22
MAKALAH PSIKOLOGI UMUM I ALIRAN PSIKOLOGI STRUKTURALISME, FUNGSIONALISME, & GESTALT Oleh Delius Fridolin Marpaung (121301096) Livi Yohana (121301002) Fitri Nirwana Sinaga (121301074) Permata Ismawarni Putri Purba (121301030) FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

  • Upload
    mfrids

  • View
    2.533

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

MAKALAH PSIKOLOGI UMUM I

ALIRAN PSIKOLOGI STRUKTURALISME, FUNGSIONALISME, & GESTALT

Oleh

Delius Fridolin Marpaung (121301096)

Livi Yohana (121301002)

Fitri Nirwana Sinaga (121301074)

Permata Ismawarni Putri Purba (121301030)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2012

Page 2: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah

memberikan rahmat dan berkah-Nya yang tiada hentinya, terutama nikmat kesehatan,

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Aliran Psikologi -

Struktualisme, Fungsionalisme, dan Gestalt” ini.

Tugas makalah ini kami susun untuk memenuhi persyaratan guna memenuhi nilai

tugas dalam mata kuliah Psikologi Umum I di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera

Utara.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing Ibu Ika Sari Dewi, S.Psi, Psi

dan Ibu Dina Nazriani, M.Psi, karena telah memberikan kami tugas, sehingga kami

mendapatkan pengetahuan mengenai aliran-aliran psikologi itu dan juga membentuk

kekompakan dalam kelompok kami ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu kritik dan saran pembaca yang sifatnya membangun sangat diharapkan

demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, September 2012

Kelompok 5 (Lima)

Page 3: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG ....................................................... 1

1.2. RUMUSAN MASALAH ................................................... 1

1.3. TUJUAN ............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. STRUKTURALISME ........................................................ 3

2.2. FUNGSIONALISME ......................................................... 5

2.3. PSIKOLOGI GESTALT ..................................................... 10

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN ........................................................................... 18

SARAN ........................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 19

Page 4: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia dan

hubungannya dengan lingkungannya. Manusia sebagai objek material dalam

pembelajaran ilmu psikologi tentu memiliki kepribadian dan tingkah laku yang

berbeda satu dengan yang lainnya. Manusia memiliki kecerdasan, akal pikiran,

tingkah laku yang berbeda dari makhluk lainnya, sehingga manusia merupakan

makhluk yang sempurna baik fisik maupun mental. Keunggulan manusia yang unik

tersebut, menjadi objek pembelajaran ilmu pengetahuan terutama ilmu psikologi.

Seiring dengan perkembangan zaman dan berkembangnya rasa keingintahuan

dalam memahami manusia, mulailah bermunculan tokoh-tokoh beserta teori-teori

dan aliran psikologi yang mendukung penjelasan mengenai karakter, tingkah laku

serta kejiwaan manusia. Setiap aliran yang muncul memiliki paham, pengertian dan

mekanisme yang berbeda terhadap objek yang sama yaitu manusia. Seperti aliran

Struktualisme yang berkembang pada abad ke-19, mempelajari struktur jiwa

seseorang dengan menggunakan metode kesadaran. Sedangkan aliran

Fungsionalisme mempelajari setiap aktivitas manusia seperti berpikir, emosi

merupakan operasi-operasi dari sebuah lingkungan fisik, dan psikologi Gestalt

yang menekankan pada suatu totalitas.

Kerap sekali orang menganggap psikologi tersebut sebagai ilmu yang netral

(bebas nilai), padahal di balik setiap teori maupun aliran psikologi, terdapat banyak

perbedaan pendapat/ asumsi-asumsi yang tidak netral dari masing-masing tokoh.

Berdasarkan perbedaan tersebut, makalah ini disusun dengan tujuan untuk

menjelaskan beberapa aliran psikologi seperti aliran Strukturalisme,

Fungsionalisme, dan Gestalt dari pencentusnya dan menjawab rasa keingintahuan

tentang karakter manusia yang berbeda dan unik dari makhluk lainnya.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah adalah:

Page 5: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

1. Apa saja aliran psikologi strukturalisme, fungsionalisme, dan gestalt itu?

2. Siapa saja tokohnya dari ketiga aliran tersebut?

3. Apa fungsi dari mempelajari aliran psikologi tersebut?

1.3. TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini adalah

1. Memahami latar belakang dan sejarah timbulnya aliran-aliran dalam psikologi.

2. Memahami ketiga aliran psikologi tersebut, tokoh-tokohnya serta pandangan-

pandangan pokoknya dan karakteristik-karakteristik yang menonjol.

3. Memahami bahwa tiap timbul aliran baru tentu ada latar belakang semangat

jaman yang sudah masak untuk mengadakan perubahan ke arah pandangan

baru tersebut, atau ada tokoh besar yang membawa pandangan-pandangan yang

baru.

4. Memahami pengaruh sejarah pandangan masa lampau bagi pandangan-

pandangan masa kini, dan pengaruh pandangan masa kini dalam memberi

makna pada sejarah pandangan-pandangan di masa lampau.

5. Mempelajari sejarah dan aliran tersebut sehingga dapat tumbuh menjadi

mahasiswa yang berwawasan luas, bukan hanya pandai, tapi juga bijak,

terutama dalam menanggapi perbedaan-perbedaan pandangan dalam mengkaji

perilaku manusia, mampu bersikap kritis, bersikap toleran, penuh pemahaman,

dan selalu berkembang secara kreatif dalam memandang manusia dan

kehidupannya.

