20

Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id
Page 2: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

ProcedingSeminar Nasional Biotik 2016

Pendidikan Berbasis Bio-Enterpreneurship dalam Mempersiapkan Sumber DayaManusia pada Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

Page 3: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak CiptaLingkup Hak CiptaPasal 2:1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk

mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatissetelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturanperundangundangan yang berlaku.

Ketentuan PidanaPasal 72:1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan per buatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana denganpidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda palingsedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh)tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, ataumenjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atauHak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjarapaling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratusjuta rupiah).

Page 4: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

Proceding Seminar Nasional

BIOTIK 2016“ Pendidikan Berbasis Bio-Enterpreneurship dalam Mempersiapkan Sumber Daya Manusia pada Era Masyarakat

Ekonomi Asean (MEA)”

Editor

Sri Mulyani Endang SusilowatiKarman

Yon VitnerDebby A. J. Selanno

Fakhri YacobMursito SB

Roni KoneriMudatsir

Universitas Negeri SemarangUniversitas Negeri MataramInstitut Pertanian BogorUniversitas PattimuraUniversitas Negeri Islam Ar-RaniryUniversitas TadulakoUniversitas Sam RatulangiUniversitas Syiah Kuala

Layout & Sampul

Safryadi A

Page 5: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)CopyRight©2016 FTK Ar-Raniry Press, All Right Reserved

PO. 978.5-9

Proceding Seminar Nasional Biotik 2016“Pendidikan Berbasis Bio-Enterpreneurship dalam Mempersiapkan Sumber Daya

Manusia pada Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)”

Editor: Sri Mulyani Endang Susilowati, dkk.Desain & Layout: Safriyadi A.

ISBN: 978-602-18962-9-7

Diterbitkan oleh:

FTK Ar-Raniry Press(Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry)

Brkerjasama dengan:

Prodi Pendidikan Biologi (PBL) FTK UIN Ar-Raniry

Redaksi:Jln. Syech Abdur Rauf, Kopelma Darussalam, Banda Aceh,

Aceh-IndonesiaKode Pos: 23111

Telp.: (0651) 7551423/ 0813-75-018656E-mail: [email protected]

Website: tarbiyah.ar-raniry.ac.id

Cetakan Pertama: Mei 2016ISBN: 978-602-18962-9-7

Hak cipta dilindungi Undang-undang.Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan

dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.

Page 6: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

i

KATA PENGANTAR

uji syukur kehadhirat Ilahi Rabbi yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry, telah

dapat menyukseskan seminar nasional tahunan pada tanggal 3 Mei 2016 di auditorium Ali

Hasjmy. Pendidikan Berbasis Bio-Entrepreneurship dan Pelestarian Sumber Daya Alam

Hayati Dalam Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Pada Era Masyarakat Ekonomi Asean(MEA) merupakan tema yang diusung pada Seminar Nasional Biotik tahun ini, dengan harapan

dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman insane akademik akan pentingnya pengetahuan dan

ketrampilan entrepreneur berbasis biologi (Bio-entrepreneurship).

Terselenggaranya seminar nasional kali ini berkat kerjasama dari berbagai pihak, terutama

para keynote speakers: Dr. Hari Sutrisno dari Research Centre for Biology-LIPI, membahas tentang

“Peran Ilmu Dasar Biosistematika Pada Era Bioteknologi, Jennifer Draiss dari Sumatran Orangutan

Conservation Programm (SOCP), pakar Ekologi Tumbuhan Dr. Djufri, M.Si dan Ir. Khairullah dari

Universitas Syiah Kuala, masing-masing membicarakan “Potensi Padang Rumput (Grassland)

sebagai Peluang Usaha Prosfektif yang Belum dimanfaatkan Secara Optimal” dan "PeluangEntrepreneur Dalam Pengembangan Pertanian Berbasis Sumber Daya Manusia dan Lingkungan

(Budidaya Jamur Merang). Keynote speaker lainnya yaitu Dr. Chumidach Roini dari Universitas

Kairun Ternate, mendiskusikan “Pemberdayaan Potensi Entrepreneurship Mahasiswa Pendidikan

Biologi melalui Pembelajaran Kontektual Berbasis Keunggulan Lokal Daerah”.Seminar Nasional Biotik 2016 ini mendapat perhatian dari berbagai perguruan tinggi dan

instansi terkait melalui partisipasi aktif dalam seminar sesiparalel yang berjumlah 61 makalah dan

350 partisipan non-pemakalah, berasal dari dosen, peneliti, paraguru sekolah/madrasah dan

mahasiswa (strata 1, 2, 3) diantaranya: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Pertanian,

Fakultas Kelautan dan Perikanan, dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Syiah Kuala, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ubudiyah, Universitas

Muhammadiyah, Universitas Serambi Mekkah, Universitas Gunung Leuser Aceh Tenggara, Dinas

Pertanian, Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara, Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Melalui Seminar

Nasional Biotik ini akan terjalin kerjasama antar lembaga pendidikan, penelitian dan instansi terkait

dalam mengembangkan potensi entrepreneur mahasiswa dengan memanfaatkan sumber daya alam

melalui bioteknologi.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung

terselenggaranya seminar ini, khususnyapara keynote speakers dan pemakalah sesi paralel serta

partisipan, yang dengan ikhlas telah berbagi pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman mereka.

Terima kasih juga dihaturkan kepada Sumatran Orangutan Conservation Program, PT Lafarge

Cement Indonesia, dan para donator lain yang turut menyukseskan seminar ini.

Page 7: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

ii

Penghargaan dan terima kasih atas kerja keras panitia dan dukungan para pimpinan Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry sehingga seminar ini berjalan seperti yang direncanakan.

Semoga Allah melipatgandakan ganjaranNya, amiiin ya rabbal‘alamin.

