Upload
laapede
View
431
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Berisi informasi tentang profil kesehatan Republik Indonesia tahun 2012
Citation preview
Dinas Kesehatan
BUKU PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2012
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang
Telp. 024-3511351 (Hunting) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id
Email: [email protected]
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-Nya Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal bidang kesehatan di Provinsi Jawa Tengah adalah Profil Kesehatan Provinsi.
Data yang digunakan dalam proses penyusunan Profil ini bersumber dari berbagai
unit kerja baik lintas program dilingkungan kesehatan maupun lintas sektor dengan didukung data dari kabupaten/kota yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran data sehingga keluaran data tersebut menjadi valid, akurat dan relevan.
Selanjutnya diharapkan saran dan kritik yang membangun, serta partisipasi dari
semua pihak khususnya dalam upaya mendapatkan data/informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan.
Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam
penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012, kami sampaikan terima kasih.
Semarang, Juni 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Dr. ANUNG SUGIHANTONO, M.KES Pembina Utama Madya NIP. 19600320 198502 1 002
iii
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul i Kata Pengantar ii Daftar Isi iii Daftar Gambar viii Daftar Tabel xi Daftar Lampiran xii BAB I PENDAHULUAN .....................................................................
A. Latar Belakang . B. Sistematika Penyajian
1 1 2
BAB II GAMBARAN UMUM . A. Keadaan Geografi B. Keadaan Penduduk .
1. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk . 2. Rasio Jenis Kelamin ........................................................... 3. Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur
C. Keadaan Ekonomi .. 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) . 2. Angka Beban Tanggungan .
D. Keadaan Pendidikan ..
4 4 4 4 5 5 6 6 7 7
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. Angka Kematian ..
1. Angka Kematian Bayi ......................................................... 2. Angka Kematian Balita ....................................................... 3. Angka Kematian Ibu 4. Angka Kematian Kecelakaan Lalu Lintas
B. Angka Kesakitan 1. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Acute
Flaccid Paralysis (AFP) .................................................... 2. Prevalensi Tuberculosis ..................................................... 3. Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA (+) ........................... 4. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA (+) ................... 5. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani . 6. Jumlah Kasus Baru HIV/AIDS dan kematian karena AIDS ..... 7. Jumlah Kasus Baru Infeksi Menular Seksual lainnya ............. 8. Donor Darah Diskrining terhadap HIV ................................ 9. Kasus Diare Ditangani ........................................................ 10. Prevalensi Kusta ............................................................... 11. Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat ........................ 12. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue ......................... 13. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue ......................... 14. Angka Kesakitan Malaria .................................................. 15. Angka Kematian Malaria ...................................................
9 9 9
11 12 14 14
14 16 16 17 18 19
20 21 22
22 23
24 25 26 27
iv
16. Kasus Penyakit Filariasis Ditangani 17. Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) .. a. Difteri . b. Pertusis .................................................................... c. Tetanus (Non Neonatorum) ........................................ d. Tetanus Neonatorum .. e. Campak f. Hepatitis B .................................................................
18. Penyakit Tidak Menular a. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
1) Hipertensi 2) Stroke . 3) Dekompensasio Kordis ............................................
b. Diabetes Melitus .......................................................... c. Neoplasma .................................................................. d. Penyakit paru Obstruktif Kronis ..................................... e. Asma Bronkial ..............................................................
C. Status Gizi Masyarakat .. 1. Persentase Berat Bayi Lahir Rendah ................................... 2. Persentase Balita Dengan Gizi Kurang ................................. 3. Persentase Balita Dengan Gizi Buruk ...................................
28
28 28 29 29 30 31 31 32 33 33
34 35 36
37 38 39 40
40 41 42
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN . A. Pelayanan Kesehatan ...............
1. Pelayanan Kesehatan Ibu .................................................. a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 ............................... b. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 ......................... c. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan . d. Cakupan Pelayanan Nifas .......... e. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani ..............
2. Pelayanan Kesehatan Anak ................................................ a. Cakupan Kunjungan Neonatus ..................................... b. Cakupan Kunjungan Bayi ............................................ c. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani ... d. Cakupan Pelayanan Anak Balita ................................... e. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
3. Pelayanan Gizi ................................................................. a. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi ..................... b. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita ........... c. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas .............. d. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe ....... e. Persentase Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusif ......... f. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak
usia 6-24 bulan Keluarga Miskin .................................. g. Jumlah Balita Ditimbang ............................................. h. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan ........... i. Desa dengan Garam Beryodium yang Baik ...................
44 44 44 44 44 45 46 47 47 47
49 49 50
51 52 52 53 54 55 56
58 58
60 61
v
4. Pelayanan Keluarga Berencana a. Peserta KB Baru ............................................................ b. Peserta KB Aktif ...........................................................
5. Pelayanan Imunisasi . a. Persentase Desa yang mencapai Universal Child
Immunization (UCI) .............................................. b. Cakupan Imunisasi Bayi c. Drop Out Imunisasi DPT1-Campak .. d. WUS mendapat Imunisasi TT .......
6. Pelayanan Kesehatan Gigi .. a. Rasio Tambal Cabut Gigi Tetap .. b. Murid SD/MI Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut ...... c. Murid SD/MI Mendapat Perawatan Gigi dan Mulut ..
7. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut 8. Pelayanan Gawat Darurat dan Kejadian Luar Biasa ..
a. Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan Pelayanan Kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota ..............
b. Desa/Kelurahan Terkena Kejadian Luar Biasa yang Ditangani
vi
BAB V BAB VI
4. Persentase Keluarga menurut Sumber Air Minum yang Digunakan ..
5. Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar .
6. Persentase Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat ..
7. Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN . A. Sarana Kesehatan
1. Ketersediaan Obat menurut Jenis Obat 2. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut
Kepemilikan/Pengelola . 3. Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan Labkes
dan Memiliki 4 Spesialis Dasar .. 4. Posyandu menurut Strata .
a. Posyandu Purnama ........................................................ b. Posyandu Mandiri ..........................................................
5. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) .... 6. Data Dasar Puskesmas ..
B. Tenaga Kesehatan 1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis di Sarana Kesehatan .
a. Dokter Spesialis ............................................................ b. Dokter Umum .............................................................. c. Dokter Gigi ..................................................................
2. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan a. Perawat ....................................................................... b. Bidan ..........................................................................
3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan 4. Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan 5. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat di Sarana
Kesehatan . a. Kesehatan Masyarakat .................................................. b. Tenaga Sanitasi ............................................................
6. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapi di Sarana Kesehatan . a. Teknisi Medis ............................................................... b. Tenaga Fisioterapi ........................................................
C. Pembiayaan Kesehatan . 1. Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kabupaten/Kota
KESIMPULAN .. A. Derajat Kesehatan ..
1. Mortalitas / Angka Kematian . 2. Morbiditas / Angka Kesakitan . 3. Status Gizi
B. Upaya Kesehatan . 1. Pelayanan Kesehatan ..
86
87
87 88
90 90 90
91
91 92 94 95 96 97 98 99 99
100 100 101 101 101 102 102
103 103 103
104 104 105 105 105
107 107 107 107 110 110 110
vii
2. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan . 3. Perilaku Hidup Masyarakat 4. Keadaan Lingkungan .
