Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Kementerian KehutananBadan Penelitian Dan Pengembangan KehutananBalai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan
Info Teknis Perbenihan Tanaman Hutan
Publikasi KhususSeptember 2013ISBN 978-979-3539-28-7
PEDOMAN TEKNIS PEMBIBITAN
JENIS-JENIS TANAMAN
HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK)
Oleh :Rina KurniatyKurniawati Purwaka PutriTati Rostiwati
Publikasi Khusus
ISBN : 978-979-3539-28-7
INFO TEKNISPerbenihan Tanaman Hutan
Pedoman Teknis Pembibitan
Jenis-Jenis Tanaman
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
Penyusun :
Rina KurniatyKurniawati Purwaka Putri
Tati Rostiwati
BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN
2013
Pedoman Teknis Pembibitan Jenis-Jenis Tanaman
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
Penyusun :Rina Kurniaty
Kurniawati Purwaka PutriTati Rostiwati
Penanggung Jawab:Ir. Suhariyanto, M.M.
Koordinator :Andreas Terapi, S.Hut.
Desain dan Tata Letak :Ida Saidah, S.Kom.
ISBN : 978-979-3539-27-0
www.bptpbogor.litbang.dephut.go.id
@2013 Dipublikasikan olehBalai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan
Jl. Pakuan Ciheuleut PO BOX 105 Bogor 16001Telp. /Fax (0251) 8327768
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-UndangDilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun tanpa ijin
tertulis dari Penerbit
Peyusunan Pedoman Teknis Pembibitan jenis-jenis tanaman penghasil Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
khususnya penghasil Food, Energy, Medicine and Others (FEMO) merupakan salah satu bentuk kontribusi Balai
Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BPTPTH) dalam mendukung peningkatan produktivitas
pembangunan hutan tanaman jenis HHBK di masa yang akan datang. Materi yang digunakan dalam pedoman
teknis ini adalah hasil – hasil penelitian yang telah dilakukan oleh BPTPTH menyangkut teknologi perbenihan
dan pembibitan jenis HHBK FEMO.
Buku ini menginformasikan secara sistematis teknik-teknik perbenihan dan pembibitan (generatif dan vegetatif)
yang diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung tercapainya keberhasilan pembuatan tanaman dalam
rangka menyediakan bibit jenis HHBK yang bermutu. Kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan buku ini diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga buku ini dapat
bermanfaat bagi para pengguna.
Kepala Balai,
Ir. Suhariyanto, M.M.NIP.19580425 198703 1 002
Kata Pengantar
i
Kata Pengantar ........................................................................................... i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
Daftar Gambar ............................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
II.TEKNIK PERBENIHAN DAN PEMBIBITAN.............................................. 3
A. KILEMO (Litsea cubeba) ...………………………………………...... 3
B. GANITRI (Elaeocarpus ganitrus )………………………………….. 10
C. MALAPARI (Pongamia pinnata)……………………………............ 20
D. KEMENYAN (Styrax benzoin)……………………………............... 26
III. PENUTUP ............................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 33
Daftar Isi
ii
Daftar GambarGambar 1. Buah Kilemo yang masak ....................................................................................... 4
Gambar 2. Benih Kilemo .......................................................................................................... 4
Gambar 3. Semai kilemo sapih dan bibit kilemo asal semai umur 3 bulan setelah disapih...... 5
Gambar 4. Cabutan kilemo dan cara pengemasan .................................................................. 6
Gambar 5. Bibit Kilemo umur 4 bulan asal cabutan ................................................................. 7
Gambar 6. Stek pucuk kilemo umur 2,5 bulan setelah tanam .................................................. 8
Gambar 7. Stek batang kilemo ................................................................................................. 9
Gambar 8. Buah Ganitri ............................................................................................................ 10
Gambar 9. Biji Ganitri ............................................................................................................... 11
Gambar 10. Anakan ganitri yang baru dikumpulkan .................................................................. 12
Gambar 11. Anakan ganitri yang dipotong daunnya bibit ganitri umur 4 bulan asal cabutan..... 12
