9
PROSEDUR No Dokument : FI-01-14-QC- AJG Tgl Terbit : 18 Juni 2014 PENGECORAN BETON No Revisi : 0 PT ANEKA JASA GRHADIKA Halaman : 1 dari 8 Distribusi Dept Copy Engineerin g Fabrikasi Konstruksi SM Client Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disahkan Oleh : Disahkan Oleh : Disahkan Oleh :

Prosedure Pengecoran Beton

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengecoran

Citation preview

PROSEDURNo Dokument: FI-01-14-QC-AJG

Tgl Terbit: 18 Juni 2014

PENGECORAN BETONNo Revisi: 0

PT ANEKA JASA GRHADIKAHalaman: 1 dari 8

Distribusi

DeptCopy

Engineering

Fabrikasi

Konstruksi

SM

Client

Dibuat Oleh :Diperiksa Oleh :Disahkan Oleh :Disahkan Oleh :Disahkan Oleh :

Fiqrotul JannahQCDwi Hariyanto

Manager QCMentari Hedy S

Dir Tek

PROSEDURNo Dokument: F.I-01-14-QC-AJG

Tgl Terbit: 18 Juni 2014

PENGECORAN BETONNo Revisi: 0

PT ANEKA JASA GRHADIKAHalaman: 2 dari 8

Revisi atau revisi-revisi dibawah ini sudah ditambahkan atau dilakukan perubahan atau dilakukan penghapusan pada dokumen ini

Rev. NoTanggalParagrafUraian RevisiHalaman

0

13.11/2014 Issue pertama.

1

PROSEDURNo Dokument: F.I-01-14-QC-AJG

Tgl Terbit: 18 Juni 2014

PENGECORAN BETONNo Revisi: 0

PT ANEKA JASA GRHADIKAHalaman: 3 dari 8

DAFTAR ISINoUraianNomor Halaman

1.0RUANG LINGKUP4

2.0CODE/ STANDARD4

3.0 PROSEDUR4

3.1Inspeksi Awal4

3.2Pengecoran Beton4

3.3Inspeksi Hasil Pengecoran5

5

7

PROSEDURNo Dokument: F.I-01-14-QC-AJG

Tgl Terbit: 18 Juni 2014

PENGECORAN BETONNo Revisi: 1

PT ANEKA JASA GRHADIKAHalaman: 4 dari 8

1.0 RUANG LINGKUP

1.1 Dokumen ini berisi tentang procedure atau tata cara pelaksanaan dan syarat syarat yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pengecoran beton pada bottom TK 953 di proyek EPCC PIPA IPA Gunungsari, yang di order oleh PT. Petrokimia Gresik 1.2 Prosedur pengecoran beton berkaitan dengan lingkup pekerjaan struktur beton. Inspector bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan agar sesuai dengan standard dan spesifikasi yang diacu2.0 REFRENSI2.1 ACI SP -2 : ACI Manual of Concrete Inspection2.2 ACI 214 : Recommended Practice for Evaluation of Strength Test Result of Concrete.2.3 ACI 301 : Spesification Structural Concrete for Buildings2.4 ACI 308 : Recommended Practice for Curing Concrete2.5 ASTM C-31 : Standard Method of making and curing Concrete Compressive and Flexural Strength Test Specimens in the Field2.6 ASTM C -150 : Standard Spesification for Portland Cement2.7 VES 3080 : Vico Engineering Standard Concrete Construction 2.8 SKSNI T 15 1991 03 : Standar Structur Beton Indonesia3.0 PROSEDUR3.1 Inspeksi Awal3.1.1 Periksa posisi beton decking dan atau kaki tulangan apakah telah dapat memberikan kepastian posisi tulangan tidak akan berubah selama dan setelah proses pengecoran dilakukan 3.1.2 Periksa sudut-sudut dan sambungan dari acuan beton, apakah terdapat celah yang dapat mengakibatkan keluarnya semen. Bila ditemukan, celah agar segera ditutup3.1.3 Periksa kekokohan dari acuan beton apakah mampu menahan beban dari adukan beton yang belum mengeras (untuk menghindarkan lendutan akibat beban adukan)3.1.4 Permukaan beton lama yang nantinya berhubungan dengan hasil pengecoran harus mempunyai permukaan kasar dan telah disapu dengan spesi adukan semen yang sesuai dengan campuran beton baru 3.1.5 Periksa mix design campuran beton yang akan dipergunakan, batasan proporsi takaran campuran minimum sesuai table berikut Tabel Batasan Proporsi Takaran Campuran

Mutu BetonUkuran Agregat Maks (mm)Rasio Air / Semen Maks (terhadap berat)Kadar Semen Min. (kg/m3 dari campuran)

K 400370.45356

250.45370

190.45400

K 350370.45315

250.45335

190.45365

PROSEDURNo Dokument: F.I-01-14-QC-AJG

Tgl Terbit: 18 Juni 2014

PENGECORAN BETONNo Revisi: 1

PT ANEKA JASA GRHADIKAHalaman: 4 dari 8

K 300370.45300

250.45320

190.45350

K 250370.50290

250.50310

190.50340

K 175500.57300

K 125500.60250

3.1.6 Periksa kelayakan alat penggetar (internal atau external vibrator), untuk jumlah alat penggetar internal vibrator, sesuai dengan table berikutTabel Jumlah minimum Internal Vibrator

