Upload
nomi
View
6
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Contoh Proposal
Citation preview
HUBUNGAN PEREPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR
A. Pendahuluan1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Dengan
demikian tujuan merupakan salah satu hal penting dalam kegiatan pendidikan,
karena tidak saja akan memberikan arah kemana harus menuju, tetapi juga
memberikan ketentuan yang positif dalam memilih materi (isi), metode, alat
evaluasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan. Para
pelaku pendidikan termasuk di dalamnya adalah orang-orang yang bekerja di
sekolah adalah guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, dan laboran, namun
dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah gurulah yang memiliki peranan yang
amat penting karena guru merupakan pelaksana pendidikan langsung yang
menuju tujuannya, dengan kata lain guru merupakan perpanjangan tangan dari
pemerintah melalui lembaga yang disebut sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 23 Pasal 3 Tahun 2003, yaitu:
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Guru secara oprasional melaksanakan segala bentuk, pola, gerak dan
geliat berbagai perubahan, guru merupakan jajaran terdepan dalam menentukan
kualitas pendidikan, karena memiliki tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik (UU
RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 ayat 1). Guru setiap hari
bertatap muka dengan siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru
yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh setiap sekolah. Pelaksanaan tugas-
tugas prefesional guru terungkap dari bagaimana seorang guru bekerja atau
kinerjanya.
1
Kinerja guru sangat terkait dengan produktivitas sekolah, yang
merupakan tujuan akhir dari administrasi atau penyelenggara pendidikan. Kinerja
yang harus ditunjukkan adalah pada saat membuat perencanaan, melaksanakan
pembelajaran, dan melakukan evaluasi pembelajaran. Kinerja adalah proses
yang menentukan produktivitas organisasi. Jika produktivitas sekolah diukur dari
prestasi belajar siswa, maka hal tersebut sangat tergantung pada prosesnya,
yaitu kinerja belajar gurunya. Dengan kata lain tidak ada produktivitas berupa
prestasi belajar siswa yang berarti tanpa kinerja guru yang baik.
Permendiknas no.41 tahun 2007 tentang standar proses mengamanatkan
bahwa setiap guru wajib melaksanakan: perencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, melakukan penilaian dan adanya pengawasan oleh
kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan. Guru merupakan salah satu
variabel penentu mutu pendidikan di sekolah. Untuk itu pelaksanaan standar
proses harus dikawal oleh pemangku kepentingan yaitu pengawas sekolah. Hal
ini merupakan teknis pendidikan yang mendasar. Kinerja guru dan kepala
sekolah mewarnai kualitas pendidikan dan berujung pada mutu pendidikan di
sekolah. Untuk itu peraturan – peratuturan yang telah ada wajib dikawal akan
implementasinya di sekolah .
Eksistensi pengawas sekolah dinaungi oleh sejumlah dasar hukum.
Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 dan PP No.19 Tahun
2005 adalah landasan hukum yang terbaru yang menegaskan keberadaan
pejabat fungsional itu. Selaian itu secara tegas dikatakan dalam Keputusan
Menpan No.118 / 1996 sebagai berikut :
”Pengawas sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
tanggungjawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan
penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada
satuan pendidikan prasekolah, dasar, dan menengah.”
Permendiknas nomor 12 tahun 2007 mengamanatkan bahwa seorang
pengawas sekolah harus mampu dan menguasai melakukan penilaian kinerja
baik kinerja guru, kepala sekolah, dan staf (tenaga administrasi sekolah)
merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai pengawas
sekolah/madrasah. Kompetensi tersebut termasuk dalam dimensi kompetensi
evaluasi pendidikan. Kemampuan sekolah dalam memberikan layanan
2
pembelajaran secara efektif dan efisien sangat bergantung pada kualitas guru-
gurunya yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan keefektifan
mereka dalam melaksanakan tanggung jawab individual serta kelompok. Guru
harus mampu berperan sebagai perancang, implementator (pelaksana), dan
evaluator (penilai) kegiatan pembelajaran. Guru merupakan faktor paling
dominan, Kualitas mengajar guru baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat mempengarui kualitas pembelajaran khususnya dan kualitas satuan
pendidikan pada umumnya.