Page 6: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. STRUKTURALISME

Struktur adalah sistem transformasi yang mengandung kaidah sebagai sistem

(sebagai lawan dari sifat unsur-unsur) dan yang melindungi diri atau memperkaya

diri melalui peran transformasi-transformasinya, tanpa keluar dari batas-batasnya

atau menyebabkan masuknya unsur-unsur luar.

Pada pertengahan abad ke-19, yaitu pada awal berdirinya psikologi sebagai

satu disiplin ilmu yang mandiri, psikologi didominasi oleh gagasan serta usaha

mempelajari elemen-elemen dasar dari kehidupan mental orang dewasa normal,

melalui penelitian dengan menggunakan metode introspeksi. Pada masa itu, tercatat

satu aliran psikologi yang disebut psikologi strukturalisme.

Strukturalisme menekankan pada pengalaman mental yang kompleks, yang

terdiri atas keadaan-keadaan mental yang sederhana, kesadaran dan proses

pembentukannya.

Tujuan psikologi, menurut kaum strukturalis adalah menyelidiki apa,

bagaimana, dan mengapa terjadi pengalaman dan kesadaran. Kaum strukturalis

memecahkan masalah relasi kesadaran dengan otak atau tubuh, dengan jalan

menggunakan prinsip pararelisme psikofisikal, yaitu satu bentuk dualisme di mana

jiwa dan tubuh dianggap sebagai dua substansi yang terpisah satu dari lain tanpa

interaksi di antara keduanya; tetapi pararel antara satu dengan lainnya sedemikian

rupa, sehingga untuk setiap kejadian di dalam kesadaran selalu akan terdapat

peristiwa yang cocok dan sesuai di dalam tubuh. Tokoh psikologi strukturalisme ini

adalah Wilhelm Wundt.

Wilhelm Wundt (1832-1920) pada awalnya dikenal sebagai seorang sosiolog,

filsuf, dan ahli hukum, yang merupakan sarjana hukum dan sarjana kedokteran di

Heidelberg, Tubingen dan Berlin. Wilhelm Wundt merupakan orang pertama yang

mendirikan laboratorium psikologi di Leipzig, yang merupakan awal berdirinya

psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.

Page 7: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

Wundt sangat dipengaruhi oleh 2 orang tokoh lain yang dianggap sebagai

gurunya, yaitu Helmholtz dan J. P. Muller, yang membantunya mengombinasikan

filsafat dengan ilmu pasti, seperti pada bukunya System of Philosophy (1884).

Penelitian utama yang dilakukan oleh Wundt dan mahasiswanya memusatkan

pada upaya untuk menemukan unsur-unsur dasar, atau “struktur” proses-proses

mental. Strukturalisme sendiri menyelidiki struktur kejiwaan. Kemudian,

sistematika psikologi dari Wundt mengalami perkembangan dari masa ke masa:

1. 1860-an Prasistematik

Persepsi dan perbedaan antara perasaan (feeling) dan penginderaan (sensation)

yang didasarkan pada doktrin (unconscious inference).

2. 1874-1887 Elementisme, Sensasionisme, Assosiasionisme (Physiologische

Psychologie).

Mulai meninggalkan konsep-konsep unconscious inference. Jiwa merupakan

elemen-elemen penginderaan, perasaan dan sebagainya yang dihubungkan

dengan asosiasi (konsep yang dipinjam dari tokoh-tokoh Inggris).

3. 1896 Fase Empirisme (Brundiss der Psychologie)

Teori 3 dimensi dari perasaan (feeling), terdapat 3 pasang kutub perasaan,

yaitu:

a. Lust - Unlust = senang – tak senang (pleasantness – unpleasantness)

b. Spannus – Losuns = tegang – tak tegang (strain – relaxation)

c. Erreguns – Beruhigung = semangat – tenang (excitement – calm)

4. 1902-1903 (Vilker Psychologie)

Konsep apersepsi bertambah penting. Setiap rangsangan yang sampai ke

indera manusia selalu dipersepsikan, tetapi hanya yang secara aktif.

Eksperimenter hanya dapat memberikan rangsang-rangsang untuk

dipersepsikan oleh orang percobaan. Dalam bukunya Volker Psychologie The

Higher Mental Processes, yaitu proses-proses mental lebih tinggi dari

penginderaan, perasaan, persepsi dan apersepsi.

Wundt dengan tegas membedakan antara psikologi dan fisik:

Psikologi : “immediate experience” dan data-data, bersifat fenomenal yang

tidak permanen. Keseluruhanlah yang terpenting.

Page 8: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

Fisik : “mediate experience” data-data konseptual karena wujud bersifat

permanen.

Wundt menggunakan metode “selbs-beobachtung” atau introspeksi, yang terdapat

dalam fisik jiwa dan tubuh.

Tiga persoalan yang harus dibahas dalam psikologi yang berdiri sendiri

menurut Wundt adalah:

1. Analisa dari proses kesadaran ke dalam elemen-elemen.

2. Penyelidikan mengenai bagaimana terjadinya hubungan-hubungan antara

elemen-elemen itu.

3. Penentuan hukum-hukum yang mengatur hubungan-hubungan tersebut.

Pada pendapat terakhir ini, nampaklah inkonsistensi teori-teori Wundt.

