29
PUTUSAN NOMOR HK.210 / 24 / XI / MP.17 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG KECELAKAAN KAPAL KANDASNYA KM. PATAYA III DI PANTAI BALIK GUNUNG PULAU SABANG Pada tanggal 04 Agustus 2016, pukul 13.58 WIB, KM. Pataya III berbendera Indonesia, GT. 3.720, Awak Kapal 18 (delapan belas) orang, bertolak dari Pelabuhan Belawan menuju Pelabuhan Tanjung Perak - Surabaya, setelah 2 (dua) jam pelayaran ada perintah dari perusahaan untuk melakukan deviasi menuju Pelabuhan Teluk Bayur untuk memuat semen, tanggal 7 Agustus 2016 pukul 03.30 WIB berlindung (shelter) di sekitar Pulau Lumpai - Aceh. Pada tanggal 10 Agustus 2016, pukul 08.20 kapal larat kemudian hanyut dan pukul 22.25 WIB, KM. Pataya III terdampar di Pantai Balik Gunung Pulau Sabang pada posisi 05°-50,50 U/095˚-15,25 T. Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa ataupun luka, namun terdapat kerugian harta benda berupa kapal terdampar di pantai. Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya nomor KL.205/2/13/DN-17, tanggal 06 April 2017, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal kandasnya KM. Pataya III kepada Mahkamah Pelayaran untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan. Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan PemeriksaanLanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai. Berkas ...

PUTUSAN NOMOR HK.210 / 24 / XI / MP.17 PUTUSAN …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/194e4758cb6...dari Pelabuhan Belawan menuju Pelabuhan Tanjung Perak - Surabaya,

  • Upload
    lephuc

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PUTUSAN NOMOR HK.210 / 24 / XI / MP.17

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN

TENTANG

KECELAKAAN KAPAL KANDASNYA KM. PATAYA III

DI PANTAI BALIK GUNUNG PULAU SABANG

Pada tanggal 04 Agustus 2016, pukul 13.58 WIB, KM. Pataya III

berbendera Indonesia, GT. 3.720, Awak Kapal 18 (delapan belas) orang, bertolak

dari Pelabuhan Belawan menuju Pelabuhan Tanjung Perak - Surabaya, setelah 2

(dua) jam pelayaran ada perintah dari perusahaan untuk melakukan deviasi

menuju Pelabuhan Teluk Bayur untuk memuat semen, tanggal 7 Agustus 2016

pukul 03.30 WIB berlindung (shelter) di sekitar Pulau Lumpai - Aceh. Pada

tanggal 10 Agustus 2016, pukul 08.20 kapal larat kemudian hanyut dan pukul

22.25 WIB, KM. Pataya III terdampar di Pantai Balik Gunung Pulau Sabang pada

posisi 05°-50,50 U/095˚-15,25 T.

Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa ataupun luka, namun

terdapat kerugian harta benda berupa kapal terdampar di pantai.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya nomor

KL.205/2/13/DN-17, tanggal 06 April 2017, telah melimpahkan Berkas

Kecelakaan Kapal kandasnya KM. Pataya III kepada Mahkamah Pelayaran untuk

dilakukan Pemeriksaan Lanjutan.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

17 Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor

1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a)

Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah

mengadakan Penelitian dan PemeriksaanLanjutan Kecelakaan Kapal untuk

mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan

ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi

Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang

terbukti bersalah atau lalai.

Berkas ...

2

Berkas–berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa:

1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK) dibuat di Sabang tanggal 12 Agustus 2016

oleh Nakhoda;

2. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), dibuat Sabang, tanggal 17

Agustus 2016, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan

Kelas V Sabang, terhadap :

a. Nakhoda, Adolf Karauwan;

b. KKM, Rudianto;

c. Mualim I, John Sangka Massarang;

d. Mualim II, Siberius Halawa;

e. Mualim III (Jaga), Darwin Halawa;

f. Masinis I, Manahan Sitinjak;

g. Masinis II, Herman Salva;

h. Masinis III (Jaga), Kuwat;

i. Juru Mudi Jaga, Ahmad Sujud;

j. Juru Minyak Jaga, Yudi Azhari.

3. Berita Acara Pendapat (Resume), dibuat di Sabang, tanggal 12 Agustus 2016,

oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sabang;

4. Dokumen Kapal, terdiri dari :

a. Surat Laut, nomor PK.205/318/SL-PM/DK-16, diterbitkan di Jakarta,

tanggal 29 Maret 2016, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Kepala

Sub Dit Pengukuran, Pendaftaran Dan Kebangsaan Kapal, Direktorat

Jenderal Perhubungan Laut;

b. Surat Ukur International (1969), noomor 3242/Ba, dikeluarkan di Tanjung

Priok, tanggal 30 Januari 2012, oleh Syahbandar Kelas Utama Tanjung

Priok;

c. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, nomor

PK.001/21/01/SYB.BLW-2016, diterbitkan di Belawan, tanggal 02 Agustus

2016, berlaku sampai dengan tanggal 16 Agustus 2016, Kepala Bidang

Status Hukum Dan Sertifikasi Kapal oleh Syahbandar Utama Belawan;

d. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang, nomor

PK.001/21/02/SYB.BLW-2016, diterbitkan di Belawan, tanggal 02 Agustus

2016, berlaku sampai dengan tanggal 16 Agustus 2016, oleh Kepala

Bidang Status Hukum Dan Sertifikasi Kapal Syahbandar Utama Belawan;

d. Sertifikat ...

3

e. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang, nomor

B.1616/PK.002/534/SYBTPK-16 diterbitkan di Tanjung Priok, tanggal 20

Mei 2016, berlaku sampai dengan tanggal 19 Agustus 2016, Kepala

Bidang Status Hukum Dan Sertifikasi Kapal oleh Syahbandar Utama

Tanjung Priok;

f. Sertifikat Garis Muat, nomor 006111, diterbitkan di Jakarta, tanggal 12

Agustus 2016, berlaku sampai dengan tanggal 30 April 2017, oleh Biro

Klasifikasi Indonesia;

g. Sertifikat Klasifikasi Lambung, nomor 023101, dikeluarkan di Jakarta,

tanggal 12 Agustus 2013, berlaku sampai dengan tanggal 29 April 2018,

oleh Biro Klasifikasi Indonesia;

h. Sertifikat Klasifikasi Mesin, nomor 015273, dikeluarkan di Jakarta, tanggal

12 Agustus 2013, berlaku sampai dengan tanggal 29 April 2018, oleh Biro

Klasifikasi Indonesia;

i. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak, nomor

PK.402/2094/IOPP/DK-13, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 05 Desember

2013, berlaku sampai dengan tanggal 16 Agustus 2016, oleh Direktur

Perkapalan dan Kepelautan, Kasub Dit Pencemaran Dan Manajemen

Keselamatan Kapal, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

j. Sertifikat Nasional Pencegahan Pencemaran dari Kapal, nomor

PK.402/5/15/SYB.BLW-2016, dikeluarkan di Belawan, tanggal 14 Juli

2016, berlaku sampai dengan tanggal 10 Agustus 2016, oleh Direktur

Perkapalan dan Kepelautan, Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama

Belawan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

k. Dokumen Keselamatan Pengawakan Minimum, nomor

PK.304/62/VI/KSOP.GSK-2016, dikeluarkan di Gresik, tanggal 08 Juni

2016, berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2016, oleh Kepala

Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli, Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut;

l. Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan, nomor

PK.401/416/DOC/DK-13, diterbitkan di Jakarta, tanggal 06 Februari 2013,

berlaku sampai dengan tanggal 07 Februari 2017, oleh Direktur Jenderal

Perhubungan Laut, Kasub Dit Pencemaran Dan Manajemen Keselamatan

Kapal;

m. Suplemen ...