Banda Aceh, 3 Mei 2016Ketua Program Studi Pendidikan BiologiFakultasTarbiyahdan Keguruan UIN Ar-Raniry,

Dra. Nursalmi Mahdi, M.Ed.StNIP. 19450223 198503 2 001

Page 8: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................. iDAFTAR ISI ............................................................................................................................................. iiiUCAPAN TERIMA KASIH.................................................................................................................. viii

MAKALAH UTAM A

1. Peran Ilmu Dasar Biosistematika pada Era BioteknologiHari Sutrisno ................................................................................................................................... 1

2. Potensi Padang Rumput (Grasland) Sebagai Peluang Usaha Prospektif BelumDimanfaatkan Secara OptimalDjufri ................................................................................................................................................. 6

3. Memberdayakan Potensi Entrepreneurship Mahasiswa Pendidikan Biologi MelaluiPembelajaran Kontekstual Berbasis Keunggulan Lokal DaerahChumidach Roini ........................................................................................................................... 20

MAKALAH PARALELE K O L O G I

4. Analisis Morfologi Cangkang Neritidae di Ekosistem Mangrove Sungai ReulengLeupung Kabupaten Aceh BesarM. Ali S & Asril Mursawal........................................................................................................... 25

5. Jenis Rhopalocera Pada Beberapa Tipe Habitat di Pulo Breueh Kabupaten Aceh BesarAzimah, Ibtihal Maghfirah, Wiwis Maria & Samsul Kamal ................................................ 31

6. Komposisi Jenis dan Kepadatan Porifera di Kawasan Konservasi Perairan SublitoralRinon Pulo Breuh Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh BesarFastawa, Zakiyul Fuad & Fannia Hidayati ............................................................................. 34

7. Kepadatan Plankton di Hulu Sungai Krueng Raba Kecamatan Lhoknga Kabupaten AcehBesarMimie Saputri, M. Ali S & Rendi Aditya................................................................................... 37

8. Karakteristik Spesies Karang di Perairan Pulo Breuh Aceh BesarElita Agustina, M. Aria Mardiansyah, Muhammad Doudi & Sahibul Annas ................. 43

9. Upaya dan Peran Serta Masyarakat dalam Menanggulangi Konflik Manusia-Gajah(Elephas Maximus Sumatranus) di Provinsi AcehKaniwa Berliani, Hadi S. Alikodra, Burhanuddin Masy’ud & Mirza Dikari Kusrini .... 49

10. Dampak Pengalihan Lahan Mangrove Terhadap Keanekaragaman Benthos diKecamatan Jaya Baru Kota Banda AcehFitria Ulfa, M. Ali S & Abdullah ................................................................................................ 57

11. Spesies Ikan Karang di Zona Sublitoral Perairan Rinon Pulo Breuh Aceh BesarSri Hasmaya Rizka, Maulidar Wati, Juni Mulia Dewi & Firman Rija Arhas ................. 64

Page 9: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

iv

12. Jenis-Jenis Collembola di Kawasan Rinon Pulo AcehAnsari, Awawin Imamah Akhyar, Nurmi & Firman Rija Arhas ........................................ 68

13. Cadangan Karbon pada Tumbuhan Hutan Kota Banda AcehNurdin Amin .................................................................................................................................... 71

14. Stok Karbon Pohon di Kawasan Rinon Pulo Breuh Aceh BesarMaulida, Farhaton, Hera Dini & Muslich Hidayat ............................................................... 81

15. Tumbuhan Berguna di Kecamatan Lembah Seulawah, Provinsi AcehIqbar, Masykur & Rindayu Putri................................................................................................ 85

16. Jenis Tumbuhan Sebagai Obat Penyakit Diabetes Mellitus pada Masyarakat RundengKota SubulussalamHasanuddin & Kusyanti ............................................................................................................... 95

17. Analisis Kualitas Tanah dan Upaya Mitigasi Bencana Hidrologis di Sub DAS KruengJreue Aceh BesarHelmi, Hairul Basri, Sufardi & Helmi ...................................................................................... 101

18. Kajian Kuantifikasi Simpanan Karbon pada Hutan Kota Putroe Phang Kota Banda AcehSebagai Referensi Mata Kuliah Ekologi dan Masalah LingkunganNur’aini, Elita Agustina & Samsul Kamal ............................................................................... 109

BIODIVERSITAS

19. Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis Raffles) di Kawasa MercusuarWilliam Torent III Meulingge Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh BesarAnita, Ikhmatal Murdi, Lia Safwani & Hedriansyah ............................................................ 115

20. Populasi Serangga Pohon di Kawasan Rinon Pulo Breuh, Kabupaten Aceh BesarAzhari, Susi Mulyanti, Yusra & Najmul Falah ....................................................................... 119

21. Kemiripan Serangga Nocturnal pada Beberapa Warna Lampu Perangkap Jebak diKawasan Rinon Pulo Breuh, Aceh BesarCut Nanda Mutia, Dessri Wahyuni, Soraya Ulfah & Najmul Falah.................................. 122

22. Keanekaragaman Serangga pada Perdu di Kawasan Rinon Pulo Breuh Kabupaten AcehBesarIndri Yetti, Nailul Muna, Novia Vivi Yanti & Syukriah ........................................................ 126

23. Keanekaragaman Burung pada Beberapa Tipe Habitat di Desa Rinon Kecamatan PuloAceh Kabupaten Aceh BesarJuliana, Rahliana, Selli Yudini & Samsul Kamal .................................................................. 130

24. Keanekaragaman Serangga Nokturnal di Kawasan Hutan Sekunder Rinon Pulo BreuhAceh BesarLisa Fatmala, Safiratul Fithri, Vera Purnama & Najmul Falah ........................................ 136

25. Keanekaragaman Tumbuhan Herba di Kawasan Hutan Sekunder Desa RinonKecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh BesarMarhamah, Nessi Maisuri, Salwinda & Rosita ....................................................................... 139

