Upload
pratama-danang-mahesha
View
23
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
usaha
Citation preview
PENDAHULUAN
Dalam dunia kewirausahaan, tentu erat dengan adanya persaingan. Persaingan dalam dunia
usaha sangat ketat, para wirausahawan berlomba-lomba menciptakan berbagai produk dengan
aneka bentuk dan beragam makanan dari yang kecil hingga yang besar, dari yang murah hingga
yang mhal. Untuk kebutuhan sehari-hari banyak sekali aktivitas yang dijalani setiap orang.
Dengan aktivitas yang semakin padat, membuat banyak orang membutuhkan asupan makanan
tambahan yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Salah satu produk yang potensial, sederhana,
dan istimewa adalah “MARTABAK MINI”. Karena pembuatan makanan ini dilakukan dengan
cara yang sangat sederhana dengan lebih baik dan higienis, bahan aku mudah didapat, tanpa
bahan pengawet, harga yang terjamgkau, juga dengan rasa yang enak, nikmat, mengandung
protein dan juga lezat, sehingga usaha ini memang layak dikembangkan menjadi salah satu usaha
kuliner alternative di Indonesia.
PERUMUSAN VISI USAHA
· Menjadikan usaha ini mampu memenuhi kebutuhan konsumen dan mengembangkan usaha
ini menjadi usaha yang memiliki produk bernilai tambahn, nerkualitas, sehat dan bergizi.
TUJUAN USAHA
Usaha ini bergerak dalam penjualan Martabak Mini dengan aneka rasa . Usaha ini dilakukan
untuk menambah penghasilan. Selain itu juga untuk melatih jiwa seorang wirausaah agar mampu
menjalankan usaha dengan baik.
no item spec harga satuan jumlah Harga ttl umur ekonomis Depresiasi1 Tempat 2 m2 3.000.000 1 3.000.000 5 600.000 2 stand m2 5.000.000 2 10.000.000 5 2.000.000
kompor portable 250.000 2 500.000 5 100.000 topless plastic 5.000 8 40.000 10 4.000 kain lap 20 x 20 cm 5.000 2 10.000 5 2.000 alat pemotong stainless 36.000 3 108.000 5 21.600 kotak sampah plastic 15.000 2 30.000 5 6.000 bola lampu 5 watt 7.000 2 14.000 5 2.800 kabel 1 m 50.000 1 50.000 5 10.000 saklar lampu plastic 40.000 1 40.000 5 8.000 banner 1 x 1 m 90.000 1 90.000 5 18.000
8.498.000 25 13.882.000 2.772.400
Tabel kebutuhan investasi
jumlah
no item jml harga satuan biayaBiaya Tetap
1 gas 3kg 1 210.000 210.000 2 pulsa 2 300.000 600.000 3 air 250 60.000 15.000.000 4 Wi-fi 1 -
Alat-alat - 1 kompor 1 250.000 250.000 2 booth 1 3.200.000 3.200.000 3 palat pemotong 3 81.000 243.000 4 topless 8 120.000 960.000 5 lap 2 20.000 40.000
Gaji1 pegawai 1 300.000 300.000
270 4.541.000 20.803.000
tabel biaya rutin
no Nama jml Harga jml diterima1 martabak 700 5000 35000002 sponsorship 2 500000 1000000
Benefit
jumlah 702 505000 4500000
Th ke Investasi cost benefit Net benefit df(15%) nb 15% DF(25%) nb 25%0 8.329.200,0 20.803.000 4500000 (24.632.200,0) 1 -Rp24.632.200 1 -Rp24.632.2001 5.552.800,0 20.803.000 4500000 (21.855.800,0) 0,869565 -Rp19.005.043 0,8 -Rp17.484.6402 20.803.000 4500000 (16.303.000,0) 0,756144 -Rp12.327.410 0,64 -Rp10.433.9203 20.803.000 4500000 (16.303.000,0) 0,657516 -Rp10.719.487 0,512 -Rp8.347.1364 20.803.000 4500000 (16.303.000,0) 0,571753 -Rp9.321.293 0,4096 -Rp6.677.7095 20.803.000 4500000 (16.303.000,0) 0,497177 -Rp8.105.472 0,32768 -Rp5.342.167
13.882.000 83.212.000 18000000 (65.212.000,0) 4,352155 Rp84.110.906 3,68928 -Rp72.917.772
Cash in and out flow
PEMBAHASAN DAN ANALISA
Rencana Usaha
Adapun rencana usaha yang akan dijalankan dalam usaha ini ialah sebagai berikut :
a. Rencana Jangka Pendek
Usaha Martabak Mini yang kami rintis ini bertujuan untuk menambah pengalaman kerja di
dalam usaha bisnis bagi kalangan sesame pelajar/mahasiswa maupun bagi umum, selain dapat
meningkatkan kreativitas, juga dapat dijadikan sebagai usaha yang menjanjikan untuk kehidupan
masa depan.
