Upload
faris-yudha-krisnanda
View
249
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tes
Citation preview
I. JUDUL
Kompres Hangat Otomatis Berbasis ATMega328p bagi Penderita Demam
II. LATAR BELAKANG
Demam adalah suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi dari biasanya atau
suhu diatas normal. Demam merupakan tanda adanya kenaikan set-point di
hipotalamus akibat infeksi atau adanya ketidakseimbangan antara produksi dan
pengeluaran panas. (Sari Pediatri, Vol. 2, No. 2, Agustus 2000: 103 – 108).
Demam biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamur, atau parasit),
penyakit autoimun, keganasan, ataupun obat-obatan (Kaneshiro & Zieve, 2010).
Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-37,2°C.
Demam dengan peningkatan suhu tubuh yang terlalu tinggi memerlukan
perhatian karena dapat berdampak buruk. Salah satunya adalah kejang demam
yang biasa terjadi pada anak. Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh 38 derajat Celsius atau lebih yang disebabkan proses di luar
otak (Ismael S, 1999). Sebagian besar kejang demam terjadi pada usia 6 bulan
sampai 5 tahun (AAP, Provisional Committee on Quality Improvement.
Pediatrics 1996; 97:769-74). Setiap anak juga memiliki suhu ambang kejang yang
berbeda: ada yang kejang pada suhu 38 derajat Celsius, ada pula yang baru
mengalami kejang pada suhu 40 derajat Celsius. Dalam dunia kedokteran kejang
demam adalah salah satu darurat medis, dimana kebanyakan orang awam masih
bingung mengatasinya.
Salah satu upaya yang sering dilakukan orang tua untuk menurunkan demam
anak adalah antipiretik seperti parasetamol, ibuprofen, dan aspirin. Menurut
pedoman NICE, antipiretik tidak bisa digunakan secara rutin pada penanganan
demam anak, walaupun dapat digunakan pada anak yang menunjukkan gejala
ketidaknyamanan, termasuk menangis berkepanjangan, iritabilitas, aktivitas yang
berkurang, selera makan menurun, dan gangguan tidur. Cara lain yang sering
digunakan adalah dengan menggunakan kompres.
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan
cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh
yang memerlukan, Ada dua jenis kompres, yaitu kompres panas dan kompres
1
dingin. Kompres dingin tidak direkomendasikan untuk mengatasi demam karena
dapat meningkatkan pusat pengatur suhu (set point) hipotalamus, mengakibatkan
badan menggigil sehingga terjadi kenaikan suhu tubuh. Kompres dingin
mengakibatkan pembuluh darah mengecil (vasokonstriksi), yang meningkatkan
suhu tubuh. Selain itu, kompres dingin mengakibatkan anak merasa tidak nyaman
(Indonesian Pediatric Society, 2014). Sedangkan pemakaian kompres hangat
efektif untuk mengatasi demam karena memicu vasodilatasi yang dapat
meningkatkan pengeluaran panas tubuh, tidak beresiko dan efektif mengatasi
hipertermia.
Kompres air hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat
setempat yang dapat dilakukan dengan melapisi permukaan kulit dengan handuk
yang telah dibasahi air hangat dengan temperatur maksimal 43°C (Kolcaba,
2007). Kompres air hangat dianjurkan untuk menurunkan demam karena dapat
menurunkan suhu tubuh melalui evaporasi, kompres hangat juga menyebabkan
pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga pori – pori kulit akan membuka
dan mempermudah pengeluaran panas sehingga akan terjadi perubahan suhu
tubuh serta memberi tambahan nutrisi dan oksigen untuk sel (Corrard, 2001)
Penatalaksanaan kompres hangat pada pasien prosedurnya manual dan harus
selalu dipantau. Ketika pasien demam sedang dikompres menggunakan handuk
yang diberi air hangat dengan suhu tertentu, maka lama-kelamaan suhu kompres
akan turun dan harus diganti dengan kompres hangat yang baru. Berdasarkan latar
belakang yang demikian maka penulis mencoba merancang dan membuat suatu
inovasi baru yaitu Kompres Hangat Otomatis Berbasis ATMega328 bagi
Penderita Demam yang dapat secara otomatis beradaptasi mengawal penurunan
suhu penderita demam kembali ke suhu normal.
III. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara menciptakan suatu kompres yang dapat digunakan pada kasus
demam yang dapat secara otomatis beradaptasi mengawal penurunan suhu
penderita demam kembali ke suhu normal.?
2
2. Bagaimana merancang dan membuat sistem elektronika yang menunjang
sistem kompres hangat otomatis berbasis ATMega328 bagi penderita demam?
3. Bagaimana kinerja dari sistem kompres hangat otomatis berbasis ATMega328
bagi penderita demam?
IV. BATASAN MASALAH
Dengan mengacu pada permasalahan yang telah dirumuskan, maka hal-hal
yang berkaitan dengan alat akan diberikan batasan sebagai berikut:
1. Mikrokontroler yang digunakan adalah ATMega328p.
2. Sumber panas kompres dihasilkan oleh termoelektrik.
3. Pembahasan difokuskan pada sistem elektronika.
4. Suhu termoelektrik yang digunakan pada pasien demam berkisar dari 37°C-
40°C.
5. Suhu pasien demam ditetapkan 37°C-40°C.
V. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membuat inovasi baru suatu
kompres hangat yang secara otomatis dapat beradaptasi dalam mengawal
penurunan suhu penderita demam kembali ke suhu normal.
VI. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka berisi penjelasan dan uraian dari teori penunjang yang
digunakan dalam pembuatan alat ini. Teori penunjang dalam penelitian diperlukan
untuk mempermudah pemahaman tentang prinsip kerja dari komponen-komponen
utama yang membentuk Kompres Hangat Otomatis Berbasis ATMega 328 bagi
Penderita Demam dalam perealisasiannya.Tinjauan pustaka dalam merancang alat
ini dibagi menjadi dua yaitu tinjauan medis dan tinjauan elektronika. Untuk
tinjauan medis akan dijelaskan definisi demam, penatalaksanaan demam, dan
perbandingan efektivitas kompres dingin dan hangat pada penatalaksanaan
demam.
3
Sedangkan untuk tinjauan elektronika meliputi spesifikasi komponen-
komponen elektronika antara lain sensor DS18B20, mikrokontroler
ATMega328p, LCD Character 16x2 M1632, dan termoelektrik.
6.1. Tinjauan Medis
6.1.1 Definisi Demam
Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-37,2°C. Derajat suhu yang dapat
dikatakan demam adalah rectal temperature ≥38,0°C atau oral temperature
≥37,5°C atau axillary temperature ≥37,2°C (Kaneshiro & Zieve, 2010). Demam
merupakan akibat kenaikan set point (oleh sebab infeksi) atau oleh adanya
ketidakseimbangan antara produksi panas dan pengeluarannya. Demam pada
infeksi terjadi akibat mikro organisme merangsang makrofag atau PMN
membentuk PE (faktor pirogen endogenik) seperti IL-1, IL-6, TNF (tumor
necrosis factor), dan IFN (interferon). Zat ini bekerja pada hipotalamus dengan
bantuan enzim cyclooxygenase pembentuk prostaglandin. Prostaglandin-lah yang
meningkatkan set point hipotalamus. (Sari Pediatri, Vol. 2, No. 2, Agustus 2000:
103 – 108)
6.1.2 Penatalaksanaan demam
Penatalaksanaan demam bertujuan untuk merendahkan suhu tubuh yang
terlalu tinggi bukan untuk menghilangkan demam. Penatalaksanaan demam dapat
dibagi menjadi dua garis besar yaitu: non-farmakologi dan farmakologi. Adapun
terapi non farmakologi adalah sebagai berikut :
a) Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk mencegah dehidrasi dan
beristirahat yang cukup. Cukupi cairan agar kadar elektrolit tidak
meningkat saat evaporasi terjadi.
b) Tidak memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan pada saat
menggigil.
c) Memberikan kompres hangat pada penderita. Pemberian kompres hangat
efektif terutama setelah pemberian obat. Jangan berikan kompres dingin
karena akan menyebabkan keadaan menggigil dan meningkatkan kembali
suhu inti (Kaneshiro & Zieve, 2010). Mendinginkan dengan air es atau
4
alkohol kurang bermanfaat (justru terjadi vasokonstriksi pembuluh darah),
sehingga panas sulit disalurkan baik lewat mekanisme evaporasi maupun
radiasi. Pada hipertermi, pendinginan permukaan kulit (surfacecooling)
dapat membantu.( Sari Pediatri, Vol. 2, No. 2, Agustus 2000).
