25
DOKUMEN ANGGARAN PROPOSAL KEGIATAN PEMBINAAN KESEHATAN KELUARGA PROGRAM PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN MASYARAKAT PEMBINAAN KESEHATAN MASYARAKAT

PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

DOKUMEN ANGGARAN

PROPOSAL

KEGIATAN PEMBINAAN KESEHATAN KELUARGA

PROGRAM PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN MASYARAKATPEMBINAAN KESEHATAN MASYARAKAT

DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA SELATANDINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

TAHUN 201TAHUN 20199

Page 2: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

PROPOSAL

KEGIATAN PEMBINAAN KESEHATAN KELUARGAPROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN MASYARAKAT

PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2019

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019 sesuai dengan Kebijakan Menteri Kesehatan melalui pendekatan Paradigma Sehat yang berupa pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan nasional, menjadikan promotive dan preventif sebagai pilar utama kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dan tetap mengacu RPJMN III bidang kesehatan yang memfokuskan pada empat program prioritas yaitu penurunan Angka Kematian Ibu dan angka Kematian Bayi, Perbaikan Gizi Masyarakat khusunya stunting, Pengendalian penyakit menular dan tidak Menular.Sasaran Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat dalam Rencana Pembangungan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019 adalah meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat. Indikator kegiatannya terdiri dari :a. Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatanb. Persentase ibu hamil kurang energi kronik (KEK)c. Persentase kunjungan neonatal pertama (KN1)Sehingga diperlukan suatu komitmen dan upaya yang besar untuk keberhasilan program dalam mencapai indikator tersebut.Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan, integrasi dan sinergi antar upaya program dan sektor-sektor terkait lainnya, dan upaya – upaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya. Bersamaan dengan itu, Tahun ini merupakan tahun pertama perubahan STOK baru di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan dan tahun kedua di Kementerian Kesehatan RI dimana secara langsung berpengaruh pada indikator kinerja program di masing masing unit pelaksana kegiatan.

Page 3: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

Program Pembinaan Kesehatan Keluarga merupakan Direktorat baru peleburan dari Direktorat Pembinaan Kesehatan Ibu dan Direktorat Pembinaan Kesehatan Anak yang termasuk dalam STOK Baru di Program Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. Sesuai dengan STOK baru, maka ada perubahan perubahan dalam indikator kinerja yang secara langsung akan berpengaruh pada indikator yang telah terlaksana di daerah, tetapi pada dasarnya Program yang akan dilaksanakan bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak.

II. ANALISIS SITUASI

Mortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu. Karena asumsi completeness yang tidak terpenuhi maka penghitungan angka kematian menggunakan metode tidak langsung untuk mengatasi kekurangan tersebut. Angka kematian bayi menurut hasil SUPAS 2015 adalah sebesar 22 bayi per 1000 KH, angka tersebut mengalami penurunan dari hasil penduduk yang dilaksanakan sebelumnya. Hasil SUPAS 2015 juga menunjukan angka kematian anak sebesar 4 anak per 1000 KH, sedangkan angka kematian balita yang mencakup kematian bayi dan kematian anak hasil SUPAS 2015 adalah 26 per 1000 KH. Angka kematian dewasa laki-laki hasil SUPAS 2015 adalah 171 per 1000 penduduk, sedangkan angka kematian dewasa perempuan adalah 122 per 1000 penduduk. Angka kematian ibu yang merupakan salah satu indikator SDGs yang juga dihitung dari SUPAS 2015 menghasilkan angka 305 kematian ibu per 100.000 KH.

Sedangkan RPJMN tahun 2019 sebesar 306/100.000 kelahiran, hal ini berdasarakan Base Line data SDKI 2012 AKI sebesar 359/100.000 KH, masih jauh untuk dapat dicapai, Angka ini kalau dibandingkan dengan hasil SUPAS 2015 sudah mencapai target RPJMN 2019, Namun kita masih tetap waspada. Untuk Angka Kematian Neonatal (AKN) mengalami stagnansi sejak tahun 2012 dan terakhir berdasarkan SDKI 2015 Angka Kematian Neonatal