b. Rencana Jangka Menengah
Usaha yang kami rintis ini pastinya akan kami kembangkan demi mewujudkan impian kami,
yaitu ingin menjadi seorang pengusaha muda yang sukses. Strategi pasar dan pemasaran menjadi
kunci awal untuk keberlanjutan usaha kami kedepan. Pelanggan ialah raja, maka dari tu
kepuasan pelanggan menjadi yan utama dan segalanya, karena tanpa pelanggan usaha ini tidak
akan bertahan lama. Tidak lupa kami rajin melakukan promosi usaha, baik dari mulut ke mulut,
media online, brosur, dan media lainnya.
c. Rencana Jangka Panjang
Setelah berhasil mendapatkan pelanggan, kami akan lebihj meningkatkan mutu dan kualitas dari
usaha kami. Tidak lupa kami akan membangun jaringan dengan pabrik roti maupun tok oroti
untuk mendapatkan bahan baku dan tanpa mengalami hambatan.
Aspek Pemasaran
1. Segmen Pasar
Dalam segmen ini yang akan kami jadikan sasaran utama adalahsemua umur, mulai dari anak-
anak sampai orang dewasa yang gemar makanan ini serta semua kalangan mulai dari kalangan
bawah sampai kalangan atas, mulai dari pelajar sampai petinggi negara juga banyak yang
menyukai makanan ini.. Dengan demikian akan mempermudah dalam penjualan dan
meningkatkan omset dalam penjualan.
2. Strategi pemasaran
Strategi pemasaran yang dilakukan pada tahap awal adalah menjual martabak mini “mami”
kepada masyarakat sekitar sebagai konsumen di Kecamatan Bekasi Utara. Tahap berikutnya saya
akan menjualkan di kecamatatn Medan Satria dan tahap ke-3 saya sudah bias menguasai pasar di
seluruh Kota Bekasi.
3. Strategi promosi
Agar produk lebih dikenal masyarakat, promosi yang akan dilakukan adalah :
· Membuat papan nama didepan usaha
Papan nama memudahkan calon konsumen dalam memesan produk dan mengenal produk yang
ditawarkan
· Informasi dari orang ke orang
Dengan adanya masyarakat di sekitar produsen yang mengetahui usaha ini, akan lebih cepat
tersebarnya informasi mengenai usaha ini. Mulai dari mulut ke mulut, melalui internet
(facebook, twitter, blogger, dll).
5. Sistem penjualan
Penjualan produk ini dipasakan langsung kepada konsumen, sehingga konsumen dapat langsung
datang ketempat usaha ada juga yang dititipkan di kantin-kantin sekolah.
C. Aspek Manajemen
1. Tim Manajemen
Usaha dagang ini dijalankan sendiri oleh usaha dengan dibantu oleh keluarga dalam mengelola
usaha
2. Analisis SWOT
a. Strength (Kekuatan)
ü Menjual produk untuk semua kalangan
ü Bahan produk yang terjamin, higienis dan sehat
ü Harga terjangkau
ü Penampilan menarik dan kecil, sehingga pembeli tak perlu memotong lagi
ü Bentuknya kecil dan sesuai kebutuhan
ü Penyajian sederhana tanpa memerlukan banyak waktu dan cepat saji
ü Terdiri dari banyak rasa dan topping, sehingga konsumen dapat memilih topping sesuai selera.
b. Weakness (Kelemahan)
ü Produk tidak tahan lama
ü Produk mudah ditiru
ü Faktor tempat juga mempengaruhi, jika kurang ramai maka permintaan sedikit
ü Jika cuaca sedang buruk, permintaan konsumen akan menurun
ü Faktor kenaikan harga sembako juga dapat mengurangi permintaan dari konsumen
c. Opportunity (Peluang)
ü Bisa menjadi alternative sebagai makanan pengganti cemilan
ü Karena martabak mini bisa dinikmati oleh semua usia dari yang muda sampau tua, maka pasar
sasarannya mencakup semua kalangan masyarakat.
d. Threath (Ancaman)
J Adanya pesaing yang menjual produk dengan harga lebih murah
3. Tindakan Alternatif
v Berusaha memproduksi makanan yang enak dan lezat
v Menjaga kebersihan makanan
v Mencari alternative bahan baku/ bahan penolong yang lebih murah tetapi menjaga kualitas
produk
PENUTUP
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa suatu usaha dapat berjalan dengan baik apabila manajemen
dan perencanaannya disajikan dengan baik dan matang. Begitu pula aspek permodalannaya
menjadi hal yang sangat baik. Kita harus dapat menggunakan modal yang kita punya dengan
baik supaya kita bisa mendapatkan laba yang maksimal dan yang kita inginkan. Jadi, segala
sesuatu yang berhubungan dengan usaha, baik manajemen maupun ketersediaan modal sangat
erat kaitannya antara satu dengan yang lain.
