Upload
buikhanh
View
228
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN KEUANGAN
PER 31 MARET 2017 ( UNAUDITED)
DAN 31 DESEMBER 2016 (AUDITED)
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN KEUANGAN
PER 31 MARET 2017 ( UNAUDITED)
DAN 31 DESEMBER 2016 (AUDITED)
Halaman
SURAT PERNYATAAN DIREKSI
LAPORAN KEUANGAN
Laporan Posisi Keuangan 1 - 2
Laporan Laba Rugi Komprehensif 3 - 4
Laporan Perubahan Ekuitas 5
Laporan Arus Kas 6
1 Informasi Umum 7 - 9
2 Kebijakan Akuntansi 9 - 24
3 Pertimbangan Kritisi Akuntansi dan Estimasi Akuntansi yang Signifikan 24- 26
4 Kas 26
5 Giro pada Bank Indonesia 26 - 27
6 Giro pada Bank Lain 27 - 28
7 Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 28 - 29
8 Efek-efek 29 - 31
9 Tagihan dan Liabilitas Derivatif 31
10 Kredit yang Diberikan 32 - 34
11 Tagihan dan Liabilitas Akseptasi 34 - 35
12 Biaya Dibayar Dimuka 35
13 Aset Tidak Lancar Yang Dimiliki Untuk Dijual 35
14 Aset tetap 36 - 37
15 Aset Pajak Tangguhan 37
16 Aset Tidak Berwujud 37
17 Aset Lain Lain 38
18 Liabilitas Segera 38
19 Simpanan 38 - 40
20 Simpanan dari Bank Lain 40 - 41
21 Liabilitas Atas Efek Efek Yang Dijual Dengan Janji Dijual Kembali 41
22 Utang Pajak 42
23 Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 42
24 Beban Yang Masih Harus Dibayar 43
25 Liabilitas Lain-lain 43
26 Modal Saham 43 - 44
27 Tambahan Modal Disetor 44
28 Saldo Laba Yang Belum Ditentukan Penggunaannya 44
29 Pendapatan Bunga 44
30 Beban Bunga 45
31 Provisi dan Komisi Selain Kredit - Bersih 45
32 Pendapatan Operasional Lain-Lainnya 45
33 Beban (Pemulihan) Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan 45
34 Beban Umum dan Administrasi 46
35 Beban Tenaga Kerja 46
36 Penjelasan Pendapatan dan Beban Non Operasional 47
37 Laba per Saham 47
38 Sifat,transaksi dan saldo dangan pihak-pihak berelasi 47 - 48
39 Komitmen dan Kontinjensi 48
40 Aset dan Liabilitas Dalam Mata Uang Asing 48 - 49
41 Informasi Segmen 50 - 51
42 Jaminan pemerintah terhadap kewajiban pembayaran Bank Umum 51
43 Perhitungan Modal Posisi 31 Maret 2017 dan 31 Maret 2016 52
44 Manajemen Risiko 52 - 69
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBKL A P O R A N K E U A N G A N
Untuk periode yang berakhir pada
31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
DAFTAR ISI
Kas
Giro Pada Bank Indonesia
Penempatan Pada Bank Indonesia
dan Bank Lain - Pihak Ketiga
Kredit
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah
Biaya Dibayar Dimuka
Aset Tidak lancar Yang Dimiliki untuk dijual
Aset Tetap - Bersih
Aset Pajak Tangguhan - Bersih
Aset Tak Berwujud - Bersih
Aset Lain-lain - Bersih
54,151
101,609
dari laporan keuangan secara keseluruhan
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
12,700,782 13,057,549
292,470
72,880 59,075
20,836
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
ASET Catatan 31-Mar-17 31-Dec-16
7,941,795
7,639,223 7,892,187
10,432 4,842
1,716,881 1,984,523
1,373,113 1,375,817
121,097 144,975
709,141 761,639
Giro Pada Bank Lain - Pihak Ketiga
4.
5.
19,327
560,414 228,820
97,927 89,276
113,477 98,432
53,151
7,747,417
Efek-Efek - Pihak Ketiga
6.
7.
8.
14.
15.
16.
17.
Tagihan Derivatif - Pihak Ketiga 9.
10.
161,432 102,129
(53,238) (52,521)
Tagihan Akseptasi - Pihak Ketiga 11.
12.
13. 2,407 2,407
JUMLAH ASET
1
Liabilitas Segera
Simpanan
Pihak BerelasiPihak Ketiga
Jumlah
Simpanan dari Bank lain - Pihak Ketiga
Liabilitas Derivatif - Pihak Ketiga
Liabilitas atas efek efek yang dijual
dengan janji dijual kembali
Liabilitas Akseptasi - Pihak Ketiga
Utang Pajak
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
Beban yang Masih Harus Dibayar
Liabilitas lain-lain
JUMLAH LIABILITAS
EKUITAS
Tambahan modal disetor - bersih
Rugi komprehensif lainSaldo laba (Defisit)Telah ditentukan penggunaannyaBelum ditentukan penggunaannya
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH LIABILTAS DAN EKUITAS
27.
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
9,510,365
9,494,900
12,700,782
22.
23.
24.
18.
19.
11,175 10,521 25.
266,139 89,941 21.
12,575 12,727
2,105 3,576
97,927 89,276
20.
9.
Per 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
766,911 507,316
885,417 829,042 8,609,483
10,339,407
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
97,582 32,018
Catatan 31-Mar-17 31-Dec-16
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
11.
17,940
Modal saham dengan nilai nominal Rp 100 per
saham Modal dasar - 60.000.000 saham. Modal
ditempatkan dan disetor 20.581.465.247
1,818,974 1,860,404
dari laporan keuangan secara keseluruhan
28. 17,940
(258,475) (209,682)
720 720
49,882 47,997
82,612 64,365
642 (6,720)
10,881,808 11,197,144
saham pada tahun 2016
26. 2,058,147 2,058,147
13,057,548
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
2
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan Bunga
Bunga yang diperoleh
Komisi dan Fee dari kredit yang diberikan.
Jumlah Pendapatan Bunga
Beban Bunga
Bunga
Provisi dan komisi yang harus dibayar
Jumlah Beban Bunga
Pendapatan Bunga - Bersih
Pendapatan Operasional Lainnya
Pendapatan transaksi valuta asing - bersih
Keuntungan bersih penjualan efek
Provisi komisi dan fee selain kredit - bersih
Penerimaan kembali kredit yang dihapus buku
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi
dari efek yang diperdagangkan
Lain - lain 32.
Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya
Beban (Pemulihan) Kerugian Penurunan Nilai
Aset Keuangan
Aset Non Keuangan
Jumlah Beban (Pemulihan) Kerugian Penurunan Nilai
Beban Operasional lainnya
Umum dan administrasi
Tenaga Kerja
Beban Pensiun dan imbalan pasca kerja
Lainnya
Jumlah Beban Operasional lainnya
Beban Operasional lainnya - Bersih
LABA (RUGI) OPERASIONAL
3,946
8,139 3,922
57,133
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Per 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Maret 2016 (Unaudited)
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
33.
34.
168,307
5,018
4,215
Catatan 31-Mar-17
(65,039) 7,060
173,325
11,467
4,453
100,329
70,356
7,449 2,915
31-Mar-16
269,687
6,330
276,017
170,300
5,388
175,688
3,388
78,935
247,443
4,817
252,260
4,204
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
1,358
31,102
5,657
97,320 121,174
(165,368) (71,875)
456 2,893
35.
42,278
51,687 47,174
70,356 5,657
124
26,162
- -
10,541 8,016
31.
29.
30.
3
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL
Hasil Sewa
Keuntungan (kerugian) penjualan dan pengahapusan
aset tetap dan tak berwujud
Lainnya - bersih
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL -
BERSIH
LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK
MANFAAT (BEBAN) PAJAK
LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
Pengukuran kembali atas kewajiban imbalan pasti
Pajak penghasilan terkait pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
Sub jumlah
Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi
Perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual
Pajak penghasilan terkait pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi
Sub jumlah
Jumlah penghasilan komprehensif lain tahun berjalan setelah pajak
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF
Laba (Rugi) per Saham
dari laporan keuangan secara keseluruhan
Catatan 31-Mar-17 31-Mar-16
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIFPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Maret 2016 (Unaudited)
37. (2.65) 0.39
(1,039)
(13) 57
(65,052)
7,362 7,178
36.
65
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
45
56 33
(134) (21)
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
7,117
16,258 (1,844)
(48,794) 5,273
(2,454)
-
-
-
-
- -
9,816 8,217
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
7,362 7,178
(41,432) 12,450
4
Modal Saham
Tambahan
Modal disetor
Perubahan nilai wajar
efek efek tersedia untuk
dijual
Pengukuran kembali atas
kewajiban imbalan pastiJumlah Ekuitas
Ditentukan
penggunaannya
Tidak ditentukan
penggunaannya
Saldo Januari 2015 1.503.233 6.360 (65.733) (1.376) 17.940 (227.208) 1.233.216
Rugi bersih tahun berjalan 8.178 8.178
Laba (Rugi) Komprehensif lainnya
setelah pajak 55.437 4.455 59.892
Kenaikan bagian ekuitas obligasi
konversi -
Penukaran Obligasi Wajib
Konversi menjadi modal saham -
Konversi uang muka setoran
modal melalui penawaran umum
terbatas -
Penawaran umum terbatas IV 409.724 (2.805) 406.919
Saldo per 31 Desember 2015 1.912.957 3.555 (10.296) 3.079 17.940 (219.030) 1.708.205
Laba bersih periode berjalan 6.732 6.732
Penghasilan ( rugi) komprehensif
lain - setelah pajak7.069 668 7.737
Saldo per Maret 2016 1.912.957 3.555 (3.227) 3.747 17.940 (212.298) 1.722.674
Saldo per Januari 2016 1.912.957 3.555 (10.296) 3.079 17.940 (219.030) 1.708.205
Laba bersih tahun berjalan 9.349 9.349
Laba komprehensif - setelah pajak3.933 (3.436) 497
penawaran umum terbatas V dan
pelakasanaan waran 145.190 (2.835) 142.355
Saldo per 31 Desember 2016 2.058.147 720 (6.363) (357) 17.940 (209.681) 1.860.406
Laba bersih tahun berjalan (48.794) (48.794)
penawaran umum terbatas V dan
pelakasanaan waran -
Penghasilan komprehensif lainnya
- setelah pajak 7.362 0 7.362
saldo per 31 Maret 2017 2.058.147 720 999 (357) 17.940 (258.475) 1.818.974
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2017
( Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
saldo Laba
5
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Bunga, provisi dan komisi kredit yang diterima
Bunga, provisi dan komisi yang dibayar
Penerimaan pendapatan operasional lainnya
Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan
Pembayaran beban operasional lainnya
Penerimaan pendapatan beban non-operasional
Pembayaran beban non-operasional
Arus kas operasi sebelum perubahan dalam aset dan Liabilitas
Penurunan (kenaikan) aset operasi
Penempatan pada bank indonesia dan bank lain
Efek-efek
Kredit
Tagihan derevatif
Tagihan akseptasi
Aset lain-lain
Kenaikan (penurunan) liabilitas Operasi
Liabilitas segera
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali
Liabilitas derivatif
Liabilitas akseptasi
Liabilitas lain-lainKas Bersih Diperoleh (Digunakan untuk) Aktivitas Operasional
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan aset tetap
Perolehan Aset TetapPerolehan Aset tak berwujudPenjualan (Perolehan) efek tersedia untuk dijualKas Bersih Diperoleh (Digunakan untuk)
Aktivitas Investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAANPenambahan Dana Cadangan Modal
Pinjaman Yang Diterima
Kas Bersih Diperoleh dari (dipergunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara KasKas dan Setara Kas Pada Awal PeriodeKas dan Setara Kas pada Akhir Periode
Kas dan setara kas terdiri dari :
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada Bank lain
Jumlah Kas dan Setara Kas
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain jatuh tempo kurang dari
3 Bulan
(26.056)
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
(18.481)
(36.692)
105
(48)
9.047
(181.867)
(40.759)
29.904
3.037.683
116.944
57.417
(756.872)
LAPORAN ARUS KAS
Per 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Maret 2016 (Unaudited)
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
(498.228)
12.811
108.931
-
(3.024)
18.481
1.223
(1.159.674)
6.746
(8.380)
3.523.304
97.029
639.930
346.411
1.661.678
(139.856)
(315.177)
124.027
(5.589)
(8.651)
(60.459)
4.348
31-Mar-16
236.254
(179.717)
31-Mar-17
258.453
(177.328)
25.701
(49.499)
(44.914)
124
(131)
12.406
-
-
(674.735)
115.642
(1.733) 384.784
-
-
(778.257)
381.417
- -
2.362.948 2.745.048
2.362.948 2.745.048
121.097
709.141
101.609
1.431.101
(844.508)
259.594
176.198
(1.471)
8.651
110
(790.378)
67
(2.702) (2.959) 121.236
6
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. INFORMASI UMUMa. Pendirian dan Informasi Umum Bank
PT Bank MNC Internasional Tbk (selanjutnya disebut "Bank") didirikan di Indonesia dengan nama PT Bank
Bumiputera Indonesia berdasarkan akta No. 49 tanggal 31 Juli 1989 dari notaris Sri Rahayu, SH. Akta
pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C-2. 7223.HT.01.01.TH.89 tanggal
9 Agustus 1989 serta diumumkan dalam tambahan No. 1917 dari Berita Negara Republik Indonesia No. 75
tanggal 19 September 1989.
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 7 tanggal 17 April 2009 yang
dibuat di hadapan Dr. Amrul Partomuan Pohan, S.H.,LL.M, notaris di Jakarta, yang telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya
tertanggal 26 Mei 2009 No. AHU-22959.AH.01.02. Tahun 2009 dan telah dicatat di dalam Daftar Perseroan No.
AHU.0029405.01.09. Tahun 2009 tanggal 26 Mei 2009 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 56 Tambahan No. 18380/2009 tanggal 14 Juli 2009, nama Bank diubah menjadi PT Bank ICB
Bumiputera Tbk. Selanjutnya berdasarkan akta No. 57 tanggal 16 Juli 2014 yang telah mendapat Persetujuan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-
06038.40.20.2014 tanggal 24 Juli 2014. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, yang
terakhir dengan akta nama Bank diubah menjadi PT Bank MNC Internasional Tbk. Anggaran Dasar Bank telah
mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta No. 27 tanggal 8 Desember 2015 dari Aryanti
Artisari, S.H., MKn, notaris di Jakarta, mengenai penambahan modal disetor dan ditempatkan melalui
mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”) sebanyak-banyaknya 1.451.901.709 lembar saham
dengan nilai nominal sebesar Rp 100. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03-0097627 tanggal 10
November 2016.
Bank berkedudukan di Jakarta dan memiliki 16 kantor cabang, 32 kantor cabang pembantu, 23 kantor kas dan
95 ATM. Kantor pusat Bank beralamat di Gedung MNC Financial Center Lantai 6, 7 & 8, Jl. Kebon Sirih Raya
No. 27, Jakarta 12930, Indonesia. Jumlah karyawan Bank masing-masing 1.072 dan 1.060 karyawan pada
tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan usaha di
bidang perbankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 12 Januari 1990, sesuai dengan izin usaha yang
diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 10/KMK.013/1990 tanggal 4
Januari 1990. Sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 30/146/KEP/DIR tanggal 5 Desember 1997,
Bank telah mendapat persetujuan menjadi bank devisa.
b. Penawaran Umum Efek Bank
Penawaran Umum Perdana Saham
Pada tanggal 27 Juni 2002, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan surat No. S-
1402/PM/2002 untuk melakukan penawaran umum saham atas 500.000.000 (lima ratus juta) saham Bank
kepada masyarakat. Nilai nominal per saham adalah sebesar Rp 100 (seratus Rupiah) dan harga penawaran
adalah sebesar Rp 120 (seratus dua puluh Rupiah) per saham. Pada tanggal 15 Juli 2002, saham Bank telah
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8
Penawaran Umum Terbatas I
Pada tanggal 23 November 2005, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan surat
No. S-3278/PM/2005 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I atas 3.000.000.000 (tiga miliar) saham
Bank dengan harga penawaran sama dengan nilai nominal sebesar Rp 100 (seratus rupiah) per saham,
disertai dengan penerbitan 666.666.654 (enam ratus enam puluh enam juta enam ratus enam puluh enam ribu
enam ratus lima puluh empat) Waran Seri I yang memberikan hak pemegang saham untuk membeli saham
baru dengan harga pelaksanaan Rp 120 (seratus dua puluh) per saham. Pembelian dilakukan selama masa
pelaksanaan yaitu mulai tanggal 30 Juni 2006 sampai dengan 29 Desember 2010. Saham-saham tersebut
telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 2 Januari 2006.
Penawaran Umum Terbatas II
Pada tanggal 22 Juni 2010, Bank memperoleh penyertaan efektif dari Ketua BAPEPAM-LK melalui surat No. S-
5539/BL/2010 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II (“PUT II”) kepada para pemegang saham
perseroan dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”) dengan penerbitan obligasi
wajib konversi yang diberi nama obligasi wajib konversi Bank ICB Bumiputera tahun 2010 (“OWK”) dengan
jumlah pokok sebesar Rp 150.000.000.
Setiap pemegang 10 (sepuluh) saham Bank yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Bank
pada tanggal 2 Juli 2010 pukul 16.00 WIB berhak atas 3 (tiga) HMETD dimana setiap 1 (satu) HMETD berhak
untuk membeli 1 (satu) satuan OWK, dengan harga penawaran sebesar Rp 100 (seratus rupiah) setiap 1
(satu) satuan OWK yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan OWK.
Penawaran Umum Terbatas III
Pada tanggal 20 Juni 2014, Bank memperoleh surat pernyataan efektif dari Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Keuangan No. S-291/D.04/2014 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III (“PUT III”) dalam rangka
penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”) sebanyak 8.046.248.527 lembar saham dengan
harga penawaran Rp 100 per saham yang disertai dengan penerbitan Waran Seri II sebanyak 1.828.692.847
waran, dimana setiap 22 (dua puluh dua) saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 5 (lima) Waran
Seri II yang memberikan hak kepada pemegang saham untuk membeli saham baru dengan harga
pelaksanaan Rp 150 per saham. Pelaksanaan Waran Seri II dapat dilaksanakan mulai tanggal 4 Februari 2015
sampai dengan tanggal 3 Juli 2017 dimana setiap pemegang 1 (satu) waran berhak untuk membeli 1 (satu)
saham Bank. Pada tanggal 31 Desember 2016, jumlah waran yang belum dilaksanakan adalah 1.828.691.381
waran.
