Proposal Waru GABUNGAN

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    1/37

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pembangunan kesehatan adalah sebagian dari upaya membangun manusia seutuhnya.

    Upaya membangun manusia seutuhnya harus dimulai sedini mungkin, yaitu sejak manusia

     berada dalam kandungan dan semasa balita. Sesuai dalam lingkup pelayanan kesehatan,

    usaha preventif merupakan hal utama yang harus dilakukan. Dalam melaksanakan Sistem

    Kesehatan Nasional (SKN, imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang

    sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita sehingga

     pelaksanaannya tidak dapat ditunda. !al ini berkaitan erat dengan usaha peningkatan mutu

    sumber daya manusia pada masa yang akan datang. "enerasi muda membutuhkan asuhan dan

     perlindungan terhadap penyakit yang mungkin dapat menghambat tumbuh kembangnya

    menuju de#asa yang berkualitas tinggi guna meneruskan pembangunan nasional dengan

    masyarakat yang sehat, sejahtera, dan bahagia.

    $illennium Development "oals ($D"s atau dalam bahasa %ndonesia diterjemahkan

    menjadi &ujuan Pembangunan $ilenium, adalah sebuah paradigma pembangunan global,

    dideklarasikan Konperensi &ingkat &inggi $ilenium oleh ') negara anggota Perserikatan

    *angsa *angsa (P** di Ne# +ork pada bulan September ---. Dasar hukum

    dikeluarkannya deklarasi $D"s adalah esolusi $ajelis Umum Perserikatan *angsa *angsa

     Nomor //0 &angga ' September ---, (10is0//0 United Nations $illennium

    Development "oals.

    Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitment untuk 

    mengintegrasikan $D"s sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya

    menangani penyelesaian terkait dengan isu2isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan

     hak asasi dan kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan. Deklarasi ini

    merupakan kesepakatan anggota P** mengenai sebuah paket arah pembangunan global yang

    dirumuskan dalam beberapa tujuan yaitu3

    '. $enanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan

    . $en4apai Pendidikan Dasar untuk semua

    5. $endorong Kesetaraan "ender, dan Pemberdayaan Perempuan

    6. $enurunkan 1ngka Kematian 1nak 

    /. $eningkatkan Kesehatan %bu

    '

    http://mdgs-dev.bps.go.id/?link=goal1http://mdgs-dev.bps.go.id/?link=goal2http://mdgs-dev.bps.go.id/?link=goal3http://mdgs-dev.bps.go.id/?link=goal4http://mdgs-dev.bps.go.id/?link=goal5http://mdgs-dev.bps.go.id/?link=goal2http://mdgs-dev.bps.go.id/?link=goal3http://mdgs-dev.bps.go.id/?link=goal4http://mdgs-dev.bps.go.id/?link=goal5http://mdgs-dev.bps.go.id/?link=goal1

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    2/37

    7. $emerangi !%801%Ds, $alaria dan Penyakit $enular 9ainnya

    :. $emastikan Kelestarian 9ingkungan !idup, dan

    . $embangun Kemitraan "lobal untuk Pembangunan.

    Setiap tujuan menetapkan satu atau lebih target serta masing2asing sejumlah indikator 

    yang akan diukur tingkat pen4apaiannya atau kemajuannya pada tenggat #aktu hingga tahun

    -'/. Se4ara global ditetapkan ' target dan 6 indikator. $eskipun se4ara glonal ditetapkan

    6 indikator namun implementasinya tergantung pada setiap negara disesuaikan dengan

    kebutuhan pembangunan dan ketersediaan data yang digunakan untuk mengatur tingkat

    kemajuannya. %ndikator global tersebut bersifat fleksibel bagi setiap negara.

    Profil Kesehatan Kabupaten Pamekasan3

    NO NAMA INDIKATOR  

    HASIL/

    REALISASI

    (A)

    TARGET/

    SASARAN

    SETAHUN (B)

    (A)/(B)( %)

    1 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 12.378 14.522 85,24

    2Cakupan komplikasi kebidanan yang

    ditangani1.2 2.!"4 57,22

    3

    Cakupan pe#tolongan pe#salinan oleh

    tenaga kesehatan yang memiliki

    kompetensi kebidanan

    11.!71 13.334 8!,78

    4 Cakupan pelayanan ni$as 11.734 13.334 88,""

    5

    Cakupan neonatus dengan komplikasi

    yang ditangani !88 1.!8" 4!,!" Cakupan kunjungan bayi 12.175 13.2"2 !2,22

    7Cakupan desa%kelu#ahan &ni'e#sal

    Child (mmuni)ation124 18! 5,1

    8 Cakupan pelayanan anak balita 3."5! 51.34 7",23

    !

    Cakupan pembe#ian makanan

    pendamping *+( pada anak usia -24

    bulan

    " 7.848 ",""

    1"Cakupan balita gi)i bu#uk mendapat

    pe#aatan81 4.554 ",13

    11 Cakupan penja#ingan kesehatan sisa+ dan setingkat

    11.!37 14.482 82,43

    12 Cakupan pese#ta K akti$ !!."3! 222.47! 44,52

    13Cakupan penemuan dan penanganan

    pende#ita penyakit /

    a. 0enemuan pende#ita *0 2 27.772 ",72

    b. 0enemuan dan penanganan

    pende#ita 0neumonia balita1.2!7 .455 2","!

    . 0enemuan dan penanganan pasien

    ba#u * positi$ !35 8"" 11,88

    d. 0enemuan dan penanganan 1! 1! 1"",""

    e. 0enanganan pende#ita dia#e 32.531 31.!52 1"1,8114 Cakupan pelayanan kesehatan dasa# 47.134 57.425 82,33

    http://mdgs-dev.bps.go.id/?link=goal6http://mdgs-dev.bps.go.id/?link=goal7http://mdgs-dev.bps.go.id/?link=goal8http://mdgs-dev.bps.go.id/?link=goal6http://mdgs-dev.bps.go.id/?link=goal7http://mdgs-dev.bps.go.id/?link=goal8

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    3/37

    masya#akat miskin

     *. Cakupan kunjungan pelayanan

    kesehatan dasa# bagi masya#akat

    miskin

    15

    Cakupan pelayanan kesehatan

    #ujukan pasien masya#akat miskin 3.78 57.425 ",5

    1

    Cakupan pelayanan gaat da#u#at

    le'el 1 yang ha#us dibe#ikan sa#ana

    kesehatan

    1 1 '--,--

    17

    Cakupan desa%kelu#ahan mengalami

    K yang dilakukan penyelidikan

    epidemiologi 24 jam

    15 1 '--,--

    18 Cakupan desa siaga akti$ 111 18! 58,73

    Profil kesehatan Kabupaten Pamekasan menurut $D"s nomor 632 $enurunkan angka kematian anak.

