Upload
hoangdiep
View
232
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
i
PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN
HADIST DI KELAS VIII M. Ts MUHAMMADIYAH 3
KUNDURAN BLORA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Islam
Oleh :
EKO SUMARDI
NIM : 093111240
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Eko Sumardi
NIM : 093111240
Jurusan/Program studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang di rujuk sumbernya.
Semarang, 7 Juni 2011
Saya yang menyatakan,
Eko sumardi
NIM 093111240
Meterai tempel
Rp.6000,00
iii
iv
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAH
Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka Telp.Fax (024) 7601295, 7615387
NOTA PEMBIMBING Semarang, 9 Juni 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu ‘alaikum wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN
HADIST DI KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH 3
KUNDURAN BLORA
Nama : Eko Sumardi
NIM : 093111240
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diuji dalam Sidang Munaqosah.
Wassalamu ‘alaikum wr. Wb.
Pembimbing
v
ABSTRAK
Judul : Problematika Metode Pembelajaran Qur’an Hadist di kelas
VIII M.Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora
Nama : Eko Sumardi
NIM : 093111405
Skripsi ini membahas metode pembelajaran qur’an hadist di kelas VIII
MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora. Hal ini dilatar belakangi berdasarkan
penulis yang pernah memandu dan mengawasi anak-anak kelas VIII M.Ts
Muhammadiyah membaca al qur’an (tadarus) sepuluh menit dimulainya jam
pelajaran pertama atau 10 menit sebelum jam 7 pagi. Latar belakang tersebut
menuntut keingintahuan penulis terhadap metode pembelajaran qur’an hadist di
kelas VIII M.Ts Muhammadiyah Blora. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab
permasalahan: (1) metode apakah yang digunakan dalam pembelajaran qur’an
hadist di kelas VIII M.Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora? (2) Problematika
apakah yang dihadapi guru qur’an hadist dalam pembelajaran qur’an hadist di
kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora?. Permasalahan tersebut
dibahas melalui studi lapangan (diskriptif kualitatif) yang di laksanakan di M. Ts
Muhammadiyah kelas VIII serta dijadikan sumber data untuk mendapatkan potret
metode pembelajaran serta hal-hal yang terkait yang sudah penulis sampaikan.
Datanya diperoleh dengan cara wawancara, observasi, Dokumentasi dan
menggunakan angket. Semua data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis
metode induktif dan metode deduktif , Triangulasi data serta dengan bantuan
teknik analisis kuantitatif untuk mempresentase hasil dari angket siswa.
Penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Metode Ceramah, Metode
Membaca, Metode Diskusi, Metode Tanya Jawab, Metode Drill menurut penulis
adalah drill atau latihan menulis, Metode Hafalan. (2) problematika terhadap
penggunaan metode metode yang digunakan guru qur’an hadist kelas VIII M. Ts
Muhammadiyah 3 Kunduran sebagai berikut :Faktor asal sekolah anak dan juga
pendidikan non formal keagamaan akan sangat berpengaruh terutama terhadap
metode membaca, menulis, menghafal, Faktor kemampuan anak yang berbeda-
beda akan berpengaruh pada metode pembelajaran, disinilah guru sangat penting
untu menentukan metode yang tepat. Ceramah adalah metode yang sangat sering
digunakan di, menurut penulis memang mengharuskan dengan menggunakan
ceramah mata pelajaran ini selain itu juga dengan pertimbangan faktor siswa yang
lebih banyak lulusan dari SD, Faktor dari guru yang bersangkutan juga menjadi
problematika dalam metode pembelajaran, Penggunaan metode drill menulis, drill
membaca ataupun drill menghafalkan masih kurang intensitasnya.
vi
MOTTO
karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.s. Al Insyiroh: 5)1
1 Depag, Al Qur’an dan terjemahnya (Semarang: CV. Toha Putra, 1989), hal.910-911
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
nikmat,rahmat, hidayah, dan inayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta para keluarga , sahabat, dan orang – orang mukmin
yang senantiasa mengikutinya.
Skripsi yang berjudul Problematika Metode Pembelajaran Qur’an
Hadist di Kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Dalam proses penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan,
pikiran, maupun tenaga serta do’a dari berbagai pihak terutama dari kedua orang
tua penulis. Dengan penuh kerendahan hati penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Suja’i M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
2. Bapak Nasirudin M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan
Bapak Mursid, M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.
3. Bapak Ahmad Muthohar, M.Ag, selaku Ketua Program Kualifikasi
Pendidikan Agama Islam.
4. Bapak Ahmad Ismail, MA, M. Hum selaku pembimbing yang telah banyak
mengarahkan dan memberi petunjuk sampai tersusunnya skripsi ini.
5. Bapak Ibu serta semua keluarga yang selalu mendoakan,memberikan
dukungan,dan semangat.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,sehingga dapat selesai tepat pada
waktunya.
viii
Atas bantuan, bimbingan dan motivasi serta do’a yang di
panjatkan pada Ilahi Robbi untuk penulis, maka penulis menyampaikan banyak
terima kasih dan semoga amal baiknya tercatat oleh Allah SWT sebagai
a’malussholihin dan dibalas dengan balasan yang sebaik baiknya .Yang terakhir
semoga karya ini menjadi sesuatu yang bermanfaat khususnya bagi penulis dan
kepada para pembaca pada umumnya.
Semarang, 8 Juni 2011
Penulis
(Eko Sumardi)
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………. i
PERNYATAAN KEASLIAN ……………………………………… ii
PENGESAHAN …………………………………………………... iii
NOTA PEMBIMBING …………………………………………… iv
ABSTRAK …………………………………………………… v
MOTTO …………………………………………………………… vi
KATA PENGANTAR …………………………………………… vii
DAFTAR ISI …………………………………………………… ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………… 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …..……………….. 4
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ……………………………………… 6
B. Mata Pelajaran Qur’an hadist ……………………... 13
C.Konsep Metode Pembelajaran qur’an hadist ……… 17
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian …………………………………. 30
B. Tempat, Waktu dan obyek Penelitian ……………. 30
C. Sumber Penelitian …………...…………………… 41
D. Fokus Penelitian ……….………………………… 41
E. Teknik Pengumpulan Data……...………………… 42
F. Teknik Analisis Data..…….………………………. 43
G. Triangulasi Data ……..…….…………………….. 45
x
BAB IV : PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST DI M. Ts
MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN
A. Skenario Pembelajaran …..……………….… 46
B. Analisis Metode Pembelajaran qur’an hadist di M. Ts
Muhammadiyah 3 Kunduran dan
Problematikanya……………………………… 48
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan …………………………………………... 59
C. Saran - Saran ……………………………………… 60
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan persoalan hidup dan kehidupan manusia
sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai
bangsa. Pendidikan telah mampu mengembangkan sumber daya manusia
yang merupakan karunia Allah SWT, serta memiliki kemampuan untuk
mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga kehidupan manusia
semakin beradab. Pendidikan adalah salah satu faktor yang paling penting
dalam pembangunan nasional, dijadikan andalan utama untuk berfungsi
semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia, di mana Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa menjadi
sumber motivasi kehidupan segala bidang.1
Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang
system Pendidikan Nasional dan PeraturanPelaksanaannya disebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.2
Sebagai pengajar atau pendidik, guru memiliki peran yang penting
dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya.
Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara
seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan
memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan
dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar
mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses
1 Fuad ihsan, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995) hlm.4.
2 Tim Redaksi Sekala Jalmakarya, Undang-Undang tentang Sisdiknas dan peraturan
pelaksanaannya 2000-2001, (Jakarta : Mini Jaya Abadi, 2003), hlm.5.
2
belajar mengajar. Sebagai fasilitator, guru berusaha menciptakan kondisi
belajar mengajar yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pencapaian hal tersebut di atas dalam proses belajar mengajar,
menuntut guru mampu mengelola proses belajar mengajar yang dapat
memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar, karena
memang siswalah sebagai subjek utama dalam belajar. User mengemukakan
bahwa untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif setidaknya
ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa, yakni (1)
melibatkan siswa secara aktif, (2) menarik minat dan perhatian siswa, (3)
membangkitkan motivasi siswa, (4) prinsip individualitas, serta (5) peragaan
dalam pengajaran.3
Penggunaan model atau metode pembelajaran harus disesuaikan
dengan kurikulum yang berlaku, baik kesesuaian waktu, juga kesesuaian
penggunaan perangkat pembelajaran yang ada agar mampu membantu
mensukseskan standar kompetensi yang akan dilaksanakan dalam kurikulum
tersebut.
Berkaitan dengan hal metode pembelajaran, Allah SWT berfirman
dalam surat Al-Baqarah ayat 151:
Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus
kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan
mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan
kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.4
3 User, Usman Muhammad Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2004).hlm.21-31 4 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, terj. Yayasan
Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 38
3
Berdasarkan ayat tersebut di atas penulis dapat simpulkan bahwa
ayat ini berbicara tentang metode pembelajaran yang tepat, dan harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi, terutama dengan mempertimbangkan
keadaan orang yang akan belajar (peserta didik).
Selain itu juga, proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah
dan sekaligus menyenangkan agar siswa tidak tertekan secara psikologis dan
merasa bosan terhadap suasana di kelas serta apa yang diajarkan oleh
gurunya. Menyikapi hal tersebut, maka harapan yang selalu diinginkan oleh
guru adalah bagaimana bahan pengajaran yang disampaikan dapat dikuasai
oleh siswa secara tuntas. Ini merupakan sesuatu yang sulit dilakukan.
Kesulitan itu dikarenakan siswa bukan hanya sebagai individu dengan segala
keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar
belakang yang berbeda. Paling tidak ada tiga aspek yang membedakan siswa
yang satu dengan lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis dan biologis.5
Sudah menjadi kebiasaan di M. Ts Muhammadiyah sepuluh menit
sebelum jam pelajaran dimulai di kelas VIII dan IX membaca al qur’an
bersama-sama. Penulis pernah memandu dan mengawasi anak-anak kelas
VIII membaca al qur’an ternyata ada anak yang membacanya kurang begitu
baik. berangkat dari keterangan tersebut penulis bermaksud mengadakan
penelitian dengan judul penelitian PROBLEMATIKA METODE
PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST DI KELAS VIII M. Ts
MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN BLORA.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang diatas maka penulis akan
meneliti hal-hal sebagai berikut :
5 Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) Cet
ke-3.hlm.1
4
1. Metode apakah yang digunakan dalam Pembelajaran Qur’an hadist di
Kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora?
2. Problematika apakah yang dihadapi guru qur’an hadist dalam
pembelajaran qur’an hadist di kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3
Kunduran Blora?
C. Tujuan dan manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian ini :
1. Mengetahui metode yang digunakan oleh Guru mata pelajaran Qur’an
hadist di Kelas VIII MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora tahun
2010/2011.
2. Mengetahui problematika yang dihadapi guru qur’an hadist dalam
pembelajaran qur’an hadist di M. Ts Muhammadiyah 3 kunduran
sehingga nanti pada bab terakhir penulis dapat memberi saran kepada
yang berkepentingan sebagai masukan yang konstruktif.
Penelitian mempunyai manfaat yang sangat besar bagi
pengembangan suatu teori, baik untuk kepentingan pengembangan teori itu
sendiri maupun untuk kepentingan praktis di dalam menyelenggarakan
sesuatu, menurut Muhammad Fauzi kegunaan tersebut antara lain :
a. Hasil penelitian dapat dijadikan peta yang menggambarkan tentang
keadaan suatu obyek yang sekaligus melukiskan tentang kemampuan
sumber daya, kemungkinan – kemungkinan yang ditemukan di dalam
melaksanakan sesuatu.
b. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana diagnosis dalam
mencari sebab kegagalan sehingga dapat dengan mudah dicari upaya
untuk menanggulanginya.
c. Hasil penelitian dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijakan
dalam menyusun strategi pengembangan selanjutnya.
Hasil penelitian dapat melukiskan tentang kemampuan
dalam pembiayaan, peralatan, perbekalan, serta tenaga kerja baik secara
5
kualitas maupun kuantitas yang sangat berperan bagi keberhasilan suatu
bidang.6 Sedangkan menurut penulis manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Ikut menyumbangkan pemikiran dalam dunia pendidikan dan
pengajaran, khususnya pembelajaran Qur’an Hadist .
2. Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan dan peningkatan
mutu pembelajaran qur’an hadist khusunya di kelas VIII MTs
Muhammadiyah 3 Kunduran Blora.
3. Dari penelitian ini nantinya dapat diketahui problematika yang
dihadapi guru qur’an hadist dalam pembelajaran qur’an hadist di kelas
VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran sekaligus nantinya penulis
dapat memberikan saran yang penulis sampaikan di bab terakhir.
6 Muchamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif, (Semarang: Walisongo press,2009), hal.7,8
6
BAB II
METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Metode dan Belajar
Secara etimologis istilah metode berasal dari bahasa Yunani
“metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata: yaitu “metha‟‟ yang berarti
melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode
adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan
guna mencapai apa yang telah ditentukan.1 Dalam bahasa arab metode di
sebut “Thariqat”.
Metode bertujuan mengantarkan sebuah pembelajaran keaarah
tujuan tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang diinginkan.
Karenanya terdapat suatu prinsip yang umum dalam memfungsikan
metode, yaitu prinsip agar pembelajaran dapat dilaksanakan dalam suasana
menyenangkan, menggembirakan, penuh daorongan dan motivasi sehingga
materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima peserta didik.
Banyaknya metode yang ditawarkan oleh para ahli sebagaimana dijumpai
dalam buku-buku kependidikan lebih merupakan usaha untuk
mempermudah atau mencari jalan yang paling sesuai dengan
perkembangan jiwa peserta didik dalam menjalani sebuah pembelajaran.
Perlu menjadi pertimbangan bahwa ada materi yang berkenaan
dengan dimensi afektif dan psikomotorik dan ada materi yang berkenaan
dengan dimensi afektif dan psikomotorik, dan ada materi yang berkenaan
dengan dimensi afektif, yang kesemuanya itu menghendaki pendekatan
metode yang berbeda-beda.
2. Landasan Metode Pembelajaran
Pembelajaran sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak
dari landasan dan mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Beberapa
landasan pembelajaran yang kami kutip dari buku Strategi Pembelajaran
Agama Islam berbasis PAIKEM yaitu sebagai berikut :
1 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994),
hlm. 652
7
1. Landasan Religius Islami berdasarkan Al-Qur‟an dan sunnah
2. Landasan Filosofi
3. Landsan Sosiologis
4. Landasan Psikologis2
3. Faktor-faktor dalam Proses Pembelajaran
Metode pembelajaran bersifat fleksibel dan sangat tergantung
dengan berbagai faktor, “No single methode is the best”,tidak ada satu
metode yang terbaik, yang ada adalah metode yang sesuai. Berikut
beberapa faktor yang melekat dalam proses belajar mengajar :
a. Faktor tujuan Pembelajaran yang akan dicapai,
b. Faktor anak didik yang perlu mendapat perhatian adalah
pada bakat, minat, intelegensi, tingkat kematangan, usia
dan jumlah murid perkelas.
c. Faktor situasi yang mencakup tempat belajar dan waktu
belajar/lama belajar
d. Faktor materi dan fasilitas belajar mengajar
e. Faktor pribadi guru berkaitan dengan kemampuan
professional guru, kemampuan personal, senioritas dan
pengalaman.3
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yant tersaji dalam bentuk
informasi/materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya
akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu
menyebutkan kembali secara lisan(verbal) sebagian besar informasi yang
terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan guru, disamping anggapan
itu ada juga belajar adalah latihan semata.4
Dengan menguasai ilmu pengetahuan melalui proses belajar,
manusia akan memperoleh posisi atau derajat yang tinggi. Sebagaimana
Firman Allah SWT. dalam Al-Qur‟an surat al-Mujadalah ayat 11:
2 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM, (Semarang : Rasail, 2009), ,hlm.