Gambar 12. Anakan alam sebagai bahan stek........................................................................... 13
Gambar 13. Bahan stek ganitri ................................................................................................. 14
Gambar 14. Stek ganitri yang telah bertunas ............................................................................ 16
Gambar 15. Stek ganitri umur 3 bulan asal batang bawah ....................................................... 17
Gambar 16. Stek ganitri umur 3 bulan asal batang tengah ....................................................... 18
Gambar 17. Stek ganitri umur 3 bulan asal batang atas (pucuk) ............................................... 19
Gambar 18. Buah malapari ........................................................................................................ 21
Gambar 19. Benih /biji malapari ................................................................................................. 22
Gambar 20. Bibit malapari umur 5 bulan di persemaian ............................................................ 24
Gambar 21. Buah kemenyan ..................................................................................................... 27
Gambar 22. Tahapan perkecambahan kemenyan ..................................................................... 29
Gambar 23. Kemenyan yang telah disapih ................................................................................ 30
Gambar 24. Stek kemenyan ........................................................................................................ 31
iii
Pedoman Teknis Pembibitan Jenis-Jenis Tanaman
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
I. PENDAHULUAN
Salah satu potensi hutan yang bernilai ekonomis selain pembudidaya/pemanen HHBK. Kondisi tersebut disebabkan
kayu adalah sumber bahan baku obat-obatan, makanan, minyak pemanenan yang selama ini dilakukan oleh petani masih
atsiri, energi dan lain-lain. Khususnya dalam dunia farmasi saat mengandalkan tegakan alam, sehingga hasilnya belum
ini terjadi kecenderungan peningkatan demand biofarmaka lokal menjamin kesinambungan penyediaan bahan baku untuk
yang antara lain disebabkan semakin berkembangnya industri memasok berbagai industri.
obat-obatan, jamu dan kosmetika. Kondisi tersebut tentunya Langkah yang paling strategis mengatasi masalah
sangat mengembirakan, karena cukup banyak jenis tanaman tersebut adalah dengan perencanaan program pembangunan
hutan yang berpotensi besar sebagai sumber bahan baku hutan tanaman berbasis komoditas HHBK. Pelaksanaan
biofarmaka diantaranya adalah gaharu, kilemo, ganitri, program tersebut akan didukung oleh perencanaan penyediaan
kemenyan, jernang dan lain sebagainya. bibit tanaman yang bermutu. Ketersedian bibit tanaman bermutu
Komoditas hasil hutan bukan kayu (HHBK) memegang tersebut merupakan hasil dari serangkaian proses yang dimulai
peranan yang cukup penting untuk perekonomian negara yaitu dari proses pengunduhan buah yang benar, penanganan benih
selain dapat menambah pendapatan langsung bagi banyak dan pembibitan yang tepat, dan berasal dari sumber benih yang
rumah tangga, juga mampu memberi sumbangan terhadap berkualitas.
pemasukan negara yang sama besar bahkan mungkin lebih Pada beberapa jenis tanaman, buah merupakan produk
besar daripada yang dapat diperoleh dari produk kayu. Namun utama yang dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku seperti
pada kenyataannya sampai saat ini pemanfaatan sumberdaya misalnya kemiri, ganitri, kenari atau nyamplung. Kondisi
alam berbasis HHBK dirasakan masih belum optimal. tersebut tentunya akan berdampak terhadap ketersediaan bibit
Pemanfaatannya masih terkendala oleh rendahnya bermutu karena buah sebagai materi perbanyakan juga
p roduk t i v i t as has i l yang d ipe ro leh o leh pe tan i sekaligus sebagai produk bahan baku FEMO. Sehingga penting
1
juga diketahui teknik-teknik perbanyakan alternatif seperti teknik
perbanyakan vegetatif.
Oleh karena itu info teknis ini disusun yang bertujuan untuk
menyajikan informasi hasil-hasil penelitian perbenihan dan
pembibitan jenis kilemo (Litsea cubeba), ganitri (Elaeocarpus
ganitrus), malapari (Pongamia pinnata) dan kemenyan (Styrax
benzoin) sebagai salah satu upaya mewujudkan hutan tanaman
sebagai sumber bahan baku hasil hutan bukan kayu penghasil
Food, Energi, Medicine and Others.
2
A. KILEMO (Litsea cubeba) halus.
A.1. Teknik Perbenihan8) Benih ditabur secara merata di atas permukaan
1) Buah kilemo berbentuk bulat berukuran kecil (berry).media.