Peran strategis guru tersebut menuntut pembinaan dan pengembangan
yang terus-menerus melalui supervisi atau pengawasan baik akademik maupun
manajerial. Supervisi pengajaran perlu diarahkan pada upaya-upaya yang
sifatnya memberikan kesempatan kepada para guru untuk berkembang secara
profesional, sehingga mereka lebih mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu
memperbaiki dan meningkatkan proses dan kualitas hasil belajar. Fungsi utama
supervisi ialah perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran serta
pembinaan pembelajaran sehingga terus dilakukan perbaikan pembelajaran.
Sehubungan dengan upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Persepsi guru pada supervisi akademik pengawas sekolah juga diduga sangat
menentukan, keberlangsungan kualitas pembelajaran guru pada satuan
pendidikan juga tergantung pada sistem pengendalian dalam bentuk pembinaan,
pengembangan, penelitian dan penilaian yang dilaksanakan oleh pengawas
sekolah, yang sering disebut supervisor.
Atas dasar pemikiran di atas, penulis mncoba melakukan penelitian
dengan judul : “Hubungan Perepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah Dengan Kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kabupaten Polewali Mandar”
2. Identifikasi Masalah
Kinerja guru sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain
profesionalitas guru, kesejahtraan guru, kondisi lingkungan kerja, pelaksanaan
supervisi, dan sebagainya. Supervisi sebagai salah satu upaya pengembangan
kemampuan guru secara maksimal agar dapat menjadi guru yang lebih
profesional, diharapkan ketika supervisi dilaksanakan secara efektif oleh
pengawas akan mempengaruhi kinerja guru berdasarkan persepsinya tentang
pelaksanaaan supervisi tersebut.
3
Sehubungan dengan hal tersebut masalah-masalah yang berkaitan
dengan pelaksanaan supervisi di sekolah dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Pelaksanaan supervisi masih belum jelas, karena banyak yang
melakukan hanya sekedar memenuhi syarat administrasi atau
sekedar melaksanakan tugas, tidak diprogramkan secara sistematis,
sehingga setelah kegiatan supervisi dilakukan sering tidak ada
implementasinya atau tidak ada tindak lanjutnya
b. Profesionalitas supervisor (Pengawas) bervariasi ,ada supervisor
yang benar-benar profesional, tetapi tidak sedikit supervisor
(Pengawas) yang sebenarnya kurang profesional terhadap bidang
tugasnya .
c. Persepsi guru terhadap kegiatan supervisi kurang mendukung, masih
banyak guru-guru yang acuh tak acuh terhadap pelaksanaan supervisi
karena merasa sudah tidak mempunyai kepentingan lagi dengan
urusan kenaikan pangkat, maupun ketidak puasan terhadap
pelaksanaan supervisi yang dilaksanakan selama ini.
d. Tidak semua guru mendapatkan tunjangan sertifikasi sehingga dalam
hal ini memunculkan sikap kecemburuan sosial yang berhubungan
dengan finansial. Akibatnya banyak guru yang melakukan kerja
sambilan diluar bidang pekerjaannya sebagai pendidik karena
tuntutan kebutuhan yang tinggi.
3. Pembatasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini terbatas pada permasalahan yang
berkaitan dengan persepsi guru terhadap pelaksanaan supervisi akademik
pengawas sekolah dengan kinerja guru sekolah menengah kejuruan Negeri di
kabupaten Polewali Mandar
4. Perumusan Masalah Penelitian
“Apakah terdapat hubungan persepsi guru terhadap pelaksanaan
supervisi akademik pengawas sekolah dengan kinerja guru sekolah menengah
kejuruan Negeri di kabupaten polewali mandar ? “
B. Kajian Teorititk dan Pengujian Hipotesis
1. Deskripsi Teoritik
a. Persepsi
4
Persepsi adalah sejenis aktivitas pengelolaan informasi yang
menghubungkan seseorang dengan lingkungannya. Pembentukan
persepsi itu sendiri dapat dipengaruhi oleh faktor penerima, sasaran
dan situasi.
