216
PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI, PRODUKSI PERTAMBANGAN

PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI,PRODUKSI PERTAMBANGAN

Page 2: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan
Page 3: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

BAB VI

PRODUKSI

A. PERTANIAN.

Sektor pertanian merupakan titik sentral usaha-usaha pem-bangunan. Karena itu Pemerintah memberikan perhanian utama pada pembangunan sektor ini. Produksi hasil-hasil pertanian terpenting yang dicapai selama tahun-tahun 1968 sampai dengan 1972 dapat dilihat pada tabel VI-1. Angka-angka pro-duksu beras dan palawija untuk tahun 1972 belum tersedia. Namun demikian dapat diperkirakan bahwa produksi beras dan palawija tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, karena adanya gangguan iklim musim kemarau yang panjang dan kering. Selama 1968 s/d 1971 produksi beras menunjukkan peningkatan-peningkatan yang mengesankan.

Produksi jagung dan kacang-kacangan, dalam jangka waktu yang sama tidak menunjukkan suatu pola pertumbuhan, se-dangkan produksi ubi-ubian menunjukkan penurunan secara terus menerus. Produksi perikanan laut menunjukkan pening-katan-peningkatan selama lima tahun terakhir. Dibandingkan dengan tahun 1968 perkiraan produksi tahun 1972 meningkat dengan 16%. Sebaliknya perkembangan produksi perikanan darat kurang mengesankan. Setelah produksinya menurun se-lama 4 tahun pertama, perkiraan produksi tahun 1972 menun-jukkan peningkatan, jika dibandingkan dengan tahun sebe-lumnya.

Perkembangan produksi bahan ekspor menunjukkan pola yang berbeda - beda. Gambaran umum yang diperoleh dari angka-angka produksi selama tahun-tahu 1968 sampai dengan 1972 menunjukkan, bahwa peningkatan-peningkatan produksi telah tercapai; dengan perkecualian produksi teh dan kelapa.

257

Page 4: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 1.

PRODUKSI PERTANIAN, 1968 - 1971 (ribu ton)

1968 1960 1970 1) 1971 2) 1972 4)

Bahan makananBeras 10.166 10.642 12.168 3) 12.769 3) ---5)

J a g u n g 3.165 2.292 2.825 2.632 ---5)

Ubi kayu 11.356 11.034 10.478 10.042 ---5)

Ubi jalar 2.361 3.021 2.175 2.154 ---5)

K e d e l e 420 389 488 475 ---5)

Kacang tanah 287 267 281 280 ---5)

Perikanan laut 723 785 807 810 843

Perikanan darat 437 429 421 41.6 426

Perkebunan besarK a r e t 204 2241) 231 234 240Kelapa sawit/minyak 181 1891) 217 242 263

T e h 43 401) 43 48 46

G u l a 602 7021) 708 835 836

Kopi 14 131) 15 18 18

Perkebunan rakyatK a r e t

531 558 571 572 568T e h 33 22 21 24 24G u l a 203 220 196 211 210

Kopi 144 162 170 178 196T e m b a k a u 54 73 69 69 74K e 1 a p a 1.131 1.220 1.198 1.147 1.216

Lad a 47 17 17 24 18

K a p o k 22 29 30 29 34

1) Angka- angka diperbaiki2) Angka-angka sementara3) Angka- angka produksi ini diperoleh dengan cara perhitungan baru

yang berlainan dari cara-cara perhitungan dalam tahun-tahun sebe-Lumnya

4) Angka-angka perkiraan5) Angka-angka belum tersedia

258

Page 5: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Yang mengesankan peningkatannya selama lima tahun terakhir, adalah produksi kelapa sawit (45%), gula (39%), kopi rakyat (36%) dan karet perkebunan besar (18%).

Dibawah ini diuraikan secara terperinci perkembangan pro duksi disektor pertanian dengan menitik beratkan pada hasil-hasil utama.

1. B er a s.

Prioritas utama dalam pembangunan pertanian ditujukan kepada peningkatan produksi beras, antara lain karena penting- nya peranan beras dalam memantapkan stabilisasi ekonomi dan sosial. Disamping itu peranannya penting sekali dalam memperbaiki gizi, pola konsumsi serta penciptaan kesempatan bekerja didaerah-daerah pedesaan. Selain dari pada itu perlu diperhatikan pula, bahwa seperempat dari pendapatan Nasional berasal dari sektor beras.

Produksi beras selama tahun-tahun 1968 sampai dengan 1971 nenunjukkan peningkatan - peningkatan yang mengesankan. Angka produksi tahun 1972 belum tersedia, tetapi dapat diper - kirakan bahwa produksi beras tahun 1972 adalah lebih rendah daripada apa yang diharapkan. Hal ini terutama disebabkan oleh musim kemarau yang sangat kering dan yang untuk ber-bagai daerah ternyata juga sangat panjang. Akibat musim ke-marau yang demikian itu sangat terasa pukulannya pada produksi padi, terutama didaerah-daerah pulau Jawa bagian Tengah, pulau Sulawesi bagian Selatan, pulau Sumatra bagian Selatan, kepulauan Nusa Tenggara bagian Timur dan beberapa daerah lainnya. Musim kemarau yang luar biasa ini dan juga bencana banjir yang melanda pada permulaan tahun ini, tampak jelas akibatnya dari luas rusaknya tanaman padi yang untuk bulan Januari – Agustus 1972 di pulau Jawa meliputi luas lebih dari 160.000 Ha. Ini berarti lebih dari dua kali luas rusak pada jangka waktu yang sama baik untuk tahun 1971 maupun tahun 1970. Meskipun produksi padi di pulau Jawa untuk masa. Janu-

259

Page 6: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

ari sampai Agustus tahun ini masih diperkirakan lebih tinggi daripada produksi dalam periode yang sama tahun 1971, namun produksi dalam bulan-bulan berikutnya jelas sangat terpukul oleh keadaan iklim yang sangat kering.

Peningkatan-peningkatan produksi beras selama tahun-tahun 1968 sampai dengan 1971, disebabkan karena meningkatnya luas areal panen, produksi rata-rata per ha dan keadaan iklim yang menguntungkan. Luas areal panen selama 4 tahun tersebut meningkat dengan 2,5%. Peningkatan luas areal ini, terutama terjadi didaerah-daerah di luar pulau Jawa (4,23%), sedangkan di pulau Jawa hanya meningkat dengan 0,96% (lihat tabel VI-2).

TABEL VI - 2.LUAS PANEN PADI, 1968 - 1972

(ribu ha)1968 1969 1970 1971 1)

J a w a 4.264 4.294 4.302 4.306Luar Jawa 3.756 3.720 3.832 3.915Indonesia. 8.020 8.014 8.135 8.2211)angka-angka sementara.

Peningkatan produksi rata-rata per ha untuk tahun-tahun 1968 s/d 1971 dapat dilihat pada tabel VI-3.

TABEL VI - 3.HASIL RATA-RATA PADI PER HA, 1968 - 1972

(kw/ha)1968 1969 1970 1971 1)

J a w a 25,00 26,30 30,89 2) 32,48 2)Luar Jawa 23,67 24,65 25,19 25,21Indonesia 24,38 25,54 28,18 28,881)angka-angka sementara.2)angka-angka hasil rata-rata ini diperoleh dengan cara

perhitungan baru yang berlainan dari cara-cara perhi- tungan dalam tahun-tahun sebelumnya.

260

Page 7: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI - 1.

Page 8: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

LUAS PANEN PADI. 1968 - 1971

261

Page 9: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan
Page 10: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI – 2.

HASIL RATA-RATA PER HA. 1968-1971

262

Page 11: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Perlu dicatat bahwa, angka-angka pada tabel VI-3 ini dan pada tabel VI-4 untuk tahun-tahun 1968 dan 1969 tidak bisa dibandingkan dengan tahun-tahun 1970 dan 1971. Hal ini dise-babkan karena sernenjak tahun 1970 digunakan cara baru dalam pengumpulan statistik produksi padi yang berlainan dengan cara-cara sebelumnya.

Untuk seluruh Indonesia hasil rata-rata pada tahun 1969 meningkat dengan 4,75%, sedangkan hasil rata-rata tahun 1971 meningkat dengan 2,48% jika dihandingkan dengan tahun sebe-lumnya. Peningkatan-peningkatan tersebut terutama terjadi di -pulau Jawa, dimana untuk tahun-tahun yang sama terjadi peningkatan-peningkatan setinggi 5,20% dan 5,14%, sedangkan untuk daerah diluar Jawa hanya 4,14% dan 0,07%.

Perkembangan produksi rata-rata per ha dan luas areal panen sebagaimana dijelaskan diatas mengimbangi satu sama lain, sehingga tidak merobah pola produksi menurut daerah. Kalau pada tahun 1968, sekitar 54,5% produksi padi berasal dari pulau Jawa, pada tahun 1971 angka tersebut menjadi 56,5%. Hal ini dapat dilihat pada tabel VI-4.

TABEL VI - 4.PRODUKSI BERAS, 1968 - 1972

(ribuan ton.)

1968 1969 1970 1971 1)

J a w a 5.543 5.878 6.891 2) 7.222 2)Luar Jawa 4.628 4.768 5.277 5.547Indonesia 10.166 10.641 12.168 12.769

1) angka-angka sementara.2) angka-angka produksi ini diperoleh dengan cara perhi- tungan baru yang berlainan dari cara-cara perhitungan dalam tahun-tahun sebelumnya.

Salah satu sebab utama dari peningkatan hasil rata-rata Per ha adalah diperluasnya program intensifikasi (Bimas dan Inmas).

263

Page 12: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK V I – 3 .P R O D U K S I B E R A S 1 9 6 8 - 1 9 7 1

264

Page 13: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL V I - 5.LUAS PANEN PROGRAM BIMAS DAN INMAS, 1968 - 1971

(ribu Ha)

Tahun Bimas Biasa

BimasBaru

JumlahBimas

InmasBiasa

InmasBaru

Jumlah Jumlah Inmas

Inmas & Bimas

1968 745 18 763 834 - 834 1.5971969 926 383 1.309 722 99 821 2.1301970 803 445 1.248 571 334 845 2.0931971 827 569 1.396 867 525 1.393 2.789

Pada tabel VI-5 ini dapat dilihat perkembangan program Bimas dan Inmas selama empat tahun terakhir. Jelas bahwa Dalam waktu empat tahun areal intensifikasi telah meningkat dengan 75%, sedangkan hampir 50% dari areal intensifikasi ini terdiri dari Bimas Baru, yang menggunakan bibit unggul.

Meluasnya areal intensifikasi ini, sudah tentu mempunyai Pengaruh atas perkembangan produks rata-rata per ha. Faktor-faktor lain yang memungkinkan meningkatnya hasil rata-rata per ha, adalah bertambah baiknya prasarana pengairan, melu-asnya penggunaan pupuk dan insektisida, dan keadaan iklim yang menguntungkan.

Perkembangan penggunaan pupuk dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini. Sedangkan pada tabel VI-7

TABEL VI - 6.PENGGUNAAN PUPUK SEKTOR BAHAN MAKANAN

1968 - 1972(ribu ton kadar pupuk)

N. P2 05 K. Jumlah

1968 95,0 24,4 0,4 119,81969 155,2 36,2 1,0 192,51970 162,1 31,3 3,6 197,31971 171,5 31,0 5,0 203,01972 222,9 20,2 - 243,1

265

Page 14: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI – 4.LUAS PANEN PROGRAM BIMAS DAN INMAS. 1968 - 1971

266

Page 15: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI – 5

PENGGUNAAN PUPUK SEKTOR BAHAN MAKANAN, 1968 - 1972

267

Page 16: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

dapat dilihat perkembangan penggunaan pestisida dan roden-tisida.

TABEL V I - 7.PENGGUNAAN PESTISIDA DAN RODENTISIDA

1968 - 1972Pestisida

(Kg)Rodentisida

(Kg )(cq. Zink Phosphide)

1968 630.596 40.2211969 1.209.324 33.7141970 1.075.623 52.4631971 1.555.599 33.0581972 1.362.686 44.527

Peningkatan penggunaan kedua sarana produksi padi ini, antara lain disebabkan karena meningkatnya kesadaran petani akan manfaat sarana-sarana tersebut, prasarana distribusi pupuk yang makin baik, makin mantapnya hubungan harga pupuk dan beras, fasilitas tata niaga yang lebih banyak dan tersebar, serta meningkatnya jumlah penyuluh di daerah -daerah pedesaan.

Disamping itu, perbaikan pengolahan hasil produksi dari padi keberas, yang memperbaiki efisiensi pemasaran padi dan beras merupakan pendorong yang penting dalam usaha-usaha pening-katan produksi. Dalam tahun 1968 diperkirakan bahwa 80% dari produksi masih diolah dengan tumbuk tangan dan selebih-nya diolah dengan penggilingan padi dan huller. Perkiraan per -kembangan kapasitas penggilingan besar dan kecil (termasuk huller) selama 3 tahun terakhir, masing-masing adalah 28%, 34% dan 43% untuk tahun 1969, 1970 dan 1971.

Page 17: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan
Page 18: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI – 6.

PENGGUNAAN PESTISIDA DAN RODENTISIDA1968-1972

269

Page 19: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Ciri-ciri program intensifikasi selama masa 1968 s/d 1972 mengalami perubahan-perubahan untuk disesuaikan dengan pengalaman-pengalaman. Untuk musim hujan tahun 1968/69 telah dimulai dengan Bimas Gotong Royong seluas 300.000 ha (realisasi 298.106 ha), kemudian 550.000 ha (realisasi 4:92.000 ha) pada musim kemarau 1969, 1.085.000 ha (reali-sasi 776.569 ha) pada musim hujan 1969/70, dan 400.000 ha (realisasi 187.936 ha) pada musim kemarau 1970. Bimas Gotong Royong dimulai pada waktu keadaan devisa belum mencukupi, sehingga pengadaan pupuk dan sarana produksi lain masih sering terganggu. Disamping itu pengadaan kredit kepada petani masih belum memadai. Dalam keadaan yang demikian maka diadakan penyertaan pihak ketiga dengan tujuan mengamankan kedua aspek tersebut.

Bersamaan dengan tersedianya lebih banyak devisa dan adanya perbaikan dalam pengadaan kredit, maka pada per-tengahan tahun 1969 telah diputuskan untuk mengurangi areal Bimas Gotong Royong secara berangsur, sambil menyi-apkan penggantinya dalam bentuk program Bimas yang disempurnakan. Setelah persiapan-persiapan diselesaikan, maka diputuskan untuk menghentikan program Bimas Gotong Royong.

Sebagai pengganti dari Bimas Gotong Royong, pada musim tanam 1970/71 digunakan sistim Bimas yang disempurnakan.

Ciri khas, dari Bimas yang disempurnakan ialah pembentuk-an unit-unit desa yang meliputi areal dari 600 sampai 1.000 ha. Sistim ini dipelopori oleh Bank Rakyat Indonesia, yang dalam usahanya untuk memperbaiki sistim perkreditan didaerah pedesaan telah menjajagi kemungkinan pelaksanaan sistim ini secara besar-besaran didaerah Yogyakarta, dengan pengetrapan suatu hubungan langsung antara unit bank dengan para petani. Setelah percobaan di Yogyakarta berhasil, maka Sistim tersebut digunakan dalam pelaksanaan program Bimas dengan menambahkan pada unit desa funksi-funksi lain270

Page 20: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

disamping perkreditan. Dengan demikian unit desa merupakan inti dalam memperbaiki organisasi dan penyaluran kredit, organisasi dan penyaluran sarana produksi, serta penyuluhan kepada petani.

Untuk musim hujan 1970/71 BRI telah membentuh 536 unit, desa sebagai tahap pertama, yaitu 431 berada di Jawa -Timur, 39 di Jawa-Barat, 35 di Yogyakarta dan 31 di Jawa -Tengah. Didaerah-daerah yang belum bisa mendirikan unit unit desa dibentuklah mobile unit. Untuk ini SRI telah mem -bentuk 233 mobile unit; dan secara berangsur-angsur unit -unit desa BRI akan diperbanyak.

Melalui unit-unit desa dan mobile unit, BRI telah menya -lurkan kredit sebesar Rp. 8,5 milyar kepada 1,3 juta petani yang ikut serta dalam program intensifikasi. Jumlah kredit yang disalurkan hanya 60% dari pada yang semula diperkira-kan; hal ini disebabkan terutama karena para petaini tidak mengambil kredit untuk seluruh paket. Akan tetapi jumlah yang disalurkan tersebut menunjukkan suatu kemajuan yang cukup baik dibandingkan dengan masa-masa yang lalu.

Usaha-usaha BRI tidak hanya dalam penyaluran kredit, tetapi juga mengusahakan pengembalian kredit. Salah satu kelemahan dari Bimas Gotong Royong ialah rendahnya pengembalian-pengembalian kredit. Ternyata bahwa sistim Bimas yang disempurnakan memungkinkan pengembalian kredit yang jauh lebih memuaskan dari pada sistim Bimas Gotong Royong. Namun demikian usaha-usaha ini masih perlu ditingkatkan untuk memperbesar pengembalian kredit.

Sistim distribusi sarana produksi juga disesuaikan dengan sistim unit desa. Sistim penyaluran tersebut memungkinkan persaingan sehat yang menguntungkan petani. Untuk itu di -usahakan pengikut sertaan beberapa distributor sarana produksi sampai ke unit-unit desa. Untuk MT 1970/71 telah ditunjuk 7 distributor yang bertanggung jawab atas penya-luran sarana produksi ke unit-unit desa. Yang disalurkan

271

Page 21: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

adalah lebih dari 200 ribu ton pupuk, akan tetapi 90% dari jumlah tersebut disalurkan hanya oleh 3 penyadur: PN Pertani (50,4%), PT Pusri (28,3%) dan PN Pertamina (11,5%). Dengan demikian distributor lainnya memegang peranan yang kurang berarti dalam penyaluran pupuk tersebut. Untuk menyalurkan pupuk ke desa-desa telah digunakan lebih dari 4.300 kios-kios sarana produksi yang pada umumnya mengikuti perkembangan unit-unit desa BRI. Jumlah ini adalah jumlah yang terdaftar pada Badan Pengendali Bimas. Disam-ping itu masih banyak kios atau warung yang menjual belikan sarana produksi, tetapi tidak terdaftar pada Badan Pengendali Bimas.

Tersedianya pupuk pada kios di desa-desa dengan harga yang murah, telah berhasil merangsang petani untuk meng -gunakan lebih banyak pupuk dari tahun-tahun sebelumnya. Penyuluhan juga dipergiat dengan memperbanyak jumlah penyuluh pertanian lapangan ditingkat Kecamatan sebanyak 1.584 orang. Kegiatan-kegiatan penyuluhan ini berbentuk bim-bingan kepada petani di desa-desa dalam wilayah unit desa. Frekwensi pertemuan antara Pimpinan Deperta Kabupaten dengan Mantri-mantri Tani Kecamatan dan Pamong-pamong Tani Desa juga diperbanyak, disamping kegiatan-kegiatan penyuluhan lainnya seperti penyebaran poster-poster, siaran-siaran radio dan lain-lain.

