25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan formal pada setiap jenjang pendidikan. Usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Banyak pihak yang mempertanyakan apa yang salah dalam penyelenggaraan pendidikan kita ? dari berbagai pengamatan dan analisis data ada banyak faktor yang menybabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan yang bermakna, salah satunya yaitu pendekatan yang digunakan di dalam kelas belum mampu menciptakan kondisi optimal bagi berlangsungnya pembelajaran. Selama ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

Ptk lengkap

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ptk lengkap

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari

tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa indonesia

adalah rendahnya mutu pendidikan formal pada setiap jenjang pendidikan. Usaha

telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain

melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku

dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan

mutu manajemen sekolah. Namun demikian berbagai indikator mutu pendidikan

belum menunjukkan peningkatan yang berarti.

Banyak pihak yang mempertanyakan apa yang salah dalam

penyelenggaraan pendidikan kita ? dari berbagai pengamatan dan analisis data ada

banyak faktor yang menybabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan

yang bermakna, salah satunya yaitu pendekatan yang digunakan di dalam kelas

belum mampu menciptakan kondisi optimal bagi berlangsungnya pembelajaran.

Selama ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan input-output analisis,

yaitu pendekatan yang menganggap bahwa apabila input pendidikan seperti

pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan

prasarana pendidikan lainnya dipenuhi maka mutu pendidikan secara otomatis

akan terjadi. Dalam kenyataan mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi.

Mengapa? karena selama ini pendekatan terlalu memusatkan pada input

pendidikan dan kurang memperhatikan proses pendidikan padahal proses

pendidikan sangat menentukan output pendidikan.

Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas.

Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan

siswa. Guru dituntut untuk mampu menyajikan materi pelajaran dengan optimum.

Olehnya itu diperlukan kreatifitas dan gagasan yang baru untuk mengembangkan

Page 2: Ptk lengkap

cara penyajian materi pelajaran di sekolah. Kreativitas yang dimaksud adalah

kemampuan seorang guru dalam memilih metode, pendekatan, dan media yang

tepat dalam penyajian materi pelajaran.

Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada siswa yang berakhir pada

peningkatan hasil belajar dan mutu sekolah maka pada tahun ajaran 2011/2012

SMAN 97 JAKARTA melakukan tes awal pada siswa baru kemudian dari hasil

tes tersebut, siswa dikelompokkan kedalam kelas. Diharapkan tiap kelas

mendapatkan pendekatan yang sesuai berdasarkan kondisinya masing-masing.

Kelas yang berisi siswa yang hasil tesnya baik cenderung aktif sementara

yang kurang baik pasif/kurang aktif. Ada beberapa faktor yang menyebabkan

kurang aktifnya siswa dikelas ini, diantaranya :

1. Tingkat kompetisi yang rendah dalam kelas tersebut.

2. Pendekatan pembelajaran yang kurang tepat.

3. Motivasi dan minat belajar fisika yang rendah.

Dari kenyataan itulah penulis tertarik untuk melakukan perbaikan pembelajaran

dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas(PTK) mengenai “Upaya

Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Pendekatan Tingkah Laku Pada

Materi Alat Optik Pada Di X-6 SMAN 97 JAKARTA SELATAN Tahun Ajaran

2011/2012.

B. Perumusan masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan, maka

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah aktifitas belajar siswa pada pembelajaran fisika?

2. Bagaimanakah respon siswa dalam pembelajaran fisika dengan

menerapkan pendekatan tingkah laku?

3. Apakah pendekatan tingkah laku dapat meningkatkan aktifitas

belajar siswa dalam pembelajaran fisika?

C. PEMECAHAN MASALAH

Page 3: Ptk lengkap

Bagaimana peningkatan aktifitas belajar siswa pada materi alat

optik dengan menerapkan pendekatan tingkah laku pada siswa kelas X-6

SMAN 97 JAKARTA.

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Bagi guru: guru dapat meningkatkan strategi dan kualitas dalam

pembelajaran fisika

2. Bagi siswa: siswa merasa mendapatkan perhatian dan kesempatan

dalam mengubah tingkah lakunya.