Page 4: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

masih 19 per 1.000 Kelahiran hidup. Kesehatan neonatal sangat terkait dengan Kesehatan Keluarga. Saat ini akses terhadap kesehatan ibu dan neonatal untuk kunjungan antenatal K1 mencapai 95,4%, kunjungan K4 70,4%, persalinan nakes 86,9% dan kunjungan neonatal pertama (KN1) 71,3% (data Riskesdas tahun 2013).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 yang diperoleh dari Kabupaten/Kota data Kunjungan K1 97,14%, Kunjungan K4 93,2%, PN 87,2%,PF 88%, PK 59,3%, CPR 72,8%, KN1 95,3 Neonatal Komplikasi 48,3%, Kematian Ibu 107 kasus, Kematian Neonatal 520 kasus. Dari data tersebut terlihat bahwa cakupan pelayanan kesehatan ibu dan neonatal sudah cukup baik, meningkat dari tahun sebelumnya, serta jumlah kasus Kematian Ibu dan Neonatal juga sudah menurun jika dibandingkan dengan Tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan kesehatan ibu dan neonatal yang diberikan sudah mengalami peningkatan. Namun bila dibandingkan dengan target kinerja masih butuh kerja keras dan upaya upaya perbaikan untuk meningkatkan capaian indikator dan menurunkan lagi kasus kematian maternal neonatal.

Seperti kita ketahui bersama bahwa kematian ibu dan kematian neonatal disebabkan oleh multifaktor yang merupakan hasil interaksi berbagai aspek, baik aspek klinis, aspek sistem pelayanan kesehatan, maupun faktor – faktor non kesehatan yang mempengaruhi pemberian pelayanan klinis dan terselenggaranya sistem pelayanan kesehatan tersebut secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan kesamaan persepsi dari semua pihak mengenai pentingnya peran berbagai aspek tersebut dalam penanganan masalah kematian ibu sehingga strategi yang akan digunakan untuk mengatasinya harus merupakan integrasi menyeluruh dari berbagai aspek tersebut.

Berikut indikator kinerja program kesehatan keluarga Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan sebagai berikut :

Page 5: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

1. Indikator Kinerja Program Kesga Berdasarkan RPJMD Provinsi Sumatera Selatan

INDIKATOR KINERJA KESGA 2013-2016DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

NO INDIKATOR

PENCAPAIAN TARGET

2013 2014 2015 2016 2015 2016 2017

1 K 4 93,21 93,53 93,86 87,42 96 98 99

2 PN 92,94 91,27 92,82 87,15 95 98 99

3 KF 89,66 88,71 84,08 86,55 96 98 99

4 PK 66,79 65,95 55,94 59,30 80 80 80

5 CPR 62,19 74,67 67,00 73,18 62 65 67

6 KN1 94,13 94,55 94, 03 93,05 93 94 95

7 NK 53,29 53,26 52,78 48,33 60 65 70

2. Indikator Prioritas Nasional Program Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI.

INDIKATOR PRIORITAS NASIONAL 2017 KESEHATAN KELUARGA

No.

Indikator 2017 2018 2019Prioritas

1 Jumlah buku saku tentang kesehatan reproduksiyang dicetak dan didistribusikan ke KUA

23000 buku

2 Persentase bayi baru lahir yang mendapatkanpelayanan kunjungan neonatal pertama (KN1)

81% 87% 92%

3 Persentase ibu bersalin di fasilitas pelayanankesehatan (PF)

81% 87% 92%

4 Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayananantenatal ke minimal empat kali (K4)

85% 86% 87%

5 Persentase sekolah yang mendapatkan pelayananpenjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 1, 7, dan 10

50% 55% 60%

Non Prioritas1 Persentase usia lanjut (Usila) yang dilayani 15% 20% 25%

2 Buku KIA 5 jutabuku

5,4 jutabuku

5,832 jutabuku

1. Penurunan Kematian IbuJumlah Kematian Ibu Maternal di Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan bulan Desember 2017 mencapai 107 Kasus. Jumlah Kematian Ibu Maternal tertinggi terjadi di Kab. Banyuasin (18 kasus), Kab. OKU Timur (11 kasus), dan Kab. OKU (10

