26
 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Tindakan Kelas 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas PTK adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Arikunto (2006:2) menjelaskan PTK mel alui paparan gabungan definisi dari tiga kata yaitu penelitian, tindakan, kelas sebagai berikut: a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data ke informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Sebagaimana dikemukakan oleh Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:9) menjelaskan bahwa: PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanaka n, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan berpartisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Proposal Penelitian Bersama TGT

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 1/26

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Penelitian Tindakan Kelas

1.  Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

PTK adalah penelitian tindakan (action research) yang

dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di

kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar

yang terjadi di kelas. PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang

terjadi di dalam kelas.

Arikunto (2006:2) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan

definisi dari tiga kata yaitu penelitian, tindakan, kelas sebagai berikut:

a.  Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek,

menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh

data ke informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu

suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b.  Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk 

rangkaian siklus kegiatan.

c.  Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama

menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Sebagaimana dikemukakan oleh Kusumah dan Dedi

Dwitagama (2009:9) menjelaskan bahwa:

PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di

kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan,

dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan

berpartisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya

sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Page 2: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 2/26

2

Sementara menurut Susilo (2007:16), PTK merupakan suatu

penelitian yang dilakukan oleh peneliti atau guru dimana dia mengajar,

dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik 

dan proses dalam suatu kegiatan pembelajaran.

Dari berbagai pengertian PTK di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa sesungguhnya PTK merupakan implementasi dari kreativitas

dan sikap kritis guru terhadap apa yang sehari-hari diamatinya dan

pengalaman yang berhubungan dengan profesinya untuk menghasilkan

suatu kualitas pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya sehingga

mencapai hasil yang optimal. Masalah PTK harus berawal dari guru itu

sendiri yang berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu

pembelajarannya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan.

2.  Prinsip Dasar PTK

Menurut Kusumah (2009:17), PTK mempunyai beberapa

prinsip yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah, diantaranya:

a.  Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.

b.  Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang

berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran.c.  Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga

hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan.

d.  Masalah yang diteliti adalah adalah masalah pembelajaran di

kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki

komitmen untuk mencari solusinya.

e.  Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan

mengindahkan tata karma organisasi. Masalah yang diteliti

sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat

sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.

Page 3: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 3/26

3

f.  Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan

dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu

kerjasama antara guru dan dosen)

3.  Tahap Pelaksanaan PTK

Dalam praktiknya PTK adalah tindakan yang bermakna melalui

prosedur penelitian yang mencakup empat tahapan (Kusumah,

2009:25) yaitu:

a.  Perencanaan (planning) 

Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita

mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan

perencanaan mencakup identifikasi masalah, analisis penyebab

adanya masalah dan pengembangan untuk tindakan atau aksi

sebagai pemecahan masalah.

b.  Tindakan (acting) 

Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau

acting dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya.

c.  Pengamatan (observing) 

Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti

terhadap proses pelaksanaannya.

d.  Refleksi (reflecting) 

Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau

reflecting dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi di

dalam kelasnya.

Page 4: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 4/26

4

4.  Tujuan PTK dilakukan

Menurut Susilo (2007:17), tujuan PTK dilakukan adalah

sebagai berikut:

a.  Tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan

kualitas proses pembelajaran di kelas.

b.  Perbaikan dan peningkatan pelayanan profesional guru kepada

peserta didik dan konteks pembelajaran di kelas.

c.  Mendapatkan pengalaman tentang ketrampilan praktik dalam

proses pembelajaran secara reflektif, dan bukan untuk 

mendapatkan ilmu baru.

d.  Pengembangan kemampuan dan ketrampilan guru dalammelaksanakan proses pembelajaran di kelas dalam rangka

mengatasi permasalahan actual yang dihadapi sehari-hari.

e.  Adapun tujuan penyerta PTK yang dapat dicapai adalah

terjadinya proses pelatihan dalam jabatan selama proses

penelitian itu berlangsung.

5.  Manfaat yang dapat diperoleh dari PTK

Banyak manfaat yang diperoleh dari dilaksanakannya PTK

yang terkait dengan komponen utama pendidikan dan pembelajaran,

antara lain Susilo (2007:18):

a.  Inovasi pembelajaran

b.  Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat

kelas

c.  Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik 

d.  Akan terciptanya peluang yang luas terhadap terciptanya karya

tulis bagi guru

e.  Karya tulis ilmiah semakin diperlukan guru di masa depan

untuk meningkatkan kariernya dan dalam rangka membuat

rancangan PTK yang lebih berbobot sambil mengajar di kelas.