Menurut Fattah Hanurawan (2010:35) Dalam proses persepsi
seseorang, memori akan merinci masukan (input) stimulus dalam
usaha menemukan ciri-ciri tertentu yang seuai dengan spesifiksi suatu
konsep. Dalam proses persepsi itu terjadi organisasi ciri-ciri utama
yang bersifat teratur, dampak gema (halo effect), efek awal (primacy
effect), dan efek terakhir (recency effect), serta kualitas orang yang
dipersepsi.
b. Pengertian Supervisi
Supervisi merupakan suatu proses mengarahkan, mendukung
staf agar dapat melakukan tugasnya secara efektif. Supervisor harus
menggunakan kesempatan, terutama untuk mendengarkan dan
memberikan perspektif serta klarifikasi teori dan praktek, (Stinson,
2000:4-6 dalam Winaryani, 2014:1) selanjutnya Brings dalam
Winaryani (2014:4-5) mengatakan supervisi memiliki fungsi untuk
mengkoordinasi, menstimulasi dan mengarahkan kompetensi guru-
guru, mengkoordinasikan semua usaha sekolah, memperlengkapi
kepemimpinan sekolah, memperluas pengalaman guru-guru,
menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, memberi fasilitas dan
penilaian yang terus menerus, menganalisis situasi belajar mengajar,
memberikan pengetahuan dan keterampilan guru serta staf,
mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan
kemampuan guru.
Supervisi akademik merupakan kegiatan untuk membantu guru
dalam mengelola pembelajaran demi mencapai tujuan pembelajaran.
Supervisi akademik bukan saja menilai bagaimana guru mengajar dan
merancang pembelajaran, akan tetapi juga berperan sebagai momen
untuk membantu guru supaya lebih profesional yang tercermin pada
kinerja guru tersebut.
Menurut Sergiovanni dalam Muhammad Fathurrohman & Hindama
Ruhyani (2015:52) ada tiga tujuan supervisi akademik yakni :
5
1. Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud membantu
guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam
memahami akademik, mengelola kelas, mengembangkan
keterampilan mengajarnya, dan menggunakan kemampuannya
melalui teknik-teknik tertentu
2. Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud membantu
guru untuk memonitor kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan kepala
sekolah ke kelas-kelas saat guru sedang mengajar, percakapan
pribdi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan murid-
muridnya. Memonitor di sini bukan berarti untuk mencari
kesalahan guru, melainkan lebih pada pengendalian dan
peningkatan kualitas kinerja guru.
3. Supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru
menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas
mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya
sendiri, dan mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang
sungguh-sungguh terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
Supervisi akademik yang baik harus mampu membuat guru semakin
kompeten, yaitu guru semakin menguasai kompetensi, baik kompetensi
kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi professional, maupun
kompetensi social yang tercermin dalam kinerja guru.
c. Peran Pengawas Sekolah
Keputusan Menpan No. 118 tahun 1996 menyatakan bahwa pengawas
sekolah adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis
untuk melakukan kepengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu
yang telah ditunjuk/ditetapkan. Tugas pokok pengawas adalah menilai dan
membina penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu, baik
negeri maupun swasta yang menjadi wilayah tanggung jawabnya. Pengawas
sekolah mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kualitas proses belajar-
mengajar/bimbingan bagi guru, yang berdampak pada hasil prestasi
belajar/bimbingan siswa dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Unsur-
unsur kegiatan pengawas sekolah meliputi :
Menyusun program supervisi sekolah.
6
Menilai hasil belajar/bimbingan siswa.
Menilai kemampuan gurudalam pembelajaran.
Mengumpulkan dan mengelola data sumber daya pendidikan, proses
belajar-mengajar/bimbingan, dan lingkungan sekolah.
Menganalisis hasil belajar/bimbingan siswa, guru, dan sumber daya
pendidikan.
Melaksanakan pembinaan kepada guru dan tenaga pendidikan
lainnya di sekolah.