Page 6: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

kasus), kemudian diikuti Kab. Musi Banyuasin (9 kasus). Sedangkan jumlah kematian ibu maternal terendah terjadi di Kab OKI, PALI dan Kota Lubuk Linggau masing-masing (2 kasus), diikuti Kota Pagar Alam (1 kasus) dan Kab. OKU Selatan (1 kasus). Jumlah kasus kematian ibu sesumatera selatan dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Sumatera Selatan dari tahun ke tahun cenderung menurun, Kematian Ibu Tahun 2015 sebanyak 165 kasus, turun ditahun 2016 sebanyak 142 kasus dan ditahun 2017 menjadi 107 kasus kematian, namun masih perlu perhatian kita karena target tahun 2019 Angka Kematian Ibu 304/100.000 KH.Bila kita lihat dari hasil rekapan laporan PWS KIA kasus kematian antara kab/kota dari tahun ke tahun terjadi perubahan, baik itu jumlah maupun penyebab kematian yang berbeda beda. Perbedaan ini dapat dilihat dari beberapa kabupaten/kota yang cenderung menurun dan bahkan ada yang meningkat dengan penyabab utamanya adalah perdarahan dan disusul dengan hypertensi dalam kehamilan.

Permasalahan yang sama juga disebabkan karena deteksi dini faktor resiko oleh tenaga kesehatan yang kurang cermat, penanganan persalinan yang kurang adekuat/tidak sesuai prosedur (tidak ditolong oleh tenaga yang kompoten) serta sistem rujukan yang tidak sesuai dengan prosedur jejaring manual rujukan. Selain penangan yang tidak adekuat, jumlah kasus kematian meningkat disebabkan juga karena manajemen program yang sudah terlaksana sesuai sistem manajemen yang

KEMATIAN IBU

1 1 2 2 2 5 5 6 6 6 7 8 8 9 10 11 18

107

0

20

40

60

80

100

120

OKU

Paga

r Ala

m

OKI

PALI

Lubu

k

Oga

n Ili

r

Prab

umul

ih

Laha

t

Empa

t

MUR

ATRA

Pale

mba

ng

Mua

ra

Mus

i

Mus

i

OKU

OKU

Tim

ur

Bany

uasin

Prov

insi

Page 7: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

baik, diantaranya : Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal yang melibatkan TIM Teknis dan Tim Manjemen, sehingga seluruh kematian ibu maternal dapat terlacak serta sistem pencatatan dan pelaporan yang sudah bejalan dengan baik.

2. Persentase ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan (PF)Presentase ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan sesuai standar oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Indikator ini merupakan indikator kinerja utama dalam sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan kesehatan.Sebaran ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan kabupaten/kota provinsi sumatera selatan dapat dilihat pada grafik berikut :

Capaian persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan desember 2017 adalah 88 %, sedangkan cakupan tertinggi adalah kota prabumuliha dan kota palembang (100%) diikuti kab. Banyuasin (99%), Kab OKI (96%), Kab PALI, Ogan Ilir dan OKU Timur masing-masing (95%). Sedangkan capaian terendah ada pada kabupaten OKU Selatan (49%) dan diikuti oleh Kab. Muratara (57%) dan Lahat serta Kab. Empat Lawang (72%).

3. Persentase K4

PF

4957

72 72 75 7986 87 88 93 94 95 95 95 96 99 100 100

0

20

40

60

80

100

120

OKU

Sel

atan

MUR

ATAR

A

Laha

t

Empa

t Law

ang

Mua

ra E

nim

OKU

Mus

i Raw

as

Mus

i Ban

yuas

in

Prov

insi

Paga

r Ala

m

Lubu

k Li

ngga

u

OKU

Tim

ur

Oga

n Ili

r

PALI

OKI

Bany

uasin

Pale

mba

ng

Prab

umul

ih

Target PF (82 %)

Page 8: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke minimal empat kali (K4) adalah : Presentase ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar 10 T, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3Indikator ini menggambarkan akses ibu hamil terhadap pelayanan antenatal cakupan K4 kontak 4 kali dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi sesuai standar.Saat ini angka cakupan pelayanan antenatal sudah meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, walaupun demikian masih terdapat disparitas antar daerah kabupaten/kota yang variasinya cukup besar, selain adanya kesenjangan juga ditemukan ibu hamil yang tidak menerima pelayanan dimana seharusnya diberikan pada saat kontak dengan tenaga kesehatan (missed opportunity).