6.1.3 Perbandingan Efektivitas Kompres Dingin dan Hangat pada
Penatalaksanaan Demam
Kompres dingin menurunkan temperatur kulit lebih cepat dari pada
temperatur inti tubuh, sehingga merangsang vasokonstriksi dan shivering.
Shivering mengakibatkan gangguan metabolisme karena meningkatkan konsumsi
oksigen dan volume respirasi, meningkatkan persentase karbon dioksida dalam
udara ekspirasi dan meningkatkan aktifitas sistem saraf simpatis. Oleh karena itu,
kompres dingin kurang efektif dalam tatalaksana demam karena selain kurang
nyaman juga merangsang produksi panas dan menghalangi pengeluaran panas
tubuh. Selain kompres dingin, dikenal pemakaian kompres hangat dalam
tatalaksana demam.
Kompres hangat dilakukan dengan melapisi permukaan kulit dengan
handuk yang telah dibasahi air hangat dengan temperatur maksimal 43oC. Lokasi
kulit tempat mengompres biasanya di dahi, karena di dahi terdapat hipotalamus
yang berfungsi mengatur suhu tubuh seseorang. Kompres hangat pada kulit dapat
menghambat shivering dan dampak metabolik yang ditimbulkannya. Selain itu,
kompres hangat juga menginduksi vasodilatasi perifer, sehingga meningkatkan
pengeluaran panas tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian terapi
demam kombinasi antara antipiretik dan kompres hangat lebih efektif
dibandingkan antipiretik saja, selain itu juga mengurangi rasa tidak nyaman akibat
gejala demam yang dirasakan. Pemakaian antipiretik dan kompres hangat
memiliki proses yang tidak berlawanan dalam menurunkan temperatur tubuh.
Oleh karena itu, pemakaian kombinasi keduanya dianjurkan pada tatalaksana
demam (SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012
ISSN: 2089-0699)
5
6.2. Tinjauan Elektronika
6.2.1 Sensor DS18B20
Sensor temperatur DS18B20 dikeluarkan oleh Dallas
Semiconductor.DS18B20 telah memiliki keluaran digital sehingga tidak
diperlukan rangkaian ADC, serta akurasi nilai suhu dan kecepatan pengukuran
memiliki kestabilan yang baik.Untuk pembacaan suhu, sensor menggunakan
protokol1 wirecommunication. DS18B20 memiliki 3 pin yang terdiri dari +5V,
Ground dan Data Input/Output. DS18B20 merupakan sensor yang sangat praktis
karena hanya membutuhkan 1 pin I/O saja untuk bisa bekerja sama dengan
mikrokontroler. Sensor DS18B20 memiliki kemampuan untuk mengukur suhu
pada kisaran -55°C sampai 125°C dan bekerja secara akurat dengan kesalahan
±0,5°C pada kisaran -10°C sampai 85°C. Selain itu, daya yang digunakan bisa
lansung didapat dari data line (“parasite power”), sehingga tidak memerlukan lagi
catu daya eksternal.
Keuntungan fitur:
Hanya memerlukan satu port pin untuk komunikasi
Setiap perangkat memiliki 64-bit dalam on-board ROM
Kemampuan simplifies distributed temperature sensing aplikasi
Tidak memerlukan komponen eksternal
Power supply berkisar 3.0V sampai 5.5V
Suhu yang dapat diukur dari -55°C sampai 125°C (-67°F-257°F)
Keakuratan data dari -10°C sampai 85°C
Resolusi termometer 9-Bit
Kecepatan mengukur suhu dalam 750-800 ms (max)
Sensor ini mempunyai tiga kaki yang terdiri dari GND yaitu ground, DQ
untuk data masukan atau data keluaran dan VDD untuk tegangan sensor.