C. Sumber Daya Kesehatan .. 1. Sarana Kesehatan . 2. Tenaga Kesehatan . 3. Pembiayaan Kesehatan .
113 114 115 115 115 117 117
DAFTAR ISTILAH ..................................................................................... 118 LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 3.12 Gambar 3.13 Gambar 3.14 Gambar 3.15 Gambar 3.16 Gambar 3.17 Gambar 3.18 Gambar 3.19 Gambar 3.20 Gambar 3.21 Gambar 3.22 Gambar 3.23 Gambar 3.24 Gambar 3.25 Gambar 3.26 Gambar 3.27 Gambar 3.28
Angka Kematian Bayi Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ......... Angka Kematian Bayi di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ................................................................................... Angka Kematian Balita Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012......... Angka Kematian Balita di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ........................................................................ Angka Kematian Ibu Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ........... Angka Kematian Ibu di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 .................................................................................. Penemuan Kasus AFP Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ......... Angka Penemuan TB Paru di Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 Angka Kesembuhan TB Paru di Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ........................................................................................... Persentase Penanganan Kasus Pneumonia Balita Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ........................................................... Kasus HIV/AIDS dan Kematian karena AIDS di Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ....................................................................... Persentase Kasus Baru AIDS menurut Jenis Kelamin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ............................................................ Grafik Cakupan Penemuan Penderita Diare Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ......................................................................... Persentase Penderita Kusta selesai diobati Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ........................................................................ Angka Kesakitan DBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ........ Angka Kematian DBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ........ Peta CFR DBD Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 Angka Kesakitan Malaria di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 .. Peta CFR Malaria Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ...... Penemuan Kasus Difteri Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ..... Penemuan Kasus Pertusis Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Penemuan Kasus Tetanus Non Neonatorum Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ........................................................................ Penemuan Kasus dan Kematian Tetanus Neonatorum Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ............................................................ Kasus Campak yang Dilaporkan Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 .......................................................................................... Kasus Hepatitis B Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ............. Persentase Kasus Penyakit Tidak Menular Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 .......................................................................... Tren Peningkatan Kasus Hipertensi Essensial Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ....................................................................... Prevalensi Penyakit Stroke Hemoragik & Non Hemoragik Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 .....................................................
10
10 11
12 13
13 15 17
18
19
20
20
22
23 25 25 26 27 27 29 29
30
30
31 31
33
34
35
ix
Gambar 3.29 Gambar 3.30 Gambar 3.31 Gambar 3.32 Gambar 3.33 Gambar 3.34 Gambar 3.35 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9 Gambar 4.10 Gambar 4.11 Gambar 4.12 Gambar 4.13 Gambar 4.14 Gambar 4.15 Gambar 4.16 Gambar 4.17 Gambar 4.18 Gambar 4.19 Gambar 4.20 Gambar 4.21
Prevalensi Dekompensasio Kordis Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ........................................................................ Prevalensi Penyakit Diabetes Mellitus di Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ........................................................................ Prevalensi Penyakit Kanker Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 Prevalensi PPOK Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ............ Prevalensi Asma Bronkial Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 Persentase Bayi dengan Berat Lahir Rendah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ........................................................................ Peta Kasus Balita dengan Gizi Buruk (BB/TB) Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ............................................................. Cakupan Pelayanan Antenatal Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ........................................................................................... Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 .................................................... Cakupan Kunjungan Neonatus Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ............................................................................................ Cakupan Kunjungan Bayi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 .. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD/MI Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ........................................................................ Cakupan Suplementasi Kapsul Vit.A pada Bayi dan Balita Tahun 2008-2012 ........................................................................................... Cakupan Suplementasi Kapsul Vit.A pada Balita Tahun 2008-2012 ... Cakupan Ibu Nifas mendapat Kapsul Vit. A Tahun 2008-2012 .......... Persentase Pemberian Tablet Fe Pada Ibu hamil Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ........................................................ Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Tahun 2008-2012 ........................ Cakupan Balita yang Ditimbang Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ................................................................................... Jumlah Balita dengan Gizi Buruk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ................................................................................... Persentase Desa/Kelurahan dengan Garam Beryodium Baik Tahun 2008-2012 ................................................................................... Persentase Pemakaian Kontrasepsi Peserta KB Baru di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ...................................................................... Cakupan Peserta KB Aktif Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ......................................................................... Cakupan Imunisasi Bayi Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 .... Rasio Tumpatan dan Pencabutan Gigi Tetap Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ........................................................................ Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi Murid SD Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ............................................................. Cakupan Perawatan Gigi Murid SD di Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ......................................................................... Pelayanan Kesehatan Usia lanjut di Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 .........................................................................
36
37 38 39 40
40
42
45
46
48 49
51
52 53 54
55 57
59
60
61
62 63
64 66
68
69
69
70
x
Gambar 4.22 Gambar 4.23 Gambar 4.24 Gambar 4.25 Gambar 4.26 Gambar 4.27 Gambar 4.28 Gambar 4.29 Gambar 4.30 Gambar 4.31 Gambar 4.32 Gambar 4.33 Gambar 4.34 Gambar 4.35 Gambar 5.1 Gambar 5.2 Gambar 5.3 Gambar 5.4 Gambar 5.5 Gambar 5.6 Gambar 5.7 Gambar 5.8 Gambar 5.9 Gambar 5.10 Gambar 5.11 Gambar 5.12 Gambar 5.13 Gambar 5.14 Gambar 5.15 Gambar 5.16 Gambar 5.17
Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat yang dapat Diakses Masyarakat Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ................................................................................... Distribusi Frekuensi KLB menurut Jumlah Desa yang Terserang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ........................................ Grafik Distribusi Frekuensi Desa/Kelurahan Terkena KLB yang ditangani kurang dari 24 jam Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 Kejadian KLB menurut Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ................................................................................. Jenis KLB menurut Desa/Kelurahan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ................................................................................. Distribusi Frekuensi Penyuluhan Kelompok yang Dilakukan, Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ............................................................. Distribusi Frekuensi Penyuluhan Massa yang Dilakukan, Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ..................................................................... Cakupan Kepesertaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Penduduk Non Maskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ...................... Cakupan Kepesertaan Program JPK Pra Bayar Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ................................................................................. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ................................................................................... Cakupan Rumah Sehat Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ...... Akses Air Bersih di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ..................... Cakupan Sanitasi Dasar Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ...... Cakupan Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ............................................................. Tingkat Kecukupan Obat di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ....... Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ................................................ Persentase Posyandu Berdasarkan Strata, Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 .......................................................................... Jumlah Posyandu Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 .............. Cakupan Posyandu Purnama Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 Cakupan Posyandu Mandiri Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 Jumlah Puskesmas, Puskesmas Perawatan, Puskesmas Pembantu, dan Puskesmas Keliling, Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 .... Rasio Dokter Spesialis Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ........ Rasio Dokter Umum Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ........... Rasio Dokter Gigi Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ............... Rasio Tenaga Perawat Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ........ Rasio Tenaga Bidan Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ............ Rasio Tenaga Kefarmasian Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012... Rasio Tenaga Gizi di Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 .......... Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ........................................................................ Rasio Tenaga Sanitasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ........ Rasio Tenaga Tehnisi Medis di Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012 ..........................................................................
71
72
73
73
74
75
75
76
77
83 84 86 87
88 90
92
93 94 95 96
98 99
100 100 101 101 102 103
103 104
104
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 3.1 Tabel 5.1
Persentase Kelompok Usia Produktif Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ...... PDRB per Kapita Jawa Tengah Tahun 2008-2011 .................................. Jumlah Penduduk Usia 10 tahun ke atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2010.... Persentase Donor Darah Diskrining terhadap HIV Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ............................................................................... Jumlah rumah Sakit di Provinsi Jawa Tengah menurut Jenis dan Pemilikan Tahun 2012 .........................................................................
6 7
8
21
80
xii
DAFTAR LAMPIRAN PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2012
TABEL 1
RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012
Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
TABEL 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin Kabupaten/Kota
TABEL 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
TABEL 4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 5 Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun keatas Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 6 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 7 Jumlah Kematian Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota.
TABEL 8 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kabupaten/Kota
TABEL 9 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota.
TABEL 10 Jumlah Kasus Baru TB Paru dan Kematian Akibat TB Paru Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota.
TABEL 11 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota.
TABEL 12 Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota.
TABEL 13 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota.
TABEL 14 Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, Dan Infeksi Menular Seksual Lainnya Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 15 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV-AIDS Menurut Jenis Kelamin
TABEL 16 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 17 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 18 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 19 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 20 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
xiii
TABEL 21 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 22 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota - Lanjutan
TABEL 23 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 24 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 25 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 26 Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 27 Status Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 28 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota.