4

m. Suplemen Sertifikat Nasional Pencegah Pencemaran dari Kapal yang

Berlayar Dalam Negeri, nomor PK.401/5/15/SYB.BLW-2016, diterbitkan di

Belawan, tanggal 14 Juli 2016, Kepala Bidang Status Hukum dan

Sertifikasi Kapal, Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan;

n. Sertifikat Sementara Manajemen Keselamatan, nomor

PK.401/5/16/SYB.BLW-2016, diterbitkan di Belawan, tanggal 14 Juli 2016,

berlaku sampai dengan tanggal 10 Agustus 2016, oleh Kepala Kantor

Kesyahbandaran Utama Belawan;

o. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang, nomor

B.1616/PK.002/534/SYBPTK-16, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 20 Mei

2016, berlaku sampai dengan 19 Agustus 2016, Kabid Status Hukum dan

Sertifikasi Kapal Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok;

p. Dokumen Keselamatan Pengawakan Minimum (Minimum Safe Manning

Document), nomor PK.304/62/VI/KSOP.GSK-2016, dikeluarkan di Gresik,

tanggal 31 Desember 2016, Kepala Seksi Keselamatan Berlayar

Penjagaan dan Patroli Kantor KSOP Gresik;

q. Daftar Awak Kapal/Crew List, dikeluarkan di Belawan, tanggal 12 Juli

2016, oleh Nakhoda, diketahui oleh Kasie Keselamatan Berlayar,

Penjagaan Dan Patroli, Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan;

r. Surat Persetujuan Berlayar (SPB) nomor SPB.IDBLW.0816.0000016,

diterbitkan di Belawan, tanggal 03 Agustus 2016, oleh Syahbandar Kantor

Kesyahbandaran Utama Belawan.

5. Sertifikat Keahlian Pelaut, terdiri dari :

a. ANT-I, nomor 6200069464N10113, tahun 2013, atas nama Adolf

Karauwan;

b. ANT-II, nomor 6200108802N20415, tahun 2015, atas nama John Sangka

Masarrang;

c. ANT-III, nomor 6201696096N30315, tahun 2015, atas nama Darmin

Halawa;

d. ATT-III, nomor 6201008292T30204, tahun 2004, atas nama Rudianto;

e. ATT-III, nomor 6201482208T30113, tahun 2013, atas nama Manahan

Sitinjak;

c. ANT-III ...

f. ATT-III ...

5

f. ATT-III, nomor 6201354789T30415, tahun 2015, atas nama Herman

Salva.

Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan,

serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut :

A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan dan

keterangan dalam sidang pemeriksaan lanjutan :

1. Data Kapal.

Nama : PATAYA III eks COLTAN

Jenis : Kapal Motor/General Kargo

Bendera / Tanda Panggilan : Indonesia / POHT

Pembuatan / Konstruksi : Tahun 1983 di Jepang/ Baja

Isi kotor / Isi bersih : GT. 3.720/ NT. 2.288

Tanda selar : GT. 3.720 No.3242/Ba

Tenaga Penggerak Utama : 1 (satu) buah Mesin merk Mitsubishi

2794 KW

Ukuran Pokok

Panjang : 96.00 Meter

Lebar : 16.20 Meter

Dalam : 8,20 Meter

Pemilik : PT. Kanaka Line

Nakhoda : Adolf Karauwan

Awak Kapal : 18 (delapan belas) orang.

2. Jalannya Peristiwa.

a. Pada tanggal 04 Agustus 2016, pukul 13.58 WIB, KM. Pataya III

berbendera Indonesia, GT. 3.720, awak kapal 18 (delapan belas)

orang, tanpa muatan, bertolak dari daerah berlabuh jangkar Pelabuhan

Belawan menuju Pelabuhan Surabaya;

b. Dalam Pelayarannya kapal dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang

memadai dan diawaki dengan Petugas Dinas jaga yang cukup, cuaca

saat kapal bertolak dalam keadaan baik kecepatan kapal antara 6-7

knots;

c. Setelah ...

6

c. Setelah kapal berlayar selama 2 (dua) jam, mendapat perintah dari

Perusahaan (pemilik) untuk merubah tujuan menjadi ke Pelabuhan

Teluk Bayur, Sumatera Barat, dengan adanya perintah tersebut

Nakhoda merubah haluan menuju ke Teluk Bayur melalui Perairan

Aceh, yang merupakan jarak yang lebih pendek;

d. Tanggal 05 Agustus 2016, pukul 05.30 WIB, kapal berlabuh jangkar

untuk melakukan perbaikan mesin, sampai tanggal 06 Agustus 2016

pukul 01.40 WIB kapal melanjutkan pelayaran;

e. Tanggal 07 Agustus 2016, pukul 03.30 WIB kapal berlindung (shelter)

dengan berlabuh jangkar 4 segel di air, di pantai Pulau Lumpai - Aceh

karena cuaca sangat buruk, posisi 05° 35,32’ U - 095° 3,25’ T;

f. Tanggal 10 Agustus 2016, pukul 07.00 WIB kapal persiapan untuk olah

gerak, pukul 08.20 WIB hibob jangkar, ternyata mesin jangkar tidak

mampu menghibob rantai jangkar, Nakhoda memerintahkan untuk

mesin maju untuk membantu mesin jangkar, namun mesin tidak dapat

digerakkan maju, KKM melaporkan bahwa silinder head nomor 5 mesin

induk pecah;

g. Karena angin kencang dan ombak besar, menyebabkan kapal larat dan

hanyut, dengan kondisi mesin induk yang sedang di perbaiki;

h. Tanggal 10 Agustus 2016, pukul 22.25 WIB, kapal terdampar di pantai

Balik Gunung Pulau Sabang, pada posisi 05° 50,5’ U - 095° 15,25’ T;

i. Tanggal 11 Agustus 2016, pukul 10.20 WIB, dilakukan evakuasi

seluruh awak kapal karena, kamar mesin dan palka sudah tergenang

air laut akibat lunas bocor;

j. Dalam Kecelakaan tersebut tidak terdapat korban jiwa maupun luka,

namun kapal KM. Pataya III kandas di Pantai.

3. Dalam peristiwa kandasnya KM. Pataya III, pada tanggal 10 Agustus

2016, pukul 22.25 WIB, di Pantai Balik Gunung Pulau Sabang,

Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan para Saksi sebagai

berikut :

a. Tersangkut : Nakhoda, Adolf Karauwan.

b. Para Saksi : 1) Mualim I, John Sangka Masarang;

2) Mualim III, Darmin Halawa;

3) KKM, Rudianto;

4) Masinis I, Manahan Sitinjak;

5) Masinis II ...

7

5) Masinis II, Herman Salva;

6) Juru Mudi, Ahmad Sujud;

7) Juru Minyak, Yudi Azhari.

c. Para Saksi lainnya : 1) DPA, PT. Tanaka Line, Rafael Olinger;

2) Manager Operasional, Wenni;

3) Direktur PT. Kanaka Line, Revol.

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan

Kecelakaan Kapal kandasnya KM. Pataya III, Mahkamah Pelayaran telah

memanggil secara patut kepada Tersangkut dan para saksi guna didengar

keterangannya di hadapan Sidang ke -1 Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan

Kapal, pada hari Rabu dan Kamis, tanggal 17 dan 18 Mei 2017, di KSOP

Sabang, Sidang ke 2 hari Senin, tanggal 05 Juni 2017, di Kantor Mahkamah

Pelayaran Jakarta. Keterangan yang diambil dari Berita Acara Pemeriksaan

Pendahuluan (BAPP) dan yang diberikan dihadapan Sidang Majelis Mahkamah

Pelayaran adalah sebagai berikut :

1. Tersangkut Nakhoda, Saudara Adolf Karauwan, tidak hadir dalam

pemeriksaan lanjutan dikarenakan yang bersangkutan telah meninggal

dunia berdasarkan Sertifikat Kematian dari RSUD dr. Dradjat

Prawiranegara Kabupaten Serang nomor 24874, tanggal 17 Mei 2017,

dan memberikan keterangan dalam BAPP, sebagai berikut :

a. Lahir di : Makassar

Tanggal : 30 Oktober 1957

Agama : -

Alamat : Jl. Sadewa Blok H No. 68 Japan Raya Mojokerto,

Jawa Timur

Pendidikan

:

Umum : SMA;

Teknis : ANT I, Tahun 2013, di Jakarta;

Pengalaman Berlayar :

- Nakhoda, KM. Pataya III.

b. Tanggal 04 Agustus 2016, pukul 13.58 WIB, KM. Pataya III

berbendera Indonesia, GT. 3.720, awak kapal 18 (delapan belas)

orang, tanpa muatan, kapal bertolak dari Pelabuhan Belawan menuju

Pelabuhan Surabaya. Setelah 2 (dua) jam kapal berlayar mendapat

perintah dari Manager Operasional Kapal, Bapak Wenni melalui

telepon agar merubah haluan menuju Pelabuhan Teluk Bayur untuk

memuat semen, selanjutnya Tersangkut Nakhoda merubah haluan

menuju Teluk Bayur melalui Perairan Aceh, cuaca saat itu dalam

keadaan baik, kecepatan kapal 6-7 knots;

c. Dalam ...