    *erdasarkan data sekunder Dinas Kesehatan Pamekasan tahun -'' jumlah kasus

    Penyakit yang Dapat Di4egah Dengan %munisasi (PD5% sebagai berikut3

    a. Difteri3

    ;umlah kasus Difteri pada kabupaten Pamekasan sebanyak '5 kasus

    ;umlah kasus Difteri pada Ke4amatan i baik sebesar /,' ?

    4. "i>i kurang sebesar ','7 ?

    d. "i>i buruk sebesar ,- ?

    5

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    4/37

    Deklarasi $D"s merupakan hasil perjuangan dan kesepakatan bersama antara

    negara2negara berkembang dan maju. Negera2negara berkembang berke#ajiban untuk 

    melaksanakannya, termasuk salah satunya %ndonesia. %munisasi merupakan salah satu

     program yang dijalankan untuk mengurangi angka kematian anak sesuai dengan $D"s.

    Dengan adanya imunisasi diharapkan penyakit2penyakit sebagai penyebab kematian pada

    anak dapat di4egah.

    %munisasi telah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang sangat

     penting. Program imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dan merupakan

    usaha yang sangat hemat biaya dalam men4egah penyakit menular. %munisasi juga telah

     berhasil menyelamatkan begitu banyak kehidupan dibandingkan dengan upaya kesehatanmasyarakat lainnya. Sekitar ',: juta kematian yang terjadi pada anak atau /? pada balita di

    %ndonesia disebabkan oleh Penyakit yang Dapat Di4egah Dengan %munisasi (PD5% seperti

    &*=, difteri, pertusis, 4ampak, tetanus, polio dan hepatitis *. PD5% merupakan salah satu

     penyebab kematian anak di negara2negara berkembang termasuk %ndonesia, oleh karena itu

    4akupan imunisasi harus dipertahankan lebih tinggi dan merata sampai men4apai tingkat

     Population  Immunity (kekebalan masyarakat, sementara kegagalan untuk menjaga tingkat

    4akupan imunisasi yang tinggi dan merata akan dapat menimbulkan Kejadian 9uar *iasa

    PD5% seperti kejadian Polio (Depkes, --:. $enurut para pakar imunisasi dunia, sedikitnya

    sebanyak '- juta ji#a dapat diselamatkan pada tahun --7 melalui kegiatan imunisasi

    (Depkes, --7. Untuk men4apai perlindungan yang optimal terhadap penyakit yang dapat

    di4egah dengan imunisasi, seorang anak harus menerima semua imunisasi sesuai dengan

    #aktu yang sudah ditentukan (Sadoh, 1.@., and @regie, =.A., --). ;ika imunisasi

    dilaksanakan dengan baik dan teratur dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian -2

    )-?. Program ini merupakan intervensi kesehatan yang paling efektif, yang berhasil

    meningkatkan angka harapan hidup.  Sejak penetapan the @Bpanded Program on

    %mmunisation (@P% oleh

    mendekati -? di seluruh dunia. Sekurang2kurangnya ada ,: juta kematian akibat 4ampak,

    tetanus neonatorum dan pertusis serta --.--- kelumpuhan akibat polio yang dapat di4egah

    setiap tahunnya. 8aksinasi terhadap : penyakit telah direkomendasikan @P% sebagai imunisasi

    rutin di negara berkembang yaitu *=", DP&, Polio, =ampak dan !epatitis * ($uhammad,

    --5.

     *anyak anggapan salah tentang imunisasi yang berkembang dalam masyarakat. *anyak 

    6

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    5/37

     pula orang tua dan kalangan praktisi tertentu kha#atir terhadap risiko dari beberapa vaksin.

    1dapula media yang masih mempertanyakan manfaat imunisasi serta membesar2besarkan

    risiko beberapa vaksin. Semua keadaan ini pada akhirnya dapat menyebabkan rendahnya

    angka 4akupan yang ingin di4apai ($uhammad, --5.

    Pengembangan Program %munisasi (PP% di %ndonesia yang dilaksanakan mulai tahun

    '):) (a#al P@9%&1 %%% menghadapi masalah yang sama dengan yang dijumpai di berbagai

    negara di dunia, yaitu rendahnya angka 4akupan imunisasi dan tingginya angka drop2out

    kunjungan ulangan. %munisasi dasar yang lengkap seharusnya diberi dalam hitungan dosis

    dan urutan #aktu yang tepat. =akupan imunisasi dasar yang lengkap diharapkan sudah

    terpenuhi sebelum usia ' tahun. Ketepatan imunisasi dasar sesuai jad#al akan

    mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada anak. Caktor yang berperan dalam model

    untuk memprediksi 4akupan imunisasi dasar lengkap yaitu tingkat pendidikan ibu dan status

    kerja ibu (Sulistyo#ati, et al ., --/. Pada penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan,

    diketahui bah#a ibu rumah tangga 4enderung memba#a anak untuk diimunisasi lebih a#al

    daripada ibu yang bekerja #alaupun tidak berbeda makna. !al ini mungkin disebabkan

    keterbatasan #aktu karena pekerjaan.(!anum, et al., --/

    Pengetahuan ibu tentang manfaat dan 4ara pemberian imunisasi berhubungan dengan

    tingkat pendidikan ibu, dalam penelitiannya ditemukan bah#a semakin tinggi tingkat

     pendidikan, semakin baik pengetahuan tentang imunisasi (!anum, et al., --/. Karenanya

    suatu pemahaman tentang program ini sangat diperlukan. Pemahaman akan program

    imunisasi masing2masing ibu bisa berbeda. Perbedaan tersebut mungkin dipengaruhi oleh

    tingkat pendidikan ibu, yang akan menimbulkan 4ara berpikir yang berbeda tentang

     pentingnya imunisasi bagi anak. Program imunisasi dari pemerintah dapat berjalan dengan

     baik dengan dukungan dari masyarakat.