TABEL 29 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota
TABEL 30 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3 Menurut Kabupaten/Kota
TABEL 31 Jumlah dan Persentase Ibu Hamil Dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 32 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, Dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 33 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kabupaten/Kota
TABEL 34 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kabupaten/Kota
TABEL 35 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kabupaten/Kota
TABEL 36 Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 37 Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 38 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota
TABEL 39 Cakupan Imunisasi DPT, HB, Dan Campak Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 40 Cakupan Imunisasi BCG Dan Polio Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 41 Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 42 Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23 Bulan Dari Keluarga Miskin Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 43 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 44 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 45 Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
xiv
TABEL 46 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 47 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 48 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota
TABEL 49 Persentase Sarnan Kesehatan Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level 1
TABEL 50 Desa/Kelurahan Terkena KLB Yang Ditangani
xv
TABEL 69 Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat
TABEL 70 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan
TABEL 71 Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar
TABEL 72 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kabupaten/Kota
TABEL 73 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kabupaten/Kota
TABEL 74 Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan
TABEL 75 Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan
TABEL 76 Jumlah Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan
TABEL 77 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana Kesehatan
TABEL 78 Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis di Sarana Kesehatan
TABEL 79 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 80 Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas dan Rasio Korban Luka dan Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk
TABEL 81 Persentase Desa/Kelurahan dengan Garam Beryodium yang Baik
TABEL 82 Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular Menurut Kabupaten/Kota
119
DAFTAR ISTILAH
Alat Kontrasepsi Dalarn Rahim (AKDR) Intra Uterine Device (IUD)
: Alat Kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim, terbuat dari plastik halus dan fleksibel (polietilen).
Angka Insidens (IR)
: Jumlah kasus tertentu terhadap penduduk berisiko pada periode dan waktu tertentu.
Angka Keberhasilan Pengobatan (SR=Success Rate)
: Angka kesembuhan + cakupan pengobatan lengkap pada penderita TB paru BTA+
Angka Kematian Balita (AKABA)
: Jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun per 1.000 kelahiran hidup pada periode tahun tertentu.
Angka Kernatian Bayi (AKB) Infant Mortality Rate (lMR)
: Jumlah kematian bayi berusia dibawah 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Angka Kernatian Ibu (AKI) Maternal Mortality Rate (MMR)
: Jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan dan nifas per 100.000 kelahiran hidup pada masa tertentu.
Angka Kematian Kasar Crude Death Rate (CDR)
: Banyaknya kematian selama satu tahun tiap 1.000 penduduk.
Angka Kematian Neonatal (AKN) Neonatal Mortality Rate
: Jumlah kematian bayi di bawah usia 28 hari per 1.000 kelahiran hidup pada periode tertentu.
Angka Partisipasi Kasar (APK)
: Persentase jumlah peserta didik SD, jumlah peserta didik SLTP, jumlah peserta didik SLTA, jumlah peserta didik PTS/PTN dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia masing-masing jenjang pendidikan (SD usia 7-12 tahun, SLTP usia 13-15 tahun, SLTA usia 16-18 tahun, PTS/PTN usia 19-24 tahun).
ASI Eksklusif Exclusive Breast Feeding
: Pemberian hanya ASI (Air Susu Ibu) saja, tanpa makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir.
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Low Birth Weight
: Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir.
CFR (Case Fatality Rate)
: Persentase orang yang meninggal karena penyakit tertentu terhadap orang yang mengalami penyakit yang sama.
Daftar Alokasi Dana Alokasi Khusus (DA-DAK)
: Dokumen pengesahan Dana Alokasi Khusus yang dikeluarkan Kementerian Keuangan.
Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS)
: Pengawasan langsung menelan obat anti tuberculosis jangka pendek setiap hari oleh Pengawas Menelan Obat (PMO).
120
Dokter kecil
: Kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil.
Gross National Income : Pendapatan Nasional Bruto perkapita.
HDI IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
: Human Development Index Pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3 dimensi dasar pembangunan manusia:
1. Hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran.
2. Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa (bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar, menengah, atas (bobot satu per tiga).
3. Standar kehidupan yang layak diukur dengan GDP (Gross Domestic Product) per kapita / produk domestik bruto dalam paritas kekuatan beli (Purchasing Power Parity) dalam Dollar AS.
Kunjungan Neonatus 1 (KN1) : Pelayanan kesehatan neonatal dasar, kunjungan ke-l pada 6-24 jam setelah lahir.
Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap)
: Pelayanan kesehatan neonatal dasar meliputi ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B1 bila tidak diberikan pada saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada -28 hari setelah lahir yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah.
Kunjungan Nifas 3 : Pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari; pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI termasuk pemberian vitamin A 2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB pasca persalinan.
NAPZA : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain.
NCDR (Newly Case Detection Rate)
: Rata-rata kasus yang baru terdeteksi pada tahun pelaporan.
121
Pasangan Usia Subur (PUS)
: Pasangan suami istri yang pada saat ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun tidak, dimana umur istrinya antara 15 tahun sampai 49 tahun.
Pes (bubonic Plaque) : Infeksi bakteri Pasteurella pestis melalui hewan pengerat liar.
Pneumonia : Merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur.
Polio : Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk ke dalam PD3I yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf higga penderita mengalami kelumpuhan.
SEARO : (South East Asia Region / SEARO)
TB (Tuberkulosis) : infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis Infeksi ini dapat menyerang paru (tuberculosis paru) maupun organ selain paru (tuberculosis ekstra pulmonal)
TN (Tetanus Neonatorum) : Infeksi disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril.
UHH (Umur Harapan Hidup) : Jumlah rata-rata usia yang diperkirakan pada seseorang atas dasar angka kematian pada masa tersebut.
Universal Child Immunization (UCl)
: Desa atau Kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.
VAR (Vaksin Anti Rabies), dan Lyssa : Vaksin yang digunakan untuk infeksi virus rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan serigala yang di dalam tubuhnya mengandung virus Rabies.
Acute Flaccid Paralysis (AFP) : kelumpuhan yang terjadi secara mendadak
Tuberkulosis (TB) : penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis
122
Case Detection Rate (CDR) : proporsi jumlah pasien baru BTA(+) yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA(+) yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut
Angka kesembuhan (Cure Rate) TB paru
: hasil pemeriksaan dahak pada akhir pengobatan ditambah minimal satu kali pemeriksaan sebelumnya (sesudah fase awal atau satu bulan sebelum akhir pengobatan) hasilnya negatif.
keberhasilan pengobatan (Succes Rate)
: jumlah pasien dinyatakan sembuh dan pasien pengobatan lengkap dibandingkan jumlah pasien BTA(+) yang diobati
HIV/AIDS : penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Penyakit Menular Seksual (PMS) : penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual
Kusta : penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae
Release From Treatment - RFT : penderita yang tidak berobat teratur atau penderita yang seharusnya sudah selesai diobati
Demam Berdarah Dengue (DBD) : penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypty
Angka kematian/Case Fatality Rate (CFR) DBD
: Jumlah penderita DBD yang meninggal dunia dibagi jumlah penderita DBD pada tahun yang sama dikalikan seratus
Angka kesakitan/Incidence Rate (IR) DBD
: Jumlah penderita DBD dibagi jumlah penduduk pada tempat dan waktu yang sama dikalikan seratus persen
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 1 1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam upaya mewujudkan Jawa Tengah Sehat, pembangunan kesehatan di
Jawa Tengah tidak dapat dilakukan sendiri oleh aparat pemerintah di sektor
kesehatan, tetapi harus dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan peran
serta swasta dan masyarakat. Segala upaya kesehatan selama ini dilakukan tidak
hanya oleh sektor kesehatan saja, tetapi juga tidak luput peran dari sektor non
kesehatan dalam upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan upaya
mengatasi permasalahan kesehatan.
Agar proses pembangunan kesehatan berjalan sesuai dengan arah dan
tujuan, diperlukan manajemen yang baik sebagai langkah dasar pengambilan
keputusan dan kebijakan di semua tingkat administrasi pelayanan kesehatan. Untuk
itu pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan
baik dalam suatu sistem informasi kesehatan.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence based diarahkan untuk
penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu. Untuk itu,
peran data dan informasi kesehatan menjadi sangat penting dan semakin
dibutuhkan dalam manajemen kesehatan oleh berbagai pihak. Masyarakat semakin
peduli dengan situasi kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan yang telah
dilakukan oleh pemerintah, terutama terhadap masalah-masalah kesehatan yang
berhubungan langsung dengan kesehatan mereka.
Kepedulian masyarakat akan informasi kesehatan ini memberikan nilai positif
bagi pembangunan kesehatan itu sendiri. Untuk itu pengelola program harus bisa
menyediakan dan memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat dengan
dikemas secara baik, sederhana, informatif, dan tepat waktu.
Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi
Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi
informatif, untuk dipakai sebagai alat tolok ukur kemajuan pembangunan kesehatan
sekaligus juga sebagai bahan evaluasi program-program kesehatan. Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah adalah gambaran situasi kesehatan yang memuat berbagai
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 2 2
data tentang situasi dan hasil pembangunan kesehatan selama satu tahun yang
memuat data derajat kesehatan, sumber daya kesehatan, dan capaian indikator hasil
pembangunan kesehatan.
B. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi penjelasan tentang maksud, tujuan dan sistematika
penyajiannya.
BAB II : GAMBARAN UMUM
Menyajikan tentang gambaran umum Provinsi Jawa Tengah meliputi
letak geografis, kependudukan, ekonomi dan pendidikan yang erat
kaitannya dengan kesehatan.
BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka
kesakitan dan angka status gizi masyarakat.
BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN
Menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan
kesehatan rujukan dan penunjang, pencegahan dan pengendalian
penyakit menular dan tidak menular, pembinaan kesehatan lingkungan
dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian
dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana serta
upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh
kabupaten/kota.
BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Menguraikan tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan,
pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
BAB VI : KESIMPULAN
Berisi sajian garis besar hasil-hasil cakupan porgram/kegiatan
berdasarkan indikator-indikator bidang kesehatan untuk dapat ditelaah
lebih jauh dan untuk bahan perencanaan pembangunan kesehatan
serta pengambilan keputusan di Provinsi Jawa Tengah.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 3 3
LAMPIRAN
Berisi resume atau angka pencapaian kabupaten/kota dan 82 tabel data yang
sebagian diantaranya merupakan Indikator Pencapaian Kinerja Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 4 4
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. KEADAAN GEOGRAFI
Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
terletak cukup strategis karena berada diantara dua provinsi besar, yaitu bagian
barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat, bagian timur berbatasan dengan
Provinsi Jawa Timur. Sedangkan bagian utara berbatasan dengan Laut Jawa dan
bagian selatan berbatasan dengan Samudra Hindia dan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Letaknya antara 540' - 830' lintang selatan dan antara 10830' - 11130'
bujur timur (termasuk Pulau Karimunjawa).
Luas wilayah Provinsi Jawa Tengah sebesar 32.544,12 km, secara
administratif terbagi menjadi 29 kabupaten dan 6 kota, yang tersebar menjadi 573
kecamatan dan 8.576 desa/kelurahan. Wilayah terluas adalah Kabupaten Cilacap
dengan luas 2.138,51 km, atau sekitar 6,57% dari luas total Provinsi Jawa Tengah,
sedangkan Kota Magelang merupakan wilayah yang luasnya paling kecil yaitu seluas
18,12 km.
Secara topografi, wilayah Provinsi Jawa Tengah terdiri dari wilayah daratan
yang dibagi menjadi 4 (empat) kriteria :
a. Ketinggian antara 0100 m dari permukaan air laut, seluas 53,3%, yang
daerahnya berada di sepanjang pantai utara dan pantai selatan.
b. Ketinggian antara 100500 m dari permukaan air laut seluas 27,4%.
c. Ketinggian antara 5001.000 m dari permukaan air laut seluas 14,7%.
d. Ketinggian diatas 1.000 m dari permukaan air laut seluas 4,6%.
B. KEADAAN PENDUDUK
1. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah,
jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 (angka proyeksi
sementara dari BPS) sebesar 33.270.207 jiwa, dengan luas wilayah sebesar
32.544,12 kilometer persegi (km), rata-rata kepadatan penduduk sebesar
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 5 5
1.022,31 jiwa untuk setiap km. Wilayah terpadat adalah Kota Surakarta, dengan
tingkat kepadatan penduduk sekitar 11.573 jiwa per km. Wilayah terlapang
adalah Kabupaten Blora, dengan tingkat kepadatan penduduk sekitar 472 jiwa
per km, dengan demikian persebaran penduduk di Jawa Tengah belum merata.
Jumlah rumah tangga sebanyak 8.704.482, maka rata-rata jumlah
anggota rumah tangga adalah 3,82 jiwa untuk setiap rumah tangga. Penduduk
terbanyak di Kabupaten Brebes 1.770.480 jiwa (5,32%) dan paling sedikit di
Kota Magelang 120.447 jiwa (0,36%). Data mengenai kependudukan dapat
dilihat pada lampiran Tabel 1.
2. Rasio Jenis Kelamin
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari rasio jenis
kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan
per 100 penduduk perempuan. Berdasarkan penghitungan sementara angka
proyeksi penduduk tahun 2012 berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010
oleh Badan Pusat Statistik, didapatkan jumlah penduduk laki-laki di Jawa Tengah
16.495.705 jiwa (49,58%) dan jumlah penduduk perempuan di Jawa Tengah
16.774.502 jiwa (50,42%). Sehingga didapatkan rasio jenis kelamin sebesar
98,34 per 100 penduduk perempuan, berarti setiap 100 penduduk perempuan
ada sekitar 98 penduduk laki-laki. Data mengenai rasio jenis kelamin (sex ratio)
dapat dilihat pada lampiran Tabel 2.
3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
Komposisi penduduk Provinsi Jawa Tengah menurut kelompok umur dan
jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk laki-laki maupun perempuan
mempunyai proporsi terbesar pada kelompok umur 1544 tahun. Gambaran
komposisi penduduk secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran Tabel 3.
Perbandingan komposisi proporsi penduduk menurut usia produktif dari
tahun 2008 sampai tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut:
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 6 6
Tabel 2.1
Persentase Kelompok Usia Produktif Jawa Tengah tahun 2008 2012
Kelompok Usia (Tahun)
TAHUN
2008 2009 2010 2011 2012*)
0 - 14 26,57 % 25,03 % 26,32 % 26,30 % 25,37 %
15 64 65,66 % 67,87 % 66,53 % 66,53 % 67,24 % 65 + 7,77 % 7,11 % 7,05 % 7,18 % 7,40 %
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 Ket : *) angka sementara
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi penduduk tahun 2012 bila
dibandingkan dengan tahun 2011, kelompok usia produktif (15-64 tahun)
mengalami peningkatan, sedangkan kelompok usia belum produktif (0-14 tahun)
mengalami penurunan. Hal ini berarti bahwa angka beban tanggungan menjadi
berkurang.
C. KEADAAN EKONOMI
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang
diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari
pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto, baik atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan. Produk Domestik Regional Bruto
didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha
dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir
yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.
Kondisi perekonomian nasional pada tahun 2011 menunjukkan arah
pertumbuhan yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Hal ini ditunjukkan
dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,46%, lebih tinggi jika dibandingkan
pertumbuhan ekonomi tahun 2010 (6,20%). Kinerja perekonomian nasional
tersebut sejalan dengan perekonomian regional.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2011 secara agregat
cukup dinamis yaitu mencapai 6,01%, lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan tahun 2010 (5,84%). Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada
tahun 2011 sebesar 6,01% lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan
ekonomi nasional (6,46%)
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 7 7
Produk Domestik Regional Bruto per kapita di Jawa Tengah pada tahun
2011 atas dasar harga berlaku sebesar 15,38 juta rupiah atau naik sebesar
12,04% dan atas dasar harga konstan sebesar 6,11 juta rupiah, mengalami
kenaikan meskipun kenaikannya tidak sebesar harga berlaku. Selama periode
2008-2011, perekonomian Jawa Tengah menunjukkan peningkatan yang positif
dari tahun ke tahun yaitu tumbuh berkisar diatas 5%.
Tabel 2.2 PDRB per Kapita Jawa Tengah Tahun 2008 2011 (Rupiah)
Tahun PDRB per Kapita
atas dasar harga berlaku
PDRB per Kapita
atas dasar harga konstan
2008 11.124.084 5.142.781
2009 12.322.889 5.471.490
2010 13.732.413 5.774.556
2011 15.376.171 6.112.861
Sumber : PDRB Jawa Tengah Tahun 2012
2. Angka Beban Tanggungan
Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur, angka beban
tanggungan (dependency ratio) penduduk Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2012 sebesar 48,73. Angka tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan
dengan tahun 2011 (50,31), berarti pada tahun 2012 setiap 100 penduduk usia
produktif (usia 15-64 tahun) harus menanggung beban hidup sekitar 49
penduduk usia belum produktif (014 tahun) dan usia tidak produktif (65 tahun
ke atas).