Penawaran Umum Terbatas IV
Pada tanggal 25 September 2015, Bank memperoleh surat pernyataan efektif dari Dewan Komisioner Otoritas
Jasa Keuangan No.S-437/D.04/2015 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas IV (“PUT IV”) dalam rangka
penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”) sebanyak 6.744.407.924 lembar saham dengan
harga penawaran Rp 100 per saham. Pada tanggal 31 Desember 2016 hasil pelaksanaan PUT IV yang
diterima Bank sebanyak 4.097.235.004 lembar saham dan sisanya dikembalikan ke portepel.
Penawaran Umum Terbatas V
Pada tanggal 23 September 2016 , Bank memperoleh surat pernyataan efektif dari Dewan Komisioner Otoritas
Jasa Keuangan No.S-531/D.04/2016 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas V (“PUT V”) dalam rangka
penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”) sebanyak 4.782.390.768 lembar saham dengan
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9
harga penawaran Rp 100 per saham, yang disertai dengan penerbitan Waran Seri III sebanyak 4.782.390.768
saham, dimana setiap 1 (satu) saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 1 (satu) Waran Seri III yang
memberikan hak kepada pemegang saham untuk membeli saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 100 per
saham. Hasil Pelaksanaan PUT V yang diterima Bank sebanyak 1.451.901.709 dan sisanya dikembalikan
keportapel. Pelaksanaan Waran Seri III dapat dilaksanakan mulai tanggal 7 April 2017 sampai dengan tanggal
4 Oktober 2019.
Pada tanggal 31 Desember 2016, sejumlah 20.375.650.599 saham Bank telah dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia dan sejumlah 205.814.648 saham yang merupakan saham pendiri tidak dicatatkan di bursa.
c. Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit
Dewan Komisaris 31-Mar-2017 31-Des-2016
Presiden Komisaris (Independen) Eko B. Supriyanto Eko B. Supriyanto
Komisaris Purnadi Hardjono Purnadi Hardjono
Komisaris Independen Rusli Witjahjono Rusli Witjahjono
Direksi
Presiden Direktur Benny Purnomo Benny Purnomo
Direktur Keuangan Benny Helman Benny Helman
Direktur Sumber Daya Manusia & Nerfita Primasari Nerfita Primasari
General Service
Direktur Kepatuhan Chisca Mirawati Chisca Mirawati
Direktur Operasional Widiatama Bunarto Widiatama Bunarto
Susunan Komite Audit Bank pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
31-Mar-2017 31-Des-2016
Ketua Rusli Witjahjono Rusli Witjahjono
Anggota Eko B. Supriyanto Eko B. Supriyanto
H.Eddy Yantho Sofwan Dwi Sasongko
Tri Restu Ramadhan H.Eddy Yantho Sofwan
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
b. Dasar Penyusunan
Dasar penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis, kecuali instrumen keuangan tertentu yang diukur
pada jumlah revaluasian atau nilai wajar pada setiap akhir periode pelaporan, yang dijelaskan dalam kebijakan
akuntansi di bawah ini. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah
mata uang Rupiah (Rp), yang merupakan mata uang fungsional Bank.
Biaya historis umumnya didasarkan pada nilai wajar dari imbalan yang diberikan dalam pertukaran barang dan
jasa.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk
mengalihkan suatu liabilitas dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran,
terlepas apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik
penilaian lain. Dalam mengestimasi nilai wajar aset atau liabilitas, Bank memperhitungkan karakteristik aset
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10
atau liabilitas, jika pelaku pasar memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau
liabilitas pada tanggal pengukuran. Nilai wajar untuk tujuan pengukuran dan/atau pengungkapan dalam laporan
keuangan ditentukan berdasarkan basis tersebut, kecuali untuk transaksi pembayaran berbasis saham dalam
ruang lingkup PSAK 53, transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK 30, dan pengukuran yang memiliki
beberapa kemiripan dengan nilai wajar tetapi bukan merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto dalam
PSAK 14 dan nilai pakai dalam PSAK 48.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang dimodifikasi dengan mengelompokkan
arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank
Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia
yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan
serta tidak dibatasi penggunaannya.
c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Dalam penyusunan laporan keuangan Bank, transaksi dalam mata uang selain mata uang fungsional entitas
(mata uang asing) diakui pada kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap akhir periode pelaporan,
pos moneter dalam valuta asing dijabarkan dengan menggunakan kurs laporan (penutupan) yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia, yaitu kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB untuk mencerminkan kurs yang berlaku
pada tanggal tersebut. Pos-pos non moneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan
kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan. Pos nonmoneter diukur dalam biaya
historis dalam valuta asing yang tidak dijabarkan kembali. Selisih kurs atas pos moneter diakui dalam laba rugi
pada periode saat terjadinya.
Kurs spot Reuters pukul 16.00 WIB dengan rincian sebagai berikut:
31-Mar-17 31-Des-161 Dollar Amerika Serikat (USD) 13.325,50 13.472,501 Dollar Singapura (SGD) 9.533,54 9.311,931 Yen Jepang (JPY) 119,12 115,071 Dollar Hong Kong (HKD) 1.714,92 1.737,341 Dollar Australia (AUD) 10.189,35 9.723,111 Euro (EUR) 14.251,62 14.175,77
d. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Bank (entitas pelapor):
a) Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
i. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
ii. memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
iii. merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.
b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk,
entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya).
ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau
ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut
adalah anggotanya).
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi
dari entitas ketiga.
v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas
pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).
vii. Entitas, atau anggota dari kelompok yang mana entitas merupakan bagian dari kelompok tersebut,
menyediakan jasa personil manajemen kunci kepada entitas pelapor atau kepada entitas induk dari
entitas pelapor.
Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan
yang sama dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan.
e. Aset Keuangan
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian
dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam
kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar
ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang
awalnya diukur sebesar nilai wajar.
Aset keuangan Bank diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Nilai wajar melalui laba rugi
b) Dimiliki hingga jatuh tempo
c) Tersedia untuk dijual
d) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL)
Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat
pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.
Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika:
a) Diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau
b) Pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola
bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek aktual terkini; atau
c) Merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat
pengakuan awal, jika:
a) Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan
pengakuan yang dapat timbul; atau
b) Kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya, dikelola dan kinerjanya dievaluasi
berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan,
dan informasi tentang Bank disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas, misalnya direksi
dan CEO.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12
Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laba
rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup dividen atau bunga yang
diperoleh dari aset keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan 2i
Dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo hanya jika investasi tersebut
memiliki pembayaran yang tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Bank
mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki asset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Pada
saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan. Setelah pengakuan
awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif dikurangi kerugian penurunan nilai yang ada.
Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo, diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi, atau pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual. Pada saat
pengakuan awal, aset keuangan yang tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah itu, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dan
dicatat pada nilai wajar.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam pendapatan komprehensif
lainnya dan akumulasi revaluasi investasi AFS di ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang
dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laba
rugi. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya
diakui pada revaluasi investasi AFS, direklas ke laba rugi.
Dividen atas instrumen AFS, jika ada, diakui pada laba rugi pada saat hak untuk memperoleh pembayaran
dividen ditetapkan.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif
diklasifikasi sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi kerugian penurunan nilai. Bunga diakui dengan
menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak
material.
Metode suku bunga efektif
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari
instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga dan beban bunga selama periode
yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan
atau pembayaran kas masa depan (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima
oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya
transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat,
digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat
pengakuan awal.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13
Perhitungan dari suku bunga efektif termasuk semua fee dan pembayaran atau penerimaan poin yang
merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Biaya transaksi termasuk biaya incremental yang secara
langsung berkaitan dengan akuisisi atas penerbitan aset atau liabilitas keuangan.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan
FVTPL.
Penurunan nilai aset keuangan
Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap
tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau
lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan
tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara
andal.
Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka
panjang dalam nilai wajar dari instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif
terjadinya penurunan nilai.
Bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
a) Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
b) Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
c) Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi
keuangan.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai
merupakan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan
yang didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
Kerugian penurunan nilai dihitung secara individual untuk asset keuangan yang signifikan secara individual
serta kolektif untuk asset yang secara individual tidak signifikan dan secara individual signifikan namun tidak
terdapat bukti obyektif penurunan nilai. Di dalam menentukan penurunan nilai kolektif, aset keuangan
dikelompokkan pada kelompok asset keuangan berdasarkan karakteristik risiko kredit yang serupa. Arus kas
masa depan dari kelompok asset keuangan ini diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan pengalaman
kerugian historis untuk aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa. Pengalaman historis kerugian
disesuaikan berdasarkan hasil pengamatan data pada masa kini, untuk merefleksikan efek dari kondisi masa
kini yang tidak mempengaruhi periode dari pengalaman historis.
Dalam melakukan penilaian secara kolektif, Bank harus menghitung:
a) Probability of default (”PD”) – model ini menilai probabilitas konsumen gagal melakukan pembayaran
kembali secara penuh dan tepat waktu.
b) Recoverable amount – didasarkan pada identifikasi arus kas masa depan dan estimasi nilai kini dari arus
kas tersebut (discounted cash flow).
c) Loss given default (”LGD”) – Bank mengestimasi kerugian ekonomis yang mungkin akan diderita Bank
apabila terjadi tunggakan fasilitas kredit. LGD menggambarkan jumlah utang yang tidak dapat diperoleh
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14
kembali dan umumnya ditunjukkan dalam persentase dari exposure at default (EAD). Model perhitungan
LGD mempertimbangkan jenis peminjam, fasilitas dan mitigasi risiko, misalnya ketersediaan agunan.
d) Loss identification period (”LIP”) – periode waktu antara terjadinya peristiwa yang merugikan dalam
kelompok aset keuangan sampai bukti obyektif dapat diidentifikasi atas fasilitas kredit secara individual.
e) Exposure at default (”EAD”) – Bank mengestimasi tingkat utilisasi yang diharapkan dari fasilitas kredit pada
saat terjadi tunggakan.
PD, LGD dan LIP diperoleh dari observasi data fasilitas kredit selama minimal empat tahun.
Cadangan kerugian penurunan nilai yang dinilai secara kolektif dilakukan dengan mengkalikan nilai baki debet
fasilitas kredit pada posisi laporan dengan probability default (PD), loss identification period (LIP) dan loss given
default (LGD).
Kerugian penurunan nilai diakui pada laba rugi dan nilai tercatat dari aset keuangan atau kelompok aset
keuangan dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai yang terbentuk. Pada saat penurunan nilai
diakui dalam aset keuangan atau kelompok aset keuangan, pendapatan bunga diakui berdasarkan nilai tercatat
setelah penurunan nilai menggunakan tarif bunga yang digunakan untuk mendiskontokan estimasi arus kas
masa depan pada saat menghitung penurunan nilai.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya
telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laba rugi.
Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan
pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai
diakui, kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya dipulihkan melalui laba rugi hingga nilai tercatat
investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum
pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi tidak boleh
dipulihkan melalui laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke
pendapatan komprehensif lain.
Penghentian pengakuan aset keuangan
Bank menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal
dari aset keuangan berakhir, atau Bank mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer
seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Bank tidak mentransfer serta tidak
memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang
ditransfer, maka Bank mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait
sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Bank memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat
kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Bank masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman
yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan secara keseluruhan, selisih antara jumlah tercatat aset dan
jumlah pembayaran dan piutang yang diterima dan keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui dalam
pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas diakui dalam laba rugi.
Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan terhadap satu bagian saja (misalnya ketika Bank masih
memiliki hak untuk membeli kembali bagian aset yang ditransfer), Bank mengalokasikan jumlah tercatat
sebelumnya dari aset keuangan tersebut pada bagian yang tetap diakui berdasarkan keterlibatan berkelanjutan
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15
dan bagian yang tidak lagi diakui berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut pada tanggal
transfer. Selisih antara jumlah tercatat yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui dan jumlah dari
pembayaran yang diterima untuk bagian yang yang tidak lagi diakui dan setiap keuntungan atau kerugian
kumulatif yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui tersebut yang sebelumnya telah diakui dalam
pendapatan komprehensif lain diakui pada laba rugi. Keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya
diakui dalam pendapatan komprehensif lain dialokasikan pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang
dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar relatif kedua bagian tersebut.
Aset dihapus bukukan dari cadangan kerugian penurunan nilai pada saat manajemen berpendapat bahwa aset
tersebut harus dihapuskan karena secara operasional debitur sudah tidak mampu membayar dan/atau sulit
untuk ditagih. Penerimaan kembali aset yang telah dihapuskan pada tahun berjalan dicatat sebagai
penambahan cadangan kerugian penurunan nilai yang bersangkutan selama tahun berjalan. Penerimaan
kembali aset yang telah dihapuskan pada tahun-tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional
tahun berjalan.
f. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Keuangan
Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas
Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Bank diklasifikasi sesuai dengan substansi
perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.
Instrumen ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset entitas setelah dikurangi
dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Bank dicatat sebesar hasil penerimaan
bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai FVTPL atau pada biaya perolehan diamortisasi.
Liabilitas keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi (FVTPL)
Liabilitas keuangan diklasifikasi sebagai FVTPL pada saat liabilitas keuangan baik dimiliki untuk
diperdagangkan atau ditetapkan pada FVTPL.
Liabilitas keuangan dimiliki untuk diperdagangkan jika:
a) Diperoleh terutama untuk tujuan dibeli kembali dalam waktu dekat; atau
b) Pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola
bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek aktual terkini; atau
c) Merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Liabilitas keuangan selain liabilitas keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada
saat pengakuan awal, jika:
a) Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan
pengakuan yang dapat timbul; atau
b) Kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya, dikelola dan kinerjanya dievaluasi
berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan,
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16
dan informasi tentang Bank disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas, misalnya direksi
dan CEO.
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui
dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup setiap bunga yang
dibayar dari liabilitas keuangan.
Liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, diakui
pada nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung
dengan penerbitan liabilitas keuangan tersebut. Pengukuran selanjutnya diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dimana beban bunga diakui berdasarkan
tingkat pengembalian yang efektif, kecuali untuk liabilitas jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak
material.
Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Bank telah dilepaskan,
dibatalkan atau kadaluarsa. Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang dihentikan pengakuannya
dan imbalan yang dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi.
g. Reklasifikasi Instrument Keuangan
Reklasifikasi Aset Keuangan
Bank tidak diperkenankan untuk melakukan reklasifikasi aset keuangan ke kelompok aset keuangan FVTPL.
Bank hanya dapat melakukan reklasifikasi aset keuangan ke kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang
jika aset keuangan tersebut memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang dan Bank memiliki intensi
dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa depan yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo
dari kelompok aset keuangan FVTPL atau dari kelompok tersedia untuk dijual. Aset keuangan tersebut
direklasifikasi pada nilai wajar pada tanggal reklasifikasi yang menjadi biaya perolehan diamortisasi yang baru.
Setiap keuntungan dan kerugian yang sudah diakui dalam laba rugi tidak boleh dipulihkan. Setiap keuntungan
dan kerugian yang sudah diakui dalam pendapatan komprehensif lain diamortisasi ke laba rugi selama sisa
umur aset keuangan (jika aset keuangan memiliki jatuh tempo tetap) atau tetap diakui dalam pendapatan
komprehensif lain sampai aset keuangan tersebut dilepas atau dijual (jika aset keuangan tidak memiliki jatuh
tempo tetap).
Reklasifikasi Liabilitas Keuangan
Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi liabilitas keuangan dari atau ke kelompok liabilitas keuangan
FVTPL.
h. Saling Hapus Antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan Bank saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi
keuangan, jika dan hanya jika:
Saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui
tersebut; dan
Berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya
secara simultan.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17
i. Nilai Wajar
Sejak 1 Januari 2015, nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran tanpa memperhatikan apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi
menggunakan teknik penilaian lain. Dalam mengukur nilai wajar atas suatu aset atau liabilitas pada tanggal
pengukuran, Bank memperhitungkan karakteristik suatu aset atau liabilitas jika pelaku pasar akan
memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran.
Sebelum 1 Januari 2015, nilai wajar adalah nilai yang digunakan untuk mempertukarkan suatu aset atau untuk
menyelesaikan suatu liabilitas antara pihak-pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan
transaksi secara wajar (arm’s length transaction).
Dalam rangka konsistensi dan perbandingan dalam pengukuran nilai wajar dan pengungkapan terkait, Bank
melakukan pengukuran nilai wajar atas instrumen keuangan yang dimiliki dengan hirarki berikut:
a. Tingkat 1 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar
aktif untuk aset atau liabilitas yang identik.
b. Tingkat 2 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari input selain harga kuotasian yang termasuk
dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga)
atau secara tidak langsung (misalnya deviasi dari harga).
c. Tingkat 3 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari teknik penilaian yang mencakup input untuk aset
atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat
diobservasi).
j. Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan giro pada Bank Indonesia dan bank lain mengacu pada Catatan
2e, 2g dan 2i terkait aset keuangan.
k. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan
piutang.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain mengacu pada
Catatan 2e, 2g dan 2i terkait aset keuangan.
l. Efek-efek
Efek-efek diklasifikasikan dalam kategori diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengukuran awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan efek-efek mengacu pada Catatan 2e, 2g dan 2i terkait aset
keuangan.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18
m. Tagihan dan Liabilitas Derivatif
Tagihan dan liabilitas derivatif diklasifikasikan dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL).
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan tagihan dan liabilitas derivatif mengacu pada Catatan 2e, 2f, 2g
dan 2i terkait aset keuangan dan liabilitas keuangan.
n. Kredit
Kredit diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan kredit mengacu pada Catatan 2e, 2g dan 2i terkait aset keuangan.
o. Restrukturisasi Kredit Bermasalah
Kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit diakui bila
nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit
yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari
nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi seperti yang dibahas pada Catatan 2n.
p. Tagihan dan Liabilitas Akseptasi
Tagihan akseptasi diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang. Liabilitas akseptasi
dikategorikan sebagai liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan tagihan dan liabilitas akseptasi mengacu pada Catatan 2e, 2f, 2g
dan 2i terkait aset keuangan dan liabilitas keuangan.
q. Sewa
Sewa merupakan suatu perjanjian yang mana lessor memberikan kepada lessee hak untuk menggunakan aset
selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian
pembayaran kepada lessor.