Buku: Bab-1 (sambungan) - Perusahaan EPC
Ditulis pada Minggu, Oktober 19, 2008 oleh Donny
Berikut ini adalah sambungan dari Summary Bab 1: Sistim Pemipaan dan Perusahaan EPC. Pada
postingan sebelumnya sudah dibahas tentang Sistim Pemipaan dalam dunia industri, maka
selanjutnya akan diteruskan dengan membahas tentang perusahaan yang melakukan disain dari
sistim pemipaan tersebut, yaitu Perusahaan EPC (Engineering Procurement Construction ).
=====================================================================
=======
Sistim pemipaan yang terdapat di Pabrik pengolahan minyak misalnya, atau di Pabrik Petrokimia
adalah hasil disain dari sebuah tim yang bekerja pada sebuah Perusahaan Engineering.
Perusahaan Engineering yang melakukan proses disain ini dikenal dengan nama: Perusahaan
Engineering Procurement dan Construction (EPC).Perusahaan EPC adalah suatu perusahaan
yang bertanggung jawab dalam hal disain dari sebuah pabrik atau plant yang akan dibangun,
termasuk pembelian barang-barang untuk keperluan pembangunanya, serta tak lupa membangun
plant yang sudah didisain tersebut, dan setelah selesai dibangun diserahkan kepada pemilik atau
Client.
Di Indonesia saat ini sudah cukup banyak berdiri Perusahaan EPC yang berpengalaman dan
berkemampuan yang tidak kalah dengan Perusahaan EPC kelas dunia.
Perusahaan tersebut banyak diisi oleh tenaga insinyur yang berpengalaman dan berkualitas yang
merupakan produk dari Universitas-universitas yang berada di Indonesia.
Perusahaan EPC inilah yang menjadi pemain utama di dalam proses disain sebuah Pabrik,
disamping pemain penunjang lainnya, seperti vendor (penjual barang atau peralatan keperluan
pembangunan Pabrik), fabricator (perusahaan pembuat peralatan equipment, pipa), dan sub-
contractor lainnya.
Sesuai dengan namanya, Perusahaan EPC, maka tulang punggung dari perusahaan ini adalah tiga
divisi, yaitu:
Divisi Engineering
Divisi Procurement
Divisi Construction
Disamping ketiga divisi utama diatas, maka umumnya perusahaan EPC juga mempunyai divisi-
divisi lainnya yang bersifat pendukung seperti:
Divisi Project Control (Project Control Division)
Divisi Quality Control dan Quality Assurance (Quality Control and Quality Assurance Divison)
Divisi Keuangan (Finance Division)
Divisi Hukum (Legal Division)
Divisi Personalia atau HRD
Divisi Informasi dan Teknologi (IT or Computer System Division)
Perusahaan EPC mempunyai sifat dan kultur yang berbeda dengan perusahaan lainnya. Hal ini
lebih disebabkan karena jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan EPC tersebut.
Perusahaan EPC mempunyai bisnis inti yaitu dalam hal membangun pabrik-pabrik yang
berhubungan dengan dunia perminyakan, pertambangan, petrokimia, dan gas alam.
Proses pembanguan sebuah pabrik mulai dari tahap proposal, disain, sampai proses konstruksi
dan penyerahan kepada pemilik pabrik adalah mempunyai jangka waktu tertentu.
Selama jangka waktu tertentu tersebut, misalnya, selama tiga tahun, maka perusahaan EPC
tersebut akan mengalami kesibukan yang luar biasa. Kesibukan tersebut tentu saja akan
membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup banyak.
Tetapi, perusahaan EPC tidak bisa begitu saja merekrut orang untuk menjadi pegawainya dalam
jumlah banyak sekaligus. Hal ini karena beban pekerjaan di EPC adalah bervariasi, dimana
kesibukan di awal project belumlah begitu tinggi sehingga tidak memerlukan banyak tenaga
kerja.
