan

perminggu dengan alokasi waktu 2 Jam pelajaran.17

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2

Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi

Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah maka materi

yang disampaikan adalah seperti yang dicantumkan dalam tabel berikut

ini.

17

Berdasarkan alokasi waktu Peraturan Menteri Agama No. 2 Tahun 2008

Page 25: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

15

TABEL 1.STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR

MATA PELAJARAN QUR‟AN HADIST KELAS VIII

SEMESTER 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 1. Membaca al qur‟an surat

pendek pilihan

1.1 Menerapkan hukum bacaan

Qolqolah, tafkhim, dan mad

„arih lissukun dalam al-Qur‟an

1.2 Menerapkan hukum bacaan nun

mati, dan mim mati dalam al-

qur‟an

2. Menerapkan al – qur‟an surat-

surat pendek pilihan dalam

kehidupan sehari-hari tentang

ketentuan rezeki dari Allah

2.1 Memahami isi kandungan QS al-

Qurais, dan al-insyiraah tentang

ketentuan rezeki dari Allah

2.2 Memahami keterkaitan isi

kandungan QS al-Quraisy dan

al-insyiraah tentang ketentuan

rezeki dari Allah dalam

kehidupan

2.3 Menerapkan isi kandungan QS.

Al-Quraisy dan al-insyiraah

tentang ketentuan rezeki dari

Allah dalam kehidupan

3. Menerapkan al-Qur‟an surat-

surat pendek pilihan dalam

kehidupan sehari-hari tentang

kepedulian social

3.1 Memahami isi kandungan QS al-

kautsar dan al-maa‟un tentang

kepedulian sosial

3.2 Memahami keterkaitan isi

kandungan QS al-kautsar dan al-

ma‟uun tentang kepedulian social

dalam fenonmena kehidupan

4. Memahami hadis tentang

tolong menolong dan mencintai

anak yatim

4.1 Menulis hadis tentang tolong-

menolong dan mencintai anak

yatim

4.2 Menerjemahkan makna hadis

tentang tolong-menolong dan

mencintai anak yatim

4.3 Menghafal hadis tentang tolong

menolong dan mencintai anak

yatim

4.4 Menjelaskan keterkaitan isi

kandungan hadis dalam perilaku

Page 26: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

16

tolong menolong dan mencintai

anak yatim dalam fenomena

kehidupan dan akibatnya

SEMESTER 2

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 1. Membaca al-Qur‟an surat

pendek pilihan

1.1 Menerapkan hukum bacaan

lam dan ra‟ dalam QS al-

Humazah dan at-takaatsur

2. Menerapkan al-Qur‟an surat-

surat pendek pilihan tentang

menimbun harta (serakah)

2.1 Memahami isi kandungan QS.

Al-Humazah dan at-Takaatsur

2.2 Memahami keterkaitan isi

kandungan QS al-Humazah

dan at-Takaatsur tentang sifat

cinta dunia dan melupakan

kebahagiaan hakiki dalam

fenomena kehidupan

2.3 Menerapkan kandungan QS

al-Humazah dan at-Takaatsur

dalam fenomena kehidupan

sehari-hari dan akibatnya

3. Memahami hadis tentang

keseimbangan hidup di dunia

dan akhirat

3.1 Menulis hadis tentang

keseimbangan hidup di dunia

dan akhirat

3.2 Menerjemahkan makna hadis

tentang keseimbangan hidup

di dunia dan akhirat

3.3 Menghafal hadis tentang

keseimbangan hidup di dunia

dan akhirat

3.4 Menjelaskan keterkaitan isi

kandungan hadis dalam

perilaku keseimbangan hidup

di dunia dan akhirat dalam

fenomena kehidupan dan

akibatnya

Page 27: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

17

C. Konsep Metode Pembelajaran Agama Islam

a. Jenis-jenis metode Pembelajaran Agama Islam

Dalam Proses pendidikan islam, metode mempunyai kedudukan

yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai

seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan/materi pelajaran kepada peserta

didik dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri.

Sebuah adigum mangatakan bahwa „al – thariqat ahamm min al –

ma‟ddah (metode jauh lebih penting disbanding materi).18

Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah ditentukan.19

Sedangkan metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang

ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan

tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang

diharapkan.20

Metode pembelajaran PAI didefinisikan sebagai cara-cara tertentu

yang paling cocok untuk dapat digunakan dalam mencapai hasil-hasil

pembelajaran PAI yang berada dalam kondisi pembelajaran tertentu.21

Sedangkan Qur‟an hadist adalah termasuk dalam mata pelajaran Qur‟an

hadist. Dalam lampiran Peraturan Menteri Agama Reprublik Indonesia

Nomor 2 Tahun 2008 Mata Pelajaran PAI adalah qur‟an hadist, Akidah

akhlak, fikih, Sejarah Kebudayaan Islam.

Sebelum penulis menyajikan jenis-jenis metode pembelajaran

agama islam terlebih dahulu dijelaskan tentang pendekatan dalam

pendidikan islam. Karena metode lahir untuk merealisasikan pendekatan

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Metodologi Pendidikan Islam yang dinyatakan dalam Al qur‟an

menggunakan multi approach yang meliputi antara lain :

18 Arief, Armai, Pengantar ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,

2002), hlm.39 19

W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994),

hlm. 652 20

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : Rasail,

2009), cet ke 4, hlm.8

21

Muhaimin, Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Rosda Karya, 2002),

hlm. 92.. 147.

Page 28: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

18

a) Pendidikan religious, bahwa manusia diciptakan memiliki

potensi dasar (fitrah) atau bakat agama.

b) Pendekatan filosofis, bahwa manusia adalah makhluk

rasional atau berakal pikiran untuk mengembangkan diri

dan kehidupannya.

c) Pendekatan rasio kultural, bahwa manusia adalah

makhluk bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga

latar belakangnya mempengaruhi proses pendidikan.

d) Pendekatan scientific bahwa manusia memiliki

kemampuan kognitif, dan efektif yang harus

ditumbuhkembangkan.

Berdasrkan multi approach tersebut, penggunaan metode harus

dipandang secara komprehensif terhadap anak. Karena anak didik tidak

saja dipandang dari segi perkembangan, tetapi juga harus dilihat dari

berbagai aspek yang mempengaruhinya22

.

Metode pembelajaran bersifat fleksibel dan sangat tergantung

dengan berbagai faktor, “No single methode is the best”,tidak ada satu

metode yang terbaik, yang ada adalah metode yang sesuai. Berikut

beberapa faktor yang melekat dalam proses belajar mengajar :

a. Faktor tujuan Pembelajaran yang akan dicapai

b. Faktor anak didik yang perlu mendapat perhatian adalah pada bakat,

minat, intelegensi, tingkat kematangan, usia dan jumlah murid

perkelas.

c. Faktor situasi yang mencakup tempat belajar dan waktu belajar/lama

belajar

d. Faktor materi dan fasilitas belajar mengajar

e. Faktor pribadi guru berkaitan dengan kemampuan professional guru,

kemampuan personal, senioritas dan pengalaman.23

Berbicara mengenai metode yang digunakan dalam mendidik , Al-

Ghazali mengemukakan metode alternatif sebagaimana dikutip oleh Arief,

Armai antara lain :

22

Arief, Armai, Pengantar Ilmu, hlm. 41 23

Chabib Thoha, Abdul Mu‟ti, PBM PAI di Sekolah , hlm. 229

Page 29: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

19

1. Mujahadah dan Riyadlah Nafsiyah (Kekuatan dan Latihan

jiwa), yaitu mendidik anak dengan cara mengulang-ulangi

pengalaman. Hal ini akan meninggalkan kesan yang baik

dalam jiwa anak didikdan benar-benar akan menekuninya

sehingga terbentuklah akhlak dan watak dalam dirinya.

2. Mendidik anak hendaknya menggunakan beberapa metode.

Penggunaan metode yang bervariasi akan membangkitkan

motivasi belajar dan menghilangkan kebosanan.

3. Pendidik hendaknya memberikan dorongan dan hukuman,

memberikan dorongan berupa pujian. pemberian hukuman

jasmani disyaratkan bila anak telah sampai usia 10 tahun, dan

kalaupun harus melakukan hukuman jasmani hendaknya

pukulan tidak melebihi dari 3 kali.

Pendapat Ibnu khaldun tentang metode pendidikan adalah sebagai

berikut :

1. Metode Ilmiah yangmodern, yaitu menumbuhkan kemampuan

memahami ilmu dengan kelancaran berbicaradalam diskusi

untuk menhindari verbalisme dalam pelajaran.

2. Metode Gradasi (pentahapan) dan pengulangan. Pengetahuan

bersifat global bertahap dan terperinci agar memahami

permasalahan dan menerima penjelasan sesuai dengan tingkat

be rfikirnya.

3. Menggunakan media (alat peraga) untuk membantu siswa

dalam memahami materi pelajaran.

4. Melakukan Karya wisata agar siswa mendapatkan pengalaman

belajar secara langsung.

5. Menghindari sistem pengajaran materi dalam bentuk ikhtisar

(ringkasan).

6. Memberikan sanksi yang proporsional untuk menumbuhkan

motivasi belajar siswa.

Metode Mengajar Agama Islam, menurut Hadari Nawawi metode

tersebut adalah ;

Page 30: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

20

a. Metode ceramah

b. Metode Tanya jawab

c. Metode Diskusi

d. Metode Latihan Siap

e. Metode Demonstrasi

f. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi

g. Metode Karyawisata

h. Metode Kerja Kelompok

i. Tim Guru

j. Metode Sosio Drama dan bermain Peran24

Sedangkan menurut Zakiyah Darajat dalam bukunya Metodik

Khusus Pengajaran Agama Islam, ada beberapa metode yaitu :

a. Metode ceramah, memberikan pengertian dan uraian suatu

masalah

b. Metode diskusi, memecahkan masalah dengan berbagai

tanggapan

c. Metode eksperimen, mengetahui proses terjadinya suatu

masalah

d. Metode Demonstrasi, Menggunakan peraga untuk memperjelas

sebuah masalah

e. Metode pemberian tugas, dengan cara tertentu secara bebas dan

bertanggung jawab

f. Metode sosio drama, menunjukkan tingkah laku kehidupan

g. Metode drill, mengukur daya serap terhadap pelajaran

h. Metode kerja kelompok

i. Metode Tanya jawab

j. Metode Proyek, memecahkan masalah dengan langkah-langkah

secara ilmiah, logis dan sistematis.25

Menurut Ismail SM yang mengutip dari buku karangan Nana

sudjana Dasar-dasar proses belajar mengajar terbitan Algensindo,

24

Hadari nawawi, Pendidikan Dalam Islam,( Surabaya : Al Ikhlas, 1993), hlm.247-295 25

Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,(Jakarta : Rineka

Cipta,1995), cet. Ke 2, hlm. 289-312

Page 31: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

21

menerangkan metode-metode pembelajaran yang masih banyak

digunakan yaitu :

a) Metode ceramah

b) Metode diskusi

c) Metode eksperimen

d) Metode Demonstrasi

e) Metode Pemberian tugas dan Resitasi

f) Metode Sosio Drama (Role Playing)

g) Metode Drill (latihanMetode kerja kelompok

h) Metode proyek

i) Metode problem solving

j) Metode system beregu

k) Metode Karyawisata

l) Metode Manusia Sumber

m) Metode survey masyarakat

b. Perkembangan Metode Pendidikan Islam

Berikut perkembangan metode dari masa ke masa yang peneliti

kutip dari arief,armai dalam bukunya Pengantar Ilmu Pendidikan dan

Metodologi Pendidikan Islam :

a. Masa Klasik (610-1258M)

Metode yang digunakan adalah :

1. Ceramah

2. Hafalan

3. Membaca Tadarus

4. Tanya Jawab

5. Bercerita

6. Menulis

7. Metode Khusus

Instansi yang digunakan antara lain : rumah, masjid, surau

dan pondok sebagai tempat berlangsungnya pendidikan antara Nabi

SAW, para sahabat dan kaum muslimin.

b. Masa Pertengahan (1258-1800M )

Page 32: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

22

1. Ceramah

2. Hafalan

3. Membaca-menulis

4. Membaca-tadarus

5. Tanya Jawab

6. Cerita lewat buku

7. Menulis Al Qur‟an mulai ada titik

8. Keyakinan/pembenaran

9. Mudzakarah

10. Umum dan sederhana

11. Metode khusus

12. Menyeluruh

13. Pemberian contoh

14. Membimbing

c. Masa Modern (1800-sekarang)

1. Ceramah menggunakan media

2. Hafalan mandiri

3. Membaca dengan pemahaman

4. Murid bertanya dan menjawab

5. Cerita lewat media

6. Menulis Al Qur‟an secara utuh

7. Sintesis Analisis

8. Diskusi

9. Deduktif

10. Induktif

11. Komprehensif

12. Demonstrasi26

Dibawah ini akan diuraikan secara singkat metode – metode

pembelajaran yang sampai saat ini masih banyak digunakan yang penulis

rangkum dari pemaparan di atas.

