Upload
others
View
15
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PENYARADAN MENGGUNAKAN
TEKNIK WINCHING DAN TANPA TEKNIK WINCHING PADA
TRAKTOR SKIDDER KOMATSHU D85.ESS PT.GEMA HUTANI
LESTARI DESA WAMLANA KECAMATAN FENA LEISELA
KABUPATEN BURU PROVINSI MALUKU
Skripsi
Oleh
SITI MAESYARA MUNIRA
105950056715
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
ii
PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PENYARADAN MENGGUNAKAN
TEKNIK WINCHING DAN TANPA TEKNIK WINCHING PADA
TRAKTOR SKIDDER KOMATSHUD85.ESS PT. GEMA HUTANI
LESTARI DESA WAMLANA KECAMATAN FENA LEISELA
KABUPATEN BURU PROVINSI MALUKU
SKRIPSI
Oleh :
SITI MAESYARA MUNIRA
105950056715
Diajukan Kepada Fakultas Pertanian untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar sarjana pada Program Studi Kehutanan
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2019
vi
@Hak Cipta Milik Unismuh Makassar, tahun 2019
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
1. Dilarang mengutip sebagaian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik
atau tinjauan suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh
Makassar.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh karya tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin
Unismuh Makassar.
vii
ABSTRAK
SITI MAESYARA MUNIRA (105950056715). Produktivitas dan Biaya
Penyaradan Menggunakan teknik winching dan tanpa teknik winching pada traktor
skidder komatshu D85.ESS PT.Gema Hutani Lestari Desa Wamlana Kecamatan Fena
Leisela Kabupaten Buru Provinsi Maluku. Dibawah bimbingan Andi Aziz Abdullah
dan Muhammad Tahnur.
Penyaradan merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh dalam proses
pemanenan, tanpa penyaradan kayu yang ada akan sulit untuk di keluarkan dari dalam
hutan. Indicator keberhasilan pemanenann kayu di pengaruhi oleh factor kondisi alat,
teknik penyaradan, kondisi lapang, dan biaya. Penelitian ini bertujuan menghitung
produktivitas penyaradan kayu dengan dua teknik dan kemiringan yang berbeda, serta
menghitung dan menganalisa besarnya biaya kegiatan tersebut. Produktivitas
penyaradan kayu dengan traktor skidder komatshu D85.ESS dengan teknik winching
secara keseluruhan memiliki nilai produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan
tanpa teknik winching pada berbagai kelas kelerengan. Pada teknik winching rata-
rata waktu yang dibutuhkan yaitu 669.44 menit atau 11 jam 65 menit dengan rata-rata
produktivitas yakni 1246.35 M3/jam dan dengan biaya Rp. 45.812.749/jam,
penyaradan tanpa teknik winching membutuhkan rata-rata yaitu 926.99 menit atau 15
jam 45 menit dengan rata-rata produktivitas yakni 619.88 M3/jam dengan biaya yaitu
Rp.61.725.269/jam. Penggunaaan teknik winching secara keseluruhan memiliki nilai
yang lebih produktif dan efisiensi untuk digunakan pada kegiatan penyaradan, selain
memiliki produktivitas tinggi dan biaya lebih efisien, teknik winching juga memiliki
dampak lingkungan yang lebih rendah di bandingkan dengan tanpa winhing.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia – Nya,
sehingga penulis dapat menyusun Skripsi yang berjudul “Produktivitas dan Biaya
Penyaradan Menggunakan Teknik Wiching dan Tanpa teknik Wiching pada
Traktor Skidder Komatshu D85.ESS Pt. Gema Hutani Lestari , Desa Wamlana
Kecamatan Fena Leisela Kabupaten Buru Provinsi Maluku”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bias
teratasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih khususnya kepada kedua orang tua tercinta, Ayah saya Abdul
Kadir Patta dan Ibu saya Saayang Ngona yang selama ini membantu peneliti
dalam bentuk Perhatian, Kasih Sayang, semangat, serta doa yang yang tidak henti-
hentinya.
Dalam kesempatan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terimakasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas bantuan, motivasi,didikan dan
bimbingan yang di berikan kepada penulis selama ini, antara lain kepada yang
terhormat:
1. Ayahanda H. Burhanuddin,S.Pi.,M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Dr. Ir.Hikma, S.Hut, M.Si.,IPM selaku Ketua Prodi Kehutanan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
ix
3. Ayahanda Andi Azis Abdullah,S.Hut.,M.P Selaku Pembimbing I dan
Ayahanda Muhammad Tahnur.S.Hut.,M.hut selaku pembimbing II yang telah
membimbing penulis dengan sangat baik dan penuh kesabaran.
4. Ayahanda Dr.Ir. Hasanuddin Molo.,S.Hut.,Mp.,IPM. Selaku Penasehat
Akademik dan juga sebagai penguji 1 dan Ayahanda Dr.Ir.
Sultan,S.Hut.,M.P.,IPM selaku penguji II yang telah memberikan Nasehat,
pengetahuan,motivasi,bimbingan, dan juga menyumbangkan banyak ide dan
saran yang membangun.
5. Bapak dan Ibu dosen serta staf tata usaha Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan ilmu selama dibangku
kuliah dan pengetahuan sebagai bekal untuk melaksanakan penelitian .
6. Ayahanda Dodi Kurnaedi. Selaku Direktur Utama PT.Gema Hutani Lestari
yang telah memberikan banyak support dan sumbangsinya selama penelitian.
7. Semua pembimbing dari instansi PT. GEMA HUTANI LESTARI yang telah
menbantu dan mengarahkan di lapangan selama penelitian.
8. Keluarga besar Saya yang selalu mendukung, membantu, dan memotivasi
menyelesaikan skripsi.
9. Sahabat Seperjuangan (Rusmiaty, Jayanti dan Hardila Kadir ), Team magang
GHL-02 (Rifal, Usran, fahrul, fadli, Ecal, dan Salihin ) Saudara tak sedarah
Dari Posko 01 Teppoe ( Abdi,Mifta,muhlis,Ardam,Sugi, Om Gafur, Tanri,
Mala, Nurmala, dan Rika) Tak terlupakan Juga Buat Ketua HMJ Ricky
Mandala S dan ibu bendahara Nurhidayah yg Terkece pada Zamannya dan
terkhusus buat Partnerku Jamal Terimaksih buat Waktu-waktu Luang dan
x
semangatnya, dan juga Rekan-rekan seperjuangan Kehutanan 2015 yang tidak
bisa disebutkan satu – persatu atas Kegilaan, kebersamaannya yang telah
terjalin dengan indah selama ini.
10. Semua pihak yang mungkin tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberi motivasi, dukungan selama penyusunan skripsi.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan bernilai ibadah di sisi allah SWT.
Dan di jadikan sumbangsi sebagai upaya menerdaskan kehidupan bangsa, agar
berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi mahasiswa
Kehutanan Universitas Muhammadiyah Makassar.
.
Makassar, Agustus 2019
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAM KOMISI PENGUJI .................................................................. iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI ....................................................... v
HAK CIPTA .................................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian.............................................................................. 5
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................ 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6
2.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian .................................................... 5
2.2. Produktivitas Penyaradan ................................................................. 7
2.3. Penyaradan Kayu.............................................................................. 8
2.4.Teknik Winching ............................................................................. 12
2.5. Biaya Penyaradan ........................................................................... 13
2.6. Alat Sarad ....................................................................................... 14
2.7. Kerangka Pikir................................................................................ 16
xiii
2.8. Defisi Operasional .......................................................................... 18
III. METODE PENELITIAN ................................................................... 17
3.1. Waktu dan Tempat ......................................................................... 17
3.2. Objek dan Alat Penelitian .............................................................. 17
3.3. Pengumpulan Data ......................................................................... 18
3.4. Prosedur Analisis Data ................................................................... 21
3.5. Analisis Biaya ............................................................................... 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 25
4.1. Waktu kerja penyaradan ................................................................. 25
4.2. Produktivitas Penyaradan ............................................................... 30
4.3. Biaya Penyaradan ........................................................................... 32
4.4. Produktivitas dan Biaya Penyaradan .............................................. 34
V. PENUTUP ............................................................................................ 35
5.1. Kesimpulan..................................................................................... 35
5.2. Saran ............................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Spesifikasi Traktor Skidder Komatshu D85.ESS ............................................... 15
2. Perbandingan Rata-rata waktu kerja penyaradan ................................................ 27
3. Perbandingan Produktivitas Penyaradan kayu .................................................... 31
4. Perbandingan Biaya penyaradan ........................................................................ 33
5. Perbandingan Produktivitas dan Biaya ................................................................ 34
xv
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Traktor Skidder Komatshu D85E-SS ............................................................... 15
2. Kerangka Pikir ................................................................................................ 17
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1. Rincian Biaya Penyaradan ................................................................................. 39
2. Uji hasil biaya penyaradan menggunakan teknik winching ............................... 40
3. Uji hasil biaya penyaradan tanpa menggunakan teknik winching .................... 43
4. Dokumentasi Penelitian .................................................................................... 49
5. Data Mentah ...................................................................................................... 55
6. Peta Trase Jalan ................................................................................................. 56
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu sumber daya alam yang sangat besar manfaatnya bagi
kesejahteraan manusia adalah Hutan. Hutan juga merupakan modal dasar
pembangunan nasional, maka hutan tersebut harus kita jaga kelestariannya agar
kelak manfaat hutan ini tidak hanya kita nikmati sekarang tetapi juga untuk
generasi yang akan datang. Hutan merupakan kesatuan ekosistem berupa
hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan
dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak
dapat dipisahkan (UU No.41 1999). Hutan memiliki hasil kayu, bukan kayu serta
jasa lingkungan. Hasil hutan kayu maupun hasil hutan bukan kayu akan
bermanfaat apabila di keluarkan dari hutan dan dijual kepada konsumen atau
dijadikan bahan baku di pabrik-pabrik pengolahannya. Agar hasil hutan kayu dan
hasil hutan bukan kayu dapat dikeluarkan dari hutan maka memerlukan akses
berupa kegiatan pemanenan ( Elias 2012 ).