Menyusun laporan dan evaluasi hasil pengawasan.
Melaksanakan pembinaan lainnya di sekolah selain proses belajar-
mengajar/bimbingan siswa.
Melaksanakan evaluasi hasil pengawasan dari seluruh sekolah yang
ada dilingkungan kabupaten/kotamadya.
Membimbing guru dalam melakukan perbaikan pembelajarannya.
d. Kinerja Guru
Kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan,
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan
yang telah ditetapkan. Supardi (2013:46) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil
kerja, kemampuan, prestasi atau dorongan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan. Keberhasilan individu atau organisasi dalam mencapai target atau
sasaran tersebut merupakan kinerja. Selanjutnya Suprianto (1996:16) dalam
supardi (2013:46) “Kinerja adalah hasil kerja seseorang dalam suatu periode
tertentu yang dibandingkan dengan beberapa kemungkinan, misalnya standar
target, sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Penilaian kinerja bertujuan untuk mencapai suatu kesimpulan yang
evaluativ atau yang memberi pertimbangan mengenai kinerja pegawai dan untuk
pengembangan berbagai karya lewat program. Penilaian kinerja dapat
memotivasi guru dan kepala sekolah bahwa penilaian yang dilakukan merupakan
bagian dari apa yang mereka harapkan dihubungkan dengan peningkatan karier
mereka.
Menururt Barnawi & Mohammad Arifin (2014:50) secara umum, penilaian
kinerja guru memiliki 2 fungsi, sebagai berikut :
Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua
kompetensi dan keterampilan yang diprlukan pada proses
7
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan
yang relevan dengan fungsi sekolah.
Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh atas kinerja
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan
yang relevan dengan fungsi sekolah yang dilakukan pada tahun
tersebut.
Secara umum, penilaian kinerja guru di sekolah melewati empat tahapan.
Empat tahapan penilaian kinerja guru yang dimaksud adalah tahap persiapan,
pelaksanaan, pemberian nilai, dan pelaporan. Dengan demikian profil kinerja
guru sebagai gambaran kekuatan dan kelemahan guru akan teridentifikasi dan
dimaknai sebagai analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap guru,
yang dapat dipergunakan sebagai basis untuk merencanakan pengembangan
keprofesian berkelanjutan.
2. Hasil Penelitian yang Relevan
a. Akhmad Yani DL, 2014 dengan judul “Hubungan Supervisi Akademik
Pengawas dengan Pengetahuan Guru Tentang Penilaian Hasil
Belajar pada SMA Negeri 2 Sengkang”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa (1) koefisien korelasi supervisi akademik
pengawas dengan pengetahuan guru tentang penilaian hasil belajar
sebesar 0,869 (r), nilai R Square sebesar 0,754 (r2) dan nilai Adjusted
R Square sebesar 0,751. Jika kita membandingkan p.signifiaksi
dengan alpha maka p.signifikasi lebih kecil dari nilai alpha yakni
p.signifikansi 0,001 Dengan demikian dapat dikatakan adanya
hubungan yang sedang atau cukup diantara kedua variabel. (2)
Analisis korealasi linier sederhana supervisi akademik pengawas
dengan pengetahuan guru tentang penilaian hasil belajar diperoleh
koefisien korelasi sebesar 0,869. Nilai koefisien kolelasi ini memberi
pengertian bahwa antara supervisi akademik pengawas dengan
pengetahuan guru tentang penilaian hasil belajar di SMA Negeri 2
Sengkang adalah erat dan positif. Ini dapat diartikan bahawa makin
baik pelaksanaan supervisi akademik pengawas maka akan
berdampak makin baik pula pengetahuan guru tentang penilaian hasil
belajar di SMA Negeri 2 Sengkang.