11-17 3 Chabib Thoha, Abdul Mu‟ti, PBM PAI di Sekolah , hlm. 229
4 Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Remaja
Rosdakarya,1995), hlm.89
8
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.5
Untuk mengetahui pengertian yang objektif tentang belajar,
perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar itu sendiri. Belajar
merupakan proses yang dilakukan manusia untuk memperoleh berbagai
macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Akan tetapi, sebagian orang
beranggapan bahwa belajar merupakan aktivitas menghafalkan materi
pelajaran atau informasi. Para ahli pendidikan atau psikologi pendidikan
memberikan definisi belajar yang berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya. Berikut ini beberapa definisi belajar menurut para ahli, antara lain:
Belajar adalah proses berpikir.6 Menurut Nana Sudjana Belajar adalah
suatu proses yang yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
sesorang.7 Belajar menurut Morris L. Bigge seperti yang dikutip Darsono
adalah perubahan yang menetap dalam diri seseorang yang tidak dapat
diwariskan secara genetis, perubahan itu terjadi pada pemahaman(insight),
perilaku, persepsi, motivasi atau campuran dari semuanya secara sistematis
sebagai akibat pengalaman dalam situasi-situai tertentu8, Proses belajar itu
berbeda dengan proses kematangan. Kematangan adalah proses di mana
5 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, terj. Yayasan
Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 793. 6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta:Kencana,2007) cet ke-3,hlm. 107 7 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar-Mengajar, ( Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1989), Cet.3, hlm.28
8 Max Darsono dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: CV. IKIP Semarang Press,
2000), hlm.57
9
tingkah laku dimodifikasi sebagai akibat dari pertumbuhan dan
perkembangan struktur serta fungsi-fungsi jasmani.9 Sehubungan dengan
pengertian itu perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku
yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan
jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar mengajar.
4. Ciri-ciri Belajar
Ciri-ciri belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada
beberapa perbuatan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar,
berikut adalah ciri-ciri belajar.
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional (terus-menerus dan tidak
statis)
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku10
5. Teori Pokok Belajar
Teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip yang saling
berhubungan dan merupakan penjelasan atas sekumpulan fakta dan
penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Diantara sekian
banyak teori yang sangat menonjol adalah :
a. Koneksionisme (connectionism)
Teori dikembangkan oleh Edward L. Thorndike
(1974/1949), simpulan teori ini bahwa belajar adalah
hubungan antara stimulus dan respons, teori ini juga disebut
“S-R theory” dan “S-R Pschyology of learning”
b. Pembiasaan Klasik (classical conditioning)
Teori berkembang berdasarkan eksperimen Ivan Pavlov
ilmuan besar Rusia (1849-1936), dasar teori ini adalh
9 Abu ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), cet ke
2, hlm. 127 10
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), cet.kedua,
hlm. 15-16
10
prosedur penciptaan reflex baru dengan cara mendatangkan
stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut.
c. Pembiasaan Perilaku Respons (operant conditioning)
Pencipta teori ini adalah B. F Skinner (lahir 1904), operant
adalah sejumlah perilaku atau respons yang membawa efek
yang sama terhadap lingkungan yang dekat (Reber,1988),
Respon dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului
oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh
reinforce.11
6. Jenis-jenis Belajar
Dari segi jenisnya belajar dapat diklasifikasikan menjadi lima
jenis belajar yaitu :
a. Perceptional sensory type of learning, yaitu belajar berdasarkan
pengamatan inderawi sensual dengan proses mengamati, melihat
mendengar, meraba, merasa dan proses persepsi lainnya.
b. Motor type of learning, dalam belajar anak menggunakan segala
aktifitas geraknya, berdasarkan stimulus dari guru anak
memberikan respon berupa gerak-gerak tertentu, ini lebih tepat
kaitannya dengan materi keterampilan seperti kesenian, olah raga,
teknik, bahasa dan sebagainya.
c. Memory type of learning, yaitu tipe belajar lebih menekankan pada
hafalan seperti menghafal rumus-rumus, definisi/pengertian,
ketentuan-ketentuan dalam perundang-undangan, nama-nama
(tokoh, kota, Negara, dan sebagainya), hadits-hadits, ayat-ayat Al
– Qur‟an serta do‟a-do‟a dan bacaan-bacaan shalat. Disini
upayanya adalah bagaimana materi hafalan itu tidak mudah
dilupakan dalam memori anak. Penggunaan sehari-hari terhadap
terhadap materi hafalan seperti do‟a-do‟a tentu akan lebih melekat
dalam memori anak.
11
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, hlm. 105-108
11
d. Problem solving type of learning, yaitu tipe belajar yang lebih
menekankan pada kemampuan daya piker dalam memecahkan
suatu masalah (problem solving). 12
7. Hasil Belajar
Bukti bahwa sesorang telah belajar ialah terjadinya perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur
subjektif dfan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah
sedangkan unsure motoris adalah unsur jasmaniah. Bahwa seseorang
sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya dalam
rohaniahnya tidak bias kita lihat.
Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-
aspek tersebut seperti dibawah ini.
a. Pengetahuan f. emosional
b. Pengertian g. Hubungan social
c. Kebiasaan h. Jasmani
d. Keterampilan i. Budi pekerti
e. Apresiasi j. Sikap
Kalau seseorang telah melakukan perbuatan belajar maka akan
terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau beberapa aspek tingkah
laku tersebut.13
8. Faktor-faktor Mempengaruhi Hasil Belajar
Belajar sebagai suatu proses sudah barang tentu harus ada yang
diproses (masukan atau input), dan hasil dari pemrosesan (keluaran atau
output). Jadi dalam hal ini kita dapat menganalisis kegiatan belajar itu
dengan pendekatan analisis sistim. Dengan pendekatan system ini
sekaligus kita dapat melihat adanya berbagai faktor yang dapat
12
Chabib Thoha, Abdul Mu‟ti, PBM-PAI Eksistensi dan Proses Belajar-Mengajar
Pendidikan Agama Islam,(Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
bekerjasama dengan Pustaka Pelajar), hlm. 218-219 13
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,(Jakarta : Bumi Aksara, 2008), cet.ke 8,
hlm.30
12
mempengaruhi proses dan hasil belajar. Dengan pendekatan sistim,
kegiatan belajar dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Faktor Kegiatan Belajar
Gambar di atas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw input)
merupakan bahan baku yang perlu diolah, dalam hal ini diberi pengalaman
belajar tertentu dalam proses belajar mengajar (teaching-learning process).
Di dalam proses belajar-mengajar itu turut berpengaruh pula sejumlah faktor
lingkungan yang merupakan masukan lingkungan (environmental input) dan
berfungsi sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan
(instrumental input) guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki
(output). Berbagai faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dalam hal
menghasilkan keluaran tertentu.
Disamping yang disebutkan diatas itu, masih ada faktor lain yaitu
diterangkan sebagai berikut :
Faktor dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Faktor luar, faktor ini mencakup Lingkungan dan Instrumental ,
yang termasuk faktor lingkungan adalah alami dan sosial. Faktor
instrumental terdiri dari Kurikulum, bahan pelajaran, Guru, sarana
Prasarana, administrasi/Manajemen
2. Faktor dalam, faktor ini mencakup Fisiologi dan Psikologi. Yang
termasuk faktor fisiologi adalah kondisi fisik dan panca indera,
RAW INPUT TEACHING-LEARNING
PROCESS
INSTRUMENTAL
INPUT
ENVIROMENTAL INPUT
OUTPUT
13
sedangkan yang termasuk psikologi adalah bakat, minat,
kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.14
a. Tujuan dan Efektifitas Metode
Metode yang dipilih oleh pendidik tidak boleh bertentangan dengan
tujuan pembelajaran. Pemilihan metode tertentu dalam suatu pembelajaran
bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan
dan kesuksesan operasional pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh
yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai
suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang
diharapkan.15
Sedangkan Muhaimin mendefinisikan metode pembelajaran
adalah cara kerja pendidik atau guru memproses obyek sehingga mencapai
tujuan pembelajaran.16
Penulis dapat menyimpulkan bahwa Metode pembelajaran PAI
didefinisikan sebagai cara-cara tertentu yang paling cocok untuk dapat
digunakan dalam mencapai hasil-hasil pembelajaran PAI yang berada
dalam kondisi pembelajaran tertentu.
B. Mata Pelajaran Qur’an hadist
1. Pengertian qur‟an hadist
Qur‟an Hadist yang dimaksud adalah pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) yang diajarkan dengan tujuan, ruang lingkup serta SK dan KD
yang termuat dalam Standar Isi sesuai dengan Permenag No. 2 Tahun
2008.
2. Tujuan Pengajaran qur‟an hadist
Setiap program pendidikan/pengajaran tentu mempunyai tujuan
yang ingin dicapai, yang mana masing-masing program
pendidikan/pengajaran mempunyai tujuan yang tidak selalu sama antara
satu sama lainnya, tergantung dari latar belakang dibentuknya atau
14
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990), hlm.
106-107 15
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam hlm.8 16
Muhaimin, op. cit., hlm. 92.
14
dibukanya program pendidikan/pengajaran tersebut. Sebuah program
pendidikan yang dibentuk untuk menjadikan anak mahir bermain sepak
bola tentu akan mempunyai tujuan yang berbeda dengan program
pendidikan yang ingin menjadikan anak mahir bermain musik.
Tujuan yang dijadikan acuan dalam pengajaran qur‟an hadist di
MTs Muhammadiyah 3 Kunduran adalah sebagaimana yang tercantum
dalam Standar Kompetensi Lulusan Peraturan Menteri Agama No. 2
Tahun 2008 adalah :
a. Memahami dan mencintai al-Qur‟an dan hadist sebagai pedoman
hidup umat islam.
b. Meningkatkan pemahaman al – Qur‟an, al – Faatihah, dan surat
pendek pilihan melalui upaya penerapan cara membacanya,
menangkap maknanya, memahami kandungan isinya, dan
mengaitkannya dengan fenomena kehidupan.
Menghafal dan memahami makna hadist-hadist yang terkait
dengan tema isi kandungan surat atau ayat sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3. Materi qur‟an hadist
Qur‟an Hadist adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang juga disebut dengan PAI disamping ada Akidah
Akhlak, Fikih dan juga Sejarah Kebudayaan Indonesia yang masing-
masing saling terkait, mengisi dan melengkapi. Qur‟an hadist merupakan
mata pelajaran yang syarat dengan dasar pokok agama islam yang
fundamental yaitu Al Qur‟an dan juga Al Hadist yang di laksanakan
perminggu dengan alokasi waktu 2 Jam pelajaran.17
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2
Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah maka materi
yang disampaikan adalah seperti yang dicantumkan dalam tabel berikut
ini.
17
Berdasarkan alokasi waktu Peraturan Menteri Agama No. 2 Tahun 2008
15
TABEL 1.STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
MATA PELAJARAN QUR‟AN HADIST KELAS VIII
SEMESTER 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 1. Membaca al qur‟an surat
pendek pilihan
1.1 Menerapkan hukum bacaan
Qolqolah, tafkhim, dan mad
„arih lissukun dalam al-Qur‟an
1.2 Menerapkan hukum bacaan nun
mati, dan mim mati dalam al-
qur‟an
2. Menerapkan al – qur‟an surat-
surat pendek pilihan dalam
kehidupan sehari-hari tentang
ketentuan rezeki dari Allah
2.1 Memahami isi kandungan QS al-
Qurais, dan al-insyiraah tentang
ketentuan rezeki dari Allah
2.2 Memahami keterkaitan isi
kandungan QS al-Quraisy dan
al-insyiraah tentang ketentuan
rezeki dari Allah dalam
kehidupan
2.3 Menerapkan isi kandungan QS.
Al-Quraisy dan al-insyiraah
tentang ketentuan rezeki dari
Allah dalam kehidupan
3. Menerapkan al-Qur‟an surat-
surat pendek pilihan dalam
kehidupan sehari-hari tentang
kepedulian social
3.1 Memahami isi kandungan QS al-
kautsar dan al-maa‟un tentang
kepedulian sosial
3.2 Memahami keterkaitan isi
kandungan QS al-kautsar dan al-
ma‟uun tentang kepedulian social
dalam fenonmena kehidupan
4. Memahami hadis tentang
tolong menolong dan mencintai
anak yatim
4.1 Menulis hadis tentang tolong-
menolong dan mencintai anak
yatim
4.2 Menerjemahkan makna hadis
tentang tolong-menolong dan
mencintai anak yatim
4.3 Menghafal hadis tentang tolong
menolong dan mencintai anak
yatim
4.4 Menjelaskan keterkaitan isi
kandungan hadis dalam perilaku
16
tolong menolong dan mencintai
anak yatim dalam fenomena
kehidupan dan akibatnya
SEMESTER 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 1. Membaca al-Qur‟an surat
pendek pilihan
1.1 Menerapkan hukum bacaan
lam dan ra‟ dalam QS al-
Humazah dan at-takaatsur
2. Menerapkan al-Qur‟an surat-
surat pendek pilihan tentang
menimbun harta (serakah)
2.1 Memahami isi kandungan QS.
Al-Humazah dan at-Takaatsur
2.2 Memahami keterkaitan isi
kandungan QS al-Humazah
dan at-Takaatsur tentang sifat
cinta dunia dan melupakan
kebahagiaan hakiki dalam
fenomena kehidupan
2.3 Menerapkan kandungan QS
al-Humazah dan at-Takaatsur
dalam fenomena kehidupan
sehari-hari dan akibatnya
3. Memahami hadis tentang
keseimbangan hidup di dunia
dan akhirat
3.1 Menulis hadis tentang
keseimbangan hidup di dunia
dan akhirat
3.2 Menerjemahkan makna hadis
tentang keseimbangan hidup
di dunia dan akhirat
3.3 Menghafal hadis tentang
keseimbangan hidup di dunia
dan akhirat
3.4 Menjelaskan keterkaitan isi
kandungan hadis dalam
perilaku keseimbangan hidup
di dunia dan akhirat dalam
fenomena kehidupan dan
akibatnya
17
C. Konsep Metode Pembelajaran Agama Islam
a. Jenis-jenis metode Pembelajaran Agama Islam
Dalam Proses pendidikan islam, metode mempunyai kedudukan
yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai
seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan/materi pelajaran kepada peserta
didik dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri.
Sebuah adigum mangatakan bahwa „al – thariqat ahamm min al –
ma‟ddah (metode jauh lebih penting disbanding materi).18
Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah ditentukan.19
Sedangkan metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang
ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan
tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang
diharapkan.20
Metode pembelajaran PAI didefinisikan sebagai cara-cara tertentu
yang paling cocok untuk dapat digunakan dalam mencapai hasil-hasil
pembelajaran PAI yang berada dalam kondisi pembelajaran tertentu.21
Sedangkan Qur‟an hadist adalah termasuk dalam mata pelajaran Qur‟an
hadist. Dalam lampiran Peraturan Menteri Agama Reprublik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2008 Mata Pelajaran PAI adalah qur‟an hadist, Akidah
akhlak, fikih, Sejarah Kebudayaan Islam.