Pemanenan kayu dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memindahkan
kayu dari tempat tebangan ke tempat penggunaan dan pengolahan. Kegiatan
pemanenan hutan sendiri dilakukan melewati tahap penebangan, penyaradan,
muat bongkar dan pengangkutan. Pemanenan kayu yang efisien selalu
memfokuskan upaya untuk memperoleh rasio volume kayu actual dan volume
2
kayu potensial mendekati angka satu. Penyaradan kayu memegang peranan yang
cukup penting sebagai tahap kedua dalam kegiatan pemanenan kayu.
Kegiatan Penyaradan merupakan kegiatan memindahkan kayu dari tempat
pohon ditebang ketempat pengumpulan sementara melalui jalan sarad yang telah
disiapkan secara maksimal. Kegiatan penyaradan kayu merupakan bagian dari
pemanenan kayu dengan berbagai macam teknik yang akan mempengaruhi
efisiensi, produktivitas, dan biaya pemanenan kayu.
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa teknik penyaradan kayu
mempengaruhi pemanenan kayu salah satunya yaitu penelitian tentang
Produktivitas dan Biaya Penyaradan menggunakan Teknik winching dan tanpa
Teknik Winching pada Kelas Kelerengan yang berbeda menggunakan Traktor
Capillar 527 Studi kasus di IUPHHK-HA Pt. Intrado Jaya Kalimantan Tengah .
Penelitian ini menyatakan bahwa produktivitas penyaradan menggunakan
winching lebih tinggi dibanding tanpa menggunakan winching. Hal ini di
pengaruhi oleh Kelas kelerengan yang berbeda juga dengan tenaga dan muatan
alat sarad yang di gunakan. Begitu juga dengan biaya penyaradan yang di
keluarkan lebih rendah ketika Menggunakan winching dibanding tanpa
menggunakan winching . hal ini di karenakan bahan bakar yang di gunakan minim
dan penyaradan menggunakan winching dapat meminimalkan kerusakan terhadap
tanah dan keterbukaaan tegakan tinggal ( Taofik Waludin D.R.2018 ). Lain
halnya dengan Penelitian Produktivitas dan Biaya Penyaradan Kayu dengan
Traktor Pertanian Type Ford. 5660 pada Hutan Tanaman Semaras, Pulau Laut.
Pada penelitian ini menyatakan bahwa 1.) volume kayu yang di sarad
3
menggunakan traktor pertanian hanya antara 0.065 – 1.134 m3/rit dengan rata-rata
0.434 m3/rit. Sedangkan jarak sarad yaitu 0.25 – 1,85 hm dengan rata-rata 0.937
hm. 2.) waktu kerja penyaradan antara 0.06 jam/rit – 1.14 jam/rit dengan rata-rata
0,23 jam/rit. 3.) produktivitas penyaradan kayu menggunakan traktor pertanian
antara 0.062 - 6,086 m3-hm/jam dengan rata-rata 2.075 m3-hm/jam sedangkan
biaya penyaradan yaitu antara Rp. 9.552/m3-hm – Rp.931.000/m3-hm dengan
rata- rata Rp. 55.777/m3-hm. Maka dari itu penggunaan traktor pertanian sebagai
penyarad kayu disarankan untuk menyarad kayu yang volumenya sekitar 1,2
m3/rit dan jarak sarad tidak lebih dari 2 hm. (Dulsalam,Sukadaryati 2002 ).
Begitu pun pada Penelitian Analisis Biaya dan Produktivitas Penyaradan Kayu
dengan Traktor Caterpillar D7G di Hutan Alam Tropika Basah Pt. Inhutani II,
Kalimantan Utara. Pada penelitian ini menyatakan bahwa produktivitas
penyaradan kayu dengan traktor Caterpillar D7G pada petak pemanenan kayu
konvensional lebih rendah, dimana produktivitas penyaradan kayu pada petak
pemanenan kayu konvensional sebesar 21,78 m3/jam dan pada petak pemanenan
kayu RIL rata-rata sebesar 26,79 m3/jam. Hal ini diduga tingginya waktu tidak
efektif. Penggunaan jenis traktor ini memerlukan investasi yang besar. Biaya
usaha traktor penyaradan di perhitungkan dari komponen-komponen penyusun
biaya usaha, dimana biaya total penyaradan pada petak pemanenan kayu
konvensional dan RIL masing-masing sebesar Rp. 10.597,19,-/m3 dan Rp
8.695,39,-/m3. ( Muhdi 2006 )
Mengigat betapa pentingnya peran kegiatan penyaradan, maka dilakukan
penelitian untuk mengkaji produktivitas penyaradan kayu yang dipengaruhi teknik
4
penyaradan menggunakan teknik winching dan tanpa tehnik winching. Perlu
diketahui pengaruh teknik penyaradan tersebut di lapangan terhadap produktivitas
dan biaya penyaradan disuatu perusahaan, agar dapat dilakukan perencanaan sejak
dini.
1.2. Rumusan Masalah
Teknik penyaradan kayu yang dilakukan di Izin Usaha Pengelolaan Hasil
Hutan Kayu- Hutan Alam (IUPHHK-HA) PT. Gema Hutani Lestari (PT.GHL)
berbeda—beda, sebagian menggunakan teknik winching dan sebagian tanpa
menggunakan teknik winching. Penggunaan teknik winching atau penguluran
kabel tunggal ke daerah tunggak pohon berfungsi untuk mengurangi waktu
tempuh traktor atau alat sarad dalam melakukan penyaradan. Hal ini dikarenakan
alat sarad tidak perlu membuka jalan sarad kembali hingga menuju tunggak pohon
yang akan disarad. Sampai saat ini metode yang umum dilakukan oleh unit
manajemen perusahaan kayu dan dapat perizinan dari pemerintah adalah dengan
bulldozer/track skidder dengan system ground based skidding yaitu sebagai alat
utama dalam metode penyaradan kayu. Dalam implementasinya di lapangan, alat
penyaradan ini dapat meminimalkan dampak kerusakan terhadap tanah dan
keterbukaan tegakan tinggal.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Berapakah perbandingan waktu efektif dan waktu tidak efektif
penyaradan menggunakan teknik winching dan tanpa teknik winching
di IUPHHK-HA PT.GHL?
5
2. Berapakah perbandingan rata-rata produktivitas penyaradan
menggunakan teknik winching dan tanpa teknik winching di IUPHHK-
HA PT.GHL?
3. Berapakah perbandingan biaya yang dikeluarkan dalam tahapan
penyaradan menggunakan teknik winching dan tanpa teknik winching
di IUPHHK-HA PT.GHL?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan
produktivitas serta biaya kegiatan penyaradan kayu jika menggunakan traktor
skidder komatshu D85.ESS di IUPHHK-HA PT.Gema Hutani Lestari
menggunakan teknik winching dan tanpa teknik winching.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan
masukan kepada pihak perusahaan guna mengetahui produktivitas dan biaya
penyaradan kayu pada traktor skidder komatshu D85.ESS menggunakan teknik
winching dan tanpa teknik winching di IUPHHK-HA PT.GHL. Hal ini bersamaan
untuk mengetahui teknik penyaradan efisien sehingga mendapatkan biaya yang
optimum dan pekerjaan lebih efisien.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian
PT Gema Hutani Lestari merupakan perusahaan patungan antara Inhutani,
Perusahaan Umum Daerah ( PERUSDA) dan Beberapa unit operasi masyarakat,
dengan saham Mayoritas PT Gema hutani Lestari (65% ), Koperasi Masyarakat
Setempat (5%), PT INHUTANI 1 (20%), PD PANCA KARYA ( 10% ).
Berdasarkan surat keputusan menteri kehutanan dan perkebunan nomor:
671/methutbun-IV/1998 tanggal 20 mei 1998 memberikan hak pengusahaan
hutan kepada PT. Gema Hutani Lestari atas areal hutan yang terletak di provinsi
Daerah Tingkat 1 maluku pulau buru dengan luasan +- 148.450 hektar untuk
jangka waktu 55 tahun.
Berdasarkan klasifikasi USDA (1990), jenis tanah di bagian hutan Buru
Utara Barat terdiri dari jenis Trophemifs (Organosol), Hapludanda (Andosol),
Hapludalfs (Mediterania). Sedangkan pada bagian Hutan Buru Selatan Barat
terdiri dari jenis Tropohemists (Organosol) dan Hapludands (Andosol). Tekstur
Tanah lokasi penebangan terdiri dari lempung (Clay) dan lempung berpasir
(Sandy clay), pada jalan-jalan induk yang sudah ada serta jalan sarad nampak
tekstur tanahnya tergolong dalam tekstur lempung berpasir, sedangkan pada
tanah di bawah tegakan hutan alami sebagian tanahnya bertekstur lempung
berliat (Silty clay). Areal IUPHHK-HA PT. Gema Hutan Lestari memiliki
kondisi topografi datar sampai dengan sangat curam. Dari hasil pengukuran
kelerengan di lapangan pada semua jalur ukur yang dilalui menunjukan bahwa
7
areal tersebut memiliki topografi datar dengan presentase kelerengan antara 0 –
8% (datar) sampai dengan > 40% (sangat curam) yang di dominasi kelas lereng
curam sebanyak 43,42% (64,458 ha) dan kelas lereng agak curam sebanyak
34,29% (50,903 ha). Berdasarkan Peta Topografi skala 1 : 100.000 areal
IUPHHK-HA PT. Gema Hutani Lestari terletak pada ketinggian yang bervariasi
antara 100 – 1.500 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan klasifikasi Schmidt & Ferguson (1952), hasil pengamatan dari
stasiun Klimatologi Waeapo, areal IUPHHK-HA PT. Gema Hutani Lestari
memiliki tipe iklim C dengan Q = 11%. Berdasarkan data curah hujan tahunan
yang diperoleh dari stasiun tersebut adalah sebesar 1.429 mm, rata-rata jumlah
hari hujan sebesar 7 hari/bulan, bulan kering terjadi pada bulan September
dengan rata-rata curah hujan 6 hari/bulan. Suhu bulanan berkisar antara 25,9°C –
27,8°C dengan suhu rata-rata bulan tertinggi pada bulan Desember.