Kebutuhan baru akan meningkat dengan pesat ketika project sudah mulai memasuki tahapan
detil disain. Pasa saat itulah, biasanya Perusahaan EPC akan melakukan perekrutan dalam jumlah
yang cukup signifikan.
Satu hal yang juga harus diperhatikan adalah kemungkinan perusahaan mengerjakan project
lebih dari satu pada waktu yang bersamaan.
Pada saat tersebut, akan timbul permintaan yang tinggi terhadap tenaga kerja dan tentu saja
dalam hal ruangan dan tempat untuk bekerja.
Sehingga akan timbul kesibukan yang luar biasa baik dari sisi perekrutan karyawan baru,
penyediaan infrastruktur seperti ruangan, meja, telepon, komputer dan lain sebagainya, maupun
ketika proyek sudah berjalan yang pasti saja membutuhkan penanganan dan pengaturan yang
baik.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka sudah menjadi kebiasaan dalam perusahaan EPC untuk
memisahkan manajemen suatu proyek dengan manajemen perusahaan secara umum, demi
memudahkan dalam hal tertib administrasi perusahaan.
Dengan demikian, maka pada sebuah perusahaan EPC, dikenal ada dua struktur organisasi, yaitu
sebagai berikut:
Kantor Pusat atau Home Office
Home Office pada prinsipnya berarti Kantor Pusat. Sebagaimana jamaknya Kantor Pusat, maka
disini berkantornya para management perusahaan serta badan pendukung lainnya.
Ini adalah bentuk utama dari Perusahaan EPC. Dalam hal sifatnya, maka struktur ini adalah
bersifat permanen.
Home Office terdiri dari divisi-divisi seperti disebutkan diatas. Adapun tugas utama nya adalah
lebih kearah pengembangan internal perusahaan, seperti membuat dan menyiapkan rencana
pengembangan personil baik berupa pemberian training didalam perusahaan maupun mengirim
ke luar perusahaan.
Disamping itu, Home Office juga bertanggung jawab didalam menyiapkan dan mengembangkan
standard-standard atau prosedur-prosedur teknis yang nantinya akan digunakan untuk keperluan
proyek.
Pada zaman sekarang ini, dimana semakin ketatnya persaingan untuk mendapatkan Proyek,
maka sudah ada kecenderungan untuk memaksimalkan dan pendayagunaan personil yang berada
di Home Office untuk membantu beberapa project Task Force sekaligus.
Ini adalah suatu upaya yang kreatif karena mampu menekan biaya operasional, baik pada level
perusahaan maupun pada level project, yang pada giliran nantinya, dari penghematan yang
didapat, akan memberikan peluang untuk meningkatkan kesejahterahan karyawan.
Kantor Proyek atau Project Office
Project Office atau dalam bahasa Indonesianya adalah Kantor Proyek, mempunyai sifat yang
temporer atau sementara sesuai dengan kebutuhan sebuah proyek atau lamanya proyek tersebut
berlangsung.
Project Office, atau juga dikenal dengan nama Project Task Force, mempunyai divisi-divisi yang
sama dengan Home Office, tapi dengan tujuan yang berbeda.
Tujuan utama dari Project Task Force adalah bagaimana caranya agar tim yang tergabung
diadalamnya mampu menyelesaikan sebuah proyek sesuai pada waktu yang telah ditetapkan dan
sesuai dengan dana yang telah dianggarkan, dengan tetap menjaga mutu dan kualitas pekerjaan
yang sesuai dengan code dan standard internasional yang berlaku.
Project Office tidak mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam hal menyiapkan program
training bagi karyawan.
Bahkan, dalam pelaksanaanya, Project Office akan meminta kepada Home Office untuk
menyiapkan dan memberikan karyawan yang diharapkan sudah mampu untuk menjalankan tugas
utama dari Proejct Office tadi.
Dalam hal standard dan procedure, Project Office akan menggunakan standard dan procedure
yang sudah disiapkan oleh Home Office, dan kemudian melakukan perubahan seperlunya sesuai
dengan kebutuhan dan persyaratan dari project yang sedang dijalankan.
Dengan demikian dapat kita lihat sekarang perbedaan dalam hal fungsi dan tugas antara struktur
organisasi Home Office dengan struktur organisasi Project Office.
Kalau melihat dari sisi kedudukan, maka Organisasi Home Office mempunyai kedudukan yang
lebih tinggi dari Organisasi Project Office. Bahkan, Project Office dibentuk atas persetujuan dan
keputusan Home Office, termasuk didalam memilih personal yang akan bergabung dalam satu
Project Office.
