28
Prosedur Teknik Kamar Operasi A. Pengertian Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan keadaan suci hama (steril). Prosedur teknik kamar opersi merupakan sebuah deskripsi mengenai tahapan-tahapan yang dijalani di dalam kamar operasi. B. Persiapan tindakan operasi 1. Serah terima pasien Pengertian : Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan dan staf kamar operasi. Tujuan : a) Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh petugas ruangan dan kamar operasi agar pelaksanaan operasi bisa berhasil dengan baik dan mengutamakan keselamatan pasien. b) Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan khusus lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan operasi tersebut. Kebijakan : Petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung jawab atas persiapan pasien calon operasi ini. Prosedur : a) Petugas ruangan mengetahui jadwal operasi

Prosedur Teknik Kamar Operasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Prosedur Teknik Kamar Operasi

Prosedur Teknik Kamar Operasi

A. Pengertian

Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan

tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan keadaan suci

hama (steril). Prosedur teknik kamar opersi merupakan sebuah deskripsi mengenai

tahapan-tahapan yang dijalani di dalam kamar operasi.

B. Persiapan tindakan operasi

1. Serah terima pasien

Pengertian : Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat

ruangan dan staf kamar operasi.

Tujuan :

a) Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh petugas ruangan

dan kamar operasi agar pelaksanaan operasi bisa berhasil dengan baik dan

mengutamakan keselamatan pasien.

b) Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan khusus lainnya yang

dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan operasi tersebut.

Kebijakan : Petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung jawab atas

persiapan pasien calon operasi ini.

Prosedur :

a) Petugas ruangan mengetahui jadwal operasi

b) Petugas ruangan mempersiapkan area operasi sesuai prosedur yang berlaku.

c) Petugas ruangan mengisi berita acara.

d) Petugas ruangan mempersiapkan semua catatan medik pasien termasuk surat

izin operasi untuk dibawa bersama pasien ke ruang operasi.

e) Petugas ruangan menyertakan perlengkapan penunjang operasi misalnya :

persediaan obat-obatan atau persediaan darah yang diperlukan saat operasi

dilakukan yang akan dibawa bersama pasien ke kamar operasi.

f) Setengah jam sebelum jadwal operasi atau setelah ada panggilan dari petugas

kamar operasi, pasien dibawa ke kamar operasi dengan memakai tempat tidur

yang dipakai di ruangan.

g) Serah terima pasien pra operasi dilakukan di ruang transfer.

Page 2: Prosedur Teknik Kamar Operasi

h) Petugas ruangan menyerahkan pasien disertai berita acara serah terima yang

ditanda tangani oleh petugas ruangan dan petugas kamar operasi dan ditulis

dalam buku register kamar operasi.

i) Petugas kamar operasi memeriksa kelengkapan berita acara, kelengkapan

identitas, catatan medik pasien, keadaan umum pasien, surat izin tindakan dan

kelengkapan penunjang lainnya seperti obat-obatan dan persediaan darah.

j) Kejadian khusus dan pengobatan selama operasi berlangsung dicatat dalam

berita acara oleh asisten operasi / omloop.

k) Setelah operasi selesai, asisten menyiapkan berita acara, catatan medik pasien.

l) Pasien dipersiapkan untuk serah terima dengan petugas ruangan.

m) .Serah terima dilakukan di ruang transfer, petugas kamar operasi menyerahkan

pasien beserta semua kelengkapannya yang ditandai dengan penandatanganan

berita acara serah terima pasien pasca operasi

2. Persiapan fisik

Pasien harus dalam kondisi aman untuk dilakukan operasi yang ditandai oleh:

a) Dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dengan hasil pemeriksaan

fisik oleh dokter ruangan dan atau dokter konsulen RSBL menunjukkan

kondisi dalam batas toleransi

b) Dilakukan pemeriksaan penunjang yang lengkap, meliputi pemeriksaan

laboratorium hematologi, kimia klinik, dan lainnya, pemeriksaan radiologi,

pemeriksaan EKG, dan pemeriksaan lain yang diperlukan dengan hasil

pemeriksaan penunjang dalam batas normal atau dalam batas toleransi / aman

c) Dokter Ruangan dan atau dokter konsulen penyakit dalam dan atau dokter

konsulen anestesi dan atau dokter konsulen lainnya menyatakan pasien dapat

dioperasi

d) Bila diperlukan dilakukan persiapan terhadap pasien untuk menunjang

kelancaran operasi, seperti pemasangan infus, lavement, puasa, istirahat total,

pemasangan Supportif seperti O2, Foley catheter, NGT , dll.