26. Keanekaragaman Insekta Permukaan Tanah Diurnal di Kawasan Rinon KecamatanPulo Aceh Kabupaten Aceh BesarMaulita Anggraini, Musriana, Salfina & Rosita..................................................................... 143

Page 10: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

v

27. Keanekaragaman Vegetasi Pohon di Kawasan Hutan Sekunder Desa Rinon KecamatanPulo Aceh Kabupaten Aceh BesarRahmiati, Ria Suwarni, Tya Zhafira & Muslich Hidayat ..................................................... 147

28. Keanekaragaman Plankton di Zona Litoral Perairan Rinon Pulo Breuh Kecamatan PuloAceh Kabupaten Aceh BesarRizqi Ferdina, Nurfatia Ozana, Khairun Nisa & Firman Rija Arhas................................ 150

29. Populasi Serangga Permukaan Tanah Dirunal pada Bitop Terdedah dan Ternaung diDesa Rinon Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh BesarWita Rezatinur, Nuril Ilma, Lya Meryanti & Rosita .............................................................. 154

30. Keanekaragaman Serangga pada Perdu di Kawasan Pesisir Desa Rinon Pulo BreuhKabupaten Aceh BesarLiza Sasmita Sari, Rizki Rahma Putri & Sumiati ................................................................... 158

31. Populasi Cacing Tanah di Hutan Sekunder Kawasan Rinon Kecamatan Pulo AcehKabupaten Aceh BesarArdimansyah, Irfa Hasliati Agusmira Ch, Nurul Ramzani & Nur’aini ............................ 163

32. Keanekaragaman Burung di Kawasan Pesisir Rinon Pulo Breuh Kabupaten Aceh BesarMauiza Ridki, Ulfira, Sultia Linika Sari & Samsul Kamal .................................................. 167

33. Keanekaragaman Jenis Burung Predator Serangga di Kawasan Hutan Sekunder RinonPulo AcehSamsul Kamal ................................................................................................................................. 173

34. Keanekaragaman Tumbuhan Mangrove di Gampong Pande Kecamatan Kuta Raja KotaBanda AcehMuslich Hidayat ............................................................................................................................. 180

35. Keanekaragaman Gastropoda di Zona Litoral Kawasan Rinon Pulo Breuh KabupatenAceh BesarCut Pah Nurul Asiah, Muhammad Nazar, Sarmiyati & Samsul Kamal............................ 186

BIOLOGI STRUKTUR DAN FUNGSI

36. Perbandingan Dosis Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Dalam MemperbaikiNekrosa Sel Beta Pankreas pada Tikus Hiperglikemik di LaboratoriumQurratu Aini, Mustafa Sabri & Samingan ............................................................................... 189

37. Perubahan Struktur Makroskopis Hati dan Ginjal Mencit yang Diberi Ekstrak BatangSipatah-Patah (Cissus Quadrangula Salisb.)Ria Ceriana & Widya Sari............................................................................................................ 196

38. Pengaruh Pupuk Cair Ampas Tebu (Saccharum officinarum) Terhadap Perbintilan danPertumbuhan Vegetatif Kedelai (Glycine Max (L) Merrill)Wardiah, Supriatno, Hilmawati Rizki & Agam Ihsan Hereri .............................................. 203

39. Pengaruh Dosis Kompos Limbah Bubuk Kopi dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhandan Hasil Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.)Jauhar Fuadi, Elly Kesumawati & Erita Hayati..................................................................... 211

40. Karakteristik Warna Sorus Tumbuhan Paku di Kawasan Gunung Paroy KecamatanLhoong Kabupaten Aceh BesarAinol Mardiyah, Hasanuddin & Eriawati ................................................................................ 220

Page 11: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

vi

41. Karakteristik Morfologi Padi yang Mengalami Kekeringan pada Berbagai FaseCut Nur Ichsan, Muhammad Fadhly & Bakhtiar .................................................................. 229

42. Ketahanan Pangan: Suatu Analisis Kecukupan Energi dan Protein Terhadap KebutuhanRumah Tangga Petani di Kabupaten Gayo LuesSiti Wahyuni & Teuku Fauzi....................................................................................................... 236

BIDANG GENETIKA DAN MIKROBIOLOGI

43. Inventarisasi dan Koleksi Insitu Sumberdaya Genetik Tanaman Spesifik Aceh di KebunBalai Pengkajian Teknologi Pertanian, Banda AcehDidi Darmadi & Iskandar Mirza................................................................................................. 244

44. Pengaruh Tembakau Dalam Medium Kultur Terhadap Jumlah Turunan Lalat Buah(Drosophila melanogaster)Lina Rahmawati, Jamaluddinsyah & Eriawati ....................................................................... 252

45. Keanekaragaman Fungi Mikoriza Arbuskula di Rizosfer Beberapa Varietas Jagung padaInseptisolFikrinda, Syafruddin, Supardi & Rina Sriwati........................................................................ 259

46. Pengaruh Jenis dan Dosis Bahan Organik pada Entisol Terhadap Total MikroorganismeTanah dan Aktivitas Mikroorganisme (Respirasi) Tanah pada Rhizosfer KedelaiKarnilawati, Yusnizar & Zuraida ............................................................................................... 266

47. Isolasi dan Identifikasi Jamur pada Proses Pembuatan Pliek URivan Rinaldi, Samingan & Iswadi............................................................................................ 273

48. Jenis-Jenis Spora Mikoriza di Kawasan Rinon Pulo Breuh Aceh BesarLia Ulfa, Nidawati, Susi Darmayanti & Muslich Hidayat .................................................... 281