Kecepatan Mengecor BetonJumlah Alat

4 m3 beton / jam2

8 m3 beton / jam3

12 m3 beton / jam4

16 m3 beton / jam5

20 m3 beton / jam 6

3.1.7 Periksa peralatan tremie atau drop untuk pengecoran di bawah air3.1.8 Periksa kebersihan area yang akan di cor dari kotoran kotoran yang ada 3.1.9 Permukaan sebelah dalam acuan yang nantinya menempel dengan beton harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak yang tidak meninggalkan bekas3.2 Pengecoran Beton3.2.1 Pelaksanaan pengecoran hanya diperbolehkan pada siang hari kecuali diizinkan dilaksanakan pada malam hari 3.2.2 Pengecoran tidak boleh dilakukan pada kondisi cuaca seperti berikut : a. Hujan, air hujan langsung mengenai area pengecoran b. Temperature melebihi 30o Cc. Lengas nisbi dari udara kurang dari 40%d. Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg/m2/jamPada point (b, c, d) pengecoran masih dapat dilakukan dengan penambahan admixture yang sesuai dengan kondisi tempat pekerjaan3.2.3 Pengecoran dilakukan segera setelah selesai pengadukan dan sebelum beton mulai mengeras3.2.4 Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Hal ini dimaksudkan agar tercapai homogenitas beton secara keseluruhan untuk menjamin sifat kedap air3.2.5 Jarak jatuh bebas ke dalam cetakan harus pada ketinggian kurang dari 150 cm, apabila melebihi dapat menyebabkan segregasi spesi beton. Serta tidak diperkenankan menimbun beton dalam jumlah banyak di suatu tempat dengan maksud untuk kemudian meratakannya sepanjang acuanPROSEDURNo Dokument: F.I-01-14-QC-AJG

Tgl Terbit: 18 Juni 2014

FABRIKASI & INSPEKSINo Revisi: 1

PT ANEKA JASA GRHADIKAHalaman: 5 dari 8

3.2.6 Lakukan slump test (test kekentalan adukan beton) selama pelaksanaan pengecoran untuk menjamin agar nilai air semen tetap sesuai dengan mix design3.2.7 Lakukan pemadatan dengan menggunakan alat penggetar (internal atau external vibrator). Hal ini dilakukan agar semua sudut-sudut terisi, sela-sela di antara dan di sekeliling tulangan terpenuhi tanpa menggeser kedudukan tulangan tersebut membuat agar permukaan menjadi rata dan halus, mengeluarkan gelembung-gelembung udara dan mengisi semua rongga. Cacat beton yang bias ditimbulkan dari hal ini adalah terbentuknya sangkar kerikil3.2.8 Lakukan perawatan setelah beton mulai mengeras dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Perawatan beton juga dapat dilakukan dengan uap ataupun secara chemical3.2.9 Apabila digunakan acuan kayu, acuan tersebut dipertahankan basah pada setiap saat sampai dibongkar.3.2.10 Lalu lintas ataupun penambahan beban selain beban sendiri tidak diperkenankan sampai beton berumur 7 hari setelah pelaksanaan pengecoran.3.2.11 Pada lantai beton yang difungsikan sebagai lantai aus harus dirawat setelah permukaannya mulai mengeras dengan cara ditutup oleh lapisan lembab setebal 5 cm paling sedikit 21 hari3.3 Inspeksi Hasil Pengecoran3.3.1 Periksa permukaan beton hasil pengecoran, hasil pengamatan dan penyebab dapat terlihat pada table berikut :PENGAMATANPENYEBAB

Retak retak halus kelihatanPeretakan kering / susut, retak retak hidratasi. Kelebihan pembebanan pengendapan beton pada stadium plastis

Ruang ruang besar di dalam betonSangkar krikil atau ruang udara tertutup

Permukaan berpasirKurangnya perawatan

3.3.2 Apabila terdapat cacat seperti pada point 1, lakukan pemahatan pada lokasi rusak sampai ke bagian yang utuh, membentuk permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan semen acian (hanya air dan semen) harus dioleskan pada permukaan lubang. Selanjutnya lubang diisi dan di tumbuk dengan adukan yang kental yang merupakan campuran pengisi yang dipersyaratkan dan dicampur 30 menit sebelum dipakai. Campuran yang dipersyaratkan harus mempunyai kekuatan dan warna yang sama. Apabila diperlukan permukaan beton dapat dihaluskan dengan amplas, caborondum (gurinda) sehingga seluruh permukaan menjadi rata dan halusPROSEDURNo Dokument: F.I-01-14-QC-AJG

Tgl Terbit: 18 Juni 2014

FABRIKASI & INSPEKSINo Revisi: 1

PT ANEKA JASA GRHADIKAHalaman: 6 dari 8

3.3.3 Pengetesan sample beton dilakukan untuk setiap mutu beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran. Setiap pengujian minimum harus mencakup empat benda uji, dengan maksud sebagai berikut :a. Benda uji pertama di uji / test pembebanan kuat tekan sesudah 3 hari b. Benda uji kedua di uji / test pembebanan kuat tekan sesudah 7 hari c. Benda uji ketiga di uji / test pembebanan kuat tekan sesudah 14 hari d. Benda uji keempat di uji / test pembebanan kuat tekan sesudah 28 hari 3.3.4 Pembongkaran acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis dan struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, glagar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukan bahwa paling sedikit 85% dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.3.3.5 Lakukan pemeriksaan pada construction joint, untuk memastikan sambungan tidak terjadi kebocoran dan discontinuity. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan penyemprotan air atau penggenangan air pada lokasi construction joint, apabila terjadi rembesan maka construction joint yang ada harus diperbaiki.3.3.6 Pekerjaan plesteran pada permukaan beton jadi tidak diizinkan EMBED Word.Picture.8

EMBED Word.Picture.8

EMBED Word.Picture.8

EMBED Word.Picture.8

EMBED Word.Picture.8

EMBED Word.Picture.8

EMBED Word.Picture.8

_1459839269.doc