E. MANFAAT HASIL PENELITIAN

1. Bagi siswa: meningkatkan aktifitas belajar siswa pada pembelakaran

fisika

2. Bagi guru: mendapatkan pendekatan yang sesuai dalam mengajar.

3. Bagi sekolah: meningkatkan hasil belajar

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian teori

1. Hakekat pendekatan tingkah laku

Pendekatan tingkah laku didasarkan atas prinsip-prinsip psikologi

behavioral. Prinsip pokoknya ialah bahwa semua tingkah laku itu

dipelajari, baik tingkah laku yang disukai maupun tidak disukai.

Para penganut pendekatan ini percaya bahwa seorang siswa yang

Page 4: Ptk lengkap

bertingkah laku menyimpang melakukan perbuatannya itu karena

satu atau dua alasan:

1. siswa telah mempelajari tingkah laku yang menyimpang itu,

atau

2. siswa itu belum mempelajari tingkah laku yang sebaiknya.

Pendekatan tingkah laku dibangun atas dua anggapan dasar:

1. ada empat proses yang perlu diperhitungkan dalam belajar

bagi semua orang pada segala tingkatan umur dan dalam

segala keadaan dan

2. proses belajar itu sebagian atau seluruhnya dipengaruhi

(dikontrol) oleh kejadian-kejadian yang berlangsung di

lingkungan. Dengan demikian, tugas pokok guru adalah

menguasai dan menerapkan keempat proses yang telah

terbukti (bagi kaum behavioris) merupakan pengontrol

tingkah laku manusia, yaitu: penguatan positif,

penghukuman, penghilangan dan penguatan negative

.

2. HakekatAktivitasBelajar

A.Aktivitas

Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya

“kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau

kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupunnon-fisik,

merupakan suatu aktifitas.

Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang

dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa

selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator

adanya keinginan siswa untuk belajar.

B.Belajar

Page 5: Ptk lengkap

Menurut Oemar Hamalik (2001: 28), belajar adalah “Suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan

lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan,

pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,

hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.

Sedangkan, Sardiman A.M. (2003 : 22) menyatakan: “Belajar

merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan

lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep

ataupun teori”.

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala

kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa)

dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang

dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab

dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh

Rochman Natawijaya dalam Depdiknas(2005 : 31), belajar aktif

adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan

siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna

memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif,

afektif dan psikomotor”.

Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu

indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa

dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti :

sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang

diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar,

dan lain sebagainya.

Seorang pakar pendidikan, Trinandita (1984) menyatakan bahwa ” hal

yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah

keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan

menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun

dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas

Page 6: Ptk lengkap

menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat

melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul

dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan

keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

3. Hakekat alat optik

ALAT-ALAT OPTIK

Mata

Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang

sebagai alat optik yang sangat penting bagi manusia.

Bagian-bagian mata menurut kegunaan fisis sebagai alat optik :

Kornea merupakan lapisan terluar yang keras untuk melindungi

bagian-bagian lain dalam mata yang halus dan lunak.

Aqueous humor (cairan) yang terdapat di belakang kornea fungsi

untuk membiaskan cahaya yang masuk ke dalam mata.

Lensa terbuat dari bahan bening (optis) yang elastik, merupakan

lensa cembung berfungsi membentuk bayangan.Iris (otot

berwarna) membentuk celah lingkaran yang disebut pupil.

Pupil berfungsi mengatur banyak cahaya yang masuk ke dalam

mata. Lebar pupil diatur oleh iris, di tempat gelap pupil membuka

lebar agar lebih banyak cahaya yang masuk ke dalam mata.

Retina (selaput jala) terdapat di permukaan belakang mata yang

berfungi sebagai layar tempat terbentuknya bayangan benda yang

dilihat. Bayangan yang jatuh pada retina bersifat : nyata, diperkecil

dan terbalik.