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substantial seluruh
risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut,
diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Sebagai Lessor
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan dalam
jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Sebagai Lessee
Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa
sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang
dinikmati pengguna. Rental kontijen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19
Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan
manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat
dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.
r. Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis
lurus.
s. Aset Tetap
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif
dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian
penurunan nilai.
Penyusutan diakui sebagai penghapusan biaya perolehan aset dengan menggunakan metode garis lurus
(straight-line method) masing-masing dengan tarif sebagai berikut:
TahunBangunan 20Prasarana kantor (partisi dan renovasi kantor) 5Kendaraan bermotor 5Perabotan kantor 5Peralatan kantor 5Perangkat keras komputer 5
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari
setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang
terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya
perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan
aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Aset tetap yang dihentikan pengakuannya atau yang dijual nilai tercatatnya dikeluarkan dari kelompok aset
tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laba rugi.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya
pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan
aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang
bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
t. Aset Tak Berwujud
Aset tak berwujud merupakan perangkat lunak yang dibeli oleh Bank dan dicatat sebesar biaya perolehan
dikurangi akumulasi amortisasi.
Amortisasi diakui dalam laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus (straight - line method)
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 5 tahun.
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode amortisasi direview setiap akhir periode.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20
u. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan kecuali Goodwill
Pada setiap akhir periode pelaporan, Bank menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan
apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut,
nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika
ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu,
Bank mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
Perkiraan jumlah terpulihkan adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk pelepasan nilai pakai.
Dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai kini menggunakan tingkat
diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas
aset yang mana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.
Jika jumlah yang yang terpulihkan dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) lebih kecil dari nilai tercatatnya,
nilai tercatat aset (unit penghasil kas) diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan dan rugi penurunan nilai
segera diakui dalam laba rugi.
v. Agunan yang Diambil Alih
Tanah dan aset lainnya (jaminan kredit yang telah diambil alih oleh Bank) disajikan dalam akun Agunan yang
Diambil Alih dalam kelompok “Aset lain-lain”.
Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi
bersih dari agunan yang diambil alih, dibebankan kedalam akun cadangan kerugian penurunan nilai.
Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau
kerugian pada saat penjualan agunan.
Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Cadangan kerugian penurunan nilai
agunan yang diambil alih dibentuk atas penurunan nilai agunan yang diambil alih.
Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui
penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laba rugi.
w. Liabilitas Segera
Liabilitas segera merupakan liabilitas Bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai
dengan perintah pemberi amanat perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan
penghentian pengakuan liabilitas segera mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2i terkait liabilitas keuangan.
x. Simpanan
Simpanan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan
penghentian pengakuan simpanan mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2i terkait liabilitas keuangan.
y. Simpanan dari Bank Lain
Simpanan dari bank lain diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang
diamortisasi.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik local maupun luar negeri, dalam bentuk
giro, inter-bank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau 90 hari, tabungan
dan deposito berjangka.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan
penghentian pengakuan simpanan dari bank lain mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2i terkait liabilitas
keuangan.
z. Instrumen Utang dan Ekuitas yang Diterbitkan
Surat Berharga yang Diterbitkan
Obligasi yang diterbitkan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang
diamortisasi.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan
penghentian pengakuan instrumen utang dan ekuitas yang diterbitkan mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2h
terkait liabilitas keuangan.
Biaya emisi saham
Biaya emisi saham yang menambah dan beratribusi secara langsung terhadap penerbitan saham baru
disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.
aa. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga
Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 2e).
Pendapatan kredit yang mengalami penurunan nilai dihitung menggunakan suku bunga efektif atas dasar nilai
kredit setelah memperhitungkan kerugian penurunan nilai.
Pendapatan dan beban bunga yang diakui dalam laporan keuangan termasuk:
a) Bunga pada aset dan liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung menggunakan
suku bunga efektif.
b) Bunga pada instrumen sekuritas investasi tersedia untuk dijual dihitung menggunakan suku bunga efektif.
Perubahan nilai wajar pada efek-efek yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan diukur pada nilai wajar
pada laba rugi dan derivatif lainnya yang digunakan untuk kepentingan manajemen risiko, dan aset dan
liabilitas keuangan lainnya yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, akan mempengaruhi laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain.
bb. Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi
Pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan atau jangka waktu
tertentu yang jumlahnya signifikan ditangguhkan dan diamortisasi sesuai dengan jangka waktunya dengan
menggunakan suku bunga efektif.
Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan perkreditan atau pinjaman dan jangka waktu tertentu
atau nilainya tidak material menurut Bank diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya
transaksi.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22
cc. Program Pensiun dan Imbalan Pasca Kerja Lainnya
Program Iuran Pasti
Pembayaran kepada program dana pensiun pasti dibebankan pada saat jatuh tempo. Pembayaran kepada
program dana pensiun didasarkan pada iuran pasti tertentu yang ditentukan program.
Program Imbalan Pasti
Bank juga memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti, untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang
Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca-
kerja ini.
Biaya penyediaan imbalan ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit dengan penilaian
aktuaria yang dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan tahunan. Pengukuran kembali, terdiri dari
keuntungan dan kerugian aktuarial, perubahan dampak batas atas aset (jika ada) dan dari imbal hasil atas aset
program (tidak termasuk bunga), yang tercermin langsung dalam laporan posisi keuangan yang dibebankan
atau dikreditkan dalam penghasilan komprehensif lain periode terjadinya. Pengukuran kembali diakui dalam
penghasilan komprehensif lain tercermin segera sebagai pos terpisah pada penghasilan komprehensif lain di
ekuitas dan tidak akan direklas ke laba rugi. Biaya jasa lalu diakui dalam laba rugi pada periode amandemen
program. Bunga neto dihitung dengan mengalikan tingkat diskonto pada awal periode imbalan pasti dengan
liabilitas atau aset imbalan pasti neto. Biaya imbalan pasti dikategorikan sebagai berikut:
a) Biaya jasa (termasuk biaya jasa kini, biaya jasa lalu serta keuntungan dan kerugian kurtailmen dan
penyelesaian)
b) Beban atau pendapatan bunga neto
c) Pengukuran kembali
Bank menyajikan dua komponen pertama dari biaya imbalan pasti di laba rugi, keuntungan dan kerugian
kurtailmen dicatat sebagai biaya jasa lalu.
Liabilitas imbalan pensiun yang diakui pada laporan posisi keuangan merupakan defisit atau surplus aktual
dalam program imbalan pasti Bank. Surplus yang dihasilkan dari perhitungan ini terbatas pada nilai kini
manfaat ekonomik yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana program dan pengurangan iuran
masa depan ke program.
Liabilitas untuk pesangon diakui pada lebih awal ketika entitas tidak dapat lagi menarik tawaran imbalan
tersebut dan ketika entitas mengakui biaya restrukturisasi terkait.
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Bank memberikan penghargaan masa kerja kepada karyawan yang memenuhi persyaratan.
Perhitungan imbalan kerja jangka panjang lainnya ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit
Credit. Jumlah diakui sebagai provisi untuk imbalan kerja jangka panjang lainnya di laporan posisi keuangan
adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti.
dd. Pajak Penghasilan
Pajak saat terutang berdasarkan laba kena pajak untuk satu tahun. Laba kena pajak berbeda dari laba sebelum
pajak seperti yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain karena pos
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23
pendapatan atau beban yang dikenakan pajak atau dikurangkan pada tahun berbeda dan pos-pos yang tidak
pernah dikenakan pajak atau tidak dapat dikurangkan.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung
berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam laporan
keuangan dengan dasar pengenaan pajak yang digunakan dalam perhitungan laba kena pajak. Liabilitas pajak
tangguhan umumnya diakui untuk seluruh perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan umumnya
diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan sepanjang kemungkinan besar bahwa laba
kena pajak akan tersedia sehingga peredaan temporer dapat dimanfaatkan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan
tidak diakui jika perbedaan temporer timbul dari pengakuan awal (bukan kombinasi bisnis) dari aset dan
liabilitas suatu transaksi yang tidak mempengaruhi laba kena pajak atau laba akuntansi. Selain itu, liabilitas
pajak tangguhan tidak diakui jika perbedaan temporer timbul dari pengakuan awal goodwill.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku
dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang
telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.
Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara
Bank ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat aset
dan liabilitasnya.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah
tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk
mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba rugi, kecuali sepanjang
pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba rugi (baik dalam
pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar
laba rugi atau yang timbul dari akuntansi awal atau kombinasi bisnis. Dalam kasus kombinasi bisnis, pengaruh
pajak termasuk dalam akuntansi kombinasi bisnis.
ee. Laba (Rugi) per Saham
Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih yang diatribusikan kepada pemilik
entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan.
Laba (rugi) per saham dilusian dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih yang diatribusikan kepada pemilik
entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari
semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
ff. Segmen Operasi
Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Bank yang secara regular
direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai
kinerja segmen operasi.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
a) Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban
(termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
b) Yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat
keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
c) Dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan
penilaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk.
3. PERTIMBANGAN KRITISI AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
Dalam penerapan kebijakan akuntansi Bank, yang dijelaskan dalam Catatan 3, manajemen diwajibkan untuk
membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari
sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang
dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut.
Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam
periode yang estimasi tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode tersebut, atau pada periode revisi
dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi periode saat ini dan masa depan.
Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi
Di bawah ini adalah pertimbangan kritisi, selain dari estimasi yang telah diatur, dimana manajemen telah membuat
suatu proses penerapan kebijakan akuntansi Bank dan memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang
diakui dalam laporan keuangan.
Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Klasifikasi atas aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo memerlukan pertimbangan yang signifikan. Dalam
membuat pertimbangan tersebut, Bank mengevaluasi tujuan dan kemampuan untuk memiliki suatu investasi
hingga jatuh tempo. Jika Bank tidak dapat menjaga investasinya hingga jatuh tempo selain dalam kondisi
tertentu - contohnya, menjual sekuritas dengan nilai tidak signifikan pada waktu yang mendekati jatuh tempo -
hal ini mengharuskan reklasifikasi seluruh portofolio menjadi investasi tersedia untuk dijual. Investasi tersebut
selanjutnya akan diukur pada nilai wajar dan bukan pada biaya perolehan diamortisasi.
Jumlah tercatat atas sekuritas dimiliki hingga jatuh tempo diuangkapkan dalam Cataan 8.
Sumber Estimasi Ketidakpastian
Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi ketidakpastian utama lainnya pada akhir periode
pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset
dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini.
Rugi penurunan nilai aset keuangan
Bank menilai penurunan nilai aset keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi
penurunan nilai harus dicatat dalam laba rugi, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti obyektif
bahwa kerugian telah terjadi. Suatu aset keuangan dinyatakan mengalami penurunan nilai bila ada bukti obyektif
terjadinya peristiwa yang berdampak pada estimasi arus kas atas aset keuangan. Bukti tersebut meliputi data yang
dapat diobservasi yang menunjukkan bahwa telah terjadi peristiwa yang merugikan dalam status pembayaran
debitur atau kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kelalaian membayar piutang.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25
Cadangan kerugian penurunan nilai akan dibentuk untuk mengakui kerugian penurunan nilai yang terjadi dalam
portofolio aset keuangan. Manajemen menggunakan perkiraan berdasarkan pengalaman kerugian historis untuk
aset dengan karakteristik risiko kredit dan bukti obyektif adanya penurunan nilai yang serupa dengan yang ada
dalam portofolio pada saat penjadwalan arus kas masa depan.
Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas
masa depan yang direview secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian
aktualnya.
Bank melakukan penilaian terhadap penurunan nilai dalam dua cara, yaitu:
a. Individual, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang melebihi ambang batas (threshold) tertentu dan aset
keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai yang telah teridentifikasi secara terpisah pada tanggal
laporan posisi keuangan. Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat dan nilai kini dari estimasi
terbaik atas arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari aset
keuangan tersebut. Estimasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan kapasitas utang dan fleksibilitas
keuangan debitur, kualitas pendapatan debitur, jumlah dan sumber arus kas, industri di mana debitur
beroperasi dan nilai realisasi agunan. Estimasi jumlah dan waktu pemulihan masa depan akan membutuhkan
banyak pertimbangan. Jumlah penerimaan tergantung pada kinerja debitur pada masa mendatang dan nilai
agunan, keduanya akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di masa depan, di samping itu agunan mungkin tidak
mudah dijual. Nilai aktual arus kas masa depan dan tanggal penerimaan mungkin berbeda dari estimasi
tersebut dan akibatnya kerugian aktual yang terjadi mungkin berbeda dengan yang diakui dalam laporan
keuangan.
b. Kolektif, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang tidak melebihi ambang batas (threshold) tertentu, tidak
memiliki bukti obyektif penurunan nilai dan aset keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai, namun
belum diidentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan. Pembentukan kerugian penurunan
nilai dilakukan secara kolektif dengan antara lain memperhitungkan jumlah dan lamanya tunggakan, agunan
dan pengalaman kerugian masa lalu. Faktor paling penting dalam pembentukan cadangan adalah probability of
default dan loss given default. Kualitas aset keuangan pada masa mendatang dipengaruhi oleh ketidakpastian
yang dapat menyebabkan kerugian aktual aset keuangan dapat berbeda secara material dari cadangan
kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk. Ketidakpastian ini termasuk lingkungan ekonomi, suku bunga
dan pengaruhnya terhadap pembelanjaan debitur, tingkat pengangguran dan perilaku pembayaran.
Manfaat Karyawan
Penentuan liabilitas imbalan kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam
menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan
gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Bank diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan
akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa mendatang. Walaupun
asumsi Bank dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan
signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca
kerja Bank.
Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap
Masa manfaat setiap aset tetap Bank ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari aset tersebut.
Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat
setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26
karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun
terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh
perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan
di atas.
Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan penurunan
nilai tercatat aset tersebut.
Nilai tercatat aset tetap diungkapkan dalam Catatan 13.
4. KAS
Saldo Kas terdiri atas :31-Mar-17 31-Dec-16
Berdasarkan Mata UangMata Uang RupiahKas Besar 52.975 60.641Kas Kecil 192 208Kas Dalam Proses 44.193 49.528Kas ATM 12.969 31.596
Jumlah 110.329 141.973
Mata Uang AsingKas Besar 10.768 3.002
Total kas 121.097 144.975
Kas dalam Rupiah termasuk uang pada mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sejumlah Rp12.969 dan Rp 31.596
masing-masing pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016.
5. GIRO PADA BANK INDONESIA
Jumlah Persentase Jumlah PersentaseJenis Mata UangRupiah 562.560 79% 593.233 79%Mata Uang Asing (USD) 146.581 21% 168.406 21%
709.141 100% 761.639 100%
31-Mar-17 31-Dec-16
Sesuai dengan perubahan SE BI No. 18/03/PBI/2016 tanggal 26 November 2013 yang berlaku efektif sejak 16
Maret 2016 atas Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/15/PBI/2013, tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum
pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, setiap bank di Indonesia diwajibkan mempunyai saldo giro
minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas. Giro Wajib Minimum (GWM) dalam Rupiah terdiri dari GWM
Primer ditetapkan sebesar 6,5% dan GWM Sekunder ditetapkan sebesar 4%, serta GWM Loan to Funding Rate
(LFR) sebesar hasil perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih
antara LFR bank dan LFR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM) bank dan KPMM Insentif. GWM dalam Dollar Amerika Serikat ditetapkan sebesar 8%.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27
Rasio GWM Bank adalah sebagai berikut:
31-Mar-17 31-Dec-16GWM Utama
Rupiah 6,56% 7,15%Dolar Amerika Serikat 8,70% 8,79%
GWM SekunderRupiah 19,05% 14,64%
Pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016, Bank telah memenuhi GWM yang harus disediakan sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia.
6. GIRO PADA BANK LAIN
Akun ini terdiri dari :Berdasarkan Mata Uang 31-Mar-17 31-Dec-16Rupiah:Bank International Indonesia 14 -Bank CIMB Niaga Tbk 1 1Bank Mandiri 46 47Standard Chartered Bank 73 28Bank Central Asia 20.762 20.235Bank Maybank Indonesia - 18
20.896 20.329
USD:Standard Chartered Bank, New York 43.925 219.160Bank Central Asia, Jakarta 10.125 19.500Standard Chartered Bank, Jakarta 2 2Deutsche Bank, Frankfrut - -Bank Mandiri, Jakarta 15.938 22.088Wells Fargo Bank N.A - -Cash Collateral Standard Chartered Bank 6.663 -
JPY:Stanchart Bank Tokyo 596 -Wells Fargo Bank Tokyo - 256
SGD:United Overseas Bank Singapore 497 5.616
HKD:Standard Chartered Bank, Hongkong 1.149 1.325
EUR:Standard Chartered Bank, Frankfrut 1.526 2.471Wells Fargo Bank London - -
AUD :Commonwealth Bank, Sydney 292 1.723
80.713 272.141
Jumlah Giro Pada Bank Lain 101.609 292.470
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28
Tingkat suku bunga rata-rata per tahun
31-Mar-17 31-Dec-16
Rupiah 0,06% 0,06%Dollar Amerika Serikat 0,32% 0,33%Mata Uang Asing Lainnya 0,00% 0,00%
Pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016, tidak terdapat giro pada Bank lain yang dijadikan agunan
oleh Bank.
Tidak terdapat cadangan kerugian penurunan nilai yang diakui karena manajemen berpendapat bahwa seluruh
giro pada Bank lain dapat ditagih.
7. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan jenis penempatan adalah sebagai berikut:
Jangka waktu Tingkat bungaefektif rata-rata
per tahun
Jumlah Jangka waktu Tingkat bungaefektif rata-rata
per tahun
Jumlah
Pihak ketigaRupiah
Call money 0-3 hari/days 4,40% 50.000 3-14 hari/days 6,47% 470.000Fasililtas Simpanan Bank Indonesia 0 - 3 hari/days 4,00% 674.850 3 hari/days 4,00% 589.869Sertifikat Deposito 0 - 370 hari/days 7,38% 90.165 184-370 hari/days 7,10% 96.883Sertifikat Deposito Bank Indonesia 181-182 hari/days 2,90% 195.615 56-91 hari/days 5,55% 199.412Sertifikat Bank Indonesia 0,00% - 273 hari/days 6,40% 49.041Sub jumlah 1.010.630 1.405.205
ValasCall money 0 - 3 hari/days 0,92% 106.604 4 hari 0,69% 175.143Term deposit Bank Indonesia 3 - 31 hari/days 0,90% 599.647 4-7 hari 0,77% 404.175Sub jumlah 706.251 579.318
Jumlah Penempatan padaBank Indonesia dan Bank Lain 1.716.881 1.984.523
31-Mar-17 31-Dec-16
Rincian penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan pihak dimana Bank menempatkan dananya
adalah sebagai berikut:
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29
31-Mar-17 31-Dec-16Pihak ketiga
RupiahBank Indonesia 870.465 838.322BPD Riau - 100.000Bank OCBC NISP - 100.000BPD Banten - 50.000BPD Sulawesi Tenggara - 30.000Bank Negara Indonesia 90.164 47.423Bank of Tokyo Mitsubishi - 49.460Bank Victoria International - 100.000Bank Nationalnobu - 20.000BPD Jabar dan Banten - 70.000PT Bank Liman Internasional 50.000 -
Jumlah 1.010.629 1.405.205
Valuta AsingBank Indonesia 599.647 404.175Bank Bukopin - 67.363Bank Mizuho, Indonesia - 67.363Bank Chinatrust, Indonesia 39.977 40.417PT Bank OCBC NISP 66.628 -
706.252 579.318
Jumlah Bersih 1.716.881 1.984.523
Penempatan pada bank lain pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 ditempatkan pada pihak ketiga
dan dikelompokkan sebagai lancar.
Tidak terdapat cadangan kerugian penurunan nilai yang diakui karena manajemen berpendapat bahwa seluruh
penempatan pada bank lain dapat ditagih.
8. EFEK-EFEK
Rincian efek-efek berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
31-Mar-17 31-Dec-16
Pihak ketigaRupiah 1.373.113 1.375.817Dollar Amerika Serikat - -Jumlah efek-efek 1.373.113 1.375.817
Berdasarkan jenis dan tujuan investasi, efek-efek adalah sebagai berikut:
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30
31-Mar-17 31-Dec-16
Pihak ketigaDimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi Pemerintah Indonesia 476.251 476.251Jumlah efek dimiliki hingga jatuh tempo 476.251 476.251
Tersedia untuk dijualObligasi Pemerintah Indonesia 310.975 437.825Obligasi Republik Indonesia (ORI) 49.688 -Obligasi lainnya 250.681 349.597Reksadana 50.879 50.223Surat utang jangka menengah 104.103 30.000Jumlah efek tersedia untuk dijual 766.326 867.645
DiperdagangkanObligasi Pemerintah Indonesia 40.571 31.921Obligasi Republik Indonesia (ORI) 1.793 -Obligasi lainnya 88.172 -Jumlah efek diperdagangkan 130.536 31.921
Jumlah efek-efek 1.373.113 1.375.817
Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk efek-efek adalah sebagai berikut :
31-Mar-17 31-Dec-16Rupiah
Obligasi Pemerintah Indonesia 6,76% 5,93%Obligasi lainnya 8,57% 8,34%Surat utang jangka menengah 11,75% 11,75%
Jangka waktu efek sejak tanggal pembelian hingga tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:
31-Mar-17 31-Dec-16Rupiah
Obligasi Pemerintah Indonesia 10 bulan - 25 tahun 2 bulan - 28 tahunObligasi lainnya 5 bulan - 57 bulan 37 - 64 bulanSurat utang jangka menengah 2 Tahun 2 tahun
Rincian efek-efek berdasarkan penerbit dan peringkat obligasi berdasarkan beberapa perusahaan pemeringkat
pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31
Rp Juta/ RpMillion Peringkat
Rp Juta/ RpMillion Peringkat
RupiahObligasi
Pemerintah Republik Indonesia 879.278 idBBB- 945.997 idBBB-Perusahaan Lainnya
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 80.080 idAAA 105.167 idAAAPT Sarana Multi Infrastruktur 50.050 idAAA 50.050 idAAAPT Bank Mandiri 27.027 idAAA 27.027 idAAAPT Sarana Multigriya Finance 80.040 idAA+ 79.765 idAA+PT Surya Artha Nusantara 129.167 idAA- 53.530 idAA-PT Aneka Tambang 11.000 idBBB+ 11.000 idBBB+PT Indonesia Infrastruktur Finance 23.058 idAAA 23.058 idAAAPT Medco Energi Internasional Tbk 12.534 idA+ -
ReksadanaDanareksa Seruni Pasar Uang II 50.879 50.223
Surat utang jangka menengahPT Perkebunan Nusantara II 30.000 30.000 idAAA
Jumlah Efek-efek 1.373.113 1.375.817
31-Dec-1631-Mar-17
Efek-efek telah diperingkat oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan Fitch Rating Indonesia.
9. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF
Bank melakukan transaksi derivatif dalam bentuk pembelian dan penjualan berjangka valuta asing (forward) dan
swap untuk tujuan trading.
Risiko pasar dari transaksi derivatif timbul dari potensi perubahan nilai akibat fluktuasi kurs mata uang asing,
sedangkan risiko kredit timbul dalam hal pihak lain tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada Bank.
Rincian tagihan dan liabilitas derivatif pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Tagihan Liabilitas Tagihan LiabilitasForward 10.282 1.920 2.178 384Spot 150 185 189 159Swap - - 2.475 3.033Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai - - - -10.432 2.105 4.842 3.576
31-Dec-1631-Mar-17
Tagihan derivatif pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 merupakan transaksi pada pihak ketiga dan
dikelompokkan sebagai lancar.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32
10. KREDIT YANG DIBERIKAN
a. Kredit yang diberikan menurut jenisnya adalah sebagai berikut :
Berelasi Pihak Ketiga Jumlah Berelasi Pihak Ketiga JumlahRupiah
Konsumsi 6.915 1.755.702 1.762.617 7.924 1.584.899 1.592.823Modal Kerja 103.940 3.389.851 3.493.792 43.437 3.661.895 3.705.332Investasi - 1.170.869 1.170.869 1.132.564 1.132.564Pinjaman Sindikasi 35.597 989.121 1.024.718 35.597 1.026.262 1.061.859Pinjaman Karyawan 14.980 26.802 41.782 15.171 25.689 40.860
Jumlah 161.432 7.332.345 7.493.777 102.129 7.431.309 7.533.438
Valuta AsingModal Kerja - 233.714 233.714 - 363.840 363.840Investasi - 73.164 73.164 - 97.038 97.038
Jumlah - 306.878 306.878 - 460.878 460.878
Jumlah Kredit 161.432 7.639.223 7.800.655 102.129 7.892.187 7.994.316Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (53.238) (52.521)Kredit Bersih 7.747.417 7.941.795
31-Dec-1631-Mar-17Hubungan Hubungan
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk kredit yang diberikan pada tanggal
31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 telah memadai.
b. Kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi adalah sebagai berikut :
31-Mar-17 31-Dec-16Rupiah
Jasa-jasa dunia usaha 2.753.111 2.569.640Perindustrian 685.737 771.549Perdagangan, restoran dan hotel 785.548 818.520Konstruksi 267.401 386.254Angkutan, gudang dan komunikasi 112.663 223.078Listrik, gas dan air 45.008 50.278Jasa sosial/masyarakat 23.982 26.855Pertambangan 23.708 19.858Pertanian dan perhutanan 2.477 2.555Lainnya 2.794.142 2.664.851Jumlah - Rupiah 7.493.777 7.533.438
Valuta asingPerindustrian 189.032 306.313Perdagangan, restoran dan hotel - 1.957Konstruksi 33.267 33.623Angkutan, gudang dan komunikasi 60.281 65.217Listrik, gas dan air 785 911Jasa sosial/masyarakat - 14.331Pertambangan 5.857 15.662Jasa-jasa dunia usaha 17.656 22.864Lainnya - -Jumlah - Valuta asing 306.877 460.878
Jumlah 7.800.655 7.994.316Cadangan kerugian penurunan nilai (53.238) (52.521)Jumlah Kredit - Bersih 7.747.417 7.941.795
Sektor ekonomi lain-lain terdiri dari perikanan, pertambangan, penyediaan akomodasi, listrik, gas dan air,
transportasi, perantara keuangan, real estate dan rumah tangga.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33
c. Kredit yang diberikan berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut :
Jangan waktu pinjaman diklasifikasikan berdasarkan periode pinjaman dalam perjanjian kredit adalah sebagai
berikut:
Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah≤ 1 tahun 1.852.869 178.999 2.031.868 1.297.603 131.356 1.428.959< 1-2 tahun 595.270 1.678 596.948 897.651 79.292 976.943< 2-5 tahun 2.933.789 57.796 2.991.585 3.014.775 53.919 3.068.694< 5 tahun 2.111.850 68.404 2.180.254 2.323.409 196.311 2.519.720
Jumlah Kredit 7.493.778 306.877 7.800.655 7.533.438 460.878 7.994.316Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (53.238) (52.521)Kredit Bersih 7.747.417 7.941.795
31-Dec-1631-Mar-17
d. Tingkat bunga rata-rata per tahun
31-Mar-17 31-Dec-16Rupiah
Investasi 19,05% 19,31%Modal Kerja 13,85% 13,93%Konsumsi 13,39% 13,49%Kartu kredit 34,24% 33,53%Pinjaman sindikasi 12,74% 12,76%
Dollar AmerikaInvestasi 7,03% 7,03%Modal Kerja 6,96% 7,02%
Dollar SingaporeModal Kerja 6,90% 6,90%
e. Keikut sertaan Bank sebagai anggota sindikasi dengan persentase penyertaan berkisar antara 8% sanpai
50% dan 8% sampai 50% masing-masing pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016.
f. Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank merupakan kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan
keperluan lainnya dengan jangka waktu 1 (satu) sampai 20 (dua puluh) tahun dan dibayar kembali melalui
pemotongan gaji setiap bulan.
g. Kredit kepada pihak berelasi kecuali kredit yang diberikan kepada karyawan diberikan dengan persyaratan
dan kondisi yang sama dengan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga.
h. Rasio kredit usaha mikro dan kecil terhadap kredit yang diberikan adalah sebesar 0,54% dan 0,59% masing-
masing pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016.
i. Pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016, rincian kredit yang direstrukturisasi menurut jenis
pinjaman sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
31-Mar-17 31-Dec-16Rupiah
Kredit modal kerja 408.489 510.052Kredit investasi 133.818 136.387Kredit konsumsi 1.640 1.296Pinjaman sindikasi 35.597 35.597Jumlah - rupiah 579.544 683.332
Valuta asingJumlahKredit modal kerja 48.847 55.105Kredit investasi - 1.495Jumlah - valuta asing 48.847 56.600
Jumlah kredit 628.391 739.932
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34
j. Berikut ini adalah saldo kredit pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 berdasarkan klasifikasi
kolektibilitas:
Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas JumlahLancar 6.519.017 306.093 6.825.110 6.554.390 459.966 7.014.356Dalam Perhatian Khusus 730.967 785 731.752 757.759 911 758.670Kurang Lancar 17.684 - 17.684 12.286 - 12.286Diragukan 28.333 - 28.333 23.546 - 23.546Macet 197.776 - 197.776 185.458 - 185.458
7.493.778 306.878 7.800.655 7.533.438 460.877 7.994.316Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (53.238) (52.521)Kredit Bersih 7.747.417 7.941.795
31-Dec-1631-Mar-17
Dalam laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada Bank Indonesia pada tanggal 31 Maret 2017
dan 31 Desember 2016 tidak terdapat kredit yang tidak memenuhi ketentuan BMPK.
k. Pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016, rincian kredit bermasalah menurut sektor ekonomi
adalah sebagai berikut:
Kreditbermasalah
Penyisihanpenurunan nilai
Kreditbermasalah
Penyisihanpenurunan nilai
RupiahPerdagangan, restoran dan hotel 102.239 9.920 109.805 10.295Jasa-jasa dunia usaha 27.774 8.285 15.092 2.172Angkutan, gudang dan komunikasi 4.059 1.709 5.183 1.962Perindustrian 20.322 6.365 21.202 6.385Jasa sosial/masyarakat 16.029 1.144 10.686 1.050Konstruksi 15.140 655 6.543 696Pertanian dan perhutanan 1.670 567 1.675 561Lainnya 56.561 7.411 51.104 7.824Jumlah 243.794 36.056 221.290 30.945
31-Dec-1631-Mar-17
l. Rasio non-performing loan (NPL) yang dihitung berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP
tanggal 16 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
31-Mar-17 31-Dec-16Rasio NPL
NPL Gross 3,13% 2,77%NPL Net 2,67% 2,38%
11. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI
a. Tagihan dan Liabilitas akseptasi berdasarkan mata uang
31/03/2017 31/12/2016 31/03/2017 31/12/2016
Bukan bank - Pihak ketigaRupiah - - - -Mata uang asing 97.927 89.276 97.927 89.276Jumlah 97.927 89.276 97.927 89.276
Cadangan kerugianPenurunan nilai - - - -Jumlah 97.927 89.276 97.927 89.276
Liabilitas AkseptasiTagihan Akseptasi
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35
Tagihan akseptasi pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 dikelompokkan sebagai lancar.
b. Tagihan dan Liabilitas akseptasi berdasarkan jatuh tempo
31/03/2017 31/12/2016 31/03/2017 31/12/2016
Bukan bank - Pihak ketigaRupiah 8.305 - 8.305 -Mata uang asing 89.622 89.276 89.622 89.276Jumlah 97.927 89.276 97.927 89.276
Cadangan kerugianPenurunan nilai - - - -Jumlah 97.927 89.276 97.927 89.276
Liabilitas AkseptasiTagihan Akseptasi
12. BIAYA DIBAYAR DIMUKA
31-Mar-17 31-Dec-16Akuisisi kartu kredit 63.639 53.933Sewa dibayar dimuka 33.000 35.892Asuransi dibayar dimuka 167 270Beban promosi dibayar dimuka 983 1.428Lainnya 15.688 6.909
113.477 98.432
Biaya dibayar dimuka lainnya terdiri atas premi LPS, pemeliharaan, promosi tabungan MNC dan credit card.
13. ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL
31-Mar-17 31-Dec-16Aset tidak lancar yang dimiliki
untuk dijual 2.407 2.4072.407 2.407
Bank bermaksud untuk menjual tanah dan bangunan yang tidak lagi digunakan dalam waktu 12 bulan mendatang
dengan jumlah tercatat sebesar Rp 2.407 juta. Bangunan tersebut sebelumnya digunakan dalam operasional
Bank. Tidak terdapat penurunan nilai yang diakui atas reklasifikasi tanah dan bangunan menjadi aset tidak lancar
yang dimiliki untuk dijual pada tanggal 31 Maret 2017, manajemen mengestimasi bahwa nilai wajar (estimasi
berdasarkan harga pasar saat ini atas properti dan lokasi yang sama) dikurangi biaya untuk menjual adalah lebih
tinggi dari jumlah tercatatnya.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36
14. ASET TETAP
Aset tetap terdiri dari :
Aset tetap 1-Jan-17 31-Mar-17Biaya Perolehan Penambahan pengurangan Reklasifikasi
Tanah - - - - -Bangunan dan 73.443 701 1.348 137 72.933
prasarana kantorKendaraan bermotor 3.322 - - - 3.322Perabotan Kantor 17.576 107 586 69 17.166Peralatan Kantor 17.338 709 217 - 17.830Perangkat Keras Komputer 31.125 1.087 64 460 32.608Aset tetap dalam
penyelesaian 700 97 - (666) 131Jumlah 143.504 2.701 2.215 (1) 143.990
Akumulasi penyusutan :Bangunan dan prasarana
kantor 44.901 1.835 1.348 - 45.388Kendaraan Bermotor 1.797 124 - - 1.921Perabotan Kantor 9.578 513 581 - 9.510Peralatan Kantor 11.384 398 210 - 11.572Perangkat Keras Komputer 21.693 818 64 22.447
Jumlah 89.353 3.688 2.203 - 90.839
Nilai Aset Tetap 54.151 53.151
Aset tetap 1-Jan-16 31-Dec-16Biaya Perolehan Penambahan pengurangan Reklasifikasi
Tanah 2.403 - - (2.403) -Bangunan dan
prasarana kantor 65.569 7.506 1.860 2.228 73.443Kendaraan bermotor 3.778 - 456 - 3.322Perabotan Kantor 17.140 1.969 1.665 132 17.576Peralatan Kantor 14.692 3.436 1.667 877 17.338Perangkat Keras Komputer 29.591 2.977 1.465 22 31.125Aset tetap dalam
penyelesaian 494 3.562 - (3.356) 700Jumlah 133.667 19.450 7.113 (2.500) 143.504
Akumulasi penyusutan :Bangunan dan prasarana
kantor 40.451 6.394 1.851 (93) 44.901Kendaraan Bermotor 1.753 500 456 - 1.797Perabotan Kantor 9.503 1.739 1.664 - 9.578Peralatan Kantor 11.941 1.102 1.659 - 11.384Perangkat Keras Komputer 19.978 3.177 1.462 - 21.693
Jumlah 83.626 12.912 7.092 (93) 89.353
Nilai Aset Tetap 50.041 54.151
Berdasarkan aset tetap dalam penyelesaian :Aset tetap dalam penyelesaian instalasi dengan tingkat persentase sebesar 30% 130Aset tetap dalam penyelesaian perangkat lunak dengan tingkat persentase sebesar 20% 2.943Aset tetap dalam penyelesaian peralatan kantor dengan tingkat persentase sebesar 90% -
3.073
Rincian dan tingkat penyelesaian aset tetap dalam penyelesaian per 31 Maret 2017 sebagai berikut:Renovasi ruangan divisi Card Centre 61Renovasi cabang Pekanbaru 69
130
Pada tanggal 31 Maret 2017, tidak terdapat proyek yang mengalami hambatan yang siginifikan dalam
penyelesaiannya.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37
Pada tanggal 31 Maret 2017, Perseroan tidak memiliki aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat semua asset tetap masih lebih rendah dari pada nilai yang dapat
dipulihkan, oleh karena itu tidak diperlukan penurunan nilai asset tetap.
Aset tetap dalam penyelesaian merupakan prasarana kantor dan peralatan kantor yang diperkirakan akan selesai
pada tahun 2017.
Aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kecurian dan risiko lainnya kepada PT
MNC Insurance, pihak berelasi dan PT Asuransi Bumiputeramuda 1967 dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp
73.410 juta pada tanggal 31 Maret 2017. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup
untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
15. ASET PAJAK TANGGUHAN
Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan Bank adalah sebagai berikut:
31-Mar-17 31-Dec-16Aset (liabilitas) pajak tangguhan
Cadangan kerugian penurunan nilai kredit (12.580) (12.580)Penyusutan aset tetap 2.832 2.832Liabilitas imbalan paca kerja 11.999 11.999Cadangan kerugian aset keuangan selain
kredit yang diberikan 2.295 2.295Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi
atas perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual 2.121 2.121Lainnya 15.350 1.545Rugi fiskal 50.863 50.863
72.880 59.075
16. ASET TIDAK BERWUJUD
Aset Tidak Berwujud 1-Jan-17 31-Mar-17Biaya Perolehan Penambahan pengurangan Reklasifikasi
Piranti Lunak Komputer 85.106 991 2.300 88.397Aset Tidak berwujud
dalam penyelesaian 3.274 1.968 (2.300) 2.942Akumulasi Penyusutan - - - -Perangkat Lunak Komputer 69.053 1.450 - - 70.503
Jumlah 19.327 1.509 - - 20.836
Aset Tidak Berwujud 1-Jan-16 31-Dec-16Biaya Perolehan Penambahan pengurangan Reklasifikasi
Piranti Lunak Komputer 74.769 9.547 - 790 85.106Aset Tidak berwujud
dalam penyelesaian 1.065 2.999 - (790) 3.274Akumulasi Penyusutan
Perangkat Lunak Komputer 64.901 4.152 - - 69.053Jumlah 10.933 8.394 - - 19.327
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38
17. ASET LAIN-LAIN
Aset lain-lain terdiri dari :
31-Mar-17 31-Dec-16
AYDA 106.734 68.202Pendapatan yang masih akan diterima 86.638 68.531Setoran Jaminan 15.827 21.765Biaya yang ditangguhkan 41.971 34.569Tagihan Restitusi Pajak 8.892 8.892Lainnya 309.529 36.038Sub Jumlah 569.591 237.997
Cadangan Kerugian Penurunan NilaiAset Non Keuangan (9.177) (9.177)
Jumlah 560.414 228.820
Agunan yang diambil alih untuk periode Maret 2017 dan Desember 2016 masing masing sebesar Rp. 106.734 dan
Rp. 68.202.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih pada tanggal
31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 telah memadai.
18. LIABILITAS SEGERA
Liabilitas segera terdiri dari :
31-Mar-17 31-Dec-16
Titipan dana kliring 8.192 6.332Transfer dana dalam proses 6.079 7.184Titipan nasabah 1.525 10Titipan Pajak Bumi dan bangunan 243 243Lain-lain 81.543 18.249Jumlah 97.582 32.018
19. SIMPANAN
Simpanan terdiri dari :
Berelasi Ketiga Jumlah Berelasi Ketiga Jumlah
Giro 255.558 588.491 844.049 403.350 571.392 974.742Tabungan 27.570 642.140 669.710 42.712 605.074 647.786Deposito Berjangka 602.289 7.378.852 7.981.141 382.980 8.333.899 8.716.879Jumlah 885.417 8.609.483 9.494.900 829.042 9.510.365 10.339.407
31-Dec-1631-Mar-17Hubungan Hubungan
31-Mar-17 31-Dec-16Simpanan
Giro 844.049 974.742Tabungan 669.710 647.786Deposito Berjangka 7.981.141 8.716.879
Jumlah 9.494.900 10.339.407
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39
a. Giro
Giro terdiri dari :
31-Mar-17 31-Dec-16Pihak berelasi
Rupiah 172.994 373.822Dollar Amerika Serikat 82.536 29.513Lainnya 28 15Sub jumlah 255.558 403.350
Pihak ketigaRupiah 487.481 483.276Dollar Amerika Serikat 95.108 79.318Dollar Singapura 3.364 3.882Euro 1.690 2.649Lainnya 848 2.267Sub jumlah 588.491 571.392
Jumlah 844.049 974.742
31-Mar-17 31-Dec-16
Tingkat Bunga rata-rata per tahun adalah:Rupiah 2,77% 2,79%Valas 0,77% 0,79%
Jumlah giro yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016
masing-masing sebesar Rp 25.232 juta dan Rp 28.392 juta.
b. Tabungan
Tabungan terdiri dari :
31-Mar-17 31-Dec-16
Tabungan MNC 482.427 421.663Tabungan MNC Bunga Khusus 2.282 65.836Tabungan Rencana MNC 28.753 28.196Tabungan MNC Junior 22.921 23.611Tabunganku - 8.200Tabungan MNC Bisnis 47.164 13.537Tabungan Program Hadiah 12.903 10.864Lainnya 73.260 75.879Total Tabungan 669.710 647.786
31-Mar-17 31-Dec-16
Tingkat Bunga rata-rata per tahun adalah:Rupiah 3,80% 4,00%
Jumlah tabungan yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember
2016 masing-masing sebesar Rp 183.970 juta dan Rp 133.057 juta.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
40
c. Deposito
Deposito terdiri dari :
31-Mar-17 31-Dec-16Pihak berelasi
Rupiah 593.075 378.383Dollar Amerika Serikat 9.214 4.597Sub jumlah 602.289 382.980
Pihak ketigaRupiah 6.247.373 6.516.934Dollar Amerika Serikat 1.129.047 1.814.523Lainnya 2.432 2.442Sub jumlah 7.378.852 8.333.899
Jumlah 7.981.141 8.716.879
31-Mar-17 31-Dec-16
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun adalah:Rupiah 7,34% 8,21%Valuta asing 1,51% 2,00%
Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan periode adalah sebagai berikut :
Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah
1 bulan 1.195.415 28.610 1.224.025 1.356.273 176.220 1.532.4933 bulan 1.404.736 360.487 1.765.223 1.879.857 1.055.110 2.934.9676 bulan 1.519.707 321.300 1.841.007 1.067.939 151.271 1.219.21012 bulan 1.375.662 198.571 1.574.233 1.173.531 121.613 1.295.144Lebih dari 12 bulan 1.344.928 231.725 1.576.653 1.417.717 317.348 1.735.065Jumlah 6.840.448 1.140.693 7.981.141 6.895.317 1.821.562 8.716.879
31-Dec-1631-Mar-17
Jumlah deposito yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember
2016 masing-masing sebesar Rp 181.055 juta dan Rp 232.609 juta.
20. SIMPANAN DARI BANK LAIN
Simpanan dari bank lain memiliki suku bunga tetap maupun mengambang, sehingga Bank terpapar risiko suku
bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk) dan risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate
risk).
Simpanan dari bank lain terdiri :
30-Mar-17 31-Dec-16Pihak ketiga
Giro 158.573 287.417Deposito Berjangka 16.904 51.006Tabungan 66.434 53.893Interbank Call Money 525.000 115.000Jumlah 766.911 507.316
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun :
31-Mar-17 31-Dec-16
Giro 2,38% 2,13%Deposito Berjangka 5,29% 5,41%Tabungan 2,44% 2,30%Interbank Call Money 5,15% 5,87%
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41
Deposito Berjangka
Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan periode adalah sebagai berikut:
31-Mar-17 31-Dec-16
1 bulan 1.500 7.5003 bulan 1.751 9.0536 bulan 5.500 3.50012 bulan 4.150 18.275Lebih dari12 bulan 4.003 12.678Jumlah 16.904 51.006
Call Money
Pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 jangka waktu call money rupiah masing-masing 4 sampai
dengan 33 hari.
21. LIABILITAS ATAS EFEK EFEK YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALIEfek yang dijual dengan janji dibeli kembali terdiri dari:
31 Maret 2017
Beban bunga yang
Tanggaljatuh belum diamortisasi/
Jangkawaktu/
Tanggalmulai/ tempo/
Nilainominal/ Unamortized
Nilaibersih/
Jenis/Type TermStarting
date Due dateNominal
value interest expense Net value
Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/Rp
Million Rp MillionRp
Million
Bank BRI 7 hari30 Maret
201706 April
2017 90.200 12 90.188
IDSD040817182C 7 hari29 Maret
201705 April
2017 88.244 35 88.209
IDSD310817181C 7 hari29 Maret
201705 April
2017 87.777 35 87.742
Total 266.139
31 Desember 2016
Beban bunga yangTanggal
jatuh belum diamortisasi/Jangkawaktu/
Tanggalmulai/ tempo/
Nilainominal/ Unamortized
Nilaibersih/
Jenis/Type TermStarting
date Due dateNominal
value interest expense Net value
Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/Rp
Million Rp MillionRp
Million
IDSD06011791C 7 hari
27Desember
2016
03Januari2017 89.976 35 89.941
Total 89.941
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
42
22. UTANG PAJAK
Hutang pajak, terdiri dari:
31-Mar-17 31-Dec-16Pajak PenghasilanPasal 21 1.761 1.322Pasal 23/26 258 829Pasal 4 ayat 2 10.302 10.309Pajak Pertambahan Nilai 254 267Jumlah 12.575 12.727
23. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA
Bank menyelenggarakan program dana pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi
persyaratan. Iuran untuk program ini dihitung berdasarkan gaji kotor karyawan, sebesar 2% yang ditanggung oleh
karyawan dan antara 5% sampai 10% ditanggung oleh Bank. Program tersebut dikelola oleh DPLK Manulife
Indonesia. Bagian iuran yang ditanggung oleh Bank dibebankan langsung pada operasi pada saat terjadinya.
Bank memiliki kebijakan untuk menghitung dan mengakui selisih antara imbalan yang akan diterima karyawan
berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan yang berlaku dengan manfaat yang diperoleh dari program dana
pensiun iuran pasti di atas.
Sehubungan dengan kebijakan Bank dan sejalan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU
Tenaga Kerja) tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”, Bank melakukan
penyisihan untuk taksiran kewajiban manfaat karyawan sebesar kekurangan manfaat yang diperoleh dari program
dana pensiun iuran pasti, sebagaimana telah dijelaskan di atas, agar memenuhi manfaat minimum yang
dipersyaratkan untuk dibayarkan kepada karyawan sesuai dengan UU Tenaga kerja untuk dibayarkan kepada
karyawan.
Berdasarkan kebijakan Bank, umur pensiun normal adalah 55 tahun. Jumlah karyawan yang memenuhi
persyaratan manfaat diatas adalah 888 dan 994 karyawan masing masing pada tahun 31 Maret 2017 dan 31
Desember 2016.
Rincian liabilitas imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut :
31-Mar-17 31-Dec-16
Saldo Awal Tahun 47.997 37.331Beban Tahun Berjalan 3.610 16.717Pembayaran Manfaat (1.725) (6.051)Jumlah 49.882 47.997
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
43
24. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Beban yang masih harus dibayar terdiri dari :
31-Mar-17 31-Dec-16Bunga yang masih harus dibayar
Simpanan 30.701 32.304Simpanan dari Bank lain 175 60Sub Jumlah 30.876 32.364
Beban yang masih harus dibayarTunjangan karyawan 20.139 17.887Jasa Pihak Ketiga 9.286 4.720Lainnya 22.311 9.394Sub Jumlah 51.736 32.001
Jumlah 82.612 64.365
25. LIABILITAS LAIN-LAIN
31-Mar-17 31-Dec-16
Pendapatan diterima dimuka 7.011 6.468Setoran jaminan 575 1.127Lainnya 3.589 2.926Jumlah 11.175 10.521
Pendapatan diterima di muka
Merupakan pendapatan diterima dimuka atas kredit yang diberikan dan pendapatan sewa diterima di muka atas
agunan yang diambil alih.
Setoran jaminan
Merupakan setoran jaminan yang diterima dari pelanggan untuk keperluan transaksi luar negeri, bank garansi dan
safe deposit box.
26. MODAL SAHAM
Berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek, rincian pemegang saham Bank pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31
Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Jumlah SahamPersentaseKepemilikan
Jumlah ModalDisetor
PT MNC Kapital Indonesia Tbk 8.129.678.241 39,50% 812.968Marco Prince Corp 2.654.374.881 12,90% 265.437RBC/Singapore Client A/C 1.909.537.680 9,28% 190.954Masyarakat (masing-masing
di bawah 5%) 7.887.874.445 38,32% 788.787Jumlah 20.581.465.247 100,00% 2.058.147
31-Mar-17
Jumlah SahamPersentaseKepemilikan
Jumlah ModalDisetor
PT MNC Kapital Indonesia Tbk 8.129.678.241 39,50% 812.968Marco Prince Corp 2.654.374.881 12,90% 265.437RBC/Singapore Client A/C 1.909.537.680 9,28% 190.954Masyarakat (masing-masing
di bawah 5%) 7.887.874.445 38,32% 788.787Jumlah 20.581.465.247 100,00% 2.058.147
31-Dec-16
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44
Modal ditempatkan dan disetor penuh adalah saham biasa yang memberikan hak satu suara per saham dan
berpartisipasi dalam dividen.
27. TAMBAHAN MODAL DISETOR
Agio saham merupakan kelebihan di atas nominal dari penjualan saham perdana, penawaran umum terbatas (right
issue) dan pelaksanaan waran dengan perincian sebagai berikut :
31-Mar-17 31-Dec-16
Saldo 31 Desember 2014 6.360 6.360Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan penawaran terbatas V kepadamasyarakat (2.805) (2.805)
Saldo 31 Desember 2015 3.555 3.555Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan penawaran terbatas V kepada (2.835) (2.835)masyarakat
Saldo 31 Maret 2017 720 720
28. SALDO LABA YANG BELUM DITENTUKAN PENGGUNAANNYA
31-Mar-17 31-Dec-16
Saldo Laba (Rugi) tahun sebelumnya 17.940 17.940Laba (rugi) tahun berjalan (258.475) (209.682)Saldo Laba (Rugi) yang belum
ditentukan penggunaannya (240.535) (191.742)
29. PENDAPATAN BUNGA31-Mar-17 31-Mar-16
RupiahKredit yang diberikan 224.523 197.852Efek-efek 23.602 21.366Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 13.146 14.799Giro pada bank lain 0 -Sub jumlah 261.271 234.017
Mata uang asingKredit yang diberikan 5.909 11.862Efek-efek 612 972Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 1.884 387Giro pada bank lain 11 205Sub jumlah 8.416 13.426
Jumlah 269.687 247.443
31-Mar-17 31-Mar-16Pendapatan bunga kredit dari pihak berelasiKredit 2.725 1.570
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45
30. BEBAN BUNGA
31. PROVISI DAN KOMISI SELAIN KREDIT - BERSIH
Provisi dan komisi selain kredit terdiri dari :
31-Mar-17 31-Dec-16
Kartu Kredit 3.999 -Komisi ATM Bersama 1.412 958Asuransi 1.010 719Kiriman Uang 596 929Lainnya Bersih 431 308
Jumlah 7.449 2.915
32. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
31-Mar-17 31-Mar-16
Pendapatan denda keterlambatan pembayaran kredit 5.163 3.190Pendapatan administrasi 3.945 4.820Lainnya 1.433 6
Jumlah 10.541 8.016
33. BEBAN (PEMULIHAN) KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN
31-Mar-17 31-Mar-16
Wesel Ekspor - -Kredit yang diberikan 70.356 5.657
Jumlah 70.356 5.657
31-Mar-17 31-Mar-16
RupiahSimpanan 149.576 148.966Simpanan dari bank lain 6.752 6.078Surat berharga yang diterbitkan 4.508 3.180Lainnya 1.714 804Sub jumlah 162.550 159.028
Mata uang asingSimpanan 7.750 9.279Sub jumlah 7.750 9.279
Jumlah 170.300 168.307
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
46
34. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI31-Mar-17 31-Mar-16
Biaya sewa gedung dan pemeliharaan 10.359 9.934Data komunikasi dan sewa komputer 10.160 8.155Transportasi dan sewa kendaraan 3.880 3.741Penyusutan dan amortisasi 5.138 4.560Keamanan 1.802 1.785Listrik dan air 1.786 2.193Promosi dan iklan 5.492 1.301Telepon, teleks dan fax 791 708Keanggotaan kartu kredit 8.984 1.268Outsourching 1.002 868Cetak dan alat tulis 929 871Asuransi 204 495Pemeliharaan dan perbaikan 963 656Jasa tenaga ahli 1.256 3391Perjalanan dinas 141 173Lainnya 4.246 2.179
Jumlah 57.133 42.278
35. BEBAN TENAGA KERJA
31-Mar-17 31-Mar-16
Gaji 38.387 30.857Tunjangan 11.740 10.920Honorarium dan bonus 1.247 2.866Beban pelatihan karyawan 260 928Lainnya 53 1603Jumlah 51.687 47.174
Rincian gaji dan tunjangan atas kelompok direksi, dewan komisaris, komite audit dan pejabat eksekutif adalahsebagai berikut:
JumlahPejabat
Gaji danTunjangan Beban Manfaat
KaryawanJumlah
Dewan Komisaris 3 436 - 436Direksi 5 2.924 - 2.924Anggota Komite Audit 3 190 - 190Pejabat Eksekutif 41 8.589 15.166 23.755Jumlah 52 12.139 15.166 27.305
31-Mar-17
JumlahPejabat
Gaji danTunjangan Beban Manfaat
KaryawanJumlah
Dewan Komisaris 3 307 - 307Direksi 4 1.276 - 1.276Anggota Komite Audit 4 169 - 169Pejabat Eksekutif 43 5.805 - 5.805Jumlah 54 7.557 - 7.557
31-Mar-16
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
47
36. PENJELASAN PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL
31-Mar-17 31-Mar-16
Keuntungan (kerugian) atas penjualan AYDA 121 78Pendapatan sewa dan lainnya (134) (21)Jumlah (13) 57
37. LABA PER SAHAM
Laba per saham terdiri dari :31-Mar-17 31-Mar-16
Laba bersih selama tahun berjalan 48.794 5.273Rata-rata tertimbang saham biasa 18.383 13.512
Laba bersih per saham biasa 2,65 0,39
38. SIFAT, TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI1. Sifat Relasi
Berdasarkan PBI Nomor 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit
Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No.8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006, pihak
berelasi adalah perseoragan atau perusahaan/badan yang mempunyai hubungan pengendalian dengan
Bank, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui hubungan kepemilikan, kepengurusan, dan atau
keuangan.