Sebelum penulis menyajikan jenis-jenis metode pembelajaran
agama islam terlebih dahulu dijelaskan tentang pendekatan dalam
pendidikan islam. Karena metode lahir untuk merealisasikan pendekatan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Metodologi Pendidikan Islam yang dinyatakan dalam Al qur‟an
menggunakan multi approach yang meliputi antara lain :
18 Arief, Armai, Pengantar ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hlm.39 19
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994),
hlm. 652 20
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : Rasail,
2009), cet ke 4, hlm.8
21
Muhaimin, Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Rosda Karya, 2002),
hlm. 92.. 147.
18
a) Pendidikan religious, bahwa manusia diciptakan memiliki
potensi dasar (fitrah) atau bakat agama.
b) Pendekatan filosofis, bahwa manusia adalah makhluk
rasional atau berakal pikiran untuk mengembangkan diri
dan kehidupannya.
c) Pendekatan rasio kultural, bahwa manusia adalah
makhluk bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga
latar belakangnya mempengaruhi proses pendidikan.
d) Pendekatan scientific bahwa manusia memiliki
kemampuan kognitif, dan efektif yang harus
ditumbuhkembangkan.
Berdasrkan multi approach tersebut, penggunaan metode harus
dipandang secara komprehensif terhadap anak. Karena anak didik tidak
saja dipandang dari segi perkembangan, tetapi juga harus dilihat dari
berbagai aspek yang mempengaruhinya22
.
Metode pembelajaran bersifat fleksibel dan sangat tergantung
dengan berbagai faktor, “No single methode is the best”,tidak ada satu
metode yang terbaik, yang ada adalah metode yang sesuai. Berikut
beberapa faktor yang melekat dalam proses belajar mengajar :
a. Faktor tujuan Pembelajaran yang akan dicapai
b. Faktor anak didik yang perlu mendapat perhatian adalah pada bakat,
minat, intelegensi, tingkat kematangan, usia dan jumlah murid
perkelas.
c. Faktor situasi yang mencakup tempat belajar dan waktu belajar/lama
belajar
d. Faktor materi dan fasilitas belajar mengajar
e. Faktor pribadi guru berkaitan dengan kemampuan professional guru,
kemampuan personal, senioritas dan pengalaman.23
Berbicara mengenai metode yang digunakan dalam mendidik , Al-
Ghazali mengemukakan metode alternatif sebagaimana dikutip oleh Arief,
Armai antara lain :
22
Arief, Armai, Pengantar Ilmu, hlm. 41 23
Chabib Thoha, Abdul Mu‟ti, PBM PAI di Sekolah , hlm. 229
19
1. Mujahadah dan Riyadlah Nafsiyah (Kekuatan dan Latihan
jiwa), yaitu mendidik anak dengan cara mengulang-ulangi
pengalaman. Hal ini akan meninggalkan kesan yang baik
dalam jiwa anak didikdan benar-benar akan menekuninya
sehingga terbentuklah akhlak dan watak dalam dirinya.
2. Mendidik anak hendaknya menggunakan beberapa metode.
Penggunaan metode yang bervariasi akan membangkitkan
motivasi belajar dan menghilangkan kebosanan.
3. Pendidik hendaknya memberikan dorongan dan hukuman,
memberikan dorongan berupa pujian. pemberian hukuman
jasmani disyaratkan bila anak telah sampai usia 10 tahun, dan
kalaupun harus melakukan hukuman jasmani hendaknya
pukulan tidak melebihi dari 3 kali.
Pendapat Ibnu khaldun tentang metode pendidikan adalah sebagai
berikut :
1. Metode Ilmiah yangmodern, yaitu menumbuhkan kemampuan
memahami ilmu dengan kelancaran berbicaradalam diskusi
untuk menhindari verbalisme dalam pelajaran.
2. Metode Gradasi (pentahapan) dan pengulangan. Pengetahuan
bersifat global bertahap dan terperinci agar memahami
permasalahan dan menerima penjelasan sesuai dengan tingkat
be rfikirnya.
3. Menggunakan media (alat peraga) untuk membantu siswa
dalam memahami materi pelajaran.
4. Melakukan Karya wisata agar siswa mendapatkan pengalaman
belajar secara langsung.
5. Menghindari sistem pengajaran materi dalam bentuk ikhtisar
(ringkasan).
6. Memberikan sanksi yang proporsional untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa.
Metode Mengajar Agama Islam, menurut Hadari Nawawi metode
tersebut adalah ;
20
a. Metode ceramah
b. Metode Tanya jawab
c. Metode Diskusi
d. Metode Latihan Siap
e. Metode Demonstrasi
f. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
g. Metode Karyawisata
h. Metode Kerja Kelompok
i. Tim Guru
j. Metode Sosio Drama dan bermain Peran24
Sedangkan menurut Zakiyah Darajat dalam bukunya Metodik
Khusus Pengajaran Agama Islam, ada beberapa metode yaitu :
a. Metode ceramah, memberikan pengertian dan uraian suatu
masalah
b. Metode diskusi, memecahkan masalah dengan berbagai
tanggapan
c. Metode eksperimen, mengetahui proses terjadinya suatu
masalah
d. Metode Demonstrasi, Menggunakan peraga untuk memperjelas
sebuah masalah
e. Metode pemberian tugas, dengan cara tertentu secara bebas dan
bertanggung jawab
f. Metode sosio drama, menunjukkan tingkah laku kehidupan
g. Metode drill, mengukur daya serap terhadap pelajaran
h. Metode kerja kelompok
i. Metode Tanya jawab
j. Metode Proyek, memecahkan masalah dengan langkah-langkah
secara ilmiah, logis dan sistematis.25
Menurut Ismail SM yang mengutip dari buku karangan Nana
sudjana Dasar-dasar proses belajar mengajar terbitan Algensindo,
24
Hadari nawawi, Pendidikan Dalam Islam,( Surabaya : Al Ikhlas, 1993), hlm.247-295 25
Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,(Jakarta : Rineka
Cipta,1995), cet. Ke 2, hlm. 289-312
21
menerangkan metode-metode pembelajaran yang masih banyak
digunakan yaitu :
a) Metode ceramah
b) Metode diskusi
c) Metode eksperimen
d) Metode Demonstrasi
e) Metode Pemberian tugas dan Resitasi
f) Metode Sosio Drama (Role Playing)
g) Metode Drill (latihanMetode kerja kelompok
h) Metode proyek
i) Metode problem solving
j) Metode system beregu
k) Metode Karyawisata
l) Metode Manusia Sumber
m) Metode survey masyarakat
b. Perkembangan Metode Pendidikan Islam
Berikut perkembangan metode dari masa ke masa yang peneliti
kutip dari arief,armai dalam bukunya Pengantar Ilmu Pendidikan dan
Metodologi Pendidikan Islam :
a. Masa Klasik (610-1258M)
Metode yang digunakan adalah :
1. Ceramah
2. Hafalan
3. Membaca Tadarus
4. Tanya Jawab
5. Bercerita
6. Menulis
7. Metode Khusus
Instansi yang digunakan antara lain : rumah, masjid, surau
dan pondok sebagai tempat berlangsungnya pendidikan antara Nabi
SAW, para sahabat dan kaum muslimin.
b. Masa Pertengahan (1258-1800M )
22
1. Ceramah
2. Hafalan
3. Membaca-menulis
4. Membaca-tadarus
5. Tanya Jawab
6. Cerita lewat buku
7. Menulis Al Qur‟an mulai ada titik
8. Keyakinan/pembenaran
9. Mudzakarah
10. Umum dan sederhana
11. Metode khusus
12. Menyeluruh
13. Pemberian contoh
14. Membimbing
c. Masa Modern (1800-sekarang)
1. Ceramah menggunakan media
2. Hafalan mandiri
3. Membaca dengan pemahaman
4. Murid bertanya dan menjawab
5. Cerita lewat media
6. Menulis Al Qur‟an secara utuh
7. Sintesis Analisis
8. Diskusi
9. Deduktif
10. Induktif
11. Komprehensif
12. Demonstrasi26
Dibawah ini akan diuraikan secara singkat metode – metode
pembelajaran yang sampai saat ini masih banyak digunakan yang penulis
rangkum dari pemaparan di atas.
1. Metode Ceramah
26
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002),
hlm. 47-49
23
Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Guru
memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid pada waktu
tertentu (waktunya terbatas) dan tempat tertentu pula.Dilaksanakan
dengan bahasa lisan untuk memberikan pengertian terhadap suatu
materi pembelajaran. Arief, Armai menerangkan Metode Ceramah
adalah pada zaman dahulu ceramah dilakukan di mesjid, pada zaman
pertengahan metode ceramah dilakukan madrasah sedang zaman
modern ceramah dilakukan dengan dilengkapi oleh media OHP Video
dan lain-lain. Metode ini paling tua dan sangat banyak dipergunakan,
bahkan oleh para rasul, seperti difirmankan di dalam surat Al a‟raaf
ayat 35 sebagai berikut.
Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu Rasul-rasul daripada kamu yang
menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, Maka Barangsiapa yang bertakwa dan
Mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati.27
Metode dipergunakan apabila :jumlah pendengar cukup besar,
Waktu yang tersedia sedikit, menerangkan bacaan khusus, untuk
menyimpulkan pokok-pokok penting, mengulangi pelajaran atau
pembahasan terdahulu, digunakan oleh guru yang lancer berbicara lisan
dan mampu menarik perhatian siswa.
Kelemahan metode ini yaitu guru sulit mengetahui pemahaman
atau pengertian murid dan penggunaan istilah yang sulit oleh guru,
murid tidak mengerti maka akan menambah ketidak pahaman murid.
2. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah metode pembelajaran yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan murid,
atau murid bertanya dan guru menjawab. Di bawah ini diberikan contoh
metode ini dalam surat Ar-rahman ayat 46 sampai 51.
27
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya,hlm. 226
24
Artinya : dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?,
kedua syurga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
di dalam kedua syurga itu ada dua buah mata air yang mengalir
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?28
Metode ini digunakan apabila : guru bermaksud mengetahui
penguasaan materi siswa, guru bermaksud menarik perhatian dan
konsenterasi siswa, guru mengarahkan pemikiran murid. Kebaikan
metode ini adalah dapat mengaktifkan murid, metode ini bisa menjadi
awal diskusi.
3. Metode Diskusi
Diskusi pada dasarnya adalah saling menukar informasi,
pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud
untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti
tentang sesuatu. Allah SWT memberikan contoh pertanyaan yang
mengandung masalah, baik untuk difikirkan maupun didiskusikan
dengan mempergunakan pengetahuan masing-masing seperti surat Al-
alaq ayat 5 sampai 14 sebagai berikut.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Ketahuilah!
Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,karena Dia melihat dirinya
serba cukup.Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).Bagaimana
28
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, hlm. 888
25
pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika mengerjakan shalat,
bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran, atau
Dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? bagaimana pendapatmu jika orang yang
melarang itu mendustakan dan berpaling?tidaklah Dia mengetahui bahwa
Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?29
Penggunaan metode ini dalam pembelajaran Agama Islam,
kebaikan yaitu Murid menjadi aktif dan mendorong semua murid untuk
berdiskusi.
4. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
Metode ini secara singkat dapat disebut metode resitasi, resitasi
berasal dari bahasa Inggris “recitation”yang artinya pembacaan atau
penghapalan yang dimaksud dengan metode ini adalah suatu cara
dalam proses pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu
seperti membaca, merangkum, membuat catatan, membuat laporan dan
murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut
dipertangunggjawabkan kepada guru. Metode ini tidak sama dengan
pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih dari itu, tugas ini dapat dikerjakan di
rumah, sekolah, perpustakaan dan yang lainnya. Allah SWT berfirman
dalam surat At taubah ayat 105 sebagai berikut :
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Metode ini ada tiga fase dalam penggunaannya, pertama fase pemberian
tugas, kedua fase belajar/bekerja melaksanakan tugas dan yang fase
yang ketiga adalah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang
telah di kerjakan.
29
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, hlm. 1079-1080
26
5. Metode Sosio Drama (Role Playing)
Metode ini sama dengan drama atau sandiwara akan tetapi tidak
disiapkan naskahnya lebih dahulu, tidak pula ada pembagian tugas yang
harus mengalami latihan terlebih dahulu.
6. Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah metode pembelajaran yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.
7. Metode Drill (latihan)
Penggunaan istilah “latihan” sering disamakan artinya dengan
istilah “ulangan “. Padahal maksudnya berbeda. Latihan bermaksud
agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat dimiliki dan dikuasai
sepenuhnya oleh peserta didik. Sedangkan ulangan sekedar mengukur
sejauh mana dia telah menyerap pembelajaran tersebut. Berkaitan
dengan metode ini Allah SWT telah berfirman dalam surat Al Hijr ayat
87 yaitu :
Dan Sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca
berulang-ulang dan Al Quran yang agung.
Menurut Hadari Nawawi Surat tersebut adalah ummul kitab
surat Al-Fatihah sebagai surat pertama dalam Al-Qur‟an yang terdiri
dari 7 (tujuh) ayat, yang sekurang kurangnya di baca 17 kali (berulang-
ulang) dalam menunaikan shalat fardhu bagi umat islam. Latihan
metode drill ini akan lebih tinggi nilainya apabila :
a. Latihan tidak sekedar dilakukan secara mekanis, tetapi
diiringi juga dengan pengertian mengenai sesuatu yang
dilatih.
b. Latihan diketahui manfaat dan nilainya bagi yang
bersangkutan, baik dalam kehidupan di dunia maupun di
akherat.
27
8. Metode Kerja kelompok
Apabila guru dalam menghadapi anak didik di kelas merasa
perlu membagi-bagi anak didik dalam kelompok-kelompok untuk
memecahkan suatu masalah atau untuk menyerahkan suatu pekerjaan
yang perlu dikerjakan bersama-sama, maka cara tersebut dinamakan
Metode Kerja Kelompok.
9. Metode Proyek
Metode ini juga disebut dengan tehnik pembelajaran unit. Anak
didik disuguhi bermacam-macam masalah dan anak didik bersama-
sama menghadapi masalah tersebutdengan mengikuti langkah-langkah
tertentu secara ilmiah, logis dan sistematis.
10. Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Metode ini merupakan suatu metode pembelajaran yang
mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan persoalan-persoalan
tertentu, metode ini bukan sekedar metode biasa melainkan juga metode
berfikir, sebab dalam Problem Solving dapat menggunakan metode-
metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada
menarik kesimpulan.
11. Metode Eksperimen
Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu
seperti ilmu alam, ilmu kimia, dan sejenisnya. Metode ini digunakan
ilmu-ilmu alam yang sifatnya obyektif, baik yang dilakukan di
dalam/diluar kelas maupun di dalam suatu laboratorium tertentu.
12. Metode Sistem Beregu (Team Teaching)
Team Teaching pada dasarnya ialah metode mengajar; dua
orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa,
jadi kelas dihadapi beberapa guru. Sistem ini juga dapat melibatkan
orang-orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang
dibutuhkan.
13. Metode Karyawisata (Field trip)
Metode ini merupakan perjalanan atau pesiar yang dilakukan
oleh peserta didikuntuk mendapatkan pengalaman belajar, Sebagai
28
contoh mengajak siswa ke balai desa untuk mengetahui jumlah
penduduk dan susunannya pada desa tersebut. Metode ini tidak
memerlukan waktu yang lama, Karyawisata dalam waktu yang lama
dan tempat yang jauh disebut study tour.
14. Metode Resource Person (Manusia Sumber)
Metode ini dimaksudkan ialah orang luar (bukan guru)
memberikan pelajaran kepada siswa, orang luar ini diharapkan memiliki
keahlian khusus, misalnya Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dalam
pertanian, diminta untuk memberikan penjelasan tentang Panca Usaha
tani di depan para siswa.
15. Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-pura atau
berbuat seolah-olah, dalam metode ini dimaksudkan sebagai cara untuk
menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan yang bersifat
pura-pura atau melalui proses tingkah laku mitasi.
16. Metode Survei Masyarakat.
Metode ini bermaksud mengetahui atau mempelajari masalah
sosial atau masalah yang terjadi pada masyarakat dengan cara survai
dan wawancara.
17. Metode Hafalan
Arief, Armai menerangkan , pada zaman klasik metode ini
dilakukan dengan cara dituntun guru dan dilakukan secara bersama-
sama, pada zaman pertengahan masih sama dengan masa klasik sedang
pada zaman modern hafalan dilakukan dengan cara sendiri-sendiri.
18. Metode Membaca
Metode ini pada zaman klasik dan pertengahan dilakukan
dengan bersama-sama atau tadarrus. Sementara pada zaman modern
meode membaca lebih menekankan kepada pemahaman terhadap apa
yang di baca. Allah SWT berfirman dalam surat Al „alaq ayat 1 dan 3
yang berkaitan dengan metode ini yaitu :
29
Artinya : bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (ayat 1)
Artinya :Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah (ayat 3)30
Selain metode yang penulis sebutkan diatas masih ada yang lain
seperti metode Bandongan dan metode Sorogan, metode ini digunakan
pada zaman Rasulullah dan para sahabat, metode ini juga disebut
metode belajar Kuttab.
30
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, hlm.1079
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penilitian ini ialah penelitian diskriptif kualitatif, Mengingat
permasalahan belum jelas penggunaan metode apakah dalam pengajaran
qur’an hadist, maka peneliti akan menggali data berdasarkan informasi
yang diperoleh melalui apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh
partisipan atau sumber data agar mengetahui metode apa yang
dipergunakan. Peneliti kualitatif dalam hal ini harus bersifat “perspective
emic” artinya memperoleh data bukan “sebagaimana seharusnya,” bukan
berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan adanya
fakta yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan
oleh partisan/sumber data.1
Penelitian Kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi
strategi, strategi-strategi yang bersifat interakrif, seperti observasi,
wawancara, teknik pelengkap dll. Strategi penelitian bersifat fleksibel,
menggunakan aneka kombinasi dari teknik-teknik untuk mendapatkan data
yang valid. Kenyataan yang berdimensi jamak merupakan sesuatu yang
kompleks tidak dapat dilihat secara apriori dengan satu metode saja.2
Peneliti menambahkan dalam subab ini, bahwa penelitian kualitatif
yang dilakukan ini berupaya untuk mengdeskripsikan dan
menginterprestasikan fakta-fakta yang terjadi sebagaimana adanya yang
berkaitan dengan pembelajaran Qur’an hadist di kelas VIII M. Ts
Muhammadiyah 3 Kunduran Blora dan problematikanya.
B. Tempat, Waktu, Dan Gambaran Obyek Penelitian
1. Tempat yang dijadikan sasaran penelitian adalah siswa-siswi kelas VIII
(Kelas VIII dibagi menjadi VIIIa dan VIIIb, selanjutnya peneliti
1 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif: dilengkapi dengan Contoh Proposal dan
Laporan Penelitian, (Bandung: Alfabeta2008). Hlm. 295-296 2 Nana Syaodiah Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2010), cet.ke 6 hlm. 95
31
menyebutnya dengan kelas VIII) pada M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran
Blora
2. Waktu Penelitian adalah awal semester Genap 2011 sampai Juni 2011
3. Gambaran M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran
a. Letak Geografis
M. Ts Muhammadiyah 3 adalah sebuah lembaga pendidikan
yang berada dibawah naungan Yayasan Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Kecamatan Kunduran Majlis Pendidikan Dasar dan
Menengah , setara dengan sekolah menengah pertama lainnya. MTs
Muhammadiyah 3 Kunduran terletak di Jl. Kunduran-bejirejo
Kelurahan Kunduran Kecamatan Kunduran kabupaten Blora Propinsi
Jawa Tengah.
Adapun batas-batas wilayah M. Ts Muhammadiyah 3
Kunduran sebagai berikut:
a. Sebelah utara : berbatasan dengan rumah penduduk dan SDN
1 Kunduran
b. Sebelah selatan : berbatasan dengan rumah penduduk
c. Sebelah timur : berbatasan dengan rumah penduduk
d. Sebelah barat : berbatasan dengan Jalan Kunduran - bejirejo
Dilihat dari data di atas bahwa lokasi M. Ts
Muhammadiyah 3 Kunduran Blora cukup strategis karena letaknya
pinggir jalan Kunduran-Bejirejo, dan apabila dihitung dari jarak Jalan
Raya Blora Purwodadi maka untuk menuju ke M. Ts Muhammadiyah
hanya 25 meter dari Jalan raya tersebut yang letaknya disebelah utara
jalan (juga dapat dikatakan di sebelah utara pasar kunduran.
b. Sejarah Berdirinya
Kondisi masyarakat yang sangat membutuhkan pendidikan
agama maupun pendidikan umum di Kecamatan Kunduran, melatar
belakangi berdirinya M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran, disamping
Pimpinan Cabang Muhammadiyah mempunyai Program mendirikan
M. Ts ini di tahun 1987, pada tahun yang sama Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Kunduran menerima wakaf dari Bapak H.Anam yang
32
waktu tersebut adalah saudagar kaya di Kecamatan Kunduran.
Pimpinan Cabang Muhammadiyah melalui Majlis Pendidikan Dasar
Menengah yang waktu itu mendirikan MTs Muhammadiyah 3
Kunduran, sebagai amal bakti Pimpinan Cabang Muhammadiyah
kepada Masyarakat Kunduran pada di tahun yang sama. Berikut ini
adalah Tokoh-tokoh Pimpinan Cabang Muhammadiyah yang
mendirikan M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran :
1. Bapak H. Supono, BA
2. Bapak Mastur
3. Bapak Basri Prasetyo
4. Bapak H. Saman HS, BA
5. Bapak H. Sutrisno
6. Bapak Rabith BA3
Dibawah ini adalah orang-orang yang pernah menjabat
sebagai Kepala MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora mulai dari
pertama berdiri hingga penelitian ini dibuat :
1. Bapak Sudarno, Menjabat Kepala Madrasah mulai tahun 1987
sampai dengan tahun 1988.
2. Bapak Ngstoyo, A.Md di tahun 1988 sampai tahun 2007.
3. Bapak Ah. Ali Imron, S.Ag, mulai tahun 2007 sampai sekarang.
c. Visi dan Misi M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran
Adapun visi dan misi MTs Muhammadiyah 3 Kunduran
adalah :
a. Visi Madrasah
Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 3 Kunduran Blora
sebagai lembaga pendidikan dasar berciri khas Agama Islam perlu
mempertimbangkan harapan peserta didik, Orang tua peserta
didik , lembaga pengguna lulusan madrasah dan masyarakat
dalam merumuskan visinya. Madrasah Tsanawiyah
Muhammadiyah 3 Kunduran Blora juga diharapkan merespon
perkembangan dan tantangan masa depan ilmu pengetahuan dan
3 Wawancara, tanggal 30 Mei 2011 mengenai sejarah berdirinya MTs Muhammadiyah 3
Kunduran Blora
33
teknologi; era informasi dan globalisasi yang sangat cepat.
Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 3 Kunduran Blora ingin
mewujudkan harapan dan respon dalam visi berikut :
BERKUALITAS DALAM AKADEMIK DAN BERAMAR
MA’RUF NAHI MUNKAR YANG BERLANDASKAN IMAN
DAN TAQWA
b. Misi Madrasah
1. Mencetak anak didik yang kokoh dalam aqidah, anggun
dalam moral dan unggul dalam berprestasi.
2. Mengembangkan potensi anak didik yang cerdas
intelektual, spiritual maupun emosional.
3. Mencetak anak didik berpribadi luhur dan jujur.4
d. Struktur, Guru dan Jumlah Siswa
Berikut ini adalah gambar struktur Organisasi M. Ts
Muhammadiyah 3 Kunduran Tahun Pembelajaran 2010/2011yang
penulis observasi yang berada di ruang kepala Madrasah.
Gambar 2. STRUKTUR ORGANISASI M. Ts MUHAMMADIYAH 3
KUNDURAN TAHUN 2010/2011
Wakil Kepala Madrasah
4 Dokumen KTSP MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora Tahun 2009/2010, hlm.11
Kepala Madrasah
Ah. Ali Imron, S.Ag
Kaur Tata Usaha
UR. Kesiswaan
Agus Sujitno
UR. Kurikulum
Supriyanto, S.PdI
UR. Humas Siti Mu’allifah, S.Ag
UR. Prasarana
Lilik Kusnadi, S.Pd
Komite Madrasah
Supriyono, S.Pd
Siswa
34
Guru merupakan salah satu komponen yang akan sangat
menentukan berjalan tidaknya proses kegiatan belajar mengajar.
Makna Guru atau pendidik sebagaimana dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab 1 Pasal 1,
Ayat 6 menjelaskan makna guru adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konslor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.5
Seorang guru merupakan orang yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan kegiatan mengajar di kelas, bertanggung
jawab untuk menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan
bidangnya, sebagai seorang pengajar dan pendidik seorang guru
bertanggung jawab sepenuhnya apakah materi pelajaran yang
disampaikan dapat dikuasai siswa atau belum.
Keadaan guru yang dimaksud disini yaitu meliputi jumlah
serta tugas yang harus dilaksanakan. Jumlah guru yang ada di MTs
Muhammadiyah 3 Kunduran Blora berjumlah 12 orang yaitu terdiri 7
orang guru mata pelajaran umum dan 5 orang guru mata pelajaran
PAI. Ada juga ada beberapa guru yang juga merangkap menjadi
Kepala Madrasah, Wakamad Urusan Kurikulum, Wakamad Urusan
Kesiswaan, Wakil Urusan Sarana Prasarana, Wakil Urusan Hubungan
Masyarakat dan membantu Tata Usaha.
5 Undang-undang Republik Indonesia, No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional,(Semarang:Aneka Ilmu,2003), hlm.3
35
Dibawah ini adalah daftar guru di MTs Muhammadiyah 3
Kunduran dengan Pembagian tugasnya.
TABEL 2. DAFTAR GURU MTs MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN
TAHUN 2010/2011
Y
Y
Guru yang menjadi subyek penelitian di M. Ts
Muhammadiyah 3 Kunduran Blora adalah Guru Mata Pelajaran Qur’an
Hadist Kelas VIII (yaitu di kelas VIIIa dan VIIIb) yakni Ibu Siti Mu’allifah,
S.Ag. Biodata Guru Qur’an Hadist, Ibu Siti Mu’allifah, S.Ag penulis
lampirkan pada lampiran kepenulisan skripsi ini.
Peserta didik di M. Ts ini Tahun Pelajaran 2010/2011
berjumlah 175 siswa, dibagi menjadi 5 Kelas. Kemudian yang menjadi fokus
utama dalam penelitian ini adalah di kelas VIII (yang terbagi menjadi 2 kelas
yaitu yang disebut VIIIa sebanyak 34 siswa danVIIIb 36 siswa, jadi jumlah
kelas VIII adalah 70 siswa).
No Nama Mata Pelajaran
1. Ah. Ali Imron, S.Ag Matematika
2. Sutrisno, BA B.Indonesia
3. Supriyanto, S.PdI TIK, Fisika
4. Siti Mu’allifah, S.Ag Qur’an Hadist
5. Cholissoh, S.Ag Bahasa Arab
6. Dwi Ermawati, S.Pd Biologi
7. Lilik Kusnadi, S.Pd Bahasa Inggris
8. Sri Muning WE, SE I P S
9. Agus Sujitno KTK, Penjas
10. Eko Sumardi, A.Ma SKI
11. Ngastoyo, S.PdI Bahasa Jawa
12. Nanik Sri Wahyun, S.Pd Matematika VII,VIII
36
DAFTAR TABEL 3. JUMLAH SISWA M.Ts MUHAMMADIYAH 3
KUNDURAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Keadaan Siswa Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Lk Pr Lk Pr Lk Pr
Jumlah Siswa 20 16 42 28 39 30
Jumlah perkelas 36 70 69
Agar lebih fokus dan dan menjadi lengkap dalam
penelitian ini, maka penulis mencantumkan nama-nama siswa kelas
VIII MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora Tahun 2010/2011.
TABEL 4. DAFTAR NAMA KELAS VIII M. Ts
MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN TAHUN PELAJARAN
2010/2011
No Nama Kelas
1 Ahmad Zustoni VIII
2 Ahmad Yasrif VIII
3 Ahmad Yulianto VIII
4 Amik Sri Lestari VIII
5 Aris Setyawati VIII
6 Asfik Noor Arbiyanto VIII
7 Ayu Sugiyanti VIII
8 Bagas Adi Purwanto VIII
9 Bella Maretha U.P VIII
10 Devi Fitri Ratnasari VIII
11 Diki Prabowo VIII
12 Dikki Setyawan VIII
13 Dumilah Tamiah VIII
14 Dwi Krisna Y VIII
15 Ida Wahyuni VIII
16 Johan Wahyu S VIII
17 Giarti VIII
18 Gilang Haris Prasetyo VIII
19 Lilik Promesa VIII
20 M. Bayu Bagus P VIII
21 M. Roni Hermawan VIII
22 Putut Ragil Saputro VIII
23 Rikat G VIII
24 R. Leo Sandika VIII
37
25 Rizky Tri F VIII
26 Sabdullah VIII
27 Siti Asmawati VIII
28 Sholikul Hadi VIII
29 Siti Nur Arifah VIII
30 Siti Maesaroh VIII
31 Suparno VIII
32 Sutiyo VIII
33 Suwarni VIII
34 Tri Agung Widodo VIII
35 Tri Budi Utomo VIII
36 Agus Pujianto VIII
37 Agus Tumadi VIII
38 Ahmad Hariyanto VIII
39 Ahmad Yusuf I VIII
40 Alifah Erlin VIII
41 Arif Bayu N VIII
42 Avy D.W VIII
43 Bagus Aditya P VIII
44 Bayu Agung P VIII
45 Betaria Suci N VIII
46 Eriza Riswanda VIII
47 Fajar VIII
48 Galih Dwi J VIII
49 Intan septyNurhaeni VIII
50 Jumirah VIII
51 Meli Puji Astuti VIII
52 M. Faizin Asrori VIII
53 Naim Muslimah VIII
54 Neni Purwati VIII
55 Noviani Rohman VIII
56 Nur Alim VIII
57 Rasdi Sahuleka VIII
58 Ridwan Jaelani VIII
59 Rizki Apriandi VIII
60 Sarni VIII
61 Siti Fatimah VIII
62 Siswanto VIII
63 Sulistiyani VIII
64 Supriyadi VIII
65 Suti Rahayu VIII
66 Susan Nala Wati D.Y VIII
67 Titi Budi Arty VIII
68 Trio H.Sayekti VIII
69 Wahyu Ajijan VIII
70 Yatno VIII
38
TABEL 5. SEKOLAH ASAL DARI SISWA KELAS VIII
M. Ts MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN TAHUN PELAJARAN
2010/2011
Asal Sekolah SD MI Jumlah
Jumlah 40 30 70
Dari data tersebut diatas sekolah asal dari siswa Kelas VIII M. Ts
Muhammadiyah adalah sebanyak 40 siswa dari SD atau sebanyak 57
% dan dari MI sebanyak 30 siswa atau sebanyak 43 %.
e. Sarana Pendidikan dan kurikulum
Sarana dan fasilitas pendidikan yang dimaksud adalah segala
sesuatu yang mendukung dan menunjang terhadap keberhasilan
pendidikan dan pengajaran di M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran,
sebab dengan adanya sarana dan fasilitas pendidikan yang baik akan
mempermudah jalannya pengajaran menuju ke arah tujuan yang
digariskan. Oleh karena itu, dapat penulis katakan bahwa keberhasilan
proses pendidikan dan pengajaran akan sangat ditentukan sejauh mana
sekolah/madrasah yang bersangkutan mempunyai sarana dan fasilitas
yang lengkap.