e) Pasien dalam keadaan bersih, bila perlu sudah mandi, pakaian dari RS, bersih.

f) Diberikan antibiotik perioperatif sesuai petunjuk dokter

3. Persiapan mental

Page 3: Prosedur Teknik Kamar Operasi

a) Pasien harus memahami maksud dan tujuan operasi serta resiko yang harus

dihadapi dalam menjalani operasi ini. Lakukan Informed Consent sesuai

prosedur.

b) Pasien di tenangkan dan diberi penyuluhan yang baik agar tegar menghadapi

tindakan operasi yang akna dijalaninya. Pasien diminta untuk berdoa menurut

keyakinannya masing-masing.

c) Keluarga pasien diminta selalu mendampingi dan mendukung secara moril.

4. Persiapan area operasi

Pengertian : Tata cara mempersiapkan area pada tubuh pasien yang akan

dilakukan operasi.

Tujuan : Menyiapkan area operasi untuk menghindari dari infeksi nosokomial.

Kebijakan :

a) Adanya rencana operasi yang ditentukan oleh dokter operator yang diketahui

oleh dokter ruangan, petugas ruangan dan bagian keuangan.

b) Petugas ruangan yang bertanggung jawab atas persiapan pasien calon operasi

ini.

Prosedur :

a) Petugas ruangan mengetahui rencana operasi dari pasien tersebut.

b) Petugas ruangan mengetahui jenis operasi yang akan dilakukan sehingga bisa

mengetahui area mana yang perlu dipersiapkan. 3. 2 jam sebelum jadwal

operasi ditentukan, petugas ruangan mempersiapkan area operasi.

c) Selain itu diperhatikan higiene pasien : mulut, kuku, rambut dan kulit.

d) Persiapkan area operasi dengan dilakukan pencukuran di area operasi yang

cukup luas dengan mempertimbangkan keperluan untuk perluasan luka

operasi.

e) Pencukuran menggunakan pisau cukur searah dengan rambut kemudian dicuci

dengan sabun sampai bersih. Setelah dilakukan pencukuran, pasien

dimandikan dan dikenakan pakaian khusus dan memakai tutup kepala.

f) Perhiasan, gigi palsu, kontak lens dan lain-lain harus sudah ditanggalkan dan

diserahkan pada keluaga.

C. Persiapan kamar operasi

1) Pembersihan Rutin

a. Pembersihan Harian

Page 4: Prosedur Teknik Kamar Operasi

1. Setiap hari seluruh permukaan lantai kompleks OK – VK di bersihkan dan

di desinfeksi

2. Setiap hari dilakukan pemeriksaan prasarana seperti penyediaan air bersih,

kelistrikan, pencahayaan, ventilasi, dsb

3. Setelah dibersihkan dilakukan sterilisasi ruangan dengan lampu ultraviolet

secara terus menerus hingga saat dibersihkan keesokan harinya.