2) Buah yang dikumpulkan adalah buah yang telah 9) Untuk mempercepat perkecambahan dan
masak secara fisiologis, dicirikan dengan kulit buah men ingka tkan pe rsen tase kebe rhas i l an
berwarna hitam. perkecambahan, benih direndam dalam larutan
3) Buah masak pada bulan Agustus - SeptemberAsam giberelin (GA ) dengan konsentrasi 200 ppm 3
4) Pengumpulan buah dilakukan dengan teknik selama 48 jam.dilakukan atau direndam dalam
pemanjatan dan dibantu galah berkait.Buah larutan KNO 2 % selama 24 jam. 3
diekstraksi dengan cara menggosok buah pada 10) Benih akan mulai berkecambah pada hari ke 21
permukaan yang agak kasar secara perlahan dengan keberhasilan perkecambahan sebesar 81 %
sampai daging buah terlepas dari biji. Kemudian biji A.2. Teknik Pembibitan
dicuci bersih A.2.1. Generatif
5) Sebelum proses perkecambahan, dilakukan proses a. Dengan biji
seleksi untuk memilih benih yang sehat, segar dan 1) Benih yang telah berkecambah dan memiliki dua
tidak terlihat bekas serangan hama atau penyakit.pasang daun yang telah terbuka siap untuk
6) Benih harus segera dikecambahkan karena sifatnya disapih ke media bibit
yang semi rekalsitran, tidak bisa disimpan dalam 2) Penyapihan dilakukan dengan cara mencungkil
waktu yang lama di ruang terbuka media disekitar kecambah hingga kecambah dapat
7) Media perkecambahan yang terbaik adalah pasir diangkat beserta akarnya.
II. TEKNIK PERBENIHAN DAN PEMBIBITAN
3
3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8
yang telah disiapkan. Media berupa campuran pagi atau jam 16-17
tanah + arang sekam padi 3:1 (v:v) 6) Setelah bibit umur 7 bulan siap untuk dipindahkan
4) Bibit ditempatkan di bedeng-bedeng semai dengan ke lapangan
naungan cukup berat atau intensitas cahaya yang
masuk sekitar 50 %. Bahan naungan dapat dibuat
dari plastik (sarlon), ijuk, daun kelapa atau jerami.
Gambar 1. Buah Kilemo yang masak (Foto : Rina, 2013)
Gambar 2. Benih Kilemo
(Foto: Rina, 2009)
4
b. Dengan Anakan Alam (Cabutan) Sesampainya di persemaian, daun
1) Anakan alam yang berada di sekitar pohon anakan dipotong dan sisakan sepertiga
induknya diambil dengan cara cabutan. bagian
Tinggi anakan sekitar 5 -10 cm dengan 3) Sapih ke dalam polybag berisi media yang
jumlah daun 2 - 4 helai. sudah disiram terlebih dahulu
2) Anakan yang telah terkumpul disimpan di 4) Media sapih adalah campuran tanah atas
atas pelepah pisang. Pada bagian akar dan serbuk sabut kelapa (cocopeat)
diberi pelembab serbuk sabut kelapa yang dengan perbandingan 1:1 atau campuran
telah dibasahi. Kemudian pelepah pisang Tanah + Arang kompos+ Arang sekam
dikemas dengan karung plast ik . padi 3 : 1 : 1 (v:v:v).
Gambar 3. (a). Semai kilemo sapih dan 3. (b). bibit kilemo asal semai umur 3 bulan setelah disapih
(Foto : Rina, 2009)
3 a 3 b
5
Gambar 4.(a). Cabutan kilemo dan 4. (b).Cara Pengemasan
(Foto: Rina, 2009)
4 b4 a
6
5) Polybag yang sudah berisi anakan diletakkan 6) Penyiraman dilakukan setiap hari atau
di bedeng persemaian dengan naungan yang disesuaikan dengan kondisi kelembaban
cukup rapat yaitu dengan menggunakan media yang dilakukan sampai anakan siap
naungan 75 % (intensitas cahaya 238 – 640 ditanam di lapangan.
