22
HUBUNGAN PEREPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan salah satu hal penting dalam kegiatan pendidikan, karena tidak saja akan memberikan arah kemana harus menuju, tetapi juga memberikan ketentuan yang positif dalam memilih materi (isi), metode, alat evaluasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan. Para pelaku pendidikan termasuk di dalamnya adalah orang-orang yang bekerja di sekolah adalah guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, dan laboran, namun dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah gurulah yang memiliki peranan yang amat penting karena guru merupakan pelaksana pendidikan langsung yang menuju tujuannya, dengan kata lain guru merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah melalui lembaga yang disebut sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 23 Pasal 3 Tahun 2003, yaitu: Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1

Proposal

  • Upload
    nomi

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Contoh Proposal

Citation preview

Page 1: Proposal

HUBUNGAN PEREPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR

A. Pendahuluan1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Dengan

demikian tujuan merupakan salah satu hal penting dalam kegiatan pendidikan,

karena tidak saja akan memberikan arah kemana harus menuju, tetapi juga

memberikan ketentuan yang positif dalam memilih materi (isi), metode, alat

evaluasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan. Para

pelaku pendidikan termasuk di dalamnya adalah orang-orang yang bekerja di

sekolah adalah guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, dan laboran, namun

dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah gurulah yang memiliki peranan yang

amat penting karena guru merupakan pelaksana pendidikan langsung yang

menuju tujuannya, dengan kata lain guru merupakan perpanjangan tangan dari

pemerintah melalui lembaga yang disebut sekolah untuk mencapai tujuan

pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional No. 23 Pasal 3 Tahun 2003, yaitu:

Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Guru secara oprasional melaksanakan segala bentuk, pola, gerak dan

geliat berbagai perubahan, guru merupakan jajaran terdepan dalam menentukan

kualitas pendidikan, karena memiliki tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik (UU

RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 ayat 1). Guru setiap hari

bertatap muka dengan siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru

yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh setiap sekolah. Pelaksanaan tugas-

tugas prefesional guru terungkap dari bagaimana seorang guru bekerja atau

kinerjanya.

1

Page 2: Proposal

Kinerja guru sangat terkait dengan produktivitas sekolah, yang

merupakan tujuan akhir dari administrasi atau penyelenggara pendidikan. Kinerja

yang harus ditunjukkan adalah pada saat membuat perencanaan, melaksanakan

pembelajaran, dan melakukan evaluasi pembelajaran. Kinerja adalah proses

yang menentukan produktivitas organisasi. Jika produktivitas sekolah diukur dari

prestasi belajar siswa, maka hal tersebut sangat tergantung pada prosesnya,

yaitu kinerja belajar gurunya. Dengan kata lain tidak ada produktivitas berupa

prestasi belajar siswa yang berarti tanpa kinerja guru yang baik.

Permendiknas no.41 tahun 2007 tentang standar proses mengamanatkan

bahwa setiap guru wajib melaksanakan: perencanakan pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran, melakukan penilaian dan adanya pengawasan oleh

kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan. Guru merupakan salah satu

variabel penentu mutu pendidikan di sekolah. Untuk itu pelaksanaan standar

proses harus dikawal oleh pemangku kepentingan yaitu pengawas sekolah. Hal

ini merupakan teknis pendidikan yang mendasar. Kinerja guru dan kepala

sekolah mewarnai kualitas pendidikan dan berujung pada mutu pendidikan di

sekolah. Untuk itu peraturan – peratuturan yang telah ada wajib dikawal akan

implementasinya di sekolah .

Eksistensi pengawas sekolah dinaungi oleh sejumlah dasar hukum.

Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 dan PP No.19 Tahun

2005 adalah landasan hukum yang terbaru yang menegaskan keberadaan

pejabat fungsional itu. Selaian itu secara tegas dikatakan dalam Keputusan

Menpan No.118 / 1996 sebagai berikut :

”Pengawas sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,

tanggungjawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang

untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan

penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada

satuan pendidikan prasekolah, dasar, dan menengah.”