1. Metode Ceramah

26

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002),

hlm. 47-49

Page 33: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

23

Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Guru

memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid pada waktu

tertentu (waktunya terbatas) dan tempat tertentu pula.Dilaksanakan

dengan bahasa lisan untuk memberikan pengertian terhadap suatu

materi pembelajaran. Arief, Armai menerangkan Metode Ceramah

adalah pada zaman dahulu ceramah dilakukan di mesjid, pada zaman

pertengahan metode ceramah dilakukan madrasah sedang zaman

modern ceramah dilakukan dengan dilengkapi oleh media OHP Video

dan lain-lain. Metode ini paling tua dan sangat banyak dipergunakan,

bahkan oleh para rasul, seperti difirmankan di dalam surat Al a‟raaf

ayat 35 sebagai berikut.

Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu Rasul-rasul daripada kamu yang

menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, Maka Barangsiapa yang bertakwa dan

Mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)

mereka bersedih hati.27

Metode dipergunakan apabila :jumlah pendengar cukup besar,

Waktu yang tersedia sedikit, menerangkan bacaan khusus, untuk

menyimpulkan pokok-pokok penting, mengulangi pelajaran atau

pembahasan terdahulu, digunakan oleh guru yang lancer berbicara lisan

dan mampu menarik perhatian siswa.

Kelemahan metode ini yaitu guru sulit mengetahui pemahaman

atau pengertian murid dan penggunaan istilah yang sulit oleh guru,

murid tidak mengerti maka akan menambah ketidak pahaman murid.

2. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah metode pembelajaran yang

memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan murid,

atau murid bertanya dan guru menjawab. Di bawah ini diberikan contoh

metode ini dalam surat Ar-rahman ayat 46 sampai 51.

27

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya,hlm. 226

Page 34: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

24

Artinya : dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?,

kedua syurga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

di dalam kedua syurga itu ada dua buah mata air yang mengalir

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?28

Metode ini digunakan apabila : guru bermaksud mengetahui

penguasaan materi siswa, guru bermaksud menarik perhatian dan

konsenterasi siswa, guru mengarahkan pemikiran murid. Kebaikan

metode ini adalah dapat mengaktifkan murid, metode ini bisa menjadi

awal diskusi.

3. Metode Diskusi

Diskusi pada dasarnya adalah saling menukar informasi,

pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud

untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti

tentang sesuatu. Allah SWT memberikan contoh pertanyaan yang

mengandung masalah, baik untuk difikirkan maupun didiskusikan

dengan mempergunakan pengetahuan masing-masing seperti surat Al-

alaq ayat 5 sampai 14 sebagai berikut.

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Ketahuilah!

Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,karena Dia melihat dirinya

serba cukup.Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).Bagaimana

28

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, hlm. 888

Page 35: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

25

pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika mengerjakan shalat,

bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran, atau

Dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? bagaimana pendapatmu jika orang yang

melarang itu mendustakan dan berpaling?tidaklah Dia mengetahui bahwa

Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?29

Penggunaan metode ini dalam pembelajaran Agama Islam,

kebaikan yaitu Murid menjadi aktif dan mendorong semua murid untuk

berdiskusi.

4. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi

Metode ini secara singkat dapat disebut metode resitasi, resitasi

berasal dari bahasa Inggris “recitation”yang artinya pembacaan atau

penghapalan yang dimaksud dengan metode ini adalah suatu cara

dalam proses pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu

seperti membaca, merangkum, membuat catatan, membuat laporan dan

murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut

dipertangunggjawabkan kepada guru. Metode ini tidak sama dengan

pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih dari itu, tugas ini dapat dikerjakan di

rumah, sekolah, perpustakaan dan yang lainnya. Allah SWT berfirman

dalam surat At taubah ayat 105 sebagai berikut :

Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-

orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada

(Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya

kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Metode ini ada tiga fase dalam penggunaannya, pertama fase pemberian

tugas, kedua fase belajar/bekerja melaksanakan tugas dan yang fase

yang ketiga adalah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang

telah di kerjakan.

29

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, hlm. 1079-1080

Page 36: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

26

5. Metode Sosio Drama (Role Playing)

Metode ini sama dengan drama atau sandiwara akan tetapi tidak

disiapkan naskahnya lebih dahulu, tidak pula ada pembagian tugas yang

harus mengalami latihan terlebih dahulu.

6. Metode Demonstrasi

Metode Demonstrasi adalah metode pembelajaran yang

menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk

memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.

7. Metode Drill (latihan)

Penggunaan istilah “latihan” sering disamakan artinya dengan

istilah “ulangan “. Padahal maksudnya berbeda. Latihan bermaksud

agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat dimiliki dan dikuasai

sepenuhnya oleh peserta didik. Sedangkan ulangan sekedar mengukur

sejauh mana dia telah menyerap pembelajaran tersebut. Berkaitan

dengan metode ini Allah SWT telah berfirman dalam surat Al Hijr ayat

87 yaitu :

Dan Sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca

berulang-ulang dan Al Quran yang agung.

Menurut Hadari Nawawi Surat tersebut adalah ummul kitab

surat Al-Fatihah sebagai surat pertama dalam Al-Qur‟an yang terdiri

dari 7 (tujuh) ayat, yang sekurang kurangnya di baca 17 kali (berulang-

ulang) dalam menunaikan shalat fardhu bagi umat islam. Latihan

metode drill ini akan lebih tinggi nilainya apabila :

a. Latihan tidak sekedar dilakukan secara mekanis, tetapi

diiringi juga dengan pengertian mengenai sesuatu yang

dilatih.

b. Latihan diketahui manfaat dan nilainya bagi yang

bersangkutan, baik dalam kehidupan di dunia maupun di

akherat.

Page 37: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

27

8. Metode Kerja kelompok

Apabila guru dalam menghadapi anak didik di kelas merasa

perlu membagi-bagi anak didik dalam kelompok-kelompok untuk

memecahkan suatu masalah atau untuk menyerahkan suatu pekerjaan

yang perlu dikerjakan bersama-sama, maka cara tersebut dinamakan

Metode Kerja Kelompok.

9. Metode Proyek

Metode ini juga disebut dengan tehnik pembelajaran unit. Anak

didik disuguhi bermacam-macam masalah dan anak didik bersama-

sama menghadapi masalah tersebutdengan mengikuti langkah-langkah

tertentu secara ilmiah, logis dan sistematis.

10. Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)

Metode ini merupakan suatu metode pembelajaran yang

mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan persoalan-persoalan

tertentu, metode ini bukan sekedar metode biasa melainkan juga metode

berfikir, sebab dalam Problem Solving dapat menggunakan metode-

metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada

menarik kesimpulan.

11. Metode Eksperimen

Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu

seperti ilmu alam, ilmu kimia, dan sejenisnya. Metode ini digunakan

ilmu-ilmu alam yang sifatnya obyektif, baik yang dilakukan di

dalam/diluar kelas maupun di dalam suatu laboratorium tertentu.

12. Metode Sistem Beregu (Team Teaching)

Team Teaching pada dasarnya ialah metode mengajar; dua

orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa,

jadi kelas dihadapi beberapa guru. Sistem ini juga dapat melibatkan

orang-orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang

dibutuhkan.

13. Metode Karyawisata (Field trip)

Metode ini merupakan perjalanan atau pesiar yang dilakukan

oleh peserta didikuntuk mendapatkan pengalaman belajar, Sebagai

Page 38: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

28

contoh mengajak siswa ke balai desa untuk mengetahui jumlah

penduduk dan susunannya pada desa tersebut. Metode ini tidak

memerlukan waktu yang lama, Karyawisata dalam waktu yang lama

dan tempat yang jauh disebut study tour.

14. Metode Resource Person (Manusia Sumber)

Metode ini dimaksudkan ialah orang luar (bukan guru)

memberikan pelajaran kepada siswa, orang luar ini diharapkan memiliki

keahlian khusus, misalnya Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dalam

pertanian, diminta untuk memberikan penjelasan tentang Panca Usaha

tani di depan para siswa.

15. Metode Simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-pura atau

berbuat seolah-olah, dalam metode ini dimaksudkan sebagai cara untuk

menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan yang bersifat

pura-pura atau melalui proses tingkah laku mitasi.

16. Metode Survei Masyarakat.

Metode ini bermaksud mengetahui atau mempelajari masalah

sosial atau masalah yang terjadi pada masyarakat dengan cara survai

dan wawancara.

17. Metode Hafalan

Arief, Armai menerangkan , pada zaman klasik metode ini

dilakukan dengan cara dituntun guru dan dilakukan secara bersama-

sama, pada zaman pertengahan masih sama dengan masa klasik sedang

pada zaman modern hafalan dilakukan dengan cara sendiri-sendiri.

18. Metode Membaca

Metode ini pada zaman klasik dan pertengahan dilakukan

dengan bersama-sama atau tadarrus. Sementara pada zaman modern

meode membaca lebih menekankan kepada pemahaman terhadap apa

yang di baca. Allah SWT berfirman dalam surat Al „alaq ayat 1 dan 3

yang berkaitan dengan metode ini yaitu :

Page 39: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

29

Artinya : bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (ayat 1)

Artinya :Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah (ayat 3)30

Selain metode yang penulis sebutkan diatas masih ada yang lain

seperti metode Bandongan dan metode Sorogan, metode ini digunakan

pada zaman Rasulullah dan para sahabat, metode ini juga disebut

metode belajar Kuttab.

30

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, hlm.1079

Page 40: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penilitian ini ialah penelitian diskriptif kualitatif, Mengingat

permasalahan belum jelas penggunaan metode apakah dalam pengajaran

qur’an hadist, maka peneliti akan menggali data berdasarkan informasi

yang diperoleh melalui apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh

partisipan atau sumber data agar mengetahui metode apa yang

dipergunakan. Peneliti kualitatif dalam hal ini harus bersifat “perspective

emic” artinya memperoleh data bukan “sebagaimana seharusnya,” bukan

berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan adanya

fakta yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan

oleh partisan/sumber data.1

Penelitian Kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi

strategi, strategi-strategi yang bersifat interakrif, seperti observasi,

wawancara, teknik pelengkap dll. Strategi penelitian bersifat fleksibel,

menggunakan aneka kombinasi dari teknik-teknik untuk mendapatkan data

yang valid. Kenyataan yang berdimensi jamak merupakan sesuatu yang

kompleks tidak dapat dilihat secara apriori dengan satu metode saja.2

Peneliti menambahkan dalam subab ini, bahwa penelitian kualitatif

yang dilakukan ini berupaya untuk mengdeskripsikan dan

menginterprestasikan fakta-fakta yang terjadi sebagaimana adanya yang

berkaitan dengan pembelajaran Qur’an hadist di kelas VIII M. Ts

Muhammadiyah 3 Kunduran Blora dan problematikanya.

B. Tempat, Waktu, Dan Gambaran Obyek Penelitian

1. Tempat yang dijadikan sasaran penelitian adalah siswa-siswi kelas VIII

(Kelas VIII dibagi menjadi VIIIa dan VIIIb, selanjutnya peneliti

1 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif: dilengkapi dengan Contoh Proposal dan

Laporan Penelitian, (Bandung: Alfabeta2008). Hlm. 295-296 2 Nana Syaodiah Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2010), cet.ke 6 hlm. 95

Page 41: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

31

menyebutnya dengan kelas VIII) pada M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran

Blora

2. Waktu Penelitian adalah awal semester Genap 2011 sampai Juni 2011

3. Gambaran M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran

a. Letak Geografis

M. Ts Muhammadiyah 3 adalah sebuah lembaga pendidikan

yang berada dibawah naungan Yayasan Pimpinan Cabang

Muhammadiyah Kecamatan Kunduran Majlis Pendidikan Dasar dan

Menengah , setara dengan sekolah menengah pertama lainnya. MTs

Muhammadiyah 3 Kunduran terletak di Jl. Kunduran-bejirejo

Kelurahan Kunduran Kecamatan Kunduran kabupaten Blora Propinsi

Jawa Tengah.