Dengan menggunakan sistim unit desa, beribu-ribu lulusan SMA dan SPMA telah mendapat pekerjaan didesa-desa mela -yakni unit-unit bank, kios, penyuluh dan menjadi tenaga-tenaga pembina dan pelaksana proyek Bimas. Dengan demikian secara langsung proyek Bimas ini telah membantu menciptakan ke-sempatan bekerja bagi lulusan SMA dan SPMA.

Karena hasil-hasil dari pada Bimas yang disempurnakan memuaskan, maka dalam musim-musim berikutnya sistim ter-sebut diperluas. Pada tahun 1972 jumlah unit desa BRI. mencapai 1300 unit, sedangkan jumlah penyuluh pertanian

272

Page 22: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

lapangan mencapai 2.697 pejabat dan penyuluh pertanian specialis 130 pejabat.

Dengan perluasan program Bimas dan Inmas, akhir-akhir ini tampak pula kelemahan-kelemahan yang dicerminkan pada tidak tercapainya target-target areal Bimas, terutama untukmusim-musim tanam berikutnya. Mengambil pelajaran dari pengalaman selama ini, perhatian yang lebih besar dicurahkan untuk memperbaiki koordinasi antara berbagai fihak yang terlibat dalam kegiatan ini baik ditingkat pusat maupun di -tingkat daerah, serta pelaksanaan-pelaksanaan operasionil dengan pengawasan yang tepat.

Yang mendapat perhatian khusus adalah mengusahakan agar Bimas dan Inmas benar-benar dilaksanakan di daerah-daerah yang benar-benar sesuai dan dipersiapkan untuk itu, serta agar supaya sarana produksi benar-benar dapat diterima oleh petani dalam jumlah dan waktu yang diperlukan.

Disamping itu diusahakan peningkatan perbaikan pengairan, seperti rehabilitasi saluran-saluran tersier, dan sebagainya. Penggunaan bantuan uang kepada Kabupaten, dana pemba-ngunan desa, bantuan uang muka Ipeda dan sebagainya diarah-kan untuk perbaikan pengairan.

Persediaan benih unggul telah pula dipersiapkan, baik melalui petani-petani penangkar benih, maupun dengan peningkatan produksi di Balai-balai Benih.

Kebutuhan pupuk untuk musim tanam 1972/73 diperkirakan sebesar 420.000 ton urea dan 116.000 ton TSP. Penyempurnaan-penyempurnaan diadakan pada pola, cara-cara, dan pertang-gungan jawab penyalurannya, agar pupuk tersebut benar-benar sampai kepada petani dalam jumlah, jenis dan waktu yang diperlukan. Harga pupuk tetap seperti tahun-tahun yang lalu. Untuk daerah-daerah diluar Jawa yang memerlukan tambahan ongkos angkut disediakan pula subsidi angkutan.

Untuk menjamin agar kebutuhan.pupuk untuk intensifikasi padi benar-benar mencukupi, maka dalam pengadaan pupuk

273

310383-(18).

Page 23: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

telah pula disediakan kebutuhan bagi tanaman-tanaman lain diluar padi.

Obat hama dan persiapan-persiapan untuk menghadapi ke-mungkinan eksplosi hama juga telah disiapkan ; termasuk didalamnya penyediaan pesawat-pesawat terbang , ,Gelatik” yang khusus digunakan untuk pemberantasan eksplosi hama.

Usaha-usaha untuk memperbaiki penyaluran kredit kepada petani telah pula dilakukan. Penyaluran kredit dilakukan secara langsung oleh petugas-petugas BRI kepada petani; artinya kredit langsung diberikan kepada dan langsung pula dibayar kembali oleh petani-petani kepada petugas BRI, tanpa melalui pihak ketiga.

Prosedur kreditpun dipermudah, sehingga penyelesaian pem-berian kredit dapat berlangsung dalam waktu yang singkat. Pemerintah juga telah mengambil keputusan agar para petani penggarap memperoleh kesempatan untuk mendapatkan kredit dan sarana-sarana produksi lainnya. Walaupun kredit tetap akan diberikan secara selektif, akan tetapi persyaratan-per-syaratannya lebih dilonggarkan jika dibanding dengan waktu -waktu sebelumnya. Telah diputuskan pula untuk memperpan-jang pembayaran kembali kredit Bimas dari satu musim men-jadi dua musim. Dengan demikian petani tidak usah menjual padinya langsung sehabis panen untuk membayar kembali kreditnya. Disamping itu kredit untuk biaya hidup petani di-naikkan ; demikian pula kredit untuk pembelian benih.

Pemerintah bermaksud untuk mengembangkan Badan Usaha Unit Desa ini secara bertahap menjadi usaha koperasi yang menjadi milik, digerakkan oleh dan menjadi tanggung jawab masyarakat desa sendiri.

Dengan demikian, koperasi yang merupakan wujud dari-pada azas kegotong-royongan eknomi Indonesia benar-benar akan tumbuh dari bawah. Pemerintah menyadari bahwa per-kembangan kearah itu tentu memakai waktu, memerlukan pe-mulihan kepercayaan masyarakat kepada koperasi dan juga

274

Page 24: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

memerlukan kader-kader yang terlatih baik dan memiliki rasa pengabdian. Untuk itu langkah-langkah yang mendorong bang-kitnya koperasi desa dimulai dengan pembentukan Badan Unit Desa sekarang ini. Jika para petani secara bersama-sama me-ngurus sendiri penyaluran sarana produksi yang diperlukan, mengurus sendiri penggilingan, mengatur sendiri pemasaran hasilnya dan sebagainya, maka dengan cara demikian berarti ke-untungan terbesar daripada produksi padi akan kembali kepada para petani penggarap sendiri, dan bukan kepada fihak lain. Apabila sekarang Badan Usaha Unit Desa diarahkan terutama untuk mendukung tercapainya peningkatan produksi padi dan perbaikan nasib petani, maka setelah kuat nanti, ia harus pula meningkat menjadi Koperasi Unit Desa yang akan men-jadi wadah utama pengembangan ekonomi desa.

2. Palawija dan Ijortikultura.

Dari Tabel VI 1 dapat dilihat perkembangan produksi palawija sejak tahun 1968 sampai dengan 1971. Naik turun-nya produksi palawija setiap tahun sangat dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, antara lain oleh musim kemarau yang panjang, serangan hama dan penyakit. Selain hal itu luas areal panenan yang setiap tahun berubah-ubah mempe-ngaruhi pula besarnya produksi dari tahun ke tahun.

Hasil palawija tidaklah seluruhnya untuk konsumsi dalam negeri, tetapi sebagian untuk diekspor. Pada tabel VI - 8 dapat dilihat perkembangan ekspor.

Meskipun pada tahun-tahun 1969 dan 1970 ada kenaikan dalam jumlah-jumlah palawija yang diekspor, namun jumlah-jumlah tersebut pada tahun 1971 untuk jagung, kacang tanah dan kedele menurun. Sebaliknya ekspor ubi kayu/gaplek da -lam tahun 1971 meningkat dengan pesat yaitu 44% lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Angka-angka untuk tahun 1972 belum tersedia, tetapi dapat diperkirakan bahwa jumlah-jum-lah palawija yang diekspor pada tahun 1972 akan menurun, mengingat adanya kekurangan persediaan bahan makanan di-

275

Page 25: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL V I - 8.

EKSPOR PALAWIJA, 1968 - 1971

(ribu ton)

1965-1968rata-rata

1969 1970 1971

Jagung 91,0 155,0 254,0 213,0Kacang Tanah; 9,5 20,0 22,0 21,0

KedeLe 10,7 0;7 3,7 0,7Ubi Kayu/gaplek, 162,0 304,0 312,0 452,0

Tapioka 0,6 1,6 1,0 1.3

dalam negeri. Hal ini mengakibatkan harga-harga naik se-hingga tidak menguntungkan lagi untuk mengekspor palawija.

Produksi jagung sebagaimana dapat dilihat pada tabel VI – 9 menunjukkan suatu pola pertumbuhan dari tahun ke tahun yang tidak teratur.

TABEL VI - 9.LUAS PANEN, HASIL RATA-RATA DAN PRODUKSI

JAGUNG1968 - 1972

Luas Panen Hasil Rata-rata Produksi(ribu ha) (Kw/ha) (ribu ton)

1988 3.220 9.83 3.116

1969 2.435 9.42 2.293

1970 2.939 9.61 2.888

1971 2.616 10.06 2.632

276

Page 26: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI – 7.EKSPOR PALAWIJA, 1968 - 1971

JAGUNG

277

Page 27: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Produksi dan luas panen tertinggi yang pernah ter-capai selama empat tahun adalah pada tahun 1968. Tetapi produksi rata-rata per ha yang pernah tercapai selama waktu yang sama adalah pada tahun 1971. Produksi rata-rata me-mang meningkat setelah tahun 1969 dan mencapai puncaknya pada tahun 1971. Baik luas panen, produksi maupun hasil rata-rata per ha diperkirakan akan menurun pada tahun 1972. Hal ini tidak mengherankan, karena keadaan iklim yang sangat tidak menguntungkan. Baik banjir maupun kekeringan merupa-kan faktor utama yang mengakibaitkan turunnya produksi ja-gung pada tahun 1972.

Produksi ubi kayu menunjukkan penurunan sejak tahun 1968, dari 11,2 juta ton menjadi 10,0 juta ton/tahun. Penurun-an produksi ini sejalan dengan penurunan areal panen dari tahun ke tahun, sedangkan hasil rata-rata per ha setelah ber -ada dalam taraf yang sama selama tiga tahun pertama, mulai menurun pada tahun-tahun berikutnya (tabel VI – 10). Demi-kian juga halnya dengan produksi ubi jalar, setelah mencapai puncaknya pada tahun 1969 menurun lagi. Penurunan-penu-runan ini disebabkan karena berkurangnya luas areal panen. Pada tabel VI – 11 dapat dilihat penurunan areal panen dari tahun-tahun 1969, 1970 dan 1971.

TABEL VI - 10.

LUAS PANEN, HASIL RATA-RATA DAN PRODUKSIUBI KAYU, 1968 - 1972

Luas Panen(ribu ha)

Hasil Rata-rata(Kw/ha)

Produksi(ribu ton)

1968 1.503 75 11.3561969 1.467 75 11.0341970 1.398 75 10.4781971 1.382 73 10.042

278

Page 28: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 11.

LUAS PANEN, HASIL RATA-RATA DAN PRODUKSIUBI JALAR, 1968 - 1972

Luas panen(ribu ha)

Hasil rata-rata(Kw/ha)

Produksi(ribu]~on)

1968 404 58 2.3641969 369 82 3.0211970 358 61 2.1751971 347 62 2.159

Hasil rata-rata per ha setelah mencapai puncaknya pada tahun 1969 menurun pada tahun 1970 dan 1971.

Produksi kacang tanah dan kedele tidak berbeda dari tahun ke tahun selama tahun 1968 sampai dengan 1972. Untuk kacang tanah hasil rata-rata per ha selama 3 tahun terakhir ada kecenderungan untuk meningkat, sedangkan untuk kacang kedele arah pertumbuhannya masih belum jelas, (lihat tabel VI - 12). Bagi kedele yang merupakan penghalang bagi pe-ningkatan hasil per ha adalah masalah serangan hama dan penyakit. Menurunnya produksi kacang-kacangan tahun 1972 terutama disebabkan karena keadaan iklim.

Perkembangan produksi palawija secara langsung atau tidak langsung akan dipengaruhi oleh perkembangan harga masing-masing dan oleh harga beras. Pada tabel VI - 13 dapat di-lihat perkembangan harga rata-rata tahunan palawija didae-rah pedesaan dipulau Jawa. Kalau harga-harga jagung dan ubi-ubian dibandingkan dengan harga-harga beras, maka se-cara relatif harga-harga tersebut tidak menunjukkan perbe-daan-perbedaan yang menyolok selama 5 tahun terakhir. Dengan lain perkataan harga-harga jagung dan ubi-ubian mengikuti perkembangan harga-harga beras. Hal ini tidak mengherankan karena bahan makan tersebut satu sama lain merupakan bahan pengganti.

279

Page 29: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Harga kacang-kacangan selama lima tahun terakhir mening-kat secara terus menerus dan perkembangan harganya tidak sesuai dengan perkembangan harga beras ataupun harga-harga jagung dan ubi-ubian. Karena produksi kacang-kacangan tidak menunjukkan peningkatan - peningkatan yang mengesankan, dapat diperkirakan bahwa perkembangan harga tersebut di -pengaruhi oleh meningkatnya permintaan, baik untuk keper -luan dalam negeri maupun luar negeri.

TABEL VI - 12.

LUAS PANEN, HASIL RATA-RATA PRODUKSIKACANG-KACANGAN, 1968 - 1972

Luas Panen Hasil rata-rata Produksi(ribu ton) (kw/ha) (rlbu ton)

Kacangtanah Kedele Kacang

tanah Kedele Kacangtanah Kedele

1968 395 677 7,27 6,20 287 4161969 372 533 7,18 7,02 267 3891970 380 695 7,42 7,17 281 4981971 375 666 7,47 7,14 280 475

TABEL VI - 13.HARGA RATA-RATA TAHUNAN BERAS DAN PALAWIJADI PASAR PEDESAAN JAWA DAN MADURA, 1968 - 1972

(Rp/kg)

Beras JagungUbi

KayuUbiJalar

KacangTanah Kedele

1968 39,86 19,11 7,27 7,40 58,84 38,091969 36,88 20,17 6,28 6,81 73,02 52,691970 42,55 19,60 8,08 8,52 83,81 52,721971 40,81 20,44 7,58 8,61 86,06 58,801972 44,34 23,99 8,58 9,20 105,24 62,47

*) Angka s/d Oktober 1972.

280

Page 30: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI – 8.HARGA RATA-RATA TAHUNAN BERAS DAN PALAWIJA

DIPASAR PEDESAAN JAWA DAN MADURA1968 - 1972

281

Page 31: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Perkembangan produksi hortikultura yang sebagian besar terdiri dari buah-buahan dan sayur-sayuran dapat dilihat pada tabel VI - 14.

TABEL VI -14.

LUAS PANEN DAN PRODUKSI HORTIKULTURA1969 - 1972

Luas Panen(ribu ha)

Produksi(ribu ton)

JawaLuarJawa

Indo-nesia Luar

JawaIndonesia

1969 507 63 600 1.504 287 1.7911970 532 109 641 1.406 446 1.8521971*) 531 118 679 1.383 456 1.839

*) Angka-angka sementara.

Angka-angka produksi hortikultura baru mulai dikumpulkan pada tahun 1969, sehingga angka-angka tahun 1968 tidak ter-sedia; disamping itu angka produksi dan luas panen 1972 belum tersedia.

Produksi hortikultura dalam tiga tahun tersebut meningkat. Kecuali untuk pulau Jawa terlihat penurunan produksi dari 1,5 juta ton menjadi 1,38 juta ton, meskipun areal panen me-ningkat dari 507 ribu hektar menjadi 561 ribu hektar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di Jawa has 1 per ha me-nunjukkan gejala menurun. Hal ini disebabkan antara lain karena tanaman hortikultura sangat peka terhadap serangan hama dan penyakit. Misalnya tanaman jeruk, sejak sepuluh tahun terakhir ini dilanda serangan virus. Sebaliknya per -kembangan hortikultura diluar Jawa menunjukkan pening-katan produksi setiap tahunnya. Daerah - daerah hortikultura diluar Jawa yang diharapkan dapat berkembang baik, antara

282

Page 32: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI – 9.LUAS PANEN DAN PRODUKSI HORTIKULTURA

1960 – 1971.

283

Page 33: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

lain adalah Sulawesi Selatan, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Daerah-daerah tersebut juga mempunyai potensi untuk mengekspor kool, kentang dan buah-buahan. Hasil hor-tikultura selain untuk konsumsi, juga sebagian di-ekspor an-tara lain ke Singapura, Malaysia dan Hongkong. Volume dan nilai ekspor hortikultura menunjukkan angka yang kurang jelas perkembangannya. Perbaikan sistim pengumpulan dan pelaporan data-data statistik terus dilanjutkan. Dibidang pe-nelitian dengan penemuan varitas-varitas baru, diharapkan dapat menghasilkan mutu produksi yang baik untuk pasaran dalam negeri maupun untuk ekspor.

3. Perkebunan.Sub-sektor perkebunan merupakan sub-sektor yang penting

dalam pembangunan, karena fungsi utamanya adalah sebagai penghasil devisa.

Adapun usaha-usaha yang telah dijalankan sejak dimulainya Pedita I, ditujukan kepada pembinaan dan bimbingan dalam hal kultur tehnis, pembinaan/penyuluhan kegiatan-kegiatan pem-bibitan/penyediaan bibit unggul, peremajaan, konversi dan di-versifikas dengan tujuan peningkatan produksi perkebunan, baik dalam hal kwantitas maupun dalam hal kwalitas.

Dengan demikian dalam 4 tahun yang terakhir ini sub-sektor perkebunan menunjukkan adanya kemajuan-kemajuan. Per-baikan-perbaikan yang telah diadakan pada perusahaan perke-bunan, telah memungkinkan sebagian besar dari perusahaan-perusahaan ini mencapai taraf yang memberikan laba.

Sub-sekitar perkebunan terdiri dari perkebunan-perkebunan negara, perkebunan - perkebunan swasta dan perkebunan-perke-bunan rakyat.

Produksi perkebunan-perkebunan negara pada 4 tahun ter-akhir ini umumnya mengalami kenaikan walaupun tingkat ke-naikannya tidak begitu menyolok. Peningkatan produksi dari beberapa komoditi utama seperti minyak sawit, teh dan gula

284

Page 34: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

antara lain disebabkan karena pemeliharaan dan pengolahan tanah serta pemupukan yang lebih intensif. Produksi karet tidak menunjukkan kenaikan yang berarti. Hal ini antara lain dise-babkan karena terus menurunnya harga karet dipasaran dunia dan dikuranginya intensitas penyadapan dibeberapa perkebunan untuk menjamin keseimbangan persediaan kulit sadap.

Pada tabel berikut ini terlihat perkembunan produksi hasil rata-rata per ha, dan luas areal karet perkebunan Negara.

TABEL VI - 15.

LUAS AREAL PRODUKSI DAN HASIL RATA-RATA KARETPERKEBUNAN NEGARA DISELURUH INDONESIA 1)

1968 - 1972

TahunLuas areal 2)

(000 HAProduhsi(ribu ton)

Hasil Rata-rataKg/HA

1968 220 103 6891969 221 110 7331970 224 118 7861971 225 118 781 )1972 g) 226 116 762

1) Angka-angka pembulatan2) Luas yang belum menghasilkan + Luas yang menghasilkan3) Angka-angka sementara 4) Angka yang diperbaiki.

Dapat dilihat bahwa kenaikan produksi dalam masa 4 tahun terakhir sejak dimulainya Pelita I rata-rata pertahunnya adalah sebesar 1,4%, sedangkan kenaikan areal adalah sebesar 0,6%. Hasi1 rata - rata per ha selama 4 tahun memperlihatkan kenaikan 0,9%.