D. KEADAAN PENDIDIKAN
Tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan menyerap dan
menerima informasi kesehatan serta kemampuan dalam berperan serta dalam
pembangunan kesehatan. Masyarakat yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi,
pada umumnya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas sehingga
lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta dapat ikut berperan serta
aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya.
Dibandingkan dengan tahun 2010 secara umum telah terjadi peningkatan di
bidang pendidikan. Peningkatan terjadi pada tingkat pendidikan SMP dan SMU. Hal
ini wajar terjadi mengingat semakin digalakkannya program sekolah gratis bagi
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 8 8
jenjang SD dan SMP dan program-program pendidikan lainnya. Berikut ini disajikan
tabel persentase jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas menurut pendidikan
tertinggi yang ditamatkan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2010.
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Usia 10 tahun ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011
Tahun Blm/Tdk Pernah
Sekolah
Tdk punya
Ijazah SD/MI SD/MI SMP SMU/SMK
DIPL/AK/
PT Total
2008 9,33 23,03 32,01 16,58 14,64 4,41 100,00
2009 8,42 22,16 32,50 17,22 15,21 4,48 100,00
2010 8,13 18,91 34,55 18,11 10,48 4,93 100,00
2011 6,95 20,68 32,59 18,92 16,00 4,85 100,00
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah tahun 2012
Peningkatan tersebut berimbas pada kemampuan baca tulis penduduk yang
tercermin dari angka melek huruf. Persentase penduduk yang dapat membaca dan
menulis huruf latin dan huruf lainnya pada tahun 2011 sebesar 91,22%, sedangkan
yang buta huruf sebesar 8,788%. Bila dilihat dari jenis kelaminnya, maka penduduk
laki-laki lebih banyak yang melek huruf dibandingkan dengan penduduk perempuan,
angka melek penduduk laki-laki sebesar 94,94% dan perempuan sebesar 87,61%.
Data mengenai angka melek huruf dapat dilihat pada lampiran Tabel 5.
Demikian gambaran umum Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 secara
ringkas dengan penyajian tentang kependudukan, perekonomian dan pendidikan.
Faktor perekonomian dan pendidikan secara bersama-sama dengan kesehatan
digunakan untuk menentukan Indeks Pembangunan Manusia.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 9 9
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang
dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi
angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Pada bagian ini, derajat kesehatan
masyarakat di Provinsi Jawa Tengah digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB),
Angka Kematian balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), angka morbiditas beberapa
penyakit dan status gizi.
Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-
faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan
dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor
ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.
A. ANGKA KEMATIAN
Angka kematian dari waktu ke waktu menggambarkan status kesehatan
masyarakat secara kasar, kondisi atau tingkat permasalahan kesehatan, kondisi
lingkungan fisik dan biologik secara tidak langsung. Angka tersebut dapat digunakan
sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program
pembangunan kesehatan. Angka kematian yang disajikan pada bab ini yaitu AKB,
AKABA, AKI dan Angka Kematian Kecelakaan Lalu Lintas.
1. Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11
bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan
dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi
ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan
dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan
di wilayah tersebut rendah.
AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 10,75/1.000 kelahiran
hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 10,34/1.000
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 10 10
kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target Millenium Development Goals
(MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar 17/1.000 kelahiran hidup maka AKB di Provinsi
Jawa Tengah tahun 2012 sudah cukup baik karena telah melampaui target.
Dibawah ini grafik AKB di Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2008-2012.
8.5
9
9.5
10
10.5
11
AKB 9.27 10.25 10.62 10.34 10.75
2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 3.1 Angka Kematian Bayi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 2012
Angka kematian bayi tertinggi adalah Kabupaten Banjarnegara sebesar
18,16/1.000 kelahiran hidup, sedangkan terendah adalah Kota Surakarta sebesar
5,33/1.000 kelahiran hidup.
18.1616.6116.49
14.9514.94
14.6914.41
13.513.1913.1412.98
11.811.48
11.1711.15
10.7210.6610.610.5110.3610.3410.210.02
9.699.59
9.349.31
8.788.11
7.146.93
6.756.58
5.625.33
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
BanjarnegaraRembang
Kt MagelangPurworejo
BrebesBlora
TemanggungKt Tegal
SemarangBatang
WonosoboPurbalingga
CilacapBoyolali
Kt PekalonganPekalongan
Kt SemarangGroboganKebumen
KlatenPati
PemalangJepara
SukoharjoKendalSragen
BanyumasKaranganyar
TegalKt Salatiga
KudusMagelangWonogiri
DemakKt Surakarta
Gambar 3.2 Angka Kematian Bayi di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2012
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 11 11
2. Angka Kematian Balita
Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah kematian balita 05
tahun per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKABA
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan balita, tingkat pelayanan
KIA/Posyandu, tingkat keberhasilan program KIA/Posyandu dan kondisi sanitasi
lingkungan.
AKABA Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 11,85/1.000 kelahiran
hidup, meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 11,50/1.000
kelahiran hidup. Dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam
Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 yaitu 23/1.000 kelahiran
hidup, AKABA Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sudah melampaui target.
Dibawah ini grafik AKB di Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2008-2012.
9
9.5
10
10.5
11
11.5
12
12.5
AKABA 10.12 11.6 12.02 11.5 11.85
2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 3.3 Angka Kematian Balita Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 2012
AKABA tertinggi di Kabupaten Rembang sebesar 19,94/1.000 kelahiran
hidup, sedangkan terendah di Kota Surakarta sebesar 6,01/1.000 kelahiran
hidup. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.4 di bawah ini.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 12 12
19.9419.5
17.5517.38
16.5616.53
15.8915.28
14.7214.47
13.9113.77
12.9912.51
12.2611.8211.8211.61
11.3711.1711.08
10.7710.7510.6210.4310.43
10.079.23
8.928.21
7.67.447.29
6.616.01
0 5 10 15 20 25
RembangBanjarnegarKt Magelang
PurworejoBrebes
BloraKt Tegal
TemanggunBatang
SemarangWonosoboKt Pklngan
CilacapPurbalingga
Kt SemarangPekalongan
BoyolaliGrobogan
PatiKlaten
KebumenSukoharjoPemalang
JeparaBanyumas
SragenKendal
KaranganyarTegal
Kt SalatigaMagelang
KudusWonogiri
DemakKt Surakarta
Gambar 3.4 Angka Kematian Balita di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012
3. Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu
selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan
sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan,
kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan
penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan ternasuk pelayanan prenatal dan
obstetri. Tingginya angka kematian ibu menunjukkan keadaan sosial ekonomi
yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan
obstetri yang rendah pula.
Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai akses ke
pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, terutama pelayanan
kegawatdaruratan tepat waktu yang dilatarbelakangi oleh terlambat mengenal
tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas
kesehatan, serta terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Selain
itu penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisii ibu itu sendiri
dan merupakan salah satu dari kriteria 4 terlalu, yaitu terlalu tua pada saat
melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 13 13
Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan
laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup,
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar
116,01/100.000 kelahiran hidup. Gambar 3.5 di bawah ini tren AKI di Provinsi
Jawa Tengah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2015.
95
100
105
110
115
120
AKI 114.42 117.02 104.97 116.01 116.34
2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 3.5 Angka Kematian Ibu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 2012
Jumlah kematian maternal terbanyak adalah di Kabupaten Brebes
sebanyak 51 kematian. Sedangkan kabupaten/kota dengan jumlah kematian
maternal paling sedikit adalah Kota Salatiga dengan 2 kematian.
5139
353434
3231
2523
222222
2121
201919
181717
151515
131313
11111111
96
53
2
0 10 20 30 40 50 60
BrebesTegal
PemalangCilacap
GroboganBanyumas
PekalonganBatang
BanjarnegaraPati
KendalKt SemarangPurbalingga
JeparaPurworejo
KlatenSragen
WonosoboKaranganyar
DemakBoyolali
BloraKudus
MagelangWonogiriRembangKebumenSemarang
TemanggungKt Tegal
SukoharjoKt Surakarta
Kt PekalonganKt Magelang
Kt Salatiga
Gambar 3.6 Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2012
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 14 14
Sebesar 57,93% kematian maternal terjadi pada waktu nifas, pada waktu
hamil sebesar 24,74% dan pada waktu persalinan sebesar 17,33%. Sementara
berdasarkan kelompok umur, kejadian kematian maternal terbanyak adalah pada
usia produktif (20-34 tahun) sebesar 66,96%, kemudian pada kelompok umur
>35 tahun sebesar 26,67% dan pada kelompok umur
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 15 15
a. Melakukan pelacakan terhadap anak usia
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 16 16
2. Prevalensi Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui
droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan
HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi
komitmen global dalam MDGs.