8
b. AMRI, (2014) denga judul “Hubungan Supervisi Akademik Pengawas
Sekolah dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru SMA Negeri di
Kabupaten Tolitoli” Hasil Penelitian menunjukkan bahwa (1) koefisien
korelasi supervisi akademik pengawas sekolah menurut persepsi guru
dengan kinerja guru sebesar 0,473. Berarti semakin tinggi supervisi
akademik pengawas sekolah (X1) semakin tinggi pula kinerja guru (Y)
SMA Negeri di Kabupaten Tolitoli. (2) koefisien regresi persepsi guru
sebesar 0,170 artinya apabila supervisi akademik pengawas sekolah
menurut persepsi guru mengalami kenaikan 1 (satu), maka kinerja
guru (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,170. Artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara supervisi akademik pengawas
sekolah dengan kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten Tolitoli. (3)
Melalui analisis regresi sederhana diperoleh hasil bahwa konstanta
sebesar 68,496 artinya jika motivasi kerja guru (X2) nilainya 0, maka
kinerja guru (Y) 68,496. Sedangkan koefisien regresi (X2) sebesar
0,424 artinya jika motivasi kerja mengalami kenaikan 1 (satu), maka
kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten Tolitoli akan mengalami
peningkatan sebesar 0,424. Artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru. (4) koefisien
korelasi ganda sebesar 0,672 dengan angka tersebut menunjukkan
adanya hubungan yang positif karena nilai (R) adalah positif.
Koefisien diterminansi sebesar 0,436. Hal ini berarti 43,6% kinerja
guru dapat dijelaskan oleh supervisi akademik pengawas sekolah dan
motivasi kerja. Berarti bahwa semakin tinggi supervisi akademik
pengawas sekolah menurut persepsi guru dan motivasi kerja maka
semakin tinggi pula kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten Tolitoli.
3. Kerangka Berpikir
Hubungan persepsi guru terhadap pelaksanaan supervisi akademik
pengawas sekolah dengan kinerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di
kabupaten Polewali Mandar.
Pengawas sekolah memegang peranan yang penting dalam peningkatan
mutu pendidikan, dengan melakukan kegiatan pemantauan, penilaian, dan
kegiatan pembinaan melalui bimbingan dan pelatihan. Pemantauan artinya
kegiatan mencermati, mengamati, memotret, merekam, mencatat berbagai
9
fenomena akademik (guru dalam proses pembelajaran) maupun manajerial
(kepala sekolah dan tenaga lain dalam kegiatan administrasi dan pengelolaan
sekolah).
Supervisi Akademik Pengawas Sekolah dalam penelitian ini adalah
aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu guru-guru dalam
melaksanakan tugas mereka secara efektif dan efisien. Melalui supervisi
akademik pengawas sekolah diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh
guru meningkat. Supervisi merupakan semua usaha yang ditujukan langsung
untuk memberikan tuntunan kepad guru-guru dan petugas lainnya dalam rangka
memperbaiki pengajaran yang mencakup stimulasi untuk pertumbuhan dan
perkembangan professional guru, pemilihan dan perbaikan tujuan pendidikan,
materi pengajaran dan metode mengajar, serta evaluasi pengajaran. Tujuan
supervisi akademik adalah mengembangkan situasi belajar dan mengajar yang
lebih baik. Usaha kearah perbaikan belajar dan mengajar ditujukan kepada
pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara
maksimal.
Pelaksanaan supervisi pengawas sekolah menegah kejuruan seharusnya
merupakan kegiataan pembinaan dan pembelajaran, serta perbaikan yang
diharapkan oleh guru-guru terhadap para pengawas sebagai pemangku
kepentingan yang diserahi amanah oleh Dinas Pendidikan, namun pada
kenyataannya bagi guru kehadiran pengawas di sekolah untuk melaksanakan
Supervisi akademik adalah momok tersendiri yang cenderung untuk dihindari
dengan berbagai alasan, salah satu alasan yang paling umum digunakan adalah
perangkat pembelajaran yang belum siap. Kesiapan guru juga terkadang
bergantung pada siapa supervisor yang hadir di sekolah mengingat perbedaan
kemampuan supervisor baik dalam keterampilan teknis, keterampilam
menejemen dan keterampilan menjalin hubungan dengan guru serta latar
belakang pendidikan dan pengalamannya, sangat mempengaruhi hasil
pelaksanaan supervisi.