Lux). 7) Bibit siap dipindah ke lapangan setelah 4
bulan di bedeng persemaian
Gambar 5. Bibit kilemo umur 4 bulan asal cabutan
(Foto : Rina, 2010)
A.2.2. Vegetatif rata, sehingga terbentuk zat pengatur
a. Stek Pucuk tumbuh IBA dengan konsentrasi 1000
1) Bahan stek berasal dari anakan alam ppm.
dengan tinggi minimal 50 cm dan 4) Stek ditanam pada media campuran
dikemas menggunakan pelepah sekam padi dan serbuk sabut kelapa
pisang seperti pada kemasan cabutan (1:1 v/v) yang berada dalam wadah
2) Dari bahan anakan alam tersebut pot-ray. Tekan dengan menggunakan
dapat dijadikan 2-3 bahan stek dua jari untuk memadatkan media agar
dengan ukuran 10 – 12 cm (2 – 3 ruas). stek tidak bergoyang akibat percikan
Bagian atas untuk stek pucuk dan air saat penyiraman.
bagian bawah untuk stek batang 5) Selanjutnya Pot-ray ditutup dengan
3) Untuk meningkatkan keberhasilan, sungkup plastik dan ditempatkan di
stek direndam dalam larutan zat rumah perakaran stek dengan kondisi
opengatur tumbuh IBA selama 10 menit. suhu<30 C dan kelembaban udara
Larutan zat pengatur tumbuh IBA >90%.
diperoleh dengan cara melarutkan 1 6) Setelah berakar , stek dipindahkan
gram serbuk IBA dengan NaOH 1%, pada polybag dengan media campuran
lalu dicampurkan ke dalam air suling tanah dan kompos (2:1).
sebanyak satu liter dan diaduk hingga
7
Gambar 6. Stek pucuk kilemo umur 2,5 bulan setelah tanam (B1= kontrol, B2 = rootone-F, B3 = IBA 100 ppm; B4 = IBA 200 ppm, B5 = IBA 500 ppm, B6 = IBA 1000 ppm)
(Foto : Danu, 2010)
5 cm
B1
B5
B6
B4
B3
B2
8
b.Stek Batang
1) Pangkal batang bagian bawah dipotong
miring dengan pisau tajam kemudian dioles
zat pengatur tumbuh auksin yang berbentuk
pasta.
2) Tanam pada media campuran sabut kelapa
dan sekam padi 2:1. Tekan dengan
menggunakan dua jari untuk memadatkan
media agar stek tidak bergoyang akibat
percikan air saat penyiraman kemudian
3) Tempatkan pada ruang perakaran stek
odengan suhu udara <30 C dan kelembaban
>90%
4) Setelah 2 bulan stek mulai berakar , dan
dipindahkan pada polybag dengan media
campuran tanah dan kompos (2:1).
5) Polybag ditempatkan pada bedeng semai
dengan naungan 50 %
Gambar 7. Stek batang kilemo (Foto : Rina, 2009)
9
B. GANITRI (Elaeocarpus ganitrus ) perkecambahan benihnya antara lain dapat
B.1. Teknik Perbenihan dilakukan dengan cara mengubur biji selama 3 bulan
1) Buah ganitri berbentuk bulat atau memendam biji/benih dalam tanah dan
2) Buah yang dikumpulkan adalah buah yang masak dipanaskan dengan api di atasnya.
secara fisiologis, dicirikan dengan kulit buah
berwarna biru tua sampai ungu
3) Buah masak pada bulan Maret - April
4) Pengumpulan buah dilakukan dengan teknik
pemanjatan dan dibantu galah berkait.
5) Ekstraksi dilakukan dengan cara menggosok buah
pada permukaan yang agak kasar secara perlahan
sampai daging buah terlepas dari biji. Kemudian biji
dicuci bersih.
6) Biji ganitri sangat keras, berbentuk bola dengan
warna kulit biji coklat dan berukir. Ukuran diameter
biji ganitri yang dihasilkan dari satu pohon bervariasi
antara 5,5 -10 mm.