6.2.2 IC Microcontroller Atmega328p
ATMega328p adalah mikrokontroler keluaran dari Atmel yang
mempunyai arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana
setiap proses eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed
6
Instruction Set Computer). Mikrokontroler ini memiliki beberapa fitur antara
lain:
130 macam instruksi yang hamper semuanya dieksekusi dalam satu siklus
clock.
32 x 8-bit register serbaguna.
Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.
32 KB flash memory dan pada Arduino memiliki bootloader yang
menggunakan 2 KB dari flash memory sebagai bootloader.
Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only
Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi-permanent
karena EEPROM tetap dapat meyimpan data meskipun catu daya dimatikan.
Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.
Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 di antaranya PWM (Pulse Width
Modulaton) output.
Master / Slave SPI Serial interface.
Mikrokontroler ATmega 328p memiliki arsitektur Harvard, yaitu
emisahkn memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat
memaksimalkan kerja dan parallelism.Instruksi-instruksi dalam memori
program dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana pada saat satu instruksi
dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari memori program. Konsep
inilah yang memungkinkan instruksi-instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu
siklus clock.
32x8-bit register serba guna digunakan untuk mendukung operasi pada
ALU (Arithmatic Logic Unit) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari
register serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit
pada mode pengalamatan tak lansung untuk mengambil data pada ruang memori
data. Ketika register pointer 16-bit ini disebut dengan register X (gabungan R26
dan R27), register Y (gabungan R28 dan R29), dan register Z (gabungan R30
dan R31).
Hampir semua instruksi AVR memiliki format 16-bit.Setiap alamat
memori program terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit. Selain register serba
guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan dengan teknik memory
7
mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan untuk fungsi
khusus antara lain sebagai register kontrol Timer/Counter, ini menempati
memori pada alamat 0x20h-0x5Fh.
6.2.3 Relay
Relay adalah suatu komponen elektronika yang berupa saklar elektronik
yang digerakkan oleh arus listrik. Prinsip kerja relay seperti tuas saklar dengan
lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus
listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid
sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet
akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali
terbuka. Bentuk fisik relay ditunjukkan dalam Gambar 6.1.
Gambar 6.1 Relay
Sumber: Datasheet JS Relay
Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC
dilengkapi dengan sebuah dioda yang di-paralel dengan lilitannya dan dipasang
terbaik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan
untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi
dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya. Gambar rangkaian
relay terdapat dalam Gambar 6.2.
8
Gambar 6.2 Rangkaian Relay
Sumber: Datasheet JS Relay
6.2.4 Termoelektrik
Termoelektrik adalah alat yang dapat menghasilkan suhu panas pada
sisinya dan suhu dingin pada sisinya satu lagi jika diberi catu daya.Termoelektrik
menggunakan efek Peltier. Saat termoelektrik dilewati arus maka alat ini akan
memindahkan panas dari satusisi ke sisi lain, biasanya menghasilkan perbedaan
panas sekitar 40°C - 70°C.Gambar termoelektrik ditunjukkan dalam Gambar 6.3.
Gambar 6.2 Termoelektrik
Sumber: www.everredtronics.com, 2015
Prinsip termoelektrik ini ditemukan pertama kali pada tahun 1834 oleh
Jean Peltier, sehingga hasil penemuannya ini sering disebut “ Pendingin Peltier ”
Ketika dua konduktor dihubungkan kontak listrik, elektron akan mengalir dari
satu konduktor yang mempunyai elektron kurang terikat ke konduktor yang
mempunyai elektron yang lebih terikat. Alasan yang mudah untuk hal ini adalah
tingkat perbedaan Fermi antara dua konduktor.
9
Perbedaan Fermi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
bagian atas kumpulan tingkat energi elektron pada suhu nol absolut. Konsep ini
berasal dari statistik Fermi-Dirac.Konsep energi Fermi adalah konsep yang sangat
penting untuk memahami sifat listrik dan termal pada benda padat. Kedua proses
listrik dan termal biasanya melibatkan energi elektron.
Ketika dua konduktor dengan tingkat Fermi yang berbeda digabungkan,
elektron akan mengalir dari konduktor dengan tingkat yang lebih tinggi ke tingkat
yang lebih rendah, hingga perubahan potensial elektrostatik membawa dua tingkat
Fermi menjadi nilai yang sama.