    Pada program imunisasi anak, ibu sebagai sasaran primer merupakan pihak yang paling

    menentukan karena mereka yang berhubungan langsung dengan kesejahteraan anak balita.

    %bu adalah orang yang mengambil keputusan dalam pengasuhan anak selama 6 jam

    termasuk dalam menentukan anaknya akan mendapat imunisasi atau tidak. Penghalang utama

    untuk keberhasilan imunisasi bayi dan anak dalam pera#atan kesehatan yaitu rendahnya

    kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan imunisasi, mengabaikan peluang untuk pemberian

    vaksin yang adekuat untuk kesehatan masyarakat dan program pen4egahan (1dhistiani,

    --7.

    Semua hal diatas masih sangat tampak pada kehidupan masyarakat di Kabupaten

    Pamekasan. Pemikiran,pengetahuan dan perilaku ibu masih kurang sekali sehingga program

    /

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    6/37

    imunisasi pemerintah terkadang mengalami kesulitan dan hanya berjalan di tempat. 1danya

    keraguan akan halalnya vaksin, kesadaran, isu tentang penyakit akibat vaksinasi masih sangat

    melekat. Ketidaktahuan ibu akan bahayanya penyakit yang kelak akan diderita juga

    memberikan dampak mortalitas dan morbiditas pada anak di kemudian hari. Sesuai dengan

    surat 1n2Nisa 1yat ) “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

    meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah,yang mereka khawatir terhadap

    (kesejahteraan) mereka. leh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan

    hendaklah mereka mengu!apkan perkataan yang benar. *erdasarkan ayat tersebut maka

    tugas orang tua untuk menjaga kesehatan anak salah satunya dengan tidak lupa untuk 

    memberi imunisasi pada anak. Partisipasi dalam pelaksanaan imunisasi khususnya kesediaan

    ibu2ibu untuk memba#a anak ke tempat pelayanan imunisasi terutama puskesmas sangat

     berarti.

    B. R!"an Ma"ala#

    '. 1pakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap perubahan perilaku

    dalam keberhasilan imunisasi pada anak

    . *agaimana hubungan yang terjadi

    $. Tan

    a. &ujuan Umum

    i. &er4apainya program kesehatan kabupaten Pamekasan yang sesuai

    dengan amanat $D"s mengenai penurunan angka kematian anak

    ii. $eningkatkan profil kesehatan kabupaten Pamekasan se4ara

    menyeluruh

     b. &ujuan khusus

    i. $eningkatnya pengetahuan dan kesadaran ibu dalam partisipasi

    imunisasi

    ii. 1danya perubahan perilaku ibu sehingga imunisasi anak dapat

    terlaksana minimal imunisasi dasar 

    iii. *erkurangnya angka kejadian Penyakit yang Dapat Di4egah Dengan

    %munisasi (PD5%

    D. Man&aat

    a. *agi Pemerintah

    !asil penelitian ini diharapkan dapat merubah perilaku ibu2ibu dalam keikutsertaan

    melaksanakan imunisasi sehingga program imunisasi dapat berjalan dengan lan4ar 

    tanpa adanya hambatan karena doktrin dan anggapan yang salah.

    7

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    7/37

     b. *agi Pengembangan %lmu

    *agi pengembangan ilmu, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam upaya

     pengembangan penelitian khususnya yang berkaitan dengan masalah program

    imunisasi.

    E. Kea"l'an

    &abel ' .Keaslian penelitian

    Na!a

    enel't' an

    ta#n.

    De"'gn

    enel't'an

    Sa!el

    enel't'an

    *ar'a+el Ha"'l enel't'an

    9estari (--: =ross

    se4tional

    %bu yang

    memiliki

     bayi )2' bln

    di Polindes

     Ngudi

    !usada

    Ke4amatan

     Ngemplak

    *oyolali.

    8ariabel bebas3

    &ingkat

     pendidikan

    formal ibu

    8ariabel terkait3

    Ketepatan jad#al

    imunisasi

    &erdapat korelasi

    yang positif

    antara tingkat

     pendidikan

    formal ibu

    dengan ketepatan

     jad#al imunisasi

    dasar 

    $uhammad(--5

    =rossse4tional

    %bu yangmemiliki

    anak 

    diba#ah /

    tahun

    &empat3

    &anjung

    $ora#a,

    $edan

    8ariabel bebas3%bu bekerja, ibu

    tidak bekerja,

    tingkat

     pendidikan, usia

    ibu

    8ariabel terkait3

    Pengetahuan

    Sikap

    Perilaku

    &idak terdapat perbedaan

     pengetahuan

    tentang

    imunisasi antara

    ibu yang bekerja

    dengan ibu yang

    tidak bekerja,

    dimana tingkat

     pengetahuan

    tentang

    imunisasi ini

    masih sangat

    kurang.

    :

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    8/37

    $uamalah

    (--7

    =ross

    se4tional

    %bu2ibu yang

    memiliki

     balita umur

    ('257 bulan

    yang ada di

    #ilayah kerja

    Puskesmas

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    9/37

    subyek yang akan diteliti.

    BAB II

    TIN,AUAN PUSTAKA

    A. TIN,AUAN IMUNISASI

    a. De&'n'"'-

    %munisasi adalah suatu 4ara untuk meningkatkan kekebalan seseorang se4ara aktif 

    terhadap suatu atigen, sehingga bila kelak terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi

     penyakit (*ehrman, et al., ---. $enurut $uammalah (--7, kekebalan aktif yaitu

    kekebalan yang diperoleh, dimana tubuh orang tersebut aktif membuat >at anti sendiri.

    Kekebalan aktif dibagi dua yaitu kekebalan aktif alami (naturally a!"uired immuninity)

    dan kekebalan aktif disengaja (arti#ially indu!ed a!ti$e immunity). Kekebalan aktif alami

    )

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    10/37

    (naturally a!"uired immuninity) yaitu orang ini menjadi kebal setelah menderita penyakit

    sedangkan kekebalan aktif disengaja (arti#ially indu!ed a!ti$e immunity) yaitu kekebalan

    yang diperoleh setelah orang mendapatkan vaksinasi. 