8

c. Dalam pelayarannya KM. Pataya III telah dilengkapi alat bantu

navigasi antara lain radar 2 (dua) unit, GPS 1 (satu) unit, Radio VHF 2

(dua) unit, Radio SSB 1 (satu) unit, DSC 1 (satu) unit, Compas

Magnet dan Gyro semua berfungsi dengan baik dan Echosounder

tidak berfungsi, serta diawaki oleh perwira dinas jaga yang memenuhi

persyaratan;

d. Tanggal 05 Agustus 2016, pukul 05.30 WIB, kapal berlabuh jangkar

pada posisi 05˚06,51’ U - 097˚ 42,60’ T untuk melakukan perbaikan

mesin, sampai tanggal 06 Agustus 2016 pukul 01.40 WIB kapal

melanjutkan pelayaran;

e. Tanggal 07 Agustus 2016, pukul 03.30 WIB kapal berlindung (shelter)

dengan berlabuh jangkar 4 (empat) segel di air, di pantai Pulau

Lumpai - Aceh karena cuaca sangat buruk, posisi 05° 35,32’ U - 095°

3,25’ T;

f. Tanggal 10 Agustus 2016, pukul 07.00 WIB kapal melakukan

persiapan olah gerak (OHN) dan pada pukul 08.20 WIB mulai hibob

jangkar, akan tetapi mesin jangkar tidak mampu untuk menghibob

rantai karena pompa hidrolik tidak dapat bekerja secara maksimal,

saat itu angin sangat kencang yang mengakibatkan kapal larat;

g. Tersangkut Nakhoda melaporkan kepada pemilik (owner) bahwa

mesin jangkar tidak mampu menghibob rantai dan kapal sudah mulai

larat, pemilik memerintahkan agar diusahakan untuk memperbaiki

mesin jangkar;

h. Untuk membantu mesin jangkar, pada pukul 13.00 WIB Tersangkut

Nakhoda mencoba menggunakan mesin induk dengan maju pelan

sekali, akan tetapi mesin induk tidak dapat bergerak maju karena

cylinder head nomor 5 mengalami kebocoran dan KKM meminta untuk

mematikan mesin induk guna melakukan perbaikan mesin, kapal

masih tetap larat ke arah utara dengan kecepatan 2,3 – 2,4 knots;

i. Karena perbaikan mesin induk yang belum selesai dan kapal hanyut

terus akhirnya pada pukul 22.25 WIB kapal terdampar di Pantai balik

Gunung Pulau Sabang pada posisi 05˚ 50,50’ U - 095˚ 15,25’ T, pada

pukul 22.30 WIB perbaikan mesin induk selesai Tersangkut Nakhoda,

mencoba mengolah gerak kapal dengan mesin mundur tetapi tidak

berhasil lepas dari kandas karena angin yang sangat kencang dari

buritan.

j. Tersangkut...

9

j. Tersangkut Nakhoda memerintahkan kepada Mualim II untuk

menentukan posisi kapal dan Mualim I melakukan pemeriksaan

terhadap tanki-tanki ballast dan ruang muat kapal dan Mualim I

melaporkan keadaan ruang muat kapal dan tanki-tanki ballast masih

aman, sedangkan untuk KKM dan dan para Masinis diperintahkan

untuk memeriksa mesin induk, motor bantu, dan pompa-pompa yang

berada di kamar mesin hasilnya bahwa keadaan kamar mesin sudah

tergenang air lebih kurang 10 cm;

k. Tanggal 11 Agustus 2016, pukul 07.00 WIB, Tersangkut Nakhoda

mendapat laporan dari Masinis I bahwa kamar mesin tergenang air

lebih kurang 2 meter dan laporan dari Mualim I bahwa ruang muat

nomor 2 tergenang air 2 (dua) meter. Pukul 09.00 WIB Tersangkut

Nakhoda mendapat laporan dari Masinis III bahwa kamar mesin

tergenang lebih kurang 3 (tiga) meter dan laporan dari Mualim I dan

Mualim III bahwa ruang muat nomor 2 sudah tergenang air lebih

kurang 3 (tiga) meter, sedangkan ruang muat nomor 1 dalam

keadaan aman;

l. Pada pukul 10.20 WIB, Tersangkut Nakhoda memerintahkan kepada

seluruh Anak Buah Kapal untuk meninggalkan kapal dengan tali

menuju ke pantai;

m. Dalam Kecelakaan tersebut tidak terdapat korban jiwa maupun luka,

namun kapal KM. Pataya III kandas di Pantai.

2. Saksi Mualim I, Saudara John Sangka Masarrang, dalam keadaan sehat,

dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan

keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Ujung Pandang

Tanggal : 20 Juni 1972

Agama : -

Alamat : Jl. Urip Sumoharjo KM. 5 No. 61 Makassar

Pendidikan

:

Umum : 1) SD, ijasah tahun 1987, di Makassar;

2) SMP, ijasah tahun 1990, di Makassar;

3) SMA, ijasah tahun 1994, di Makassar;

Teknis : 1) ANT III, ijasah tahun 2002, di Makassar;

2) ANT II, ijasah tahun 2010, di Makassar.

Pengalaman ...

10

Pengalaman Berlayar :

1. Kadet, KM. Santini, tanggal 12 Mei 2000 s/d tahun 2002;

2. Mualim III, KM. Bethesda I, tanggal 15 Mei 2003 s/d tahun 2005;

3. Mualim II, KM. Bina Star, tanggal 16 Mei 2005 s/d 28 Juni 2006;

4. Mualim II, KM. Caraka III, tanggal 29 November 2006 s/d 14

Desember 2007;

5. Mualim II, KM. Teluk Plaminggo, tanggal 21 September 2010 s/d

29 April 2011;

6. Mualim I, KM. Caraka III, tanggal 29 April 2011 s/d 09 November

2011;

7. Mualim I, KM. Freedom, tanggal 23 September 2012 s/d 02 Juli

2013;

8. Mualim I, KM. Isa Clarity, tanggal 25 April 2014 s/d 12 Oktober

2014;

9. Mualim I, KM. Pataya III, tanggal 19 Mei 2016 s/d kejadian.

b. Tanggal 04 Agustus 2016, pukul 13.50 Wib KM. Pataya III bertolak

dari Pelabuhan Belawan dengan Tujuan Surabaya, muatan kosong,

awak kapal 18 (delapan belas) orang dan 2 (dua) orang kadet untuk

melaksanakan docking di Surabaya;

c. Pukul 16.00 WIB Nakhoda mendapat perintah via telepon dari

manager operasional kapal Bapak Wenni agar melakukan Deviasi

tujuan ke Pelabuhan Teluk Bayur untuk memuat semen, dikarenakan

Dock Space di Surabaya belum tersedia;

d. Tanggal 05 Agustus 2016, pukul 03.00 WIB terkena cuaca buruk,

tinggi gelombang mencapai 3 (tiga) meter, kecepatan angin tidak

tahu persis, Nakhoda memerintahkan berlindung dengan berlabuh

jangkar kiri 4,5 segel, di dekat Pantai Ulele;

e. Tanggal 10 Agustus 2016, lebih kurang pukul 07.00 WIB kapal

melakukan persiapan 1 (satu) jam untuk olah gerak (OHN) pada

pukul 08.00 WIB, hibob jangkar, ternyata mesin jangkar tidak mampu

mengangkat jangkar karena pompa hidrolik tidak berfungsi secara

maksimal, kemudian diupayakan dibantu dengan mesin derek nomor

2 sampai dengan pukul 12.00 WIB, namun tidak berhasil dan kapal

mulai larat;

f. Pukul ...