Permendiknas nomor 12 tahun 2007 mengamanatkan bahwa seorang

pengawas sekolah harus mampu dan menguasai melakukan penilaian kinerja

baik kinerja guru, kepala sekolah, dan staf (tenaga administrasi sekolah)

merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai pengawas

sekolah/madrasah. Kompetensi tersebut termasuk dalam dimensi kompetensi

evaluasi pendidikan. Kemampuan sekolah dalam memberikan layanan

2

Page 3: Proposal

pembelajaran secara efektif dan efisien sangat bergantung pada kualitas guru-

gurunya yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan keefektifan

mereka dalam melaksanakan tanggung jawab individual serta kelompok. Guru

harus mampu berperan sebagai perancang, implementator (pelaksana), dan

evaluator (penilai) kegiatan pembelajaran. Guru merupakan faktor paling

dominan, Kualitas mengajar guru baik secara langsung maupun tidak langsung

dapat mempengarui kualitas pembelajaran khususnya dan kualitas satuan

pendidikan pada umumnya.

Peran strategis guru tersebut menuntut pembinaan dan pengembangan

yang terus-menerus melalui supervisi atau pengawasan baik akademik maupun

manajerial. Supervisi pengajaran perlu diarahkan pada upaya-upaya yang

sifatnya memberikan kesempatan kepada para guru untuk berkembang secara

profesional, sehingga mereka lebih mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu

memperbaiki dan meningkatkan proses dan kualitas hasil belajar. Fungsi utama

supervisi ialah perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran serta

pembinaan pembelajaran sehingga terus dilakukan perbaikan pembelajaran.

Sehubungan dengan upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Persepsi guru pada supervisi akademik pengawas sekolah juga diduga sangat

menentukan, keberlangsungan kualitas pembelajaran guru pada satuan

pendidikan juga tergantung pada sistem pengendalian dalam bentuk pembinaan,

pengembangan, penelitian dan penilaian yang dilaksanakan oleh pengawas

sekolah, yang sering disebut supervisor.

Atas dasar pemikiran di atas, penulis mncoba melakukan penelitian

dengan judul : “Hubungan Perepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah Dengan Kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kabupaten Polewali Mandar”

2. Identifikasi Masalah

Kinerja guru sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain

profesionalitas guru, kesejahtraan guru, kondisi lingkungan kerja, pelaksanaan

supervisi, dan sebagainya. Supervisi sebagai salah satu upaya pengembangan

kemampuan guru secara maksimal agar dapat menjadi guru yang lebih

profesional, diharapkan ketika supervisi dilaksanakan secara efektif oleh

pengawas akan mempengaruhi kinerja guru berdasarkan persepsinya tentang

pelaksanaaan supervisi tersebut.

3

Page 4: Proposal

Sehubungan dengan hal tersebut masalah-masalah yang berkaitan

dengan pelaksanaan supervisi di sekolah dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

a. Pelaksanaan supervisi masih belum jelas, karena banyak yang

melakukan hanya sekedar memenuhi syarat administrasi atau

sekedar melaksanakan tugas, tidak diprogramkan secara sistematis,

sehingga setelah kegiatan supervisi dilakukan sering tidak ada

implementasinya atau tidak ada tindak lanjutnya

b. Profesionalitas supervisor (Pengawas) bervariasi ,ada supervisor

yang benar-benar profesional, tetapi tidak sedikit supervisor

(Pengawas) yang sebenarnya kurang profesional terhadap bidang

tugasnya .

c. Persepsi guru terhadap kegiatan supervisi kurang mendukung, masih

banyak guru-guru yang acuh tak acuh terhadap pelaksanaan supervisi

karena merasa sudah tidak mempunyai kepentingan lagi dengan

urusan kenaikan pangkat, maupun ketidak puasan terhadap

pelaksanaan supervisi yang dilaksanakan selama ini.

d. Tidak semua guru mendapatkan tunjangan sertifikasi sehingga dalam

hal ini memunculkan sikap kecemburuan sosial yang berhubungan

dengan finansial. Akibatnya banyak guru yang melakukan kerja

sambilan diluar bidang pekerjaannya sebagai pendidik karena

tuntutan kebutuhan yang tinggi.

3. Pembatasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini terbatas pada permasalahan yang

berkaitan dengan persepsi guru terhadap pelaksanaan supervisi akademik

pengawas sekolah dengan kinerja guru sekolah menengah kejuruan Negeri di

kabupaten Polewali Mandar

4. Perumusan Masalah Penelitian

“Apakah terdapat hubungan persepsi guru terhadap pelaksanaan

supervisi akademik pengawas sekolah dengan kinerja guru sekolah menengah

kejuruan Negeri di kabupaten polewali mandar ? “

B. Kajian Teorititk dan Pengujian Hipotesis

1. Deskripsi Teoritik

a. Persepsi

4

Page 5: Proposal

Persepsi adalah sejenis aktivitas pengelolaan informasi yang

menghubungkan seseorang dengan lingkungannya. Pembentukan

persepsi itu sendiri dapat dipengaruhi oleh faktor penerima, sasaran

dan situasi.

Menurut Fattah Hanurawan (2010:35) Dalam proses persepsi

seseorang, memori akan merinci masukan (input) stimulus dalam

usaha menemukan ciri-ciri tertentu yang seuai dengan spesifiksi suatu

konsep. Dalam proses persepsi itu terjadi organisasi ciri-ciri utama

yang bersifat teratur, dampak gema (halo effect), efek awal (primacy

effect), dan efek terakhir (recency effect), serta kualitas orang yang

dipersepsi.

b. Pengertian Supervisi

Supervisi merupakan suatu proses mengarahkan, mendukung

staf agar dapat melakukan tugasnya secara efektif. Supervisor harus

menggunakan kesempatan, terutama untuk mendengarkan dan

memberikan perspektif serta klarifikasi teori dan praktek, (Stinson,

2000:4-6 dalam Winaryani, 2014:1) selanjutnya Brings dalam

Winaryani (2014:4-5) mengatakan supervisi memiliki fungsi untuk

mengkoordinasi, menstimulasi dan mengarahkan kompetensi guru-

guru, mengkoordinasikan semua usaha sekolah, memperlengkapi

kepemimpinan sekolah, memperluas pengalaman guru-guru,

menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, memberi fasilitas dan

penilaian yang terus menerus, menganalisis situasi belajar mengajar,

memberikan pengetahuan dan keterampilan guru serta staf,

mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan

kemampuan guru.

Supervisi akademik merupakan kegiatan untuk membantu guru

dalam mengelola pembelajaran demi mencapai tujuan pembelajaran.

Supervisi akademik bukan saja menilai bagaimana guru mengajar dan

merancang pembelajaran, akan tetapi juga berperan sebagai momen

untuk membantu guru supaya lebih profesional yang tercermin pada

kinerja guru tersebut.

Menurut Sergiovanni dalam Muhammad Fathurrohman & Hindama

Ruhyani (2015:52) ada tiga tujuan supervisi akademik yakni :

5

Page 6: Proposal

1. Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud membantu

guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam

memahami akademik, mengelola kelas, mengembangkan

keterampilan mengajarnya, dan menggunakan kemampuannya

melalui teknik-teknik tertentu

2. Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud membantu

guru untuk memonitor kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan kepala

sekolah ke kelas-kelas saat guru sedang mengajar, percakapan

pribdi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan murid-

muridnya. Memonitor di sini bukan berarti untuk mencari

kesalahan guru, melainkan lebih pada pengendalian dan

peningkatan kualitas kinerja guru.

3. Supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru

menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas

mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya

sendiri, dan mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang

sungguh-sungguh terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

Supervisi akademik yang baik harus mampu membuat guru semakin

kompeten, yaitu guru semakin menguasai kompetensi, baik kompetensi

kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi professional, maupun

kompetensi social yang tercermin dalam kinerja guru.

c. Peran Pengawas Sekolah

Keputusan Menpan No. 118 tahun 1996 menyatakan bahwa pengawas

sekolah adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis

untuk melakukan kepengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu

yang telah ditunjuk/ditetapkan. Tugas pokok pengawas adalah menilai dan

membina penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu, baik

negeri maupun swasta yang menjadi wilayah tanggung jawabnya. Pengawas

sekolah mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kualitas proses belajar-

mengajar/bimbingan bagi guru, yang berdampak pada hasil prestasi

belajar/bimbingan siswa dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Unsur-

unsur kegiatan pengawas sekolah meliputi :

Menyusun program supervisi sekolah.