    $enteri Kesehatan, Dr. dr. Siti Cadilah Supari Sp.;p(K menyatakan, imunisasi yang

    di#ajibkan oleh pemerintah kepada semua bayi (usia -2'' bulan adalah *=" untuk 

    men4egah penyakit tuber4ulosis, DP& untuk men4egah penyakit diphteri, pertusis dan

    tetanus, imunisasi 4ampak untuk men4egah penyakit 4ampak, imunisasi polio untuk 

    men4egah penyakit polio, ditambah !epatitis * untuk men4egah penyakit !epatitis *

    (penyakit hati. !asil penelitian dari sisi epidemiologis membuktikan manfaat perlunya

    imunisasi dasar untuk bayi. !al ini telah tertuang dalam Keputusan $enteri Kesehatan %

    tentang program imunisasi tersebut. $enurut badan kesehatan dunia (

    vaksin tersebut di#ajibkan karena dampak dari penyakit tersebut bisa menimbulkan

    kematian dan ke4a4atan. (Depkes %,--) .

    $ayun Pudja, Direktur Komunikasi $==%0%P ($illennium =hallenge =orporation

    %ndonesia0%mmuni>ation Proje4t mengatakan bah#a sertifikat imunisasi diberikan

    kepada seluruh bayi di DK% ;akarta yang lahir tahun --, dan telah selesai mendapatkan

    seri pemberian vaksin imunisasi dasar bagi bayi, yang popular diistilahkan sebagai 9%9

    (9ima %munisasi Dasar 9engkap . ;adi dapat disimpulkan bah#a 9ima %munisasi Dasar 

    9engkap (9%9 adalah apabila seorang anak telah mendapatkan lima imunisasi dasar yaitu

    *=" , DP&, Polio, =ampak, dan !epatitis * sebelum berusia ' tahun.

    ) I!n'"a"' B$G

    %munisasi *=" termasuk salah satu dari / imunisasi yang di#ajibkan. Ketahanan

    terhadap penyakit &* (&uberkulosis berkaitan dengan keberadaan bakteri %uber!el 

    ba!illi yang hidup di dalam darah. %tulah mengapa agar memiliki kekebalan aktif 

    dimasukkanlah jenis basil tidak berbahaya ke dalam tubuh, atau vaksinasi *=" (&a!illus

    'allmete uerin).

    %munisasi *=" #ajib diberikan seperti diketahui di %ndonesia termasuk negara

    endemis &* dan salah satu negara dengan penderita &* tertinggi di dunia. &* disebabkan

    kuman  y!roba!terium tuber!ulosis, dan mudah sekali menular melalui droplet , yaitu

     butiran air di udara yang terba#a keluar saat penderita batuk, bernapas ataupun bersin.

    "ejalanya antara lain berat badan anak susah bertambah, sulit makan, mudah sakit, batuk 

     berulang, demam, berkeringat di malam hari, juga diare persisten. $asa inkubasi &* rata2

    rata berlangsung antara 2' minggu.

    '-

    http://vinadanvani.wordpress.com/2008/02/20/jenis-imunisasi-yang-diawajibkan-dan-dianjurkan/http://vinadanvani.wordpress.com/2008/02/20/jenis-imunisasi-yang-diawajibkan-dan-dianjurkan/

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    11/37

    ;umlah pemberian vaksin *=" 4ukup ' kali saja tak perlu diulang (booster). Sebab

    vaksin *=" berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus.

    *erbeda dengan vaksin berisi kuman mati, sehingga memerlukan pengulangan. %munisasi

    *=" diberikan diba#ah usia bulan. ;ika baru diberikan setelah usia bulan, disarankan

    tes  antou* (tuberkulin dahulu untuk mengetahui apakah si bayi sudah kemasukan

    kuman  y!roba!terium tuber!ulosis atau belum. 8aksinasi dilakukan bila hasil tesnya

    negatif. ;ika ada penderita &* yang tinggal serumah atau sering bertandang ke rumah,

    segera setelah lahir si ke4il diimunisasikan *=". %munisaisi *=" biasa disuntikan di

    lengan kanan atas, sesuai anjuran

     penyuntikan di paha.

    *iasanya apabila imunisasi *=" ini berhasil maka akan timbul bisul ke4il dan

     bernanah di daerah bekas suntikan setelah 627 minggu. &idak menimbulkan nyeri dan

    tidak diiringi panas. *isul akan sembuh sendiri dan meninggalkan luka parut. @fek 

    samping umumnya tidak ada. Namun pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar 

    getah bening di ketiak atau leher bagian ba#ah (atau selangkangan bila penyuntikan

    dilakukan di paha. *iasanya akan sembuh sendiri. %munisasi *=" tak dapat diberikan

     pada anak berpenyakit &* atau menunjukkan antou* positif.

    ) I!n'"a"' Heat't'" B

    %munisasi ini merupakan langkah efektif untuk men4egah masuknya virus hepatitis *

    (8!*, yaitu virus penyebab penyakit hepatitis *. !epatitis * dapat menyebabkan sirosis

    atau pengerutan hati, bahkan lebih buruk lagi mengakibatkan kanker hati.

    %munisasi !epatitis * diberikan sebanyak 5 kali, dengan interval ' bulan antara

    suntikan pertama dan kedua (saat bayi berusia ' bulan. !*2' harus diberikan dalam

    #aktu ' jam setelah lahir. Untuk mendapatkan respon imun yang optimal interval

    suntikan kedua dan ketiga minimal bulan , tebaik / bulan. $aka suntikan yang ketiga

    diberikan 2/ bulan setelah suntikan yang kedua yaitu pada umur 527 bulan.

    &ingkat kekebalan imunisasi !epatitis * 4ukup tinggi antara )62)7 ?. Umumnya

    setelah 5 kali suntikan, lebih )/ ? bayi mengalami respon imun yang 4ukup. Kejadian

    ikutan paska imunisasi hepatitis * jarang terjadi. Segera setelah imunisasi dapat timbul

    demam yang tidak tinggi, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan, pembengkakan,

    nyeri, rasa mual dan nyeri sendi. %munisasi hepatitis * tidak dapat diberikan kepada anak 

    yang sedang sakit sedang atau berat, dengan ataupun tanpa demam.