11

f. Pukul 13.00 WIB kapal mencoba mengolah gerak maju agar

meringankan mesin jangkar untuk mengangkat jangkar, ternyata

mesin induk pada Cylinder Head nomor 5 mengalami kebocoran dan

KKM meminta untuk perbaikan mesin dengan mematikan mesin induk

namun kapal terus larat yang akhirnya pada pukul 22.25 WIB kapal

terdampar di Pantai Balik Gunung Pulau Sabang pada Koordinat 05º

50,50’ U - 095º 15,25’ T;

g. Setelah kapal kandas, perbaikan mesin selesai, dicoba kembali

mengolah gerak mesin mundur untuk melepas dari kandasnya namun

tidak berhasil, karena angin semakin kencang dan ombak semakin

besar dari arah buritan;

h. Saksi diperintah Nakhoda untuk memeriksa tanki-tanki balas, palka,

menentukan posisi kapal dan menyiapkan alat – alat keselamatan

yang dibutuhkan.

3. Saksi Mualim III, Saudara Darmin Halawa, tidak hadir dalam pemeriksaan

lanjutan, sesuai surat dari Direktur PT. Kanaka Line, nomor 259/KL-

SB/P/V/2017, dibuat di Surabaya, tanggal 31 Mei 2017, dikarenakan yang

bersangkutan sedang dalam pelayaran , dan keterangan yang diambil dari

BAPP adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Sifaorasi

Tanggal : 08 Mei 1989

Agama : -

Alamat : Jl. Kendeng No. 56 RT 8 RW 15 Sidanegara,

Cilacap, Jawa Tengah

Pendidikan

:

Umum : D III Pelayaran, di Cilacap.

Teknis : ANT III, tahun 2015, di Cilacap.

Pengalaman Berlayar :

- Mualim III, KM. Pataya III.

b. Pada tanggal 10 Agustus 2016, lebih kurang 08.00 WIB, KM. Pataya

III akan bertolak dari tempat berlindung di Pantai Ulele menuju

Pelabuhan Teluk Bayur, pada saat itu Saksi bertugas di haluan

bersama Bosun, juru mudi, dan kadet deck mendapat perintah dari

Tersangkut Nakhoda untuk menghibob jangkar, namun mesin jangkar

tidak mampu menghibob karena pompa hidrolik tidak normal;

3. Saksi ...

c. Saksi ...

12

c. Saksi terus berupaya untuk menghibob jangkar sampai pukul 12.00

WIB namun tidak berhasil;

d. Setelah Saksi istirahat siang ± pukul 13.00 WIB Tersangkut Nakhoda

memerintahkan kepada KKM untuk olah gerak mesin maju agar

meringankan kerja mesin jangkar namun, mesin induk mengalami

kerusakan pada Cylinder Head No. 5 dan hibob jangkar dihentikan

sambil menunggu perbaikan Mesin Induk;

e. Karena cuaca buruk, angin kencang datang dengan tiba-tiba, laut

berombak, sehingga kapal mulai hanyut, saksi masih stand by di

buritan menunggu perintah lebih lanjut;

f. Pada pukul 20.00 WIB Saksi melaksanakan jaga laut dan mengeplot

posisi kapal, pada saat itu posisi kapal semakin dekat ke pantai dan

melapor kepada Tersangkut Nakhoda bahwa jarak kapal dengan

pantai ± 400 meter, namun mesin induk belum selesai perbaikan,

kapal semakin hanyut ke pantai dan akhirnya kandas;

g. Upaya Saksi setelah kapal dalam keadaan kandas yaitu menenangkan

crew kapal agar tidak panik, menyiapkan alat keselamatan yang

dibutuhkan dan terus mengadakan pengamatan keliling di sekitar

kapal.

4. Saksi KKM, Saudara Rudianto, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah,

hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai

berikut :

a. Lahir di : Binjai

Tanggal : 04 September 1978

Agama : Islam

Alamat : Dusun II Hulu Besilam P.D Tualang, Langkat,

Sumatera Utara

Pendidikan

:

Umum : 1) SD, ijasah tahun 1989, di Binjai;

2) SMP, ijasah tahun 1992, di Binjai;

3) SMA, ijasah tahun 1995, di Binjai;

4) D III AMI Medan, ijasah tahun 2001, di Medan.

Teknis : ATT III, tahun 2004 di Jakarta.

Pengalaman ...

13

Pengalaman Berlayar :

1) Masinis II, KM. Sejahtera Mandiri, tahun 2010 s/d tahun 2011;

2) KKM, KM. Makmur Sejahtera, tahun 2011;

3) KKM, KM. Irza, tahun 2012;

4) KKM, KM. Isa Niaga, tahun 2014;

5) KKM, KM. Pataya III, tahun 2015 s/d kejadian.

b. Saksi beratanggung jawab terhadap pengoperasian dan perawatan

permesinan kapal, mengawasi pengisian, pemakaian Bahan Bakar

Minyak (BBM) dan membuat daftar suku cadang (spare part),

mengatur dan mengawasi tugas-tugas ABK mesin terutama perwira

mesin dan mengatur dinas jaga, tidak melaporkan ke kantor bila ada

kejadian-kejadian yang berhubungan dengan mesin;

c. Kapal digerakkan oleh 1 (satu) unit Mesin Induk merk Mitsubishi

3.800 HP, 6 (enam) silinder RPM 130, 2 (dua) unit Mesin Bantu Merk

Yanmar 135 HP x 2, dan 1 (satu) unit emergency generator 335 PK

yang ditempatkan di belakang Panel Deck atas, operasional mesin

induk menggunakan telegraf, di anjungan dioperasikan oleh perwira

jaga (yang ditunjuk) di kamar mesin diterima oleh kadet mesin;

d. Persiapan mesin OHN pukul 08.00 WIB, kapal dilakukan percobaan

mesin induk (blow up), hasilnya kondisi mesin baik, mendapat

informasi dari anjungan kapal masih dalam keadaan hibob jangkar,

winch jangkarnya lemah, KKM menuju ke haluan dan disarankan

untuk dibantu ditarik dengan menggunakan derek no. 2, namun

hasilnya kurang baik (jangkar tidak naik);

e. Lebih kurang 14.15 WIB, Nakhoda meminta maju mesin untuk

membantu hibob jangkar, namun mesin induk tidak bisa dihidupkan,

KKM perintahkan perwira jaga untuk blow up lagi, hasilnya pada

ceretan silinder nomor 5 keluar gas bercampur air, dan KKM langsung

melaporkan hasil percobaan mesin tersebut;

f. Nakhoda menanyakan KKM, bila dilaksanakan perbaikan

membutuhkan waktu berapa jam, KKM memberikan istimasi lebih

kurang 5 (lima) sampai dengan 6 (enam) jam atau paling cepat pukul

21.00 WIB sudah selesai;

g. Lebih kurang pukul 21.30 WIB, KKM melaporkan ke Nakhoda bahwa

mesin sudah siap untuk dioperasikan, pukul 21.15 WIB Nakhoda

minta mundur, mesin keadaan mundur lebih kurang 15 menit

Nakhoda minta stop mesin, KKM memerintahkan kadet untuk melihat

kondisi di luar kapal, dilaporkan kapal sudah dekat dengan pantai,

KKM ...