Pada awal tahun 1995 WHO telah merekomendasikan strategi DOTS
(Directly Observed Treatment Short-course) sebagai strategi dalam
penanggulangan TB dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang
secara ekonomis paling efektif (cost-efective), yang terdiri dari 5 komponen kunci
1) Komitmen politis; 2) Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya;
3) Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan
tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan; 4)
Jaminan ketersediaan OATyang bermutu; 5) Sistem pencatatan dan pelaporan
yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan
kinerja program secara keseluruhan.
Prevalensi Tuberkulosis per 100.000 penduduk Provinsi Jawa Tengah
tahun 2012 sebesar 106,42. Prevalensi tuberkulosis tertinggi adalah di Kota
Tegal (358,91per 100.000 penduduk) dan terendah di Kabupaten Magelang
(44,04 per 100.000 penduduk).
3. Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA(+)
Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case
Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA(+) yang ditemukan
dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA(+) yang diperkirakan ada dalam
wilayah tersebut.
Pencapaian CDR di Jawa Tengah tahun 2008 s/d 2012 masih dibawah
target yang ditetapkan sebesar 100%. Meskipun masih dibawah target yang
ditentukan, capaian CDR tahun 2012 sebesar 58,45% lebih rendah dibanding
tahun 2011 (59,52%). CDR tertinggi di Kota Magelang sebesar 292,91% dan
yang terendah di Kabupaten Magelang sebesar 21,82%. Terdapat lima
kabupaten/kota yang sudah melampaui target 100% yaitu kota Magelang
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 17 17
(292,91), Kota Surakarta (128,17%), Kota Salatiga (109,84), Kota Tegal
(203,09%) dan Kota Pekalongan (137,75%).
0
10
20
30
40
50
60
CDR TB 47.97 48.15 55.38 59.52 58.45
2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 3.8 Angka Penemuan TB Paru (CDR) Provinsi Jawa Tengah
Tahun 20082012
Untuk meningkatkan cakupan CDR dan angka kesembuhan, pada tahun
2012 telah dilakukan berbagai upaya seperti peningkatan SDM, baik tenaga
medis, paramedis dan laboratorium, pertemuan jejaring antar unit pelayanan
kesehatan dan asistensi ke rumah sakit. Kegiatan-kegiatan tersebut perlu
dievaluasi untuk menilai apakah hasil kegiatan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan sekaligus mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan untuk
selanjutnya disusun rencana tindak lanjut perbaikan.
4. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA(+)
Evaluasi pengobatan pada penderita TB paru BTA(+) dilakukan melalui
pemeriksaan dahak mikroskopis pada akhir fase intensif satu bulan sebelum
akhir pengobatan dan pada akhir pengobatan dengan hasil pemeriksaan negatif.
Dinyatakan sembuh bila hasil pemeriksaan dahak pada akhir pengobatan
ditambah minimal satu kali pemeriksaan sebelumnya (sesudah fase awal atau
satu bulan sebelum akhir pengobatan) hasilnya negatif.
Bila pemeriksaan follow up tidak dilakukan, namun pasien telah
menyelesaikan pengobatan, maka evaluasi pengobatan pasien dinyatakan
sebagai pengobatan lengkap. Evaluasi jumlah pasien dinyatakan sembuh dan
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 18 18
pasien pengobatan lengkap dibandingkan jumlah pasien BTA(+) yang diobati
disebut keberhasilan pengobatan (Succes Rate).
Angka kesembuhan (Cure Rate) TB paru Provinsi Jawa Tengah tahun
2011 sebesar 82,90 lebih rendah dibanding 2010 sebesar 85,15% dan belum
melebihi target nasional (90%) Angka kesembuhan tertinggi di Kabupaten
Karanganyar sebesar 98,84%, sedangkan terendah di Kota Tegal sebesar
58,05%.
82
82.5
83
83.5
84
84.5
85
85.5
86
CR TB 83.9 85.01 85.15 82.9
2008 2009 2010 2011
Gambar 3.9 Angka Kesembuhan TB Paru (CR) Provinsi Jawa Tengah
Tahun 20082011
5. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli).
Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga
dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia.
Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2
tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah
kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).
Persentase penemuan dan penanganan penderita pneumonia pada
balita tahun 2012 sebesar 24,74% lebih sedikit dibanding tahun 2011 (25,5%).
Jumlah kasus yang ditemukan sebanyak 64.242 kasus, angka ini masih sangat
jauh dari target Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2010 (100%). Berikut
ini ditampilkan persentase penemuan pneumonia balita Provinsi Jawa Tengah
tahun 2008-2012.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 19 19
Pada tingkat kabupaten/kota, ada satu kota yang mempunyai persentase
cakupan tertinggi yaitu Kabupaten kebumen (93,03%), sementara kabupaten
dengan persentase cakupan terendah adalah Kabupaten Cilacap (3,06%).
20
25
30
35
40
45
Pneumonia Balita 23.63 25.96 40.63 25.5 24.74
2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 3.10 Persentase Penemuan dan Penanganan Penderita Pneumonia
pada Balita Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012
6. Jumlah Kasus Baru HIV/AIDS dan Kematian karena AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh
sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai
HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3
metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counselling, and Testing (VCT), sero
survey dan Survei Terpadu Biologis dan perilaku (STBP). Jumlah infeksi HIV yang
dilaporkan tahun 2012 sebanyak 607 lebih sedikit dibanding tahun 2011 (755
kasus), sebagian besar didapat dari hasil VCT di rumah sakit. Kasus Aquiared
Immuno Devisiency Syndrome (AIDS) sebanyak 797 kasus, lebih banyak
dibanding tahun 2011 (521 kasus) dimana kasus tersebut didapatkan dari
laporan VCT rumah sakit, laporan rutin AIDS kab/kota serta Balai Kesehatan Paru
Masyarakat (BKPM). Peningkatan kasus AIDS ini dikarenakan upaya penemuan
atau pencarian kasus yang semakin intensif melalui VCT di rumah sakit dan
upaya penjangkauan oleh LSM peduli AIDS di kelompok risiko tinggi. Kasus
HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es, artinya kasus yang dilaporkan hanya
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 20 20
sebagian kecil yang ada di masyarakat. Jumlah kematian karena AIDS di Jawa
Tengah tahun 2012 sebanyak 149 kasus, lebih banyak dibanding tahun 2011 (89
kasus).
259
143
373
755
607
170
430501 521
797
56104
16089
149
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
2008 2009 2010 2011 2012
HIV AIDS Meninggal
Gambar 3.11 Jumlah Kasus Baru HIV/AIDS dan kematian karena AIDS
Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012
Gambar 3.11 menunjukan bahwa kecenderungan (trend) kasus HIV
maupun AIDS selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Jumlah kasus baru
HIV/AIDS tertinggi adalah di Kota Semarang (81/110 kasus), jumlah kematian
karena AIDS terbanyak di Kota Magelang sebanyak 18 kasus.
Perempuan
48% Laki-laki
52%
Gambar 3.12 Persentase Kasus Baru AIDS menurut Jenis Kelamin
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012
7. Jumlah Kasus Baru Infeksi Menular Seksual lainnya
Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit kelamin
adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS meliputi
Syphilis, Gonorhoe, Bubo, Jengger ayam, Herpes, dan lain-lain. Infeksi Menular
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 21 21
Seksual (IMS) yang diobati adalah kasus IMS yang ditemukan berdasarkan
sindrom dan etiologi serta diobati sesuai standar.
Jumlah kasus baru IMS lainnya di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012
sebanyak 8.671 kasus, lebih sedikit dibanding tahun 2011 (10.752 kasus).