Analisis mengenai kesadaran ke dalam elemen-elemennya, akan menghasilkan

tiga hal yang tidak dapat dikurangi atau lebih disederhanakan lagi, yaitu:

penginderaan, gambaran dan keadaan afektif (keadaan perasaan dan emosi).

Masing-masing dari hal tersebut merupakan unsur dalam penginderaan, yang tidak

bisa dipecah-pecah lagi oleh analisis introspektif. Akan tetapi, masing-masing

dapat dituliskan berkenaan dengan sifat-sifatnya. Semua unsur memiliki sifat

kualitas, intensitas, dan lamanya berlangsung. Kualitas merupakan sifat yang

paling fundamental, yang memungkinkan seseorang membedakan satu pengalaman

dari pengalaman lainnya.

Untuk beberapa tahun lamanya, strukturalisme merupakan aliran yang

dominan dari psikologi di Amerika Serikat dan Jerman; sesudah itu aliran tersebut

banyak diserang oleh sistem-sistem saingan lainnya. Di Amerika Serikat,

fungsionalisme menjadi sistem favorit; sedang di Jerman, psikologi Gestalt. Hal ini

terjadi karena aliran ini tidak mampu memperluas metodenya tentang tingkah laku,

atau tidak mampu menyajikan tes mental dan studi mengenai cara belajar.

2.2. FUNGSIONALISME

Fungsionalisme (Functional Psychology) adalah aliran psikologi yang tumbuh

di Amerika serikat yang dipelopori oleh William James (sering disebut bapak

psikologi Amerika Serikat). Tokoh-tokoh lain juga terkenal yang dibagi dua

kelompok yaitu Chicago (Chicago School of Functionalism) didirikan John Dewey

Page 9: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

dan kelompok Columbia (Columbia School of Functionalism) dengan tokohnya

James McKeen Cattell).

Fungsionalisme merupakan reaksi terhadap pandangan/ aliran strukturalisme

tentang keadaan-keadaan mental. Fungsionalisme adalah suatu tendensi dalam

psikologi yang menyatakan bahwa pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan

emosi adalah adaptasi organisme biologis sebagai suatu jenis psikologi yang

menggaris bawahi fungsi-fungsi dan bukan hanya fakta-fakta dari fenomena

mental, atau berusaha menafsirkan fenomena mental dalam kaitan dengan peranan

yang dimainkannya dalam kehidupan organisme itu, dan bukan menggambarkan

atau menganalisis fakta-fakta pengalaman atau kelakuan yang mendekati masalah

pokok dari sudut pandang yang dinamis, dan bukan dari sudut pandang statis.

Apa pun rumusan tentang fungsionalisme, aliran psikologi ini pada intinya

merupakan doktrin bahwa proses atau keadaan sadar seperti kehendak bebas,

berpikir, beremosi, memersepsi, dan mengindrai adalah aktivitas atau operasi dari

sebuah organisme dalam kesalinghubungan fisik dengan sebuah lingkungan fisik.

Aktivitas ini memudahkan kontrol organisme, daya tahan hidup, adaptasi,

keterikatan atau penarikan diri, pengenalan, pengarahan, dan lain-lain. Seluruh

organisme dapat dianalisis sebagai sebuah sistem umpan balik dan stimulus

respons.

Fungsionalisme merupakan paham yang tumbuh di Amerika Serikat dengan

sifat-sifat bangsa Amerika yang serba praktis dan pragmatis. Strukturalisme, di lain

pihak, tumbuh di Jerman, di tengah-tengah bangsa yang terkenal dengan

keahliannya dalam berfilsafat dan berteori. Dengan sendirinya, perbedaan latar

belakang ini menimbulkan berbagai perbedaan dalam pandangan antara kedua

aliran ini (Dirgagunarsa, 1996:56).

Aliran fungsionalisme ini mempelajari fungsi dan tingkah laku atau proses

mental, bukan hanya mempelajari struktural. Metode yang dipakai oleh aliran

fungsionalisme dikenal sebagai metode observasi tingkah laku dan intropeksi .

1. METODE OBSERVASI TINGKAH LAKU, terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:

a. Metode Fisiologis

Menguraikan tingkah laku dari sudut pandang anatomi dan ilmu faal. Jadi,

mempelajari perilaku yang dikaitkan dengan organ-organ tubuh dan sistem

sarafnya.

Page 10: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

b. Metode Variasi Kondisi

Tidak semua tingkah laku manusia dapat dijelaskan dengan anatomi dan

fisiologi, karena manusia mempunyai sudut psikologis. Metode variasi

kondisi inilah yang merupakan metode eksperimen dari aliran

fungsionalisme.

2. METODE INTROSPEKSI

Stimulus berasal dari lingkungan secara alamiah, bisa pada banyak bagian

sekaligus sehingga jiwa menunjukkan fungsinya. Metode ini terlalu bersifat

subjektif sehingga sulit di sistematikan dan sulit dikuantitatifkan.

WILLIAM JAMES adalah seorang pendahulu yang dianggap paling penting

untuk aliran fungsionalisme. Pendidikan awalnya adalah seorang dokter dan ia

pertama kali mengajar fisiologis di Harvard pada tahun 1872. Semenjak tahun 1878

ia mendalami filsafat dan psikologi serta mendapat gelar professor untuk kedua

bidang tsb. Menurut Lundin (1991), James lebih muncul sebagai seorang filsuf

daripada seorang psikolog. Pengaruhnya sangat kuat pada aliran fungsionalisme,

terutama kelompok Chicago school. Karya utamanya adalah Principles of

Psychology. Karya yang sering dijadikan rujukan untuk mahasiswa psikologi tahun

awal adalah Psychology : Briefer Course.