Pada bulan basah terutama antara bulan Desember sampai dengan Juli
angin bertiup dari utara dengan kecepatan < 5 knot, menimbulkan gelombang di
pantai utara pada bulan Juni sampai dengan September angin bertiup dari arah
selatan sekitar 6,2 knot
2.2. Produktivitas Penyaradan
Di dalam manajemen produksi dan operasi, kita sering mendengar istilah
” produktivitas” untuk mengukur efisiensi seseorang, mesin, pabrik, ataupun
sistem dalam mengubah input (masukan) menjadi output (keluaran) yang di
inginkan. Yang dimaksud dengan input dalam produktivitas ini dapat berupa
sumber daya yang dgunakan seperti modal, tenaga kerja, bahan (material) dan
8
energi sedangkan output dapat berupa jumlah unit produk ataupun pendapatan
yang dihasilkan. Ukuran produktivitas biasanya dinyatakan dengan ratio yang
membandingkan antara output terhadap input yang digunakan dalam proses
produksi atau output per input unit.
Menurut Laksana (2016), produktivitas merupakan hubungan antara
masukaan-masukan dan keluaran-keluaran suatu sistem produktif. Dapat
dikatakan bahwa produktivitas yang tinggi adalah melakukan pekerjaan dalam
waktu sesingkat mungkin dengan penggunaan sumber daya yang sesedikit
mungkin tanpa menggorbangkan kualitas yang ditentukan.
Produktivitas memiliki dua dimensi, dimensi pertama adalah efektivitas
yang mengarah kepada pencapaian target berkaitan dengan kualitas,kuantitas dan
waktu, yang kedua yaitu efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan
input dengan realisasi penggunaan atau bagaimana pekerjaan tersebut
dilaksanakan.(Sucipto 2006).
Produktivitas dapat dikategorikan menjadi dua macam berdasarkan waktu
pengamatan yang digunakan, yaitu yang pertama produktivitas aktual atau
produktivitas berdasarkan pada waktu total kegiatan yang didapatkan dengan
menambah waktu efektif dan waktu tidak efektif penyaradan. Yang kedua yaitu
produktivitas efektif atau produktivitas berdasarkan pada waktu efektif kegiatan
saja. Maka besarnya produktivitas penyaradan dapan dipengaruhi oleh faktor
antara lain waktu kerja penyaradan, pangjang log, jarak sarad, dan volume sarad
9
2.3. Penyaradan Kayu
Penyaradan kayu adalah memindahkan kayu dari tempat tebangan ke
tempat pengumpulan kayu (TPn) atau pinggir jalan angkutan. Kegiatan ini
merupakan kegiatan pengangkutan jarak pendek. Untuk mengurangi kerusakan
lingkungan (tanah maupun tegakan tinggal) yang ditimbun oleh kegiatan
penyaradan kayu, penyaradan seharusnya dilakukan sesuai dengan rute
penyaradan yang sudah direncanakan di atas peta kerja, selain itu juga
dimaksudkan agar prestasi kerja yang dihasilkan cukup tinggi. Perencanaan jalan
sarad ini dilakukan satu tahun sebelum kegiatan penebangan dimulai. Letak jalan
sarad ini harus ditandai di lapangan sebagai acuan bagi pengemudi atau penyarad
kayu. Hal ini terutama berlaku untuk penyaradan yang menggunakan traktor.
(Dulsalam, Sukadaryati.2002 ).
Metode penyaradan kayu dapat dilakukan dengan berbagai cara antara
lain:
1. Secara Manual
a. Pemikulan
Pemikulan kayu dapat dilakukan secara perorangan atau beregu
tergantung pada ukuran kayu yang di sarad.
b. Menggulingkan
Cara ini merupakan cara yang paling tua, sederhana dan murah.
Cara ini dilakukan dilapangan yang miring dengan jarak sarad
bervariasi antara 400 – 700 m. panjang kayu maksimum 6 m. pada
penyaradan dengan cara ini kayu tidak di kupas kulitnya, alat yang
10
digunakan untuk menggulingkan kayu di sebut nglebek, alat ini
masih di gunakan untuk menyerad kayu di jawa tengah.
c. Sistem Kuda- Kuda
Penyaradan dengan system kuda – kuda di gunakan pada
penyaradan di hutan rawa, pada daerah yang tanahnya lembek dan
berair. Alat yang di gunakan disebut dengan kuda-kuda atau
ongkak dengan jalur lintasan lebar 3- 4 m.
2. Menggunakan Hewan
Jenis hewan yang di gunakan untuk menyarad kayu antara lain sapi,
kuda, kerbau dan gajah. Penyaradan kayu dengan hewan sudah lama
di lakukan di hutan jati dijawa, yaitu semenjak pemanenan yang
pertama dilakukan. Ukuran kayu yang di sarad berukuran antara 2-4
m. jarak sarad kurang dari 750 m. penyaradan dengan hewan
menggunakan alat bantu yang di sebut dengan kisser atau rakitan.
Produktivitas penyaradan dengan hewan relative rendah, yaitu sebesar
0,75 – 0.85 m3/jam pada jarak sarad antara 400 – 600 m.
3. Memanfaatkan gaya gravitasi
a. Peluncuran
Penyaradan kayu dengan peluncuran hanya di lakukan di daerah
yang curam (kelerengan lebih dari 40% ).panjang kayu dan
diameter kayu yang di gunakan sangat terbatas yaitu berkisar
antara 4 – 6 meter dan diameter kurang dari 40 cm. jarak sarad
untuk penyaradan dengan peluncur tidak lebih dari 300 m.
11
peluncur yang di gunakan dapat di buat dari kayu, logam, atau
plastic, bahkan pada awalnya media peluncuran berupa parit.
4. Wire Skidding atau Yarding
Wire skidding adalah penyaradan kayu menggunakan system kabel
yang paling sederhana. Dengan cara ini diperlukan kawat baja sebagai
lintasan pembawa kayu (carriage) dan pohon penyangga (spar tree).
Proses penyaradan dengan system ini yaitu kayu di ikatkan pada
carriage selanjutnya di luncurkan melalui kawat baja dari atas lereng
menuju lembah.
Pada proses penyaradan di lapangan kedua ujung kayu diikatkan pada
masing-masing carriage, sehingga posisi kayu sejajar dengan kawat
lintasan, kayu yang di sarad dengan wire skidding panjangnya berkisar
antar 1-3 m, demikian juga diameternya. Tingkat kerusakan kayu
akibat penyaradan ini cukup besar, karena system ini tidak di lengkapi
rem.
5. Menggunakan Traktor, Pesawat, atau Heikopter
Penyaradan kayu menggunakan traktor sangat popular dalam kegiatan
pemanenan kayu di hutan alam (HPH) di Indonesia. Penyaradan
dengan cara ini sudah di mulai pada tahun 1970-an. Penyaradan kayu
menggunakan traktor sangat cocok untuk tebang pilih, hanya saja
ganguan tanah cukup besar. Produktivitas penyaradan menggunakan
traktor dengan tenaga sebesar 140-240 HP sebesar 50-100 m3/hari
dengan waktu kerja efektif 7 jam/hari
12
Jenis traktor yang umum digunakan di Indonesia adalah traktor beroda
ban (whell skidder ) yaitu traktor yang di rancang khusus penyaradan
kayu dan traktor ber ban ulat/rantai (crawler skidder) yaitu traktor
yang di rancang di samping sebagai penyaradan kayu juga digunakan
untuk membuat jalan atau membongkar tunggak, karena alat ini
dilengkapi pisau (blade ).
Pada umumnya traktor yang di gunakan untuk menyarad kayu
dilengkapi dengan winch di belakangnya, yaitu alat yang berfungsi
menarik kayu dengan cara menggulung kawat baja dan di ikatkan pada
kayu
2.4. Mesin Pancang Tarik (Winching)
Winch adalah sebuah peranti atau alat yang banyak digunakan untuk
menarik beban dengan posisi horizontal. Winch merupakan mesin bantu yang
digunakan untuk menarik tali kerut atau tali kolor penggerak yang di gunakan
berupa tenaga hidrolik. Tenaga ini paling umum digunakan dan memiliki daya
serta bentuk yang besar. Penempatan winch pada traktor ada pada bagian
belakang. (Hertianti 2005).
Cara penggunaan winch yaitu dengan mengulurkan kabel sling secara
perlahan- lahan. Tahap selanjutnya yaitu hookman akan menarik hook dan kabel
sling dan mengikat sling pada kayu yang di sarad. Hookman memberikan aba-aba
kepada operator mesin pancang tarik untuk segera menarik kayu secara perlahan-
lahan. Pada saat posisi batang yang letaknya melintang dari jalan sarad ataupun
menyangkut pohon, biasanya hookman segera memberikan aba-aba stop dan
13
memindahkan posisi hook ketengah ataupun ke posisi belakang yang disesuaikan
posisi batang.
2.5. Kelerengan
Menurut Mahmudi et al. (2015) lereng merupakan bumi yang memiliki
kemiringan seragam. Kelerengan merupakan suatu ukuran tingkat kemiringan
permukaan tanah. Kelerengan di tunjukkan dengan membesarnya sudut
kemiringan dalam persen (%) atau derajat (0). Pada penelitian ini kelas
kelerengan yang digunakan yaitu menurut SK menteri Pertanian
No.837/Kpts/Um/II/1980, yaitu dimulai dari kelas datar (0-8%), sedang (8-
15%),agak curam (15-25%), dan curam (25-45%).