Meskipun demikian kemungkinan kasus yang sebenarnya di populasi masih
banyak yang belum terdeteksi. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular Seksual mempunyai target bahwa seluruh kasus IMS yang ditemukan
harus diobati sesuai standar.
8. Donor Darah Diskrining terhadap HIV
Selain melakukan kegiatan serosurvei HIV dan surveilans/ pengamatan
kasus AIDS, Dinas Kesehatan juga melakukan pengamatan terhadap hasil
skrining/penapisan darah donor melalui UTDD PMI Jawa Tengah. Tujuan skrining
ini adalah untuk mengamankan darah donor supaya bebas dari beberapa
penyakit seperti Hepatitis C, Sifilis, Malaria, DBD termasuk juga bebas dari virus
HIV. Pada tahun 2012 diketahui jumlah pendonor sebanyak 432.341 orang,
kemudian yang dilakukan pemeriksaan sampel darah sebanyak 432.148
(99,96%). Dari hasil pemeriksaan sampel darah tersebut, sebanyak 580 sampel
(0,13) yang positif HIV. Tabel perkembangan jumlah sampel yang diperiksa dan
hasil yang positif HIV dari tahun 2008 sampai dengan 2012 sebagai berikut :
Tabel 3.1
Persentase Donor Darah Diskrining terhadap HIV
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012
Tahun Jumlah Sample
Diperiksa Jumlah Positif HIV Positif HIV
2008 348.795 520 1,49
2009 312.793 275 0,09
2010 309.731 510 0,16
2011 324.828 415 0,13
2012 432.341 580 0,13
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 22 22
9. Kasus Diare Ditangani
Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi
feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare
bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih,
atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.
Cakupan penemuan dan penanganan diare di Provinsi Jawa Tengah tahun
2012 sebesar 42,66%, lebih rendah dibanding tahun 2011 (57,9. Pada tingkat
kabupaten/kota, diketahui bahwa cakupan penemuan dan penanganan diare
tertinggi adalah Kabupaten Klaten (93,33%) dan terendah adalah Kabupaten
Cilacap (6,20%).
40
45
50
55
60
Cakupan 47.8 48.5 44.48 57.9 42.66
2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 3.13 Cakupan Penemuan dan Penanganan diare Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012
10. Prevalensi Kusta
Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan
kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf,
anggota gerak dan mata. Diagnosis kusta dapat ditegakkan dengan adanya
kondisi sebagai berikut:
a. Kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa,
b. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa
dan kelemahan/kelumpuhan otot,
c. Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA Positif)
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 23 23
Pada tahun 2012, dilaporkan terdapat kasus baru tipe Multi Basiler
sebanyak 1.308 kasus, lebih rendah dibanding tahun 2011 (1.873 kasus) dan tipe
Pausi Basiler sebanyak 211 kasus, juga lebih rendah dibanding tahun 2011 (395
kasus) dengan Newly Case Detection Rate (NCDR) sebesar 4,57 per 100.000
penduduk.
Keberhasilan dalam mendeteksi kasus baru dapat diukur dari tinggi
rendahnya proporsi cacat tingkat II, sedangkan untuk mengetahui tingkat
penularan di masyarakat digunakan indikator proporsi anak (0-14 tahun) di
antara penderita baru. Proporsi cacat tingkat II pada tahun 2012 sebesar
16,59%, lebih tinggi dibanding tahun 2011 (13,32%). Sedangkan proporsi anak
di antara penderita baru pada tahun 2012 sebesar 6,58%.
11. Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat
Cakupan program kusta diukur berdasarkan angka penderita kusta tipe
Pauci Baciller (PB) dan Multy Baciller (MB) selesai diobati. Cakupan program
kusta tipe PB tahun 2012 berdasarkan jumlah penderita baru tahun 2011 yang
selesai diobati sampai dengan tahun 2012 sebesar 92,31% lebih tinggi dibanding
tahun 2011 (85%) dan lebih tinggi dari target 90%. Kusta tipe MB diambil dari
data penderita baru tahun 2010 yang selesai diobati sampai dengan tahun 2011
sebesar 75,39% lebih rendah dibanding tahun 2010 (76%) dan lebih rendah dari
target 95%. Cakupan selama 5 tahun terakhir kusta tipe PB dan tipe MB mulai
tahun 2008 (tabel 12).
0
20
40
60
80
100
per
sen
tase
(%
)
PB 92.48 85.27 91.21 85 92.31
MB 90.98 87.5 87.61 76.46 75.39
2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 3.14 Persentase Penderita Kusta selesai diobati Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 24 24
Cakupan kusta tidak bisa tercapai dikarenakan masih banyak penderita
yang tidak berobat teratur atau penderita yang seharusnya sudah selesai diobati
(Release From Treatment - RFT), tetapi belum dicatat sudah RFT. Rendahnya
cakupan penderita kusta RFT juga dikarenakan adanya ketentuan baru
pengobatan untuk penderita default. Penderita PB tidak minum obat lebih dari 3
bulan dalam jangka waktu 9 bulan sudah dianggap default. Ketentuan lama
penderita disebut default kalau 3 bulan berturut-turut tidak minum obat.
Penderita MB tidak minum obat lebih dari 6 bulan dalam jangka waktu 18 bulan
sudah disebut default. Ketentuan lama penderita MB berturut-turut 6 bulan tidak
berobat baru dikatakan default.
12. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian
besar menyerang anak berumur
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 25 25
10
30
50
70
IR DBD 59.2 57.4 59.8 15.27 19.29
Target 20 20 20 20 20
2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 3.15 Angka Kesakitan DBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012
Angka kesakitan DBD di kabupaten/kota hampir semuanya lebih dari
20/100.000 penduduk. Ada 2 kabupaten/kota dengan angka kesakitan kurang
dari 2/100.000 penduduk yaitu Kabupaten Wonogiri (1,37) dan Kabupaten
Purworejo (1,55).
13. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Angka kematian/Case Fatality Rate (CFR) DBD tahun 2012 sebesar 1,52%
lebih tinggi dibanding tahun 2011 (0.93%), tetapi lebih tinggi dibandingkan
dengan target nasional (
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 26 26
Angka kematian tertinggi adalah di Kabupaten Wonogiri sebesar 23,08%
dan tidak ada kematian di 10 kabupaten/kota. Sedangkan kabupaten/kota
dengan angka kematian lebih dari 1% sebanyak 20 kabupaten/kota.
Gambar 3.17 Peta CFR DBD kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012
14. Angka Kesakitan Malaria
Penyakit malaria masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di
Provinsi Jawa Tengah. Saat ini masih ditemukan desa High Case Incidence (HCI)
sebanyak 31 desa yang tersebar di 5 Kabupaten yaitu Purworejo, Kebumen,
Purbalingga, Banyumas dan Jepara.
Angka kesakitan malaria (Annual Parasite Incidence-API) merupakan
indikator untuk memantau perkembangan penyakit malaria. Jumlah kasus tahun
2012 sebanyak 2.420 kasus, lebih rendah dibanding tahun 2011 (3.467 kasus)
dan angka kesakitan malaria sebesar 0,08, sedikit turun dibandingkan tahun
2011 (0.11). Perkembangan insidens malaria sejak tahun 2008 dilihat pada
gambar berikut.
Klaten
Banyumas
Bj negara
Temanggung
Kendal Blora
Grobogan
Batang
Demak
Jepara
Sragen Purblg
Kebumen Purworejo
Cilacap
Kr.anyar
Pati
Rembang
Batang Pekalongan
Pemalang
Brebes
Tegal
Kota Semarang
Magelang
Cilacap
Boyolali
Kab Semarang
Kota Tegal
Jepara
Kota Mgl
DI. Yogyakarta
Kab. Mgl
Kudus
JAT I
M
Kota Pekalongan
JABAR
Wonogiri
Sukoharjo
Wonosobo Salatiga
Surakarta
CFR DBD
0
< 1 > 1
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 27 27
0
0.05
0.1
0.15
API 0.05 0.05 0.1 0.11 0.08
2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 3.18 Angka Kesakitan Malaria Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012
Penderita malaria tahun 2012 ditemukan di 27 kabupaten, terbanyak di
Kabupaten Banjarnegara (592 penderita) dan tidak ada kasus di 8
Kabupaten/Kota.
