24
LAPORAN DIAGNOSA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN PENANGANANNYA “ANAK YANG HIPERAKTIF” DISUSUN OLEH: Muhammad Fauzy (E1E012047) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKORAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2015

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK 2.docx

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORANDIAGNOSA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN PENANGANANNYAANAK YANG HIPERAKTIF

DISUSUN OLEH:Muhammad Fauzy (E1E012047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKORAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MATARAM2015

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat waktu. Saya juga tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian laporan ini. Terima kasih terkhusus untuk kepala sekolah (Muhidin, S. Pd.) dan para guru di SD 25 Ampenan (Surya Kusuma, S. Pd., Wiwik Winarti., S. Pd., Titik Lestari, S. Pd., dan Septiana) yang telah memberikan izin kepada saya untuk melakukan observasi di SDN Ampenan. Terima kasih juga terkhusus untuk pengampu mata kuliah Anak Berkebutuhan Khusus, Drs. I Nyoman Karma, M. Psi., yang telah memberikan tugas ini, sehingga saya dapat memiliki pengalaman untuk melakukan observasi terkait masalah anak dan penanganannya.Saya menyadari, bahwa laporan ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, saya mohon saran ataupun kritikan dari para pembaca untuk perbaikan laporan selanjutnya.

Mataram, Juli 2015

Penulis

DAFTAR ISIKata Pengantar . iDaftar Isi ii

BAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangDiagnosa adalah suatu prosedur dalam memecahkan kesulitan/masalah anak. Sebagai suatu prosedur, maka diagnosa anak bermasalah tersusun secara sistematis dan terencana.Secara garis besar, diagnosa ada dua macam, yaitu diagnosa untuk mengerti masalah dan diagnosa yang mengklasifikasi masalah. Diagnosa untuk mengerti masalah merupakan usaha untuk lebih banyak mengerti masalah secara menyeluruh. Sedangkan diagnosa yang mengklasifikasi masalah merupakan pengelompokkan masalah sesuai ragam dan sifatnya. Ada masalah yang digolongkan ke dalam masalah yang bersifat vokasional, pendidikan, keuangan, kesehatan, keluarga, dan kepribadian. Permasalahan pada anak SD sangat penting untuk kita perhatikan, karena mengingat adanya suatu kenyataan, bahwa setiap orang dalam kehidupannya tidak pernah lepas dari permasalahan. Masalah yang sering dihadapi anak SD adalah anak hiperaktif, penakut, agresif, pendiam, dan lain-lain.Dalam hal ini, saya akan mendiagnosa anak yang hiperaktif dan cara penanganannya.

B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan hiperaktif?2. Bagaimana karakteristik anak yang hiperaktif?3. Apa faktor penyebab anak hiperaktif?4. Bagaimana cara mengatasi atau penanganan terhadap anak yang hiperaktif?5. Bagaimana pembahasan masalah secara menyekuruh?

C. Tujuan1. Mengetahui pengertian hiperaktif.2. Mengetahui karakteristik anak yang hiperaktif.3. Mengetahui faktor penyebab anak yang hiperaktif.4. Mengetahui penanganan untuk anak yang hiperaktif.5. Membahas keseluruhan diagnosa anak yang hiperaktif.6. Memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan oleh pengampu, Drs. I Nyoman Karma, M. Psi.

BAB IIISI1. Pengertian HiperaktifHiperaktif/gangguan pemusatan perhatian, dikenal dengan sebutan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah anak yang sulit melakukan seleksi terhadap stimulus yang ada di sekitarnya, yang berakibat sulit memusatkan perhatiannya dan menjadi hiperaktif, tampak dalam perilaku yang selalu bergerak, impulsif/bertindak tanpa berpikir, tidak dapat menahan amarah, kekecewaan, dan atau suka mengganggu.Papalia dan Olds (1995:298) menuliskan, bahwa dari keseluruhan populasi anak, terdapat sekitar 3% anak dengan ADHD; anak laki-laki memiliki kemungkinan 6 sampai 9 kali lipat untuk mengalami ADHD dibandingkan anak perempuan.

2. Karakteristik Anak yang HiperaktifAnak hiperaktif biasanya memperlihatkan sikap yang khas dengan caranya sendiri, anak hiperaktif mempunyai karakteristik sebagai berikut:1. Anak tidak selalu memusatkan perhatian dalam proses belajar.2. Anak sering gagal dalam menyelesaikan pekerjaannya.3. Anak sulit berkomunikasi dalam belajar.4. Anak sulit bertahan pada satu aktivitas permainan.3. Faktor Penyebab Anak yang HiperaktifFaktor penyebabnya ada dua, yaitu:1. Faktor psikologisAnak yang hiperaktif biasanya dipengaruhi oleh keluarga atau orang tua yang kurang memberikan perhatian dan kasih sayang terhadap anak, sehingga anak mengalami kekosongan belaian kasih sayang. Anak pun mencari perhatian melalui tindakan berlebihan untuk menggantikannya.2. Faktor fisikAnak mengalami gangguan otak yang dapat menyebabkan anak kurang konsentrasi belajar ataupun tidak senang dan selalu gelisah dalam mengerjakan seseuatu, sehingga menyebabkan anak tidak dapat mengontrol diri untuk bersikap tenang.