7) Benih memiliki masa dormansi yang panjang
sehingga perlu pematahan dormansi untuk proses Gambar 8. Buah ganitri
(Foto : Kurniawati, 2010)
10
2) Akar anakan yang terkumpul diberi
pelembab serbuk sabut kelapa yang
dibasahi, kemudian dibungkus dengan
kertas merang, selanjutnya dikemas dalam
karung plastik
3) Sesampainya di persemaian, daun anakan
dipotong dan sisakan sepertiga bagian
4) Siapkan media Tanah + Arang kompos+
Arang sekam padi 3 : 1 : 1 (v:v:v) dalam
polybag
5) Sapih ke dalam media dalam polybag yang
B.2. Teknik Pembibitan sudah disiram terlebih dahulu
B.2.1. Generatif 6) Polybag yang sudah berisi anakan
a. Dengan biji diletakkan di tempat yang teduh
Ganitri sangat sulit diperbanyak melalui benih 7) Setelah bibit segar (2-4 minggu) bibit
karena kulit biji yang sangat keras dipindah ke bedeng persemaian dengan
b. Dengan Anakan Alam (Cabutan) naungan 0 % (tanpa naungan)
1) Anakan alam diambil secara cabutan. 8) Bibit siap dipindah ke lapangan setelah 4
Anakan memiliki tinggi minimal 10 cm. bulan di bedeng persemaian
Gambar 9. Biji Ganitri
(Foto : Rina, 2010)
11
Gambar 10. Anakan ganitri yang baru dikumpulkan
(Foto : Rina, 2010)
(Foto : Rina, 2010)
Gambar 11. (a). Anakan ganitri yang dipotong daunnya
11 b11 a
dan 11. (b). bibit ganitri umur 4 bulan asal cabutan
12
B.2.2. Vegetatif
1) Bahan stek adalah anakan alam
yang memiliki tinggi minimal 50 cm
atau bibit yang telah lewat masa
penanaman . Pengemasan bahan
stek asal anakan alam sama
dengan pengemasan cabutan
2) Daun-daun bahan stek dipotong
dan sisakan sepertiga-nya, tunas
atau daun muda dibuang, rendam
dalam larutan fungisida
3) Bahan stek yang telah diberi
fungisida tersebut dipotong dengan
ukuran minimal 10-12 cm
(Foto : Rina, 2011)
Gambar 12. Anakan alam sebagai bahan stek
13
Gambar 13. Bahan stek ganitri
(Foto : Rina, 2011)
14
4) Sungkup yang akan digunakan harus untuk menghindari kulit dan ujung stek
dibersihkan terlebih dahulu dengan cara terluka.
dicuci. Kemudian pada bagian dasarnya 8) Sebelum ditanam ,stek direndam dalam
diberi pasir zeolit (pecahan sisa batuan larutan IBA 400 ppm selama 10 menit.
besar-besar) setinggi 1 cm untuk menjaga Kemudian ditanam di media dalam pot-tray
kestabilan kelembaban dalam sungkup. Tekan dengan menggunakan dua jari untuk
5) Media tanam yang digunakan adalah memadatkan media agar stek tidak
campuran serbuk sabut kelapa dan sekam bergoyang akibat percikan air saat
padi 1:1 (v:v). yang telah diseterilkan penyiraman.
dengan cara pemanasan. 9) Selesai penanaman dilakukan penyiraman
6) Media dimasukkan kedalam pot-tray, dengan percikan air yang halus (hindari
kemudian disusun dalam sungkup dan siraman air secara langsung dari tekanan
ditutup untuk memelihara kelembaban agar pompa air maupun ledeng). Pot-ray yang
tetap tinggi (sekitar 90 %). telah berisi stek ditempatkan pada ruang
07) Media tanam dalam pot-tray terlebih dahulu tumbuh dengan suhu < 30 C dan
dibuat lubang tanam dengan menggunakan kelembaban > 90 %.
potongan batang kayu atau bahan lainnya
yang telah ditajamkan ujungnya dengan
cara menusukkannya ke dalam media.
Pembuatan lubang tanam ini dimaksudkan
15
10 ) Stek yang telah berakar (3-5 cm) disapih
kedalam polybag yang berisi campuran
tanah dengan arang sekam padi 1:1 (v:v).
Penyapihan dilakukan dengan posisi stek
tegak, usahakan akar tidak terlipat.
Selanjutnya dilakukan penyiraman dan bibit
ditempatkan di tempat yang teduh.