285

Page 35: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Adapun perkembangan volume dari nilai ekspor karet. perkebunan negara dari tahun 1969 - 1972 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

TABEL VI -16.

VOLUME DAN NILAI EKSPOR KARET PERKEBUNAN NEGARA, 1969 - 1972.

Tahun Volume ton Nilai (ribu US $)

1969

85.118 41.1001970

98.400 29.000

1971

98.728 32.200

1972

1) 100.434 31.494

1) Angka-angka sementara.

Dari angka-angka tersebut diatas terlihat ada kenaikan da-lam volume ekspor walaupun dalam jumlah yang tidak sebe-rapa, sedangkan nilai ekspor terlihat memurun dengan angka yang agak menyolok dibandingkan dengan nilai ekspor tahun 1969. Hal ini disebabkan oleh karena terus menurunnya harga karet dipasaran dunia, disamping meningkatnya produksi karet synthetis. Meskipun demikian pada tahun terakhir ini terlihat titik-titik terang bagi harga karet dipasaran dunia. Salah satu sebab adalah akibat dari menaiknya harga minyak bumi yang mengakibatkan kenaikan pada harga karet synthetis. Nampak-nya gejala ini akan mengalihkan kembali perhatian negara-negara konsumen karet kearah karet alam.

Adapun produksi minyak sawit/biji sawit naik dengan meya-kimkan disebabkan karena usaha-usaha ,peremajaan, penanaman bibit unggul pada tahun-tahun yang lalu. dan penggunaan teh-

286

Page 36: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI - 10.LUAS AREAL PRODUKSI DAN HASIL RATA-RATA KARET

PERKEBUNAN NEGARA DISELURUH INDONESIA1968 - 1972.

Page 37: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

287

Page 38: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 17.

PRODUKSI, HASIL RATA-RATA PER HA DAN LUAS AREAL KELAPA SAWIT PERKEBUNAN NEGARA

1968 - 1972

Tahun Luas areal 1)Produksi (ribuan ton) *) Hasil Rata2 kg/Ha

(ribu HA) Minyak sawit inti sawit minyak sawit inti sawit

1968 80 122 24 2.110 417

1969 84 129 28 2.095 463

1970 87 3) 147 33 2.458 557

1971 91 170 39 2.495 558

1972 2) 92 189 41 2.505 560

*) Angka-angka pembulatan.1) Luas areal - luas yang belum menghasilkan + luas yang menghasilkan. 2) Angka-angka sementara.3) Angka yang diperbaiki.

288

Page 39: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

nik bertanam yang lebih maju. Disamping itu terlihat kenaikan didalam luas areal yang disebabkan karena adanya usaha ke-arah konversi dari karet ke kelapa sawit. Adapun perkembang-an produksi, hasil rata-rata per ha dan Iuas areal dalam 4 tahun belakangan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Dari angka-angka tersebut diatas terlihat kenaikan produksi rata-rata setiap tahunnya dalam waktu 4 tahun terakhir ini sebesar 11 % untuk minyak sawit dan inti sawit.

Dari segi volume dan nilai ekspor terlihat perkembangan yang tidak stabil. Hal ini disebabkan oleh karena pengaruh harga dipasaran dunia. Mengenai perkembangan volume dan nilai ekspor Kelapa sawit/Inti sawit dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

TABEL VI - 18.

VOLUME DAN NILAI EKSPORKELAPA SAWIT, PERKEBUNAN NEGARA 1968 - 1972

Tahun Volume (ton) Nilai (ribu US $)Minyak Sawit Inti Sawit Minyak Sawit Inti Sawit

1968 152.400 36.600 18.330 4.4001969 121.616 29.434 16.134 3.1841970 117.192 31.380 25.826 3.7181971 147.659 34.223 32.420 3.4951972 1) 169.496 36.801 30.176 2.642

1) Angka-angka (triwulan IV belum lengkap).

Komoditi lainnya yang menunjukkan perkembangan yang baik adalah teh. Produksi terlihat meniungkat setiap tahunnya, de-

289

310383-(19)

Page 40: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

ngan rata-rata sebesar 4,0%. Adapun dari segi harga telihat tendensi harga yang bertahan dan sedikit menaik. Usaha-usaha perbaikan mutu teh masih terus dilakukan, antara 1ain usaha-usaha perbaikan mutu pemetikan dan handling pucuk, rehabi-litasi pabrik dan alat-alat, penambahan kapasitas pabrik serta adanya bantuan proyek untuk beberapa PNP.

TABEL VI - 19.

PRODUKSI,. VOLUME DAN NILAI EKSPOR TEH,PERKEBUNAN NEGARA,

1968 - 1972

Tahun Produksi 1)(ribu ton)

Luas areal 1)( r ibu HA)

Volume(ton)

Nilai(ribu US $)

1968 28 40 40.200 15.3401969 31 40 24.462 11.6001970 34 40 30.531 18.2501971 37 40 34.543 25.5001972 2) 36 40 34.162 25.941

1 ) Angkarangka pembulatan. 2) Angka-angka sementara.

Produksi perkebunan-perkebunan besar swasta pada umum-nya dalam 4 tahun terakhir ini menunjukkan kenaikan setiap tahunnya. Meskipun beberapa komoditi belum mencapai taraf produksi ditahun 1968 seperti misalnya teh. Beberapa komoditi lainnya tidak menunjukkan kenaikan yang menyolok misalnya kopi, kelapa/kopra dan karet.

290

Page 41: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Perkembangan produksi untuk beberapa komoditi selama 4 tahun belakangan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

TABEL VI - 20.PRODUKSI BEBERAPA KOMODITI

PERKEBUNAN BESAR SWASTA1968 -1972

(dalam ribuan ton) 1)

Komoditi 1968 1969 1970 1971 19722)

Karet 102 110 113 114 124

Minyak Sawit 59 60 70 79 74

Inti Sawit 11 13 15 18 16

Teh 12 9 9 10 10

Kopi 6 5 6 7 6

Gula 23 72 74 75 80

1.) Angka angka pembulatan 2.) Angka-angka sementara.

Pada tanaman tebu usaha-usaha perbaikan pabrik-pabrik gula dan perluasan areal tebu masih terus berlangsung terutama untuk perkebunan-perkebunan negara. Hal ini disebabkan ka-rena adanya usaha-usaha untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri yang semakin meningkat, dan usaha-usaha untuk me-ngurangi impor gula pada tahun-tahun mendatang. Adapun per-kembangan produksi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

291

Page 42: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 21.

PRODUKSI GULA PERKEBUNAN NEGARA

1969 - 1972

Tahun Produksi (ribu ton) 1)

292

Page 43: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan
Page 44: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

1969 6301970 2) 6031971 7081972 756

1) Angka-angka pembulatan.2) Angka-angka yang diperbaiki.

Kopi juga menunjukkan perkembangan yang baik seperti ter-dilihat pada tabel berikut ini.

TABEL VI- 22.

PRODUKSI KOPI PERKEBUNAN NEGARA,1969 -1972

TahunProdukai

(ribu ton) 1)

1969 81970 9

1971 1119722) 12

1) Angka-angka pembulatan. 2) Angka-angka sementara.

Page 45: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Sebagaimana pada perkebunan-perkebunan negara, kenaikan produksi karet perkebunan swasta tidak seberapa dalam bebe-rapa tahun belakangan ini. Ini disebabkan oleh komposisi umur tanaman yang belum menguntungkan dan pengaruh harga karet dipasaran dunia yang bertendensi terus menurun. Mengenai teh, produksi cukup menggembirakan, karena harga teh menunjukkan kenaikan, sedangkan untuk kopi dan gula faktor iklim yang menyenangkan mendorong peningkatan pro-duksi.

Produksi minyak sawit/inti sawit naik dengan sedikit me-yakinkan, sebagau- akibat dari peremajaan dan penanaman bibit unggul pada tahun-tahun yang lalu dengan tehnik bertanam yang lebih maju.

Mengenai perkembangan volume dan niladi ekspornya untuk beberapa komoditi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Adapun produksi perkebunan rakyat dalam tahun-tahun sejak dimuladnya Pelita I pada umumnya meningkat setiap tahunnya, meskipun perluasan areal perkebunan rakyat belum banyak artinya dalam perkembangan produksi. Adapun per-kembangan produksi untuk beberapa jenis tanaman dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Kalau dilihat angka-angka produksi perkebunan rakyat, produksi gula mangkak menumjukkan kenaikan yang nyata setiap tahunnya jika dibandingkan jenis-jenis tanaman lainnya. Jenis tanaman cengkeh juga memperlihatkan kenaikan setiap tahunnya.

Dalam tahun-tahun belakangan ini perhatian masyarakat terhadap tanaman cengkeh sangat besar sekali. Dalam usaha menampung perhatran masyarakat terhadap swa-sembada cengkeh, Direktorat Jenderal Perkebunan melalui Dinas-Dinas PerkebunanRakyat didaerah, menjadi kewalahandalam menye-diakan biji/bibit cengkeh,terlebih-lebih dengan adanya diversi-

293

Page 46: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 23.VOLUME DAN NILAI EKSPOR

BEBERAPA KOMODITI PERKEBUNAN BESAR SWASTA(1969 - 1972)

Tahun 1969 1970 1971 1972 *)

Volume Nilai Volume Nilai Volume Nil ai Volume NilaiKomiditi (ribu (ribu (ribu (ribu

(ton) US $) (ton) US $) (ton) US $) US $)

K a r e t 120.000 38.400 120.000 38.400 122.400 39.000 - 17.090

Minyak Sawit 71.769 15.800 69.824 15.400 72.000 15.800 -

Inti Sawit 12.090 1.300 15.419 3.700 16.000 1.800 - -

T e h 5.000 3.000 5.000 3.000 6.000 3.600 - 1.762

K o p i 5.000 4.500 6.000 5.400 6.000 5.400 - -

*) Angka-angka sementara, dan tidak lengkap.

294

Page 47: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI = 24.

PRODUKSI PERKEBUNAN RAKYAT1968 -1972(dalam ton)

Jenis Tanaman 1968 1969 1970 1971*) 1972*)

K a r e t 531.216 553.826 571.014 572.185 568.000

Kelapa 1.131.243 1.165.102 1.198.363 1.147.977 1.216.000

Teh (hijau) 33.119 31.200 20.563 24.180 24.000

K o p i 143.746 160.765 170.089 177.567 196.000

Gula (mangkok) 202.784 205.500 195.840 210.746 210.000

Tembakau ** ) 53.832 83.485 68.784 69.021 74.000

L a d a 46.665 17.000 17.219 24.263 17.700

Cengkeh 17.156 11.037 15.371 14.070 18.100

*) Angka-angka sementara.**) Tembakau rakyat dan virginia.

fikasi tanaman kopi dan lain-lainnya dengan tanaman cengkeh. Untuk ini Direktorat Jenderal Perkebunan akan menyediakan bibit/biji-biji cengkeh dalam jumlah yang lebih besar.

Dalam usaha pemberantasan hama kelapa sexava terutama didaerah Sangir dan Talaut telah diadakan usaha pemberantasan yang intensif, baik melalui penyemprotan udara maupun dari darat.

Perlu dicatat bahwa disamping kata mengekspor hasil-hasil perkebunan, ada pula impor sementara hasil-hasil perkebunan. Beberapa diantaranya dapat diikuti pada tabel berikut ini.

295

Page 48: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 25.

IMPOR HASIL-HASIL PERKEBUNAN1969 - 1972

(ribuan US $)

J e n i s 1969 1970 1971 1972 1)

Gula pasir 10.277 14.236 7.144 108Cengkeh 7.018 20.710 30.630 24.132Tembakau 7.642 2.138 3.184 2.782Kapas kasar 24.248 18.476 45.109 34.885Benang tenun 40.928 22.759 25.477 15.313

1) Angka perkiraan sementara.

Adapun langkah-langkah yang telah diambil untuk mening-katkan produksi hasil-hasil perkebuuan yang selama ini kita impor, maka didalam rangka usaha penghemaitan devisa, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan penghasilan petani dalam rangka mencapai tujuan swasembada cengkeh, telah dilakukan penyebaran biji cengkeh kepada masyarakat. Perhatian masyarakat terhadap penanaman cengkeh tampak sangat besar sekali.

Dalam hal gula yang ingin kita capai adalah bukan saja swasembada, tetapi juga usaha untuk dapat mengekspor gula karena dengan meningkatnya harga pasaran dunia prospek-nya cukup baik. Untuk dapat mencapai taraf swasembada da-lam bidang gula ini, telah dilaikukan usaha rehabilitasi dan pe -ningkatau effisiensi yang telah dimulai sejak Pelita I. Adapun hasil-hasil yang telah dicapai cukup menggembirakan, terbuk-ti dengan semakin meningkatnya produksi gula kita dan sema-kin menurunnya angka impor gula dari tahun ketahun. Untuk pengembangan lebih lanjut telah dilaksanakan penelitian

296

Page 49: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI – 11.IMPOR HASIL-HASIL PERKEBUNAN 1969 - 1972

297

Page 50: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan
Page 51: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

(study) tetang industri gula secara menyeluruh dengan ban-tuan UNDP ; dan disamping itu juga sedang dilaksanakan trial /percobaan penanaman tebu dibeberapa daerah di Jawa dan luar Jawa dalam rangka mencapai areal baru yang cocok untuk tanaman tebu. Disamping itu juga akan dilaksamakan rehabili-tasi pabrik-pabrik gula secara besar-besaran maupun kecil-kecilan yang sebahagian besar akan dibiayai oleh Bank Dunia (IDA/IBRD) dan sebagian lainnya oleh Bank Pembanguman Asia (ADB).

Dalam rangka usaha mengurangi impor kapas telah diada-kan usaha-usaha kearah peningkatan produksi; dan selama periode Pelita I telah banyak dilakukan kegiatan-kegiatan di-bidang-bidangpenelitian, percobaan penanaman, pemberantas-an hama/penyakit, pembibitan dan lain-lainnya. Kesemuanya memberikan kemungkinan bahwa perluasan tanaman kapas se-cara komersil dapat dilakukan.

Usaha-usaha lainnya yang telah dan akan dilakukan dalam rangka perluasan kapas, terutama kapas rakyat, antara lain ialah dengaai usaha penanaman areal seluas 5.500 ha dengan sistim Bimas, dibentuknya Perum Kapas, dan akan diseleng-garakannya Cotton Development Feasibillity Study oleh Bank Dunia dibeberapa daerah pada permuaan tahun 1973 ini.

Adapun usaha yang telah diuraikan diatas tadi akan erat sekali hubungannya dengan usaha penambahan lapangan ker-ja dalam rangka mengurangi pengangguran.

4. Perikanan

Page 52: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Sebelum tahun 1968 iklim usaha perikanan masih belum be-gitu berkembang. Hal ini diisebabkan karena kurangnya per-modalan, prasarana dan, fasilitas-fasilitas usaha perikanan yang tidak mencukupi, sistem usaha dan teknologi yang digunakan oleh nelayan/petani ikan tidak didasarkan atas perhitungan-perhitungan ekonomis rasionil, perkoperasian yang dianggap sebagai badan usaha untuk pengembangan usaha perikanan rakyat masih belum dapat berfungsi sebagaimana mestinja, dan sistem pemasaran ikan yang berlaku tidak menjamin peng-

298

Page 53: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

hasilan yang layak bagi produsen, walaupun harga akan diting-kat konsumen cukup wajar. Selain itu Pemerintah sebagai un-sur pemberi arah dan pendorong pengembangam usaha perika-nan masih lemah dan kurang effisien.

Sejak tahun 1968 produksi perikanan secara keseluruhan memperlihatkan suatu kenaikan, walaupun kenaikannya itu be-lum seperti apa yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat pada angka-angka produksi yang tercantum pada tabel berikut ini.

TABEL VI - 26.

PRODUKSI PERIKANAN 1968 - 1972(dalam ribuan ton)

Ikan laut Ikan darat Jumlah % kenaikan/penurunan

1968 723 437 11581969 785 429 1214 + 4,81970* 807* 4z1* 1229* + 1,21971** 818* 416* 1z27**1s72*** 843 426 1269 + 3,4

* Angka-angka diperbaiki. ** Angka sementara. *** Angka taksiran.

Dari tabel VI - 26 tersebut terlihat bahwa kenaikan pro-duksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibanding-kan dengan hasil produksi tahun 1969 hanya naik sebesar 1,2%, sedangkan produksi tahun 1971 relatif turun sedikit dan mulai tahun 1972 produksinya naik lagi sebesar 3,4%.

Dengan singkat dapat dikatakan, bahwa selama periode 1968 - 1972 produksi penikanan secara keseluruhan naik de-ngan kurang lebih 9,4% atau rata-rata 1,9% setahun. Kenaik-an produksi ini disebabkan oleh adanya peningkatan produksi hasil perikanan laut, yang dimungkinkan karena beberapa ko-moditinya seperti udang, ikan segar (termasuk tuna dan ca-

299

Page 54: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI – 12.PRODUKSI PERIKANAN, 1968 - 1972

300

Page 55: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

kalang), ikan hias dan katak mempunyai pasaran yang baik diluar negeri.

Penyebab lain adalah karena selama PELITA I ini telah dilaksanakan pembangunan dan rehabilitasi beberapa sarana perikanan yang bertujuan menciptakan iklim yang baik untuk pengembangan usaha perikanan dengan berlandaskan kepada pola kebijaksanaan yang telah digariskan diatas.

Sebaliknya produksi perikanan darat mulai tahun 1969 sampai dengan tahun 1971 memperlihatkan suatu penurunan, tetapi penurunannya ini relatif keail. Produksi tahun 1972 su-dah mulai menaik lagi. Penurunan produksi hasil perikanan darat ini disebabkan antara lain oleh pengaruh musim yang kurang menguntungkan usaha perikanan darat, dan adanya pergeseran lapangan usaha rakyat dari petani ikan perikan-an perairan bebas (sungai dan danau) keusaha penebangan kayu didaerah Kalimantan. Penyebab lain ialah karena adanya wabah hama ,,Lernea” yang banyak menyerang kolam dan perairan bebas di Jawa Barat dan Sumatera Utara, sehingga untuk pencegahannya telah dilaksanakan suatu usaha khusus.

Dalam usaha perikaanan laut, armada perikanan merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya produksi. Perkembangan jumlah armada perikanan laut dapat dilihat dari tabel VI-27 berikut.

TABEL V - 27.ARMADA PERIKANAN INDONESIA

(1968 - 1971)

Tahun kapal motor perahu layar

1968 5.707 278.2061969 5.319 275.3141970* 6.034 289.4021971** 6.720 280.927

* Angka diperbaiki. ** Angka sementara.

301

Page 56: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan
Page 57: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI – 13ARMADA I N D O N E S I A, 1968 - 1971

Page 58: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

302

Page 59: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Tahun 1970 jumlah kapal motor perikanan memperlihatkan suatu peningkatan, tetapi sebaliknya pada tahun 1971 jumlah perahu layar perikanan sudah mulai berkurang. Jadi dapat di-katakan bahwa pada tahun 1971 sudah mulai ada pergeseran da1am usaha penangkapan ikan dari usaha penangkapan dengan menggunakan perahu dayar kearah usaha motorisasi pe-nangkapan ikan.