Pada perusahaan EPC yang besar, maka bisa saja ditemukan adanya dua atau tiga Project Office
yang berbeda, dan yang berkantor di satu gedung yang sama
Project Office dipimpin oleh seorang Project Manager. Project Manager ini dipilih dan diangkat
oleh Direktur di Home Office. Ada kalanya juga dibentuk suatu posisi yang bernama Project
Director atau Direktur Proyek.
Project Director ini mempunyai fungsi sebagai perpanjangan tangan Direktur di Project tersebut,
yang bertugas mengawasi jalannya Project.
Sehingga bisa dimengerti bahwa Project Manager mengirimkan laporan kepada Project Director
mengenai perkembangan Projectnya.
Pada Perusahaan EPC yang tidak membentuk atau tidak melantik seseorang untuk menjadi
Project Director, maka Project Manager memberikan laporan perkembangan Project langsung
kepada Direktur.
Demikian juga divisi-divisi dan departemen-departemen dibawah Project Manager, juga
memberikan laporannya kepada manager mereka masing-masing di Home Office, disamping
juga memberikan laporan kepada manager mereka di Project Office.
Engineering
Dalam perusahaan EPC, divisi Engineering adalah sebuah divisi yang memegang peranan sangat
penting didalam keberhasilan dan kemajuan perusahaan. Divisi Engineering adalah divisi yang
menghasilkan produk berupa disain dan perhitungan atau kalkulasi atas sebuah Proyek
Petrokimia, LNG atau proyek lainnya, untuk kemudian dilakukan pembangunan fisiknya.
Disamping meghasilkan dokumen dalam bentuk gambar dan perhitungan, Divisi Engineering
juga menghasilkan produk berupa dokumen yang berisi perintah pembelian barang-barang
keperluan pembangunan Pabrik yang direncanakan atau juga disebut Material Requisition.
Barang-barang tersebut bisa berupa barang-barang material pipa dan komponennya, mesin-mesin
atau machinery, pressure vessel, eletrical, instrument, steel structure dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan proses pembangunan proyek yang sedang dikerjakan dan perintah
pembelian tersebut akan diberikan kepada Divisi Procurement.
Untuk Home Office, Divisi Engineering dikepalai oleh seorang Engineering Manager.
Sedangkan untuk Project Office, dikepalai oleh Project Engineering Manager.
Seorang Project Engineering Manager biasanya dipilih oleh Home Office Engineering Manager,
sehingga wajar saja dia mesti memberikan laporan perkembangan tugasnya kepada Home Office
Engineering Manager, dan ke Project Manager.
Didalam organisasi Divisi Engineering biasanya terdiri atas beberapa Engineering grup yang
juga sering disebut dengan Engineering Discipline.
Sekali lagi, untuk Home Office, setiap Disiplin Engineering akan dikepalai oleh seorang Head
Department. Sedangkan untuk Project Office, setiap disiplin Engineering akan dikepalai oleh
seorang Lead Engineer, dengan mempunyai beberapa orang Engineer dan Designer, tergantung
kepada besarnya Project yang sedang dikerjakan.
Sebagai contoh, Process Engineering akan mempunyai seorang Head Process Engineering
Department untuk Home Office, dan akan mempunyai seorang Lead Project Process Engineer,
dengan dibantu oleh beberapa orang Process Engineer dan CAD Drafter, sesuai dan tergantung
kepada besarnya sebuah Project.
Secara organisasi, Divisi Engineering terdari atas beberapa Disiplin Engineering, yaitu:
Process Engineering:Departemen Process Engineering dipimpin oleh seorang Head Department,
untuk Home Office. Sedangkan untuk Project Office, biasanya sang Head Department akan
menunjuk salah seorang Process Engineer yang sudah berpengalaman untuk menjadi Lead
Process Engineer. Dibeberapa perusahaan juga disebut dengan nama Job Leader.
Lead Process Engineer melaporkan hasil pekerjaanya kepada Project Engineering Manager,
dismaping juga secara berkala melakukan komunikasi dan diskusi dengan Head Department
Process Engineering di Home Office.
Process Engineering biasanya merupakan grup yang keberadaanya lebih awal dibandingkan
dengan disiplin lain.
Hal ini karena Lead Process engineer perlu mempelajari terlebih dahulu persyaratan-persyaratan
dari process yang diperlukan pada Plant yang akan dikerjakan tersebut untuk kemudian
dituangkan dalam bentuk yang lebih konkret, seperti menampilkan dalam bentuk Process Flow
Diagram (PFD), Utility Flow Diagram (UFD) dan Piping and Instrumentation Diagram (P&ID),
yang akan diperlukan oleh grup atau disiplin lainnya.Didalam menyiapkan PFD, UFD, dan
P&ID, Process Engineer akan menggunakan data dari Client atau dari pemegang Lisensi sebuah
process dari Plant yang akan dibangun, yang biasanya didapat dan tercantum didalam dokumen
project.Dokumen dalam bentuk gambar dan diagram tadi adalah bagian dari Deliverable nya
Process Engineering Department.