Sarana dan fasilitas pendidikan di M. Ts Muhammadiyah 3
Kunduran adalah sebagai berikut :
TABEL 6. SARANA DAN FASILITAS M. Ts MUHAMMADIYAH
3 KUNDURAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
No Nama Barang Jumlah
1 Ruang Kelas 6 ruang
2 Laboratorium IPA Belum ada
3 Laboratorium computer Belum ada
4 Perpustakaan Belum ada
5 UKS Belum ada
6 Peralatan Multimedia Komputer anak = 6 buah
Projektor 1 buah
Video 2 buah
Tv praktik 2 buah
39
7 Ruang guru 1 ruang
8 Ruang Kepala Madrasah 1 ruang
8 Ruang Tata Usaha 1 ruang
Kurikulum yang diterapkan di MTs Muhammadiyah 3
Kunduran adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran atau yang
disingkat dengan sebutan KTSP.6
Pedoman Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) ditulis
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yang berisi Standar Isi,
Standar Proses dan Kompetensi Lulusan yang merupakan acuan utama
bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum di lingkungan
MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora. Komponen Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan yang ditulis di MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora
meliputi Tujuan Pendidikan Madrasah, Struktur dan Muatan Kurikulum,
Kalender Pendidikan, Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang terdiri dari Mata Pelajaran Pendidikan Agama, Mata
Pelajaran Umum dan Mata Pelajaran Muatan Lokal yang diajarkan di MTs
Muhammadiyah 3 Kunduran Blora. Diharapkan Pedoman Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang ditulis di MTs Muhammadiyah 3
Kunduran Blora ini dapat menjadi dasar dalam pelaksanaan Kegiatan
Belajar Mengajar dan untuk dapat diaplikasikan oleh guru di lingkungan
MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora dalam kehidupan sehari-hari dan
menumbuhkan sikap ilmiah serta memiliki jiwa kreatifitas yang tinggi
dilandasi rasa tanggung jawab, sebagaimana tertuang dalam visi MTs
Muhammadiyah 3 Kunduran Blora.7
Susunan program kurikulum8 MTs Muhammadiyah 3 Kunduran
Blora kelas VII, VIII dan IX yang penulis kutip dari dokumen KTSP MTs
6 Peneliti mengambilnya dari Dokumen Kurikulum Tingkast Satuan Pendidikan MTs
Muhammadiyah 3 Kunduran Blora yang ditetapkan diblora tanggal 13 juli 2010 dan
ditandatangani Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Blora. Hlm.2 7 Dikutip dari dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MTs Muhammadiyah 3
Kunduran Blora. Hlm 3 8 Yang dimaksud disini adalah kurikulum dalam pengertian yang sempit yaitu Mata
pelajaran yang diajarkan di MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora. Lihat Buku Kurikulum
Tingkat Satuan Pelajaran Khaerudin, Mahfud Junedi dkk pada hlm.24
40
Muhammadiyah 3 Kunduran Blora halaman 16 (enam belas) adalah
sebagai berikut :
TABEL 7.SUSUNAN PROGRAM KURIKULUM KELAS VII, VIII
DAN IX
K o m p o n e n
Kelas dan Alokasi Waktu
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Qur'an-Hadis 2 2 2
b. Akidah dan Akhlak 2 2 2
c. Fikih 2 2 2
d. SKI 1 1 1
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 5* 5* 5*
4. Bahasa Arab 3 3 3
5. Bahasa Inggris 5* 5* 5*
6. Matematika 6* 6* 6*
7. Ilmu Pengetahuan Alam 5* 5* 5*
8. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 5 5
9. Seni Budaya 2 2 2
10. Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan 2 2 2
11. Keterampilan/ Teknologi
Informasi dan Komunikasi 2 2 2
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa 1 1 1
C. Pengembangan Diri
Meliputi: Pramuka, Silat Tapak
41
Suci, Tari, Drumb Band,
Musik Band, Komputer
J u m l a h 45 45 45
* Ada penambahan jam sebagai penguat mata belajaran yang
bersangkutan
C. Sumber Penelitian
Sumber Penelitian yang dimaksud adalah perolehan data/ darimana
data diperoleh data, baik itu sumber primer ataupun sumber sekunder .
Sumber primer yaitu sumber data yang lansung memberikan data kepada
pengumpul data, penulis memahaminya adalah orang yang langsung
berkaitan dengan obyek yang penulis teliti, sedangkan sumber sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.9 Menurut pemahaman
peneliti adalah orang yang berinteraksi dengan sumber primer atau yang
mempunyai wewenang menilai kinerja dalam bekerja yang dalam hal ini
adalah Kepala Madrasah, termasuk sumber sekunder adalah data-data atau
dokumen yang masih berkaitan dengan sumber primer.
D. Fokus Penelitian
Peneliti kualitatif memandang bahwa gejala atau variabel bersifat
holistik (menyeluruh, tidak dipisah-pisahkankan), sehingga peneliti kualitatif
tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian,
tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat
(place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara
sinergis.10
Mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan fokus. Seperti
yang dikutip oleh Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan,
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Preadley menyatakan bahwa
9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif da R&B,(Bandung : Alfabeta, 2010),
hlm. 137 10
Sugiyono, Metode Penelitian, hlm. 207
42
“A focused refer to a single cultural or a few related domaints” maksudnya
adalah bahwa, fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain
yang terkait dari situasi sosial.11
Fokus dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran qur’an hadist
dan problematikanya di kelas VIII M.Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora
semester genap tahun pelajaran 2010/2011.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah :
1. Observasi
Observasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati
baik dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan.12
Observasi
sebagai salah satu teknik pengumpulan data selain dengan mengadakan
pengamatan secara teliti diikuti pula dengan pencatatan secara
sistematis.13
Observasi ini penulis lakukan pada saat pembelajaran qur’an
hadist yaitu tanggal 5 Januari 2011, 10 Pebruari 2011, 6 April 2011 dan 4
Mei 2011.
2. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
responden dengan jalan tanya jawab sepihak.14
Wawancara terbagi
menjadi 2 (dua) yaitu wawancara tak berencana berfokus yaitu
pertanyaan yang diajukan secara tidak terstruktur, namun selalu berpusat
pada satu pokok msalah tertentu dan yang kedua wawancara sambil lalu
adalah tertuju kepada orang-orang yang tanpa melalui seleksi terlebih
dahuluyang dijumpai secara kebetulan.15
11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
R&D,(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.286 12
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009)
hlm. 231 13
Suahrismi Arikuntoo, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hlm. 148 14
Mustakim, Psikologi Pendidikan, hlm 230 15
Muhammad Idrus, Metode Penelitian ilmu-ilmu Sosial(Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif), (Yogyakarta: UII Press, hlm.133
43
Wawancara ini penulis lakukan dengan Kepala Madrasah, Wakil
kepala bidang kurikulum, Guru mata pelajaran qur’an hadist dan seorang
guru di M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran ini.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud adalah berusaha mencari data
mengenai hal-hal berupa catatan, transkrip, buku surat kabar, majalah,
agenda dan sebagainya.16
Nana Syaodih Sukmadinata menggunakan
istilah Studi documenter (documentary study) yang merupakan suatu
teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.17
Penulis menggunakan dokumentasi ini untuk mengetahui visi,
misi dan hal-hal yang diperlukan dalam dalam penulisan skripsi ini.
4. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya.18
Kuesioner ini penulis pergunakan untuk memperoleh data yang
penulis perlukan dari siswa kelas delapan M. Ts Muhammadiyah 3
Kunduran Tahun Pelajaran 2010/2011 berupa angket.
F. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan, data itu perlu diolah data yang
realibilitas dan validitasnya rendah digugurkan.19
dianalisis, data yang
memiliki data yang diperoleh maka penulis menggunakan dua teknik
analisis yaitu :
a. Teknik Analisis Kualitatif
Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data
kualitatif, yaitu yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian. Hlm/ 206 17
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 20100, hlm. 221 18
Sugiyono, Meode Penelitian Pendidikan,hlm. 199 19
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Kecana : Prenada
Media Group,2010), hlm. 189
44
dipisahkan kategori untuk memperoleh kesimpulan.20
Teknik analisis
ini dipergunakan untuk menganalisis data-data yang diperoleh dari
Sumber atau subyek.
Penganalisisan dengan teknik ini ada dua cara :
1. Metode Induktif
Metode ini adalah cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta
khusus, peristiwa-peristiwa konkrit, kemudian ditarik generalisasi
yang mempunyai sifat-sifat umum.21
Jadi, dari fakta-fakta yang
didapat, ditarik sebuah kesimpulan umum mengenai metode yang
dipergunakan dalam pengajaran Qur’an Hadist di Kelas VIII MTs
Muhammadiyah 3 Kunduran, bagaimana evektivitasnya dan dapat
diketahui factor-faktor apa yang menghambat dan yang
mendukung.
2. Metode Deduktif
Metode deduktif adalah menarik suatu kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan khusus dengan menggunakan penalaran atau rasio.22
Dari teori-teori yang ada mengenai metode pengajaran digunakan
untuk melihat apakah fakta-fakta yang ada sudah sesuai dengan
teori tersebut apa belum, sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan.
b. Teknik Analisis Kuantitatif
Yang dimaksud data kuantitatif adalah data yang berujud angka.
Data yang berujud angka dianalisis dengan bantuan statistic dengan
cara mendistribusikan frekuensi kemudian dilakukan perhitungan.
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
P = f x 100%
N
P= Presentase
F= frekuensi
20
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm.209 21
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Jakarta: Andi Offset, 1998), hlm. 3 22
Nana Sujana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, (Bandung: Sinar Baru, 1991) hlm.5
45
N=Jumlah populasi23
Teknik analisis ini penulis pergunakan untuk menghitung
prosentase angket yang penulis lakukan kepada siswa kelas VIII M. Ts
Muhammadiyah 3 Kunduran Tahun Pelajaran 2010/2011.
G. Triangulasi Data
Triangulasi data adalah pengecekan terhadap kebenaran data dan
penafsirannya. Menurut Nasution, triangulasi merupakan proses untuk
mengadakan pengecekan terhadap kebenaran data dengan cara
membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada
berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan dan dengan
menggunakan metode yang berlainan. Jadi triangulasi data dalam
penelitian ini merupakan teknik yang digunakan untuk meneliti keabsahan
data.
Penulis menggunakan triangulasi data untuk mengecek kebenaran
dan membandingkannya dari data-data yang penulis peroleh dari
observasi, wawancara, dan prosentase hasil angket.
23
Anas Sudjiono, Pengantar Statisti Pendidikan, (Jakarta:Rajawali, 1992) hal. 40
46
BAB IV
ANALISIS PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST
A. Skenario Pembelajaran
Sekenario pembelajaran qur’an hadist di M.Ts. Muhammadiyah
yang penulis observasi mulai bulan Januari 2011 hingga bulan Mei 2011
yaitu disemester genap tahun pembelajaran 2011 terangkum dalam skenario
pembelajaran sebagai berikut..
Hari Rabu, 5 Januari 2011 di kelas VIIIa jam pelajaran ke 1 dan
ke 2 yaitu pukul 07.00 Wib sampai pukul 08.20 Wib, penulis mengobservasi
Kelas delapan tersebut. Kelas tersebut berjumlah 36 orang siswa.
Kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan adalah guru
membuka kegiatan Belajar Mengajar dengan bacaan Salam
(Assalamu’alaikum.Wr. Wb.) siswa membalas Salamnya dilanjutkan
membaca Basmalah (Bismillahirrohmanirrohim) sekali yang dilakukan oleh
siswa serempak kemudian guru mengabsensi siswa. kemudian Guru tersebut
ingin mengetahui kemampuan siswa dalam hal materi yang akan dibahas
pada kesempatan ini, Guru pun bertanya ada berapakah bacaan lam ( ل ) dan
ro’ (ر ) itu? Siswapun ada yang menjawab ada pula yang membolak balik
halaman buku cetaknya, selama tiga menit (5 menit) guru mencoba
menjajaki kemampuan anak-anak.
Setelah guru mengadakan pretest maka gurupun melanjutan
menerangkan atau berceramah menjelaskan hal tentang bacaan lam ( ل ) dan
ro’ (ر ) selama empat puluh menit (40 menit) , kemudian guru meminta
anak-anak untuk membaca bersama –sama contoh-contoh yang ada di papan
tulis (selama 20 menit). Setelah siswa membaca bersama-sama guru mulai
menunjuk siswa per siswa untuk mengucapkan, karena menurut penulis,
materi seperti ini yang penting diperhatikan adalah bagaimana pengucapan
hurufnya ketika huruf-huruf tersebut bertemu dengan huruf yang lain, tebal
atau tipis, serta guru memberikan penguatan bacaan lam ( ل ) dan ro’ (ر )
serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya (15 menit),
pembelajaran diakhiri dengan bacaan hamdalah sekali dan juga salam.
47
Pada hari kamis tanggal 3 Pebruari 2011 di kelas VIIIb jumlah siswa
34 siswa jam pelajaran 7,8 pada pukul 11.30 sampai 12.50, guru qur’an hadist
mengadakan pembelajaran dengan materi surat pendek pilihan yaitu
memahami isi kandungan surat al-humazah.
Guru memasuki ruang kelas VIIIb, Guru mengucapkan salam, siswa
menjawab salamnya,membuka proses pembelajaran dengan bacaan basmalah
sekali bersama-sama, namun guru agak pelan dan dilanjutkan dengan
mengabsensi siswa. Guru memerintahkan anak-anak untuk membuka buku
cetak qur’an hadist yang satu meja ada satu buku, mengenai surat al
humazah, kemudian guru memastikan bahwa semua siswa sudah tepat
membukanya (5 menit), kemudian guru membacanya dengan keras, setelah
guru selesai, guru meminta siswa untuk membaca bersama-sama, setelah
selesai, guru membacakan artinya dan dilanjutkan dengan instruksi guru agar
membentuk kelompok dengan cara dua meja digabung jadi satu, yaitu meja
depan dan belakang begitu rupa hingga menjadi delapan kelompok, masing-
masing kelompok ada empat orang dan ada yang lima orang disertai dengan
ketua kelompoknya.(20 menit)
Anak-anak berdiskusi mengenai apa saja yang bisa mereka pahami
dari surat al-humazah dan ditulis dalam kertas buku mereka. (40 menit),
kemudian kertas tugas diskusi dikumpulkan dan dibahas bersama-sama, di
akhir proses pembelajaran dengan kesimpulan dan guru mempersilahkan
anak-anak yang mau bertanya, Pembelajaran diakhiri dengan bacaan
Hamdalah bersama sekali dan do’a selesai pembelajaran dan kemudian
salam penutup , kemudian pulang.(15 menit)
Rabu, 6 April 2011 jam pelajaran pertama dan kedua guru
menyampaikan pembelajaran materi hadist dengan skenario pembelajaran
sebagai berikut.