Bintik buta merupakan bagian pada retina yang tidak peka terhadap

Page 7: Ptk lengkap

cahaya, sehingga bayangan jika jatuh di bagian ini tidak

jelas/kelihatan, sebaliknya pada retina terdapat bintik kuning.

Permukaan retina terdiri dari berjuta-juta sel sensitif, ada yang

berbentuk sel batang berfungsi membedakan kesan hitam/putih dan

yang berbentuk sel kerucut berfungsi membedakan kesan

berwarna.Otot siliar (otot lensa mata) berfungsi mengatur daya

akomodasi mata.

Cahaya yang masuk ke mata difokuskan oleh lensa mata ke

permukaan retina. Oleh sel-sel yang ada di dalam retina,

rangsangan cahaya ini dikirimkan ke otak. Oleh otak

diterjemahkan sehingga menjadi kesan melihat.

Kamera

Kamera digunakan manusia untuk merekam kejadian penting atau

kejadian yang menarik. Banyak jenis dan model kamera dapat kita

jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kamera yang dipakai

wartawan berbeda dengan yang dipakai fotografer. Kamera video

dipakai dalam pengambilan gambar untuk siaran televisi atau

pembuatan film. Kamera elektronik (autofokus) lebih mudah

dipakai karena tanpa pengaturan lensa. Dewasa ini sudah ada

kamera digital yang data gambarnya tidak perlu melalui proses

pencetakan melainkan dapat dilihat atau diolah melalui komputer.

Bagian-bagian kamera mekanik (bukan otomatis) menurut

kegunaan fisis :

lensa cembung berfungsi untuk membentuk bayangan dari

benda yang difoto

Page 8: Ptk lengkap

diafragma berfungsi untuk membuat sebuah celah/lubang

yang dapat diatur luasnya

aperture yaitu lubang yang dibentuk diafragma untuk

mengatur banyak cahaya

shutter pembuka/penutup “dengan cepat” jalan cahaya yang

menuju ke pelat film

pelat film berfungsi sebagai layar penangkap/perekam

bayangan.Setiap benda yang di foto, terletak pada jarak

yang lebih besar dari dua kali jarak fokus di depan lensa

kamera, sehingga bayangan yang jatuh pada pelat film

memiliki sifat nyata, terbalik dan diperkecil. Untuk

memperoleh bayangan yang tajam dari benda-benda pada

jarak yang berbeda-beda, lensa cembung kamera dapat

digeser ke depan atau ke belakang.

Lup (kaca pembesar)

Lup (kaca pembesar) dipakai untuk melihat benda-benda kecil agar

tampak lebih besar dan jelas. Oleh tukang arloji, lup dipakai agar

bagian jam yang diperbaikinya kelihatan lebih besar dan jelas.

Oleh siswa saat praktikum biologi, lup dipakai untuk mengamati

bagian hewan atau tumbuhan agar kelihatan besar dan jelas.

Sebagai alat optik, lup berupa lensa cembung tebal (berfokus

pendek). Sifat bayangan yang diharapkan dari benda kecil yang

dilihat dengan lup adalah tegak dan diperbesar. Orang yang melihat

benda dengan menggunakan lup akan mempunyai sudut

penglihatan (sudut anguler) yang lebih besar daripada orang yang

melihat dengan mata biasa. Ada dua cara memakai lup, yaitu

Page 9: Ptk lengkap

dengan mata tak berakomodasi dan mata berakomodasi.

Mikroskop

Penggunaan lup untuk mengamati benda-benda kecil ada batasnya.

Jika kita menggunakan lup yang berjarak fokus kecil untuk

mendapatkan perbesaran yang lebih besar, bayangan yang

diperoleh tidak sempurna. Untuk itu, diperlukan mikroskop.

Dengan memakai mikroskop kita dapat mengamati benda atau

hewan renik, seperti bakteri dan virus yang tidak dapat dilihat mata

secara langsung ataupun dengan memakai lup. Jenis mikroskop

mutakhir yang sudah dibuat manusia adalah mikroskup elektron.

Dalam subbab ini akan dipelajari mikroskop cahaya yang proses

kerjanya memanfaatkan lensa cembung dengan menerapkan

pembiasan cahaya.