14

KKM keluar melihat kondisi kapal, saksi mendengar kapal sedang olah

gerak, KKM kembali lagi ke kamar mesin, tidak lama mesin stop,

menerima telepon dari anjungan untuk stand by mesin menunggu air

pasang;

h. Pukul 22.00 WIB, dicoba lagi untuk olah gerak, namun kapal tidak

berhasil keluar dari kandas, Nakhoda memerintah untuk selesai olah

gerak FWE (Finish With Engine), dan lihat-lihat keadaan kamar

mesin;

i. Tanggal 11 Agustus 2016 lebih kurang pukul 06.30 WIB, KKM

menerima laporan dari juru minyak, di got kamar mesin volume

airnya bertambah, KKM langsung menuju kamar mesin dan mencari

sumber datangnya air (kebocoran), namun tidak diketemukan, dan

dilaporkan kondisi kamar mesin tersebut ke Mualim I dan Nakhoda,

Nakhoda memerintahkan Mualim I untuk melihat ke palkah, ternyata

di palkah sudah banyak air yang masuk ke palkah;

j. Pukul 09.00 WIB Nakhoda diperintahkan untuk meninggalkan kapal,

berkumpul di pinggir pantai, di tenda yang sudah disiapkan oleh

Angkatan Laut.

5. Saksi Masinis I, Saudara Manahan Sitinjak, tidak hadir dalam pemeriksaan

lanjutan, sesuai surat dari Direktur PT. Kanaka Line, nomor 259/KL-

SB/P/V/2017, dibuat di Surabaya, tanggal 31 Mei 2017, dikarenakan yang

bersangkutan tidak dapat dihubungi, dan keterangan yang diambil dari

BAPP adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Parmonangan

Tanggal : 14 Oktober 1989

Agama : -

Alamat : Perumahan Arga Guna Lestari Blok G No. 16 Batu

Aji Batam

Pendidikan

:

Umum : 1) SMA Pelayaran, di Pulau Samosir, Sumatera

Utara;

2) DIII Maritim, di Medan.

Teknis : ATT III, ijasah tahun 2016, di Jakarta.

Pengalaman Berlayar :

Masinis I, KM. Pataya III.

b. Tanggal ...

15

b. Tanggal 10 Agustus 2016, KM. Pataya III berlabuh di Pulau Lumpai -

Aceh dan Saksi mendapat perintah dari dek, 1 (satu) jam persiapan

untuk olah gerak (OHN), kemudian Saksi menuju kamar mesin untuk

mempersiapkan mesin induk untuk olah gerak, mendapat perintah

dari anjungan untuk menghidupkan mesin induk, mesin induk tidak

dapat dihidupkan dan setelah dilakukan pemeriksaan cylinder head

nomor 5 retak dan bocor keluar air;

c. Kemudian KKM memerintahkan ABK mesin untuk melakukan Over

Haul Mesin Induk, setelah selesai perbaikan Saksi mencoba

menghidupkan Mesin Induk, Mesin Induk siap untuk dioperasikan,

namun kapal terlebih dahulu kandas;

d. Mesin induk menggunakan sistem anker bar dan saat kejadian yang

melakukan manuver adalah Masinis I;

e. Saksi tidak mengetahui berapa RPM maksimal kapal saat mundur

karena cabel RPM-nya putus;

f. Setelah ada telegraf dari anjungan ke kamar mesin, mesin induk

dinyatakan selesai (Finish With Engine), kapal sudah kandas dan

terkena goncangan ombak sehingga kapal terhempas ke pantai

berkarang dan mengalami kebocoran.

6. Saksi Masinis II, Saudara Herman Salva, dalam keadaan sehat, dibawah

sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan

sebagai berikut :

a. Lahir di : Panuli, Toraja Utara

Tanggal : 20 Juni 1991

Agama : -

Alamat : Jl. Bung Lorong Perjuangan No. 29C Makassar

Pendidikan

:

Umum : 1) SD, ijasah tahun 2004, di Panuli, Toraja Utara;

2) SMP, ijasah tahun 2007, di Sapan, Toraja Utara;

3) SMA, ijasah tahun 2010, di Buntu Pepasan;

4) D III Pelayaran, ijasah tahun 2015, di Jakarta;

Teknis : 1) ATT III, ijasah tahun 2015, di Jakarta;

2) ANT II, ijazah tahun 2011 di Jakarta.

Pengalaman ...

16

Pengalaman Berlayar :

1) Masinis III, KM. Pataya III, bulan Januari s/d Maret 2016;

2) Masinis II, KM. Pataya II, bulan April 2016 s/d kejadian.

b. Masinis II bertanggung jawab terhadap Mesin bantu, kompresor

udara, dan laporan penggunaan bahan bakar, Oil Water Separator

(OWS) tidak dapat digunakan (rusak), motor bantu nomor II rusak

(tidak bisa diparalelkan), berlayar dan bongkar muat menggunakan

genset yang diluar kamar mesin;

c. Dalam pelayarannya dari Pelabuhan Belawan menuju Pelabuhan

Teluk Bayur, Padang, kapal mengalami kerusakan pada flexible turbo

charge, kapal berlabuh jangkar dan dilaksanakan perbaikan serta

perbaikan klep nomor 1 (satu), setelah selesai kapal hibob jangkar,

saat hibob jangkar kondisi mesin jangkar lambat berputarnya;

d. Tanggal 10 Agustus 2016 pukul 07.00 WIB, posisi kapal masih

berlindung di Pulau Lumpai - Aceh, kapal untuk persiapan berangkat

OHN, kondisi mesin induk normal, 08.20 WIB Nakhoda

memerintahkan hibob jangkar, namun pompa hidrolik tidak dapat

bekerja maksimal, pukul 13.00 WIB Nakhoda memerintahkan untuk

mesin maju untuk meringankan hibob jangkar, namun mesin induk

tidak dioperasionalkan;

e. KKM memerintahkan kepada Saksi, Mesin Induk dihidupkan tanpa

beban dan dibuka ceratnya (Blow Up), pada silinder nomor 5

terdapat ceratan gas buang bercampur air, ruang pembilasan juga

sudah penuh dengan air, KKM melaporkan kepada Nakhoda tentang

kebocoran tersebut, dan KKM memerintahkan kepada masinis untuk

segera dilaksanakan perbaikan;

f. Pukul 14.00 WIB mulai dilakukan perbaikan pada silinder nomor 5

oleh semua ABK mesin, kecuali mandor mesin yang sudah turun

sebelum kapal berangkat dari Pelabuhan Belawan;

g. Lebih kurang pukul 22.00 WIB perbaikan mesin induk selesai

dikerjakan, KKM memerintahkan pada Saksi agar mesin induk untuk

di Blow Up dan mesin induk siap dioperasionalkan, pukul 22.10 WIB

dari Anjungan meminta mesin mundur, mesin hidup lebih kurang 5

menit lalu mesin mati, pukul 22.30 WIB dari Anjungan meminta

kembali mesin mundur terus stop, pukul 22.37 WIB meminta mundur

kembali, mesin hidup namun kapal tidak bergerak, stop engine pukul

22.40 WIB selesai olah gerak. Finish With Engine (FWE);

h. Selama ...

17

h. Selama Saksi jaga di kamar mesin, air masuk ke kamar mesin

disebelah mesin induk dibawah sea chest, air mengalir tapi tidak

menyembur, KKM memerintahkan untuk menjalankan pompa GS dan

pompa ballas, namun pompa tidak mampu mengatasi, dan hasilnya

dilaporkan kepada Nakhoda dan Mualim I, pukul 03.00 WIB pompa

dimatikan, saat itu kamar mesin belum terendam, pukul 09.00 WIB

Nakhoda memerintahkan untuk meninggalkan kapal dengan

menggunakan tangga monyet.