49. Pengendalian Penyakit Blas yang Disebabkan Oleh Cendawan Patogen Pyriculariagrisea dengan Aplikasi Bakteri pada Tanaman Padi (Oriza sativa) Var. Inpari 15Hendrix Indra Kusuma, Zuraidah & Samsul Kamal ............................................................. 286

50. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)Terhadap Bakteri Staphylococcus aureusMerie Afinizar, Nursalmi Mahdi & Zuraidah ......................................................................... 293

51. Daya Hambat Bakteri Terhadap Cendawan Patogen Pyricularia grisea PenyebabPenyakit Blas pada Tanaman Padi Varietas CiherangMarjulia Ukhra, Zuraidah & Dewi Andayani ......................................................................... 301

52. Pengaruh Kombinasi Substrat Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Serbuk Gergajiuntuk Mempercepat Pertumbuhan Tubuh Buah Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)Yunizar Hendri ............................................................................................................................... 310

BIDANG BIOEDUKASI DAN PTK

53. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together TerhadapHasil dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas VII SMPN 1 Montasik Aceh BesarEriawati ............................................................................................................................................. 316

Page 12: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

vii

54. Minat Mahasiswa Te rhadap Mata Kuliah Pilihan Berorientasi Wirausaha di ProgramStudi di Program Studi BiologiEva Nauli Taib ................................................................................................................................. 325

55. Penerapan Model Pembelajaran Project-Based Learning (PJBL) Terhadap BerpikirKritis, Hasil Belajar dan Motivasi Siswa pada Materi Ekosistem di SMA Negeri 1Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh BesarTria Maulida, Ismul Huda & M. Ali S ..................................................................................... 330

56. Analisis Kemampuan Peserta Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalamWorkshop Subject Specific pedagogy (SSP) di FKIP UNSYIAHCut Nurmaliah ................................................................................................................................ 334

57. Tuntutan BSCS pada Pembelajaran Biologi Sebagai Upaya Mempersiapkan GenerasiBio-Enterpreneurship dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEANSuraihana Mutia ............................................................................................................................ 339

58. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) antara Harapan dan Tantangan dari Sudut PandangPendidikanYusran............................................................................................................................................... 345

59. Pengaruh Model Melalui Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD)Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Reproduksi Manusia di SMA Negeri 8Banda AcehKhairil & Cut Nurmaliah ............................................................................................................. 351

60. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Pencemaran Lingkungan Melalui ModelProject Based LearningFatemah Rosma .............................................................................................................................. 356

61. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Pemanfatan Media Alami padaSub Materi Invertebrta di Mas Babun Najah Banda AcehMiftahul Khairi, M. Ali S & Abdullah....................................................................................... 362

62. Analisis Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa PPL Fakultas Tarbiyah danKeguruan Uin Ar-Ranirybanda Aceh (Studi Deskriptif Kegiatan PPKPM)Nurasiah........................................................................................................................................... 367

Page 13: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016 ISBN: 978-602-18962-9-7

203

PENGARUH PUPUK CAIR AMPAS TEBU (Saccharum officinarum) TERHADAPPERBINTILAN DAN PERTUMBUHAN VEGETATIF

KEDELAI (Glycine max (L) Merrill)

Wardiah1), Supriatno2), Hilmawati Rizky3) dan Afgan Ihsan Hereri4)

1,2,3)Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh4)Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Email: [email protected]

ABSTRAK

Bintil akar kedelai merupakan tempat fiksasi Nitrogen, senyawa yang diperlukan padapertumbuhan kedelai. Ampas tebu merupakan sumber sukrosa dan senyawa yang diperlukan dalampembentukan bintil akar dan pertumbuhan tanaman tersebut. Penelitian ini bertujuan bertujuanuntuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair ampas tebu terhadap perbintilan danpertumbuhan vegetatif kedelai.Metode penelitian adalah eksperimen dengan pola Rancangan AcakLengap (RAL) dengan lima perlakuan dan lima ulangan. Konsentrasi pupuk cair ampas tebu yangdigunakan adalah 0 %, 25 %, 50 %, 75 %, dan 100 %. Metode Analisis data yang digunakan adalahsidik ragam ANAVA dengan uji lanjut Duncan. Parameter yang diukur terdiri dari jumlah bintilakar efektif, tinggi batang (cm), jumlah daun (helai), dan berat kering kedelai (gram). Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair ampas tebu berpengaruh nyataterhadap tinggi batang dan jumlah daun pada umur kedelai 21 HST dan 28 HST serta terhadapjumlah bintil akar efektif. Hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian pupuk organik cair ampastebu berpengaruh terhadap kedelai, dan pertumbuhan terbaik kedelai ditemukan pada perlakuanpemberian pupuk organik cair ampas tebu 50%.

Kata Kunci: Bintil Akar, Pertumbuhan Vegetatif, Kedelai, dan Apas Tebu

PENDAHULUANebu (Saccharum officinarum) adalahjenis tanaman rumput-rumputan yangmemiliki umur kurang lebih mancapai

satu tahun, tebu merupakan bahan baku dalampembuatan gula (Wikana dan Lautloly, 2008).Hasil pembuatan gula dari tanaman tebumenghasilkan limbah yang menyebabkanpencemaran bagi lingkungan. Limbah daripenggilingan tebu dapat digolongkan menjadi 3macam yaitu limbah cair, limbah gas danlimbah padat. Limbah cair yang dihasilkanadalah air bekas kondensor, air cucian dan tetestebu. Limbah gas yang dihasilkan berupa asapcerobong dan bau dari sisa ampas tebu. Limbahpadat dari tebu berupa abu ampas tebu dari sisapembakaran dan ampas tebu (sugar canebagasse) yang berbentuk serat dari hasilpenggilingan (Wikana dan Lautloly, 2008).