    0) I!n'"a"' P1l'1

    ''

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    12/37

    *elum ada pengobatan efektif untuk membasmi polio. Penyakit yang dapat

    menyebabkan kelumpuhan ini disebabkan virus poliomyelitis yang sangat menular.

    Penularannya bisa le#at makanan0minuman yang ter4emar virus polio. *isa juga le#at

     per4ikan ludah0air liur penderita polio yang masuk ke mulut orang sehat. 8irus polio

     berkembang biak dalam tenggorokan dan saluran pen4ernaan atau usus, lalu masuk ke

    aliran darah dan akhirnya ke sumsum tulang belakang hingga bisa menyebabkan

    kelumpuhan otot tangan dan kaki. *ila mengenai otot pernapasan, penderita akan

    kesulitan bernapas dan bisa meninggal.

    $asa inkubasi virus antara 72'- hari. Setelah demam 2/ hari, umumnya akan

    mengalami kelumpuhan mendadak pada salah satu anggota gerak. Namun tak semua

    orang yang terkena virus polio akan mengalami kelumpuhan, tergantung keganasan virus

     polio yang menyerang dan daya tahan tubuh anak. %munisasi polio akan memberikan

    kekebalan terhadap serangan virus polio.

    8aksin polio dapat diberikan dengan 4ara yaitu bisa le#at suntikan (%na4tivated

    Poliomyelitis 8a44ine0%P8, atau le#at mulut (Aral Poliomyelitis 8a44ine0AP8. Di

    %ndonesia yang digunakan adalah AP8. 8aksin polio2- diberikan saat bayi lahir, karena

    %ndonesia merupakan daerah endemik polio maka sesuai pedoman program imunisasi

    nasional untuk mendapatkan program imunisasi yang lebih tinggi diperlukan tambahan

    imunisasi polio yang diberikan setelah lahir. $engingat AP8 berisi virus polio hidup

    maka dianjurkan diberikan saat bayi meninggalkan rumah sakit agar tidak men4emari

     bayi lain karena virus polio vaksin dapat dieskskresi melalui tinja. Untuk keperluan ini

    %P8 dapat menjadi alternatif. Polio ',,5 pada usia usia , 6, 7 bulan. Dilanjutkan pada

    usia ' bulan dan / tahun.

    %munisai polio hampir tidak ada efek samping hanya sebagian ke4il saja yang

    mengalami pusing, diare ringan, sakit otot dan kasusnya sangat jarang. %munisasi ini tidak 

    dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (diatas 5E=,

    muntah atau diare, penyakit kanker atau keganasan, !%801%DS, sedang menjalani

     pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum, serta anak dengan mekanisme

    kekebalan terganggu.

    2) I!n'"a"' DPT

    $anfaat pemberian imunisasi DP& adalah untuk menimbulkan kekebalan positif 

    dalam #aktu yang bersamaan terhadap penyakit difteria, pertusis, dan tetanus. Di

    %ndonesia vaksin terhadap 5 penyakit ini dipasarkan dalam 5 jenis kemasan, yaitu dalam

     bentuk kemasan tunggal khusus bagi tetanus dalam bentuk kombinasi D& (difteri dan

    '

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    13/37

    tetanus dan kombinasi DP& dikenal pula sebagai vaksin tripel. =ara imunisasi dasar DP&

    yaitu diberikan tiga kali, sejak bayi berumur bulan dengan selang #aktu antara dua

     penyuntikan minimal 6 minggu. Untuk imunisasi massal tetap harus diberikan 5 kali

    karena suntikan pertama tidak memberikan perlindungan apa2apa dan baru akan

    memberikan perlindungan terhadap serangan apabila telah mendapat vaksin DP&

    sebanyak 5 kali. Daya proteksi atau daya lindung vaksin difteri 4ukup baik sebesar -2

    )-? dan daya proteksi tetanus sangat baik yaitu )-2)/? sedangkan daya proteksi vaksin

     pertusis masih sangat rendah yaitu /-27- ?.Aleh karena itu tidak jarang anak yang telah

    mendapatkan imunisasi pertusis masih terjangkit batuk rejan, tetapi dalam bentuk yang

    lebih ringan. eaksi imunisasi yang mungkin terjadi biasanya demam ringan,

     pembengkakan dan rasa nyeri di tempat suntikan selama '2 hari.

    3) I!n'"a"' 4a!ak

    %munisasi 4ampak diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit 4ampak 

    se4ara aktif. 8aksin 4ampak mengandung virus 4ampak hidup yang telah dilemahkan.

    8aksin 4ampak yang beredar di %ndonesia dapat diperoleh dalam bentuk kemasan kering

    tunggal atau dalam kemasan kering dikombinasikan dengan vaksin gondong dan rubella.

    =ampak diberikan sebayak kali yaitu ' kali pada usia ) bulan dan yang kedua pada usia

    ) tahun. Dianjurkan pemberian 4ampak yan pertama sesuai dengan jad#al. Karena pada

    usia ) bulan antibodi dari ibu sudah menurun dan penyakit 4ampak biasanya menyerang

     pada usia balita. ;ika pada usia ' bulan belum mendapat 4ampak maka pada usia '

     bulan harus sudah imunisasi $$ (easles ump +ubella). @fek samping imunisasi

    4ampak umunya tidak ada. Pada beberapa anak, bisa menyebabkan demam dan diare,

    namun kasusnya sangat ke4il. *iasanya demam berlangsung seminggu. Kadang juga

    terdapat efek kemerahan mirip 4ampak selama 5 hari.

    &abel .;ad#al Pemberian %munisasi Dasar 1nak 

    '5

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    14/37

    Sumber 3 ekomendasi %katan Dokter 1nak %ndonesia (%D1% periode -''

    +. I!n'"a"' Tertna

    Pada keadaan tertentu imunisasi tidak dapat dilaksanakan sesuai jad#al yang sudah

    disepakati. Keadaan ini tidak merupakan hambatan untuk melanjutkan imunisasi. 8aksin

    yang sudah diterima oleh anak tidak akan jadi hilang manfaatnya tetapi tetap sudah

    menghasilkan respon imunologis sebagaimana yang diharapkan tetapi belum men4apaihasil yang optimal. Dengan perkataan lain anak belum mempunyai antibodi yang optimal

    karena belum mendapat imunisasi yang lengkap, sehingga kadar antibodi yang dihasilkan

    masih diba#ah kadar ambang pelindung (prote!ti$e le$el) atau belum men4apai kadar 

    antibodi yang bisa memberikan perlindungan untuk kurun #aktu yang panjang (li#e long 

    immunity)  sebagaimana bila imunisasinya lengkap. Dengan demikian kita harus

    menyelesaikan jad#al imunisasi dengan melanjutkan imunisasi yang belum selesai

    (anuh, dkk., --/.