6

Page 7: Proposal

Menilai hasil belajar/bimbingan siswa.

Menilai kemampuan gurudalam pembelajaran.

Mengumpulkan dan mengelola data sumber daya pendidikan, proses

belajar-mengajar/bimbingan, dan lingkungan sekolah.

Menganalisis hasil belajar/bimbingan siswa, guru, dan sumber daya

pendidikan.

Melaksanakan pembinaan kepada guru dan tenaga pendidikan

lainnya di sekolah.

Menyusun laporan dan evaluasi hasil pengawasan.

Melaksanakan pembinaan lainnya di sekolah selain proses belajar-

mengajar/bimbingan siswa.

Melaksanakan evaluasi hasil pengawasan dari seluruh sekolah yang

ada dilingkungan kabupaten/kotamadya.

Membimbing guru dalam melakukan perbaikan pembelajarannya.

d. Kinerja Guru

Kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan,

menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan

yang telah ditetapkan. Supardi (2013:46) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil

kerja, kemampuan, prestasi atau dorongan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan. Keberhasilan individu atau organisasi dalam mencapai target atau

sasaran tersebut merupakan kinerja. Selanjutnya Suprianto (1996:16) dalam

supardi (2013:46) “Kinerja adalah hasil kerja seseorang dalam suatu periode

tertentu yang dibandingkan dengan beberapa kemungkinan, misalnya standar

target, sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu.

Penilaian kinerja bertujuan untuk mencapai suatu kesimpulan yang

evaluativ atau yang memberi pertimbangan mengenai kinerja pegawai dan untuk

pengembangan berbagai karya lewat program. Penilaian kinerja dapat

memotivasi guru dan kepala sekolah bahwa penilaian yang dilakukan merupakan

bagian dari apa yang mereka harapkan dihubungkan dengan peningkatan karier

mereka.

Menururt Barnawi & Mohammad Arifin (2014:50) secara umum, penilaian

kinerja guru memiliki 2 fungsi, sebagai berikut :

Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua

kompetensi dan keterampilan yang diprlukan pada proses

7

Page 8: Proposal

pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan

yang relevan dengan fungsi sekolah.

Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh atas kinerja

pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan

yang relevan dengan fungsi sekolah yang dilakukan pada tahun

tersebut.

Secara umum, penilaian kinerja guru di sekolah melewati empat tahapan.

Empat tahapan penilaian kinerja guru yang dimaksud adalah tahap persiapan,

pelaksanaan, pemberian nilai, dan pelaporan. Dengan demikian profil kinerja

guru sebagai gambaran kekuatan dan kelemahan guru akan teridentifikasi dan

dimaknai sebagai analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap guru,

yang dapat dipergunakan sebagai basis untuk merencanakan pengembangan

keprofesian berkelanjutan.

2. Hasil Penelitian yang Relevan

a. Akhmad Yani DL, 2014 dengan judul “Hubungan Supervisi Akademik

Pengawas dengan Pengetahuan Guru Tentang Penilaian Hasil

Belajar pada SMA Negeri 2 Sengkang”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa (1) koefisien korelasi supervisi akademik

pengawas dengan pengetahuan guru tentang penilaian hasil belajar

sebesar 0,869 (r), nilai R Square sebesar 0,754 (r2) dan nilai Adjusted

R Square sebesar 0,751. Jika kita membandingkan p.signifiaksi

dengan alpha maka p.signifikasi lebih kecil dari nilai alpha yakni

p.signifikansi 0,001 Dengan demikian dapat dikatakan adanya

hubungan yang sedang atau cukup diantara kedua variabel. (2)

Analisis korealasi linier sederhana supervisi akademik pengawas

dengan pengetahuan guru tentang penilaian hasil belajar diperoleh

koefisien korelasi sebesar 0,869. Nilai koefisien kolelasi ini memberi

pengertian bahwa antara supervisi akademik pengawas dengan

pengetahuan guru tentang penilaian hasil belajar di SMA Negeri 2

Sengkang adalah erat dan positif. Ini dapat diartikan bahawa makin

baik pelaksanaan supervisi akademik pengawas maka akan

berdampak makin baik pula pengetahuan guru tentang penilaian hasil

belajar di SMA Negeri 2 Sengkang.