4. Pelaksana adalah tim pemeliharaan, dan penanggung jawab adalah Kepala

OK dan Kepala VK

b. Pembersihan Mingguan

1. Seluruh permukaan dinding Kamar Operasi dibersihkan dengan air

mengalir dan didesinfeksi

2. Lantai dibersihkan dengan air mengalir / disemprot , dicuci dengan

detergent, di keringkan dan didesinfeksi

3. Seluruh permukaan lain seperti permukaan lampu operasi,trolley anestesi,

Kabel-kabel dan selang , cuff, Tabung O2,

4. Tabung N2O, meja obat, kursi, AC dll dibersihkan dan didesinfeksi

5. Kamar mandi dibersihkan

6. Semua peralatan sterilisasi dibersihkan

7. Dilakukan rutin dan teratur seminggu sekali .

8. Pelaksana adalah tim pemeliharaan dan penanggung jawab adalah kepala

OK dan Kepala VK

c. Pembersihan Bulanan

1. Dilakukan Pemeriksaan dan penilaian kondisi dan fungsi serta

inventarisasi dan kondisi sarana fisik bangunan, prasarana dan peralatan

serta obat-obatan di kompleks OK– VK

2. Semua bahan medis yang disterilisasi kering diperiksa kapasitas

formalinnya

3. Semua hasil pemeriksaan dilaporkan di rapat bulanan

2) Pembersihan pra dan pasca operasi

a. Pembersihan Pra Operasi

1. Bila jadwal operasi dilaksanakan setelah dilakukan pembersihan rutin

maka ruangan bedah tidak perlu dibersihkan lagi

Page 5: Prosedur Teknik Kamar Operasi

2. Bila jadwal operasi sebelum dilaksanakan pembersihan rutin, maka segera

dilakukan pembersihan ruangan Operasi dan sekitarnya.

b. Pembersihan Pasca Operasi

1. Cipratan pada dinding dibersihkan dan didesinfeksi

2. Lantai dibersihkan dan di desinfeksi

3. Meja Operasi dibersihkan dan didesinfeksi. Bebaskan pengunci roda,

lantai dibawah meja operasi dibersihkan dan didesinfeksi. Roda meja

operasi digelindingkan ke atas cairan desinfektan bolak balik. Setelah

selesai semua,kembalikan meja operasi ke posisi semula dan kunci

rodanya.

4. Semua kabel dan selang alat yang beada di dalam ruangan bedah

dibersihkan

5. Alat-alat penunjang seperti suction, cauter meja instrumen bila

terkontaminasi cairan tubuh pasien dibersihkan dan dibawa keluar OK.

Hati hati kontaminasi roda. Bila perlu roda dibersihkan sebelumnya.

6. Setelah selesai, ruangan operasi ditutup dan lampu UV dinyalakan

7. Bersihkan koridor dan ruangan lainnya

8. Penanggung Jawab adalah paramedik yang bertugas di OK

D. Persiapan instrumen, Linen dan peralatan lain

1) Persiapan Instrumen

a. Persiapan instrumen dilakukan oleh instrumenter dibantu oleh Omloop dan

Asisten dua. Bila Operasi cito, maka persiapan dapat dilakukan oleh

paramedik jaga rawat inap

b. Instrumenter mengetahui rencana tindakan operasi.

c. Bila diperlukan instrumenter bisa melihat langsung pasien sehingga

mendapatkan gambaran tentang segala kebutuhan di ruang operasi

d. Instrumen , dan omloop berbagi tugas mempersiapkan instrumen, alat dan

ruangan

e. Instrumen yang akan dipakai dikeluarkan dan disusun pada trolley.

f. Jenis instrumen dan jumlah disesuaikan standar .

g. Instrumen diperiksa kelayakan pakainya. Pastikan kebersihannya.

h. Instrumen dikelompokkan per jenis instrumen.

i. Pastikan semua kunci instrumen terbuka.

Page 6: Prosedur Teknik Kamar Operasi

j. Lakukan sterilisasi

k. Sterilisasi dapat dilakukan dengan steam pressure (autoclave) atau dry heat

( UV+panas) sesuai prosedur.

l. Siapkan nampan yang sudah dialasi duk steril, Siapkan Trolley yang sudah

dialasi Duk steril berlapis

m. Keluarkan instrumen, letakkan pada nampan kemudian pindahkan pada

trolley. Teknik dapat dimodifikasi sedemikian rupa sehingga jarak antara

bahan medik atau instrumen yang keluar dari sterilisator dengan trolley

sependek mungkin dan setertutup mungkin dari kemungkinan kontaminasi

pasca sterilisasi

n. Susun sedemikian rupa sehingga instrumen mudah disediakan secara

berurutan sesuai urutan tindakan.

o. Tutup trolley denganduk sehingga instrumen diatas trolley tertutup

seluruhnya.

2) Persiapan Linen

a. Instrumenter dibantu omloop menyiapkan sejumlah linen sesuai kebutuhan

jenis tindakan operasi

b. Jenis linen disesuaikan dengan standar

c. Lakukan sterilisasi. Sterilisasi linen harus sudah selesai sebelum instrumen

d. Nampan dan Trolley diberi alas linen steril. Bila perlu berlapis 2.

e. Letakkan linen pada trolley

f. Tutup trolley dengan linen steril

Page 7: Prosedur Teknik Kamar Operasi
Page 8: Prosedur Teknik Kamar Operasi
Page 9: Prosedur Teknik Kamar Operasi
Page 10: Prosedur Teknik Kamar Operasi