Adapun batas-batas wilayah M. Ts Muhammadiyah 3

Kunduran sebagai berikut:

a. Sebelah utara : berbatasan dengan rumah penduduk dan SDN

1 Kunduran

b. Sebelah selatan : berbatasan dengan rumah penduduk

c. Sebelah timur : berbatasan dengan rumah penduduk

d. Sebelah barat : berbatasan dengan Jalan Kunduran - bejirejo

Dilihat dari data di atas bahwa lokasi M. Ts

Muhammadiyah 3 Kunduran Blora cukup strategis karena letaknya

pinggir jalan Kunduran-Bejirejo, dan apabila dihitung dari jarak Jalan

Raya Blora Purwodadi maka untuk menuju ke M. Ts Muhammadiyah

hanya 25 meter dari Jalan raya tersebut yang letaknya disebelah utara

jalan (juga dapat dikatakan di sebelah utara pasar kunduran.

b. Sejarah Berdirinya

Kondisi masyarakat yang sangat membutuhkan pendidikan

agama maupun pendidikan umum di Kecamatan Kunduran, melatar

belakangi berdirinya M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran, disamping

Pimpinan Cabang Muhammadiyah mempunyai Program mendirikan

M. Ts ini di tahun 1987, pada tahun yang sama Pimpinan Cabang

Muhammadiyah Kunduran menerima wakaf dari Bapak H.Anam yang

Page 42: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

32

waktu tersebut adalah saudagar kaya di Kecamatan Kunduran.

Pimpinan Cabang Muhammadiyah melalui Majlis Pendidikan Dasar

Menengah yang waktu itu mendirikan MTs Muhammadiyah 3

Kunduran, sebagai amal bakti Pimpinan Cabang Muhammadiyah

kepada Masyarakat Kunduran pada di tahun yang sama. Berikut ini

adalah Tokoh-tokoh Pimpinan Cabang Muhammadiyah yang

mendirikan M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran :

1. Bapak H. Supono, BA

2. Bapak Mastur

3. Bapak Basri Prasetyo

4. Bapak H. Saman HS, BA

5. Bapak H. Sutrisno

6. Bapak Rabith BA3

Dibawah ini adalah orang-orang yang pernah menjabat

sebagai Kepala MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora mulai dari

pertama berdiri hingga penelitian ini dibuat :

1. Bapak Sudarno, Menjabat Kepala Madrasah mulai tahun 1987

sampai dengan tahun 1988.

2. Bapak Ngstoyo, A.Md di tahun 1988 sampai tahun 2007.

3. Bapak Ah. Ali Imron, S.Ag, mulai tahun 2007 sampai sekarang.

c. Visi dan Misi M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran

Adapun visi dan misi MTs Muhammadiyah 3 Kunduran

adalah :

a. Visi Madrasah

Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 3 Kunduran Blora

sebagai lembaga pendidikan dasar berciri khas Agama Islam perlu

mempertimbangkan harapan peserta didik, Orang tua peserta

didik , lembaga pengguna lulusan madrasah dan masyarakat

dalam merumuskan visinya. Madrasah Tsanawiyah

Muhammadiyah 3 Kunduran Blora juga diharapkan merespon

perkembangan dan tantangan masa depan ilmu pengetahuan dan

3 Wawancara, tanggal 30 Mei 2011 mengenai sejarah berdirinya MTs Muhammadiyah 3

Kunduran Blora

Page 43: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

33

teknologi; era informasi dan globalisasi yang sangat cepat.

Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 3 Kunduran Blora ingin

mewujudkan harapan dan respon dalam visi berikut :

BERKUALITAS DALAM AKADEMIK DAN BERAMAR

MA’RUF NAHI MUNKAR YANG BERLANDASKAN IMAN

DAN TAQWA

b. Misi Madrasah

1. Mencetak anak didik yang kokoh dalam aqidah, anggun

dalam moral dan unggul dalam berprestasi.

2. Mengembangkan potensi anak didik yang cerdas

intelektual, spiritual maupun emosional.

3. Mencetak anak didik berpribadi luhur dan jujur.4

d. Struktur, Guru dan Jumlah Siswa

Berikut ini adalah gambar struktur Organisasi M. Ts

Muhammadiyah 3 Kunduran Tahun Pembelajaran 2010/2011yang

penulis observasi yang berada di ruang kepala Madrasah.

Gambar 2. STRUKTUR ORGANISASI M. Ts MUHAMMADIYAH 3

KUNDURAN TAHUN 2010/2011

Wakil Kepala Madrasah

4 Dokumen KTSP MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora Tahun 2009/2010, hlm.11

Kepala Madrasah

Ah. Ali Imron, S.Ag

Kaur Tata Usaha

UR. Kesiswaan

Agus Sujitno

UR. Kurikulum

Supriyanto, S.PdI

UR. Humas Siti Mu’allifah, S.Ag

UR. Prasarana

Lilik Kusnadi, S.Pd

Komite Madrasah

Supriyono, S.Pd

Siswa

Page 44: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

34

Guru merupakan salah satu komponen yang akan sangat

menentukan berjalan tidaknya proses kegiatan belajar mengajar.

Makna Guru atau pendidik sebagaimana dalam Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab 1 Pasal 1,

Ayat 6 menjelaskan makna guru adalah tenaga kependidikan yang

berkualifikasi sebagai guru, dosen, konslor, pamong belajar,

widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang

sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam

menyelenggarakan pendidikan.5

Seorang guru merupakan orang yang bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan kegiatan mengajar di kelas, bertanggung

jawab untuk menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan

bidangnya, sebagai seorang pengajar dan pendidik seorang guru

bertanggung jawab sepenuhnya apakah materi pelajaran yang

disampaikan dapat dikuasai siswa atau belum.

Keadaan guru yang dimaksud disini yaitu meliputi jumlah

serta tugas yang harus dilaksanakan. Jumlah guru yang ada di MTs

Muhammadiyah 3 Kunduran Blora berjumlah 12 orang yaitu terdiri 7

orang guru mata pelajaran umum dan 5 orang guru mata pelajaran

PAI. Ada juga ada beberapa guru yang juga merangkap menjadi

Kepala Madrasah, Wakamad Urusan Kurikulum, Wakamad Urusan

Kesiswaan, Wakil Urusan Sarana Prasarana, Wakil Urusan Hubungan

Masyarakat dan membantu Tata Usaha.

5 Undang-undang Republik Indonesia, No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional,(Semarang:Aneka Ilmu,2003), hlm.3

Page 45: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

35

Dibawah ini adalah daftar guru di MTs Muhammadiyah 3

Kunduran dengan Pembagian tugasnya.

TABEL 2. DAFTAR GURU MTs MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN

TAHUN 2010/2011

Y

Y

Guru yang menjadi subyek penelitian di M. Ts

Muhammadiyah 3 Kunduran Blora adalah Guru Mata Pelajaran Qur’an

Hadist Kelas VIII (yaitu di kelas VIIIa dan VIIIb) yakni Ibu Siti Mu’allifah,

S.Ag. Biodata Guru Qur’an Hadist, Ibu Siti Mu’allifah, S.Ag penulis

lampirkan pada lampiran kepenulisan skripsi ini.

Peserta didik di M. Ts ini Tahun Pelajaran 2010/2011

berjumlah 175 siswa, dibagi menjadi 5 Kelas. Kemudian yang menjadi fokus

utama dalam penelitian ini adalah di kelas VIII (yang terbagi menjadi 2 kelas

yaitu yang disebut VIIIa sebanyak 34 siswa danVIIIb 36 siswa, jadi jumlah

kelas VIII adalah 70 siswa).

No Nama Mata Pelajaran

1. Ah. Ali Imron, S.Ag Matematika

2. Sutrisno, BA B.Indonesia

3. Supriyanto, S.PdI TIK, Fisika

4. Siti Mu’allifah, S.Ag Qur’an Hadist

5. Cholissoh, S.Ag Bahasa Arab

6. Dwi Ermawati, S.Pd Biologi

7. Lilik Kusnadi, S.Pd Bahasa Inggris

8. Sri Muning WE, SE I P S

9. Agus Sujitno KTK, Penjas

10. Eko Sumardi, A.Ma SKI

11. Ngastoyo, S.PdI Bahasa Jawa

12. Nanik Sri Wahyun, S.Pd Matematika VII,VIII

Page 46: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

36

DAFTAR TABEL 3. JUMLAH SISWA M.Ts MUHAMMADIYAH 3

KUNDURAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Keadaan Siswa Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

Lk Pr Lk Pr Lk Pr

Jumlah Siswa 20 16 42 28 39 30

Jumlah perkelas 36 70 69

Agar lebih fokus dan dan menjadi lengkap dalam

penelitian ini, maka penulis mencantumkan nama-nama siswa kelas

VIII MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora Tahun 2010/2011.

TABEL 4. DAFTAR NAMA KELAS VIII M. Ts

MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN TAHUN PELAJARAN

2010/2011

No Nama Kelas

1 Ahmad Zustoni VIII

2 Ahmad Yasrif VIII

3 Ahmad Yulianto VIII

4 Amik Sri Lestari VIII

5 Aris Setyawati VIII

6 Asfik Noor Arbiyanto VIII

7 Ayu Sugiyanti VIII

8 Bagas Adi Purwanto VIII

9 Bella Maretha U.P VIII

10 Devi Fitri Ratnasari VIII

11 Diki Prabowo VIII

12 Dikki Setyawan VIII

13 Dumilah Tamiah VIII

14 Dwi Krisna Y VIII

15 Ida Wahyuni VIII

16 Johan Wahyu S VIII

17 Giarti VIII

18 Gilang Haris Prasetyo VIII

19 Lilik Promesa VIII

20 M. Bayu Bagus P VIII

21 M. Roni Hermawan VIII

22 Putut Ragil Saputro VIII

23 Rikat G VIII

24 R. Leo Sandika VIII

Page 47: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

37

25 Rizky Tri F VIII

26 Sabdullah VIII

27 Siti Asmawati VIII

28 Sholikul Hadi VIII

29 Siti Nur Arifah VIII

30 Siti Maesaroh VIII

31 Suparno VIII

32 Sutiyo VIII

33 Suwarni VIII

34 Tri Agung Widodo VIII

35 Tri Budi Utomo VIII

36 Agus Pujianto VIII

37 Agus Tumadi VIII

38 Ahmad Hariyanto VIII

39 Ahmad Yusuf I VIII

40 Alifah Erlin VIII

41 Arif Bayu N VIII

42 Avy D.W VIII

43 Bagus Aditya P VIII

44 Bayu Agung P VIII

45 Betaria Suci N VIII

46 Eriza Riswanda VIII

47 Fajar VIII

48 Galih Dwi J VIII

49 Intan septyNurhaeni VIII

50 Jumirah VIII

51 Meli Puji Astuti VIII

52 M. Faizin Asrori VIII

53 Naim Muslimah VIII

54 Neni Purwati VIII

55 Noviani Rohman VIII

56 Nur Alim VIII

57 Rasdi Sahuleka VIII

58 Ridwan Jaelani VIII

59 Rizki Apriandi VIII

60 Sarni VIII

61 Siti Fatimah VIII

62 Siswanto VIII

63 Sulistiyani VIII

64 Supriyadi VIII

65 Suti Rahayu VIII

66 Susan Nala Wati D.Y VIII

67 Titi Budi Arty VIII

68 Trio H.Sayekti VIII

69 Wahyu Ajijan VIII

70 Yatno VIII

Page 48: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

38

TABEL 5. SEKOLAH ASAL DARI SISWA KELAS VIII

M. Ts MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN TAHUN PELAJARAN

2010/2011

Asal Sekolah SD MI Jumlah

Jumlah 40 30 70

Dari data tersebut diatas sekolah asal dari siswa Kelas VIII M. Ts

Muhammadiyah adalah sebanyak 40 siswa dari SD atau sebanyak 57

% dan dari MI sebanyak 30 siswa atau sebanyak 43 %.

e. Sarana Pendidikan dan kurikulum

Sarana dan fasilitas pendidikan yang dimaksud adalah segala

sesuatu yang mendukung dan menunjang terhadap keberhasilan

pendidikan dan pengajaran di M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran,

sebab dengan adanya sarana dan fasilitas pendidikan yang baik akan

mempermudah jalannya pengajaran menuju ke arah tujuan yang

digariskan. Oleh karena itu, dapat penulis katakan bahwa keberhasilan

proses pendidikan dan pengajaran akan sangat ditentukan sejauh mana

sekolah/madrasah yang bersangkutan mempunyai sarana dan fasilitas

yang lengkap.