Selain itu, Process Engineer juga akan menghasilkan dokumen yang akan banyak digunakan oleh
grup lain seperti Static Equipment grup dalam bentuk data sheet, serta untuk Instrumentasi grup,
juga dalam bentuk data sheet untuk barang-barang Instrument yang kritis dan penting.
Process grup juga sangat erat hubungannya dengan Piping grup, karena Process grup sangat
mentukan dalam hal penentuan ukuran pipa dan memberikan saran dalam hal pemilihan material
pipa.
Civil Engineering:Untuk Home Office, Departemen Civil Engineering dipimpin oleh seorang
Head Department, sedangkan untuk Project Office dipimpin oleh Lead Civil
Engineer.Penggabungan antara Civil dan Structural Engineering kadang dilakukan oleh beberapa
perusahaan tergantung kepada kebiasaan suatu perusahaan tersebut. Namun dalam prakteknya,
selalu saja seorang Lead Civil Engineer atau Job Leader akan mempunyai beberapa sub-grup,
diantaranya Structural yang akan membantu pekerjaanya.
Sama halnya dengan Lead Process Egnieer, Lead Civil Engineer juga melaporkan hasil
pekerjaanya kepada Project Engineering Manager, sambil tetap melakukan komunikasi dengan
Head Department Civil Engineering di Home Office.
Secara umum, Civil Engineering ini bertanggung jawab akan semua disain, gambar dan kalkulasi
mulai dari pondasi bangunan Plant secara keseluruhan, baik pondasi dari Pipe Rack, pondasi
equipment, dan pondasi untuk bangunan struktur lainnya, sampai ke pembangunan struktur
bangunan, baik yang ada diatas tanah (aboveground) maupun di bawah tanah (underground).
Dalam menjalankan tugasnya, satu hal yang perlu dicatat dari grup Civil Engineering ini adalah
bahwa mereka mempunyai ketergantungan yang sangat besar terhadap disiplin lain, utamanya
dalam hal mendapatkan inputan mengenai lokasi, ukuran, bentuk dan juga serta beban yang
bekerja pada lokasi tersebut.
Piping grup adalah salah satu mitra kerja utama dari Civil grup ini karena begitu banyaknya
persinggungan yang akan terjadi diantara mereka dan begitu dekatnya hubungan yang akan
mempengaruhi suskes tidaknya sebuah pekerjaan pembangunan plant.
Salah satu tugas penting lainnya dari Civil grup adalah menyiapkan gambar rincian termasuk
perhitungan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanah, paving, dan juga melakukan
perencanaan sistem drainasi dari project.
Static Equipment/Rotating Machinery:Departemen Mechanical Engineering adalah departemen
yang bertanggung jawab atas pemilihan, disain dan kalkulasi serta fabrikasi dari equipment
seperti pompa, compressors, turbine, pressure vessel, Tank, serta semua jenis equipment yang
digunakan dan diperlukan untuk project.
Seperti halnya disiplin lainnya, Mechanical Engineering grup juga dipimpin oleh Head
Departmen untuk Home Office, dan seorang Lead Mechanical Engineering untuk Project Office.
Dalam pelaksaan tugasnya, Lead Mechanical Engineer akan dibantu oleh beberapa tenaga
specialis seperti:
Specialist Compressors Specialist Heat Transfer Equipment Specialist Boiler dan Fired
Heater Specialist Water Treatment Dan Specialist lainnya.
Berbekal data sheet yang berisi data yang penting seperti kriteria performance untuk setiap
equipment, dan selanjutnya akan dibuat spesifikasi untuk setiap equipment tersebut.
Setelah itu, mereka akan menghubungi beberapa vendor yang sudah terdaftar dalam daftar
vendor yang disetujui oleh client ataupun vendor yang memang mereka sudah sering bekerja
sama, untuk menentukan disain akhir sebuah equipment.Selanjutnya, Lead Mechanical Engineer,
biasanya akan memilih vendor yang paling murah dan tentu saja memenuhi persyaratan
spesifikasi.
Didalam melakukan tugasnya, Mechanical Engineer bekerja sama secara erat dengan grup Piping
dan Structural demi tercapainya suatu solusi yang tepat dan murah bagi project.