Perusahaan-perusahaan yang mempunyai hubungan berelasi karena keterkaitan kepemilikan dan pengurus
pada tanggal 31 Maret 2017 adalah sebagai berikut:
Pihak berelasiPT MNC Investama PT Investasi Hasil SejahteraPT MNC Kapital Indonesia Tbk PT Lido Nirwana ParahyanganPT MNC Energi PT Bali Nirwana ResortPT Media Nusantara Citra PT Cipta TPIPT Rajawali Citra Televisi Indonesia PT Cross Media InternasionalPT Mediate Indonesia PT GLD PropertyPT Star Media Nusantara PT Global Informasi BermutuPT Linktone Indonesia PT InnofomPT MNC Sky Vision Tbk PT MNC Guna Usaha IndonesiaPT MNC Asset Management PT MNC Kabel MediacomPT MNC Finance PT MNC Life AssurancePT MNC Securities PT MNC PicturesPT MNC Asuransi Indonesia PT MNC TencentPT Nuansacipta Coal Investment PT MNI GlobalPT MNC Land PT Reksa Dana Jisawi KombinasiPT Sun Televisi Network PT Swama Citra Sentosa
Persentase Kredit yang diberikan dari pihak berelasi terhadap jumlah aset adalah sebagai berikut:
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
48
31-Mar-17 Persentase 31-Dec-16 Persentase
Kredit yang diberikanKonsumsi 6.915 0,05% 7.924 0,06%Modal kerja 103.940 0,82% 43.437 0,89%Pinjaman Sindikasi 35.597 0,28% 35.597 0,27%Pinjaman karyawan 14.980 0,12% 15.171 0,12%
161.432 1,27% 102.129 1,34%
Persentase simpanan dari pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas adalah sebagai berikut:
39. KOMITMEN DAN KONTINJENSI31-Mar-17 31-Dec-16
Tagihan KomitmenPembelian berjangka valuta asing 1.006.588 1.100.366
Liabilitas KomitmenFasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan (373.991) (230.017)L/C yang irrevocable dan masih berjalan dalam rangka
ekspor dan impor (10.132) (27.861)Penjualan valuta asing tunai yang belum diselesaikan (995.279) (1.093.203)
Jumlah Liabilitas Komitmen (1.379.402) (1.351.081)
Jumlah Liabilitas Komitmen - Bersih (372.814) (250.715)
31-Mar-17 31-Dec-16
Tagihan kontinjensiBank garansi 7.995 8.084Pendapatan bunga dalam penyelesaian 116.304 98.789
Jumlah Tagihan Kontinjensi 124.299 106.873
Liabilitas KontijensiBank garansi (107.098) (17.353)Stand-by L/C (7.995) (8.084)
Jumlah Liabilitas Kontinjensi (115.093) (25.437)
Jumlah Tagihan Kontinjensi - Bersih 9.206 81.436
31-Mar-17 31-Dec-16
LainnyaKredit hapus buku 528.350 449.529
40. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING
Posisi aset dan liabilitas dalam mata uang asing adalah sebagai berikut :
31-Mar-17 Persentase 31-Dec-16 Persentase
SimpananGiro 255.558 2,35% 403.350 3,60%Tabungan 27.570 0,25% 42.712 0,38%Deposito 602.289 5,53% 382.980 3,42%
885.417 8,13% 829.042 7,40%
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
49
31-Mar-17 31-Dec-16
AsetKas 10.768 3.002Giro pada Bank Indonesia 146.581 168.406Giro pada Bank Lain 80.713 272.141Penempatan pada Bank Indonesia
dan Bank Lain 706.251 579.318Kredit 306.878 460.878Tagihan akseptasi 97.927 89.276Aset lain-lain 165.516 8.906Jumlah 1.514.634 1.581.927Cadangan kerugian penurunan nilai (494) (513)Jumlah Aset 1.514.140 1.581.414
LiabilitasLiabilitas Segera 1.037 675Simpanan 1.327.267 1.939.206Liabilias Akseptasi 97.927 89.276Liabilitas Lain - lain 1.690 3.159Jumlah Liabilitas 1.427.921 2.032.316
Mata uang asingEkuivalen dalam
Rupiah
AsetKas USD 451.217 6.013
SGD 498.795 4.755Giro pada Bank Indonesia USD 11.000.000 146.581Giro pada Bank Lain USD 5.752.396 76.654
SGD 52.157 497EUR 107.060 1.526HKD 669.964 1.149JPY 5.000.915 596AUD 28.662 292
Penempatan Bank Indonesia Dan Bank lain USD 53.000.000 706.252Kredit bersih USD 23.029.571 306.881
SGDTagihan Akseptasi USD 7.348.835 97.927Aset lain-lain USD 12.420.990 165.516
SGD 3 -Cadangan kerugian penurunan nilai USD (37.092) (494)Jumlah Aset 119.323.472 1.514.143LiabilitasLiabilitas Segera USD 77.848 1.037
EURSimpanan USD 6.885.260 91.750
Pihak Berelasi SGD 1.804 17AUD 1.082 11
Pihak Ketiga USD 91.865.565 1.224.155 AUD 25.331 258 SGD 607.967 5.796 EUR 118.553 1.690 JPY 4.956.637 590
Liabilias Akseptasi USD 7.348.835 97.927Liabilitas Lain - lain USD 126.383 1.682
JPY 10.000 1 EUR 65 1AUD 313 3SGD 191 2HKD 800 1
Jumlah Liabilitas 112.026.635 1.424.921Jumlah Aset - Bersih 89.221
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
50
41. INFORMASI SEGMENa. Segmen Operasi
Sejak 1 Januari 2011, Bank telah menyajikan segmen operasi berdasarkan PSAK no. 5 (Revisi 2009)
"Segmen Operasi" segmen operasi dilaporkan sesuai dengan laporan internal bank yang disiapkan untuk
mengambil keputusan operasional yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya ke segmen
tertentu dan penilaian atas performanya.
Untuk kepentingan manajemen, Bank diorganisasikan kedalam empat segmen operasi berdasarkan produk dan
jasa sebagai berikut:
Segmen Bisnis Perbankan
Segmen Konsumer
Segmen treasury
Segmen Lain Lain
BusinessBanking
ConsumerBanking Treasury Lain-lain Jumlah
PendapatanPendapatan bunga 156.582 75.382 33.503 4.220 269.687Pendapatan operasional lainnya 1.777 695 - 3.858 6.330Jumlah 158.359 76.077 33.503 8.078 276.017
BebanBeban bunga 158.613 6.825 4.349 513 170.300Beban operasional - - - 5.388 5.388Jumlah 158.613 6.825 4.349 5.901 175.688
Pendapatan Non Operasional 2 1 - (17) (13)Laba (Rugi)Sebelum Pajak (64.456) 71.060 36.941 (108.596) (65.052)Laba bersih periode berjalan (64.456) 71.060 36.941 (92.338) (48.794)Jumlah laba rugi komprehensif 7.362
INFORMASI LAINNYAASETPenempatan pada Bank
Indonesia - - 195.615 1.521.266 1.716.881Efek - efek - - 1.373.113 - 1.373.113Kredit bersih 4.954.890 2.792.527 - - 7.747.417Aset tetap bersih - - - 53.151 53.151Aset lainnya 39.602 14.278 10.432 1.745.908 1.810.220Jumlah Aset 4.994.492 2.806.805 1.579.160 3.320.325 12.700.782
LIABILITASSimpanan 839.049 8.655.850 - 9.494.900Simpanan dari bank lain 206.853 35.057 - 525.000 766.911Liabilitas lainnya 47.591 1.371 296.788 274.247 619.997Jumlah Liabilitas 1.093.494 8.692.278 296.788 799.247 10.881.808
31-Mar-17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
51
BusinessBanking
ConsumerBanking Treasury Lain-lain Jumlah
PendapatanPendapatan bunga 579.161 307.680 147.879 25.831 1.060.551Pendapatan operasional lainnya 19.125 7.603 11.557 87.130 125.415Jumlah 598.286 315.283 159.436 112.961 1.185.966
BebanBeban bunga (641.697) (21.083) (8.620) (22.297) (693.697)Beban operasional (19.672) (7.565) - (412.274) (439.511)Jumlah (661.369) (28.648) (8.620) (434.571) (1.133.208)
Pendapatan Non Operasional - 2 - (39.625) (39.623)Laba (Rugi)Sebelum Pajak (63.083) 286.637 150.816 (361.235) 13.135Laba bersih periode berjalan 9.349Jumlah laba rugi komprehensif 9.846
INFORMASI LAINNYAASETPenempatan pada Bank
Indonesia dan Bank lain - - 248.454 1.736.069 1.984.523Efek - efek - - 1.375.817 - 1.375.817Kredit bersih 5.277.279 2.664.516 - - 7.941.795Aset tetap bersih - - - 54.151 54.151Aset lainnya 36.537 13.553 4.842 1.646.331 1.701.263Jumlah Aset 5.313.816 2.678.069 1.629.113 3.436.551 13.057.549
LIABILITASSimpanan 969.742 9.369.665 - - 10.339.407Simpanan dari bank lain 392.316 - 115.000 - 507.316Liabilitas lainnya 48.689 790 102.689 198.253 350.421Jumlah Liabilitas 1.410.747 9.370.455 217.689 198.253 11.197.144
31-Dec-16
b. Segmen GeografisSeluruh kegiatan operasional Bank berada di wilayah negara Indonesia.
42. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM
Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2005 pada tanggal 26 September 2005
tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 September 2005, Lembaga
Penjamin Simpanan menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan
atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat
termasuk yang berasal dari bank lain.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008, yang
menyatakan bahwa sejak tanggal 13 Oktober 2008 besaran nilai simpanan yang dijamin Lembaga Penjamin
Simpanan untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula maksimal Rp 100 Juta. diubah menjadi maksimal
Rp 2.000 Juta.
Beban premi penjaminan Pemerintah yang dibayar pada tahun 2016 dan 2015 masing-masing sebesar Rp 20.026
juta dan Rp 17.582 juta.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
52
43. PERHITUNGAN MODAL POSISI 31 Maret 2017 DAN 31 Maret 2016
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum pada tanggal 31 Maret 2017 dihitung berdasarkan Surat Edaran Otoritas
Jasa Keuangan nomor 38/SEOJK.03/2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dimana
modal terdiri dari modal inti (modal inti utama dan modal inti tambahan dan modal pelengkap dimana Bank wajib
menyediakan modal inti paling rendah 10% sampai dengan kurang dari 11% dari aset tertimbang menurut risiko
(ATMR) baik secara individual maupun konsolidasi. Bank juga wajib membentuk tambahan modal sebagai
penyangga yang dibentuk bertahap mulai tanggal 1 Januari 2016.
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2016 dihitung berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/12/PBI/2013 dimana Bank wajib menyediakan modal inti paling rendah 6%
dari aset tertimbang menurut risiko (ATMR) baik secara individual maupun konsolidasi.
Rasio kewajiban penyediaan modal Bank dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko operasional dan risiko
pasar pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Maret 2016 sesuai peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut :
31-Mar-17 31-Mar-16
ModalModal Inti 1.537.188 1.421.073Modal Pelengkap 76.706 80.595
Jumlah Modal 1.613.894 1.501.668
Aset Tertimbang Menurut ResikoUntuk resiko kredit 7.864.735 7.805.549Untuk resiko operasional 750.410 667.321Untuk resiko pasar 182.975 179.097
Jumlah ATMR 8.798.121 8.651.967
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dengan memperhitungkan :31-Mar-17 31-Mar-16
Rasio KPMM sesuai profil resiko 18,34% 17,36%
Pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Maret 2016, Bank telah memenuhi rasio sesuai yang diisyaratkan oleh Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk rasio kecukupan modal.
Rasio modal inti terhadap Aset Tertimbang Menurut Risiko pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Maret 2016
masing-masing sebesar Rp 1.613.894 juta dan Rp 1.501.668 juta.
Rasio aset produktif yang diklasifikasikan terhadap total aset produktif pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Maret
2016 masing-masing sebesar Rp 8.798.121 juta dan Rp 8.651.967 juta sedangkan presentasi rasio kewajiban
penyediaan modal minimum yang diklasifikasikan sesuai profil resiko pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Maret
2016 masing-masing sebesar 18,34% dan 17,36%
44. MANAJEMEN RISIKO
Penerapan manajemen risiko di Bank berpedoman pada peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum berikut perubahannya serta dokumen-dokumen dari Basel Committee on
Banking Supervision, terutama konsep Basel Accord II.
Pengelolaan risiko di Bank mencakup seluruh jenis risiko dari semua aktivitas fungsional Bank berdasarkan
kebutuhan akan keseimbangan antara pertumbuhan usaha dengan pengelolaan risikonya.
Untuk mengakomodasi tren perbankan dan pertumbuhan bisnis, Bank secara terus menerus melakukan evaluasi
secara berkala dan mengembangkan serta meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko perusahaan terpadu
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
53
dan struktur pengendalian internal yang komprehensif, agar dapat memberikan informasi secara dini mengenai
terdapatnya potensi risiko kepada manajemen, sehingga manajemen dapat mengambil langkah-langkah yang
memadai untuk meminimalisasi dampak risiko tersebut. Kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu tersebut
dituangkan dalam kebijakan, prosedur, batas-batas transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai
perangkat manajemen risiko, yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas fungsional.
Selain itu Bank juga menerapkan kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu yang merupakan sarana untuk
menentukan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi
Bank dapat dikenali, diukur, diatasi dan dilaporkan dengan baik.
Bank memiliki Komite Manajemen Manajemen Risiko di level Direksi dan Komite Pemantau Risiko di level Dewan
Komisaris untuk menentukan kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang dihadapi Bank secara
keseluruhan.
Selain komite-komite tersebut, terdapat komite-komite lain yang bertugas untuk menangani risiko-risiko secara
lebih spesifik, antara lain: komite pemutus kredit dan komite manajemen aset dan kewajiban (ALCO).
Terkait dengan produk atau aktivitas bisnis baru, penilaian risiko dilakukan untuk memastikan bahwa semua risiko
telah diidentifikasi, dinilai dan dimitigasi secara tepat.
Secara berkala, Bank membuat profil risiko yang mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki Bank berdasarkan 8
(delapan) jenis risiko yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan.
Manajemen Risiko Kredit
Risiko kredit diartikan sebagai risiko kerugian akibat kegagalan debitur atau pihak lain dalam memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo. Risiko kredit dikelola baik pada tingkat transaksi maupun portofolio.
Pengelolaan risiko kredit dirancang untuk menjaga independensi dan integritas proses penilaian risiko, serta
diversifikasi risiko kredit.
Kebijakan manajemen dalam pemberian kredit didasarkan pada prinsip kehati-hatian, yang meliputi:
a. Menghindari pemberian kredit pada debitur yang mengandung risiko tinggi, tujuan usaha yang bersifat
spekulatif atau usaha dimana Bank tidak memiliki pengalaman atau keahlian signifikan dalam menilai dan
menghindari pemberian kredit pada debitur yang bermasalah, tidak terbatas pada debitur yang namanya
tercantum dalam daftar hitam Otoritas Jasa Keuangan.
b. Menghindari konsentrasi pemberian kredit hanya di satu sektor ekonomi.
c. Melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berkala dan terus menerus pada kredit yang telah
disalurkan.
Pengawasan risiko kredit di tangani oleh divisi khusus di bawah manajemen Satuan Kerja Manajemen Risiko,
dikerjakan bersama-sama dengan unit bisnis pemberi kredit, unit evaluasi kredit yang mengevaluasi kelayakan
pemberian kredit, unit pemulihan kredit yang menangani kredit bermasalah, Satuan Kerja Audit Internal, dan audit
eksternal.
Risiko kredit di kelola melalui kebijakan kredit yang mengatur seluruh aktivitas kredit, antara lain pengaturan
berdasarkan sasaran pasar, jenis kredit, lapangan usaha, wilayah geografis, mata uang, dan jangka waktu.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
54
Pengelolaan risiko kredit secara portfolio diatur dalam kebijakan Risk Appetite & Risk Tolerance yang menetapkan
alokasi kredit maksimum pada tiap sektor konsentrasi, seperti konsentrasi pada debitur inti, ekonomi tertentu, mata
uang asing tertentu, dan sektor-sektor lainnya. Untuk konsentrasi kredit per debitur atau grup debitur Perseroan
menetapkan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) dengan mengikuti ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Bank telah melaksanakan pengelolaan portofolio kredit secara konsisten dan berkelanjutan serta melaporkannya
kepada manajemen senior dan Dewan Komisaris secara berkala.
Agunan
Bank menerapkan kebijakan untuk memitigasi risiko kredit, antara lain dengan meminta agunan sebagai jaminan
pelunasan kredit jika jaminan berupa sumber pembayaran utama debitur berdasarkan arus kas tidak terpenuhi.
Jenis agunan yang dapat diterima dalam rangka memitigasi risiko meliputi kas, tanah dan/atau bangunan, mesin,
kendaraan bermotor, piutang dagang, dan persediaan.
Untuk meminimalisir kerugian kredit, Bank akan meminta tambahan agunan dari debitur ketika terdapat penurunan
nilai atas agunan untuk pinjaman yang terkait. Perkiraan nilai wajar dari agunan yang digunakan oleh Bank
didasarkan pada nilai agunan yang dinilai oleh penilai internal maupun eksternal.
Korporasi Ritel MikroKredit
pemilikanrumah
Lainnya Jumlah
Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta /Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million
Eksposur kredit 4.768.016 203.896 33.840 1.268.044 1.526.859 7.800.655Nilai agunan *) 13.082.386 569.092 97.565 2.749.241 2.322.786 18.821.070Jumlah eksposur kredit
tanpa agunan 534.802 534.802Porsi eksposur kredit
tanpa agunan (%) 35,03% 6,86%
Jenis agunan :Kas (deposito dan tabungan) 194.530 21.231 - 42 2.300 218.103Tanah dan/atau bangunan 6.497.061 421.903 96.653 2.749.200 157.895 9.922.712Mesin-mesin 625.284 444 - - - 625.728Kendaraan 192.547 908 912 2.160.673 2.355.039Piutang usaha 4.772.166 117.104 - - - 4.889.270Persediaan 460.165 7.503 - - - 467.668Kapal 29.870 - - - - 29.870Lainnya 310.763 - - - 1.918 312.681
-Jumlah 13.082.386 569.092 97.565 2.749.241 2.322.786 18.821.070
31-Mar-17
*) Berdasarkan penilaian yang dilakukan Bank
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
55
Korporasi Ritel Mikro Kredit pemilikanrumah Lainnya Jumlah
Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta /Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million
Eksposur kredit 5.065.073 229.017 33.460 1.122.587 1.544.179 7.994.316Nilai agunan *) 12.128.634 621.617 107.386 2.474.848 2.301.561 17.634.046Jumlah eksposur kredit
tanpa agunan - - - - 515.555 515.555Porsi eksposur kredit
tanpa agunan (%) - - - - 33.39% 33.39%
Jenis agunan :Kas (deposito dan tabungan) 303.726 24.566 - 41 2.300 330.633Tanah dan/atau bangunan 5.248.437 465.898 105.904 2.474.807 160.067 8.455.113Mesin-mesin 584.833 444 - - - 585.277Kendaraan 542.890 986 1.482 - 2.137.256 2.682.614Piutang usaha 4.587.921 122.727 - - - 4.710.648Persediaan 496.690 6.996 - - - 503.686Kapal 33.240 - - - - 33.240Lainnya 330.897 - - - 1.938 332.835
Jumlah 12.128.634 621.617 107.386 2.474.848 2.301.561 17.634.046
31-Dec-16
*) Berdasarkan penilaian yang dilakukan Bank
Eksposur Maksimum Risiko Kredit
Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum Bank terhadap risiko kredit (sebelum dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai) untuk instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan maupun rekening administratif dengan
memperhitungkan agunan yang dimiliki atau perlindungan kredit lainnya.