Sarana dan fasilitas pendidikan di M. Ts Muhammadiyah 3

Kunduran adalah sebagai berikut :

TABEL 6. SARANA DAN FASILITAS M. Ts MUHAMMADIYAH

3 KUNDURAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

No Nama Barang Jumlah

1 Ruang Kelas 6 ruang

2 Laboratorium IPA Belum ada

3 Laboratorium computer Belum ada

4 Perpustakaan Belum ada

5 UKS Belum ada

6 Peralatan Multimedia Komputer anak = 6 buah

Projektor 1 buah

Video 2 buah

Tv praktik 2 buah

Page 49: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

39

7 Ruang guru 1 ruang

8 Ruang Kepala Madrasah 1 ruang

8 Ruang Tata Usaha 1 ruang

Kurikulum yang diterapkan di MTs Muhammadiyah 3

Kunduran adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran atau yang

disingkat dengan sebutan KTSP.6

Pedoman Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) ditulis

mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yang berisi Standar Isi,

Standar Proses dan Kompetensi Lulusan yang merupakan acuan utama

bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum di lingkungan

MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora. Komponen Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan yang ditulis di MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora

meliputi Tujuan Pendidikan Madrasah, Struktur dan Muatan Kurikulum,

Kalender Pendidikan, Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang terdiri dari Mata Pelajaran Pendidikan Agama, Mata

Pelajaran Umum dan Mata Pelajaran Muatan Lokal yang diajarkan di MTs

Muhammadiyah 3 Kunduran Blora. Diharapkan Pedoman Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan yang ditulis di MTs Muhammadiyah 3

Kunduran Blora ini dapat menjadi dasar dalam pelaksanaan Kegiatan

Belajar Mengajar dan untuk dapat diaplikasikan oleh guru di lingkungan

MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora dalam kehidupan sehari-hari dan

menumbuhkan sikap ilmiah serta memiliki jiwa kreatifitas yang tinggi

dilandasi rasa tanggung jawab, sebagaimana tertuang dalam visi MTs

Muhammadiyah 3 Kunduran Blora.7

Susunan program kurikulum8 MTs Muhammadiyah 3 Kunduran

Blora kelas VII, VIII dan IX yang penulis kutip dari dokumen KTSP MTs

6 Peneliti mengambilnya dari Dokumen Kurikulum Tingkast Satuan Pendidikan MTs

Muhammadiyah 3 Kunduran Blora yang ditetapkan diblora tanggal 13 juli 2010 dan

ditandatangani Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Blora. Hlm.2 7 Dikutip dari dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MTs Muhammadiyah 3

Kunduran Blora. Hlm 3 8 Yang dimaksud disini adalah kurikulum dalam pengertian yang sempit yaitu Mata

pelajaran yang diajarkan di MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora. Lihat Buku Kurikulum

Tingkat Satuan Pelajaran Khaerudin, Mahfud Junedi dkk pada hlm.24

Page 50: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

40

Muhammadiyah 3 Kunduran Blora halaman 16 (enam belas) adalah

sebagai berikut :

TABEL 7.SUSUNAN PROGRAM KURIKULUM KELAS VII, VIII

DAN IX

K o m p o n e n

Kelas dan Alokasi Waktu

VII VIII IX

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama Islam

a. Qur'an-Hadis 2 2 2

b. Akidah dan Akhlak 2 2 2

c. Fikih 2 2 2

d. SKI 1 1 1

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 5* 5* 5*

4. Bahasa Arab 3 3 3

5. Bahasa Inggris 5* 5* 5*

6. Matematika 6* 6* 6*

7. Ilmu Pengetahuan Alam 5* 5* 5*

8. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 5 5

9. Seni Budaya 2 2 2

10. Pendidikan Jasmani,

Olahraga, dan Kesehatan 2 2 2

11. Keterampilan/ Teknologi

Informasi dan Komunikasi 2 2 2

B. Muatan Lokal

1. Bahasa Jawa 1 1 1

C. Pengembangan Diri

Meliputi: Pramuka, Silat Tapak

Page 51: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

41

Suci, Tari, Drumb Band,

Musik Band, Komputer

J u m l a h 45 45 45

* Ada penambahan jam sebagai penguat mata belajaran yang

bersangkutan

C. Sumber Penelitian

Sumber Penelitian yang dimaksud adalah perolehan data/ darimana

data diperoleh data, baik itu sumber primer ataupun sumber sekunder .

Sumber primer yaitu sumber data yang lansung memberikan data kepada

pengumpul data, penulis memahaminya adalah orang yang langsung

berkaitan dengan obyek yang penulis teliti, sedangkan sumber sekunder

merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.9 Menurut pemahaman

peneliti adalah orang yang berinteraksi dengan sumber primer atau yang

mempunyai wewenang menilai kinerja dalam bekerja yang dalam hal ini

adalah Kepala Madrasah, termasuk sumber sekunder adalah data-data atau

dokumen yang masih berkaitan dengan sumber primer.

D. Fokus Penelitian

Peneliti kualitatif memandang bahwa gejala atau variabel bersifat

holistik (menyeluruh, tidak dipisah-pisahkankan), sehingga peneliti kualitatif

tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian,

tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat

(place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara

sinergis.10

Mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan fokus. Seperti

yang dikutip oleh Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan,

Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Preadley menyatakan bahwa

9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif da R&B,(Bandung : Alfabeta, 2010),

hlm. 137 10

Sugiyono, Metode Penelitian, hlm. 207

Page 52: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

42

“A focused refer to a single cultural or a few related domaints” maksudnya

adalah bahwa, fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain

yang terkait dari situasi sosial.11

Fokus dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran qur’an hadist

dan problematikanya di kelas VIII M.Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora

semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah :

1. Observasi

Observasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati

baik dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan.12

Observasi

sebagai salah satu teknik pengumpulan data selain dengan mengadakan

pengamatan secara teliti diikuti pula dengan pencatatan secara

sistematis.13

Observasi ini penulis lakukan pada saat pembelajaran qur’an

hadist yaitu tanggal 5 Januari 2011, 10 Pebruari 2011, 6 April 2011 dan 4

Mei 2011.

2. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mendapatkan jawaban dari

responden dengan jalan tanya jawab sepihak.14

Wawancara terbagi

menjadi 2 (dua) yaitu wawancara tak berencana berfokus yaitu

pertanyaan yang diajukan secara tidak terstruktur, namun selalu berpusat

pada satu pokok msalah tertentu dan yang kedua wawancara sambil lalu

adalah tertuju kepada orang-orang yang tanpa melalui seleksi terlebih

dahuluyang dijumpai secara kebetulan.15

11

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan

R&D,(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.286 12

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009)

hlm. 231 13

Suahrismi Arikuntoo, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hlm. 148 14

Mustakim, Psikologi Pendidikan, hlm 230 15

Muhammad Idrus, Metode Penelitian ilmu-ilmu Sosial(Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif), (Yogyakarta: UII Press, hlm.133

Page 53: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

43

Wawancara ini penulis lakukan dengan Kepala Madrasah, Wakil

kepala bidang kurikulum, Guru mata pelajaran qur’an hadist dan seorang

guru di M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran ini.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dimaksud adalah berusaha mencari data

mengenai hal-hal berupa catatan, transkrip, buku surat kabar, majalah,

agenda dan sebagainya.16

Nana Syaodih Sukmadinata menggunakan

istilah Studi documenter (documentary study) yang merupakan suatu

teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis

dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.17

Penulis menggunakan dokumentasi ini untuk mengetahui visi,

misi dan hal-hal yang diperlukan dalam dalam penulisan skripsi ini.

4. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya.18

Kuesioner ini penulis pergunakan untuk memperoleh data yang

penulis perlukan dari siswa kelas delapan M. Ts Muhammadiyah 3

Kunduran Tahun Pelajaran 2010/2011 berupa angket.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan, data itu perlu diolah data yang

realibilitas dan validitasnya rendah digugurkan.19

dianalisis, data yang

memiliki data yang diperoleh maka penulis menggunakan dua teknik

analisis yaitu :

a. Teknik Analisis Kualitatif

Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data

kualitatif, yaitu yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat

16

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian. Hlm/ 206 17

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 20100, hlm. 221 18

Sugiyono, Meode Penelitian Pendidikan,hlm. 199 19

Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Kecana : Prenada

Media Group,2010), hlm. 189

Page 54: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

44

dipisahkan kategori untuk memperoleh kesimpulan.20

Teknik analisis

ini dipergunakan untuk menganalisis data-data yang diperoleh dari

Sumber atau subyek.

Penganalisisan dengan teknik ini ada dua cara :

1. Metode Induktif

Metode ini adalah cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta

khusus, peristiwa-peristiwa konkrit, kemudian ditarik generalisasi

yang mempunyai sifat-sifat umum.21

Jadi, dari fakta-fakta yang

didapat, ditarik sebuah kesimpulan umum mengenai metode yang

dipergunakan dalam pengajaran Qur’an Hadist di Kelas VIII MTs

Muhammadiyah 3 Kunduran, bagaimana evektivitasnya dan dapat

diketahui factor-faktor apa yang menghambat dan yang

mendukung.

2. Metode Deduktif

Metode deduktif adalah menarik suatu kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan khusus dengan menggunakan penalaran atau rasio.22

Dari teori-teori yang ada mengenai metode pengajaran digunakan

untuk melihat apakah fakta-fakta yang ada sudah sesuai dengan

teori tersebut apa belum, sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan.

b. Teknik Analisis Kuantitatif

Yang dimaksud data kuantitatif adalah data yang berujud angka.

Data yang berujud angka dianalisis dengan bantuan statistic dengan

cara mendistribusikan frekuensi kemudian dilakukan perhitungan.

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

P = f x 100%

N

P= Presentase

F= frekuensi

20

Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm.209 21

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Jakarta: Andi Offset, 1998), hlm. 3 22

Nana Sujana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, (Bandung: Sinar Baru, 1991) hlm.5

Page 55: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

45

N=Jumlah populasi23

Teknik analisis ini penulis pergunakan untuk menghitung

prosentase angket yang penulis lakukan kepada siswa kelas VIII M. Ts

Muhammadiyah 3 Kunduran Tahun Pelajaran 2010/2011.

G. Triangulasi Data

Triangulasi data adalah pengecekan terhadap kebenaran data dan

penafsirannya. Menurut Nasution, triangulasi merupakan proses untuk

mengadakan pengecekan terhadap kebenaran data dengan cara

membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada

berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan dan dengan

menggunakan metode yang berlainan. Jadi triangulasi data dalam

penelitian ini merupakan teknik yang digunakan untuk meneliti keabsahan

data.

Penulis menggunakan triangulasi data untuk mengecek kebenaran

dan membandingkannya dari data-data yang penulis peroleh dari

observasi, wawancara, dan prosentase hasil angket.

23

Anas Sudjiono, Pengantar Statisti Pendidikan, (Jakarta:Rajawali, 1992) hal. 40

Page 56: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

46

BAB IV

ANALISIS PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST

A. Skenario Pembelajaran

Sekenario pembelajaran qur’an hadist di M.Ts. Muhammadiyah

yang penulis observasi mulai bulan Januari 2011 hingga bulan Mei 2011

yaitu disemester genap tahun pembelajaran 2011 terangkum dalam skenario

pembelajaran sebagai berikut..

Hari Rabu, 5 Januari 2011 di kelas VIIIa jam pelajaran ke 1 dan

ke 2 yaitu pukul 07.00 Wib sampai pukul 08.20 Wib, penulis mengobservasi

Kelas delapan tersebut. Kelas tersebut berjumlah 36 orang siswa.

Kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan adalah guru

membuka kegiatan Belajar Mengajar dengan bacaan Salam

(Assalamu’alaikum.Wr. Wb.) siswa membalas Salamnya dilanjutkan

membaca Basmalah (Bismillahirrohmanirrohim) sekali yang dilakukan oleh

siswa serempak kemudian guru mengabsensi siswa. kemudian Guru tersebut

ingin mengetahui kemampuan siswa dalam hal materi yang akan dibahas

pada kesempatan ini, Guru pun bertanya ada berapakah bacaan lam ( ل ) dan

ro’ (ر ) itu? Siswapun ada yang menjawab ada pula yang membolak balik

halaman buku cetaknya, selama tiga menit (5 menit) guru mencoba

menjajaki kemampuan anak-anak.

Setelah guru mengadakan pretest maka gurupun melanjutan

menerangkan atau berceramah menjelaskan hal tentang bacaan lam ( ل ) dan

ro’ (ر ) selama empat puluh menit (40 menit) , kemudian guru meminta

anak-anak untuk membaca bersama –sama contoh-contoh yang ada di papan

tulis (selama 20 menit). Setelah siswa membaca bersama-sama guru mulai

menunjuk siswa per siswa untuk mengucapkan, karena menurut penulis,

materi seperti ini yang penting diperhatikan adalah bagaimana pengucapan

hurufnya ketika huruf-huruf tersebut bertemu dengan huruf yang lain, tebal

atau tipis, serta guru memberikan penguatan bacaan lam ( ل ) dan ro’ (ر )

serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya (15 menit),

pembelajaran diakhiri dengan bacaan hamdalah sekali dan juga salam.