7. Saksi Juru Mudi, Saudara Ahmad Sujud, tidak hadir dalam pemeriksaan

lanjutan, sesuai surat dari Direktur PT. Kanaka Line, nomor 259/KL-

SB/P/V/2017, dibuat di Surabaya, tanggal 31 Mei 2017, dikarenakan yang

bersangkutan sedang mengikuti ujian, dan keterangan yang diambil dari

BAPP adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Tuban

Tanggal : 31 Agustus 1991

Agama : -

Alamat : Desa Campur Rejo RT 01 RW 02 Kecamatan

Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur

Pendidikan

:

Umum : SMK Pelayaran, di Jakarta;

Teknis : ANTD, ijasah tahun 2011, di Jakarta

Pengalaman Berlayar :

Juru Mudi, KM. Pataya III.

b. Saksi bekerja diatas kapal KM. Pataya III lebih kurang 3 (tiga) bulan

sebagai Jurumudi III;

c. Saksi menerangkan bahwa Radar, GPS, Radio VHF, dan Kemudi

berfungsi dengan baik;

d. Pada saat kapal hibob jangkar, Saksi berada di haluan bersama

dengan Bosun, namun mesin jangkar tidak dapat bekerja secara

maksimal dan atas perintah Mualim III, Saksi melakukan stopper

rantai jangkar dengan besi agar rantai jangkar tidak melorot;

e. Pada tanggal 10 Agustus 2016, saat Saksi berada di anjungan untuk

melaksanakan dinas jaga 08.00 – 12.00 tiba-tiba cuaca buruk, angin

kencang, ombak besar, dan mengakibatkan kapal hanyut, Nakhoda

perintahkan Saksi untuk memegang kemudi (standby) dan

perintahkan kepada Mualim I untuk olah gerak maju, namun mesin

induk tidak dapat bergerak maju;

f. Pukul ...

18

f. Pukul 20.00-24.00, Saksi berada di ajungan menunggu perintah

Nakhoda dan saat kapal kandas Saksi masih berada di ajungan

memegang kemudi, Saksi mendengar bahwa perbaikan mesin induk

telah selesai, Nakhoda memerintahkan untuk mesin olah gerak

mundur namun tidak berhasil lepas dari kandas;

g. Setelah kapal kandas, Nakhoda memerintahkan Saksi untuk

melakukan pengamatan keliling dan melaporkan kembali hasil

pengamatan keliling tersebut, Saksi melaporkan bahwa kapal kandas

diatas karang.

8. Saksi Juru Minyak, Saudara Yudi Azhari, tidak hadir dalam pemeriksaan

lanjutan, sesuai surat dari Direktur PT. Kanaka Line, nomor 259/KL-

SB/P/V/2017, dibuat di Surabaya, tanggal 31 Mei 2017, dikarenakan yang

bersangkutan tidak dapat dihubungi, dan keterangan yang diambil dari

BAPP adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Medan

Tanggal : 28 Oktober 1989

Agama : -

Alamat : Jl. Young Panah Hijau Gg. Famili LK-5 Medan

Pendidikan

:

Umum : SMK Pelayaran, di Medan.

Teknis : ANTD, ijasah tahun 2011 di Jakarta

Pengalaman Berlayar :

Juru Minyak, KM. Pataya III.

b. Tanggal 10 Agustus 2016, Saksi berada di kamar mesin untuk

melakukan perbaikan mesin induk karena mengalami kerusakan pada

cylinder nomor 5, lebih kurang 4 jam kemudian mesin induk berfungsi

kembali dan setelah berhasil diperbaiki Masinis I melapor kepada

Nakhoda bahwa mesin induk sudah selesai diperbaiki, namun tiba-tiba

kapal mengalami benturan dan anjungan meminta kapal mundur

namun tidak dapat karena kapal telah kandas.

c. Saksi tidak mengetahui RPM maksimal saat kapal mundur karena

kabel RPMnya putus. Mesin induk menggunakan sistem anker bar;

d. Setelah kapal kandas Saksi berjaga menunggu perintah dari perwira.

9. Saksi ...

19

9. Saksi Direktur PT Kanaka Line, Saudara Revol Karepowan, dalam keadaan

sehat, dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan

keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Manado

Tanggal : 03 Maret 1960

Agama : -

Alamat : Jl. Mondokan Baru III No. 8 Surabaya

Pendidikan

:

Umum : 1) SD, ijasah tahun 1972, di Manado;

2) SMP, ijasah tahun 1976, di Manado;

3) SMA, ijasah tahun 1979, di Manado;

4) S1 Teknik, ijasah tahun 1984, di Manado.

Teknis : ANTD, ijasah tahun 2011, di Jakarta

Pengalaman Berlayar :

1) Teknik, PT SPIL, tahun 1981 s/d 1989;

2) Teknik, PT SBA, tahun 1989 s/d 1998;

3) Teknik, PT MSP, tahun 1998 s/d 2010;

4) Subcon, Service Repair Tim AC, tahun 2010 s/d 2011;

5) Direktur, PT Kanaka Line, tahun 2011 s/d sekarang.

b. Tugas utama sebagai Direktur adalah untuk menyelaraskan tugas di

darat maupun dikapal untuk kelancaran operasional, melakukan

pengawasan, memegang kebijakan, dan membawahi Manajer

Operasional, DPA, Bagian Teknik dan Bagian Logistik;

c. Saksi mengetahui adanya kecelakaan kapal dari Nakhoda melalui

telepon langsung saat Saksi berada di dalam mobil, karena dalam

keadaan darurat maka Nakhoda langsung telepon kepada Direktur,

Saksi memberikan arahan, amati kapal apabila membahayakan

kumpulkan di Muster Station dan agar menyelamatkan semua ABK;

d. Keesokan harinya Saksi datang ke lokasi untuk melihat kondisi kapal

dan Awak Kapal;

e. Saksi mengakui bahwa kebijakan deviasi kapal yang diputuskan

berdasarkan hasil rapat dengan Tim Teknis Marketing, DPA, Bagian

Teknis dan Nakhoda tidak menolak;

f. Pengurusan ...

20

f. Pengurusan Sertifikat Kapal oleh Manager Operasional, ketika

memutuskan deviasi, perusahaan sudah mengetahui adanya

rekomendasi dari BKI dan 2 (dua) sertifikat yang diterbitkan oleh

Syahbandar Belawan untuk 1 (satu) kali pelayaran menuju Surabaya

tanpa muatan.

10. Saksi DPA, Saudara Rafael Olinger, S. Sos., dalam keadaan sehat,

dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan

keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Jakarta

Tanggal : 09 April 1958

Agama : -

Alamat : Temunggung Wetan II No. 32 B Surabaya

Pendidikan

:

Umum : 1) SD, ijasah tahun 1973, di Jakarta;

2) SMP, ijasah tahun 1976, di Jakarta;

3) SMA, ijasah tahun 1980, di Surabaya;

4) S1, ijasah tahun 2000, di Surabaya;

Teknis : -

Pengalaman Berlayar :

DPA, PT Kanaka Line, bulan Juni 2016 s/d sekarang.

b. Bekerja di Perusahaan PT. Kanaka Line sejak bulan Juni 2016 dan

diangkat menjadi DPA mulai bulan Januari 2017;

c. Bertugas menjamin pengoperasian kapal secara aman,

menghubungkan antara Pimpinan Tertinggi perusahaan dengan Awak

Kapal;

d. Belum pernah mengikuti Pendidikan/Pelatihan sebagai DPA;

e. Mengetahui kejadian kandas KM. Pataya III dari Direktur PT. Kanaka

Line, Bapak Revol;

f. Tidak mengetahui kondisi kapal sama sekali dan tidak pernah

berkomunikasi dengan Nakhoda.

11. Saksi ...

21

11. Saksi Manager PT Kanaka Line, Saudara Wenny Karouw, dalam keadaan

sehat, dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan

keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Manado

Tanggal : 06 Februari 1951

Agama : -

Alamat : Sidotopo Wetan Indah I No. 74 Surabaya

Pendidikan

:

Umum : 1) SD, ijasah tahun 1963, di Manado;

2) SMP, ijasah tahun 1966, di Manado;

3) SMA, ijasah tahun 1969, di Manado;

Teknis : -

Pengalaman Berlayar :

1) Kabag Bongkar Muat, PT Tanto Intim Line, tahun 1976 s/d 2000;

2) Manager Operasional, PT Kanaka Line, tahun 2011 s/d sekarang.

b. Tugas utama adalah mengupayakan supaya operasional kapal lancar

termasuk menerima laporan kondisi sertifikat kapal-kapal dan

mencari muatan;

c. Menandatangani surat perintah deviasi dari Belawan ke Padang atas

perintah Direktur Bapak Revol untuk memuat semen, walaupun saksi

mengetahui sertifikat kapal untuk satu kali pelayaran dari Belawan ke

Surabaya tidak membawa muatan;

d. Mengetahui kecelakaan kandasnya KM. Pataya III berdasarkan

informasi dari Bapak Revol.