Laporan Posisi Keuangan31-Mar-17 31-Dec-16Rp Juta / Rp Juta /Rp Million Rp Million
Giro pada Bank Indonesia 709.141 761.639Giro Pada Bank Lain 101.609 292.470Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 1.716.881 1.984.523Efek Efek 1.373.113 1.375.817Tagihan Derivatif 10.432 4.842Kredit Yang Diberikan 7.800.655 7.994.316Tagihan Akseptasi 97.927 89.276Aset Lain lain 375.349 95.046Jumlah 12.185.107 12.597.929
Rekening Administratif31-Mar-17 31-Dec-16
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan 373.991 230.017L/C yang Irrevocable dan masih berjalan 10.132 27.861Bank garansi yang diterbitkan 107.098 17.353Jumlah 491.221 275.231
Risiko konsentrasi kredit
Risiko konsentrasi kredit timbul ketika sejumlah nasabah yang memiliki aktivitas usaha yang serupa atau memiliki
kemiripan karakteristik yang akan menyebabkan kemampuan nasabah dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya
dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi dan kondisi lainnya.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56
Berikut ini adalah tabel dari konsentrasi aset keuangan dan rekening administratif berdasarkan jenis counterparty
(sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai):
Pemerintah danBank Indonesia Bank lain Korporasi dan
perseorangan Jumlah
Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta /Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million
Giro pada Bank Indonesia - - 709.141 709.141Giro Pada Bank Lain 101.609 - - 101.609Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain 246.768 - 1.470.113 1.716.881Efek Efek 107.107 386.728 879.278 1.373.113Tagihan Derivatif 148 10.284 - 10.432Kredit 9.178 7.791.477 - 7.800.655Tagihan Akseptasi - 97.927 - 97.927Aset Lain lain 62.711 289.354 23.284 375.349Komitmen dan kontinjensi 126 491.095 - 491.221Jumlah 527.647 9.066.865 3.081.816 12.676.328
31-Mar-17
Pemerintah danBank Indonesia Bank lain Korporasi dan
perseorangan Jumlah
Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta /Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million
Giro pada Bank Indonesia 761.639 - - 761.639Giro Pada Bank Lain - 292.470 - 292.470Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain 1.242.497 742.026 - 1.984.523Efek Efek 945.997 132.194 297.626 1.375.817Tagihan Derivatif 2.475 309 2.058 4.842Kredit - 12.160 7.982.156 7.994.316Tagihan Akseptasi - - 89.276 89.276Aset Lain lain 8.138 1.205 85.703 95.046Komitmen dan kontinjensi - 140 275.091 275.231Jumlah 2.960.746 1.180.504 8.731.910 12.873.160
31-Dec-16
Pengungkapan konsentrasi risiko kredit maksimum berdasarkan wilayah geografis adalah sebagai berikut :
Jakarta Jawa BaratJawa
Tengah &Jogjakarta
Jawa Timur &Bali Sumatera Indonesia
Timur Jumlah
Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta /Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million
Giro pada Bank Indonesia 709.141 - - - - - 709.141Giro Pada Bank Lain 101.609 - - - - - 101.609Penempatan pada Bank 0
Indonesia dan Bank Lain 1.716.881 - - - - - 1.716.881Efek Efek 1.373.113 - - - - - 1.373.113Tagihan Derivatif 10.432 - - - - - 10.432Kredit 5.228.595 204.651 788.201 1.021.497 352.997 204.714 7.800.655Tagihan Akseptasi 97.927 97.927Aset Lain lain 356.130 1.820 6.418 8.149 1.871 961 375.349Fasilitas kredit kepada 0nasabah yang belum ditarik 248.514 1.081 11.420 80.880 15.127 16.969 373.991L/C yang Irrevocable 0
dan masih berjalan 983 - 26.878 - - - 27.861Bank garansi yang diberikan 15.049 135 - - 69 2.100 17.353Jumlah 9.760.447 207.687 930.844 1.110.526 370.064 224.744 12.604.312
31-Mar-17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
57
Jakarta Jawa Barat JawaTengah Jawa Timur Sumatera Indonesia
Timur Jumlah
Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta /Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million
Giro pada Bank Indonesia 761.639 - - - - - 761.639Giro Pada Bank Lain 292.470 - - - - - 292.470Penempatan pada Bank -
Indonesia dan Bank Lain 1.984.523 - - - - - 1.984.523Efek Efek 1.375.817 - - - - - 1.375.817Tagihan Derivatif 4.842 - - - - - 4.842Kredit 5.450.954 230.732 811.956 923.709 375.478 201.487 7.994.316Tagihan Akseptasi 1.686 - 87.590 - - - 89.276Aset Lain lain 79.776 1.255 6.247 4.920 1.795 1.053 95.046Fasilitas kredit kepada -nasabah yang belum ditarik 179.675 1.310 11.642 16.614 17.646 3.130 230.017L/C yang Irrevocable 983 - 26.878 - - - 27.861
dan masih berjalanBank garansi yang diberikan 15.049 135 - - 69 2.100 17.353Jumlah 10.147.414 233.432 944.313 945.243 394.988 207.770 12.873.160
31-Dec-16
Kualitas Kredit Berdasarkan Kelas Aset Keuangan
Sebagai bagian dari manajemen risiko kredit, Bank mengadopsi bobot resiko dalam perhitungan aset tertimbang
menurut risiko untuk mengukur kualitas kredit dari aset keuangan. Pedoman perhitungan bobot risiko dalam ATMR
risiko kredit mengacu kepada Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor 42/SEOJK.03/2016.
Kualitas kredit aset keuangan berdasarkan bobot risiko diklasifikasikan sebagai berikut :
- Grade A = bobot risiko 0%
- Grade B = bobot risiko 20%
- Grade C = bobot risiko 35%
- Grade D = bobot risiko 40%
- Grade E = bobot risiko 45 %
- Grade F = bobot risiko 50%
- Grade G = bobot risiko 75%
- Grade H = bobot risiko 100%
- Grade I = bobot risiko 150%
Kelas aset keuangan di atas adalah untuk aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan
nilai.
Untuk aset keuangan yang sudah jatuh tempo dibagi menjadi dua bagian :
a. Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai
b. Mengalami penurunan nilai
Tabel dibawah ini menyajikan kualitas aset keuangan berdasarkan kelas risiko kredit, jumlah yang disajikan adalah
sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
58
A B C D E F G HRp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta /Rp Million Rp Million Rp MillionRp MillionRp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million
Aset keuanganKas 121.097 - - - - - - - 121.097Giro pada Bank Indonesia 709.141 - - - - - - - 709.141Giro pada bank lain - 94.933 - - - 6.676 - - 101.609Penempatan pada Bank -
Indonesia dan bank lain 1.274.497 159.548 - - - 282.836 - - 1.716.881Efek-efek 879.278 389.421 - - - - - 104.414 1.373.113Tagihan derivatif - 169 - - - - - 10.263 10.432Kredit yang diberikan - - 815.172 - - 158.790 1.673.282 5.153.411 243.794 7.800.655Tagihan akseptasi - - - - - - - 97.927 97.927Aset lain-lain - - - - - - - 375.349 375.349Jumlah 2.984.012 644.071 815.172 - - 448.302 1.673.282 5.741.364 - 243.794 12.306.204
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan
Telah jatuhtempo tetapi
tidakmengalamipenurunan
Mengalamipenurunan
nilaiJumlah
31-Mar-17
A B C D E F G HRp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta /Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million
Aset keuanganKas 144.975 - - - - - - - - - 144.975Giro pada Bank Indonesia 761.639 - - - - - - - - - 761.639Giro pada bank lain - 292.452 - - - 18 - - - - 292.470Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain 1.242.498 645.142 - - - 96.883 - - - - 1.984.523Efek-efek 945.879 55.028 - - - 107.107 - 267.803 - - 1.375.817Tagihan derivatif 2.475 309 - - - - - 2.058 - - 4.842Kredit yang diberikan - - 626.761 - - 178.676 1.740.969 5.226.620 - 221.290 7.994.316Tagihan akseptasi - - - - - - - 89.276 - - 89.276Aset lain-lain - - - - - - 95.046 - 95.046Jumlah 3.097.466 992.931 626.761 - - 382.684 1.740.969 5.680.803 - 221.290 12.742.904
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan
Telah jatuhtempo tetapi
tidakmengalamipenurunan
Mengalami
penurunannilai
Jumlah
31-Dec-16
Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat
perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. Bank menggunakan
standar model untuk menghitung dan memantau risiko pasar sesuai Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor
34/POJK.03/2016 tentang kewajiban penyediaan modal minimum. Hasil perhitungan risiko pasar yang berdampak
terhadap rasio kewajiban penyediaan modal minimum dilaporkan kepada Dewan Komisaris, Direksi dan
manajemen senior secara berkala.
Tujuan utama Manajemen Risiko untuk Risiko Pasar adalah untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif
akibat perubahan kondisi pasar terhadap aset dan permodalan Bank.
Pengelolaan risiko pasar
Bank mengelola risiko pasar yang inheren pada portofolio trading book dan banking book menggunakan
pengukuran sebagai berikut:
Sensitivitas dari posisi atau portofolio terhadap perubahan faktor risiko pasar yang mempengaruhinya;
Maksimal perubahan dari faktor risiko pasar dalam horison waktu tertentu dengan tingkat keyakinan tertentu;
atau dengan kata lain, besaran perubahan faktor risiko pasar yang tidak akan melewati horison waktu tertentu
dalam tingkat keyakinan tertentu (seperti 99% dari waktu); pengukuran yang dimaksud ini adalah volatilitas.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
59
Sebagai tambahan dari pendekatan tersebut, Bank juga melakukan analisis uji daya tahan untuk mengetahui
kemampuan Bank dalam menghadapi pergerakan atau kondisi pasar yang tidak normal.
Risiko suku bunga
Pengelolaan risiko pasar dilakukan dengan berbagai analisa risiko dan limit.
Sementara itu, pengelolaan risiko pasar pada posisi non trading (banking book) difokuskan pada pengelolaan
risiko suku bunga melalui analisis imbal hasil suku bunga bulanan untuk penelaahan dampak dari perubahan suku
bunga aktual terhadap aset dan liabilitas yang sensitif terhadap perubahan suku bunga dan pengukuran dengan
menggunakan analisis repricing gap, dalam analisis ini aset yang akan di-reprice dalam suatu periode tertentu
akan dikurangi dengan pasiva yang akan di-reprice dalam periode yang sama untuk menghasilkan net repricing
gap untuk periode waktu tersebut.
Tabel berikut merangkum aset dan liabilitas Bank yang sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga:
Sampaidengan 1
bulan
>1 bulan s/d 3bulan
>3 bulan s/d12 bulan
>1 tahun s/d 5tahun >5 tahun Jumlah
Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta /Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million
Aset KeuanganGiro pada Bank Indonesia 709.141 - - - - 709.141Giro pada Bank lain 101.609 - - - - 101.609Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain 1.431.102 - 285.780 - - 1.716.881Efek-efek 50.879 - 126.108 463.699 732.427 1.373.113Kredit 3.490.304 16.040 802.799 2.393.945 1.097.566 7.800.655Jumlah Aset Keuangan 5.783.035 16.040 1.214.687 2.857.644 1.829.993 11.701.399
Liabilitas KeuanganSimpanan 6.207.853 2.682.093 555.944 46.654 2.356 9.494.900Simpanan dari bank lain 704.441 58.889 2.878 702 - 766.910Jumlah Liabilitas Keuangan 6.912.294 2.740.982 558.822 47.356 2.356 10.261.810
Jumlah aset (liabilitas)-bersih (1.129.259) (2.724.942) 655.865 2.810.288 1.827.637 1.439.589
31-Mar-17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
60
Sampai dengan1 bulan
>1 bulan s/d 3bulan
>3 bulan s/d12 bulan
>1 tahun s/d 5tahun >5 tahun Jumlah
Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta /Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million
Aset KeuanganGiro pada Bank Indonesia 761.639 - - - - 761.639Giro pada Bank lain 292.470 - - - - 292.470Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain 1.739.110 148.949 96.464 - - 1.984.523Efek-efek 150.196 49.532 78.952 409.401 687.736 1.375.817Kredit 3.004.840 118.588 1.051.102 2.697.228 1.122.558 7.994.316
Jumlah Aset Keuangan 5.948.255 317.069 1.226.518 3.106.629 1.810.294 12.408.765
Liabilitas KeuanganSimpanan 6.707.183 2.824.763 788.107 16.940 2.414 10.339.407Simpanan dari bank lain 487.933 15.601 3.281 501 - 507.316Efek yang dijual dengan janji
dibeli kembali 89.941 - - - - 89.941Jumlah Liabilitas Keuangan 7.285.057 2.840.364 791.388 17.441 2.414 10.936.664
Jumlah aset (liabilitas)-bersih (1.336.802) (2.523.295) 435.130 3.089.188 1.807.880 1.472.101
31-Dec-16
Jika terjadi perubahan suku bunga yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja Bank, maka Bank dapat segera
merestruktur aset dan liabilitas yang dimiliki, baik tanggal repricing date-nya ataupun jenis suku bunganya (tetap
atau variabel).
Risiko mata uang
Risiko mata uang adalah risiko-risiko dimana nilai instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan dalam
nilai tukar mata uang asing. Bank telah menetapkan limit posisi berdasarkan mata uang. Posisi tersebut dimonitor
harian dan strategi lindung nilai akan digunakan untuk meyakinkan bahwa posisi dijaga agar dalam batasan yang
telah ditetapkan.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia nomor. 5/13/PBI/2003, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Bank Indonesia nomor. 17/5/PBI/2015, Bank wajib mengelola dan memelihara Posisi Devisa Neto (PDN) pada
akhir hari kerja secara keseluruhan paling tinggi 20% dari modal. Bank menetapkan limit internal PDN sebesar
17% dari modal dalam rangka mencegah terjadinya pelampauan terhadap limit yang ditetapkan oleh regulator.
Rasio PDN pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016, adalah sebagai berikut:
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
61
Aset Liabilitas Nilai Bersih Nilai BersihAbsolut
Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta /Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million
NeracaDollar USA 1.505.328 1.416.551 88.777 88.777Yen Jepang 596 592 4 4Euro 1.526 1.690 (165) 165Dollar Australia 292 272 20 20Dollar Singapura 5.253 5.815 (563) 563Dollar Hongkong 1.149 1 1.148 1.148
Jumlah Neraca 1.514.143 1.424.921 89.222 90.676
Rekening AdministrasiDollar USA 493.529 525.516 (31.987) 31.987Yen Jepang - - - -Euro 14.252 14.252 - -Dollar Australia - 153 (153) 153Dollar Singapura 8.580 8.008 572 572Dollar Hongkong - - - -
Jumlah Neraca 516.361 547.929 (31.567) 32.711
Jumlah 2.030.504 1.972.850 57.654 123.387Posisi Devisa absolut 3,75%
31-Mar-17
Aset Liabilitas Nilai Bersih Nilai BersihAbsolut
Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta /Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million
NeracaDollar USA 1.569.379 2.021.048 (451.669) 451.669Dollar Singapura 6.260 6.327 (67) 67Dollar Australia 1.723 1.718 5 5Dollar Hongkong 1.325 - 1.325 1.325Yen Jepang 256 573 (317) 317Euro 2.471 2.650 (179) 179
Jumlah Neraca 1.581.414 2.032.316 (450.902) 453.562
Rekening AdministrasiDollar USA 836.753 324.798 511.955 511.955Yen Jepang 20.924 20.979 (55) 55Euro - - - -Dollar Australia - - - -Dollar Singapura - - - -Dollar Hongkong - - - -
Jumlah Neraca 857.677 345.777 511.900 512.010
Jumlah 2.439.091 2.378.093 60.998 965.572Posisi Devisa absolut 3,70%
Jumlah Modal
Rasio posisi devisa netto (Neraca)
31-Dec-16
Tabel di bawah menggambarkan analisa sensitivitas 10 basis poin kenaikan atau penurunan dalam nilai tukar
terhadap PDN Bank per tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
62
Mata Uangkenaikan /
(penurunan) Dalambasis poin
Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta / Rp Juta /Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million
Dollar Amerika Serikat 10/(10) 56.847 56.733 60.346 60.226Yen Jepang 10/(10) 4 4 (373) (372)Euro 10/(10) (165) (165) (179) (179)Dollar Singapura 10/(10) 9 9 (67) (67)Dollar Hongkong 10/(10) 1.149 1.147 1.326 1.324Dollar Australia 10/(10) (133) (133) 5 5
31-Mar-17 31-Dec-16
Sensitivitas dalam posisi mata uang
Risiko likuiditas
Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari
sumber pendanaan arus kas dan/ atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu
aktivitas dan kondisi keuangan Bank.
Tujuan utama Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas adalah untuk meminimalkan kemungkinan
ketidakmampuan Bank dalam memperoleh sumber pendanaan arus kas.
Pemantauan dan perhitungan risiko likuiditas dilakukan dengan menggunakan indikator risiko likuiditas seperti Giro
Wajib Minimum, Primer dan Sekunder, Loan to Funding Ratio (LFR), rasio aset lancar terhadap dana pihak ketiga,
konsentrasi 50 nasabah terbesar serta maturity mismatch, dilaporkan kepada Dewan Komisaris, Direksi dan
manajemen senior secara harian, mingguan dan bulanan maupun dalam rapat bulanan ALCO.