Komposisi kimia pada ampas tebusebagian besar mengandung lignocellulose,panjang seratnya antara 1,7 mm sampai 2 mm

dengan diameter sekitar 20 mikro. Ampas tebumengandung air 48 – 52%, gula rata-rata 3,3%dan serat rata-rata 47,7% (Anwar dalamKusuma, 2009). Komposisi kimia yang dimilikiampas tebu tersebut masih dapat dimanfaatkanbagi kehidupan dan lingkungan, salah satunyaadalah sebagai pupuk organik cair. Kandungan3,3% gula yang terdapat pada ampas tebu dapatdimanfaatkan sebagai salah satu sumberkarbohidrat yang sangat dibutuhkan olehtumbuhan kacang-kacangan dalampembentukan bintil akar dan pertumbuhantanaman. Sukrosa adalah bentuk karbohidratyang umum dan banyak diangkut khususnyapada tumbuhan kacang-kacangan (Salisbury danRoss, 1995). Salah satu cara untukmembuktikan ampas tebu dapat dimanfaatkansebagai sumber karbohidrat dalam pembentukanbintil akar dan pertumbuhan kacang-kacangan,maka ampas tebu dapat diolah menjadi pupukorganik cair.

Page 14: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

204 Wardiah, dkk.

Penggunaan pupuk organik cair ampastebu diharapkan dapat memudahkanpengaplikasian dan penyerapan unsur hara yangterdapat di dalam pupuk cair organik olehtanaman (Siboro, dkk, 2013). Selain itu, pupukorganik cair ini juga diharapkan dapatmendorong dan meningkatkan pembentukanklorofil dan bintil akar pada kedelai, dan jugamerangsang pertumbuhan cabang (Suryati,2014).

METODE PENELITIANPendekatan, Jenis, dan Rancangan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalampenelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.Jenis penelitian ini adalah Eksperimentaldesign, dengan menggunakan Rancangan AcakLengkap (RAL) dengan perlakuan pupukorganik cair ampas tebu yaitu P1 (0 % pupukorganik cair ampas tebu (kontrol), P2 (25 %pupuk organik cair ampas tebu), P3 (50 %pupuk organik cair ampas tebu), P4 (75 %pupuk organik cair ampas tebu), P5(100 %pupuk cair ampas tebu). Setiap perlakuandiulang sebanyak lima kali. Jumlah volumepenyiraman masing-masing konsentrasi pupukorganik cair ampas tebu terhadap tanamansebanyak 120 ml, volume tersebut diperolehberdasarkan hasil konversi dari kandungan C-organik antara pupuk kompos dengan pupukorganik cair (Wardiah dkk., 2015).

Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di Syiah Kuala

University Farm Research Station 2 Ie Se’umAceh Besar pada bulan Februari sampai denganJuli 2015.

Alat dan Bahan PenelitianAlat yang digunakan antara lain cangkul,

meteran pita, Kamera Digital Merk Asus, gelaskimia, timbangan digital dengan ketelitian 0,001gram, corong, dan kain penyaring. Bahan yangdigunakan benih kedelai Varietas Anjasmoro,tanah liat berpasir, polybag ukuran 10 kg, ampastebu, dedak padi, EM4, air cucian beras, fesersapi segar, Qurater, dan Decis.

Prosedur Penelitian1. Pembuatan Pupuk Organik Cair Ampas Tebu

Pupuk organik cair ampas tebu dibuatberdasarkan Wardiah dkk (2015) yaitu ampastebu segar dipisahkan dari kulit keras, dicacahdan ditimbang sebanyak 6 kg. Feses sapisebanyak 3 kg dan dimasukkan dalam ember.Secara terpisah, dicampurkan EM4 sebanyak 10ml kedalam 40 liter air, kemudian ditambahdengan 10 liter air beras dan diaduk hinggahomogen kembali. Campuran homogen tersebutdimasukkan ke dalam ember yang berisi feses 3kg dan ditambahkan dedak padi dan diadukhingga homogen. Ampas tebu sebanyak 6 kgdan diaduk kembali hingga benar-benarhomogen, kemudian dipindahkan ke wadah danditutup rapat. Fermentasi dilakukan selama 20hari. Setiap seminggu sekali dilakukanpemeriksaan terhadap pupuk cair ampas tebu.Jika sudah tercium bau asam, warna pupuk telahmenjadi coklat dan tidak terdapat ulat dalampupuk dan tidak tercium lagi bau feses, makapupuk cair sudah siap untuk disaring. Kemudiandilakukan analisis untuk mengetahui kandunganpupuk cair ampas tebu tersebut.

2. Penyiapan Media TanamTanah liat berpasir dikeringanginkan

selama 24 jam, kemudian ditimbang sebanyak 8kg dan dimasukkan ke dalam polybag kemudiandiletakkan pada area penelitian, selanjutnyatanah tersebut disirami air sebanyak 250 mlsebelum dilakukannya penanaman kedelai.

3. Penyiapan Bibit, Pengendalian Hama danPenyakit

Bibit yang diperoleh dari Balai PengkajianTehnik Pertanian Aceh direndam terlebihdahulu di dalam air selama 2-4 jam gunamemutuskan dormansi, kemudian bibit kedelaitersebut disaring dan ditanam pada mediatanam yang telah disiapkan. Pengendalian hamadan penyakit pada tanaman kedelai dengan carapemberian qurater pada benih yang baruditanam dengan cara ditabur di atas permukaantanah secukupnya dan dilakukan pemantauansecara berkala. Selain itu, dilakukan

Page 15: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

Pengaruh Pupuk Cair Ampas Tebu (Saccharum officinarum) Terhadap Perbintilan dan Pertumbuhan ... 205

penyemprotan insektisida berupa decis jikaterdapat indikasi terserang hama.