Arus yang melewati Junction baik arah maju maupun mundur akan
menghasilkan perbedaan suhu. Jika suhu Junction panas bisa dijaga tetap rendah
dengan mengurangi atau menghilangkan panas yang dihasilkan, maka suhu
bagian yang dingin dapat dipertahankan sesuai dengan yang diinginkan dan bisa
beberapa puluh derajad dibawah titik nol.
Termoelektrik dibangun oleh dua buah semikonduktor yang berbeda, satu
tipe N dan yang lainnya tipe P. (mereka harus berbeda karena mereka harus
memiliki kerapatan elektron yang berbeda dalam rangka untuk bekerja).Kedua
semikonduktor diposisikan paralel secara termal dan ujungnya digabungkan
dengan lempeng pendingin biasanya lempeng tembaga atau aluminium. Proses
pemindahan panas pada termoelektrik dapat dilihat dalam Gambar 6.4.
Gambar 6.3 Proses Pemindahan Panas
Sumber: www.everredtronics.com, 2015
10
Ujung penghantar dari dua bahan yang berbeda dihubungkan ke sumber
tegangan, dengan demikian arus listrik akan mengalir melalui dua buah
semikonduktor yang terhubung secara seri. Aliran arus DC yang melewati dua
semikonduktor tersebut menciptakan perbedaan suhu. Sebagai akibat perbedaan
suhu ini, Peltier pendingin menyebabkan panas yang diserap dari sekitar pelat
pendingin akan pindah ke pelat lain.
6.2.5 Liquid Crystal Display (LCD)
Liquid Crystal Display (LCD) merupakan modul elektronika yang
digunakan untuk menampilkan karakter angka, huruf atau simbol sehingga dapat
dilihat secara visual pada sebuah panel. LCD ini menggunakan kristal cair sebagai
penampil utama. Pada LCD berwarna semacam monitor terdapat banyak sekali
titik cahaya (pixel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai sebuah titik
cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya, namun kristal cair ini tidak
memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di dalam sebuah perangkat LCD
adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakang susunan kristal cair.
Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu bahkan jutaan inilah yang
membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik akan
berubah karena pengaruh polarisasi medan magnetik yang timbul dan oleh
karenanya akan hanya membiarkan beberapa warna diteruskan sedangkan warna
lainnya tersaring.
Pada perancangan sistem ini menggunakan LCD modul 16x2
karakter.Bentuk fisik LCD modul ditunjukkan dalam Gambar 6.6
Gambar 6.4 Bentuk modul LCD 16x2 karakter
Sumber: www.sparkfun.com, 2015
11
LCD modul 16X2 karakter menggunakan sumber tegangan DC 5 V serta
dilengkapi dengan tingkat kontras yang cukup tinggi dan dapat diatur dengan
memberikan variasi tegangan mulai dari 0-5 V. Tabel deskripsi pin LCD 16X2
ditunjukkan dalam Tabel 6.1.
Tabel 6.1 Tabel deskipsi pin LCD 16X2
No Nama Pin Deskripsi
1 VCC 5V
2 GND 0V
3 VEE Tegangan kontras LCD
4 RS Register Select
5 R/W 1=Read, 0=Write
6 E Enable Clock LCD
7 D0 Data Bus 0
8 D1 Data Bus 1
9 D2 Data Bus 2
10 D3 Data Bus 3
11 D4 Data Bus 4
12 D5 Data Bus 5
13 D6 Data Bus 6
14 D7 Data Bus 7
15 Anoda Tegangan Positif Backlight
16 Katoda Teganagan Negatif Backlight
Sumber: Datasheet LCD 16x4
VII. METODOLOGI PENELITIAN
Penyusunan proposal ini didasarkan dalam masalah yang bersifat aplikatif,
yaitu perencanaan dan perealisasian alat agar dapat bekerja sesuai dengan yang
direncanakan dengan mengacu dalam rumusan masalah. Langkah-langkah yang
perlu dilakukan untuk merealisasikan alat yang dirancang adalah penentuan
spesifikasi alat, studi literatur, perancangan dan pembuatan alat, pengujian alat,
dan pengambilan kesimpulan.