Gambar 14. Stek ganitri yang telah bertunas
(Foto : Rina, 2011)
16
Gambar 15. Stek ganitri umur 3 bulan asal batang bawah
(Foto : Rina, 2011)
17
Gambar 16. Stek ganitri umur 3 bulan asal batang tengah
(Foto : Rina, 2011)
18
Gambar 17. Stek ganitri umur 3 bulan asal batang atas (pucuk)
(Foto : Rina, 2011)
19
C. MALAPARI (Pongamia pinnata) 8) Benih harus segera dikecambahkan karena sifatnya
C.1. Teknik Perbenihan yang semi rekalsitran, tidak bisa disimpan dalam
1) Buah malapari berbentuk polong hampir separuh waktu yang lama di ruang terbuka
elips berukuran panjang 4 – 7,5 cm dan lebar 1,7 – 9) Media perkecambahan adalah campuran tanah top
3,2 cm. soil dan pasir sungai steril dengan perbandingan
2) Polong masak dicirikan dengan warna polong coklat 1 : 1.
– coklat tua. 10) Benih ditanam dengan cara membenamkan 2/3 dari
3) Pengumpulan buah dilakukan dengan teknik panjang benih ke dalam media perkecambahan
pemanjatan dan dibantu galah berkait. yang telah disiram air sebelumnya (lembab).
4) Buah masak pada bulan Oktober - November 11) Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi hari
5) Benih dikeluarkan dari polongnya dengan cara (jam 7) atau sore hari (jam 17)
penjemuran di bawah sinar matahari sampai polong
terbuka.
6) Benih/biji malapari berbentuk elips panjang 1,7 – 2,0
cm dan lebar 1,2 – 1,8 cm serta berkulit coklat
kemerahan.
7) Benih hasil ekstraksi selanjutnya diseleksi untuk
memilih benih yang sehat (tidak terserang hama
penyakit) dan segar.
20
Gambar 18. Buah malapari
(Foto : Rina, 2010)
21
Gambar 19. Benih/biji malapari
(Foto : Kurniawati 2012)
22
C.2. Teknik Pembibitan
C.2.1. Generatif
1) Benih yang telah berkecambah dan memiliki 7) Bibit malapari ditempatkan di bedeng-bedeng
dua pasang daun yang telah terbuka siap semai dengan naungan 50 % atau intensitas
untuk disapih ke media bibit cahaya yang masuk sebesar 75 %. Bahan
2) Media sapih untuk bibit adalah campuran naungan dapat dibuat dari plastik (sarlon),
tanah sub soil dan kompos dengan ijuk, daun kelapa atau jerami
perbandingan 3 : 1. 8) Penyiraman dilakukan setiap hari, pagi hari
3) Satu minggu sebelum penyapihan dilakukan, (jam 7) atau sore hari (jam 17)
pada media sapih ditambahkan pupuk NPK 9) Bibit malapari siap dipindah ke lapangan
0,5 g per polybag. setelah 5 bulan dari waktu penyapihan
4) Penyapihan dilakukan dengan cara
mencungkil media disekitar kecambah
hingga kecambah dapat diangkat beserta
akarnya.
5) Kecambah ditanam pada media bibit yang
telah disiapkan.
6) Pada saat penyapihan tambahkan mikoriza
sebanyak 5 g per polybag.
23
Gambar 20. Bibit malapari umur 5 bulan di persemaian
(Foto : Rina 2010)
24
C.2.2 Vegetatif 5) Stek disungkup plastik dan ditempatkan di
o1) Bahan stek berasal dari anakan alam dengan rumah perakaran stek (suhu<30 C dengan
kondisi kulit batang berwarna hijau tua kondisi lingkungan suhu udara < 30 % dan
sampai hijau tua keabu-abuan serta sudah kelembaban >90% .
agak berkayu. 6) Stek akan mulai berakar sekitar 8 – 10 hari
2) Bahan stek dipotong sepanjang 5 – 7 cm. setelah tanam. Setelah 60 hari dari waktu
Bagian pangkal atau bagian bawah stek tanam dilakukan proses aklimatisasi hingga
0dipotong dengan kemiringan 45 , yang bibit malapari siap dipindahkan ke
dilakukan sedikit di bawah nodum atau ruas. persemaian.