4. Cara Mengatasi atau Penanganan terhadap Anak yang HiperaktifUntuk mengatasi atau menangani anak yang hiperaktif, guru harus melihat faktor penyebabnya. Jika faktor penyebabnya terkait dengan keluarga, maka guru harus bekerjasama dengan orang tua anak. Seperti: guru menginformasikan kepada orang tua terkait perkembangan anak, guru terbuka tentang keadaan anak di sekolah kepada orang tua anak, dan orang tua harus merespon dengan baik usaha dari guru tersebut.Jika faktor penyebabnya fisik anak, maka guru harus memberikan tugas-tugas belajar kepada anak, agar anak dapat memusatkan perhatian dalam belajar. Anak pun dapat tenang dan berkonsentrasi dalam belajar. Kegiatan yang dapat dilakukan, misalnya: guru memberikan tugas mewarnai, guru memberikan tugas anak untuk menyelesaikan permainan puzzle, dan lain-lain.

5. Pembahasan Masalah sacara KeselutruhanA. Identitas AnakHasil observasi di SD 25 Ampenan didapatkan anak yang bermasalah, yaitu anak hiperaktif.1. Nama: Maulana Putra2. Tempat, Tanggal Lahir : Mataram, 26 Mei 20093. Anak ke : 2 dari 2 bersaudara4. Nama Orang Tuaa. Ayah : Jalaluddinb. Ibu : Aminah5. Alamat: Kekalik Gerisak, Gang Mangga, Nomor 206. Jenis Masalah : Anak tidak memperhatikan pelajaran dan sering menganggu teman.7. Peristiwa : Ketika guru sedang menerangkan pelajaran, Putra ikut berbicara (membicarakan hal yang lain) dan tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh gurunya. Tetapi ketika guru bertanya dan meminta salah seorang anak untuk maju (bukan Putra), Putra selalu ingin menjadi yang pertama menjawab pertanyaan guru, namun jawaban Putra salah. Putra hanya ingin mencari perhatian dari gurunya. Selain itu, dia selalu mengganggu teman-temannya, misalnya: Putra suka menggelitik teman yang di samping ataupun di depannya, sehingga membuat teman-temannya merasa tidak nyaman atau terganggu.Interpretasi:Melihat dari tingkah laku Putra, yang tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh gurunya dan suka mengganggu teman-temanya, maka Putra dapat dikatakan anak yang bermasalah, yaitu hiperaktif.B. Diagnosa MasalahDari hasil wawancara, didapatkan keterangan, bahwa Putra merupakan anak yang kurang dalam belajar. Dia sulit menerima pelajaran (mengikuti kegiatan), dikarenakan dia jarang memperhatikan atau jarang berkonsentrasi di saat gurunya menjelaskan pelajaran. Putra hanya bermain-main. Oleh karena itu, gurunya sering menegur Putra, agar dia memperhatikan kegiatan belajar mengajar di dalam maupun di luar kelas, dan gurunya melarang Putra untuk tidak membuat kegaduhan yang bisa mengganggu teman-temannya.Guru mencari tahu apa penyebab Putra berlaku demikian. Ternyata, orang tua Putra kurang memperhatikan keseharian anaknya dan kurang sekali dalam memberikan kasih sayang kepada Putra, sehingga Putra sering sekali mencari perhatian dari guru-gurunya dan teman-temannya. Hal itu terlihat ketika kegiatan belajar mengajar, Putra sering mebuat suasana kelas gaduh yang menyebabkan guru dan teman-temannya terganggu.Dari hasil diagnosa yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa Putra merupakan anak hiperaktif, dikarenakan dia kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya, sehingga Putra mencari perhatian kepada orang lain.