12
7.1 Penentuan Spesifikasi Alat
Penentuan spesifikasi alat ini bertujuan agar dapat membuat sistem sesuai
yang diinginkan dan dapat bekerja dengan efektif serta efisien. Alat yang
dirancang memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Sensor DS18B20 mampu mendeteksi suhu sesuai dengan suhu tubuh pasien
demam. Suhu yang dapat diukur oleh sensor DS18B20 adalah dari -55°C
sampai 125°C.
2. LCD yang digunakan adalah LCD character 16 x 2 dan mampu menampilkan
nilai dari suhu yang berasal dari sensor.
3. Sensor DS18B20 mampu mendeteksi suhu sesuai dengan suhu termoelektrik.
4. Termoelektrik yang digunakan mampu mengeluarkan suhu yang dapat
mengawal penurunan suhu penderita demam kembali ke suhu normal.
5. Relay yang digunakan mampu aktif bila dicatu 5V DC dan mampu
mengalirkan arus untuk memicu termoelektrik
6. Mikrokontroller ATMega328 digunakan sebagai pengatur kerja sensor,
pengatur termoelektrik dan tampilan pada LCD 16X2.
7.2 Studi Literatur
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi literatur (library
research), penelusuran informasi digital, dan wawancara narasumber dengan
sasaran tinjauan antara lain:
1. Informasi internet.
2. Pustaka-pustaka referensi.
3. Pustaka penunjang.
Studi literatur yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji hal-hal yang
berhubungan dengan teori-teori yang mendukung perencanaan dan perealisasian
alat. Teori-teori yang dikaji adalah sebagai berikut:
1. Teori mengenai penanganan demam
2. Teori umum mengenai sensor suhu
3. Teori umum mengenai LCD
4. Teori umum mengenai relay
13
Mikrokontroler
5. Teori umum mengenai termoelektrik
6. Teori umum mengenai mikrokontroler
7.3 Perancangan dan Pembuatan Alat
Dalam perancangan dan pembuatan alat pada penelitian ini membahas
perencanaan hardware dan perencanaan software.
7.3.1 Perancangan dan Pembuatan Perangkat Keras (Hardware)
Secara garis besar, rangkaian perancangan hardware sistem secara
keseluruhuan ditunjukkan dalam Gambar 7.1
Gambar 7.1 Rangkaian Hardware Sistem Keseluruhan
Sumber: Dokumen Pribadi
Dalam Gambar 7.1, terdapat dua sensor suhu DS18B20. Sensor suhu
DS18B20 yang pertama berfungsi mendeteksi suhu pasien demam. Kemudian
14
data dari sensor akan masuk ke mikrokontroler, lalu diolah dan ditampilkan pada
LCD. Data dari sensor DS18B20 akan diolah oleh mikrokontroler untuk
mengaktifkan relay sehingga termoelektrik akan hidup. Pengendalian
termoelektrik menggunakan metode kontrol on-off dengan histerisis.
Termoelektrik akan hidup dan mati tergantung dari perintah yang diterima dari
mikrokontroler. Fungsi sensor DS18B20 yang kedua adalah untuk memantau suhu
termoelektrik. Ketika sensor DS18B20 mendeteksi bahwa suhu termoelektrik
sudah mencapai batas atas suhu yang diperintahkan mikrokontroler, maka sensor
DS18B20 akan mengirim data ke mikrokontroler untuk mematikan termoelektrik.
Begitu juga ketika sensor DS18B20 mendeteksi bahwa suhu termoelektrik
menyentuh batas bawah yang diperintahkan mikrokontroler, maka sensor
DS18B20 akan mengirim data ke mikrokontroler untuk menghidupkan
termoelektrik kembali.
7.3.1.1 Rangkaian LCD
Rangkaian LCD dibuat agar LCD yang digunakan dapat menampilkan
karakter yang diinginkan. Tampilan pada LCD merupakan nilai dari suhu selama
sistem berlangsung.