    &abel 5.;ad#al Untuk 8aksinasi &idak &eratur 

    '6

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    15/37

    *ak"'n Rek1!ena"' +'la '!n'"a"' terla!+at

    *=" Umur F ' tahun, boleh diberikan kapan saja. Umur G ' bulan,

    imunisasi kapan saja namun sebaiknya dilakukan terlebih dahulu uji

    tuber4ulin apabila negative berikan *=" dengan dosis -,' ml intrakutan.

    DP&(DP

    atau D&aP

    *ila dimulai dengan DP boleh dilanjutkan dengan D&aP. *erikan d&

     pada anak H : tahun, jangan DP atau D&aP apabila vaksin tersedia.

    *ila terlambat, jangan mengulang pemberian dari a#al, tetapi lanjutkan

    dan lengkapi imunisasi seperti jad#al tidak peduli berapapun jarak 

    #aktu0interval keterlambatan dari pemberian sebelumnya. *ila belum

     pernah imunisasi dasar pada usia F ' bulan, imunisasi diberikan sesuai

    imunisasi dasar baik jumlah maupun intervalnya. *ila pemberian

    keempat sebelum ulang tahun keempat, maka pemberian ke / se4epat2

    4epatnya 7 bulan sesudahnya.*ila pemberian ke26 setelah umur 6 tahun,

    maka pemberian ke2/ tidak perlu lagi.

    *ak"'n Rek1!ena"' +'la '!n'"a"' terla!+at

    Polio Aral *ila terlambat jangan mengulang pemberian dari a#al tetapi lanjutkan

    dan lengkapi imunisasi seperti jad#al,tidak peduli berapapun jarak 

    #aktu0interval keterlambatan dari pemberian sebelumnya.

    =ampak Umur antara )2' bulan,berikan kapan saja saat bertemu.Umur anak 'tahun0lebih,berikan $$ 

    $$ *ila sampai dengan umur ' bulan belum dapat vaksin 4ampak,$$ 

     bisa diberikan kapan saja setelah berumur ' tahun.

    !epatitis * *ila terlambat,jangan mengulang pemberian dari a#al,tetapi lanjutkan

    dan lengkapi imunisasi seperti jad#al,tidak peduli berapapun jarak 

    #aktu0interval dari pemberian sebelumnya.1nak dan remaja belum

     pernah imunisasi hepatitis * pada masa bayi,bisa mendapat serial

    imunisasi hepatitis * kapan saja saat berkunjung.Sumber3*uku Pedoman %munisasi Di %ndonesia (--/

    4. Ba#a5a kala t'ak ''!n'"a"'

    Kalau anak tidak diberikan imunisasi dasar lengkap, maka tubuhnya tidak mempunyai

    kekebalan yang spesifik terhadap penyakit tersebut. *ila kuman berbahaya yang masuk 

    4ukup banyak maka tubuhnya tidak mampu mela#an kuman tersebut sehingga bisa

    menyebabkan sakit berat, 4a4at atau meninggal (Soedjatmiko, --. Diperkirakan ',:

     juta kematian pada anak atau / ? pada balita di %ndonesia adalah penyakit yang dapat

    di4egah dengan imunisasi (PD5%, seperti &*=, dipteri, pertusis (penyakit pernapasan,

    '/

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    16/37

    4ampak, tetanus, polio dan hepatitis * (Susanto, --:. *alita yang tidak diimunisasi

    lengkap mempunyai kemungkinan meninggal '6 kali dibandingkan balita yang telah

    diimunisasi. Sedangkan bila anak sama sekali tidak diimunisasi tentu tingkat

    kekebalannya lebih rendah lagi (%brahim, '))'.

    $enurut penelitian yang dilakukan Kartono, et al ., (-- seorang anak dengan status

    imunisasi DP& dan D& yang tidak lengkap mempunyai risiko menderita difteri 67,6-5

    kali dibandingkan seorang anak dengan status imunisasi DP& dan D& lengkap.

    . Peran Orang Ta Dala! I!n'"a"'

    Peningkatan 4akupan imunisasi melalui pendidikan orang tua telah menjadi strategi

     populer di berbagai negara. Strategi ini berasumsi bah#a anak2anak tidak akan

    diimunisasi se4ara benar disebabkan orang tua tidak mendapat penjelasan yang baik atau

    karena memiliki sikap yang buruk tentang imunisasi.  Program imunisasi dapat berhasil

     jika ada usaha yang sungguh2sungguh dan berkesinambungan pada orang2orang yang

    memiliki pengetahuan dan komitmen yang tinggi terhadap imunisasi. ;ika suatu program

    intervensi preventif seperti imunisasi ingin dijalankan se4ara serius dalam menja#ab

     perubahan pola penyakit dan persoalan pada anak dan remaja, maka perbaikan dalam

    evaluasi perilaku kesehatan masyarakat sangat diperlukan ($uhammad, --5. *anyak 

    literatur yang menghubungkan antara faktor orang tua dengan penggunaaan sarana

    kesehatan baik itu untuk tindakan pen4egahan atau pengobatan penyakit, namun hanya

    sedikit penelitian yang se4ara khusus men4ari hubungan antara pengetahuan orang tua

    dengan imunisasi anak.

    =akupan imunisasi yang rendah merupakan persoalan yang kompleks. *ukan hanya

    karena faktor biaya, karena ternyata vaksin gratis ternyata juga tidak menjadi jaminan

     bagi suksesnya imunisasi. Pada hasil penelitian *e4her ('))/ yang dikutip oleh

    $uhammad (--5 mendapatkan bah#a ibuIibu yang yang anaknya jarang terserang

     penyakit adalah mereka yang lebih sering memanfaatkan sarana2sarana kesehatan

     pen4egahan. $ereka mengaku bah#a dengan memiliki keper4ayaan yang tinggi terhadap

    sarana pen4egahan dan melakukan usaha pen4egahan yang teratur, anak mereka dapat

    terhindar dari sakit.

    e. 6akt1r 5ang !e!engar#' '!n'"a"' anak 

    $enurut Sulistyo#ati (--/, adapun faktor yang berperan dalam model untuk 

    memprediksi 4akupan imunisasi dasar lengkap yaitu tingkat pendidikan ibu, dan status

    kerja ibu.