Menurutnya, fenomena adalah subyek dan kondisi adalah proses fisiologis di

otak; psikologi adalah natural science. Menurutnya, ada tiga metode utama dalam

psikologi, yaitu:

a. Introspection. Merupakan metode penting dan utama dalam psikologi.

Introspeksi yang dimaksud sangat berbeda dengan introspeksi dalam aliran

strukturalisme. Bagi James, introspeksi adalah kecenderungan alamiah

manusia, kemampuan untuk menyadari apa yang telah terjadi.

b. Experimentation. James mengakui metode ini sebagai metode penting

namun tidak pernah melakukannya sendiri. Ia menganggap metode ini

perlu dieksplorasi lebih lanjut.

c. Comparative method. Metode tambahan yang dapat digunakan untuk

psikologi anak-anak, binatang, orang primitif, dan penderita gangguan

mental.

Page 11: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

Dalam pandangan-pandangannya yang lain, tampak jelas bahwa bagi James,

proses fisiologis di otak dan di dalam tubuh manusia adalah representasi dari

proses mental dan hal ini adalah penentu tingkah laku dan menentukan bagaimana

manusia mempersepsikan lingkungan. James juga mengakui adanya proses

habituasi yang otomatis dan semakin tidak disadari, meskipun meninggalkan jejak

dalam benak manusia. Baginya, proses mind lebih penting daripada elemen-elemen

mind itu sendiri. Pandangan ini terwakili dengan jelas dalam teorinya tentang

emosi, bersama-sama Carl Lange, yang dikenal sebagai James-Lange Theory.

(Baca pandangan James tentang habit, instintct, emotion, reason dan memory,

Lundin hal 104-106)

James dikenal sebagai salah seorang psikolog terbesar Amerika. Sebagai

pribadi ia juga diakui populer dan charming, serta kemampuan menulisnya sangat

mengagumkan. Ia juga dikenal sebagai seorang penentang keras aliran

strukturalisme dari Wundt. Meskipun pada masanya idenya sangat berpengaruh,

dengan berlalunya waktu hanya sedikit pandangannya yang bertahan hingga masa

kini.

JOHN DEWEY (1859-1952) adalah seorang guru dan mendapat gelar PH.D dalam

bidang filsafat. Ia kemudian mengajar di University of Chicago dan ikut dalam

perkembangan fungsionalisme di Chicago. Tahun 1904 pindah ke Columbia

University dan tinggal di sana hingga akhir hayatnya.

Pandangan utamanya bahwa sebuah aksi psikologis adlaah suatu kesatuan

yang utuh, tidak dapat dipecah ke dalam bagian-bagian atau elemen (seperti yang

dilakukan oleh strukturalisme). Maka setiap psychological events tidak bisa

dipandang sebagai konstruk-konstruk abstrak. Akan lebih bermanfaat apabila

difokuskan pada fungsi psy. Events tersebut, yaitu dalam konteksnya sebagai

adaptasi manusia. Contoh : anak yang mengulurkan jarinya sebagai respon adanya

api dan terbakar.

JAMES ROWLAND ANGELL (1867-1949) Berasal dari keluarga terpelajar, ayah

dan kakeknya pernah menjabat sebagai rektor dari universitas besar di AS. Ia

memperoleh gelar M.A. dari Harvard dan menjadi murid William James di sana.

Sepanjang karirnya ia tidak pernah mendapat gelar Ph.D namun memperoleh 23

gelar doktor honoris causa. Ia menjabat kepala departemen psikologi dan pernah

Page 12: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

menjabat sebagai presiden dari APA sejak tahun 1906 dan dalam jabatannya itu ia

terkenal dengan papernya erjudul “The Province of Functional Psychology”.

Angell adalah seorang yang kritikal terhadap strukturalisme. Pada masa

keaktifannya, aliran fungsionalisme sedang berkembang dan berjuang untuk

memperoleh tempat yang mapan dalam khasanah dunia ilmu sehingga juga

memunculkan banyak kritik terhadap aliran strukturalisme yang sudah lebih dlu

mapan. Baginya, psychological entity tidak ada yang dapat dipisah-pisah seperti sel

dalam ilmu biologi. Psychological entity adalah sebuah kompleks yang kita kenal

sebagai persepsi. Hal ini jelas tidak sejalan dengan strukturalisme.

Dalam paper-nya ia mengemukakan tiga macam pandanganya terhadap

fungsionalisme yaitu:

1. Fungsionalisme adalah psikologi tentang “mental operation’’ (aktivitas

bekerjanya jiwa), sebagai lawan terhadap psikologi tentang elemen-elemen

mental.

2. Fungsionalisme adalah psikologi tentang kegunaan-kegunaan dasar dari

kesadaran, dimana jiwa (mind) merupakan perantara antara lingkungan dan

kebutuhan-kebutuhan organisme. Untuk keadaan biasa yang tidak emergensi

(darurat), berfungsi kebiasaan (habit).

3. Fungsionalisme adalah psikofisik, yaitu psikologi tentang keseluran organisme

yang terdiri dari badan dan jiwa. Ia mempelajari juga hal-hal diluar kesadaran,

misalnya kebiasaan (habit) dan setengah sadar (half consciousness).