4. Penyiraman Air dan PenyianganPenyiraman kedelai dilakukan pada umur

0 sampai 7 hari setelah tanam (HST) yaitusehari sekali pada pagi atau sore hari. Padatanaman kedelai yang telah berumur 8 sampai28 HST, penyiraman dilakukan dua kali seharipada pagi dan sore hari. Penyiraman jugadilakukan berdasarkan kondisi di lapangan.Penyiangan dilakukan apabila telah terdapatrumput pengganggu yang berada di dalampolybag dan di area penelitian. Pendangiran ataupenggemburan tanah dilakukan jika tanah dalampolybag telah memadat.

5. Pemupukan dengan Pupuk Organik CairAmpas Tebu

Pemberian pupuk ampas tebu dilakukanseminggu sekali sebanyak dua kali pemupukan,mulai dari tanaman kedelai berumur 14 HSTdan 21 HST. Pemberian pupuk cair ampas tebusebanyak 120 mL dengan cara menyiramlangsung pada kedelai.Pengamatan dan PengukuranPengukuran dan pengamatan dilakukan setiapsatu minggu mulai dari kedelai berumur 21hingga 28 HST. Pengukuran dilakukan terhadaptinggi batang dengan menggunakan meteranpita, diukur mulai dari permukaan tanah hingga

pucuk. Seluruh daun dihitung termasuk daunyang baru muncul, sedangkan untuk pengukuranbintil akar pada kedelai dilakukan setelahkedelai berumur 28 HST dan dilanjutkandengan menimbang berat kering kedelai(Gram). Sebelum penimbangan, tanamankedelai dikeringkan dengan cara mengeringanginkan dengan cara menempatkannya didalam koran selama 3 minggu dan dilanjutkandengan penimbangan menggunakan timbangandigital.

Teknik Analisis DataData dianalisis dengan ANAVA dengan

taraf uji 5 % digunakan untuk menerima ataumenolak hipotesis dengan ketentuan jikaFhitung ≥ Ftabel maka hipotesis diterima dansebaliknya. Jika terdapat perbedaan nyata, makadilakukan uji lanjut berdasarkan nilai KoofesienKeragaman (KK).

HASIL DAN PEMBAHASANJumlah Bintil Akar

Bintil akar merupakan hasil dari simbiosisbakteri Rhizobium dengan rambut akar padatumbuhan kedelai, bintil akar berfungsi dalamproses fiksasi Nitrogen yang digunakan untukpertumbuhan tanaman kedelai. Jumlah rata-ratabintil akar kedelai pada 28 HST dapat dilihatdalam Gambar 1.

Gambar 1. Rataan Jumlah Bintil Akar Kedelai pada Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik CairAmpas Tebu. Error Bar adalah Standar Deviasi dengan 5 ulangan

Terdapat perbedaan jumlah bintil akarkedelai pada berbagai konsentrasi pupukorganik cair ampas tebu (Gambar 1). Jumlah

bintil akar terbanyak diperoleh tanaman P3 (7,2unit) jumlah bintil akar paling banyak, sehinggakonsentrasi pupuk organik cair ampas tebu yang

Page 16: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

206 Wardiah, dkk.

lebih baik terhadap jumlah bintil akar adalahkonsentrasi 50%. Analisis varian dari jumlahbintil akar kedelai pada umur 28 HSTmenunjukkan Fhitung > Ftabel (3,289>2,67),sehingga pemberian pupuk cair ampas tebuberpengaruh nyata dalam pertumbuhan bintilakar. Uji lanjut menggunakan Uji Duncan. Hasiluji Duncan menunjukkan bahwa jumlah bintilakar pada tanaman kontrol, P2 dan P5 tidakberbeda nyata, sedangkan tanaman P3 berbedanyata dengan tanaman kontrol, P4 dan P5.

Tabel 1. Hasil uji Duncan pada Jumlah BintilAkar Kedelai.

Perlakuan Rata-rata

P1 4 abc

P2 5,2 bcd

P3 7,5 cd

P4 3,4 ab

P5 1,2 aKeterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang

berbeda menunjukkan perbedaan nyata.

Pemberian pupuk organik cair ampas tebuberpengaruh nyata terhadap jumlah bintil akar.Kandungan unsur C pada pupuk cair yangmerupakan salah satu unsur utama penyusunkarbohidrat yang berfungsi dalam membantubakteri di dalam bintil akar untuk berkembangbiak sehingga pembentukan bintil akar semakinoptimal. Selain itu, pupuk organik cair ampastebu juga mengandung unsur N yang berfungsisebagai sumber makanan bagi bakteri untukpembentukan sel-sel tubuh bakteri tersebutdalam bintil akar. TS Cahaya dan Nugroho

(2008) menyatakan bahwa nitrogen dibutuhkanoleh mikroorganisme sebagai sumber makananuntuk pembentukkan sel-sel tubuhnya dankarbon sebagai sumber tenaga bagimikroorganisme untuk berkembang biak denganbaik. Salisbury dan Ross (1995) jugamenyatakan bahwa tumbuhan inangmenyediakan karbohidrat bagi bakteriod(bakteri yang membesar dan tidak bergerakyang mengisis sel bintil akar) yang akandioksidasi sehingga diperoleh energi untukpertumbuhan bintil akar dan membantubakteriod untuk mereduksi N2 menjadi NH4

+.”Bintil akar produktif dapat mengikat Nitrogenbebas dengan baik, sehingga dapatdimanfaatkan oleh tumbuhan inangnya untukpertumbuhan. Hal tersebut dapat dilihat daritinggi batang, jumlah daun, perbungaan, biji danberat dari tumbuhan tersebut.

Tinggi BatangTinggi batang merupakan salah satu

parameter pertumbuhan vegetatif dari suatutanaman. Setiap waktu tanaman terusmengalami pertumbuhan yang menunjukkanterjadinya pembelahan sel, selain itupertumbuhan tanaman juga dipengaruhi olehfaktor lingkungan, fisiologi dan genetiktanaman. Pengamatan terhadap pertambahantinggi batang kedelai pada umur 21 dan 28 harisetelah tanam (HST) dapat dilihat dalamGambar 2.