Daun dikurangi dan ditinggalkan 2 – 3 helai, 7) Bibit disapih ke media pembibitan di
kemudian dipotong hingga tersisa 1/3 persemianan. Media sapih untuk bibit
bagiannya malapari adalah campuran tanah sub soil dan
3) Media pengakaran stek adalah campuran kompos dengan perbandingan 3 : 1.
sekam padi dan serbuk sabut kelapa (1:1 8) Bibit ditempatkan di bedeng-bedeng semai
v/v). dengan tingkat naungan bertahap mulai dari
4) Stek ditanam dengan menanam ¾ bagian naungan berat hingga tidak membutuhkan
dari tangkai stek. Padatkan media sekitar naungan lagi atau bibit siap ditanam di
stek yang ditanam agar stek tidak bergoyang lapangan. Bahan naungan dapat dibuat dari
akibat percikan air saat penyiraman. plastik (sarlon), ijuk, daun kelapa atau jerami
25
D. KEMENYAN (Styrax benzoin) 7) Sebelum dikecambahkan, benih direndam semalam
D.1. Teknik Perbenihan lalu dijemur seharian selama 3 hari berturut-turut atau
1) Buah kemenyan berbentuk bulat gepeng dan lonjong hingga kulit biji retak sehingga meningkatkan proses
berukuran diameter 25 – 30 mm. penyerapan air (imbibisi) oleh benih
2) Buah masak secara fisiologis dicirikan dengan warna 8) Media perkecambahan berupa pasir halus
kulit buah hijau tua 9) Benih ditanam dengan cara membenamkan 2/3 dari
3) Buah masak dikumpulkan dari bawah tegakan, karena panjang benih ke dalam media perkecambahan yang
buah kemenyan yang telah masak akan jatuh secara telah disiram air sebelumnya (lembab).
alami. 10) Persentase keberhasilan perkecambahan dengan
4) Proses ekstraksi buah yaitu mengeluarkan benih dari cara ini sebesar 88 % dan kecepatan berkecambah
buah dilakukan dengan cara mengiris kulit buah secara 2,07 %/etmal.
manual karena daging buah kemenyan cukup tebal
dan keras.
5) Biji/benih kemenyan berwarna coklat, diameter
berkisar 15-19 mm. Jumlah biji per-kg sebanyak 471
butir pada kondisi kadar air 43,09 %.
6) Benih hasil ekstaksi kemudian diseleksi untuk memilih
benih yang sehat (tidak terlihat bekas serangan hama
atau penyakit ) dan.segar
26
Gambar 21.(a). Buah kemenyan dan 21.(b). Biji kemenyan(Foto : Kurniawati 2013)
21 a 21 b
27
D.2. Teknik Pembibitan
D.2.1 . Generatif 3) Semai –semai yang telah disapih
1) Benih yang telah berkecambah dan diletakkan pada bedeng semai dengan
memiliki satu pasang daun yang telah naungan 50 - 65 %
terbuka siap untuk disapih 4) Penyiraman dilakukan setiap hari, pagi
2) Media sapih berupa campuran tanah top hari (jam 7) atau sore hari (jam 17).
soil dan kompos dengan perbandingan 5) Bibit siap dipindah ke lapangan 5 bulan
1:1 (v:v) setelah penyapihan.
28
Gambar. 22. Tahapan Perkecambahan Kemenyan
(Foto : Rina 2004)
29 Gambar. 23. Kemenyan yang telah disapih
(Foto : Rina 2004)
D.2.2. Vegetatif dimaksudkan untuk menghindari kulit dan
1) Bahan stek berasal dari anakan alam atau ujung stek terluka.
tunas muda dengan kondisi kulit batang 6) Setelah stek ditanam, padatkan media
berwarna hijau tua serta berkayu. agar stek tidak bergoyang akibat percikan
2) Bahan stek dipotong sepanjang 7 – 10 cm air saat penyiraman dengan cara
atau dengan ukuran minimal 2 ruas daun. menekan dengan menggunakan dua jari
Daun-daun bahan stek dipotong dan 7) Se lesa i penanaman d i l akukan
sisakan sepertiganya. penyiraman dengan percikan air yang
3) Stek ditanam pada media tanam yang halus (hindari siraman air secara langsung
berupa campuran serbuk sabut kelapa : dari tekanan pompa air maupun ledeng).
sekam padi dengan perbandingan 2:1 8) Stek disungkup plastik dan ditempatkan
(v/v). pada ruang perakaran stek dengan suhu
04) Media dalam pot-tray terlebih dahulu udara < 30 C dan kelembaban > 90 %.
d i b u a t l u b a n g t a n a m d e n g a n 9) Stek yang telah berakar (3-5 cm) disapih
menggunakan potongan batang kayu atau kedalam polybag yang berisi campuran
bahan lainnya yang telah ditajamkan tanah dan kompos dengan perbandingan
ujungnya dengan cara menusukkannya 1:1 (v:v). Penyapihan dilakukan dengan
ke dalam media. posisi stek tegak, usahakan akar tidak
5) P e m b u a t a n l u b a n g t a n a m i n i terlipat.