Guru memulai pembelajaran dengan bacaan salam, siswa
menjawabnya dan mengucapkan basmalah sekali bersama-sama.Guru
menanyakan siswa yang tidak hadir pada kali ini. Guru Memotivasi siswa
dan mengadakan pretest,(10 menit). Guru menuliskan hadist tentang
keseimbangan hidup di dunia dan akherat di papan tulis. Guru menerangkan
48
tentang hadist tersebut seperlunya dan meminta siswa untuk menulis di buku
masing-masing dengan sebaik-baiknya (50 menit), Guru memeriksa hasil
tulisan anak-anak dan juga memberikan tugas untuk menulis hadist-hadist di
rumah dengan baik, Guru menutup pembelajaran dengan hamdallah sekali
bersama-sama dan menutup dengan bacaan salam.(20 menit)
Pada kamis tanggal 4 Mei 2011, jam pelajaran 7,8 pukul 11.30 – 12.10
skenario pembelajaran yang kami observasi adalah sebagai berikut.
Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan Salam sekali, siswa
serempak menjawabnya dan siswa melanjutkan dengan membaca basmalah
bersama sekali. Guru menanyakan tentang siswa yang tidak masuk pada
pelajaran siang hari ini. (5 menit) Guru menyinggung materi pertemuan
kemaren hari kamis tanggal 28 mei 2011 tentang terjemahan hadist
keseimbangan dunia dan akherat, kemudian guru menyuruh siswa untuk
bersama-sama membaca hadist tersebut berulang kali dan dihafalkan. Guru
memberi kesempatan siswa untuk menghafalkan hadist tersebut selama kurang
lebih 20 menit (50 menit). Kemudian guru menyuruh siswa untuk maju
menghafalkan hadist tersebut secara bergantian bagi yang sudah bisa ,
kemudian mengakhiri pembelajaran siswa diminta bersama-sama untuk
menghafalkan hadist dan menugaskan untuk menghafal bagi yang belum maju
menghafalkan hadist tadi. Pembelajaran diakhiri dengan hamdalah bersama
sekali dan diakhiri dengan do’a dan salam penutup.(15 menit)
B. Analisis Metode Pembelajaran qur’an hadist di Kelas VIII M. Ts
Muhammadiyah 3 Kunduran Blora dan Problematikanya
Berdasarkan skenario pembelajaran di atas maka penulis menangkap
beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran qur’an hadist di kelas
VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran, metode pembelajaran yang
digunakan yaitu : Ceramah, Membaca, Diskusi, Tanya Jawab, Drill menurut
penulis adalah drill menulis, Hafalan.
Dibawah ini adalah data wawancara dan angket yang terkait dengan
penggunaan metode pembelajaran qur’an hadist di kelas VIII M. Ts
Muhammadiyah 3 kunduran :
49
TABEL 8. PEMAKAIAN METODE PEMBELAJARAN1
No Pertanyaan Jawaban Responden
7
Menurut anda apa saja
metode yang anda pakai
dalam pembelajaran qur’an
hadist?
Saya memakai beberapa metode ceramah,
hafalan, membaca, menulis, dan diskusi.
TABEL 9. TANGGAPAN SISWA TERHADAP METODE CERAMAH
No.
Item Opsi Frekuensi Prosentase
15
a. Sering Menggunakan
b. kadang - kadang
c. Tidak pernah
48
15
7
68,6%
21,4%
10,0 %
Jumlah 70 100%
Dari tabel diatas peneliti dapat mengetahui bahwa metode ceramah
digunakan dalam pembelajaran di M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora.
Penerapan metode ini adalah guru menerangkan hal-hal yang penting bagi
anak untuk diketahui.2 Berikut hasil wawancara yang kami tanggal 3 dan 4
Juni 2011.
TABEL 10. WAWANCARA PENGGUNAAN METODE CERAMAH
DENGAN GURU QUR’AN HADIST
8
Bagimanakah penerapan
metode itu dalam
pembelajaran anda?
Penerapan metode ceramah yang saya
lakukan adalah saya
menyampaikan/menerangkan kepada anak
didik tentang materi ini, saya sering
menggunakan metode ini karena pelajaran
qur’an hadist adalah pelajaran yang
banyak menerangkan dan mengulas
1 Wawancara dengan Ibu Mu’allifah, guru Qur’an hadist, Jum’at-sabtu,3- 4 Juni 2011
2 Observasi hari rabu, 18 Mei 2011
50
dengan sebenar-benarnya, selama ini
seperti materi tajwid yang ada di
semester satu dan dua, juga penerapan
surat-surat pendek yang ada didalamnya
harus membaca terlebih dahulu dan
diterangkan baru kemudian anak-anak.
Saya juga pernah dengan menggunakan
proyektor karena saya punya File tentang
Tajwid dan juga kadang saya
perdengarkan kepada mereka qiroat
surat-surat pendek, saya punya filenya di
laptop saya. Tapi penggunaan seperti itu
juga agak ribet lebih mudah dengan alat
bundar tajwid atau langsung saja saya
menuliskannya di papan tulis kemudaian
saya terangkan bacaanya dan dibaca
bersama-sama.
TABEL 11.TANGGAPAN SISWA TERHADAP
METODE HAFALAN
No.
Item Opsi Frekuensi Prosentase
19 a. Sering
b. Kadang – kadang
c. Tidak pernah
25
43
2
35,6 %
61,4%
3,0%
70 100%
Dari data tersebut peneliti mengambil dari hasil wawancara sebagai
berikut.
TABEL 12.HASIL WAWANCARA PENGGUNAAN METODE
HAFALAN DENGAN GURU QUR’AN HADIST
9 Kemudian bagaimana metode Metode ini saya terapkan ketika saya telah
51
hafalan diterapkan? menyelesaikan suatu materi, contoh di
semester kedua ada Surat al Humazah
maka di akhir pembelajaran anak-anak
saya tekankan unutk menghafalkannya
yang suatu saat akan saya jadikan nilai
tugas.
TABEL 13.TANGGAPAN SISWA TERHADAP
METODE MEMBACA
No.
Item Opsi Frekuensi Prosentase
22
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
58
12
0
82,9%
17,1%
0%
Jumlah 70 100%
Berikut peneliti kutipkan tentang waancara dengan Guru Qur’ann
hadist MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora Tahun 2010/2011.
TABEL 14. WAWANCARA PENERAPAN METODE MENULIS,
MEMBACA DAN DISKUSI DENGAN GURU QUR’AN HADIST
11
Terkait dengan metode
menulis, membaca dan
diskusi bagaiman?
Ya kalo menulis itu adalah saya menyuruh
anak untuk menyalin atau menulis di buku
masing-masing tentang ayat ataupun
hadist. Untuk metode membaca saya
terapkan ada yang membaca sendiri juga
ada yang klasikal, membaca klasikal ini
lebih cenderug kalo boleh saya katakana
seperti membaca keras (reading aloud)
dengan bacaan yang sama kemudian
dibaca bersama-sama. Membaca keras ini
saya terapkan dan salah satunya saya
52
mengetahui jika ada siswa yang diam
karena tidak bisa maka dia akan belajar
dari yang teman laen yang membaca itu.
Itupun saya suruh mereka untuk membaca
berulang-ulang.
Metode diskusi kadang saya terapkan kalo
materinya menuntut untuk mecari
kandungan di suatu ayat atau hadist,
kadang saya terapkan metode ini dengan
cara anak semeja (karena meja panjang
untuk dua anak) atau teman dua meja jadi
satu kelompok kadang sebanyak empat
orang.
TABEL 15.TANGGAPAN SISWA TERHADAP
METODE DISKUSI
No.
Item Opsi Frekuensi Prosentase
23
a. Sering
b. Kadang-
kadang
c. Tidak pernah
41
25
4
58,6%
35,7%
5,7%
Jumlah 70 100%
TABEL 16. TANGGAPAN SISWA TERHADAP
METODE MENULIS
No.
Item Opsi Frekuensi Prosentase
21
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
31
35
4
44,2%
50,1%
5,7%
Jumlah 70 100%
53
Sekedar dibuat pembanding dengan guru yang lain terkaiat
penggunaan metode dengan fasiitas yang ada maka hasil wawancara adalah
sebagai berikut.
TABEL 17. WAWANCARA DENGAN GURU MATA PELAJARAN
UMUM
2.
Sebagai salah satu seorang
guru mata pelajaran umum
Keterampilan, kesenian dan
Pendidikan Jasmani dan
kesehatan bagaimanakah
fasilitas di MTs ini?
Fasilitas disini cukup lumayan, saya
kadang menggunakan Proyektor untuk
menampilakn yang terkait dengan
pelajaran saya, terutama jenis tari tarian,
dan untuk Penjas saya sering mengajak
untuk praktik disamping pembelajaran di
kelas.
3.
Sebagai pembanding Dalam
penelitian saya yang
berhubungan dengan Metode
Guru Qur’an Hadist dan erat
kaitannya serta prasarana
yang ada di MTs ini, Terkait
dengan metode pembelajaran,
apa saja metode yang anda
gunakan?
Saya menggunakan ceramah nanti
digabung dengan media audio visual
seperti laptop milik saya ini (sambil
menutupj laptop yang ada di depannya
dan memasukan ke tas yang ada di
belakang punggungnya ) di gabung
dengan subwoofer, atau proyektor yang
menekankan gambar-gambar tentang tari-
tarian,kemudian ada juga media – media
yang lain ada organ, dan lain-lain, Selain
itu saya juga memandu anak-anak untuk
berdiskusi dengan panduan yang terus
menerus selama proses pembelajaran
karena menurut saya juga berkaitan
dengan input masuk anak, serta tak jarang
juga saya menekankan anak-anak untuk
bertanya (menurut peneliti adalah metode
Tanya jawab), bahkan saya bilang
dihadapan anak-anak untuk bertanya,
54
carilah pertanyaan yang kira-kira saya
tidak bisa menjawab, maka saya akan
berusaha untuk mencarikan jawaban buat
kalian.
Dari Keterangan – keterangan di atas dapat dianalisis penggunaan
metode pembelajaran di kelas VIII M. Ts Muhammadiyah adalah sebagai
berikut :
1. Metode Ceramah
2. Metode Membaca
3. Metode Diskusi
4. Metode Tanya Jawab
5. Metode Drill menurut penulis adalah drill atau latihan menulis
6. Metode Hafalan
Apabila kita bandingkan dengan wawancara yang kami lakukan
dengan guru mata pelajarn umum ada yang mendukung tentang penggunaan
media dalam ceramah karena sekolah menyediakan sarana walaupun hanya
satu media proyektor dan ada juga yang berbeda.
Berikut peneliti sampaikan mengenai tanggapan siswa tentang
penyampaian materi
TABEL 18. TANGGAPAN SISWA TENTANG
METODE YANG DIGUNAKAN GURU QUR’AN HADIST
No.
Item Opsi Frekuensi Prosentase
12
a. Mudah diterima
b. Cukup
c. Sulit diterima
16
48
6
22,9%
68,6%
8,5%
Jumlah 70 100%
Dari tabel diatas mengenai tanggapan siswa tentang metode yang
digunakan guru qur’an hadist penulis beranggapan sudah cukup dapat
diterima pada siswa, siswa yang menggngap bahwa dengan metode-metode
55
tersebut mudah diterima sebanyak 22,9 %, yang menganggap cukup 68,6 %
dan 8,5% menganggap sulit.
Problematika yang dihadapi guru qur’an hadist dalam menggunakan
metode pembelajaran yang telah dilaksanakan berdasarkan skenario
pembelajaran,wawancara dan angket siswa dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
Pertama problema yang berasal dari siswa (input), dilihat dari asal
sekolah siswa, siswa di M. Ts ini ada yang dari SD dan juga ada yang dari
MI. ada juga siswa yang di rumah mengikuti sekolah TPQ (Taman
Pendidikan Qur’an)atau Madin (Madrasah diniyah) atau privat mengaji, hal
ini juga mempengaruhi penerapan suatu metode yang digunakan. Selain itu
juga termasuk karateristik siswa yang berbeda-beda, kemampuan siswa dan
latar belakang siswa itu di rumah seperti apakah di rumah orant tua
memperhatikan anak atau tidak , tetapi disini penulis menganalisis di batasi
pada saat pembelajaran di Madrasah saja dengan data-data yang penulis
dapatkan.
TABEL 19. WAWANCARA DENGAN KEPALA MADRASAH
3
Apakah anda membuat aturan
ketika Penerimaan Peserta
Didik Baru dengan
mengadakan tes mandiri?
Tidak, kami tidak menggunakan tes masuk
4
Dari mana saja Peserta Didik
Baru, dari SD saja atau dari
MI?
Peserta Didik yang Baru, mereka berasal
dari sekolah SD juga MI.
5
Menurut anda apakah itu
mempengaruhi proses
pembelajaran terutama mata
pelajaran Pendidikan Agama
Islam?
Input anak sangat mempengaruhi dari
pada proses pembelajaran, khususnya
anak yang dari Sekolah umum atau SD di
dalam mengikuti pembelajaran di sekolah
ini mungkin agak kesulitan di mata
pelajaran PAI, yang salah satunya adalah
Qur’an hadist, hal itu dapat di tunjang
dengan mereka bersekolah sore di TPQ
56
atau di Madin. Guru-guru kami seperti Bu
Alifah juga mempersilahkan anak-anak
untuk belajar atau mengaji dirumahnya
sebagai penunjang.
TABEL 20. WAWANCARA DENGAN GURU MATA
PELAJARAN QUR’AN HADIST
14.
Menurut anda faktor apakah
pendukung dan penghambat
pelaksanaan pembelajaran
qur’an hadist di kelas VIII
MTs ini?
Menurut saya faktor pendukungnya
adalah Guru yang menguasai materi serta
penyampaiannya, letak jauh dari
keramaian, Suasana yang kondusif,
faktor anak yang dari MI atau yang ikut
privat Ngaji di rumah atau di TPQ dan
lagi kebiasaan tadarus dan membaca juz
‘amma di pagi hari mendukung
pembelajaran qur’an hadist . sedangkan
penghambatnya adalah kemapuan yang
berbeda-beda, buku penunjang belum
cukup banyak, fasilitas sekolah terbatas
Kedua, Problema dari guru qur’an hadist di lihat dari penyampaian
guru tersebut.
TABEL 21. TANGGAPAN SISWA TENTANG
METODE YANG DIGUNAKAN GURU QUR’AN HADIST
No.
Item Opsi Frekuensi Prosentase
12
a. Mudah diterima
b. Cukup
c. Sulit diterima
16
48
6
22,9%
68,6%
8,5%
Jumlah 70 100%
57
Dari tabel hasil angket diatas bahwa 8,5 % masih ada siswa yang
merasa kesulitan dengan penyampian pembelajaran dengan metode yang
telah disebutkan diatas, 68,6 % merasa cukup dan 22% mudah diterima.
Hal ini mengindikasikan adanya problema metode pembelajaran pada guru
qur’an hadist.
TABEL 22. TANGGAPAN SISWA TERHADAP
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST
No.
Item Opsi Frekuensi Prosentase
31
a. Metode
penyampaian guru
yang kurang tepat
b. Kurangnya
latihan
c. Terbatasnya
pengetahuan
dalam membaca
al-qur’an
8
27
6
11,1 %
38,9 %
50 %
Jumlah 70 100%
Dari tabel diatas masih ada problema penyampaian dengan metode
yang digunakan yaitu sebanyak 11,1 % dan apabila problema dari siswa
yang pada problem pertama maka siswa yang pengetahuan dalam hal
membaca al qur’an terbatas akan sulit menerima pembelajaran qur’an
dengan metode-metode yang telah digunakan diatas.
Ketiga, Problema metode pembelajaran qur’an hadist dilihat dari
ketersediaan prasarana yang ada yang dapat digunakan. Penggunaan media
serta ketersediaan yang kurang dapat menjadi problem tersendiri, hal ini
menjadikan problema tersendiri dalam proses pembelajaran.
TABEL 23. WAWANCARA DENGAN GURU QUR’AN HADIST
14.