Page 5: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 5/26

5

6.  Model Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Arikunto (2006:16) secara garis besar terdapat empat

tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

Adapun model untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.

Gambar

Tahap Penelitian Tindakan Kelas

7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 

Keterangan gambar :

Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan ( planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,

kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

Dalam tahap menyusun rancangan ini, peneliti menentukan titik atau

fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk 

diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk 

Page 6: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 6/26

6

membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan

berlangsung.

Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan ( Acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan

yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu

mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa

pelaksana guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah

dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak 

dibuat-buat.

Tahap 3 : Pengamatan (Observing)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan

pengamat. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang

dilakukan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

Tahap 4 : Refleksi ( Reflecting)

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan

kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat

dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan,

kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan

implementasi rancangan tindakan

Page 7: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 7/26

7

B.  Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT)

1.  Pengertian Pembelajaran Kooperatif  

Pembelajaran Kooperatif ( Slavin 2005 : 73 ) merupakan

strategi pembelajaran yang mendoromg siswa bekerja sebagai sebuah

tim untuk menyelesaikan suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas

atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya.

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang

mendoronng siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui

kertampilan proses.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar dalam kelompok 

kecil yang kemampuannya heterogen. Pengelompokan heterogenitas

(Lie 2004 : 41) merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam model

pembelajaran kooperatif. Kelompok heterogenitas dapat dibentuk 

dengan memperhatikan keanekaragaman gender dan kemampuan

akademis.

Pembelajaran kooperatif merujuk kepada berbagai macam

metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil untuk saling bekerja sama dan saling membantu satu

sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas

kooperatif para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling

mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan

yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam

pemahaman masing-masing (Slavin 2009 : 4).

Page 8: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 8/26

8

2.  Tipe Pembelajaran Kooperatif 

Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli

mengenai aplikasi dari pembelajaran kooperatif di kelas baru dimulai

pada tahun 1970an. Salah satu hasil penelitian tersebut yang sekarang

ini sudah sering digunakan adalah metode pembelajaran tim siswa

(Slavin, 2008: 10). Konsep penting dalam pembelajaran tim siswa ini

adalah penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu dan

kesempatan sukses yang sama. Dalam hal ini tim tidak bersaing untuk 

mendapatkan penghargaan yang tidak mungkin, karena semua anggota

tim bisa saja mencapai kriteria pada minggu-minggu dalam

pembelajaran. Yang dimaksud dengan tanggung jawab individu disini

adalah kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individu dari

semua anggota tim. Sedangkan yang dimaksud dengan kesempatan

sukses yang sama adalah semua siswa yang memberi kontribusi

kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari

sebelumnya.

Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif, diantaranya

yaitu adalah (Slavin, 2008:11):

a.  Student Teams Achievement Division (STAD)

Dalam STAD siswa dikelompokkan secara

heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru

memulai pelajaran dengan mempresentasikan sebuah materi

yang kemudian siswa bekerja dalam kelompok-kelompok 

untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah

menuntaskan materi tersebut. Pada akhirnya semua siswa

diberi kuis secara individual tentang materi ajar tersebut

dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara

individual.

Page 9: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 9/26

9

b.  Teams Games Tournaments (TGT) 

Model TGT  hampir sama dengan STAD. Siswa

dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4-

5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah

pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-

kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota

kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis

dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini

siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang

mempunyai kemampuan serupa. Aktivitas belajar dengan

turnamen yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif 

model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks

di samping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran,kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar.

c.  Tim Ahli ( Jigsaw)

Dalam belajar kooperatif tipe  Jigsaw, secara umum

siswa dikelompokkan secara heterogen dalam hal

kemampuan. Siswa diberi materi yang baru atau

pendalaman materi sebelumnya. Masing-masing anggota

kelompok secara acak ditugaskan untuk menjadi ahli pada

suatu aspek tertentu dari materi tersebut. Setelah membaca

dan mempelajari materi, “ahli” dari kelompok berbeda

berkumpul untuk mendiskusikan topik yang sama dari

kelompok lain sampai mereka menjadi “ahli” di konsep

yang ia pelajari. Kemudian “ahli” kembali ke kelompok 

semula untuk mengajarkan topik yang mereka kuasai

kepada teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dalam

 Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh

topik. Penilaian dengan penghargaan kelompok didasarkan

pada peningkatan nilai individu.

d.  Group Investigation

Investigasi kelompok merupakan modelpembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan sulit

untuk diterapkan. Siswa terlibat dalam perencanaan baik 

topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan

mereka. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur

kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih

berpusat pada guru. Dalam implementasinya, guru

membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan

anggota 5-6 siswa yang heterogen. Kelompok ini dapat

dibentuk dengan mempertimbangkan persahabatan atau

minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa

memilih topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan

Page 10: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 10/26

10

yang mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya siswa

menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan

kelas.

e.   Learning Together 

Metode ini melibatkan siswa yang dibagi dalam

kelompok yang terdiri atas empat atau lima kelompok 

dengan latar belakang berbeda mengerjakan lembar tugas.