EDWARD LEE THORNDIKE (1874-1949), pernah bekerja di “Teachers College

of Columbia” dibawah kepemimpinan James Mc. Keen Cattel. Thorndike lebih

menekankan penelitiannya pada cara dan dasar belajar. Dasar pembelajaran yaitu

asosiasi dan cara coba-salah (trial and error). Ia merumuskan beberapa prinsip:

The Law of Effect yaitu hukum yang menyatakan intensitas hubungan antara

stimulus-respons akan meningkat jika mengalami keadaan yang menyenangkan,

sebaliknya akan melemah jika keadaan tak menyenangkan.

The Law of Exercise atau The Law of use and disuse adalah hukum bahwa

stimulus-respons dapat timbul atau didorong dengan latihan berulangulang.

Page 13: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

JAMES MCKEEN CATTELL (1860-1944), tokoh dari aliran fungsionalisme

Columbia. Ciri khas dari aliran Columbia “kebebasan dalam mempelajari tingkah

laku” yang dicerminkan dalam dua pandangan tentang fungsionalisme:

1. Fungsionalisme tidak perlu menganut paham dualisme, karena manusia

dianggap sebagai keseluruhan yang merupakan kesatuan.

2. Fungsionalisme tidak perlu deskriftif dalam mempelajari tingkah laku, karena

yang penting adalah fungsi tingkah laku, jadi yang harus dipelajari adalah

hubungan (korelasi) antara satu tingkah laku dengan tingkah laku lainnya, atau

antara suatu tingkah laku dengan suatu hal yang terjadi di lingkungan.

ROBERT SESSIONS WOODWORTH (1869-1962), berasal dari kelompok

Columbia. Ia adalah tokoh yang terkemuka da pernah mendapat mendali emas

(1956) dari The American Psychological Foundantion atas jasa-jasanya yang

mempersatukan dan mengorganisasikan psikologi di Amerika Serikat.

Pahamnya yang dikemukakan dalam buku Dynamic Psychology (1918)

menyebabkan bahwa Wood worth patut digolongkan dalam pengikut aliran

psikodinamik., dan berpendirian bahwa metode intropeksi tidak mesti harus

dibuang demikian saj dalam penelitian psikologi. Karena minatnya yag besar dalam

hal mempelajari motivasi sebagai dasar tingkah laku manusia, Woodworth sering

disebut sebagai tokoh yang mempelopori ilmu tentang motif, atau motivologi.

2.3. PSIKOLOGI GESTALT (Gestalt Psychology)

Psikologi Gestalt (Gestalt Psychology) merupakan salau satu aliran atau posisi

sistematis dalam bidang psikologi, dengan dampak adanya penentuan bahwa pokok

persoalan yang sejati bagi psikologi adalah: tingkah laku dan pengamalan sebagai

kesatuan totalitas. Beberapa derajat analisis memang diperbolehkan, namun hal ini

harus dilihat sebagai keanekaragaman fenomenologis; sebab analisis molekuler

atau elementer bisa merusak kualitas kesatuannya dari benda atau hal yang tengah

dianalisis itu. Mirip dengan hal ini, pengalaman yang disadari itu tidak dapat

dipecahkan menjadi elemen-elemen strukturalistis.

Page 14: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

Unsur-unsur Keseluruhan

Keseluruhan dalam Pandangan Aliran Gestalt

Aliran Psikologi Gestalt sendiri dimulai tahun 1912, yang pertama kali

dikemukakan di Jerman oleh Max Wertheimer melalui kertas karya-nya (seperti

karya ilmiah). Aliran ini mengkritik aliran ortodoks dari Wundt. Psikologi Gestalt

menekankan kritiknya pada penguraian kesadaran ke dalam elemen-elemen yang

dilakukan oleh strukturalismenya Wundt, tetapi Psikologi Gestalt masih mengakui

adanya unsur kesadaran itu sendiri, walaupun dalam bentuk yang utuh (totalitas,

tidak terbagi-bagi dalam elemen-elemen).

Istilah gestalt sendiri merupakan istilah bahasa Jerman yang mana

terjemahannya sukar dicari dalam bahasa-bahasa lain. Gestalt sendiri, menurut

bahasa Jerman, memiliki arti bentuk, rupa, sosok, potongan, perawakan.

Terjemahannya ke dalam bahasa Inggris pun bermacam-macam antara lain shape

psychology, convigurationism, whole psychology, dan sebagainya. Karena adanya

kesimpangsiuran dalam penerjemahan, akhirnya para sarjana di seluruh dunia

sepakat untuk menggunakan istilah “Gestalt” tanpa menerjemahkannya ke dalam

bahasa lain.

Untuk dapat mengerti arti yang sebenarnya dari Psikologi Gestalt, kita perlu

mempelajari ciri-ciri khas dari aliran Psikologi Gestalt itu sendiri, yaitu bahwa

Psikologi Gestalt mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas

sebagai fenomena. Prinsip mempelajari gejala sebagai totalitas, pertama kali

dikemukakan oleh Christian von Ehrenfels (1859-1932): tokoh yang merangsang

timbulnya aliran Psikologi Gestalt ini, melalui eksperimennya mengenai musik di

tahun 1890. Alasannya: kalau kita mendengarkan sebuah lagu, yang kita dengar

bukan satu persatu notnya, melainkan gabungan not yang menjadikannya disebut

sebagai lagu. Komposisi ini merupakan keseluruhan yang lebih penting artinya

daripada not-not yang merupakan elemen-elemen. Suatu komposisi lagu

mempunyai sifat tertentu yang disebut emergent, yang tidak dimiliki oleh not-not

dalam lagu itu secara satu per satu. Kalau tangga nada lagu itu diubah, maka not-

Page 15: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

not dalam lagu itu pun berubah, namun selama komposisinya masih tetap, maka

emergent-nya masih sama, maka kita tetap akan mendengarkan lagu yang sama.