Page 57: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

47

Pada hari kamis tanggal 3 Pebruari 2011 di kelas VIIIb jumlah siswa

34 siswa jam pelajaran 7,8 pada pukul 11.30 sampai 12.50, guru qur’an hadist

mengadakan pembelajaran dengan materi surat pendek pilihan yaitu

memahami isi kandungan surat al-humazah.

Guru memasuki ruang kelas VIIIb, Guru mengucapkan salam, siswa

menjawab salamnya,membuka proses pembelajaran dengan bacaan basmalah

sekali bersama-sama, namun guru agak pelan dan dilanjutkan dengan

mengabsensi siswa. Guru memerintahkan anak-anak untuk membuka buku

cetak qur’an hadist yang satu meja ada satu buku, mengenai surat al

humazah, kemudian guru memastikan bahwa semua siswa sudah tepat

membukanya (5 menit), kemudian guru membacanya dengan keras, setelah

guru selesai, guru meminta siswa untuk membaca bersama-sama, setelah

selesai, guru membacakan artinya dan dilanjutkan dengan instruksi guru agar

membentuk kelompok dengan cara dua meja digabung jadi satu, yaitu meja

depan dan belakang begitu rupa hingga menjadi delapan kelompok, masing-

masing kelompok ada empat orang dan ada yang lima orang disertai dengan

ketua kelompoknya.(20 menit)

Anak-anak berdiskusi mengenai apa saja yang bisa mereka pahami

dari surat al-humazah dan ditulis dalam kertas buku mereka. (40 menit),

kemudian kertas tugas diskusi dikumpulkan dan dibahas bersama-sama, di

akhir proses pembelajaran dengan kesimpulan dan guru mempersilahkan

anak-anak yang mau bertanya, Pembelajaran diakhiri dengan bacaan

Hamdalah bersama sekali dan do’a selesai pembelajaran dan kemudian

salam penutup , kemudian pulang.(15 menit)

Rabu, 6 April 2011 jam pelajaran pertama dan kedua guru

menyampaikan pembelajaran materi hadist dengan skenario pembelajaran

sebagai berikut.

Guru memulai pembelajaran dengan bacaan salam, siswa

menjawabnya dan mengucapkan basmalah sekali bersama-sama.Guru

menanyakan siswa yang tidak hadir pada kali ini. Guru Memotivasi siswa

dan mengadakan pretest,(10 menit). Guru menuliskan hadist tentang

keseimbangan hidup di dunia dan akherat di papan tulis. Guru menerangkan

Page 58: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

48

tentang hadist tersebut seperlunya dan meminta siswa untuk menulis di buku

masing-masing dengan sebaik-baiknya (50 menit), Guru memeriksa hasil

tulisan anak-anak dan juga memberikan tugas untuk menulis hadist-hadist di

rumah dengan baik, Guru menutup pembelajaran dengan hamdallah sekali

bersama-sama dan menutup dengan bacaan salam.(20 menit)

Pada kamis tanggal 4 Mei 2011, jam pelajaran 7,8 pukul 11.30 – 12.10

skenario pembelajaran yang kami observasi adalah sebagai berikut.

Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan Salam sekali, siswa

serempak menjawabnya dan siswa melanjutkan dengan membaca basmalah

bersama sekali. Guru menanyakan tentang siswa yang tidak masuk pada

pelajaran siang hari ini. (5 menit) Guru menyinggung materi pertemuan

kemaren hari kamis tanggal 28 mei 2011 tentang terjemahan hadist

keseimbangan dunia dan akherat, kemudian guru menyuruh siswa untuk

bersama-sama membaca hadist tersebut berulang kali dan dihafalkan. Guru

memberi kesempatan siswa untuk menghafalkan hadist tersebut selama kurang

lebih 20 menit (50 menit). Kemudian guru menyuruh siswa untuk maju

menghafalkan hadist tersebut secara bergantian bagi yang sudah bisa ,

kemudian mengakhiri pembelajaran siswa diminta bersama-sama untuk

menghafalkan hadist dan menugaskan untuk menghafal bagi yang belum maju

menghafalkan hadist tadi. Pembelajaran diakhiri dengan hamdalah bersama

sekali dan diakhiri dengan do’a dan salam penutup.(15 menit)

B. Analisis Metode Pembelajaran qur’an hadist di Kelas VIII M. Ts

Muhammadiyah 3 Kunduran Blora dan Problematikanya

Berdasarkan skenario pembelajaran di atas maka penulis menangkap

beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran qur’an hadist di kelas

VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran, metode pembelajaran yang

digunakan yaitu : Ceramah, Membaca, Diskusi, Tanya Jawab, Drill menurut

penulis adalah drill menulis, Hafalan.

Dibawah ini adalah data wawancara dan angket yang terkait dengan

penggunaan metode pembelajaran qur’an hadist di kelas VIII M. Ts

Muhammadiyah 3 kunduran :

Page 59: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

49

TABEL 8. PEMAKAIAN METODE PEMBELAJARAN1

No Pertanyaan Jawaban Responden

7

Menurut anda apa saja

metode yang anda pakai

dalam pembelajaran qur’an

hadist?

Saya memakai beberapa metode ceramah,

hafalan, membaca, menulis, dan diskusi.

TABEL 9. TANGGAPAN SISWA TERHADAP METODE CERAMAH

No.

Item Opsi Frekuensi Prosentase

15

a. Sering Menggunakan

b. kadang - kadang

c. Tidak pernah

48

15

7

68,6%

21,4%

10,0 %

Jumlah 70 100%

Dari tabel diatas peneliti dapat mengetahui bahwa metode ceramah

digunakan dalam pembelajaran di M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora.

Penerapan metode ini adalah guru menerangkan hal-hal yang penting bagi

anak untuk diketahui.2 Berikut hasil wawancara yang kami tanggal 3 dan 4

Juni 2011.

TABEL 10. WAWANCARA PENGGUNAAN METODE CERAMAH

DENGAN GURU QUR’AN HADIST

8

Bagimanakah penerapan

metode itu dalam

pembelajaran anda?

Penerapan metode ceramah yang saya

lakukan adalah saya

menyampaikan/menerangkan kepada anak

didik tentang materi ini, saya sering

menggunakan metode ini karena pelajaran

qur’an hadist adalah pelajaran yang

banyak menerangkan dan mengulas

1 Wawancara dengan Ibu Mu’allifah, guru Qur’an hadist, Jum’at-sabtu,3- 4 Juni 2011

2 Observasi hari rabu, 18 Mei 2011

Page 60: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

50

dengan sebenar-benarnya, selama ini

seperti materi tajwid yang ada di

semester satu dan dua, juga penerapan

surat-surat pendek yang ada didalamnya

harus membaca terlebih dahulu dan

diterangkan baru kemudian anak-anak.

Saya juga pernah dengan menggunakan

proyektor karena saya punya File tentang

Tajwid dan juga kadang saya

perdengarkan kepada mereka qiroat

surat-surat pendek, saya punya filenya di

laptop saya. Tapi penggunaan seperti itu

juga agak ribet lebih mudah dengan alat

bundar tajwid atau langsung saja saya

menuliskannya di papan tulis kemudaian

saya terangkan bacaanya dan dibaca

bersama-sama.

TABEL 11.TANGGAPAN SISWA TERHADAP

METODE HAFALAN

No.

Item Opsi Frekuensi Prosentase

19 a. Sering

b. Kadang – kadang

c. Tidak pernah

25

43

2

35,6 %

61,4%

3,0%

70 100%

Dari data tersebut peneliti mengambil dari hasil wawancara sebagai

berikut.

TABEL 12.HASIL WAWANCARA PENGGUNAAN METODE

HAFALAN DENGAN GURU QUR’AN HADIST

9 Kemudian bagaimana metode Metode ini saya terapkan ketika saya telah

Page 61: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

51

hafalan diterapkan? menyelesaikan suatu materi, contoh di

semester kedua ada Surat al Humazah

maka di akhir pembelajaran anak-anak

saya tekankan unutk menghafalkannya

yang suatu saat akan saya jadikan nilai

tugas.

TABEL 13.TANGGAPAN SISWA TERHADAP

METODE MEMBACA

No.

Item Opsi Frekuensi Prosentase

22

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

58

12

0

82,9%

17,1%

0%

Jumlah 70 100%

Berikut peneliti kutipkan tentang waancara dengan Guru Qur’ann

hadist MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora Tahun 2010/2011.

TABEL 14. WAWANCARA PENERAPAN METODE MENULIS,

MEMBACA DAN DISKUSI DENGAN GURU QUR’AN HADIST

11

Terkait dengan metode

menulis, membaca dan

diskusi bagaiman?

Ya kalo menulis itu adalah saya menyuruh

anak untuk menyalin atau menulis di buku

masing-masing tentang ayat ataupun

hadist. Untuk metode membaca saya

terapkan ada yang membaca sendiri juga

ada yang klasikal, membaca klasikal ini

lebih cenderug kalo boleh saya katakana

seperti membaca keras (reading aloud)

dengan bacaan yang sama kemudian

dibaca bersama-sama. Membaca keras ini

saya terapkan dan salah satunya saya

Page 62: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

52

mengetahui jika ada siswa yang diam

karena tidak bisa maka dia akan belajar

dari yang teman laen yang membaca itu.

Itupun saya suruh mereka untuk membaca

berulang-ulang.

Metode diskusi kadang saya terapkan kalo

materinya menuntut untuk mecari

kandungan di suatu ayat atau hadist,

kadang saya terapkan metode ini dengan

cara anak semeja (karena meja panjang

untuk dua anak) atau teman dua meja jadi

satu kelompok kadang sebanyak empat

orang.

TABEL 15.TANGGAPAN SISWA TERHADAP

METODE DISKUSI

No.

Item Opsi Frekuensi Prosentase

23

a. Sering

b. Kadang-

kadang

c. Tidak pernah

41

25

4

58,6%

35,7%

5,7%

Jumlah 70 100%

TABEL 16. TANGGAPAN SISWA TERHADAP

METODE MENULIS

No.

Item Opsi Frekuensi Prosentase

21

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

31

35

4

44,2%

50,1%

5,7%

Jumlah 70 100%

Page 63: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

53

Sekedar dibuat pembanding dengan guru yang lain terkaiat

penggunaan metode dengan fasiitas yang ada maka hasil wawancara adalah

sebagai berikut.

TABEL 17. WAWANCARA DENGAN GURU MATA PELAJARAN

UMUM

2.

Sebagai salah satu seorang

guru mata pelajaran umum

Keterampilan, kesenian dan

Pendidikan Jasmani dan

kesehatan bagaimanakah

fasilitas di MTs ini?

Fasilitas disini cukup lumayan, saya

kadang menggunakan Proyektor untuk

menampilakn yang terkait dengan

pelajaran saya, terutama jenis tari tarian,

dan untuk Penjas saya sering mengajak

untuk praktik disamping pembelajaran di

kelas.

3.

Sebagai pembanding Dalam

penelitian saya yang

berhubungan dengan Metode

Guru Qur’an Hadist dan erat

kaitannya serta prasarana

yang ada di MTs ini, Terkait

dengan metode pembelajaran,

apa saja metode yang anda

gunakan?

Saya menggunakan ceramah nanti

digabung dengan media audio visual

seperti laptop milik saya ini (sambil

menutupj laptop yang ada di depannya

dan memasukan ke tas yang ada di

belakang punggungnya ) di gabung

dengan subwoofer, atau proyektor yang

menekankan gambar-gambar tentang tari-

tarian,kemudian ada juga media – media

yang lain ada organ, dan lain-lain, Selain

itu saya juga memandu anak-anak untuk

berdiskusi dengan panduan yang terus

menerus selama proses pembelajaran

karena menurut saya juga berkaitan

dengan input masuk anak, serta tak jarang

juga saya menekankan anak-anak untuk

bertanya (menurut peneliti adalah metode

Tanya jawab), bahkan saya bilang

dihadapan anak-anak untuk bertanya,

Page 64: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

54

carilah pertanyaan yang kira-kira saya

tidak bisa menjawab, maka saya akan

berusaha untuk mencarikan jawaban buat

kalian.

Dari Keterangan – keterangan di atas dapat dianalisis penggunaan

metode pembelajaran di kelas VIII M. Ts Muhammadiyah adalah sebagai

berikut :

1. Metode Ceramah

2. Metode Membaca

3. Metode Diskusi

4. Metode Tanya Jawab

5. Metode Drill menurut penulis adalah drill atau latihan menulis

6. Metode Hafalan

Apabila kita bandingkan dengan wawancara yang kami lakukan

dengan guru mata pelajarn umum ada yang mendukung tentang penggunaan

media dalam ceramah karena sekolah menyediakan sarana walaupun hanya

satu media proyektor dan ada juga yang berbeda.