Gambar 2. Rataan Tinggi Tanaman Kedelai Umur 21 dan 28 HST pada Berbagai KonsentrasiPupuk Organik Cair Ampas Tebu. Error Bar adalah Standar Deviasi dengan 5 ulangan.

Page 17: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

Pengaruh Pupuk Cair Ampas Tebu (Saccharum officinarum) Terhadap Perbintilan dan Pertumbuhan ... 207

Terdapat perbedaan tinggi batang kedelaipada umur 21 dan 28HST pada berbagaikonsentrasi pupuk organik cair ampas tebu.Tinggi batang kedelai tertinggi pada kedua lamahari setelah tanam terdapat pada tanaman P3yaitu secara berturut 47,10 cm dan 68,44 cm,sehingga konsentrasi pupuk organik cair ampastebu yang paling baik untuk pertumbuhan tinggibatang kedelai adalah konsentrasi 50 %.Analisis varian dari tinggi batang kedelai umur21 dan 28 HST menunjukkan nilai Fhitung >Ftabel yaitu 3,115>2,67 (21 HST) dan4,209>2,67 (28 HST),sehingga pemberianpupuk cair ampas tebu berpengaruh nyataterhadap tinggi batang kedelai. Hasil uji Duncanmenunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi batangkedelai umur 21 HST pada tanaman kontrol, P2,P4 dan P5 tidak berbeda nyata, sedangkantanaman P3 memiliki perbedaan yang nyata.(Tabel 2).

Tabel 2. Hasil Uji Duncan pada Tinggi BatangKedelai Umur 21 HST.

Perlakuan Rata-rata

P1 39,86 ab

P2 40,7 abcd

P3 47,1 cd

P4 37,34 ab

P5 32,82 aKeterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf

yang berbeda menunjukkan perbedaannyata.

Hasil uji Duncan menunjukkan bahwapertumbuhan tinggi batang kedelai umur 28HST pada tanaman kontrol, P2, P4 tidakmemiliki perbedaan yang nyata, sedangkantanaman P3 memiliki perbedaan yang nyatadengan tanaman kontrol, P4 dan P5 (Tabel 3).

Tabel 3. Hasil uji Duncan pada Tinggi BatangKedelai Umur 28 HST.

Perlakuan Rata-rata

P1 57,4 bc

P2 60,08 bcd

P3 68,44 cd

P4 52,82 ab

P5 43,48 aKeterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang

berbeda menunjukkan perbedaan nyata.

Jumlah Daun KedelaiDaun merupakan organ tanaman yang

memiliki fungsi sebagai organ yang dapatmensintesis makanan untuk kebutuhan tanaman.Daun memiliki plastida yang merupakan salahsatu organel sel yang berfungsi dalammelakukan fotosintesis. Di dalam plastidaterdapat pigmen yang berperan dalam prosesfotosintesis. Hasil penelitian menunjukkanbahwa terdapat variasi jumlah daun kedelaiyang disirami dengan pupuk organik cair ampastebu yang dapat dilihat dalam Gambar 3.

Gambar 3. Rataan Jumlah Daun Kedelai Umur 21 dan 28 HST pada Berbagai Konsentrasi PupukOrganik Cair Ampas Tebu. Error Bar adalah Standar Deviasi dengan 5 ulangan

Page 18: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

208 Wardiah, dkk.

Gambar 3 menunjukkan bahwa terdapatperbedaan jumlah daun kedelai pada umur21dan 28 HST pada berbagai konsentrasi pupukorganik cair ampas tebu. Jumlah daun terbanyakdi kedua umur setelah tanam diperoleh padatanaman P3 yaitu 14 dan 19 helai berturut-turut,sedangkan jumlah daun yang paling sedikitdiperoleh pada P5 yaitu 10 helai (21 HST) dan14 helai (28 HST).Hal ini menunjukkan bahwakonsentrasi 50% pupuk organik cair ampas tebupaling baik pada parameter jumlah daun.Analisis varian jumlah daun kedelai umur 21dan 28 HST menunjukkan bahwa pemberianberbagai konsentrasi pupuk organik cair ampastebu berpengaruh nyata terhadap jumlah daunkedelai.dan P5.

Pupuk organik cair ampas tebu jugaberpengaruh nyata meningkatkan tinggi batangdan jumlah daun kedelai pada 21dan 28 HST.Pupuk organik cair ampas tebu telah dapatmemberikan nutrisi bagi mikroorganisme yangberada di bintil akar, sehingga kedelai menjadisemakin bertambah tinggi dan ketersediaanunsur hara di dalam tanah semakin bertambah

khususnya unsur hara Nitrogen (N), Fosfor (P)dan K (Kalium) yang dapat mempengaruhipertumbuhan tinggi batang kedelai. Asupanunsur hara Nitrogen (N) yang optimal mampumeningkatkan pertumbuhan vegetatif kedelaiyang dibuktikan dengan pertumbuhan tinggi danjumlah daun pada kedela. Sarief (1986)menyatakan bahwa ketersediaan unsur haraNitrogen (N), Fosfor (P) dan K (Kalium) dapatmengaktifkan pembelahan sel pada titik tumbuhtanaman dan perkembangan jaringan pembuluhyang akan mempegaruhi pertumbuhan tanamanserta mempengaruhi transfer hara dan air.Selanjutnya, Prawiranata dan Tjondronegoro(2009) menambahkan bahwa ketersedian unsurhara yang cukup memungkin proses fotosintesisyang optimum dan asimilat yang dihasilkandapat digunakan sebagai cadangan makananuntuk pertumbuhan dan perkembangantanaman.