E. Pelaksanaan tindakan operasi

1) Surgical Scrub

Pengertian :

Adalah cara cuci tangan bedah yang dilakukan sebelum operasi

Tujuan :

Mencegah terjadinya infeksi dari tangan kepada pasien selama operasi

Kebijakan :

a. Cuci tangan dilakukan ditempat cuci tangan khusus

b. Air yang digunakan adalah air tanah yang mengalir dan sudah teruji secara

biologis

c. Antiseptik yang digunakan adalah Chlorhexidine tanpa diencerkan

Prosedur :

1. Lepaskan perhiasan di tangan dan pergelangan

2. Pastikan bagian lengan pakaian OK tidak terlalu dekat ke siku

3. Buka keran, biarkan air mengalir sejenak

4. Dengan posisi tangan lebih tinggi dari siku, alirkan air sedemikian rupa

sehingga seluruh permukaan jari-jari,telapak tangan, punggung tangan,

pergelangan dan lenganbawah terbasuh dan air mengalir ke arah siku

5. Lakukan pada lengan yang satunya.

6. Keluarkan Chlorhexidine secukupnya dengan tangan satu dan menampungnya

dengan tangan lainnya

7. Lakukan tujuh langkah pencucian tangan

8. Seluruh proses 7 langkah tadi dilakukan selama 1 menit, bisa dibagi2 per

langkah atau lagkah tadi dilakukan berulang2

9. Biarkan keran air terbuka dan air mengalir sepanjang proses cuci tangan tadi

10. Dengan posisi tangan lebih tinggi dari siku, bilaslah seluruh tangan dan

lengan dengan air mengalir sedemikian rupa sehingga seluruh permukaan

terbasuh dan buih dari antiseptik terbasuh

11. Lakukan 7 langkah cuci tangan seperti diatas dengan antiseptik chlorheksidin

sekali lagi.

12. Tutup keran dengan menggunakan siku

13. Pertahankan posisi tangan lebih tinggi dari siku, bila perlu jabatkan kedua

tangan. Posisi tangan jangan terlalu tinggi jangan terlalu dekat dengan wajah.

Page 11: Prosedur Teknik Kamar Operasi

Kenakan jas operasi dan Handschoen dengan lengan dan tangan masih terbalur

antiseptik

2) Surgical gown

a. Pakaian OK dan APP tim operasi sesuai prosedur

b. Jas wajib dipakai pada setiap operasi sedang hingga besar/

c. luar biasa

d. Setelah cuci tangan selesai, dan petugas sudah di dalam ruang operasi, buka

Ikatan jas operasi

e. Kenakann jas dengan memasukkan tangan dan lengan

f. kedalam lengan jas yang sesuai. Genggam ujung lengan jas dengan tangan.

g. Biarkan omloop mengikatkan tali di bagian belakang jas

h. Ikatlah tali pada lengan jas sehingga ujung lengan jas melekat pada

pergelangan

i. Kenakan Handschoen dan posisikan tangan selalu diatas pusar

j. Ingat, walaupun sudah memakai jas, bagian pusar ke bawah tetap dianggap

non steril.

3) Handgloving

a. Kenakan Handschoen secara hand to hand Glove to glove

b. Handschoen selalu dalam keadaan bagian lengan terlipat keluar.

c. Ambil handshoen kanan dengan tangan kiri dengan memegang bagian lipatan

handschoen kanan yang merupakan sisi yang melekat ke kulit

d. Masukkan tangan kanan hingga semua jari masuk ketempatnya masing

masing. Lepaskan tangan kiri dan biarkan handschoen masih dalam keadaan

terlipat ditangan kanan

e. Ambil handschoen kiri dengan menggunakan tangan kanan yang sudah

memakai handschoen dengan mengaitkan jari tangan kanan ke dalam lipatan,

yaitu sisi yang kelak akan menghadap ke luar, tidak melekat ke kulit

f. Masukkan tangan kiri hingga jari-jari masuk ketempatnya masing masing.