Secara berkala Bank melakukan kaji ulang terhadap kebijakan dan limit risiko likuiditas, serta kebijakan
contingency funding plan yang telah ditetapkan sehingga terdapat panduan yang jelas di saat krisis terjadi. Untuk
mengetahui dampak perubahan pasar maupun faktor internal pada kondisi ekstrim (krisis) terhadap kondisi
likuiditas yang dapat berdampak pada kecukupan modal Bank, Bank melakukan uji daya tahan terhadap posisi
likuiditas Bank secara regular. Melalui uji daya tahan tsb, Bank dapat mengantisipasi lebih awal dan mengambil
langkah-langkah pengendalian dan solusi yang paling optimal sebagai strategi jangka pendek maupun jangka
panjang pemulihan likuiditas.
Tabel berikut menggambarkan profil maturitas aset dan liabilitas Bank (sebelum dikurangi penyisihan cadangan
kerugian penurunan nilai) berdasarkan behavioral dana pihak ketiga dan sisa jatuh tempo, sebagai berikut:
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
63
Sampaidengan 1
bulan
>1 bulan s/d 3bulan
>3 bulan s/d 12bulan
>1 tahun s/d 5tahun >5 tahun Jumlah
Aset KeuanganTanpa suku bunga
Kas 121.097 - - - - 121.097Giro pada Bank Indonesia - - - 709.141 - 709.141Tagihan derivatif 10.432 - - - - 10.432Tagihan akseptasi 32.809 62.301 2.817 - - 97.927Aset lain-lain 86.638 - 575 288.136 - 375.349
-Suku bunga variabel -
Kredit 353.455 49.195 912.400 1.140.257 765.164 3.220.470Efek-efek - - - - - -
-Suku bunga tetap -
Giro pada Bank Lain 101.609 101.609Penempatan pada Bank Indonesia 1.431.101 285.780 1.716.881
dan bank lain -Efek-efek 50.879 - 126.108 463.699 732.427 1.373.113Kredit 269.834 16.040 802.799 2.393.945 1.097.566 4.580.184
Jumlah Aset Keuangan 2.457.854 127.536 2.130.479 4.995.178 2.595.157 12.306.204
Liabilitas KeuanganTanpa suku bunga
Liabilitas segera 97.582 - - - - 97.582Liabilitas derivatif 2.105 - - - - 2.105Liabilitas akseptasi 32.809 62.301 2.817 - - 97.927Liabilitas lain-lain 7.586 - - - - 7.586Biaya yang masih - - -
harus dibayar - - 51.736 - - 51.736
Suku bunga variabelSimpanan 1.401.342 - - - - 1.401.342Simpanan dari bank lain 196.440 - - - - 196.440
Suku bunga tetapSimpanan 4.806.511 2.682.093 555.944 46.654 2.356 8.093.558Simpanan dari bank lain 508.002 58.889 2.878 702 - 570.471Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali 266.139 - - - - 266.139
Biaya yang masihharus dibayar 9.262 8.337 7.719 5.558 - 30.876
Jumlah Liabilitas Keuangan 7.327.778 2.811.620 621.094 52.914 2.356 10.815.762
31-Mar-17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
64
Sampaidengan 1
bulan
>1 bulan s/d3 bulan
>3 bulans/d 12bulan
>1 tahun s/d 5tahun >5 tahun Lain-lain Jumlah
Aset KeuanganTanpa suku bunga
Kas 144.975 - - - - - 144.975Giro pada Bank Indonesia 761.639 - - - - - 761.639Tagihan derivatif 2.784 - 2.058 - - - 4.842Tagihan akseptasi 1.686 - 87.590 - - - 89.276Aset lain-lain 68.531 4.750 - 21.765 - - 95.046
Suku bunga variabelKredit 430.083 92.459 451.202 1.139.398 578.124 - 2.691.266Efek-efek 50.223 - - - - - 50.223
Suku bunga tetapGiro pada Bank Lain 292.470 - - - - - 292.470Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 1.739.110 148.949 96.464 - - - 1.984.523Efek-efek 99.973 49.532 78.952 409.401 687.736 - 1.325.594Kredit 313.574 118.588 1.051.102 2.697.228 1.122.558 - 5.303.050
Jumlah Aset Keuangan 3.905.048 414.278 1.767.368 4.267.792 2.388.418 0 12.742.904
Liabilitas KeuanganTanpa suku bunga
Liabilitas segera 32.018 - - - - - 32.018Liabilitas derivatif 3.192 384 - - - - 3.576Liabilitas akseptasi 1.686 - 87.590 - - - 89.276Biaya yang masih
harus dibayar - - 32.001 - - - 32.001Liabilitas lain-lain 7.595 - - - - - 7.595
Suku bunga variabelSimpanan 426.322 32.756 53.488 963.085 - - 1.475.651Simpanan dari bank lain 304.431 - - - - - 304.431
-Suku bunga tetap
Simpanan 1.504.196 - - 7.359.560 - - 8.863.756Simpanan dari bank lain 183.502 15.601 3.281 501 - - 202.885Efek yang dijual dengan janji
dibeli kembali 89.941 - - - - - 89.941Biaya yang masih
harus dibayar 18.540 10.218 3.606 - - - 32.364Jumlah Liabilitas Keuangan 2.571.423 58.959 179.966 8.323.146 - - 11.133.494
31-Dec-16
Analisa Jatuh Tempo untuk Liabilitas Keuangan
Tabel di bawah menunjukkan arus kas kontraktual tidak terdiskonto dari liabilitas keuangan dan rekening
administratif bank didasarkan pada sisa jatuh tempo kontrak dari tanggal pelaporan per 31 Maret 2017 dan 31
Desember 2016.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
65
Sampaidengan 1
bulan
>1 bulan s/d 3bulan
>3 bulans/d 12bulan
>1 tahun s/d5 tahun >5 tahun Lain-lain Jumlah
Liabilitas KeuanganTanpa suku bunga
Liabilitas segera 97.582 - - - - - 97.582Liabilitas derivatif 2.105 - - - - - 2.105Liabilitas akseptasi 32.809 62.301 2.817 - - - 97.927Biaya yang masih -
harus dibayar - - 51.736 - - - 51.736Liabilita lain-lain - - - - - 7.586 7.586
Suku bunga variabelSimpanan 1.403.600 - - - - - 1.403.600Simpanan dari bank lain 197.358 - - - - - 197.358
Suku bunga tetapSimpanan 4.826.944 2.691.095 557.671 46.654 2.356 - 8.124.721Simpanan dari bank lain 510.337 58.916 2.882 702 572.836Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali 266.139 - - - - - 266.139
Sub jumlah 7.336.873 2.812.312 615.105 47.356 2.356 7.586 10.821.590
Liabilitas komitmenFasilitas kredit kepada nasabah
yang belum dugunakan' 79.757 22.153 208.342 53.710 10.030 - 373.991L/C yang irrevocable dan masih
berjalan 9.435 697 - - - - 10.132Sub jumlah liabilitas komitmen 89.192 22.850 208.342 53.710 10.030 - 384.123
Liabilitas kontijensiBank garansi yang
diterbitkan 100.955 1.267 4.226 651 - - 107.098Jumlah 7.527.020 2.836.428 827.673 101.716 12.386 7.586 11.312.811
31-Mar-17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
66
Sampaidengan 1
bulan
>1 bulan s/d 3bulan
>3 bulan s/d12 bulan
>1 tahun s/d5 tahun >5 tahun Lain-lain Jumlah
Liabilitas KeuanganTanpa suku bunga
Liabilitas segera 32.018 - - - - - 32.018Liabilitas derivatif 3.192 384 - - - - 3.576Liabilitas akseptasi 1.686 - 87.590 - - - 89.276Biaya yang masih
harus dibayar - - 32.001 - - - 32.001Liabilita lain-lain - - - - - 7.595 7.595
Suku bunga variabelSimpanan 1.478.931 - - - - - 1.478.931Simpanan dari bank lain 306.174 - - - - - 306.174
Suku bunga tetapSimpanan 5.250.622 2.834.946 - 791.709 - 16.940 - 2.414 - - 8.896.631Simpanan dari bank lain 184.422 15.636 3.285 501 - - 203.844
Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali 89.941 - - - - - 89.941
Sub jumlah 7.346.986 2.850.966 914.585 17.441 2.414 7.595 11.139.987
Liabilitas komitmenFasilitas kredit kepada nasabah
yang belum digunakan 11.665 14.448 113.870 39.225 50.809 - 230.017L/C yang irrevocable dan masih
berjalan 2.950 24.911 - - - - 27.861Sub jumlah liabilitas komitmen 14.615 39.359 113.870 39.225 50.809 - 257.878
Liabilitas kontijensiBank garansi yang
diterbitkan 12.971 955 2.776 651 - - 17.353Jumlah 7.374.572 2.891.280 1.031.231 57.317 53.223 7.595 11.415.218
31-Dec-16
Risiko Operasional
Risiko operasional adalah akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Perseroan.
Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Bank, dari mulai Kantor
pusat sampai Kantor Kas. Kegagalan mengelola risiko operasional dapat menyebabkan kerugian keuangan,
keselamatan karyawan dan reputasi Perseroan.
Tujuan Bank dalam mengelola risiko operasional adalah meminimalisasi dampak kegagalan/ketidakcukupan
proses internal, faktor manusia, sistem atau kejadian-kejadian eksternal yang dapat mempunyai dampak kerugian
keuangan dan merusak reputasi Perseroan
Dalam rangka penerapan manajemen risiko khususnya untuk risiko operasional, Satuan Kerja Manajemen Risiko
memiliki divisi khusus yang mengelola risiko operasional melalui kebijakan dan perangkat risiko operasional.
Mekanisme yang digunakan Bank untuk mengidentifikasi dan mengukur risiko operasional antara lain dilakukan
melalui perangkat risiko operasional.
Untuk pengukuran risiko operasional, Perseroan melakukan dengan memanfaatkan pendekatan Basic Indicator
Approach (BIA) untuk menghitung Asset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Risiko Operasional yang kemudian
digunakan dalam pengukuran Kecukupan Pemenuhan Modal Minimum (KPMM).
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
67
Mitigasi risiko operasional dilakukan oleh Pemilik Risiko dan dipantau oleh Lini Kedua dan Ketiga. Hasil
pemantauan risiko operasional disampaikan kepada Direksi maupun kepada Risk Taking Unit untuk diupayakan
proses mitigasi bagi pengendalian dan perbaikan risiko operasional Bank.
Menyadari Sumber Daya Manusia adalah aset yang berharga dan merupakan unsur kunci didalam pengelolaan
risiko operasional, Bank telah melakukan rekrutmen tenaga kerja professional dari industri perbankan untuk
membawa kontribusi didalam penyempurnaan proses. Bank juga telah melakukan banyak pelatihan untuk
meningkatkan ketrampilan didalam bekerja.
Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi
negatif terhadap Bank. Risiko ini melekat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Bank. Kegagalan Bank dalam
menjaga reputasinya dimata masyarakat dapat menimbulkan pandangan maupun persepsi negatif masyarakat
terhadap Bank. Apabila risiko ini dihadapi oleh Bank, maka dalam waktu singkat dapat terjadi penurunan atau
hilangnya kepercayaan nasabah terhadap Bank yang pada akhirnya akan memberikan dampak negatif terhadap
pendapatan dan volume aktivitas Bank.
Untuk memitigasi risiko reputasi, Bank telah menunjuk divisi corporate secretary untuk melakukan pengamatan
terhadap pemberitaan media untuk memantau publikasi negatif atau keluhan nasabah yang muncul di media.
Untuk pemberitaan negatif dan keluhan nasabah yang muncul di media selanjutnya dibuatkan klarifikasi dan
tanggapan sesuai dengan langkah yang ditempuh Bank. Pemantauan atas keluhan nasabah, Bank memiliki
fasilitas seperti call center dan website, sedangkan keluhan yang datang dari cabang Bank diakomodasi dengan
sistem CDS (Customer Desk Solution) yang disampaikan langsung ke Bank melalui unit kerja Quality Service
untuk kemudian ditindaklanjuti penyelesaiannya.
Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis
tersebut antara lain disebabkan oleh adanya, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau
kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan dokumen yang tidak
sempurna.
Untuk memitigasi risiko hukum yang mungkin timbul akibat tuntutan hukum atau kelemahan aspek yuridis, Bank
memiliki Divisi Legal untuk memastikan perikatan yang dilakukan oleh Bank telah memenuhi 4 (empat) landasan
utama yaitu:
1. Kesepakatan
yaitu setiap hubungan hukum/perikatan yang dilakukan dengan counterparty harus berlandaskan adanya
kesepakatan dari para pihak.
2. Kecakapan
yaitu kemampuan atau kewenangan bertindak dari para pihak dalam suatu hubungan hukum perikatan.
3. Objek Perjanjian
yaitu obyek perjanjian hukum yang harus jelas atau spesifik dan realistis
4. Memiliki causa prima yang halal
yaitu setiap perjanjian yang dilakukan tidak bertentangan dengan norma kepatutan, kesusilaan dan tidak
melanggar ketentuan hukum yang berlaku.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
68
Selain itu, Bank juga memiliki divisi Litigasi yang salah satu fungsinya adalah menangani setiap permasalahan
hukum yang terkait dengan litigasi agar risiko hokum yang mungkin timbul dapat diminimalisir seminimal mungkin.
Pengelolaan risiko hukum dilakukan dengan memantau perkembangan kasus-kasus hukum yang terjadi dan
mengambil tindakan hukum dari kasus-kasus tersebut. Penanganan kasus hukum yang dilakukan pada Bank
senantiasa memperhitungkan potensi kerugian baik atas penyelesaian kasus secara damai ataupun melalui jalur
pengadilan. Bank juga memberikan perhatian khusus atas kasus hukum yang berpotensi menimbulkan kerugian
secara signifikan.
Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan merupakan risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan. Dalam menjalankan kegiatan usaha pada industri perbankan, Bank diwajibkan untuk selalu
tunduk terhadap peraturan perbankan yang diterbitkan baik oleh Otoritas Jasa Keuangan dan/atau Bank
Indonesia. Selain itu, Bank juga wajib tunduk pada beberapa ketentuan lainnya, seperti peraturan Lembaga
Penjamin Simpanan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, dan peraturan perundang-undangan
lainnya yang berlaku.
Bank telah memiliki satuan kerja kepatuhan yang bersifat independen dari satuan kerja operasional serta
bertanggung jawab langsung kepada Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan.
Tugas utama pada satuan kerja kepatuhan adalah melakukan koordinasi atas pelaksanaan Fungsi Kepatuhan
Bank yaitu :
1. Mewujudkan terlaksananya Budaya kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank.
2. Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh bank.
3. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank
telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh bank kepada otoritas pengawas yang
berwenang.
Mekanisme pemantauan dan pengendalian risiko kepatuhan yang dilakukan oleh satuan kerja Kepatuhan adalah
dengan:
a. Melakukan sosialisasi peraturan Bank Indonesia dan/atau Otoritas Jasa Keuangan yang diterbitkan melalui
media sosialisasi e-mail blast atau compliance news.
b. Membuat Checklist Pemenuhan Ketentuan yang berisi daftar ketentuan yang berlaku untuk digunakan
sebagai media kontrol risiko kepatuhan oleh Risk Taking Unit.
c. Berperan aktif dalam forum rapat Komite Manajemen Risiko dan Komite Pemantau Risiko bersama sama
dengan satuan kerja Manajemen Risiko, satuan kerja operasional dan satuan kerja Audit Internal sebagai
upaya mitigasi risiko, termasuk risiko kepatuhan Perseroan.
d. Memberikan pelatihan pelaksanaan fungsi kepatuhan Perseroan dan ketentuan Bank Indonesia dan/atau
Otoritas Jasa Keuangan kepada para karyawan untuk meningkatkan compliance awareness dan budaya
kepatuhan di lingkungan kerja.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANPer 31 Maret 2017 (Unaudited) dan 31 Desember 2016 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
69
Dalam hal pengelolaan risiko kepatuhan, satuan kerja Kepatuhan menyampaikan eksposur risiko kepatuhan
kepada Direksi. Di dalam penyampaian eksposur risiko kepatuhan, turut melibatkan Lini Kedua sesuai skema Tiga
Lini Pertahanan.
Risiko Stratejik
Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan
stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Untuk dapat tumbuh dan
berkembang menjadi sebuah institusi keuangan terdepan di Indonesia, Bank membutuhkan serangkaian strategi
untuk mencapai tujuan tersebut. Ketidakmampuan Bank dalam melakukan penyusunan strategi yang tepat dapat
menimbulkan kegagalan bisnis Bank di masa yang akan datang.
Risiko stratejik berhubungan dengan perencanaan strategi yang baik untuk menghindari terjadinya kerugian atau
dampak negatif lainnya dari adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan yang berpotensi untuk berdampak
luas atau berjangka panjang yang kurang baik didalam organisasi.
Bank secara berkelanjutan memantau kondisi pasar dan mengumpulkan informasi penting sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan strategi Bank. Seiring dengan pemantauan
kondisi pasar tersebut, Bank memiliki portfolio ragam produk yang variatif agar rencana stratejik yang ditetapkan
dapat tercapai.
Bank memiliki kebijakan mengidentifikasi dan merespon atas perubahan lingkungan yaitu:
1. Analisa lingkungan bisnis
Menganalisa faktor internal dan eksternal, menangkap peluang dan tantangan dari perubahan lingkungan
bisnis dan menganalisa kelebihan internal dan kekurangan.
2. Perencanaan
Menyusun sasaran yang ingin dicapai disesuaikan dengan kompleksitas, profil risiko maupun risk bearing
capacity, menetapkan strategi dan direksi menetapkan kebijakan untuk dijadikan dasar keputusan.
3. Implementasi
Mengalokasikan sumber daya berupa keuangan maupun manusia, menyelesaikan program kerja, dan
komitmen direksi untuk mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan.
4. Evaluasi
Evaluasi terhadap kondisi aktual dengan apa yang telah direncanakan, dan melakukan corrective action
untuk perbaikan.
Secara triwulanan melalui pengukuran profil risiko, Bank melakukan pengukuran risiko stratejik dengan
menggunakan indikator atau parameter berupa tingkat kompleksitas strategi bisnis Bank, posisi bisnis Bank di
industri perbankan, pencapaian rencana bisnis, dan kesesuaian strategi dengan kondisi lingkungan bisnis.