Kelompok-kelompok ini menerima satu lembar tugas, dan

menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja

kelompok.

3.  Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu model

pembelajaran kooperatif yang didalam kegiatan pembelajarannya

menggunakan kuis-kuis dan sistem kemajuan skor individu, dimana

para siswa berlomba sebagai wakil dari tim dengan anggota tim lain

yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.

TGT terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi, tim,

game, turnamen dan rekognis tim

1.  Presentasi Kelas

Materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar

mengajar diperkenalkan kepada siswa melalui presentasi kelas.

Kegiatan ini biasanya dilaksanakan melalui pengajaran secara

langsung yang dipandu oleh guru. Pada saat guru menyampaikan

materi, siswa diharapkan memperhatikan materi tersebut. Hal ini

dikarenakan akan membantu mereka dalam turnamen akademik,

dan skor yang akan didapat di turnamen akademik akan

menentukan skor tim mereka. Dan selain itu memudahkan mereka

Page 11: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 11/26

11

dalam memahami materi dan mengerjakan soal-soal pada kegitan

belajar kelompok.

2.  Tim

Tim terdiri 4-6 orang siswa yang mewakili seluruh bagian

dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan

etnis. Fungsi utama dari tim adalah memastikan semua anggota

tim benar-benar belajar dan lebih khususnya lagi adalah

mempersiapkan anggotanya untuk bias mengerjakan tugas dalam

turnamen dengan baik. Selama belajar dalam tim, tugas anggota

tim adalah menguasai materi dan membantu teman sekelasnya

untuk mengusai materi.

Pada hari pertama kerja tim dalam TGT, guru harus

menjelaskan kepada para siswa apa artinya bekerja dalam tim.

Khususnya sebelum memulai kerja tim bahaslah aturan tim

sebagai berikut :

a.  Para siswa punya tanggung jawab untuk memastikan bahwa

teman satu tim mereka telah mempelajari materinya.

b.  Tak ada yang boleh berhenti belajar sampai semua teman satu

tim menguasai materi pelajaran.

c.  Mintalah bantuan dari semua teman satu tim untuk membantu

temannya sebelum teman mereka itu bertanya kepada guru.

d.  Teman satu tim boleh saling berbicara satu sama lain dengan

suara pelan.

Page 12: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 12/26

12

3.  Game

Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang konteksnya

relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang

diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim.

Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa,

yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan

game hanya berupa nomor-nomor pertanyaam yang dituliskan

pada lembar yang sama. Seseorang siswa mengambil sebuah

kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor

yang tertera pada kartu tersebut.

4.  Turnamen

Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi

pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan

belajar dalam kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk 

mengetahui kelompok mana yang bisa mendapatkan nilai yang

terbaik.

Turnamen disini merupakan suatu pertandingan antar

anggota-anggota kelompok yang berbeda. Pada awal turnamen,

guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu meja turnamen

yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan meja turnamen

dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas

dan hasil dari  pretest  sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung

sebagai berikut: para siswa yang berada di meja turnamen secara

Page 13: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 13/26

13

bergantian menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor meja

turnamen yaitu meja turnamen 1 akan menjawab soal kode A,

meja turnamen 2 dan 3 akan menjawab soal kode B, dan meja

turnamen 4 akan menjawab soal kode C. Apabila siswa pada meja

turnamen 1 tidak bisa menjawab pertanyaan, maka pertanyaan

bisa dilempar ke meja turnamen 2, 3, dan 4. Siswa yang

menjawab dengan benar akan di beri kartu nilai. Kartu yang telah

didapat nantinya yang akan dijadikan skor nilai untuk 

penghargaan kelompok.

5.  Rekognis Kelompok 

Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam

turnamen, dan masing – masing tim akan mendapatkan sertifikat

dan penghargaan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat

ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan

menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar permainan

setiap anggotanya. Yang harus ditekankan dalam pemberian

penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk bersaing

secara tidak sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut

adalah untuk memotivasi siswa agar menjadi lebih baik.