Dengan jari tangan kanan yang masih mengait ke lipatan handschoen kiri,

lipatan kemudian di buka sedemikian rupa sehingga bagian lengan handschoen

menutupi sepertiga distal lengan bawah tangan kiri.

g. Jari tangan kiri mengait ke lipatan handschoen kanan pada sisi yang kelak

menghadap keluar, kemudian membuka lipatan sedemikian rupa sehingga

sepertiga distal lengan bawah kana tertutup handschoen

Page 12: Prosedur Teknik Kamar Operasi

h. Posisikan tangan diatas pusar

4) Posisikan tubuh pasien

a. Posisi Anestesi

1. Anestesi Umum

Bila dilakukan anestesi umum, maka sebelum anestesi umum pasien sudah

diposisikan terlentang. Posisikan senyaman mungkin. Ikat tungkai pada

bagian atas lutut. Posisi lengan terlentang dan terikat pada penyanggah.

2. Anestesi spinal

Bila dilakukan anestesi spinal, maka posisi anestesi spinal adalah duduk

dengan tungkai lurus ke depan atau uncang-uncang pada kedua sisi bed

operasi, tangan diletakkan pada bed atau tungkai dengan posisi palmar

diatas, lemas, kepala tertunduk. Posisikan pasien sesuai kebutuhan operasi

setelah anestesi

selesai.

3. Posisi Terlentang

Setelah proses anestesi selesai, maka posisi lengan disesuaikan

kebutuhan apakah akan terlentang dan terikat pada penyanggah, atau

terlipat dibawah kepala, atau lurus disamping tubuh pasien, Tungkai

biasanya lurus dan terikat pada bagian atas lutut, tambahan-tambahan lain

semisal penyanggah bahu, penyanggah panggul dsb disesuaikan kebutuhan

4. Posisi Litothomi

Posisi bokong pasien pada batas bagian badan dan tungkai bed operasi.

Siapkan penyanggah tungkai di sisi kiri dan kanan batas tersebut. Letakkan

pelindung / pad pada penyanggah tungkai, lalu letakkan bagian belakang

lutut pada penyanggah, sedemikian rupa sehingga bagian perineum

terekspos dengan baik dan tungkai terposisikan dengan nyaman. Posisikan

lengan terlentang dan terikat pada penyanggah .Tutup pasien dengan baik

5. Posisi miring

Posisi pasien miring kiri atau kanan sedemikian rupa sehingga area operasi

terekspos dengan baik, jalan nafas dan anestesi tidak terganggu, dan posisi

pasien stabil tidak dapat jatuh ke posisi depan atau belakang.

6. Posisi tengkurap

Idem posisi miring.

Page 13: Prosedur Teknik Kamar Operasi

5) Antiseptik area operasi

1. Dengan bantuan sponge clamp / klem kassa / penser klem, balurkan Betadine

ke area operasi menggunakan kassa steril

2. Bila area operasi dinilai kotor , terkontaminasi, misal pada fraktu daerah

ekstremitas, terutama tungkai, apalagi fraktur terbuka, area operasi dapat

dicuci dulu dengan NaCl 0,9% steril dengan atau tanpa larutan savlon sebelum

dibalur betadine. Pencucian dilakukan oleh omloop menggunakan handschoen

non steril.

3. Balurkan mulai titik tengah area operasi berputar kekiri atau ke kanan terus

makin luas sedemikian rupa sehingga area yang terbalur betadine cukup luas

dan jauh dari area operasi.

4. Bila terpaksa membalur dengan arah lurus, maka balurkan menjauh area

operasi.

5. Betadine yang dibalurkan harus cukup banyak, tidak tipistipis. Pada area

operasi pembaluran dapat dilakukan berkalikali disertai sedikit tekanan agar

kasa sekaligus berfungsi membersihkan kulit juga.

6. Buanglah kasa ke tempat sampah bila betadine yang terdapatpada kasa tinggal

sedikit. Ganti kasa dengan yang baru sebelum memulai membalur lagi.

7. Daerah sela-sela selangkangan dbalur terakhir. Klem kasa yang sudah dipakai

membalur daerah selangkangan tidak boleh dipakai lagi sebelum disteril

ulang,

8. Setelah selesai antisepsis, klem kasa dipisahkan dengan alat lain dan dianggap

non steril.

9. Bila sudah ditutup dengan duk, betadine pada area operasi dibersihkan dengan

alkohol 70%

6) Menutup area operasi

1. Setelah Proses antisepsis selesai, batasi area operasi dengan duk steril.

2. Pertama tutup bagian tungkai hingga batas bawah area operasi. Pada posisi

lithotomi tutup bagian alas bokong dan bagian bawah bed.