7.3.1.2 Rangkaian Atmega328p
Rangkaian Atmega328p merupakan rangkaian sistem minimum agar
mikrokontroler dapat berfungsi sesuai yang diharapkan. Atmega328p akan
menerima masukan dari sensor DS18B20 dan akan mengeluarkan data sesuai
yang diinginkan user yaitu ke arah LCD, serta mengontrol relay sebagai saklar
elektronik untuk termoelektrik.
7.3.1.3 Rangkaian Relay
Rangkaian relay digunakan sebagai pemicu dari mikrokontroler ke
termoelektrik agar termoelektrik mendapat catu daya sehingga menghasilkan
panas.
7.3.2 Perancangan Perangkat Lunak (Software)
15
LCD menampilkan suhu tubuh pasien dan status termoelektrikLCD menampilkan suhu tubuh pasien dan status termoelektrik
a
LCD menampilkan suhu tubuh pasien dan status termoelektrik
Start
a
T37.1°C ≤ Suhu pasien≤ 40°C?Suhu pasien ≤ 37°C?
T
Y Y
Termoelektrik Mati
Termoelektrik memberi suhu
37°C-40°C Termoelektrik Mati
Perencanaan dan pembuatan perangkat lunak digunakan untuk
mengendalikan dan mengatur kerja alat. Design dan parameter yang telah
dirancang kemudian diterapkan pada mikrokontroler Atmega328p dengan
menggunakan bahasa C dan IDE Arduino.
16
Gambar 7.2 Flowchart Prototype Alat
Sumber: Dokumen Pribadi
7.4 Pengujian Alat
Untuk menganalisis kinerja alat apakah sesuai dengan yang direncanakan
maka dilakukan pengujian sistem. Pengujian dilakukan pada masing-masing blok
pada perancangan hardware serta pengujian keseluruhan untuk mengetahui
software dapat bekerja dengan baik atau tidak.
7.4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware)
Untuk pengujian perangkat keras, pengujian dilakukan dalam masing-
masing bagian sesuai diagram blok rangkaian alat dalam Gambar 7.1. Pengujian
ini bertujuan untuk menguji apakah tiap-tiap blok sistem telah sesuai dengan
seluruh sistem yang direncanakan. Pengujian yang dilakukan meliputi:
1. Pengujian sensor DS18B20
Pengujian sensor DS18B20 dilakukan untuk mengetahui apakah sensor dapat
mendeteksi panas tubuh manusia. Pengujian dilakukan dengan membandingkan
data suhu dari sensor dengan termometer tubuh.
2. Pengujian LCD
Pengujian dilakukan dengan cara memberi karakter yang berbeda-beda
melalui sofware yang dibuat. Jika LCD dapat menampilkan karakter sesuai
dengan yang diberikan maka rangkaian ini berfungsi dengan baik.
3. Pengujian termoelektrik
Pengujian termoelektrik dilakukan dengan cara memberi range tegangan
sebesar 5V-12V kemudian mencatat hasilnya dan membandingkan kecepatan
naiknya suhu dari tiap tegangan yang diberikan.
4. Pengujian rangkaian relay
Pengujian rangkaian relay dilakukan dengan cara dicatu melalui pin out dari
mikrokontroler untuk mengetahui apakah relay dapat aktif atau tidak.
5. Pengujian rangkaian Atmega328p
17
Pengujian bertujuan untuk mengetahui port-port dari IC Atmega328 dapat
berfungsi dengan baik. Pengujian dilakukan dengan menyambungkan LED pada
masing- masing port IC dan diberi logika high atau low.
7.4.2 Pengujian Perangkat Lunak (Software)
Pengujian dilakukan dengan cara mensimulasikan perangkat lunak dalam
sistem untuk menganalisis respons yang dihasilkan. Pengujian perangkat lunak
bertujuan untuk menganalisis apakah perangkat lunak tersebut dapat mengolah
data serta mengendalikan sistem sesuai dengan perancangan yang telah dibuat.
7.4.3 Pengujian Keseluruhan Sistem
Pengujian keseluruhan sistem dilakukan dengan menyambungkan blok
perangkat keras dan mengoperasikan sistem kemudian dapat dianalisis apakah alat
ini bekerja sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Setelah perangkat keras
telah beroperasi seperti yang diharapkan, perangkat lunak yang telah dibuat
diujikan bersama perangkat kerasnya. Sistem dikatakan berhasil jika perangkat
keras dan perangkat lunak yang ada telah tersinergi dan bekerja sebagai sebuah
sistem yang sesuai dengan spesifikasi rancangan.