NO Jenis Kelerengan %
1 Datar 0-8
2 Sedang 8-25
3 Agak Curam 25-45
4 Curam 45-75
2.6. Biaya Penyaradan
Biaya merupakan jumlah uang yang dibayarkan untuk penggunaan faktor-
faktor produksi atau jasa dan merupakan komponen dalam menjalankan usaha
untuk suatu perusahaan.Biaya penyaradan diperoleh dari perhitungan biaya usaha
dan prestasi kerja penyaradan.Biaya usaha penyaradan diperoleh berdasarkan
perhitungan biaya mesin ditambahkan dengan upaya operator dan pembantu
operator. Data produktivitas diperlukan dalam melakukan perhitungan biaya
suatu kegiatan.
Menurut Nugroho (2002) biaya adalah pergorbanan sumberdaya ekonomi
yang dinyatakan dalam satuan moneter (uang), yang telah terjadi atau akan terjadi
14
untuk tujuan tertentu. Perhitungan biaya penyaradan dihitung berdasarkan alat
yang sama dengan perlakuan teknik dan keadaaan kelerengan lapang yang
berbeda, yaitu alat sarad dengan teknik winching dan tanpa teknik winching pada
masing- masing kelas kelerengan datar – curam ( 0-45 %).
2.7. Alat Sarad
Alat sarad yang digunakan pada penelitian ini yaitu traktor Skidder
komatshu type D85E-SS-2 dengan model engine 56D125 yang merupakan milik
PT.GHL yang di beli pada tahun 2017 , alat ini merupakan milik PT.GHL,
dengan jumlah total 8 unit untuk bulldozer D85E-SS-2 yang di gunakan untuk
melakukan kegiatan pemanenan, pembuatan jembatan ataupun pembuatan jalan
sarad. Track Skidder D85E.SS dapat kita liat pada gambar 1. Dan memiliki
Spesifikasi yang di sajikan pada table1.
15
Table 1.Spesifikasi Traktor Skidder Komatsu D85E.SS.
Uraian Spesifikasi
Merk Komatshu D85E.SS
Jenis Bulldozer
Tenaga 215 hp
Model engine Komatshu S6D125
Kecepatan mesin 215 hp
Jumlah silider 6
Berat total 21490 kg
Panjang 4505 mm
Lebar 4370 mm
Tinggi 3140
Bahan Bakar Solar
Kapasitas bahan Bakar 35 per jam
sumber :komatshu handbook performance edition.30
Gambar 1. Traktor skidder komatshu D85E-SS
16
2.8. Kerangka Fikir
Penelitian ini akan dilakukan di hutan alam, pada areal IUPHHK -HA PT.
Gema Hutani Lestari (GHL). Pada penelitian ini akan dilakukan kegiatan salah
satu dari bagian pemanenan kayu yaitu penyaradan kayu atau memindahkan kayu
dari tempat pohon di tebang ke tempat penggumpulan sementara (TPn)
menggunakan traktor Skidder komatshu D85E.SS.
Pada penelitian ini akan diukur dan akan dibandingkan biaya penyaradan
dan produktivitas penyaradan jika penyaradan menggunakan winching dan tanpa
menggunakan winching, adapun kerangka piker dapat dilihat pada gambar 1
sebagai berikut
17
Gambar 2. Kerangka Fikir
Hutan Alam
Areal HPH
( PT. Gema Hutani Lestari )
Penyaradan Menggunakan Traktor D85E.SS
Winching Tanpa winching
Biaya Penyaradan Produktivitas
1. Biaya Modal
2. Biaya Usaha
3. Biaya Variabel
4. Biaya Mesin
5. Biaya Usaha
6. Biaya Sarad
1. Waktu
2. Volume
3. Jarak
Produktivitas dan Biaya Penyaradan
18
2.9. Definisi Operasional
1. Pemanenan yang di maksudkan pada proposal ini yaitu pemanenan kayu
atau pemindahan kayu dari tempat tebangan ke tempat penggunaaan dan
pengolahan.
2. Penyaradan yang dimaksudkan pada proposal ini yaitu penyaradan kayu
atau pemindahan kayu dari tempat pohon di tebang ketempat pengumpulan
sementara (TPn)
3. PT GHL yaitu PT Gema Hutani Lestari
4. Hal lain yang di maksud dalam waktu tidak efektif yaitu adanya kegiatan –
kegiatan yang tidak termasuk unsur pokok penyaradan misalkan adanya
perbaikan mesin yang rusak, mengobrol, merokok, melepas lelah dan hal-
hal tidak terduga lainnya.
5. T1 pada jarak sarad yaitu ketika alat sarad berjalan dari lokasi TPn menuju
tunggak pohon.
6. T2 pada jarak sarad yaitu ketika alat sarad telah sampai pada tunggak
pohon
7. T3 pada jarak sarad yaitu ketika alat sarad berjalan kembali dari lokasi
tunggak pohon ke lokasi TPn.
17
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini di laksanakan, di areal IUPHHK-HA PT.Gema Hutani
Lestari pada Blok RKT 2019 di Desa Wamlana Kecamatan Fena Leisela
Kabupaten Buru Provinsi Maluku. Penelitian ini berlangsung selama 2 bulan
dimulai pada bulan mei sampai bulan juni 2019.
3.2. Objek dan Alat Penelitian
1. Objek penelitian
Adapun objek penelitian ini yaitu perbedaan produktivitas dan biaya
penyaradan kayu menggunakan teknik winching dan tanpa teknik winching yang
ada pada PT.Gema Hutani Lestari Desa Wamlana Kecamatan Fena Leisela
Kabupaten Buru Provinsi Maluku.
2. Alat Penelitian
Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a. Traktor Skidder Komatshu D85.ESS
b. Alat Tulis
c. Tally Sheet
d. Stopwatch
e. Meteran
f. Global Positioning System (GPS)
g. Kalkulator
h. Kamera
i. Laptop
18
3.3. Pengumpulan data
1. Jenis data
Jenis data yang dikumpulkan terdiri atas data Primer dan data Sekunder.
a. Data primer
Data primer merupakan data yang di peroleh melalui pengamatan dan
pengukuran langsung sebagai berikut
1. Penentuan sampel pohon
Penentuan sampel pohon dilakukan pada dua petak tebang pada blok
RKT 2019. Penentuan pohon pada petak tebang dipilih secara sengaja
(Purposive Sampling) dimana pemilihan tersebut didasarkan pada
kegiatan penyaradan yang sedang berlangsung. Jumlah sampel pohon
yang diambil yaitu sebanyak 80 sampel pohon (40 pohon
menggunakan teknik winching dan 40 pohon menggunakan teknik
tanpa winching). Penentuan sampel pohon ditentukan berdasarkan
jenis pohon yang akan disarad, jarak antara pohon dengan tempat
pengumpulan kayu sementara (TPn), dan kelerengan topografi antara
lokasi penelitian. Penentuan jenis yang sama pada pemilihan pohon
akan berpengaruh kepada kapasitas traktor dalam menyarad, setiap
jenis pohon memiliki massa jenis yang berbeda dan bobot yang
berbeda pula.
19
2. Pengukuran Waktu Penyaradan
a. Waktu Efektif
Waktu kerja dilakukan secara berturut-turut menggunakan
stopwatch dengan mencatat setiap unsur kerja. Waktu kerja
penyaradan merupakan jumlah waktu dalam menit yang
dipergunakan untuk melakukan unsur-unsur kerja sebagai berikut :
1. Penyaradan kosong yaitu waktu dihitung dari titik nol ketika
alat sarad berjalan kosong menuju tunggak kayu.
2. Memasang sling yaitu waktu ketika memasang pengait untuk
mengikat kayu yang disarad.
3. Penyaradan kayu yaitu waktu memindahkan kayu dari lokasi
tunggak ke tempat pengumpulan kayu sementara (TPn).
4. Pembongkaran kayu yaitu waktu melepaskan kayu dari ikatan.
b. Waktu Tidak Efektif
Waktu tidak efektif dapat terjadi karena adanya kegiatan yang
dilakukan di luar unsur-unsur pokok seperti:
1. Log tersangkut
2. Perbaikan mesin yang rusak
3. Membersihkan TPn
4. Beberapa kegiatan lainnya seperti melepas lelah, merokok,
mengobrol atau kejadian tidakterduga lainnya.
20
3. Pengukuran Jarak Sarad
Pengukuran Jarak sarad merupakan pengukuran yang dilakukan dari
lokasi tunggak hingga tempat pengumpulan kayu sementara (TPn)
yang berada di tepi jalan angkutan. Titik awal Pengukuran jarak sarad
dimulai ketika alat sarad memasuki areal penyaradan dan titik akhir
terletak pada tumpukan kayu bulat (TPn).Pengukuran dilakukan
menggunakan meteran atau fitur trekking pada GPS.
4. Pengukuran diameter Kayu.
Pengukuran diameter kayu yaitu pengukuran diameter log kayu dari
pangkal log dan Ujung log
5. Pengukuran panjang kayu
Pengukuran panjang kayu yaitu pengukuran panjang kayu log dari
Pangkal hingga Ujung log
6. Pengukuran volume kayu
Pengukuran volume kayu yang di sarad di ukur dengan menghitung
jumlah batang kayu yang di sarad pertrip.
b. Data Sekunder
Data sekunder di dapatkan dari pengumpulan data meliputi kondisi umum
lokasi penelitian, harga alat sarad yang digunakan, biaya pemeliharaan
serta perawatan alat, kebutuhan bahan bakar alat dan pelumas, serta upah
operator dan upah pembantu operator.
21
3.4. Analisis Data
1. Waktu penyaradan total ( Wptot )
2. Volume sarad (Vs)
Volume kayu yang di sarad dapat di hitung dengan rumus ;
Dimana : Vs= volume kayu yang di sarad ( ),
D = diameter pangkal (m),
d = diameter ujung (m),
L= panjang (m),
π= 3.14.