Pada tahap ini, implementasi model TGT  dianggap telah

selesai, maka guru melakukan   post test dan membagi kuesioner

motivasi setelah diterapkannya model pembelajaran TGT , untuk 

mengetahui adanya tingkat perubahan motivasi belajar siswa

Page 14: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 14/26

14

sebelum dan sesudah diterapkannya metode TGT  dalam

pembelajaran akuntansi di dalam kelas.

C.  Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non 

intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan

gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang

mempunyai motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi

untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman, 1986: 75). Oleh karena

itu motivasi sangatlah penting dalam peningkatan hasil belajar.

Menurut Sardiman (1986:82-83) motivasi pada diri seseorang harus

memiliki ciri-ciri yaitu: tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi

kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah,

lebih senang bekerja mandiri, senang mencari dan memecahkan

masalah.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, motivasi belajar dapat dikatakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar

dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan

yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Adanya

motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

Dengan usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi,

Page 15: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 15/26

15

maka seseorang siswa akan dapat melahirkan prestasi belajar siswa

yang baik pula.

2.  Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Imron (1996:99-104) ada beberapa unsur yang

mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

a.  Cita-cita atau apersepsi belajar

Setiap manusia memiliki cita-cita atau apersepsi tertentu

dalam hidupnya yang dikejar dan diperjuangkan. Oleh karena itu,

cita-cita sangatlah penting dalam mempengaruhi motivasi belajar.

b.  Kemampuan belajar

Kemampuan belajar setiap orang berbeda-beda, sehingga

motivasi yang dimilikipun berbeda-beda juga.

c.  Kondisi pembelajar

Kondisi ini dibedakan menjadi dua yaitu kondisi fisik dan

psikologis. Kedua kondisi ini akan mempengaruhi satu sama lain.

d.  Kondisi lingkungan belajar

Lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik atau sosial.

Lingkungan fisik adalah tempat dimana pembelajaran dan

lingkungan sosial adalah lingkungan seseorang dalam kaitannya

dengan orang lain.

3.  Karakteristik Siswa yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Brown dalam Imron (1996:88) mengemukakan bahwa karakteristik 

siswa yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut:

Page 16: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 16/26

16

1.  Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau

bersikap acuh tak acuh.

2.  Tertarik kepada mata pelajaran yang dikerjakan.

3.  Mempunyai aktivitas yang tinggi serta mengendalikan

perhatian terutama pada guru.

4.  Ingin selalu bergabung dalam kelas.

5.  Ingin identitas dirinya diakui orang lain.

6.  Tindakan kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol

diri.

7.  Selalu mengingat pelajaran dan mengulangi pelajaran.

4.  Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar

Ada beberapa strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa

dalam kegiatan sekolah antara lain:

a.  Hadiah

Memberikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan

memacu siswa untuk lebih giat lagi dalam belajar. Di samping itu

siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk mengejar siswa

yang berprestasi.

b.  Saingan/ Kompetisi

Guru berusaha mengadakan persaingan diantara siswanya untuk 

meningkatkan prestasi belajar dan berusaha memperbaiki hasil prestasi

yang telah dicapai sebelumnya.

c.  Pujian

Page 17: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 17/26

17

Pemberian pujian pada murid mengenai hal-hal yang telah

dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar.

Pujian memberikan rasa puas dan senang.

d.  Hukuman

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat

proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar

siswa tersebut dapat berubah diri dan memacu motivasi belajarnya.

e.  Memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar

Anak didik sungguh memerlukan dorongan dari guru yang dapat

menumbuhkan motivasi dalam diri mereka. Strateginya adalah dengan

memberikan perhatian pada siswa.

Menurut Winkel (1983:27-28) motivasi belajar terbagi atas dua bentuk 

yaitu:

1.  Motivasi ekstrinsik, yaitu bentuk motivasi yang di dalamnya

aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu

dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas

belajar.

2.  Motivasi intrinsik, yaitu bentuk motivasi yang di dalamnya

aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu

dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

D.  Keaktifan ( Partisipasi )

1.  Pengertian Keaktifan

Page 18: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 18/26

18

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997 :17) aktivitas

diartikan sebagai keaktifan, kegiatan, kesibukan. Kata aktivitas berasal

dari bahasa Inggris dari kata activity yang berarti kegiatan (Budiono,

1998 :13). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kontemporer disebut aktivitas berasal dari kata kerja yang berarti giat,

rajin, selalu berusaha, bekerja atau belajar dengan sungguh-sungguh

supaya mendapat prestasi yang gemilang.

