6
BAGIAN ILMU PSIKIATRI TUGAS FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2015 UNIVERSITAS PATTIMURA PSIKOPATOLOGI OLEH: AMRI AMROULLAH SALAMPESSY (2009-83-014) PEMBIMBING: dr. Izak DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK

PSIKOPATOLOGI.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAGIAN ILMU PSIKIATRI TUGASFAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2015UNIVERSITAS PATTIMURA

PSIKOPATOLOGI

OLEH:AMRI AMROULLAH SALAMPESSY (2009-83-014)

PEMBIMBING:dr. Izak

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURAAMBON2015TANDA DAN GEJALA DALAM ILMU PSIKIATRI(PSIKOPATOLOGI)

1. Perilaku motorik (konasi)Aspek psikis yang mencakup impuls, motivasi, keinginan, dorongan, insting, dan hasrat yang ditunjukan melalui aktifitas motorik atau perilaku seseorang.1) Ekopraksia: peniruan gerakan seseorang oleh orang lain secara patologis.2) Katatonia dan abnormalitas postur: ditemukan pada skizofrenia katatonik dan beberapa kasus penyakit otak, seperti ensefalitis.1.1) Katalepsi: istilah umum untuk posisi tidak bergerak yang dipertahankan secara konstan.1.2) Eksitasi katatonik: aktivitas motorik yang tak bertujuan dan teragitasi, tidak diperngaruhi oaleh stimulus eksternal.1.3) Stuppror katatonik: aktivitas motorik yang melambat secara nyata, seringkali hingga mencapai suatu titik imobilitas dan tampak tak sadar akan sekitar.1.4) Rigiditas katatonik: mempertahankan suatu postur rigid secara volunter, meski telah dilakukan semua usaha untuk menggerakannya.1.5) Postur katatonik: mempertahankan suatu postur aneh yang tidak pada tempatnya secara volunter, biasanya dipertahankan dalam jangka waktu yang lama.1.6) Fleksibilitas serea (fleksibilitas lili): keadaan seseorang yang dapat dibentuk menjadi posisi tertentu kemudian dipertahankan, ketika pemeriksa menggerakan anggota gerak orang tersebut, anggota gerak itu terasa seperti terbuat dari lilin.1.7) Akinesia: tidak adanya gerkan fisik, seperti yang terdapat pada imobilitas ekstrim pada penderita skizofrenia katatonik; juga dapat terjaddi akibat efek simpang ekstrapiramidal dari pengobatan antipsikotik.3) Negativisme: tahanan tanpa motif terhadap semua usaha untuk menggerakan atau terhadap semua instruksi.4) Katapleksi: hilangnya tonus otot dan kelemahan sementara yang dipicu oleh berbagai keadaan emosional.5) Stereotipi: pola tindakan fisik atau berbicara yang tetap dan berulang.6) Manerisme: gerakan involunter yang menjadi kebiasaan dan mendarah daging.7) Otomatisme: tindakan dilakukan secara otomatis yang biasanya melambangkan aktivitas simbolik bawah sadar.8) Otomatisme perintah: secara otomatis mengikuti saran (juga disebut kepatuhan otomatis).9) Mutisme: menjadi bisu tanpa abnormalitass structural.10) Overaktivitas.1.1) Agitasi psikomotor: overaktivits motorik dan kognitif yang berlebihan, biasanya bersifat nonproduktif dan merupakan respon terhadap ketegangan dari dalam.1.2) Hiperaktivitas (hiperkinesis): aktivitas yang merusak, agresif, dan gelisah, sering disebabkan oleh sejumlah patologi otak yang mendasari.1.3) Tik: gerakan motorik spasmodic yang involunter.1.4) Somnabulisme: aktivitas motorik saat tidur (berjalan dalam tidur).1.5) Akatisia: perasaan subjektif berupa rasa tegang pada otot sekunder akibat obat antipsikotika atau obat lain, yang dapat mengakibatkan kegelisahaan, berjalan mondar-mandir, duduk-berdiri berulangkali; dapat disalah artikan sebagai agitasi psikotik.1.6) Kompulsi: impuls tak terkendali untuk melakukan suatu tindakan secara repetitif.i. Dipsomania: kompulsi untuk minum alkohol.ii. Kleptomania: kompulsi untuk mencur.iii. Nimfomania: keinginan kompulsif dan berlebih untuk melakukan koitus pada wanita.iv. Satiriasis: keinginan kompulsif dan berlebih untuk melakukan koitu pada pria.v. Trikotilomania: kompulsi untuk menarik rambut.vi. Ritual: aktivitas otomatis, bersifat kompulsif, bertujuan untuk mengurangi ansietas.vii. Ataksia: kegagalan koordinasi otot; iregularitas kerja otot.viii. Polifagia: makan berlebihan yang patologis.ix. Tremor: perubahan gerakan secara ritmis, biasanya lebih cepat dari satu ketukan per detik; biasanya tremor berkurang selama periode relaksasi dan tidur, serta meningkat pada periode kemarahan dan peningkatan ketegangan.x. Floksilasi: gerakan mencabuti yang tidak bertujuan, biasanya pakaian atau seprai, sering terlihat pada delirium.1.7) Hipoaktivitas (hipokinesis): penurunan aktivitas motorik dan kognitif, seperti pada retardasi psikomotor, perlambatan secara nyata pada proses pikir, bicara, dan gerakan.1.8) Mimikri: aktivitas motorik imitative sederhana pada masa kanak-kanan.11) hipoaktivitas2. Perasaan/emosiKeadaan perasaan kompleks dengan komponen psikis, somatik, dan perilaku yang terdiri dari afek dan mood.2.1 AfekEkspresi emosi yang teramati, mungkin tidak sesuasi dengan deskripsi pasien tentang emosinya.2.2 MoodEmosi yang menetap dan telah meresap dan dilaporkan secara sunjektif oleh pasien dan teramati oleh orang lain; contohnya meliputi depresi, elasi, dan kemarahan.3. PikiranAliran ide, simbol, dan asosiasi yang bertujuan, diawali sebuah masalah atau tugasdan berakhir pada kesimpulan yang berorientasi pada kenyataan: bila terdapat urutan yang logis, cara berpikir dianggap normal; parapraksis (meleset dari logika secara tidak sadar, disebut juga Freudian slip), dianggab sebagai bagian cara berpikir normal. Cara berpikir abstrak adalah kemampuan untuk menangkap esensi suatu keseluruhan memecah keseluruhan menjadi bagian, dan mencerna isyarat umum.3.1 Ganggguan menyeluruh dalam bentuk atau proses pikir3.2 Gangguan spesifik dalam bentuk pikir3.3 Gangguan isi pikir spesifik