3. Produktivitas penyaradan (P)
Produktivitas penyaradan di ukur dengan rumus ;
Dimana : P = produktivitas penyaradan ( /jam ),
W = waktu penyaradan (jam),
V = volume kayu ( ).
Vs = 1/4π (𝑫+𝒅
𝟐)𝒙 𝑳
𝒑 𝐯
𝐰
Wptot = Total Waktu Efektif + Total waktu tidak Efektif
22
3.5. Analisis Biaya Penyaradan
Analisi biaya di dasarkan pada biaya yang di keluarkan untuk suatu
kegiatan penyaradan. Tujuan analisis biaya adalah untuk mengetahui berapa
besar biaya yang di keluarkan untuk kegiatan penyaradan. Indikator perhitungan
yang di gunakan untuk mengetahui biaya usaha penyaradan yaitu formulasi FAO
(1992) dengan persamaan sebagai berikut :
a. Depresiasi (D)
Dimana :D = Depresiasi/Penyusutan (Rp/jam)
M = Harga alat (Rp)
R = Nilai sisa alat (Rp)
N = Umur ekonomis alat (Rp)
b. Biaya Modal (Bmod)
Bmod
Dimana ; Bmod = Bunga Modal (Rp/jam)
M = Harga alat ( Rp)
R = Nilai sisa alat (Rp)
N = Umur ekonomis alat ( Rp)
T = jumlah jam karja per tahun(jam)
0.18 = Tingkat bunga yang di tetapkan (18%)
D 𝑴−𝑹
𝑵
Bmod ((𝐌−𝐑)(𝐍+𝟏
𝟐𝒙𝑵𝒙𝑻+ 𝑹)x18%/0.18-
23
c. Biaya Tetap (BT)
BT = D + Bmod + i
Dimana ; BT = Biaya Tetap ( Rp/jam)
D = Depresiasi/penyusutan (Rp/jam)
Bmod = Biaya modal (Rp/jam)
i = Pajak
d. Biaya Variable (BV)
BV = Bo + BB + Bpp
Dimana ; BV = Biaya Variable (Rp/jam)
Bo = Biaya Oli (Rp/jam)
BB = Biaya bahan bakar (Rp/jam)
Bpp = Biaya pemeliharaan ( Rp/jam)
e. Biaya Mesin (BM)
BM = BV+ BT
Dimana ; BM = Biaya Mesin (Rp)
BV = Biaya variable (Rp)
BT = Biaya tetap ( Rp)
f. Biaya Usaha (BU)
BU = BM + Up
Dimana ; BU = Biaya Usaha ( Rp)
BM = Biaya mesin (Rp)
Up = Upah tenaga kerja (Rp/jam)
BT = D + Bmod + i
BV = Bo + BB + Bpp
BM = BV+ BT
BU = BM + Up
24
g. Biaya Total (Btot)
Btot = BU x Wtot
Dimana ; Btot = Biaya total (Rp)
BU = Biaya Usaha (Rp)
Wptot = Waktu penyaradan total (jam)
h. Rata- rata volume Sarad (Rvs)
Dimana ; Rvs = Rata-rata volume sarad (m3)
V1,2,i = Volume Sarad (m3)
Wptot1,2,I = waktu penyaradan total (jam)
i. Biaya Sarad (BS)
Dimana ; BS = Biaya Sarad (Rp)
Btot = Biaya Total (Rp)
Rvs = Rata-rata volume sarad (M3)
BS = Btot
Rvs
Btot = BU x Wptot
Rvs = V1 + v2 + ……………..+ Vi Wptot 1 + wptot 2 + .....+Wptot i
27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Waktu Kerja Penyaradan
Penyaradan merupakan suatu proses untuk mengangkut kayu bulat yang di
hasilkan dari kegiatan penebangan di petak tebang menuju ke tempat
pengumpulan kayu sementara (Tpn) yang pada umumnya menggunakan traktor
penyarad (Muhdi et al 2006). Waktu penyaradan yang di ukur meliputi waktu
efektif dan waktu tidak efektif. Pelaksanaan kegiatan penyaradan menggunakan
traktor skidder Komatshu D85 ESS. Kegiatan penyaradan memiliki beberapa
elemen kerja meliputi penyaradan kosong yakni traktor menuju tempat tebangan
termasuk maneuver di lapangan, memasang pengait atau sling, penyaradan kayu
atau berjalan memuat yakni traktor menarik log menuju Tpn, pembongkaran kayu
atau melepas pengait di Tpn dan Penyusunan kayu. Hasil pengamataan
perbandingan rata-rata waktu kerja penyaradan yang di perlukan untuk menyarad
menggunakan Winching dapat di lihat pada tabel 2.
28
Tabel 2.Rata-rata waktu penyaradan menggunakan winching
No Elemen Kerja Satuan
Waktu
Kelas Kelerengan ( % ) Jumlah
(Menit) 0 - 8 8 - 15 15 - 25 25 - 45 45 - 65 65 - 75
Waktu Efektif 1. Penyaradan Kosong Menit 0 0 0 50.07 155.56 45.32 250.95
2. Memasang Sling Menit 0 0 0 2.79 11.52 2.62 16.93
3. Penyaraadan Kayu Menit 0 0 0 51.88 199.60 122.53 374.01
4. Pembongkaran Kayu Menit 0 0 0 1.52 7.38 1.97 10.87
5. Penyusunan Kayu Menit 0 0 0 8.30 20.10 3.14 31.54
Total waktu 0 0 0 114.56 399.16 175.58 689.03 Waktu Tidak Efektif
1. Mencari Log Menit 0 0 0 2.21 7.59 1.70 11.53
2. Perbaikan Mesin Menit 0 0 0 0 0 0 0
3. Log Tersangkut Menit 0 0 0 0.20 2.57 0.42 3.19
4. Hal lainnya Menit 0 0 0 0.05 0.32 0.05 0.42
Total Waktu 0 0 0 2.46 10.48 2.17 15.11
Jumlah Waktu Penyaradan 0 0 0 117.02 409.64 177.75 644.41 Rata-rata waktu penyaradan 0 0 0 13.00 45.51 19.75 78.26
Sumber : Data primer setelah diolah 2019
Tabel 3. Rata-rata waktu penyaradan tanpa menggunakan teknik Winching
No Elemen Kerja Satuan
Waktu
Kelas Kelerengan ( % ) Jumlah
(Menit)
0 - 8 8 - 15 15 - 25 25 - 45 45 - 65 65 - 75
Waktu Efektif 1. Penyaradan Kosong Menit 48.85 138.90 218.90 0 0 0 406.65
2. Memasang Sling Menit 2.78 9.73 11.85 0 0 0 24.36
3. Penyaraadan Kayu Menit 40.21 163.28 198.34 0 0 0 401.83
4. Pembongkaran Kayu Menit 1.00 4.66 5.59 0 0 0 11.25
5. Penyusunan Kayu Menit 1.67 5.64 7.72 0 0 0 15.03
Total waktu 91.51 322.21 442.40 0 0 0 856.12 Waktu Tidak Efektif
1. Mencari Log Menit 1.91 22.97 42.27 0 0 0 67.15
2. Perbaikan Mesin Menit 0 0 0 0 0 0 0
3. Log Tersangkut Menit 0.09 1.21 1.38 0 0 0 2.68
4. Hal lainnya Menit 0 0.51 1.03 0 0 0 1.54
Total Waktu 2.00 24.69 44.18 0 0 0 70.87
Jumlah Waktu Penyaradan 93.51 346.90 486.58 0 0 0 926.99 Rata-rata waktu penyaradan 10.39 38.54 54.06 0 0 0 102.99
Sumber : Data primer setelah diolah 2019
29
Tabel 4. Perbandingan rata-rata waktu kerja Penyaradan menggunakan Winching
dan tanpa menggunakan Winching
No Elemen Kerja Satuan Winching Tanpa winching
Waktu Efektif
1. Penyaradan Kosong menit 250.95 406.65
2. Memasang sling menit 16.93 24.54
3. Penyaradan kayu menit 374.01 401.83
4. Pembongkaran Kayu menit 10.87 11.25
5. Penyusunan Kayu menit 31.54 15.03
Total waktu menit 689.03 856.12
Rata-rata Waktu menit 136.86 171.26
Waktu Tidak Efektif
1. Mencari Log menit 11.53 67.15
2. Perbaikan mesin) menit 0 0
3. Log tersangkut (menit) menit 3.19 2.68
4. Hal lainnya (Menit) menit 0.42 1.54
Total waktu menit 15.14 70.87
Rata-rata Waktu menit 3.78 17.84
Jumlah menit 699.44 926.99
Jumlah Jam 11.65 15.45
Sumber :Data Primer setelah diolah 2019
Tabel di atas menyajikan perbandingan rata-rata total waktu yang di
perlukan untuk penyaradan kayu per trip pada elemen waktu efektif kerja
penyaradan kosong dengan menggunakan winching diperoleh waktu rata-rata
250.95 menit dan penyaradan kosong tanpa menggunakan winching yaitu 406.65,
pada elemen kerja memasang sling rata-rata waktu yang di perlukan saat
menggunakan winching yaitu 16.93 sedangkan jika tanpa menggunakan
winching rata2 waktu yg di perlukan yakni 24.54 menit, pada elemen kerja
penyaradan kayu rata-rata yang di perlukan saat menggunakan winching yaitu
374.01 menit dan pada saat penyaradan kayu tanpa menggunakan winching rata-
rata waktu yang di perlukan yakni 401.83 menit, pada elemen kerja
30
pembongkaran kayu rata-rata waktu yang di perlukan jika menggunakan
winching yaitu 10.78 dan jika tanpa menggunakan winching maka rata-rata yang
di butuhkan yaitu 11.25 menit, pada elemen kerja penyusunan kayu
menggunakan rata-rata waktu yang di perlukan yaitu 31.54 dan jika tidak
menggunakan winching maka rata-rata waktu yang di butuhkan yaitu 15.03.
berdasarkan hasil data tersebut maka dapat di simpulkan bahwa total rata-rata
waktu elemen kerja yang efektit menggunakan winching lebih rendah yakni
689.03 menit di bandingkan dengan total rata-rata waktu lemen kerja efekti saat
tidak menggunakan winching yaitu 856.12 menit .