Luas daerah pungut perikanan kultur merupakan salah satu faktor produksi perikanan darat. Pada tahun 1970 luas areal perikanan kultur mengalami penambahan, yaitu dari 287.426 Ha ditahun 1969 menjadi 305.274 Ha (kira-kira 6,2%). Penam-bahan ini disebabkan oleh adanya perluasan areal tarnbak. Perluasan areal pertambakan dimungkinkan oleh karena baik-nya pasaran hasil produksi usaha pertambakan yang berupaudang dan bandeng.

Perluasan areal pertambakan ini akan lebih dimungkinkan lagi dengan berhasillnya percabaan penetasan telur dari induk udang matang telur. Selain itu dengan adanya perbaikan iri-gasi, telah menyebabkan pula adanya perluasan areal diusaha perikanan air tawar dan usaha perikanan disawah. Tetapi pada tahun 1971 luas areal ini berkurang dari 305.274 Ha ditahun 1970 menjadi 290.403 Ha (kira-kira 4,8%) dalam tahun 1971. Hal ini disebabkan karena adanya banjir dan berjangkitnya wabah hama Lernea pada beberapa daerah pungut perikanan darat.

Dalam hal besarnya perkreditan dibidang perikanan masih kurang, kalau dibandingkan dengan kebutuhan. Hal ini disebab-kan oleh sistim perkreditan perbankan yang masih tetap ber-prinsip pada keharusan adanya jaminan terhadap kredit ter-sebut. Padahal justru masalah jaminan inilah yang masih be-lum dapat diatasi oleh para nelayan pengusaha perikanan rak-yat dengan unit usahanya yang kecil-kecil.

Tetapi walaupun demikian dari Tabel VI-28 diatas terlihat bahwa perkembangan kredit investasi yang disalurkan oleh Bank Rakyat Indonesia terus mengalami peningkatan baik dari

303

Page 60: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 28.

KREDIT INVESTASI YANG DISALURKAN B.R.I.DISEKTOR PERIKANAN

1969 -1972(dalam Rupiah)

Periode Orang/Unit Commitment

S/d Desember 1969 6 71.800.000

S/d Desember 1970 18 308.300.000

S/d Desember 1971 30 746.000.000

S/d Desember 1972 37 935.600.000

jumlah orang/unitnya atau dari segi jumlah kreditnya. Hal ini menunjukkan bahwa iklim usaha perikanan sudah mulai baik dan diharapkan akan lebih berkembang lagi dengan adanya pem-bangunan-pembangunan selama PELITA I ini.

Sedangkan perkembangan kredit exploitasi yang telah disa-lurkan oleh Bank Rakyat Indonesia disektor perikanan dapat dilihat dari Tabel berikut.

Dari tabel kredit exploitasi diatas terlihat bahwa jumlah kredit exploitasi yang telah dipinjamkan terus mengalami pening -katan baik dari segi jumlah orang/unit yang dipinjami ataupun dari segi jumlah kredit yang dipinjamkan. Selain itu dari segi pengembalian kreditpun terlihat bahwa kredit yang dikembali-kan cukup besar dan prosentasenya makin meningkat, yaitu mulai tahun 1970 sampai dengan 1972 berturut-turut 81,4%, 91,8% dan 92,9%. Jadi dapat dikatakan bahwa para pengusaha perikanan sudah mulai memperlihlatkan kegairahannya dalam mengusahakan usaha perikanan mulai kredit perbankan yang sehat.

304

Page 61: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 29

KREDIT EXPLOITASI YANG DISALURKAN B.R.I.DISEKTOR PERIKANAN(1969 - 1972, dalam rupiah)

TahunDipinjamkan/Pemberian kredit Dibayar kembali

Uang Uang %

1969 35juta 31 juta 86,3%1970 1.429juta 1.163 juta 81,4%1971 2,39milyar 2,13 milyar 91,8%1972*) 2,32milyar 2,22 milyar 92,9%

*) s/d September 1972, angka sementara.

Sejak tahun 1968 sampai dengan tahun 1972 perusahaan -perusahaan dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) umumnya bergerak dalam penangkapan dan pema-saran udang dan ikan. Karena ikan merupakan salah satu bahan makanan yang lekas menjadi busuk maka dalam rangka PMDN ini telah dibangun sarana pengawetan ikan berupa coldstorage sebanyak 4 (empat) buah dengan kapasitas seluruhnya sebesar 1.200 ton.

Sejak tahun 1968 sampai dengan tahun 1972 perusahaan-perusahaan perikanan dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) adalah dalam bentuk joint venture. Umumnya usaha ini bergerak dibidang perudangan, sebuah dibidang pengolahan dan sebuah lagi dibidang pemeliharaan mutiara. Usaha dalam rangka PMA ini bersifat ,,integrated” dari penangkapan sampai pada pemasaran hasilnya, yang ditujukan bagi pasaran luar negeri.

Perkembangan nilai ekspor hasil-hasil perikanan yang me-liputi lebih 20 komoditi itu telah menunjukkan kenaikan yang

305310383-(20).

Page 62: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

sangat menyolok selama beberapa tahun terakhir ini. Perkem-bangan nilai ekspor hasil-hasil perikanan tersebut dapat dilihat dari tabel VI-30 berikut.

TABEL VI - 30.NILAI EKSPOR HASIL-HASIL PERIKANAN,

1968 -1972(dalam ribuan US $)

Komoditi 1968 1969 1970 1971 1972* )

Udang(segar & awetan) 748 822 3.680 13.782 16.403

Ikan segar(termasuk Tuna danCakalang) 412 231 157 828 346

K a t a k - 9 286 335 552Ikan hias 33 20 34 28 29Lain-lain 581 468 2.006 3.067 2.189

J u m 1 a h 1.774 1.550 6.163 18.040 19.518

*) Angka sementara sampai dengan bulan Agustus 1972.

Sebab utama dari peningkatan nilai ekspor hasil-hasil per-ikanan adalah karena baiknya iklim pasaran komoditi udang dipasaran dunia, yang dimungkinkan oleh karena permintaan akan udang cukup besar dan harganyapun masih baik. Besarnya permintaan akan hasil-hasil perikanan dipasaran dunia dapat dilihat dari Tabel Volume Ekspor Hasil-hasil Perikanan berikut.

Dari tabel VI - 31 diatas terlihat bahwa permintaan akan udang, katak dan ikan hias terus mengalami kenaikan dari tahun kebahun. Khusus mengenai komoditi katak dari Tabel-tabel Nilai dan Volume Ekspor Hasil-hasil Perikanan terlihat bahwa harganya memperlihatkan suatu tendensi yang menaik. Jadi dalam pengusahaan perudangan ini Pemerintah hanya tinggal mengatur, memberikan pengarahan dan mengawasi saja lagi dengan lebih intensif.

306

Page 63: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 31.

VOLUxvIE EKSPOR HASIL-HASIL PERIKANAN1968 - 1972(dalam ton)

Komoditi 1968 1969 1970 1971 1972*)

Udang (segar danawetan) 2.902 5.637 5.946 14.112 12.688

Ikan segar 3.416 2.332 1.157 3.500 2.212K a t a k 28 637 500 467Ikan hias 23 42 97 100 123Lain-lain 13.376 13.587 10.769 10.543 15.671

J u m 1 a h 19.717 21.426 18.606 28.755 23.387

*) Angka sementara sampai dengan bulan Agustus 1972.

Secara umum harga merupakan pencerminan dari pada ke- adaan penawaran dan permintaan suatu komoditi disuatu tem-pat pada suatu periode yang tertentu. Perkembangan harga ikan didalam negeri untuk beberapa tahun terakhir ini dapat dilihat dari tabel VI-32 berikut.

TABEL VI - 32.HARGA ECERAN IKAN DIKOTA DAN PEDESAAN,

1969 -1972(dalam rupiah)

1969 1970 1971 1972 *)

Ikan asin di Jakarta 157,72 160,70 171,46 208,51 *Ikan bawal segar di Jakarta 193,82 206,31 238,21 251,58Ikan asin dipedesaan Jawa Madura 115;56 120,44 135,89 138,28 **

* sampai dengan Nopember 1972 ** sampai dengan Agustus 1972

307

Page 64: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Ikan asin merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok bagi penduduk Indonesia. Dari tabel VI-32 diatas terlihat bah-wa harga ikan asin dikota (Jakarta) mulai dari tahun 1969 sampai dengan tahun 1972 terus mengalami kenaikan, sedang-kan perkembangan harga ikan asin dipedesaan Jawa dan Ma-dura mulai dari tahun 1969 sampai dengan tahun 1972 juga mengalami kenaikan, walaupun kenaikannya itu tidak sebe-sar kenaikan harga di Jakarta. Perkembangan harga ikan segar di Jakarta (sebagai standard diambil harga ikan bawal segar) mulai tahun 1969 sampai dengan 1972 juga mengalami ke -naikan. Perkembangan harga ikan asin dikota (Jakarta) dan pedesaan Jawa dan Madura serta harga ikan segar di Jakarta pada tahun 1971 sangat melonjak.

Kenaikan yang sangat melonjak ini disebabkan oleh adanya penurunan produksi hasil perikanan pada tahun itu. Jadi da-pat dikatakan, bahwa kebutuhan akan ikan asin baik dikota Jakarta ataupun dipedesaan Jawa dan Madura, dan juga ikan segar di Jakarta terus meningkat, sehingga perlu diimbangi dengan supply yang lebih besar lagi.

Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani, selain da-ging, telur, susu dan lain-lainnya lagi. Untuk peningkatan nilai gizi makanan, protein mutlak diperlukan. Berdasarkan menu pedoman yang diperbaiki pada tahun 1968, konsumsi ikan se-gar untuk rata-rata orang Indonesia telah ditetapkan sebanyak 23,7 Kg/kapita/tahun. Jika kita melihat pada angka-angka produksi, ekspor dan jumlah penduduk pada tabel VI-33 berikut, ternyata bahwa konsumsi ikan perkapita di Indonesia sampai sekarang ini, masih jauh dibawah angka konsumsi ideal ikan perkapita seperti apa yang telah ditetapkan. Dengan perkata-an lain konsumsi ikan rata-rata orang Indonesia pada dewasa ini masih sangat rendah atau rata-rata 50% dari apa yang telah ditetapkan dalam pedoman. Dari segi produksi perikanan se-benarnya sudah ada peningkatan, yaitu sebesar 9,4% mulai dari tahun 1968-1972 atau rata-rata 1,9% pertahun tetapi ka-

Page 65: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

rena peningkatan produksi ini kalah cepat dengan pertambah-

308

Page 66: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 33KONSUMSI IKAN PERKAPITA DI INDONESIA

1968 - 1972Tahun Produksi Ekspor Penduduk

(kg) (kg) (r ibu) Konsumsi/kapita

Page 67: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

1968 1.159.039 19.717 117.716 10,19

Page 68: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

1969 1.214.399 21.426 114.151 10,45 1970 1.228.518 18.606 116.640 10,371971 1.226.788 28.755 119.183 10,051972 *) 1.269.000 ........... ........... ..........* ) Tidak tersedia angka yang Lengkap masih merupakan angka

sementara.

an penduduk, yaitu lebih kurang 2,4% pertahun, maka konsum-si ikan rata-rata orang Indonesia, masih tetap rendah. Hal ini tercermin pula dari perkembangan harga yang terus mengalami kenaikan, yang berarti bahwa jumlah penawaran akan ikan le-bih kecil daripada permintaan. Oleh sebab itu peningkatan pro-duksi perikanan mutlak perlu dan diharapkan lebih ditingkat-kan Iagi.

5. Kehutanan.

Dalam tahun-tahun terakhir ini tampak bahwa peranan sek-tor kehutanan dalam pembangunan ekonomi terus meningkat dengan pesat. Devisa negara yang berasal dari sektor kehu-tanan telah menduduki tempat ketiga, sebagai sumber terbesar sesudah minyak bumi dan hasil pertanian.

Pembangunan kehutanan dalam Pelita I difokuskan kepada kegiatan-kegiatan pembinaan dan pemanfaatan sumber alam hutan. Pembinaan hutan ditujukan terhadap areal-areal hutan non-produktif atau berpotensi rendah, melalui rehabilitasi/ reboisasi dan pemeliharaan areal hutan yang produktif. Peman-faatan hutan ditujukan terhadap areal-areal hutan yang pro-

309

Page 69: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 36.

PENDAPATAN DEVISA DARI EKSPOR KAYU DAN NON-KAYU 1968 - 1972

Tahun Kayu jati(juta US $)

Semua kayu(juta US $)

Non-kayu(juta US $)

1968 2,147 12,5 5,21969 1,918 26,8 1,71970 2,237 100,5 3,81971 2,865 168,4 3,41972 2,783 220,9 1,6 **

**) angka sernentara.

Pendapatan devisa dari ekispor hasil hutan non-kayu terutama diperoleh dari ekspor rotan dan kopal/damar. Produksi dari rotan dan damar selama lima tahun trakhir ini tidak menunjuk-kan kenaikan yang berarti, meskipun keadaan pasar untuk ba-rang-barang tersebut cukup baik.

TABEL VI - 37.PERKEMBANGAN EKSPOR ROTAN DAN KOPAL/DAMAR

TahunRotan

:ribuan ton)Kopal/damar

(ribuan ton)

1967 33,5 8,81968 34.9 8,41969 33,4 10.01970 38,5 10,01971 31,6 7,71972 26,1 ** 5,9 **

**) angka sementara.

Berkembangnya pengusahaan hutan telah menyebabkan berkembangnya pula perusahaan-perusahaan penunjang, se-perti perkapalan, jasa dan lain-lain yang menciptakan beribu-ribu lapangan pekerjaan baru.

312

Page 70: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 38PERKEMBANGAN HAK PENGUSAHAAN HUTANSAMPAI DENGAN SEPTEMBER 1972

Penjelasan Jumlah Luas Areai Rencana InvestasiUnit (1.000 Ha) (ribu US $) (ribu Rp.)

Page 71: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan
Page 72: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

I. Unit Tengusahaan Hutan yang sudah mendapatkan SKHPH dan SK Ijin Investa-sl/Persetujuan Peme-rintah1, Production

Sharing2. Usaha/Modal

Nasional :a. Mendapat

8 981,85 22.972,35

SKHPHb. Mendapat Per

setujuan Peme

40 3.387,50 85.400,- 520.000

rintah3. Joint Enterprise :

a. Mendapat

26 2.101,30 51.650,

SKHPHb. Mendapat SK

29 3.473,75 91.000,

Investasi

4. Straight Investment.a. Mendapat

14 1.219,50 33.500,

SKHPH

b. Mendapat SK Investasi

16 3.078,- 326.800,

II. Unit PengusahaanHutan yang sudah

menanda-tangani

133 14.241,90 611.322,35 520.000

Forestry Agreement 50 2.287,- 116.930,-Jumlah I + 11 183 16.528,90 728.252,35 520.000

313

Page 73: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Pada tahun 1972 ini kegiatan pengusahaan hutan secara langsung telah memberikan lapangan kerja bagi kira kira 24.000 orang, diantaranya 16.000 orang adadahtenaga-tenaga warganegara Indonesia. Secara berangsur-angsur, melalut pen-didikan kejuruan khusus dan latihan-latihan kerja. Pemerintah berusaha meningkatkan jumlah tenaga Indonesia dalam peru-sahaan-perusahaan kehutanan tersebut.

Produksi dari areal-areal hutan buatan dan alam yang telah diusahakan menunjukkan kenaikan yang mantap, terutama pada areal-areal yang diusahakan secara teratur. Areal-areal hutan yang telah diusahakan dengan rencana yang baik teru-tama terdapat di Jawa dan terdiri dari hutan-hutan buatan seperti jati, pinus, agathis dan sebagainya.

Pada umumnya hutan buatan mempunyai potensi cukup tinggi. Pada waktu ini luas hutan buatan itu diperkirakan se-luas kurang lebih 1.204 juta hektar, yang terdiri dari 775.000 hektar hutan jati, 298.000 hektar hutan conifers, dan kurang lebih 131.000 hektar hutan kayu rimba lainnya. O1eh karena hutan-hutan buatan mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, maka perluasan hutan-hutan tersebut selalu dilakukan dan diarahkan kepada jenis-jenis kayu industri.

Perkembangan pembinaan hutan.

Produksi kayu dan non kayu dari hutan telaah meningkat de-ngan cepat. Hal ini mempunyai akibat langsung yang merugi-kan dengan meluasnya tanah-tanah hutan yang tidak produktif atau kosong, seperti tanah-tanah yang ditumbuhi belukar dan alang-alang.

Perladangan liar dan pennungutan hasil hutan yang semba-rangan mempunyai andil yang besar dalam rusaknya hutan-hutan tersebut diatas.

314

Page 74: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Dari sejumlah kira-kira 38 juta hektar hutan produksi dise-luruh Indonesia hanya 16 juta hektar yang benar-benar pro-duktif. Kelangsungan penghasilan negara dari sumber-sumber kehutanan pada tahun-tahun mehdatang dipertaruhkan kepada areal produktif tersebut.

Dalam lima tahun terakhir ini, jumlah areal non-produktif telah meluas dengan kecepatan kira-kira 466.000 hektar tiap tahun. Masalah ini telah menjadi suatu masalah yang sangat gawat ditinjau dari kelestarian hasil pendapatan negara dan perlindungan tanah dan tata air.

TABEL VI - 39.

KEADAAN HUTAN DI INDONESIA TAHUN 1972Luas seluruhnya Luas yang rusak

Jenis peruntukkan(jutaan ha) (jutaan ha)

1.HutanHutanHutan

produksilindungcadangan

38 57 27

18 210

Jumlah seluruhnya : 122 30

Keadaan yang gawat tersebut disadari benar oleh Pemerin-tah, sehingga kebijaksanaan pembangunan Pemerintah dalam bidang kehutanan ini mengutamakan rehabilitasi sumber-sumber kekayaan hutan melalui reboisasi, penghijauan dan restocking.

Dalam lima tahun terahir ini kemajuan reboisasi, penghijau-an dan restocking hutan-hutan tersebut diatas belum memberi-kan gambaran yang menggembirakan, oleh karena belum dapat mengimbangi peningkatan kerusakan hutan yang terjadi.

315

Page 75: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 40LUAS TANAH KOSONG DALAM AREAL HUTAN

DI JAWA 1968 - 1972

Tahun Luas tanah kosong dalam areal hutan (ribuan hektar)

Page 76: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan
Page 77: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

1968 242 *)1969 5281970 4011971 4331972 349

.*1 Angka perkiraan.

Penyebab utama dari meluasnya padang alang-alang diluar Jawa adalah perladangan liar dan kebakaran yang terus-mene-rus untuk keperluan perladangan dan perburuan. Seluas kira-kira 12,5 juta hektar padang alang-alang dewasa ini, perlu segera direhabilitir dan dikembalikan fungsinya sebagai hutan.

Di Jawa, bahaya banjir dan kekeringan yang selalu timbul tiap tahun, disebabkan oleh meluasnya tanah-tanah gundul, yang kebanyakan adalah tanah-tanah milik rakyat. Tanah-tanah tersebut yang luasnya diperkinakan sebesar 1,85 juta hektar, perlu segera dihijaukan untuk mengurangi bahaya banjir dan kekeringan tersebut.