Menurut anda faktor apakah
pendukung dan penghambat
pelaksanaan pembelajaran
Menurut saya faktor pendukungnya
adalah Guru yang menguasai materi serta
penyampaiannya, letak jauh dari
58
qur’an hadist di kelas VIII
MTs ini?
keramaian, Suasana yang kondusif,
faktor anak yang dari MI atau yang ikut
privat Ngaji di rumah atau di TPQ dan
lagi kebiasaan tadarus dan membaca juz
‘amma di pagi hari mendukung
pembelajaran qur’an hadist . sedangkan
penghambatnya adalah kemapuan yang
berbeda-beda, buku penunjang belum
cukup banyak, fasilitas sekolah terbatas
Berdasar tabel diatas maka media juga menjadi problema dalam
pembelajaran qur’an hadist seperti buku penunjang belum cukup banyak
dan beberapa fasilitas sekolah yang terbatas.
Dari uraian problema metode pembelajaran penulis dapat
menganalisis adalah sebagai berikut yang menjadi problematika terhadap
penggunaan metode metode yang digunakan guru qur’an hadist kelas VIII
M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran sebagai berikut :
a. Faktor asal sekolah anak dan juga pendidikan non formal
keagamaan akan sangat berpengaruh terutama terhadap metode
membaca, menulis, menghafal.
b. Faktor kemampuan anak yang berbeda-beda akan berpengaruh
pada metode pembelajaran, disinilah guru sangat penting untu
menentukan metode yang tepat. Ceramah adalah metode yang
sangat sering digunakan di, menurut penulis memang
mengharuskan dengan menggunakan ceramah mata pelajaran ini
selain itu juga dengan pertimbangan factor siswa yang lebih banyak
lulusan dari SD.
c. Faktor dari guru yang bersangkutan juga menjadi problematika
dalam metode pembelajaran.
d. Penggunaan metode drill menulis, drill membaca ataupun drill
menghafalkan masih kurang intensitasnya.
59
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berikut ini peneliti sampaikan simpulan –simpulan setelah peneliti
melakukan pengecekan terhadap data-data yang kami peroleh yang sudah
disajikan di bab IV, yaitu :
1. Mengenai metode pembelajaran qur’an hadist kelas VIII di M.Ts
Muhammadiyah 3 kunduran Blora tahun pelajaran 2010/2011
yaitu :
a. Metode Ceramah
b. Metode Membaca
c. Metode Diskusi
d. Metode Tanya Jawab
e. Metode Drill menurut penulis adalah drill atau latihan menulis
f. Metode Hafalan
2. Problematika metode pembelajaran qur’an hadist di kelas VIII
M.Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora yaitu :
a. Faktor asal sekolah anak dan juga pendidikan non formal
keagamaan akan sangat berpengaruh terutama terhadap metode
membaca, menulis, menghafal.
b. Faktor kemampuan anak yang berbeda-beda akan berpengaruh
pada metode pembelajaran, disinilah guru sangat penting untu
menentukan metode yang tepat. Ceramah adalah metode yang
sangat sering digunakan di, menurut penulis memang
mengharuskan dengan menggunakan ceramah mata pelajaran
ini selain itu juga dengan pertimbangan factor siswa yang lebih
banyak lulusan dari SD.
c. Faktor dari guru yang bersangkutan juga menjadi problematika
dalam metode pembelajaran.
d. Penggunaan metode drill menulis, drill membaca ataupun drill
menghafalkan masih kurang intensitasnya.
60
B. Saran-saran
Saran – saran dari peneliti adalah sebagai berikut :
1. Sekolah menyediakan fasiltias yang mendukung pembelajaran qur’an
hadist seperti penambahan media pembelajaran yang berupa audio visual
dan buku-buku penunjang.
2. Sekolah mempunyai catatan khusus terkait dengan kemampuan anak
didik pada awal-awal di M.Ts agar dapat prioritas pembelajaran dari guru
mata pelajaran qur’an hadist dan menentukan langkah yang selanjutnya.
3. Hendaknya guru lebih termotivasi dan berusaha membelajarkan anak
didik dalam mempelajri qur’an hadist di sekolah atau dirumah sebagai
kegiatan yang positif, hal ini juga dapat dijadikan ekstrakurikuler yang
sangat potensial untuk anak-anak.
4. Hendaknya guru Mewajibkan anak-anak yang masih kurang pengetahuan
tentang ilmu tajwid dan membaca al qur’an untuk belajar di TPQ, Madin
atau privat atau yang lebih baik lagi kewajiban mengikuti ekstra di
sekolahan dan ditambah lagi dengan kegiatan mengaji di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Abu ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, cet. 2
2004
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta:Rajawali, 1992
Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar,Cet.ke 3 Jakarta: Rineka
Cipta, 2006
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka,1990
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahnya,
Terjemahan Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al qur’an,
Semarang : Toha Putra
Fuad ihsan, Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1995
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam, Semarang : Rasail Media Group,
2009
Max Darsono dkk, Belajar dan Pembelajaran, Semarang : IKIP Semarang Pers,
2000
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Ismail, Jakarta : Bumi aksara, 1996
Muchamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif, Semarang: Walisongo
press,2009
Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung :
Remaja Rosdakarya
Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan Dari Segi
Metodologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1974
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,
2009
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar - Mengajar, cet.3 Bandung: Sinar
Baru, 1989
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, cet. Ke 6 Bandung:
Rosdakarya
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Renika Cipta, 1993
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta:Rineka Cipta 2002.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jakarta: Andi Offset, 1998
S. Ulihbukit Karo-karo dkk, Suatu Pengantar Kedalam Metodologi Pengajaran,
Salatga: Saudara, 1997
Suwarna Pringgawidagda, Strategi Penguasaan Berbahasa, Yogyakarta: Adicita
Karya Nusa, 2002
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, cet. Ke 2, 2008 Jakarta :Rineka Cipta
Tim Redaksi Sekala Jalmakarya, Undang-Undang tentang Sisdiknas dan
peraturan pelaksanaannya 2000-2001, Jakarta : Mini Jaya Abadi,
2003.
User, Usman Muhammad Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2004
Wina Sanjaya, Strategi Belajar Mengajar, cet.3 Jakarta : Kencana, 2007
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Qur’an hadist
Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah, 15
Tabel 2 Daftar Guru, 35
Tabel 3 Jumlah Siswa, 36
Tabel 4 Nama Siswa Kelas VIII, 36
Tabel 5 Asal Sekolah Siswa Kelas VIII, 38
Tabel 6 Sarana Prasarana, 38
Tabel 7 Susunan Kurikulum Mata Pelajaran, 40
Tabel 8 Pemakaian Metode Pembelajaran, 49
Tabel 9 Tanggapan Siswa Terhadap Metode Ceramah, 49
Tabel 10 Wawancara Penggunaan Metode Ceramah, 49
Tabel 11 Tanggapan Siswa Terhadap Metode Hafalan, 50
Tabel 12 Hasil Wawancara Penggunaan Metode Ceramah, 50
Tabel 13 Tanggapan Siswa Terhadap Metode Membaca , 51
Tabel 14 Hasil Wawancara Penerapan Metode Menulis, Membaca dan Diskusi, 51
Tabel 15 Tanggapan Siswa Terhadap Metode Diskusi, 52
Tabel 16 Tanggapan Siswa Terhadap Metode Menulis, 52
Tabel 17 Hasil Wawancara dengan Guru mata Pelajaran Umum, 53
Tabel 18 Tanggapan Siswa Tentang metode yang digunakan Guru qur’an hadist,
54
Tabel 19 Wawancara dengan Kepala Madraash, 55
Tabel 20 Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran qur’an hadist, 56
Tabel 21 Tanggapan siswatentang Metode yang digunakan Guru qur’an hadist, 56
Tabel 22 Tanggapan siswa terhadap Penggunaan Metode Pembelajaran, 57
Tabel 23 Wawancara dengan Guru qur’an hadist, 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Faktor Kegiatan belajar, 12
Gambar 2 Struktur Organisasi MTs Muhammadiyah 3 Kunduran, 33
BIODATA GURU QUR’AN HADIST
1. Nama : Siti Mu’allifah
2. Alamat : Kelurahan Kunduran, Kecamatan Kunduran
3. Tempat lahir : Blora
4. Tanggal lahir : 1 Januari 1970
5. Status : Kawin, anak 2 orang
6. Jabatan : Guru qur’an hadist
7. Riwayat Pendidikan formal ; :
1. SD lulus tahun 1986
2. MTs lulus tahun 1989
3. Aliyah lulus tahun 1991
4, Institut Keislaman Hasyim As’ary / IKAHA (S1) lulus tahun 1995
8. Pendidikan Pondok Pesantren :
1. Pondok Pesantren Al Hidayah Tuban 6 Tahun
2. Pondok Pesantren Tebu Ireng selama kuliah
9. Pendidikan Latihan Profesi Guru/ PLPG 2009
DAFTAR SINGKATAN
KD : Kompetensi Dasar
MADIN : Madrasah Ibtidaiyah
MI : Madrasah Ibtidaiyah
M. Ts : Madrasah Tsanawiyah
NA : Nasyiatul Aisyiyah
SK : Standar Kompetensi
TPQ : Taman Pendidikan Qur’an
Kuesioner/angket
Kepada siswa kelas VIII di M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran
Blora, kami ingin meminta bantuan dari kalian semua untuk mengisi
kuesioner/angket yang bertemakan “Pembelajarn Qur’an Hadist di Kelas VIII M.
Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora (Ditinjau dari segi Metode)”, Penelitian ini
dilakukan untuk keperluan akademik murni yaitu guna penyusunan Skripsi S1
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Penelitian ini tidak ada pengaruhnya terhadap nilai pada raport saudara. Untuk itu
jawablah semua pertanyaan dan pernyataan dengan jawaban yang objektif sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Semua jawaban yang saudara berikan dijamin
rahasianya. Atas kesadaran saudara kami mengucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian :
1. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia
2. Apabila saudara ingin mengganti jawaban coretlah (=), kemudian berilah
tanda silang pada jawaban yang lain sesuai dengan pendapat saudara
3. Kesanggupan, keseriusan dan kejujuran saudara dalam pengisian angke ini
sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Untuk itu semua pertanyaan dan
pernyataan harap ditanggapi jangan sampai ada yang terlewat
Semarang, Mei 2011
Peneliti
Eko Sumardi
Kuesioner penelitian
Nama :……………………………
Kelas ;……………………………
Jenis Kelamin : …………………………..
Pertanyaan
1. Sebelum bersekolah di M. Ts ini apakah anda pernah mengaji di TPQ atau
Madrasah diniyah?
a. Pernah dan selalu c. Tidak pernah sama sekali
b. Pernah tapi jarang
2. Bisakah anda membaca Al Qur’an atau hadist?
a. Bisa dan lancer c. tidak bias sama sekali
b. Bias tapi sedang-sedang
3. Bisakah anda menulis teks/tulisan berbahasa arab ?
a. Bisa dan lancer c. tidak lancar sama sekali
b. Bisa tapi sedang-sedang saja
4. Atas kemauan siapa anda masuk MTs ?
a. Sendiri c. Orang tua/guru
b. Teman
5. Bagaimanakah perasaan anda di MTs?
a. Senang c. biasa-biasa saja
b. Tidak senang
6. Bagaimanakah minat anda terhadap pelajaran Qur’an hadist?
a. Senang c. Biasa-biasa saja
b. Tidak senang
7. Apa pendapat anda tentang pelajaran Qur’an Hadist?
a. Mudah c. biasa
b. Sulit
8. Apakah disekolahan anda sudah ada perpustakaan?
a. Sudah ada dan terawatt dengan baik c. belum ada
b. Sudah ada tetapi tidak terawat dengan baik
9. Bagaianakah buku-buku qur’an hadist yang tersedia di perpustakaan?
a. Lengkap c. tidak ada sama sekali
b. Ada tapi sedikit
10. Apakah anda mempunyai buku-buku cetak untuk pegangan pelajaran qur’an
hadist?
a. Punya dan lengkap c. tidak punya sama sekali
b. Punya sebagian
11. Apakah guru anda selalu hadir dan rajin mengajar?
a. Rajin c. kurang rajin
b. Cukup rajin
12. Secara umum, Bagaimana pendapat kamu mengenai cara penyampaian yang
digunakan oleh guru qur’an hadistmu?
a. Mudah diterima c. sulit diterima
b. Cukup
13. Bagaimana sikap guru bahasa qur’an hadistmu pada waktu mengajar?
a. Selalu mengikutsertakan murid secara aktif
b. Kadang-kadang mengikut sertakan murid
c. Tidak pernah sama sekali mengikut sertakan murid
14. Sebelum mulai pelajaran, apakah guru anda selalu mengadakan pertanyaan
baik mengenai pelajaran ayng telah dipelajari atau yang akan dipelajari?
a. Sering c. tidak pernah
b. Kadang-kadang
15. Ketika menjelaskan atau menyampaikan materi apakah guru qur’an hadist
anda menggunakan alat peraga/media?
a. menggunakan c. tidak pernah
b. Kadang-kadang
16. Apakah guru anda selalu memberikan pekerjaan rumah (PR)?
a. Sering c. tidak pernah
b. Kadang-kadang
17. Kapan guru anda memberikan ulangan/tes pelajaran qur’an hadist?
a. Setiap selesai mengajar c. sebulan sekali
b. Seminggu sekali
18. Bagaimanakah waktu yang tersedia untuk mata pelajaran qur’an hadist?
a. Banyak/luas b. cukup c. kurang
19. Pernahkah anda disuruh untuk menghafalkan ayat-ayat atau hadist oleh guru
anda di mata pelajaran qur’an hadist?
a. Pernah b. kadang c. tidak pernah
20. Apakah anda sering disuruh untuk menghafalkan kosa kata dari ayat-ayat
Alqur’an ataupun hadist?
a. Sering b. kadang-kadang c. tidak pernah
21. Pernahkah anda disuruh untuk menuliskan Al qur’an atau hadist?
a. Sering b. kadang-kadang c. tidak pernah
22. Pernahkah anda disuruh membaca teks hadist atau ayat-ayat al qur’an?
a. Sering b. kadang-kadang c. tidak pernah
23. Pernahkah anda disuruh untuk mencari maksuda dari teks hadist atau ayat-
ayat Al qur’an?
a. Sering b. Kadang-kadang c. tidak pernah
24. Pernahkah anda disuruh untuk mencari hukum tajwid?
a. Sering b. Kadang-kadang c. tidak pernah
25. Pernahkah anda disuruh untuk menerangkan hukum tajwidnya suatu ayat
atau potongan suatu ayat?
a. Sering b. Kadang-kadang c. tidak pernah
26. Ketika guru anda sedang menerangkan pelajaran,apa yang anda lakukan?
a. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh
b. Memperhatikan dengan sedang saja
c. Berbicara dengan teman
27. Apakah anda selalu bertanya kepada guru apabila ada materi pelajaran yang
belum jelas?
a. Ya dan sering
b. ya tapi kadang-kadang
c. berbicara dengan teman
28. Apakah anda menambah /belajar membaca Al qur’an seperti di Madrasah
diniyah atau TPQ ataupun privat dengan seseorang?
a. Sering b. Kadang-kadang c. tidak pernah
29. Faktor apakah yang mendorong anda mempelajari Al qur’an di dalam atau
diluar pelajaran sekolah?
a. Agar menguasai cara membaca Al qur’an
b. Agar lulus ujian/tes
c. Kewajiban setiap siswa
30. Menurut anda faktor apa yang paling mendukung anda untuk mempelajari
Al qur’an atau al hadist?
a. Metode penyampaian guru yang tepat
b. Seringya latihan membaca
c. Mengetahui ilmu tajwid dan Banyaknya kosa kata bahasa arab yang
dimiliki
31. Menurut anda faktor apa yang menghambat anda dalam mempelajari Al
qur’an?
a. Metode penyampaian guru yang kurang tepat
b. Kurangnya latihan membaca
c. Terbatasnya pengetahuan dalam membaca alqur’an/bahasa arab
Panduan Wawancara
1. Kepada Bapak Kepala MTs Muhammadiyah 3 Kunduran
Mengetahui : Penerimaan Siswa Baru, Asal Siswa.