Sedangkan untuk Cakupan K4 sampai dengan bulan Desember 2017 di Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada Pada gambar di atas. K4 sampai dengan desember 2017 mencapai 93,2%, sementara target (98%), bila dibandingkan dengan capaian 2016 (87,25%) mengalami peningkatan (5,6%). Cakupan tertinggi dicapai oleh Kota Palembang (98,9 %) diikuti Kab. Ogan Ilir (97,3%) dan Kota Lubuk Linggau (96,8%), kemudian diikuti oleh Kota Prabumulih (96,5%) dan Kota Pagar Alam (95,7%). Sedangkan cakupan terendah ada di kabupaten Musi Banyuasin

K4

83,0

86,3

88,8 89,1

91,2 91,3 91,592,7 93,2

94,2 94,5 94,7 94,995,7

96,5 96,8 97,398,9

75,0

80,0

85,0

90,0

95,0

100,0

105,0

Mus

i Ban

yuas

in

Empa

t Law

ang

OKU

MUR

ATRA

PALI

Mus

i Raw

as

Laha

t

Bany

uasin

Prov

insi

Mua

ra E

nim

OKI

OKU

Sel

atan

OKU

Tim

ur

Paga

r Ala

m

Prab

umul

ih

Lubu

k Lin

ggau

Oga

n Ili

r

Pale

mba

ng

Target 2017

(99%)K4

83,0

86,3

88,8 89,1

91,2 91,3 91,592,7 93,2

94,2 94,5 94,7 94,995,7

96,5 96,8 97,398,9

75,0

80,0

85,0

90,0

95,0

100,0

105,0

Mus

i Ban

yuas

in

Empa

t Law

ang

OKU

MUR

ATRA

PALI

Mus

i Raw

as

Laha

t

Bany

uasin

Prov

insi

Mua

ra E

nim

OKI

OKU

Sel

atan

OKU

Tim

ur

Paga

r Ala

m

Prab

umul

ih

Lubu

k Lin

ggau

Oga

n Ili

r

Pale

mba

ng

Target 2017

(99%)

Page 9: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

(83,0%), kemudian diikuti kabupaten Empat Lawang (86,3%), Kab. OKU (88,8%) dan kab. Muratara (89,1%).

Kunjungan 4 x (K4) selama kehamilan ditargetkan 99% pada tahun 2017, namun pencapaian K4 pada 2017 93,2 % dikarenakan sasaran Bumil pada tahun yang sama memang belum mendapatkan pelayanan sebanyak 4 x dan akan di akumulasikan pada tahun berikutnya (pada dasarnya kesenjangan 5,8 % hanya validasi data belum aktual.

4. Kunjungan Neonatal Pertama (KN1)Persentase bayi baru lahir yang mendapatkan pelayanan kunjungan neonatal pertama (KN1) adalah : Persentase bayi baru lahir umur 6 - 48 jam yang mendapatkan pelayanan kesehatan neonatal esensial dengan menggunakan pendekatan MTBM.Indikator ini dapat diukur melalui akses / jangkauan pelayanan kesehatan Neonatal.Cakupan Neonatal pertama (KN1) di Provinsi Sumatera selatan sampai dengan bulan desember tahun 2017 adalah 95,1%, bila dibandingkan dengan tahun 2016 cakupan KN1 (93,1%) sedikit mengalami kenaikan yaitu sebesar 0,2% dan bila dibandingkan dengan target 2017 maka cakupan pelayanan KN1 sudah mencapai target.

Berikut terlihat Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Thn 2017.

KN 1

86,1 86,2

90,291,1

93,595,1 95,4 96,0

97,298,6 98,7

99,6 99,8 100 100 100 100 100

75,0

80,0

85,0

90,0

95,0

100,0

105,0

Target : 95%

Page 10: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

Pada gambar diatas terlihat capaian pelayanan pertama Neonatus (KN1) tertinggi terdapat di Kota Pagar Alam, Ogan Ilir, OKU Selatan, OKU Timur, dan Kab. OKU (@ masing-masing 100%), diikuti oleh Kota Lubuk Linggau 99,8%, Kab. Musi Rawas 99,6%, Kota Prabumulih 98,7%, Kab. OKI 98,6%, kemudian Kab. Muara Enim 97,2%. Sedangkan capaian terendah terdapat di Kabupaten PALI (86,1), Kab. Banyuasin (86,2) dan Kota Palembang (90,2%).

5. Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Kelas Ibu Hamil

Indikator ini merupakan kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan jumlah peserta maksimal 10 orang, dikelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak (KIA ) secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan.Definisi Operasionalnya adalah Presentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil minimal 4 kali di wilayah kerjanya dalam satu tahun.Berikut dapat dilihat gambaran puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil di provinsi sumatera selatan :

Saat ini capaian puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil sampai dengan desember tahun 2017 adalah 96% sudah melebihi target (84%), bahkan 16 Kabupaten/Kota juga sudah

PKM MELAKSANAKAN KELAS BUMIL

0

8993 95 95 96 97 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

0

20

40

60

80

100

120 Target : 84%

Page 11: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

memenuhi target, yang belum melaksanakan kelas ibu hamil adalah Kab. Musi Rawas Utara (0%) hal ini disebabkan karena tenaga kesehatan di puskesmas belum sama sekali di latih sebagai fasilitator kelas ibu hamil dan ibu balita.

6. Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Orientasi P4KOrientasi P4K adalah Pertemuan yang diselenggarakan oleh Puskesmas dengan mengundang kader dan /atau bidan desa dari seluruh desa yang ada di wilayahnya dalam rangka pembekalan untuk meningkatkan peran aktif suami, keluarga ibu hamil, serta masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas.Definisi Operasionalnya adalah Persentase Puskesmas yang melaksanakan Orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)”Sampai bulan desember 2017 capaian puskesmas melaksanakan program P4K sebesar : 100% baik Provinsi maupun Kab./Kota

7. Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Penjaringan Kls 1Persentase sekolah yang mendapatkan pelayanan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 1, 7, dan 10 adalah : Persentase sekolah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA

PKM MELAKSANAKAN ORIENTASI P4K

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

0

20

40

60

80

100

120

Page 12: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

dan SLB ) yang dilakukan penjaringan kesehatan kepada Peserta Didik kelas I, VII dan X dalam wilayah kerja puskesmas tersebut.Saat ini capaian puskesmas melaksanakan penjaringan kelas 1 untuk sumatera selatan sampai dengan desember 2017 adalah 94% terget 2017 60 %, Kalau dilihat pada grafik berikut bahwa gambaran puskesmas melaksanakan penjaringan di sekolah sesuai kabupaten/kota semuanya sudah mencapai target, walaupun sudah mencapai target namun kita masih perlu untuk melakukan pembinaan dan pemantauan secara berkesinambungan.

PKM MELAKSANAKAN PENJARINGAN KESEHATAN UTK PESERTA DIDIK KLS 1

6067

71

89 90 91 94 94 94100 100 100 100 100 100 100 100 100

0

20

40

60

80

100

120

Target : 60%

8. Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Penjaringan Kelas 7 dan 10Persentase sekolah yang mendapatkan pelayanan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 1, 7, dan 10 adalah : Persentase sekolah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan SLB ) yang dilakukan penjaringan kesehatan kepada Peserta Didik kelas I, VII dan X dalam wilayah kerja puskesmas tersebut.Capaian puskesmas melaksanakan penjaringan kelas 7 dan 10 sampai dengan desember 2017 adalah 88,6% sementara target 2017 adalah 50%, capaian paling tinggi untuk penjaringan adalah Kota Pagar Alam, Palembang, Ogan Ilir, OKU Timur, Musi Banyuasin, Musi Rawas dan Kab. OKI

Page 13: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

(masing-masing 100%), kemudian diikuti oleh Kab. OKU Selatan 90,9%, Muara Enim 90,5%, Banyuasin 90,3%, Kota Lubuk Linggau dan Kab OKU 88,9% sedangkan yang paling rendah adalah Kab. Lahat 45,5%.Dibawah ini dapat dilihat pada grafik sebaran puskesmas melaksanakan penjaringan kelas 7 dan 10 di 17 Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan tahun 2017 :

PKM MELAKSANAKAN PENJARINGAN KESEHATAN UTK PESERTA DIDIK KLS 7 DAN 10

45,5

60,0 62,566,7

88,6 88,9 88,9 90,3 90,5 90,9

100 100 100 100 100 100 100100

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0Target : 50%

9. Puskesmas Yang Melaksanakan PKPRDefinisi Operasional : Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja memenuhi kriteria:- Memiliki tenaga kesehatan terorientasi/terlatih pelayanan

kesehatan peduli remaja- Memiliki pedoman kesehatan remaja- Melakukan pelayanan konseling pada remaja

Sampai dengan bulan desember 2017 capaian puskesmas melaksanakan PKPR adalah 62% dengan target 35%, bila dilihat per kabupaten/kota terdapat variasi yang sangat signifikan yakni ada kabupaten kota yang capaianya tinggi, sedang, cukup dan ada juga yang rendah. Kabupaten dengan capaian tertinggi adalah Kab.OKI, Empat lawang, Muratara, Kota Prabumulih dan Kota Lubuk Linggau yaitu sebesar 100%, sedangkan yang capaianya sedang antara 94 – 71% adalah Kab. OKU, Kota Palembang, Kab. Musi Rawas dan Kab.