8

Page 9: Proposal

b. AMRI, (2014) denga judul “Hubungan Supervisi Akademik Pengawas

Sekolah dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru SMA Negeri di

Kabupaten Tolitoli” Hasil Penelitian menunjukkan bahwa (1) koefisien

korelasi supervisi akademik pengawas sekolah menurut persepsi guru

dengan kinerja guru sebesar 0,473. Berarti semakin tinggi supervisi

akademik pengawas sekolah (X1) semakin tinggi pula kinerja guru (Y)

SMA Negeri di Kabupaten Tolitoli. (2) koefisien regresi persepsi guru

sebesar 0,170 artinya apabila supervisi akademik pengawas sekolah

menurut persepsi guru mengalami kenaikan 1 (satu), maka kinerja

guru (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,170. Artinya terdapat

hubungan yang signifikan antara supervisi akademik pengawas

sekolah dengan kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten Tolitoli. (3)

Melalui analisis regresi sederhana diperoleh hasil bahwa konstanta

sebesar 68,496 artinya jika motivasi kerja guru (X2) nilainya 0, maka

kinerja guru (Y) 68,496. Sedangkan koefisien regresi (X2) sebesar

0,424 artinya jika motivasi kerja mengalami kenaikan 1 (satu), maka

kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten Tolitoli akan mengalami

peningkatan sebesar 0,424. Artinya terdapat hubungan yang

signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru. (4) koefisien

korelasi ganda sebesar 0,672 dengan angka tersebut menunjukkan

adanya hubungan yang positif karena nilai (R) adalah positif.

Koefisien diterminansi sebesar 0,436. Hal ini berarti 43,6% kinerja

guru dapat dijelaskan oleh supervisi akademik pengawas sekolah dan

motivasi kerja. Berarti bahwa semakin tinggi supervisi akademik

pengawas sekolah menurut persepsi guru dan motivasi kerja maka

semakin tinggi pula kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten Tolitoli.

3. Kerangka Berpikir

Hubungan persepsi guru terhadap pelaksanaan supervisi akademik

pengawas sekolah dengan kinerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di

kabupaten Polewali Mandar.

Pengawas sekolah memegang peranan yang penting dalam peningkatan

mutu pendidikan, dengan melakukan kegiatan pemantauan, penilaian, dan

kegiatan pembinaan melalui bimbingan dan pelatihan. Pemantauan artinya

kegiatan mencermati, mengamati, memotret, merekam, mencatat berbagai

9

Page 10: Proposal

fenomena akademik (guru dalam proses pembelajaran) maupun manajerial

(kepala sekolah dan tenaga lain dalam kegiatan administrasi dan pengelolaan

sekolah).

Supervisi Akademik Pengawas Sekolah dalam penelitian ini adalah

aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu guru-guru dalam

melaksanakan tugas mereka secara efektif dan efisien. Melalui supervisi

akademik pengawas sekolah diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh

guru meningkat. Supervisi merupakan semua usaha yang ditujukan langsung

untuk memberikan tuntunan kepad guru-guru dan petugas lainnya dalam rangka

memperbaiki pengajaran yang mencakup stimulasi untuk pertumbuhan dan

perkembangan professional guru, pemilihan dan perbaikan tujuan pendidikan,

materi pengajaran dan metode mengajar, serta evaluasi pengajaran. Tujuan

supervisi akademik adalah mengembangkan situasi belajar dan mengajar yang

lebih baik. Usaha kearah perbaikan belajar dan mengajar ditujukan kepada

pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara

maksimal.

Pelaksanaan supervisi pengawas sekolah menegah kejuruan seharusnya

merupakan kegiataan pembinaan dan pembelajaran, serta perbaikan yang

diharapkan oleh guru-guru terhadap para pengawas sebagai pemangku

kepentingan yang diserahi amanah oleh Dinas Pendidikan, namun pada

kenyataannya bagi guru kehadiran pengawas di sekolah untuk melaksanakan

Supervisi akademik adalah momok tersendiri yang cenderung untuk dihindari

dengan berbagai alasan, salah satu alasan yang paling umum digunakan adalah

perangkat pembelajaran yang belum siap. Kesiapan guru juga terkadang

bergantung pada siapa supervisor yang hadir di sekolah mengingat perbedaan

kemampuan supervisor baik dalam keterampilan teknis, keterampilam

menejemen dan keterampilan menjalin hubungan dengan guru serta latar

belakang pendidikan dan pengalamannya, sangat mempengaruhi hasil

pelaksanaan supervisi.