C. Prognosa MasalahAnak yang hiperaktif dapat ditangani dengan cara sebagai berikut:1. Memberikan kesempatan kepada anak untuk duduk di depan atau dekat dengan guru, agar perhatian guru tidak lepas dari anak tersebut.2. Memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba menyelesaikan semua tugas yang diberikan guru, agar anak dapat mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.3. Meberikan waktu istirahat kepada anak, agar tidak merasa kecapaian karena sering menguras tenaganya dengan menggerak-gerakkan anggota tubuhnya.4. Guru bersama orang tua harus bisa bekerjasama dalam memberikan perhatian, terutama orang tua harus berperan penting dalam kehidupan anaknya. Apabila orang tua kurang memberikan perhatian dan kasih sayang, maka anak akan mencari perhatian kepada orang lain.D. Treatment MasalahSetiap masalah pasti harus diatasi, apabila ditunda-tunda pencegahannya, maka masalah akan semakin bertambah. Berikut pemecahan masalahnya:1. Guru harus bisa memberikan pengarahan kepada anak, bahwa yang dilakukan oleh anak adalah salah dan dapat merugikan orang lain.2. Guru memberikan motivasi kepada anak dengan cara memberikan pujian-pujian dan hadiah, sehingga anak semangat dalam belajar dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh gurunya.3. Guru memberikan tugas kepada anak, agar anak dapat mengembangkan atau merangsang kemampuan berpikirnya.

E. Kendala dan Solusia. KendalaDalam kegiatan belajar mengajar, Putra tidak memperhatikan dan sulit menerima pelajaran (mengikuti kegiatan). Putra hanya bermain-main.b. SolusiAgar Putra mau mengikuti kegiatan belajar dan mengajar dengan baik, maka yang harus dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:a) Guru harus menarik, sehingga kondisi dalam maupun luar kelas tenang dan anak senang mengikuti kegiatan.b) Guru harus menggunakan media sesuai bahan ajar.c) Guru menjauhkan pengaruh yang mengganggu konsentrasi belajar anak.d) Guru memberikan pengertian manfaat bahan ajar yang diajarkan pada anak.e) Guru terlebih dahulu mendekati anak dan mencari tahu apa penyebab anak berperilaku seperti itu (hiperaktif=tidak konsen ketika belajar dan suka menganggu teman-temannya).f) Guru memberi nasehat kepada anak dan melakukan konsultasi dengan orang tua anak.

F. Tindak Lanjut (Follow Up)Demi kelancaran penanganan masalah, maka diperlukan tindak lanjut (follow up), agar anak yang bermasalah tidak kembali pada permasalahan sebelumnya. Adapun tindak lanjut terkait masalah Putra-anak hiperkatif adalah sebagai berikut:1. Guru mengadakan komunikasi dengan orang tua untuk mengatasi masalah secara bersama.2. Selalu meberikan pengertian kepada anak, agar si anak tidak mengulangi lagi perbuatannya.3. Selalu meberikan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, sehingga anak dapat bersikap mandiri.4. Memberikan bimbingan pribadi kepada anak, agar dapat bertindak lebih baik lagi.

BAB IIIPENUTUPA. Simpulan Hiperaktif/gangguan pemusatan perhatian, dikenal dengan sebutan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah anak yang sulit melakukan seleksi terhadap stimulus yang ada di sekitarnya, yang berakibat sulit memusatkan perhatiannya dan menjadi hiperaktif, tampak dalam perilaku yang selalu bergerak, impulsif/bertindak tanpa berpikir, tidak dapat menahan amarah, kekecewaan, dan atau suka mengganggu.

Karakteristik Anak yang Hiperaktif:1. Anak tidak selalu memusatkan perhatian dalam proses belajar.2. Anak sering gagal dalam menyelesaikan pekerjaannya.3. Anak sulit berkomunikasi dalam belajar.4. Anak sulit bertahan pada satu aktivitas permainan.

Faktor Penyebab Anak yang Hiperaktif:Faktor psikologis dan fisik.

Cara Mengatasi atau Penanganan terhadap Anak yang HiperaktifJika berkaitan dengan keluarga, maka guru bekerja sama dengan orang tua. Jika berkaitan dengan fisik, maka gurulah yang meberikan tugas-tugas kepada anak, agar anak dapat berkonsentrasi terhadap tugasnya.

B. SaranGuru harus bisa membimbing pribadi anak dan memberikan pelayanan bimbingan jiwa kepada dirinya sendiri maupun anak. Agar permasalahan yang terjadi pada anak tidak terulang kembali, maka guru harus sering memberikan bimbingan dan pengertian kepada anak. Jangan sampai mengucilkan anak yang bermasalah, sebab mereka seperti itu bukan salah mereka sendiri. Sebagai orang dewasa, hendaklah intropeksi diri, sebab anak akan meniru hal-hal yang dilakukan oleh kita. Maka dari itu, mari kita menjadi orang dewasa yang dapat dijadikan contoh/teladan/model bagi anak, agar mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan kiprah kehidupan yang berlaku sebenarnya.

BAB IVDAFTAR PUSTAKASujiono, Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan Anak. Jakarta: PT Indeks, 2009.Internet