7.5 Penyusunan Kesimpulan
Kesimpulan didapat berdasarkan hasil perealisasian kompres demam
otomatis berbasis teknologi termoelektrik pada pasien demam.
VIII. SISTEMATIKA PENULISAN
Skripsi ini terdiri dari enam bab dengan sistematika pembahasan sebagai
berikut:
BAB I Pendahuluan
Membahas latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan
dan sistematika pembahasan.
18
BAB II Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi penjelasan dan uraian dari teori penunjang
yang digunakan dalam pembuatan alat ini. Tinjauan pustaka dibagi
menjadi dua yaitu tinjauan medis dan tinjauan elektronika. Untuk
tinjauan medis akan dijelaskan definisi demam, penatalaksanaan
demam, dan perbandingan efektivitas kompres dingin dan hangat
pada penatalaksanaan demam. Sedangkan untuk tinjauan
elektronika meliputi spesifikasi komponen-komponen elektronika
antara lain sensor DS18B20, mikrokontroler ATMega328p, LCD
Character 16x2 M1632, dan termoelektrik.
BAB III Metodologi Penulisan
Membahas metode penelitian dan perencanaan alat
.
BAB IV Perancangan dan Pembuatan Alat
Membahas desain dan perancangan kotak kompres demam dan
sistem elektronika. Kemudian mengendalikan sistem dengan
mikrokontroler agar dapat bekerja secara otomatis.
BAB V Pengujian dan Analisis
Membahas hasil pengujian sistemkompres demam otomatis
berbasis teknologi termoelektrik untuk tiap-tiap bloksecara
keseluruhan.
BAB VI Kesimpulan dan Saran
Membahas kesimpulan perancangan ini dan saran-saran yang
diperlukan untuk pengembangan selanjutnya.
19
RENCANA KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan ini direncanakan dalam waktu lima bulan dengan
kegiatan setiap bulannya ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 1.Tabel rencana kegiatan
No. KegiatanBulan ke
I II III IV V
1 Seminar Proposal
2 Studi Literatur
3 Pembuatan Alat
4 Pengujian Alat
5 Penyusunan Laporan
6 Seminar Hasil
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. TEKNIK PROSEDURAL KEPERAWATAN: KONSEP DAN
APLIKASI KEBUTUHAN DASAR KLIEN. Salemba Medika:
Jakarta.Davis, C.P., 2011. Fever in Adults. University of Texas Health
Science Center at
SanAntonio.Availablefrom:http://www.emedicinehealthcom/script/main/
art.asp? articlekey= 58831.
Dinarello, C.A., and Gelfand, J.A., 2005. Fever and Hyperthermia. In: Kasper,
D.L.,et. al., ed. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th ed.
Singapore: TheMcGraw-Hill Company, 104-
108.Frank,D,Petruzella.2001.Elektronik Industri.Penerbit Andi.Jogjakarta
Graneto J, Kelley GD. 2010.Child immunization status in an urban ED. Am J
EmergMed.
Corrard, F. 2001. Ways to reduce fever : new luke warm water baths still
indicated? Arch pediatric. 9 (3).311-315
20
Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002: 59 – 62. Tatalaksana Kejang
Demam pada Anak
Kaneshiro, N.K., and Zieve, D. 2010. Fever. University of Washington. Available
from: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000980.htm.
[Updated 29 January 201]
Ismael S. KPPIK-XI, 1983; Soetomenggolo TS. Buku Ajar Neurologi Anak
1999.
AAP, Provisional Committee on Quality Improvement. Pediatrics 1996; 97:769-
74.
Kolcaba, K. 2007. http://www.thecomfortline.com/posies.jpg/
Rahma, Mulya. 2014. PENANGANAN DEMAM PADA ANAK
(ARTIKEL/KLINIK/KELUHAN- ANAK/PENANGANAN-DEMAM-
PADA-ANAK)
Atmel Coorporation. 2003. Atmega328p.
Panasonic. JS RELAYS
21