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Mahkamah Pelayaran atas dasar penelitian dan pemeriksaan lanjutan secara

seksama terhadap berkas Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP),

dan serta keterangan-keterangan yang diberikan Tersangkut dan Para Saksi

dihadapan Sidang ke -1 Pemeriksaan Lanjutan hari Rabu dan Kamis, tanggal

17 dan 18 Mei 2017, di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas

V Sabang, Sidang ke-2 hari Senin, tanggal 05 Juni 2017, di Kantor Mahkamah

Pelayaran Jakarta, sehubungan dengan kandasnya KM. Pataya III, di Pantai

Balik Gunung Pulau Sabang telah sampai pada pendapat sebagai berikut :

I. Tentang ...

22

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal.

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif, dan berdasarkan

hasil pemeriksaan lanjutan terhadap Tersangkut dan para Saksi, maka

keadaan kapal, surat kapal, dan Awak Kapal dapat disimpulkan sebagai

berikut :

a. Kapal.

KM. Pataya III eks Coltan adalah jenis kapal barang kontruksi baja

berbendera Indonesia dengan ukuran P X L X D (m) = 96,00 X 16,20

X 8,20 (m), GT 3720 – NT 2288, dibangun di Jepang pada tahun 1984

dengan jumlah geladak 1 (satu) dan berbaling-baling 1 (satu),

berlayar untuk daerah pelayaran kawasan Indonesia.

Kapal digerakkan oleh mesin penggerak utama merk Mitsubishi

berkekuatan 3800 HP dan dibantu oleh 2 (dua) unit mesin bantu merk

Yanmar berkekuatan 2 X 230 HP serta 1 (satu) unit mesin bantu

lainnya yang berada diluar kamar mesin, akan tetapi sekoci dan

jangkar kirinya tidak dapat difungsikan atau diturunkan.

b. Surat - Surat Kapal.

KM. Pataya III memiliki sertifikat-sertifikat yang menunjukan kondisi

kapal perlu dilakukan perbaikan seperti :

- Sertifikat Klasifikasi Lambung terdapat catatan-catatan (visa) dari

Surveyor BKI klas diberlakukan kembali dan dipertahankan untuk

sekali jalan tanpa muatan dari Belawan menuju Surabaya;

- Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang dikeluarkan di

Belawan tanggal 2 Agustus 2016 berlaku sampai dengan 16

Agustus 2016 (1 kali pelayaran dari Belawan tujuan Surabaya

tanpa muatan);

- Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang dikeluarkan di

Belawan tanggal 2 Agustus 2016 berlaku sampai dengan 16

Agustus 2016 (1 kali pelayaran dari Belawan tujuan Surabaya

tanpa muatan).

c. Awak Kapal.

KM. Pataya III diawaki oleh 18 (delapan belas) orang awak kapal

termasuk Nakhoda, dengan susunan perwira kapal berdasarkan

Daftar Awak Kapal yang dibuat oleh Nakhoda tanggal 12 Juli 2016

adalah sebagai berikut :

Bagian Deck...

23

Bagian Deck Nakhoda : Adolf Karauwan ijasah ANT I tahun 2013; Mualim I : Jhon Sangka

Masarrang ijasah ANT II tahun 2015;

Mualim II : Seberius Halawa ijasah ANT III tahun 2014; Mualim III : Darmin Halawa ijazah ANT III tahun 2015. Bagian Mesin KKM : Rudianto ijasah ATT III tahun 2004; Masinis I : Manahan Sitinjak ijasah ATT III tahun 2013; Masinis II : Herman Salva ijasah ATT III tahun 2015; Masinis III : Kuwat ijazah ATT III tahun 2015.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa KM.

Pataya III pada saat kandas memiliki kondisi lambung dan mesin

serta perlengkapan dan konstruksi yang harus diperbaiki sesuai

dengan sertifikat-sertifikat yang menunjukan bahwa kondisi kapal

harus melakukan 1 (satu) kali jalan ke Surabaya tanpa muatan untuk

perbaikan. Sedangkan pengawakannya telah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan, hanya saja terdapat 2 (dua) orang

teknisi las yang tidak terdokumen pelayar.

2. Tentang Cuaca.

Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan

Geofisika, dan berdasarkan keterangan tersangkut dan para Saksi, maka

mengenai keadaan cuaca pada saat kejadian kecelakaan kapal di lokasi

kejadian adalah sebagai berikut :

a. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun

Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal

27 April 2017, bahwa keadaan cuaca pada tanggal 10 Agustus 2016,

pukul 22.25 WIB, di sekitar Pantai Balik Gunung Pulau Sabang

tersebut adalah sebagai berikut :

Cuaca : Berawan banyak dan terjadi hujan ringan

Arah dan Kecepatan Angin : Barat Daya, 18,2 – 25,4/26,4 Knots Rata-rata : Beaufort Scale 5-6 Arah dan Kecepatan Arus : Timur – Tenggara, 25,8 – 26,2/50.1

Cm/dt Tinggi Gelombang : Barat Daya, 1,4 M – 2,4 M Jarak Penglihatan : 3,0 – 5,0 Mil

b. Menurut ...

24

b. Menurut keterangan tersangkut Nakhoda dan para Saksi dalam BAPP

dan keterangan dalam Sidang pemeriksaan lanjutan Mahkamah

Pelayaran, bahwa saat kejadian keadaan cuaca langit cerah, angin

kencang, laut berombak lebih kurang 2–3 meter, daya tampak bagus

(good visibility).

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan

Tersangkut dan para Saksi dapat diterima.

3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal.

Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan

kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan

dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut :

a. Keadaan Muatan.

Sesuai keterangan para saksi pada pemeriksaan lanjutan dan bukti

tertulis SPB dinyatakan bahwa KM. Pataya III saat berangkat dari

Belawan sampai terjadi kecelakaan kandas tanpa muatan (kosong).

b. Keadaan Stabilitas.

KM. Pataya III sebelum kejadian kondisi stabilitas positif dan setelah

kejadian (kandas) kapal tetap tegak walaupun terdapat kebocoran,

keadaan stabilitas positif.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan

muatan dan stabilitas KM. Pataya III sebelum dan sesudah kejadian dapat

diterima.

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-

aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan

pelaut yang baik (good seamanship), maka cara bernavigasi dan cara

berolah gerak dinilai sebagai berikut :

a. Tentang Navigasi.

KM. Pataya III sedang berlabuh jangkar di Pantai Lumpai Aceh dalam

rangka berlindung (shelter) ketika menghibob jangkar ternyata mesin

jangkar tidak mampu. Sehingga kapal tidak sedang bernavigasi;

b. Tentang ...

25

b. Tentang Olah Gerak.

KM. Pataya III sedang berlabuh jangkar di Pantai Lumpai Aceh dalam

rangka berlindung (shelter) ketika menghibob jangkar ternyata mesin

jangkar tidak mampu, Tersangkut Nakhoda berolah gerak dengan

mesin maju untuk membantu meringankan mesin jangkar, tetapi

terjadi kerusakan pada mesin induk dan mesin induk tidak bisa hidup,

dan kapal tidak sedang berolah gerak;

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa KM. Pataya

III tidak sedang bernavigasi dan berolah gerak.

5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan.

Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam),

dokumen, faktor teknis, faktor manusia, dan faktor organisasi mengenai

kecelakaan kapal kandasnya KM. Pataya III tersebut, maka penyebab

terjadinya kecelakaan adalah sebagai berikut :

a. KM. Pataya III GT. 3.720, berbendera Indonesia, berdasarkan

Sertifikat kapal adalah jenis kapal barang (Cargo Ship). Sesuai SK

Dutjenhubla Nomor HK.103/1/4/DJPL-14, tanggal 30 Januari 2014,

tentang pengedokan (perlimbungan kapal bendera Indonesia dengan

jangka waktu Dock paling lama 12 (dua belas) bulan, sedangkan KM.