Page 14: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

PALI, diikuti oleh Capaian yg cukup antara 67-57% adalah Kab. Muara Enim, Banyuasin dan Kota Pagar Alam dan yang paling rendah bahkan dibawah target adalah 32-19% adalah Kab. Musi Banyuasin, Ogan Ilir, Lahat, OKU Timur dan OKU Selatan.

10. Jumlah Kematian BayiJumlah Kematian Bayi di Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan bulan Desember 2017 mencapai 637 kasus, menurun jika dibandingkan tahun 2016 sebanyak 643 kasus. Kasus kematian bayi tertinggi ada di Kabupaten Musi Rawas dengan kematian sebanyak 70 kasus, kemudian diikuti oleh Kabupaten Banyuasin (68 kasus) dan Kabupaten M.Enim (65 kasus). Sedangkan kasus kematian neonatal terendah terjadi di Kab. Pali (8 kasus), kemudian diikuti oleh Kota Pagar Alam (10 Kasus) kematian Bayi dan laht (11 Kasus), untuk Kabupaten/Kota lainnya dapat dilihat pada grafik berikut ini :

PKM MENYELENGGARAKAN KEG KESEHATAN REMAJA

100 100 100 100 10094

90

74 7167 65 62

57

32 32

21 2119

0

20

40

60

80

100

120

Target : 35 %

KEMATIAN BAYI

637

70

68

6563

51

48

47

39

35

33

31

2916

13

11

10

8

0 100 200 300 400 500 600 700

PROVINSI

MUSI RAWAS

BANYUASIN

MUARA ENIM

OKU

MUSI BANYUASIN

MURA TARA

OKU TIMUR

OKU SELATANEMPAT LAWANG

OKI

OGAN ILIR

PALEMBANG

LUBUK LINGGAU

PRABUMULIH

LAHAT

PAGARALAM

PALI

Page 15: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

Penyebab kematian neonatal dan post neonatal sesuai analisa data disebabkan oleh penyebab langsung dan tidak langsung yang kesemuanya membutuhkan intervensi efektif untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan kesehatan neonatal yang meliputi pelayanan kesehatan reproduksi, maternal dan neonatal. Penyebab lain adalah tenaga kesehatan yang belum kompoten dalam penanganan kasus kegawatdaruratan pada neonatal, akses pelayanan yang sulit untuk penanganan neonatal dengan kasus BBLR, sarana dan prasaran penunjang yang belum lengkap di fasilitas rujukan baik puskesmas maupun RSUD kab./kota.Penyebab tingginya jumlah kasus kematian ini juga disebabkan manajemen program yang sudah terlaksana sesuai sistem manajemen yang baik, diantaranya : Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal, sehingga seluruh kematian maternal dan neonatal dapat terlacak serta sistem pencatatan dan pelaporan yang sudah bejalan dengan baik.

III. TUJUAN

A. Tujuan Umum Mempercepat upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB).

B. Tujuan Khusus : Meningkatkan Persentase Kunjungan Ibu Hamil ke 4 Kali (K4) Meningkatkan Persentase Persalinan di Fasilitas Pelayanan

Kesehatan Meningkatkan Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Meingkatkan Persentase PKM melaksanakan Kelas Bumil Meningkatkan Persentase PKM melaksanakan orientasi P4K Meningkatkan Persentase PKM melaksanakan penjaringan kes

utk peserta didik kls 1 Meningkatkan Persentase PKM melaksanakan penjaringan kes

utk peserta didik kls 7 dan 10 Meningkatkan Persentase PKM yg menyelenggarakan keg kes

remaja

Page 16: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

Penguatan manajemen program kesehatan ibu dan reproduksi termasuk KB

IV. SASARAN

Dalam rangka pencapaian target indikator kinerja tahun 2019 , pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat melakukan berbagai upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat yang salah satunya bertujuan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Untuk mendukung pemerintah pusat, maka Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan melalui Dana Dekonsentrasi akan melakukan kegiatan – kegiatan yang berdaya ungkit untuk pencapaian indikator tersebut dengan mengacu pada sasaran program, IKU dan IKK.Sasaran program Kesehatan Keluarga adalah : Meningkatkan Status Kesehatan Ibu, Anak dan Gizi Masyarakat