Suasana supervisi yang fleksibel perlu untuk diciptakan, agar proses
supervisi tidak kaku. Guru mendapatkan keuntungan, masukan dan dukungan
pasca supervisi dan termotivasi untuk melakukan perbaikan dan tentu saja akan
berdampak pada kinerja guru tersebut. Melihat kompleksnya layanan teknis
supervisi dan kemampuan supervisor dalam menjalankan tugasnya, sekiranya
10
pada saat pelaksanaan supervisi dapat memberikan konstribusi bagi
pengembangan profesionalisme, kepercayaan diri, dan mengurangi stress bagi
guru, sehingga dengan sendirinya akan membentuk persepsi yang baik pada
pelaksanaan supervisi akademik tersebut maka diduga terdapat hubungan
antara persepsi guru terhadap supervisi akademik pengawas dengan kinerja
guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Polewali Mandar.
4. Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi guru terhadap
supervisi akademik pengawas sekolah dengan kinerja guru sekolah menengah
kejuruan Negeri di Polewali Mandar
C. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan bentuk deskriptif dan
korelasional. Penelitian ini akan mendeskripsikan persepsi guru terhadap
supervisi akademik pengawas dengan kinerja guru. Selanjutnya dalam penelitian
ini data kuantitatif yang dikumpulkan akan digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel Persepsi guru terhadap Supervisi Akademik Pengawas
(X) dengan variabel Kinerja guru (Y).
2. Tujuan Penelitian
a) Untuk mendapatkan gambaran empiris tentang persepsi guru
terhadap supervisi akademik pengawas sekolah dengan kinerja guru
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Polewali Mandar
b) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara
persepsi guru terhadap supervisi akademik pengawas sekolah
dengan kinerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Polewali
Mandar
3. Tempat dan Waktu Penelitian
a) Tempat Penelitian
Tempat/lokasi penelitian direncanakan oleh peneliti adalah Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri di Kabupaten Polewali Mandar
b) Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan selama 1 bulan
11
4. Defenisi Variabel
a. Defenisi Konseptual Variabel
1. Persepsi adalah batasan yang digunakan pada proses memahami
dan menginterpretasikan informasi sensoris, atau kemampuan
intelek untuk mencarikan makna dari data yang diterima oleh
berbagai indera.
2. Supervisi akademik adalah bantuan profesional yang diberikan
kepada guru yang mengalami masalah dalam pembelajaran agar
guru yang bersangkutan dapat mengatasi masalahnya dengan
menempuh langkah yang sistematis mencakup tahap
perencanaan, tahap pengamatan, tahap analisis dan tindak lanjut.
3. Kinerja guru merupakan kumpulan dari berbagai tugas untuk dapat
mencapai tujuan pendidikan. Hasil yang dicapai dalam
menjalankan tugas merupakan indikator penting bagi kinerja atau
produktivitas seorang guru
b. Defenisi Operasional Variabel
Defenisi operasional variabel dimaksudkan untuk memberikan
gambaran yang jelas tentang variabel yang akan diselidiki. Defenisi
operasional variabel dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut :
1. Persepsi guru terhadap supervisi akademik pengawas adalah
tanggapan guru yang diwujudkan dalam bentuk penilaian
terhadap aktivitas yang dilakukan oleh pengawas sekolah untuk
membantu guru dalam melaksanakan tugas mereka secara
efektif dan efisien. Skor ini diperoleh setelah guru menjawab
instrumen berupa angket. supervisi akademik pengawasan dan
pengendalian yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap
tenaga kependidikan khususnya guru (Mulyasa, 2007: 110).
Indikator: (1) supervisi diberikan berupa bantuan, (2) aspek yang
disupervisi berdasarkan usul guru, (3) instrumen dan metode
observasi, (4) diskusi dan menafsirkan hasil pengamatan, (5)
supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka,
(6) tahapan supervisi, (7) adanya penguatan dan umpan balik dari
kepala sekolah, dan (8) supervisi dilakukan secara berkelanjutan.