15. Angka Kematian Malaria
Angka kematian/Case Fatality Rate (CFR) Malaria tahun 2012 sebesar
0,01%. Hampir semua Kabupaten/Kota tidak terdapat kasus kematian tetapi
hanya Kabupaten Blora yang mempunyai kasus kematian karena malaria dengan
angka 2%.
Gambar 3.19 Peta CFR Malaria kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012
Klaten
Banyumas
Bj negara
Temanggung
Kendal Blora
Grobogan
Batang
Demak
Jepara
Sragen Purblg
Kebumen Purworejo
Cilacap
Kr.anyar
Pati
Rembang
Batang Pekalongan
Pemalang
Brebes
Tegal
Kota Semarang
Magelang
Cilacap
Boyolali
Kab Semarang
Kota Tegal
Jepara
Kota Mgl
DI. Yogyakarta
Kab. Mgl
Kudus
JAT I
M
Kota Pekalongan
JABAR
Wonogiri
Sukoharjo
Wonosobo Salatiga
Surakarta
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 28 28
16. Kasus Penyakit Filariasis Ditangani
Jumlah kasus Filariasis di Provinsi Jawa Tengah dari tahun ke tahun
semakin bertambah. Secara kumulatif, jumlah kasus Filariasis pada tahun 2012
sebanyak 565 penderita. Pada tahun 2012 terdapat 10 kasus baru, lebih sedikit
dibanding tahun 2011 (141 kasus) yang ditemukan di 8 kabupaten/kota.
17. Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Yang termasuk dalam PD3I yaitu Polio, Pertusis, Tetanus Non
Neonatorum, Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri dan Hepatitis B. Dalam
upaya untuk membebaskan Indonesia dari penyakit tersebut, diperlukan
komitmen global untuk menekan turunnya angka kesakitan dan kematian yang
lebih banyak dikenal dengan Eradikasi Polio (ERAPO), Reduksi Campak (Redcam)
dan Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN).
Saat ini telah dilaksanakan Program Surveilans Integrasi PD3I, yaitu
pengamatan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Difteri,
Tetanus Neonatorum, dan Campak). Dalam waktu 5 tahun terakhir jumlah kasus
PD3I yang dilaporkan adalah sebagi berikut:
a. Difteri
Jumlah kasus Difteri di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012
sebanyak 32 kasus, lebih banyak dibanding tahun 2011 (8 kasus) Hal ini
dimungkinkan karena pencapaian cakupan imunisasi yang meningkat
(>85%). Penemuan kasus selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada
gambar berikut.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 29 29
0
5
10
15
20
25
30
35
Kasus Difteri 28 30 14 8 32
2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 3.20 Penemuan kasus Difteri Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012
b. Pertusis
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 tidak ada kasus pertusis
(nihil), menurun bila dibandingkan dengan jumlah kasus Pertusis tahun 2011
(4 kasus). Penemuan kasus selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada
gambar berikut.
0
5
10
15
20
25
30
Kasus Pertusis 3 0 24 4 0
2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 3.21 Penemuan kasus Pertusis Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012
c. Tetanus (Non Neonatorum)
Jumlah kasus Tetanus (Non Neonatorum) di Provinsi Jawa Tengah
pada tahun 2012 sebanyak 18 kasus, lebih banyak dibanding tahun 2011
(13 kasus). Kasus tertinggi di Kabupaten Blora sebanyak 11 kasus. Jumlah
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 30 30
kematian karena Tetanus sebanyak 5 orang. Penemuan kasus selama lima
tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut.
0
5
10
15
20
Kasus Tetanus Non
Neonatorum
7 6 3 13 18
2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 3.22 Penemuan kasus Tetanus Non Neonatorum Provinsi Jawa Tengah
Tahun 20082012
d. Tetanus Neonatorum
Pada tahun 2012 di Provinsi Jawa Tengah tidak terdapat kasus
Tetanus Neonatorum, menurun tajam dibanding tahun 2011 (4 kasus).
Penemuan kasus dan kematian Tetanus Neonatorum selama lima tahun
terakhir dapat dilihat pada gambar berikut.
0
4
8
12
Kasus 10 10 6 4 0
Mati 6 5 4 3 0
2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 3.23 Penemuan kasus dan kematian Tetanus Neonatorum Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 31 31
e. Campak
Jumlah kasus Campak di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebanyak
18 kasus (positif campak) sedangkan campak klinis (suspect) sebanyak 416
kasus, lebih sedikit dibanding tahun 2011 (1.873 kasus). Kasus campak
positif terbanyak terdapat di Kabupaten Jepara (3 kasus). Terdapat 29
Kabupaten/Kota yang tidak terdapat kasus campak. Penemuan kasus campak
selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut.
0
1000
2000
3000
4000
Campak 2498 3614 3664 1873 416
2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 3.24 Kasus Campak yang dilaporkan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 20082012
f. Hepatitis B
Pada tahun 2012 di Provinsi Jawa Tengah terdapat kasus Hepatitis B
sebanyak 98 kasus, menurun drastis dibanding tahun 2011 (170 kasus).
Penemuan kasus Hepatitis B selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada
gambar berikut.
0
50
100
150
200
Hepatitis B 57 74 117 170 98
2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 3.25 Kasus Hepatitis B Provinsi Jawa Tengah Tahun 20082012
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 32 32
18. Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular (PTM) yang diintervensi meliputi jantung koroner,
dekompensasio kordis, hipertensi, stroke, diabetes mellitus, kanker serviks,
kanker payudara, kanker hati, kanker paru, penyakit paru obstruktif kronis, asma
bronkiale, dan kecelakaan lalu lintas. Penyakit tidak menular seperti penyakit
kardiovaskular, stroke, diabetes mellitus, penyakit paru obstruktif kronis dan
kanker tertentu, dalam kesehatan masyarakat sebenarnya dapat digolongkan
sebagai satu kelompok PTM utama yang mempunyai faktor risiko sama (common
underlying risk factor). Faktor risiko tersebut antara lain faktor genetik
merupakan faktor yang tidak dapat diubah (unchanged risk factor), dan sebagian
besar berkaitan dengan faktor risiko yang dapat diubah (change risk factor)
antara lain konsumsi rokok, pola makan yang tidak seimbang, makanan yang
mengandung zat aditif, kurang berolah raga dan adanya kondisi lingkungan yang
tidak kondusif terhadap kesehatan.
Penyakit tidak menular mempunyai dampak negatif sangat besar karena
merupakan penyakit kronis. Apabila seseorang menderita penyakit tidak
menular, berbagai tingkatan produktivitas menjadi terganggu. Penderita ini
menjadi serba terbatas aktivitasnya, karena menyesuaikan diri dengan jenis dan
gradasi dari penyakit tidak menular yang dideritanya. Hal ini berlangsung dalam
waktu yang relatif lama dan tidak diketahui kapan sembuhnya karena memang
secara medis penyakit tidak menular tidak bisa disembuhkan tetapi hanya bisa
dikendalikan. Yang harus mendapatkan perhatian lebih adalah bahwa penyakit
tidak menular merupakan penyebab kematian tertinggi dibanding dengan
penyakit menular.
Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah yang melaporkan data PTM
tahun 2012 sebanyak 34 kabupaten/kota (97,14%). Hampir semua kelompok
Penyakit Tidak Menular pada tahun 2012 mengalami penurunan jumlah kasus.
Kasus tertinggi Penyakit Tidak Menular pada tahun 2012 adalah kelompok
penyakit jantung dan pembuluh darah. Dari total 1.212.167 kasus yang
dilaporkan sebesar 66,51% (806.208 kasus) adalah penyakit jantung dan
pembuluh darah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 33 33
0
10
20
30
40
50
60
70
1,39
16,54
62,43
2,12
12,67
4,850,94
16,58
66,51
1,61
11,552,8 Tahun 2011
Tahun 2012
Gambar 3.26 Persentase Kasus Penyakit Tidak Menular Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2011 dan 2012
a. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit yang
mengganggu jantung dan sistem pembuluh darah seperti penyakit jantung
koroner (angina pektoris, akut miokard infark), dekompensasio kordis,
hipertensi, stroke, penyakit jantun