Pemerintah telah mengambil beberapa tindakan untuk me-nanggulangi masalah meluasnya tanah-tanah kosong tersebut diatas, misalnya: dengan usaha-usaha gerakan penghijauan pada tanah-tanah milik rakyat, memperbaiki organisasi peng-hijauan nasional, menghentikan pemberian areal-areal konsesi, meningkatkan penyuluhan kepada rakyat, dan banyak lagi usaha-usaha yang lain.

Selama empat tahun terakhir ini (1969-1972) telah dilaksa-nakan reboisasi seluas 76.000 hektar, dan rehabibitasi hutan seluas 470.000 hektar. Usaha-usaha reboisasi dan penghijauan tersebut merupakan usaha-usaha kearah peningkatan potensi hutan dalam produksi kayu dan non kayu, dan secara tidak

316

Page 78: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI - 14.KEADAAN HUTAN DI INDONESIA, TAHUN 197Z

TAHUN 1 9 7 2

Page 79: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

317

Page 80: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

langsung merupakan usaha kearah pengurangan bahaya banjir dan kekeringan, yang selama ini merupakan bahaya tahunan bagi kita.

Dalam waktu lima tahun terakhir ini, telah dilakukan pe- nataan batas dan rehabilitasi batas hutan sepanjang 2250 km atau 8.43% dari batas areal hutan seluruhnya. Usaha-usaha ini dilakukan untuk perencanaan penggunaan sumber hutan, bersama-sama dengan kegiatan inventarisasi sumber kekayaan hutan.

TABEL VI - 41.KEGIATAN INVENTARISASI HUTAN SELAMA PERIODE

1969/70 - 1972

KegiatanLuas areal yang telah

diinventarlsasi(ribuan hektar)

% terhadapseluruh luashutan

1. Survey orientasi udara 15.531 11

2. Survey lapangan 31.500 25

3. Penafsiran potretudara 14.732 8

Dalam lima tahun terakhir ini pembangunan kehutanan di Indonesia dituangkan dalam beberapa program, yaitu program pendidikan dan latihan, program penelitian, program pening-katan produksi hasil hutan, program penyelamatan tanah dan air dan lain-lain.

Oleh karena hutan merupakan suatu renewable resources dan pengusahaannya mempergunakan prinsip kelestarian, maka masalah yang timbul dengan adanya peningkatan kegiat-an yang cepat sejak tahun 1968 adalah perlunya pengawasan

318

Page 81: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

yang lebih ketat dan teratur, terutama terhadap kegiatan exploitasi hutan yang dilakukan oleh modal swasta nasional dan asing. Dengan adanya pengawasan yang ketat tersebut, kemantapan produksi dan pendapatan negara dapat dipertahan-kan untuk jamgka waktu yang lama.

6. Feternakan.Pembangunan subsektor peternakan adalah penting dalam.

rangka memperbesar penyediaan lahan makanan yang mempu-nyai nilai gizi yang tinggi, seperti daging, telur dan susu. Disam- ping itu dalam usaha-usaha meningkatkan penghasulan devisa subsektor peternakan juga memegang peranan. Tambahan pula sebagian besar dari produksi ternak dihasilkan oleh peternak. rakyat. Dengan demikian peningkatan-peningkatan produksi subsektor peternakan akan meningkatkan pendapatan rakyat.

Perkembangan produksi subsektor peternakan terpenting, seperti daging, telur dan susu selama tahun-tahun 1968 sampai dengan 1972 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

TABEL VI - 42.

PRODUKSI DAGING, TELUR DAN SUSU

1968 – 1972

TahunDaging(ton)

Susu(ribu lt)

Telur(ribu butir)

1968 305.095 49.278 1.280.2461969 309.302 28.923 1.299.7751970 313.621 29.304 1.054.9201971 314.017 67.125 1.323.5401972 *) 354.251 37.694 1.711.900

*) Angka sementara.

319

Page 82: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI – 15

PRODUKSI DAGING, TELUR DAN SUSU 1968 - 1972

320

Page 83: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI - 16

HARGA BEBERAPA BAHAN MAKANAN DI DAERAH PEDESAAN DI JAWA 1968 – 1972

321

310383-(21).

Page 84: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Angka-angka tersebut merupakan perkiraan-perkiraan kasar, namun demikian dapat digunakan sebagai riasar penilaian per-kembangan produksi selama lima tahun terakhir. Produksi da-ging dan telur selama lima tahun terakhir menunjukkan pe-ningkatan-peningkatan yang mengesankan. Dibandingkan de-ngan tahun 1968, produksi daging dan telur pada tahun 1972 meningkat dengan 16% dan 34%. Sebaliknya perkembangan produksi susu selama lima tahun terachir, tidak menunjukkan pola tertentu. Setelah mencapai puncaknya pada tahun 1971, produksi susu menurun lagi pada tahun 1972.

Perkembangan produksi hasil-hasil subsektor peternakan tidak terlepas dari perkembangan permintaan hasil-hasil ter-sebut.Telah diketahui konsumsi per kapita dari hasil-hasil ter-nak yang banyak mengandung protein masih sangat rendah, jika dibandingkan dengan standar gizi minimal. Hal ini antara lain disebabkan karena pendapatan per kapita masih rendah, sedangkan harga-harga dari hasil ternak masih cukup tinggi, jika dibandingkan dengan bahan makanan lainnya. Pada tabel berikut ini dapat dilihat perbandingan-perbandingan tersebut untuk daerah pedesaan di Jawa.

TABEL VI - 43.

HARGA BEBERAPA BAHAN MAKANANDIDAERAH PEDESAAN DI JAWA

1968 - 1972

BerasRp/kg

JagungRp/kg

TelurAyam

Rp/butir

DagingKerbau

Rp/kg

IkanAsinRp/kg

1968 39,86 19,11 6,95

128,57 90,291969 36,88 20,17 9.38 175,89 115,5

61970 42,55 19,60 10,86

214,99 120,441971 40,81 20,44 11, 278,82 135,8

1972*) 44,34 23,99 11,96

297,35 138,73

*) Sampai dengan bulan Oktober.

Page 85: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Tingginya harga-harga telur ayam dan daging kerbau, jika dibandingkan dengan harga beras dan jagung, membatasi kan-sumsi hasil ternak dan unggas. Akan lebih menyolok lagi per -bedaannya, jika dibandingkan dengan harga-harga daging sapi dan susu. Dari perkembangan harga tersebut diatas jelas se-kali tampak, bahwa produksi hasil-hasil ternak tidak bisa me-menuhi peningkatan permintaan akan hasil-hasil tersebut, yang timbul dengan meningkatnya pendapatan.

Tingginya harga-harga hasil ternak disebabkan juga karena tingginya biaya pemasaran, karena belum berkembangnya sa-rana-sarana pemasaran yang effisien. Disamping itu, struktur perlembagaan dalam produksi dan ketata-niagaan hasil-hasil unggas dan ternak belum berkembang untuk memungkinkan sampainya hasil-hasil tersebut dengan harga yang layak pada para konsumen.

Permasalahan besar yang dihadapi dibidang produksi ternak ialah terbatasnya persediaan bibit-bibit unggul, yang mempu-nyai produktivitas tinggi. Tambahan pula penyakit ternak me-rupakan faktor pembatas bagi perkembangan peternakan yang lebih cepat, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk ekspor.

Dalam rangka pencegahan penyakit ternak, telah dilaksana-kan vaksinasi terhadap ternak-ternak besar maupim kecil dan unggas, terutama ayam. Vaksinasi N.C.D. dari tahun ke tahun ternyata meningkat, halmana diisebabkan hebatnya penyakit tetelo yang menyerang ayam.

Usaha-usaha lain dalam rangka pencegahan penyakit ternak ialah: perbaikan/pembangunan karantina dan rumah potong hewan serta pembuatan laboratorium diagnostik, survey penya-kit dan memprodusir vaksin, serum dan diagnostik didalam negeri, yaitu di L.P.P.H. Bogor dan L.V.K. Surabaya.

Dalam rangka penyuluhan, telah dimulai dengan usaha men-didik para peternak dalam hal cara-cara beternak yang pro-duktif dan effisien, introduksi penggunaan bibit unggul dan

sebagainya. Usaha pemerintah yang telah dilakukan dalam

322 323

Page 86: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 44.VAKSINASI TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT

MENULARTAHUN 1969/70 - 1972/73

(ekor/dosis)

Vaksinasi 1969/70 1970/71 1971/72 1972/73*)

N.C.D. 2.559.186 10.133.787 11.300.235 12.970.000S.E. 542.610 528.935 498.738 700.032Antrax 203.218 133.471 169.469 185.761Rabies 17.018 18.244 13.487 25.921A.E. 8.441 20.082 61.204 119.204

*) Angka sementara

rangka penyuluhan, antara lain ialah: menyebarkan bibit ter-nak, mengadakan demonstration unit, menyelenggarakan kur-sus-kursus kader ternak, membangun pusat pembibitan ayam dan upgrading ayam desa.

Khusus dibidang peternakan unggas, perkembangannya me-nuju kepada arah jang menggembirakan. Produktivitas peter-nakan unggas meningkat terus berkat usalia-usaha pemakaian bibit-bibit unggul asal luar negeri, baik yang dilakukan oleh Pemenintah sendiri maupun odeh swasta. Dalam tahun 1969, 1970 dan 1971 telah diimpor ayam bibit sebanyak 3060, 125.345 dan sekitar 339.000 ekor. Ayam bibit ini yang memiliki produk-tivitas tinggi telah disebar luaskan dan banyak membantu pe-ningkatan produksi telur.

Subsektor peternakan selain menghasilkan bahan makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi, juga menghasilkan devisa untuk negara. Yang diekspor ialah kulit, tulang, sapi dan ker-bau. Yang terpenting ialah ekspor sapi dan kerbau. Perkem-bangan ekspor sapi dan kerbau dari tahun ketahun selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 87: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

324

Page 88: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI – 17EKSPOR SAPI DAN KERBAU 1968 - 1972

325

Page 89: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 45.

EKSPOR SAPI DAN KERBAU

S a p i Kerbau Jumlah

U.S. $(ribu)Ekor U.S. $

(ribu)Ekor U.S. $

(ribu)

1968 34.541 603 15.377 349 9521969 38.191 596 18.653 251 8471970 52.950 1279 34.743 752 20311971 51.419 1226 24.258 467 16931972*) 49.145 1266 27.630 396 1662

*) Angka-angka sementara.

Baik jumlah ekor sapi maupun jumlah ekor kerbau yang diekspor meningkat pada tahun-tahun pertama, dan mencapai puncaknya pada tahun 1970. Angka-angka ekspor untuk tahun- tahun sesudah tahun 1970 menunjukkan penurunan, dimana jika angka-angka ekspor.sapi dan kerbau dibandingkan, maka untuk kerbau menunjukan penurunan yang lebih hebat dari - pada sapi. Meskipun jumlah isapi yang diekspor pada tahun 1972 menurun dengan 8,2% jika dibandingkan dengan tahun 1970, nilai ekspornya menurun dengan 1%, sedangkan dengan ekspor kerbau tidak demiiWvan halnya. Untuk tahun-tahun yang sama, jumlah kerbau yang diekspor menurun dengan 20%, se- dangkan nidainya menurun dengan 47%. Dari perbandingan tersebut diatas jelas tampak, bahwa harga-harga ekspor ker- bau menurun, sedangkan harga ekspor sapi meningkat.

Meskipun nilai ekspor ternak adalah kecil jika dibandingkan dengan penghasilan devisa negara, peranannya sebagai penyum- bang dalam usaha-usaha peningkatan pendapatan petani ternak adalah sangat penting. Karena itu segala usaha akan ditingkat- kan untuk memperbesar ekspor ternak ditahun-tahun yang akan datang.

326

Page 90: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

B. INDUSTRI.

Perkembangan bidang industri selama periode 1968 sampai 1972, pada umumnya menggembirakan. Kemajuan-kemajuan yang nampak antara lain disebabkan adanya iklim pemba- ngunan yang memperhatikan hukum-hukum ekonomi yang wajar. Pelbagai kebijaksanaan Pemerintah berupa Undang- undang Penanaman Modal, membuka kesempatan dan mendo-rong investasi di sektor industri. Disamping itu, untuk merangsang kegiatan produksi dalam negeri, pelbagai kebijaksana- an perpajakan, impor, kredit dan perdagangan senantiasa ditinjau dan disesuaikan dengan kemampuan industri dalam negeri.

Apabila dilihat menurut sasarannya, maka beberapa sektor industri telah melampaui sasaran produksi yang ditetapkan sampai akhir PELITA I seperti industri tekstil, industri ringan dan kerajinan rakyat serta industri logam, mesin, peralatan dan prasarana perhubungan. Demikian pula halnya dengan industri pupuk, semen dan industri kimia lainnya, produksinya selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Beberepa jenis barang buatan dalam negeri sudah mulai di -ekspor; hal ni antara lain dikarenakan adanya perbaikan-per-baikan mutu, disamping peningkatan produksi barang-barang tradisionil seperti barang-barang kerajinan rakyat.

Dilain pihak sektor industri juga menghemat penggunaan devisa, yaitu dengan meningkatnya produksi barang-barang pengganti impor, seperti barang makanan, kimia, elektronika, alat-alat serta penyalur listrik, permesinan, komponen-kom- ponen kendaraan-kendaraan bermotor serta alat pengangkutan lainnya, plastik, pipa baja, bahan bangunan, dan lain-lain.

Gambaran singkat tentang berbagai perkembangan sektor industri dapat dilihat dalam uraian berikut ini:

1. industri Pupuk, Semen dan Kimia.Produksi pupuk dalam negeri pada awal PELITA I, hanya

berasal dari pabrik pupuk PUSRI (I), dengan kapasitas de- sign 100.000 ton pupuk urea atau 46.500 ton pupuk N setahun.

327

Page 91: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Usaha-usaha untuk meningkatkan produksi pupuk antara lain dilakukan dengan pembangunan pabrik Petrokimia Gresik de-ngan design kapasitas 45.000 ton pu'puk urea dan 150.000 ton pupuk Z.A. setahun atau 52.200 ton pupuk N setahun. Pabrik ini telah dapat diselesaikan pembangunannya pada akhir Mei 1972 dan pada waktu ini sudah mulai menghasilkan pupuk-pupuk urea dan Z.A. Disamping itu, diusahakan pula perluasan pabrik pupuk PUSRI, yaitu dengan meningkatkan kapasitas menjadi 480.000 ton setahun pupuk urea, atau 223.800 ton se-tahun pupuk N. Perluasan pabrik ini diperkirakan selesai da- lam tahun 1974.

Produksi pupuk pada tahun 1972 mencapai 114.800 ton urea dan 26.700 ton Z.A. Dalam tahun 1968, produksi pupuk, baru satu jenis saja yaitu pupuk urea sejumlah 96.000 ton. Dalam tahun 1971/1972, telah selesai dilaksanakan Survey Nasional Pupuk dengan bantuan biaya dari Bank Dunia. Sebagai ke-lanjutan dari Survey ini, telah dipersiapkan feasibility study untuk pembangunan pabrik puupuk baru, dengan penggunaan bahan baku gas alam.

Perkembangan-perkembangan di bidang industri semen me-nunjukkan gambaran yang menggembirakan, lihat Tabel VI- 46. Dalam tahun 1968 produksi semen mencapai jumlah 410 ribu ton, kemudian meningkat menjadi 609,3 ribu ton dalam tahun 1972. Pada awal tahun PELITA I, industri semen di Indonesia memiliki kapasitas potensil sejumlah 615.000 ton.

Kemudian dengan akan selesainya perluasan pabrik semen Gresik pada akhir tahun 1972/73 serta peningkatan produksi di Padang, maka kapasitas industri semen di Indonesia akan meningkat menjadi 770.000 ton setahun. Produkai semen da- lam tahun 1974, diperkirakan mencapai jumlah 480.000 ton.

Pemakaian semen di Indonesia memberikan gambaran yang meningkat akibat semakin meningkatnya pembangunan. Dalam tahun 1971 pemakaian semen adalah sebesar 1.437.600 ton, kemudian dalam tahun 1972 meningkat menjadi 1.600.000 ton. Untuk menghadapi kebutuhan yang meningkat ini, Pe-

Page 92: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

328

Page 93: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

merintah sedang melakukan usaha-usaha pembangunan pa-brik-pabrik baru.

Dalam triwulan IV tahun 1972, telah dibuka tender untuk pemilihan kontraktor pembangunan pabrik semen Cibinong. Pada tanggal 18 Desember 1972, telah ditanda-tangani kon-trak pembelian mesin-mesin pabrik tersebut dari Jepang. Pabrik ini akan menghasilkan semen sebanyak 500.000 ton setahun. Disamping itu sedang direncanakan pembangunan proyek Semen Bahorok di Sumatera Utara dengan kapasitas 400.000 ton setahun, perluasan pabrik Semen Gresik dan To-nasa dan lain sebagainya. Selanjutnya telah pula dilaksanakan penelitian sumber-sumber bahan baku semen diberbagai daerah diseluruh Indonesia.

Perkembangan produksi di bidang kimia lainnya, menunjuk-kan gambaran yang cukup memuaskan. Produksi ban kenda-raan bermotor meningkat setiap tahunnya. Dalam tahun 1972 produksi ini mencapai jumlah 732.500 ton, yang berarti suatu kenaikan sebesar 58% terhadap tahun sebelumnya atau ke-naikan sebesar 205,2% terhadap produksi tahun 1968. Hal ini disebabkan antara lain dengan telah diselesaikannya per-luasan tahap pertama P.T. Good Year dan Pabrik Ban Palem-bang. Disamping itu untuk meningkatkan mutu dan menjamin pasaran dari hasil Pabrik pabrik Palembang dan Pabrik Ban Intirub, telah pula diadakan suatu kerja,sama dengan Good Year dalam bentuk kontrak management.

Produksi soda hanya dihasilkan oleh Pabrik Soda Waru. Dalam tahun 1970 pabrik ini telah selesai direhabilitir dan dalam tahun fiskal 1972/1973 dilaksanakan program perluasan untuk meningkatkan kapasitas menjadi 200 %. Sehubungan dengan diselesaikannya rehabilitasi, maka produksi soda terus meningkat. Dalam tahun 1972 produksi mencapai 2.740 ton, dibandingkan dengan 500 ton dalam tahun 1968. Perluasan produksi soda akan ditingkatkan Iagi hingga mencapai jumlah 6.000 ton setahunnya. Peningkatan ini adalah perlu, meng-ingat kebutuhan dalam negeri meningkat terus, sebagai akibat berkembangnya industri dalam negeri.

329

Page 94: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Produksi garam telah meningkat 1agi, setelah mengalami penurunan dalam tahun-tahun sebelumnya (lihat Tabel VI-46). Produksi garam pada tahun 1972 telah mencapai 175.000 ton. Kenaikan ini dimungkinkan, berkenaan dengan telah dilaksa-nakannya penyehatan perusahaan secara bertahap/disamping adanya musim kemarau yang panjang. Sementara itu, telah dipelajari kemungkinan-kemungkinan peningkatan produksi garam, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor.