Pada tabel di atas juga menyajikan rata-rata waktu tidak efekti pada
elemen kerja mencari log yaitu jika menggunakan winching maka waktu yang di
perlukan yaitu 11.53 menit dan jika tanpa menggunakan winching maka rata-rata
waktu yang di perlukan yaitu 67.15 menit, pada elemen kerja waktu tidak efektif
log tersangkut rata-rata waktu yang di butuhkan jika menggunakan winching
yaitu 3.19 menit akan tetapi rata-rata waktu elemen kerja log tersangkut jika
tanpa menggunakan winching yaitu 2.68 menit. Dan pada elemen kerja hal
lainnya ( meliputi berbicara, merokok, atau berhenti sejenak ) rata-rata waktu
yang di butuhkan jika menggunakan winching yaitu 0.42 menit dan jika tanpa
menggunakan winching maka rata-rata waktu yang di butuhkan yaitu 1.54 menit.
berdasarkan hasil data tersebut maka dapat di simpulkan bahwa total rata-rata
waktu elemen kerja yang tidak efektit menggunakan winching lebih rendah yakni
15.11 menit di bandingkan dengan total rata-rata waktu elemen kerja tidak efekti
saat tidak menggunakan winching yaitu 70.87 menit . dari hasil keseluruhan
31
elemen diatas maka dapat di simpulkan bahwa waktu total rata-rata kegiatan
penyaradan kayu menggunakan Winching lebih rendah yakni 644.41 menit di
bandingkan dengan waktu total rata-rata penyaradan tanpa menggunakan
winching yakni 926.99 menit.
Diantara beberapa elemen kerja dalam waktu efektif kegiatan penyaradan
dapat di lihat bahwa traktor berjalan kosong menuju tempat tebangan dan traktor
menyarad bermuatan (penyaradan kayu) menuju Tpn memerlukan waktu kerja
yang cukup lama dan paling tinggi dibandingkan dengan elemen kerja lainnya.
Tingginya waktu traktor berjalan kosong (penyaradan Kosong) menuju tempat
tebangan dipengaruhi oleh jarak antara Tpn dengan kayu yang akan di sarad,
kerapatan tumbuhan bawah, kerapatan tegakan sepanjang jalan sarad serta
kemiringan jalan sarad yang di lalui, apabila jarak tempuh semakin jauh, vegetasi
sepanjang jalan sarad rapat, dan kemiringan jalannya naik maka waktu yang di
butuhkan menuju tempat tebangan semakin besar. Waktu penyaradan kayu tanpa
winching cukup tinggi di bandingkan dengan menggunakan winching pada petak
pemanenan kayu karena saat traktor menuju kayu yang akan di sarad, traktor
harus membuat jalan sarad sampai dengan tunggak kayu yang akan di sarad.
Sedangkan pada teknik winching pembuatan jalan sarad dilakukan tidak sampai
dengan tunggak kayu karena dalam teknhik winchng di bekali sling baja untuk
menjangkau kayu pada tunggaknya sehingga traktor skidder tidak harus
mencapai tunggak. Elemen kerja atau waktu kerja melepas muatan (
Pembongkaran Kayu ) mempunyai waktu kerja terkecil halini dapat di mengerti
karena melepas muatan ( pembongkaran kayu ) prinsipnya hanya melepas kait
32
dari kabel. Sedangkan waktu untuk mengaitkan kabel lebih tinggi dari pada
pembongkaran kayu pada kedua petak pemanenan kayu. Hal ini disebabkan
mengaitkan muatan/memasang sling lebih sulit, terlebih pada posisi kayu yang
berada di jurang atau lereng yang curam.
Waktu kerja tidak efektif atau Waktu hilang yang terjadi dalam kegiatan
penyaradan ini adalah waktu yang di perlukan untuk mencari kayu/log yang telah
di tebang, perbaikan mesin, meloloskan kayu tersangkut, dan hal lainnya dalam
elemen membuat jalan sarad seharusnya dapat dikuraradngi. Cara yang dapat di
gunakan untuk hal tersebut yaitu membuat rencana jalan sarad dipeta yang sesuai
dengan keadaan lapangan yang diketahui oleh operator tebang dan sarad serta
melakukan penyusunan log dengan baik sehingga tidak perlu mengulang
penyusunan log di Tpn. Peningkatan pengetahuan helper dapat di lakukan agar
kerusakan atau permasalahan yang menyebabkan waktu tidak efektif tidak terlalu
sering terjadi. .
4.2. Produktivitas Penyaradan
Produktivitas di dasarkan pada waktu total kegiatan yang di dapatkan
dengan menambahkan waktu efektif dan waktu tidak efektif penyaradan.
Besarnya produktivitas penyaradan dipengaruhi oleh banyak factor antara lain
waktu kerja penyaradan., panjang log, jarak sarad, dan volume sarad. Hasil
perbandingan besaran produktivitas menggunakan teknik winching dan tanpa
teknik winching dapat di lihat pada tabel 3.
33
Tabel 5. Produktivitas Penyaradan dengan menggunakan teknik winching pada
kelas kelerengan yang berbeda No Jenis Kelerengan(%) Waktu Penyaradan
(Jam)
Volume
(M3)
Jarak
(Meter)
Produktivitas
(M3/Jam)
1 0 -8 % - - - -
2 8 – 15 % - - - -
3 15 – 25 % - - - -
4 25 – 45 % 2.35 41.81 1450 208.48
5 45 – 65 % 7.14 148.68 4565 880.31
6 65 – 75 % 3.36 30.85 1443 136.52
Jumlah 13.15 221.34 7458 1225.5
Sumber : Data primer setelah diolah 2019
Tabel 6. Produktivitas Penyaradan tanpa menggunakan Teknik winching pada
kelas kelerengan yang berbeda
No Jenis Kelerengan(%) Waktu Penyaradan
(Jam)
Volume
(M3)
Jarak
(Meter)
Produktivitas
(M3/Jam)
1 0 -8 % 1.56 26.65 519 103.70
2 8 – 15 % 6.18 69.34 3220 207.86
3 15 – 25 % 8.11 94.06 4139 308.31
4 25 – 45 % - - - -
5 45 – 65 % - - - -
6 65 – 75 % - - - -
Jumlah 16.15 190.05 7878 619.88
Sumber : Data primer setelah diolah 2019
Tabel 7. Perbandingan Produktivitas penyaradan kayu menggunakan winching dan
tanpa menggunakan winching
No Elemen Satuan Winching Tanpa Winching
1. Waktu Penyaradan Jam 13.15 16.15
2. Volume M3 221.34 190.04
3. Jarak Meter 7.458 7.878
4. Produktivitas M3/jam 1246.35 619.88
Sumber : Data primer setelah diolah 2019
Berdasarkan hasil perhitungan dan perbandingan produktivitas pada tabel
7 dapat kita ketahui bahwa penyaradan menggunakan tehnik winching lebih
produktiv (waktu penyaradan minim, volume besar dan produktivitas yang di
hasilkan tinggi) di bandingkan dengan penyaradan tanpa menngunakan teknik
winching( waktu penyaradan besar, volumenya kecil dan produktivitas yang di
hasilkan minim).
34
Penyaradan menggunakan tehnik winching membutuhkan waktu yang
cukup sedikit yakni 13 jam 15 menit. Dengan volume 221.34 M3
dan jarak yang
ditempuh yakni 7.458 meter atau rata-rata 186.45 meter dengan produktivitas
sebanyak 1246.31 M3
/jam. Sedangkan penyaradan tanpa menggunakan winching
membutuhkan waktu penyaradan yakni 16 jam 15 menit dengan volume yang
hanya 190.04 M3 dan jarak yang di tempuh yakni 7.878 meter atau 196.95
meter, dengan produktivitas sebanyak 619.88 M3/jam.
4.3. Biaya Penyaradan
Biaya merupakan jumlah uang yang dibayarkan untuk penggunaan factor-
faktor produksi atau jasa dan merupakan komponen dalam menjalankan usaha
untuk suatu perusahaan. Biaya penyaradan di perolah dari perhitungan biaya
usaha dan prestasi kerja penyaradan. Biaya usaha penyaradan di peroleh
berdasarkan perhitungan biaya mesin di tambahkan dengan upah operator. Data
produktivitas diperlukan dalam melakukan perhitungan biaya suatu kegiatan.
Menurut Nugroho ( 2002 ) biaya adalah pengorbanan sumberdaya ekonomi yang
dinyatakan dalam satuan moneter (uang), yang telah terjadi atau akan terjadi
untuk tujuan tertentu. Perhitungan biaya penyaradan dihitung berdasarkan alat
yang sama dengan perlakuan teknik dan keadaan lapang yang berbeda, berikut
adalah rekapitulasi dan perbandingan biaya yang di keluarkan dalam kegiatan
penyaradan.