Berat Kering KedelaiBerat kering kedelai dengan pemberian

berbagi dosis pupuk dapat dilihat pada Gambar4.

Gambar 4. Rata-rata Berat Kering Kedelai pada Beberapa Dosis Pupuk Organik Cair Ampas Tebu

Gambar 4 menunjukkan bahwa terdapatperbedaan berat kering kedelai denganpemberian berbagai dosis pupuk organik cairampas tebu. Berat kering kedelai terendahdiperoleh pada perlakuan P1 (0%) dengan rata-rata berat kering kedelai sebesar 1,167 gram,sedangkan berat kering kedelai tertinggi

diperoleh pada perlakuan P3 (50%) dengan rata-rata berat kering kedelai sebesar 1,9622 gram.Pada perlakuan P2 (25%), P4 (75%), dan P5(100%) rata-rata jumlah bintil akar kedelaiberturut-turut adalah 1,446 gram, 1,5884 gram,dan 1,1734 gram. Analisis varian menunjukkanbahwa Fhitung < Ftabel yaitu 2,537>2,670,

Page 19: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

Pengaruh Pupuk Cair Ampas Tebu (Saccharum officinarum) Terhadap Perbintilan dan Pertumbuhan ... 209

sehingga pemberian beberapa konsentrasi pupukorganik cair ampas tebu tidak berpengaruhnyata terhadap berat kering kedelai.

Pengaruh pupuk cair ampas tebu tidaknyata dalam meningkatkan berat kering kedelai.Hal ini diduga karena unsur hara yang diperolehbelum diserap dengan sempurna oleh kedelai,sehingga menyebabkan berat kering kedelaitidak optimal. Menurut Lakitan (2001)ketersediaan unsur N dalam tanah berfungsisebagai salah satu unsur yang dibutuhkan untukpembentukan klorofil sehingga berpengaruh

pada laju fotosintesis. Hasil fotosintesis yangmeningkat menghasilkan senyawa-senyawaorganik yang ditranslokasikan keseluruh organtanaman sehingga menyebabkan tingginya beratkering tanaman. Berdasarkan pernyataantersebut dapat diketahui bahwa hasil fotosintesisdari tanaman kedelai belum meningkatdikarenakan penyerapan N belum sempurnasehingga menyebabkan berat kering kedelaitidak nyata dalam pemberian pupuk organik cairampas tebu.

KESIMPULANPerlakuan pupuk organik cair ampas tebu

pada kedelai menunjukkan adanya pengaruhnyata terhadap jumlah bintil akar kedelai, tinggibatang kedelai umur 21 HST, tinggi batangkedelai umur 28 HST, jumlah daun kedelaiumur 21 HST dan jumlah daun kedelai umur 28HST, namun tidak menunjukkan pengaruh yangnyata terhadap berat kering kedelai. Sehinggadapat disimpulkan bahwa pupuk organik cair

ampas tebu pada kedelai berpotensi dalammeningkatkan pertumbuhan vegetatif tanamankedelai (tinggi batang dan jumlah daun) danbintil akar, namun tidak meningkatkan beratkering kedelai. Pertumbuhan tanaman kedelaiterbaik dijumpai pada penggunaan pupukorganik cair ampas tebu 50% yang ditunjukkanpada tinggi batang dan jumlah daun kedelai.

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwano.2005.Kedelai. Jakarta: PenebarSwadaya.

Cahaya T S, A dan Nugroho, D.A (2008)Pembuatan Kompos DenganMenggunakan Limbah Padat Organik(Sampah Sayuran Dan Ampas Tebu.

Irwan,A.W. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai(Glycine max (L.) Merill).JurusanBudidaya Pertanian Fakultas PertanianUniversitas Padjadjaran Jatinangor.http://www.kedelaipustaka.unpad.ac.iddiakses 12 September 2014.

Kusuma, K.J. 2009. Pengaruh TingkatPenggunaan Ampas Tebu (Bagasse)Fermentasi Dalam Ransum TerhadapKecernaan Bahan Kering dan BahanOrganik Pada Domba Lokal Jantan.Skripsi. Fakultas Pertanian UniversitasSebelah Maret Surakarta.

Lakitan, B., 2001. Dasar-dasar Fisiologi

Tumbuhan. Jakarta: Rajawali PresPrawiranata,W.S.H dan Tjondronegoro, P. 2009.

Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan

Departmen Botani Fakultas Pertanian

IPB. Bogor.Salisbury,F.B dan Ross,C.W. 1995. Fisiologi

Tumbuhan Jilid 2 Terjemahan Diah R

Lukman dan Sumaryono. Bandung:Penerbit ITB.

Sarief,ES. 1986. Kesuburan dan Pemupukan

Tanah Pertanian. Bandung: PustakaBuana.

Siboro,Surya, dan Herlina. 2013. PembuatanPupuk Cair dan Biogas Dari CampuranLimbah Sayuran. Jurnal Teknik Kimia

USU. Vol 2 No. 3Suryati, T. 2014. Bebas Sampah Dari Rumah;

Cara Bijak Mengolah Sampah Menjadi

Page 20: Proceding - rp2u.unsyiah.ac.id

210 Wardiah, dkk.

Kompos dan Pupuk Cair. Jakarta.AgroMedia Pustaka.

Wikana,I dan Lukas, L. 2008. Tinjauan KuatLentur Panel Menggunakan Bahan AmpasTebu dan Sikacim Bonding Adhesive.Majalah Ilmiah Ukrim Edisi 1/th xiii.

Wardiah, Supriatno, dan Irmas, C.M. 2015.Efektivitas Pupuk Cair Ampas Tebu(Saccharum officinarum) TerhadapPerbintilan dan Pertumbuhan VegetatifKedelai (Glycine max (L) Merrill).Makalah disajikan dalam SeminarNasional Biotik 2015, Banda Aceh 30April 2015.