Piping Engineering:Departemen Piping Engineering adalah departemen yang paling banyak
anggotanya didalam sebuah organisasi Perusahaan EPC. Hal ini karena besar dan luasnya ruang
lingkup pekerjaan atau Scope of Work dari Piping Engineering ini lah yang membuat banyaknya
anggota dari Departemen ini.Untuk Home Office, Departemen Piping Engineering dipimpin oleh
Head Departement, sedngkan untuk Project Office akan ditunjuk salah seorang dari anggota
Piping Engineer yang berpengalaman untuk menjadi Lead Piping Engineer.
Karena luas nya skop pekerjaan dari Piping Engineering, maka didalam pekerjaannya seorang
Lead Piping Engineer akan dibantu oleh paling tidak empat orang Unit Lead Engineer atau juga
Area Lead Engineer.
Keempat Unit Lead Engineer tersebut adalah:
Unit Lead Piping Material Engineer Unit Lead Piping Design Engineer Unit Lead Piping
Stress Engineer dan Pipe Support Unit Lead Piping Material Control
Namun perlu dicatat bahwa pengkategorian diatas adalah pengkategorian yang umum berlaku.
Namun bisa saja pengkategorian tersebut akan berbeda untuk setiap perusahaan EPC, tergantung
kepada besarnya project yang sedang dilaksanakan dan juga tergantung kepada type Perusahaan
EPC tersebut.
Tapi pada prinsipnya tiga unit atau area pekerjaan tersebut adalah sangat mutlak diperlukan,
hanya saja apakah harus dipimpin oleh tiga orang Unit Leader atau tidak, hal itu tidak lah perlu
dipermasalahkan.
Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing Area atau Unit Lead Engineer serta apa
ruang lingkup pekerjaan Piping Engineering akan kita bahas lebih detil pada pembahasan
berikutnya.
Electrical Engineering:Departemen Electrical Engineering, seperti halnya departemen lainnya,
untuk Home Office akan dipimpin oleh seorang Head Departemen, sedangkan untuk Project
Office akan dipimpin oleh Lead Electrical Engineer.
Tugas dan tanggung jawab seorang Lead Electrical Engineer adalah memastikan bahwa segala
macam keperluan dan kebutuhan project akan tenaga listrik, lampu dan keperluan alat
komunikasi dapat tersedia sesuai dengan spesifikasi project dan memenuhi code dan standard
yang sudah dikenal dan diakui.
Instrumentasi/Control System Engineering
Departemen Instrumentasi atau ada juga disebut Departemen Control System Engineering
dikepalai oleh Head Department,untuk Home Office.
Sedangkan tim Instrumentasi di Proejct Office akan dipimpin oleh seorang Lead Instrument
Engineer. Tugas utamanya adalah menyiapkan layout dari setiap Control Room yang diperlukan
untuk project tersebut, lengkap dengan jenis software dan hardware yang dibutuhkan.Disamping
itu Instrument grup juga menyiapkan semua in-line dan on-line Instrument seperti Pressure
Gauge, Pressure Transmitter, Temperature Indicator, dan indicator local lainnya.
Departemen Pendukung:
Pada beberapa perusahaan EPC, juga terdapat Departemen Arsitektur. Tapi khusus pada project
Petrokimia dan project-project lainnya, hampir bisa dikatakan peran dan ruang lingkup kerja dari
Departemen Arsitektur adalah sangat kecil, kalaupun ada hanyalah untuk perencanaan gedung-
gedung yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan proses pabrik atau project tersebut.
Grup lainnya yang juga cukup penting adalah Technical Document Control (TDC) grup.
Seperti yang mungkin sudah kita ketahui bersama bahwa didalam sebuah Project Pembangunan
Kilang Minya, atau Pupuk Urea, maka akan banyak sekali dibuat dan dihasilkan dokumen-
dokumen seperti project spesifikasi, data sheet, gambar-gambar, baik gambar dari masing-
masing departemen maupun gambar dari vendor (vendor drawings).
Semua dokumen tersebut yang harus disitribusikan internal Engineering maupun didistribusikan
ke Divisi lain seperti Procurement, Construction, Quality Control, harus lah melalui sebuah grup
yang disebut dengan Technical Document Control ini.
TDC ini dianggap sebagai pintu gerbang keluar masuknya dokument Engineering. TDC lah yang
mengontrol pendistribusion dokument ke seluruh departemen di Engineering maupun ke Divisi
lain, sekaligus juga bertanggung jawab akan penyimpanan dokumen untuk keperluan konstruksi
nantinya dilapangan maupun untuk dokumentasi project dan perusahaan.
Secara organisasi Project, grup Technical Document Control ini berada dibawah pengawasan
Engineering Manager.