3. Bila menggunakan duk bolong, maka langkah selanjutnya hanya memakai duk

bolong ini.

4. Bila menggunakan duk biasa, maka setelah bagian tungkai, maka tutup bagian

atas pasien hingga batas atas area operasi. Hati-hati duk menutupi wajah

pasien

Page 14: Prosedur Teknik Kamar Operasi

5. Setelah itu tutup bagian samping tubuh pasien hingga batas lateral area operasi

kiri dan kana. Fiksasi duk dengan doek klem. Posisikan doek klem supaya

tidak menonjol / mengganggu pelaksanaan operasi.

6. Lapisi bagian bawah dengan duk satu lagi sehingga bila bagian bawah dipakai

menyimpan instrumen tidak mudah melorot atau basah dan terkena bed

operasi.

F. Pelaksanaan tindakan pasca operasi

1) Pengelolaan Pasien

a. Perawatan luka operasi

1. Segera setelah selesai tindakan operasi, area operasi dicuci bersih dengan

NaCL 0,9% steril. Pembersihan dilakukan mulai dari luka sayatan meluas

kesekitarnya.

2. Luka operasi ditutup dengan kasa kompres betadine , lalu kasa steril

polos. Fixasi kasa dengan Hypafix atau plester

3. Setelah masuk rawat inap perawatan luka sebagaimana standar asuhan

keperawatan

b. Membersihkan Pasien dan memberikan pakaian

1. Setelah area operasi dan sekitarnya dibersihkan pasien dipindahkan ke

brankar dengan hati-hati.

2. Bersihkan bagian tubuh pasien yang menempel pada bed operasi dengan

air bersih dan washlap. Miring-mairingkan pasien untukmencapai bagian

itu.

3. Sambil dibersihkan, pakaian pasien diiapkan. Kenakan pakaian pada

pasien, beri sarung atau kain bersih, serta selimuti ia.

4. Pasien pindah ke bed pasien dalam keadaan sadar / tidak, pakaian dan

tempat tidur rapi.

c. Recovery Room (RR) dan Pengawasan di ruang rawat inap

1. Tempatkan pasien dalam RR sampai pasien sadar betul.

2. Petugas OK melaksanakan tugas pasca operasi sambil mengawasi pasien.

Setelah selesai atau setelah pasien stabil dan sadar betul , pasien ditranfer

ke rawat inap.

Page 15: Prosedur Teknik Kamar Operasi

3. Kemungkinan lain adalah setelah selesai operasi pasien langsung ditransfer

ke rawat inap dan ditempatkan di HCU untuk beberapa jam sampai pasien

sadar betul dan diawasi petugas rawat inap. Bila sudah sadar betul / stabil,

dapat dipindahkan ke ruangan inapnya.

d. Pengelolaan Linen

1. Segera dekatkan waskom berisi Chlorine 0,5%, untuk cuci handschoen

operator. Mintalah operator melepaskan handschoen untuk direndam pada

waskom tsb.

2. Segera buka jas operasi operator. Letakkan didalam ember linen kotor

berpenutup.

3. Semua duk dimasukkan ke ember linen kotor. Jangan biasakan

menjatuhkan duk di lantai.

4. Jika ada kain alas kaki dilantai juga dimasukkan ke dalam ember tsb.

5. Jika apron terbuat dari plastik saja dan tidak ada bagian yang menyerap

cairan tubuh pasien cukup dibersihkan dengan cairan chlorine saja. Tapi

bila terbuat dariparasit dan atau ada bagian yang menyerap cairan tubuh

pasien, harus diperlakukan sebagaimana linen.

6. Pakaian OK setelah berganti pakaian diletakkan didalam ember.

7. Penutup kepala dan masker dibuang kedalam tempat sampah infeksius.

Selanjutnya Transport Linen kotor dalam ember tertutup menggunakan

trolley khusus dengan jalur yang sudah ditentukan, langsung ke ruang

laundry.

8. Linen diolah di ruang laundry sesuai prosedur.

e. Pengelolaan Instrumen

1. Segera rendam instrumen kedalam larutan chlorine 0,5% yang terdapat

dalam wadah / ember plastik.