Menurut Sriyono (1994 : 85), aktivitas adalah segala kegiatan

yang dilakukan baik secara rohani atau jasmani. Aktivitas siswa dalam

proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya

keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan

atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan

yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar,

seperti bertanya, mengeluarkan pendapat, mengerjakan tugas-tugas

dan menjawab bertanyaan dari guru dan bisa bekerja sama dengan

siswa yang lain serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Aktifnya siswa dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu

indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa

dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perlaku

seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mampu menjawab

pertanyaan, senang diberi tugas belajar dan lain sebagainya.

Page 19: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 19/26

19

Hal yang palng mendasar yang dituntut didalam proses belajar

mengajar adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam proses

belajar mengajar akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru

dengan siswa ataupun siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan

suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masng

siswa dapat melibatkan kemampuan semaksimal mungkin. Aktivitas

yang timbul dari siswa akan mengakbitkan pula terbentuknya

pengetahuan dan ketrampilan yang akan mengarah pada peningkatan

prestasi.

Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar adalah salah

satu kunci keberhasilan pencapaian peranan pendidikan. Aktivitas

merupakan asas penting dalam asas didaktik karena belajar sendiri

merupakan suatu kegiatan dan tanpa adanya kegiatan tidak mungkin

seseorang belajar. Aktivitas sendiri tidak hanya aktivitas fisik saja

tetapi juga aktivitas psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat-

aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupu

bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengar, melihat hanya pasif.

Sedangkan aktivitas psikis adalah peserta didik yang daya jiwanya

bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka

pembelajaran (Rohani 2004 : 6)

Dalam konsep belajar aktif pengetahuan merupakan

pengalaman pribadi yang diorganisasikan dan dibangun melalui

proses belajar bukan merupakan pemindahan pengetahuan yang

Page 20: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 20/26

20

dimiliki guru kepada siswa. Sedangkan mengajar merupakan upaya

menciptakan lingkungan agar siswa dapat memperoleh pengetahuan

melalui keterlibatan secara aktif dalam kegiatan belajar. Menurut

Piaget (Pardjono 2001:2006), ada 4 prinsip belajar aktif, yaitu a) siswa

harus membangun pengetahuannya sendiri, sehingga bermakna, b)

cara belajar yang paling baik adalah jika mereka aktif dan berinteraksi

dengan objek yang konkrit, c) belajar harus berpusat pada siswa dan

bersifat pribadi. Jadi dalam proses belajar mengajar, siswalah yang

harus membangun pengetahuannya sendiri. Sedangkan guru berperan

menciptakan kondisi yang kondusif dan mendukung bagi terciptanya

pembelajaran yang bermakna, d) siswa harus mengalami dan

berinteraksi langsung dengan obyek yang nyata.

Jadi belajar harus dialihkan yang semula berpusat pada guru

menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Karena sekolah

merupakan sebuah minoritas dari masyarakat maka dalam proses

pembelajaran harus terjadi saling bekerja sama dan interaksi antar

berbagai komponen yang terbaik. Pendidikan modern lebih

menitiberatkan pada aktivitas sejati, diman siswa belajar dengan

mengalami sendiri pengetahuan yang dia pelajari. Dengan mengalami

sendiri, siswa memperoleh pengetahuan pemahaman dan ketrampilan

serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai.

Hal ini bukan berarti guru pasif atau tidak aktif dalam

pembelajaran langsung, tetapi guru berperan sebagai pembimbing dan

Page 21: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 21/26

21

fasilitator agar siswa menjadi lebih aktif dan kreatif belajar. Herman

Handoyo (Rias, 1988 : 121-123) mengklasifikasikan aktivitas belajar

atau yang menurutnya disebut aktivitas intelektual siswa seperti pada

uraian di bawah ini :

1.  Menguji

Pada waktu guru memberi materi, guru hendaknya melibatkan

intelektual siswa yaitu dengan menguji dan eksplorasi situasi.

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengabstraki dan

menemukan. Mengabstraki berarti mengidentifikasi esensi dari

bentuk atau struktur dari hal yang diketahui sedangkan

menemukan berarti menghasilkan sesuatu yang dianggap baru

dengan mengunakan imajinasi, pikiran atau eksperimen.