    ) Pengeta#an

    '7

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    17/37

    Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

     penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pan4aindra

    manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, pen4iuman, rasa, dan raba. Sebagian

     besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

    Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk 

    tindakan seseorang (o$ert beha$ior). Pengetahuan yang ter4akup dalam domain kognitif 

    mempunyai 7 tingkatan (@ffendy dan !ayati, --/ yaitu3

    a &ahu ( now)

    Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,

    termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (re!all)

    terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

    yang telah diterima. Aleh sebab itu Jtahu ini merupakan tingkat pengetahuan

    yang paling rendah. Untuk mengukur apakah orang tahu atau tidak tentang apa

    yang dipelajari antara lain dengan menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

    menyatakan dan sebagainya

    b) $emahami ('omprehension)

    $emahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan se4ara benar tentang

    obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut se4ara benar.

    Arang yang telah paham terhadap obyek harus dapat menjelaskan, menyebutkan

    4ontoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang

    dipelajari.

    !) 1plikasi ( Appli!ation)

    Diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada

    situasi atau kondisi riil (sebenarnya. 1plikasi disini dapat diartikan sebagai

     penggunaan hukum2hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya pada konsep

    atau situasi lain.

    d) 1nalisis (analisys)

    1nalisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek 

    kedalam komponen2komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi

    tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain. 1nalisis ini dapat dilihat dari

     penggunaan penggunaan kata2kata kerja, dapat menggambarkan, dan sebagainya.

    e) Sintesis (ynthesis)

    Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian2bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dari

    ':

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    18/37

    formulasi2formulasi yang ada. $isalnya dapat menyusun, meren4anakan,

    meringkas dan sebagainya terhadap suatu rumusan2rumusan yang telah ada.

     #) @valuasi ($aluation)

    @valuasi ini berkaitan dengan kemampuanuntuk melakukan justifikasi atau

     penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian2penilaian itu berdasarkan

    kriteria2kriteria yang ditentukan sendiri atau yang telah ada.

    Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan #a#an4ara atau angket yang

    menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian. Kedalaman

     pengetahuan yang ingin kita ketahui disesuaikan dengan tingkat2tingkat dalam ka#asan

    kognitif (Notoadmodjo, --5

    Pengetahuan ibu tentang manfaat dan 4ara pemberian imunisasi berhubungan dengan

    tingkat pendidikan ibu.

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    19/37

    $. HIPOTESIS

    1da hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap perubahan perilaku dalam

    keberhasilan program imunisasi.

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    MDG"

    1ngka Kematian 1nak 

    ')

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    20/37

    A. ,ENIS DAN RAN$ANGAN PENELITIAN

    Dalam penelitian ini digunakan metode kuantitatif dengan ran4ang Luasi eksperimental..

    B. TEMPAT DAN 7AKTU PENELITIAN

    '. 9okasi Penelitian 3 Ke4amatan

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    21/37

    Penilaian tingkat pengetahuan ibu dinilai dengan menggunakan kuesioner dengan skala

     pengukuran ordinal. Kuesioner tersebut diberi skor atau nilai ja#aban masing2masing dengan

    sistem penilaian ' untuk ja#aban benar dan - untuk ja#aban salah . Pengetahuan

    dikategorikan menjadi 5 tingkat yaitu3

    a. Pengetahuan baik jika G -? ja#aban benar 

     b. Pengetahuan 4ukup jika 7-2-? ja#aban benar 

    4. Pengetahuan kurang jika F 7-? ja#aban benar.

    G. INSTRUMEN PENELITIAN.

    1lat ukur penelitian menggunakan kuesioner. &ujuan pokok pembuatan kuesioner 

    adalah memperoleh hasil relevan dengan tujuan penelitian memperoleh informasi

    dengan realita dan validitas setinggi mungkin.

    C. 19U P@N@9%&%1N

    .

    '

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    22/37

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    23/37

    BAB I*

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    1. PAC%9 U$U$ PUSK@S$1S

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    24/37

    -' dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan se4ara berhasil

    guna dan berdaya guna pada tahun2 tahun berikutnya.

    &ujuan Khusus 3

    a. Diperolehnya data 0 informasi umum dan lingkungan Puskesmas

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    25/37

    Status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu 3 pelayanan

    kesehatan masyarakat, keturunan, perilaku masyarakat (tingkah laku masyarakat dalam

    menanggapi masalah2 masalah kesehatan dan lingkungan yang terdiri dari fisik,

     biologis, ekonomi, politik, sosial 0 budaya dan pertahanan 0 keamanan. Aleh karena itu

    harus disadari betul bah#a untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

    dengan berhasil adalah jika terdapat pula upaya2 upaya peningkatan keadaan sosial dan

    ekonomi masyarakat.

    Untuk melihat keberhasilan peningkatan derajat kesehatan masyarakat di antaranya

    dapat dilihat dari angka kematian, pola penyakit dan keadaan gi>i masyarakat.

    Di #ilayah kerja Puskesmas i sedang sebesar ':6 balita, status gi>i baik 

    56 balita dan status gi>i lebih ) balita.

    !al tersebut di atas menunjukkan bah#a derajat kesehatan masyarakat di #ilayah

    kerja Puskesmas

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    26/37

    9okasi Puskesmas

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    27/37

    D. SU$*@ D1+1 K@S@!1&1N

    Upaya Kesehatan merupakan salah satu faktor yang turut menentukan derajat

    kesehatan masyarakat terdiri dari pelayanan kesehatan dan sumber daya.

    Puskesmas

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    28/37

    ii. &lonto 1res

    9%

    50%

    41%

    PROSENTASE TINGKAT PENGETAHUAN IBU DESA TLONTO ARES (%)

    KURANG SEDANG TINGGI

    iii. &egangser 9aok 

    RENDAH; 22%

    SEDANG; 54%

     TINGGI; 24%

    Tingkat Pengetahuan Ibu di Tegange! La"k 

    iv.