Dalam Psikologi Gestalt, fenomena adalah data yang paling dasar. Apa yang

dialami seseorang adalah pengalaman fenomenal. Dalam hal ini Psikologi Gestalt

sependapat dengan pandangan filsafat fenomenologi yang mengatakan bahwa

pengalaman haruslah dilihat secara netral, tidak dipengaruhi oleh apa pun. Di

dalam fenomena, kita melihat dua unsur, yaitu objek dan arti. Objek dari fenomena

mempunyai sifat-sifat yang dapat dideskripsikan, tetapi segera objek itu tertangkap

oleh indera kita, maka kita akan menerimanya sebagai informasi dan pada saat ini

kita sudah memberi arti pada objek itu.

Memang, seperti disinggung di awal, bagi aliran Gestalt, yang utama bukanlah

elemen, tetapi keseluruhan. Kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin dianalisis

ke dalam elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus dipelajari sebagai suatu

keseluruhan atau totalitas. Keseluruhan, dalam pandangan aliran Gestalt, lebih dari

sekedar penjumlahan unsur-unsurnya. Keseluruhan itu lebih dahulu ditanggapi dari

bagian-bagiannya, dan bagian-bagian itu harus memperoleh makna dalam

keseluruhan. Arti atau makna Gestalt bergantung pada unsur-unsurnya; dan

sebaliknya, arti unsur-unsur itu bergantung pula pada Gestalt.

Kaum psikolog Gestalt juga menolak memperlakukan sistem syaraf sebagai

sebuah struktur yang statis, dan seperti mesin yang hanya mampu secara sedikit

demi sedikit atau sepotong demi sepotong mereaksi terhadap perangsang yang

masuk. Sebaliknya, kulit otak dilihat sebagai analog atau sama dengan satu medan

kekuatan yang ada dalam keadaan keseimbangan aktif, dan didalamnya setiap

perangsang yang masuk selalu saja mempengaruhi keseluruhan medan tadi.

Terlebih lagi, mengenai kulit otak, sifatnya adalah isomorfis (punya bentuk kristal

yang sama) terhadap kejadian-kejadian eksternal. Artinya, dalam hal ini terdapat

persesuaian yang cocok (ada point for-point correspondence) di antara kejadian-

kejadian kortikal dan objek-objek di tengah lingkungan; namun hubungan ini tidak

menyajikan satu identitas. Malah sebaliknya, keduanya berkaitan dengan cara yang

sama, seperti suatu peta jalan yang erat berkaitan dengan sebuah jalan rayanya.

Peta tersebut memang mengubah pemandangan-pemandangan, sedangkan

tikungan-tikungan dan belokan-belokan jalan diratakan untuk penyederhanaannya,

namun relasi esensial atau yang dasar tetap tinggal sah.

Page 16: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

Sebenarnya, teori mengenai Gestalt ini dikembangkan oleh psikologi sosial.

Teori ini berkembang dengan teori S(timulus) – R(espons), yang juga dipakai oleh

ilmu komunikasi. Teori ini menandaskan bahwa “setiap kegiatan S—R

mempunyau organisasi sendiri. Hal ini disebabkan masing-masing orang

mempunyai “cara” sendiri dalam persepsi, belajar, berprestasi, dan memecahkan

masalah. Karena itu, setiap individu adalah Gestalt tersendiri, dan dari hubungan

atau interaksi dua orang, terjadi pola perngorganisasian tersendiri pula.

Pendapat ini dibuktikan oleh Eric Berne dalam teorinya games people play.

Menurut Berne (1967), setiap hubungan (sosial) dipengaruhi oleh Gestalt sosial

yang dibentuk bersama oleh komunikator dan komunikan. Dalam proses

komunikasinya akan terjadi suatu transaksi. Situasi transaksi adalah hasil dari

situasi S—R; sehingga, di samping pengiriman lambang, terjadilah proses

psikologis, yaitu transaksi stimulus dan transaksi respons. Transaksi ini, menurut

Eric Berne, bisa mempunyai implikasi (Berne, 1967:19,29):

1. ritual

2. pengisi waktu senggang

3. permainan atau perlombaan

4. hubungan intim

5. kegiatan dan tindakan

Menurut Psikologi Gestalt, manusia tidak memberikan respons pada stimuli secara

otomatis. Manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan

mendistorsi lingkungan. Sebelum memberikan respons, manusia menangkap

terlebih dahulu “pola” stimulus secara keseluruhan dalam satuan-satuan yang

bermakna. Pola inilah yang disebut Gestalt.

Kontribusi Psikologi Gestalt yang paling banyak dikenal ada di bidang

persepsi dan belajar. Konsep perseptual mengenai bentuk dan dasar, hukum-

hukum organisasi primitif dari persepsi—kedekatan, kontras, kemiripan, dan

kontiguitas atau berbatasan—prinsip-prinsip transposisi atau perubahan,

pengakhiran, bentuk yang bagus, dan Pragnaz, semuanya merupakan sumbangan

pikiran dari aliran Gestalt. Dalam kegiatan belajar, para psikolog Gestalt terkenal

dengan studi mereka mengenai wawasan atau insight, dan perluasan teori-teori

mereka ke dalam bentuk cara berpikir yang produktif pada subjek-subjek manusia.