Hal ini adalah wajar mengingat hampir seluruh dokumen yang ditangani oleh grup TDC ini
adalah merupakan produk dari Divisi Engineering, disamping dokumen dari Vendor yang juga
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tugas dan tanggung jawab Divisi Engineering.
Dari gambaran diatas dapat dlihat secara umum nama-nama departemen yang biasa terdapat di
Divisi Engineering sebuah perusahaan EPC.
Walaupun demikian, masih ada beberapa divisi lain yang juga berada didalam struktur
perusahaan EPC dan ikut terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung didalam
menjalankan sebuah Project.
Grup-grup ini disebut juga dengan grup non-engineering, yang dalam pembahasan kali ini hanya
disebutkan secara sekilas saja, mulai dari berikut ini.
ProcurementIni adalah divisi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam hal pembelian
barang-barang, baik barang yang sudah didisain, dihitung dan dituliskan oleh Divisi Engineering
dalam dokumen pembelian.Dalam menjalankan tugasnya, Divisi Procurement selalu berpijak
kepada upaya untuk mendapatkan barang-barang yang berkualitas, harga murah dan mempunyai
jangka waktu yang cukup untuk dihantarkan ke lapangan atau Site.
Divisi Procurement ini terdiri atas beberapa departemen seperti Purchasing, Expediting, Trafffic
dan lainnya.
ConstructionDivisi ini, sesuai dengan namanya, adalah divisi yang menjadi andalan didalam
menterjemahkan tarikan garis dan gambar dari sebuah disain dan kalkulasi kedalam bentuk yang
nyata dari sisi fisik bangunan.
Divisi ini termasuk mempunyai banyak anggota, dan biasanya mulai beroperasi ketika tahapan
Engineering sudah atau sedang berjalan.
Project Control
Divisi ini mempunyai tugas mengontrol jalannya Project, utamanya adalah dalam hal skedul dan
dari sisi keuangan, agar sesuai dengan kontrak dan budget yang sudah ditanda tangani dan
disetujui oleh Client atau pemilik project.
Dalam divisi Project Control ini terdapat dua grup, yaitu Schedule dan Cost Control.
Quality Control
Disain dan kalkulasi yang dilakukan oleh Engineering dan pembelian barang oleh Procurement
haruslah sesuai dengan kaidah mutu yang sesuai dengan standard yang berlaku dan telah
disetujui penggunaanya oleh Client.
Untuk menjaga agar proses disain, kalkulasi, dan pembelian barang serta termasuk juga proses
konstruksinya, maka divisi Quality Control akan melakukan pemeriksaan dalam semua aspek
yang besinggungan dengan quality.
Tahapan pekerjaan mereka umumnya sudah dimulai pada tahapan Engineering sampai pada
tahapan Construction. Bahkan, ketika akan dilakukan pembelian equipment yang bersifat critical,
QC Engineer sudah terlbat sejak awal pemilihan, testing sampai pada saat memutuskan apakah
equipment tersebut sudah layak untuk di kirim ke lapangan (site).
Untuk beberapa Project tertentu, disamping mempunyai Quality Control grup, biasanya juga ada
grup yang dikenal dengan nama Quality Assurance grup. Grup ini secara organisasi Home Office
satu atap dengan Quality Control.
Hanya saja , pada Project Office, Quality Assurance sering ditempatkan terpisah dari Quality
Control.
Tugas utamanya adalah meyakinkan bahwa segenap Project Tim telah bekerja dengan benar
dengan menggunakan standard quality yang telah ditetapkan.
Untuk itu, secara berkala dilakukan audit atau pemeriksaan terhadap setiap Departemen dan
Divisi untuk mengecek dan mengetahui sejauh mana aplikasi dari Standard Mutu telah
diterapkan didalam melakukan pekerjaan mereka masing-masing.
Pada prinsipnya, Quality Assurance grup adalah menjamin kepada Client bahwa Project yang
sedang dilakuka proses Engineering, Procurement, dan Construction adalah dilakukan sesuai
dengan standard mutu yang baku dan diakui oleh dunia Internasional.
Selain keempat divisi diatas, masih ada beberapa divisi lainnya dalam suatu Perusahaan EPC
yang bersifat menujang dan membantu pelaksaan dan jalannya perusahaan.
Beberapa Divisi lainnya tersebut adalah seperti Divisi Keuangan (Finance Division), Divisi
Hukum (Legal Division) dan Divisi Pengembangan Bisnis (Bisnis Development Division),
Divisi HRD (Human Resources Development Division), dan divisi lainnya, yang tidak akan
disampaikan disini.