Industri gas menunjukkan pula peningkatan-peningkatan, baik kapasitas maupun volume produksi. Produksi zat asam sebesar 1.803.000 ton pada tahun 1968, telah meningkat men-jadi 3.540.200 ton pada tahun 1972. Sedang produksi asamp arang pada tahun 1972 mencapai 825 ton dibandingkan dengan 361 ton dalam tahun 1968. Sementara itu usaha-usaha pening-katan produksi gas terus dijalankan. Dalam hubungan ini dapat dicatat, bahwa untuk produksi zat asam telah terdapat beberapa investasi dan diantaranya ada yang sudah berpro-dukai dengan kapasitas 30 M3 zat asam/jam. Disamping itu telah dimulai pembangunan fisik sebuah pabrik gas untuk ke-perluan industri dan obat-obatan, yang diperkirakan selesai dalam tahun 1974.

Produksi industri gelas botal pada tahun 1972 telah mening-kat lagi, setelah mengalami penurunan yang menyolok pada tahun 1971. Penurunan ini disebabkan dengan adanya persaing- an persaingan gelas botol bekas yang diimpor selama penu-tupan P.N. Iglas dalam waktu rehabilitasi. Produksi gelas dalam tahun 1972 mencapai 12.400 ton, dibandingkan dengan 6.000 ton dalam tahun 1968. Kenaikan ini disebabkan karena selesainya program rehabilitasi.

Investasi dibidang Industri Asam Sulfat & Aluminium Sulfat serta obat-obat pemberantas hama, memperlihatkan keadaan yang menggembirakan. Sebelum tahun 1968 bahan-bahan ini belum dapat dibuat di dalam negeri. Sejak tahum 1970 telah di -dirikan pabrik pertama Asam Sulfat & Aluminium Sulfat de-ngan kapasitas 5.500 ton asam sulfat setahun dan 8.600 ton alu- minium sulfat setahun. Sementara itu pembangunan pabrik ke-

330

Page 95: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 46.PRODUKSI INDUSTRI KIMIA

No. Jenis Produksi Satuan 1968 1969 1970 1971 1972

1. Pupuk : a. Urea Ton 96.000 84.000 98.400 104.800 114.800 b. Z.A. Ton - - - - 26.700 *)

2. S e m e n Ton 410.000 532.000 560.600 543.800 609.3003. K e r t a s Ton 11.000 15.000 21.800 27.100 37.9004. Ban Kendaraan Bermotor Buah 240.000 362.000 369.500 463.600 732.5005. Ban Sepeda Ribuan buah 2.185 2.241 2.011 1.856 2.7336. G e 1 a s Ton 6.000 11.000 11.320 6.200 12.4007. G a r a m Ton 146.000 185.500 63.100 42.200 175.0008. S o d a Ton 500 1.000 709 1.980 2.7409. Aluminium Sulfat Ton - - 1.800 5.600 8.700 **)10. Asam Sulfat Ton - - 2.100 7.900 8.500 **)11. Amonia Ton 1.711 2.308 2.603 2.300 2.60012. Insektisida : a. Serbuk Kg - - - - 76.700 * )

b. Cair Liter - - - - 50.700 * )13. Zat Asam M3 1.803.000 2.100.000 2.642.300 3.495.200 3.540.20014. Asam Arang Ton 361 514 605 716 825

*) Mulai berproduksi tahun 1972.

**) Mulai berproduksi tahun 1970.

331

Page 96: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

dua dengan kapasitas produksi 20.000 ton. Asam Sulfat/tahun dan 30.000 ton Aluminitun Sulfat/tahun, sedang dalam taraf konstruksi. Produksi kedua bahan kimia tersebut meningkat dari tahun ke tahun. Dalam tahun 1972 Aluminium Sulfat mencapai jumlah 8.700 ton, sedang produksi asam sulfat pada tahun 1972 mencapai jumlah 8.500 ton.

Selanjutnya pembangunan fisik obat-obat pemberantas hama yang merupakan usaha joint-velture dengan Jerman-Barat, telah pula dapat di selesaikan. Dalam ta.hun 1972, pabrik ini telah memberikan hasil 76.700 ton serbuk dan 50.700 ton cairan insektisida. Perkembangaan ini sekaligus menunjang sektor per-tanian dan kesehatan serita membangun suatu landasan nasional bagi berbagai cabang industri, yang menggunakan bahan baku/ penodang asam sulfat dan aluminium sulfat.

2. Industri Tekstil.Industri tekstil dalam tahun-tahun sebelum REPELITA I,

ditandai oleh suasana 1esu. Keadaan ini antara lain disebabkan karena faktor-faktor ekstern seperti saingan dari barang impor, rendahnya daya beli rakyat, keadaan moneter dan struktur perpajakan yang belum cukup menggairahkan, serta pengguna- an peralatan industri tekstil yang sangat rendah dan umumnya atas dasar satu shift. Sehubungan dengan ini, langkah pertama yang diambil ialah peningkatan jam kerja effetif, yaitu men- jadi 2 atau 3 shift. Disamping itu juga memperbaiki pula effi- siensi daripada peralatan yang dikerjakan, yaitu dengan re -habilitasi, pembaharuan mesin-mesin serta peralatan yang sudah tidak effisien, dan sebagainya.

Hasi1 daripada usaha usaha ini, tercermin dalam perkem-bangan beberapa jenis produksinya. Dalam periode 1968 - 1971, produksi benang tenun berhasil meningkat dengan menyolok, meskipun jumlah mata pintal yang tercatat terpasang tidak bertambah. Usaha-usaha selanjutnya ialah dengan memberi iklim serta fasilitas untuk perluasan pabrik-pabrik serta pem-bangunan pabrik-pabrik baru oleh swadaya swasta. Pemerintah

332

Page 97: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

hanya membantu dalam melakukan pra-investasi seperti sur- vey, perbaikan sarana, pendidikan dan sebagainya, guna me-nunjang tumbuhnya industri tekstil atas kekuatan sendiri secara sehat.

Industri tekstil selama 3 - 4 tahun ini, telah berkembang de-ngan pesat seperti terlihat dalam Tabel VI - 47.

TABEL VI - 47.PRODUKSI INDUSTRd TEKSTIL 1968 -1972

T a h u nBenang Tenun

(bales)Tekstil

(juta meter)

1968 130.000 316,51969 160.000 415,21970 206.000 5171971 220.000 6491972 278.000 816

Produksi tekstil dalam tahun 1972 mencapai 816 juta meter, yang berarti suatu kenaikan sebesar 25,6% dari tahun sebelum- nya, atau 157,4% dari tahun 1968. Produksi benang tenun da- lam tahun 1972 mencapai jumlah 278,000 bales, yang berarti ke-naikan sebesar 26,4% dibandingkan dengan tahun 1971 dan 114,15 % dibanding dengan tahun 1968. Dibandingkan dengan sasaran-sasaran produksi yang ditetapkan dalam REPELITA I untuk tahun 1971, maka sasaran tersebut telah dapat dilam- paui.

Sementara itu dibidang pertekstilan, telah pula dapat di hasil - kan jenis-jenis baru dengan mutu-mutu baru, seperti primissi- ma, bermacam-macam bahan kapas maupun campuran dengan serat sintetis yang bermutu tinggi, hasil-hasil rajut mutu eks- por dan lain-lain. Diantara hasil produksi tersebut, sudah ada yang diekspor seperti bahan-bahan pakaian non kapas dan ba- rang-barang konfeksi.

333

Page 98: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI – 19.PRODUKSI INDUSTRI TESKTIL 1968 - 1972

334

Page 99: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

3. Industri Kertas.

Sebelum tahun 1969, industri kertas di Indonesia memiliki kemampuan produksi berdasarkan kapasitas design pabrik ada- lah sejumlah 26.700 ton setahun, dengan jumlah produksi 11.000 ton. Pabrik-pabrik kertas yang berproduksi pada waktu itu, terdapat di Pematang Siantar, Padalarang, Blabak, Leces dan Gowa, sedang 2 pabrik berada dalam taraf pembangunan yaitu di Banyuwangi dan Madura.

Usaha-usaha untuk meningkatkan produksi dilakukan terus, antara lain dengan peningkatan penggunaan kapasitas melalui rehabilitasi serta perbaikan dalam masalah teknis dam adminis-tratif. Disamping itu juga diusahakan penyelesaian pabrik-pabrik yang tertunda dan pembangunan pabrik-pabrik baru. Dalam hubungan ini pembangunan pabrik kertas Banyuwangi dengan kapasitas 9.000 ton setahun, telah dapat diselesaikan dalam bulan Oktober 1969.

Dalam bulan Mei 1970, telah pula diselesaikan rehabilitasi dan perluasan pabrik-pabrik kertas Leces dari kapasitas design 3.000 ton menjadi 9.000 tan setahun. Sedangkan pabrik Kertas Padalarang, telah pula ditingkatkan kapasitasnya dari 3.000 ton menjadi 3.600 ton dalam bulan Januari 1970. Selanjutnya per-luasan untuk meningkatkan kapasitas pabrik tersebut menjadi 4.000 ton setahun sudah mendekati penyelesaian. Demikian pula pabrik Kertas Gowa telah menyelesaikan program rehabilitasi peralatannya dalam bulan Oktober 1971, dan selanjutnya di-usahakan untuk dapat mencapai design kapasitasnya.

Dengan selesainya program-program perluasan dan pemba-ngunan pabrik-pabrik kertas baru, maka dalam tahun 1973 unit-unit industri kertas di Indonesia akan memiliki kemampu- an produksi berdasarkan design kapasitas masing-masing se-jumlah 41.000 ton. Sejajar dengan perkembangan-perkembangan tersebut diatas, produksi kertas meningkat dari tahun ke tahun.

Produksi kertas dalam tahun 1972 mencapai 37.900 ton, yang berarti kenaikan sebesar 47,2% dari tahun 1971 atau 244,5%

335

Page 100: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

dari tahun 1968. Suatu usaha penting untuk mendapatkan lan-dasan bagi pengembangan industri kertas dan pulp ialah dise-lesaikannya Survey Nasional Kertas & Pulp oleh Konsultan dari Kanada dalarn tahun 1972 dengan bantuan Pemerintah Kanada.

4. Industri Farmasi dan Industri Ringan.

Kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam industri farmasi sejak dilaksanakannya Pelita I, baik dalam sarana maupun pro- duksi cukup memuaskan. Sehubungan dengan ini, untuk perbaik- an mutu telah dilakukan usaha-usaha antara lain dengan lebih memperketat syarat-syarat bagi pendirian sebuah pabrik, de-ngan mengharuskan adanya laboratorium khusus lengkap de- ngan peralatannya. Disamping itu, ditentukan pula adanya wa- jib daftar untuk tiap obat-jadi yang beredar, baik untuk pro-duksi dalam negeri maupun obat-obat impor. Dalam usaha pro-duksi, maka dalam tahun 1972 telah dilaksanakan revisi dan rehabilitasi pabrik milik Departemen Kesehatan di Manggarai. Di bidang penanaman modal, disektor ini terdapat peningkatan yang berarti. Jumlah proyek-proyek penanaman modal domes-tik yang telah disetujui sampai tahun 1972, berjumlah 130 buah. Sedangkan proyek penanaman modal asing mencapai jumlah 22 proyek, sebagian dari proyek-proyek tersebut telah berpro- duksi dalam tahun 1971.

Produksi industri ringan dan kerajinan rakyat, menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Hasil hasil dari industri didalam negeri bertambah setiap tahunnya. Dalam rangka peningkatan ekspor, industri ringan dan kerajinan rak- yat menduduki tempat yang penting. Demikian pula dari segi sumber pendapatan negara, sektor industri ringan ini, meme-gang peranan yang berarti. Sehubungan dengan ini dapat di -catat, bahwa ekspor industri ringan dan cukai rokok dan tembakau meningkat tiap tahunnya.

Perkembangan produksi berbagai jenis industri ringan ter-cantum dalam tabel VI - 48.

336

Page 101: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 48.PRODUKSI INDUSTRI RINGAN

1968 - 1972

No. Jenis Produksi Satuan 1968 1969 1970 1971 1972

1. Sabun Cuci Ton 130.230 133.678 130.900 130.7002. Minyak Kelapa Ton 208.000 249.800 257.200 260.000 265.7003. Minyak Goreng Ton 23.465 28.000 26.500 27.100 28.9004. Rokok Kretek Juta batang 24.000 19.000 19.100 20.100 20.8005. Tapal Gigi Juta tube 13 16 25 30 306. Rokok Putih Juta batang 14.800 11.000 13.400 14.400 16.8007. Korek Api Juta kotak 238 263 290 353 4418. Detergent Ton - - 2.624 5.430 5.470* )9. Crumb Rubber Ton - - 129.200 521.600

*) Mulai berproduksi tahun 1970 . . datanya belum tersedia.

Page 102: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

337

Page 103: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI – 19PRODUKSI INDUSTRI RINGAN 1968 - 1972

338

Page 104: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

(LANJUTAN GRAFIK VI – 19)PRODUKSI INDUSTRI RINGAN 1968 - 1972

339

Page 105: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

5. Industri logam, mesin dan lain-lain.

Program industri dasar, yang meliputi program pengembang-an industri logam, industri mesin, indusrti alat-alat listrik dan transport sejak dilaksanakannya PELITA I pada umumnya ber-kembang dengan baik. Hampir di semua bidang industri ini ter-dapat peningkatan, produksi, baik mutu, jenis maupun jumlah dan ekspornya. Dalam hubungan ini dapat dicatat, bahwa pe-ningkatan yang pesat antara lain terdapat pada industri pipa baja dan besi beton.

Dalam tahun 1972 produksi pipa baja mencapai 34.000 ton, sedang produksi besi beton dalam tahun 1972 mencapai jumlah 36.000 ton. Perkembangan beberapa produksi di bidang indus- tri dasar, dapat dilihat pada tabel VI - 49.

Disamping itu pada waktu ini, telah pula dapat dihasilkan pompa-pompa pengairan dalam ukuran sedang dan kecil di dalam negeri. Juga beberapa komponen mobil telah dapat pula dibuat di dalam negeri, seperti body jeep dan bus, knalpot, alat-alat accu, ban dan jok. Sedang untuk radiator, shock bre-aker, bola lampu mobil, per dan mur-baut sedang dibangun pabriknya.

6. Penanaman modal dalam bidang Industri.

Peningkatan-peningkatan produksi di sektor industri, anta-ra lain disebabkan karena adanya kemajuan yang pesat dibi-dang penanaman modal, baik domestik maupun asing. Berda-sarkan izin-izin dalam rangka penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing, maka sampai dengan akhir tahun 1972, rencana investasi secara keseluruhan pada bidang-bidang industri tekstil, industri ringan dan kerajinan rakyat serta industri logam, mesin, peralatan dan prasarana perhubungan, melampaui jumlah sasaran inventasi yang di tetapkan dalam REPELITA I. Jumlah proyek dan jumlah modal setiap tahun-nya menunjukkan peningkatan-peningkatan yang menggembi-rakan.

341

Page 106: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 49.

PRODUKSI INDUSTRI DASAR1968 - 1972

No. Jenis Produksi Satuan 1968 1969 1970 1971 1972

1.2.3.4

5.6.7.

8.9.10.11.12.

A c c uR a d i oT e 1 e v i s iLampa pijar

Assembl ing mesin jahitAssembIing mobilAssembling sepeda motor

B a t e r a iPlaat sengKawat bajaPipa bajaBesi beton

BuahBuahBuahBuahRibuanBuahBuahBuah

RibuanBuah

T o nT o nT o nT o n

28.600 391.800

1.2005.863

4.0002.4006.200

4.377 8.100

-1.2004.500

32.000 363.500 4.500 8.212

14.000 5.000 21.400

4.500 8.500

- 2.000 4.500

56.200 393.200 4.800 5.090

13.400 2.900 31.000

4.50234.400

-2.900

8.500

262.000416.20065.900

6.000

148.00016.000

50.000

60.00066.000

-6.000

24.000

700.00060.000

12.300

23.000 100:000

72.000

69.600

15.000*)34.00036.000

*) Mulai berproduksi tahun 1972.**) Datanya belum teresedia.

342

Page 107: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan
Page 108: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI – 20.PRODUKSI INDUSTRI DASAR, 1968-1972

Page 109: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

343

Page 110: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Dalam pada itu jumlah proyek yang sudah selesai dan mulai berproduksi, terus bertambah. Sejak dikeluarkannya Undang-undang Penanaman Modal Asing pada tahun 1967 dan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri pada tahun 1968, telah mulai berproduksi, 111 prpyek P.M.A. dan 355 proyek P.M.D.N. Perkembangan proyek-proyek tersebut teilah mem- berikan sumbangan yang berarti khususnya dalam peningkat- an hasil-hasil produksi dalam negeri, serta menciptakan lapang- an kerja dan meningkatkan kegiatan-kegiatan ekonomi pada umumnya.

Perkembangan jumlah proyek dan modal untuk P.M.D.N. di sektor industri sejak bulan Nopember 1968 s/d 1972 dapat dilihat dalam tabel berikut.

TABEL VI - 50.

PENANAMAN MODAL DALAM NEGERIDIBIDANG INDUSTRI

1968 -1972

Yang disetujui

Jumlah ProyekModal

(dalam juta Rp.)

Nopember 1968 s/d Desember 1968 4 547Januari 1969 s/d Desember 1969 95 25.171Januari 1970 s/d Desember 1970 209 60.396Januari 1971 s/d Desember 1971 233 109.790Januari 1972 s/d Desember 1972 385 171.702

T o t a 1 : 926 367.606

344

Page 111: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Penyebaran penanaman modal dalam negeri menurut daerah menunjukkan, bahwa D.K.I. Jaya, Jawa-Barat, Jawa-Timur dan Jawa-Tengah masih menempati kedudukain yang tinggi. Tetapi dilain fihak, proyek-proyek diluar Jawa menunjukkan juga peningkatan dari tahun ke tahun. Penyebaran proyek- proyek P.M.D.N. menurut Daerah Tingkat I sejak bulan No- pember 1968 sampai dengan Desember 1972, dapat dilihat dalam Tabel VI - 51.

TABEL VI - 51.PENYEBARAN PROYEK-PROYEK INDUSTRI YANG

DISETUJUI P.M.D.N. MENURUT DAERAH TINGKAT INOPEMBER 1968 - 31 DESEMBER 1972

Dilihat menurut bidang usahanya,

maka sampai dengan ta- hun 1972 penanaman modal dalam negern di bidang makanan masih menduduki tempat pertama, di susul oleh bidang tekstil, logam/mesin-mesin, listrik, kimia, percetakan dan kayu.