Adapun prinsip belajar menurut Psikologi Gestalt adalah:

Page 17: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

1. Manusia bereaksi dengan lingkunganya secara keseluruhan, tidak hanya secara

intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya.

2. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.

3. Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa,

lengkap dengan segala aspek-aspeknya.

4. Belajar adalah perkembangan kearah diferensiasi yang lebih luas.

5. Belajar hanya berhasil bila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.

6. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi memberi

dorongan yang mengerakan seluruh organisme.

7. Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.

8. Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif.

Pemikir utama pada aliran Gestalt ini ialah MAX WERTHEIMER, KOFFKA,

dan WOLFGANG KOHLER.

a. MAX WERTHEIMER (1880-1943)

Tokoh tertua dari tiga serangkai tokoh-tokoh Gestalt ini dilahirkan di

Praha pada tanggal 15 April 1880 dan meninggal 12 Oktober 1943 di New

York. Wertheimer pada suatu saat harus berimigrasi ke Amerika Serikat

karena alasan-alasan politis. Ia menjadi murid dari Owslad Kulpe di Wurzburg

dan mendapat gelar Ph.D. di universitas tersebut pada tahun 1904. Setelah itu

ia bekerja di beberapa tempat antara lain di Praha, Berlin, dan Wina. Di tahun

1933, Wertheimer hijrah ke Amerika Serikat, Wertheimer bekerja di New

School of Social Research di New York sampai meninggalnya.

Wertheimer sendiri dianggap sebagai tokoh pendiri Psikologi Gestalt di

tahun 1912, bersamaan dengan keluarnya karya ilmiahnya yang berjudul

“Experimental Studies of the Perception of Movement”. Dalam kertas kerjanya

ini ia mengemukakan hasil eksperimennya dengan menggunakan alat yang

disebut stroboskop, yaitu alat berbentuk kotak yang diberi alat untuk melihat

ke dalam kotak itu. Di dalam kotak terdapat gambar dua buah garis, yang satu

melintang dan yang lain tegak. Kedua gambar itu sekaligus tidak terlihat,

melainkan berganti-ganti. Mula-mula tampak garis melintang, kemudian

tampak garis tegak, kemudian melintang lagi dan demikian seterusnya. Kesan

yang akan terjadi adalah akan nampak bahwa garis itu bergerak dari tegak ke

Page 18: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

melintang dan sebaliknya, terus-menerus. Gerak yang disebut gerak

stroboskopik ini merupakan gerak yang semu, karena sesungguhnya garis-garis

itu sendiri tidak bergerak melainkan muncul berganti-ganti. Gejala ini disebut

juga sebagai phiphenomenon dan dalam kehidupan sehari-hari sering kita

jumpai misalnya kalau kita menonton bioskop atau melihat lampu-lampu

reklame yang bergerak-gerak.

Menurut Wertheimer, gerak stroboskopik ini tidak dapat diterangkan

dengan teori strukturalisme dan elementisme, tetapi hanya diterangkan dengan

teori Gestalt, yaitu bahwa seseorang melihat lingkungannya secara

menyeluruh. Persepsi holistik dalam gerak stroboskopik di atas dimungkinkan

karena penglihatan kita tidak hilang demikian saja bersama dengan

menghilangnya rangsang, melainkan meninggalkan jejak tertentu di otak

(isomorfi). Pada waktu garis yang kedua muncul, jejak dari garis yang pertama

masih tertinggal di otak, sehingga memungkinkan orang yang bersangkutan

menghubungkan garis yang kedua dengan garis yang pertama dan sebaliknya.

Dengan demikian terjadilah kesan gerakan dari garis-garsi itu.

Dalam bukunya Investigation of Gestalt Theory (1923), Wertheimer

mengemukakan hukum-hukum Gestalt untuk pertama kalinya, yaitu:

1. Hukum kedekatan (law of proximity): Hal-hal yang saling berdekatan

dalam waktu atau tempat cenderung dianggap sebagai suatu totalitas.

2. Hukum ketertutupan (law of closure): Hal-hal yang cenderung menutup

akan membentuk kesan totalitas tersendiri.

3. Hukum kesamaan (law of equivalence): Hal-hal yang mirip satu sama lain,

cenderung dipersepsikan sebagai suatu kelompok atau suatu totalitas.

Dalam buku itu, Wertheimer mengatakan bahwa sebagai akibat dari hukum-

hukum Gestalt di atas, maka terjadilah kecenderungan persepsi spontan, yaitu

begitu mempersepsikan suatu gejala, maka akan diberi arti langsung

(kundgabe) tanpa meneliti terlebih dahulu.

b. KURT KOFFKA (1886-1941)

Koffka lahir di Berlin, 18 Maret 1886, meninggal di Northampton,

Massachusetts, Amerika serikat tanggal 22 November 1941. Memperoleh gelar

Doktor pada tahun 1908 di bawah bimbingan C. Stumpf di Berlin dengan tesisi

studi empiris tentang irama. Kemudian, suatu ketika ia bertemu Wertheimer

Page 19: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

dan Kohler, dan bersama kedua orang itu, Koffka mendirikan aliran Psikologi

Gestalt di Berlin. Pada tahun 1918 menjadi guru besar luar biasa di Giessen

sampai tahun 1924. Ia meninggalkan Jerman pada tahun 1924 dan mengajar di

universitas-universitas di Amerika Serikat.