2. Kepada Guru Bidang Studi Qur’an hadist
Mengetahui ; Keaktifan, Pemahaman tentang metode pembelajaran,
Metode yang digunakan, dan pelaksanaannya, kendala-kendala
pembelajaran
3. Kepada Waka Kurikulum
Mengetahui : Sejarah berdirinya M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran
4. Guru Mata Pelajaran umum
Mengetahui : Penggunaan media yang ada sebagai pembanding dengan
Mata Pelajaran qur’an hadist
Panduan Observasi
1. Letak geografis
2. Observasi kelas
a. Kondisi kelas
b. Langkah-langkah metode pembelajaran
c. Interaksi guru dengan siswa
3. Lingkungan
4. Faslitas yang ada
5. Struktur Organisasi
Panduan Dokumentasi
1. Visi dan Misi M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran
2. KTSP M. Ts Muhammadiah termasuk di dalamnya kurikulum (mata pelajaran)
JADWAL KEGIATAN PENULISAN SKRIPSI
No Rencana Kegiatan Rencana Pelaksanaan Ket
1 Pembuatan Proposal Awal Semester Genap
Tahun Pelajaran
2010/2011
2 Pencarian Data-data Bulan Januari sampai
bulan Mei
(secukupnya)
3 Pelaporan Minggu bulan ke 2
bulan juni
FORMAT WAWANCARA
No Pertanyaan Jawaban Responden
1. Menurut saudara Tahun
berapakah MTs ini berdiri ?
MTs Muhammadiyah ini berdiri tahun
1987.
2. Siapakah yang mendirikan
MTs ini?
MTs ini didirikan oleh Yayasan yang
dalam hal ini adalah Majlis Pendidikan
Dasar dan Menengah Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Kunduran.
3. Siapakah Tokoh Tokoh yang
ikut mendirikan MTs ini?
Tokoh – tokoh yang mendirikan MTs ini
tergabung dalam Panitia Pendirian MTs
Muhammadiyah Pimpinan Cabang
Muhammadiyah diantaranya adalah
Bapak H. Saman, bapak Bapak Sutrisno,
Bapak H. Supono, Bapak Mastur, Bapak
Ngastoyo dan Bapak Rabith, dari beliau –
beliau ada yang sudah Meninggal.
4. Bagaimana sejarah MTs ini
didirikan?
Sejarah berdirinya MTs ini adalah kondisi
masyarakat yang sangat membutuhkan
pendidikan agama maupun pendidikan
umum, disamping Pimpinan Cabang
Muhammadiyah melalui Majlis
Dikdasmennya mempunyai program untuk
mendidrikan sebuah sekolah atau
Madrasah terkait adanya wakaf dari
Bapak H. Anam, beliau adalah saudagar
kaya di Kecamatan Kunduran. Dengan
memohon ridlo Allah dan Sebagai amal
bakti Pimpinan Cabang Muhammadiyah,
Alhamdulillah dapatl berdiri MTs
Muhammadiyah 3 Kunduran, semoga
Kunduran, 30 Mei 2011
Pewawancara
Eko Sumardi
Keterangan :
1. Narasumber : Wakil Kepala bidang kurikulum
2. Tempat : Kantor Guru
3. Hari/ Tanggal : Senin, 30 Mei 2011
FORMAT WAWANCARA
No Pertanyaan Jawaban Responden
1
Apakah anda mengecek
kehadiran Guru di MTs ini
setiap hari
Ya
2
Apakah anda juga mengecek
Guru terkait dengan jam
pelajaran guru yang
bersangkutan?
Ya, saya mengecek guru-guru terkait
dengan tugasnya ketika mereka pas ada
jam terutama ketika waktu istirahat selesai
3
Apakah anda membuat aturan
ketika Penerimaan Peserta
Didik Baru dengan
mengadakan tes mandiri?
Tidak, kami tidak menggunakan tes masuk
4
Dari mana saja Peserta Didik
Baru, dari SD saja atau dari
MI?
Peserta Didik yang Baru, mereka berasal
dari sekolah SD juga MI.
5
Menurut anda apakah itu
mempengaruhi proses
pembelajaran terutama mata
pelajaran Pendidikan Agama
Islam?
Input anak sangat mempengaruhi dari
pada proses pembelajaran, khususnya
anak yang dari Sekolah umum atau SD di
dalam mengikuti pembelajaran di sekolah
ini mungkin agak kesulitan di mata
pelajaran PAI, yang salah satunya adalah
Qur’an hadist, hal itu dapat di tunjang
dengan mereka bersekolah sore di TPQ
atau di Madin. Guru-guru kami seperti Bu
Alifah juga mempersilahkan anak-anak
untuk belajar atau mengaji dirumahnya
sebagai penunjang.
6 Apakah itu salah satu wujud
usaha sendiri dari Bu Siti
Saya kira begitu.dari guru kami yang lain
juga mengikutsertakan anak-anak MTs
Mu’allifah? yang putri untuk mengikuti pengajian
Nasiayatul ‘Aisyiyah Bu Alif sendiri Ketua
NA,Bu Cholissoh sekretarisnya.
Kunduran, 1 Juni 2011
Pewawancara
Eko Sumardi
Keterangan :
1. Narasumber : Kepala MTs Muhammadiyah 3 Kunduran
2. Tempat : Ruang Kepala Madrasah
3. Hari/ Tanggal : Senin, 30 Mei 2011
FORMAT WAWANCARA
No Pertanyaan Jawaban Responden
1.
Apakah kepala madrasah
mengecek kehadiran anda di
Madrasah?
Ya, kadang beliau bertanya apakah tidak
masuk kuliah? Begitu kadang beliau
bertanya
2.
Sebagai salah satu seorang
guru mata pelajaran umum
Keterampilan, kesenian dan
Pendidikan Jasmani dan
kesehatan bagaimanakah
fasilitas di MTs ini?
Fasilitas disini cukup lumayan, saya
kadang menggunakan Proyektor untuk
menampilakn yang terkait dengan
pelajaran saya, terutama jenis tari tarian,
dan untuk Penjas saya sering mengajak
untuk praktik disamping pembelajaran di
kelas.
3.
Sebagai pembanding Dalam
penelitian saya yang
berhubungan dengan Metode
Guru Qur’an Hadist dan erat
kaitannya serta prasarana
yang ada di MTs ini, Terkait
dengan metode pembelajaran,
apa saja metode yang anda
gunakan?
Saya menggunakan ceramah nanti
digabung dengan media audio visual
seperti laptop milik saya ini (sambil
menutupj laptop yang ada di depannya
dan memasukan ke tas yang ada di
belakang punggungnya ) di gabung
dengan subwoofer, atau proyektor yang
menekankan gambar-gambar tentang tari-
tarian,kemudian ada juga media – media
yang lain ada organ, dan lain-lain, Selain
itu saya juga memandu anak-anak untuk
berdiskusi dengan panduan yang terus
menerus selam proses karena menurut
saya juga berkaitan dengan input masuk
anak, serta tak jarang juga saya
menekankan anak-anak untuk bertanya
(menurut peneliti adalah metode Tanya
jawab), bahkan saya bilang dihadapan
anak-anak untuk bertanya, carilah
pertanyaan yang kira-kira saya tidak bisa
menjawab, maka saya akan berusaha
untuk mencarikan jawaban buat kalian.
Kunduran, 4 Juni 2011
Pewawancara
Eko Sumardi
Keterangan :
1. Narasumber : Guru Mapel Umum
2. Tempat : Ruang Guru
3. Hari/ Tanggal : Senin, 4 Juni 2011
FORMAT WAWANCARA
No Pertanyaan Jawaban Responden
1 Apakah anda Selalu hadir
dalam Pelajaran anda ?
Ya, apabila tidak ada halangan yang
berarti
2 Apakah anda menaati
perintah atasan anda
Ya menaatinya sepanjang semampu saya
dan sepanjang tidak dalam mendurhakai
Allah SWT.
3 Menurut saudara apakah itu
metode?
Metode adalah cara atau jalan yang
dilalui ketika kita mengiginkan sesuatu
atau tujuan.
4 Menurut saudara apakah
metode pembelajaran?
Metode pembelajaran adalah cara atau
jalan agar anak-anak itu belajar. Baik
belajar sendiri, berkelompok dan saya
sebagai fasilitasnya agar anak-anak dapat
mengetahui dari materi-materi yang sudah
di atur dari Kementrian Agama yaitu
lewat SK dan KD.
5
Dari keterangan anda tadi
mengenai metode, menurut
anda apa saja metode itu?
Karena setiap anak itu berbeda
kemampuan dan cara belajarnya, maka
ada beberapa metode yaitu metode
ceramah, diskusi, ada demonstrasi, Tanya
jawab,membaca, menulis, menghafal dan
cerita.
6 Apakah ada lagi? Ada lagi Yaitu yang sekarang lagi ngetop
di buku Paikem karangan pak Ismail.
7
Menurut anda apa saja
metode yang anda pakai
dalam pembelajaran qur’an
hadist?
Saya memakai beberapa metode ceramah,
hafalan, membaca, menulis, dan diskusi.
Bagimanakah penerapan Penerapan metode ceramah yang saya
8
metode itu dalam
pembelajaran anda?
lakukan adalah saya
menyampaikan/menerangkan kepada anak
didik tentang materi ini, saya sering
menggunakan metode ini karena pelajaran
qur’an hadist adalah pelajaran yang
banyak menerangkan dan mengulas
dengan sebenar-benarnya, selama ini
seperti materi tajwid yang ada di
semester satu dan dua, juga penerapan
surat-surat pendek yang ada didalamnya
harus membaca terlebih dahulu dan
diterangkan baru kemudian anak-anak.
Saya juga pernah dengan menggunakan
proyektor karena saya punya File tentang
Tajwid dan juga kadang saya
perdengarkan kepada mereka qiroat
surat-surat pendek, saya punya filenya di
laptop saya. Tapi penggunaan seperti itu
juga agak ribet lebih mudah dengan alat
bundar tajwid atau langsung saja saya
menuliskannya di papan tulis kemudaian
saya terangkan bacaanya dan dibaca
bersama-sama.
9 Kemudian bagaimana metode
hafalan diterapkan?
Metode ini saya terapkan ketika saya telah
menyelesaikan suatu materi, contoh di
semester kedua ada Surat al Humazah
maka di akhir pembelajaran anak-anak
saya tekankan unutk menghafalkannya
yang suatu saat akan saya jadikan nilai
tugas.
10 Apakah juga termasuk kosa
kata dari surat-surat tersebut?
Saya tidak mengharuskan kosa katanya
tetapi suatu rangkaian kalimat/perayat
dan seluruh ayat dalam surat tersebut.
9 Juga termasuk hadist?
Hadist juga saya suruh untuk
menghafalkannya, coba saja lihat SK/KD
dalam buku Cetak dari Mediatama (sambil
membuka halaman 5 romawai) disitu
tertulis untuk dihafal. Sedangkan surat-
surat anak-anak lumayan sudah banyak
yang hafal. Sebetulnya metode menghafal
erat kaitannya dengan menulis dan juga
membaca, karena kan urutannya menulis
kemudian dibaca baru dihafalkan atau
bias juga dibaca dahulu kemudaian ditulis
baru dihafalkan.begitu (sambil
tersenyum)
11
Terkait dengan metode
menulis, membaca dan
diskusi bagaiman?
Ya kalo menulis itu adalah saya menyuruh
anak untuk menyalin atau menulis di buku
masing-masing tentang ayat ataupun
hadist. Untuk metode membaca saya
terapkan ada yang membaca sendiri juga
ada yang klasikal, membaca klasikal ini
lebih cenderug kalo boleh saya katakana
seperti membaca keras (reading aloud)
dengan bacaan yang sama kemudian
dibaca bersama-sama. Membaca keras ini
saya terapkan dan salah satunya saya
mengetahui jika ada siswa yang diam
karena tidak bisa maka dia akan belajar
dari yang teman laen yang membaca itu.
Itupun saya suruh mereka untukmembaca
berulang-ulang.
Metode diskusi kadang saya terapkan kalo
materinya menuntut untuk mecari
kandungan di suatu ayat atau hadist,
kadang saya terapkan metode ini dengan
cara anak semeja (karena meja panjang
untuk dua anak) atau teman dua meja jadi
satu kelompok kadang sebanyak empat
orang.
12
Apakah anda menggunakan
satu metode dalam satu kali
pertemuan?
Saya sering mengkombinasikan contohnya
metode membaca dan menulis, atau
ceramah dengan membaca.
13
Apakah metode tersebut
sesuai dengan tujuan
Pembelajaran qur’an hadist
Permenag No. 2 Tahun 2008?
Saya kira sesuai, SK dan KD yang
dijadikan acuan saya mengajar itukan
yang dijadikan dirangkum dengan SK KD
kelas VII, IX untuk tujuan Pembelajaran
secara umum yang dijadikan tujuan
secara menyeluruh pembelajaran di
Madrasah secara Nasional . Pendek kata
khususnya yang untuk kelas VIII menurut
saya sesuai..
13.
Menurut anda bagaimana
efektifitas pembelajaran
dilihat dari metode yang anda
gunakan?
Menurut saya penggunaan metode yang
sesuai dengan materi saat pembelajaran
adalah efektif, selain itu juga perlu
diperhatikan kemampuan input siswa
karena bagaimanapun pembelajaran itu
juga memperhatikan faktor dari siswa
yaitu kemampuan anak, karena
kemampuan anak itu berbeda antara yang
satu dengan yang lain
14.
Menurut anda faktor apakah
pendukung dan penghambat
pelaksanaan pembelajaran
qur’an hadist di kelas VIII
MTs ini?
Menurut saya faktor pendukungnya
adalah Guru yang menguasai materi serta
penyampaiannya, letak jauh dari
keramaian, Suasana yang kondusif,
faktor anak yang dari MI atau yang ikut
privat Ngaji di rumah atau di TPQ dan
lagi kebiasaan tadarus dan membaca juz
‘amma di pagi hari mendukung
pembelajaran qur’an hadist . sedangkan
penghambatnya adalah kemapuan yang
berbeda-beda, buku penunjang belum
cukup banyak, fasilitas sekolah terbatas
Kunduran, 4 Juni 2011
Pewawancara
Eko Sumardi
Keterangan :
1. Narasumber : Guru Qur’an hadist, Ibu Siti mu’allifah, S.Ag
2. Tempat : Di rumah dilanjutkan di Ruang Guru
3. Hari/ Tanggal : Jum’at-sabtu,3- 4 Juni 2011
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Eko Sumardi
NIM : 093111240
TTL : Magelang, 27 Mei 1986
Fakultas/jurusan : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam (PAI)
Alamat Rumah : Desa Gagaan, RT.04 RW.01 Kecamatan Kunduran
Kabupaten Blora
Riwayat Pendidikan
1. SD N 012 Batu Ampar Lulus Tahun 1998
2. SMP Hutani Lestari Lulus Tahun 2001
3. SMA Muhammadiyah 1 Blora Lulus Tahun 2004
5. IAIN Walisongo Lulus Tahun 2011
Semarang, 15 Juni 2011
Eko Sumardi
NIM : 093111240