Pataya III dock terakhir dilaksanakan di Gresik, pada tanggal 17 Juni

2015 sampai dengan 05 Juli 2015;

b. Berdasarkan Sertifikat Keselamatan Perlengkapan kapal barang Nomor

PK.001/21/sby.blw.2016, tanggal 02 Agustus 2016, hanya diijinkan

untuk berlayar 1x (satu) Pelayaran dari Belawan tujuan Surabaya

tanpa muatan;

c. Sertifikat Keselamatan Kontruksi kapal barang Nomor

PK.001/21/07/sby.blw.2016, tanggal 02 Agustus 2016, diterbitkan oleh

Syahbandar Utama Belawan bahwa KM. Pataya III hanya diijinkan

untuk berlayar 1x (satu) Pelayaran dari Belawan tujuan Surabaya

tanpa muatan;

d. Survey klas (Biro Klasifikasi Indonesia) yang dilaksanakan pada tanggal

01 Agustus 2016) untuk Sertifikat garis muat (Load Line Certificate),

Sertifikat Lambung (Hull Certificate), dan Sertifikat Mesin (Machinery

Certificate) berlaku s/d tanggal 16 Agustus 2016;

e. KM. Pataya...

26

e. KM. Pataya III dengan kondisi kapal yang tidak laik laut yang sesuai

sertifikat seharusnya kapal dari Belawan menuju Surabaya (1 kali jalan

tanpa muatan) namun, oleh perusahaan diperintahkan kepada

nakhoda untuk melakukan deviasi menuju ke Pelabuhan Teluk Bayur

untuk memuat semen yang rute pelayarannya harus melayari perairan

Aceh dan Samudera Hindia yang karakteristik lautnya selalu berombak

besar;

f. Tersangkut Nakhoda yang mengetahui kondisi dan karakteristik laut

yang akan dilayarinya serta sertifikat kelaikan yang hanya 1 (satu) kali

jalan dan tanpa muatan tidak menolak perintah perusahaan untuk

melakukan deviasi ke Pelabuhan Teluk Bayur;

g. Ketika kapal menghibob jangkar di tempat berlabuh jangkar akan

bertolak dari tempat berlindung (shelter) ternyata mesin jangkar

(winch) tidak mampu menghibob rantai jangkar, dan ketika mesin

induk dimajukan, terjadi kerusakan pada Silinder Head nomor 5

sehingga mesin induk tidak dapat digunakan, adanya angin kencang

dan ombak dari haluan mengakibatkan kapal larat dan hanyut sampai

kandas di Pantai Balik Gunung Pulau Sabang.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kejadian

kandasnya KM. Pataya III merupakan rangkaian sebab-akibat dari teknis

perawatan kapal dan manajemen pengoperasian kapal yang tidak

memadai.

6. Tentang Upaya Penyelamatan.

Berdasarkan pemeriksaan data dalam Berita Acara Pemeriksaan

Pendahuluan, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka

mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Setelah kapal kandas lebih kurang pukul 22.25 WIB, beberapa saat

kemudian perbaikan mesin induk selesai, Nakhoda mencoba untuk

mengolah gerak kapal mundur, namun kapal tidak berhasil lepas dari

kandas karena ombak dan angin masih kencang dari arah buritan;

b. Nakhoda memerintahkan kepada Mualim I dan Mualim II untuk

segera memeriksa tanki-tanki ballas, palka, mengeplot posisi kandas

dan menyiapkan alat-alat keselamatan yang dibutuhkan,

memerintahkan kepada KKM dan para masinis agar segera memeriksa

pompa-pompa dan kamar mesin untuk memastikan ada tidaknya

kebocoran;

c. Pukul ...

27

c. Pukul 07.00 WIB tanggal 11 Agustus 2016 dari hasil pemeriksaan,

laporan dari Masinis II kamar mesin sudah kemasukan air setinggi

lebih kurang 3 (tiga) meter, Mualim I dan Mualim II melaporkan,

keadaan ruang muat kapal no. 2 sudah kemasukan air lebih kurang 3

(tiga) meter dan ruang muat no. 1 masih keadaan aman;

d. Lebih kurang pukul 08.10 WIB, Nakhoda memerintahkan untuk

meninggalkan kapal dengan berenang dan berpegangan tali untuk

menuju ke pantai, jarak kapal ke pantai lebih kurang 40 meter, hal ini

dikarenakan sekoci kiri dan kanan tidak dapat dipergunakan, dalam

kecelakaan ini semua awak kapal selamat.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya

penyelamatan yang dilakukan oleh Tersangkut Nakhoda KM. Pataya III

dapat diterima.

7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, dalam kasus kandasnya

KM. Pataya III, pada tanggal 10 Agustus 2016, pukul 22.25 WIB, di

Pantai Balik Gunung Pulau Sabang, maka beban tanggung jawab

terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut :

a. Rangkaian peristiwa kejadian kandasnya KM. Pataya III merupakan

rangkaian sebab akibat yang diawali dari kesalahan Tersangkut

Nakhoda yang mengetahui kondisi kapalnya tidak laik laut tetapi tidak

menolak ketika diperintahkan untuk melakukan deviasi ke Pelabuhan

Teluk Bayur yang karakteristik lautnya selalu berombak besar;

b. Pemilik kapal yang mengetahui kondisi kapalnya sudah waktunya

untuk perbaikan yang dibuktikan adanya sertifikat-sertifikat yang

berlaku untuk 1 (satu) kali pelayaran tanpa muatan tetapi

perusahaan memaksakan untuk melakukan penyimpangan (deviasi)

ke Pelabuhan Teluk Bayur untuk memuat semen.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa Tersangkut

Nahkoda dalam merencanakan pelayarannya tidak sesuai dengan

kebiasaan pelaut yang balk (good seamanship) sehingga dinilai telah lalai

memenuhi kewajibannya sebagai Nakhoda sesuai amanat Pasal 342 Kitab

Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).

8. Tentang...

28

8. Tentang Hal – Hal Yang Meringankan dan Yang Memberatkan

a. Hal – hal yang meringankan.

Tidak Ada.

b. Hal – hal yang memberatkan.

Tidak Ada.

D. PUTUSAN

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas berdasarkan Pasal 373 huruf

(a) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 253 ayat (1) huruf

(b), dan ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008,

tentang Pelayaran, dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1

Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan

mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah

Pelayaran :

MEMUTUSKAN

I. Menyatakan bahwa sidang pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal dan

sidang putusan tentang kandasnya KM. Pataya III, tanpa dihadiri oleh

Tersangkut Nakhoda Adolf Karauwan dilaksanakan secara in absentia.

II. Menyatakan bahwa kandasnya KM. Pataya III, tanggal 10 Agustus 2016,

pukul 22.25 WIB, di Pantai Balik Gunung Pulau Sabang, disebabkan karena

kandasnya KM. Pataya III merupakan rangkaian sebab-akibat dari teknis

perawatan kapal dan manajemen pengoperasian kapal yang tidak

memadai.

III. Menyatakan bahwa Tersangkut Nakhoda KM. Pataya III terbukti secara sah

dan meyakinkan telah lalai, tidak sepenuhnya melaksanakan kewajibannya

sebagai Nakhoda sesuai Pasal 342 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

(KUHD).

IV. Menyatakan...

29

IV. Menyatakan bahwa Tersangkut Nakhoda KM. Pataya III bernama Adolf

Karauwan, lahir tanggal 30 Oktober 1957, memiliki sertifikat keahlian

pelaut ANT I Nomor 6200069464N10113, dikeluarkan di Jakarta tahun

2013 tidak dapat dihukum dikarenakan telah meninggal dunia.

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis

dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Selasa, tanggal 14 Nopember

2017, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Majelis.