Berikut peneliti sampaikan mengenai tanggapan siswa tentang

penyampaian materi

TABEL 18. TANGGAPAN SISWA TENTANG

METODE YANG DIGUNAKAN GURU QUR’AN HADIST

No.

Item Opsi Frekuensi Prosentase

12

a. Mudah diterima

b. Cukup

c. Sulit diterima

16

48

6

22,9%

68,6%

8,5%

Jumlah 70 100%

Dari tabel diatas mengenai tanggapan siswa tentang metode yang

digunakan guru qur’an hadist penulis beranggapan sudah cukup dapat

diterima pada siswa, siswa yang menggngap bahwa dengan metode-metode

Page 65: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

55

tersebut mudah diterima sebanyak 22,9 %, yang menganggap cukup 68,6 %

dan 8,5% menganggap sulit.

Problematika yang dihadapi guru qur’an hadist dalam menggunakan

metode pembelajaran yang telah dilaksanakan berdasarkan skenario

pembelajaran,wawancara dan angket siswa dapat dikelompokkan sebagai

berikut :

Pertama problema yang berasal dari siswa (input), dilihat dari asal

sekolah siswa, siswa di M. Ts ini ada yang dari SD dan juga ada yang dari

MI. ada juga siswa yang di rumah mengikuti sekolah TPQ (Taman

Pendidikan Qur’an)atau Madin (Madrasah diniyah) atau privat mengaji, hal

ini juga mempengaruhi penerapan suatu metode yang digunakan. Selain itu

juga termasuk karateristik siswa yang berbeda-beda, kemampuan siswa dan

latar belakang siswa itu di rumah seperti apakah di rumah orant tua

memperhatikan anak atau tidak , tetapi disini penulis menganalisis di batasi

pada saat pembelajaran di Madrasah saja dengan data-data yang penulis

dapatkan.

TABEL 19. WAWANCARA DENGAN KEPALA MADRASAH

3

Apakah anda membuat aturan

ketika Penerimaan Peserta

Didik Baru dengan

mengadakan tes mandiri?

Tidak, kami tidak menggunakan tes masuk

4

Dari mana saja Peserta Didik

Baru, dari SD saja atau dari

MI?

Peserta Didik yang Baru, mereka berasal

dari sekolah SD juga MI.

5

Menurut anda apakah itu

mempengaruhi proses

pembelajaran terutama mata

pelajaran Pendidikan Agama

Islam?

Input anak sangat mempengaruhi dari

pada proses pembelajaran, khususnya

anak yang dari Sekolah umum atau SD di

dalam mengikuti pembelajaran di sekolah

ini mungkin agak kesulitan di mata

pelajaran PAI, yang salah satunya adalah

Qur’an hadist, hal itu dapat di tunjang

dengan mereka bersekolah sore di TPQ

Page 66: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

56

atau di Madin. Guru-guru kami seperti Bu

Alifah juga mempersilahkan anak-anak

untuk belajar atau mengaji dirumahnya

sebagai penunjang.

TABEL 20. WAWANCARA DENGAN GURU MATA

PELAJARAN QUR’AN HADIST

14.

Menurut anda faktor apakah

pendukung dan penghambat

pelaksanaan pembelajaran

qur’an hadist di kelas VIII

MTs ini?

Menurut saya faktor pendukungnya

adalah Guru yang menguasai materi serta

penyampaiannya, letak jauh dari

keramaian, Suasana yang kondusif,

faktor anak yang dari MI atau yang ikut

privat Ngaji di rumah atau di TPQ dan

lagi kebiasaan tadarus dan membaca juz

‘amma di pagi hari mendukung

pembelajaran qur’an hadist . sedangkan

penghambatnya adalah kemapuan yang

berbeda-beda, buku penunjang belum

cukup banyak, fasilitas sekolah terbatas

Kedua, Problema dari guru qur’an hadist di lihat dari penyampaian

guru tersebut.

TABEL 21. TANGGAPAN SISWA TENTANG

METODE YANG DIGUNAKAN GURU QUR’AN HADIST

No.

Item Opsi Frekuensi Prosentase

12

a. Mudah diterima

b. Cukup

c. Sulit diterima

16

48

6

22,9%

68,6%

8,5%

Jumlah 70 100%

Page 67: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

57

Dari tabel hasil angket diatas bahwa 8,5 % masih ada siswa yang

merasa kesulitan dengan penyampian pembelajaran dengan metode yang

telah disebutkan diatas, 68,6 % merasa cukup dan 22% mudah diterima.

Hal ini mengindikasikan adanya problema metode pembelajaran pada guru

qur’an hadist.

TABEL 22. TANGGAPAN SISWA TERHADAP

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST

No.

Item Opsi Frekuensi Prosentase

31

a. Metode

penyampaian guru

yang kurang tepat

b. Kurangnya

latihan

c. Terbatasnya

pengetahuan

dalam membaca

al-qur’an

8

27

6

11,1 %

38,9 %

50 %

Jumlah 70 100%

Dari tabel diatas masih ada problema penyampaian dengan metode

yang digunakan yaitu sebanyak 11,1 % dan apabila problema dari siswa

yang pada problem pertama maka siswa yang pengetahuan dalam hal

membaca al qur’an terbatas akan sulit menerima pembelajaran qur’an

dengan metode-metode yang telah digunakan diatas.

Ketiga, Problema metode pembelajaran qur’an hadist dilihat dari

ketersediaan prasarana yang ada yang dapat digunakan. Penggunaan media

serta ketersediaan yang kurang dapat menjadi problem tersendiri, hal ini

menjadikan problema tersendiri dalam proses pembelajaran.

TABEL 23. WAWANCARA DENGAN GURU QUR’AN HADIST

14.

Menurut anda faktor apakah

pendukung dan penghambat

pelaksanaan pembelajaran

Menurut saya faktor pendukungnya

adalah Guru yang menguasai materi serta

penyampaiannya, letak jauh dari

Page 68: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

58

qur’an hadist di kelas VIII

MTs ini?

keramaian, Suasana yang kondusif,

faktor anak yang dari MI atau yang ikut

privat Ngaji di rumah atau di TPQ dan

lagi kebiasaan tadarus dan membaca juz

‘amma di pagi hari mendukung

pembelajaran qur’an hadist . sedangkan

penghambatnya adalah kemapuan yang

berbeda-beda, buku penunjang belum

cukup banyak, fasilitas sekolah terbatas

Berdasar tabel diatas maka media juga menjadi problema dalam

pembelajaran qur’an hadist seperti buku penunjang belum cukup banyak

dan beberapa fasilitas sekolah yang terbatas.

Dari uraian problema metode pembelajaran penulis dapat

menganalisis adalah sebagai berikut yang menjadi problematika terhadap

penggunaan metode metode yang digunakan guru qur’an hadist kelas VIII

M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran sebagai berikut :

a. Faktor asal sekolah anak dan juga pendidikan non formal

keagamaan akan sangat berpengaruh terutama terhadap metode

membaca, menulis, menghafal.

b. Faktor kemampuan anak yang berbeda-beda akan berpengaruh

pada metode pembelajaran, disinilah guru sangat penting untu

menentukan metode yang tepat. Ceramah adalah metode yang

sangat sering digunakan di, menurut penulis memang

mengharuskan dengan menggunakan ceramah mata pelajaran ini

selain itu juga dengan pertimbangan factor siswa yang lebih banyak

lulusan dari SD.

c. Faktor dari guru yang bersangkutan juga menjadi problematika

dalam metode pembelajaran.

d. Penggunaan metode drill menulis, drill membaca ataupun drill

menghafalkan masih kurang intensitasnya.

Page 69: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

59

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berikut ini peneliti sampaikan simpulan –simpulan setelah peneliti

melakukan pengecekan terhadap data-data yang kami peroleh yang sudah

disajikan di bab IV, yaitu :

1. Mengenai metode pembelajaran qur’an hadist kelas VIII di M.Ts

Muhammadiyah 3 kunduran Blora tahun pelajaran 2010/2011

yaitu :

a. Metode Ceramah

b. Metode Membaca

c. Metode Diskusi

d. Metode Tanya Jawab

e. Metode Drill menurut penulis adalah drill atau latihan menulis

f. Metode Hafalan

2. Problematika metode pembelajaran qur’an hadist di kelas VIII

M.Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora yaitu :

a. Faktor asal sekolah anak dan juga pendidikan non formal

keagamaan akan sangat berpengaruh terutama terhadap metode

membaca, menulis, menghafal.

b. Faktor kemampuan anak yang berbeda-beda akan berpengaruh

pada metode pembelajaran, disinilah guru sangat penting untu

menentukan metode yang tepat. Ceramah adalah metode yang

sangat sering digunakan di, menurut penulis memang

mengharuskan dengan menggunakan ceramah mata pelajaran

ini selain itu juga dengan pertimbangan factor siswa yang lebih

banyak lulusan dari SD.

c. Faktor dari guru yang bersangkutan juga menjadi problematika

dalam metode pembelajaran.

d. Penggunaan metode drill menulis, drill membaca ataupun drill

menghafalkan masih kurang intensitasnya.

Page 70: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

60

B. Saran-saran

Saran – saran dari peneliti adalah sebagai berikut :

1. Sekolah menyediakan fasiltias yang mendukung pembelajaran qur’an

hadist seperti penambahan media pembelajaran yang berupa audio visual

dan buku-buku penunjang.

2. Sekolah mempunyai catatan khusus terkait dengan kemampuan anak

didik pada awal-awal di M.Ts agar dapat prioritas pembelajaran dari guru

mata pelajaran qur’an hadist dan menentukan langkah yang selanjutnya.

3. Hendaknya guru lebih termotivasi dan berusaha membelajarkan anak

didik dalam mempelajri qur’an hadist di sekolah atau dirumah sebagai

kegiatan yang positif, hal ini juga dapat dijadikan ekstrakurikuler yang

sangat potensial untuk anak-anak.

4. Hendaknya guru Mewajibkan anak-anak yang masih kurang pengetahuan

tentang ilmu tajwid dan membaca al qur’an untuk belajar di TPQ, Madin

atau privat atau yang lebih baik lagi kewajiban mengikuti ekstra di

sekolahan dan ditambah lagi dengan kegiatan mengaji di rumah.

Page 71: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

DAFTAR PUSTAKA

Abu ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, cet. 2

2004

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta:Rajawali, 1992

Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar,Cet.ke 3 Jakarta: Rineka

Cipta, 2006

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka,1990

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahnya,

Terjemahan Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al qur’an,

Semarang : Toha Putra

Fuad ihsan, Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1995

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam, Semarang : Rasail Media Group,

2009

Max Darsono dkk, Belajar dan Pembelajaran, Semarang : IKIP Semarang Pers,

2000

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Ismail, Jakarta : Bumi aksara, 1996

Muchamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif, Semarang: Walisongo

press,2009

Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung :

Remaja Rosdakarya

Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan Dari Segi

Metodologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1974

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,

2009

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar - Mengajar, cet.3 Bandung: Sinar

Baru, 1989

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, cet. Ke 6 Bandung:

Rosdakarya

Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Renika Cipta, 1993

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta:Rineka Cipta 2002.

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jakarta: Andi Offset, 1998

Page 72: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

S. Ulihbukit Karo-karo dkk, Suatu Pengantar Kedalam Metodologi Pengajaran,

Salatga: Saudara, 1997

Suwarna Pringgawidagda, Strategi Penguasaan Berbahasa, Yogyakarta: Adicita

Karya Nusa, 2002

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, cet. Ke 2, 2008 Jakarta :Rineka Cipta

Tim Redaksi Sekala Jalmakarya, Undang-Undang tentang Sisdiknas dan

peraturan pelaksanaannya 2000-2001, Jakarta : Mini Jaya Abadi,

2003.