30
Gambar 24. Stek Kemenyan
(Foto : Kurniawati 2012)
31
10)Selanjutnya dilakukan penyiraman dan 11) D e n g a n t e k n i k i n i p e r s e n t a s e
bibit ditempatkan di tempat yang teduh. keberhasilan stek lebih dari 80 %.
Beberapa jenis tanaman hutan penghasil obat-obatan, makanan, minyak atsiri, dan energi yang dapat dimanfaatkan dan terbukti
cukup potensial dalam meningkatkan perekonomian masyarakat seringkali terkendala dalam teknik pembudidayaannya. Informasi akan
teknik-teknik perbenihan dan pembibitan yang tepat untuk jenis-jenis tanaman penghasil hasil hutan bukan kayu tersebut sangat
bermanfaat dalam mendukung pembangunan hutan tanaman sumber bahan baku penghasil Food, Energi, Medicine and Others.
III. PENUTUP
32
DAFTAR PUSTAKA
Ali, C. dan T. Rostiwati. 2011. Pengaruh hormon pertumbuhan Putri, K.P, Danu, M. Sanusi dan E. Supardi. 2013. Teknik dan senyawa nitrogen serta waktu perendaman perbanyakan vegetatif kemenyan (Styrax benzoin terhadap perkecambahan lemo (Litsea cubeba). dryand). Laporan Hasil Penelitian. Balai Penelitian Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian. Pusat Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Tidak Penel i t ian dan Pengembangan Peningkatan dipublikasikan. Produktivitas Hutan. Bogor. Rostiwati, T dan K.P. Putri. 2012. Review Status Litbang
Aminah, A., Danu, N. Siregar dan D.F. Djam'an. 2012. Kranji Tanaman Kilemo (Litsea cubeba L. Person) di Indonesia. (Pongamia pinnata Merril) Sumber Energi Terbarukan. Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. POKJANAS TOI XLII: “Penggalian, Pelestarian, Bogor. Pemanfaatan dan Pengembangan Tumbuhan Obat
Indonesia untuk Peningkatan Kesejahteraan Danu dan R. Kurniaty. 2012. Perbanyakan Tanaman Kilemo Masyarakat” tanggal 15 – 16 Mei 2012 di Cimahi, (Litsea cubeba) dengan Teknik Stek Pucuk. Tekno Hutan Bandung.Tanaman Volume 5 (1) : 1 – 6.
Sudradjat, D.J dan Megawati. 2009. Perkecambahan Benih Kurniaty, R. , B. Budiman, K.P.Putri, E.R. Kartiana dan Kemenyan (Styrax benzoin Dryander) Pada Beberapa A.Muharam. 2004. Klasifikasi Kecambah Normal Untuk Media Tabur dan Perlakuan Pendahuluan. Jurnal Semai Siap Sapih. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Hutan Tanaman Volume 6 (3) : 126 – 135.Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Perbenihan.
Bogor. Tidak dipublikasikan.
Kurniaty,R. dan T. Rostiwati. 2013. Perbanyakan ganitri (Elaeocarpus ganitrus) dengan teknik stek. Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Mataram.
Kurniaty, R., R.U. Damayanti, T. Rostiwati. 2013. Penggunaan Beberapa Macam Media dan Naungan pada Pembibitan Ganitri (Elaeocarpus ganitrus). Prosiding Balai Penelitian Teknologi Agroforestri. Ciamis
Kurniaty, R. dan Y.Heryati. 2013. Efektifitas Penggunaan Mikoriza dan Pupuk P dalam Pertumbuhan Bibit Malapari (Pongamia pinnata) Umur 5 Bulan. Prosiding Seminar Nasional Silvikultur. Universitas Hasanudin. Makassar
33
Copyright ©Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutanwww.bptpbogor.litbang.dephut.go.id
34
Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman HutanJl.Pakuan Ciheuleut PO BOX 105 Bogor 16001Telp./Fax : (0251) 8327768www.bptpbogor.dephut.litbang.go.id
ISBN 978-979-3539-28-7