Suasana supervisi yang fleksibel perlu untuk diciptakan, agar proses

supervisi tidak kaku. Guru mendapatkan keuntungan, masukan dan dukungan

pasca supervisi dan termotivasi untuk melakukan perbaikan dan tentu saja akan

berdampak pada kinerja guru tersebut. Melihat kompleksnya layanan teknis

supervisi dan kemampuan supervisor dalam menjalankan tugasnya, sekiranya

10

Page 11: Proposal

pada saat pelaksanaan supervisi dapat memberikan konstribusi bagi

pengembangan profesionalisme, kepercayaan diri, dan mengurangi stress bagi

guru, sehingga dengan sendirinya akan membentuk persepsi yang baik pada

pelaksanaan supervisi akademik tersebut maka diduga terdapat hubungan

antara persepsi guru terhadap supervisi akademik pengawas dengan kinerja

guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Polewali Mandar.

4. Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi guru terhadap

supervisi akademik pengawas sekolah dengan kinerja guru sekolah menengah

kejuruan Negeri di Polewali Mandar

C. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan bentuk deskriptif dan

korelasional. Penelitian ini akan mendeskripsikan persepsi guru terhadap

supervisi akademik pengawas dengan kinerja guru. Selanjutnya dalam penelitian

ini data kuantitatif yang dikumpulkan akan digunakan untuk mengetahui

hubungan antara variabel Persepsi guru terhadap Supervisi Akademik Pengawas

(X) dengan variabel Kinerja guru (Y).

2. Tujuan Penelitian

a) Untuk mendapatkan gambaran empiris tentang persepsi guru

terhadap supervisi akademik pengawas sekolah dengan kinerja guru

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Polewali Mandar

b) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara

persepsi guru terhadap supervisi akademik pengawas sekolah

dengan kinerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Polewali

Mandar

3. Tempat dan Waktu Penelitian

a) Tempat Penelitian

Tempat/lokasi penelitian direncanakan oleh peneliti adalah Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri di Kabupaten Polewali Mandar

b) Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan selama 1 bulan

11

Page 12: Proposal

4. Defenisi Variabel

a. Defenisi Konseptual Variabel

1. Persepsi adalah batasan yang digunakan pada proses memahami

dan menginterpretasikan informasi sensoris, atau kemampuan

intelek untuk mencarikan makna dari data yang diterima oleh

berbagai indera.

2. Supervisi akademik adalah bantuan profesional yang diberikan

kepada guru yang mengalami masalah dalam pembelajaran agar

guru yang bersangkutan dapat mengatasi masalahnya dengan

menempuh langkah yang sistematis mencakup tahap

perencanaan, tahap pengamatan, tahap analisis dan tindak lanjut.

3. Kinerja guru merupakan kumpulan dari berbagai tugas untuk dapat

mencapai tujuan pendidikan. Hasil yang dicapai dalam

menjalankan tugas merupakan indikator penting bagi kinerja atau

produktivitas seorang guru

b. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel dimaksudkan untuk memberikan

gambaran yang jelas tentang variabel yang akan diselidiki. Defenisi

operasional variabel dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

1. Persepsi guru terhadap supervisi akademik pengawas adalah

tanggapan guru yang diwujudkan dalam bentuk penilaian

terhadap aktivitas yang dilakukan oleh pengawas sekolah untuk

membantu guru dalam melaksanakan tugas mereka secara

efektif dan efisien. Skor ini diperoleh setelah guru menjawab

instrumen berupa angket. supervisi akademik pengawasan dan

pengendalian yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap

tenaga kependidikan khususnya guru (Mulyasa, 2007: 110).

Indikator: (1) supervisi diberikan berupa bantuan, (2) aspek yang

disupervisi berdasarkan usul guru, (3) instrumen dan metode

observasi, (4) diskusi dan menafsirkan hasil pengamatan, (5)

supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka,

(6) tahapan supervisi, (7) adanya penguatan dan umpan balik dari

kepala sekolah, dan (8) supervisi dilakukan secara berkelanjutan.