Teropong (Teleskop)

A. Teropong bintang

Teropong bintang disebut juga teropong astronomi.

- terdiri dari 2 buah lensa cembung.

Page 10: Ptk lengkap

- jarak fokus lensa obyektif lebih besar dari jarak fokus lensa

okuler.

B.  Teropong Bumi

Teropong bumi disebut juga teropong medan.

Terdiri dari 3 buah lensa cembung yaitu lensa obyektif, lensa

okuler dan lensa pembalik.

C. Teropong prisma (binokuler)

Teropong prisma terdiri atas dua pasang lensa cembung

(sebagai lensa objektif dan lensa okuler) dan dua pasang

prisma kaca siku-siku samakaki. Sepasang prisma yang

diletakkan berhadapan, berfungsi untuk membelokkan arah

cahaya dan membalikkan bayangan.

Bayangan yang dibentuk lensa objektif bersifat nyata,

diperkecil, dan terbalik. Bayangan nyata dari lensa objektif

menjadi benda bagi lensa okuler. Sebelum dilihat dengan

lensa okuler, bayangan ini dibalikkan oleh sepasang prisma

siku-siku sehingga bayangan akhir dilihat maya, tegak, dan

diperbesar. Perbesaran bayangan yang diperoleh dengan

memakai teropong prisma sama dengan teropong

bumi.Beberapa keuntungan praktis dari teropong prisma

dibandingkan teropong yang lain :

1. Menghasilkan bayangan yang terang, karena berkas cahaya

dipantulkan sempurna oleh bidang-bidang prisma.

Page 11: Ptk lengkap

2. Dapat dibuat pendek sekali, karena sinarnya bolak-balik 3

kali melalui jarak yang sama (dipantulkan 4 kali oleh dua

prisma).

3. Daya stereoskopis diperbesar, dua mata melihat secara

bersamaan

4. Dengan adanya prisma arah cahaya telah dibalikkan sehingg

terlihat bayangan akhir bersifat maya, diperbesar dan tegak.

D. Teropong pantul astronomi .

Teropong pantul terdiri dari sebuah cermin cekung berjarak

fokus besar sebagai cermin objektif, sebuah lensa cembung

sebgai lensa okuler dan sebuah cermin datar sebagai

pembelok arah cahaya dari cermin objektif ke lensa okuler.

E. Teropong panggung

Teropong panggung terdiri dari dua lensa, yaitu :

- lensa obyektif berup lensa cembung

- lensa okuler berupa lensa cekung

B. Hipotesis tindakan

Dengan dilakukannya pendekatan tingkah laku pada materi alat

optik dengan maksimal dan benar akan meningkatkan aktifitas belajar di

kelas X-6 SMAN 97 JAKARTA .

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Seting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMAN 97 JAKARTA

untuk pembelajaran fisika. Sebagai subjek dalam penelitian ini

Page 12: Ptk lengkap

adalah kelas x-6 tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa

sebanyak 40 orang, terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 18 siswa

perempuan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester genap tahun

ajaran 2011/2012, yaitu bulan januari sampai dengan juni 2012.

Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang

membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dikelas.

3. Siklus Penelitian.

PTK ini dilaksanakan melalui 2 siklus untuk melihat aktifitas

belajar siswa dalam materi Alat Optik pada pembelajaran fisika

melalui pendekatan tingkah laku.

B. Subyek Penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah kelas x-6 yang

terdiri dari 40 siswa dengan komposisi 22 siswa laki-laki dan 18 siswa

perempuan.

C. Jenis Penelitian

- Jenis penelitian yang akan dilaksanakan, yakni penelitian tindakan

pendidikan.

- Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian tindakan kelas.

D. Prosedur penelitian.

Langkah penelitian.