V. RENCANA KEGIATANA. Ruang Lingkup kegiatan

Ruang lingkup kegiatan ini adalah merupakan kegiatan Prioritas Nasional dan Proyek Prioritas, dimana kegiatan prioritas nasional bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi sedangkan proyek prioritas tujuannya : Penurunan kematian ibu di fasyankes, Penurunan kematian bayi, Peningkatan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi serta Imunisasi dasar lengkap.Berikut Kegiatan Prioritas Nasioanl yang akan dilaksanakan dengan menggunakan dana Dekonsentrasi :a. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu

1. Pelatihan Penanganan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal bagi Kab dengan Kematian Maternal Neonatal Tinggi Tk. Provinsi

2. Orientasi Manajemen Kesehatan Keluarga3. Penguatan Audit Maternal Perintal (AMP) Terintegrasi SKI4. Koordinasi LP/LS Kesehatan Keluarga5. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Program

Kesehatan Keluarga

Page 17: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

b. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Bayi1. Pelatihan Pelayanan Kesehatan Balita dan Anak Prasekolah

Terintegrasi2. Paket Pemeriksaan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK)

c. Pembinaan Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi1. Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KTP/A dan

TPPOd. Pembinaan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)

1. Pelatihan Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remajae. Pembinaan Pencegahan Stunting

1. Orientasi Tata Kelola Klinis Pelayanan Kesehatan Keluarga2. Sosialisasi dan Advokasi Program dan NSPK Kesehatan

Keluargaf. Pembinaan Penguatan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia

1. Pelatihan Kesehatan Lansia dan Geriatri untuk Petugas Puskesmas

B. Tempat KegiatanTempat pelaksanaan kegiatan Pembinaan Kesehatan Keluarga akan dilaksanakan baik di tingkat Provinsi maupun di tingkat Kabupaten / Kota yang ditunjuk sesuai dengan alokasi kegiatan yang didasarkan pada capain program dan kinerja.

C. TahapannyaTahapan dalam ruang lingkup kegiatan program kesehatan keluarga secara garis besar di uraikan sebagai berikut : Rapat persiapan Penentuan sasaran program Penentuan lokasi kegiatan Penentuan waktu pelaksanaa/membuat jadwal pelaksanaan Penyusunan dan membuat SK penyelenggaraan Mempersipkan bahan /materi dan alat pendukung lainnya Menyelenggarakan surat menyurat, dll Pelaksanaan kegiatan (ceramah, diskusi, tanya jawab dan

praktek) Penyusunan laporan pelaksanaan.

D. Waktu Pelaksanaan

Page 18: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu

Waktu Pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan keluarga akan dilaksanakan pada TR.I, II, III dan IV bulan berjalan ditahun 2019.

VI. INDIKATOR KEBERHASILAN

Dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan pelayanan kesehatan keluarga out put yang akan dihasilkan adalah : 1. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Pelayanan

Kesehatan Ibu2. Kab./Kota Yang mendapat Pembinaan Pelayanan Kesehatan

Bayi3. Kab./Kota Yang Mendapat Pembinaan Pelayanan KB dan

Kesehatan Reproduksi4. Kab./Kota Yang Mendapat Pembinaan Upaya Kesehatan

Sekolah (UKS)5. Kab./Kota yang Mendapat Pembinaan Pencegahan Stunting6. Kab./Kota yang Mendapat Pembinaan Penguatan Pelayanan

Kesehatan Lanjut Usia

VII. BIAYA PENYELENGGARAANBiaya penyelenggaraan kegiatan Pembinaan Kesehatan Keluarga dibebankan pada Dana Dekonsentrasi (APBN) DIPA Satker 03 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019.

VIII. PELAKSANAPelaksana kegiatan Pembinaan Kesehatan Keluarga adalah pengelola progam kesehatan maternal neonatal, balita dan anak pra sekolah, anak usia sekolah dan remaja, Kesehatan reproduksi, KB dan kependudukan, lansia dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.

IX. PENUTUPDemikian proposal ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Page 19: PROPOSAL · Web viewMortalitas hasil SUPAS tahun 2015 terbagi menjadi angka kematian bayi, angka kematian anak, angka kematian balita, angka kematian dewasa serta angka kematian ibu