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    29/37

    0.550.28

    0.1

    P!"entae TIngkat Pengetahuan Ibu Seu!uh Duun di Dea Sana La"k (%)

    KURANG

    SEDANG

     TINGGI

     b. D1&1 $%SSP@S@PS%

    Selama mini proyek berlangsung kami juga men4ari adanya misspersepsi

    tentang program imunisasi. Data ini penting mengingat kegagalan imunisasi

     banyak disebabkan oleh misspersepsi yang berkembang di kalangan

    masyarakat. Program yang baik dan didukung banyak hal akan gagal ketika

    masih banyak ditemukan misspersepsi di masyarakat.

    i.

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    30/37

    2!%

    %

    P!"entae &i Pe!e'i Dea T"nt" A!e (%)

     "a Tida#

    iii. &egangser 9aok 

     "A; 28%

     TIDAK; 2%

    P!"entae &i'e!e'i Tegange! La"k 

    iv.

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    31/37

    0.5

    0.4!

    P!"entae &i Pe!e'i Seu!uh Duun di Dea Sana La"k (%)

     "a

     Tida#

    4. D1&1 ;U$91! *19%&1 +1N" &@91! 9%$1 %$UN%S1S% D1S1 

    9@N"K1P (9%9

    Aut4ome dari mini proyek ini adalah ter4iptanya desa U=% dimana dilihat dari

     jumlah balita yang telah mendapat lima imunisasi dasar lengkap. Data ini

    menunjukkan prosentase baliata yang telah mendapat imunisasi. Data di desa

    Ke4amatan

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    32/37

    1

    84

    8&

    88

    90

    92

    91.&

    8.5

    91.&

    P!"entae LIL Dea T"nt" A!e (%)A'ri( 2012 ) *are

    201!

    *ei 2012 ) A'ri(

    201!

     +uni 2012 ) *ei

    201!

     

    iii. &egangser 9aok 

    A, 12)*AR 1! *EI 12)A, 1! +UN 12)*EI 1!&4

    &&

    &8

    0

    24

    &4.29

    &9.91&8.!1

    P!"entae LIL Tegange! La"k 

     

    iv.

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    33/37

    1

    0

    1

    2

    !

    45

    2.21

    4.12

    1.89

    DATA ,UMLAH BALITA 8ANG TELAH LIL (%)

    a'ri( 2012 ) -are%

    201!

    -ei 2012 ) a'ri(201!

     uni 2012 ) -ei 201!

     

    *1* 8

    P@$*1!1S1N

    1. P@$*1!1S1N

    $ini proyek ini menitikberatkan pada perubahan perilaku masyarakat dalam hal

    imunisasi. %ntervensi terhadap perilaku memang tidak mudah dan memerlukan usaha

    yang berkesinambungan. Pengetahuan merupakan hal yang dapat dimodifikasi dan

    dipelajari. 1kan tetapi perilaku adalah suatu hal yang dibentuk bukan hanya dari

     pengetahuan melainkan banyak hal termasuk adat, kebiasaan, pola pikir, pengalaman dan

    lain2lain.

    Data a#al yang dikumpulkan berupa tingkat pengetahuan ibu. Data ini diambil

    karena tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

     perilaku seseorang. Data diambil dengan 4ara kuesioner. %bu2ibu di posyandu yang

    memiliki anak balita diba#ah ' tahun diberi pertanyaan dan hasil ja#aban di skoring

    untuk dikategorikan ke dalam tingkat pengetahuan. Kuesioner yang digunakan

    merupakan kuesioner yang telah diuji validitasnya di Universitas $uhammadiyah

    +ogyakarta. *agi ibu yang tidak dapat memba4a atau mengerti bahasa %ndonesia maka

     pengisian dipandu oleh petugas.Di desa

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    34/37

    tingkat pengetahuan ibu terendah paling banyak di Dusun Sungai &eteh yang men4apai

    '- ?.

    Di desa &egangser 9aok di dapatkan data ? tingkat pengetahuan ibu masih

    rendah. Desa &egangser 9aok dibagi menjadi / posyandu yaitu &langih,Kampung

    *arat,Den Pateh,*ersere dan Kampung &engah. Dari kelima posyandu tersebut tingkat

     pengetahuan ibu terendah paling banyak di Kampung &engah dan paling sedikit di

    &langih

    Di desa

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    35/37

    dilakukan berulang2ulang selama rotasi puskesmas berlangsung. Setelah intervensi

    dilakukan maka dilihat indikator out4ome berupa desa U=% (Universal =hild

    %mmuni>ation dimana 9%9 (9ima %munisasi Dasar 9engkap harus men4apai target.

    %ndikator mini proyek ini adalah desa U=% yaitu desa diamana bayi telah mendapat

    9ima %munisasi Dasar 9engkap yang dihitung dalam satu tahun. Pada tahun -'5 target

     bayi 9%9 adalah ? sedangkan pada tahun -'6 adalah )- ?. !asil dari mini proyek 

    ini dapat dilihat pada bulan $aret -'6 dimana dapat dihitung prosentase bayi yang

    telah 9%9.

    Sementara itu untuk data follo# up pada

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    36/37

    &im mini proyek sangat terbatas dan tidak begitu mengenal adat, kebiasaan serta medan

    yang ada. !al ini membuat kesulitan tersendiri bagi keberhasilan mini proyek.

    4.Perbedaan bahasa dan budaya

    1danya perbedaan bahasa dan budaya membuat proyek tidak berjalan dengan

    semestinya. *ahasa merupakan penghambat komunikasi yang paling dirasakan. *ahasa

    daerah sangat mudah dimengerti dan di4erna daripada menggunakan bahasa %ndonesia.

    Disamping itu ada juga #arga yang tidak begitu mengerti bahasa %ndonesia sehingga

    menghambat proyek.

    d. Keterbatasan #aktu penelitian

  • 8/17/2019 Proposal Waru GABUNGAN

    37/37

    5. Dengan kurang ter4apainya U=% tahun -' dan a#al tahun -'5, seyogyanya

    Puskesmas perlu melakukan matriB skala prioritas dalam melakukan promosi

    kesehatan di Ke4amatan