Penanaman Modal Asing yang sejak semula dianggap seba- gai pelengkap dibidang investasi dalam negeri, juga terus me- ningkat. Gambaran perkembanga.n Penanaman Modal Asing sejak 1967 – 1972 dapat diikuti dalam tabel VI - 52

345

Nopember s/d Desember 1968 Januari s/d Desember 1969 Januari s/d Desember 1970 Januari s/d Desember 1971 Januari s/d Desember 1972

D.K.I. Jaya Jawa Barat

JawaTe-ngah

JawaTi-mur

Lain2 Daerah

3 154 18 13 5 589 29 53 27 2998 35 20 24 56

133 73 38 49 72

Page 112: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 52

MODAL ASING DIBIDANG INDUSTRI.1967 - 1972

Tahun Jumlah Projek Jumlah Invstasi

(dalam US

1967 10 28.898.7911968 26 39.400.1141969 40 69.024.6

751970 64 78.532.666

1971 64 141.133.0001972 53 15.904.500

J u m 1 a h 257

489.913.597

Dilihat menurut jenis industri dari proyek-proyek P.M.A. yang telah disetujui sejak 1967 s/d 1972, bidang logam, mesin dan listrik masih menduduki tempat pertanian, kemudian diikuti bidang makanan, minuman, tembakau, tekstil dan industri ki - mia lainnya. Tetapi jika menurut jumlah investasi, maka bi - dang industri tekstil tetap memegang kedudukan pertama. Gambaran perkembangan penanaman modal asing menurut jenis dan jumlah investasinya sejak tahun 1967 s/d 1972 dapat dilihat dalam tabel VI - 54.

Penyebaran Penanaman Modal Asing menurut Daerah me-nunjukkan, bahwa kira-kira 90% masih berpusat di Pulau Ja - wa. Dalam hubungan ini D.K.I. Jaya masih menduduki tempat pertama, disusul oleh Jawa-Barat, Sumatera Utaara dan Jawa-Tengah. Lihat tabel VI - 53

346

Page 113: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 53.LOKASI PERMINTAAN PENANAMAN MODAL ASING

DI BIDANG INDUSTRI1967 s/d 1972

1969 s/d Maret 1971

1967 s/d Maret 1972 1967 s/d Desember 1972

DATI I Jumlah Proyek

% Jumlah Proyek % Jumlah Proyek %

D.K.I. Jaya 94 60 129 59 148 57,6Jawa-Timur 25 16 30 14 35 13,

Jawa-Barat 18 12 30 14 41 16,0Jawa-Tengah 6 4 8 4 10 3 9Sumatera-Utara 4 43 13 6 13 5,0Kalimantan 1 1 3 1 3 1,2Lain lain Daerah 5 4 5 2 7 2,7

153 100

218 100

257 100

347

Page 114: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 54.

Page 115: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

JENIS-JENIS PENANAMAN MODAL ASINGDI BIDANG INDUSTRI

(1967 s/d Desember 1972)

1967 s/d 31 Maret 1971 1967 s/d Maret 1972 1967 s/d Desember 1972

Jenis Industri JumlahProyek

Jumlah In-vestasi(US $.)

JumlahProyek

JumlahInvestasi(US $.)

JumlahProyek

JumlahInvestasi(US $.)

Logam - mesin & listrik 44 56.882.776 66 79.347.276 74 97.186.127Makanan, minuman, tembakau 28 50.676.187 34 59.886.187 37 69.510,887T e k s t i 1 15 71.000.000 25 105.028.000 35 176.934.000K i m i a 12 11.310.000 28 61.320.990 31 64.325.990Lain-lain Industri Ringan 54 50.811.684 65 67.311.893 80 81.356293

Jumlah 153 240.680.647 218 372.893.746

257 489:913.297

348

Page 116: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Dari tabel tersebut dapat dilihat, bahwa di samping D.K.I. Jaya, Jawa-Barat menunjukkan kemajuan yang pesat pula, sedang peningkatan di luar Jawa belum tampak. Dalam hal ini diharapkan, agar pada waktu-waktu mendatang akan dapat direalisir penyebaran proyek-proyek industri yang Iebih me- rata kedaerah-daerah.

C. PERTAMBANGAN

Pendahuluan

Sejak tahun 1968 sektor Pertambangan secara umum telah menampakkan peningkatan yang terus menerus, baik dalam volume praduksi, nilai ekspor maupun jumlah-jumlah penanam-an modal. Kemantapan keadaan ekonomi, politik dan kebijak-sanaan-kebijaksanaan yang ditempuh Pemerintah, merupakan salah satu dasar yang memungkinkan usaha-usaha rehabilitasi, ekspansi maupun usaha-usaha yang baru. Sebagai contoh, jumlah perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia dalam sektor Pertambangan dalam tahun 1967 berjumlah 14 buah, maka dalam tahun 1972 telah meningkat menjadi 67 buah. Se -bagian dari usaha-usaha modal asing tersebut, telah memper-lihatkan kemungkinan-kemungkinan yang cukup menggembi-rakan, bahkan ada yang telah mulai berproduksi.

Sehubungan dengan perlunya mengatur kegiatan-kegiatan dan kepastian usaha disektor pertambangan, maka telah dike -luarkan Undang-undang Pokok Pertambangan, Undang-undang Perminyakan dan Undang-undang Lintas Kontanen Indonesia. Disamping itu, juga telah dicapai kata sepakat mengenai lan-das kontimen Indonesia, khususnya mengenau batas-batas landas kontinen antara Negara Republik Indonesia dengan beberapa negara tetangga, seperti dengan Malaysia, Thailand dan Aus-tralia. Hal ini penting sekali untuk secara pasti menentukan kedaulatan kita, terhadap sumber-sumber kekayaan alam yang terdapat dilandas kontinen Indonesia.

349

Page 117: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 55PRODUKSI HASIL-HASIL PERTAMBANGAN

1968/69 - 1972/73

Jenis Galian/Balian Satuan 1965/09 1969/70 1970/71 1971/72 1972/73 2)

Minyak mentah juta barrel 229 284 324,2 341,5 395,5Timah ribu ton 16,9 17,9 19,1 20,5 21,0Batubara ribu ton 169 176 175,4 198,8 180Bauksit ribu ton 837 907 1.207,7 1.288,1 1.276Nikel ribu ton 269 311 689 850 935Emas kg 200 261 255,4 343,4 330,2Perak ton 9,6 1) 10,5 9,2 8,8 1) 8,5Pasir besi 3) ribu ton 298,5 264;9

1) Angka perbaikan.2) Angka perkiraan realisasi, sementara. 3) Produksi pasir besi baru dimulai dalam tahun 1971.

350

Page 118: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Perkembangan produksi hasil-hasil pertambangan dalam 5 tahun terakhir, yaitu dari tahun 1968 - 1972 secara terpe- rinci dapat dilihat -dari tabel berikut ini.

Dari tabel tersebut nampak bahwa hanya produksi minyak bumi, timah, bauksit, dan nikel secara terus-menerus meng-alami kenaikan tiap tahun. Hal ini disebabkan antara lain kare -na adanya peningkatan investasi baru dibidang-bidang terse-but, serta adanya pasaran yang cukup baik. Sedang produksi pertambangan Iainnya kelihatan belum mencapai tingkat pro-duksi yang menguntungkan.

Berikut ini disajikan perkembangan dibidang pertambangan sejak tahun 1968/69 sampai dengan tahun 1972/73.

1. Minyak dan Gas Bumi.

Produksi minyak mentah telah menunjukkan kenaikan yang terus menerus sejak tahun 1968/69, yaitu dari ± 229 juta bar- rel menjadi ± 395,5 juta barrel dalam tahun 1972/73, yang berarti suatu kenaikan ± 75% atau rata-rata kenaikan ± 15% tiap tahun. Hal ini dapat dicapai antara lain, karena berhasilnya penemuan baru sumber-sumber minyak didaratan maupun dilepas pantai. Sebagian dari penemuan itu adia yang di-lakukan sendiri maupun oleh perusahaan asing. Dewasa ini terdapat 47 kontraktor asing atas dasar production sharing dan dua perusahaan atas dasar kontrak karya, yaitu Caltex dan Stanvac.

Penyediaan kebutuhan bahanbakar dalam negeri yang selalu meningkat, dapat dipenuhi dengan memperbesar kapasitas pengilangan, baik dengan cara merehabilitir kilang-kilang lama maupun membangun kilang-kilang baru. Dengan dibelinya ki-lang minyak di Sungai Gerong oleh Pertamina pada tahun 1970, maka seluruh kilang minyak Indonesia semuanya telah men-jadi milik Indonesia. Disamping pembelian tersebut, dalam tahun 1970 dan 1971 telah pula selesai dibangun kilang minyak Sungai Pakning dan kilang minyak Puteri Tujuh di Dumai. De-

351

Page 119: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI – 21

PRODUKSI HASIL HASIL PERTAMBANGAN1968/69 – 1972/1973

352

Page 120: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan
Page 121: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

ngan demikian, kapasitas pengilangan dewasa ini telah mele- bihi 300.000 barrel per hari, yaitu hasil dari seluruh kilang mi - nyak yang berjumlah 8 buah.

Hasil kilang sejak tahun 1968 sampai 1972, memperlihatkan adanya kenaikan yang terus menerus, seperti terlihat dalam tabel berikut:

Kenaikan-kenaikan yang terlihat dalam tabel tersebut, antara lain disebabkan adanya kilang-kilang minyak baru yang telah beroperasi, yaitu kilang sungai Pakning dan kilang Puteri Tujuh.

Sejak tahun 1968 sampai dengan 1972, perkembangan ekspor minyak mentah dan hasil kilang,minyak baik dalam jumlah maupun nilainya telah memperlihatkan gambaran yang meng-gembirakan. Dalam tahun 1968 ekspor minyak mentah ber- jumlah ± 177.684 ribu barrel dengan nilai + US$ 274,6 juta, sedang dalam tahun 1972 realisasi sementara berjumlah + 336.767 ribu barrel dengan nilai US$ 979,3 juta. Beras dalam periode tersebut, volume dan nilai ekspor masing-masing me- ngalami kenaikan sekitar 90% dan 250/,o, atau kenaikan rata-rata tiap tahun masing-masing sekitar 18% dan 38%. Dengan terdapatnya penemuan-penemuan baru dilapangan lepas pantai, dapat diharapkan bahwa volume ekspor akan terus me- -ningkat dalam tahun-tahun mendatang.

Perkembangan ekspor minyak mentah dan minyak kilang selama 5 tahun terakhir, dapat diikuti dalam Tabel VI-57. Ke- naikan yang menyolok dalam nilai ekspor, terutama disebabkan adanya kenaikan harga dipasaran dunia yang sangat mengun- tungkan.

TABEL VI 56HASIL PENGOLAHAN MINYAK 1968- 1972

Tahun Barrel

1968 72.774.5381969 76.098.1321970 85.964.4231971 90.403.0001972 91.600.000 x)

*) Angka sementara.

Page 122: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

310383-(23)

353

Page 123: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Pemasaran hasil minyak dalam negeri sejak tahun 1968 sampai dengan tahun 1972, selalu meningkat dengan kenaikan rata-rata sekitar 9% tiap tahun. Lihat Tabel VI - 58. Faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan tersebut, terutama karena perkembangan yang meningkat dalam lapangan perindustrian dan perdagangan, yang mengakibatkan perubahan dalam pola konsumsi minyak.

TABEL VI - 57.EKSPOR MINYAK MENTAH DAN MINYAK KILANG 1968 - 1972

Tahun Kiloliter

1968 5.584.1221969 5.910.1441970 6.305.8891971 7.052.5

1972 7.876.614

x)x) Angka sementara.

Naiknya tingkat kebutuhan akan bahan bakar didalam ne- geri, dengan sendirinya meningkatkan pula kebutuhan akan tambahan investasi untuk menambah kapasitas kilang dan pra-sarana-prasarana angkutan, penimbunan serta jaringan-jaring an distribusi.

Khusus mengenal alat-alat transport yaitu meliputi armada tanker, armada tongkang, tank trucks, nail tank wagons dan pipe lines didarat dan didalam laut, sejak tahun 1968 sampai dengan tahun 1972 ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan un- tuk menjamin kelancaran distribusi dalam negeri dan ekspor. Tanker yang dioperasikan pada tahun 1968 sebesar 672.705 DWT, telah meningkat menjadi 1.427.438 DWT pada tahun 1972. Untuk memperlancar pembongkaran bahan bakar minyak, telah selesai dipasang sub-marine pipe-lines di Sema-rang sepanjang 9 Km. pada bulan Juli 1971 dan sub-marine pipe-lines di Medan sepanjang ± 16 Km pada medio Desember 1972.

354

Page 124: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Juga pipa darat antara Cilacap dan Maos sepanjang 22 Km telah selesai bulian Mei 1971. Selaim, Au, untuk kelancaran fasi-litas ekspor telah selesai dibangun single marine buoy di Pang-kalan Susu dan single sub-marine pipa-line di Kuala Beukah.

Sekarang sedang dibangun pipa darat antara Maos dan Yogyakarta sepanjang ± 159 Km yang diharapkan selesai da-lam triwulan III tahun 1973. Mengenai distribusi bahan bakar ketempat-tempat/terminal kecil yang tidak dapat menampung tankers, sejak tahun 1970 telah diusahakan dengan tongkang-tongkang minyak (oil barges) yang ditarik dengan kapal tunda (teng boats). Sekarang armada tongkang telah berjumlah 91 buah dengan 39.946 DWT.

Mengenai eksplorasi, dalam tahun 1968 terdapat sebanyak 118 sumur eksplorasi dan eksploitasi dibor, dengan jumlah kedalaman keseluruhan 120.000 meter. Disamping itu, terdapat 25 instalasi (drilling rig) didaratan dan, 5 drilling vessels beroperasi didaerah lepas pantai. Pada awal 1969 didaerah kontrak II APCO/Sinclair, ditemukan cadangan minyak pertama dida-erah lepas pantai.

Dalam tahun 1970 sebanyak 19 perusahaan melaksanakan pemboran eksplorasi. Diantananya 8 perusahaan berhasil me-nemukan akumulasi hydro carbon didaratan dan dilepas pantai, seperti di Serang Jaya, Jatibarang, Sindang, Betun Tenggara, Loyak, Balam Selatan, Bangko didiarat dan dilepas pantai se-perti Shulta Selatan dan Attaka.

Dalam tahun 1970 sebanyak 19 perusahaan melaksanakan kan kegiatan-kegiatan eksplorasi dan eksploitasi, dimana sebanyak 164 sumur eksplorasi dan 298 sumur eksploitasi dibor, diantaranya 26 sumur diselesaikan sebagai sumur minyak dan 5 sebagai sumur gas.

Sementara itu dalam tahun 1972, baik didaratan maupun dilepas pantai ditemukan cadangan-cadangan minyak baru.

Perkembangan proyek-proyek disektor minyak, sejak tahun 1968 yang meliputi proyek-proyek dalam lingkungan eksplorasi serta produksi, pengolahan, petrokimia, pemasaran dan pro-

355

Page 125: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

yek-proyek penunjang kelancaran aperasionid, telah mencapai kemajuan yang pesat. Uraian yang lebih terperinci adalah se- perti berikut :

Pengilangan Sungai Pakning selesai dibangun akhir tahun 1969 dan pengilangan Putri Tujuh di Dumai selesai dalam ta- hun 1971. Bidang petro-kimia, proyek-proyek yang sudah selesai dibangun, adalah Lembaga Pendidikan Gas (LPG) dan Carbonblack di Rantau (tahun 1970). Selanjutnya yang sedang dibangun, adalah proyek Poly propylene di Plaju, yang diha- rapkan selesai dalam tahun 1973. Proyek-proyek dalam bidang pemasaran minyak, diantaranya yang telah selesai dibangun dalam 5 tahun ini seperti proyek sub-marine pipeline Pang- kalan Susu. Lubs Oil Blending Plant (Surabaya), Grease plant (Tanjung Priok), Drum Plant (Wonokromo), Instalasi By Pass L - Tanjung Priok dan oil pipeline Cilacap-Maos.

2. Timah.

Seluruh kegiatan dalam pertambangan timah yang meliputi penyelidikan/ekplorasi, rehabilitasi, produksi, pemasaran dan kewajiban keuangan kepada Pemerintah, dilakukan sendiri oleh P.N. Timah dan bekerja sama dengan tiga perusahaan Kantrak Karya yaitu N.V. Billiton Mij, P.T. Broken Hill Pro-prietary dan P.T. Kobatin.

Penyelidikan-penyelidikan dan eksplorasi telah dilakukan sejak tahun 1968 dibeberapa daerah lepas pantai sekitar pulau Bangka, Belitung, Singkep, Karimun dan Kundur.

Penyelidikan tersebut disamping dibiayai dengan dana sen- diri, juga memanfaatkan bantuan tehnik luar negeri dan penanaman modal asing. Hasil dari penyelidikan-penyelidikan tersebut, telah ditemukan adanya cadangan-cadangan baru.

Sejak tahun 1969 telah dimulai usaha rehabilitasi, dari kapal-kapal keruk, yang merupakan alat produksi yang penting dari P.N. Timah. Proyek proyek rehabilitasi sebagian besar dibiayai

356

Page 126: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Dalam rangka bantuan proyek dari Belanda dan USA sedang- kan pembiayaan rupiahnya dari dana sendiri.

Selanjutnya modernisasi pusat-pusat pencucian di Pulau Bangka, Belitung dan Singkep yang dimulai sej!ak tahun 1970 telah selesai dalam tahun 1972. Disamping itu, telah dilaksa- nakan perluasan tambang dalam rangka peningkatan produksi.

Untuk meningkatkan kapas tas pabrik Peleburan timah di Muntok, saat ini sedang disiapkan pembangunan 3 buah tanur beserta fasilitas-fasilitasnya. Diharapkan nanti semua produksi bijih timah dapat diolah seluruhnya menjadi logam timah di Indonesia. Selain itu, masih banyak lagi proyek-proyek yang sedang dibangun dan proyek-proyek dalam t.ahap persiapan untuk dilaksanakan.

Produksi timah sejak tahun 1968 sampai dengan 1972, telah menunjukkan penimgkatan yang terus menerus, yaitu dari pro- duksi sebesar 16.938 ton, menjadi sebesar ± 21.000 ton dalam tahun 1972 atau kenaikan rata-rata tiap tahun sekitar 9%. Hal ini disebabkan antara lain, karena adianya rehabilitasi pada unit-unit produksi, pembukaan lapam.gan-lapangan penam-bangan baru dan peraturan-peraturan baru yang menguntung kan.

Peleburan timah di Muntok telah mulai berproduksi dalam tahun 1969. Logam timah yang dihasilkan dalam tahun 1972 ± 12.000 ton, yang berarti masih jauh dibawah target, yaitu 25.000 ton per tahun. Untuk itu, sedang diusahakan perluasan pabrik dan direncanakan selesai dalam tahun 1974.

Sehubungan dengan masalah pemasaran dan ekspor timah, dalam periode tersebut tidak menemui kesulitan, sebab harga timah menunjukkan trend yang baik. Baik volume maupun nilai ekspor sejak tahun 1968 sampai dengan tahun 1972, mem-perlihatkan kenaikan-kenaikan. Lihat Tabel VI-59. Volume ekspor dalam tahun 1968 adalah 16.820 long ton kemudian te- lah menjadi ± 20.000 long ton dalam tahun 1972. Sedang ni lainya dari sebesar US $ 50.626.603 dalam tahun 1968 menjadi US$ 71.079.828 dalam tahun 1972, yang berarti kenaikan ± 40% atau kenaikan rata-rata ± 8% tiap tahun.