12

Page 13: Proposal

2. Kinerja guru adalah adalah skor dari proses dan hasil kerja yang

dicapai seorang guru dalam kesungguhannya melaksanakan

tugas profesionalnya dengan didasari moral dan etis untuk

mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran. Sebagai dimensi

kinerja guru meliputi (1) perencanaan pembelajaran (2)

melaksanakan pembelajaran, (3) penilaian pembelajaran.

5. Populasi dan Sampling

a) Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang berstatus PNS

pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kabupaten Polewali

Mandar yang berjumlah 320 orang.

b) Sampel

Cara menentukan sampel dengan menggunakan tabel yang

dikembangkan dari Isaac dan Michael taraf kesalahan 5% (Sugiyono,

2014: 87). Besarnya sampel dalam penelitian ini sebanyak 167 guru

dengan berdasarkan pada tabel tersebut.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

proporsional starata random sampling. Teknik proporsional strata

random sampling adalah pengambilan sampel dari populasi dengan

jumlah anggota yang tidak homogen dan berstrata secara

proporsional (Sugiyono, 2014: 82).

6. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh skor variabel-variabel penelitian, maka digunakan

instrument, yaitu :

a. Kuesioner/angket persepsi guru terhadap supervisi akademik

pengawas sekolah

b. Kuesioner/angket kinerja guru

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner

atau angket. Pengumpulan data dilakukan secara langsung dengan meminta

responden penelitian untuk mengisi kuesioner/angket secara langsung tanpa

perantara orang lain

13

Page 14: Proposal

8. Disain Penelitian

Penelitian ini mengkaji hubungan antara variabel persepsi guru terhadap

supervisi akademik pengawas (X) dengan variabel kinerja guru (Y). Metode yang

digunakan adalah ex post facto yaitu penelitian yang mengkaji fakta-fakta yang

telah terjadi sebelumnya. Selanjutnya desain penelitian ini dapat dilihat pada

gambar di bawah :

Gambar 1.1 Pola Hubungan Antar Variabel Penelitian

Keterangan :

X : Variabel Persepsi guru terhadap Supervisi Akademik pengawas

Y : Vaviabel Kinerja guru

9. Teknik Analisis Data

Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan persentase angka

persepsi supervisi akademik pengawas sekolah dan kinerja guru Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri di Kabupaten Polewali Mandar dalam bentuk

persentase frekuensi, nilai terendah, nilai tertinggi, mean, standar deviasi dan

histogram.

Statistik Inferensial

Sebelum melakukan uji statistik secara inferensial terlebih dahulu

dilakukan uji persyaratan statistik terlebih dahulu, yakni data diolah mengunakan

uji lineritas untuk mengetahui apakah data akan dikelola dengan statistik

parametrik atau statistik nonparametrik. Untuk mencari hubungan dan meguji

hipotesis hubungan dua variabel digunakan analisis korelasi product moment.

10.Hipotesis Statistik

Hipotesis nol : Tidak ada hubungan antara X dan Y

Hipotesis alternatif : Terdapat hubungan antara X dan Y

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

H0 : β = 0

H1 : β ≠ 0

D. Daftar Pustaka

14

YX

Page 15: Proposal

Amri. 2014. Hubungan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru SMA Negeri di Kabupaten Tolitoli. Tesis. Tidak diterbitakan. Makassar: Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.

Barnawi & Arifin, Muhammad. 2014. Meningkatkan Kinerja Pengawas Sekolah Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Fathurrohman, Muhammad & Ruhyani, Hindama. 2014. Meningkatkan Kinerja Pengawas Sekolah Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hanurawan, Fattah. 2010. Sekolah Efektif Konsep Dasar dan Praktiknya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supardi. 2013. Sekolah Efektif Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: Rajawali Pers.

-----------. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Pers..

Winaryani, Eny. 2014. Evaluasi Supervisi Pembelajaran. Yogyakarta : Garaha Ilmu

Yani, Akhmad. 2014. Hubungan Supervisi Akademik Pengawas dengan Pengetahuan Guru Tentang Penilaian Hasil Belajar pada SMA Negeri 2 Sengkang. Tesis. Tidak diterbitakan. Makassar: Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.

15