2.  Mengungkapkan

Aktivitas ini mengharapkan siswa dapat menghasilkan kata,

kalimat, bagan, atau tabel menggunakan simbol sesuai dengan

situasi masalahnya. Ini merupakan proses belajar untuk 

mengkonstruksi model-model dari situasi masalah yang dihadapi.

3.  Membuktikan

Apabila siswa sudah berhasil merumuskan sesuatu, mereka perlu

membuktikan berdasarkan argument atau alas an yang terstruktur.

4.  Mengaplikasikan Masalah

Page 22: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 22/26

22

Konsep dan prosedur yang telah diketahui perlu diaplikasikan ke

situasi baru. Dalam mengaplikasikan mungkin siswa harus dapat

mengabstraksikan.

5.  Menyelesaikan Masalah

Dari suatu masalah yang komplek yang dihadapi namun belum

pernah diselesaikan, seorang siswa harus menyelesaikan dengan

konsep atau teorema serta prosedur yang telah dikuasai.

6.  Mengkomunikasikan

Aktivitas ini berupa pertukaran informasi diantara siswa, masing-

masing dengan menggunakan symbol yang sama. Para siswa

harus mendapat kesempatan untuk menyatakan gagasan secara

verbal dan tertulis, mengkomprehensikan menginterpretasikan

gagasan-gagasan yang nyatakan siswa lain.

Klasifikasi aktivitas belajar di atas menunjukkan bahwa

aktivitas dalam pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi.

Aktivitas ini tidak hanya terbatas pada aktivitas jasmani saja yang

dapat secara langsung diamati tetapi juga meliputi aktivitas rohani

E.  Hakekat Akuntansi

1. Pengertian akuntansi

Akuntansi merupakan seni pencatatan, penggolongan, dan

peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara

Page 23: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 23/26

23

yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang dan

penginterpretasian hasil proses tersebut (Suwardjono, 2002:5). Dalam

akuntansi diperlukan buku-buku catatan seperti buku jurnal dan buku

besar. Buku jurnal adalah buku yang digunakan untuk pencatatan dan

penggolongan transaksi keuangan secara kronologis sedangkan buku

besar adalah buku yang dipergunakan untuk peringkasan transaksi

keuangan yang berupa kumpulan dari rekening-rekening.

F.  Kerangka Berpikir

Pada pembelajaran kooperatif tipe TGT ini sangat ditekankan

kerjasama dan kebersamaan dalam kelompok. Masing-masing kelompok 

memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan penghargaan yang terbaik.

Untuk mendapatkannya, masing-masing individu harus menyumbangkan

nilai yang terbaik karena pada prinsipnya dalam pembelajaran kooperatif,

keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan individu sebagai

anggota kelompok. Tanggung jawab individu juga sangat diperlukan

dalam kelompok. Untuk dapat memahami materi dan mengerjakan soal-

soal dengan baik, mereka harus terlibat secara aktif dalam kelompok.

Adanya penghargaan kepada kelompok terbaik diharapkan dapat memicu

masing-masing anggota kelompok memiliki motivasi belajar yang kuat

sehingga prestasi belajar siswa di sekolah dapat meningkat.

Page 24: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 24/26

24

Bertolak dari pemikiran di atas peneliti menduga bahwa penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi dan

pretasi belajar di kelas.

Page 25: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 25/26

25

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara

Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2009.   Mengenal Penelitian

Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks

Lie, Anita.2002. Cooperative Learning : Mempraktikan Cooperative

 Learning di ruang-ruang Kelas.Jakarta: PT Grasindo.

Septilya, Irene. 2010. “Penerapan Mod el Pembelajaran Kooperarif Tipe

Teams Games Tournament (TGT) Dalam Pembelajaran Ekonomi

Untuk    Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”.  Skripsi. FKIP:

USD

Slavin, R. 2008. Cooperative Learning (Teori, Riset, dan Praktik). Boston:

Alllyn and Bacon

Slavin.E.Robert.2009. Cooperative Learning (Teori, Riset, dan

Praktik).Bandung : Nusa Media

Sri, Margaretha. 2011. “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif 

Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Untuk Meningkatkan

  Minat Belajar Terhadap Materi Jurnal Penyesuaian”. Skripsi.

FKIP: USD

Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka

Book Publisher

Suwardjono, 2002. Akuntansi Pengantar . Yogyakarta. BPFE

Tim Redaksi KBBI Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa

 Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat . Jakarta: Gramedia

Http://keaktifan hemow.Wordpress.com/2007/06/27

Page 26: Proposal Penelitian Bersama TGT

5/14/2018 Proposal Penelitian Bersama TGT - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-bersama-tgt 26/26

26