357

Page 127: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

TABEL VI - 59.

EKSPOR TIMAH 1968 - 1972

TahunVolume(long ton)

NilaiUS $

1968 16.820, 31

50.626.603'1969 16.414,54 54.539.8951970 17.455,85 62.326.1121971 18.484,64 61.423.1521972 20.000,00*) 71.079.828

*)

*) Angka-angka sementara.

Penjualan timah dalam negeri tahun 1968 adalah 245 ton, sedangkan dalam tahun 1972 adalah sebesar 314 ton.

3. Batubara.Semenjak dilaksanakannya PELITA I, kegiatan-kegiatan

yang dilakukan dalam pertambangan Batubara terutama di-arahkan kepada peningkatan produksi. Diharapkan sebagai akibat dari kenaikan produksi ini, akan menurunkan biaya per-satu ton batubara kesuatu tingkat, dimana batubara masih da- pat dipertahankan. Namun usaha-usaha yang dilakukan belum dapat menguntungkan dan masih tergantung dari keuangan Pemerintah. Sehubungan dengan ini, Pemerintah telah melaku- kan pelbagai tindakan untuk penyehatan P.N. Batubara.

Dalam tahun 1969/70, telah disediakan anggaran sejumlah Rp. 700,- juta, yang antara lain dipergunakan untuk menutupi biaya ekploitasi. Kemudian dalam tahun anggaran 1970/71 P.N. Batubara tidak disediakan biaya dari APBN, tetapi oleh Pemerintah telah dibayarkan hutang-hutang PNKA sebesar Rp. 540, juta. Penerimaan ini oleh P.N. Batubara telah diper -gunakan untuk biaya eksploitasi dan sebagian kecil untuk me-

358

Page 128: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI – 22.EKSPOR TIMAH 1968 – 1972

359

Page 129: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

1971/72 penyediaan anggaran dari APBN sebagian besar diper- gunakan untuk penerusan percnbangunan Power Plant Ombilin dan survey. Dalam tahun 1972 / 73, telah pula disediakan ang- garan yang cukup untuk penyelesaian Power Plant Ombili (2x3 MW), perbaikan tambang Ombilin dan Bukit Asam dan melanjutkan survey/Study.

Produksi Batubara sejak tahun 1968/1969 sampai dengan tahun 1972/73, memperlihatkan kenaikan yang cukup berarti. Dalam tahun 1968/1969 produksinya berjumlah 169 ribu ton, untuk kemudian akhirnya menjadi 180 ribu ton dalam tahun 1972/1973, lihat Tabel VI-55.

4. Bauksit.

Sejak tahun 1969 P.N. Aneka Tambang telah melakukan eksplorasi bauksit secara sistimatis diseluruh wilayah Pulau Bintan untuk mencari bijih bauksit yang berkadar rendah (non exportable grade). Usaha ini dilakukan untuk melihat kemung- kinan-kemungkinan pendirian suatu Alumina Plant, sehingga bauksit yang berkadar rendah dapat dimanfaatkan. Dari hasil penyelidikan ini, jumlah cadangan yang diketahui telah dapat dipastikan, bahwa pendirian suatu Alumina Plant dengan ka- pasitas 200.000 - 250.000 ton setahun cukup feasible. Mengi- ngat modal yang besar untuk pendiriannya, maka telah diusa- hakan suatu kerja sama dalam bentuk kontrak karya dengan perusahaan diri Jepang.

Disamping itu, kegiatan eksploitasi bauksit yang dilakukan oleh ALCOA di Kalimantan-Barat yang telah mulai bekerja pada akhir tahun 1969. Sehubungan dengan ini, telah dikeluar - kan biaya sampai akhir tahun 1972 sekitar US$ 5,5 juta dan di-pekerjakan sekitar 375 karyawan Indonesia dengan 7 orang tenaga asing. Hasil-hasil survey ini masih belum memberikan gambaran yang jelas mengenai deposit, namun usaha usaha explorasi masih tetap diteruskan.

Dalam rangka rehabilitasi, sejak tahun 1969 telah dimulai usaha pengerukan Selat Kijang sepanjang 1.200 meter, guna memungkinkan kapal berukuran 30.000 ton DWT, begitu juga

360

Page 130: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

perluasan tempat penimbunan bijih menjadi 90.000 ton dan pe-ningkatan loading menjadi 1.000 ton per jam. Seluruh kegiatan tersebut ini, telah selesai dilakukan dalam tahun 1971. Dengan demikian dapat dilakukan peningkatan ekspor dan memperkecil-biaya pemuatan.

Produksi bauksit dalam tahun 1968 berjumlah sekitar 879.000 ton dan jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 1.276.000 ton, dalam tahun 1972%73 suatu peningkatan sekitar 45%.

Jumlah produksi bauksit diatur sesuai dengan keadaan pa- saran. Hal ini dilakukan, mengingat terbatasnya tempat penum-pukan dan mencegah kerugian dalam pembiayaan produksi. Se-sungguhnya produksi bauksit dapat ditingkatkan menjadi 1,5 juta ton setahun, dengan, tambahan modal yang relatif kecil. Untuk menjamin pemasaran ekspor bauksit, maka telah ditan- da-tangani kontrak penjualan berjangka panjang, yaitu dari tahun 1969 sampai dengan 1978 dengan perusahaan dari Je- pang. Selain itu, diusahakan pula pembeli-pembeli lain, sehing- ga ekspor bauksit dapat ditingkatkan.

Jumlah dan nilai ekspor bauksit tiap tahun selalu meningkat, yaitu dari jumlah sebesar 81~.360 ton dengan nilai US$ 4,037,821 dalam tahun 1968 menjadi 1.162.692 ton dengan nilai US$ 5,950,205 dalam tahun 1972, suatu kenaikan ± 47% atau kenaikan rata-rata ± 9,5% per tahun. Lihat Tabel VI-60.

TABEL VI - 60.EKSPOR BAUKSTT, 1968 - 1972

Tahun Volume(ton)

Nilai(US $)

1968 814.361 4.037.821

1969 863.626 4.666,2571970 1.182.239 6.290.094

1971 1.211.689 6.349.0251972 1.162.692 * ) 5.950.205 * )

*) Angka-angka sementara.

361

Page 131: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

GRAFIK VI – 23EKSPOR BAUKSIT, 1968 1972

GRAFIK VI - 23.EKSPOR BAUKSIT,. 1968 - 1972

(Ribuan ton) (Ribuan US $)

1500 6500

VOLUME 6000

1000 5000

500_____________________________________________ 40001968 1969 1970 1971 1972 1968 1969 1970 1971 1972

362

Page 132: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

5. Nikkel

Sampai sekarang bijih nikkel yang dieksploitir adalah dari daerah Pomala, yang merupakan salah satu unit dari P.N. Ane- ka Tambang. Selain itu, ada lagi yang diusahakan dalam rangka Penanaman Modal Asing dalam bentuk Kontrak Karya, yaitu P.T. International Nickel Indonesia yang beroperasi didaerah Sulawesi-Tenggara dan Tengah, P.T. Pasific Nickel Indonesia dengan daerah sekitar Sentaniy P. Waigeo, P. Gag didaerah IrianJaya dan P.T. Indonesia Nickel Development Coy didaerah Hal - mahera dan pulau sekitarnya.

Dalam rangka eksplorasi oleh P.N. Aneka Tambang, telah dilaksanakan antara.lain untuk mendapatkan data-data ten- tang cadangan bijih nikkel berkadar rendah didaerah Pomala. Sementara itu, eksploitasi lainnya sedang dilakukan di Kali- mantan-Timur dan Selatan. Feasibility study tentang pendirian suatu pabrik Peleburan Ferro Nikkel didaerah tersebut, telah selesai pula dikerjakan.

Penyelidikan/eksploitasi bijih nikkel yang dilakukan yaitu oleh International Nickel Company (INCO), hampir mendekati penyelesaian untuk kemudian akan diteruskan dengan feasibi- lity study tentang pendirian pabrik pengolahan nickel. Biaya yang telah dikeluarkan hingga saat ini ± US$ 20 juta, sedang karyawannja berjumlah 635.orang, 22 orang diantaranya ada- lah tenaga asing. Disamping itu P.T. Pacific Nickel pada saat ini, juga berada dalam tahap feasibility study untuk pendirian pabrik nickel dengan biaya sekitar US$ 21 juta. Kegiatan dari Indonesia Nickel Company, juga berada dalam tahap eksplorasi dan telah mengeluarkan biaya ± US$ 5,5 juta.

Rehabilitasi yang dilakukan sebelum tahun 1972 antara lain adalah perbaikan fasilitas pemuatan bijih nikkel kekapal dari 2.000 ton menjadi 3.000 ton per hari. Dalam tahun 1972, telah ditingkatkan lagi menjadi 5.000 ton sampai 6.000 ton sehari.

363

Page 133: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Dalam rangka pembangunan pabrik Ferro Nikkel, telah di- setujui kredit dari Jepang dalam bentuk proyek sebesar US$ 17 juta, sedang biaya yang diperlukan untuk dalam negeri ditang- gung oleh P.N. sendiri. Direncanakan pabrik ini akan mengha- silkan 4.000 ton nikkel didalam 20.000 ton Ferro Nikkel, de- ngan nilai sekitar US$ 12 juta setahun.

Produksi nikkel sejak tahun 1968 selalu meningkat, yaitu dari ± 262 ribu ton menjadi sekitar 935 ribu ton dalam tahun 1972.

Demikian pula ekspor nikkel telah memperlihatkan kenaikan terus menerus tiap tahun. Dalam tahun 1968 ekspor nikkel ber- jumlah ± 232 ton dengan nilai UR 2,280; dan dalam tahun 1972 menjadi 838 ribu ton dengan nilai US$11.770.000. Keadaan ini memperlihatkan, bahwa dalam periode tersebut terdapat suatu kenaikan yang cukup besar. Perkembamgan ekspor nik- kel yang terperinci sejak 1968 dapat diikuti dalam Tabel VI-61.

TABEL VI-61.

EKSPOR NIKKEL1968 -1972

TahunVolgme

(ton)NilatUa E

1968 257.760 2.280.0001969 232,000 2.827.5901970 538.450 7.421.4

801971 818.480 10.957.5001972 838.000 ) 11.770.

460*)

*)Angka sementara.

364

Page 134: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

6. Pasir Besi.

Sejak tahun 1969, telah diusahakan oleh PN. Aneka Tam- bang pertambangan pasir besi yang terletak didaerah pantai Cilacap, Jawa-Tengah. Dalam tahun 1970, telah pula selesai dibangun pelabuhan di Cilacap yang memungkinkan kapal ukuran 30.000 DWT merapat dan telah dilakukan pengerukan selat antara Nusakambangan dengan pelabuhan.

Dalam permulaan tahun 1971 telah diekspor pasir besi ke Jepang, sesuai dengan kontrak yang telah ditandatangani untuk jangka waktu selama 10 tahun. Jumlah ekspor dalam tahun 1971 sebesar 243.000 ton dengan nilai US $ 1.162.000, sedang dalam tahun 1972 volume ekspor meningkat menjadi 276.000 ton dengan nilai US $ 1.150.000. Penurunan nilai ini, satu dan lain hal disebabkan karena perubahan kwalitas.

Selain itu, pada saat ini sedang dilakukan penyelidikan serta feasibility study untuk mengembangkan deposit pasir besi di-daerah Selatan Yogyakarta.

7. Emas dan Perak.

Tambang emas Cikotok hingga saat ini adalah satu-satunya tambang emas yang diusahakan secara mekanis oleh PN. Aneka Tambang, sedang tambang emas; Logas telah ditutup dalam permulaan tahun 1971. Dalam tahun 1972 telah selesai dilak-sanakan pemasangan iin tegangan antara Cirotan dan. Pasir Gombong.

Produksi Emas adalah 196 kg dan perak 9,6 ton dalam 1968, sedang dalam tahun 1972 menjadi 330 kg emas dan 8,5 ton perak. Ternyata produksi emas masih menunjukkan adanya kenaikan, sedang perak mengalami sedikit penurunan.

8. Intan.

Pertambangan intan yang diusahakan sejak tahun 1966 secara mekanis oleh Aneka Tambang terletak didaerah Marta-

365

Page 135: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

pura, Kalimantan-Selatan. Usaha penambangan intan ini se - karang sedang dipelajari dan diteliti kemungkinannya dimasa mendatang.

Dalam rangka penyelidikan serta penggalian intan dalam tahun 1971 telah disetujui kontrak karya, antara Pemerintah dengan suatu joint venture P.T. Asia Tagor Mining Coy di- daerah Kalimantan-Selatan. Diharapkan dalam waktu dekat sudah dimulai tarap penyelidikan.

9. Tembaga. Sejak pertengahan tahun 1967, telah dilakukan eksplorasi

tembaga dipegunungan tengah Irian-Jaya oleh Freeport Indo- nesia Inc. Pada saat ini, usaha tersebut telah mendekati penye lesaian konstruksinya. Rencana biaya seluruhnya adalah sekitar US $ 146 juta. Jumlah tenaga kerja pada saat ini, adalah 1.525 orang termasuk didalamnya 477 tenaga asing. Dalam tahun 1972, telah diekspor untuk pertama kalinya tembaga ke Jepang sebanyak 9.000 ton dengan nilai US $ 4 juta. Adapun rencana ekspor per tahun adalah sekitar 225 ribu ton dengan nilai US $ 76 juta.

10. Battian Granit.Sejak bulan Maret 1972, telah diekspor batuan granit sejum-

lah 80.000 ton dengan nulai US $ 250.000 dan diharapkan pro- duksi untuk tahun mendatang dapat ditingkatkan. Sementara itu untuk mengeksplorasi endapan granit dikepulauan Karimun Besar, maka dalam bulan Oktober 1972, Pemerintah telah mengadakan kontrak karya dengan P.T. Karimun Granit dan sekarang telah dikerjakan oleh 171 orang tenaga termasuk diantaranya tenaga asing.

11. Penyelidikan/Penelitian Umum.Penyelidikan dan penelitian merupakan syarat mutlak yang

harus dilakukan untuk mengejar ketinggalan-ketinggalan, baik

366

Page 136: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

dalam pengetahuan tentang potensi endapan mineral maupun kemajuan-kemajuan tehnologi. Sehubungan dengann ini, oleh Pemerintah telah diambil kebijaksanaan untuk mengikut serta- kan fihak Swasta. Mereka ini diberikan rangsangan antara lain, apabila mereka berhasil menemukan endapan mineral yang potensial dan ekonomis, maka kepada mereka diberikan prioritas untuk mengeksploitirnya. Dilain fihak, segala data - data yang mereka peroleh dalam penyelidikan itu, diwajibkan untuk menyerahkannya tanpa kecuali kepada Pemerintah. Hal ini adalah penting mengingat, data-data tersebut tidak saja berguna bagi sektor pertambangan, tetapi juga berguna untuk keperluan lain, seperti peta-peta topography, geology dan seba- gainya. Kegiatan dibidang penyelidikan dan penelitian ini, me- nurut pelaksanaannya dapat dibagir menjadi 2 katagori, yaitu : yang dilaksanakan oleh pihak swasta, dan umumnya dalam rangka penanaman modal asing dan yang dilaksanakan oleh Pemeritah dalarn rangka APBN dan bantuan tehnis.

Sejak tahun 1966, telah dikeluarkan pembiayaan ± US $ 13 juta untuk penyelidikan pertambangan umum. Sebagian dari pembiayaan tersebut, dikeluarkan dalam bentuk rupiah. Disam- ping itu, sejak tahun 1969/70 hingga saat dni telah disediakan anggaran sebesar Rp. 4,5 milyar untuk penyelidikan penelitian dibidang pertambangan.

a. Penelitian yang dilaksanakan oleh Swasta.

Sejak tahun 1969, telah dilaksanakan persetujuan oleh Peme - rintah dengan tujuh perusahaan asing untuk mengadakan penelitian dan penyelidikan dibidang pertambangan. Adapun ketujuh perusahaan tersebut adalah :

1. PT Kennecot Indonesia;2. PT Tropic Endeavor Indonesia; 3. PT Aceh Mineral Indonesia; 4. PT Paniai Lake Mineral; 5. PT Baliern Valley Mineral;

367

Page 137: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

6. PT Rio Tinto Bethlehem Indonesia;7.PT Overseas Mineral Development Coy LTD (OMRD).

Penyelidikan-penyelidikan umum yang dilakukan meliputi daerah Sumatera bagian Tengah, Pulau Jawa bagian Selatan, Irian-Jaya, Sumatera-Barat, Sulawesi-Utara, Sumatera-Utara. Areal penyelidikan meliputi wilayah seluas 13 juta ha. Kemu- dian dari ke 7 kontraktor asing tersebut, dua diantaranya telah menarik diri yaitu : OMRD dan PT Kennecot Indonesia, karena mereka tidak berhasil menemukan endapan mineral yang po- tensiel. Dilain pihak tiga perusahaan lagi yaitu : PT Aceh Mineral, PT Paniai Lake Mineral dan PT Baliem Valley Mineral, diharapkan akan memulai pekerjaannya pada permulaan 1973. Dengan demikian perusahaan-perusahaan yang sedang melak-sanakan penyelidikannya dewasa ini, adalah PT Rio Tinto Bethilehem dan PT Tropic Endeavor Indonesia.

Dibidang perminyakan, sebagian besar daripada para Kon- traktor masih dalam taraf penyelidikan. Kepada mereka juga diwajibkan untuk menyerahkan data-data dari hasil penyeli-dikannya kepada Pemerintah,

b. Penelitian dan penyelidikan yang dilakukan atas beban Anggaran Belanja Negara.

Pekerjaan ini dibagi atas beberapa program yaitu :

1. Program Penelitian Minyak dan Gas Bumi;2. Program Peningkatan Kegiatan Geologi;3. Program Perbaukan Fasilitas Pembinaan Pertambangan. Ketiga program ini terbagi dalam pelbagai proyek-proyek.

c. Kegiatan usaha nasional.

Sejak tahun 1968, terdapat peningkatan aktivitas pertam- bangan Nasional disektor pertambangan. Pada akhir 1972, telah diberikan 291 Kuasa Pertambangan yang terdiri dari : 62 Kuasa Pcrtambangan untuk penyelidikan umum; 182 Kuasa Pertambangan untuk Exploitasi dan 47 Kuasa Pertambangan untuk Exploitasi.

368

Page 138: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

Khusus kuasa pertambangan yang dilaksanakan oleh swasta Nasional hasilnya masih tetap belum memuaskan. Hal ini dapat dimengerti, mengingat usaha pertambangan memerlukan modal yang besar dengan risiko yang besar pula. Oleh karena itu, dalam rangka pembinaan usaha-usaha swasta Nasional disek- tor Pertambangan, telah diambil kebijaksanaan dengan mem- berikan kesempatan untuk ber-joint venture dengan fihak asing.

Page 139: PRODUKSI PERTANIAN, PRODUKSI INDUSTRI ... · Web viewduksi hasil perikanan itahun 1969 dibandingkan dengan tahun 1968 adalah sebesar 4,8%,hasil produksi tahun 1970 dibandingkan dengan

369

310383-(24).