User, Usman Muhammad Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya, 2004

Wina Sanjaya, Strategi Belajar Mengajar, cet.3 Jakarta : Kencana, 2007

Page 73: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Qur’an hadist

Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah, 15

Tabel 2 Daftar Guru, 35

Tabel 3 Jumlah Siswa, 36

Tabel 4 Nama Siswa Kelas VIII, 36

Tabel 5 Asal Sekolah Siswa Kelas VIII, 38

Tabel 6 Sarana Prasarana, 38

Tabel 7 Susunan Kurikulum Mata Pelajaran, 40

Tabel 8 Pemakaian Metode Pembelajaran, 49

Tabel 9 Tanggapan Siswa Terhadap Metode Ceramah, 49

Tabel 10 Wawancara Penggunaan Metode Ceramah, 49

Tabel 11 Tanggapan Siswa Terhadap Metode Hafalan, 50

Tabel 12 Hasil Wawancara Penggunaan Metode Ceramah, 50

Tabel 13 Tanggapan Siswa Terhadap Metode Membaca , 51

Tabel 14 Hasil Wawancara Penerapan Metode Menulis, Membaca dan Diskusi, 51

Tabel 15 Tanggapan Siswa Terhadap Metode Diskusi, 52

Tabel 16 Tanggapan Siswa Terhadap Metode Menulis, 52

Tabel 17 Hasil Wawancara dengan Guru mata Pelajaran Umum, 53

Tabel 18 Tanggapan Siswa Tentang metode yang digunakan Guru qur’an hadist,

54

Tabel 19 Wawancara dengan Kepala Madraash, 55

Tabel 20 Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran qur’an hadist, 56

Tabel 21 Tanggapan siswatentang Metode yang digunakan Guru qur’an hadist, 56

Tabel 22 Tanggapan siswa terhadap Penggunaan Metode Pembelajaran, 57

Tabel 23 Wawancara dengan Guru qur’an hadist, 57

Page 74: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Faktor Kegiatan belajar, 12

Gambar 2 Struktur Organisasi MTs Muhammadiyah 3 Kunduran, 33

Page 75: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

BIODATA GURU QUR’AN HADIST

1. Nama : Siti Mu’allifah

2. Alamat : Kelurahan Kunduran, Kecamatan Kunduran

3. Tempat lahir : Blora

4. Tanggal lahir : 1 Januari 1970

5. Status : Kawin, anak 2 orang

6. Jabatan : Guru qur’an hadist

7. Riwayat Pendidikan formal ; :

1. SD lulus tahun 1986

2. MTs lulus tahun 1989

3. Aliyah lulus tahun 1991

4, Institut Keislaman Hasyim As’ary / IKAHA (S1) lulus tahun 1995

8. Pendidikan Pondok Pesantren :

1. Pondok Pesantren Al Hidayah Tuban 6 Tahun

2. Pondok Pesantren Tebu Ireng selama kuliah

9. Pendidikan Latihan Profesi Guru/ PLPG 2009

Page 76: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

DAFTAR SINGKATAN

KD : Kompetensi Dasar

MADIN : Madrasah Ibtidaiyah

MI : Madrasah Ibtidaiyah

M. Ts : Madrasah Tsanawiyah

NA : Nasyiatul Aisyiyah

SK : Standar Kompetensi

TPQ : Taman Pendidikan Qur’an

Page 77: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

Kuesioner/angket

Kepada siswa kelas VIII di M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran

Blora, kami ingin meminta bantuan dari kalian semua untuk mengisi

kuesioner/angket yang bertemakan “Pembelajarn Qur’an Hadist di Kelas VIII M.

Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora (Ditinjau dari segi Metode)”, Penelitian ini

dilakukan untuk keperluan akademik murni yaitu guna penyusunan Skripsi S1

jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Penelitian ini tidak ada pengaruhnya terhadap nilai pada raport saudara. Untuk itu

jawablah semua pertanyaan dan pernyataan dengan jawaban yang objektif sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya. Semua jawaban yang saudara berikan dijamin

rahasianya. Atas kesadaran saudara kami mengucapkan terima kasih.

Petunjuk Pengisian :

1. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia

2. Apabila saudara ingin mengganti jawaban coretlah (=), kemudian berilah

tanda silang pada jawaban yang lain sesuai dengan pendapat saudara

3. Kesanggupan, keseriusan dan kejujuran saudara dalam pengisian angke ini

sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Untuk itu semua pertanyaan dan

pernyataan harap ditanggapi jangan sampai ada yang terlewat

Semarang, Mei 2011

Peneliti

Eko Sumardi

Page 78: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

Kuesioner penelitian

Nama :……………………………

Kelas ;……………………………

Jenis Kelamin : …………………………..

Pertanyaan

1. Sebelum bersekolah di M. Ts ini apakah anda pernah mengaji di TPQ atau

Madrasah diniyah?

a. Pernah dan selalu c. Tidak pernah sama sekali

b. Pernah tapi jarang

2. Bisakah anda membaca Al Qur’an atau hadist?

a. Bisa dan lancer c. tidak bias sama sekali

b. Bias tapi sedang-sedang

3. Bisakah anda menulis teks/tulisan berbahasa arab ?

a. Bisa dan lancer c. tidak lancar sama sekali

b. Bisa tapi sedang-sedang saja

4. Atas kemauan siapa anda masuk MTs ?

a. Sendiri c. Orang tua/guru

b. Teman

5. Bagaimanakah perasaan anda di MTs?

a. Senang c. biasa-biasa saja

b. Tidak senang

6. Bagaimanakah minat anda terhadap pelajaran Qur’an hadist?

a. Senang c. Biasa-biasa saja

b. Tidak senang

7. Apa pendapat anda tentang pelajaran Qur’an Hadist?

a. Mudah c. biasa

b. Sulit

8. Apakah disekolahan anda sudah ada perpustakaan?

a. Sudah ada dan terawatt dengan baik c. belum ada

b. Sudah ada tetapi tidak terawat dengan baik

Page 79: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

9. Bagaianakah buku-buku qur’an hadist yang tersedia di perpustakaan?

a. Lengkap c. tidak ada sama sekali

b. Ada tapi sedikit

10. Apakah anda mempunyai buku-buku cetak untuk pegangan pelajaran qur’an

hadist?

a. Punya dan lengkap c. tidak punya sama sekali

b. Punya sebagian

11. Apakah guru anda selalu hadir dan rajin mengajar?

a. Rajin c. kurang rajin

b. Cukup rajin

12. Secara umum, Bagaimana pendapat kamu mengenai cara penyampaian yang

digunakan oleh guru qur’an hadistmu?

a. Mudah diterima c. sulit diterima

b. Cukup

13. Bagaimana sikap guru bahasa qur’an hadistmu pada waktu mengajar?

a. Selalu mengikutsertakan murid secara aktif

b. Kadang-kadang mengikut sertakan murid

c. Tidak pernah sama sekali mengikut sertakan murid

14. Sebelum mulai pelajaran, apakah guru anda selalu mengadakan pertanyaan

baik mengenai pelajaran ayng telah dipelajari atau yang akan dipelajari?

a. Sering c. tidak pernah

b. Kadang-kadang

15. Ketika menjelaskan atau menyampaikan materi apakah guru qur’an hadist

anda menggunakan alat peraga/media?

a. menggunakan c. tidak pernah

b. Kadang-kadang

16. Apakah guru anda selalu memberikan pekerjaan rumah (PR)?

a. Sering c. tidak pernah

b. Kadang-kadang

17. Kapan guru anda memberikan ulangan/tes pelajaran qur’an hadist?

a. Setiap selesai mengajar c. sebulan sekali

Page 80: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

b. Seminggu sekali

18. Bagaimanakah waktu yang tersedia untuk mata pelajaran qur’an hadist?

a. Banyak/luas b. cukup c. kurang

19. Pernahkah anda disuruh untuk menghafalkan ayat-ayat atau hadist oleh guru

anda di mata pelajaran qur’an hadist?

a. Pernah b. kadang c. tidak pernah

20. Apakah anda sering disuruh untuk menghafalkan kosa kata dari ayat-ayat

Alqur’an ataupun hadist?

a. Sering b. kadang-kadang c. tidak pernah

21. Pernahkah anda disuruh untuk menuliskan Al qur’an atau hadist?

a. Sering b. kadang-kadang c. tidak pernah

22. Pernahkah anda disuruh membaca teks hadist atau ayat-ayat al qur’an?

a. Sering b. kadang-kadang c. tidak pernah

23. Pernahkah anda disuruh untuk mencari maksuda dari teks hadist atau ayat-

ayat Al qur’an?

a. Sering b. Kadang-kadang c. tidak pernah

24. Pernahkah anda disuruh untuk mencari hukum tajwid?

a. Sering b. Kadang-kadang c. tidak pernah

25. Pernahkah anda disuruh untuk menerangkan hukum tajwidnya suatu ayat

atau potongan suatu ayat?

a. Sering b. Kadang-kadang c. tidak pernah

26. Ketika guru anda sedang menerangkan pelajaran,apa yang anda lakukan?

a. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh

b. Memperhatikan dengan sedang saja

c. Berbicara dengan teman

27. Apakah anda selalu bertanya kepada guru apabila ada materi pelajaran yang

belum jelas?

a. Ya dan sering

b. ya tapi kadang-kadang

c. berbicara dengan teman

Page 81: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

28. Apakah anda menambah /belajar membaca Al qur’an seperti di Madrasah

diniyah atau TPQ ataupun privat dengan seseorang?

a. Sering b. Kadang-kadang c. tidak pernah

29. Faktor apakah yang mendorong anda mempelajari Al qur’an di dalam atau

diluar pelajaran sekolah?

a. Agar menguasai cara membaca Al qur’an

b. Agar lulus ujian/tes

c. Kewajiban setiap siswa

30. Menurut anda faktor apa yang paling mendukung anda untuk mempelajari

Al qur’an atau al hadist?

a. Metode penyampaian guru yang tepat

b. Seringya latihan membaca

c. Mengetahui ilmu tajwid dan Banyaknya kosa kata bahasa arab yang

dimiliki

31. Menurut anda faktor apa yang menghambat anda dalam mempelajari Al

qur’an?

a. Metode penyampaian guru yang kurang tepat

b. Kurangnya latihan membaca

c. Terbatasnya pengetahuan dalam membaca alqur’an/bahasa arab

Page 82: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

Panduan Wawancara

1. Kepada Bapak Kepala MTs Muhammadiyah 3 Kunduran

Mengetahui : Penerimaan Siswa Baru, Asal Siswa.

2. Kepada Guru Bidang Studi Qur’an hadist

Mengetahui ; Keaktifan, Pemahaman tentang metode pembelajaran,

Metode yang digunakan, dan pelaksanaannya, kendala-kendala

pembelajaran

3. Kepada Waka Kurikulum

Mengetahui : Sejarah berdirinya M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran

4. Guru Mata Pelajaran umum

Mengetahui : Penggunaan media yang ada sebagai pembanding dengan

Mata Pelajaran qur’an hadist

Page 83: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

Panduan Observasi

1. Letak geografis

2. Observasi kelas

a. Kondisi kelas

b. Langkah-langkah metode pembelajaran

c. Interaksi guru dengan siswa

3. Lingkungan

4. Faslitas yang ada

5. Struktur Organisasi

Page 84: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

Panduan Dokumentasi

1. Visi dan Misi M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran

2. KTSP M. Ts Muhammadiah termasuk di dalamnya kurikulum (mata pelajaran)

Page 85: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

JADWAL KEGIATAN PENULISAN SKRIPSI

No Rencana Kegiatan Rencana Pelaksanaan Ket

1 Pembuatan Proposal Awal Semester Genap

Tahun Pelajaran

2010/2011

2 Pencarian Data-data Bulan Januari sampai

bulan Mei

(secukupnya)

3 Pelaporan Minggu bulan ke 2

bulan juni

Page 86: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

FORMAT WAWANCARA

No Pertanyaan Jawaban Responden

1. Menurut saudara Tahun

berapakah MTs ini berdiri ?

MTs Muhammadiyah ini berdiri tahun

1987.

2. Siapakah yang mendirikan

MTs ini?

MTs ini didirikan oleh Yayasan yang

dalam hal ini adalah Majlis Pendidikan

Dasar dan Menengah Pimpinan Cabang

Muhammadiyah Kunduran.

3. Siapakah Tokoh Tokoh yang

ikut mendirikan MTs ini?

Tokoh – tokoh yang mendirikan MTs ini

tergabung dalam Panitia Pendirian MTs

Muhammadiyah Pimpinan Cabang

Muhammadiyah diantaranya adalah

Bapak H. Saman, bapak Bapak Sutrisno,

Bapak H. Supono, Bapak Mastur, Bapak

Ngastoyo dan Bapak Rabith, dari beliau –

beliau ada yang sudah Meninggal.

4. Bagaimana sejarah MTs ini

didirikan?