12
2. Kinerja guru adalah adalah skor dari proses dan hasil kerja yang
dicapai seorang guru dalam kesungguhannya melaksanakan
tugas profesionalnya dengan didasari moral dan etis untuk
mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran. Sebagai dimensi
kinerja guru meliputi (1) perencanaan pembelajaran (2)
melaksanakan pembelajaran, (3) penilaian pembelajaran.
5. Populasi dan Sampling
a) Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang berstatus PNS
pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kabupaten Polewali
Mandar yang berjumlah 320 orang.
b) Sampel
Cara menentukan sampel dengan menggunakan tabel yang
dikembangkan dari Isaac dan Michael taraf kesalahan 5% (Sugiyono,
2014: 87). Besarnya sampel dalam penelitian ini sebanyak 167 guru
dengan berdasarkan pada tabel tersebut.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
proporsional starata random sampling. Teknik proporsional strata
random sampling adalah pengambilan sampel dari populasi dengan
jumlah anggota yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional (Sugiyono, 2014: 82).
6. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh skor variabel-variabel penelitian, maka digunakan
instrument, yaitu :
a. Kuesioner/angket persepsi guru terhadap supervisi akademik
pengawas sekolah
b. Kuesioner/angket kinerja guru
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
atau angket. Pengumpulan data dilakukan secara langsung dengan meminta
responden penelitian untuk mengisi kuesioner/angket secara langsung tanpa
perantara orang lain
13
8. Disain Penelitian
Penelitian ini mengkaji hubungan antara variabel persepsi guru terhadap
supervisi akademik pengawas (X) dengan variabel kinerja guru (Y). Metode yang
digunakan adalah ex post facto yaitu penelitian yang mengkaji fakta-fakta yang
telah terjadi sebelumnya. Selanjutnya desain penelitian ini dapat dilihat pada
gambar di bawah :
Gambar 1.1 Pola Hubungan Antar Variabel Penelitian
Keterangan :
X : Variabel Persepsi guru terhadap Supervisi Akademik pengawas
Y : Vaviabel Kinerja guru
9. Teknik Analisis Data
Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan persentase angka
persepsi supervisi akademik pengawas sekolah dan kinerja guru Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri di Kabupaten Polewali Mandar dalam bentuk
persentase frekuensi, nilai terendah, nilai tertinggi, mean, standar deviasi dan
histogram.
Statistik Inferensial
Sebelum melakukan uji statistik secara inferensial terlebih dahulu
dilakukan uji persyaratan statistik terlebih dahulu, yakni data diolah mengunakan
uji lineritas untuk mengetahui apakah data akan dikelola dengan statistik
parametrik atau statistik nonparametrik. Untuk mencari hubungan dan meguji
hipotesis hubungan dua variabel digunakan analisis korelasi product moment.
10.Hipotesis Statistik
Hipotesis nol : Tidak ada hubungan antara X dan Y
Hipotesis alternatif : Terdapat hubungan antara X dan Y
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
H0 : β = 0
H1 : β ≠ 0
D. Daftar Pustaka
14
YX
Amri. 2014. Hubungan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru SMA Negeri di Kabupaten Tolitoli. Tesis. Tidak diterbitakan. Makassar: Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.
Barnawi & Arifin, Muhammad. 2014. Meningkatkan Kinerja Pengawas Sekolah Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Fathurrohman, Muhammad & Ruhyani, Hindama. 2014. Meningkatkan Kinerja Pengawas Sekolah Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hanurawan, Fattah. 2010. Sekolah Efektif Konsep Dasar dan Praktiknya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Supardi. 2013. Sekolah Efektif Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: Rajawali Pers.
-----------. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Pers..
Winaryani, Eny. 2014. Evaluasi Supervisi Pembelajaran. Yogyakarta : Garaha Ilmu
Yani, Akhmad. 2014. Hubungan Supervisi Akademik Pengawas dengan Pengetahuan Guru Tentang Penilaian Hasil Belajar pada SMA Negeri 2 Sengkang. Tesis. Tidak diterbitakan. Makassar: Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.
15