2. Sebaiknya instrumen direndam sekaligus, jangan sedikit-sedikit.

3. Rendam selama 10 menit. Bila instrumen direndam sedikit-sedikit, maka

hitungan 10 menit sejak instrumen terakhir dimasukkan.

4. Rendam sampai seluruh instrumen terendam seluruhnya, jangan lupa

membuka pengunci instrumen

Page 16: Prosedur Teknik Kamar Operasi

5. Untuk selang dan atau kanul, maka sebelum direndam dilakukan spooling

dulu dengan larutan chlorine 0,5% untuk kemudian direndam selama 10

menit.

6. Setelah 10 menit lakukan pencucian dengan detergent dan pembilasan

dengan air bersih mengalir dan penyikatan jika diperlukan. Untuk kanul

dispooling dengan air detergent dan dispooling dengan airbersih dan

dibilas.

7. Keringkan dengan menggunakan handuk bersih atau dianginkan

menggunakan hairdryer

8. Bila instrumen termasuk dalam packing, maka setelah kering dilakukan

packing kembali dan dilakukan sterilisasi segera. Bila instrumen tidak

termasuk yang di packing maka instrumen disimpan dalam lemari kaca

yang dilengkapi kantung karbon hidrophilik dan

9. penerangan sekaliguss pemanasan dengan lampu pijar 10 Watt.

g) Pengelolaan Peralatan dan Fasilitas

a. Bed Operasi

1. Seluruh permukaan bed operasi dibersihkan dengan chlorine 0,5%

2. Buka kunci roda, dan pindahkan bed agar lantai dibawah bed bisa

dibersihkan. Gulirkan roda diatas genangan larutan chlorine bolak

balik, keringkan lantai, kemudian kembalikan bed ke tempat semula

dan di kunci roda

3. Trolley

Perlakuan sama dengan bed operasi. Trolley diletakkan di ruang

peralatan

4. Brankar dan standar

Perlakuan sama dengan bed operasi. Standar diletakkan di ruang

peralatan, brankar di koridor transport / RR

5. Lampu Operasi

Seluruh permukaan lampu operasi dibersihkan dengan chlorine 0,5%.

Periksa adakah bola lampu yang rusak. Segera laporkan kepada

6. Alat anestesi

a) Permukaan trolley di bersihkan dengan chlorine 0,5%

b) Vaporizer ditutup, O2 dan N2O ditutup.

Page 17: Prosedur Teknik Kamar Operasi

c) Facemask di bersihkan denganchlorine 0,5%

d) Selang, canule, ETT, mayo diperlakukan sebagaimana instrumen.

7. Monitor EKG

Matikan monitor ECG, cabut kabel dari stekker. Gulung dengan bai

semua kabel dan letakkan padgantungannya.

h) Pengelolaan Ruangan

1. Lantai dibersihkan dengan chlorine 0,5%

2. Dinding dibersihkan dengan chlorine 0,5%

3. Tempat cuci tangan diperiksa kebersihannya

4. Spoolhoek diperiksa kebersihannya

5. Ruang ganti pakaian dan Ruang dokter diperiksa kebersihannya

6. Kamar mandi diperiksa

7. Ruang instrumen diperiksa

8. Ruang RR diperiksa

9. Ruang sterilisasi diperiksa.

G. Dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi

1. Dekontaminasi

Tahap 1 : jika benda mati terkontaminasi cairan atau jaringan tubuh pasien dalam

bentuk yang lebih padat, atau keras, atau jumlah banyak . Biasanya dilakukan

pada linen, sedangkan instrumen dan peralatan jarang terkontaminasi dengan

kondisi seperti diatas. Contoh : Linen terkontaminasi stoolcell, atau feces , atau

sisa makanan akibat muntah. Sebab dikhawatirkan bahan desinfektan yang

selanjutnya akan diberikan bisa berkurang efektifitasnya jika bereaksi dengan

bahan2 tsb.

Cara :

Dilakukan pencucian pada daerah yang terpapar saja dengan bantuan air mengalir

yang kuat / disemprot dan dibantu penyikatan. Dilaksanakan oleh paramedis

sebelum linen ditransfer ke laundry. Dilaksanakan di spoolhoek di OK / VK/

UGD/ HCU / Verbedding.