35
Tabel 8. Rekapitulasi analisis biaya penyaradan menggunakan teknik winching No Elemen Biaya Satuan Kelas Kelerengan (%)
0-8 8-15 15-25 25 – 45 45 – 65 65-75
1. Depresiasi/Penyusutan Rp/jam - - - 75.592.448 75.592.448 75.592.448 2. Biaya Modal Rp/jam - - - 30.014.648 30.014.648 30.014.648 3. Biaya Tetap Rp/jam - - - 447.107.046 447.107.046 447.107.046 4. Biaya Variabel Rp/jam - - - 412.875 588.203 449.844
5. Biaya Mesin Rp/jam - - - 447.519.921 447.695.249 447.556.890
6. Biaya Usaha Rp/jam - - - 447.738.619 447.920.254 447.663.196
7. Biaya Sarad Rp/M3
- - - 49.077.588 136.915.297 127.167.280
Rata-rata Biaya Sarad Rp/M3
52.193.360
Sumber : Data primer setelah diolah 2019
Tabel 9. Rekapitulasi analisis biaya penyaradan tanpa menggunakan teknik winching No Elemen Biaya Satuan Kelas Kelerengan (%)
0-8 8-15 15-25 25 – 45 45 – 65 65-75
1. Depresiasi/Penyusutan Rp/jam 75.592.448 75.592.448 75.592.448 - - - 2. Biaya Modal Rp/jam 30.014.648 30.014.648 30.014.648 - - - 3. Biaya Tetap Rp/jam 447.107.046 s447.107.046 447.107.046 - - - 4. Biaya Variabel Rp/jam 398.600 553.065 638.349 - - -
5. Biaya Mesin Rp/jam 447.505.696 447.660.161 447.745.535 - - -
6. Biaya Usaha Rp/jam 447.679.946 447.782.524 447.863.834 - - -
8. Biaya Sarad Rp/M3
40.888.800 230.675.845 313.388.757 - - -
Rata-rataBiaya Sarad Rp/M3
97.492.233
Sumber : Data primer setelah diolah 2019
Tabel 10. Perbandingan biaya penyaradan menggunakan winching dan tanpa menggunakan
winching
No Elemen Biaya Satuan Winching Tanpa Winching
1 Biaya
Penyusutan/depresiasi
Rp/jam 75.592.448 75.592.448
2 Biaya Modal Rp/jam 30.014.648 30.014.648
3 Biaya Tetap Rp/jam 447.107.046 447.107.046
4 Biaya Variabel Rp/jam 241.820 265.002
5 Biaya Mesin Rp/jam 223.795.343 223.818.565
6 Biaya Usaha Rp/jam 223.887.001 223.887.717
8 Biaya Sarad Rp/M3
52.193.360 97.492.233 Sumber : Data primer setelah diolah 2019
Berdasarkan perbandingan biaya penyaradan menggunakan winching
dan tanpa menggunakan wincing pada tabel 10 diatas menunjukkan bahwa
kegiatan penyaradan menggunakan teknik winching membutuhkan biaya yang
lebih kecil daripada tanpa winching. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan penyaradan dengan menggunakan teknik winching yaitu sebesar Rp.
36
52.193.360/M3 sedangkan dengan tanpa teknik winching dibutuhkan biaya sebesar
Rp 97.492.233/M3. Hal tersebut terjadi karena biaya penyaradan per M
3 di
peroleh dengan membagi biaya usaha (Rp/jam) dengan volume rata-rata
penyaradan kayu yang di hasilkan (M3).
4.4. Produktivitas dan Biaya Penyaradan Menggunakan Teknik winching dan tanpa Teknik wincing
Tabel 5. Perbandinngan produktivitas dan biaya menggunakan winching dan
tanpa menggunakan winching
No Uraian Satuan Winching Tanpa Winching
1 Produktivitas M3/jam 1246.35 619.88
2 Biaya Rp/jam 52.193.360 97.492.233
Produktivitas/Biaya Rp/M3/Jam 41.876 157.275
Sumber : Data primer setelah diolah 2019
Berdasarkan tabel 5 di atas maka dapat kita ketahui bahwa pada penelitian
ini produktivitas kayu dengan traktor skidder komatshu D855-SS pada petak
pemanenan kayu dengan teknik winching secara keseluruhan memiliki nilai
produktivitas yang tinggi yaitu 1246.35 M3/jam dengan biaya yang minim
yakni Rp 52.193.360 perjam atau setara dengan Rp 41.876 M3/jam di
bandingkan dengan tanpa winching yang hanya memiliki produktivitas 619.88
M3/jam dengan membutuhkan biaya yang besar yaitu Rp. 97.492.233perjam
atau setaara dengan Rp. 157.275 M3/jam
Penggunaan teknik winching secara keseluruhan memiliki nilai produktif
dan efisien untuk di gunakan pada kegiatan penyaradan, selain memiliki
produktivitas tinggi dan biaya yang rendah/efisien, teknik winching juga
memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah pula dibandingkan dengan
tanpa winching.
35
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Produktivitas penyaradan kayu dengan traktor komatshu D85-SS pada
petak pemanenan kayu dengan menggunakan teknik winching secara
keseluruhan memiliki nilai produktivitas yang lebih tinggi di bandingkan
tanpa menggunakan teknik winching. Pada teknik winching rata-rata waktu
yang di butuhkan yaitu 669.44 menit atau 12 jam 05 menit dengan rata-rata
produktivitas yakni 1246.35 M3/jam dan dengan biaya yaitu Rp.
45.812.749/jam, atau setara dengan Rp 41.876 M3/jam penyaradan tanpa
teknik winching membutuhkan rata-rata waktu yaitu 926.99 menit atau 15 jam
45 menit dengan rata-rata produktivitas yakni 619.88 M3/jam dengan biaya
yaitu Rp.61.725.269/jam atau setara dengan 157.275 M3/jam.
Penggunaan teknik winching secara keseluruhan memiliki nilai yang
lebih produktif dan efisien untuk digunakan pada kegiatan penyaradan, selain
memiliki produktivitas tinggi dan biaya lebih efisien, teknik winching juga
memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan tanpa
winching.
5.2. Saran
Perencanaan sebelum kegiatan pemanenan harus di lakukan dengan
baik agar dampak yang di timbulkan setelah kegiatan penebangan lebih
sedikit. Seperti perlu adanya peta rencana jalan sarad dan peta sebaran pohon
yang akan di tebang agar operator tidak mengalami kesulitan dalam
36
penentuan jalan sarad menuju tunggak pohon. Penyediaan sarana dan
prasarana yang di perlukan pekerja juga harus diperhatikan karena akan sangat
berpengaruh terhadap mobilitas alat dan pekerja untuk melakukan kegiatan.
Perlu adanya peningkatan kedisiplinan dan kemampuan tenaga kerja untuk
meningkatkan produktivitas penyaradan antara lain dengan meminimalkan
waktu kerja tidak efektif.
37
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kehutanan dan Perkebunan.1999.[ UU RI ] Undang- Undang
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, Jakarta
(ID): Departemen Kehutanan dan Perkebunan.
Dulsalam, Sukadaryati. 2002. Produktivitas dan biaya penyaradan kayu dengan
traktor type ford 5660 di hutan tanaman seramas pulau laut. Buletin
Penelitian Hasil Hutan. 20 (I). Bogor (ID). Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hasil Hutan.
Elias. 2012. Pembukaan Wilayah Hutan. Bogor (ID): IPB
FAO 1992. Cost Control In Forest Harvesting and Road Construction. FAO
Forestry paper No. 99. FAO of the UN. Rome.
Hertianti, E, 2005, Studi Penyaradan Kayu dengan Sistem Monokabel (mesin
Pancang ) di Kampung Sungai Linuq Kecamatan Tabang Kabupaten Kutai
Kertanegara. Tesis Pasca Sarjana Unmul. Samarinda.
Komatshu. 2009. Komatshu Handbook Performance Edition 30.USA: Illions.
Laksana D P. 2016. Produktivitas dan analisisbiaya penebangan dan penyaradan
kayu di IUUPHK-HA PT Intretropic Aditama Kalimantan Timur [ skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Muhdi, Sucipto TM, 2006. Studi produktivitas penyaradan kayu dengan
menggunakan traktor komatshu D70 LE di hutan alam. Jurnal
Komunikasi Penelitian. [internet]. [diunduh 2019 april 18]. Tersedia pada;
/http;//repository.usu.ac.id/handle/123456789/19748.
Mahmudi, Sawitri S, Bambang D Y. 2015. Analisis ketelitian DEM aster
GDEM,SRTM dan LIDAR Untuk Identifikasi Area Pertanian Tebu
Berdasarkan Parameter Kelerengan. Jurnal geodesi Undip.4(1):95-106.
Nugroho B 2002. Analisis Biaya Proyek Kehutanan. Bogor (ID): Fakultas
Kehutanan IPB.
PT Gema Hutani Lestari, 1999. Rencanan Kerja Tahunan Pengusahaan Hutan
tahun 1999, Jakarta.
Suhartana, Dulsalam, Sukadaryati.2002. Penyaradan berwawasan lingkungan
untuk meminimasi kerusakan hutan dan biaya di hutan produksi alam.
Laporan Hasil Penelitian, Pusat Litbang Tekhnologi Hasil Hutan.Bogor.(
Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan vol.3.No.2 Juli 2016.71-86)
38
Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 837/Kpts/Um/II/1980 tentang Kriteria
Dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung.
Taofik waludin D’R. 2018. Studi Produktivitas dan biaya penyaradan
menggunakan tekhnik wiching dan tanpa tehnik winching pada track
Skidder CAT527 Studi Kasus Di IUPHHK-HA Pt Intrado Jaya Intingan,
Kalimantan Tengah. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
39
Lampiran 1.Rinciaan Biaya Penyaradan
a. Harga Alat (M) = Rp. 3.415.000.00
b. Nilai Sisa Alat ® = Rp. 2.810.260. 416
c. Umur Pakai Ekonomis Alat (n) = 8 Tahun
d. Biaya Pelumas/oli = Rp. 28.900/jam
e. Biaya BBM =Rp. 220.000/jam
f. Pajak dan Asuransi (10% dari harga Alat)/tahun = Rp. 341.500.000
g. Jam Kerja
- Per Hari = 6.8 jam
- Perbulan = 170 jam
- Pertahun = 2040 jam
h. Upah kerja
- Operator = Rp. 9000/M3
- Helper = Rp. 1.200/M3
i. Tahun Pembelian alat = 2017
j. Tempat pembelian alat = United Traktors Jakarta.