Sumbangan Koffka kepada Psikologi adalah penyajian yang sistematis dan

pengamalan dari prinsip-prinsip Gestalt dalam rangkaian gejala psikologi, dari

mulai persepsi, belajar, mengingat, sampai kepada psikologi belajar dan

psikologi sosial.

Sebagai penulis yang produktif, Koffka mengemukakan pikiran-

pikirannya tentang Psikologi Gestalt dalam berbagai publikasinya. Pada tahun

1923, ia mulai menerbitkan jilid pertama dari buku Contribution to Gestalt

Psychology yang menjawab kritik-kritik yang ditujukan kepada Psikologi

Gestalt. Selanjutnya, dalam bukunya Principles of Psycholoical Development:

An Introduction to Child Psychology (1921) untuk pertama kalinya Koffka

mengamalkan prinsip-prinsip Gestalt pada psikologi anak. Ia percaya bahwa

proses perkembangan pada hakikatnya adalah hasil interaksi antara kondisi-

kondisi internal dan eksternal.

Beberapa teori Koffka tentang belajar ialah:

1. Salah satu faktor yang penting dalam belajar adalah jejak-jejak ingatan

(memori traces), yaitu pengalaman-pengalaman yang membekas pada

tempat-tempat tertentu di otak.

2. Perubahan-perubahan yang terjadi pada ingatan bersamaan dengan

jalannya waktu tidak melemahkan jejak-jejak ingatan itu (dengan

perkataan lain tidak menyebabkan terjadinya lupa), melainkan

menyebabkan perubahan jejak, karena jejak ingatan itu cenderung

diperhalus dan disempurnakan untuk mendapatkan Gestalt yang lebih baik

dalam ingatan.

3. Latihan-latihan akan memperkuat jejak ingatan.

c. WOLFGANG KOHLER (1887-1967)

Lahir di Reval, Estonia, pada tanggal 21 Januari 1887 dan meninggal di

Lebanon, New Hampsire, Amerika Serikat, pada tanggal 11 Juni 1967. Kohler

memperoleh gelar Ph.D. pada tahun 1908 di bawah bimbingan C. Stumpf di

Berlin. Ia kemudian pergi ke Frankfurt sebagai asisten F. Schurmann. Ia

Page 20: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

berjumpa dengan Wertheimer dan Koffka. Mereka bertiga kemudian

mengadakan eksperimen-eksperimen yang bersejarah itu yang akhirnya

membawa mereka kepada berdirinya aliran Psikologi Gestalt, atau disebut juga

aliran Berlin.

Kohler memang tidak seproduktif Koffka dalam karya-karya tulisnya,

tetapi nampaknya memang sudah ada pembagian tugas antara tiga serangkai

tokoh Gestalt ini: Wertheimer adalah tokoh yang mengemukakan ide, Kohler

mengadakan eksperimen dari ide Wertheimer, dan Koffka yang menulis teori-

teori Wertheimer maupuan hasil ekperimen Kohler.

Karya Kohler yang paling terkenal adalah penyelidikannya menganai

tingkah laku simpanse. Kohler membuat eksperimen tersebut dan

membuktikan bahwa primata pun terdapat pemahaman (insight). Eksperimen

selanjutnya adalah tentang diskriminasi visual pada ayam. Menurutnyam ayam

tidak melihat kotak secara satu persatu, melainkan melihatnya dalam hubungan

dengan kotak-kotak lain di dekatnya. Ayam cenderung melihat hubungan

antara stimulus-stimulus dan lebih mengutamakan relativitas, disebut sebagai

hukum transposisi (law of transposition).

Karya-karya Kohler antara lain adalah: Intelligence in Apes (1925), The

Mentality of Apes (1927), Gestalt Psychology (1929).

Page 21: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pemaparan diatas dapat kami simpulkan bahwa, psikologi sebagai suatu disiplin

ilmu dari tahun ketahun semakin menampakkan kapasitasnya, terutama konstribusinya

dalam perkembangan ilmu psikologi.

Aliran-aliran psikologi dalam menyikapi kejiwaan seseorang cenderung berbeda,

seperti aliran strukturalisme yang beranggapan bahwa psikologi merupakan pengalaman

manusia yang dipelajari dari sudut pandang pribadi yang mengalaminya. Sedangkan

aliran fungsionalisme menekankan kegiatan (proses) mental sebagai pokok persoalan

yang sebenarnya bagi psikologi, sebagai lawan dari psikologi struktural yang

menekankan masalah kesadaran. Lain lagi dengan aliran Gestalt yang menyatakan

bahwa, persepsi manusia terjadi secara menyeluruh bukan sepotong-sepotong atau

parsial.

SARAN

1. Kita harus lebih bijak dalam menyikapi perilaku seseorang menurut pandangan

ketiga aliran tersebut, ketika nampak lahir orang tersebut buruk belum tentu batinnya

juga demikian.

2. Kita harus memformulasikan pendapat-pendapat para pakar psikolgi dalam

menyikapi aliran ataupun pandangan lainnya.

Page 22: PUM1 - 1StrukturalismeFungsionalismeGestalt

DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2006.

King, L.A. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba

Humanika, 2010.

Sarwono, S.W. Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi.

Jakarta: Bulan Bintang, 2002.

Sobur, A., Psikologi Umum: Dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka

Setia, 2009.

http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/fungsionalisme-mainmenu-55