Tahap 2 : Dengan merendam instrumen / alat / linen dalam larutan chlorine 0,5%

selama 10 menit. Tahap ini dapat membasmi kuman hingga 80% termasuk Virus

HIV, HBV dan HCV

Page 18: Prosedur Teknik Kamar Operasi

Cara membuat larutan chlorine :

1. Menggunakan Bayclin: 1 bagian bayclin + 9,5 bagian air bersih

2. Menggunakan Presept: 5 gram Presept setiap liter air

3. Menggunakan Kaporit 60%: 1 ons / 100 gram kaporit + 12 liter air bersih

4. Menggunakan Kaporit 0,5%: 14 gram kaporit setiap liter air bersih

Cara merendam :

1. Untuk instrumen dan handschoen Dilaksanakan di spoolhoek di OK / VK/

UGD/ HCU/ Verbedding. Untuk Linen dilaksanakan di Ruang Laundry.

2. Untuk Instrumen dan handschoen larutan chlorine disediakan dalam wadah

plastik. Beri tanda ketinggian pada wadah tersebut untuk tiap kenaikan 1 liter

airnya. Wadah untuk Handschoen dan instrumen terpisah. Untuk Linen ,

larutan chlorine disediakan dalam bak cuci.

3. Handschoen sebelum dilepaskan dicuci dahulu dalam larutan chlorine, baru

dilepaskan sesuai aturan dan direndam dalam keadaan terbalik.\

4. Instrumen direndam dalam keadaan terbuka kuncinya, dan sebaiknya

direndam sekaligus tidak sedikit2. Sebab sifat korosif chlorine, maka masalah

lama perendaman menjadi penting. Bila direndam sedikit-sedikit, maka

hitungan 10 menit dimulai sejak instrumen terakhir dimasukkan.

5. Linen langsung direndam dalam bak berisi larutan chlorine, serta diaduk-aduk

sebentar agar semua linen terbasahi dengan baik.

6. Rendam selama 10 menit.

7. Instrumen kemudian diangkat, dicuci dan disikat dengan air detergent, dan

dibilas dengan air mengalir

8. Handschoen diangkat, dicuci dan dikucek dengan air detergent, dan dibilas

bersih dengan air mengalir

9. Linen diangkat, diperas, dan dibilas bersih dengan air mengalir.

10. Selanjutnya sesuai prosedur pengelolaan masing-masing.

2. Desinfeksi

Adalah suatu proses / kegiatan yang berusaha membasmi sebagian besar

mikroorganisme pada benda mati. Pengertian yang sama pada makhluk hidup

disebut Antisepsis.

Page 19: Prosedur Teknik Kamar Operasi

No Jenis Karakteristik Penggunaan Sabun Antiseptik

Karbol (phenol)Cresol (Lysol)

Iodine/Betadine

Alkohol 70%

Chlorhexidine

H2O2 (Hidrogen Peroksida)

Formalin

Antiseptik lemahEfektif melepaskankotoran pada tubu ataubenda mati

Desinfektan kuatIritable dan toksik

Spektrum luas,antisepsis/desinfektansedangTidak begitu toksik, tidakiritatif,tidak korosifTerpengaruh darahEkonomisAntisepsis dan

Antisepsis dan desinfektankuat, spektrum luasTidak terlalu toksik, sedikitiritatif, mudah menguap,tidak korosif, mdh terbakarHarga ekonomis

Antiseptik kuat, makin kuatjika dicampur alkohol ataudetergentTidak toksikRelatif ekonomis

Antiseptik lambat, namunkarena melepaskan iondapar membasmi kumananaerobIritatif pada lukaEkonomis

antisepsis dan desinfektankuatsangat iritatif dankarsinogenikBila dicampur

Cuci tangan biasa

Mengepel Lantaidan dinding keramik

Antisepsis areatindakan / operasiDesinfeksi daruratInstrumen

Antisepsis tubuhDesinfeksi daruratInstrumen

Cuci tangan bedah

MerendamInstrumen

Membersihkan linendari darah

MengawetkanspesimenDesinfeksihandschoen daurulangDesinfeksi

Page 20: Prosedur Teknik Kamar Operasi

3. Strerilisasi

Ada 4 cara sterilisasi yang dilaksanakan:

a. Sterilisasi Steam pressure (Uap Bertekanan) dengan Autoclave

b. Sterilisasi kering dengan Sterilisator Kombinasi UV-Heat

c. Sterilisasi dengan bahan Kimia.