40
Lampiran 2. Uji Hasil Biaya Penyaradan Menggunakan Teknik Winching
a. Depresiasi/penyusutan
D = M- R
N
D = 3.415.000.000 – 2.810.260.416
8
D = 604.739.584
8
D = 75.592.448 (Rp/jam)
b. Biaya modal
Bmod = (M-R) (N +1) x 0.0p
(2.N x T )
Bmod = (3.415.000.000 – 2.810.260.416) (8 + 1) x 18%
(2 x 8 x 2040 jam )
Bmod = (604.739.584) (9) x 0.18
(16 x 2040 jam)
Bmod = 5.442.656.256) x 0.18
32.640
Bmod = 166.748.047 x 0.18
Bmod = 30.014.648 (Rp/jam)
c. Biaya Tetap
BT = D + Bmod + P
BT = 75.592.448. + 30.014.648 +341.500.000
BT = 447.107.046 (Rp/jam)
d. Biaya Variable
BV = Bo + BB + Bpp
- Kelas lereng 25 – 45 %
Bo = 28.900 x 1.95
6.8
= 8.287
41
BB = 220.000 x 1.95
6.8
= 63.088
Bpp = 341.500
BV = 8.287 + 63.088 + 341.500
BV = 412.875 (Rp/jam)
- Kelas lereng 45- 65 %
BV = 28.645 + 218.058 + 341.500
BV = 588.203 (Rp/jam)
- Kelas lereng 65 – 75 %
BV = 12.580+ 95.764 + 341.500
BV = 449.844 (Rp/jam)
e. Biaya Mesin
BM = BV + BT
- Kelas lereng 25-45 %
BM = 412.875 + 447.107.046
= Rp 447.519.921
- Kelas lereng 45 – 65 %
BM = 588.203 + 447.107.046
= Rp 447.695.249
- Kelas lereng 65 – 75 %
BM = 449.844 + 447.107.046
= Rp 447.556.890
42
f. Biaya Usaha
BU = BM + Up
- Kelas lereng 25 – 45 % Up = Rp. 10.200 x 41.81 M
3
1.95 jam
= 218.698 (Rp/jam)
Bm= 447.519.921
Bu = 447.738.619 (Rp/jam)
- Kelas lereng 45 – 65 % Up = Rp. 10.200 x 148.68 M
3
6.74 jam
= 225.005 (Rp/jam)
Bm= 447.695.249
Bu = 447.920.254 (Rp/jam)
- Kelas lereng 65 – 75 % Up = Rp. 10.200 x 30.85 M
3
2.96 jam
= 106.306 (Rp/jam)
Bm= 447.556.890
Bu = 447.663.196(Rp/jam)
g. Biaya total
Btot = BU x Wptot
- Kelas lereng 25 – 45 %
Btot = 447.738.619 x 1.95
= Rp 873.090.307
- Kelas lereng 45 – 65 %
Btot = 447.920.254 x 6.74
= Rp 3.018.982.512
- Kelas Lereng 65 – 75 %
Btot = 447.663.196 x 2.96
= Rp 1.325.083.060
43
h. Rata-rata Volume sarad
Rvs = Volume Sarad
Waktu penyaradan
- Kelas lereng 25-45 %
Rvs = 41.81
2.35
= 17.79 (M3/jam)
- Kelas lereng 45-65 %
Rvs = 148.68
7.14
= 20.82 (M3/jam)
- Kelas lereng 65-75 %
Rvs = 30.85
3.36
= 9.18 (M3/jam)
i. Biaya Sarad
Bs = Btot
Rvs
- Kelas lereng 25 – 45 % Bs = 873.090.307.
17.79
= Rp. 49.077.588 M3
- Kelas lereng 45 – 65% Bs = 3.018.982.312
20.82
= Rp.145.003.953 M3
- Kelas lereng 65-75% Bs = 1.325.083.060
9.18
= Rp. 144.344.559 M3
44
Lampiran 3. Biaya Penyaradan Tanpa Menggunakan Teknik Winching
a. Depresiasi/penyusutan
D = M- R
N
D = 3.415.000.000 – 2.810.260.416
8
D = 604.739.584
8
D = 75.592.448 (Rp/jam)
b. Biaya modal
Bmod = (M-R) (N +1) x 0.0p
(2.N x T )
Bmod = (3.415.000.000 – 2.810.260.416) (8 + 1) x 18%
(2 x 8 x 2040 jam )
Bmod = (604.739.584) (9) x 0.18
(16 x 2040 jam)
Bmod = 5.442.656.256) x 0.18
32.640
Bmod = 166.748.047 x 0.18
Bmod = 30.014.648 (Rp/jam)
c. Biaya Tetap
BT = D + Bmod + P
BT = 75.592.448. + 30.014.648 +341.500.000
BT = 447.107.046 (Rp/jam)
d. Biaya Variable
BV = Bo + BB + Bpp
- Kelas lereng 0-8 %
Bo = 28.900 x 1.56
6.8
= 6.630
BB = 220.000 x 1.56
6.8
45
= 50.470
Bpp = 341.500
BV = 6.630+ 50.470 + 341.500
BV = 398.600 (Rp/jam)
- Kelas lereng 8 - 15 %
BV = 24.565 + 187.000 + 341.500
BV = 553.065 (Rp/jam)
- Kelas lereng 15 - 25 %
BV = 34.467+ 262.382 + 341.500
BV = 638.349 (Rp/jam)
e. Biaya Mesin
BM = BV + BT
- Kelas lereng 0 - 8 %
BM = 398.600 + 447.107.096
= Rp 447.505.696
- Kelas lereng 8-15 %
BM = 553.065 + 447.107.046
= Rp 447.660.161
- Kelas lereng 15 – 25 %
BM = 638.349+ 447.107.046
= Rp 447.745.535
f. Biaya Usaha
BU = BM + Up
- Kelas lereng 8 - 15 % Up = Rp. 10.200 x 69.34 M
3
5.78 jam
= 122.363(Rp/jam)
46
Bm= 447.660.161
Bu = 447.782.524 (Rp/jam)
- Kelas lereng 0 - 8 % Up = Rp. 10.200 x 26.65 M
3
1.56 jam
= 174.250 (Rp/jam)
Bm= 447.505.696
Bu = 447.679.946 (Rp/jam)
- Kelas lereng 15 - 25 % Up = Rp. 10.200 x 94.06 M
3
8.11 jam
= 118.299 (Rp/jam)
Bm= 447.745.535
Bu = 447.863.834(Rp/jam)
g. Biaya total
Btot = BU x Wptot
- Kelas lereng 0 - 8 %
Btot = 447.679 x 1.56
= Rp 698.380.715
- Kelas lereng 8 - 15 %
Btot = 447.782.524 x 5.78
= Rp 2.588.182.989
- Kelas Lereng 15 – 25 %
Btot = 447.863.835 x 8.11
= Rp 3.632.175.694
h. Rata-rata Volume sarad
Rvs = Volume Sarad
Waktu penyaradan
- Kelas kelerengan 0 – 8 %
Rvs = 26.65
1.56
47
= 17.08 (M3/jam)
- Kelas kelerengan 8 – 15 %
Rvs = 69.34
6.18
= 11.22 (M3/jam)
- Kelas kelerengan 15 – 25 %
Rvs = 94.06
8.11
= 11.59 (M3/jam)
i. Biaya Sarad
Bs = Btot
Rvs
- Kelas lereng 0-8 % Bs = 698.380.715.
17.08
= Rp. 40.888.800 M3
- Kelas lereng 8-15% Bs = 2.588.182.989
11.22
48
= Rp.230.675.845 M3
- Kelas lereng 15-25% Bs = 3.632.175.694
11.59
= Rp. 313.388.757 M3
49
Lampiran 4. Dokumentasi penelitian.
Pengukuran panjang log
Gambar 4
Pengukuran Diameter log
50
Pengukuran Jarak Sarad
Pemasangan Sling pada Log
51
Alat sarad Komatshu D85E-SS
Penyaradan menggunakan Winching
Penyaradan tanpa menggunakan Winching
xi
RIWAYAT HIDUP
SITI MAESYARA MUNIRA Lahir di Tamparaya 23 April 1998,
merupakan putri Tunggal dari Bapak Abdul Kadir dan Ibu Saayang
Dg Ngona. Penulis memulai jenjang pendidikan di SD Impres
Home Base pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2009.
Kemudian pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di
MTs Pesantren Tarbiyah Takalar dan lulus pada tahun 2012,
penulis melanjutkan pendidikan di MA Pesantren Tarbiyah Takalar
pada tahun 2012 dan lulus pada Tahun 2015.
Pada tahun 2015 penulis Melanjutkan studi di Program SI Jurusan kehutanan, Fakultas Pertanian
di Universitas Muhammadiyah Makassar. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif menjadi
Pengurus organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Kehutanan Sebagai Anggota pada
bidang Kajian dan Penalaran pada tahun 2017, dan sebagai Anggota pada bidang
Penggembangan Organisasi pada tahun 2018. Penulis juga aktif pada Organisasi Ikatan
Mahasiswa Kehutanan Indonesia (SYLVA INDONESIA ) sebagai Koordinator Regional
(FOREG) Wilayah 7 pada periode 2017-2019. Pada tahun 2018 penulis melakukan PKL
Magang di PT. Gema Hutani Lestari dan penelitian di tempat yang sama pada tahun 2019.
Sebagai Salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana kehutanan Universitas Muhammadiyah
Makassar penulis menyelesaikan Skripsi dengan judul “ Produktivitas dan Biaya Penyaradan
Menggunakan Teknik Winching dan Tanpa Teknik Winching pada Traktor Skidder Komatshu
D85.ESS PT. Gema Hutani Lestari” di bawah Bimbingan Ir Muhammad
Tahnur.S.Hut.,M.Hut.,IPM dan Ir Andi Aziz Abdullah S.Hut.,MP.IPM
Penulis dapat dihubungi e-mail :@[email protected]