Sejarah berdirinya MTs ini adalah kondisi

masyarakat yang sangat membutuhkan

pendidikan agama maupun pendidikan

umum, disamping Pimpinan Cabang

Muhammadiyah melalui Majlis

Dikdasmennya mempunyai program untuk

mendidrikan sebuah sekolah atau

Madrasah terkait adanya wakaf dari

Bapak H. Anam, beliau adalah saudagar

Page 87: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

kaya di Kecamatan Kunduran. Dengan

memohon ridlo Allah dan Sebagai amal

bakti Pimpinan Cabang Muhammadiyah,

Alhamdulillah dapatl berdiri MTs

Muhammadiyah 3 Kunduran, semoga

Kunduran, 30 Mei 2011

Pewawancara

Eko Sumardi

Keterangan :

1. Narasumber : Wakil Kepala bidang kurikulum

2. Tempat : Kantor Guru

3. Hari/ Tanggal : Senin, 30 Mei 2011

Page 88: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

FORMAT WAWANCARA

No Pertanyaan Jawaban Responden

1

Apakah anda mengecek

kehadiran Guru di MTs ini

setiap hari

Ya

2

Apakah anda juga mengecek

Guru terkait dengan jam

pelajaran guru yang

bersangkutan?

Ya, saya mengecek guru-guru terkait

dengan tugasnya ketika mereka pas ada

jam terutama ketika waktu istirahat selesai

3

Apakah anda membuat aturan

ketika Penerimaan Peserta

Didik Baru dengan

mengadakan tes mandiri?

Tidak, kami tidak menggunakan tes masuk

4

Dari mana saja Peserta Didik

Baru, dari SD saja atau dari

MI?

Peserta Didik yang Baru, mereka berasal

dari sekolah SD juga MI.

5

Menurut anda apakah itu

mempengaruhi proses

pembelajaran terutama mata

pelajaran Pendidikan Agama

Islam?

Input anak sangat mempengaruhi dari

pada proses pembelajaran, khususnya

anak yang dari Sekolah umum atau SD di

dalam mengikuti pembelajaran di sekolah

ini mungkin agak kesulitan di mata

pelajaran PAI, yang salah satunya adalah

Qur’an hadist, hal itu dapat di tunjang

dengan mereka bersekolah sore di TPQ

atau di Madin. Guru-guru kami seperti Bu

Alifah juga mempersilahkan anak-anak

untuk belajar atau mengaji dirumahnya

sebagai penunjang.

6 Apakah itu salah satu wujud

usaha sendiri dari Bu Siti

Saya kira begitu.dari guru kami yang lain

juga mengikutsertakan anak-anak MTs

Page 89: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

Mu’allifah? yang putri untuk mengikuti pengajian

Nasiayatul ‘Aisyiyah Bu Alif sendiri Ketua

NA,Bu Cholissoh sekretarisnya.

Kunduran, 1 Juni 2011

Pewawancara

Eko Sumardi

Keterangan :

1. Narasumber : Kepala MTs Muhammadiyah 3 Kunduran

2. Tempat : Ruang Kepala Madrasah

3. Hari/ Tanggal : Senin, 30 Mei 2011

Page 90: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

FORMAT WAWANCARA

No Pertanyaan Jawaban Responden

1.

Apakah kepala madrasah

mengecek kehadiran anda di

Madrasah?

Ya, kadang beliau bertanya apakah tidak

masuk kuliah? Begitu kadang beliau

bertanya

2.

Sebagai salah satu seorang

guru mata pelajaran umum

Keterampilan, kesenian dan

Pendidikan Jasmani dan

kesehatan bagaimanakah

fasilitas di MTs ini?

Fasilitas disini cukup lumayan, saya

kadang menggunakan Proyektor untuk

menampilakn yang terkait dengan

pelajaran saya, terutama jenis tari tarian,

dan untuk Penjas saya sering mengajak

untuk praktik disamping pembelajaran di

kelas.

3.

Sebagai pembanding Dalam

penelitian saya yang

berhubungan dengan Metode

Guru Qur’an Hadist dan erat

kaitannya serta prasarana

yang ada di MTs ini, Terkait

dengan metode pembelajaran,

apa saja metode yang anda

gunakan?

Saya menggunakan ceramah nanti

digabung dengan media audio visual

seperti laptop milik saya ini (sambil

menutupj laptop yang ada di depannya

dan memasukan ke tas yang ada di

belakang punggungnya ) di gabung

dengan subwoofer, atau proyektor yang

menekankan gambar-gambar tentang tari-

tarian,kemudian ada juga media – media

yang lain ada organ, dan lain-lain, Selain

itu saya juga memandu anak-anak untuk

berdiskusi dengan panduan yang terus

menerus selam proses karena menurut

saya juga berkaitan dengan input masuk

anak, serta tak jarang juga saya

menekankan anak-anak untuk bertanya

(menurut peneliti adalah metode Tanya

jawab), bahkan saya bilang dihadapan

Page 91: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

anak-anak untuk bertanya, carilah

pertanyaan yang kira-kira saya tidak bisa

menjawab, maka saya akan berusaha

untuk mencarikan jawaban buat kalian.

Kunduran, 4 Juni 2011

Pewawancara

Eko Sumardi

Keterangan :

1. Narasumber : Guru Mapel Umum

2. Tempat : Ruang Guru

3. Hari/ Tanggal : Senin, 4 Juni 2011

Page 92: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

FORMAT WAWANCARA

No Pertanyaan Jawaban Responden

1 Apakah anda Selalu hadir

dalam Pelajaran anda ?

Ya, apabila tidak ada halangan yang

berarti

2 Apakah anda menaati

perintah atasan anda

Ya menaatinya sepanjang semampu saya

dan sepanjang tidak dalam mendurhakai

Allah SWT.

3 Menurut saudara apakah itu

metode?

Metode adalah cara atau jalan yang

dilalui ketika kita mengiginkan sesuatu

atau tujuan.

4 Menurut saudara apakah

metode pembelajaran?

Metode pembelajaran adalah cara atau

jalan agar anak-anak itu belajar. Baik

belajar sendiri, berkelompok dan saya

sebagai fasilitasnya agar anak-anak dapat

mengetahui dari materi-materi yang sudah

di atur dari Kementrian Agama yaitu

lewat SK dan KD.

5

Dari keterangan anda tadi

mengenai metode, menurut

anda apa saja metode itu?

Karena setiap anak itu berbeda

kemampuan dan cara belajarnya, maka

ada beberapa metode yaitu metode

ceramah, diskusi, ada demonstrasi, Tanya

jawab,membaca, menulis, menghafal dan

cerita.

6 Apakah ada lagi? Ada lagi Yaitu yang sekarang lagi ngetop

di buku Paikem karangan pak Ismail.

7

Menurut anda apa saja

metode yang anda pakai

dalam pembelajaran qur’an

hadist?

Saya memakai beberapa metode ceramah,

hafalan, membaca, menulis, dan diskusi.

Bagimanakah penerapan Penerapan metode ceramah yang saya

Page 93: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

8

metode itu dalam

pembelajaran anda?

lakukan adalah saya

menyampaikan/menerangkan kepada anak

didik tentang materi ini, saya sering

menggunakan metode ini karena pelajaran

qur’an hadist adalah pelajaran yang

banyak menerangkan dan mengulas

dengan sebenar-benarnya, selama ini

seperti materi tajwid yang ada di

semester satu dan dua, juga penerapan

surat-surat pendek yang ada didalamnya

harus membaca terlebih dahulu dan

diterangkan baru kemudian anak-anak.

Saya juga pernah dengan menggunakan

proyektor karena saya punya File tentang

Tajwid dan juga kadang saya

perdengarkan kepada mereka qiroat

surat-surat pendek, saya punya filenya di

laptop saya. Tapi penggunaan seperti itu

juga agak ribet lebih mudah dengan alat

bundar tajwid atau langsung saja saya

menuliskannya di papan tulis kemudaian

saya terangkan bacaanya dan dibaca

bersama-sama.

9 Kemudian bagaimana metode

hafalan diterapkan?

Metode ini saya terapkan ketika saya telah

menyelesaikan suatu materi, contoh di

semester kedua ada Surat al Humazah

maka di akhir pembelajaran anak-anak

saya tekankan unutk menghafalkannya

yang suatu saat akan saya jadikan nilai

tugas.

Page 94: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

10 Apakah juga termasuk kosa

kata dari surat-surat tersebut?

Saya tidak mengharuskan kosa katanya

tetapi suatu rangkaian kalimat/perayat

dan seluruh ayat dalam surat tersebut.

9 Juga termasuk hadist?

Hadist juga saya suruh untuk

menghafalkannya, coba saja lihat SK/KD

dalam buku Cetak dari Mediatama (sambil

membuka halaman 5 romawai) disitu

tertulis untuk dihafal. Sedangkan surat-

surat anak-anak lumayan sudah banyak

yang hafal. Sebetulnya metode menghafal

erat kaitannya dengan menulis dan juga

membaca, karena kan urutannya menulis

kemudian dibaca baru dihafalkan atau

bias juga dibaca dahulu kemudaian ditulis

baru dihafalkan.begitu (sambil

tersenyum)

11

Terkait dengan metode

menulis, membaca dan

diskusi bagaiman?

Ya kalo menulis itu adalah saya menyuruh

anak untuk menyalin atau menulis di buku

masing-masing tentang ayat ataupun

hadist. Untuk metode membaca saya

terapkan ada yang membaca sendiri juga

ada yang klasikal, membaca klasikal ini

lebih cenderug kalo boleh saya katakana

seperti membaca keras (reading aloud)

dengan bacaan yang sama kemudian

dibaca bersama-sama. Membaca keras ini

saya terapkan dan salah satunya saya

mengetahui jika ada siswa yang diam

karena tidak bisa maka dia akan belajar

dari yang teman laen yang membaca itu.

Page 95: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

Itupun saya suruh mereka untukmembaca

berulang-ulang.

Metode diskusi kadang saya terapkan kalo

materinya menuntut untuk mecari

kandungan di suatu ayat atau hadist,

kadang saya terapkan metode ini dengan

cara anak semeja (karena meja panjang

untuk dua anak) atau teman dua meja jadi

satu kelompok kadang sebanyak empat

orang.

12

Apakah anda menggunakan

satu metode dalam satu kali

pertemuan?

Saya sering mengkombinasikan contohnya

metode membaca dan menulis, atau

ceramah dengan membaca.

13

Apakah metode tersebut

sesuai dengan tujuan

Pembelajaran qur’an hadist

Permenag No. 2 Tahun 2008?

Saya kira sesuai, SK dan KD yang

dijadikan acuan saya mengajar itukan

yang dijadikan dirangkum dengan SK KD

kelas VII, IX untuk tujuan Pembelajaran

secara umum yang dijadikan tujuan

secara menyeluruh pembelajaran di

Madrasah secara Nasional . Pendek kata

khususnya yang untuk kelas VIII menurut

saya sesuai..

13.

Menurut anda bagaimana

efektifitas pembelajaran

dilihat dari metode yang anda

gunakan?

Menurut saya penggunaan metode yang

sesuai dengan materi saat pembelajaran

adalah efektif, selain itu juga perlu

diperhatikan kemampuan input siswa

karena bagaimanapun pembelajaran itu

juga memperhatikan faktor dari siswa

yaitu kemampuan anak, karena

Page 96: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

kemampuan anak itu berbeda antara yang

satu dengan yang lain

14.

Menurut anda faktor apakah

pendukung dan penghambat

pelaksanaan pembelajaran

qur’an hadist di kelas VIII

MTs ini?

Menurut saya faktor pendukungnya

adalah Guru yang menguasai materi serta

penyampaiannya, letak jauh dari

keramaian, Suasana yang kondusif,

faktor anak yang dari MI atau yang ikut

privat Ngaji di rumah atau di TPQ dan

lagi kebiasaan tadarus dan membaca juz

‘amma di pagi hari mendukung

pembelajaran qur’an hadist . sedangkan

penghambatnya adalah kemapuan yang

berbeda-beda, buku penunjang belum

cukup banyak, fasilitas sekolah terbatas

Kunduran, 4 Juni 2011

Pewawancara

Eko Sumardi

Keterangan :

1. Narasumber : Guru Qur’an hadist, Ibu Siti mu’allifah, S.Ag

2. Tempat : Di rumah dilanjutkan di Ruang Guru

3. Hari/ Tanggal : Jum’at-sabtu,3- 4 Juni 2011

Page 97: PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl-ekosu... · Datanya diperoleh dengan cara ... kondisi belajar mengajar

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Eko Sumardi

NIM : 093111240

TTL : Magelang, 27 Mei 1986

Fakultas/jurusan : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam (PAI)

Alamat Rumah : Desa Gagaan, RT.04 RW.01 Kecamatan Kunduran

Kabupaten Blora

Riwayat Pendidikan

1. SD N 012 Batu Ampar Lulus Tahun 1998

2. SMP Hutani Lestari Lulus Tahun 2001

3. SMA Muhammadiyah 1 Blora Lulus Tahun 2004

5. IAIN Walisongo Lulus Tahun 2011

Semarang, 15 Juni 2011

Eko Sumardi

NIM : 093111240