SIKLUS I

1. TahapPerencanaan

Page 13: Ptk lengkap

Dalamtahapperencanaanpenelitimempersiapkansegalasesuatu

yang diperlukanuntukpenelitianseperti :

- Meyusun proposal

- Pembuatan desain/skenario

- Pemilihan media yang digunakan

- Pembuatan soal uji kompetensi

2. Pelaksanaan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan

tingkah laku sesuai dengan RPP dan desain/skenario yang telah

disusun dalam tahap perencanaan

3. Pengamatan

Dalam tahap pengamatan peneliti melakukan pengumpulan data

dengan menggunakan instrumen yang telah disusun dalam

tahap perencanaan. Data yang dikumpulkan adalah data belajar

siswa dengan menggunakan lembar kerja. Sedangkan data

tentang hasil pendekatan tingkah laku dapat dilihat dari lembar

kerja siswa.

4. Refleksi

Dalam tahapan refleksi peneliti melakukan analisis data dengan

melakukan kategorisasi dan penyimpulan data yang telah

terkumpul dalam tahapan pengamatan. Dalam tahapan refleksi,

peneliti juga melakukan evaluasi terhadap kekurangan atau

kelemahan dari implementasi tindakan sebagai bahan dan

pertimbangan untuk perbaikan di siklus berikutnya.

Hal inisebagaimanamenurutKemmisdan Mc. Taggar

Page 14: Ptk lengkap

SIKLUS II

Tahapan pada siklus kedua sama dengan tahapan pada siklus pertama,

perbedaannya pada tahapan perencanaan siklus kedua merupakan

perencanaan ulang (replaning) dari kekurangan atau kelemahan pada

siklus pertama. Sedangkan untuk tahapan pelaksanaan, pengamatan dan

refleksi pada dasarnya sama

Indikator keberhasilan

1. Aktifitas siswa dalam pembelajaran fisika alat optik dengan

menerapkan pendekatan tingkah laku meningkat.

2. Keterlaksanaan perangkat pembelajaran

3. Respon siswa dalam proses pembelajaran baik.

E. Rincian Pembiayan

Penelitian tindakan kelas ini membutuhkan dana sekitar Rp. 2.200.000,-

dengan rincian sebagai berikut :

No JenisPenggunaan Jumlah ( Rp) Keterangan

1 ATK Rp. 500.000,-

2 Transportasi Rp. 145.000,- 5 harix 5minggu

3 Fotocopy Rp. 465.000,-

4 Pengumpulan data Rp. 200,000,-

5 Analisis data Rp. 100.000,-

6 Penyusunandrafawal Rp. 50.000,-

7 Perbaikanlaporan Rp. 115.000,-

8 Penggandaanlaporan Rp. 625.000,-

Jumlah Rp. 2.200.000,-

Page 15: Ptk lengkap

NO KEGIATANBULAN

JAN FEB MAR APR MEI JUN

1 Workshop V V        

2

Pelaksanaansiklus I     V      

a. Perencanaantindakan     V      

b. Pelaksanaantindakan     V      

c. Analisisdanrefleksi     V      

3

Pelaksnaansiklus II       V    

a. Perencanaantindakan       V    

b. Pelaksanaantindakan       V    

c. Analisisdanrefleksi       V    

4 Penyususnanlaporanhasilbelajar         V  

5 Penggandaandanpengirimanhasil           V

Jadwal Penelitian

F.Jadwal Kegiatan

G.DaftarPustaka

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Sardiman. 2007. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo  

Ermawaty, Imasdkk.Tim Penyusun Modul PLPG Fisika UHAMKA.

2011.

Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Sekolah

Menengah Atas. UHAMKA. Jakarta.

Page 16: Ptk lengkap

Marten kanginan, Erlangga, IB, Alat – alat Optik

WWW.edukasi.kompasiana.com

WWW.masbied.com

WWW.id.shvoong.com

H. DaftarRiwayatHidupPeneliti

NamaLengkap : Harsi Istina, S.Pi

Tempattanggallahir : Jakarta, 20 Juni 1977

JenisKelamin : Perempuan

Kantor / Unit Kerja : SMA Negeri 97 Jakarta

Alamat : Jl. Kutilang III RT 005 RW XI No. 178,

Depok I, 16432

No Telepon : 02132913104

Email : [email protected]

RiwayatPendidikan : S1 UNJ